perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELEMPAR BOLA KASTI MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV C SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: FAJAR ARDYYANTO X4610055
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama
: Fajar Ardyyanto
NIM
: X4610055
Jurusan/Program Studi
: JPOK/ Penjaskesrek
menyatakan bahwa skripsi saya ” UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELEMPAR BOLA KASTI MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA
KELAS IV C SEKOLAH
DASAR NEGERI 1 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Fajar Ardyyanto
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELEMPAR BOLA KASTI MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV C SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh: FAJAR ARDYYANTO X4610055
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Jasmani Kesahatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 13 Juli 2012
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dra. Hanik Liskustyawati, M. Kes.
Drs. Sugiyoto, M.Pd.
NIP. 19630608 199010 2 001
NIP. 19541112 198403 1 001
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari
: Kamis
Tanggal
: 26 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi : Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Waluyo, S.Pd., M. Or.
Sekretaris
: Slamet Widodo, S. Pd., M. Or.
Anggota I
: Dra. Hanik Liskustyawati, M. Kes.
Anggota II
: Drs. Sugiyoto, M.Pd.
Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret a.n Dekan, Pembantu Dekan I,
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si. NIP 19660415 199103 1 002
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
#Jalanilah kehidupanmu dengan iman dan taqwamu, insyaAllah kebaikan akhirat akan menemani kehidupan abadimu#
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Senantiasa ku ucap syukur pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
v ”Bapak dan Ibu Tercinta” Doamu yang tiada terputus, pengorbananmu begitu besar, kerja kerasmu yang tak kenal lelah demi kehidupan ini. Aku bangga pada kalian, terimakasih atas semua yang engkau berikan pada diri ini. Tiada kasih saying yang abadi seperti kasih sayangmu. v ”Bapak dan Ibu Dosen Pembimbing” Pembimbingku yang senantiasa membimbing, memotivasi, dan terus memberi semangat dengan penuh perhatian dan kesabaran. Terimakasih atas bimbingannya selama ini, engkau begitu berarti untuk kesuksesan yang telah menanti diriku.
v ”Keluarga Besar Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri” Terimakasih atas kerjasama dan bimbingannya selama ini, Suatu kebanggaan bisa mengajar di Sekolah Dasar Negeri favorit di Wonogiri terus maju dan sukses selalu melahirkan siswa yang berkarakter kuat dan cerdas serta berbudi luhur.
v ”Karlina Indriyaningsih” Terimakasih atas semua perhatianmu, kasih sayingmu, semangatmu yang terus ada untuk diriku, kau selalu ada dalam suka maupun duka menemani langkah hidup ku dengan penuh kesabaran. v ”Semua Sahabat Jurusan Pendidikan Olahraga dan kesehatan” Terimakasih atas semangat dukungan serta doanya. commitperjuangan to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Fajar Ardyyanto. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELEMPAR BOLA KASTI MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV C SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012 Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar melempar bola kasti melalui penggunaan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri yang berjumlah 34 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan analisis kritis. Prosedur penelitian adalah model siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar melempar bola kasti pada siswa kelas IVC Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang tuntas aspek kognitif kondisi awal 15 siswa atau 44, 12% dan pada siklus I meningkat menjadi 24 siswa 70, 59% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 31 siswa atau 91, 18%. Aspek afektif kondisi awal 16 siswa 47, 06% dan pada siklus I meningkat menjadi 20 siswa atau 58, 82% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 27 siswa atau 79,41%. Aspek psikomotor kondisi awal 14 siswa 41, 18% dan pada siklus I meningkat menjadi 25 siswa atau 73, 53% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 31 siswa atau 91, 18%. Dan hasil belajar melempar siswa kondisi awal 11 siswa atau 32,35% dan pada siklus I meningkat menjadi 19 siswa 55, 88% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 28 siswa atau 82,35%. Simpulan penelitian ini adalah penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar melempar dalam permainan kasti pada siswa kelas IVC Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri. Kata kunci: melempar, permainan kasti, alat bantu pembelajaran
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELEMPAR BOLA
KASTI
MELALUI
PENGGUNAAN
PEMBELAJARAN PADA SISWA
ALAT
BANTU
KELAS IV C SEKOLAH DASAR
NEGERI 1 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. 3. Ketua Prograrm Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebrlas Maret Surakarta. 4. Dra. Hanik Liskustyawati, M. Kes. dan Drs. Sugiyoto, M.Pd. selaku Pembimbing I dan II, yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Kepala SD Negeri I Wonogiri, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian ini. 6. Pardi, S. Pd. selaku Guru Penjasorkes SD Negeri I Wonogiri, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian. 7. Para siswa SD Negeri I Wonogiri yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. 8. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak commit to user mungkin disebutkan satu persatu. ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ..........................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN ..............................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................
v
HALAMAN MOTTO .......................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................
vii
HALAMAN ABSTRAK...................................................................
viii
KATA PENGANTAR ......................................................................
ix
DAFTAR ISI .....................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................
xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Rumusan Masalah ....................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .....................................................................
4
D. Manfaat Hasil Penelitian ..........................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................
5
A. Tinjauan Pustaka .....................................................................
5
1. Permainan Kecil ................................................................
5
a. Pengertian Permainan kecil .........................................
5
b. Macam-Macam Permainan Kecil ................................ commit to user
5
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Permainan Kasti ................................................................
7
a. Sejarah Permainan Kasti .............................................
7
b. Pengertian Permainan Kasti ........................................
7
c. Permainan Kasti Sebagai Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar ..................................................................
8
d. Alat-Alat Dalam Permainan Kasti .................................
9
e. Teknik Permainan Kasti .................................................
12
f. Pengertian Melempar .....................................................
20
g. Teknik Melempar Dalam Permainan Kasti ...................
21
3. Pembelajaran .....................................................................
24
a. Pengertian Pembelajaran ............................................
24
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran .....................................
25
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ...............
26
d. Hasil Belajar ...............................................................
27
4. Alat Bantu Pembelajaran...................................................
28
a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran ...........................
28
b. Kriteria Pemilihan Alat Bantu yang baik ....................
29
c. Fungsi Alat Bantu Pembelajaran .................................
30
d. Alat Bantu Pembelajaran Lempar Dalam Permainan Kasti ............................................................................
31
e. Pembelajaran Melempar Bola Kasti ...........................
31
B. Kerangka Berpikir ....................................................................
33
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................
35
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................
35
B. Subjek Penelitian......................................................................
36
C. Data dan Sumber Data ............................................................
37
D. Pengumpulan Data ...................................................................
37
E. Uji Validitas Data.....................................................................
38
F. Analisis Data ............................................................................
38
G. Indikator Kinerja Penelitian ..................................................... commit to user H. Prosedur Penelitian .................................................................
39
xii
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Rancangan Siklus I ............................................................
40
a. Tahap Perencanaan ......................................................
40
b. Tahap Pelaksanaan ......................................................
41
c. Pengamatan Tindakan .................................................
41
d. Tahap Evaluasi Refleksi ..............................................
41
2. Rancangan Siklus II............................................................
41
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ............................
43
A. Deskripsi Pratindakan ..............................................................
43
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus .....................................
47
1. Siklus I Pertemuan Pertama ...............................................
47
2. Siklus I Pertemuan Kedua ..................................................
51
3. Siklus I Pertemuan Ketiga ..................................................
55
4. Siklus II Pertemuan Pertama ..............................................
61
5. Siklus II Pertemuan Kedua .................................................
65
6. Siklus II Pertemuan Ketiga.................................................
68
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus .............................
73
D. Pembahasan ..............................................................................
75
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN..................................
77
A. Simpulan ..................................................................................
77
B. Implikasi...................................................................................
77
C. Saran.........................................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
79
LAMPIRAN ........................................................................................
80
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1. Tiang Hinggap...................................................................................
9
2.2. Tiang Bendera Batas .........................................................................
10
2.3. Kayu Pemukul ...................................................................................
10
2.4. Bola Kasti ..........................................................................................
11
2.5. Pen Besi.............................................................................................
11
2.6. Nomor Dada ......................................................................................
12
2.7. Menangkap Bola Melambung Tinggi ...............................................
14
2.8. Menangkap Bola Mendatar ...............................................................
14
2.9. Menangkap Bola Rendah ..................................................................
15
2.10. Menangkap Bola Sikap Duduk Berlutut .........................................
16
2.11. Menangkap Bola Sikap Jongkok Berlutut ......................................
16
2.12. Menangkap Bola Sikap Berdiri Menekuk Lutut .............................
16
2.13. Menangkap Bola Datar di Kanan Dengan Dua Tangan ..................
17
2.14. Menangkap Bola di Kanan Dengan Satu Tangan ...........................
17
2.15. Pukulan Melambung .......................................................................
18
2.16. Pukulan Mendatar ...........................................................................
18
2.17. Pukulan Merendah ..........................................................................
19
2.18. Ilustrasi Gerakan Melempar ............................................................
21
2.19. Gerakan Melempar Dari Bawah .....................................................
22
2.20. Gerakan Melempar Dari Samping ..................................................
22
2.21. Gerakan Melempar Dari Atas .........................................................
23
2.22. Gerakan Lemparan Bola Melambung Tinggi .................................
23
2.23. Gerakan Melempar Bola Mendatar .................................................
23
2.24. Gerakan Melempar Bola melambung .............................................
24
2.25. Pembelajaran lemparan ke Arah Sasaran ........................................
32
2.26. Pembelajaran Lemparan ke Sesama Teman....................................
32
2.27. Alur Kerangka berpikir ................................................................... commit to user
34
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.1. Diagram Hasil Belajar Melempar Siklus I ........................................
60
4.3. Diagram Hasil Belajar Melempar Siklus II.......................................
73
4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Aspek Kognitif ..............................
74
4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Aspek Afektif ................................
74
4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Aspek Psikomotor .........................
75
4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Kemampuan Melempar .......
75
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ....................................................
36
3.2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ...............................................
37
3.3. Persentase Target Capaian ................................................................
39
4.1. Aspek Kognitif Siswa Sebelum Tindakan .......................................
44
4.2. Aspek Afektif Siswa Sebelum Tindakan.............................................
45
4.3. Aspek Psikomotor Siswa Sebelum Tindakan ...................................
45
4.4. Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan ............................................
46
4.5. Aspek Kognitif Siswa Setelah Tindakan I .......................................
58
4.6. Aspek Afektif Setelah Tindakan I .......................................................
58
4.7. Aspek Psikomotor Setelah Tindakan I ..............................................
59
4.8. Hasil Belajar Siswa Setelah Tindakan I ............................................
60
4.9. Aspek Kognitif Siswa Setelah Tindakan II ......................................
70
4.10. Aspek Afektif Setelah Tindakan II....................................................
71
4.11. Aspek Psikomotor Setelah Tindakan II ..........................................
72
4.12. Hasil Belajar Siswa Setelah Tindakan II.........................................
72
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Daftar Nama Siswa ...............................................................................
80
2. Observasi Pra Siklus .............................................................................
81
3. Seperangkat RPP Siklus I Pertemuan Pertama .....................................
89
4. Seperangkat RPP Siklus I Pertemuan Kedua ........................................
112
5. Seperangkat RPP Siklus I Pertemuan Ketiga ........................................
135
6. Seperangkat RPP Siklus II Pertemuan Pertama ....................................
158
7. Seperangkat RPP Siklus IIPertemuan Kedua........................................
181
8. Seperangkat RPP Siklus II Pertemuan Ketiga ......................................
204
9. Dokumentasi Siklus I ............................................................................
227
10. Dokumentasi Siklus II.........................................................................
228
11. Surat-Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 229
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif serta kecerdasan emosi. Pendidikan jasmani juga sebagai proses dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup, selain itu juga salah satu alat yang penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan manusia, karena pendidikan jasmani sangat erat kaitanya dengan gerak manusia. Oleh karena itu, pendidikan merupakan hak asasi setiap manusia dalam proses mempersiapkan dirinya menuju masa depan yang lebih baik. Pendidikan jasmani dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting yaitu, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pendidikan jasmani merupakan suatu alat dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, yang sangat besar perannya dalam pembentukan dan perkembangan manusia. Tujuan pendidikan jasmani menurut Syarifuddin dan Muhadi (1992: 5) adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat. Pendidikan
jasmani
(Penjas)
mempunyai
peran
penting
untuk
meningkatkan kualitas manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat Mutohir (1992: 27) bahwa Pendidikan Jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan ketrampilan, commitserta to user kecerdasan dan perkembangan watak kepribadian yang harmonis dalam 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar, diajarkan beberapa macam jenis permainan yang terangkum dalam kurikulum pendidikan jasmani. Permainan merupakan alat untuk mempelajari fungsi hidup sebagai persiapan untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Carl Bucher mengemukakan bahwa “Permainan telah lama dikenal oleh anak-anak dan orang tua, laki-laki maupun perempuan, mampu menggerakkan untuk berlatih, bergembira dan rileksasi, permainan juga merupakan salah satu komponen utama dalam setiap program pendidikan jasmani (Herman Subarjah, 2007: 1.3). Menurut Syarifuddin dan Muhadi (1992: 136) mendefinisikan permainan kecil ada dua macam yaitu permainan kecil tanpa alat dan permainan kecil dengan alat, permainan kecil tanpa alat : gobak sodor, menjala ikan, hitam hijau, katak dan burung bangau. Sedangkan permainan kecil dengan alat: permainan kasti, permainan bola bakar, permainan rounders, dan permainan kippers. Di Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri pembelajaran penjas yang di berikan guru belum maksimal karena peralatan dan perlengkapan penjas yang adapun sangat tidak memadai, ini membuat pembelajaran penjas hanya berlangsung monoton. Keadaan seperti ini membuat siswa kurang senang dan cepat bosan oleh karena itu minat dan motivasi siswa sangat kecil dalam mengikuti pembelajaran melempar dalam permainan kasti. Selain faktor alat yang kurang memadai karateristik siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri yang manja dan semaunya sendiri juga menjadi kendala tersendiri bagi guru. Seorang guru harus mampu menciptakan sesuatu yang bisa menarik perhatian siswa agar tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. Materi yang ada dalam silabus tidak tersampaikan secara menyeluruh dengan baik, banyak siswa kelas IV C yang belum menguasai kemampuan melempar dalam permainan kasti baik melempar dari bawah atau lambungan, melempar dari samping, dan melempar dari atas. Dari jumlah siswa 34 anak hanya 32,35% atau 11 anak yang mampu melakukan gerakan melempar dengan baik,karena siswa mengalami permasalahan tersebut saat melakukan permainan to user kasti mereka sangat kesulitan, commit permainan tidak berjalan lancar dan tujuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 permainan juga tidak tercapai. Gerak melempar nantinya juga dapat di jadikan pengetahuan dasar untuk dikembangkan lagi ke cabang olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Alat bantu pembelajaran digunakan agar materi yang diberikan dapat tersapaikan dengan baik dan mudah di mengerti oleh siswa, alat yang digunakan dalam pembelajaran adalah bola tenis, bola plastik, bola berekor dan bola kasti agar siswa tidak cepat bosan dan senang dengan alat yang digunakan dalam pembelajaran melempar jadi minat dan motivasi siswa tingi untuk mengikuti pembelajaran melempar dalam permainan kasti dengan pembelajaran yang dikompetisikan dan bervariasi. Dalam pemilihan alat bantu juga dipertimbangkan faktor keekonomisan biaya, dengan biaya sedikit alat yang digunakan dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa senang dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan pengamatan selama tahap observasi yang telah dilakukan, pembelajaran pendidikan jasmani yang telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri masih terdapat beberapa kendala. Penggunaan alat yang kurang memadai dan keadaan siswa yang kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran menjadikan banyak siswa IV C belum mampu menguasai kemampuan melempar dalam permainan kasti. Berbagai masalah yang telah dikemukakan di atas melatar belakangi judul penelitian ”Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melempar Bola Kasti Melalui Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar melempar bola kasti pada siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, tujuan penelitian ini adalah: Untuk meningkatan hasil belajar melempar bola kasti melalui penggunaan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi guru pendidikan jasmani, untuk meningkatkan kreatifitas guru, dalam pembelajaran melalui penerapan alat bantu pembelajaran. 2. Bagi siswa, menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan kemampuan melempar dalam pembelajaran permainan kasti serta dapat memotivasi siswa untuk terus aktif, semangat dalam mengikuti pembelajaran penjas. 3. Bagi Lembaga Pendidikan, dapat digunakan sebagai salah satu masukan dalam pengembanagn kurikulum di tingkat sekolah dan kelas. Sehingga kualitas proses dan hasil pembelajaran di sekolah dasar dapat meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Permainan Kecil a. Pengertian Permainan Kecil Permainan kecil menurut Sukintaka (1992: 89) adalah permainan yang tidak mempunyai peraturan baku, dan tidak ada organisasi induk. Permainan kecil merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Berbagai macam permainan kecil yang di ajarkan di sekolah dasar dengan peraturan yang bervariasi diperkenalkan kepada siswa agar siswa mengerti dan paham tentang macam-macam permainan kecil itu sendiri karena permainan sejak dulu sudah ada dan perlu di kenalkan secara turun-temurun untuk menambah pengetahuan siswa dan menanamkan nilainilai yang terkandung di dalam permainan kecil. Untuk permainan kecil menggunakan alat di sebut juga dengan permainan bola kecil yaitu permainan terdiri atas sekumpulan peraturan yang membangun situasi bersaing dari dua sampai beberapa orang atau kelompok dengan memilih strategi yang dibangun untuk memaksimalkan kemenangan sendiri atau untuk
meminimalkan
kemenangan
lawan.
Peraturan
menentukan
kemungkinan tindakan untuk setiap pemain, sejumlah keterangan diterima setiap pemain sebagai kemajuan bermain.
b. Macam-Macam Permainan Kecil Permainan kecil menurut msenurut Syarifuddin dan Muhadi (1992: 136) dibagi menjadi dua yaitu permainan kecil dengan alat dan tanpa alat. Permainan kecil tanpa alat yaitu gobak sodor, menjala ikan, hitam hijau, katak dan burung bangau. Sedangkan permainan kecil menggunakan alat yang di ajarkan di Sekolah Dasar yaitu permainan kasti, permainan bola to user kippers. bakar, permainan rounders,commit dan permainan 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 1) Permainan Kasti Permainan kasti adalah permainan beregu (tim) yang dimainkan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak memukul, dan regu yang bertugas menjaga di lapangan disebut regu lapangan atau pihak lapangan. 2) Permainan Bola Bakar Permainan bola bakar adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak memukul, dan regu yang bertugas menjaga di lapangan disebut regu lapangan atau pihak lapangan. Lapangan permainan ini berbentuk segi enam beraturan dengan sebuah tiang hinggap setiap sudutnya. 3) Permainan Rounders Permainan Rounders adalah termasuk cabang olah raga permainan, termasuk dalam kelompok permainan bola pukul, sekelompok dengan soft ball, base ball dan slag-bal. Permainan rounders dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak memukul, dan regu yang bertugas menjaga di lapangan disebut regu lapangan atau pihak lapangan. Lapangan permainan rounders berbentuk segi lima beraturan dengan panjang sisi lapangan 15 meter dan pada setiap sudutnya diberi base berbentuk bujur sangkar sebagai tempat hinggap. 4) Permainan Kipers Permainan kippers adalah pengembangan dari permainan kasti, permainan kippers merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak memukul, dan regu yang bertugas menjaga di lapangan disebut regu commit to Permainan user lapangan atau pihak lapangan. ini dimainkan dilapangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 yang berbentuk empat persegi panjang yang terdiri dari ruang bebas, ruang pemukul dan ruang jaga, dimana ruang jaga terdapat dua buah ruang bebas sebagai tempat akhir dari regu pemukul sebelum kembali ke ruang pemukul.
2. Permainan Kasti a. Sejarah Permainan Kasti Permainan Kasti di Indonesia telah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda (Hindia Belanda). Kata kasti berasal dari bahasa Belanda yang artinya permainan di lapangan yang menggunakan bola kecil dan alat pemukul kayu. Permainan kasti dimainkan oleh dua regu pemain, masingmasing regu pemukul dan regu lapangan. Permainan kasti dimainkan khusus oleh anak laki-laki saja atau oleh anak perempuan, terutama dimainkan
oleh
diselenggarakan persahabatan
anak-anak
Sekolah
pertandingan
kasti
antar
sekolah,
pertandingan
untuk
memperebutkan
maupun
Dasar.
Sejak
dulu
telah
pertandingan suatu
kejuaraan, Permainan kasti juga pernah dipertandingkan dibeberapa acara nasional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa permainan ini merupakan permainan yang sangat menarik untuk dipertandingkan karena sejak zaman Belanda sampai sekarang permainan ini masih di ajarkan dan di berikan melalui program pendidikan jasmani khususnya di sekolah dasar.
b. Pengertian Permainan Kasti Menurut Waryati, Sulistyo, dan Soetarti (1993: 105) kasti berasal dari bahasa Belanda, termasuk dalam jenis olahraga permainan dengan menggunakan bola kecil atau permainan bola kecil. Kasti adalah permainan beregu (tim) yang dimainkan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu yang mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak memukul, dan regu yang commit to user bertugas menjaga di lapangan disebut regu lapangan atau pihak lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 Permainan kasti dimainkan di atas lapangan rumput yang rata berbentuk empat persegi panjang di mana lebar dan panjangnya kurang lebih berbanding 1 dengan 2. Diatas lapangan terdapat sebuah tiang hinggap untuk pertolongan pelari disebut tiang pertolongan, dan 2 buah tiang hinggap bebas yang terdapat pada bagian akhir lapangan disebut tiang bebas. Dalam permainan kasti dipergunakan alat pemukul bola dibuat dari kayu, disebut kayu pemukul, dan bola kecil. Permainan dipimpin oleh seorang wasit yang dibantu oleh 3 orang pembantu wasit dan seorang penulis nilai. Pemain regu pemukul setelah memukul bola berusaha segera berlari ke tiang bebas dengan melalui tiang pertolongan lebih dulu atau langsung lari ke tiang bebas dan kembali ke ruang bebas dengan selamat untuk mendapat nilai. Sebaliknya regu lapangan
berusaha
menggagalkan
usaha
pemain
pemukul
untuk
mendapatkan nilai dengan menangkap bola yang dipukul oleh pemain pemukul dan melempar atau menembak pelari dengan bola atau menghanguskan ruang bebas dengan bola pada waktu ruang bebas kosong (belum ada pelari yang masuk ke ruang bebas) untuk menjadi pemukul. Adapun tujuan dari masing-masing regu adalah untuk mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya. Permainan kasti dilakukan 2 babak, antara babak pertama dan babak kedua diberi waktu istirahat. Regu yang dinyatakan menang adalah regu yang sampai akhir permainan atau akhir pertandingan lebiah banyak mengumpulkan nilai.
c. Permainan Kasti Sebagai Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar Permainan kasti dapat dijadiikan alat untuk pencapaian tujuan pembelajaran penjas di sekolah dasar, melalui permainan kasti secara langsung siswa terlibat dalam peraturan yang ada dalam permainan selain itu dengan permainan kasti guru dapat menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam permainan, seperti nilai kerjasama, sportivitas, kejujuran, disiplin, tanggung jawab. Jika nilai-nilai tersebut dapat tertanam commit topenjas user tujuannya dapat tercapai dengan pada diri siswa maka pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 baik, aspek-aspek yang masuk dalam pendidikan jasmani juga dapat dilihat dalam permainan ini seperti aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Guru harus bisa mengembangkan aspek tersebut jika salah satu ditinggalkan misal aspek afektif, jika siswa tidak suka dilempar dengan bola maka dia akan mengejar dan membalasnya. Hal seperti ini tidak akan terjadi bila siswa memiliki sikap positif dalam permainan kasti dan paham tentang maksud tujuan permainan. Jadi guru harus memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada siswa agar siswa tau dan paham tentang maksud dan tujuan permainan kasti dalam pendidikan jasmani. Dengan demikian melalui permainan kasti dapat dijadikan alat untuk pencapaian tujuan pendidikan jasmani.
d. Alat-Alat Dalam Permainan Kasti Peralatan yang digunakan dalam permainan kasti ada beberapa macam, alat yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Tiang hinggap Dalam permainan kasti terdapat 3 buah tiang hinggap, 1 tiang pertolongan dan 2 buah tiang bebas. Untuk memudahkan pandangan baiklah bila tiang-tiang hinggap dicat putih, dengan di kaitkan bendera berwarna yang warna bendara batas, umpamakan berwarna biru atau hijau. Bila tiang hinggap terbuat daripada besi bagian atasnya harus dilengkungkan guna menghindari baha cidera. Adapun gambar tiang hinggap sebagai berikut:
Gambar 2.1. Tiang hinggap commit to 1993: user 10) (Waryati dkk,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 2) Tiang bendera batas Batas lapangan dan pertengahan garis samping di pancangkan tiang bendera batas pada keempat sudutnya, jadi terdapat 6 buah tiang bendera dengan tinggi sekurang-kurangnya 1,5 meter dari tanah dicat berselang-seling putih-hitam dengan bendera berwarna terang dan mudah dilihat umpamakan warna merah.Gambar tiang bedera batas sebagai berikut:
Gambar 2.2. Tiang bendera batas (Waryati dkk,1993: 10) 3) Kayu pemukul Kayu
pemukul
terbuat
dari
kayu.
Panjang
50
cm-60
cm.
Penampangnya berbentuk bulat atau bulat telur, untuk yang bulat garis tengahnya 3,5 cm, dan yang berbentuk bulat telur lebarnya 5 cm; dan tebalnya 3,5 cm. Panjang tempat pegangannya 15 cm-20cm bulat pegangan ber-ukuran 3 cm-40 cm, lebarnya 10 cm. Panjang pegangan 15cm-20 cm. Gambar kayu pemukul sebagai berikut:
Gambar 2.3. Kayu pemukul (Waryati dkk, 1993: 9) 4) Bola kasti Bola Kasti bagian luarnya terbuat dari karet atau kulit, di dalamnya di isi dengan wol, kapuk, sabut toatau commit userijuk. Keliling bola 19 cm-21 cm,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 berat bola 70 gram-80 gram. Bola harus cukup elastis tidak boleh keras, dalam pembelajaran disediakan bola paling tidak 2 orang 1 bola. Gambar bola kasti sebagai berikut:
Gambar 2.4. Bola kasti (Waryati dkk, 1993: 9) 5) Bendera untuk pembantu wasit Ukuran lebar x panjang: 20 cm x 30 cm. Warna menyolok mudah dilihat dan berlainan dengan warna bendera tiang hinggap dan bendera batas. Banyaknya 3 buah untuk 3 orang pembantu wasit. 6) Tali Tali untuk garis batas lapangan, ukuransebesar jari warna mudah dilihat, panjangnya sekurang-kurangnya 240 meter. 7) Pen besi Pen (paku) Besi: Panjangnya kurang lebih 17 cm banyaknya paling sedikit 20 buah. Pen besi digunakan untuk membuat garis batas dengan tali. Untuk menancapkan pen ke dalam tanah diperlukan alat pemukul. Gambar pen besi sebagai berikut:
Gambar 2.5. Pen besi (Waryati dkk, 1993: 11) 8) Nomor dada Nomor dada dibutuhkan sejumlah 30 buah, terbuat dari kain terdiri dari 2 macam warna. Masing-masing warna 15 buah, yaitu mulai dari nomor 1 sampai dengan nomor 12 untuk pemain inti, sedang nomor 13, 14, dan 15 untuk pemain cadangan. Tiap nomor dibuat rangkap untuk dipasang atau digantungkan di dada da di punggung supaya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 dapat dilihat dari depan dan di punggung supaya dapat dilihat dari depan dan belakang. Gambar nomor dada sebagai berikut:
Gambar 2.6. Nomor dada (Waryati dkk, 1993: 12) 9) Peluit Peluit hendaknya di pilih yang mudah di tiup dan berbunyi nyaring sehingga mudah di dengar dari jarak jauh. 10) Daftar nilai Untuk daftar nilai dapat digunakan kertas dengan perlengkapan pensil, karton dengan perlengkapan kapur atau pensil, papan tulis dengan perlengkapan kapur dan penghapus. Sebelum pertandingan hendaknya di sediakan kertas daftar nama pemain bagi masing-masing regu yang bertanding. 11) Perlengkapan pemain Perlengkapan perorangan dalam pembelajaran atau latihan antara lain baju untuk olah raga yang dibuat dari bahan yang mudah menyerap keringat, celana olahraga. Perlengkapan untuk regu tim yaitu setiap tim atau perkumpulan kasti memiliki setidaknya 2 set kostum, yang satu set sebaiknya berwarna lain sebagai cadangan apabila dai dalam suatu pertandingan kebetulan warna satu regu lawanya sama. Tiap set terdiri 15 stel.
e. Teknik Permainan Kasti Menurut Waryati dkk (1993: 111) teknik dalam permainan kasti dibagi menjadi: 1) Lari cepat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 Teknik lari cepat gerakanya adalah langkah kecil-kecil agar frekuensi langkahnya menjadi lebih banyak dengan paha di angkat setinggitingginya, badan tidak condong seperti lari atletik, sikap badan tegak supaya mudah melihat arah lapangan yang lebih luas, sering mendapat rintangan atau dihadang akan di lempar bola oleh para pemain lawan harus berhenti mendadak segera merubah arah ke samping kanan atau ke samping kiri, segera lari mundur dan seterusnya. Sudut siku lengan lebih besar dan ayunan lengan agak terbuka kebelakang, guna menjaga keseimbangan badan. Titik berat badan selalu dekat dengan tanah. 2) Menangkap bola Menangkap bola merupakan teknik yang harus dikuasai oleh pemain regu lapangan untuk memperoleh nilai tangkap bola dari pukulan lawan. Menangkap bola dapat dilakukan dari lemparan teman, dari pukulan regu pemukul, bagi pemain penangkap belakang yang berada di belakang pemukul. Berdasarkan tinggi rendahnya bola maka teknik menangkap di bedakan menjadi: a) Menangkap bola melambung tinggi Badan menghadap kearah datangnya bola. Berdiri kedua kaki kangkang ke samping kiri-kanan, kedua lutut sedikit di tekuk, pandangan kearah bola. Kedua lengan kiri dan kanan sejajar dijulurkan kearah depan di atas kepala, arah datangnya bola. Posisi pangkal telapak kedua tangn rapat ujung ibu jari kiri, ujung jari kelingking tangan kiri rapat dengan ujung jari kelingking kanan, sedang jari-jari yang lain di renggangkan dan menunjuk ke arah atas, sehingga kedua tangan membentuk mangkuk. Semua otot-otot lemas (rileks), lengan agak lurus. Pada waktu bola menyentuh tangan, semua jari ditutup kedua tangan segera di tarik ke belakang bawah agar bola tidak mudah melenting keluar, tangan tidak terasa sakit, segera sudah dalam posisi siap. Gerakan terakhir kaki kiri dipindahkan kedepan sudah dalam keadaan siap melempar. Berikut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 gambar posisi tangan menangkap bola melambung tinggi sebagai berikut:
Gambar 2.7. Menangkap bola melambung tinggi (Waryati dkk, 1993: 24) b) Menangkap bola mendatar Seperti pada menangkap bola melambung tinggi, Kedua lengan kiri dan kanan sejajar di julurkan lurus di depan dada kearah datangnya bola. Posisi pangkal telapak tangan rapat, ujung ibu jari kiri rapat dengan ujung ibu jari kanan, ujung kelingking tangan kiri rapat dengan ujung kelingking tangan kanan, sedang jari-jari yang lain di renggangkan dan kedua tangan membentuk mangkuk menunjuk datar ke arah datangnya bola. Pada waktu menyentuh tangan semua jari kedua tangan dirapatkan kedua tangan segera ditarik hingga depan dada mengikuti arah jalannya bola, semua otot-otot kendor. Berikut gambar menangkap bola mendatar sebagai berikut:
Gambar 2.8. Menangkap bola mendatar (Waryati dkk, 1993: 25) c) Menangkap bola rendah Seperti pada sikap permulaan menangkap bila melambung tingi tetapi kedua lutut ditekuk lebih rendah. Kedua lengan kirid an kanan sejajar dijulurkan lurus ke depan bawah menghadap ke arah datangnya bola. Kedua telapak tangan terbuk dirapatkan hingga kelingking tangan kiri rapat dengan jari kelingking tangan kanan. Semua otot-otot kendor. commit toPada user waktu bola menyentuh tangan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 semua jari-jari ditutup, kedua tangan segera sedikit ditarik ke belakang bawah mengikuti arah jalannya bola. Gerakan terakhir kedua tangan ditarik ke depan dada, kaki kiri dipindahkan ke depan siap untuk melempar bola. Berikut gambar menangkap bola rendah sebagai berikut:
Gambar 2.9. Menangkap bola rendah (Waryati dkk, 1993: 26) d) Menangkap bola bergulir di tanah Badan menghadap kearah datangnya bola ada tiga macam sikap: Sikap duduk berlutut, kedua lutut rapat menyentuh tanah. Sikap berjongkok berlutut, kaki kiri jongkok kaki kanan berlutut menyentuh tanah. Lutut kanan rapat dengan kaki kiri. Dengan sikap ini bola yang telah terpegang lebih cepat siap untuk dilempar daripada sikap duduk berlutut. Sikap berdiri, badan dibongkokkan ke depan bawah, kedua lutut ditekukkan sikap kedua lengan lurus ke bawah. Badan membongkok ke depan, kedua lengan kiri dan kanan sejajar dijulurkan lurus ke depan bawah menghadap ke arah datangnya bola. Kedua telapak tangn terbuka, sedangkan jari kelingking tangan kiri rapat dengan jari kelingking tangan kanan dan posisi jari yang lain agak merenggang dan sedikit di tekuk ke depan, sehingga ujung-ujung jari semuanya menyentuh tanah. Pada waktu bola menyentuh tangan semua jari ditutup, kedua tangan segera ditarik ke depan. Gerakan terakhir dengan berdiri, siap melemparkan bola. Berikut gambar menangkap bola bergulir di tanah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
Gambar 2.10. Menangkap bola sikap duduk berlutut (Waryati dkk, 1993: 26)
Gambar 2.11. Menangkap bola sikap jongkok berlutut (Waryati dkk, 1993: 26)
Gambar 2.12. Menangkap bola sikap berdiri dengan menekuk lutut (Waryati dkk, 1993: 27) e) Menangkap bola di samping badan Apabila bola datangnya melambung di sebelah kanan atau kiri badan, maka cara menangkap bol dapat dilakukan dengan menjulurkan kedua tangan ke samping kanan atau ke samping kiri badan, dengan ibu jari saling bersentuhan dan jari-jari agak merenggang serta telapak tangan menghadap kearah datangnya bola. Jika anak-anak sudah pandai menangkap bola maka dapat dilakukan dengan menggunakan satu tangan. Berikut gambar menangkap bola di samping badan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Gambar 2.13. Menangkap bola datar di kanan dengan dua tangan (Waryati dkk, 1993: 27)
Gambar 2.14. Menangkap bola datar di kanan dengan satu tangan (Waryati dkk, 1993: 27) f) Menangkap bola bagi pemain penjaga belakang. Teknik menangkap bola pemain belakang sama saja dengan teknik menangkap bola pemain lapangan lainnya hanya ia harus menghadap kearah pelambung. Berdiri kedua kaki kangkang ke samping, kedua lutut ditekuk, badan sedikit membungkuk kedepan. Kedua lengan dijulurkan kearah depan tingginya sesuai dengan permainan pemukul. Gerakan menangkap bola selanjutnya sangat tergantung dari tinggi rendahnya lambungan bola. 3) Memukul bola Dalam permainan kasti, teknik memukul merupakan unsur yang sangat penting bagi regu pemukul, karena dengan pukulan yang benar dan terarah merupakan modal utama dalam memeproleh nilai. Sering kali kemenangan dalam suatu pertandingan ditentukan oleh kemahiran anak dalam memukul bola. Macam-macam pukulan berdasarkan tinggi rendahnya lambungan bola: a) Pukulan melambung jauh Berdiri menghadap ke arah pelambung dengan kaki kangkang secukupnya, kaki commit kiri agak kedepan dan lutut kaki kanan agak to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 ditekuk, sedangkan berat badan berada dikaki kanan dengan badan condong ke belakang. Tangan kanan memegang kayu pemukul pada ujung bagian pegangan, kemudian kayu pemukul diluruskan serong kebawah sehingga membentuk sudut 45◦ dengan garis datar. Tangan kiri dijulurkan ke dapan sesuai dengan ketinggian lambungan yang diminta. Kayu pemukul diayunkan dari bawah serong ke atas dan diusahakan perkenaan bola tepat pada ujung kayu pemukul dengan demikian bola dapat melambung jauh. Berikut gambar pukulan melambung jauh sebagai berikut:
Gambar 2.15. Pukulan melambung (Waryati dkk, 1993: 16) b) Pukulan mendatar Kaki kangkang, lutut kaki kanan sedikit ditekuk dan berat badan di kaki kanan. Kayu pemukul dipegang tangan kanan dengan siku sedikit ditekuk dan dibawa ke belakang sejajar dengan bahu. Tangan kiri dijulurkan ke depan sejajar dengan bahu. Kayu pemukul di ayun mendatar dengan cepat untuk memukul bola yang saat itu telah mencapai titik permintaan lambungan. Pukulan ke arah tengah, ke kiri atau ke kanan dapat dilakukan dengan memindah posisi kaki. Berikut gambar pukulan mendatar sebagai berikut:
Gambar 2.16. Pukulan mendatar commit to user (Waryati dkk, 1993: 17)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 c) Pukulan merendah Sama dengan pukulan mendatar tetapi letak kayu pemukul lebih tinggi yaitu setinggi kepala. Tangan kiri dijulurkan ke depan setinggi bahu. Gerakannya pada saat bola mencapai ketinggian lambungan yang diminta oleh pemukul, maka dengan cepat tangan kanan yang memegang kayu pemukul diayunkan untuk memukul bola. Pukulan merendah dapat dilakukan ke arah tengah, ke kiri maupun ke kanan dengan memindah posisi kaki. Berikut gambar pukulan merendah sebagai berikut:
Gambar 2.17. Pukulan merendah (Waryati dkk, 1993: 18) 4) Melempar bola Sebelum melakukan siswa harus bisa memegang bola dengan cara yang benar yaitu dengan cara mempergunakan pegangan dengan tiga jari atau dengan empat jari. Jari kelingking di bawah jari manis, jari kelingking sama sekali tidak menyentuh bola, sehingga antara jari yang satu dengan jari lainnya yang digunakan untuk memegang bola direnggangkan, sehingga di antara bola dengan telapak tangan terdapat rongga. Dengan demikian bola tidak melekat pada telapak tangan, sehingga bola dengan mudah untuk dilepaskan. Lemparan bola dalam permainan kasti di bagi menjadi dua yaitu lemparan bola melambung tinggi dan lemparan bola mendatar. 5) Melambungkan bola Melambung bola adalah lambungan bola yang dilakukan oleh pemain lapangan yang diberi tugas sebagai pelambung kepada pemain pemukul, lambungan bola sama dengan lemparan bola dari bawah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 f. Pengertian melempar Menurut Djumidar dan Widya (2004) melempar adalah gerakan yang menyalurkan tenaga pada suatu benda yang menghasilkan daya pada benda tersebut dengan memiliki kekuatan ke depan atau ke atas (hlm. 60). Program pengajaran kemampuan jasmani melalui pelajaran bentuk-bentuk gerakan melempar pada kelas permulaan Sekoah Dasar bertujuan untuk mengembangkan kemampuan anak dalam bertindak melakukan suatu bentuk gerakan dengan anggota badanya agar lebih terampil dengan menggunakan alat-alat yang sesuai dengan tingkat kemampuannya. Alat yang digunakan untuk kepentingan pengembangan gerakan dasar melempar bagi anak dapat dilakukan dengan bola kasti, bola tenis, atau bola plastik. Untuk dapat mengajarkan gerakan dasar melempar kepada anak guru harus memahami dan menguasai prosedur untuk melakukan gerakan melempar serta konsep cara melakukannya. Gerakan melakukan lemparan yang benar menurut Syarifudin (1991) adalah sebagai berikut : Sikap permulaan berdiri tegak, kaki kiri agak ke depan, kaki kanan di belakang (bila melempar dengan tangan kanan), berat badan berada pada kaki kanan. Kedua tangan memegang bola di depan dekat dada dengan sikut dibengkokkan, pandangan kea rah sasaran yang dituju (hlm. 28). Gerakan melempar: Pada waktu bola akan dilemparkan, tangan kanan yang memegang bola dibawa/diayunkan ke samping kebelakang. Kemudian daribelakang bola dilemparkan dengan menggerakkan tangan dari belakang melalui atas kepala ke atas kedepan, dan bola lepas pada saat tangan lurus dan berat badan berada pada kaki kiri (jika melempar jauh) serta bersamaan dengan badan dilonjakkan ke atas ke depan dan kaki kanan ditolakkan ke atas ke depan. Mendarat pada kaki kanan, kaki kiri tergantung lemas dibelakang, pandangan mengikuti arah jalannya bola. Jadi yang harus diperhatikan oleh guru pada waktu melempar, antara lain adalah mengenai: sikap berdiri waktu akan melempar, perpindahan berat badan waktu akan melemparkan bola, gerakan melemparkan bola, gerakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 lanjutan dari lemparan tersebut. Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan melempar sebagai berikut:
Gambar 2.18. Ilustrasi gerakan melempar (Syarifuddin dan Muhadi, 1992:29) g. Teknik melempar dalam permainan kasti Menurut Subarjah (2007) cara melempar bola ada tiga macam, yaitu; lemparan bawah, lemparan samping, dan lemparan atas (hlm. 2.16). Sedangkan hasil lemparan bola di antaranya menghasilkan bola yang menggelundung, mendatar, dan melambung. 1) Melempar dari bawah Sebelum bola dilemparkan, terlebih dahulu bola dipegang dengan jarijari tangan di antara ruas-ruas jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Untuk menahan bola supaya tidak jatuh, ditahan oleh ibu jari dan kelingking. Jadi, cara memegang bola tidak digenggam dengan telapak tangan.Selanjutnya untuk melemparkan bola, jika dengan tangan kanan maka sikap permulaan adalah: kaki kiri berada di depan searah dengan sasaran lemparan dan kaki kanan di belakang. Sambil menarik lengan kanan ke belakang untuk ancang-ancang, berat badan dipindahkan ke belakang, pandangan kearah sasaran. Selanjutnya ayunkan lengan kanan yang memegang bola ke depan melalui bawah di samping pinggang. Bersamaan dengan itu berat badan dipindahkan ke kaki kiri, kaki kiri agak ditekuk. Gerakan melempar harus diakhiri dengan melecutkan pergelangan tangan dan jari-jari tangan. Setelah bola lepas dari tangan biarkan kaki kanan melangkah ke depan sebagai followthrough (gerak lanjutan), sehubungan dengan hal itu perlu diperhatikan commit to user bahwa, lemparan dari bawah bisa menggelundung bisa mendatar, dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 bisa pula melambung. Dalam pembelajaran ini lemparan dari bawah dilakukan melambung karena banyak siswa yang belum mampu menguasai dengan baik gerakan tersebut. Untuk menghasilkan bola yang melambung maka bola harus dilepaskan di depan pinggang.
Gambar 2.19. Gerakan melempar dari bawah ( Subarjah, 2007: 2.16) Perlu diperhatikan adalah dengan semakin melambung, bola yang dilemparkan maka akan semakin lambat bola mencapai sasaran. Untuk itu perlu diperhatikan jarak lemparan sehingga dapat ditangkap dengan mudah oleh teman yang menangkap bola atau dapat di pukul lawan saat melakukan permainan. 2) Melempar Dari Samping Cara melempar dari samping pada prinsipnya hampir sama dengan lemparan bawah, yang membedakan adalah cara mengayunkan bola ke belakang dan ayunan ke depan tidak melalui bawah di samping pinggang tetapi lengan mengayun dengan membengkokkan siku ke bagian luar sehingga bola dilemparkan secara mendatar. Demikian halnya setelah melemparkan bola mendatar, biarkan kaki kanan melangkah ke depan sebagai gerak lanjutan. Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan melempar dari samping sebagai berikut:
Gambar 2.20. Gerakan melempar dari samping (Subarjah, 2007: 2.17) 3) Melempar bola dari atas Untuk melempar bola dari atas, sikap badan dan kaki hampir sama dengan lemparan daricommit samping, yang membedakan adalah pada saat to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 bola diayunkan ke belakang, bola diayun melewati atas kepala, dan bola dilemparkan melalui atas di samping kepala. Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan melempar dari atas sebagai berikut:
Gambar 2.21. Gerakan melempar bola dari atas (Subarjah, 2007: 2.17) Sedangkan menurut Menurut Waryati dkk
(1993:
113)
keterampilan melempar bola berdasar atas tinggi rendahnya lambungan bola, lemparan dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Lemparan bola melambung tinggi Pada gerakan pertama, sikap badan sangat condong ke belakang, sehingga letak tangan kanan yang memegang bola sangat rendah hingga dekat dengan tanah. Pada gerakan melepaskan bola titik lepas bola dari tangan berada di atas kepala. Berikut gambar lemparan bola melambung tinggi sebagai berikut:
Gambar 2.22. Gerakan lemparan bola melambung tinggi ( Waryati dkk, 1993: 22) 2) Lemparan bola mendatar Pada gerakan pertama, sikap badan tidak condong ke belakang. Gerakan lengan agak mendatar, sehingga titik lepas bola dari tangan di samping badan (tidak melebihi kepala). Berikut gambar lemparan bola melambung tinggi sebagai berikut:
Gambar 2.23. Gerakan commitmelempar to user bola mendatar ( Waryati, 1993: 23)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 Selain
dua
gerakan
tersebut
juga
di
jelaskan
tekhnik
melambungkan bola, gerakan melambungkan bola sebagai berikut: Pelambung berdiri di dalam petak pelambung. Kedua kaki kangkang ke depan dan kaki kiri di sebelah depan. Badan menghadap pemukul dan pandangan kearah pemukul ke tempat permainan bola yang ditunjuk oleh pemukul. Berikut disajikan gambar lemparan bola melambung sebagai berikut:
Gambar 2.24. Gerakan melempar bola melambung ( Waryati dkk, 1993: 18) Menurut dua pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa gerakan melempar dalam permainan kasti di bedakan menjadi tiga, yaitu lemparan bola mendatar/ dari samping badan, lemparan melambung jauh/ lemparan atas, dan lemparan dari bawah/ melambungkan bola.
3. Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun. Menurut Thobroni dan Mustofa (2011) pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang berulang-ulang dan menyebabkan adanya perubahan perilaku yang disadari dan cenderung bersifat (hlm. 21). Sedangkan Dimyati dan committetap to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Mudjiono mendefinisikan bahwa” pembelajaran adalah interaksi antara guru dan siswa dalam dunia pendidikan dan sesuai kurikulum yang ada” (2004: 4). Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara peserta didik dan pendidik yang dilakukan secara sadar di lakukan berulang-ulang dan menyebabkan perubahan perilaku yang bersifat tetap.
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Belajar merupakan proses
yang
bersifat
internal
yang
tidak
dapat
dilihat
secara
nyata.Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Perhatian dan motivasi Keaktifan Keterlibatan langsung/berpengalaman Pengulangan Tantangan Balikan dan penguatan Perbedaan individual (hlm. 42) Menurut Supriono (2009) prinsip-prinsip belajar terdiri dari tiga
hal. Pertama adalah perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang memiliki cirri sebagai berikut: 1) Sebagai hasl tindakan rasional instrumental, yaiu perubahan yang disadari 2) Kontinu atau berkesinambungan denga perilaku lainnya 3) Fungsional atau bermanfaat sebagai sebagai bekal hidup 4) Positif atau berakumulasi 5) Aktif sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan 6) Permanen atau tetap 7) Bertujuan dan terarah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan (Thobroni dan Mustofa 2011: 21) Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena dorongan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik dan yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar. Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil interaksi antara peserta didik dan lingkungannya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip pembelajaran sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang
guru
dalam
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran.
Jika
pembelajaran didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka hasil belajar yang diperoleh optimal. Siswa akan benar-benar paham dan mengerti materi yang di ajarkan oleh guru jika guru melaksanakan pembelajaran dengan prinsip yang benar dan baik. Dengan demikian penyampaian materi dari guru lebih mudah diterima oleh siswa.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya perubahan atau pembaruan dalam tingkah laku dan kecakapan. Menurut Purwanto berhasil tidaknya perubahan tersebut dipengaruhi berbagai macam faktor yang di bedakan menjadi dua golongan Thobroni dan Mustofa (2011: 31). Faktor yang ada pada diri organisme tersebut yang disebut faktor individual, faktor individual sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5)
Faktor kematangan atau pertumbuhan. Faktor kecerdasan atau inteligensi. Faktor latihan dan ulangan. Faktor motivasi. Faktor pribadi Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial.
Termasuk ke dalam faktor di luar individual atau faktor sosial antara lain sebagai berikut:
commit to user 1) Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 2) 3) 4) 5)
Faktor guru dan cara mengajarnya. Faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar. Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia. Faktor motivasi sosial.
d. Hasil Belajar Menurut Suprijo (2009) berpendapat hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,sikap-sikap,apresiasi, dan keterampilan (Thobroni & Mustofa,2001: 22). Merujuk pemikiran Gagne hasil belajar berupa hal-hal berikut: 1) Informasi verbal, kapabilitas mengungkaokan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon spesifik terhadap rancangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memperlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah, maupun penerapan aturan. 2) Kemampun intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorikan, kemampuan analitik-sistensi faktakonsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitif. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahan masalah. 4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkain gerakan jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalilasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku (Thobroni &Mustofa,2001: 23). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemampuan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentasi atau terpisah, tetapi secara komprehensif, terdapat tiga aspek hasil belajar yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 1) Aspek
kognitif,
yaitu
berhubungan
dengan
pemahaman
pengetahuan yang baru (kemampuan berpikir). 2) Aspek afektif, yaitu berhubungan dengan perubahan sikap yang terjadi sebagai hasil belajar. 3) Aspek psikomotor, yaitu berhubungan dengan kemampuan gerak seseorang setelah mengalami proses belajar.
4. Alat Bantu Pembelajaran a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu sering disebut juga alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekkan sesuatu dalam proses pengajaran pendidikan. Alat bantu pembelajaran ini dimaksudkan untuk mengarahkan indera sebanyak mungkin suatu objek sehingga mempermudah persepsi. Dalam menggunakan alat bantu pembelajaran juga harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pengguanaan alat bantu tersebut agar tepat guna dalam memberikan materi dalam pelajaran. Alat bantu pembelajaran membantu guru dalam pembelajaran karena mempermudah dalam menyampaikan materi dan bagi siswa sendiri alat bantu pembelajaran juga memberikan kemudahan dalam menerima materi pelajaran dari guru sehingga siswa dapat menguasai materi yang disampaikan oleh guru.
Menurut Soekidjo (2003) manfaat alat bantu
pembelajaran antara lain sebagai berikut : 1) 2) 3) 4)
Menimbulkan minat sasaran pendidikan Mencapai sasaran yang lebih banyak Membantu mengatasi hambatan bahasa Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan pembelajaran 5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat 6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain 7) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para commit to user pendidik pelaku pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan (Kristiyanto 2010:129). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat bantu digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami metari pembelajaran agar lebih efekif dan efisien. Sehingga materi pembelajaran lebih cepat diterima siswa dengan utuh serta manarik minat siswa untuk mengikuti pembelajaran, dengan kata lain alat bantu yang digunakan guru dengan disain yang disesuaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Kriteria Pemilihan Alat Bantu yang Baik Alat bantu yang baik harus mempunyai tujuan yang sesuai dengan kebutuhan siswa, selain mempunyai tujuan untuk siswa itu sendiri juga harus mempunyai tujuan pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat, dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku atau kebiasaan yang baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam penggunaannya, dalam waktu yang singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas. Alat bantu juga harus memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar serta siswa mudah dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1989) bahwa dalam memilih alat bantu pembelajaran perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: 1) Faktor manusiawi, yang bersumber dan berkenaan dengan faktor siswa (pelajar) dan faktor guru (pengajar). 2) Faktor komunikasi yang efektif, yang bertalian dengan faktor siswa, faktor isi pelajaran, dan tujuan yang hendak dicapai. 3) Faktor biaya yang reasonabel, yang bertalian dengan faktor tujuan yang hendak dicapai, faktor pasaran, dan faktor keadaan. 4) Faktor hambatan-hambatan praktis, yang bertalian dengan faktor keadaan, faktor waktu dan faktor fasilitas (hlm. 127). Menurut Musfiqon (2012) dalam memilih alat bantu pembelajaran harus memperhatikan beberapa hal, antara lain: commit to user 1) Kesesuaian dengan tujuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Ketepatgunaan Keadaan peserta didik Ketersediaan Biaya kecil Keterampilan guru Mutu teknis (hlm. 118-121) Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
pemilihan alat bantu pembelajaran seorang guru harus memperhatikan tujuan yang akan di capai serta disesuaikan dengan keadaan peserta didik. Selain itu juga harus memperhatikan faktor biaya, ketersediaan dan tepat guna dengan biaya yang sedikit alat bantu yang akan digunakan meningkatkan kualitas pembelajaran.
c. Fungsi Alat Bantu Pembelajaran Alat Bantu pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam pembelajaran. Bahkan tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Hal ini telah dikaji dan diteliti bahwa pembelajaran yang menggunakan alat bantu hasilnya lebih optimal. Pemakaian alat bantu pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan alat bantu pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Menurut Musfiqon (2012) secara lebih rinci dan utuh alat bantu pembelajaran berfungsi untuk: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Meningkatkan gairah belajar siswa. Meningkatkan minat dan motivasi belajar. Menjadikan siswa berinteraksi langsung dengan kenyataan. Mengatasi modalitas belajar siswa yang beragam. Megefektifkan proses komunikasi dalam pembelajaran (hlm. 35). Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan tujuan akhirnya
adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran commit to user ini dibangun melalui komunikasi yang efektif, sedangkan komunikasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 efektif terjadi jika menggunakan alat bantu sebagai perantara antara interaksi guru dan siswa.
d. Alat Bantu Pembelajaran Melempar Bola Kasti Pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa mampu dan bisa memahami
materi
yang
disampaikan
oleh
guru
dalam
proses
pembelajaran. Siswa diharapkan juga bisa menerapkan nilai-nilai yang ada saat proses pembelajaran seperti sportif, jujur, disiplin, kerjasama, tanggung jawab dalam kehidupannya. Dalam proses pembelajaran tidak lepas dari peralatan yang digunakan serta cara guru menyampaikannya melalui metode atau model-model pembelajaran. Di sekolah dasar negeri 1 Wonogiri alat yang digunakan untuk pembelajaran lempar dalam permainan kasti sangat kurang, banyak siswa yang bosan dan tidak semangat karena pembelajaran yang monoton. Alat bantu yang digunakan untuk membuat siswa tertarik dan tidak bosan yaitu dengan bola tenis, bola ini lebih ringan jadi siswa tidak kesulitan untuk melakukan lemparan, selain itu bola tenis juga akan dibuat menjadi bola berekor dengan ekor bola yang ada dalam bola tenis di harapkan siswa tertarik, dengan pembelajaran melempar ke arah sasaran yang di kompetisikan selain itu juga di variasikan dengan lemparan ke sesama teman dengan model yang berbeda agar siswa tidak cepat bosan, untuk pemanasan setiap pembelajaran berupa permainan.
e. Pembelajaran Melempar Bola Kasti Pembelajaran melempar bola kasti akan dikemas dengan alat bantu pembelajaran yaitu dengan menggunakan sasaran dan juga lemparan ke sesama teman dengan model yang bervariasi. Kegiatan pemanasan sebelum masuk ke materi inti dengan bentuk permainan karena dunia anak lebih dekat
dengan situasi permainan, dalam pembelajaran disajikan
banyak variasi-variasi supaya agar siswa tidak mudah jenuh sebab siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 sering
kali juga cepat bosan melaksanakan kegiatannya Hidayatullah
(2008) berpendapat: bermain memberikan kontribusi yang unik bagi perkembangan anak. Bermain dapat digunakan untuk membantu anak dalam mengembangkan keterampilan gerak. Bermain berisi berbagai keterampilan gerak, mulai dari keterampilan gerak yang sederhana atau dasar hingga keterampilan gerak yang kompleks (halm. 7). Pembelajaran melempar bola kasti bisa di berikan dengan melempar ke arah sasaran yang di tempel dengan tinggi yang bervariasi sesuai fungsi lemparan. Misalkan lemparan atas sasaran dibuat tinggi karena lemparan di gunakan untuk melakukan lemparan jauh atau mengumpan. Berikut gambar pembelajaran melempar ke arah sasaran sebagai berikut:
Gambar 2.25. Pembelajaran lemparan ke arah sasaran (Djumidar & Widya, 2004: 63) Selain melempar ke arah sasaran pembelajaran melempar juga dapat dilakukan dengan melakukannya ke sesama teman dengan dikompetisikan agar siswa tidak cepat bosan dan tertarik mengikuti pembelajaran. Berikut gambar pembelajaran melempar ke sesama teman sebagai berikut:
Gambar 2.26. Pembelajaran lemparan ke sesama teman (Djumidar & Widya, 2004: 63) Model pembelajaran di atas di harapkan dapat membuat siswa tertarik dan semangat mengikuti pembelajaran melempar bola kasti dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 dapat meningkatkan hasil belajar siswa agar dalam bermain kasti siswa dapat bermain dengan baik.
B. Kerangka Berfikir Berdasarkan tinjauan pustaka diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran penjas seorang guru harus mampu dan bisa menuangkan ide kreatif yang dapat membuat siswa tertarik, senang dan semangat untuk mengikuti pembelajaran, seorang guru bisa menggunakan pendekatan, metode, atau menerapkan alat bantu pembelajaran sesuai dengan keadaan yang terjadi. Dalam permasalahan di atas penggunaan penerapan alat bantu pembelajaran merupakan suatu cara yang bisa diterapkan seorang guru untuk memberikan materi pelajaran dengan lebih efektif agar materi pelajaran dapat diterima atau dikuasai dengan baik oleh siswa. Pembelajaran melempar bola kasti dengan alat bantu pembelajaran merupakan penggunaan alat belajar, dimana alat yang digunakan dalam proses pembelajaran di buat sedemikian rupa agar siswa tertarik senang dan tidak cepat bosan dalam melaksanakan materi yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang dilakukan guru nantinya dengan penerapan alat bantu pembelajaran, karena seperti yang di kemukakan para ahli diatas bahwa alat bantu pembelajaran dapat menambah minat, merangsang siswa, serta memotivasi siswa untuk serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Maksud dan tujuan pembelajaran melempar bola kasti dengan penggunaan alat bantu pembelajaran adalah untuk memenuhi hasrat gerak anak, dapat menimbulkan rasa senang dan gembira, meningkatkan hasil belajar melempar dalam permainan kasti dan meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Melalui penggunaan alat bantu siswa lebih mudah menerima materi yang di berikan oleh guru, dengan demikian kemampuan melempar pada permainan kasti bisa dikuasai siswa dengan baik, baik lemparan dari bawah, samping, dan atas. Berdasarkan
pengertian
dari
alat
bantu
pembelajaran
tersebut
menunjukkan bahwa, alat bantu pembelajaran merupakan cara yang tepat yang to user digunakan dalam pembelajaran commit pendidikan jasmani yang dapat memberikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 pengaruh pada perkembangan anak. Dengan demikian diduga penggunaan alat bantu memiliki pengaruh terhadap peningkatkan hasil belajar melempar bola kasti. Adapun alur kerangka berpikir dalam penelitian ini secara sistematis adalah sebagai berikut:
Kondisi awal
Siswa: - Siswa kurang tertarik & cepat bosan dengan model pembelajaran melempar bola kasti. - Hasil belajar melempar bola kasti rendah.
Tindakan
Meningkatkan hasil belajar melempar bola kasti melalui penggunaan alat bantu pembelajaran.
Siklus I: Guru & peneliti menyusun model pembelajaran melalui penggunaan alat bantu dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar melempar bola kasti.
Kondisi akhir Melalui penggunaan alat bantu pembelajaran hasil belajar melempar bola kasti meningkat.
Siklus II: Perbaikan tindakan dari siklus I sehingga melalui penggunaan alat bantu dapat berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran melempar bola kasti.
Gambar 2.27. Alur Kerangka Berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri. Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri terletak di tengah pusat kota berdekatan dengan kantor Bupati Wonogiri. Berada di jalur utama dekat bundaran kota. Lokasi ini menjadikan Sekolah Dasar Negeri Negeri 1 Wonogiri sangat setrategis. Sekolah Dasar Negeri Negeri 1 Wonogiri adalah Sekolah Dasar pertama yang sudah RSDBI. Walaupun demikian Sarana dan prasarana yang dimiliki untuk pembelajaran penjasorkes masih kurang, peralatan yang ada banyak yang rusak dan alat bantu pembelajaran masih sedikit. Halaman sekolah berbentuk U dengan halaman utama seluas 20x30 meter digunakan sebagai tempat untuk pembelajaran olahraga. Halaman tersebut digunakan untuk kelas paralel, satu halaman biasanya digunakan untuk dua kelas atau tiga kelas dalam pembelajaran olahraga praktek. Halaman yang cukup luas sangat membantu sekali dalam melaksanakan pendidikan olahraga guru tidak perlu ke lapangan selain karena jarak yang cukup jauh, selain itu juga faktor keselamatan juga di perhatikan karena jika ke lapangan melewati jalur ramai kendaraan, meskipun demikian guru memanfaatkan halaman dengan cukup baik.
2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan selama dua bulan, yaitu bulan April sampai dengan Mei 2012. Penelitian ini dilaksanakan pada dua siklus. Setiap tatap muka merupakan bagian dari siklus yang dapat digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan gerak dan aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran melempar bola kasti. Waktu pelaksanaan commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 tindakan dari awal siklus, siklus I, kemudian siklus II tersebut dapat dilihat pada jadwal yang berupa Gantt Chart sebagai berikut : Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas Kegiatan Penelitian
Jan
Feb
Mar
Bulan Apr Mei
Juni
Juli
Agt
1. Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah dan guru Penjas b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan c. Menyusun proposal penelitian d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrument penelitian (lembar observasi) e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi b. Siklus II - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi 3. Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis data (hasil tindakan 2 siklus) b. Menyusun laporan/skripsi c. Ujian dan Revisi d. Penggandaan dan pengumpulan laporan
B. Subjek Penelitian Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2011 / 2012, yang berjumlah 34 siswa. Dengan rincian siswa putra: 18 anak dan siswa putri: 16 anak. Mayoritas dari siswa ini adalah anak dari keluarga yang mampu. Kehidupan di kota dengan latar belakang keluarga yang sibuk menjadikan mereka anak-anak yang manja dan susah diatur. Setiap melakukan pembelajaran penjasorkes siswa selalu minta sepak bola baik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 siswa putra atau siswa putri, sehingga materi yang ada pada silabus tidak tersampaikan dengan baik.
C. Data dan Sumber Data Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data berupa hasil belajar melempar bola kasti yaitu lemparan bawah, lemparan samping, lemparan atas. Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Siswa, untuk mendapatkan data tentang gerak melampar bola kasti melalui penggunaan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2011 / 2012.
2.
Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan penggunaan alat bantu dalam pembelajaran melempar bola kasti Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2011 / 2012.
D. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah dengan pengamatan gerak secara langsung dalam pembelajaran penjas, yaitu dengan observasi dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa selama mengikuti proses belajar mengajar dengan penggunaan alat bantu pembelajaran melempar bola kasti. Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut: Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian No
Sumber Data
Jenis Data
Teknik Pengumpulan
Instrumen
A.
1
Siswa
Hasil belajar
Pengamatan
Lembar penilaian
melempar :
selama proses
gerak lemparan
1. Lemparan bawah
pembelajaran
bawah, samping,
2. Lemparan samping berlangsung 3. Lemparan atas commit to user
dan atas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 E. Uji Validitas Data Validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur yang valid tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran mengenai perbedaan diantara subjek satu dengan yang lain. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan triangulasi data. Triangulasi data merupakan teknik pengujian validitas data dengan mengumpulkan lebih dari satu tipe data guna menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini yaitu data melempar bola kasti, data afektif, psikomotor siswa diambil melalui pengamatan oleh guru penjas dan peneliti saat proses pembelajaran berlangsung, data kognitif siswa diambil menggunakan bentuk mengerjakan soal di dalam kelas. Untuk hasil belajar melempar adalah gabungan dari ketiga aspek tersebut, data yang diperoleh diperkuat dengan lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti.
F. Analisis Data Analisis data merupakan aktivitas pengorganisasian data. Analisis data yaitu proses mengatur urutan data, mengelompokkan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar untuk menerjemahkan data tersebut. Sesudah pengumpulan data maka yang dilakukan adalah analisis data. Kegiatan pengumpulan yang benar merupakan jantungnya penelitian, sedangkan analisis data akan memberi kehidupan dalam kegiatan penelitian. Analisis dilakukan sebagai usaha peneliti untuk memilih, memilah, membuang,
menggolongkan,
serta
menyusun
kedalam
kategorisasi,
mengklasifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok tentang tema apa yang dapat ditemukan pada data dan seberapa jauh data dapat mendukung tema/arah/tujuan penelitian. Dalam penelitian ini ada dua data yang dianalisis menggunakan statistik diskriptif yaitu : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 1.
Mencari rata-rata nilai dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemudian
dikategorikan
dalam
klasifikasi
keberhasilan
yang
telah
ditentukan. 2. Hasil belajar keterampilan gerak dengan menjumlahkan nilai dari tiga ranah. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi ketuntasan berdasarkan KKM. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis dengan menggunakan persentase untuk melihat peningkatan kemampuan gerak dalam
kegiatan pembelajaran. Hasil belajar melempar
dianalisis dengan menjumlahkan nilai dari nilai kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemudian dikategorikan dalam batas tuntas dan tidak tuntas berdasarkan KKM dan diwujudkan dalam bentuk persentase ketuntasan.
G. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang diguunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dalam meningkatkan kemampuan atau memperbaiki mutu pembelajaran itu sendiri. Indikator kinerja penelitian ini mengukur persentase tingkat pencapaian keberhasilan siswa. Untuk indikator pencapaian dilakukan dengan observasi untuk melihat peningkatan hasil belajar melempar bola kasti dari setiap siklus pada siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Persentase indikator kinierja pencapaian keberhasilan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3. Persentase Target Capaian Aspek Kognitif
Persentase Target Capaian Kondisi Awal Siklus I Siklus II 44, 12% 55% 75%
Afektif
47, 06%
55%
75%
Psikomotor
41, 18%
55%
75%
32, 35%
55%
75%
Hasil Belajar
commit to user
Cara Mengukur Pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung tiap tatap muka yang meliputi psikomotor, afektif dan kognitif.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 H. Prosedur Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar melempar bola kasti ( lemparan dari bawah, samping, atas) kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011 / 2012. Setiap tindakan upaya pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interprestasi; (4) analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus: Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dan dibuat berbagai input instrumental yang akan dikenakan untuk memberikan perlakuan dalam PTK, yaitu: 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dengan kompetensi dasar mempraktekkan gerak melempar bola
kasti (
lemparan dari bawah, samping, atas) dengan menggunakan alat bantu pembelajaran yang didalamnya mengandung nilai disiplin, kejujuran, semangat, dan percaya diri serta sportivitas. 2. Perangkat pembelajaran yang berupa: lembar pengamatan siswa berupa lembar penilaian dan lembaran evaluasi. 3. Dalam persiapan juga diurutkan siswa sesuai absen.
1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario pembelajaran yang terdiri dari : 1) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran melempar bola kasti. 2) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, yaitu penilaian lemparan bola kasti. 3) Menyiapkan media yang diperlukan commit to useruntuk membantu pengajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran tahap pelaksanaan.
b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut : 1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum. 2) Melakukan pemanasan. 3) Melakukan gerkan melempar bola kasti. a) Lemparan bawah atau lambungan melalui penggunaan alat bantu pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti. b) Lemparan samping melalui penggunaan alat bantu pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti. c) Lemparan atas melalui penggunaan alat bantu pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti. 4) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
c. Pengamatan Tindakan Pengamatan dilakukan terhadap terhadap aspek kognitif, afektif, psikomotor, dan hasil belajar melempar bola kasti.
d. Tahap Evaluasi ( Refleksi ) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.
2. Rancangan Siklus II Pada rancangan siklus II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tingkatan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan commit to usersilabus mata pelajaran pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan Sebelum penelitian diadakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi untuk mengetahui kondisi nyata yang ada pada kelas IV C SD Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Observasi ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar melempar bola kasti. Hasil kegiatan observasi awal tersebut adalah sebagai berikut : 1. Siswa kelas IV C SD Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012, yang mengikuti materi pelajaran penjas sejumlah 34 Siswa, yang terdiri atas 16 siswa putri dan 18 siswa putra. Diamati dari proses pembelajaran gerakan melempar bola kasti, dapat dikatakan proses pembelajaran kurang berhasil karena
perhatian
siswa
terhadap
materi
guru
kurang
diperhatikan.
Pembelajaran yang monoton membuat siswa bosan dan tidak bersemangat mengikuti proses belajar mengajar. 2. Latar bekalang siswa yang berasal dari kalangan atas membuat siswa manja dan semaunya sendiri dan sulit diatur dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang diberikan guru. 3. Peralatan yang kurang lengkap membuat pembelajaran tidak maksimal, banyak alat yang rusak dan tidak layak untuk digunakan dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak maksimal. 4. Guru kurang bisa mengkondisikan siswa karena kelas paralel dengan jumlah murid yang banyak sehingga siswa sulit diatur. Keadaan seperti ini berdampak pada rendahnya hasil belajar melempar bola kasti sehingga siswa mengalampi kesulitan saat melakukan permainan. Hasil belajar melempar bola kasti meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif yang di nilai melalui tes tulis, ranah afektif di peroleh melalui pengamatan sikap siswa saat pembelajaran berlangsung, dan ranah psikomotor yang yang dinilai dari unjuk kerja melakukan gerak melempar bola kasti. Dalam penilaian penjas to user ketiga ranah tersebut mempunyaicommit nilai yang berbeda, untuk ranah kognitif nilai 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 maksimal 20, ranah afektif nilai maksimal 30, dan ranah psikomotor nilai maksimal 50 sehingga keseluruhan nilai total 100. Berikut adalah hasil observasi yang telah dilakukan di lapangan sebelum diberi tindakan berupa penggunaan alat bantú pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: 1. Aspek kognitif siswa pada pembelajaran melempar bola kasti sebelum melalui penggunaan alat bantú pembelajaran. Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran melempar bola kasti di ambil melalui observasi tes tulis berupa pertanyaan mengenai materi gerak melempar bola kasti. Kondisi awal siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 sebelum diberi tindakan penggunaan
alat bantú
pembelajaran untuk aspek kognitif sebagai berikut: Tabel 4.1. Aspek Kognitif Siswa Sebelum Tindakan Aspek
Kondisi Awal
Keterangan
Persentase
Jumlah Siswa
44, 12%
15
Tuntas
55, 88%
19
Belum Tuntas
Kognitif
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pemahaman siswa dalam pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 masih kurang baik, karena hanya 15 siswa atau 44, 12% yang tuntas. 2. Aspek afektif siswa pada pembelajaran melempar bola kasti sebelum melalui penggunaan alat bantú pembelajaran. Aktivitas siswa terhadap materi pembelajaran melempar bola kasti di ambil melalui observasi sikap pada saat pembelajaran berlangsung. Kondisi awal siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 sebelum diberi tindakan penggunaan alat bantú commit to user pembelajaran untuk aspek afektif sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 Tabel 4.2. Aspek Afektif Siswa Sebelum Tindakan Aspek
Kondisi Awal
Keterangan
Persentase
Jumlah Siswa
47, 06%
16
Tuntas
52, 94%
18
Belum Tuntas
Afektif
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sikap siswa dalam pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 masih kurang baik, karena hanya 16 siswa atau 47, 06% yang tuntas. 3. Aspek psikomotor siswa pada pembelajaran melempar bola kasti sebelum melalui penggunaan alat bantú pembelajaran. Penguasaan kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran melempar bola kasti di ambil melalui observasi unjuk kerja gerak siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Kondisi awal siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 sebelum diberi tindakan penggunaan alat bantu pembelajaran untuk aspek psikomotor sebagai berikut: Tabel 4.3. Aspek Psikomotor Siswa Sebelum Tindakan Aspek
Psikomotor
Kondisi Awal
Keterangan
Persentase
Jumlah Siswa
41, 18%
14
Tuntas
58, 82%
20
Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa unjuk kerja gerak siswa pada pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 masih rendah, karena hanya 14 siswa atau 41, 18% yang tuntas. 4. Hasil belajar melempar bola kasti siswa sebelum melalui penggunaan alat bantu pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 Hasil belajar melempar bola kasti merupakan gabungan antara nilai kognitif, afektif, dan psikomotor. Kondisi awal siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 sebelum diberi tindakan penggunaan alat bantu pembelajaran sebagai berikut: Tabel 4.4. Hasil Belajar Melempar Siswa Sebelum Tindakan Penilaian
Kondisi Awal
Keterangan
Persentase
Jumlah Siswa
Hasil Belajar
32, 35%
11
Tuntas
Melempar
67, 65%
26
Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran Berdasarkan data di atas hasil belajar siswa dalam melakukan rangkaian gerakan melempar ada 11 siswa atau 32,35 % yang tuntas dan 26 siswa atau 67, 65% siswa belum tuntas, data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan gerakan melempar bola kasti masih rendah. Berikut untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak siswa dalam proses pembelajaran lemparaan bawah, lemparan samping, lemparan atas maka akan dilakukan tindakan berupa penggunaan alat bantu pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar pada siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Hasil observasi awal, ada dua siklus yang diterapkan untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Pada setiap siklus yang diterapkan masing-masing melalui penggunaan alat bantu pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung. Untuk mengetahui adanya perubahan dari proses yang diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan cara melakukan observasi proses belajar mengajar pada setiap pertemuan dalam siklus. Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan serta refleksi. Serangkaian penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Penelitian diakhiri sampai ada perubahan pada indikator partisipasi siswa kearah yang lebih baik. Pembahasan masing-masing siklus dapat dilihat seperti di bawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus 1. Siklus I Pertemuan I a. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan, sebagai berikut: 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran penjasorkes. 2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu penggunaan alat bantu pembelajaran dalam pembelajaran gerakan melempar bola kasti. 3) Menyiapkan alat yang digunakan untuk pengajaran. 4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut : 1) Pemanasan. a) Guru menyiapkan dan memimpin doa. b) Menjelaskan materi yang akan di ajarkan secara umum yaitu lemparan bawah, samping, atas. c) Melakukan pemanasan, pemanasan yang diberikan berupa permainan menembak rusa yang cara memainkan dan peraturannya sudah tercantum dalam RPP. 2) Inti Pelajaran Melakukan gerakan melempar bola kasti yaitu : a) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Bawah Pembelajaran lemparan bawah siswa di bagi dua regu melakukan lemparan kearah sasaran sebanyak 3 kali lemparan menggunakan bola tenis yang lebiah ringan sasaran berupa kardus yang tingginya di buat sesuai fungsi lemparan bawah atau lemparan lambungan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 bola bola kasti, gerakan lemparan bawah sesuai dengan yang di jelaskan dalam RPP dengan pembelajaran yang di kompetisikan. b) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Samping Pemelajaran lemparan samping siswa dibagi menjadi dua regu melakukan gerakan lemparan samping kearah sasaran sebanyak 3 kali lemparan dengan menggunakan bola tenis dengan sasaran lingkaran yang di tempel ditembok dengan jarak dan tinggi di sesuaikan dengan fungsi lemparan samping yaitu untuk mematikan lawan atau melakukan operan kepada teman jadi jaraknya tidak terlalu jauh dan tingginya tidak melebihi tinggi siswa, cara melakukan gerakan lemparan samping sesuai dengan yang di jelaskan dalam RPP dengan pembelajaran yang di kompetisikan. c) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Atas Pemelajaran lemparan atas siswa dibagi menjadi dua regu melakukan gerakan lemparan atas kearah sasaran sebanyak 3 kali lemparan dengan menggunakan bola tenis dengan sasaran lingkaran yang di tempel ditembok dengan jarak dan tinggi di sesuaikan dengan fungsi lemparan atas yaitu untuk melakukan operan jauh kepada teman jadi jaraknya di buat lebiah jauh dari lemparan samping dan lemparan bawah dan
sasaran di taruh
tinggi. Cara melakukan gerakan lemparan atas sesuai dengan yang di jelaskan dalam RPP dengan pembelajaran yang di kompetisikan. 3) Penutup a) Melaksanakan penenangan / pendinginan. b) Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang telah dipelajari kepada siswa. c) Mengakhiri kegiatan siswa di persilahkan berdoa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 c. Observasi Tindakan Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap beberapa unsur gerakan dan dari hasil observasi menyimpulkan bahwa : 1) Lemparan Bawah Pembelajaran gerakan melempar bola kasti dalam hal ini lemparan bawah dengan penggunaan alat bantu pembelajaran berupa bola tenis dan pembelajaran yang di kompetisikan siswa cukup tertarik dan ada siswa yang bersemangat melakukan gerakan melempar kearah sasaran yang di siapkan guru. 2) Lemparan Samping Pembelajaran gerakan melempar bola kasti dalam hal ini lemparan samping dengan penggunaan alat bantu pembelajaran berupa bola tenis dan pembelajaran yang di kompetisikan siswa cukup tertarik dan ada siswa yang bersemangat melakukan gerakan melempar kearah sasaran yang di siapkan guru berupa lingkaran yang ditempel di dinding. Masih ada beberapa anak yang gerakanya belum benar saat melempar. 3) Lemparan Atas Pembelajaran gerakan melempar bola kasti dalam hal ini lemparan atas dengan penggunaan alat bantu pembelajaran berupa bola tenis dan pembelajaran yang di kompetisikan siswa cukup tertarik dan ada siswa yang bersemangat melakukan gerakan melempar kearah sasaran yang di siapkan guru berupa lingkaran yang ditempel di dinding. Sebagian anak sudah benar tapi masih ada beberapa anak yang belum benar melakukan rangkaian gerak melempar kearah sasaran.
d. Refleksi Tindakan Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut: 1) Keberhasilan guru/siswa: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 Penggunaan alat bantu yaitu dengan bola tenis siswa sangat senang karena bola lebih ringan dan baru bagi siswa dalam pembelajaran melempar bola kasti, selain dengan penggunaan alat bantu pembelajaran juga di rancang menarik dengan dikompetisikan. Alat bantu pembelajaran bola tenis dilihat dari beratnya dari bola kasti lebih ringan sehingga siswa melakukan lemparan lebih senang. 2) Kendala yang dihadapi guru/siswa: Kendala yang dihadapi yaitu lapangan yang kurang luas, konsentrasi siswa yang terpecah karena gangguan dari kelas lain, kadang ada siswa yang malah memperhatikan kelas lain dengan materi pelajaran yang berbeda, siswa yang sulit di atur semaunya sendiri melakukan gerakan ada yang serius ada yang melakukan dengan tidak serius. Masih banyak siswa yang kurang paham melakukan gerakan lemparan dengan gerakan dengan benar. 3) Rencana Perbaikan: Berdasarkan hasil pengamatan dan kendala-kendala dalam pembelajaran pada pertemuan pertama
maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada
pertemuan berikutnya, antara lain : a) Guru memanfaatkan semaksimal mungkin lapangan yang ada karena jarak lapangan cukup jauh dengan pertimbangan waktu pembelajaran tetap dilakukan di halaman sekolah. b) Guru memberi arahan kembali kepada siswa saat pembelajaran berlangsung siswa harus memperhatikan tidak boleh memperhatikan kelas lain. c) Dalam penyampain materi guru menjelaskan dengan jelas kepada siswa bagaimana cara melakukan lemparan yang benar. d) Guru menambah intensitas lemparan ke arah sasaran dan merubah permainan di pemanasan agar siswa tidak cepat bosan. e) Guru memberikan perhatian khusus pada siswa yang kemampuan gerak melemparnya masih rendah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 2. Siklus I Prtemuan II a. Perencanaan Tindakan Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan pertama, maka perencanaan tindakannya adalah sebagai berikut: 1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan pertama. Penggunaan alat bantu pembelajaran pada pertemuan pertama sudah ada peningkatan namun untuk indikator capaian dalam siklus I belum tercapai maka pengemasan pembelajaran pada pertemuan ini dibuat lebih menarik lagi. 2) Menyiapkan alat bantu yang digunakan untuk proses pembelajaran. 3) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut : 1) Pemanasan. a) Guru menyiapkan dan memimpin doa. b) Menjelaskan materi yang akan di ajarkan secara umum yaitu lemparan bawah, samping, atas. c) Melakukan pemanasan, pemanasan yang diberikan berupa permainan memasukkan bola kearah sasaran yang cara memainkan dan peraturannya sudah tercantum dalam RPP. 2) Inti Pelajaran Melakukan gerakan melempar bola kasti yaitu: a) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Bawah
Pembelajaran lemparan bawah siswa di bagi dua regu melakukan lemparan kearah sasaran sebanyak 4 kali lemparan menggunakan bola tenis yang lebiah ringan sasaran berupa kardus yang tingginya di buat sesuai fungsi lemparan bawah atau lemparan lambungan bola bola kasti, cara melakukan gerakan lemparan bawah sesuai commit dalam to userRPP sebelum siswa melakukan dengan yang di jelaskan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 gerakan guru memberi contoh gerakan terlebih dahulu kepada siswa agar siswa lebih paham dan mengerti melakukan gerakan lemparan bawah yang benar pembelajaran dilakukan dengan di kompetisikan. b) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Samping
Pembelajaran lemparan bawah siswa di bagi dua regu melakukan lemparan kearah sasaran sebanyak 4 kali lemparan menggunakan bola berekor yang lebih ringan sasaran berupa lingkaran yang ditempel di dinding di buat sesuai fungsi lemparan samping yang fungsinya untuk mematikan lawan atau untuk melakukan operan kepada teman bola kasti, cara melakukan gerakan lemparan samping sesuai dengan yang di jelaskan dalam RPP dengan pembelajaran yang di kompetisikan. Guru memberikan contoh kepada siswa bagaimana melakukan gerakan lemparan samping yang benar selain menjelaskan secara lisan agar siswa lebih mengerti dan paham. c) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Atas
Pemelajaran lemparan atas siswa dibagi menjadi dua regu melakukan gerakan lemparan atas kearah sasaran sebanyak 4 kali lemparan dengan menggunakan bola tenis dengan sasaran lingkaran yang di tempel ditembok dengan jarak dan tinggi di sesuaikan dengan fungsi lemparan atas yaitu untuk melakukan operan jauh kepada teman jadi jaraknya di buat lebiah jauh dari lemparan samping dan lemparan bawah dan
sasaran di taruh
tinggi. Cara melakukan gerakan lemparan atas sesuai dengan yang di jelaskan dalam RPP dengan pembelajaran yang di kompetisikan. Guru memberikan contoh kepada siswa bagaimana melakukan gerakan lemparan atas yang benar selain menjelaskan secara lisan agar siswa lebih mengerti dan paham. 3) Penutup commit to user a) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 b) Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang telah dipelajari kepada siswa. c) Mengakhiri kegiatan siswa di persilahkan berdoa.
c. Observasi Tindakan Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap beberapa unsur gerakan dan dari hasil observasi menyimpulkan bahwa : 1) Lemparan Bawah Pada pertemuan kedua siswa melakukan gerakan lemparan bawah sesuai perintah guru, melakukan dengan dikompetisikan lemparan bawah dilakukan dari bawah samping pinggang dengan bola tenis setiap anak mendapat 4 kali kesempatan. Siswa senang dan antusias mengikuti pembelajaran walau masih ada beberapa siswa yang kurang baik melakukan lemparan tapi ada peningkatan dari pertemuan pertama kesalahan siswa berkurang dan menuju ke arah gerakan yang benar. 2) Lemparan Samping Pembelajaran untuk lemparan samping cukup lancar siswa melakukan dengan baik sesuai perintah guru. Melakukan lemparan kearah sasaran dengan menggunakan bola berekor setiap anak mendapat 4 kali kesempatan. Siswa senang dan antusias mengikuti pembelajaran walau ada beberapa siswa kurang baik melakukan lemparan samping kebanyakan siswa kurang membengkokkan siku saat melempar dan tidak ada gerak lanjut tapi di banding pertemuan sebelumnya sudah ada peningkatan gerak menuju kearah yang benar. 3) Lemparan Atas Pembelajaran lemparan atas berjalan cukup baik siswa antusias mengikuti pembelajaran sesuai arahan guru, dalam lemparan atas commitsebelumnya to user sama seperti pertemuan siswa melakukan lemparan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 kearah sasaran dengan pembelajaran yang dikompetisikan setiap anak mendapat 4 kali kesempatan. Tetapi masih ada siswa yang kurang baik melakukan lemparan atas di banding lemparan bawah atau samping lemparan atas hanya beberapa anak saja yang peningkatannya sedikit, di banding pertemuan sebelumnya di pertemuan kedua ini sudah ada peningkatan pada siswa.
d. Refleksi Tindakan Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut: 1) Keberhasilan guru/siswa: Penggunaan alat bantu yaitu dengan bola tenis dan bola berekor siswa sangat senang karena bola lebih ringan dan baru bagi siswa dalam pembelajaran melempar bola kasti,
selain dengan
penggunaan alat bantu pembelajaran juga di rancang menarik dengan dikompetisikan. Gerakan siswa juga sudah menunjukan perubahan beberapa siswa sudah dapat melakukan gerakan dengan cukup baik. 2) Kendala yang dihadapi guru/siswa: Kendala yang dihadapi yaitu kadang siswa terganggu oleh kelas lain ada bola yang masuk kelapangan. Ada siswa yang malu kurang percaya diri melakukan gerakan, ada siswa yang tidak jujur meyampaikan hasil lemparan. 3) Rencana Perbaikan: Berdasarkan hasil pengamatan dan kendala dalam pembelajaran pada pertemuan kedua maka perlu ada perbaikan pada pertemuan berikutnya, antara lain : a) Guru memberi arahan kepada siswa untuk percaya diri saat melakukan gerakan melempar. b) Guru memberikan penanaman sikap kepada siswa agar siswa to user jujur dalam commit pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 3. Siklus I Pertemuan III a. Perencanaan Tindakan Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan kedua, maka perencanaan tindakannya adalah sebagai berikut: 1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan kedua. Penggunaan alat bantu pembelajaran pada pertemuan kedua sudah ada peningkatan namun untuk indikator capaian dalam siklus I belum tercapai maka pengemasan pembelajaran pada pertemuan ini dibuat lebih menarik lagi. 2) Menyiapkan alat bantu yang digunakan untuk proses pembelajaran. 3) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut: 1) Pemanasan. a) Guru menyiapkan dan memimpin doa. b) Menjelaskan materi yang akan di ajarkan secara umum yaitu lemparan bawah, samping, atas. c) Melakukan pemanasan, pemanasan yang diberikan berupa permainan kucingan cara memainkan dan peraturannya sudah tercantum dalam RPP. 2) Inti Pelajaran Melakukan gerakan melempar bola kasti yaitu : a) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Bawah
Pembelajaran lemparan bawah siswa di bagi dua kelompok melakukan lemparan ke arah bilah yang diberi angka tiga kali kesempatan setiap lemparan tepat sasaran mendapat poin sesuai yang ada dalam RPP bola yang digunakan bola tenis, pembelajaran dikompetisikan agar ada persaingan dan siswa bersemangat melakukan rangkaian gerakan. commitgerakan to user guru memberi contoh gerakan Sebelum siswa melakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 terlebih dahulu kepada siswa agar siswa lebih paham dan mengerti melakukan gerakan lemparan bawah yang benar. b) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Samping
Pembelajaran lemparan samping siswa di bagi dua regu melakukan lemparan kearah teman saling berhadapan menggunakan bola berekor agar siswa tertarik dan tidak cepat bosan. Pembelajaran dilaksanakan sesuai RPP Guru memberikan contoh kepada siswa bagaimana melakukan gerakan lemparan samping yang benar selain menjelaskan secara lisan agar siswa lebih mengerti dan paham. c) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Atas
Pemelajaran lemparan atas siswa dibagi menjadi empat kelompok urut absen siswa paling depan melakukan lemparan atas dengan jarak yang sesuai dengan dengan RPP setelah melakukan lemparan siswa berlari kearah teman yang menerima bola variasi pembelajaran dilakukan agar siswa tidak bosan dengan melakukan lemparan bola kasti. Guru memberikan contoh kepada siswa bagaimana melakukan gerakan lemparan atas yang benar selain menjelaskan secara lisan agar siswa lebih mengerti dan paham. 3) Penutup a) Melaksanakan penenangan / pendinginan. b) Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang telah dipelajari kepada siswa. c) Mengakhiri kegiatan siswa di persilahkan berdoa.
c. Observasi Tindakan Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap beberapa unsur gerakan dan dari hasil observasi menyimpulkan bahwa : 1) Lemparan Bawah Pada pertemuan ketiga siswa melakukan gerakan lemparan bawah commit melemparkan to user dengan baik siswa mencoba bola ke arah bilah sesuai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 nomor yang ada. Maksud dari pembelajaran ini agar siswa jika bisa tepat
melakukan
lemparan
maka
di
harapkan
nanti
dalam
melambungkan bola bisa tepat sesuai dengan yang diminta pemukul. Bola yang digunakan masih bola tenis yang ringan untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran. Ada beberapa siswa yang mampu melakukan dengan baik sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa ada juga yang masih kurang, tetapi dalam pertemuan ini terjadi peningkatan kemampuan gerak siswa dalam melakukan lemparan bawah. 2) Lemparan Samping Pembelajaran untuk lemparan samping cukup lancar siswa melakukan dengan baik sesuai perintah guru. Melakukan lemparan kearah teman dengan pembelajaran yang di kompetisikan sehingga siswa antusias dan cukup semangat. Ada beberapa siswa yang sudah bisa membengkokkan siku saat melempar. Lemparan samping cukup sulit di banding lemparan bawah atau atas. Dilihat dari pengamatan yang sudah dilakukan cukup ada perubahan kearah yang lebih baik banyak siswa yang sudah melakukan dengan baik dan ada peningkatan gerak. 3) Lemparan Atas Pembelajaran lemparan atas berjalan cukup baik siswa antusias mengikuti pembelajaran sesuai arahan guru, dalam lemparan atas kali ini guru membuat variasi pembelajaran sesuai dengan RPP siswa antusias mengikuti pembelajaran dan senang dengan pembelajaran yang diberikan guru. Untuk lemparan atas peningkatan gerak cukup baik dengan bola berekor dan bola di lempar melambung jauh siswa tidak bosan dan tertarik. Hasil pengamatan tindakan selama siklus I dari aspek kognitif, afektif, psikomotor, dan hasil belajar melempar siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 adalah sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 1) Aspek kognitif siswa pada pembelajaran melempar bola kasti setelah mendapat tindakan I dengan penggunaan alat bantú pembelajaran. Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran melempar bola kasti di ambil melalui observasi tes tulis berupa pertanyaan mengenai materi gerak melempar bola kasti. Kondisi siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 setelah diberi tindakan I melalui penggunaan alat bantu pembelajaran untuk aspek kognitif sebagai berikut: Tabel 4.5. Aspek Kognitif Siswa Setelah Tindakan I Aspek
Kognitif
Kondisi Siklus I
Keterangan
Persentase
Jumlah Siswa
70, 59%
24
Tuntas
29, 41%
10
Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yaitu 24 siswa atau 70, 59% dan siswa yang belum tuntas 10 siswa atau 29, 41% dengan demikian target capaian aspek kognitif untuk siklus I sudah tercapai. 2) Aspek afektif siswa pada pembelajaran melempar bola kasti setelah mendapat tindakan I dengan penggunaan alat bantu pembelajaran. Aktivitas siswa terhadap materi pembelajaran melempar bola kasti di ambil melalui observasi sikap siswa dalam pembelajaran gerakan melempar bola kasti. Aspek yang dinilai terdiri dari sikap disiplin, percaya diri, semangat, kerjasama, dan kejujuran. Kondisi siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 setelah diberi tindakan I melalui penggunaan alat bantú pembelajaran untuk aspek afektif sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 Tabel 4.6. Aspek Afektif Siswa Setelah Tindakan I Aspek
Afektif
Kondisi Siklus I
Keterangan
Persentase
Jumlah Siswa
58, 82%
20
Tuntas
41, 18%
14
Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yaitu 20 siswa atau 58, 82% dan siswa yang belum tuntas 14 siswa atau 41, 18% dengan demikian target capaian aspek afektif untuk siklus I sudah tercapai. 3) Aspek psikomotor siswa pada pembelajaran melempar bola kasti setelah mendapat tindakan I dengan penggunaan alat bantu pembelajaran. Penguasaan
kemampuan
siswa
terhadap
materi
pembelajaran
melempar bola kasti di ambil melalui observasi unjuk kerja gerak siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Kondisi siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 setelah diberi tindakan I melalui penggunaan alat bantu pembelajaran untuk aspek psikomotor sebagai berikut: Tabel 4.7. Aspek Psikomotor Siswa Setelah Tindakan I Aspek
Psikomotor
Kondisi Awal
Keterangan
Persentase
Jumlah Siswa
73, 53%
25
Tuntas
26, 47%
9
Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa penguasaan gerak siswa pada pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yaitu 25 siswa atau 73, 53% dan siswa yang belum tuntas 9 siswa atau 26, 47% dengan demikian target capaian aspek psikomotor untuk siklus I sudah tercapai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 4) Hasil belajar melempar melempar siswa bola kasti setelah tindakan I melalui penggunaan alat bantu pembelajaran. Hasil belajar melempar siswa bola kasti merupakan gabungan antara nilai kognitif, afektif, dan psikomotor. Kondisi siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 setelah tindakan I diberi melalui penggunaan alat bantú pembelajaran sebagai berikut: Tabel 4.8. Hasil Belajar Melempar Siswa Setelah Tindakan I Penilaian
Kondisi Siklus I
Keterangan
Persentase
Jumlah Siswa
Hasil Belajar
55, 88%
19
Tuntas
Melempar
44, 12%
15
Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran
Gambar 4.1. Diagram Hasil Belajar Melempar Siklus I Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa Hasil belajar melempar pada pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yaitu 19 siswa atau 55, 88% dan siswa yang belum tuntas 15 siswa atau 44, 12% dengan demikian target capaian Hasil Belajar melempar untuk siklus I sudah tercapai.
d. Refleksi Tindakan Adapun dari tabel pencapaian hasil di atas, menujukkan bahwa hasil belajar siswa dalam melakukan gerakan lemparan bola kasti meningkat sesuai target capaian pada siklus I yang dicantumkan pada proposal. Keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan ketiga ini adalah sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 1) Keberhasilan guru/siswa: Penggunaan alat bantu yaitu dengan bola tenis dan bola berekor siswa sangat senang karena bola lebih ringan dan baru bagi siswa dalam pembelajaran melempar bola kasti, selain dengan penggunaan alat bantú pembelajaran juga di rancang menarik dengan dikompetisikan. Gerakan siswa juga sudah menunjukan perubahan beberapa siswa sudah dapat melakukan gerakan dengan cukup baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotor juga mengalami peningkatan. Guru juga melakukan perubahan variasi pembelajaran lemparan agar siswa tidak bosan. 2) Kendala yang dihadapi guru/siswa: Kendala yang dihadapi yaitu lapangan yang kurang luas lemparan atas dilakukan dengan memaksimalkan lapangan yang ada, siswa terlalu over dalam pembelajaran, siswa mulai malas mengerjakan soal kognitif. 3) Rencana Perbaikan: Berdasarkan hasil pengamatan dan kendala-kendala dalam pembelajaran pada pertemuan kedua
maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada
pertemuan berikutnya, antara lain : a) Guru memberi semangat arahan kepada siswa untuk melakukan segala kegiatan dengan sungguh-sungguh baik dalam pembelajaran atau saat mengerjakan soal kognitif. b) Guru memberi masukan kepada siswa agar tidak terlalu over dalam proses pembelajaran dengn cara melakukan pendekatan kepada siswa yang sulit diatur.
1. Siklus II Pertemuan I a. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan, sebagai berikut: 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam commit to user pembelajaran penjasorkes.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu penggunaan alat bantu pembelajaran dalam pembelajaran gerakan melempar bola kasti. 3) Menyiapkan alat yang digunakan untuk pengajaran. 4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut : 1) Pemanasan. a) Guru menyiapkan dan memimpin doa. b) Menjelaskan materi yang akan di ajarkan secara umum yaitu lemparan bawah, samping, atas. c) Melakukan
pemanasan,
pemanasan
yang
diberikan
berupa
kucingan yang cara memainkan dan peraturannya sudah tercantum dalam RPP. 2) Inti Pelajaran Melakukan gerakan melempar bola kasti yaitu : a) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Bawah Pembelajaran lemparan bawah siswa di bagi dua regu membentuk lingkaran besar dilpilih satu anak atau dua anak di tengah melakukan lemparan bawah kearah teman dilakukan bergantian, lemparan dengan menggunakan bola tenis. Siswa yang lain saling mengamati gerakan melempar yang dilakukan usahankan bola tepat ke arah teman. b) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Samping Pemelajaran lemparan samping siswa dibagi menjadi dua regu melakukan
gerakan
lemparan
samping
ke
sesama
teman
menggunakan bola tenis cara melakukan gerakan sesaui dengan RPP siswa terakhir melempar ke arah selang melingkar yang di commit to user gantung tiap gerakan masuk dapat poin satu, dua regu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 dikompetisikan paling banyak mengumpulkan poin dialah regu yang menang. c) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Atas Pemelajaran lemparan atas siswa dibagi menjadi dua regu melakukan gerakan lemparan atas kearah sasaran yaitu selang yang di buat melingkar dan di gantung di tiang, melempar dengan menggunakan bola tenis dengan jarak dan tinggi di sesuaikan dengan fungsi lemparan atas yaitu untuk melakukan operan jauh kepada teman jadi jaraknya di buat lebiah jauh dari lemparan samping dan lemparan bawah dan sasaran di taruh tinggi. Cara melakukan gerakan lemparan atas sesuai dengan yang di jelaskan dalam RPP dengan pembelajaran yang di kompetisikan. 3) Penutup a) Melaksanakan penenangan / pendinginan. b) Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang telah dipelajari kepada siswa. c) Mengakhiri kegiatan siswa di persilahkan berdoa.
c. Observasi Tindakan Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap beberapa unsur gerakan dan dari hasil observasi menyimpulkan bahwa : 1) Lemparan Bawah Pembelajaran gerakan melempar bola kasti dalam hal ini lemparan bawah dengan penggunaan alat bantu pembelajaran berupa bola tenis dan pembelajaran yang disusun guru cukup menarik siswa saling mengoreksi kesalahan teman lain sehingga pengetahuan siswa lebih baik dari prtemuan sebelumnya. 2) Lemparan Samping Pembelajaran gerakan melempar bola kasti dalam hal ini lemparan commitalat to user samping dengan penggunaan bantu pembelajaran berupa bola tenis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 dan pembelajaran yang di kompetisikan siswa cukup tertarik dan tidak bosan dengan pembelajaran yang diberikan, dengan lemparan ke sesama teman di maksudkan untuk menggumpan bola pada permainan kasti nantinya. 3) Lemparan Atas Pembelajaran gerakan melempar bola kasti dalam hal ini lemparan atas dengan penggunaan alat bantu pembelajaran berupa bola berkor dan pembelajaran yang di kompetisikan siswa cukup tertarik dan ada siswa yang bersemangat melakukan gerakan melempar kearah sasaran yang di siapkan guru berupa lingkaran yang di buat dari selang yang di gantung di tiang.
d. Refleksi Tindakan Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut: 1) Keberhasilan guru/siswa: Penggunaan alat bantú yaitu dengan bola tenis siswa sangat senang karena bola lebih ringan dan baru bagi siswa dalam pembelajaran melempar bola kasti, selain dengan penggunaan alat bantu pembelajaran juga di rancang menarik dengan dikompetisikan. Alat bantú pembelajaran bola tenis dilihat dari beratnya dari bola kasti lebih ringan sehingga siswa melakukan lemparan lebih senang. 2) Kendala yang dihadapi guru/siswa: Kendala yang dihadapi yaitus siswa mulai bosan mengerjakan soal, ada beberapa siswa putra yang meminta sepak bola. Sudah cukup banyak siswa yang paham melakukan gerakan lemparan dengan gerakan dengan benar. 3) Rencana Perbaikan: Berdasarkan hasil pengamatan dan kendala-kendala dalam pembelajaran pada pertemuan pertama maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada commit to :user pertemuan berikutnya, antara lain
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 a) Guru memberi masukan dan arahan kepada siswa untuk melakukan semua kegiatan pembelajaran baik saat melakukan lemparan ataupun saat mengerjakan soal kognitif kepada siswa yang mulai bosan mengerjakan soal. b) Guru memberikan masukan kembali agar siswa tidak meminta sepak bola, dengan cara melakukan pendekatan bahwa pembelajaran melempar yang diberikan untuk penelitian selain itu gerak melempar juga ada dalam silabus dan harus disampaikan.
2. Siklus II Pertemuan II a. Perencanaan Tindakan Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan pertama, maka perencanaan tindakannya adalah sebagai berikut: 1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan pertama. Penggunaan alat bantu pembelajaran pada pertemuan pertama sudah ada peningkatan namun untuk indikator capaian dalam siklus II belum tercapai maka pengemasan pembelajaran pada pertemuan ini dibuat lebih menarik lagi. 2) Menyiapkan alat bantu yang digunakan untuk proses pembelajaran. 3) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut : 1) Pemanasan. a) Guru menyiapkan dan memimpin doa. b) Menjelaskan materi yang akan di ajarkan secara umum yaitu lemparan bawah, samping, atas. c) Melakukan
pemanasan,
pemanasan
yang
diberikan
berupa
permainan menjala ikan yang cara memainkan dan peraturannya commit to user sudah tercantum dalam RPP.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 2) Inti Pelajaran Melakukan gerakan melempar bola kasti yaitu: a) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Bawah Pembelajaran lemparan bawah hampir sama dengan pertemuan pertama siswa membentuk lingkaran besar dan melakukan lemparan bawah, hanya saja guru mulai memberikan bola kasti yang sebenarnya agar siswa mulai terbiasa karena sudah cukup banyak siswa yang bisa melakukan gerakan dengan baik. b) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Samping Pembelajaran lemparan samping siswa di bagi dua regu melakukan lemparan samping ke sesama teman hampir sama pada pertemuan pertama hanya saja guru mulai menggunaka bola yang sesungguhnya yaitu bola kasti agar siswa mulai berlatih karena sudah cukup banyak siswa yang mampu melakukan lemparan dengan baik. c) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Atas Pemelajaran lemparan atas siswa dibagi menjadi beberapa regu melakukan gerakan lemparan atas ke arah sasaran sama dengan pertemuan pertama hanya saja bola yang di gunakan ditambah dengan bola kasti karena sudah cukup banyak siswa yang mampu melakukan gerakan lemparan atas dengan baik. 3) Penutup a) Melaksanakan penenangan / pendinginan. b) Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang telah dipelajari kepada siswa. c) Mengakhiri kegiatan siswa di persilahkan berdoa.
c. Observasi Tindakan Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap beberapa unsur commit to user gerakan dan dari hasil observasi menyimpulkan bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 1) Lemparan Bawah Pada pertemuan kedua siswa melakukan gerakan lemparan bawah sesuai perintah guru, dnegan bola kasti dan bola tenis siswa mulai bisa menggunakan bola yang sebenarnya untuk melakukan lemparan bawah dengan pembelajaran yang disusun guru. 2) Lemparan Samping Pembelajaran untuk lemparan samping cukup lancar siswa melakukan dengan baik sesuai perintah guru. Melakukan lemparan ke arah teman dan siswa terakhir melempar ke sasaran dengan pembelajaran yang di kompetisikan maka siswa sangat tertarik dengan bola kasti dan bola tenis siswa mulai bisa menggunakan bola yang sebenarnya. Sudah cukup banyak siswa yang baik melakukan lemparan. 3) Lemparan Atas Pembelajaran lemparan atas berjalan cukup baik siswa antusias mengikuti pembelajaran sesuai arahan guru, dalam lemparan atas sama seperti pertemuan sebelumnya siswa melakukan lemparan kearah sasaran dengan pembelajaran yang dikompetisikan bola yang digunakan sudah di kenalkan kembali bola kasti siswa tidak kesulitan dan mampu melakukan gerakan dengan cukup baik.
d. Refleksi Tindakan Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut: 1) Keberhasilan guru/siswa: Penggunaan alat bantu yaitu dengan bola tenis, bola berekor, bola kasti siswa sangat senang mulai terbiasa karena pembelajaran sebelumnya guru memberikan dengan bola tenis dan bola berekor,
selain dengan
penggunaan alat bantu pembelajaran juga di rancang menarik dengan dikompetisikan. Gerakan siswa juga sudah menunjukan perubahan beberapa siswa banyak yang sudah dapat melakukan gerakan dengan commit to user cukup baik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 2) Kendala yang dihadapi guru/siswa: Kendala yang dihadapi yaitu pembelajaran yang dikompetisikan membuat siswa saling mengalahkan kadang ada siswa yang memarahi temannya karena regunya kalah, ini disebabkan kurangnya penanaman sikap oleh guru karena sebelum tindakan pembelajaran tidak dikompetisikan. 3) Rencana Perbaikan: Berdasarkan hasil pengamatan dan kendala-kendala dalam pembelajaran pada pertemuan kedua
maka perlu ada perbaikan-perbaikan pada
pertemuan berikutnya, antara lain : a) Guru memberi arahan bahwa tujuan dari pembelajaran bukanlah kemenangan, agar siswa tidak saling menyalahkan tetapi denagn pembelajaran yang dikompetisikan diharapkan siswa bisa saling kerjasama untuk meraih kemenangan regunya, selain itu diharapkan siswa dapat semangat, percaya diri dan jujur saat melakukan proses pembelajaran.
3. Siklus II Pertemuan III a. Perencanaan Tindakan Berdasarkan dari refleksi pada pertemuan kedua, maka perencanaan tindakannya adalah sebagai berikut: 1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan kedua. Penggunaan alat bantu pembelajaran pada pertemuan kedua sudah ada peningkatan namun untuk indikator capaian dalam siklus II belum tercapai maka pengemasan pembelajaran pada pertemuan ini dibuat lebih menarik lagi. 2) Menyiapkan alat bantu yang digunakan untuk proses pembelajaran. 3) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut : 1) Pemanasan. a) Guru menyiapkan dan memimpin doa. b) Menjelaskan materi yang akan di ajarkan secara umum yaitu lemparan bawah, samping, atas. c) Melakukan
pemanasan,
pemanasan
yang
diberikan
berupa
permainan hitam hijau cara memainkan dan peraturannya sudah tercantum dalam RPP. 2) Inti Pelajaran Melakukan gerakan melempar bola kasti yaitu : a) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Bawah b) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Samping c) Siswa Melakukan Gerakan Lemparan Atas Pembelajaran ketiga lemparan hampir sama hanya jarak yang berbeda antara lemparan bawah, samping, atas. Siswa di bagi dua regu saling berhadapan melakukan latihan melempar dengan bola kasti dengan cara yang di jelaskan di RPP dengan pembelajaran yang dikompetisikan. Setelah semua rangkaian gerakan selesai guru memberikan kembali model pembelajaran berupa permainan yang intinya mengasah kemampuna gerak melempar bola kasti dengan menggabungkan ketiga lemparan kedalam satu permainan sesuai dalam RPP. 3) Penutup a) Melaksanakan penenangan / pendinginan. b) Guru memberikan evaluasi dan tanya-jawab proses pembelajaran yang telah dipelajari kepada siswa. c) Mengakhiri kegiatan siswa di persilahkan berdoa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 c. Obsevasi Tindakan Pada langkah ini pengamatan dilakukan oleh peneliti saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap beberapa unsur gerakan dan dari hasil observasi menyimpulkan bahwa ketiga lemparan sudah ada peningkatan yang baik banyak siswa yang melakukan gerakan dengan baik. Siswa melakukan ketiga lemparan dengan pembelajaran dirancang guru tidak mengalami kesulitan berarti dan bola juga mampu memainkan dengan baik. Hasil observasi juga menunjukkan peningkatan yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotor dan Hasil Belajar melempar bola kasti sebagai berikut: 1) Aspek kognitif siswa pada pembelajaran melempar bola kasti setelah mendapat tindakan II dengan penggunaan alat bantu pembelajaran. Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran melempar bola kasti di ambil melalui observasi tes tulis berupa pertanyaan mengenai materi gerak melempar bola kasti. Kondisi siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 setelah diberi tindakan II dengan penggunaan alat bantú pembelajaran untuk aspek kognitif sebagai berikut: Tabel 4.9. Aspek Kognitif Siswa Setelah Tindakan II Aspek
Kondisi Siklus II
Kognitif
Keterangan
Persentase
Jumlah Siswa
91, 18%
31
Tuntas
8, 82%
3
Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yaitu 31 siswa atau 91, 18% dan siswa yang belum tuntas 3 siswa atau 8, 82% dengan demikian target capaian aspek kognitif untuk siklus II sudah tercapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 2) Aspek afektif siswa pada pembelajaran melempar bola kasti setelah mendapat tindakan II dengan penggunaan alat bantu pembelajaran. Aktivitas siswa terhadap materi pembelajaran melempar bola kasti di ambil melalui observasi sikap siswa dalam pembelajaran gerakan melempar bola kasti. Aspek yang dinilai terdiri dari sikap disiplin, percaya diri, semangat, kerjasama, dan kejujuran. Kondisi siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 setelah diberi tindakan II dengan penggunaan alat bantú pembelajaran untuk aspek afektif sebagai berikut: Tabel 4.10. Aspek Afektif Siswa Setelah Tindakan II Aspek
Kondisi Siklus II
Afektif
Keterangan
Persentase
Jumlah Siswa
79, 41%
27
Tuntas
20, 59%
7
Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yaitu 27 siswa atau 58, 82% dan siswa yang belum tuntas 14 siswa atau 41, 18% dengan demikian target capaian aspek afektif untuk siklus II sudah tercapai. 3) Aspek psikomotor siswa pada pembelajaran melempar bola kasti setelah mendapat tindakan II melalui penggunaan alat bantú pembelajaran. Penguasaan kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran melempar bola kasti di ambil melalui observasi unjuk kerja gerak siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Kondisi siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 setelah diberi tindakan II melalui penggunaan alat bantú pembelajaran untuk aspek psikomotor sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 Tabel 4.11. Aspek Psikomotor Siswa Setelah Tindakan II Aspek
Kondisi Siklus II
Psikomotor
Keterangan
Persentase
Jumlah Siswa
91, 18%
31
Tuntas
8, 82%
3
Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa penguasaan gerak siswa pada pembelajaran melempar bola kasti siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 mengalami peningkatan yaitu 31 siswa atau 91, 18% dan siswa yang belum tuntas 3 siswa atau 8, 82% dengan demikian target capaian aspek psikomotor untuk siklus II sudah tercapai. 4) Hasil belajar melempar melempar siswa bola kasti setelah tindakan II melalui penggunaan alat bantu pembelajaran. Hasil belajar melempar siswa bola kasti merupakan gabungan antara nilai kognitif, afektif, dan psikomotor. Kondisi siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 setelah tindakan II melalui penggunaan alat bantú pembelajaran sebagai berikut: Tabel 4.8. Hasil Belajar Melempar Siswa Setelah Tindakan II Penilaian
Kondisi Siklus II
Keterangan
Persentase
Jumlah Siswa
Hasil Belajar
82, 35%
28
Tuntas
Melempar
17, 65%
6
Belum Tuntas
Keterangan : Data terdapat dalam lampiran
d. Refleksi Tindakan Adapun keberhasilan yang diperoleh pada siklus kedua adalah sebagai berikut: 1) Aspek kognitif siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu 91, 18% atau 31 siswa telah tuntas dalam pembelajaran gerak melempar commit to user bola kasti.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 2) Aspek afektif siswa mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu 79, 41% atau 27 siswa telah tuntas dalam pembelajaran gerak melempar bola kasti. 3) Aspek psikomotor siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu 91, 18% atau 31 siswa telah tuntas dalam pembelajaran gerak melempar bola kasti. 4) Hasil belajar dalam melakukan rangkaian gerakan lemparan bola kasti baik lemparan bawah, samping, atas meningkat dari 32,35 % pada kondisi awal menjadi 55,88 % pada akhir siklus I dan meningkat menjadi 82,88 % pada akhir siklus II.
Gambar 4.2. Diagram Deskripsi Kemampuan Melempar Siswa Siklus II Penggunaan alat bantu pembelajaran memberikan banyak perubahan baik dalam aspek kognitif, afektif, psikomotor dan Hasil belajar melempar bola kasti, Dengan demikian alat bantu pembelajaran adalah alat yang tepat yang bisa diterapkan guru untuk mencapai tujuan pendidikan atau meningkatkan kemampuan siswa dalam suatu proses pembelajaran. Atas dasar ketuntasan tersebut maka pembelajaran melempar bola kasti dinyatakan berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus Berdasarkan catatan dari para siklus, siklus I dan siklus II terdapat peningkatan kemampuan gerakan melempar bola kasti. Ini dapat dilihat pada diagram pembahasan dari pra siklus, siklus I dan siklus II diatas. Untuk aspek kognitif pada para siklus 44, 12% meningkat menjadi 70, 59% pada siklus I dan commit to user meningkat kembali pada siklus II menjadi 91, 18%.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
Gambar 4.3. Diagram Persentase Ketuntasan Aspek Kognitif Aspek afektif siswa juga mengalami peningkatan yaitu dari 47, 06% meningkat menjadi 58, 82% pada siklus I dan meningkat kembali pada siklus II menjadi 79, 41%.
Gambar 4.4. Diagram Persentase Ketuntasan Aspek Afektif Aspek psikomotor juga mengalami peningkatan yaitu dari 41, 18% meningkat menjadi 73, 55% pada siklus I dan meningkat kembali pada siklus II menjadi 91, 18%.
Gambar 4.5. Diagram Persentase Ketuntasan Aspek Psikomotor Hasil Belajar melempar dari keadaan siswa pad para siklus 32, 35% mengalami peningkatan menjadi 55, 88% pada siklus I dan pad siklus II kembali meningkat menjadi 82, 35%. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
Gambar 4.6. Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Melempar
D. Pembahasan PenelitianTindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri dengan subjek penelitian siswa kelas IV C tahun pelajaran 2011/2012 sudah terlaksana dengan baik, tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan Hasil belajar melempar bola kasti, dan juga meningkatkan pemahaman, afektif, dan psikomotor siswa, peneliti yang bekerjasama dengan guru penjasorkes menemukan beberapa hal sebagai temuan pada saat penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Oservasi awal (para silus) aspek kognitif siswa 44, 12% dan pada siklus I meningkat menjadi 70, 59% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 91, 18%. 2. Oservasi awal (para silus) aspek afektif siswa 47, 06% dan pada siklus I meningkat menjadi 58, 82% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 79,41%. 3. Oservasi awal (para silus) aspek psikomotor siswa 41, 18% dan pada siklus I meningkat menjadi 73, 53% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 91, 18%. 4. Oservasi awal (para silus) hasil belajar melempar siswa 32,35% dan pada siklus I meningkat menjadi 55, 88% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 82,35%. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 5. Melihat dari hasil penelitian yang sudah terlaksana peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar melempar bola kasti pada siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2011 / 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), dapat disimpulkan sebagai berikut: Penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar melempar bola kasti pada siswa kelas IVC Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang tuntas aspek kognitif kondisi awal 15 siswa atau 44, 12% dan pada siklus I meningkat menjadi 24 siswa 70, 59% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 31 siswa atau 91, 18%. Aspek afektif kondisi awal 16 siswa 47, 06% dan pada siklus I meningkat menjadi 20 siswa atau 58, 82% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 27 siswa atau 79,41%. Aspek psikomotor kondisi awal 14 siswa 41, 18% dan pada siklus I meningkat menjadi 25 siswa atau 73, 53% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 31 siswa atau 91, 18%. Dan hasil kemapuan melempar siswa kondisi awal 11 siswa atau 32,35% dan pada siklus I meningkat menjadi 19 siswa 55, 88% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 28 siswa atau 82,35%. Simpulan penelitian ini adalah penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan melempar bola kasti pada siswa kelas IV C Sekolah Dasar Negeri 1 Wonogiri.
B. Implikasi Pembelajaran pendidikan jasmani yang dilaksanakan di Sekolah Dasar apapun yang di ajarkan sesuai dengan materi yang ada pada silabus pasti ada kendala atau masalah yang di alami, begitu juga dengan masalah yang di alami guru penjas Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri khususnya dalam pembelajaran melempar bola kasti, media yang tidak lengkap atau kurang sangat menghambat proses pembelajaran salin itu juga model pembelajaran yang kurang menarik juga dapat membuat siswa commit to user kegiatan belajar mengajar. Melalui cepat bosan dan tidak semangat dalam mengikuti 77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat memotivasi dan membuat siswa tidak cepat bosan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya pada guru Sekolah Dasar Negeri 1Wonogiri, sebagai berikut: 1. Guru hendaknya lebih kreatif, inovatif dan mampu memanfaatkan alat yang ada untuk agar pembelajaran penjas dapat bejalan dengan baik. 2. Pelaksanaan proses pembelajaran guru hendaknya memperhatikan kondisi siswa dan menggunakan strategi mengajar serta media yang bervariasi. Dengan demikian siswa tidak cepat bosan mengikuti pembelajaran penjas.
commit to user