perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BAWAH SEPAKBOLA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh : CANDRA STYA HERMAWAN K5608092
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit user Januarito2013
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Candra Stya Hermawan
NIM
: K5608092
Jurusan/Program Studi
: POK/Pendidikan Kepelatihan Olahraga
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ” UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR
PASSING
BOLA
BAWAH
SEPAKBOLA
MELALUI
PEMBELAJARAN DENGAN METODE COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Januari 2013 Yang membuat pernyataan
Candra Stya Hermawan
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BAWAH SEPAKBOLA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh : CANDRA STYA HERMAWAN K5608092
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit user Januarito2013 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Desember 2012 Pembimbing I
Slamet Widodo, S.Pd, M.Or NIP. 19711228 200312 1 001
Pembimbing II
Islahuzzaman Nuryadin, S.Pd, M.Or NIP. 19780113 200604 1 001 commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi : Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Mulyono, M. M
1……………………
Sekretaris
: Fadilah Umar, S. Pd. M.Or
Anggota I
: Slamet Widodo, S.Pd, M.Or
Anggota II
: Islahuzzaman Nuryadin, S.Pd, M.Or
Disahkan Oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP 19600727 198702 1 001 commit to user v
2. …………… 3. …………………… 4. . …………
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Kebahagiaan adalah sesuatu yang justru berlipat ganda ketika dibagi. (Paulo Coelho) Ingatlah 5 perkara sebelum 5 perkara. Sehat sebelum sakit. Muda sebelum tua. Kaya sebelum miskin. Lapang sebelum sempit. Hidup sebelum mati. (Raihan) Jangan melihat dari mana aku melangkah, tapi lihatlah kemana aku akan melangkah. (Penulis) Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu. (Andrea Hirata)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
SMA N 1 Boyolali, sekolah dimana penulis belajar menjadi seorang pendidik sejati. Berbagi, menerapkan dan mengembangkan pengetahuan yang selama ini ditempuh di bangku kuliah
Rachmat dan Siti Sopiyah, orangtuaku tercinta, motivator terbesar dalam hidupku. Tak pernah lelah membuatku selalu tegar menghadapi kerasnya kehidupan. Terima kasih untuk semua doa, harapan, pengorbanan yang ibu dan bapak berikan kepadaku
Endang, Wawan dan Anik, kakak-kakakku tersayang dan segenap keluarga tercinta. Terima kasih atas doa dan dukungan kalian kepadaku
Ratih, seorang wanita yang selalu menyemangatiku. Terima kasih telah memberikan saran maupun kritikan untuk setiap kekurangsempurnaan ini.
Suhadi, Uky, Reza, Agiek dan segenap warga kos penghuni Wisma Square. Terima kasih telah berbagi waktu untuk menemani dan mendukungku.
Bangun, Dicky, Kristanto, Hamiseno, Rifky, Adit dan rekan – rekan Penkepor ’08 terima kasih atas kebersamaan dan kekompakan kalian.
Almamater.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Candra Stya Hermawan. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BAWAH SEPAKBOLA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Univesitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar passing bola bawah sepakbola pada siswa kelas X 2 SMA N 1 Boyolali tahun pelajaran 2012/2013 melalui penggunaan metode cooperative learning. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 2 SMA N 1 Boyolali tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 32 siswa, yang terdiri dari 10 siswa putra dan 22 siswa putri. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan penilaian hasil belajar passing bola bawah sepakbola. Teknik analisis data yang digunakan penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kuantitatif dengan teknik persentase. Berdasarkan hasil penelitian ini analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I dan siklus II yang telah dilaksanakan. Kondisi awal hasil belajar passing bola bawah sepakbola yang masuk kategori tuntas yaitu 31.25% atau 10 siswa. Hasil belajar passing bola bawah sepakbola pada siklus I masuk kategori tuntas adalah 65.62% atau 21 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 8437 % atau sebanyak 27 siswa. Simpulan penelitian ini adalah penggunaan metode cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar passing bola bawah sepakbola siswa kelas X 2 SMA N 1 Boyolali tahun pelajaran 2012/2013. Kata Kunci : Hasil Belajar Passing Bola Bawah, Cooperative Learning
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Passing Bola Bawah Sepakbola Melalui Pembelajaran Dengan Metode Cooperative Learning Pada Siswa Kelas X 2 SMA Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olaharaga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik karena adanya bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.
Drs. Agustiyanto, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Slamet Widodo, S.Pd, M.Or, sebagai Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.
5.
Islahuzzaman Nuryadin, S.Pd, M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.
6.
Drs. Agung Wardoyo, Kepala SMA N 1 Boyolali yang telah memberikan izin penelitian ini. commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
7.
digilib.uns.ac.id
Jumadi, S.Pd., guru pendidikan jasmani SMA N 1 Boyolali sebagai mitra kolaborasi selama penelitian.
8.
Siswa kelas X 2 SMA N 1 Boyolali yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.
9.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta,
Januari 2013
Penulis
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... ii HALAMAN PENGAJUAN......................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
v
HALAMAN MOTTO ..................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. viii KATA PENGANTAR .................................................................................
ix
DAFTAR ISI ................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi BAB
BAB
I. PENDAHULUAN ......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................
1
B. Perumusan Masalah .............................................................
4
C. Tujuan Penelitian .................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ...............................................................
5
II. KAJIAN PUSTAKA ..................................................................
6
A. Kajian Teori.........................................................................
6
1. Permainan Sepakbola......................................................
6
a. Tujuan Permainan Sepakbola....................................
6
b. Komponen Dasar yang Harus Dikuasai Pemain Sepak Bola................................................................
7
2. Teknik Dasar Bermain Bola..........................................
9
a. Macam-macam Teknik Dasar Bermain Bola............
9
b. Manfaat Teknik Dasar Bermain Bola...................... commit to Sepakbola........................... user 3. Passing dalam Permainan xi
10 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Pengertian Passing Sepakbola...............................
11
b. Teknik Pelaksanaan Passing Sepakbola..................
13
c. Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Melakukan Passing Sepakbola..................................................
14
4. Belajar dan Pembelajaran.............................................
15
a. Pengertian Belajar...................................................
15
b. Pengertian Pembelajaran.........................................
17
c. Definisi Model Pembelajaran..................................
18
5. Metode Cooperative Learning.....................................
18
a. Pengertian Metode Cooperative Learning..............
18
b. Ciri-ciri dan Langkah Cooperative Learning.........
20
c. Model-model Cooperative Learning......................
22
d. . Pengertian Student Team-Achievement Divisions (STAD) ..................................................................
23
e. Pembelajaran Passing Bola Bawah Sepakbola dengan Metode Cooperative Learning-Student Team-Achievement Divisions (STAD).................
25
f. Kelebihan dan Kekurangan Metode Cooperative Learning..................................................................
27
B. Penelitian yang Relevan..................................................
27
C. Kerangka Berpikir............................................................
29
BAB III. METODE PENELITIAN .....................................................
32
A. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................
32
B. Subjek Penelitian .............................................................
32
C. Sumber Data. ...................................................................
33
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ...............................
33
E. Uji Validitas Data ............................................................
34
F. Teknik Analisis Data .......................................................
34
G. Indikator Kinerja Penelitian ............................................
34
H. Prosedur Penelitian .......................................................... commit to user
35
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN . ........................
41
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ..............................
41
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ............................
42
C. Pembahasan Hasil Tindakan Antarsiklus ........................
61
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ...............................
59
A. Simpulan .........................................................................
62
B. Implikasi .........................................................................
63
C. Saran ...............................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
65
LAMPIRAN ............................................................................................
68
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Langkah-Langkah Metode Cooperative Learning..................
21
Tabel 2.2 Perbandingan Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif ...
22
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Waktu dan Pelaksanaan Penelitian ............
32
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data Penelitian .....................................
33
Tabel 3.3 Indikator Kinerja Penelitian ....................................................
35
Tabel 3.4 Persentase Target Capaian Hasil Belajar Siswa......................
40
Tabel 4.1 Deskripsi Kondisi Awal ..........................................................
42
Tabel 4.2 Hasil Tes Ketrampilan Siswa Pada Siklus I............................
50
Tabel 4.3 Hasil Tes Ketrampilan Siswa Pada Siklus II ..........................
58
Tabel 4.4 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa .......................
61
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1 Gerakan Passing Sepakbola dengan Kaki Bagian Dalam...
14
Gambar 3.1 Skematik Kegiatan Inti Penelitian .......................................
36
Gambar 4.1 Diagram Kondisi Awal Hasil Belajar Passing Bola Bawah Sepakbola ..............................................................................
43
Gambar 4.2 Diagram Hasil Tes Ketrampilan Siswa Pada Siklus I .........
50
Gambar 4.3 Diagram Hasil Tes Ketrampilan Siswa Pada Siklus II .......
59
Gambar 4.4 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ...................
61
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1 RPP Siklus I.........................................................................
70
Lampiran 2 RPP Siklus II .......................................................................
84
Lampiran 3 Daftar Peserta Didik Kelas X 2 SMA N 1 Boyolali ............
99
Lampiran 4 Daftar Nilai Peserta Didik Kelas X 2 SMA N 1 Boyolali ...
94
Lampiran 5 Dokumentasi ........................................................................
116
Lampiran 6 Pengajuan Judul ...................................................................
123
Lampiran 7 Validasi Proposal Skripsi ....................................................
124
Lampiran 8 Surat Ijin Menyusun Skripsi ................................................
125
Lampiran 9 Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ....................................
126
Lampiran 10 Permohonan Ijin Research kepada Rektor ........................
127
Lampiran 11 Permohonan Ijin Research kepada Kepala Kesbangpol ....
128
Lampiran 12 Permohonan Ijin Research kepada Kepala Sekolah ..........
129
Lampiran 13 Surat Rekomendasi dari Kesbangpol.................................
130
Lampiran 10 Surat Keterangan Research dari SMA N 1 Boyolali .........
131
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan pendidikan yang memiliki cakupan cukup luas. Melalui gerak fisik sebagai media pembelajaran pendidikan jasmani, banyak aspek yang dikembangkan dalam diri siswa. Husdarta (2009: 4) menyatakan, “Pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk mengembangkan keutuhan manusia. Melalui fisik, mental dan emosional turut dikembangkan”. Sedangkan tujuan umum dari pendidikan jasmani menurut Suherman, (2000: 23) diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu: “(1) perkembangan fisik, (2) perkembangan gerak, (3) perkembangan mental dan, (4) perkembangan sosial”. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan pendidikan lain. Melalui pembelajaran pendidikan jasmani dikembangkan aspek fisik, gerak, mental dan sosial. Upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani, maka dalam kurikulum pendidikan jasmani telah diatur materi pelejaran pendidikan jasmani yang harus diberikan kepada siswa sesuai jenjang pendidikannya. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan pada siswa Sekolah Menengah Atas atau sekolah yang sederajat. Upaya mencapai keterampilan bermain sepakbola, maka harus menguasai teknik dasar bermain sepakbola. Soekatamsi (2000: 15) menyatakan, “Keterampilan teknik bermain sepakbola adalah penerapan teknik dasar bermain sepakbola”. Ini artinya, keterampilan bermain sepakbola akan dimiliki siswa sekolah apabila menguasai teknik dasar bermain sepakbola. Menendang bola merupakan salah satu teknik dasar bermain sepakbola yang memiliki konstribusi besar dalam permainan sepakbola. Hampir seluruh permainan sepakbola dilakukan dengan menendang bola. Wahjoedi (1999: 120) menyatakan, “Menendang bola merupakan keterampilan paling penting dan commit to user mendasar yang harus dikuasai dalam permainan sepakbola. Oleh karena itu, 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 teknik dasar sepakbola yang pertama kali harus dikuasai oleh setiap pemain sepakbola adalah menendang bola”. Pada prinsipnya menendang bola memiliki fungsi sebagai operan untuk menghubungkan pemain satu dengan pemain lainnya dalam satu tim atau mencetak gol ke gawang lawan. Kerjasama tim akan terjalin dengan baik apabila operan-operan melalui tendangan dilakukan dengan baik dan tepat pada sasaran. Untuk melakukan operan-operan pemain satu dengan pemain lainnya dalam satu tim dilakukan dengan operan pendek menyusur tanah (passing). Seperti diungkapkan Mielke (2007: 19) bahwa, “Passing adalah seni memindahkan momentum bola dari satu pemain ke pemain lain”. Menjalin kerjasama tim melalui operan-operan pendek atau passing sangat penting. Melalui
operan-operan
yang
cermat
dan
akurat,
maka
akan
mencerminkan kerjasama tim yang kompak. Melalui operan-operan rendah yang tepat dan penerapan taktik dan strategi yang baik akan mampu mengecoh atau membuka pertahanan lawan, sehingga mempunyai peluang menciptakan gol ke gawang lawan. Pentingnya peranan passing dalam permainan sepakbola, maka passing sepakbola harus diajarkan pada tahap awal sebelum mempelajari teknik dasar lainnya. Melakukan passing dengan baik dan tepat pada sasaran bagi siswa sekolah bukan merupakan hal yang mudah. Sering kali dalam melakukan passing tidak tepat pada sasaran yang diinginkan, bahkan tidak menutup kemungkinan bolanya melambung rendah atau melenceng, sehingga bola mudah direbut oleh lawan. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi saat pembelajaran passing sepakbola disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya belum menguasai teknik passing sepakbola, tidak memiliki pengalaman bermain sepakbola, mental kurang baik dan lain sebagainya. Kesalahan-kesalahan yang sering dialami siswa dalam pembelajaran passing sepakbola, sehingga siswa merasa sulit untuk melakukan passing dengan baik dan benar. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran Penjas (termasuk passing bola bawah sepakbola) harus dicarikan solusi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 Seorang guru Penjas harus mampu mencarikan solusi yang tepat, jika siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran Penjas. Tuntutan pembelajaran sekarang ini, seorang guru harus mampu menganalisis kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan mencarikan solusi yang tepat jika siswa mengalami kesulitan. Adanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan oleh seorang guru, jika banyak kendala yang dihadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Seperti dijelaskan Sutama & Sufanti (2009: 8) bahwa, “Secara umum tujuan PTK adalah untuk mengadakan perbaikan mutu praktik pembelajaran di kelas. Melalui PTK guru senantiasa memperbaiki praktik pembelajaran di kelas berdasarkan pengalaman-pengalaman langsung yang nyata dipandu dengan perluasan wawasan ilmu pengetahuan dan penguasaan teoritik praktis pembelajaran”. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Boyolali yang mengikuti pelajaran pendidikan jasmani khususnya pada materi sepak bola menunjukkan bahwa siswa ketika melakukan passing bola bawah masih memiliki kesulitan ketika melakukan gerakan passing. Terlihat dari hasil penilaian di lapangan yang menunjukkan hanya 30% dari jumlah siswa yang memenuhi KKM sekolah. Banyak siswa yang takut melakukan passing bola bawah dengan sempurna karena belum mengetahui teknik passing bola bawah sepakbola dengan benar. Ada banyak unsur – unsur dalam pelaksanaan teknik passing bola bawah. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam melakukan gerakan passing adalah perkenaan pada kaki tidak tepat, sehingga bola bergulir tidak sesuai target yang sudah ditentukan. Hal ini tentu menjadi masalah utama ketika pelajaran penjas. Pembelajaran selama ini menggunakan metode konvensional, dimana guru penjas selama mengajar hanya menggunakan gaya mengajar komando tanpa menggunakan metode yang lain selama pembelajaran, sehingga menyebabkan siswa terkadang tidak mendengarkan instruksi dari guru saat pembelajaran. Ini menunjukkan bahwa siswa siswa masih kurang aktif saat pembelajaran. Guru masih menjadi pusat pelajaran. Dengan demikian hendaknya disusun suatu model commit to user pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 meningkat, agar siswa memiliki minat untuk belajar passing bola bawah, siswa dibuat aktif dalam pembelajaran tersebut tidak hanya guru yang memberikan intruksi dan lain sebagainya. Untuk itu salah satu model yang tepat adalah model Cooperative Learning dengan tipe Student Team Achievement Division (STAD). Karena dengan model pembelajaran ini siswa dapat dibuat menjadi siswa yang aktif dan aplikasinya adalah siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang didalamnya terdapat siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah disini siswa dipacu untuk menjadi siswa aktif yang selain bertanggung jawwab pada diri sendri juga pada anggota dalam kelompoknya. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang masih terlihat rendah. Berdasarkan beberapa masalah yang telah dikemukakan di atas, maka akan dilakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Passing Bola Bawah Sepakbola melalui Metode Cooperative Learning Pada Siswa Kelas X 2 SMA Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka didapat perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah pembelajaran dengan metode cooperative learning dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar passing bola bawah siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Boyolali tahun pelajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan hasil belajar passing sepakbola melalui pembelajaran dengan metode cooperative learning pada siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Boyolali tahun pelajaran 2012/2013.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini yaitu: a. Bagi SMA Negeri 1 Boyolali Sebagai bahan masukan, saran, dan informasi terhadap sekolah SMA Negeri 1 Boyolali, untuk penerapan model Cooperative Learning pembelajaran yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar siswa. b. Bagi Siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Boyolali Mempermudah siswa
kelas X 2 SMA Negeri 1 Boyolali dalam
memahami dan mengerti materi yang diberikan oleh guru khususnya dalam pembelajaran
passing
bola
bawah
sepakbola,
sehingga
siswa
mampu
meningkatkan kemampuannya dalam menguasai keterampilan dasar serta hasil belajar khususnya pada passing bola bawah sepakbola. c. Bagi Guru Penjaskes SMA Negeri 1 Boyolali Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru Penjaskes di SMA Negeri 1 Boyolali yaitu bahwa dengan menerapkan Cooperative Learning dapat meningkatkan kemampuan serta hasil belajar siswa pada passing bola bawah sepakbola. d. Bagi Peneliti Peneliti mendapatkan fakta bahwa melalui penerapan cooperative learning dapat meningkatkan penguasaan teknik dasar atau materi dalam pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola a. Tujuan Permainan Sepakbola Menurut Sucipto dkk, (2000: 7) mengatakan bahwa, “Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang”. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan keterampilan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan seluruh anggota badannya dengan kaki dan tangan. Tujuan dari masing-masing kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk melindungi serangan atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola. Dalam permainan sepakbola para pemain dituntut untuk dapat menerapkan berbagai teknik ke dalam pola taktik dan strategi serta kerja sama tim yang kompak agar dapat memperoleh kemenangan. Sucipto, dkk, (2000: 7) menyatakan bahwa “Tujuan permainan sepakbola adalah pemain memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawannya dan berusaha menjaga gawangnya sendiri, agar tidak kemasukan”. Pendapat lain dikemukakan Tarigan (2001: 2) bahwa, “Sepakbola adalah pemecahan masalah, bagaimana memperagakan sebuah teknik yang serasi, ditinjau dari posisi lawan dan kawan. Pengetahuan tentang taktik strategi bermain sepakbola sangat penting”. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Soekatamsi (1995: 12) bahwa, “Semua pemain sepakbola harus menguasai teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola, karena orang akan menilai sampai mana teknik dan keterampilan para pemain dalam hal menendang bola, memberikan bola, menyundul bola, menembakkan bola ke gawang lawan untuk mencetak gol”. commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tujuan permainan sepakbola adalah mencapai kemenangan. Untuk mencapai kemenangan dibutuhkan penguasaan teknik, taktik dan strategi yang baik, sehingga mempunyai peluang untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya. Selain itu juga, dalam setiap tim yang bermain merupakan suatu kesebelasan yang memiliki tugas untuk menjebol gawang lawan sebanyak mungkin dengan semua pemain memiliki peluang sama termasuk kiper. Menurut Luxbacher (1998) pertandingan sepakbola merupakan permainan yang dimainkan dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 orang. Masing-masing tim mempertahankan gawang tim sendiri dan mencoba menjebol gawang lawan. Dengan melihat situasi ini tentu ada unsur kerja sama dalam setiap tim untuk mencetak gol. Setiap pemain memiliki posisi tersendiri, tetapi memiliki satu tujuan ketika di lapangan. Menurut Tarigan (2001: 3) bahwa, “Dalam permainan sepakbola, keterampilan-keterampilan yang dimiliki pemain tidak bisa dipisahkan dari satu kesatuan tim dan tidak akan pernah ia menggunakannya sendiri”. Artinya, keterampilan-keterampilan yang dimiliki seorang pemain, tidak pernah merupakan tujuan tersendiri. Berdasarkan penjelasan dua ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, sepakbola merupakan olahraga permainan beregu yang menuntut kualitas taktik dan teknik serta kerjasama yang kompak dalam satu tim untuk memperoleh kemenangan. Sebaik apapun teknik dan taktik yang dimilki suatu tim, tanpa kerjasama yang kompak akan sulit memenangkan suatu pertandingan. b. Komponen Dasar yang Harus Dikuasai Pemain Sepakbola Sepakbola merupakan olahraga permainan yang memiliki gerakan yang cukup kompleks, sehingga setiap pemain harus memiliki skill yang baik untuk memenangkan suatu pertandingan. Kemenangan suatu tim tercipta melalui kerjasama yang kompak dalam satu tim. Tarigan (2001: 3) menyatakan, “Dalam permainan sepakbola, keterampilan-keterampilan yang dimiliki to kesatuan user pemain tidak biasa dipisahkan commit dari satu tim dan tidak pernah ia akan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 menggunakannya sendiri. Artinya, keterampilan-keterampilan yang dimiliki seorang pemain, tidak pernah merupakan tujuan tersendiri”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kualitas individu atau tim suatu kesebelasan sangat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan teknik dasar sepakbola oleh para pemainnya. Ini artinya, faktor yang mendasar dan harus dikuasai seorang pemain sepakbola adalah menguasai teknik dasar bermain sepakbola.
Sarumpaet
dkk.
(1992:
47)
menyatakan,
“Dalam
usaha
meningkatkan mutu permainan ke arah prestasi, maka masalah teknik merupakan salah satu persyaratan yang menentukan”. Menurut Soekatamsi (1995: 20) bahwa, “Pemain pertama-tama (permulaan) harus menguasai macam-macam teknik dasar bermain sepakbola. Seorang pemain sepakbola yang tidak menguasai keterampilan teknik dasar bermain sepakbola tidaklah mungkin akan menjadi pemain yang baik”. Hal senada dikemukakan Muchtar (1992: 27) bahwa: “Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik perlu menguasai teknik dengan baik pula. Tanpa penguasaan teknik yang baik tidak mungkin dapat menguasai atau mengontrol bola dengan baik. Dan tanpa kemampuan menguasai bola dengan baik, tidak mungkin dapat menciptakan kerjasama dengan pemain lain. Sedangkan kerjasama adalah inti dari permainan sepakbola”. Menguasai teknik dasar bermain sepakbola merupakan faktor yang mendasar dan harus dilatihkan sejak awal berlatih sepakbola. Dengan menguasai teknik dasar bermain sepakbola dengan baik, maka memberi peluang yang besar untuk memenangkan pertandingan dan meraih prestasi yang optimal. Strategi atau taktik permainan sebaik apapun, jika pemainnya tidak menguasai teknik dasar sepakbola dengan baik, taktik atau strategi tersebut tidak ada manfaatnya. Seperti dikemukakan Sneyers (1990: 24) bahwa, “Dilihat dari segi taktis, mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar. Semakin terampil seorang pemain dengan bola, dan semakin mudah ia dapat (tanpa kehilangan bola) meloloskan diri dari suatu situasi, semakin baik jalannya pertandingan bagi kesebelasannya”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 Dengan menguasai teknik dasar bermain sepakbola akan dapat mendukung penampilannya baik secara individu maupun tim. Semakin baik seorang pemain menguasai teknik dasar bermain sepakbola, maka ia akan memiliki keterampilan teknik bermain sepakbola yang baik. 2. Teknik Dasar Bermain Sepakbola a. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola Ditinjau dari pelaksanaan permainan sepakbola bahwa, gerakangerakan yang terjadi dalam permainan adalah gerakan-gerakan dari badan dan macam – macam cara memainkan bola. Gerakan badan dan cara memainkan bola adalah dua komponen yang saling berkaitan dalam pelaksanaan permainan sepakbola. Gerakan-gerakan maupun cara memainkan bola tersebut terangkum dalam teknik dasar bermain sepakbola. Seperti dikemukakan oleh Muchtar (1992: 27) bahwa, “Berdasarkan gerakan-gerakan yang terjadi dalam permainan sepakbola, teknik sepakbola dibagi atas teknik badan dan teknik bola”. Selain itu Soekatamsi (1995: 34), menyatakan bahwa ,”Teknik bermain sepakbola dibagi menjadi dua yaitu : (1) Teknik tanpa bola, (2) Teknik dengan bola “. Hal senada dikemukakan Abdoellah (1981: 416) bahwa : “Unsur-unsur untuk dapat bermain sepakbola secara baik sebenarnya sangat kompleks, karena unsur yang satu dengan yang lain sangat erat hubungannya dan sukar untuk dipisah – pisahkan. Pada garis besarnya teknik sepakbola dapat dibagi menjadi dua yaitu, (1) teknik badan (body technics), ialah gerakan-gerakan dalam sepakbola tetapi tanpa menggunakan bola, (2) teknik dengan bola ialah gerakan-gerakan sepakbola dengan menggunakan bola”. Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik dasar bermain sepakbola dibagi menjadi dua macam yaitu teknik tanpa bola (teknik badan) dan teknik dengan bola. Teknik badan atau teknik tanpa bola pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan fisik
untuk
mencapai kesegaran jasmani (physical fitness) agar dapat bermain sepakbola dengan sebaik-baiknya. Menurut Soekatamsi (1995: 16) unsur-unsur teknik tanpa bola terdiri dari : “(1) Lari cepattodan mengubah arah, (2) Melompat dan commit user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 meloncat, (3) Gerak tipu tanpa bola dan, (4) Gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang”. Teknik dengan bola pada dasarnya yaitu semua gerakan-gerakan dengan bola. Kemampuan seorang pemain dalam memainkan bola akan sangat membantu penampilannya dalam bermain sepakbola. Oleh karena itu, setiap pemain harus mempelajari unsur-unsur teknik dengan bola secara seksama. Unsur-unsur teknik dengan bola menurut Muchtar (1992: 29) terdiri dari : 1) Teknik menendang bola. 2) Teknik menahan bola (trapping). 3) Teknik menggiring bola (dribble). 4) Gerak tipu. 5) Tenik menyundul bola (heading). 6) Teknik merebut bola (tackling). 7) Teknik lemparan ke dalam (throw-in). 8) Teknik penjaga gawang. Unsur teknik tanpa bola maupun teknik dengan bola pada prinsipnya memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan bermain sepakbola. Kedua teknik tersebut saling mendukung dan saling berhubungan. Kedua teknik dasar tersebut harus mampu diaplikasikan dan dikombinasikan di dalam permainan menurut kebutuhannya. Kualitas dan kemampuan teknik yang baik akan mendukung penampilan seorang pemain dan kerjasama tim. Semakin baik kualitas teknik yang dimiliki, maka penguasaan permainan akan semakin baik, sehingga akan memberikan peluang untuk memenangkan pertandingan. b. Manfaat Teknik Dasar Bermain Sepakbola Baik dan tidaknya penampilan seorang pemain sepakbola sangat bergantung pada penguasaan teknik yang dimiliki. Sarumpaet dkk, (1992: 47) bahwa, “Dalam usaha meningkatkan commit mutu to userpermainan ke arah prestasi, maka
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 masalah teknik merupakan salah satu persyaratan yang menentukan”. Menurut Sneyers (1990: 24), “Dilihat dari segi taktis, mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar”. Sedangkan Muchtar (1992: 27) berpendapat, “Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik perlu menguasai teknik dengan baik pula. Tanpa penguasaan teknik yang baik tidak mungkin dapat menguasai atau mengontrol bola dengan baik, dan tanpa kemampuan menguasai bola dengan baik, tidak mungkin dapat menciptakan kerjasama dengan pemain lain”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut di atas menunjukkan bahwa, menguasai teknik dasar bermain sepakbola mempunyai peran penting terhadap penampilan seorang pemain baik secara individu maupun secara kolektif, serta mendukung penerapan taktik dan strategi dalam permainan. Dengan penguasaan teknik dasar bermain sepakbola yang baik, maka akan mampu melakukan kerjasama yang kompak dalam satu tim, sehingga akan meningkatkan kualitas permainan untuk memperoleh kemenangan. 3. Passing dalam Permainan Sepakbola a. Pengertian Passing Sepakbola Passing merupakan teknik dasar menendang bola yang berperan penting dalam permainan sepakbola. Melalui passing yang cermat dan akurat akan meningkatkan kualitas permainan suatu tim sepakbola. Mielke (2007: 19) menyatakan: Sepakbola sejatinya adalah permainan tim. Walaupun pemain yang memiliki keterampilan tinggi bisa mendominasi pada kondisi tertentu, seorang pemain sepakbola harus saling bergantung pada setiap anggota tim untuk menciptakan permainan cantik dan membuat keputusan yang tepat. Agar bisa berhasil di dalam lingkungan tim ini, seorang pemain sepakbola harus mengasah keterampilan passing. Pendapat tersebut menunjukkan, sebaik apapun keterampilan seorang pemain sepakbola, keberhasilan atau kemenangan sebuah tim sepakbola dibutuhkan kerjasama tim yang kompak. Kerjasama tim yang kompak dibutuhkan kemampuan passsing yang baik dari setiap pemainnya. Untuk itu, dalam melakukan passing harus dilakukan secermat commit to user mungkin agar teman seregunya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 mampu menerima dan mengontrol bola dengan baik. Gifford (2007: 14) menyatakan, “Mengumpan adalah keterampilan paling penting untuk dikuasai. Umpan menghubungkan semua pemain di seluruh bagian lapangan dan memungkinkan tim membangun serangan”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, melakukan umpan dengan passing harus dilakukan secermat mungkin, bola menyusur tanah agar mudah dikontrol teman seregunya. Umpan-umpan yang cermat dan akurat melalui passing dapat dijadikan serangan untuk menciptkan gol ke gawang lawan. Lhaksana & Pradosi (2008: 64) menyatakan, “Operan bola harus dilakukan dengan baik agar bola tidak sampai ke pihak lawan atau bahkan keluar lapangan permainan. Operan bola yang diukur dengan sempurna akan memudahkan rekan pemain lain untuk menerima bola tersebut dengan baik”. Passing yang cermat dan akurat banyak manfaatnya terhadap kualitas permainan. Hal yang terpenting dalam melakukan passing harus diimbangi kontrol bola yang baik. Kemampuan pemain sepakbola melakukan passing dengan cermat dan kontrol bola yang baik dapat digunakan sebagai serangan untuk mencetak gol ke gawang lawan. Mielke (2007: 20) menyatakan: Passing yang baik dimulai ketika tim yang sedang menguasai bola menciptakan ruang diantara lawan dengan bergerak dan membuka ruang di sekeliling pemain. Keterampilan dasar mengontrol bola perlu dilatih secara berulang-ulang, sehingga pemain yang melakukan passing mempunyai rasa percaya diri untuk melakukan passing yang tegas dan terarah kepada teman satu tim yang tidak dijaga lawan. Passing yang efektif juga memberikan peluang yang lebih baik untuk mencetak gol karena pemain yang menerima passing tersebut berada pada lokasi yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan passing yang dilakukan dengan lemah atau tidak terarah.
Pendapat tersebut menunjukkan, passing yang baik sangat berperan penting untuk membuka ruangan yang diimbangi kontrol bola yang baik. Selain itu, passing yang baik, kuat dan terarah dapat mendukung menciptakan gol ke gawang lawan. Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka harus dilakukan pembelajaran secara teratur dan dilakukan secara berulang-ulang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 b. Teknik Pelaksanaan Passing Sepakbola Passing dalam permainan sepakbola memiliki konstribusi besar dalam usaha menjalin kerjasama tim yang kompak untuk mencetak gol ke gawang lawan. Untuk memperoleh kemampuan passing yang baik, maka setiap pemain sepakbola harus mampu menggunakan bagian-bagian kaki untuk melakukan passing. Muchtar (1992: 29) menyatakan, “Bagian kaki yang dapat digunakan untuk menendang bola yaitu (1) kaki bagian dalam (inside-foot), (2) punggung kaki (instep-foot), (3) punggung kaki bagian dalam (inside-instep), (4) Punggung kaki bagian luar (Outside-instep)”. Menurut hasil penelitian Wahjoedi (1999: 120) bahwa, “Menendang bola pada prinsipnya dapat dilakukan dengan menggunakan kaki kanan maupun kaki kiri, pada (1) bagian dalam kaki, (2) bagian punggung kaki, (3) bagian luar kaki”. Berdasarkan bagian-bagian kaki yang digunakan menendang bola, passing dalam permainan sepakbola pada umumnya dilakukan dengan kaki bagian dalam. Mielke (2007: 20) menyatakan, “Kebanyakan passing dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam karena di kaki bagian itulah terdapat permukaan yang lebih luas bagi pemain untuk menendang bola, sehingga memberikan kontrol bola yang lebih baik”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kaki bagian dalam sangat efektif untuk melakukan passing sepakbola, karena memiliki permukaan yang lebih luas. Untuk memperoleh kualitas passing yang baik, maka harus menguasai teknik passing yang baik dan benar. Muchtar (1992: 30) menyatakan, teknik passing dengan kaki bagian sebagai berikut: 1) Kaki tumpu ditempatkan sejajar dan dekat dengan bola. Lutut sedikit dibengkokkan. 2) Kaki tendang datang dari arah belakang, dengan lutut berputar arah keluar. Kaki (sepatu) membentuk sudut 900 dengan kaki tumpu pada saat terjadi kontak antara kaki dengan kaki tendang dengan bola. 3) Posisi badan berada di ata sbola (menutup). 4) Tangan membentang ke samping untuk menjaga keseimbangan tubuh. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 5) Bola ditendang pada bagian tengah-tengah bola. Bagian kaki menyentuh bola adalah tengah-tengah kaki bagian dalam. 6) Mata melihat bola. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan passing dengan kaki bagian dalam sebagai berikut:
Gambar 2.1. Gerakan Passing Sepakbola dengan Kaki Bagian Dalam (Mielke, 2007: 21) c. Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Melakukan Passing Sepakbola Menendang bola dengan kaki bagian dalam adalah teknik dasar bermain sepakbola yang paling mudah dilakukan, jika dibandingkan dengan teknik dasar lainnya. Tidak menutup kemungkinan bagi siswa pemula, menendang bola dengan kaki bagian dalam ini sering kali melakukan kesalahan. Kesalahan yang sering terjadi pada tendangan dengan kaki bagian dalam, menurut Luxbacher (1997: 18) adalah “(1) bola terangkat dari permukaan, (2) operan tidak tepat, (3) operan kurang cepat, (4) mendekati bola dari sudut yang tajam dan berusaha melakukan tendangan melintang”. Kesalahan menendang bola dengan kaki bagian dalam tersebut menyebabkan bola akan melenceng dari sasaran yang diinginkan. Sebagai seorang pengajar atau guru, kesalahan yang dilakukan siswanya segera mungkin dibenarkan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pola gerakan yang salah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 Lebih lanjut Luxbacher (1997: 18) memberikan tips cara perbaikan kesalahan operan dengan kaki bagian dalam sebagai berikut: 1) Menendang bola dengan menggunakan bagian kaki yang terlalu jauh, di dekat jari, atau terlalu ke bawah akan membuat bola melambung ke udara. Tendanglah bagian tengah bola dengan samping dalam kaki antara pergelangan kaki dan jari 2) Letakkan kaki yang menahan keseimbangan di samping bola dan arahkan pada target. Bahu dan pinggul lurus dengan target. Jaga kepala agar tidak bergerak saat menendang bola. 3) Kaki yang menendang tetap kuat. Pindahkan berat badan ke depan saat kaki menyentuh bola. Gunakan gerakan akhir yang mulus. 4) Dekati bola langsung dari belakang. Bahu dan pinggul lurus dengan target saat kaki menyentuh bola. Tendang bola ke arah depan. Setiap kesalahan yang dilakukan siswa, seorang guru harus mampu mencermatinya dan segera membetulkannya dengan memberikan contoh gerakan passing yang benar. Agar kesalahan-kesalahan tidak sering dilakukan, seorang guru harus mampu memberikan penekanan-penekanan secara khusus pada teknik yang seringkali salah. Dengan demikian kesalahan yang sering dilakukan mendapat perhatian lebih dan dapat dihindari, sehingga akan terbentuk penguasaan teknik passing yang baik dan benar.
4. Belajar dan Pembelajaran a.
Pengertian belajar Pengertian Belajar menurut Aunurrahman (2009: 35) “belajar adalah
suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui pembelajaran dan pengalaman yang menyangkut aspek- aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus commit to user dan output yang berupa respon. Belajar adalah suatu kegiatan yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Perubahanperubahan itu berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu relatif lama (konstan). Serta perubahan-perubahan tersebut karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar. Belajar yang dikutip Sagala (2010: 14). ”Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Dimyati dan Mudjiono (2006: 7) mengemukakan “siswa adalah penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar”. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada proses belajar dan mengajar yang dialami siswa dan pendidik baik ketika para siswa di sekolah atau di lingkungan keluarganya sendiri. Belajar pada hakikatnya suatu proses perubahan pada diri seseorang dimana perubahan tersebut disebabkan adanya suatu pengalaman. Pengalaman manusia dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung anak mengalami dan berbuat sendiri secara langsung, misalnya belajar menjahit, menulis, menari dan lainnya. Sedangkan pengalaman tidak langsung menurut Nana Sudjana (2005: 107) diperoleh dengan berbagai cara: 1) Mengamati gejala atau situasi dengan menggunakan alat indera. Misalnya, mengamati orang yang sedang menjahit, menonton orang yang menari dan lain-lain. 2) Melalui bentuk gambar, misalnya mempelajari lukisan, foto dan lain-lain. 3) Melalui bentuk grafik misalnya, mempelajari peta, grafik, diagram dan lain-lain. 4) Melalui bentuk verbal yaitu diperoleh dengan cara membaca uraian tertulis dan lain-lain. 5) Melalui lambang, seperti rumus, istilah dan lain-lain. Belajar adalah tahapan yang harus dilalui untuk bisa mencapai perubahan yang diinginkan oleh suatu individu. Dengan ini dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses yang didalamnya terdapat interaksi dengan lingkungan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 sehingga memungkinkan adanya pengalaman yang menghasilkan perubahan tingkah laku. b.
Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat dua
komponen utama yaitu guru sebagai pengajar dan siswa sebagai orang yang belajar. Hal ini seperti dikemukakan Syaiful Sagala (2010: 61) bahwa, “ Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”. Menurut Dimyati dan Mudjiono yang dikutip oleh Syaiful Sagala (2010: 79) “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Pembelajaran sebagai proses yang dibangun guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir
siswa,
serta
dapat
meningkatkan
kemampuan
mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika materi yang diajarkan guru dapat dipahami dan diserap oleh siswa. Pembelajaran dapat disimpulkan dengan suatu kegiatan terpogram yang di dalamnya terdapat komunikasi 2 arah antara guru dan siswa sehingga menjadikan tujuan belajar dapat tercapai. c.
Definisi Model Pembelajaran Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran. Suprijono (2011: 46) menyatakan bahwa, „‟model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar‟‟. Sedangkan model pembelajaran menurut Isjoni (2010: 50) ialah „‟suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 pengajar di kelasnya‟‟. Dalam penerapannya, model pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Adapun Trianto (2011: 5) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah „‟kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar‟‟. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur. Apabila antara pendekatan, strategi, metode pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang digunakan sebagai pedoman untuk merencanakan pembelajaran dan menentukan perangkat pembelajaran yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan siswa. 5. Metode Cooperative Learning a. Pengertian Metode Cooperative Learning Cooperative Learning adalah salah satu bentuk pembelajaran yang didasarkan pada pendekatan konstruktivis. Cooperative Learning merupakan strategi pembelajaran dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Setiap siswa anggota kelompok harus bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Isjoni (2007: 19) menyebutkan “Cooperative learning sebagai pembelajaran kelompok kooperatif yang menuntut diterapkannya pendekatan belajar siswa yang sentris, humanistik, dan demokratis yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dan lingkungan belajarnya. Dengan demikian, maka pembelajaran kooperatif mampu membelajarkan diri dan kehidupan siswa baik di kelas atau sekolah. Lingkungan belajarnya juga membina dan meningkatkan serta mengembangkan potensi diri siswa sekaligus memberikan guruan hidup senyatanya. Jadi, cooperative learning dapat dirumuskan sebagai kegiatan pembelajaran kelompok yang terarah, terpadu, efektif, dan efisien ke arah mencari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 atau mengkaji sesuatu melalui proses kerjasama dan saling membantu (sharing) sehingga tercapai proses dan hasil belajar yang produktif (survive)”. Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen - elemen yang saling terkait. Isjoni (2010: 16) menyebutkan bahwa, „‟cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur‟‟. Lebih jauh dikatakan cooperative learning hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja. Siswa yang belajar menggunakan model cooperative learning akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebaya, serta lebih memberi motivasi pada siswa untuk meningkatkan kemampuannya. Berikut adalah pengertian cooperative learning atau pembelajaran kooperatif menurut beberapa tokoh : “Pembelajaran kooperatif” bukan hanya sebuah teknik pengajaran yang ditujukan untuk meningkatkan pencapaian prestasi, ini juga merupakan cara untuk menciptakan keceriaan, lingkungan yang pro-sosial, di dalam kelas, yang merupakan salah satu manfaat penting untuk memperluas perkembangan interpersonal dan keefektifan. (Slavin, 2009: 100) Huda (2011: 29) menyatakan : Cooperative Learning merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh suatu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain‟‟. Cooperative Learning muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi commit to user dengan temannya. Isjoni (2010: 15) menyatakan bahwa, „‟Cooperative Learning
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar”. Dari ketiga pendapat ketiga tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah bahwa metode ini menjadikan siswa bekerja sama dalam satu tim menjadikan mereka siswa yang aktif untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan dengan penuh semangat dan keceriaan. b. Ciri-Ciri dan Langkah Cooperative Learning Trianto (2011: 47) mengemukakan pelajaran yang menggunakan cooperative learning memiliki ciri-ciri : 1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar 2) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah 3) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam, dan 4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu. Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam pelajaran yang menggunakan cooperative learning : Tabel 2.1. Langkah - Langkah Metode Cooperative Learning Fase Fase – 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase – 2 Menyajikan informasi
Tingkah Laku Guru Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 Fase – 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase – 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase – 5 Evaluasi Fase – 6 Memberikan penghargaan
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Trianto (2011: 48)
c. Model-Model Cooperative Learning Di dalam Cooperative Learning terdapat bebarapa macam tipe antara lain adalah (Student Team-Achievement Divisions) STAD, JIGSAW, Investigasi Kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT), dan pendekatan Struktural yang meliputi Think Pair Share ( TPS) dan Numbered Head Togheter (NHT). Tabel 2.2. Perbandingan Pendekatan Dalam Pembelajaran Kooperatif. STAD Tujuan kognitif
Informasi akademik sederhana
STAD
Jigsaw Informasi akademik sederhana
Jigsaw commit to user
Investigasi Kelompok
Pendekatan Struktural
Informasi Informasi akademik akademik tingkat tinggi & sederhana keterampilan inkuiri Investigasi Kelompok
Pendekatan Struktural
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 Tujuan Sosial
Kerja Keja kelompok Kerjasama kelompok dan dan kerja sama dalam kelompol kerjasama kompleks
Keterampilan kelompok dan keterampilan sosial
Struktur Tim
Kelompok Belajar heterogen dengan anggota 4-5 orang anggota
Kelompok belajar heterogen dengan 5-6 orang anggota menggunakan pola kelompok asal & kelompok ahli
Kelompok belajar heterogen dengan 5-6 anggota homogen
Bervariasi, Berdua, bertiga, 4-5 orang anggota
Pemilihan Topik
Biasanya Guru
Biasanya Guru
Biasanya Guru
Biasanya Guru
STAD
Jigsaw
Investigasi Kelompok
Pendekatan Struktural
Tugas Utama
Siswa dapat menggunakan lembar kegiatan & saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya
Siswa mempelajari matri dalam kelompok ahli kemudian membantu kelompok asal mempelajari materi tersebut
Siswa menyelesaikan inkuiri kompleks
Siswa mengerjakan tugas – tugas yang diberikan secara sosial dan kognitif
Penilaian
Tes Mingguan
Bervariasi dapat Menyelesaikan berupa tes proyek dan menulis mingguan laporan, dapat menggunakan tes essay
Pengakuan Lembar Publikasi lain pengetahuan dan publikasi lain
Lembar pengakuan dan publikasi lain
Bervariasi
bervariasi
Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif Trianto ( 2011: 50-51 ) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 d. Pengertian Student Team-Achievement Divisions (STAD) Student Team-Achievement Divisions (STAD) atau Pembagian Kelompok Berdasar Kemampuan merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang paling tua dan yang paling banyak diteliti. Trianto (2011: 52) , menyatakan pembelajaran ini menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Tipe kooperatif ini menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Secara garis besar, urutan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Isjoni (2010 : 51) meliputi : 1) 2) 3) 4) 5)
Tahap penyajian materi. Tahap kegiatan kelompok. Tahap tes individual. Tahap penghitungan skor perkembangan individu, dan Tahap pemberian penghargaan kelompok
Dalam Slavin (2005: 12), gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya saling dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya. Dengan adanya kerja kelompok seperti ini, siswa dalam satu tim harus saling mendukung dan memberikan semangat bahwa norma pembelajaran itu penting, berharga dan menyenangkan. Siswa menjadi lebih bertanggung jawab dengan dirinya sendiri dan teman -teman dalam satu tim. Mereka saling bekerja sama dalam tim, menilai kekuatan dan kelemahan mereka untuk membantu mereka berhasil dalam tes. Dari beberapa uraian tentang pengertian dan teknis pelaksanaan tipe STAD kita dapat menarik kesimpulan, pembelajaran ini membutuhkan kerja sama yang padu dari masing-masing anggota tim. Mereka bekerja dalam satu tim yang terdiri dari banyak ragam dan kemampuan dari masing-masing kemampuan siswa. commit to user Adanya perbedaan ini memicu motivasi dari anggota tiap tim untuk bisa membuat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika peran guru semakin sedikit dan siswa makin aktif maka dapat dikatakan pembalajaran berhasil. Siswa menjadi lebih tahu kemana arah pembelajaran yang tepat dan dapat membuat mereka lebih menguasai materi yang diberikan oleh guru.
e. Pembelajaran Passing Bola Bawah Sepakbola dengan Metode Cooperative Learning-Student Team-Achievement Divisions (STAD) Menurut Huda (2011: 116) “ Metode yang dikembangkan Slavin ini melibatkan “kompetisi” antar kelompok. Siswa dikelompokkan secara beragam berdasarkan kemampuan, gender, ras, dan etnis.” STAD ini merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Keterampilan gerak terutama pada sepakbola, metode cooperative learning dapat membantu proses belajar siswa terutama dalam melakukan passing bola bawah sepakbola. Trianto, (2011: 52) menyatakan bahwa, „‟pada STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar (jenis kelamin, dan suku‟‟. (Isjoni, 2010: 51). Dalam pelaksanaan cooperative learning terdapat beberapa tahapan antara lain : 1) Tahap penyajian materi, yang mana guru memulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari, dalam penelitian ini adalah materi passing bawah sepak bola. Dilanjutkan dengan memberikan persepsi. Dalam mengembangkan materi pembelajaran ditekankan pada hal : a) mengembangkan materi pelajaran, b) menekankan bahwa belajar adalah memahami makna (dalam penjas diartikan sebagai memahami teknik dasar), c) memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa, d) memberikan penjelasan mengapa jawaban tersebut benar atau salah, e) beralih pada to materi commit user selanjutnya apabila siswa telah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 memahami permasalahan dari materi yang ada mengenai teknik-teknik dasar passing bola bawah yang sudah diberikan. 2) Tahap kerja kelompok, pada tahap ini siswa diberi tugas untuk berlatih secara kelompok. Dalam kerja kelompok ini siswa saling berbagi tugas, saling membantu memberikan penjelasan dan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi passing bola bawah sepak bola. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan motivator kegiatan tiap kelompok. 3) Tahap tes individu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai mengenai materi passing bola bawah sepak bola yang telah diajarkan. Skor perolehan individu ini didata dan diarsipkan, yang akan digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok. 4) Tahap perhitungan skor perkembangan individu. Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya. Perhitungan perkembangan skor individu dimaksudkan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai kemampuannya. 5) Pemberian penghargaan, diberikan berdasarkan skor yang diperoleh masingmasing individu dalam suatu kelompok yang berbentuk nilai. Sedangkan skor kelompok yang sendiri akan dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat, dan kelompok super. Pendapat beberapa tokoh di atas mengemukakan keberagaman dalam setiap kelompok-kelompok kecil di dalam kelas. Mereka dituntut bekerja sama satu sama lain untuk untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mereka menjadi lebih aktif dengan kelebihan dan kekurangan dari tiap-tiap anggota dalam tim. Dalam satu tim itu menjadi ada koreksi satu sama lain. Untuk bahasan pelaksanaan cooperative learning, dari poin pertama sampai kelima harus dilaksanakan secara urut dan kontinyu. Tentu memiliki tujuan untuk kelancaran proses pembelajaran dan penyampaian materi. Tahap demi tahap proses pelaksanaan pembelajaran tadi dilaksanakan maka pembelajaran akan terasa nyaman dan menyenangkan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 Pelaksanaan pembelajaran dengan metode cooperative learning ini dilaksanakan dengan diawali penyajian materi dimana guru menjelaskan aspek yang
harus dilaksanakan dan target capaian yang menjadi target kelulusan.
Kemudian dilanjutkan tahap kerja kelompok, didalamnya terdapat 5-6 siswa dengan kemampuan yang beragam dari tinggi, sedang dan rendah, dengan ada siswa putra dan putri di dalamnya. Mereka melakukan pembelajaran dengan saling melakukan passing berhadapan, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah dimodifikasi. Ketua dalam setiap kelompok mengoreksi teknik yang dilaksanakan oleh teman dalam satu kelompok. Ketika masih ada kesalahan mereka memberikan masukan dan memberikan contoh cara melakukan teknik yang benar. Dengan begitu, setiap siswa diharapkan mampu melakukan teknik passing dengan benar dan dapat mengalami peningkatan dalam pelaksanaannya. Selanjutnya tahap tes individu, siswa melakukan tes yang telah ditentukan jenis penilaiannya. Dari tes yang dilaksanakan siswa ini akan dirangkum untuk menentukan nilai kelompok. Hasil yang diperoleh tiap individu ini memicu siswa untuk memacu prestasi terbaik yang didapatnya. Tiap kelompok akan memiliki skor berbeda untuk menentukan tingkat kemajuan yang dicapai. Skor yang diperoleh tiap kelompok akan menentukan kelompok ini termasuk dalam kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super. f. Kelebihan dan Kekurangan Metode Cooperative Learning Setiap bentuk pembelajaran pasti akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan atau keterampilan, selama pembelajaran tersebut dilakukan dengan baik dan teratur. Pembelajaran yang dilakukan dengan baik, teratur, dan sistematis akan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kemampuan seseorang. Pembelajaran passing bawah sepakbola dengan metode cooperative learning mempunyai kelebihan dapat meningkatkan ketepatan passing bawah, karena adanya sasaran langsung dengan teman dan juga sudah mengetahui kemampuan dari teman dalam satu tim. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 Kelemahannya adalah siswa akan merasa bosan dalam melaksanakan progam pembelajaran karena kegiatan pembelajaran tidak ada unsur permainan, sehingga membuat siswa tidak serius dalam melaksanakan progam pembelajaran dan pada akhirnya mempengaruhi dalam tingkat kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan khususnya yang terkait dengan motode cooperative learning dengan hasil yang bervariasi atau beragam. Berikut ini disajikan hasil penelitian yang relevan. Sutrisno (2012), melakukan penelitian dengan metode pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan itu merupakan alternatif lain dari berbagai macam cara untuk mengukur hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Objek yang digunakan adalah teknik cluster sampling dari salah satu SMA Swasta di Kota Bandung. Teknik pengumpulan data yaitu tes dan observasi. Instrument tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif, observasi digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada aspek afektif. Dari hasil pengolahan data didapat, terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif sesuai skor gain ternormalisasi seri satu yaitu 0,41 dalam kategori sedang, untuk seri dua didapat 0,59 dalam kategori sedang. Untuk aspek afektif terjadi peningkatan sebelum dan sesudah proses KBM pada pelaksanaan seri satu 44,5% dan seri dua 61,5%, sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar. Rohaeni (2012) melakukan penelitian di kelas V SD Negeri Pesawahan 3 Kota Bandung. Dari kondisi awal diperoleh siswa bosan dan jenuh dengan mengikuti proses pembelajaran IPS yang disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning Tipe STAD pada mata pelajaran IPS di kelas 5. Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah (1) mengungkapkan aktivitas belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPS melalui penggunaan pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD, (2) menungkapkan hasil belajar siswa kelas V dalam mata commit to user pelajaran IPS setelah menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & MC. Taggert dengan dua siklus yang siklusnya dilakukan satu tindakan. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflecting) subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Pasawahan 3 yang berjumlah 32 orang. Hasil penelitian dengan menggunakan model Cooperative Learning Tipe STAD pada pembelajaran IPS menunjukkan adanya peningkatan proses pembelajaran, terlihat siswa sangat senang bekerja dalam kelompoknya masing-masing. Demikian pada perolehan nilai-nilai dalam pembelajaran IPS mengalami peningkatan. Pada siklus pertama nilai rata-rata siswa mencapai 58,3 pada siklus kedua mengalami peningkatan dengan nilai ratarata mencapai 83,9 atau sebanyak 69% siswa yang mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Cooperative Learning Tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri Pasawahan 3 Kota Bandung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar yakni menggunakan kegiatan siswa sendiri secara efektif di dalam pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sedang dipelajari. Dalam hal ini peran guru hanya sebagai motivator dan fasilitator. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa, siswa diberi kesempatan seluasluasnya untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menyelesaikan masalah yang sesuai dengan materi pembelajaran. Permasalahan umum dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah kurangnya sarana atau peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa secara penuh. Di sini siswa berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan mengaplikasikan apa yang disampaikan oleh guru. Banyak sekali kendala dalam melakukan pembelajaran passing bawah. Kesalahan dalam melakukan passing sering kali dilakukan. Mulai dari perkenaan bola sampai sikap badan saat melakukan passing. Untuk tingkat awal memang harus diperlukan kesabaran luar biasa dari guru karena tidak semua siswa dapat langsung menerima dan menerapkan instruksi dari guru. Memang harus setahap demi setahap untuk melakukannya. Setelah itu dapat dilihat hasil seperti yang diharapkan. Untuk itu perlu diterapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi seperti itu dan juga mencegah kebosanan. Kerjasama dari teman sebaya juga diperlukan untuk lebih mudah memahami materi pembelajaran yang diberikan dan mendongkrak semangat dalam rangka meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam passing bawah sepak bola. Dari sekian banyak model pembelajaran, dapat diterapkan metode cooperative learning. Pada jenis pembelajaran kali ini akan ada unsur-unsur seperti saling ketergantungan positif antar teman, tanggung jawab dari individu untuk dapat mencapai makna dari pembelajaran, interaksi antar commit individu, dan kerjasama dalam kelompok. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 Diharapkan dengan model pembelajaran seperti ini, masing-masing siswa dapat lebih aktif dengan saling bekerja sama dengan teman untuk lebih memahami materi pembelajaran, saling memberikan semangat atau dorongan dan evaluasi dari pembelajaran. Maka untuk memaksimalkan pembelajaran sepak bola khususnya pada materi passing bawah, harus digunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Diantara model pembelajaran sepakbola, yang sesuai dengan situasi dan kondisi tersebut adalah metode cooperative learning dengan tipe Student Team Achievement Divisions yang dianggap paling konsisten memberikan pengaruh positif, agar siswa memiliki tanggung jawab secara individual maupun kelompok dan bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran, serta berperan aktif memberikan semangat atau dorongan serta evaluasi pada rekan sebaya khususnya pada materi sepak bola. Sehingga dengan penerapan model cooperative learning, diharapkan dalam pembelajaran sepak bola khususnya pada materi passing bawah dapat dilakukan secara maksimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas X 2 SMA Negeri 1 Boyolali yang beralamat di Jalan Kates No. 8 Telp. (0276) 321059 Fax. 0276321059 Boyolali. 2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 s/d November 2012.
MID SEMESTER
Tabel 3.1. Rincian Kegiatan Waktu dan Pelaksanaan Penelitian Tahun 2012 2013 No. Rencana Kegiatan Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Jan 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2013 1. Tahap Persiapan a. Observasi 6-8 Jun b.Identifikasi 9 Jun Masalah c. Penentuan 11 Tindakan Jun d.Pengajuan Judul 14 Jun e. Penyusunan 18-23 Proposal Jun 2. Tahap Pelaksanaan a. Seminar Proposal 6 Jul b.Pengajuan Ijin 6-9 Penelitian Ags c. Pengumpulan Data 25 Okt-22 Penelitian Nov 3. Tahap Penyusunan Laporan a. Penulisan Laporan 26 Nov-22 Des b.Ujian Skripsi 29 Jan commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 B. Subjek Penelitian Subjek Penelitian adalah Siswa Kelas X 2 SMA N 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013, jumlah keseluruhan siswa kelas X 2 adalah sebanyak 32 siswa, yang terdiri dari 10 siswa putra dan 22 siswa putri.
C. Sumber Data Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini adalah sebagai berikut: 1.
Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil belajar passing bola bawah sepak bola siswa Kelas X 2 SMA N 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Guru sebagai kolaborator, untuk teman diskusi dalam tahap refleksi dan melihat tingkat keberhasilan penerapan model cooperative learning pada pembelajaran passing bola bawah sepakbola di kelas X 2 SMA N 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/ 2013. 3. Peneliti sebagai observer, melihat masalah yang terjadi selama pembelajaran dan membuat metode pembelajaran yang menarik untuk memecahkan masalah yang terjadi di kelas X 2 SMA N 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013. D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini terdiri dari: tes dan observasi. 1.
Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar passing bola bawah sepak bola yang dilakukan oleh siswa.
2.
Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran saat penerapan model cooperative learning dalam pembelajaran passing bola bawah sepak bola. Secara terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat
dideskripsikan dalam tabel berikut : Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 No. 1.
Sumber Data Siswa
Jenis Data Hasil belajar siswa
Teknik Pengumpulan Afektif
Instrumen Observasi. Sesuai dengan rubrik penilaian aspek afektif dalam RPP.
Kognitif
Aspek kognitif pada RPP. (Berupa soal tes)
Psikomotor
Unjuk kerja praktek kemampuan passing bola bawah sepakbola. (Sesuai rubrik penilai psikomotor pada RPP)
E. Uji Validitas Data Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity) yang mana teknik tes yang akan diberikan kepada subjek penelitian sudah seusai dengan isi yang seharusnya diberikan. Sedangkan untuk mengetahui kevalidan instrument data kualitatif, penelitian ini menggunakan Triangulasi sumber. F. Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. a. Penilaian tes dan pengukuran kemampuan passing sepakbola. b. Penilaian observasi meliputi aspek afektif, kognitif dan psikomotorik yang disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). G. Indikator Kinerja Penelitian Untuk menentukan indikator kinerja penelitian perlu digambarkan indikator keberhasilan yang disusun berdasarkan kondisi sesungguhnya (melihat hasil data dari kondisi Pra Siklus dan jumlah siklus yang akan direncanakan). Untuk lebih jelas kita bisa melihat tabel Indikator Kinerja Penelitian di bawah ini: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Tabel 3.3.Indikator Kinerja Penelitian Aspek yang
Persentase Siswa yang
Dilakukan
Ditargetkan
Cara Mengukur Diukur dari hasil tes passing bola bawa sepakbola dan jumlah siswa yang mampu
Kemampuan siswa
75%
melakukan gerakan
melakukan passing bawah dengan benar minimal 75% pada saat tes pengambilan nilai.
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Langkah–langkah Penelitian Tindakan Kelas secara prosedurnya dilaksanakan secara kolaboratif antara (guru dengan tim lainnya). Aqib (2009: 30) secara garis besar alur penelitian tindakan kelas mencakup empat taraf: penetapan fokus masalah penelitian, perencanaan tindakan (planning), tindakan (action), pengamatan interpretasi (observing), dan refleksi (reflecting). Penjelasan mengenai alur penelitian tindakan tersebut dipaparkan memalui penjelasan sebagai berikut : 1.
Penetapan fokus masalah penelitian yaitu merasakan adanya masalah, analisis masalah, perumusan masalah.
2.
Perencanaan tindakan (Planning) adalah membuat skenario latihan dan menyiapkan instrument latihan untuk menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.
3.
Pelaksanaan tindakan (Action) yang meliputi siapa melakukan, apa, kapan, dimana dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 4.
Pengamatan interpretasi (Observing) pada tahap ini dilakukan perekaman data yang meliputi proses dan hasil pelaksanaan kegiatan. Tujuannya untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.
5.
Refleksi (Reflecting) pada bagian ini dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat digunakan untuk merancang program penelitian pada siklus berikutnya. Keempat tahap yang telah dipaparkan diatas tersebut merupakan rancangan tindakan dalam satu siklus penelitian, pada siklus berikutnya rancangan program penelitian yang digunakan berpedoman pada hasil refleksi yang dihasilkan pada siklus sebelumnya, begitu seterusnya hingga target penelitian tercapai. Adapun skenatik kegiatan inti penelitian adalah sebagai berikut : SIKLUS I
Persiapan
Perencanaan
Aksi/Tindakan SIKLUS II
Persiapan
Evalusai/Refleks i
Perencanaan
Aksi/Tindakan
Laporan dan Seminar
Evaluasi/Tindak an Gambar 3.1. Skematik Kegiatan Inti Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan, prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap – tahap sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 1. Tahap persiapan survey awal Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas. Meninjau sejauh mana pelaksanaan pembelajaran passing bawah sepak bola diterapkan dalam sekolah tersebut tersebut. 2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrumen, dan alat Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah : a) Menentukan subjek penelitian b) Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi 3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian yang terdiri atas : a) Observasi data hasil belajar passing bola bawah sepak bola b) Kemampuan siswa memahami materi selama proses belajar c) Pelaksanaan belajar passing bola bawah sepak bola d) Partisipasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran 4. Tahap analisis data Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian deskriptif tentang perkembangan belajar serta hasil tes teknik dasar passing bola bawah sepak bola. Serta hasil belajar passing bola bawah sepak bola siswa yang dideskriptifkan melalui hasil kualitatif. 5. Tahap penyusunan laporan Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dari mulai awal survey hingga menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian. 6. Deskripsi tiap siklus Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar passing bola bawah sepak bola siswa X 2 SMA Negeri 1 Boyolali tahun pelajaran 2012/2013. Setiap tindakan upaya pencapaian tujuan tersebut commit to siklus. user Setiap siklus terdiri atas empat dirancang dalam satu unit sebagai satu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan belajar passing bola bawah sepak bola dengan penerapan model cooperative learning; (2) pelaksanaan tindakan belajar; (3) observasi dan interprestasi; (4) analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian direncanakan dalam 2 siklus. a. Rancangan Siklus I 1) Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari : a) Menyusun Rencana Program Pembelajaran passing bola bawah sepak bola b) Menyusun instrument tes passing bola bawah sepak bola c) Menyusun lembar penilaian dan hasil belajar passing bola bawah sepak bola d) Menyusun lembar observasi e) Menyiapkan lembar penilaian f) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu proses belajar g) Penyiapkan tempat penelitian h) Penetapan alokasi waktu pelaksanaan i) Sosialisaisi kepada subjek 2) Tahap Pelaksanaan Tahap
pelaksanaan
dilakukan
dengan
melaksanakan
skenario
pembelajaran yang telah direncanakan, tahap ini dilakukan bersama dengan tahap observasi terhadap dampak tindakan. Langkah- langkah kegiatan : a) Melakukan pemanasan. b) Melakukan teknik dasar passing bola bawah sepak bola : a) Kaki tumpu ditempatkan sejajar dan dekat dengan bola. Lutut sedikit dibengkokkan. b) Kaki tendang datang dari arah belakang, dengan lutut berputar arah keluar. Kaki (sepatu) membentuk sudut 900 dengan kaki tumpu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 pada saat terjadi kontak antara kaki dengan kaki tendang dengan bola. c) Posisi badan berada di atas bola (menutup). d) Tangan membentang ke samping untuk menjaga keseimbangan tubuh. e) Bola ditendang pada bagian tengah-tengah bola. Bagian kaki menyentuh bola adalah tengah-tengah kaki bagian dalam. f) Mata melihat bola. c) Koordinasi gerakan passing bawah dengan menggunakan beberapa model pembelajaran cooperaive learning passing bola bawah secara berkelompok. Siswa dalam satu kelompok yang terdiri dari 5-6 anak, didalam kelompok tersebut terdapat siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah. d) Melaksanakan diskusi kelompok. e) Penilaian yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. f) Melaksanakan penenangan / pendinginan. 3) Tahap Observasi Kegiatan obeservasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan model cooperative learning yang diterapkan terhadap proses pembelajaran teknik dasar passing bola bawah sepak bola. 4) Tahap Refleksi Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interprestasi sehingga diperoleh kesimpulan apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang perlu dipertahankan. Tahap ini mengemukakan hasil penemuan dari pelaksanaan tindakan pertama yang memerlukan perbaikan pada siklus berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Tabel 3.4. Persentase Target Capaian Hasil Belajar Siswa Persentase target Aspek yang diukur
Sikap siswa selama pembelajaran
capaian
Cara mengukur
Kondisi Awal
Siklus 1
Siklus 2
30%
60%
80%
Melalui skala sikap sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP
Kemampuan siswa dalam melakukan passing bola bawah
30%
60%
80%
Diamati melalui proses pembelajaran dan unjuk kerja praktik sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP
30%
60%
80%
Melalui tes kemampuan kognitif siswa sesuai dengan pedoman rubrik penilaian RPP
80%
Diukur melalui ketuntasan belajar siswa pada materi passing bola bawah sepakbola melalui hasil penjumlahan (aspek afektif, kognitif dan psikomotorik) sesuai dengan KKM sekolah : 78
sepakbola Pemahaman siswa terhadap materi passing bola bawah sepakbola
Ketuntasan hasil belajar
30%
60%
b. Rancangan Siklus II Pada rancangan siklus II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tingkatan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan silabus pendidikan jasmani.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Berdasarkan hasil pengamatan dengan melihat kondisi yang ada sekarang ini, ternyata siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Boyolali masih banyak yang belum menguasai teknik passing bola bawah yang ada dalam permainan sepak bola dan banyak siswa yang mengikuti pelajaran pendidikan jasmani khususnya pada materi sepak bola menunjukkan bahwa siswa ketika melakukan passing bola bawah masih memiliki kesulitan ketika melakukan gerakan passing. Terlihat dari hasil penilaian di lapangan yang menunjukkan hanya 30% dari jumlah siswa yang memenuhi KKM sekolah. Banyak siswa yang takut melakukan passing bola bawah dengan tidak sempurna karena belum mengetahui teknik passing bola bawah sepakbola dengan benar. Ada banyak unsur-unsur dalam pelaksanaan teknik passing bola bawah. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam melakukan gerakan passing adalah perkenaan pada kaki tidak tepat, sehingga bola bergulir tidak sesuai target yang sudah ditentukan. Hal ini tentu menjadi masalah utama ketika pelajaran penjas. Pembelajaran yang ada pada SMA Negeri 1 Boyolali selama ini menggunakan metode konvensional, dimana guru penjas selama mengajar hanya menggunakan gaya mengajar komando tanpa menggunakan metode yang lain selama pembelajaran, sehingga menyebabkan siswa terkadang tidak mendengarkan instruksi dari guru saat pembelajaran. Ini menunjukkan bahwa siswa masih kurang aktif saat pembelajaran dan guru masih menjadi pusat pelajaran, dengan demikian hendaknya disusun suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa meningkat, agar siswa memiliki minat untuk belajar passing bola bawah, siswa dibuat aktif dalam pembelajaran tersebut tidak hanya guru yang memberikan intruksi dan lain sebagainya. Untuk itu salah satu model yang tepat commit41to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 adalah model Cooperative Learning dengan tipe Student Team Achievement Division (STAD). Karena dengan model pembelajaran ini siswa dapat dibuat menjadi siswa yang aktif dan aplikasinya adalah siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang didalamnya terdapat siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah disini siswa dipacu untuk menjadi siswa aktif yang selain bertanggung jawwab pada diri sendri juga pada anggota dalam kelompoknya. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang masih terlihat rendah.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus Kondisi hasil belajar passing bola bawah sepakbola siswa kelas X 2 SMA N 1 Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013 sebelum diberikan tindakan berupa penggunaan metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD) dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Hasil Belajar Passing Bola Bawah Sepakbola
Aspek yang diukur Hasil belajar passing bola bawah sepakbola
Persentase
Tuntas
Kondisi Awal Belum Tuntas
10
22
31.25%
68.75%
commit to user
Cara Mengukur Diukur melalui ketuntasan belajar siswa pada materi passing bola bawah sepakbola
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
Kondisi Awal Hasil Belajar Passing Bola Bawah Sepakbola
31.25% Tuntas 68.75%
Belum Tuntas
Gambar 4.1 Diagram Kondisi Awal Hasil Belajar Passing Bola Bawah Sepakbola
Berdasarkan hasil tes para siklus, diketahui bahwa hanya ada beberapa siswa yang mampu melakukan tendangan passing dengan baik atau mampu memperoleh nilai di atas 80. Dari data tersebut, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam melakukan teknik passing bola bawah sepakbola masih rendah. Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran passing bola bawah sepakbola, maka akan dilakukan tindakan berupa penerapan metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung. Dari hasil observasi awal yang dilakukan, direncanakan ada dua siklus yang diterapkan untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan yang ada di dalam kelas yang di observasi. Pada setiap siklus yang direncanakan akan menggunakan metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk selama pelajaran berlangsung. Untuk mengetahui adanya perubahan dari proses yang diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan cara melakukan observasi dan tes unjuk kerja passing bola bawah sepakbola untuk masing-masing akhir tiap siklus. Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan serta refleksi terhadap tindakan. Penelitian yang direncanakan akan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 meliputi dua siklus. Penelitian diakhiri sampai dengan adanya perubahan pada indikator siswa ke arah yang lebih baik dan meningkat. Pembahasan masing-masing siklus yang telah dilaksanakan dapat dilihat seperti di bawah ini. Pembelajaran passing bola bawah sepakbola dengan menggunakan metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada siklus 1 adalah teknik dasar passing bola bawah yang meliputi; (1) Pembagian kelompok berdasarkan kemampuan tinggi, sedang dan rendah dari kemampuan dasar yang dimiliki siswa, (2) Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan. 1. Siklus 1 Tindakan Siklus 1 dilaksanakan 2 kali pertemuan (2 x 45 menit) dalam 2 minggu pada tanggal 25 Oktober dan 1 November 2012. Adapun tahapan – tahapan yang dilaksanakan pada siklus 1 adalah sebagai berikut : a. Perencanaan Tindakan I Perencanaan tindakan, sebagai berkut : 1) Peneliti dan guru pendidikan jasmani yang bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. 2) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) passing
bola
bawah sepakbola. 3) Menyiapkan
media
yang
dibutuhkan
untuk
kelancaran
pelaksanaan
pembelajaran 4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran berupa tes dan non tes. Instrument tes dinilai berdasarkan tes ketrampilan (psikomotor). Unsur-unsur yang dinilai adalah kesempurnaan gerakan dan ketepatan melakukan gerakan ketika melakukan passing. Instrument non tes adalah penilaian berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk menilai keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 penilaian/rubrik penilaian siswa yang tercantum di dalam RPP yang disusun sebelumnya. 5) Peneliti dan guru menyusun standar penilaian pada penguasaan teknik dasar passing bola bawah sepakbola.
b. Pelaksanaan Tindakan I Tindakan 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan selama 2 minggu yakni pada tanggap 25 Oktober 2012 dan 1 November 2012 di lapangan SMA N 1 Boyolali. Masing-masing dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP yang telah ditentukan sebelumnya, pada siklus 1 ini pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti dan guru sebagai mitra kolaboratif, dan sekaligus melakukan observasi terhadap berlangsungnya proses pembelajaran. Tahap pelaksanaan dilakukan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya, sebagai berikut : a) Pertemuan 1 Materi pada pelaksanaan tindakan I pertemuan pertama (Kamis, 25 November 2012) adalah teknik dasar passing bola bawah sepak bola. Urutan pelaksanaan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut : 1) Kegiatan Awal a) Memeriksa kondisi lapangan yang akan digunakan untuk pembelajaran. b) Mempersiapkan bola yang akan digunakan untuk mata pelajaran penjas yang akan dilaksanakan. c) Berbaris sebagai bagian awal dari pelajaran penjas, dilanjutkan dengan berdoa. Dilanjutkan lagi dengan memberikan motivasi dimaksudkan untuk membuat siswa lebih bersemangat saat pelajaran berlangsung sampai berakhirnya pelajaran. d) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat dan mudah dipahami oleh siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 e) Pemanasan dilakukan dengan senam statis, senam dinamis, jogging, kemudian
dengan
senam
samba
untuk
melatih
koordinasi
dan
kekompakan ketika melakukan gerakan pemanasan seperti itu 2) Kegiatan Inti a) Peneliti menjelaskan teknik dasar dalam sepakbola tentang passing bola bawah sepak bola dan aspek-aspek yang dinilai ketika melakukan passing. Yaitu, posisi badan, posisi kaki, saat melakukan dan follow-through. b) Peneliti memberikan contoh melakukan passing bola yang salah dan benar. Dengan mengajak salah seorang siswa untuk diajak berpartner ketika melakukan passing. Dengan melakukan contoh seperti itu, peneliti berharap siswa-siswa yang lain tidak perlu ragu dan takut lagi ketika melakukan passing. Terutama untuk siswa putri untuk lebih berani dan percaya diri ketika melakukan passing. c) Peneliti membagi kelompok dengan jumlah siswa sebanyak 5-6 siswa dalam setiap kelompoknya dengan kemampuan passing bola bawah tiap siswa yang merata antara kemampuan tinggi, sedang dan rendah untuk mempraktekan metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang telah diuraikan di atas. Dengan ini akan ada leader atau ketua dalam setiap kelompok yang akan bertugas membimbing atau mengajari teman dalam satu kelompoknya untuk melakukan passing bola bawah. d) Peneliti masih memberikan bimbingan kepada siswa yang masih salah melakukan passing bola bawah sepakbola. Unsur teknik-teknik dalam passing bola bawah sepakbola tadi harus diperhatikan mulai dari posisi badan, posisi kaki, saat melakukan dan follow- through. e) Peneliti
memberikan
instruksi
untuk
membentuk
variasi
dalam
pembelajaran passing bola bawah sepakbola, dengan cara siswa dalam satu kelompok dipecah menjadi dua tim yang saling berhadapan untuk melakukan passing satu sama lain. Setelah melakukan passing siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 berpindah ke belakang sampai beberap kali pengulangan, dari posisi seperti ini, masing-masing ketua dalam setiap kelompok bertugas menilai gerakan dan ketepatan melakukan passing bola bawah sepakbola. f) Variasi kedua, tiap kelompok membentuk segi empat dengan jarak yang telah ditentukan dengan seorang ketua di tengah. Passing diberikan dari tengah ke masing-masing penjuru tiap sudut dengan bola dipassing kembali ke tengah, dengan seperti itu dapat diketahui bagaimana siswa dalam melakukan passing bola bawah dengan teknik yang dilakukannya. 3) Kegiatan Penutup a) Melaksanakan penenangan/penguluran. b) Pendinginan dilakukan dengan penguluran (stretching). c) Evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. d) Pemberian pertanyaan mengenai hal-hal yang telah diajarkan dalam pembelajaran dan mengumpulkan jawaban pada pertemuan berikutnya. e) Pelajaran diakhiri dengan berdoa dan siswa kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. b) Pertemuan II Materi yang telah ditentukan pada tindakan I, pertemuan kedua (Kamis, 1 November 2012) adalah pengulangan materi yang telah disampaikan minggu sebelumnya. 1) Kegiatan Awal a) Memeriksa kondisi lapangan yang akan digunakan untuk pembelajaran. b) Mempersiapkan bola yang akan digunakan untuk mata pelajaran penjas yang akan dilaksanakan. c) Berbaris sebagai bagian awal dari pelajaran penjas, dilanjutkan dengan berdoa. Dilanjutkan lagi dengan memberikan motivasi dimaksudkan untuk membuat siswa lebih bersemangat saat pelajaran berlangsung sampai berakhirnya pelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 d) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat dan mudah dipahami oleh siswa. e) Pemanasan dilakukan dengan senam statis, senam dinamis, jogging, kemudian
dengan
senam
samba
untuk
melatih
koordinasi
dan
kekompakan ketika melakukan gerakan pemanasan seperti itu 2) Kegiatan Inti Pada pertemuan kedua sudah dijadwalkan sebagai pertemuan evaluasi yaitu pertemuan dimana peneliti akan mengambil nilai dari unjuk praktek yang dilakukan siswa pada akhir pembelajaran siklus pertama. Yang harus dilakukan guru adalah menyiapkan siswa dalam kondisi tes yang sesungguhnya tapi tetap dalam suasana serius tapi santai. Satu per satu siswa melakukan tes passing bola bawah sepakbola dengan instruksi dan teknikteknik seperti yang diuraikan di atas tadi, yaitu posisi badan, posisi kaki, saat melakukan dan follow-through. Guru mengamati setiap gerakan yang dilakukan setiap anak dari nomor awal sampai nomor akhir. Kemudian dicatata pada lembar penilaian passing bola bawah sepakbola. 3) Kegiatan Penutup a) Melakukan penenangan dengan gerakan peregangan. b) Memberikan evaluasi terkait dengan hasil yang diperolah dari tes tadi, serta mengumumkan siswa yang berhasil mencapai batas tuntas dan siswa yang masih belum mencapai batas tuntas. c) Observasi dan Interpretasi Tindakan I Observasi dan interpretasi tindakan I dilakukan selama pelaksanaan yang dilakukan pada Tindakan I berlangsung. Dalam observasi dan interpelasi tindakan I ini peneliti berkolaborasi dengan guru yang bertugas sebagai pengelola kelas, adapun detail dari pelaksanaan Tindakan I, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Peneliti mengamati proses pembelajaran passing bola bawah sepak bola pada siswa kelas X 2 SMA N 1 Boyolali. Pada pertemuan pertama (Kamis, 25 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 Oktober 2012 selama 2 x 45 menit, peneliti mengajarkan gerakan passing bola bawah sepakbola secara mendetail. Dari Posisi Badan, Posisi Kaki, Saat Melakukan dan Follow-Through. Peneliti mencontohkan cara pelaksanaan passing sesuai dengan urutan dan teknik yang benar. Kemudian dilakukan pembagian kelompok berdasarkan metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD). Pembagian kelompok dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dilanjutkan dengan siswa meniru dan mempraktekan gerakan yang dicontohkan oleh peneliti. Kemudian siswa yang sudah bisa melakukan passing secara baik memberikan contoh kepada siswa lain dan membantu jika masih ada kesulitan ketika melakukan passing. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kepercayaan dan semangat dari siswa yang lain. Pada pertemuan kedua (Kamis, 1 November 2012) peneliti memberikan materi lanjutan berupa passing bola bawah sepakbola. Pertemuan kedua menitikberatkan pada evaluasi dari pertemuan pertama dan kedua pada Siklus 1. Hal ini dilakukan untuk melihat kemajuan yang telah dicapai tiap siklus. 2) Sebelum pembelajaran dilakukan, peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai acuan dalam proses pembelajaran. 3) Sebelum tindakan I dimulai, peneliti dan guru mengamati prasiklus untuk melakukan perbandingan dari hasil pada pertemuan pertama dengan pertemuan kedua pada siklus I. 4) Peneliti memberikan pengarahan dan motivasi kepada siswa supaya lebih serius dan menikmati proses pembelajaran yang diberikan. 5) Peneliti melaksanakan penilaian dalam lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pembelajaran passing bola bawah sepakbola dengan metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 Dari hasil yang telah dikumpulkan dan dicatat dalam lembar observasi, dapat disimpulkan kemampuan siswa pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani pokok bahasan passing bola bawah sepakbola menunjukkan peningkatan dari pertemuan dan pertemuan kedua pada siklus 1. Hal tersebut dapat dilihat dalam hasil seperti berikut : Tabel 4.2. Hasil Tes Ketrampilan Siswa Pada Siklus I
Aspek yang diukur
Siklus I Tuntas
Hasil belajar passing bola bawah sepakbola Persentase
Cara Mengukur
Belum Tuntas
21 siswa
11 siswa
65.62 %
34.38 %
Diukur melalui ketuntasan belajar siswa pada materi passing bola bawah sepakbola
Hasil Tes Ketrampilan Siswa pada Siklus I
34.38%
65.63%
Tuntas Belum Tuntas
Gambar 4.2 Diagram Hasil Tes Ketrampilan Siswa Pada Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan selama pelaksanaan Tindakan I berlangsung, dapat disimpulkan antara lain : 1) Hasil belajar passing bola bawah sepak bola setelah penerapan metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 menunjukkan peningkatan ketuntasan menjadi 65.62%. Sesuai dengan KKM sekolah yaitu 78. 2) Dari jumlah presentase yang lulus tadi menunjukkan ada 21 siswa yang masuk batas tuntas, dan ada 11 siswa yang masuk kategori belum tuntas. d) Analisis dan Refleksi Tindakan I Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan I tersebut, peneliti melakukaan analisis dan Refleksi sebagai berikut : 1) Pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam kelas telah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I. 2) Kondisi kelas menjadi lebih terkendali dan kondusif selama pelajaran berlangsung. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. 3) Masih ada beberapa siswa yang kurang suka dengan pembagian kelompok yang telah ditentukan karena menurut mereka teman dalam satu kelompok tidak teman yang dekat dengan mereka, tetapi setelah diberikan pengertian akhirnya mereka mau bekerja sama dan saling menyemangati selama proses pembelajaran berlangsung. 4) Kurangnya pemberian reward atau pujian kepada siswa. Hal ini terkadang membuat siswa merasa disepelekan. 5) Hasil pembelajaran siklus I menunjukkan peningkatan dari kondisi prasiklus. Target capaian untuk siklus I sudah tercapai walaupun belum terjadi peningkatan secara keseluruhan dari seluruh siswa. a) Hasil yang dicapai pada siklus I dapat dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21 siswa, dan yang belum tuntas sebanyak 11 siswa. b) Hasil yang didapat pada siklus I jika dibandingkan dengan kondisi prasiklus telah menunjukkan peningkatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 2. Siklus II Tindakan Siklus 2 dilaksanakan 2 kali pertemuan (2 x 45 menit) dalam 2 minggu pada tanggal 8 November dan 15 November 2012. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada siklus 1 adalah sebagai berikut : a. Perencanaan Tindakan Berdasarkan dari refleksi pada siklus pertama, maka perencanaan tindakannya adalah sebagai berikut : 1) Membuat RPP dengan mengacu pada pertemuan sebelumnya. Variasi pembelajaran dalam kelompok perlu dibuat lebih banyak untuk menghindari kebosanan dari siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik. 2) Peneliti dan guru pendidikan jasmani yang bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. 3) Menyiapkan media yang dibutuhkan untuk kelancaran pelaksanaan pembelajaran 4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran berupa tes dan non tes. Instrument tes dinilai berdasarkan tes ketrampilan (psikomotor). Unsurunsur yang dinilai adalah kesempurnaan gerakan dan ketepatan melakukan gerakan ketika melakukan passing. Instrument non tes adalah penilaian berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk menilai keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian/rubrik penilaian siswa yang tercantum di dalam RPP yang disusun sebelumnya. 5) Peneliti dan guru menyusun standar penilaian pada penguasaan teknik dasar passing bola bawah sepakbola. b. Pelaksanaan Tindakan II Tindakan 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan selama 2 minggu yakni pada tanggap 8 November 2012 dan 15 November 2012 di lapangan SMA N 1 Boyolali. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 Masing- masing dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP yang telah ditentukan sebelumnya, pada siklus 1 ini pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti dan guru sebagai mitra kolaboratif, dan sekaligus melakukan observasi terhadap berlangsungnya proses pembelajaran. Tahap pelaksanaan dilakukan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya, sebagai berikut : a) Pertemuan 1 Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan pertama (Kamis, 8 November 2012) adalah teknik dasar passing bola bawah sepak bola. Urutan pelaksanaan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut : 1) Kegiatan Awal a) Memeriksa
kondisi
lapangan
yang
akan
digunakan
untuk
pembelajaran. b) Mempersiapkan bola yang akan digunakan untuk mata pelajaran penjas yang akan dilaksanakan. c) Berbaris sebagai bagian awal dari pelajaran penjas, dilanjutkan dengan berdoa. Dilanjutkan lagi dengan memberikan motivasi dimaksudkan untuk membuat siswa lebih bersemangat saat pelajaran berlangsung sampai berakhirnya pelajaran. d) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat dan mudah dipahami oleh siswa. e) Pemanasan dilakukan dengan senam statis, senam dinamis, jogging, kemudian dengan senam samba untuk melatih koordinasi dan kekompakan ketika melakukan gerakan pemanasan seperti itu
2) Kegiatan Inti a) Peneliti menjelaskan teknik dasar dalam sepakbola tentang passing bola bawah sepak bola dan aspek-aspek yang dinilai ketika melakukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 passing. Yaitu, posisi badan, posisi kaki, saat melakukan dan followthrough. b) Peneliti memberikan contoh melakukan passing bola yang salah dan benar. Dengan mengajak salah seorang siswa untuk diajak berpartner ketika melakukan passing. Dengan melakukan contoh seperti itu, peneliti berharap siswa-siswa yang lain tidak perlu ragu dan takut lagi ketika melakukan passing. Terutama untuk siswi putri untuk lebih berani dan percaya diri ketika melakukan passing. c) Peneliti membagi kelompok dengan jumlah siswa sebanyak 5-6 siswa dalam setiap kelompoknya dengan kemampuan passing bola bawah tiap siswa yang merata antara kemampuan tinggi, sedang dan rendah untuk mempraktekan metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang telah diuraikan di atas. Dengan ini akan ada leader atau ketua dalam setiap kelompok yang akan bertugas membimbing atau mengajari teman dalam satu kelompoknya untuk melakukan passing bola bawah. d) Peneliti masih memberikan bimbingan kepada siswa yang masih salah melakukan passing bola bawah sepakbola. Unsur teknik-teknik dalam passing bola bawah sepakbola tadi harus diperhatikan mulai dari posisi badan, posisi kaki, saat melakukan dan follow through. e) Peneliti memberikan instruksi untuk membentuk variasi dalam pembelajaran passing bola bawah sepakbola, dengan cara Kelompok di pecah menjadi 3, dengan masing-masing 2 orang di samping dan 1 orang di tengah. Bola dioper dari sisi kelompok yang terdiri dari 2 orang yang pertama ke arah 1 orang yang berdiri di tengah. Yang mengoper tadi menjadi di tengah. Sedangkan yang ditengah tadi ke sisi kelompok 2 orang kedua. Bola yang di kelompok 2 orang kedua dioper ke tengah, kemudian berpindah ke tengah. Dan yang di tengah berlari ke kelompok 2 orang pertama. Begitu seterusnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 f) Variasi kedua, Siswa berdiri membentuk segi lima. Melakukan passing sesuai dengan arah bola dan posisi berdiri dari teman satu kelompok tanpa melakukan gerak lanjut dengan berlari. Baru setelah beberapa kali, melakukan gerakan passing dan berlari. Yaitu dengan mengoper dan mendekat kepada teman yang dioperi bola. Selanjutnya seperti itu hingga kelihatan arah bola dan arah gerakan dari siswa. 3) Kegiatan Penutup a) Melaksanakan penenangan/penguluran. b) Pendinginan dilakukan dengan penguluran (stretching). c) Evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. d) Pemberian pertanyaan mengenai hal-hal yang telah diajarkan dalam pembelajaran
dan
mengumpulkan
jawaban
pada
pertemuan
berikutnya. e) Pelajaran diakhiri dengan berdoa dan siswa kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. b) Pertemuan II Materi yang telah ditentukan pada tindakan II, pertemuan kedua (Kamis, 15 November 2012) adalah pengulangan materi yang telah disampaikan minggu sebelumnya. 1) Kegiatan Awal a) Memeriksa
kondisi
lapangan
yang
akan
digunakan
untuk
pembelajaran. b) Mempersiapkan bola yang akan digunakan untuk mata pelajaran penjas yang akan dilaksanakan. c) Berbaris sebagai bagian awal dari pelajaran penjas, dilanjutkan dengan berdoa. Dilanjutkan lagi dengan memberikan motivasi dimaksudkan untuk membuat siswa lebih bersemangat saat pelajaran berlangsung sampai berakhirnya pelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 d) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat dan mudah dipahami oleh siswa. e) Pemanasan dilakukan dengan senam statis, senam dinamis, jogging, kemudian dengan senam samba untuk melatih koordinasi dan kekompakan ketika melakukan gerakan pemanasan seperti itu 2) Kegiatan Inti Pada pertemuan kedua sudah dijadwalkan sebagai pertemuan evaluasi yaitu pertemuan dimana peneliti akan mengambil nilai dari unjuk praktek yang dilakukan siswa pada akhir pembelajaran siklus pertama. Yang harus dilakukan guru adalah menyiapkan siswa dalam kondisi tes yang sesungguhnya tapi tetap dalam suasana serius tapi santai. Satu per satu siswa melakukan tes passing bola bawah sepakbola dengan instruksi dan teknik-teknik seperti yang diuraikan di atas tadi, yaitu posisi badan, posisi kaki, saat melakukan dan follow-through. Guru mengamati setiap gerakan yang dilakukan setiap anak dari nomor awal sampai nomor akhir. Kemudian dicatat pada lembar penilaian passing bola bawah sepakbola. 3) Kegiatan Penutup a) Melakukan penenangan dengan gerakan peregangan. b) Memberikan evaluasi terkait dengan hasil yang diperolah dari tes tadi, serta mengumumkan siswa yang berhasil mencapai batas tuntas dan siswa yang masih belum mencapai batas tuntas.
c. Observasi dan Interpretasi Pada langkah ini pengamatan dengan seksama dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborasi saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan terhadap teknik-teknik yang telah dilakukan dan dari hasil observasi menyimpulkan bahwa : 1) Siswa semakin menjadi padu ketika melakukan setiap instruksi yang diberkan ke dalam kelompoknya. Ketika ada sedikit kesalahan yang dilakukan atau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 melakukan teknik kurang tepat bisa langsung diperbaiki dan diberi masukan masing-masing ketua dalam kelompok. Siswa juga cepat merasakan peningkatan kemampuan melakukan teknik dasar passing bola bawah sepakbola. Unsur passing bola bawah sepakbola yang terdiri dari posisi badan, posisi kaki, saat melakukan dan follow-through semakin mereka pahami cara melakukannya. Observasi dan interpretasi tindakan I dilakukan selama pelaksanaan yang dilakukan pada Tindakan II berlangsung. Dalam observasi dan interpretasi Tindakan II ini peneliti berkolaborasi dengan guru yang bertugas sebagai pengelola kelas, adapun detail dari pelaksanaan Tindakan II, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Peneliti mengamati proses pelaksanaan pembelajaran passing bola bawah sepak bola siswa kelas X 2 SMA N 1 Boyolali tahun ajaran 2012/2013 dengan penerapan metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD). 2) Sebelum pembelajaran dilakukan, peneliti dan guru menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai acuan dalam proses pembelajaran. 3) Peneliti dan guru senantiasa memberikan motivasi kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar siswa selalu merasa senang dan bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Penerapan metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD) semakin lama berjalan dengan baik dan efisien dalam penyampaian pelajaran. Selama proses pembelajaran itu, guru dan peneliti mengamati keaktifan dan motivasi siswa. Dari hasil yang pengamatan tadi, diperoleh kesimpulan bahwa keaktifan siswa hanya 75% dan 25% sisanya terlihat kurang antusias mengikuti proses pembelajaran. Setelah mengadakan wawancara kepada siswa, diperoleh kesimpulan bahwa mereka yang tidak terlihat aktif dalam pembelajaran berlangsung diperolah data bahwa mereka kurang menyukai materi yang diberikan dan kurang menguasai materi passing bola bawah sepakbola, terutama oleh siswa putri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 4) Pemberian reward atau pujian kepada siswa untuk meningkatkan motivasi kepada siswa berupa, “Sudah Bagus”, “Sudah Benar”, “Passingnya mantap”, “Keren Banget”. Hal ini membantu siswa lebih bersemangat dan merasa senang selama proses pembelajaran berlangsung. Mereka menjadi lebih antusias mengikuti pelajaran. 5) Peneliti melaksanakan penilaian dalam lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pembelajaran passing bola bawah sepakbola dengan metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD). Dari hasil yang telah dikumpulkan dan dicatat dalam lembar observasi, kemampuan siswa pada evaluasi siklus II menunjukkan perkembangan yang signifikan. Peningkatan kemampuan passing setiap siswa meningkat. Dan sudah masuk kriteria capaian dalam Siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan hasil yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.3. Hasil Tes Ketrampilan Siswa Pada Siklus II
Aspek yang diukur
Siklus II Tuntas
Cara Mengukur
Belum Tuntas
Hasil belajar passing bola bawah sepakbola
27 siswa
5 siswa
Persentase
84.37%
15.63%
commit to user
Diukur melalui ketuntasan belajar siswa pada materi passing bola bawah sepakbola
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
Hasil Tes Ketrampilan Siswa pada Siklus II 15.63%
Tuntas Belum Tuntas 84.38%
Gambar 4.3 Diagram Hasil Tes Ketrampilan Siswa Pada Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan selama pelaksanaan Tindakan I berlangsung, dapat disimpulkan antara lain : 1) Hasil belajar passing bola bawah sepak bola setelah penerapan metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD) menunjukkan peningkatan ketuntasan menjadi 84.37%. Sesuai dengan KKM sekolah yaitu 78. 2) Dari jumlah presentase yang lulus tadi menunjukkan ada 27 siswa yang masuk batas tuntas, dan ada 5 siswa yang masuk kategori belum tuntas.
d) Analisis dan Refleksi Tindakan II Berdasarkan hasil obsdervasi pada Tindakan II tersebut, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut : 1) Jumlah dan frekuensi pada siklus II berlangsung sebanyak 2 pertemuan. Hal ini untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar yang telah dicapai dan untuk mencapai kesempurnaan gerak dari teknik passing bola bawah sepakbola. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 2) Pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. Pemberian materi telah dilaksanakan secara urut dan teratur. 3) Metode pembelajaran yang diterapkan dengan metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD) oleh peneliti dan guru mampu mengendalikan kondisi kelas, sehingga selama proses pembelajaran berlangsung secara kondusif dan menarik. Penguatan materi yang diterapkan pada siklus II dapat berjalan dengan baik. 4) Semangat belajar dari siswa pada siklus II semakin meningkat. Pemberian reward selama proses memberikan dampak positif. Siswa menjadi lebih ceria dan tidak merasa terbebani dengan materi yang ada. 5) Hasil penilaian siswa pada Pelaksanaan Tindakan II menunjukkan hasil yang meningkat daripada capaian yang diperoleh pada Siklus I. Hal itu dapat dijelaskan pada uraian sebagai berikut : a) Hasil belajar siswa dalam materi passing bola bawah sepakbola setelah pelaksanaan Tindakan II menunjukkan bahwa sebanyak 27 siswa masuk kriteria Tuntas, sedangkan 5 siswa masuk kriteria Belum Tuntas. Banyaknya siswa yang mencapai kriteria tuntas ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam Pelaksanaan Tindakan II. b) Sebanyak 27 siswa yang mencapai kriteria Tuntas dan 5 siswa Belum Tuntas menunjukkan hasil tersebut sudah mencapai target yang telah ditentukan. Hasil yang dicapai pada Tindakan II menunjukkan bahwa penerapan Penelitian Tindakan Kelas telah memenuhi target capaian yang diharapkan sebelumnya.
C. Pembahasan Hasil Tindakan Antarsiklus Berdasarkan hasil pelaksanaan Tindakan pada siklus I dan II dapat diperoleh hasil penilaian bahwa terjadi peningkatan pembelajaran passing bola bawah sepakbola kelas X 2 SMA N 1 Boyolali tahun ajaran 2012/2013. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 Tabel 4.4. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
10 siswa
21 siswa
27 siswa
(31.25%)
(65.62%)
(84.37%)
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Prosentase
Pra Siklus 31.25%
Siklus I 65.62%
Siklus II 84.37%
Gambar 4.4 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Pada kondisi awal dapat diperolah hasil ketuntasan belajar yang masih kurang maksimal. Pada tahap kondisi Pra Siklus hanya 10 siswa (31.25%) yang mencapai batas Tuntas, sedangkan sisanya sebanyak 22 siswa belum mencapai kriteria Tuntas. Pada akhir Siklus I terjadi peningkatan ketuntasan siswa menjadi 20 siswa (65.62%). Kemudian pada akhir siklus II terdapat 27 siswa (84.37%) yang mencapai batas Tuntas. Dan masih ada 5 siswa yang masih Belum Tuntas sampai akhir pertemuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 Melihat peningkatan yang terjadi dari kondisi Pra Siklus hingga pemberian Tindakan I dan Tindakan II dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui penggunaan metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar passing bola bawah sepakbola kelas X 2 SMA N 1 Boyolali tahun ajaran 2012/2013.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas dengan metode Cooperative Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar passing bola bawah sepakbola dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu : 1. Perencanaan, peneliti dan guru penjas sebagai kolaborator menyusun rancangan tindakan dan menyusun instrumen penilaian berupa tes dan non tes. 2. Pelaksanaan, peneliti melaksanakan rancangan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun dan dilaksanakan secara urut. 3. Pengamatan, peneliti mengamati adanya peningkatan hasil belajar passing bola bawah dari prasiklus sampai berakhirnya siklus II. 4. Refleksi, peneliti melihat adanya permasalahan dalam setiap tindakan, tentunya dilihat dari kondisi siswa selama proses pembelajaran, kelemahan yang ada pada pembelajaran akan diperbaiki pada pertemuan selanjutnya. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut : Pembelajaran dengan metode Cooperative Learning dapat meningkatkan hasil belajar passing bola bawah sepakbola pada siswa kelas X 2 SMA N 1 Boyolali tahun pelajaran 2012/2013. Kondisi belajar hasil belajar passing bola bawah sepakbola yang masuk kategori tuntas 31.25 % atau 10 siswa. Hasil belajar passing bola bawah sepakbola pada siklus I masuk kategori tuntas adalah 65.62 % atau 21 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam kategori tuntas sebesar 84.37 % atau sebanyak 27 siswa. commit63to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
B. Implikasi Penelitian ini menunjukkan gambaran yang sangat jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada banyak faktor. Faktor tersebut berasal dari pihak guru sebagai penyampai materi dan siswa sebagai penerima materi serta metode pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran. Kecakapan guru dalam mengembangkan materi, menyajikan materi, pengelolaan kelas yang bagus, serta metode pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran yang sesuai dapat digunakan guru untuk menyampaikan materi yang lebih menarik bagi siswa. Faktor dari siswa meliputi, minat dan motivasi
dalam
mengikuti
proses
pembelajaran,
pembelajaran yang menarik dapat membantu
penggunaan
metode
siswa dalam mengikuti
pembelajaran, sehingga diperoleh hasil belajar yang maksimal. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan pembelajaran dengan metode Cooperative Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa baik proses selama pembelajaran berlangsung maupun hasil belajar dapat meningkat seperti yang diharapkan. Bagi guru bidang studi Penjas, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas khsususnya yang berkaitan dengan hasil belajar passing bola bawah sepakbola yang efektif dan menarik. Serta membuat siswa lebih aktif dan menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran Penjas yang dirasa membosankan menjadi Penjas yang lebih menarik dan menyenangkan dalam prosesnya.
C. Saran Sesuai dengan hasil penelitian, serta dalam rangka ikut menyumbangkan pikiran dan tenaga bagi guru dalam meningkatkan hasil belajar, khususnya dalam bidang studi penjasorkes, penerapan cooperative learning ini dapat disarankan beberapa hal, hal ini tentunya sangat bermanfaat, antara lain : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 1. Bagi Guru SMA N 1 Boyolali Dalam proses pembelajaran hendaknya guru memperhatikan kondisi siswa dan menggunakan strategi mengajar yang bervariasi untuk menghindari kejenuhan siswa. Dengan demikian, semangat dan keaktifan siswa akan meningkat dan secara langsung memberikan dampak meningkatnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran pendidkan jasmani. Guru perlu meningkatkan berbagai aktivitas dan mengembangkan berbagai macam metode pembelajaran yang baru sekaligus untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
2. Bagi Sekolah Untuk sekolah yang belum menerapkan berbagai metode pembelajaran seperti cooperative learning dapat mencoba dan menerapkan tipe Student Team Achievement Division (STAD) dalam rangka untuk meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil belajar siswa ataupun mutu lulusan.
commit to user