Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bangun Datar Bagi Siswa Kelas V Oleh: Rida Fironika Dosen PGSD FKIP Universitas Islam Sultan Agung
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk siswa sekolah dasar khususnya kelas V, permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah evektifkah pendekatan Jigsaw dalam kelompok sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Sifat-sifat bangun datar, Bagaimanakah aktivitas, kerjasama dan minat siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa, keaktivan, kerjasama dan minat siswa dalam pembelajaran matematika dengan pokok bahasan -sifat bangun datar bagi siswa kelas V. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Faktor yang diselidikai terdiri dari faktor siswa, yaitu keaktivan, kerjasama dan minat siswa dalam proses pembelajaran serta hasil tes balajar siswa dan faktor guru yaitu kesesuaian antara pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Data dan cara pengambilan data terdiri dari data tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru diambil dengan lembar observasi, angket, data tentang keaktivan, kerjasama dan minat siswa diambil dengan lembar observasi, angket dan data tentang hasil belajar siswa diambil dari hasil evaluasi.
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Hasil Belajar.
A.
Pada pembelajaranm matematika
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan
di sekolah dasar masih dijumpai kurang
yang harus dipenuhi dalam kehidupan
adanya interaksi antara guru dan siswa.
bermasyarakat, berbangsa dan bertanah
Kondisi ini terjadi hampir disetiap kelas
air.
bangsa
khususnya kelas v. Hal ini terlihat pada
ditentukan oleh kreatifitas pendidikan
waktu guru menerangkan materi sifat-sifat
bangsa itu sendiri dan kompleksnya
bangun datar, suasana kelas jadi tenang
masalah kehidupan menuntut sumber daya
dan cenderung tegang. Siswa diam dan
manusia
mendengarkan keterangan guru dengan
Maju
mundurnya
yang
berkompetesi.
handal
suatu
dan
mampu
tenang tanpa berani menoleh kebelakang.
Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR” Vol. 1 No.1 Januari 2014
87
Guru dengan antusias menerangkan materi
secara individu atau tim yang meraih
tanpa melibatkan siswa.
prestasi tinggi atau memperoleh skor
maka
Berkaitan dengan masalah diatas
sempurna diberi penghargaan. Kadang –
perlu
kadang
diadakan
pembuktian
beberapa
atau
semua
tim
penelitian apakah benar bahwa penerapan
memperoleh penghargaan jika mampu
metode
meraih suatu criteria atau standar tertentu (
jigsaw
dalam
pembelajaran
matematika pada pokok bahasan sifat-sifat
kurikulum,2004:117 )
bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Metode
jigsaw
Jigsaw
merupakan
salah
satu
tipe
dikembangkan oleh Elliot Aronson dan
pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai
kawan – kawan dari Universitas Texas,
alternatif
pembelajaran
kemudian diadaptasi oleh Slavin dan
implementasi
kurikulum
kawan – kawan. Melalui metode jigsaw,
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
kelas dibagimenjadi beberapa tim yang
(KTSP). Dengan penerapan metode jigsaw
anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
dengan
dengan
karakteristik
yang
heterogen.
5
anggota
dalam 2006
kelompok
yaitu
belajar
Bahan akademik disajikan kepoada siswa
heterogen. Setiap kelompok diberi tugas
dalam
siswa
untuk membahas beberapa topik yang
bertanggung jawab untuk mempelajari
dipelajari dan ditugaskan secara individu.
suatu bagian dari bahan akademik tersebut.
Setelah siswa dalam kelompok terbagi
Kumpulan siswa semacam itu disebut
menjadi beberapa topik,
“kelompok
memperoleh
bentuk
teks,
pakar/
dan
tiap
kelompok
ahli”.
topik
siswa yang
yang sama
Selanjutnya para siswa yang berada dalam
berkumuldalam satu kelomok yang disebut
kelompok pakar kembali ke kelompok
dengan kelompok ahli untuk berdiskusi.
semula/ kelompok asal untuk mengajar
Siswa kembali ke kelompok asal masing –
anggota lain mengenai meteri yang telah
masing
dipelajari dalam kelompok pakar. Setelah
kelompok ahli, kemudian menyampaikan
diadakan pertemuan dan diskusi dalam
dan menerangkan hasil diskusi kepada
kelompok asal, para siswa dievaluasi
anggota kelompoknya. Metode jigsaw
secara individual mengenai bahan yang
menuntut siswa untuk bekerja dalam
telah dipelajari. Dalam metode jigsaw
kelompok melalui rancangan – rancangan
pemberian skor berdasarkan penguasaan
tertentu yang sudah disiapkan oleh guru,
terhadap bahan ajar, dan kepada siswa
sehingga seluruh siswa harus kerja aktif.
Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR” Vol. 1 No.1 Januari 2014
setelah
berdiskusi
dengan
88
Kondisi
belajar
akan
anggota kelompok dalam kelompok asal,
merangsang siswa untuk berpartisipasi
sedangkan penggunaan angka 1, 2, 3, 4
aktif
meningkatkan
dan 5 dibelakang huruf menunjukkan
ketrampilan siswa dalam memecahkan
anggota kelompok dari kelompok asal.
masalah
Kemudian setiap anggota kelompok yang
dan
seperti
tentu
yang
saja
itu
merupakan
hasil
dari
kegiatan yang di dalamnya terdapat saling
mendapat
interaksi dan saling membantu antar
membentuk
anggota kelompok.
kelompok ahli ( Slavin,2000:22 ).
Secara langklah
skematis
pembentukan
langakah
–
kelompok
–
bagian
materi
kelompok
yang yang
sama disebut
Permasalahan yang akan diteliti oleh
peneliti
adalah
:
Efektifkah
kelompok dalam metode jigsaw dapat
pendekatan
dilihat pada bagan berikut :
sebagai upaya meningkatkan kemampuan
Kelompok asal 4 atau 5 anggota yang
siswa
heterogen dikelompokkan
Bangun Datar pada siswa kelas V dan
Gambar :
bagaimanakah aktivitas, kerjasama, minat
Ilustrasi yang menunjukkan tim jigsaw
siswa
(Slavin,2000:22) A1B 1C1 D1E
A2B 2C2 D2E
A3B 3C3 D3E
Jigsaw
dalam
selama
berlangsung. A4B 4C4 D4E
A5B 5C5 D5E
dalam
kelompok
pembelajaran
proses Rencana
Sifat-Sifat
pembelajaran yang
akan
dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan Pendekatan Jigsaw dengan 4
tahap.
(1)Tahap
mengungkap membangkitkan menjelaskan
persepsi
:
konsepsi motivasi tentang
guru awal,
siswa
dan
tujuanm
pembelajaran. (2) Tahap eksplorasi : Siswa A1A 1A1 A
B2B 2B2 BB
C3C3 C3C3 C
D4D 4D4 DD
E5E5 E5E5 E
diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian dan penginter- prestasian dalam suatu kegiatan yang telah dirancang
Berdasarkan
diatas
oleh guru. (3)Tahap diskusi dan penjelasan
mengenai ilustrasi yang menunjukkan
konsep: pada tahap ini siswa memikirkan
pembentukan tim jgsaw huruf A, B, C, D,
penjelasan dan solusi yang didasarkan
dan
pada hasil observasi siswa, ditambah
E,
menunjukkan
gambar
bagian
materi
pembelajaran yang ditugaskan pada setiap Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR” Vol. 1 No.1 Januari 2014
89
dengan siswa
pengenlan
guruy.
membangun
Selanjutnya baru
ini dirancang dalam dua siklus. Setiap
tentang konsep yang sedang dipelajari (4)
siklus ada empat tahapan yang harus
Tahap pengembangan dan aplikasi konsep:
dilaksanakan sehingga diharapkan dari
Guru
iklim,
tahapan – tahapan tersebut dapat terjadi
pembelajaran yang memungkinkan dalam
perubahan yang sesuai dengan keinginan
mengaplikasikan
yang harus dicapai. Setiap siklus ada
berusaha
konseptualnya,
pemahaman
Prosedur penelitian tindakan kelas
menciptakan
pemahaman baik
melalui
kegiatan
empat
tahap
yaitu
:
maupun melalui pemunculan masalah –
Tindakan,
masalah yang berkaitan dengan isu – isu
Tahapan refleksi tersebut di susun dalam
dalam
siklus dan setiap siklus dalakukan sesuai
lingkungan
siswa
tersebut.
(Hamzah.www.depdiknas.go.id). Tujuan
penelitian
ini
Pengamatan,
Perencanaan, dan
Refleksi.
dengan perubahan yang ingin dicapai. adalah
Langkah-langkah
yang
akan
Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat
dilakukan pada tahap perencanaan adalah
hasil belajar siswa dengan metode jigsaw
(1) Guru dan peneliti secara kolaboratif
pada pokok bahasan Sifat-sifat bangun
merancanakan
datar dan rencana pembelajaran melalui
metode jigsaw pada materi sifat-sifat
metode jigsaw dalam usaha meningkatkan
bangun datar yang akan diajarkan yaitu
hasil belajar matematika dapat disusun
menemukan sifat-sifat pada bangun datar
secara baik. Hasil penelitian ini berupa
dan menyebutkan sifat-sifat pada bangun
penilitian tindakan kelas diharapkan dapat
datar
memberikan manfaat bagi guru, siswa,
pembelajaran. (2) Menyusun lembar kerja
peneliti dan sekolah. hipotesis tindakan
untuk siswa dan lembar observasi. Lembar
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
kerja yang akan diberikan kepada siswa
Dengan upaya meningkatkan hasil belajar
digunakan
siswa dengan metode jigsaw pada pokok
permasalahan. Lembar observasi yang
bahasan Sifat-Sifat bangun datar
bagi
akan digunakan peneliti adalah lembar
dapat meningkatkan
penfgamatan aktivitas komunikasi siswa
siswa kelas V
pembelajaran
dengan
guru
membuat
untuk
dalam
dengan
rencana
menyelesaikan
pemahaman siswa akan materi yang
dan
pembelajaran.(3)
dipelajarinnya sehingga pada akhirnya
Membentuk kelompok – kelompok dengan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
memperhatikan
keseimbangan
kemampuan antar kelompok. Krelompok Metode Penelitian
yang
dibentuk
Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR” Vol. 1 No.1 Januari 2014
sbanyak
8
kelompok 90
dengan masing – masing kelompok asal
peroleh dari tiap – tiap kelompok ahli. (7)
mempunyai 5 anggota. (4) Membentuk
Guru membagikan lembar kerja dalam
kelompok – kelompok ahli yang diambil
bentuk soal numeric untuk dikerjakan tiap
dari kelompok – kelompok asal dengan
siswa setelah memperoleh pembelajaran.
urutan semua anggota yang mendapat
(8) Siswa menyelesaikan soal. (9) Guru
nomor 1 bergabung dengan anggota lain
keliling membimbing, mengawasi dan
membentuk kelompok ahli, semua anggota
membantu siswa yang kesulitan. (10) Guru
yang mendapat nomor 2 berganung dengan
melakukan
anggiota lain membentuk kelompok ahli
poekerjaan siswa.
evaluasi
terhadap
hasil
dan seterusnya. (5) Mempersiapkan sarana
Tahap Pengamatan, pada tahapan
pembelajaran yang diperlukan antara lain
ini dilakukan dua pengamatan, yaitu (1)
nama kelompok asal, nama kelompok ahli
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
dan nama siswa. (6) Setiap akhir siklus
sebagai observasi terhadap siswa, yang
diadakan evaluasi.
meliputi: (a) Mengamati keaktifan siswa
Tahap Tindakan, tahapan-tahapan yang
akan
(1)
siswa dalam mengemukakan pendapat. (c)
pembelajaran
Mengamati siswa dalam mempertanggung
hari, tanggal dan waktu yang tepat. (2)
jawabkan jawabanya di depan gurtu dan
Guru
aktif
teman – temannya. (d) Mengamati hasil
pembelajaran matematika yaitu tentang
belajar kelompok siswa dalam memecakan
sifat-sifat bangun datar dengan metode
masalah pada sub pokok bahasan sifat-sifat
jigsaw. (3) Guru menjelaskan materi
bangun datar. (e) Terciptanya suasana
sesuai dengan rencana pembelajaran sifat-
belajar
sifat bangun datar pada metode jigsaw. (4)
Pengamatan
Guru membagi siswa dalam kelompok –
sebagai observasi terhadap guru meliputi
kelompok asal. (5) Guru membagi siswa
sebagai
dalam kelompok – kelompok ahli sesuai
bagaimana cara guru menciptakan suasana
denagn urutan nomor dari tiap kelompok
belajar
asa; untuk mempelajari materi sifat-sifat
siswa tidak merasa bosan dan jenuh. (b)
bangun datar. (6) Guru meminta siswa
Mengamati
bagaimana
dalam
memberikan
motivasi
menentukan
di
lakukan
pelaksanaan
menyampaikan
kelompok
ahli
adalah
dalam belajar kelompok. (b) Mengamati
tujuan
kembali
ke
yang
menyenangkan.
dilakukan
berikut
yang
:
oleh
(a)
(2)
peneliti
Mengamati
menyenangkan
sehingga
cara
guru
kepada
siswa
kelompok asal untuk mendiuskusikan
sehingga siswa punya semangat dan
sifat-sifat bangun datar yang mereka
kemauan
Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR” Vol. 1 No.1 Januari 2014
untuk
belajar
mamatika. 91
Selanjutnya adalah tahap refleksi dimana
pendapat
pada refleksi merupakan analisi hasil
jawabanya, (3) guru kurang merekam
pengamatan,
kegiatan siswa dan membimbing siswa
hasil
lembar
kerja
dan
evaluasi dari tahapan – tahapan di atas. Untuk
menguji
dan
mempresentasikan
yang mengalami kesulitan, (4) kemampuan
instrumen
siswa dalam memecahkan masalah masih
dilakukan validitas butir soal, realibilitas,
kurang, (5) guru kurang membantu siswa
taraf kesukaran soal, daya pembeda soal.
memeriksa hasil pekerjaan siswa. Setelah
Cara pengambilan data dalam penelitian
proses pembelajaran guru melakukan tes
tindakan kelas ini adalah dengan metode
siklus I, dari hasil tes siklus I ternyata
angket, metode observasi, metode tes atau
ketuntasan belajar siswa baru maencapai
evaluasi. Metode analisis Data yang
nilai rata – rata 63,02. Dengan melihat
diambil dalam penelitian tindakan kelas ini
hasil ketuntasan belajar siswa yang rendah,
adalah Analisis data kualitatif dan analisis
maka peneliti perlu memperbaiki cara
data kuantitatif.
mengajar pada siklus II. Hasil
refleksi
siklus
II
menunjukkan hasil peningkatan yang lebih
PEMBAHASAN Prosedur penelitian tindakan kelas
baik. Hal ini dapat dilihat adannya
ini dirancang dalam dua siklus. Setiap
peningkatan
siklus ada empat tahapan yang harus
mengikuti proses pembelajaran, antara lain
dilaksanakan sehingga diharapkan dari
: (1) keaktivan siswa dalam bertanya
tahapan – tahapan tersebut dapat terjadi
meningkat, (2) keaktivan siswa dalam
perubahan yang sesuai dengan keinginan
mengemukakan pendapat meningkat,(3)
yang harus dicapai. Setiap siklus ada
kemampuan siswa dalam memecahkan
empat
masalah sudah baik, (4) perhatian siswa
tahap
Tindakan,
yaitu
:
Pengamatan,
Perencanaan, dan
Refleksi.
keaktivan
siswa
pada saat guru menjelaskan materi sudah
Tahapan refleksi tersebut di susun dalam
baik,
siklus dan setiap siklus dalakukan sesuai
mengeerjakan soal sudah baik.
denagn perubahan yang ingin dicapai.
(5)
ketepatan
Pada
Berdasarkan hasil refleksi pada
dalam
kemampuan
waktu
pelaksanaan guru
dalam
dalam
siklus
II
mengelola
siklus I dihasilkan antara lain : (1) siswa
kegiatan belajar mengajar ada peningkatan
kurang
dibandingkan dengan pelaksanaan pada
memperhatikan
saat
guru
menjelaskan materi, (2) guru masih kurang
siklus
I.
memotivasi siswa dalam mengemukakan
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR” Vol. 1 No.1 Januari 2014
Dari
hasil
tes
sikklus
II
92
dalam
memecahkan
masalah
ada
peningkatan terbukti dari hasil nilai yang
disimpulkan
kerjasama
dalam
kelompok baik
diperoleh > 65 % ( 70,27 % ) dengan nilai rata – rata 71,56.
bahwa
Dilihat dari angket minat siswa ada
6 siswa yang kurang minat dalam
Selain melakukan penngamatan
proses pembelajaran, 10 siswa cukup aktif
terhadap pelaksanaan penelitian tindakan
, dan 27 siswa aktif dalam Jadi dapat
kelas,
angket
disimpulkan bahwa siswa yang cukup aktif
aktivitas, kerjasama dan minat terhadap
dan aktif dalam ada 31siswa ( 83,37 % ),
penerapan metode kooperatif tipe jigsaw
hal ini sesuai dengan harapan sehingga
dalam
dapat disimpulkan bahwa minat siswa
peneliti
menggunakan
meningkatkan
hasil
belajar
matematika pada sub pokok bahasan sifatsifat dari bangun datar tersebut. .
baik. Berdasarkan pembahasan diatas
Dilihat dari angket aktivitas siswa
maka penelitian tindakan kelas dengan
ada 4 siswa yang kurang aktif dalam
menerapkan metode jigasaw dapat ( 1 )
mengikuti kegiatan belajar mengajar, 15
meningkatkan kemampuan guru dalam
siswa
proses
mengajar, ( 2 ) ketrampilan siswa dalam
pembelajaran, dan 18 siswa aktif dalam
memecahkan masalah, sehingga aktifitas ,
proses
kerjasama dan minat siswa juga ikut
cukup
aktif
dalam
pembelajaran
Jadi
dapat
disimpulkan bahwa siswa yang cukup aktif dan aktif dalam keaktifan kelompok ada
meningkat. Pada
siklus
II
mengalami
33 siswa ( 89,1 % ), hal ini sesuai dengan
peningkatan dari siklus I, maka dapat
harapan
dikatakakn bahwa penelitian tindakan
bahwa
sehingga aktivitas
dapat siswa
disimpulkan dalam
proses
pembelajaran baik. Dilihat dari angket kerjasama siswa ada
8 siswa yang kurang aktif
dalam kerjasama kelompok, 2 siswa cukup
kelas ini berhasil. Dengan demikian secara keseluruhan hasil penelitian ini sesuai dengan indikator keberhasilan sehingga hipotesis
tindakan
dapat
dicapai
berdasarkan penerapan metode jigsaw.
aktif dalam kerjasama kelompok, dan 27
Hasil penelitian ini didukung oleh
siswa aktif dalam kerjasama kelompok
teori Dienes ( dalam Hudoyo, 1990 : 51 ),
Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa yang
menyatakan bahwa agar matematika lebih
cukup aktif dan aktif dalam kerjasama
menarik dan mudah dipelajari secara
kelompok ada 29 siswa ( 78,3 % ), hal ini
sempurna, jika disajikabn kepada peserta
sesuai dengan harapan sehingga dapat
didik dalam bentuk nyata.
Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR” Vol. 1 No.1 Januari 2014
93
pembelajaran
siklus
I
mendapat
prosentase 66,6 % dengan kategori kinerja guru cukup baik, sedangkan pada siklus II guru mendapat prosentase 90,9 % dengan kategori kinerja guru
PENUTUP Dari
dan
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
pembahasan, maka dapat disimpulkan
kinerja guru dalam proses belajar
beberapa hal :
mengalami peningkatan dan sesuai
1. Dari pelaksanaan pembelajaran dengan
dengan indikator. (e) Hasil evaluasi
tahapan – tahapan diatas diperoleh hasil
akhir pada siklus I ada 14 siswa yang
sebagai berikut: (a) Penilaian aktivitas
nilainya < 65 sehingga 14 siswa ( 37,8
siswa pada siklus I diperoleh 14 siswa
% ) dikatakan tidak tuntas dalam
masih mendapat prosentase ≤ 65 %
belajar. Sedangkan siswa yang masuk
dengan kategori aktivitas kurang. Pada
dalam kategori tuntas dalam belajar ada
siklus II aktivitas siswa mengalami
23 siswa dengan skor rata – rata 63,02.
peningkatan yaitu prosentase ≥ 65 %
Dari hasil tes evaluasi sikllus II ada 11
dengan kategori aktivitas siswa sedang
siswa yang nilainya < 65 sehingga 11
dan tingggi. (b) Penilain kerjasama
siswa ( 29,72 % ) dikategorikan tidak
siswa pada siklus I diperoleh 14 siswa
tuntas dalam belajar. Sedangkan siswa
masih mendapat prosentase ≤ 65 %
yang masuk dalam kategori tuntas
dengan kategori kerjasama kurang.
dalam belajar ada 26 siswa dengan skor
Pada
sisiwa
rata – rata 71,56. Hal ini menunjukkan
yaitu
bahwa pembelajaran dengan metode
prosentase ≥ 65 % dengan kategori
jigsaw dapat meningkatkan hasilbelajar.
siswa sedang dan tinggi. (c) Penilaian
Secara
minat siswa pada siklus I diperoleh 14
70,27 % pembelajaran menggunakan
siswa masih mendapat prosentase ≤ 65
metode
% dengan kategori aktivitas kurang.
karena sesuai dengan indikator.
siklus
mengalami
Pada
siklus
mengalami
hasil
II
penelitian
kerjasama
peningkatan
II
aktivitas
peningkatan
klasikal
jigsaw
dengan
ketuntasan
dikatakan
berhasil
siswa
2. Dari hasil angket aktivitas, kerjasama
yaitu
dan minat siswa terhadap pembelajaran
prosentase ≥ 65 % dengan kategori
matematika
aktivitas siswa sedang dan tingggi. (d)
metode jigsaw diperoleh data hasil (a)
Penilaian
aktivitas
kinerja
guru
pada
Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR” Vol. 1 No.1 Januari 2014
dengan
menggunakan
:dikatakan
bahwa 94
pembelajaran
dengan
menggunakan
metode jigsaw berhasil karena siswa
DAFTAR RUJUKAN
yang mempunyai tingkat tinggi dan sedang lebih banyak dari pada siswa yang mempunyai aktivitas kurang. (b)
Ahmadi, Ahmad.2004.Psikologi Belajar.Jakarta:Rineka Cipta
Hasil angket kerjasama siswa dikatakan
Amin, Helmi.1997.Panduan Belajar
bahwa
Mateatika Untuk SMA.Jakarta :
pembelajaran
dengan
menggunakan metode jigsaw berhasil
Erlangga
karena siswa yang mempunyai tingkat
Arikunto, Suharsimi.2001.Dasar –
tinggi dan sedang lebih banyak dari
Dasar Dan Evaluasi
pada siswa yang mempunyai kerjasama
Pendidikan.Yogyakarta : Bumi Aksara
kurang. (c) Hasil angket minat siswa dapat dikatakan bahwa pembelajaran
Arikunto, Suharsimi.2006.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Bumi Aksara
dengan menggunakan metode jigsaw berhasil karena siswa yang mempunyai tingkat tinggi dan sedang lebih banyak
Arikunto, Suharsimi.2002.Prosedur Penelitian.Jakarta : Rineka Cipta
dari pada siswa yang mempunyai minat
Dahar, Ratna Wilis.1989.Teory –
kurang.
Teory Belajar.Jakarta:Erlangga
Berdasarkan kesimpulan, maka ada beberapa hal
yang
peneliti sarankan
pembelajaran
dengan
menggunakan
Herman,Erman.2003.Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.Bandung:JICA
metode jigsaw dapat digunakan sebagai pembelajaran
alternatif
dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran masih memerlukan
Hudojo, Herman.1990.Strategi Belajar Mengajar Matematika.Malang:IKIP Malang
adanya perbaikan yaitu guru harus lebih
Muhammad, Nur.1994.Pembelajaran
dapat memotivasi siswea untuk aktif
Kooperatif.Jakarta
sehingga terjalin komunikasi yang baik
Nurhadi.2004.Kurikulum
antar siswa maupun guru dengan siswa.
2004:Gramedia
Diperlukjan adanya penelitian lebih lanjut untuk menentukan strategi pembelajaran yang lebih baik pada materi dan pelajaran
Wilson, Simngunsong.1995.Pemantapan Kemampuan Siswa.Jakarta:Gamatama
lain. Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR” Vol. 1 No.1 Januari 2014
95
Wirodikromo, Sartono.2000.Matematika untuk SMU.Jakarta:Erlangga
Jurnal Ilmiah “ PENDIDIKAN DASAR” Vol. 1 No.1 Januari 2014
96