Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21(1): 53 -58, 2015
ISSN 0852-0151
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN MENGGUNAKAN LKS TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON Wesly Hutabarat 1) dan Ribka Septiani Napitupulu 2) Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan;
[email protected] Alumni Prodi Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan Email:
[email protected]
1) 2)
Diterima 12 Januari 2015, disetujui untuk publikasi 20 Februari 2015
Abstract This research is intended to find out effect of cooperative learning Jigsaw and worksheets for chemistry toward student learning outcomes at grade 10th SMA Negeri 1 Silahisabungan is better than conventional teaching by using worksheets. The population in this study were all students in grade 11th SMA Negeri 1 Silahisabungan which consists of three classes. The samples used in this study were two classes taken with purposive sampling technique. Instruments used to collect data required consisted of 20 questions instruments that have previously been tested its validity, reliability and level of difficulty. The average value of learning outcomes and gain for the experimental class students was 79.83 and 0.705 respectively, meanwhile the average value of learning outcomes for students and gain control class are 75.17 and 0.626 respectively. Based on the data analyzed, it was obtained that tcalc. was 2.362 and ttable value was 1.6723 at a significance level of α = 0.05 and df = 58, so that tcalc.> ttable. The percentage increase of student learning outcomes on the experimental class and control class were 70.50% and 62.60%. It can be concluded that the results of studying chemistry students who are taught with Kata kunci: Cooperative Learning Jigsaw type using worksheets was better than the results of Gain, hidrokarbon, studying chemistry students who are taught by conventional learning by using worksheets on the subject of hydrocarbons in grade 10 th in SMA Negeri 1 Jigsaw, and cooperatif. Silahisabungan year 2014/2015.
Pendahuluan Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang pengembangan dan penerapannya sangat menuntut sejumlah aktivitas dan keahlian dalam menghafal, menghitung, dan melakukan eksperimen. Ilmu kimia diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen untuk mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. Karena itu kimia dianggap mata pelajaran yang sulit bagi banyak siswa. Hal ini dikarenakan konsep yang dipelajari pada ilmu kimia bersifat Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan
komprehensif. Salah satunya materi hidrokarbon yang merupakan materi yang membutuhkan pemahaman konsep yang kuat dan bersifat komprehensif. (Ya’syahibal, 2013). Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru Kimia di SMA Negeri 1 Silahisabungan diperoleh fakta bahwa pelajaran kimia khususnya materi Hidrokarbon sulit dipahami oleh siswa. Dapat dilihat dari rendahnya nilai ulangan harian kimia pada materi hidrokarbon yang masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65. Hal ini diduga disebabkan 53
Wesly Hutabarat dan Ribka Septiani Napitupulu
karena minat belajar siswa terhadap pelajaran kimia masih rendah dan siswa menganggap pelajaran kimia adalah pelajaran yang susah dan membosankan. Selain itu metode pembelajaran kimia di sekolah cenderung hanya satu arah, dimana guru yang lebih aktif dalam memberikan informasi kepada siswa. Hal ini juga terjadi di SMA Negeri 1 Silahisabungan khususnya di kelas X pada materi hidrokarbon. Berdasarkan hasil observasi, Guru mata pelajaran cenderung menggunakan metode ceramah sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa dipahami. Sementara itu guru yang mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, metode yang digunakan kurang bervariasi dan sebagai akibatnya minat siswa menjadi sulit ditumbuhkan, dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistik. Dalam materi hidrokarbon siswa dituntut untuk dapat mengenal senyawa hidrokarbon, mengetahui tata nama senyawa hidrokarbon, sifat-sifat fisik dan kimia senyawa hidrokarbon, serta keisomeran, sehingga dalam pembelajaran hidrokarbon ini dibutuhkan metode pengajaran yang menarik, agar siswa dengan mudah memahami materi hidrokarbon. Salah satunya adalah model pembelajaran secara berkelompok (Cooperative Learning) dapat memperluas wawasan siswa dengan saling berbagi pengalaman dan juga melatih siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya (konstruktivis). Dengan menerapkan metode pembelajaran yang seperti ini diharapkan siswa lebih mudah dalam memahami dan mengingat materi hidrokarbon sehingga berdampak pula dengan dengan meningkatnya prestasi belajar siswa. (Erna Agustina, 2013) Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran tipe Jigsaw. Dalam model pembelajaran Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat, dan mengelola informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab atas
54
keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya. (Rusman, 2010) Dalam model pembelajaran dapat digunakan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan pembelajaran (Hamalik dalam Arsyad, 1996). Salah satu media yang digunakan adalah lembar kerja siswa (LKS). Lembar Kerja Siswa (LKS) tersebut dimanfaatkan untuk mempelajari pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari, yaitu penanaman konsep. (Hamdani, 2011). Di Lembar Kerja Siswa (LKS) terdapat ringkasan materi dan soalsoal yang berhubungan dengan materi hidrokarbon. Peran LKS tersebut adalah sebagai sumber materi dalam kegiatan diskusi kelompok asal. Melalui pemanfaatan lembar kerja siswa (LKS) ini diharapkan siswa mampu berpikir, mencoba menyelesaikan soal, dan ketika menghadapi kesulitan bisa saja mengungkapkan dengan berdiskusi dengan teman. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Devi Handani (2013) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Menggunakan Media PowerPoint Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon diperoleh bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 21 Nomor 1
Maret 2015
Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Menggunakan LKS Terhadap Hasil Belajar Kimia Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon
dengan model kooperatif tipe Jigsaw. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata pada kelas eksperimen I meningkat sebesar 71% sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen II meningkat sebesar 65%. Novita Rose Diana dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Metode Jigsaw Disertai Media LKS dan Powerpoint Pada Pembelajaran Kimia Ditinjau Dari Kreativitas Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hidrokarbon Kelas X Semester Genap Di SMA Negeri 1 Ponorogo TA 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan menggunakan LKS terhadap prestasi kognitif siswanya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diajar dengan model kooperatif tipe Jigsaw sebesar 71,68. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan menggunakan LKS terhadap hasil belajar Kimia pada Pokok Bahasan Hidrokarbon di SMA Negeri 1 Silahisabungan Dairi.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menggunakan LKS. Sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional menggunakan LKS. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Pretest-posttest control Group Design, di mana sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Silahisabungan Tahun Ajaran 2014/2015. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah sampling random. Variabel bebas yaitu pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan menggunakan LKS. Variabel terikat yaitu hasil belajar kimia kelas X SMA Negeri 1 Silahisabungan Tahun Ajaran 2014/2015 pada pokok bahasan hidrokarbon. Variabel kontrol adalah guru, buku, materi pelajaran dan soal
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 21
Nomor 1
(pre-test dan post-test) yang diberikan adalah sama. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data hasil belajar ranah kognitif berupa tes. Intrumen yang digunakan divalidasi terlebih dahulu oleh tim ahli, kemudian diujicobakan untuk diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya uji beda. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji t pihak kanan. Instrumen pelaksanaan penelitian yang digunakan berupa silabus, RPP, media pembelajaran LKS. Uji normalitas menggunakan uji chi kuadrat, uji homogenitas menggunakan data varians dan uji hipotesis menggunakan uji-t pihak kanan. Semua perhitungan dilakukan menggunakan Microsoft excel. Hasil Penelitian dan Pembahasan Instrumen tes telah diujicobakan pada siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 20 Medan. Dari 40 soal diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan uji daya beda. Maka diperoleh 20 soal yang valid dimana soal tersebut telah mewakili setiap indikator keberhasilan belajar penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kelas Kontrol Statistik Eksperimen Pretes Postes Pretes Postes Nilai 32,67 79,83 33,17 75,17 Rata-Rata Standar 7,95 8,25 10,46 7,008 Deviasi Varians 63,33 68,07 109,45 49,109 Dari Tabel 1 di atas diperoleh bahwa rata-rata pretes siswa kelas eksperimen adalah 32,67 dengan standar deviasi 7,95 dan setelah diberikan dengan pembelajaran Jigsaw menggunakan LKS diperoleh hasil belajar siswa sebesar 79,83 dengan standar deviasi 8,25. Sedangkan untuk siswa kelas kontrol sebelum dilakukan perlakuan diperoleh hasil belajar siswa sebesar 33,17
Maret 2015
55
Wesly Hutabarat dan Ribka Septiani Napitupulu
dengan standar deviasi 10,46 dan setelah diberikan pembelajaran konvensional menggunakan LKS diperoleh rata-rata hasil belajar kimia siswa sebesar 75,17 dengan standar deviasi 7,008. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji chi kuadrat dengan α = 0,05.
Tabel 3. Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kriteria g Kategori g < 0,3 = Eksperi Rendah 0,705 Tinggi men 0,3 < g > 0,7= Sedang Kontrol g > 0,7 = 0,626 Sedang Tinggi
Tabel 2. Uji Normalitas Kelas Eksperi men Kontrol
Sumber Data Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test
X2Hitung
X2Tabel
8,95 5,75 6,40 7,50
11,07
Ketera ngan Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas dari data pretest dan posttest dari kedua sampel, diperoleh harga F hitung pretest = 1,72 sedangkan Fhitung posttest = 1,386. Berdasarkan tabel nilai untuk distribusi F dengan taraf α = 0,05 dan dk pembilang 29 serta dk penyebut 29 F0,05(29,29) diperoleh harga Ftabel =1,86 (dengan interpolasi). Karena harga Fhitung < Ftabel, maka disimpulkan bahwa pre-test dan post-test dari kedua kelas tersebut adalah homogen. Pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata posttes adalah 79,83 dan kelas kontrol adalah 75,17. Dari angka ini telah terjawab bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar kelas kontrol. Dari data distribusi t diperoleh ttabel = 1,6723. sedangkan berdasarkan perhitungan diperoleh thitung = 2,362 sehingga harga thitung > ttabel (2,362 > 1,6723). Dengan demikian kriteria pengujian hipotesis thitung > ttabel terpenuhi. Artinya H0 ditolak, Ha diterima yang berarti hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran Jigsaw menggunakan LKS lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional menggunakan LKS. Hasil perhitungan peningkatan hasil belajar siswa dapat langsung dicari dari ratarata nilai gain seluruh siswa untuk masingmasing kelas dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
56
Berdasarkan Tabel 3 di atas, maka persen peningkatan hasil belajar secara keseluruhan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah untuk kelas eksperimen sebesar 70,5% dan kelas kontrol sebesar 62,6 %. Berdasarkan hasil analisis data di atas ternyata bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran tipe Jigsaw dan LKS lebih tinggi dibandingan pembelajaran dengan metode konvensional dan LKS. Tetapi perbedaan kedua hasil belajar tersebut tidak sangat mencolok, akan tetapi dari hasil analisis statistik perbedaan kedua hasil belajar tersebut signifikan. Hasil ini sesuai dengan hasil yang ditemukan oleh Handani (2011) dan Diana, Sukardjo dan Martini (2013). Akan tetapi, waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk mempersiapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw jauh lebih besar dibandingkan dengan persiapan pembelajaran dengan metode konvensional dan LKS. Sehingga dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa tersebut tidak sebanding dengan waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk mempersiapkan bahan pembelajaran model pembelajaran tipe Jigsaw. Hal ini kemungkinan disebabkan ketidak siapan siswa dalam melakukan pembelajaran tipe Jigsaw karena tidak terbiasa dengan bekerja secara berkelompok dan berdiskusi. Kemungkinan lainnya adalah karena guru tidak terbiasa mempersiapkan dan melakukan pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw, sehingga kurang dapat mengoptimalkan kegiatan kelompok dan diskusi siswa selama pembelajaran
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 21 Nomor 1
Maret 2015
Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Menggunakan LKS Terhadap Hasil Belajar Kimia Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon
berlangsung. Dengan demikian peningkatan hasil belajar siswa pada kelompok belajar dengan model pembelajaran tipe Jigsaw tidak begitu mencolok dibanding dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode konvensional dan LKS.
Simpulan dan Saran Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut: Rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Jigsaw menggunakan lembar kerja siswa (LKS) lebih baik daripada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional menggunakan lembar kerja siswa (LKS) pada pokok bahasan Hidrokarbon di kelas X SMA Negeri 1 Silahisabungan Dairi T.A 2014/2015. Rata-rata hasil belajar posttest siswa pada kelas eksperimen adalah 79,83 dan rata-rata hasil belajar posttest siswa pada kelas kontrol adalah 75,15. Adapun peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan menggunakan LKS adalah 70,5 %. Selisih dari peningkatan hasil belajar dari kedua sampel sebesar 7,90 %. Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe Jigsaw yang dibarengi dengan LKS dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dan perlu dikembangkan dalam pembelajaran hidrokarbon.
Daftar Pustaka Agustina, E., Nugroho, A.C.S., dan Mulyani, S., (2013), Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw Berbantuan Handout untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hidrokarbon Kelas XC SMA Negeri 1 Gubug Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia 2:66-67
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 21
Nomor 1
Arsyad, A.,(1996), Media Pembelajaran, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Dahar,R.W.,(2011), Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Erlangga, Jakarta. Diana, N.R., Sukardjo, J.S., dan Martini, K.S., (2013), Pengaruh Metode Jigsaw Disertai Media LKS dan Powerpoint Pada Pembelajaran Kimia Ditinjau Dari Kreativitas Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hidrokarbon Kelas X Semester Genap Di SMA Negeri 1 Ponorogo TA 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia, II: 49-55, Surakarta, Universitas Sebelas Maret. Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Pustaka Setia, Bandung. Handayani, D., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Menggunakan Media Powerpoint Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon, FMIPA UNIMED, Medan. Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan Lie, A., (2010), Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang kelas, Penerbit Grasindo, Jakarta. Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan. Silitonga, P.M., (2014), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan. Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Susilana, R.,dkk., (2011), Media Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung
Maret 2015
57
Wesly Hutabarat dan Ribka Septiani Napitupulu
Trianto, (2011). Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Perdana Media Group, Jakarta. Ya’syahibal., Hairida., dan Melati, H.A., (2013), Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ), FKIP UNTAN, Jakarta.
58
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 21 Nomor 1
Maret 2015