UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Penelitian Tindakan Kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: EFI NIM. 1811018300074
PROGRAM DUAL MODE SYSTEM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Efi
NIM
: 1811018300074
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Alamat
: Jl. Pendidikan Kp. Bulaksaga RT 001/06 Desa Cibadung Kec. Gunungsindur - Bogor 16340
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada
Konsep
Perkembangbiakan
Tumbuhan
Melalui
Pendekatan
Kontekstual adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing
: Erina Hertanti, M.Si
NIP
: 19720419199903 2 002
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta,10 Februari 2015
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Konsep Perkembangbiakan Tumbuhan Melalui Pendekatan Kontekstual, disusun oleh Efi, NIM 1811018300074, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 10 Februari 2015
Yang Mengesahkan, Pembimbing
iii
ABSTRAK EFI, NIM. 1811018300074. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Konsep Perkembangbiakan Tumbuhan Melalui Pendekatan Kontekstual. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan dengan menggunakan pendekatan Kontekstual. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Nopember sampai Desember 2014 di kelas VI MI Hidayatul Athfal pada semester ganjil tahun pelajaran 2014-2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas. Metode ini dilakukan dalam tiga tahap yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Ketiga tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dengan langkah-langkah yang sama. Penelitian difokuskan kepada upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan melalui penerapan pendekatan Kontekstual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan melalui penerapan pendekatan Kontekstual. Pada siklus I persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 56,25%, sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 93,75%. Siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus I sebanyak 9 orang atau sekitar 56%, sementara pada siklus II sebanyak 15 orang atau 93,75%. Aktifitas guru pada siklus I terkategori baik, dengan persentase sebesar 79,17%. Pada siklus II persentasenya meningkat menjadi 85,41% dengan kategori sangat baik. Aktifitas siswa meningkat dari kategori cukup pada siklus I menjadi sangat baik pada siklus II. Persentase siklus I sebesar 66,67% dan pada siklus II menjadi 83,33%. Kata Kunci: Hasil Belajar, Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Upaya
Meningkatkan
Hasil
Belajar
IPA
Pada
Konsep
Perkembangbiakan Tumbuhan Melalui Pendekatan Kontekstual”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan kita semua selaku ummat-Nya yang selalu berusaha istiqomah untuk menjalankan semua sunah-sunahNya hingga akhir zaman. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dr. Fauzan, MA., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Erina Hertanti, M.Si, Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
4.
Kepala MI Hidayatul Athfal, Bapak Heri Mulyadi, S.Pd.I yang telah memberikan izin penelitian.
5.
Siswa-siswi kelas VI MI Hidayatul Athfal yang telah membantu peneliti dalam proses penelitian.
6.
Suami dan anak-anakku tercinta yang selalu memberikan doa, motivasi, dan dukungan kepada penulis.
7.
Semua fihak yang telah membantu penyelesaian penyusunan skripsi ini.
v
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi semua pihak yang membacanya.
Jakarta, 10 Februari 2015 Penulis
Efi
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI........................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ......................................... iii ABSTRAK ............................................................................................................. iv KATA PENGANTAR ............................................................................................ v DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ............................................. 4 C. Pembatasan Fokus Penelitian ............................................................ 5 D. Perumusan Masalah Penelitian ......................................................... 5 E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ............................................. 5
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN .................................................................... 6 A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ....................................... 6 B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................ 21 C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 23 D. Hipotesis Tindakan.......................................................................... 24
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 25 A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 25 B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan........................ 25 C. Subjek/ Partisipan yang terlibat dalam Penelitian ........................... 27 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ..................................... 27 E. Tahapan Intervensi Tindakan .......................................................... 28 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ................................... 29 G. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 29 H. Data dan Sumber Data .................................................................... 29 I.
Instrumen Pengumpulan Data ......................................................... 30
J.
Kalibrasi Instrumen ......................................................................... 32
K. Teknik Pengolahan Data ................................................................. 40 L. Indikator Keberhasilan .................................................................... 42 BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..................... 43 A. Deskripsi Data ................................................................................. 43 B. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 62 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 66 A. Kesimpulan ..................................................................................... 66 B. Saran................................................................................................ 66 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar IPA Siklus I .................................... 30 Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar IPA Siklus II................................... 31 Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus I ................................................. 34 Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus II ................................................ 34 Tabel 3.5. Kriteria Reliabilitas .............................................................................. 36 Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I ............................................. 36 Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II ............................................ 36 Tabel 3.8. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Siklus I ................................. 37 Tabel 3.9. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Siklus II ................................ 38 Tabel 3.10. Hasil Uji Daya Pembeda Siklus I ....................................................... 39 Tabel 3.11. Hasil Uji Daya Pembeda Siklus II ..................................................... 39 Tabel 3.12. Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa ................................................ 41 Tabel 3.13. Kriteria Nilai Persentase Instrumen Nontes ....................................... 42
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Desain Intervensi Penelitian Tindakan Kelas................................... 25 Gambar 3.2. Tahapan Intervensi Tindakan………………………………… ……28 Gambar 4.1. Peneliti Membimbing Siswa Melakukan Pengamatan ..................... 44 Gambar 4.2. Siswa Melakukan Pengamatan Dalam Kelompok ........................... 45 Gambar 4.3. Siswa Mengidentifikasi Bagian-Bagian Bunga................................ 46 Gambar 4 4. Kegiatan Observasi di Kebun Belakang Sekolah ............................. 47 Gambar 4.5. Siswa Mengamati Berbagai Jenis Biji Tanaman .............................. 48 Gambar 4.6. Kegiatan Observasi di Halaman Sekolah ......................................... 55 Gambar 4.7. Siswa Mengamati Cara Perkembangbiakan Rumput Teki............... 56 Gambar 4.8. Siswa Mengamati Spora Pada Tanaman Tanduk Rusa .................... 58
x
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan ke-1
2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan ke-2
3.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan ke-3
4.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan ke-4
5.
Lembar Kerja Siswa (LKS) pertemuan ke-1
6.
Lembar Kerja Siswa (LKS) pertemuan ke-2
7.
Lembar Kerja Siswa (LKS) pertemuan ke-3
8.
Lembar Kerja Siswa (LKS) pertemuan ke-4
9.
Kisi-kisi Soal Siklus I
10.
Kisi-kisi Soal Siklus II
11.
Soal Siklus I
12.
Soal Siklus II
13.
Contoh Lembar Observasi Guru
14.
Contoh Lembar Observasi Siswa
15.
Anates Instrumen Siklus I
16.
Anates Instrumen Siklus II
17.
Lembar Uji Referensi
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu lembaga pendidikan yang merupakan pelaksana proses pendidikan adalah Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah sebagai lembaga pendidikan dasar, semestinya dapat menjadi pondasi yang kokoh bagi siswa untuk mampu menapaki lembaga pendidikan tingkat selanjutnya dengan berbekal pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan. Dengan demikian, Sekolah Dasar harus mampu memberikan bekal pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dasar sejak dini. Ketiga hal tersebut bisa didapatkan melalui penguasaan materi pelajaran yang diberikan di Sekolah Dasar. Di Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) terdapat berbagai mata pelajaran yang harus dikuasai siswa, salah satu diantaranya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis. Penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen, serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Oleh karenanya, proses pembelajaran IPA hendaknya dilakukan melalui pemberian pengalaman langsung kepada siswa. Dengan demikian, semakin jelaslah bahwa proses belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, hingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan.2 Tinggi rendahnya kualitas proses pendidikan dapat ditentukan melalui berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran, sedangkan produk pendidikan yang berkualitas dihasilkan melalui proses pembelajaran yang bermutu. 1
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), h. 136-137. 2 Ibid., h. 143.
1
2
Dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan sejumlah prinsip seperti yang dijelaskan dalam PP No. 19 Tahun 2005, bahwa proses pembelajaran harus
diselenggarakan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
dan
memberikan ruang yang cukup bagi pengembangan prakarsa, kreativitas sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. 3 Oleh karena itu, pembelajaran hendaklah didesain sedemikian rupa, sehingga menjadi kegiatan yang menyenangkan. Pembelajaran hendaknya berorientasi pada aktifitas serta pemberian pengalaman langsung kepada siswa. Dengan melihat dan mengalami langsung konsep yang diajarkan, diharapkan siswa akan lebih mudah mengingat apa-apa yang dipelajari, apalagi jika dihubungkan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Dengan demikian pembelajaran akan menjadi lebih bermakna, sehingga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata. Namun dalam kenyataannya, dalam proses pembelajaran IPA yang diterapkan di Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah siswa cenderung hanya mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga siswa menjadi jenuh dan bosan. Semua aktifitas pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher centered), belum berpusat pada aktifitas siswa (student centered). Siswa diperlakukan sebagai objek dalam pembelajaran, bukan sebagai subjek belajar. Karena pembelajaran bersifat verbalistik dan abstrak, siswa sulit memahami apa yang dijelaskan guru. Hal ini yang akhirnya menyebabkan hasil belajar IPA siswa menjadi rendah. Permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran IPA, juga terjadi di MI Hidayatul Athfal Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor. Berdasarkan observasi awal, pembelajaran IPA di MI Hidayatul Athfal lebih sering menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada aktifitas guru, sehingga siswa menjadi pasif saat proses pembelajaran berlangsung. Sementara itu, berdasarkan studi dokumen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VI menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa khususnya pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan rendah. Sedangkan menurut hasil wawancara 3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 61.
3
dengan siswa, pembelajaran IPA di MI Hidayatul Athfal selama ini dirasakan kurang menarik dan membosankan. Hal tersebut disebabkan karena kegiatan pembelajaran hanya dilakukan di ruang kelas dan kurang memanfaatkan sumber belajar lain, seperti lingkungan. Siswa tidak pernah diajak untuk melakukan kegiatan observasi untuk mengamati objek pembelajaran. Pembelajaran hanya bersifat informatif dan transfer pengetahuan. Penjelasan guru terlalu abstrak, sehingga siswa sulit memahami apa yang dijelaskan. Hal-hal tersebut pada akhirnya mengakibatkan rendahnya hasil belajar IPA siswa, terutama pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan. Hal ini ditandai dengan hasil ulangan harian siswa kelas 6 mata pelajaran IPA, dimana belum seluruh siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran IPA kelas 6 adalah 65. Namun dari 16 siswa kelas 6, yang mendapat nilai di atas KKM hanya 3 siswa (18,75%), selebihnya mendapat nilai di bawah KKM, yaitu sebanyak 13 siswa (81,25%). Agar hasil belajar IPA siswa pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan dapat mencapai nilai yang ditetapkan, maka guru dituntut untuk menerapkan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Agar pembelajaran IPA tidak verbalistik, maka salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah menggunakan pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.4 Oleh karenanya, dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kontekstual untuk mewujudkan pembelajaran yang lebih bermakna. Dalam pembelajaran kontekstual, materi pembelajaran dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa, siswa lebih aktif karena kegiatan pembelajaran dilakukan melalui kegiatan nyata. 4
Ibnu Setiawan, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna (Bandung: MLC, 2007), h. 67.
4
Menurut peneliti, konsep Perkembangbiakan Tumbuhan amat cocok jika disampaikan dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Dengan pendekatan kontekstual proses pembelajaran tidak lagi hanya berpusat pada guru, akan tetapi siswa diajak untuk aktif mengkonstruksi pengetahuannya melalui kegiatan observasi, pemodelan, kerja kelompok, mengajukan pertanyaan dan penemuan. Proses pembelajaran akan terasa menyenangkan dan lebih bermakna karena siswa mengalami sendiri materi yang sedang dipelajari. Dengan mengalami sendiri materi pelajaran yang dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari, diharapkan penguasaan materi pelajaran akan optimal dan hasil belajar siswa meningkat. Berdasarkan permasalahan di atas, agar tercipta proses pembelajaran yang aktif dan hasil belajar IPA siswa meningkat peneliti mencoba mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL”. B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu: a. Pembelajaran hanya berpusat pada guru,
sehingga menimbulkan
kejenuhan bagi siswa. b. Kegiatan pembelajaran hanya dilakukan di ruang kelas dan belum memanfaatkan sumber belajar lain, seperti lingkungan. c. Siswa tidak pernah diajak melakukan kegiatan observasi untuk mengamati objek pembelajaran. d. Pembelajaran hanya bersifat informatif dan transfer pengetahuan. e. Penjelasan guru terlalu abstrak, sehingga siswa sulit memahami apa yang dijelaskan. Penelitian ini difokuskan terhadap hasil belajar IPA siswa pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan.
5
C. Pembatasan Fokus Penelitian Untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di atas, penelitian difokuskan pada peningkatan hasil belajar IPA pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan melalui penerapan pendekatan kontekstual. Hasil belajar yang dimaksud hanya pada ranah kognitif, dengan tingkatan C1 sampai C3 (pengetahuan, pemahaman, dan penerapan) sesuai taksonomi Bloom. D. Perumusan Masalah Penelitian Dari pembatasan fokus penelitian di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: “Bagaimana penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan?”. E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan dengan menggunakan pendekatan kontekstual di kelas VI MI Hidayatul Athfal Gunungsindur. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh pelaku pendidikan, yaitu: 1.
Bagi siswa: Meningkatkan kemampuan siswa, sehingga dapat mengembangkan potensi diri secara optimal terutama dalam pembelajaran IPA selanjutnya.
2.
Bagi Guru: a) Memberikan informasi mengenai pengaruh penerapan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran. b) Memberikan informasi dan masukan dalam pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat untuk mengoptimalkan hasil belajar. c) Menambah
wawasan
dan
pengetahuan
dalam
menghadapi
permasalahan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. 3.
Bagi sekolah: Memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran, sehingga berdampak pada peningkatan mutu sekolah.
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Pendekatan Kontekstual a. Definisi Pendekatan Kontekstual Pendekatan Kontekstual adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.1 Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.2 Sedangkan menurut Wina Sanjaya CTL adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara
penuh
untuk
dapat
menemukan
materi
yang
dipelajari
dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.3 Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa dengan tujuan untuk menemukan makna dari materi pelajaran dan menjadikannya dasar pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan bekerja dan mengalami (learning by doing), bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. 1
Ibnu Setiawan, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna (Bandung: MLC, 2007), h. 67. 2 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 41. 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 255.
6
7
Berdasarkan pengertian-pengertian pendekatan kontekstual yang telah diungkapkan, ada tiga hal yang harus dipahami. Pertama, pendekatan kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh dalam menemukan materi pelajaran, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Belajar dalam pendekatan kontekstual bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Melalui proses pengalaman itu diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh, yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik. Kedua, pendekatan kontekstual mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, sehingga materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa dan tidak mudah dilupakan. Ketiga, pendekatan kontekstual mendorong siswa untuk dapat menerapkan hal-hal yang dipelajari dalam memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan mereka. Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan, akan tetapi dapat menjadi bekal dalam mengarungi kehidupan nyata.4
b. Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran Kontekstual Salah satu landasan teoritik pembelajaran kontekstual adalah teori konstruktivisme. Pendekatan ini menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered daripada teacher centered. Menurut pandangan konstruktivistis, dalam pembelajaran IPA seyogianya disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional dan memungkinkan terjadi interaksi sosial. Dengan kata lain, saat proses belajar berlangsung siswa harus terlibat secara langsung dengan kegiatan nyata. 5 Selanjutnya, pandangan konstruktivisme mempengaruhi konsep tentang proses belajar, bahwa belajar bukanlah sekedar menghafal, tetapi proses
4 5
2, h. 63.
Wina Sanjaya, Op. cit., h. 256. Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (Jakarta: PT Indeks, 2011), Cet.
8
mengkonstruksi pengetahuan yang dilakukan melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil “pemberian” guru, tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu. Menurut pembelajaran kontekstual, pengetahuan itu akan bermakna manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemberian orang lain tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna, bahkan seringkali mudah dilupakan.
c. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual Menurut Muslich (2007), pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mempunyai karakteristik sebagai berikut:6 1) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in real life setting). 2) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning). 3) Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (learning by doing). 4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, dan saling mengoreksi antar teman (learning in a group). 5) Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam (learning to know each other deeply). 6) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquiry, to work together). 7) Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning as an enjoy activity).
6
Agus N. Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler (Jogjakarta: Diva Press, 2013), h. 151.
9
d. Komponen Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual melibatkan tujuh komponen utama, yaitu (1) Contructivism (konstruktivisme), (2) Questioning (bertanya), (3) Inquiry (menyelidiki, menemukan), (4) Learning community (masyarakat belajar), (5) Modeling (pemodelan), (6) Reflection (refleksi atau umpan balik), dan (7) Authentic Assessment (penilaian yang sebenarnya).7 1) Konstruktivisme (Constructivism) Konstruktivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. 8 Menurut konstruktivisme pengetahuan berasal dari luar, akan tetapi harus dikonstruksi oleh seseorang agar menjadi pengetahuan yang bermakna. CTL mendorong siswa mengkonstruksi pengetahuannya melalui pengamatan dan pengalaman nyata. 2) Menemukan (Inquiry) Menemukan (Inquiry) adalah proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Melalui proses berpikir yang sistematis diharapkan siswa memiliki sikap ilmiah, rasional, dan logis. Menemukan merupakan kegiatan inti dari pendekatan CTL, melalui upaya menemukan akan memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan hasil menemukan sendiri.9 Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah yaitu: (1) merumuskan masalah, (2) mengajukan hipotesa, (3) mengumpulkan data, (4) menguji hipotesis, (5) membuat kesimpulan. Dengan demikian, penerapan asas inkuiri dimulai dengan adanya masalah yang akan dipecahkan, mengajukan hipotesis sesuai rumusan masalah yang diajukan, mengumpulkan data melalui observasi lapangan, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan. Kesimpulan dapat diperoleh setelah siswa melakukan aktifitas pengamatan sesuai langkah-langkah tersebut. 7
Masnur Muslich, Op. cit., h. 43. Wina Sanjaya, Op. cit., h. 264. 9 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), h. 282. 8
10
3) Bertanya (Questioning) Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. Oleh karena itu, bertanya merupakan strategi utama dalam pendekatan CTL. 10 Dengan adanya
keingintahuan,
pengetahuan
selalu
dapat
berkembang.
Dalam
pembelajaran kontekstual, guru tidak hanya menyampaikan informasi saja tetapi juga memancing siswa untuk mengajukan pertanyaan agar siswa dapat menemukan sendiri jawabannya. Dengan demikian, pengembangan keterampilan guru dalam bertanya sangat diperlukan. Hal ini penting karena pertanyaan guru dapat menjadikan pembelajaran lebih produktif, sehingga berguna untuk: (a) menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran, (b) membangkitkan motivasi siswa untuk belajar, (c) merangsang keingintahuan siswa, (d) memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan, (e) membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya dapat mengembangkan keterampilan bertanya dan memancing siswa mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran. 4) Masyarakat Belajar (Learning Community) Konsep masyarakat belajar dalam pendekatan kontekstual menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. Hal tersebut senada dengan pendapat Vygotsky bahwa pengetahuan dan pengalaman anak ditopang banyak oleh komunikasi dengan orang lain.11 Dengan demikian, komunikasi dan kerjasama dalam kelompok amat penting dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pendekatan kontekstual, penerapan komponen masyarakat belajar dapat diterapkan melalui pembelajaran kelompok. Siswa dibagi dalam kelompokkelompok yang anggotanya heterogen. Dalam pembelajaran kontekstual, materi pembelajaran diperoleh bukan hanya dari guru, akan tetapi bisa juga melalui sharing dengan orang lain. Dengan demikian, masyarakat belajar dapat diterapkan melalui belajar kelompok dan sumber-sumber lain dari luar yang dianggap tahu tentang sesuatu yang menjadi fokus pembelajaran. 10 11
Ibid., h. 283. Wina Sanjaya, Op. cit., h. 267.
11
Prinsip-prinsip yang bisa diperhatikan guru ketika melaksanakan pembelajaran yang berkonsentrasi pada Learning Community, antara lain: a) Pada dasarnya hasil belajar diperoleh dari kerjasama atau sharing dengan pihak lain. b) Sharing terjadi apabila ada pihak yang saling memberi dan saling menerima informasi. c) Sharing terjadi apabila ada komunikasi dua atau multi arah. d) Masyarakat belajar terjadi apabila masing-masing pihak yang terlibat didalamnya sadar bahwa pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang dimilikinya bermanfaat bagi yang lain. e) Pihak yang terlibat dalam masyarakat belajar bisa menjadi sumber belajar.
5) Pemodelan (Modelling) Yang dimaksud dengan asas modelling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.12 Melalui cara pembelajaran semacam ini, siswa dapat lebih cepat memahami materi pelajaran dibandingkan hanya melalui penjelasan dari guru. Dengan demikian, modelling merupakan asas penting dalam pembelajaran CTL karena melalui modelling siswa dapat terhindar dari verbalisme. Melalui pemodelan, guru memberikan contoh atau memperagakan sesuatu yang berhubungan dengan materi pelajaran, dengan tujuan agar pembelajaran menjadi lebih kongkrit. Prinsip-prinsip komponen modelling yang bisa diperhatikan guru ketika melaksanakan pembelajaran adalah sebagai berikut: a) Pengetahuan dan keterampilan diperoleh dengan mantap apabila ada model atau contoh yang bisa ditiru. b) Model atau contoh bisa diperoleh langsung dari yang berkompeten atau dari ahlinya. c) Model atau contoh bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, contoh hasil karya, atau model penampilan.
12
Loc. Cit.
12
6) Refleksi (Reflection) Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.13 Refleksi dapat dilakukan melalui kegiatan tanya jawab. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar akan masuk ke dalam struktur kognitif siswa dan akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Melalui refleksi siswa dapat memperbaharui serta dapat menambah pengetahuan yang dimilikinya. 7) Penilaian nyata (Authentic Assessment) Authentic Assessment adalah satu asesmen hasil belajar yang menuntut siswa dapat menunjukkan hasil belajar berupa kemampuan dalam kehidupan nyata, bukan sesuatu yang dibuat-buat atau hanya diperoleh di dalam kelas, tetapi tidak dikenal dalam dunia nyata kehidupan sehari-hari.14 Penilaian autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus-menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar. 15 Dengan demikian, penilaian autentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisis, dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika atau dalam proses pembelajaran siswa berlangsung, bukan semata-mata pada hasil pembelajaran.16 Dengan demikian, suatu assesmen dikatakan autentik apabila:17 1) Sasaran penilaiannya mengarah kepada kompetensi yang ingin dicapai; 2) Penilaian yang melibatkan peserta didik pada tugas-tugas atau kegiatan yang bermanfaat, penting, dan bermakna; 3) Penilaian yang mampu menantang peserta didik menerapkan informasi keterampilan akademik baru pada situasi nyata dan untuk maksud yang jelas; 4) Penilaian yang mampu mengukur perbuatan atau penampilan yang sebenarnya atas kompetensi pada suatu mata pelajaran;
13
Martinis Yamin, Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik, (Ciputat: Referensi, 2012), h. 86. 14 Usman Samatowa, Op. cit., h. 159-160. 15 Wina Sanjaya, Op. cit., h. 269. 16 Masnur Muslich, Op. cit., h. 47. 17 Ibid., h. 2.
13
5) Penilaian yang mampu mengukur penguasaan peserta didik terhadap kompetensi mata pelajaran tertentu dengan cara yang akurat; 6) Penilaian yang menguji atau memeriksa kemampuan kolektif peserta didik dalam rangka mengevaluasi secara tepat apa yang telah dipelajarinya; 7) Penilaian yang menguji atau memeriksa secara langsung perbuatan/prestasi peserta didik berkaitan dengan tugas intelektual yang layak; dan 8) Penilaian yang melibatkan peserta didik untuk mendemonstrasikan apa yang mereka ketahui dalam suatu konteks kehidupan nyata. Dalam praktik pembelajaran, asesmen autentik mempunyai karakteristik sebagai berikut:18 1) Penilaian autentik merupakan bagian tak terpisahkan dari pembelajaran. 2) Penilaian autentik merupakan cerminan dunia nyata. 3) Penilaian autentik menggunakan banyak ukuran/metode/kriteria. 4) Penilaian autentik bersifat komprehensif dan holistik.
e. Skenario Pembelajaran Kontekstual Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan CTL, tentu saja terlebih dahulu guru harus membuat desain (skenario) pembelajarannya, sebagai pedoman umum dan sekaligus sebagai alat kontrol dalam pelaksanaannya. Pada intinya pengembangan setiap komponen CTL tersebut dalam pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut :19 a) Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang harus dimilikinya. b) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan. c) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaanpertanyaan.
18
Ibid., h. 3. Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), Cet. 6, h. 199. 19
14
d) Menciptakan masyarakat
belajar
seperti
melalui
kegiatan kelompok
berdiskusi, tanya jawab, dan lain sebagainya. e) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, moddel, bahkan media yang sebenarnya. f) Membiasakan anak
untuk
melakukan
refleksi
dari
setiap
kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. g) Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa.
2. Belajar Menurut Gagne, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.20 Sedangkan menurut Nana Syaodih , belajar adalah segala perubahan tingkah laku baik yang berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotor dan terjadi melalui proses pengalaman.21 Belajar merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan dilakukan oleh setiap orang untuk memperoleh suatu pengetahuan baru. Dari pengertian-pengertian yang telah diungkapkan, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap melalui interaksi dengan lingkungan. Dengan kata lain, belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. 22 Pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kepribadian yang kokoh merupakan hasil belajar yang diperoleh melalui pengalaman belajar. Berdasarkan pengertian belajar yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 20
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2006), h. 2. 21 Masitoh dan Laksmi Dewi, Op. cit., h. 3. 22 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 9.
15
1) Belajar adalah sebuah proses; 2) Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek kognitif saja, tetapi juga meliputi aspek afektif dan psikomotor; 3) Perubahan perilaku yang terjadi pada individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan psikis; 4) Perubahan perilaku akibat belajar bersifat cukup permanen.
3. Hasil Belajar Menurut Suprijono, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.23 Sementara Muslich berpendapat, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar.24 Dengan demikian, hasil belajar adalah berupa perubahan perilaku secara keseluruhan setelah peserta didik menerima pengalaman belajar. Oleh para ahli, hasil belajar dibagi menjadi beberapa macam. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni: keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori, yaitu: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.25 Adapun taksonomi atau klasifikasi dari ketiga ranah tersebut adalah sebagai berikut:
23
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 22. 24 Masnur Muslich, Op. cit., h. 38. 25 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 22.
16
a. Ranah Kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Bloom membagi ranah kognitif ini menjadi enam tingkatan kemampuan yang tersusun secara hierarkis mulai dari: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Artinya, ke enam tingkatan ini mulai dari, C1, C2, C3, C4, C5, dan C6 merupakan jenjang kemampuan mulai dari yang rendah sampai yang paling tinggi. Ranah ini meliputi beberapa aspek, yaitu: 1) Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan (Knowledge) berisi tentang kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya. Tipe hasil belajar pengetahuan ini termasuk tingkat kognitif terendah, namun menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. 2) Pemahaman (Comprehension) Pemahaman yaitu kemampuan menangkap makna dari yang dipelajari. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. 3) Penerapan (Application) Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan hal yang sudah dipelajari ke dalam sesuatu yang baru dan konkrit. Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, dan teori di dalam kondisi kerja. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang tetap terpadu.26 Hal ini dapat berupa kemampuan untuk memahami dan menguraikan bagaimana proses terjadinya sesuatu, cara bekerja sesuatu, atau mungkin juga sistematikanya. 27 Bila seseorang memiliki kecakapan analisis, ia akan dapat mengaplikasikan pada situasi baru secara kreatif.
26
Masnur Muslich, Op. cit., h. 43. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 4, h. 46. 27
17
5) Sintesis (Synthesis) Sintesis yaitu kemampuan untuk mengaplikasikan bagian-bagian agar membentuk suatu kesatuan yang baru. Seseorang di tingkat ini akan mampu menjelaskan struktur atau pola yang sebelumnya tidak terlihat, serta mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi yaitu kemampuan untuk menentukan nilai sesuatu yang dipelajari menuju suatu tujuan tertentu. Contoh dari kemampuan ini diantaranya memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
b. Ranah Afektif Ranah Afektif adalah kemampuan yang dimunculkan seseorang dalam bentuk prilaku sebagai bagian dari dirinya. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian, disiplin, motivasi belajar, menghargai, dan lain-lain. Untuk ranah afektif ini, Bloom bersama dengan Kratwohl mengklasifikasikan ke dalam beberapa tahapan, yaitu: 1)
Penerimaan (Receiving/Attending)
2)
Tanggapan (Responding)
3)
Penghargaan (Valuing)
4)
Pengorganisasian (Organization)
5)
Pembentukan Pola Hidup (Characterization by a Value or Value Complex)
c. Ranah Psikomotorik Ranah psikomotor adalah kemampuan yang dihasilkan oleh fungsi motorik manusia yaitu berupa keterampilan untuk melakukan sesuatu. Keterampilan motorik seseorang bisa didapatkan setelah melalui pengalaman dan latihan. Semakin sering seseorang melatih kemampuan motoriknya, akan semakin baik
18
hasil yang didapatkan. Adapun yang termasuk ke dalam klasifikasi ranah psikomotor adalah sebagai berikut: a) Peniruan (Imitation) adalah mengamati perilaku dan pola setelah orang lain. b) Penggunaan (Manipulation) adalah mampu melakukan tindakan tertentu dengan mengikuti instruksi dan berlatih. c) Ketepatan (Precision) adalah mengulangi pengalaman serupa agar menuju perubahan yang ke arah yang lebih baik. d) Perangkaian (Articulation) adalah koordinasi serangkaian tindakan, mencapai keselarasan dan konsistensi internal. e) Naturalisasi (Naturalitation)
4. Konsep Perkembangbiakan Tumbuhan Perkembangbiakan adalah proses yang dilakukan oleh makhluk hidup dengan cara memperbanyak atau menduplikasi jenisnya.28 Tujuan tumbuhan berkembangbiak adalah agar spesiesnya tidak mengalami kepunahan. Ada beberapa cara dilakukan tumbuhan untuk memperbanyak diri, antara lain:29 1. Perkembangbiakan vegetatif/aseksual. Melalui perkembangbiakan vegetatif, individu baru yang dihasilkan berasal dari satu sel induk. Jadi, individu baru dihasilkan tanpa melalui proses perkawinan (peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina). Ada dua macam reproduksi secara vegetatif, yaitu perkembangbiakan vegetatif alami dan perkembangbiakan vegetatif buatan Perkembangbiakan vegetatif alami terjadi tanpa campur tangan manusia. Perkembangbiakan semacam ini terjadi melalui berbagai cara, meliputi:30 a) Pembelahan diri. Ada yang disebut binary fission atau belah pasang, yaitu pembelahan dari sel induk menjadi dua sel anak. Ada juga yang disebut multiple fission yaitu pembelahan satu sel induk menjadi banyak sel anak. 28
Lina Listiana, dkk, Ilmu Pengetahuan Alam 1 (Jakarta: LAPIS PGMI, 2008), Edisi pertama, Paket 13, h. 11. 29 Margaretta Sri Y, Edi Hendri, dan Atep Sujana, Konsep Dasar IPA (Bandung: UPI Press, 2006), Cet. 1, h. 112. 30 Loc. Cit.
19
b) Fragmentasi, adalah cara bereproduksidengan cara memutuskan bagian tubuh, dimana bagian tubuh tadi dapat tumbuh menjadi individu baru. Contoh reproduksi pada alga yang berbentuk filament seperti Oscillatoria. c) Tunas, adalah calon tumbuhan baru yang tumbuh dari bagian batang yang memiliki bakal tunas. Contohnya pakis haji, bambu, tebu, dan pisang. d) Spora. Spora biasanya terdapat pada jamur, lumut, dan tanaman paku. e) Akar tinggal (Rhizoma), adalah batang yang tumbuh menjalar di dalam tanah. Pada setiap buku rhizoma, dapat tumbuh tunas baru yang kemudian akan menjadi tanaman baru. Contohnya jahe, kunyit, dan temulawak. f) Stolon/geragih, yaitu batang yang umumnya menjalar di permukaan tanah. Contohnya pegagan, arbei, dan rumput teki. g) Umbi batang, adalah batang yang membengkak di dalam tanah dan berisi cadangan makanan. Contohnya ubi jalar dan kentang. h) Umbi lapis, adalah batang yang terdapat di dalam tanah yang dapat menumbuhkan tunas yang disebut suing. Contohnya bawang merah dan tulip. i) Tunas adventif, adalah tunas yang keluar dari akar pada permukaan tanah. Contohnya cemara, sukun, dan kesemek.
Perkembangbiakan vegetatif buatan adalah perkembangbiakan vegetatif yang terjadi melalui campur tangan manusia. Tujuannya antara lain untuk menghasilkan tumbuhan yang bermutu tinggi, yang diperuntukan bagi kesejahteraan manusia. Cara reproduksi vegetatif buatan antara lain dengan setek batang, cangkok, dirunduk, okulasi, dan disambung.31 Tanaman yang dapat dikembangbiakan melalui setek batang contohnya adalah singkong dan tebu. Adapun jenis tanaman yang dapat dikembangbiakan melalui cangkok adalah tanaman yang berbatang keras dan berkambium, seperti rambutan, durian, jambu, dan lain-lain. Sementara itu, contoh tanaman yang dapat dikembangbiakan dengan cara runduk adalah tanaman mawar. Untuk okulasi dan sambung bisa dilakukan pada tanaman berkambium, biasanya pada tanaman yang sejenis.
31
Margaretta Sri Y, Edi Hendri, dan Atep Sujana, Op. Cit., h. 113.
20
2. Perkembangbiakan Generatif/seksual Reproduksi generatif adalah cara reproduksi yang didahului dengan peleburan dua sel. Beberapa reproduksi generatif antara lain 3. Reproduksi pada tumbuhan lumut dan paku. Tumbuhan lumut dan paku pada reproduksinya mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), yaitu antara keturunan kawin (gametofit) dan keturunan tidak kawin (sporofit). 4. Reproduksi pada tumbuhan biji/tumbuhan bunga Reproduksi generatif pada tumbuhan biji terjadi melalui dua tahap, yaitu penyerbukan dan pembuahan. Alat perkembangbiakan berupa biji. Biji dihasilkan setelah proses penyerbukan pada bunga. Reproduksi generatif pada tumbuhan biji ada dua macam, yaitu: a) Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan biji terbuka (Gimnospermae) Bunga pada Gimnospermae umumnya belum mempunyai perhiasan bunga. Ada bunga jantan (hanya memiliki benang sari saja) dan ada bunga betina (hanya memiliki putik saja) yangterpisah membentuk strobilus. Pembuahannya disebut pembuahan tunggal. b) Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) Bunga pada Angiospermae umumnya sudah merupakan bunga sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki putik, benangsari, mahkota, dan kelopak bunga pada satu tangkai bunga. Bagian yang paling penting dan terlibat langsung dalam pembentukan biji adalah benang sari (stamen) dan putik (pistilum).32 Benang sari merupakan alat kelamin jantan dan putik merupakan alat kelamin betina. Pembuahannya disebut pembuahan ganda, karena sperma tidak hanya satu melainkan ada dua buah. Inti yang satu membuahi inti sel telur, sedangkan yang lainnya membuahi dua buah inti kandung lembaga sekunder (inti polar) yang membentuk jaringan endosperma yang triploid dan berfungsi sebagai cadangan makanan bagi embrio.
32
Ibid., h. 109.
21
B. Hasil Penelitian yang Relevan Menurut peneliti, ada beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini, yaitu : 1.
Juju Zahrotus Saodah. Saodah mengadakan penelitian tentang peningkatan hasil belajar siswa
kelas XI IPA SMA Triguna Utama melalui penerapan pendekatan CTL. Dari hasil penelitian, pada siklus pertama ketuntasan belajar yang dicapai yaitu sebanyak 74,35%, dan siklus kedua sebanyak 82,05%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada konsep larutan asam basa dapat meningkat melalui penerapan CTL. 33 2.
Heri Heriadi. Heri
Heriadi
dalam
penelitiannya
mengangkat
judul
Penerapan
Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Cahaya dan Sifatnya. Penelitian dilakukan tiga siklus, pada siklus I hasil posttest siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 52,56, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 66,52, pada siklus III penelitian dihentikan karena telah mencapai indikator. Hasil belajar siswa mencapai lebih dari 70%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan CTL dalam proses pembelajaran pada materi cahaya dan sifatnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.34 3.
Fitriani Rifah. Fitriani Rifah mengadakan penelitian dengan judul Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Kelas III Melalui Pendekatan Kontekstual
Pada Konsep
Lingkungan. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Pada siklus I, diperoleh hasil 60% siswa mencapai nilai KKM dengan skor rata-rata N-gain 0,32. Sedangkan pada siklus II, pada sub konsep pencemaran udara dan pencemaran tanah diperoleh hasil 90 siswa sudah mencapai KKM dengan skor rata-rata N-gain 0,46.
33
Juju Zahrotus Saodah, “Penerapan Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Larutan Asam Basa”, Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, tidak dipublikaskan. 34 Heri Heriadi, “Penerapan Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Cahaya dan Sifatnya”, Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, tidak dipublikaskan.
22
Berdasarkan hasil penelitian, maka disimpulkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep lingkungan.35 4.
Kholilah. Kholilah mengadakan penelitian dengan judul Peningkatan Pemahaman
Siswa Kelas IV pada Konsep Perubahan Kenampakan Permukaan Bumi Melalui Pendekatan Kontekstual. Penelitian dilaksanakan di MI TP Al Falah. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Melalui analisis data pada siklus 1 dan siklus 2 diperoleh nilai N-Gain 0,429 pada siklus 1 dan 0,436 pada siklus 2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan pemahaman siswa tentang konsep yang diajarkan.36 5.
Khoironi. Khoironi mengadakan penelitian dengan judul Penerapan Pendekatan CTL
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Lingkungan. Subjek penelitian adalah siswa kelas III MIN Ciputat yang berjumlah 37 siswa Pada tahun ajaran 2012/2013. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes dan non tes. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditinjau dari ketuntasan belajar sebanyak 75% siswa mencapai KKM 65. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I, diperoleh hasil 70% siswa sudah mencapai nilai KKM dengan skor rata-rata N-Gain 0,36. Pada siklus II, diperoleh hasil 97% siswa sudah mencapai KKM dengan skor rata-rata N-Gain 0,55. Berdasarkan hasil penelitian, maka disimpulkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep lingkungan.37
35
Fitriani Rifah, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas III Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Konsep Lingkungan”, Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, tidak dipublikaskan. 36 Kholilah, “Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas IV pada Konsep Perubahan Kenampakan Permukaan Bumi Melalui Pendekatan Kontekstual”, Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, tidak dipublikaskan. 37 Khoironi, “Penerapan Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Lingkungan”, Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, tidak dipublikaskan.
23
C. Kerangka Berpikir Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa. Pembelajaran hendaknya dikondisikan agar mampu mendorong kreativitas siswa, membuat siswa aktif, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Tercapainya tujuan pembelajaran merupakan salah satu indikator keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran dinyatakan berhasil apabila sebagian besar atau seluruh siswa tuntas dalam belajar. Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran, tentunya tidak lepas dari peran guru sebagai pendidik, fasilitator, dan motivator. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif, sehingga siswa senang dan merasa tertantang untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat memfasilitasi siswa untuk mengalami sendiri materi yang diajarkan, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, guru harus selalu memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Guru dituntut untuk lebih banyak mengembangkan berbagai pendekatan pembelajaran yang tepat. Suatu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas siswa, menciptakan suasana menyenangkan dalam belajar, dan dekat dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari. Dengan demikian, belajar akan terasa menyenangkan dan lebih bermakna bagi mereka. Namun pada kenyataannya, masih banyak guru yang belum dapat memaksimalkan penggunaan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan adalah pendekatan kontekstual. Melalui pendekatan kontekstual diharapkan dapat membantu guru mengkaitkan antara materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa, sehingga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, penerapan pendekatan kontekstual dapat merangsang siswa untuk berpikir ke level yang lebih tinggi, meningkatkan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, serta dapat mendorong mereka agar
24
dapat menerapkan hal-hal yang dipelajari untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan mereka. Dalam penelitian ini, peneliti akan menerapkan pendekatan kontekstual pada pembelajaran konsep Perkembangbiakan Tumbuhan di kelas VI MI Hidayatul Athfal Kecamatan Gunungsindur. Penerapan pendekatan kontekstual, terutama pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif, lebih mudah memahami konsep yang dipelajari, dan dapat menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna. Dengan demikian, hasil belajar siswa tentang konsep Perkembangbiakan Tumbuhan dapat meningkat.
Kondisi awal
Tindakan
Guru belum menerapkan
Hasil belajar
pendekatan kontekstual
IPA rendah
Penerapan
Pembelajaran IPA
pendekatan
konsep
kontekstual
Perkembangbiakan tumbuhan melalui penerapan
Kondisi akhir
Hasil belajar IPA
pendekatan
meningkat
kontekstual
Gambar 2. 1. Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan Hipotesis pada penelitian ini adalah penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Nopember 2014 di kelas VI MI Hidayatul Athfal pada semester ganjil tahun pelajaran 2014-2015. B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan Dalam setiap penelitian, tidak terlepas dari penggunaan metode. Metode pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1 Metode yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah Collaboration Classroom Action Research, yaitu bekerjasama dengan teman sejawat. Teman sejawat membantu peneliti dalam kegiatan observasi. Desain intervensi tindakan kelas yang digunakan adalah model spiral Hopkins. Tahapan model spiral ini terdiri dari empat komponen yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. 2 Dengan demikian, untaian dari keempat komponen tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Pada pelaksanaan, jumlah siklus tergantung kepada tingkat penyelesaian masalah. Berikut gambar desain intervensi pada penelitian tindakan kelas ini. Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan ? Gambar 3.1. Desain Intervensi Penelitian Tindakan Kelas 1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & B (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 15, h. 2. 2 Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 16.
25
26
Berdasarkan model Penelitian Tindakan Kelas seperti yang terlihat pada bagan, tahapan penelitian tindakan yang akan dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tahap perencanaan (Planning). Sebelum peneliti melakukan tahap perencanaan, penelitian mengawali dengan melakukan observasi terhadap permasalahan pembelajaran yang muncul di kelas. Peneliti merencanakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran melalui penerapan pendekatan kontekstual pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan. Segala keperluan pelaksanaan PTK seperti materi/bahan ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mencakup metode atau pendekatan yang digunakan, serta penyusunan instrument tes dan non tes yang akan digunakan. Melalui perencanaan dan penerapan pendekatan kontekstual, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan. 2. Tahap pelaksanaan (Actuating). Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Tahap pelaksanaan merupakan realisasi dari segala teori dan skenario yang telah dirancang dan dipersiapkan pada tahap sebelumnya. Pada tahap pelaksanaan ini peneliti menerapkan tindakan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar melalui penerapan pendekatan kontekstual. 3. Tahap pengamatan (Observing). Pada kegiatan pengamatan, peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Observer mengamati aktifitas dan tindakan yang dilakukan guru serta mengamati dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap peserta didik. Panduan yang digunakan oleh observer berupa lembar pengamatan yang telah disusun peneliti pada tahap perencanaan. Hasil pengamatan proses pembelajaran menjadi dasar pertimbangan untuk refleksi. Peneliti dan observer berkolaborasi untuk mengkritisi pelaksanaan-pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan pada setiap pertemuan di setiap siklusnya.
27
4. Tahap refleksi (Reflecting). Refleksi adalah tahap kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Setelah tindakan selesai dilakukan, semua informasi yang sudah terkumpul selama pelaksanaan penelitian kemudian dievaluasi, dicari masalah yang belum terselesaikan, dan dilakukan perbaikan untuk siklus berikutnya. Tujuan refleksi adalah untuk menganalisis ketercapaian pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Refleksi dari tindakan dihentikan apabila hasil tindakan telah mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan tersebut membentuk sebuah siklus. Siklus merupakan satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Artinya, sesudah langkah ke-4 (refleksi) maka akan kembali ke langkah pertama (perencanaan), dan begitu seterusnya. Satu siklus dimulai dari tahap perencanaan dan diakhiri dengan kegiatan refleksi. C. Subjek/ Partisipan yang terlibat dalam Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI MI Hidayatul Athfal Gunungsindur sebanyak 16 orang siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan, pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai guru kelas sekaligus sebagai pelaksana penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti dibantu oleh salah seorang guru yang bertindak sebagai kolaborator. Dalam melaksanakan penelitian, terutama pada kegiatan observasi guru tidak harus bekerja sendiri. Dalam tahap observasi ini guru bisa dibantu oleh pengamat dari luar (sejawat atau pakar).3 Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat di MI Hidayatul Athfal. Teman sejawat berperan sebagai observer untuk mengamati aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
3
Enjah Takari R, Penelitian Tindakan Kelas: Pada Kegiatan Pengembangan Profesi Guru IPA SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK (Bandung: PT Genesindo, 2008), Cet. 1, h. 25.
28
E. Tahapan Intervensi Tindakan Tahap intervensi tindakan yang akan dilakukan peneliti selama penelitian adalah sebagai berikut : Penelitian Pendahuluan
a) Wawancara dengan siswa b) Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar IPA dari hasil wawancara awal
Perencanaan tindakan a) Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari skenario pembelajaran (RPP), LKS, evaluasi pembelajaran b) Penyusunan pedoman observasi, instrument test dan soal tertulis
Pelaksanaan tindakan Siklus I
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dibuat dan mengobservasi jalannya pembelajaran
Monitoring dan Evaluasi Melaksanakan pretest, mencatat data selama pembelajaran, melaksanakan posttest dan penilaian LKS
Refleksi Mengolah data, refleksi untuk siklus ke II
Perencanaan Tindakan Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari skenario pembelajaran (RPP), LKS, evaluasi pembelajaran b) Penyusunan pedoman observasi, instrument test dan soal tertulis a)
Pelaksanaan tindakan Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dibuat dan mengobservasi jalannya pembelajaran Siklus II Monitoring dan Evaluasi Melaksanakan pretest, mencatat data selama pembelajaran, melaksanakan posttest dan penilaian LKS Refleksi Mengolah data, refleksi untuk siklus ke III
Penyusunan Laporan
Gambar 3.2. Tahapan Intervensi Tindakan
29
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah terciptanya suasana belajar yang aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa melalui penerapan pendekatan kontekstual. Penerapan pendekatan kontekstual pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan dinyatakan berhasil apabila siswa mencapai nilai KKM sebesar 65 dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 90%. G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah proses diperolehnya data dari sumber data.4 Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui tes dan non tes. Tes yang digunakan berupa tes obyektif pilihan ganda sebanyak 20 soal yang sesuai dengan karakteristik indikator pembelajaran. Data nontes diperoleh dari lembar observasi guru dan siswa. Lembar observasi berfungsi untuk mengamati aktifitas guru dan siswa ketika proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan kontekstual berlangsung. H. Data dan Sumber Data Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka.5 Pada penelitian ini, terdapat dua buah data penelitian yang digunakan yaitu tes hasil belajar dan pedoman observasi. Tes hasil belajar disusun oleh peneliti dengan terlebih dahulu menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi disusun sesuai dengan indikator pembelajaran yang ditetapkan. Sedangkan pedoman observasi terdiri dari pedoman observasi guru dan pedoman observasi siswa, yang berisi indikator-indikator kegiatan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.6 Sumber data dapat berupa benda, manusia, tempat, dan sebagainya. Adapun yang dijadikan sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas VI MI Hidayatul Athfal Gunungsindur dan peneliti sendiri. 4
M. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), Cet. 1, h. 115. 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. 12, h. 96. 6 Ibid., h. 107.
30
I. Instrumen Pengumpulan Data Menyusun instrumen merupakan pekerjaan penting di dalam langkah penelitian. Instrumen penelitian berkaitan dengan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, sebab instrumen penelitian merupakan alat bantu pengumpulan dan pengolahan data tentang variable-variabel yang diteliti.7 Secara garis besar, instrumen terbagi atas instrumen tes dan instrumen non tes. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen tes berupa tes objektif pilihan ganda, sedangkan nstrumen non tes yang digunakan adalah observasi dan wawancara. 1. Tes Hasil Belajar Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa dievaluasi menggunakan tes tertulis bentuk pilihan ganda. Tes dilaksanakan sebelum dan sesudah tindakan pada setiap siklus. Kisi-kisi instrumen tes yang digunakan dapat dilihat pada tabel: Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar IPA Siklus I Kompetensi Dasar
Indikator Pembelajaran
Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan
Menjelaskan perkembangbiakan generatif tumbuhan Mengidentifikasi bagian-bagian bunga sebagai alat perkembangbiakan generatif tumbuhan Menjelaskan proses penyerbukan
Menyebutkan bagianbagian biji sebagai alat perkembangbiakan generatif tumbuhan Mengklasifikasikan tumbuhan berbiji dikotil dan monokotil Jumlah Soal 7
M. Subana dan Sudrajat, Op. cit., h. 127.
Aspek Hasil Belajar dan Nomor Soal C1 C2 C3 1* 3* 6 2 4* 5* 7* 9* 13* 8 10* 11 12* 14* 15* 21* 22 23* 24* 26
11
16* 17* 18 25
27 28* 14
19 20*
∑ Soal
Siklus
6
I
7 I
7
I
5
I
29* 30*
5
I
5
30
31
Pada siklus 1, peneliti membuat instrumen tes obyektif pilihan ganda sebanyak 30 butir soal. Soal-soal tersebut kemudian diujicobakan kepada siswa kelas VII untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen. Setelah diujicobakan, instrumen yang layak digunakan sebanyak 23 butir soal, namun yang digunakan pada siklus 1 ini sebanyak 20 butir soal. Soal valid yang tidak digunakan sebanyak 3 soal. Hal ini dikarenakan agar jumlah soal yang digunakan mewakili tiap indikator pembelajaran secara proporsional.
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar IPA Siklus II Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan
Indikator Pembelajaran Menjelaskan perkembangbiakan vegetatif Tumbuhan Menyebutkan macammacam perkembangbiakan vegetatif tumbuhan Memberi contoh perkembangbiakan vegetatif alami Memberi contoh perkembangbiakan vegetatif buatan
Jumlah Soal
Aspek Hasil Belajar dan Nomor Soal C1 C2 C3 2 1* 3* 6* 4* 7* 5* 8* 9* 12 10 13 11* 14* 16* 20* 15 17* 21 18* 22* 19* 23* 24 25 26 27* 30* 28* 29 9 14 7
∑ Soa l
Siklus
7
II
6
II
9
II
8
II
30
Pada siklus 2, peneliti membuat instrumen sebanyak 30 butir soal. Soalsoal tersebut kemudian diujicobakan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen. Setelah diujicobakan, instrumen yang layak digunakan sebanyak 22 butir soal, namun yang digunakan pada siklus 2 yaitu sebanyak 20 butir soal. Soal valid yang tidak digunakan sebanyak 2 soal. Hal ini dikarenakan agar jumlah soal yang digunakan mewakili tiap indikator pembelajaran secara proporsional.
32
2. Observasi Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.8 Observasi digunakan untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang dilakukan dalam penelitian. Alat yang digunakan dalam melakukan observasi disebut pedoman observasi. Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi guru dan siswa yang digunakan untuk mengamati aktifitas guru dan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Dalam kegiatan observasi, peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat yang bertindak sebagai observer (pengamat). 3. Wawancara Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik.9 Wawancara dilakukan kepada siswa sebelum dilaksanakannya penelitian, untuk mengetahui permasalahan pembelajaran IPA yang terjadi di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur. J. Kalibrasi Instrumen Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua instrumen penelitian, yaitu instrumen tes hasil belajar dan instrumen nontes yang berupa pedoman observasi. Sebelum instrumen tersebut digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen. Tujuan uji coba instrumen adalah untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu instrumen dijadikan alat ukur. Instrumen yang memenuhi kriteria kelayakanlah yang akan digunakan dalam penelitian ini. 1.
Instrumen Tes Dalam penelitian ini, peneliti membuat instrumen tes sebanyak 60 butir
soal pilihan ganda untuk kedua siklus. Sebelum digunakan, instrumen tes tersebut harus melalui pengujian. Pengujian dilakukan untuk mengetahui tingkat 8
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Cet.
4, h. 153. 9
Ibid., h. 157.
33
kelayakan instrumen. Kriteria kelayakan yang dimaksud yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Berikut akan dipaparkan mengenai kriteria kelayakan yang harus dipenuhi dalam suatu instrumen penelitian. a. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau shahih, yaitu sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya.10 Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan instrumen. Dalam literatur modern tentang evaluasi, banyak dikemukakan tentang jenis-jenis validitas, antara lain validitas permukaan (face validity), validitas isi (content validity), validitas empiris (empirical validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas factor (factorial validity).11 Dalam penelitian ini digunakan validitas isi (content validity) yang berarti tes disusun sesuai dengan materi dan indikator yang disahkan oleh praktisi pendidikan (dosen atau guru). Uji validitas instrumen tes dalam penelitian ini menggunakan rumus Korelasi Point Biserial (rpbi) karena skor butir soal berbentuk dikotomi (skor butir 0 atau 1). Adapun rumus rpbi, yaitu:12 rpbi = Mp - Mt SDt Keterangan: rpbi
= angka indeks korelasi point biserial
Mp
= mean (nilai rata-rata hitung) yang dijawab dengan benar
Mt
= mean dari skor total
SDt
= standar deviasi total
p
= proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item
q
= proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item
10
Ahmad Sofyan, Toni Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi (Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), h. 105. 11 Zainal Arifin, Op. cit., h. 248. 12 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009), Cet. 14, h. 258.
34
Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates versi 4.0. Untuk mengetahui validitas butir soal, maka rpbi dibandingkan dengan rtabel product moment dengan α = 0,05 dengan rtabel sebesar 0,304. Jika rpbi ≥ rtabel, maka soal tersebut tidak valid. Hasil uji validitas instrumen tes pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus I Statistik Jumlah soal Jumlah siswa Nomor soal valid
30 25 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 28, 29, 30
Jumlah soal valid Soal yang digunakan
23 20
Dari tabel 3.3 terlihat bahwa jumlah soal instrumen tes untuk siklus I adalah 30 butir soal. Soal-soal tersebut kemudian diujicobakan kepada 25 orang siswa kelas VII untuk mengetahui tingkat validitas masing-masing butir soal. Setelah diujicobakan, dari 30 butir soal yang disusun peneliti terdapat 23 butir soal yang valid. Namun yang digunakan dalam penelitian ini hanya 20 butir soal. Soal yang tidak digunakan adalah 3 butir soal. Hal ini dikarenakan agar jumlah soal yang digunakan mewakili tiap indikator pembelajaran secara proporsional.
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus II Statistik Jumlah soal Jumlah siswa
30 32
Nomor soal valid
1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 25, 27, 28, 30 22 20
Jumlah soal valid Soal yang digunakan
35
Tabel 3.4 memperlihatkan bahwa jumlah soal instrumen tes untuk siklus II adalah 30 butir soal. Soal-soal tersebut kemudian diujicobakan kepada 32 orang siswa kelas VII untuk mengetahui tingkat validitas masing-masing butir soal. Setelah diujicobakan, dari 30 butir soal yang disusun peneliti terdapat 22 butir soal yang valid. Namun yang digunakan dalam penelitian ini hanya 20 butir soal. Soal yang tidak digunakan adalah 2 butir soal. Hal ini dikarenakan agar jumlah soal yang digunakan mewakili tiap indikator pembelajaran secara proporsional.
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan atau konsistensi. Reliabilitas dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.13 Suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada pada kelompok yang sama pada waktu yang berbeda. Pengujian reliabilitas menggunakan rumus K-R 20 (KuderRichardson 20).14 2 n S pq r11 2 n 1 S
Keterangan: r11
= reliabilitas tes secara keseluruhan
p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)
∑pq
= jumlah hasil perkalian antara p dan q
n
= banyaknya item
S2
= varians
Selanjutnya pengujian reliabilitas instrumen tes diklasifikasikan sesuai kriteria pada tabel 3.5 berikut ini: 13
Ahmad Sofyan, Op.cit., h. 105. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi) (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet. 6, h. 101. 14
36
Tabel 3.5. Kriteria Reliabilitas Kriteria
Keterangan
0,91 – 1,00
Sangat tinggi
0,71 – 0,90
Tinggi
0,41 – 0,70
Sedang
0,21 – 0,40
Rendah
0,00 – 0,20
Kurang
Perngujian reliabilitas instrumen tes dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates versi 4.0. Hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I Statistik r hitung
0,75
Kesimpulan
Tingkat reliabilitas tinggi
Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II Statistik
c.
r hitung
0,82
Kesimpulan
Tingkat reliabilitas tinggi
Uji Tingkat Kesukaran Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar
derajat kesukaran suatu soal.15 Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran seimbang (proporsional). Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan juga tidak terlalu mudah. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:16
15 16
Zainal Arifin, Op. cit., h. 266. Suharsimi Arikunto, Op. cit., h. 208.
37
P= Dimana: P = Tingkat kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa
Dalam penelitian ini tingkat kesukaran instrumen tes ditentukan melalui kriteria sebagai berikut: a) Soal dengan P 0.00 sampai 0.15 adalah soal sangat sukar. b) Soal dengan P 0.15 sampai 0.30 adalah soal sukar. c) Soal dengan P 0.30 sampai 0.60 adalah soal sedang. d) Soal dengan P 0.60 sampai 0.85 adalah soal mudah. e) Soal dengan P 0.85 sampai 1.00 adalah soal sangat mudah. Pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software anates versi 4.0. Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.8. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Siklus I Kategori Soal
Jumlah Soal
Persentase
Sangat sukar Sukar
3
10%
Sedang Mudah Sangat mudah
19 7 1
63,33% 23,33% 3,33%
Jumlah
30
100%
Pada tabel 3.8 terlihat bahwa instrumen tes siklus I yang diujicobakan kepada siswa berjumlah 30 butir soal. Menurut hasil anates, yang termasuk kategori soal sukar berjumlah 3 butir soal (10%) , kategori sedang berjumlah 19 butir soal (63,33%), mudah berjumlah 7 butir soal (23,33%) dan sangat mudah ada 1 butir soal (3,33%).
38
Tabel 3.9. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Siklus II Kategori Soal
Jumlah Soal
Persentase
Sangat sukar
-
-
Sukar
2
6,67%
Sedang
19
63,33%
Mudah
6
20%
Sangat mudah
3
10%
Jumlah
30
100%
Pada tabel 3.9 terlihat bahwa instrumen tes siklus II yang diujicobakan kepada siswa berjumlah 30 butir soal. Menurut hasil anates, tidak ada soal yang termasuk kategori sangat sukar. Adapun yang termasuk kategori soal sukar berjumlah 2 butir soal (6,67%), kategori sedang berjumlah 19 butir soal (63,33%), mudah berjumlah 6 butir soal (20%) dan sangat mudah ada 3 butir soal.(10%).
d.
Daya Pembeda Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir
soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.17 Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara siswa yang menguasai kompetensi dan yang belum menguasai kompetensi. Untuk menentukan daya pembeda dapat dihitung menggunakan rumus berikut:18
D=
17 18
Zainal Arifin, Op. cit., h. 273. Suharsimi Arikunto, Op. cit., h. 213.
39
Keterangan: D
= Daya Pembeda
Ba
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
Bb
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Ja
= Banyaknya peserta kelompok atas
Jb
= Banyaknya peserta kelompok bawah
Kriteria daya pembeda ditentukan sebagai berikut:19 D = 0.00 – 0.20 : jelek
D = 0.40 – 0.70 : baik
D = 0.20 – 0.40 : cukup
D = 0.70 – 1.00 : baik sekali
Untuk melakukan pengujian daya pembeda dalam penelitian ini, peneliti menggunakan software anates versi 4.0. Hasil perhitungan daya pembeda instrumen pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.10. Hasil Uji Daya Pembeda Siklus I Kategori Soal
Jumlah Soal
Persentase
Baik sekali
5
16,67%
Baik
18
60%
Cukup
8
26,67%
Jelek
2
6,67%
Jumlah
30
100%
Tabel 3.11. Hasil Uji Daya Pembeda Siklus II Kategori Soal
Jumlah Soal
Persentase
Baik sekali
3
10%
Baik
21
70%
Cukup
3
10%
Jelek
3
10%
Jumlah
30
100%
19
Ibid., h. 218.
40
2. Instrumen Nontes Instrumen Nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi. Penggunaan pedoman observasi bertujuan agar kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini lebih valid dan objektif dibandingkan jika hanya menggunakan satu instrumen tes saja. Sebagaimana instrumen tes, instrumen nontes juga harus memenuhi kriteria kelayakan. Pengujian kelayakan pedoman observasi dilakukan dengan pertimbangan ahli. Pertimbangan para ahli ini berhubungan dengan validitas isi yang berkaitan dengan butir-butir pertanyaanpertanyaan yang akan diajukan kepada siswa.20 Untuk memudahkan observer, berikut disajikan acuan penskoran kegiatan guru dan siswa dalam mengisi lembar observasi: 4 = jika indikator kegiatan guru dan siswa terlaksana 100% 3 = jika indikator kegiatan guru dan siswa terlaksana 75% 2 = jika indikator kegiatan guru dan siswa terlaksana 50% 1 = jika indikator kegiatan guru dan siswa terlaksana 25% 0 = jika indikator kegiatan guru dan siswa tidak terlaksana K. Teknik Pengolahan Data Setelah semua data terkumpul, tahap berikutnya adalah mengolah data. Mengolah data berarti mengubah wujud data yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. 21 Terdapat dua pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu pengolahan data tes dan nontes. Data tes hasil belajar siswa diolah secara statistik untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah diterapkan pendekatan kontekstual pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan. Sementara itu, data dari pedoman observasi diolah dalam bentuk deskripsi. Hasil pedoman observasi digunakan untuk mengukur kualitas pembelajaran setelah diterapkan pendekatan kontekstual pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan.
20
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 32. 21 Zainal Arifin, Op. cit., h. 107.
41
1. Teknik Pengolahan Data Tes Pada umumnya, pengolahan data tes menggunakan bantuan statistik.22 Analisis statistik digunakan jika ada data kuantitatif, sedangkan untuk data kualitatif, tidak dapat diolah dengan statistik. Dalam penelitian ini, untuk mengolah data tes hasil belajar siswa terlebih dahulu dilakukan penskoran. Skor peserta didik diperoleh dengan cara menghitung banyaknya butir soal yang dijawab dengan benar. Rumus yang digunakan adalah:23
S
B x 100 N
Keterangan: S = Skor yang diharapkan B = Jumlah jawaban benar N = Jumlah soal 2. Teknik Pengolahan Data Nontes Data nontes diperoleh dari pedoman observasi kegiatan guru dan siswa. Pedoman observasi berupa indikator-indikator kegiatan guru dan siswa yang diamati observer selama proses pembelajaran. Observer memberi penilaian terhadap aktifitas guru dan siswa dengan berpedoman kepada kriteria yang telah ditetapkan. Data nontes dari pedoman observasi diolah secara kualitatif. Setelah diolah, selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk deskripsi. Skor rata-rata dari data tersebut dibagi menurut kategori skala ordinal seperti pada tabel berikut: Tabel 3.12. Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa
22 23
Ibid., h. 221. Ibid., h. 229.
Skor
Kategori
4
Sangat Baik
3
Baik
2
Cukup
1
Sedang
0
Sangat Kurang
42
Persentase aktifitas siswa dalam pedoman observasi, dapat dihitung menggunakan rumus:24
NP = Keterangan: NP
= Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R
= Skor mentah yang diperoleh siswa
SM
= Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100
= Bilangan tetap Kategori persentase aktifitas guru dan siswa dapat dilihat pada tabel
berikut: Tabel 3.13. Kriteria Nilai Persentase Instrumen Nontes25 Rentang
Kategori
80-100%
Sangat Baik
70-79%
Baik
60-69 %
Cukup
50-59 %
Kurang
0-40 %
Kurang Sekali
L. Indikator Keberhasilan Penelitian ini dikatakan berhasil atau siswa dinyatakan mengalami peningkatan hasil belajar apabila telah mencapai indikator yang ditetapkan. Indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65 dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 90%. Indikator keberhasilan ini adalah ketentuan yang sudah ditetapkan di MI Hidayatul Athfal Kecamatan Gunungsindur 24
yang
dijadikan
acuan keberhasilan
proses
pembelajaran.
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), h. 102. 25 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. 13, h. 153.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Tindakan Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan Pembelajaran pada siklus I ini terdiri atas dua pertemuan yang berdurasi 4 x 35 menit dalam satu minggu. Materi yang akan dipelajari pada siklus I ini adalah tentang Perkembangbiakan Generatif Tumbuhan. Sebelum siklus I dilaksanakan, peneliti melakukan beberapa persiapan yaitu: a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggambarkan penerapan pendekatan kontekstual; b) Membuat Lembar Kerja Kelompok; c) Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa untuk tiap pertemuan; d) Menyiapkan instrumen penilaian.
b. Tahap Pelaksanaan Siklus I 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada 18 Nopember 2014, dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan pembelajaran dilakukan pada pukul 10.05 – 11.15 dengan jumlah siswa 16 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat (observer) adalah rekan peneliti. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Pengamatan oleh observer dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Materi yang dipelajari pada pertemuan pertama ini adalah tentang bagian-bagian bunga dan proses penyerbukan. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan berdo’a. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin do’a. Selanjutnya, guru mengecek kehadiran siswa dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran.
43
44
Setelah semua siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan awal siswa dengan memberi beberapa pertanyaan
terkait materi perkembangbiakan tumbuhan.
Pertanyaan yang diberikan adalah seputar pengertian, tujuan dan cara tumbuhan berkembangbiak. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar diberi apresiasi melalui pujian oleh guru. Setelah itu guru memberi penjelasan singkat tentang perkembangbiakan generatif tumbuhan. Sambil memberi penjelasan, guru memperlihatkan media pembelajaran visual berupa gambar bagian-bagian bunga hasil karya siswa kelas VI tahun pelajaran sebelumnya dan beberapa jenis bunga asli. Siswa menyimak apa yang disampaikan guru, memperhatikan model yang ditampilkan dan membandingkannya dengan gambar bagian-bagian bunga yang terdapat pada buku pelajaran.
Gambar 4.1. Peneliti Membimbing Siswa Melakukan Pengamatan Pada kegiatan selanjutnya, guru mengajak siswa melakukan observasi ke lingkungan sekitar sekolah. Sebelum observasi dimulai, guru menginstruksikan kepada siswa untuk membentuk empat kelompok yang terdiri dari empat orang
45
siswa pada tiap kelompoknya. Pembagian kelompok ini bertujuan untuk membiasakan siswa bekerjasama, lebih terarah dalam kegiatan observasi, dan agar mereka belajar memecahkan masalah bersama. Setelah siswa membentuk kelompok, guru memberi penjelasan singkat mengenai hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan saat observasi. Setelah itu, guru membagikan lembar kerja kepada masing-masing kelompok.
Gambar 4.2. Siswa Melakukan Pengamatan Dalam Kelompok Pada kegiatan berikutnya, masing-masing kelompok melakukan observasi ke lingkungan sekitar sekolah dengan dibimbing guru. Guru menugaskan masingmasing kelompok untuk mengumpulkan minimal 5 jenis bunga sebagai bahan pengamatan. Waktu yang diberikan untuk mengumpulkan bunga adalah 5 menit, setelah itu guru meminta siswa berkumpul dalam masing-masing kelompok di teras gedung PAUD Al- Athfal yang terletak di belakang gedung madrasah untuk mengidentifikasi bagian-bagian bunga dan melakukan simulasi terjadinya proses penyerbukan. Selama siswa melakukan kegiatan observasi, guru membimbing dan mengamati aktifitas tiap-tiap kelompok sebagai bagian dari Authentic Assesment.
46
Gambar 4.3. Siswa Mengidentifikasi Bagian-Bagian Bunga Pada kegiatan konfirmasi, guru bersama siswa melakukan tanya jawab seputar bagian-bagian bunga dan proses penyerbukan. Guru mempersilahkan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Setelah pertanyaan disampaikan, guru meminta siswa yang lain menjawab pertanyaan temannya. Hal ini bertujuan untuk melatih kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan siswa, tujuan lainnya adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terkait materi yang telah dipelajari. Namun, kegiatan tanya jawab ini masih didominasi oleh sebagian kecil siswa saja, sementara siswa yang lain masih malu untuk mengajukan pertanyaan dan adapula yang takut salah dalam menjawab pertanyaan karena kurang percaya diri. Setelah kegiatan tanya jawab, guru membimbing siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari. Sebelum menutup pembelajaran, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk membawa berbagai biji tanaman sebagai
47
bahan penelitian pada pertemuan berikutnya. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pembacaan hamdallah secara bersama oleh guru dan siswa.
2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada 19 Nopember 2014. Materi yang dipelajari pada pertemuan kali ini adalah tentang Perkembangbiakan Generatif Tumbuhan dengan sub pokok bahasan bagian-bagian biji. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan pendahuluan dan apersepsi. Kemudian, guru memberi penjelasan singkat tentang materi yang akan dipelajari, sambil memperlihatkan gambar bagian-bagian biji serta biji kelapa yang telah bertunas, untuk memperlihatkan alat perkembangbiakan tumbuhan secara generatif.
Gambar 4 4. Kegiatan Observasi di Kebun Belakang Sekolah Rangkaian kegiatan berikutnya hampir sama seperti pada pertemuan pertama, guru mengajak siswa melakukan observasi ke lingkungan sekitar sekolah. Untuk efisiensi waktu, guru menginstruksikan kepada siswa untuk bekerja dalam kelompok yang sama seperti yang telah dibentuk pada pertemuan
48
pertama. Setelah itu guru memberikan pengarahan singkat, menjelaskan tahapan observasi yang harus dilakukan dan membagikan lembar kerja kelompok. Pada kegiatan inti, masing-masing kelompok melakukan observasi ke kebun
belakang
sekolah
untuk
mengamati
berbagai
tanaman
yang
berkembangbiak secara generatif. Tanaman yang diamati antara lain: kecapi (sandoricum koetjape), rambutan (nephelium appaceum), duku (lansium domesticum), durian (durio zibethinus), serta tanaman padi (oryza sativa) yang terletak tidak jauh dari kebun belakang sekolah. Setelah selesai, guru meminta siswa berkumpul dalam masing-masing kelompok di teras gedung PAUD AlAthfal untuk melakukan pengamatan terhadap biji-biji tanaman. Selain itu, siswa diminta menggolongkan biji-bijian tersebut kedalam klasifikasi biji monokotil dan biji dikotil.
Gambar 4.5. Siswa Mengamati Berbagai Jenis Biji Tanaman
49
c. Pengamatan 1. Hasil belajar Hasil tes akhir kegiatan pembelajaran pada akhir siklus I merupakan data awal peneliti untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan. Hasil belajar siswa kelas VI MI Hidayatul Athfal Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan setelah menggunakan pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Data Tes Hasil Belajar Siklus I No
Hasil Tes
Pretest
Posttest
1
Nilai terendah
30
40
2
Nilai tertinggi
65
90
3
Nilai rata-rata
46,56
68,75
4
Sudah memenuhi KKM
2
9
5
Belum memenuhi KKM
14
7
6
Persentase keberhasilan
12,5%
56,25%
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa saat pretest atau sebelum diterapkan pendekatan kontekstual hanya mencapai 46,56 dan setelah diterapkan pendekatan kontekstual rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 68,75. Adapun persentase keberhasilan siswa saat pretest hanya 12,5% dan setelah posstest meningkat menjadi 56,25%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya pendekatan kontekstual, namun persentasenya belum memenuhi target ketuntasan hasil belajar siswa yang telah ditetapkan sekolah yaitu sebesar 90%. Pada tabel diatas juga tergambar bahwa nilai terendah siswa pada saat pretest adalah 30 dan tertinggi 65, akan tetapi pada tes akhir siklus terdapat peningkatan dengan perolehan nilai terendah 40 dan tertinggi 90. Siswa yang sudah mencapai nilai KKM sebanyak 9 orang siswa atau 56,25%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pencapaian target keberhasilan belum tercapai.
50
2. Hasil Observasi Guru Siklus I Kegiatan guru pada saat pembelajaran diamati oleh rekan sejawat yang bertugas sebagai observer. Penilaian oleh observer menggunakan pedoman observasi yang meliputi beberapa aspek. Hasil observasi kegiatan guru selama pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 4.2. Data Observasi Guru Pada Siklus I No
1
Kegiatan guru
Mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti
Pertemuan Pertemuan 1
2
3
3
kegiatan pembelajaran 2
Menyampaikan tujuan pembelajaran
3
4
3
Menggali pengetahuan awal siswa melalui
3
3
3
4
4
4
kegiatan tanya jawab 4
Memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan dipelajari
5
Memperlihatkan beberapa jenis bagian tumbuhan sebagai model
6
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok
3
3
7
Membimbing siswa melakukan pengamatan
3
3
8
Mengamati aktifitas tiap kelompok
2
2
9
Memfasilitasi kegiatan tanya jawab
3
3
10
Membantu siswa menyimpulkan apa yang telah
3
3
3
4
3
4
36
40
75%
83,33%
dipelajari 11
Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
12
Menutup pelajaran
Jumlah Persentase tiap pertemuan Persentase tiap siklus Kategori
79,17% Baik
51
3. Hasil Observasi Siswa Siklus I Pada saat pembelajaran berlangsung, observer melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.3. Data Observasi Siswa Pada Siklus I Penilaian No
1
Kegiatan siswa
Mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan
Pertemuan Pertemuan 1
2
3
3
pembelajaran 2
Menyimak apa yang disampaikan guru
3
3
3
Memperoleh pengetahuan awal melalui kegiatan
2
3
tanya jawab 4
Menyimak penjelasan guru
2
3
5
Memperhatikan model yang diperlihatkan guru
3
4
6
Membentuk kelompok sesuai instruksi guru
3
3
7
Melakukan aktifitas pengamatan dalam kelompok
2
2
8
Melakukan kegiatan tanya jawab untuk merefleksi
2
2
2
3
22
26
61,11%
72,22%
materi yang telah dipelajari 9
Bersama guru menyimpulkan apa yang dipelajari
Jumlah Persentase tiap pertemuan Persentase tiap siklus
66,67%
Kategori
Cukup
Tabel diatas menunjukkan bahwa persentase aktifitas siswa pada pertemuan pertama adalah 61,11% dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 72,22%. Adapun persentase hasil pengamatan pada siklus I sebesar 66,67% dengan tingkat kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran belum maksimal.
52
d.
Refleksi Siklus I Pembelajaran dengan menggunakan penerapan pendekatan kontekstual
pada materi Perkembangbiakan Generatif Tumbuhan didesain agar membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, terlibat langsung melalui kegiatan observasi, dan dapat menerapkan pengetahuannya dalam konteks kehidupan nyata. Dengan demikian, penerapan pendekatan kontekstual bertujuan agar siswa dapat menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya dan dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Selain itu, tujuan yang lain adalah untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna. Namun dalam pelaksanaannya, penerapan pendekatan kontekstual pada siklus I masih terdapat kekurangan, yaitu: 1. Masih terdapat beberapa siswa yang hasil belajarnya belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 2. Saat kegiatan apersepsi, banyak siswa yang tidak serius dalam menjawab pertanyaan guru. Padahal kegiatan ini amat penting karena merupakan fondasi awal untuk mengkonstruksi pengetahuan siswa terkait materi yang akan dipelajari. 3. Aktifitas siswa dalam kelompok tidak merata. Pembagian tugas dalam kelompok tidak ditentukan secara jelas, sehingga menyebabkan ada anggota kelompok yang tidak serius saat kegiatan observasi. Hal ini dikarenakan guru kurang melakukan pengamatan terhadap aktifitas kelompok. 4. Kegiatan tanya jawab masih didominasi oleh beberapa siswa saja, sementara siswa yang lain pasif. Hal ini disebabkan karena siswa takut salah dalam menjawab pertanyaan, adapula yang malu untuk mengungkapkan pertanyaan.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui penerapan pendekatan kontekstual pada Siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa hanya sebesar 56,25%. Artinya pembelajaran belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yakni sebesar 90%. Oleh sebab itu, pembelajaran harus ditingkatkan melalui perbaikan tindakan pada siklus II. Adapun tindakan perbaikan yang harus dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut:
53
Tabel 4.4. Tindakan Perbaikan Siklus I No 1
Tindakan
Perbaikan
Siswa tidak serius dalam menjawab Guru harus berusaha agar kegiatan pertanyaan yang diberikan guru apersepsi pada saat apersepsi.
mampu
mengkonstruksi
pengetahuan awal siswa terkait materi yang dipelajari.
2
Aktifitas siswa dalam kelompok Pembagian tidak merata karena pembagian kelompok tugas
dalam
kelompok
tugas harus
antar
anggota
diperjelas,
agar
tidak semua anggota kelompok aktif dalam
ditentukan secara jelas, sehingga kegiatan observasi. menyebabkan
ada
anggota
kelompok yang tidak serius saat kegiatan observasi. 3
Pengamatan
aktifitas
kelompok Guru
harus
meningkatkan
oleh guru dinilai masih kurang, pengamatan aktifitas kelompok pada sehingga banyak siswa yang tidak saat kegiatan observasi, agar semua serius pada saat observasi.
siswa
serius
mengikuti
kegiatan
observasi. 4
Kemampuan bertanya siswa masih Guru harus mampu memberi motivasi rendah, begitu pula kemampuan dan memfasilitasi semua siswa untuk menjawab pertanyaan masih perlu aktif dalam kegiatan tanya jawab. ditingkatkan.
e. Keputusan Berdasarkan hasil refleksi siklus I disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual pada konsep Perkembangbiakan Generatif Tumbuhan belum mencapai indikator ketuntasan belajar. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa 56,25% atau hanya 9 orang siswa yang telah mencapai nilai KKM. Sedangkan indikator ketuntasan belajar yang ditetapkan adalah sebesar 90%. Oleh sebab itu, peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian ke siklus II.
54
2.
Tindakan Pembelajaran Siklus II
a.
Tahap Pembelajaran Pembelajaran pada siklus II ini terdiri atas dua kali pertemuan dengan
alokasi waktu 4 x 35 menit. Materi yang akan dipelajari pada siklus II adalah Perkembangbiakan Vegetatif Tumbuhan. Sebelum siklus II dilaksanakan, peneliti melakukan beberapa persiapan yaitu: a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggambarkan penerapan pendekatan kontekstual; b) Membuat lembar kerja kelompok; c) Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa untuk tiap pertemuan; d) Menyiapkan instrumen penilaian.
b. Tahap Pelaksanaan Siklus II 1) Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 24 Nopember 2014. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan pendahuluan seperti pada pertemuan pertama dan kedua. Pada kegiatan eksplorasi, guru melakukan apersepsi dengan memberi beberapa pertanyaan terkait materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan menghubungkannya dengan materi yang akan dipelajari. Bagi yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar, peneliti memberikan hadiah berupa sekuntum mawar tiruan yang dibuat dari pita Jepang untuk memotivasi siswa agar mau menjawab pertanyaan. Hal tersebut dilakukan guru agar siswa serius dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Setelah itu guru memberi penjelasan singkat tentang perkembangbiakan vegetatif tumbuhan sambil memperlihatkan beberapa jenis tumbuhan yang dapat dikembangbiakan secara vegetatif. Model tumbuhan yang diperlihatkan adalah tanaman puring (codiaeum variegatum), tanaman lempuyang (zingiber zerumbet), dan daun cocor bebek (kalanchoe pinnata) yang telah ditumbuhi tunas pada tepinya.
55
Pada kegiatan selanjutnya, guru mengajak siswa melakukan observasi ke lingkungan sekitar sekolah. Sebelum observasi dimulai, guru menginstruksikan kepada siswa untuk berkumpul dalam kelompok. Setelah itu guru memberi pengarahan mengenai hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan saat observasi. Selain itu, guru juga menginstruksikan kepada seluruh siswa untuk berpartisipasi aktif saat kegiatan observasi. Pembagian tugas antar anggota kelompok harus dipertegas. Hal ini guru tekankan kepada siswa agar tidak ada lagi siswa yang tidak serius saat kegiatan observasi seperti
pada pertemuan
pertama dan kedua. Observasi dimulai dari halaman sekolah, siswa mengamati berbagai tanaman yang ada di halaman sekolah. Setelah selesai melakukan pengamatan di halaman sekolah, guru mengarahkan siswa menuju ke kebun yang terletak di belakang sekolah. Di kebun ini siswa diminta mengamati tanaman singkong (manihot utilissima), cocor bebek (kalanchoe pinnata), lengkuas (alpinia galanga), kunyit (curcuma longa), dan sejenis bawang-bawangan (liliaceae) untuk mengidentifikasi cara perkembangbiakannya.
Gambar 4.6. Kegiatan Observasi di Halaman Sekolah
56
Setelah selesai mengamati tumbuhan di kebun belakang sekolah, siswa diarahkan ke pekarangan rumah peneliti yang tepat berada di samping gedung sekolah dan hanya berjarak lebih kurang 20 meter dari gedung sekolah. Di halaman rumah peneliti, masing-masing kelompok diminta mengamati rumput teki (cyperus rotundus), sampang dara (excoecaria cochinchinensis lour), puring (codiaeum
variegatum),
dan
beberapa
jenis
tanaman
hias
lain
yang
dikembangbiakkan peneliti. Selama siswa melakukan kegiatan observasi, guru mengamati aktifitas tiap-tiap kelompok untuk mengetahui sejauh mana keaktifan mereka dalam melakukan kegiatan observasi. Setelah lebih kurang 30 menit melakukan observasi, guru meminta siswa kembali ke kelas untuk meneruskan kegiatan pembelajaran. Namun, sebelum kembali ke kelas guru meminta
perwakilan kelompok untuk mengumpulkan
lembar kerja kelompok yang telah diisi. Lembar kerja digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap apa yang mereka amati saat observasi.
Gambar 4.7. Siswa Mengamati Cara Perkembangbiakan Rumput Teki
57
Pada kegiatan konfirmasi, guru bersama siswa melakukan tanya jawab seputar perkembangbiakan vegetatif tumbuhan. Pada saat kegiatan tanya jawab guru memfasilitasi siswa untuk memberikan pertanyaan, lalu meminta kelompok lain untuk menjawab pertanyaan yang di sampaikan. Hal ini bertujuan agar siswa terbiasa dalam mengungkapkan pertanyaan maupun dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Pada kegiatan tanya jawab kali ini, sebagian besar siswa berpartisipasi. Mereka tidak lagi malu atau takut untuk mengungkapkan pendapatnya. Setelah itu, guru bersama siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari , sambil memberikan penguatan. Sebelum menutup pembelajaran, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan menutup pembelajaran dengan do’a.
2) Pertemuan Keempat Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 26 Nopember 2014. Pada pertemuan kali ini materi yang dipelajari adalah contoh perkembangbiakan vegetatif tumbuhan, baik vegetatif alami maupun vegetatif buatan. Setelah apersepsi, guru memberi penjelasan singkat terkait materi yang akan dipelajari sambil memperlihatkan model cangkokan tanaman untuk menunjukkan contoh perkembangbiakan vegetatif buatan. Sementara itu, siswa diminta memperhatikan model yang diperlihatkan guru dan memberi komentar seputar apa yang mereka ketahui tentang perkembangbiakan vegetatif buatan. Dalam kegiatan observasi kali ini, guru mengajak siswa mengamati berbagai jenis tanaman yang ada di halaman rumah kepala sekolah yang berjarak 50 meter dari sekolah. Berbekal pengalaman pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, guru memberi pengarahan kepada siswa untuk melakukan kegiatan observasi sesuai alokasi waktu dan tidak melakukan aktifitas yang dapat merusak lingkungan. Di halaman rumah kepala sekolah ini, siswa mengamati tanaman tanduk rusa (platycerium bifurcatum), lidah buaya (aloe vera), kaktus (opuntia spp), tanaman pisang-pisangan (heliconia), dan tanaman hias lainnya yang dapat dikembangbiakan secara vegetatif
58
Gambar 4.8. Siswa Mengamati Spora Pada Tanaman Tanduk Rusa Kelompok yang telah selesai melakukan pengamatan di halaman, kemudian dibimbing untuk mengamati tanaman pegagan (centella asiatica), paku (pteridophyta), bambu (bambuseae), dan tebu (saccharum officinarum Liin), yang berada di halaman belakang. Setelah mengamati berbagai jenis tanaman, siswa mengklasifikasikan berbagai tanaman tersebut ke dalam golongan tanaman yang dapat dikembangbiakkan secara vegetatif alami maupun vegetatif buatan dengan mengisi lembar kerja kelompok yang telah dibagikan. Setelah kegiatan observasi, pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab. Guru memulai dengan memberikan pertanyaan terkait materi untuk merefleksi apa-apa yang telah dipelajari. Sebagian besar siswa antusias menjawab pertanyaan
dari
guru,
karena
mereka
telah
mengkonstruksi
sendiri
pengetahuannya melalui kegiatan observasi yang telah dilaksanakan. Setelah kegiatan tanya jawab, guru mengajak siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari, menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, kemudian menutup kegiatan pembelajaran.
59
c.
Pengamatan
1.
Hasil belajar Hasil tes akhir kegiatan pembelajaran siklus kedua pada siswa kelas VI
MI Hidayatul Athfal Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan setelah menggunakan pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut: Tabel 4.5. Data Tes Hasil Belajar Siklus II No
Hasil Tes
Pretest
Posttest
1
Nilai terendah
40
55
2
Nilai tertinggi
90
100
3
Nilai rata-rata
63,43
80,00
4
Sudah memenuhi KKM
6
15
5
Belum memenuhi KKM
10
1
6
Persentase keberhasilan
37,5%
93,75%
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi tindakan pada siklus II. Sebelum tindakan, rata-rata hasil belajar siswa hanya mencapai 63,43 dan setelah diberi tindakan, rata-rata hasil belajar siswa meningkat mencapai 80,00. Peningkatan juga terlihat pada jumlah siswa yang telah memenuhi KKM. Sebelum tindakan, siswa yang mencapai nilai KKM hanya 6 orang, setelah diberi tindakan siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 15 orang atau 93,75%. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas VI MI Hidayatul Athfal Kecamatan Gunungsindur telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan sekolah yaitu 90% siswa mengalami ketuntasan belajar.
2. Hasil Observasi Guru Siklus II Kegiatan guru pada saat pembelajaran diamati oleh rekan sejawat yang bertugas sebagai observer. Penilaian oleh observer menggunakan pedoman
60
observasi yang meliputi beberapa aspek. Hasil observasi selama kegiatan pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6. Data Observasi Guru Pada Siklus II Kegiatan guru No 1
Mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti
Pertemuan
Pertemuan
1
2
3
4
kegiatan pembelajaran 2
Menyampaikan tujuan pembelajaran
3
4
3
Menggali pengetahuan awal siswa melalui
3
3
3
4
4
4
kegiatan tanya jawab 4
Memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan dipelajari
5
Memperlihatkan beberapa jenis bagian tumbuhan sebagai model
6
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok
3
4
7
Membimbing siswa melakukan pengamatan
3
3
8
Mengamati aktifitas tiap kelompok
3
3
9
Memfasilitasi kegiatan tanya jawab
3
3
10
Membantu siswa menyimpulkan apa yang
3
3
4
4
4
4
39
43
81,25%
89,58%
telah dipelajari 11
Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
12
Menutup pelajaran
Jumlah Persentase tiap pertemuan Persentase tiap siklus Kategori
85,41% Sangat Baik
61
3. Hasil Observasi Siswa Siklus II Hasil pengamatan observer terhadap kegiatan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.7. Data Observasi Siswa Pada Siklus II Penilaian No
1
Kegiatan siswa
Mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan
Pertemuan Pertemuan 1
2
3
3
pembelajaran 2
Menyimak apa yang disampaikan guru
4
4
3
Memperoleh pengetahuan awal melalui kegiatan
3
4
tanya jawab 4
Menyimak penjelasan guru
3
3
5
Memperhatikan model yang diperlihatkan guru
4
4
6
Membentuk kelompok sesuai instruksi guru
3
3
7
Melakukan aktifitas pengamatan dalam kelompok
3
4
8
Melakukan kegiatan tanya jawab untuk
3
3
3
3
29
31
80,55%
86,11%
merefleksi materi yang telah dipelajari 9
Bersama guru menyimpulkan apa yang telah dipelajari
Jumlah Persentase tiap pertemuan Persentase tiap siklus Kategori
83,33% Sangat Baik
Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil pengamatan observer terhadap aktifitas siswa pada siklus II adalah 83,33% dengan kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persentase pada setiap variabel berhasil mencapai indikator.
62
d.
Refleksi Siklus II Berdasarkan data tes hasil belajar di akhir siklus II, lembar pengamatan
observasi kegiatan guru, dan lembar pengamatan observasi siswa terlihat bahwa pelaksanaan tindakan siklus II mampu memperbaiki kekurangan pada siklus I. Hal ini ditunjukkan melalui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan kontekstual dari rata-rata nilai hasil belajar siswa sebesar 68,75 pada siklus I, menjadi 80,00 pada akhir siklus II. Selain itu, terdapat pula peningkatan pada jumlah siswa yang mencapai KKM dari hanya 9 orang pada siklus I menjadi 15 orang pada siklus II.
e.
Keputusan Berdasarkan hasil refleksi siklus II, dapat disimpulkan bahwa penerapan
pendekatan kontekstual pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan telah mencapai indikator ketuntasan belajar. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai 93,75% atau sebanyak 15 siswa yang mencapai nilai KKM. Oleh sebab itu, tindakan tidak dilanjutkan kepada siklus berikutnya.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa menemukan sendiri pengetahuannya melalui pengalaman nyata. Hal ini senada dengan pengertian pendekatan kontekstual yang dikemukakan Wina Sanjaya yaitu suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.1 Melalui pendekatan kontekstual diharapkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa lebih aktif dalam belajar, dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 255.
63
Berdasarkan
data
tes
hasil
belajar
siswa
tentang
konsep
Perkembangbiakan Tumbuhan yang diujikan setelah siklus I, hasil belajar siswa pada konsep tersebut mencapai nilai rata-rata 68,75. Siswa yang telah mencapai nilai KKM sebanyak 9 orang atau sekitar 56%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual belum optimal karena belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan sebesar 90%. Belum optimalnya peningkatan hasil belajar siswa, salah satu penyebabnya adalah pengamatan guru terhadap aktifitas kelompok dinilai kurang maksimal. Hal ini terlihat dari hasil observasi guru siklus I. Dari hasil observasi tersebut terlihat bahwa masih terdapat kelemahan pada kegiatan mengamati aktifitas kelompok, sehingga berdampak pada tingkat keseriusan siswa dalam kegiatan observasi rendah. Penyebab lain belum optimalnya peningkatan hasil belajar siswa, terlihat juga pada hasil observasi siswa siklus I. Menurut data hasil observasi siswa masih terdapat 3 indikator aktifitas siswa yang masih rendah. Ketiga indikator tersebut yaitu: siswa tidak serius menjawab pertanyaan guru saat apersepsi, siswa tidak serius saat kegiatan observasi, dan kegiatan tanya jawab hanya didominasi beberapa orang siswa saja. Oleh karenanya, persentase kegiatan siswa pada siklus I ini hanya 66,67% dengan kategori cukup. Berdasarkan 7 komponen pendekatan kontekstual, ketiga indikator aktifitas siswa yang dinilai masih rendah tersebut termasuk ke dalam komponen Questioning (tanya jawab) dan Learning community (kemampuan bekerja sama dalam kelompok). Dalam kegiatan tanya jawab siswa terkesan takut salah dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Selain itu, siswa juga masih malu untuk mengungkapkan pertanyaan dan pendapatnya. Padahal, melalui kegiatan tanya jawab siswa dapat mengkonstruksi dan merefleksi pengetahuannya terkait materi yang dipelajari. Hal ini senada dengan pendapat Wina Sanjaya bahwa belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.2
2
Ibid., h. 266
64
Selain tanya jawab, indikator kegiatan siswa yang dinilai masih rendah adalah pada kegiatan pengamatan dalam kelompok. Aktifitas siswa saat kegiatan observasi tidak merata, masih terdapat anggota kelompok yang tidak serius saat observasi. Rendahnya aktifitas siswa pada kedua komponen pendekatan kontekstual ini menjadi catatan bagi peneliti untuk melakukan perbaikan tindakan pada siklus II. Setelah tindakan perbaikan pada siklus II, data tes hasil belajar siswa menunjukkan nilai rata-rata 80,00. Adapun siswa yang telah mencapai KKM pada siklus kedua ini sebanyak 15 orang siswa atau sebesar 93,75%, sedangkan yang tidak mencapai nilai KKM hanya 1 orang atau sebesar 6,25%. Dengan demikian, terlihat bahwa hasil belajar IPA siswa dengan penerapan pendekatan kontekstual mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Heri Heriadi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran pada materi cahaya dan sifatnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.3 Pada siklus II, selain terdapat peningkatan pada hasil belajar siswa, aktifitas siswa saat kegiatan pembelajaran juga meningkat. Berdasarkan lembar observasi siswa siklus II, kegiatan siswa menunjukkan rata-rata 83,33% dengan kategori sangat baik. Artinya tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus II berhasil dengan baik. Dengan demikian, kelemahan yang terdapat pada siklus I dapat diminimalisir. Hal ini terlihat dalam kegiatan pembelajaran yang melibatkan aktifitas siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Peningkatan-peningkatan yang terjadi menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual mampu membangun pengetahuan siswa melalui kegiatan nyata yang dialami siswa. Hal ini menandakan bahwa siswa telah mampu mengkonstruksi pengetahuannya melalui optimalisasi aktifitas pengamatan, kerja kelompok dan kegiatan tanya jawab, sehingga melalui penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.
3
Heri Heriadi, “Penerapan Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Cahaya dan Sifatnya”, Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, tidak dipublikaskan.
65
Data hasil observasi guru pada siklus II juga mengalami peningkatan. Peningkatan persentase rata-rata kegiatan guru sebesar 6,24%, sehingga persentase kegiatan guru pada siklus II menjadi 85,41% dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan tindakan yang dilakukan pada siklus II berhasil. Indikator aktifitas guru pada setiap komponen sudah optimal. Pembelajaran kontekstual melibatkan siswa dalam aktifitas penting yang membantu mereka mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata yang mereka alami. Penemuan makna adalah ciri utama dalam pendekatan kontekstual. Hal ini senada dengan pengertian pendekatan kontekstual menurut Elaine B. Johnson bahwa pendekatan kontekstual adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. 4 Senada dengan itu, menurut Chaedar Alwasilah setiap makna yang disajikan memiliki makna dengan kualitas yang beragam. Makna yang berkualitas adalah makna kontekstual, yakni dengan menghubungkan materi ajar dengan lingkungan personal dan sosial. 5 Oleh karenanya, melalui kegiatan pembelajaran yang dialami sendiri oleh siswa akan menciptakan pembelajaran yang bermakna. Melalui pembelajaran yang bermakna siswa akan lebih mudah memahami konsep yang dipelajari, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
4
Ibnu Setiawan, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna (Bandung: MLC, 2007), h. 67. 5 Ibid., h. 20.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep Perkembangbiakan Tumbuhan di kelas VI MI Hidayatul Athfal Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor. Peningkatan yang terjadi yaitu: 1) Pada siklus I persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 56,25%, sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 93,75%. 2) Siswa yang mencapai nilai KKM pada siklus I sebanyak 9 orang atau sekitar 56%, sementara pada siklus II sebanyak 15 orang atau 93,75%. 3) Aktifitas guru pada siklus I terkategori baik, dengan persentase sebesar 79,17%. Pada siklus II persentasenya meningkat menjadi 85,41% dengan kategori sangat baik. 4) Aktifitas siswa meningkat dari kategori cukup pada siklus I menjadi sangat baik pada siklus II. Persentase siklus I sebesar 66,67% dan pada siklus II menjadi 83,33%. B. Saran Terkait hasil penelitian, pembahasan dan simpulan yang telah disajikan, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1) Bagi guru: agar dapat mencoba penerapan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran di sekolah, dengan terlebih dahulu merancang kegiatan pembelajaran sesuai dengan komponen-komponen pembelajaran kontekstual. 2) Bagi pihak sekolah: hendaknya menyediakan sarana dan mengambil kebijakan-kebijakan
yang
mendukung
kontekstual dalam pembelajaran.
66
pelaksanaan
pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 4, 2012. Arikunto, Suharsimi dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2010. -------. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 6, 2006. -------. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 12, 2002. Cahyo, Agus N. Panduan Aplikasi Teori-teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Jogjakarta: Diva Press, 2013. Dahar, Ratna Wilis. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2006. Heriadi, Heri. “Penerapan Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Cahaya dan Sifatnya”, Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, tidak dipublikaskan. Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Khoironi, “Penerapan Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Lingkungan”, Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, tidak dipublikaskan. Kholilah, “Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas IV pada Konsep Perubahan Kenampakan Permukaan Bumi Melalui Pendekatan Kontekstual”, Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, tidak dipublikaskan. Listiana, Lina, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam 1. Jakarta: LAPIS PGMI, Edisi pertama, Paket 13, 2008. M. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia, Cet. 1, 2001. Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009. Muslich, Masnur. Authehtic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama, 2011.
67
68
Muslich, Masnur. KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009. Purwanto, Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 4, 2004. Rifah, Fitriani. “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas III Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Konsep Lingkungan”, Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, tidak dipublikaskan. Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. 6, 2013. Samatowa, Usman. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks Cet. 2, 2011. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006. Setiawan, Ibnu. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: MLC, 2007. Sofyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006. Sri Y, Margaretta, dkk. Konsep Dasar IPA. Bandung: UPI Press, Cet. 1, 2006. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & B. Bandung: Alfabeta, Cet. 15, 2012. Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 13, 2007. Takari R, Enjah. Penelitian Tindakan Kelas: Pada Kegiatan Pengembangan Profesi Guru IPA SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK. Bandung: PT Genesindo, Cet. 1, 2008.
69
Thobroni, Muhammad., dan Arif Mustofa. Belajar Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. Trianto. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010. Yamin, Martinis. Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Ciputat: Referensi, 2012. Zahrotus Saodah, Juju. “Penerapan Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Larutan Asam Basa”, Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, tidak dipublikaskan. Zulfiani, Pengembangan Program Pembelajaran Bioteknologi untuk Meningkatkan Kemampuan Inkuiri Calon Guru dalam Metamorfosa, volume 1. No. 2, Oktober 2007.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: MI Hidayatul Athfal
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas / Semester
: VI / I
Pertemuan Ke
: 3 (Tiga)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
: Memahami cara perkembangbiakan makhluk hidup
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan
I.
II.
III.
Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran 1. Menjelaskan perkembangbiakan vegetatif tumbuhan. 2. Menyebutkan macam-macam perkembangbiakan vegetatif tumbuhan Tujuan Pembelajaran Setelah melalui kegiatan Observasi dan Tanya jawab diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan perkembangbiakan vegetatif tumbuhan. 2. Menyebutkan macam-macam perkembangbiakan vegetatif tumbuhan. Materi Pembelajaran Materi Pokok : Perkembangbiakan Tumbuhan Sub Materi : Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan Uraian Materi : Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1.
IV. V.
Perkembangbiakan vegetatif alami Perkembangbiakan vegetatif alami terjadi tanpa campur tangan manusia. Perkembangbiakan semacam ini terjadi melalui berbagai cara, yaitu: akar tinggal (Rhizoma), umbi lapis, umbi batang, geragih, tunas, dan tunas adventif. 2. Perkembangbiakan vegetatif buatan Perkembangbiakan vegetatif buatan adalah perkembangbiakan vegetatif yang terjadi melalui campur tangan manusia. Tujuan perkembangbiakan vegetatif buatan adalah untuk menghasilkan tumbuhan yang bermutu tinggi, yang diperuntukan bagi kesejahteraan manusia. Selain itu, melalui perkembangbiakan vegetatif buatan tanaman baru yang dihasilkan akan cepat berbuah. Cara reproduksi vegetatif buatan antara lain dengan setek batang, cangkok, dirunduk, okulasi, dan disambung. Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Metode Pembelajaran 1. Observasi 2. Tanya jawab
VI.
Langkah-Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan (Waktu 10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. 2.
Mengucapkan salam. Meminta salah seorang siswa untuk memimpin do’a.
3.
Mengecek kehadiran siswa dan 3. mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Menyampaikan tujuan 4. pembelajaran.
4.
1. 2.
Nilai Karakter
Menjawab salam. Berdo’a sebelum memulai pelajaran, dipimpin salah seorang perwakilan siswa. Mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
1. Religius
Menyimak apa yang disampaikan guru.
3. Rasa Ingin tahu
2. Disiplin
B. Kegiatan Inti (Waktu: 50 menit) B.1. Eksplorasi (Waktu: 10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Menggali pengetahuan awal siswa 1. Menjawab pertanyaan guru dengan memberikan beberapa terkait materi yang pertanyaan terkait materi yang dipelajari pada pertemuan dipelajari pada pertemuan sebelumnya. sebelumnya dan menghubungkannya dengan materi yang akan dipelajari. (Questioning) 2. Memberi apresiasi kepada siswa 2. Menyimak penjelasan guru yang dapat menjawab pertanyaan tentang perkembangbiakan dengan benar, lalu memberi vegetatif tumbuhan. penjelasan singkat perkembangbiakan vegetatif tumbuhan. 3. Memperlihatkan beberapa jenis 3. Memperhatikan beberapa tumbuhan yang dapat jenis tumbuhan yang dikembangbiakkan secara vegetatif. diperlihatkan guru. (Modelling)
Nilai Karakter 1. Rasa ingin tahu 2. Berani 3. Tanggung jawab
4. Menghargai
B.2. Elaborasi (Waktu: 30 menit ) Kegiatan Guru 1. Menginstruksikan siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang untuk melaksanakan observasi ke lingkungan sekitar sekolah. (Learning Community) 2. Memberi penjelasan mengenai halhal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan saat observasi.
Kegiatan Siswa 1. Membentuk kelompok sesuai instruksi guru untuk melaksanakan observasi ke lingkungan sekitar sekolah.
Nilai Karakter 1. Kerjasama
2. Menyimak penjelasan guru.
2. Patuh
3. Membagikan LKS kepada masing- 3. Menerima LKS yang masing kelompok. dibagikan guru. 4. Membimbing siswa untuk 4. Mengamati berbagai jenis mengamati berbagai jenis tumbuhan tumbuhan yang ada di yang ada di lingkungan sekitar lingkungan sekitar sekolah. sekolah. (Inquiry) 5. Meminta siswa mengidentifikasi 5. Mengidentifikasi macammacam-macam perkembangbiakan macam perkembangbiakan vegetatif, lalu mengisi LKS yang vegetatif dan mengisi LKS telah dibagikan. yang telah dibagikan. (Contruktivisme) 6. Mengamati tiap-tiap kelompok 6. Melaksanakan aktifitas untuk mengetahui siswa yang aktif dalam kelompok. dan kurang aktif selama bekerja dalam kelompok. (Authentic Assesment) 7. Meminta perwakilan kelompok 7. Perwakilan kelompok untuk mengumpulkan LKS. mengumpulkan LKS.
3. Rasa ingin tahu
4. Tanggung jawab
B.3. Konfirmasi (Waktu: 10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Memfasilitasi siswa untuk melakukan 1. Tanya jawab seputar tanya jawab seputar materi yang telah materi yang telah dipelajari. (Reflection) dipelajari.
C.
1. Rasa ingin tahu 2. Berani
Penutup (Waktu: 10 menit) Kegiatan Guru
1. Membantu siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari. 2. Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. 3. Menutup pembelajaran dengan do’a dan memberi salam.
VII.
Nilai Karakter
Kegiatan Siswa 1. Bersama-sama guru menyimpulkan apa yang telah dipelajari. 2. Menyimak apa yang disampaikan guru. 3. Berdo’a untuk menutup pembelajaran dan menjawab salam
Nilai Karakter 1. Toleransi
2. Religius
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Sumber belajar: 1. Buku IPA SD dan MI kelas VI (PT. Sarana Panca Karya Nusa) 2. Lingkungan Media Pembelajaran: 1. Berbagai jenis tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan sekolah
VIII.
Penilaian
No
Indikator
1.
Menjelaskan perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.
2.
Menyebutkan macam-macam perkembangbiakan vegetatif tumbuhan
Teknik
Bentuk
Tes tertulis
PG
Instrumen
Kunci Jawaban: No
Jawaban
Mengetahui Kepala Madrasah
Heri Mulyadi, S.Pd.I
Skor
Gunungsindur, 24 Nopember 2014 Guru Kelas
Efi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: MI Hidayatul Athfal
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas / Semester
: VI / I
Pertemuan Ke
: 4 (Empat)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
: Memahami cara perkembangbiakan makhluk hidup
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan
I.
II.
III.
Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran 1. Memberi contoh perkembangbiakan vegetatif alami 2. Memberi contoh perkembangbiakan vegetatif buatan Tujuan Pembelajaran Setelah melalui kegiatan Observasi dan Tanya jawab diharapkan siswa dapat: 1. Memberi contoh perkembangbiakan vegetatif alami 2. Memberi contoh perkembangbiakan vegetatif buatan Materi Pembelajaran Materi Pokok : Perkembangbiakan Tumbuhan Sub Materi : Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan Uraian Materi : Perkembangbiakan vegetatif alami terjadi melalui berbagai cara, yaitu: 1) Akar tinggal (Rhizoma). Contohnya jahe, kunyit, dan temulawak. 2) Umbi lapis. Contohnya bawang merah, bawang bombay, dan tulip. 3) Umbi batang. Contohnya ubi jalar dan kentang. 4) Geragih. Contohnya pegagan, arbei, dan rumput teki. 5) Tunas. Contohnya pakis haji, bambu, tebu, dan pisang. 6) Tunas adventif. Contohnya cemara, sukun, dan kesemek. Adapun cara perkembangbiakan vegetatif buatan antara lain dengan setek batang, cangkok, runduk, okulasi, dan sambung.
IV. V.
Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Metode Pembelajaran 1. Observasi 2. Tanya jawab
VI.
Langkah-Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan (Waktu 5 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Mengucapkan salam. 2. Meminta salah seorang siswa untuk memimpin do’a.
1. Menjawab salam. 2. Berdo’a sebelum memulai pelajaran, dipimpin salah seorang perwakilan siswa. 3. Mengecek kehadiran siswa dan 3. Mempersiapkan diri untuk mengkondisikan siswa untuk mengikuti kegiatan siap mengikuti kegiatan pembelajaran. pembelajaran. 4. Menyampaikan tujuan 4. Menyimak apa yang pembelajaran disampaikan guru
Nilai Karakter 1. Religius
2. Disiplin
3. Rasa Ingin tahu
B. Kegiatan Inti (Waktu: 55 menit) B.1. Eksplorasi (Waktu: 15 menit) Kegiatan Guru 1. Menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan menghubungkannya dengan materi yang akan dipelajari. 2. Memberi apresiasi kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan meminta siswa yang lain bertepuk tangan. 3. Memberi penjelasan singkat terkait materi yang akan dipelajari. 4. Memperlihatkan beberapa jenis tumbuhan yang telah dipersiapkan, untuk memberi contoh tumbuhan yang berkembangbiak secara vegetatif. (Modelling)
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
1. Menjawab pertanyaan guru terkait materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya. (Questioning)
1. Rasa ingin tahu 2. Berani 3. Tanggung jawab
2. Bertepuk tangan bersama-sama untuk memberi apresiasi bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan. 5. Menyimak penjelasan guru terkait materi yang akan dipelajari. 3. Memperhatikan beberapa jenis tumbuhan yang diperlihatkan guru.
4. Menghargai
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
B.2. Elaborasi (Waktu: 25 menit ) Kegiatan Guru 1. Menginstruksikan siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang untuk melaksanakan observasi ke lingkungan sekitar sekolah. (Learning Community)
1. Membentuk kelompok sesuai instruksi guru untuk melaksanakan observasi ke lingkungan sekitar sekolah.
1. Patuh
2. Memberi penjelasan mengenai hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan saat observasi. 3. Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. 4. Membimbing siswa untuk mengamati berbagai jenis tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar sekolah. 5. Meminta siswa mengidentifikasi perkembangbiakan vegetatif, lalu memberi contoh tumbuhan yang berkembangbiak secara vegetatif. 6. Mengamati tiap-tiap kelompok untuk mengetahui siswa yang aktif dan kurang aktif selama bekerja dalam kelompok. (Authentic Assesment) 7. Meminta perwakilan kelompok untuk mengumpulkan LKS.
2. Menyimak penjelasan guru.
3. Menerima LKS yang dibagikan guru. 4. Mengamati berbagai jenis tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar sekolah. (Inquiry) 5. Mengidentifikasi perkembangbiakan vegetatif, lalu memberi contoh tumbuhan yang berkembangbiak secara vegetatif. (Construktivisme) 6. Melaksanakan aktifitas dalam kelompok.
2. Tanggung jawab
7. Perwakilan kelompok mengumpulkan LKS.
B.3. Konfirmasi (Waktu: 15 menit) Kegiatan Guru 1. Memfasilitasi siswa untuk melakukan tanya jawab terkait perkembangbiakan vegetatif tumbuhan. (Reflection)
Kegiatan Siswa 1. Tanya jawab terkait perkembangbiakan vegetatif tumbuhan.
Nilai Karakter 3. Tanggung jawab 4. Berani
C. Penutup (Waktu: 10 menit) Kegiatan Guru 1. Membantu siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari.
Kegiatan Siswa
1. Bersama-sama guru menyimpulkan apa yang telah dipelajari. 2. Menyampaikan materi yang akan 2. Menyimak apa yang dipelajari pada pertemuan disampaikan guru. berikutnya. 3. Mengakhiri pembelajaran 3. Berdo’a untuk mengakhiri dengan do’a dan memberi salam. pembelajaran dan menjawab salam VII.
Nilai Karakter 1. Toleransi
2. Rasa ingin tahu 3. Religius
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Sumber belajar: 1. Buku IPA SD dan MI kelas VI (PT. Sarana Panca Karya Nusa) 2. Lingkungan Media Pembelajaran: 1. Berbagai jenis tumbuhan di lingkungan sekitar sekolah
VIII.
Penilaian
No
Indikator
1.
Memberi contoh perkembangbiakan vegetatif alami
2.
Memberi contoh perkembangbiakan vegetatif buatan
Teknik
Bentuk
Tes tertulis
PG
Instrumen
Kunci Jawaban: No
Mengetahui Kepala Madrasah
Heri Mulyadi, S.Pd.I
Jawaban
Skor
Gunungsindur, 26 Nopember 2014 Guru Kelas
Efi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: MI Hidayatul Athfal
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas / Semester
: VI / I
Pertemuan Ke
: 1 (Satu)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
: Memahami cara perkembangbiakan makhluk hidup
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan
I.
II.
III.
Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran 1. Menjelaskan perkembangbiakan generatif tumbuhan. 2. Mengidentifikasi bagian-bagian bunga sebagai alat perkembangbiakan generatif tumbuhan. 3. Menjelaskan proses penyerbukan. Tujuan Pembelajaran Setelah melalui kegiatan Observasi dan Tanya jawab diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan perkembangbiakan generatif tumbuhan. 2. Mengidentifikasi bagian-bagian bunga sebagai alat perkembangbiakan generatif tumbuhan. 3. Menjelaskan proses penyerbukan. Materi Pembelajaran Materi Pokok : Perkembangbiakan Tumbuhan Sub Materi : Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan Uraian Materi : Perkembangbiakan generatif (seksual) terjadi melalui proses penyerbukan. Perkembangbiakan generatif terjadi apabila bertemunya sel kelamin jantan dan sel kelamin betina tumbuhan yang terdapat pada bunga. Alat perkembangbiakan berupa biji. Biji dihasilkan setelah proses penyerbukan pada bunga. Bunga merupakan alat reproduksi seksual (generatif). Bunga terdiri dari beberapa bagian. Bagian yang paling penting dan terlibat langsung dalam pembentukan biji adalah benang sari (stamen) dan putik (pistilum). Benang sari merupakan alat kelamin jantan dan putik merupakan alat kelamin betina. Pembuahannya disebut pembuahan ganda, karena sperma tidak hanya satu melainkan ada dua buah. Inti yang satu membuahi inti sel telur, sedangkan yang lainnya membuahi dua buah inti kandung lembaga sekunder (inti polar) yang membentuk jaringan endosperma yang triploid dan berfungsi sebagai cadangan makanan bagi embrio.
IV. V.
Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Metode Pembelajaran Observasi dan tanya jawab
VI.
Langkah-Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan (Waktu 5 menit) Kegiatan Guru
1. Mengucapkan salam. 2. Meminta salah seorang siswa untuk memimpin do’a. 3. Mengecek kehadiran siswa dan mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiatan pembelajaran. 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
1. Menjawab salam. 2. Berdo’a sebelum memulai pelajaran, dipimpin salah seorang perwakilan siswa. 3. Mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
1. Religius
4. Menyimak apa yang disampaikan guru.
3. Rasa Ingin tahu
2. Disiplin
B. Kegiatan Inti (Waktu: 55 menit) B.1. Eksplorasi (Waktu: 15 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
4. Menggali pengetahuan awal siswa 1. Menjawab pertanyaan guru dengan memberikan beberapa terkait materi yang pertanyaan terkait materi yang dipelajari pada pertemuan dipelajari pada pertemuan sebelumnya. sebelumnya dan menghubungkannya dengan materi yang akan dipelajari. (Questioning) 5. Memberi apresiasi kepada siswa 2. Menyimak penjelasan guru yang dapat menjawab pertanyaan, tentang materi yang lalu memberi penjelasan singkat dipelajari. tentang materi yang dipelajari. 6. Memperlihatkan gambar bagian3. Memperhatikan model bagian bunga dan bunga sepatu yang diperlihatkan guru. sebagai model dalam pembelajaran. (Modelling)
Nilai Karakter 1. Rasa ingin tahu 2. Berani 3. Tanggung jawab
4. Menghargai
B.2. Elaborasi (Waktu: 30 menit ) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Meminta siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang, untuk melaksanakan observasi ke lingkungan sekitar sekolah. 2. Memberi penjelasan mengenai halhal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan saat observasi. 3. Membagikan LKS kepada masingmasing kelompok. 4. Membimbing siswa untuk mengamati berbagai jenis bunga yang dikumpulkan dari lingkungan sekitar sekolah.
1. Membentuk kelompok sesuai instruksi guru untuk melaksanakan observasi ke lingkungan sekitar sekolah. (Learning Community) 2. Menyimak penjelasan guru. 3. Menerima LKS yang dibagikan guru. 4. Mengamati berbagai jenis bunga yang dikumpulkan dari lingkungan sekitar sekolah. (Inquiry)
Nilai Karakter 1. Kerjasama 2. Patuh
3. Rasa ingin tahu
5. Meminta siswa mengidentifikasi bagian-bagian bunga, dan menjelaskan tentang proses penyerbukan. 6. Mengamati tiap-tiap kelompok untuk mengetahui siswa yang aktif dan kurang aktif selama bekerja dalam kelompok. (Authentic Assesment) 7. Meminta perwakilan kelompok untuk mengumpulkan LKS.
5. Mengidentifikasi bagianbagian bunga dan menjelaskan tentang proses penyerbukan. (Contruktivisme) 6. Melaksanakan aktifitas dalam kelompok.
4. Tanggung jawab
7. Perwakilan kelompok mengumpulkan LKS.
B.3. Konfirmasi (Waktu: 10 menit) Kegiatan Guru 1. Memfasilitasi siswa untuk melakukan tanya jawab seputar materi yang telah dipelajari. (Reflection)
Kegiatan Siswa 1. Tanya jawab seputar materi yang telah dipelajari.
Nilai Karakter 1. Rasa ingin tahu 2. Berani
C. Penutup (Waktu: 10 menit) Kegiatan Guru 1. Membantu siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari. 2. Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. 3. Menugaskan kepada siswa untuk membawa berbagai biji tanaman pada pertemuan selanjutnya. 4. Menutup pembelajaran dengan do’a dan memberi salam.
VII.
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
1. Bersama-sama guru menyimpulkan apa yang telah dipelajari. 2. Menyimak apa yang disampaikan guru. 3. Mencatat tugas dari guru.
1. Toleransi
4. Berdo’a untuk menutup pembelajaran dan menjawab salam.
2. Religius
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Sumber belajar: 1. Buku IPA SD dan MI kelas VI (PT. Sarana Panca Karya Nusa) 2. Lingkungan Media Pembelajaran: 1. Berbagai jenis bunga yang ada di sekitar lingkungan sekolah.
VIII.
Penilaian
No 1.
2.
3.
Indikator Menjelaskan perkembangbiakan generatif tumbuhan. Mengidentifikasi bagianbagian bunga sebagai alat perkembangbiakan generatif tumbuhan. Menjelaskan tentang proses penyerbukan.
Teknik
Bentuk
Tes tertulis
PG
Instrumen
Kunci Jawaban: No
Mengetahui Kepala Madrasah
Heri Mulyadi, S.Pd.I
Jawaban
Skor
Gunungsindur, 18 Nopember 2014 Guru Kelas
Efi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: MI Hidayatul Athfal
Mata Pelajaran
: IPA
Kelas / Semester
: VI / I
Pertemuan Ke
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
: Memahami cara perkembangbiakan makhluk hidup
Kompetensi Dasar
: Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan
I.
II.
III.
Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran 1. Menyebutkan bagian-bagian biji sebagai alat perkembangbiakan generatif tumbuhan. 2. Mengkalsifikasikan tumbuhan berbiji dikotil dan monokotil. Tujuan Pembelajaran Setelah melalui kegiatan Observasi dan Tanya jawab diharapkan siswa dapat: 1. Menyebutkan bagian-bagian biji sebagai alat perkembangbiakan generatif tumbuhan. 2. Mengkalsifikasikan tumbuhan berbiji dikotil dan monokotil. Materi Pembelajaran Materi Pokok : Perkembangbiakan Tumbuhan Sub Materi : Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan Uraian Materi : Bagian-bagian Biji antara lain: Kulit biji terletak paling luar. Pada kulit biji beberapa tumbuhan dapat dijumpai suatu lapisan sel memanjang secara radial, yang menyerupai palisade tetapi tanpa ruang– ruang interseluler yang dinamakan sel malpighi. Lapisan itu terdiri atas selulosa, lignin dan juga kitin. Ada bagian-bagian yang sering menyertai permukaan biji, yang pada masing-masing biji mempunyai bagian yang berbeda. Bagian-bagian itu adalah:
IV. V.
Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Metode Pembelajaran Observasi dan tanya jawab
VI.
Langkah-Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan (Waktu 5 menit) Kegiatan Guru
1. Mengucapkan salam. 2. Meminta salah seorang siswa untuk memimpin do’a. 3. Mengecek kehadiran siswa dan mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiatan pembelajaran. 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
1. Menjawab salam. 2. Berdo’a sebelum memulai pelajaran, dipimpin salah seorang perwakilan siswa. 3. Mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
1. Religius
4. Menyimak apa yang disampaikan guru.
3. Rasa Ingin tahu
2. Disiplin
B. Kegiatan Inti (Waktu: 55 menit) B.1. Eksplorasi (Waktu: 15 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Menggali pengetahuan awal siswa 1. Menjawab pertanyaan guru dengan memberikan beberapa terkait materi yang pertanyaan terkait materi yang dipelajari pada pertemuan dipelajari pada pertemuan sebelumnya. sebelumnya dan menghubungkannya dengan materi yang akan dipelajari. (Questioning) 2. Memberi apresiasi kepada siswa 2. Menyimak penjelasan guru yang dapat menjawab pertanyaan, tentang materi yang lalu memberi penjelasan singkat dipelajari. tentang materi yang dipelajari. 3. Memperlihatkan gambar bagian3. Memperhatikan model bagian biji sebagai model dalam yang diperlihatkan guru. pembelajaran. (Modelling)
Nilai Karakter 1. Rasa ingin tahu 2. Berani 3. Tanggung jawab
4. Menghargai
B.2. Elaborasi (Waktu: 30 menit ) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Meminta siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang, untuk melaksanakan observasi ke lingkungan sekitar sekolah.
1. Membentuk kelompok sesuai instruksi guru untuk melaksanakan observasi ke lingkungan sekitar sekolah. (Learning Community) 2. Menyimak penjelasan guru.
2. Memberi penjelasan mengenai halhal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan saat observasi. 3. Membagikan LKS kepada masingmasing kelompok.
3. Menerima LKS yang dibagikan guru.
Nilai Karakter 1. Kerjasama 2. Patuh
3. Rasa ingin tahu
4. Membimbing siswa untuk mengamati berbagai jenis biji tanaman yang dibawa siswa dari rumah. 5. Meminta siswa mengidentifikasi bagian-bagian biji, dan mengklasifikasikan biji-bijian yang diamati kedalam klasifikasi dikotil dan monokotil. 6. Mengamati tiap-tiap kelompok untuk mengetahui siswa yang aktif dan kurang aktif selama bekerja dalam kelompok. (Authentic Assesment) 7. Meminta perwakilan kelompok untuk mengumpulkan LKS.
4. Mengamati berbagai jenis biji tanaman yang dibawa siswa dari rumah. (Inquiry)
4. Tanggung jawab
5. Mengidentifikasi bagianbagian biji dan mengklasifikasikan bijibijian yang diamati kedalam klasifikasi dikotil dan monokotil.(Contruktivisme) 6. Melaksanakan aktifitas dalam kelompok.
7. Perwakilan kelompok mengumpulkan LKS.
B.3. Konfirmasi (Waktu: 10 menit) Kegiatan Guru 1. Memfasilitasi siswa untuk melakukan tanya jawab seputar materi yang telah dipelajari. (Reflection)
Kegiatan Siswa 1. Tanya jawab seputar materi yang telah dipelajari.
Nilai Karakter 1. Rasa ingin tahu 2. Berani
C. Penutup (Waktu: 10 menit) Kegiatan Guru 1. Membantu siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari. 2. Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. 3. Menutup pembelajaran dengan do’a dan memberi salam.
VII.
Kegiatan Siswa 1. Bersama-sama guru menyimpulkan apa yang telah dipelajari. 2. Menyimak apa yang disampaikan guru. 3. Berdo’a untuk menutup pembelajaran dan menjawab salam.
Nilai Karakter 1. Toleransi
2. Religius
Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Sumber belajar: 1. Buku IPA SD dan MI kelas VI (PT. Sarana Panca Karya Nusa) 2. Lingkungan Media Pembelajaran: 1. Berbagai jenis biji tanaman.
VIII.
Penilaian
No 1.
2.
Indikator
Teknik
Menyebutkan bagian-bagian Tes tertulis biji sebagai alat perkembangbiakan generatif tumbuhan. Mengkalsifikasikan tumbuhan berbiji dikotil dan monokotil
Bentuk
Instrumen
PG
Kunci Jawaban: No
Mengetahui Kepala Madrasah
Heri Mulyadi, S.Pd.I
Jawaban
Skor
Gunungsindur, 19 Nopember 2014 Guru Kelas
Efi
LEMBAR KERJA SISWA Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4. 1. Amati bunga yang ada di sekitar kalian, lalu ambillah beberapa jenis bunga yang berbeda dan kumpulkan! 2. Dengan menggunakan kaca pembesar , amatilah bunga-bunga yang telah kamu kumpulkan itu! 3. Isilah tabel berikut, lalu berilah tanda centang (V) pada tiap kolom jika bagian bunga itu ada! No
Nama Bunga
Tangkai Kelopak Mahkota Benangsari
Putik
1 2 3 4 5 6 7
4. Apakah setiap bunga yang kamu amati mempunyai bagian-bagian yang sama? ………………………………………………………………………………………...……. 5. Apa yang dimaksud dengan bunga sempurna dan bunga tidak sempurna? ……………………………………………………………………………………………… 6. Apa yang dimaksud dengan bunga lengkap dan bunga tak lengkap? ………………………………………………………………………………………………
LEMBAR KERJA SISWA Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4. 1. Amati beberapa jenis biji tanaman yang ada di hadapan kalian! 2. Belah biji tanaman tersebut menggunakan silet atau cutter menjadi dua bagian! 3. Isilah tabel berikut, lalu berilah tanda centang (V) pada kolom monokotil jika termasuk biji keping satu dan pada kolom dikotil jika termasuk biji keping dua! No
Nama Biji Tanaman
Monokotil
1 2 3 4 5 6 7
4. Tuliskan bagian-bagian biji yang kamu amati! 1) ........................................................................ 2) ……………………………………………… 3) ………………………………………………
Dikotil
LEMBAR KERJA SISWA Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4. 1. Amati tumbuhan yang ada di sekitar kalian! 2. Tulislah nama tumbuhan yang kalian amati, lalu tentukan cara perkembangbiakannya! 3. Isikan pada tabel yang tersedia! NO
NAMA
CARA
TUMBUHAN/TANAMAN
PERKEMBANGBIAKAN
LEMBAR KERJA SISWA Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4. 1. Amati tumbuhan yang ada di sekitar kalian! 2. Tulislah nama tumbuhan yang kalian amati, lalu tentukan cara perkembangbiakannya! 3. Isikan pada tabel yang tersedia! PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF NO
NAMA TUMBUHAN ALAMI
BUATAN
KISI-KISI SOAL SIKLUS I
Indikator Pembelajaran
Menjelaskan perkembangbiakan generatif tumbuhan
Soal
Jawaban
No soal
Tingkat Kognitif
1. Secara generatif, tumbuhan berkembangbiak melalui… a. Biji c. Spora b. Tunas d. Umbi 2. Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan diawali melalui proses… a. Penyerbukan c. Fotosintesis b. Pembuahan d. Pertumbuhan 3. Sel kelamin pada tumbuhan terdapat pada… a. Buah c. Bunga b. Daun d. Batang 4. Tanaman berikut berkembangbiak melalui… a. Tunas b. Biji c. Setek d. Cangkok
a. Biji
1
C1
a. Penyerbukan
2
C2
c. Bunga
3
C1
b. Biji
4
C2
5. Tanaman yang memiliki bunga, biasanya berkembangbiak secara… a. Ovivar c. Generatif b. Vivivar d. Vegetatif
c. Generatif
5
C2
6. Tanaman yang berkembangbiak tidak melalui biji adalah… a. c.
d.
6
C3
a. Putik
7
C1
b. Benang sari
8
C1
d. 4
9
C2
a.
b.
Mengidentifikasi bagianbagian bunga sebagai alat perkembangbiakan generatif tumbuhan
d.
7. Perhatikan gambar! Bagian bunga no 1 adalah… a. Putik b. Benang sari c. Mahkota d. Kelopak 8. Lihat gambar pada no 7! Bagian yang ditunjuk oleh no 2 adalah… a. Putik b. Benang sari c. Mahkota d. Kelopak 9. Perhatikan gambar! Sel kelamin jantan ditunjukkan oleh no… a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
Menjelaskan proses penyerbukan
10. Perhatikan gambar pada no 9! Sel kelamin betina ditunjukkan oleh no… a. 1 c. 3 b. 2 d. 4 11. Bagian bunga yang berwarna indah dan merupakan perhiasan bunga adalah… a. Putik c. Mahkota b. Kelopak d. Benang sari 12. Putik dan benang sari adalah alat kelamin pada bunga. Bunga yang memiliki kedua-duanya disebut… a. Bunga sempurna c. Bunga lengkap b. Bunga tidak sempurna d. Bunga tidak lengkap 13. Perhatikan gambar! Bagian bunga yang berperan saat proses penyerbukan adalah… a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 4 d. 5 dan 6 14. Bagian tumbuhan tempat berlangsungnya proses penyerbukan adalah… a. Buah c. Bunga b. Daun d. Biji 15. Bagian tanaman yang akan menjadi bakal buah adalah… a. Biji c. Bunga b. Daun d. Batang 16. Yang dimaksud dengan penyerbukan adalah… a. Jatuhnya serbuk sari ke kepala putik b. Jatuhnya serbuk sari ke mahkota bunga
c. 3
10
C2
c. Mahkota
11
C2
a. Bunga sempurna
12
C2
b. 1 dan 3
13
C3
c. Bunga
14
C1
c. Bunga
15
C1
a. Jatuhnya serbuk sari ke kepala putik
16
C2
c. Jatuhnya kepala putik ke mahkota bunga d. Jatuhnya mahkota bunga ke tanah 17. Perhatikan gambar!
c. 3
17
C2
18. Jatuhnya serbuk sari suatu bunga di kepala putik bunga itu sendiri merupakan pengertian dari… a. Penyerbukan sendiri c. Penyerbukan tetangga b. Penyerbukan silang d. Penyerbukan bastar 19. Di bawah ini adalah tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh air, kecuali… a. Hydrilla c. Eceng gondok b. Teratai d. Vanili 20. Perhatikan gambar! Penyerbukan silang ditunjukkan oleh no… a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
a. Penyerbukan sendiri
18
C2
d. Vanili
19
C3
c. 3
20
C3
21. Biji tanaman terdapat pada… a. Bunga b. Buah c. Akar d. Daun
b. Buah
21
C1
Pada saat penyerbukan, serbuk sari jatuh ke bagian bunga no… a. 1 c. 3 b. 2 d. 4
Menyebutkan bagianbagian biji sebagai alat perkembangbiakan generatif tumbuhan
22. Perhatikan gambar!
a. Kulit biji
22
C1
23. Perhatikan gambar pada no 23! Tempat menyimpan cadangan makanan pada biji adalah… a. Kulit biji b. Inti biji/kotiledon c. Tali pusar d. Pusar biji
b. Inti biji/kotiledon
23
C1
24. Bagian biji yang akan berkembang menjadi kecambah adalah… a. Kulit biji b. Inti biji/kotiledon c. Tali pusar d. Pusar biji 25. Inti biji/kotiledon berfungsi untuk… a. Menyimpan cadangan makanan pada biji b. Menyimpan cadangan makanan tanaman c. Sebagai pelindung biji d. Untuk memperindah biji tanaman 26. Biji tanaman yang terdiri atas satu keping biji disebut… a. Monokotil c. Epikotil b. Dikotil d. Hipokotil
c. Tali pusar
24
C1
a. Menyimpan cadangan makanan pada biji
25
C2
a. Monokotil
26
C1
Bagian biji terluar adalah… a. Kulit biji b. Inti biji/kotiledon c. Tali pusar d. Pusar biji
Mengklasifikasikan tumbuhan berbiji dikotil dan monokotil
27. Contoh tanaman yang memiliki biji monokotil adalah… a. Jagung c. Kacang b. Mangga d. Kecapi 28. Gambar biji di samping merupakan jenis biji… a. Monokotil b. Epikotil c. Dikotil d. Hipokotil 29. Perhatikan tabel di bawah ini! No Biji Tanaman 1 Jagung 2 Mangga 3 Kacang 4 Jambu air 5 Pepaya Yang tidak termasuk tanaman berbiji dikotil adalah… a. 1 dan 5 c. 3 dan 4 b. 2 dan 3 d. 4 dan 5 30. Perhatikan tabel di bawah ini! No Biji Tanaman 1 Memiliki akar serabut 2 Memiliki akar tunggang 3 Batang berkambium 4 Batang tidak berkambium Yang termasuk ciri tanaman berbiji dikotil ditunjukkan oleh no… a. 1 dan 3 c. 2 dan 3 b. 1 dan 4 d. 2 dan 4
a. Jagung
27
C2
c. Dikotil
28
C2
a. 1 dan 5
29
C3
c. 2 dan 3
30
C3
KISI-KISI SOAL SIKLUS II
Indikator Pembelajaran Menjelaskan perkembangbiak an vegetatif tumbuhan
Soal
1. Perkembangbiakan tumbuhan tanpa melalui perkawinan (aseksual) disebut… a. Perkembangbiakan Vegetatif c. Ovivar b. Perkembangbiakan Generatif d. Vivivar 2. Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif terbagi dua, yaitu secara alami dan… a. Tiruan c. Imitasi b. Asli d. Buatan 3. Perkembangbiakan vegetatif yang terjadi dengan sendirinya tanpa bantuan manusia merupakan pengertian dari… a. Vegetatif buatan c. Vegetatif asli b. Vegetatif alami d. Vegetatif tiruan 4. Perkembangbiakan vegetatif yang terjadi dengan bantuan manusia merupakan pengertian dari… a. Vegetatif buatan c. Vegetatif asli b. Vegetatif alami d. Vegetatif tiruan 5. Perkembangbiakan vegetatif melalui batang yang menjalar di atas permukaan tanah seperti pada stroberi disebut… a. Geragih (Stolon) c. Merunduk b. Rhizoma (akar tinggal) d. Tunas
Jawaban
No Tingkat soal Kognitif
a. Perkembangbiakan Vegetatif
1
C1
d. Buatan
2
C2
b. Vegetatif alami
3
C2
a. Vegetatif buatan
4
C2
a. Geragih (Stolon)
5
C2
6. Perhatikan tabel di bawah ini! No Cara Perkembangbiakan 1 Setek 2 Spora 3 Cangkok 4 Tunas 5 Okulasi (menempel) Yang termasuk perkembangbiakan vegetatif alami adalah… a. 1 dan 2 c. 2 dan 4 b. 3 dan 5 d. 1 dan 5 7. Gambar yang menunjukkan cara perkembangbiakan tumbuhan dengan cara mencangkok adalah… a. c.
c. 2 dan 4
6
C3
c.
7
C3
a. Vegetatif alami
8
C1
b. Vegetatif buatan
9
C1
d. b.
Menyebutkan macam-macam perkembangbiak an vegetatif tumbuhan
8. Tunas, rhizoma, dan geragih termasuk perkembangbiakan… a. Vegetatif alami b. Vegetatif buatan c. Generatif alami d. Generatif buatan 9. Setek termasuk perkembangbiakan… a. Vegetatif alami b. Vegetatif buatan c. Generatif alami d. Generatif buatan
10. Perkembangbiakan tumbuhan dengan cara menguliti batang tanaman lalu dibungkus dengan tanah agar tumbuh akar disebut… a. Setek c. Okulasi b. Cangkok d. Merunduk 11. Menanam bagian tertentu tumbuhan seperti batang, tangkai, atau daun untuk mendapatkan individu baru disebut… a. Setek c. Okulasi b. Cangkok d. Merunduk 12. Tanaman di bawah ini berkembangbiak melalui…
b. Cangkok
10
C1
a. Setek
11
C1
c. Tunas daun
12
C2
13. Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif seperti pada gambar adalah melalui… a. Setek b. Cangkok c. Okulasi d. Tunas
a. Setek
13
C2
14. Tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi batang adalah… a. Jahe c. Bawang merah b. Singkong d. Kentang 15. Yang termasuk perkembangbiakan vegetatif alami adalah… a. Cangkok c. Tunas b. Okulasi (menempel) d. Setek
d. Kentang
14
C1
c. Tunas
15
C1
a. Tunas batang b. Tunas akar c. Tunas daun d. Tunas umbi
Memberi contoh perkembangbiak an vegetatif alami
16. Selain stroberi, tumbuhan yang berkembang biak melalui geragih (stolon) adalah ... a. Jamur c. Rumput teki b. Jahe d. Cocor bebek
c. Rumput teki
16
C2
17. Tumbuhan pada gambar berkembangbiak melalui… a. Spora b. Tunas c. Rhizoma d. Geragih (Stolon)
a. Spora
17
C2
18. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan Rhizoma (akar tinggal) adalah ... a. Bawang c. Kunyit b. Kentang d. Wortel 19. Tanaman di bawah ini berkembangbiak melalui… a. Umbi akar b. Umbi lapis c. Umbi batang d. Umbi daun 20. Di bawah ini adalah perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami, kecuali… a. Cangkok c. Geragih b. Tunas d. Spora
c. Kunyit
18
C2
b. Umbi lapis
19
C2
a. Cangkok
20
C3
21. Tanaman yang tidak dapat dikembangbiakan secara vegetatif adalah… a. c.
b.
Memberi contoh perkembangbiak an vegetatif buatan
21
C3
b.
22
C3
b. Buatan
23
C1
a. Merunduk
24
C2
d.
22. Gambar di bawah ini yang tidak termasuk cara perkembangbuakan vegetatif alami adalah… a. c.
b.
b.
d.
23. Cangkok adalah contoh perkembangbiakan vegetatif… a. Alami b. Buatan c. Asli d. Tiruan 24. Merundukkan batang tumbuhan lalu menimbunnya dengan tanah merupakan contoh perkembangbiakan melalui… a. Merunduk c. Okulasi b. Setek d. Enten
25. Perhatikan tabel di bawah ini! No Tanaman Cara Perkembangbiakan 1 Mangga Setek 2 Jahe Runduk 3 Teh Setek 4 Bawang Geragih (Stolon) 5 Jambu biji Cangkok Pasangan yang sesuai antara tanaman dan cara perkembangbiakannya adalah… a. 1 dan 2 c. 3 dan 5 b. 1 dan 4 d. 2 dan 4 26. Kegiatan yang dilakukan pada gambar adalah contoh perkembangbiakan tumbuhan melalui… a. Merunduk b. Okulasi c. Setek d. Cangkok
c. 3 dan 5
25
C3
d. Cangkok
26
C1
27. Tanaman yang dapat dikembangbiakan melalui setek batang adalah… a. Teh c. Tebu b. Cocor bebek d. Mawar 28. Cara perkembangbiakan tumbuhan yang ditunjukkan gambar adalah… a. Merunduk b. Okulasi (Menempel) c. Enten (Menyambung) d. Setek
c. Tebu
27
C2
c. Enten (Menyambung)
28
C2
29. Jenis tanaman di samping dapat di kembangbiakan melalui… b. Setek batang
29
C2
30
C3
a. Setek pucuk b. Setek batang c. Setek daun d. Setek tangkai 30. Tanaman baru yang dihasilkan akan cepat besar dan cepat berbuah serta mempunyai sifat yang sama seperti induknya. Pernyataan tersebut merupakan… a. Kelebihan perkembangbiakan melalui setek b. Kelebihan perkembangbiakan melalui cangkok c. Kekurangan perkembangbiakan melalui setek d. Kekurangan perkembangbiakan melalui cangkok
b. Kelebihan perkembangbiakan melalui cangkok
NAMA
:
Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang paling benar! 1. Perkembangbiakan tumbuhan secara aseksual disebut… a. Perkembangbiakan Vegetatif
c. Ovivar
b. Perkembangbiakan Generatif
d. Vivivar
2. Perkembangbiakan vegetatif yang terjadi dengan sendirinya tanpa bantuan manusia merupakan pengertian dari… a. Vegetatif buatan
c. Vegetatif asli
b. Vegetatif alami
d. Vegetatif tiruan
3. Perkembangbiakan vegetatif melalui bantuan manusia merupakan pengertian dari… a. Vegetatif buatan
c. Vegetatif asli
b. Vegetatif alami
d. Vegetatif tiruan
4. Perkembangbiakan vegetatif melalui batang yang menjalar di atas permukaan tanah seperti pada stroberi disebut… a. Geragih (Stolon)
c. Merunduk
b. Rhizoma (akar tinggal)
d. Tunas
5. Perhatikan tabel di bawah ini! No 1 2 3 4 5
Cara Perkembangbiakan Setek Spora Cangkok Tunas Okulasi (menempel)
Yang termasuk perkembangbiakan vegetatif alami adalah… a. 1 dan 2
c. 2 dan 4
b. 3 dan 5
d. 1 dan 5
6. Gambar yang menunjukkan cara perkembangbiakan tumbuhan dengan cara mencangkok adalah… a.
c.
c.
d.
7. Tunas, rhizoma, dan geragih termasuk perkembangbiakan… a. Vegetatif alami
c. Generatif alami
b. Vegetatif buatan
d. Generatif buatan
8. Setek termasuk perkembangbiakan… a. Vegetatif alami
c. Generatif alami
b. Vegetatif buatan
d. Generatif buatan
9. Menanam bagian tertentu tumbuhan seperti batang, tangkai, atau daun untuk mendapatkan individu baru disebut… a. Setek
c. Okulasi
b. Cangkok
d. Merunduk
10. Tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi batang adalah… a. Jahe
c. Bawang merah
b. Singkong
d. Kentang
11. Yang termasuk perkembangbiakan vegetatif alami adalah… a. Cangkok
c. Tunas
b. Okulasi (menempel)
d. Setek
12. Selain stroberi, tumbuhan yang berkembang biak melalui geragih (stolon) adalah ... a. Jamur
c. Rumput teki
b. Jahe
d. Cocor bebek
13. Tumbuhan pada gambar berkembangbiak melalui… a. Spora b. Tunas c. Rhizoma (akar tinggal) d. Geragih (Stolon) 14. Contoh tumbuhan yang berkembang biak melalui Rhizoma (akar tinggal) adalah ... a. Bawang
c. Kunyit
b. Kentang
d. Wortel
15. Tanaman di bawah ini berkembangbiak melalui… a. Umbi akar b. Umbi lapis c. Umbi batang d. Umbi daun
16. Di bawah ini adalah perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami, kecuali… a. Cangkok b. Tunas c. Geragih d. Spora 17. Gambar di bawah ini yang tidak termasuk cara perkembangbiakan vegetatif alami adalah… a.
c.
b.
d.
18. Cangkok adalah contoh perkembangbiakan vegetatif… a. Alami b. Buatan c. Asli d. Tiruan 19. Tanaman yang dapat dikembangbiakan melalui setek batang adalah…
19.
a. Teh
c. Tebu
b. Cocor bebek
d. Mawar Cara perkembangbiakan tumbuhan seperti pada gambar adalah… a. Merunduk b. Okulasi (Menempel) c. Enten (Menyambung) d. Setek
20. Tanaman baru yang dihasilkan akan cepat besar dan cepat berbuah serta mempunyai sifat yang sama seperti induknya. Pernyataan tersebut merupakan… a. Kelebihan perkembangbiakan melalui setek b. Kelebihan perkembangbiakan melalui cangkok c. Kekurangan perkembangbiakan melalui setek d. Kekurangan perkembangbiakan melalui cangkok
NAMA
:
Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang paling benar! 1. Perkembangbiakan tumbuhan secara aseksual disebut… a. Perkembangbiakan Vegetatif
c. Ovivar
b. Perkembangbiakan Generatif
d. Vivivar
2. Perkembangbiakan vegetatif yang terjadi dengan sendirinya tanpa bantuan manusia merupakan pengertian dari… a. Vegetatif buatan
c. Vegetatif asli
b. Vegetatif alami
d. Vegetatif tiruan
3. Perkembangbiakan vegetatif melalui bantuan manusia merupakan pengertian dari… a. Vegetatif buatan
c. Vegetatif asli
b. Vegetatif alami
d. Vegetatif tiruan
4. Perkembangbiakan vegetatif melalui batang yang menjalar di atas permukaan tanah seperti pada stroberi disebut… a. Geragih (Stolon)
c. Merunduk
b. Rhizoma (akar tinggal)
d. Tunas
5. Perhatikan tabel di bawah ini! No 1 2 3 4 5
Cara Perkembangbiakan Setek Spora Cangkok Tunas Okulasi (menempel)
Yang termasuk perkembangbiakan vegetatif alami adalah… a. 1 dan 2
c. 2 dan 4
b. 3 dan 5
d. 1 dan 5
6. Gambar yang menunjukkan cara perkembangbiakan tumbuhan dengan cara mencangkok adalah… a.
c.
c.
d.
7. Tunas, rhizoma, dan geragih termasuk perkembangbiakan… a. Vegetatif alami
c. Generatif alami
b. Vegetatif buatan
d. Generatif buatan
8. Setek termasuk perkembangbiakan… a. Vegetatif alami
c. Generatif alami
b. Vegetatif buatan
d. Generatif buatan
9. Menanam bagian tertentu tumbuhan seperti batang, tangkai, atau daun untuk mendapatkan individu baru disebut… a. Setek
c. Okulasi
b. Cangkok
d. Merunduk
10. Tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi batang adalah… a. Jahe
c. Bawang merah
b. Singkong
d. Kentang
11. Yang termasuk perkembangbiakan vegetatif alami adalah… a. Cangkok
c. Tunas
b. Okulasi (menempel)
d. Setek
12. Selain stroberi, tumbuhan yang berkembang biak melalui geragih (stolon) adalah ... a. Jamur
c. Rumput teki
b. Jahe
d. Cocor bebek
13. Tumbuhan pada gambar berkembangbiak melalui… a. Spora b. Tunas c. Rhizoma (akar tinggal) d. Geragih (Stolon) 14. Contoh tumbuhan yang berkembang biak melalui Rhizoma (akar tinggal) adalah ... a. Bawang
c. Kunyit
b. Kentang
d. Wortel
15. Tanaman di bawah ini berkembangbiak melalui… a. Umbi akar b. Umbi lapis c. Umbi batang d. Umbi daun
16. Di bawah ini adalah perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif alami, kecuali… a. Cangkok b. Tunas c. Geragih d. Spora 17. Gambar di bawah ini yang tidak termasuk cara perkembangbiakan vegetatif alami adalah… a.
c.
b.
d.
18. Cangkok adalah contoh perkembangbiakan vegetatif… a. Alami b. Buatan c. Asli d. Tiruan 19. Tanaman yang dapat dikembangbiakan melalui setek batang adalah…
19.
a. Teh
c. Tebu
b. Cocor bebek
d. Mawar Cara perkembangbiakan tumbuhan seperti pada gambar adalah… a. Merunduk b. Okulasi (Menempel) c. Enten (Menyambung) d. Setek
20. Tanaman baru yang dihasilkan akan cepat besar dan cepat berbuah serta mempunyai sifat yang sama seperti induknya. Pernyataan tersebut merupakan… a. Kelebihan perkembangbiakan melalui setek b. Kelebihan perkembangbiakan melalui cangkok c. Kekurangan perkembangbiakan melalui setek d. Kekurangan perkembangbiakan melalui cangkok
ANATES INSTRUMEN SIKLUS
I
::::=::::=::::::: lumlah SubYek = 25 lumlah butir = 3O Bobot jwb benar = 1 Bobot Jwb salah = 0 Nama
binkas: D:\SKRIPSI\ANATES INSTRUMEN SIKLUS I'ANA Kode/Nama
No
Benar Sa1ah Kosong Skr Asli Skr
7 ALMIRA 2? 7 SARAH 23 19 tO GUNADI 3 15 SELVIANA 15 4 RESHINTA LO 28 5 LO 20 6 BAGUS PRAS... 17 13 MULYADI DIDI 7 7 I DEDI KOSASIH 23 4 NIZM AULIA 26 9 16 M. GHOFAR t4 LO t9 11 ABD... ALr M. tt L9 11 ABD. HARIS L2 18 13 CINTA CANTIKA !2 8 RAFIKAH 22 t4 7 SITI FATIMAH 23 15 2 28 C.... 76 LUTHFTA ROBrN927099 L7 LO GHINA ANISA 20 18 RAMA 15 15 19 9 21 NOVITA ALMA 20 9 2! ADELIA 27 t5 t4 FATAR SHODTQ 22 ASMIATI L6 t4 23 t6 DESI SUSANTT t4 24 Z! 9 ISTIMEWAT... 25 L 2
O 0 I O O O O O O 0 g g O O O 0
23 23 7A 15 Lg lg T7 23 26 t4 11 71 12 22 23 28
O 0 g O o O 0 O
20 t5 21 2L L4 L6 t4 9
Bobot 23 23
lO 15
lg LO
T7
23 26
t4 11 11 A2
22 23 28
20 15
2I 2I L4 L6 74 9
:::::::::l::=l:: Rata2= 16.68 Simpang Baku= 5.84 Kore1asiXY= O.5O Reliabilitas Tes= 0.75 NaMa bETKAS: D:\SKRIPSI\ANATES INSTRUMEN SIKLUS I.ANA
No.Urut Kode/Nama Subyek
Skon
Ganjil
Skon
Page 1
Genap
Skot" Total
ANATES INSTRUMEN SIKLUS
13
LA
SARAH
LA 9 8 7
13
23
L 7
LA
3
LO
5
5
7
to
70 L7 22 26 L4 L1 11
GUNADI
4
SELVIANA
5
RESHINTA
5 7 8 9
BAGUS PRASETYO DIDI MULYADI DEDI KOSASIH
LO
L2
NIZMA AULIA
13
13
to
M. GHOFAR M. ALI ABDILLAH
8 6
6
ABD. HARIS CINTA CANTIKA
4
5 7 3
RAFIKAH FATIMAH
SITI 15 A6 LUTHFIA C. KA...
9 L1 13 13
ROBIN
5
GHINA ANISA
9
L4 4 10
L9
RAMA
7
8
20
ALMA NOVITA ADELIA
11
LO
!4
L7
18
2t 22
23 24 25
23
ALMIRA
1 2 3
11 L2 13
I
FA]AR SHODIQ ASMIATI DESI SUSANTI ISTIMEWA TRI
tl
9
15
t2 22 22 27 9
19 15
2t
9
I
11 6
20
9
7
8
5
L6 13
3
6
9
1.4
KeI Unggul & Asor Kelompok Unggul
Nama bCNKAS: D:\SKRIPSI\ANATES INSTRUMEN SIKLUS I.ANA
No.Urut Kode/Nama SubYek Skor 1 LUTHFIA C. KA... 28
2 3 4 5 6 7
No.Unut
L 2
NIZMA
AULIA
ALMIRA
SARAH KOSASIH SITI FATIMAH RAFIKAH lm1 lwb Benar DEDI
26 23 23 23 23 22
L23455 ].11111 L11111 1111-1 1111lL Lt11-1 -111-t !11111 677747
789LO11 tL11 -1111 11L 1111L 1-11 l1Ltt 111L 55774
t2 13 14 15 15 t7 18 19 2A 2L 22 1 1 1 1 t L 1 1 t L 1 t NIZMAAULTA 1 1 1 1 1 1 - 1 1 t
Kode/Nama Subyek LUTHFTAC. KA...
Page 2
23 1 1
I
ANATES INSTRUMEN SIKLUS
ALMIRA
3
4 5
6 7
SARAH
DEDI
KOSASIH
SITI
FATIMH RAFIKAH
lml lwb Benar
L-1111lt - .1 1 1 1 1 L tt11-11111-1111 111111-1 66766755
No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 26 27 28 29
1 LUTHFIAC. KA... 1 1 - 1 1 1 NIZMAAULIA 1 1 1 - 1 1 2 3ALMIRAL-TT11 4SARAH11-7 DEDIKOSASIH - 1 1 1 - 1 5 SITIFATIMAH 1 . 1 - 1 5 RAFIKAH 1 - - 1. 1. 7 lmllwbBenan 5 3 5 5 5 5
-
tlt-ttt
7.!tL -1,t1 -1L4775
3A 1
T
1 3
Kelompok Asor ITIama bCTKAS: D:\SKRIPSI\ANATES INSTRUMEN SIKLUS I.ANA
No.Urut Kode/Nama SubYek Skon 1 M. ALI ABDILLAH 11
2 3 4 5 6 7
ABD.
HARIS
11
GUNADI
LO
RESHINTA BAGUS PRASETYO
LO
ISTIMET^IA
ROBIN TRI
LA 9 9
lml lwb Benan
I
:1:: 1-
;
11t11 1-1-L 4311
L
89tOL1 t1 -t :::-1 1t1132
67 -1 11t11 1162
No.Urut Kode/Nama Subyek t2 13 L4 15 16 17 t8 19 20 2t 22 L 1 1 1 1. M.ALIABDILLAH . 1
T .
ABD.HARIS 1 2 3GUNADTl-tL1-1--*14RESHINTA-Tt-TT 1 5 BAGUSPRASETYO 6ROBTN-11'-1-1 - 1 7 ISTIMET^IATRI lmllwbBenar 2 3 2 3 5
1 1 T ' -
1 4 7 2 0
No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 26 27 28 29
1 M. ALI ABDILLAH 1 ABD. HARIS 2
1 -
-
1
Page 3
-
30
23
T -
1 1
4
!1-
ii52
1
ET t' t'..,
ANATES INSTRUMEN SIKLUS
3 4 5 5 7
GUNADI RESHINTA EAGUS PRASETY€ ROBIN
ISTIMEWA TRI
Jml lwb Benar
1-L-
I
-1
-11LX 214210s
DAYA PEI{BEDA
lUmleh SubYe!= 25 KIp atas/bawah(n)= z Butir Soal= 30 Nama
No
berkas; D:\SKRIPSI\ANATES
INSTRUMEN SIKLUS I.ANA
Butln Kel. Atas Kel' Bawah 151 274 373 47t 541 576 752 851 971 ta73 2 4' 11 62 72 63 13 72 t4 63 15 65 L6 74 77 53 18 52 19 4g 20 74 2L 75 22 52 23 52 24 31 25 54 26 52 27 51 28 50 29 30 3A
Beda
Indeks DP
(%)
7L,,43
5 3
42.86
4
57.t4
6
2
85.71 42.86 74.29 42.86 57.L4 85.71 57,14 28.57
4
57.t4
3
42 86 71.43 42.86
3 1 3
4 6
4
5 3
t
t4t29
3 2 3 3 2
42.86 28.57 42t86 57.74 42.86 28.57 42.86 42.86 28 57
3
7.4.29 42.86
3 2 3
4
t
4
57,t4
5 3
7L.43 42.85 Page 4
ANATES INSTRU.MEN SIKLUS
TINGKAT KESUKARAN =====
== = = = = = = = = = =
lumlah Subyek= Butlr Soal= 30
25
Nama bCNKAS: D:\SKRIPSI\ANATES INSTRUMEN SIKLUS I.ANA
No
Butir
lm1
Betul Tkt.
Tafsiran
Kesukaran(%) 60.9o
1 2 3
L5 77 15
4
11
M.go
Sedang Sedang Sedang Sedang
5 6 7 8
7
28.OO 84.OO
Mudah
68.OO
6g.gg
27
9
L4 11 L6
tg
19
tg
11 L2
16 15 18
13
t4
Sukar
56.O0 44.99 54.O9 76.OO 40.oo 64.9O 64.O9
Sedang Sedang Sedang
72.40
Mudah
56.OO
Sedang
72.OO
Mudah Mudah
Mudah
Sedang Sedang Sedang
19
L4 18 18 77 11
M.OO
20
6
24.OO
2L
2A
80,00
Mudah
22
23
92.O9
Sangat Mudah
23
to
24
LO
25
LO
Sedang Sedang Sedang
26
18
40.oo 40.oo 40.o9 72.00
27
t2 to
48.O4
Sedang Sedang Sedang Sukan
15
t6 L7
t8
28
72.00
Sedang Sedang Sukan
68.OO
Mudah
4g.og
29
I
32.OO
30
6
24.sO
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL = = =====
= ===
= ===-=========
lumlah SubYek=
===
===E=
25
Page
5
I
ANATES INSTRUIVIEN SIKLUS
I
Butin Soal= 30
Nama bENKAS: D:\SKRIPSI\ANATES INSTRUMEN SIKLUS I.ANA
No
Butir 1 2 3
4 5
6 7 8 9
t0 1t !2
Korelasi 0.583 0.471 O.54A 0.599 O.MO 0.28L
O.4Ot 0.430 0.483 0.444 9.346
t5
O.4LO 0.381 0.557 g.401-
16
a.o59
13
t4 t7
0.432
18
0.2L7
19
20 27 22 23
24 25 26 27
28 29
30
0.360 CI.539 0.392 o.3M
0.374 0.360 9.4t7 o.136 0.348
O.M6 4.583 0,474
Signifikansi
Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan
Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefislen konelasi sebagaai benikut:
df (N-2) P=O,OS P=O,OL df (N-2) P=0tO5 P-O'OL 60 a r25O 0,325 LO 0,576 O,7O8 70 0'233 Or302 15 A,482 0,606 80 0,217 0,283 20 O,42] O,549 90 O'2O5 0,267 25 0,381 0,496 7go a'795 0'254 30 0,349 0,449 L25 A't74 0,228 0,393 4g o,3o4 01159 0'248 >150 50 0,273 01354 Page 6
ANATES TNSTRU.I4EN STKLUS
r
Bila koefisien = otogo berarti tidak dapat dihitung. KUA!-ITAS
PENGECOH
---.-----
lumlah Subyek= Butin Soal= 30
25
Nama beTKAS: D:\SKRIPSI\ANATES INSTRUMEN SIKLUS I.ANA
No
a Butin 1 15** 24+ 3 t5** 4 10--536 0-7 L4** 889LLO t6++ tl 72 16** 13 4+ 1.4 0-15 2+ 16 18** t7 2++ 18 L7** 19 0-20 13--2t 4--22 23** 23 3+ 24 225 !0** 26 X8** 27 12** 28 7+ 29 8** 3g 8+
bc 2+ 8--4+ t7*x 4++ 3++ 11r* 1-g-- 7**
o--
5+ 11**
o--
4---
o--
*
o-a--
o g
3++
o o o
3+
15---
2l**
o
5+
1-
g
3+
3+
8---
15** 1-
o o
4-- 19** 3+ 10** 2+ 516** 3++ 7--- 18** 8--- t4** 6--- O-2++ 18** 6---- 2+ 2- t2--1-- 6** 2g** a-10** LO-1-2++ 6+ 5++ 25++
d
6++ 2+ 2+
o-1L3+
o-11** 5++
o--
o--
2---
5++
6++
10**
3+
7+
7+
4-
122-
5++
10** 8+
6**
7++ 6++
o o g o o o g o o a o o o o a 0 o g o a g
Ketenangan:
** : ++ : + :
Kunci lawaban Sangat Baik Baik Page 7
ANATES INSTRUI{EN SIKLUS
- : : ---:
Kunang Baik Buruk Sangat Buruk
Page 8
I
t
ANATES INSTRUMEN SIKLUS
II
SKOR DATA DIBOBOT
lumlah Subyek lumlah butir Bobot jwb benar Bobot jwb salah
= 32 = 30 =t =0
Nama bCTKAS: D:\SKRIPSI\ANATES INSTRUMEN SIKLUS
1
2
Kode/Nama Benar FIDIA AULIA 25 15 HILMN HIL...
SaIah
FARHAN
24
FARHANAH
T7
6 13
3
4 5 6 7 8
9
to t7 t2 13
t4 15
15
t7 18
19 20
2t 22 23
24 25
26 27
28 29 30
31 32
PUTRI ADIBAH TEDY HARTADI ZULFAN HAI.. . ZAINATUN A... LEVIA ZAIN...
AIDA RIFA LAILA NADIA SARAH NABIL ILHM M. THORIQ NUR
M. ZrQRr H...
MUTIA ADITIA ERL... LALA FARAD... SOFIA RIZKA
]AMALUDDIN
BURHANUDDIN
RAMA... ANISA I4ARS... ARKAN
RIDWAN
5
15
T4
t6
TO
20
26
4
25 22 T2 18 25
5
18
8
L2 5
AsIi o252s 91515 o2424 OL7L7 o!4L4
Kosong Skr
,oL2L2 o1818 o2525 077
7 TA
20
7A
2A
26 13
4
o o o
L7
o
20
to
0
8
22
o
29 23
7 7
g
L4
t6
TL
19 17 15
o o a a 0 o
RAIHAN UMAR BAMBANG GU... LUKI RA{DANI 24 FITRI NURAINI !6 M. KAMIL TO Dt'lI BUDIARTI t2 ABDUL MUKTI 2I
t7 13 6
L4 20 18 9
Skn Bobot
ototo 42625 o252s o2222
23
13 15 13 T7
II.ANA
g
ta
to
LO
LO
26 13 20 8 23 23
26 13
20 8
23 23
!4
L4
LL 13
LL 13 15 13 L7
t5 13
!7
o g
24 16
24 16
a
to t2 2t
to t2 2t
a o
RELIABILITAS TES
Page
1.
ANATES INSTRUMEN SIKLUS
II
Rata2= 15.84 Simpang Baku= 5.99 KorelasiXY= Q.69 Reliabilitas Tes= 0.82 Nama bCTKdS: D:\SKRIPSI\ANATES INSTRUMEN SIKLUS II.ANA
No.Unut
Kode/Nama Subyek FIDIA AULIA HILMAN HILMAWAN
T 2 FARHAN 3 FARHANAH 4 PUTRI ADIBAH 5 6 TEDY HARTADI 7 ZULFAN HAIKAL... 8 ZAINATUN ALFIAH 9 LEVIA ZAINATU... NUR AIDA TO RIFA LAILA 11 NADIA SARAH t2 NABIL ILHAI4 L3 M. THORIQ L4 15 M. ZrQRr HALrM RIZKA MUTIA T6 77 ADITIA ERLANGGA 18 LALA FARADILLA SOFIA 19 20 JAMALUDDIN BURHANUDDIN 2L 22 ARKAN RAMADHAN 23 ANISA MRSELLA RIDWAN 24 25 RAIHAN 25 UMAR 27 BAVIBANG GUNAWAN LUKI RAMDANI 28 FITRI NURAINI 29 M. KMIL 3g DhII BUDIARTI 31 ABDUL MUKTI 32
Skon
Ganjil 11 78 L2 98 86 54 11 13 11 93
Skon Genap
TotaI
13
24
t2
24
15
t7 L4 LO
14
25
11
24
tO
2l
7
LO
L2 L7
72
L2
24
4 7
2 3
5
5
13
72
7
5
I
Lg
5
to tg 25 L2 L9
4
3
7
11 9
11 13
8 7
22 22 13
4
5
6 9 6 70 13 9
6
5 7 7
10 7
LI t2 15 13
t7 23 15
2
8
to
5
7
to
11
L2 2L
Ke1 Unggul & Ason
Kelompok Unggu1 berkas: D:\SKRIPSI\ANATES INSTRUMEN SIKLUS II.ANA
Nama
Page 2
ANATES INSTRUMEN SIKLUS
No.Unut
1 2 3 4 5 6 7 8 9
KodelNama Subyek Skon ZULFAN HAIKAL... , 26 RIZKA MUTIA 26
AULIA 25 ALFIAH 25
FIDIA
L 1
25
1 1 1
LUKI RAI'4DANI
24 24
i
]AMALUDDIN
23
ZAINATUN
SARAH FARHAN
NADIA
BURHANUDDIN 23
lm1 lwb Benar
1
5
2345 11L1 TLLI 1111 1111 Ll.111LLtlL-Ltt11 9895
II
6789!911 -L11-L L T,L 7 -11111 111111 tl-111 LLLLTT 111111 -1l.L11 -11111 s98989
L
Subyek t2 L3 L4 L5 L6 77 18 19 2A 21 22 T 1 ZULFANHAIKAL... 1 1 1 1 1 1 1 T 2 RIZKAMUTIA T T 7 T L L - 1 1 - 1
No.Unut
Kode/Nama
FIDIAAULIA 1 1 3 4 ZAINATUNALFIAH 1 - NADIASARAH 1 1 1 5 5FARHANL111111L-1 7 LUKIRAMDANI - L T 8]AMALUDDIN117.-11111-LL gBURHANUDDINll-].I1.-1.1T. lmllwbBenan 8 8 5
1 2 3 4
1 1 1
1 L -
1 1 T 1 1 1
1
1. 1
L
7
1
T
-
T
L
7
7
7
9
6
6
8
5
7
Kode/Nama
ZAINATUNALFIAH NADIA SARAH
Kode/Nama
Subyek
NUR DK,'I
Skon 72
AIDA
BUDIARTT
L
t
T2
ANISA MARSELLA 11 TEDY HARTADI TO
1
-
1 1 1
1 1
T 1 ].
30 1 L 1
1 L
LLL tt1 -1t 798
Kelompok Ason Nama benKas: D:\SKRIPSI\ANATES INSTRUMEN SIKLUS II.ANA
No.Urut
L
1
FIDIAAULIA 1 - 1 1 1 1 I 1 - 1. 1 FARHAN111.LT T 7 LUKI RAVIDANI 1 1 8 ]AMALUDDIN 1 1 1 9BURHANUDDIN!-1. . lml lwb Benar 9 5 8 5
3 4 5
23
1 1 T 1 1 1
Subyek 24 25 26 27 28 29 1 ZULFANHAIKAL... L T L L L L L L L RIZKAMUTIA 7 T ! 2
No.Unut
T
2345578gLOLL 1-7 L--111 1-1-LL--1 Page 3
-
ANATES INSTRUMEN SIKLUS
M. THORTQ M. ZIQRI HALIM M. KAMIL
LO
8
SOFIA
8
9
NABIL ILHAM
5 6 7
LO1 7-
lml lwb Benan No.Unut
1-11-11 -1 1--1 7--1 61310124
LO
3
Subyek tZ NURATDA 1 DWIBUDIARTI 1
13 1 . L
Kode/Nama
Subyek 24 NURAIDA 1 DWIBUDIARTI -
Kode/Nama
25 . . -
26 1 1 1 L t 7 1
27 1 -
28 29 - L - L - 1 - T - L - 1 - 1
30
1 2
::::=::::::: lumlah Subyek=
32 $
Butir Nama
No
Soal= 30 benKas: D:\SKRIPSI\ANATES
Butir KeI. Atas KeI. !53 296 38L 493
INSTRUMEN SIKLUS
Bawah
Beda
II.ANA
Indeks DP
(%)
33.33 33.33 77.78 66.67
3 3
7 6
Page 4
2L 22 1 t - X -
-
27
-
7
1
- 1 L . 1 5 2 1 3 !
1 2 3 ANISAMARSELLA 1 4 TEDYHARTADI 1 M.THoRTQ 1 5 5 M.ZTQRTHALTM 1 M.KAMIL 1 7 SSOFrAl--11 NABIL ILHA|4 L 9 lmllwbBenan 7 g 8 1 O 8
Klp atas/bawah(n)=
LL -1 -1 1164
1
!4 15 L6 t7 18 19 20 1 - 1 - 1 - 1 1 1 . - ! . 1 - 1 7 L - t t - L . 1 - L -
1 2 3 ANISAMARSELLA 1 4 TEDYHARTADI L s M.THORTQ 1 5 M. ZIQRr HALrM t M.KAMIL . 7 8SOFIA-l-L9 NABILILHAM lmllwbBenar 6 2 3 4 2 t
No.Unut
II
ANATES INSTRUMEN SIKLUS 5
5
1
M,M 55.55 88.8e 66.67 55.55 22.22
5
5
a
5
7
9
I
1 2
8
6
9
4
5
8 9 8 8 6
6
8 9 1A
11 L2 13
!4 15 16
t7 18 19 2g
2t
7 7 7 7
4
2 5 2 6 3 3
2 1 L
6 6
22.22 66.67 33.33 33.33 55.56 66.67 66.67
9 6 5
5
4 4
M.M
I
22 23 25
5 9 5
26
8
27
6 7
24
28
9 8
29
30
II
4
4 6 2 3
2 3 3 L
s5. 56
5
44.M
33.33 55.56
3 5
4
M.M 22.22 55.56 o.oa 55.56 77.78 11.11 66.67
7
2
0
5
8 1
a
g
7
5
8
t
2
6
TINGKAT KESUKARAI'I
lumlah Subyek=
32
Butin Soal= 30 Nama benKas: D:\SKRIPSI\ANATES INSTRUMEN SIKLUS
No
Butir Jml Betul Tkt. 116 227 313 419 5L4 59 717 8L7 921 26 LO 23 LL
Tafsinan
Kesukanan(!{) 5s.04 84.38 40.63 59.38 43.75 28.13 s3.13 53.13 65.63 8L.25 7L.88
Sedang Mudah
Sedang Sedang Sedang Sukan Sedang Seclang
Sedang Mudah
Hudah
Page 5
i
I
II.ANA
ANATES INSTRUMEN SIKLUS L2 13
26
!4
t7 t6
15
20
15
13 13
L7 L9
L2 26
20
t2
2L
L4
22
23
23
1A
24
29 8
18
25
81.25 53.13 5O.OO 62.50 40.63 40.63 37.5O 8L.25 37.50 43.75 71.88 3L.25
.
90.63
25.09
30
Mudah
Sedang Sedang Mudah
Sedang
Sangat Mudah Sukan
40.63 34.38
13
11 28 16
29
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
93.75 Sangat Mudah
30
26 27 28
II
Mudah
87.50
59.00
Sedang Sedang
Sangat Mudah Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
lumlah Subyek= 32 Butir Soal= 30 Nama berkas: D:\SKRIPSI\ANATES No
Butir 1 2 3
4 5
6 7 8
9
to
INSTRUMEN SIKLUS
Korelasi 0.355 9.669 O.7OL 0.397 0.453 0.751 0.538 O.45A 0.596
t2 15 15
t7 L8
Sangat Signifikan Sangat Signifikan
Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
o.096 o.300
L4
Signifikansi Signifikan
o.251
11 13
II.ANA
0.sOG 0.376
Sangat Signifikan Sangat Signifikan
Signifikan
o.275
O.4!g 0.572 0.546 Page 6
Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
ANATES INSTRUMEN SIKLUS L9
0. 39s
2A
o.426 o.258 o.42A o.430
2L
22 23
II Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
4.fil
24 25 26
o.468
27 28
o.454 o.733
29
CI.CI22
30
9.457
Sangat
Signifikan
Sangat Sangat
Signifikan Signifikan
Sangat
Signifikan
o.oBt
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai benikut:
df (N-2) P=O,OS ta a,576 15 9,482 20 0,423 25 O,38L 30 0,349 ACI 0,304 50 0,273 Bila koefisien
=
P=Q,OL df (N-2) 60 9,708 70 0,606 80 0,549 9A 0,496 LOA or449 ],25 9,393 >150 8,354 O,OAO
P=0r05
0,259 0,233 a,2L7 0,205 o,L95 o,L74 o,L59
32
Butir
Nama beNKas: D:\SKRIPSI\ANATES INSTRUMEN SIKLUS
No
Butir
t
a
b
16**
11---
2
1+
4---
3
8+
4
19** 14**
13** 23-
4+
9++
5
6 7 8
2-
5++
t7**
6++
9
5+
LO
L23**
2L** 26** L.
LL
a,325 O,3O2
0,283 o,257 O,254 O,228 O,2O8
beranti tidak dapat dihitung.
::::::::=:::::::: lumlah Subyek= Soal= 30
P=Or@1
cd 3+ 2o-- 27** 6++ 5++ 29--5++ tg9** 10+ 8t7** 7+ 24++ 2+ 5--- g-8--- A--
o o o o o o 6 o o o o
Page 7
II.ANA
a
ANATES INSTRUl4Ettl SIKLUS
\2 13 L4 15
16'
4-t7**
26**
1-
o--
2.-
13---
2-
3+
11---
16**
8--
4++ 7++
20**
g--
5++
1-
t2--
13*',i 6++
4+
12t*
26**
1-
20
13** 2112**
LO+
5+
5+
2L
8+
31-
7++
22 23 24
L4** 23**
20---
to**
29** 3-
1++ 10++
1-o--
1-2--
L7
18 19
25
26 27 28 29 3A
6++
7---
o-o-tgo-2A--a-o-- 2g** 73--- 16**
8'lt*
1--
!4--4-1-
11+
3A**
13** 11**
o-1--
9+
1--
4--2-
a o o g a o o o a 6 a o o o o a a g a
Keterangan: ,F*
Kunci lawaban
++
Sangat Batlc Baik Kunang Baik
+
Buruk
Sangat Buruk
Page 8
II
LEMBAR OBSERVASI GURU
Sekolah
MI Hidayatul Athfal
Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester
VI / Ganjil
Pertemuan ke
L
Siklus
l. (1ovu) Skor
Aspekyang dinilai
No
I 1
2 J
4 5
6 7 8
9 10
1l
t2
Mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti keeiatan pembelaiaran Menyampaikan tui uan pembelaj aran Menggali pengetahuan awal siswa melalui kegiatan tar*a iawab Memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan dioelaiari Memperlihatkan beberapa j enis bagian tumbuhan sebasai model Membaei siswa meniadi beberapa kelompok Membimbing siswa melal
2
3
4
5
V
V
Keterangan : Diisi dengan tanda ceklis (r' ) 1 : Sangatkurang
2 : Kurang 3 - Cukup/sedang 4 * Baik 5 - Sangat baik
r
AbAu
Murn
rn
)
q '.r
UJI REFERENSI
f*anto, Uoaa Pembelaiaran Terpadu: Implementasinya dalam Kurikutum rUgW
Konsep, Strategi, dan
!{"y-le:!t!iksn
Jakarta: PT. Bumi Aksara, ZQ1Q.I
.-l!9:1!Z
Tnurto, ModA Pembelaiaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kwikulum Tingkd satuan Pendidilwn 2010).h.143 P embelaiaran Berorientasi Standar @gi proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
@
proses
embelai aran Berorientasi Standar
pindidiyan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
Masnut Mustich, XfSp Pembelaiaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual (Jakaria: PT Burni Aksarq 2009), h'41 P embelai aran Berorientasi Standar Proses Pendidiknn (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
@gi
tUnu Seiiawan, Contextual Teaching and Learning:
Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyiklwn dan Bermalcna (Bandung: MLC, 2007), h. 52 P embelai ar an Berorientasi Standar proses Pendidilcan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group
@
Us-an Samatofu Pembelajaran IPA di Selalah Dasar Jakarta: PT Indeks 2011), Cet.2,h- 63 Agd}rl. Cahyo , Panduan Aplikasi Teori'teori Belaiar Mengaiar Terafuual dan Terpopuler (logakafia: Diva Press, 2013).h.151 Masnur Mustich" KTSP Pembelaiaran Berbasis Kompetensi dan Kontelrstual (Jakarta: PT Bumi p embelqi aran Berorientasi Standar @ pindidilmn(Jakarta: proses Kencana Prenada Media Group,
ffi
,
Strat e gi P e mb el ai aran (J akata:
Dire*lorat Jenderal Pendidikan Islam
Dep@
10
ll t2 t3
t4 15
t6 t7
zu.2009). h.282 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Direlilorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2009). h.283 Wina Sanjaya Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidilcan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2000. h.267 Wina Sanjaya Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2000. h.267 Martinis Yamin, De s ain Baru P embelaj aron Konstruhivistik (Cioutat: Referensi.2012). h. 86 Usman Samatow4 Pembelajaron IPA di Sekolah Dasar (Jakarta: PT Indeks, 201U Cet 2, h. 159-160 Wina Sanjaya, Strate gi P embel aj aran Berorientas i Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2000. h.269 Masnur Muslich KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual fiakarta: PT Bumi Aksara, 2A09D.h.47 Masnur Muslich, Authe htic As s e sment : P enil atarl B er b asis Kelas dan Kompetensi (Bandtsng: PT Refika Aditama, 20ll),
h.2 18
l9 20
2t
Masnur Muslich, Authehtic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompefezsi (Bandung: PT Refika Aditama, 2011). h. 3 Ratra Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran fiakarta: PT Gelora Aksara Pratama. 2006\.h.2 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Rr.2009). h. 3 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012\.h.9 22
23
24
2s 26
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa Belajar : P engembangan Wacana dan P r aktik Pembelaj aran dalam P embangunan Nasional (Jogiakarta: Ar-Ruzz Media 2011\- h. 22 Masnur Muslich, Authehtic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompelensf (Bandung: PT Refika Aditama, 20r l). h. 38 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Banduns: PT Remaia Rosdakarva. 2012]^h.22 Masnur Muslich, Authehtic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Komperensi @andung: PT RefikaAditama, 201 1). h. 43 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Telvtik Evaluasi P embelaj ar an
t @
?i
o @
d
o'
o @'
tr q' o^
o q' (d @
P engaj arare
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.
4.h.46 27 28
29 30
btto:l lid.wikrpedia^ors/wW P erkembansbiakan tanaman Margaretta Sri Y, Edi Hendri, dan Atep Sujana" Konsep Dasar IPA (Banfi;rae: UPI Press,2006), Cet. 1, h. 109 Margaretta Sri Y, Edi Hendri, Atep Sujana, Konsep Dasar IPA (Bandwte: UPI Press, 2006), Cet. 1, h. I 13 Margaretta Sri Y, Edi Hendri, Atep Sujana, Konsep Dasar 1Pl (Bandune: UPI Press, 2006), Cet. 1, h. I 13
BAB
2
J
4
5
6
7
8
,9 l0
tl t2
t3
l4
q
q (u
III
Suharsimi Arikunto, dld<. Penelitian Tindal(fln Kelas 1
tc
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010),h.15
Suharsimi Arikunto, dl*.. Penelitian Tindakan Kelas fiakarta: Bumi Aksara 2010), h. 17 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindaknn Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru (Iakafia:PT Raiasrafindo Persada 20 I 3). Cet. 9 " h. 73 Rochiati Wiriaafinadj 4 Metode P enelitian Tindaknn Kelas (Bandune: Remaia Rosdakarya" 2006), h.117 Ahmad Sofuan, Toni Feronika" Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi (Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), h. 105 Anas Sudijono, Pengantm Statistik Pendidikan (Jakarta: Raiaerafindo Persada 2009), CeL 14, h.258 Ahmad So&an, Toni Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajoran IPA Berbasis Kompetensi (Lembaga Penelitian UIN Jakart& 2006), h. 105 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi P endidikan kdisi revisi) (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet. 6, h. 101 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi P endidikan kdisi revisi) (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet. 6, h. 208 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidilan kdisi revisi) (Jakafia: Bumi Aksara 2006), Cet.6, h.213 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidilmn kdisi revisil (Jakana: Bumi Aksara 2006)" Cet. 6, h. 218 Yanti Herlanti, Tanya Jawob Seputar Penelitian Pendidikan Sains (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidavahrllah Jakarta, 2008), h. 32 Zulfiant, P engemb angan P r o grom P emb e I ai ar an B io telvtol o gi untuk Meningkatkan Kemampuan Inhtir i Calon Guru dalam Metamorfosa, volume 1. No. 2, Oktober
2007.h.7 Nsalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Telmik Evaluasi
tr QJ
q @
w @
q (0
q (c @
(d
q
r02
q
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidilmn (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya,2007\, Cet. 13, h. 153
@
Pengajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), h.
t5
BAB tV
I
Wina Sanj aya, Strate gi P emb el ai aran Ber orientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2000. h.255 2
J
4 5
6
Wina Sanjay4 Snategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidilwn (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2000. h.266 http:/ /rcpository.upi,edu/5 7 65 /As jn+k1p8 I 05 5 6_abstract.pd
f
bttoy'/eoints.umk.ac.idl2600lllHal.Judul.pdf Ibnu Setiawan, Contextual Teaching and Learning: Menjadilran Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermalma (Bandune: MLC, 2007\, h. 67 Ibnu Setiawan, Contextual Teaching and Learning: Menjadilran Kegiatan Belojar Mengajar Mengasyilclan don Bermabta (Bandung: MLC, 2007), h. 20
o @
(c (u
@
q
Seluruh referensi di atas, yang digunakan dalam penulisan Skripsi yang berjudul
(UPAYA PEIYINGKATAIY HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP
PERI(EMBAI\TGBIAKATI TUMBUIIAN
MELALUI
PEI{DEKATAI\I
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING' yang disusun oleh Efi, NIM: I 81 101 830007 4, Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar/lvladrasah Ibtidaiyah,
'Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal0T Februari 2015.
Jakarta 07 Februari 2015
Pembimbing,
NIP.
1