Neraca Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2015, Volume 1 Nomor 1, (31-36) ISSN : 2477-605X
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL Oleh : Endang Sri Suyati, M.Pd * dan Tantika Martining Tyas**
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) peningkatan aktivitas belajar Ekonomi peserta didik setelah menggunakan model Time Token dengan media Audio Visual, (2) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Ekonomi peserta didik setelah menggunakan model Time Token dengan media Audio Visual. Metode yang digunakan peneliti adalah menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X-8 SMA Negeri 4 Palangka Raya yang berjumlah 32 orang peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) Aktivitas peserta didik pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 65,38% meningkat menjadi 93,10%, (2) Hasil belajar peserta didik juga mengalami peningkatan dapat dilihat dari hasil pre test 23,07% peserta didik yang tuntas, kemudian hasil post test siklus I, 76,92% dan pada post test siklus II meningkat menjadi tuntas 89,65%.
Kata Kunci : Model Time Token, Audio Visual, Hasil Belajar Ekonomi PENDAHULUAN Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan, salah satunya ditentukan oleh proses pendidikan yang bermutu tinggi. Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di era globalisasi. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental peserta didik, yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan berinteraksi dan melakukan banyak hal terhadap lingkungannya, baik secara individu maupun sebagai makhluk sosial.
Keseluruhan komponen pendidikan saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Hal ini berarti bahwa pemerintah, orang tua murid, tenaga pendidik, peserta didik dan masyarakat merupakan suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Setiap pendidik diharapkan merancang media mampu pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.
Endang Sri Suyati, M.Pd *Dosen FKIP UM Palangkaraya Tantika Martining Tyas** Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi UM Palangkaraya
31
Neraca Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2015, Volume 1 Nomor 1, (31-36) ISSN : 2477-605X
Salah satu pertanda bahwa seseorang itu belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya. Pembelajaran adalah merupakan proses komunikasi dua arah yaitu mengajar, mendidik yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru atau tenaga pendidik untuk mengembangkan kreativitas berpikir peserta didik, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan konsep terhadap materi pelajaran. Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian, tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang instrumen yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Gagne (dalam Purwanto 2014: 42) menyatakan bahwa hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan kepada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori. Sedangkan K. Brahim (dalam Susanto 2014: 5) menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan peserta didik dalam mempelajarai materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Dewasa ini, dengan sistem kelulusan diukur dari keberhasilan peserta didik dapat menjawab soal-soal tes seperti yang disajikan dalam soal Ujian Negara, maka kriteria terhadap hasil belajar menjadi prioritas utama untuk menentukan kelulusan peserta didik di sekolah. Upaya guru di dalam kelas mengutamakan agar peserta didik dapat menjawab setiap pertanyaan secara tepat dan cepat, sehingga apa yang dilakukan guru- guru kita cenderung untuk mengabaikan proses pembelajaran sebagai proses yang mengandung unsur-unsur edukatif. Untuk meningkatkan hasil belajar, guru harus menciptkan inovasi yang dapat membuat peserta didik itu tertarik dalam belajar. Salah satunya dengan menggunakan model belajar dan media pembelajaran yang inovatif. Dengan menggunakan media dan model pembelajaran diharapkan peserta didik mampu meningkatkan hasil belajarnya. Pembelajaran dengan menggunakan media akan membuat peserta didik itu lebih menarik dalam memahami materi pembelajaran itu sendiri. Sepanjang proses belajar, aktivitas peserta didik menjadi titik perhatian utama. Dengan kata lain mereka selalu dilibatkan secara aktif. Guru berperan mengajak peserta didik mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui.
Endang Sri Suyati, M.Pd *Dosen FKIP UM Palangkaraya Tantika Martining Tyas** Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi UM Palangkaraya
32
Neraca Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2015, Volume 1 Nomor 1, (31-36) ISSN : 2477-605X
Berdasarkan hasil observasi pada SMA Negeri 4 Palangka Raya. Bahwa dalam pembelajaran ekonomi di kelas X-8 SMA Negeri 4 Palangka Raya masih banyak masalah dalam proses pembelajaran. Dilihat pada hasil belajar peserta didik yang masih di bawah rata-rata. Marshall (dalam Alam 2013: 1) mengatakan bahwa: “Ekonomi adalah studi tentang umat manusia dalam usaha mengkaji bagian dari tindakan individu dan sosial yang paling dekat dengan pencapaian dan penggunan kesejahteraan material”. Standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh pihak sekolah adalah 75. Pada peserta didik kelas X-8 dari 33 peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu 61% atau sebesar 20 peserta didik. Sedangkan peserta didik yang mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 39% atau sebesar 13 peserta didik. Banyak hal yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik yaitu salah satunya adalah kurangnya konsentrasi peserta didik dalam belajar yang cenderung membuat peserta didik tidak fokus memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Tidak fokusnya peserta didik dalam belajar ini di karenakan peserta didik masih banyak yang menggunakan Hp (Handphone) pada saat proses belajar. Selain itu juga peserta didik masih bermain dengan teman sebangku yang membuat tidak fokus dalam memperhatikan pelajaran.
Salah satu upaya meningkatkan hasil belajar ekonomi menggunakan pembelajaran koperatif model time token dengan audio visual. Sanjaya (2011: 242) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Alasan peneliti memilih model pembelajaran dan media pembelajaran ini dikarena masih belum digunakan pada sekolah tersebut. Media pembelajaran audio-visual merupakan media berupa alat yang menggabungkan penggunaan suara dan penglihatan dalam pembelajaran. Model pembelajaran time token merupakan pembelajaran yang menyenangkan yang diselingi dengan permainan-permainan yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Arends (dalam Huda 2013: 239) mengatakan bahwa model Time Token digunakan untuk melatih dan mengembangkan ketampilan sosial agar peserta didik tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Sedangkan Arebds (dalam Naglimun, dkk 2013: 198) mengatakan bahwa: “Model Time Token di gunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar peserta didik tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali”. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tindakan
Endang Sri Suyati, M.Pd *Dosen FKIP UM Palangkaraya Tantika Martining Tyas** Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi UM Palangkaraya
33
Neraca Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2015, Volume 1 Nomor 1, (31-36) ISSN : 2477-605X
kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi menggunakan Model Time Token dengan media Audio Visual”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas proses pembelajaran Ekonomi setelah menggunakan model Time Token dengan media Audio Visual dan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran dengan menggunakan model Time Token dengan Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang sesuai digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas yaitu adanya partispasi dari peneliti dalam suatu program atau kegiatan, adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan melalui penelitian tindakan kelas tersebut dan adanya tindakan (treatment) untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan. Dalam melakukan penelitian ini peneliti tidak hanya hadir pada saat jadwal mengajar melainkan selalu aktif memantau atau meneliti peserta didik sekalipun di luar jam pelajaran guna memaksimalkan hasil penelitian. Dengan menggunakan pendekatan PTK, kedudukan peneliti dalam penelitian ini merupakan faktor yang sangat menentukan. Oleh sebab itu peneliti bertindak secara langsung sebagai pendidik dalam proses pengumpul data. Kedudukan peneliti sebagai pendidik sekaligus pengumpul data, maka peneliti harus terus berada dan
terlibat langsung dalam penelitian dan subjek yang akan diteliti dengan maksud untuk mengumpulkan data terkait permasalahan yang diteliti. Tujuannya untuk memperoleh data yang benar-benar objektif dan menambah data itu sendiri. Peneliti berkolega dengan guru kelas, pada penelitian ini guru kelas bertugas sebagai observer dan peneliti sebagai guru yang mengajar. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode observasi, dan tes. Observasi digunakan untuk pengumpulan data seberapa jauh efek tindakan yang telah mencapai sasaran, sedangkan tes digunakan untuk pengumpulan data kuantitatif tentang meningkatkan motivasi peserta didik. Data diperoleh dari hasil pertanyaan peserta didik atau dari observasi yang digunakan setiap akhir pelajaran atau pertengahan pembelajaran. Untuk pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian ini adalah berapa banyaknya peserta didik yang bertanya. Observasi digunakan untuk menggunakan data aktivitas peserta didik dan guru. Menganalisis data tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan peserta didik setelah proses belajar-mengajar setiap siklusnya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa LKS pada setiap akhir tindakan. Observasi digunakan untuk menggunakan data aktivitas peserta didik dan guru. Menganalisis data tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan peserta didik setelah proses belajar-mengajar setiap
Endang Sri Suyati, M.Pd *Dosen FKIP UM Palangkaraya Tantika Martining Tyas** Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi UM Palangkaraya
34
Neraca Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2015, Volume 1 Nomor 1, (31-36) ISSN : 2477-605X
siklusnya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa LKS pada setiap akhir tindakan. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran mencapai 85%. Aktivitas peserta didik dengan menggunakan media audio visual tentang Bank. Tes hasil belajar yaitu untuk mengumpulkan data kuantitatif hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Ekonomi pra tindakan dan sesudah tindakan. Adapun indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Aktivitas Peserta Didik Peningkatan aktivitas belajar peserta didik pada penelitian ini dapat ditentukan dari hasil observasi selama pembelajaran. Berdasarkan lembar observasi peserta didik tersebut skor minimal adalah 15 dan maksimal adalah 60. Aktivitas peserta didik dikatakan meningkat, apabila total skor aktivitas peserta didik dalam pembelajaran mencapai ≥ 45. 2. Hasil Belajar Peserta Didik Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar yang ditetapkan oleh pihak sekolah SMA negeri 4 Palangka Raya untuk mata pelajaran Ekonomi adalah 75. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditunjukkan dengan perolehan nilai peserta didik diatas nilai KKM 75. Hasil yang diperoleh dari nilai Post test mencerminkan kemampuan peserta didik untuk memahami Bank Umum dan Bank sentral dengan menggunakan model Time Token dengan audio visual. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil
belajar peserta didik mencapai nilai ketuntasan individual ≥ 75 dan secara klasikal terdapat 85% peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 75. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada siklus I aktivitas pembelajaran ekonomi peserta didik kelas X-8 SMA Negeri 4 Palangka Raya terlihat lebih aktif dengan menggunakan model Time Token dengan Audio Visual dengan persentase 65,38%. Pada siklus II ada peningkatan aktivitas dengan persentase 93,10%. Adapun hasil observasi keaktifan peserta didik yang dilihat dari lembar observasi setiap siklus diperoleh skor sebagai berikut: Tabel 1 Presentase Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik No Siklus I Siklus II
Aktivitas Peserta Didik 42,35
Skor Maksimal 60
Presentase Skor Ratarata 65,38%
50,62
60
93,10%
Sedangkan nilai hasil belajar peserta didik yang dimaksud yaitu peningkatan nilai hasil belajar peserta didik kelas X-8 SMA Negeri 4 Palangka Raya pada mata pelajaran Ekonomi dengan materi Bank. Berikut nilai hasil belajar peserta didik mulai dari pre test, hasil post tes siklus I dan post test siklus II. Berdasarkan hasil penelitian pra tindakan (tes awal) dengan persentase 23,07% (6 orang) peserta didik mendapatkan nilai lebih besar atau sama dengan 75. Hal ini belum menunjukkan ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan yaitu 85% dari data di atas tersebut menunjukkan bahwa pra tindakan (tes
Endang Sri Suyati, M.Pd *Dosen FKIP UM Palangkaraya Tantika Martining Tyas** Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi UM Palangkaraya
35
Neraca Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2015, Volume 1 Nomor 1, (31-36) ISSN : 2477-605X
awal) belum tercapai. Hasil penelitian setelah diberikan perlakuan atau setelah dilaksanakannya siklous I ada 20 orang (76,92%) peserta didik yang mendapatkan nilai sama dengan atau lebih dari 75. Hasil yang didapatkan ini masih belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yang ditentukan yakni 85%, dari data tersebut menunjukkan bahwa siklus I masih belum bisa dikatakan berhasil. Hasil penelitian dilaksanakan siklus II ada 26 0rang (89,65%) peserta didik yang mendapatkan nilai lebih besar atau sama dengan 75. Hasil ini sudah menunjukkan bahwa ketuntasan belajar secara klasikal yang ditentukan yakni 85% sudah tercapai.
DAFTAR PUSTAKA Alam S. (2013). Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Pelajar. Ngalimun, Dkk. (2013). Strategi dan Model Pembelajaran Brebasis Paikem. Banjarmasin: Pustaka Banua. Purwanto. (2014). Evaluasi Hasil Belajar. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Sanjaya, Wina. (2011). Startegi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Pranada Media. Susanto, Ahmad. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Aktivitas peserta didik kelas X-8 SMA Negeri 4 Palangka Raya pada pembelajaran Ekonomi setelah menggunakan model Time Token dengan media Audio Visual terlihat mengalami peningkatan menjadi lebih aktif. 2. Penggunaan model pembelajaran Time Token dengan media Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X-8 SMA Negeri 4 Palangka Raya.
Endang Sri Suyati, M.Pd *Dosen FKIP UM Palangkaraya Tantika Martining Tyas** Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi UM Palangkaraya
36