UPAYA GURU MENGEMBANGKAN KARAKTER SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK PADA MATERI PERKALIAN Rahmah Johar1), Tuti Zubaidah1), dan Neni Mariana1) 1)
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh E-mail:
[email protected]
Abstract: This study aimed to analyze the efforts of teachers to develop democratic character, creative, and independent students through the learning of mathematics with a realistic approach in multiplication at third grade. Subjects in this study were three teachers, which consists of two teachers in Banda Aceh and one teacher in Surabaya. The research data were collected through observation and interviews with teachers and students. Prior to the implementation of learning research team to provide input to the teacher to implement realistic approach to develop students' character. Data were analyzed qualitatively based on the observed indicators of character. The results showed that with the collaboration between teams of researchers and teachers lead the efforts of teachers to develop the character of the students in terms of democratic, creative, and independent increased. Keywords: Characters, Realistic Mathematics Approach, Democratic, Creative, and Independent
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya guru mengembangkan karakter demokratis, kreatif, dan mandiri siswa melalui pembelajaran matematika dengan pendekatan realistic pada meteri perkalian di kelas III SD. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang guru, yang terdiri dari dua orang guru di Banda Aceh dan satu orang guru di Surabaya. Data penelitian dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara terhadap guru dan siswa. Sebelum pelaksanaan pembelajaran tim peneliti memberikan masukan kepada guru untuk menerapkan pendekatan realistik sehingga mengembangkan karakter siswa. Data dianalisis secara kualitatif berdasarkan indikator dari karakter yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya kolaborasi antara tim peneliti dan guru mengakibatkan upaya guru mengembangkan karakter siswa dalam hal demokratis, kreatif, dan mandiri mengalami peningkatan. Kata kunci: Karakter, Pendekatan Matematika Realistik, Demokratis, Kreatif, dan Mandiri
96
Upaya Guru…Rahmah Johar, Tuti Zubaidah, Neni Mariana
97
Untuk
Karakter suatu bangsa sangat
itu
perlu
ditinjau
bergantung pada kualitas karakter
kembali peran guru di kelas dan
sumber
bangsa
muatan kurikulum untuk sekolah,
tersebut. Akhir-akhir ini banyak kita
terutama untuk sekolah dasar. Khusus
rasakan melemahnya karakter sumber
untuk muatan materi matematika di
daya manusia di Indonesia, seperti
SD, pembelajaran matematika terlalu
terdapatnya penyimpangan nilai-nilai
mengedepankan
moral
dengan
daya
atau
manusia
nilai
agama,
serta
berfikir
menerapkan
formal
rumus
atau
kemunduran dalam hal kemandirian,
aturan di kelas rendah. Pendidikan
tanggung jawab, demokratis, disiplin,
Matematika
kerja
(PMRI)
keras,
kejujuran,
dan
Realistik
sedang
Indonesia
mengembangkan
kreativitas. Untuk itu diperlukan
buku untuk panduan guru dan buku
usaha yang menyeluruh oleh semua
siswa dengan memperhatikan aspek
pihak seperti keluarga, sekolah, dan
lintasan belajar yang sesuai dengan
komponen masyarakat.
perkembangan
berfikir
siswa
di
sekolah
sekolah dasar (Amin dkk, 2010;
merupakan salah satu komponen
Johar dan Amin, 2010. Penulis juga
yang
mempengaruhi
termasuk sebagi tim penulis buku
pembentukan karakter siswa. Namun
PMRI. Isi buku PMRI cocok untuk
kondisi pendidikan di sekolah saat ini
mengembangkan
cenderung mengembangkan aspek
demokratis, kreativitas, dan mandiri
kognitif siswa, dimana aspek selain
siswa. Buku kelas 1, 2, dan 3 sudah
kognitif
terbit
Pendidikan
turut
seperti
mendapat
di
afektif
perhatian.
kurang
Hal
ini
karakter
sedangkan
buku
kelas
4
rencana diterbitkan tahun depan di
disebabkan oleh sistem pendidikan
bawah
yang
pada
Namun demikian buku ini perlu
mengejar target kurikulum. Bahkan
diujicobakan dulu di sekolah untuk
terkadang guru menunjukkan sikap
mengkaji
yang negatif terhadap pembentukan
pembentukan
karakter
siswa.
karakter
kurang
Karakter
yang
dimaksud
dalam
jarang
penelitian
ini
dibatasi
pada
lebih
berorientasi
siswa,
menghargai
seperti siswa,
Balitbang
Kemendiknas.
dampaknya
terhadap
memberikan pujian kepada siswa,
demokratis, kreatif, dan mandiri.
guru lebih banyak mengkritik siswa.
Pengembangan
karakter
Akibatnya siswa menjadi kurang
siswa melalui buku saja belum cukup
percaya diri, kurang menghargai
karena diperlukan keterampilan guru
orang lain, dan tidak kreatif.
dalam membangkitkan demokratis, kreativitas, dan kemandirian siswa.
98
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOL 10, NOMOR 1, JANUARI 2016
Sebagai contoh guru perlu melatih
tidak terlalu gampang mengatakan,
siswa untuk berkomunikasi. NCTM
“Saya tidak bisa,” “Saya tak pernah
(2000)
bahwa
akan bisa,” atau “Saya memang
bagian
yang
bodoh.” Dengarkan siswa Anda dan
matematika
dan
dorong dia untuk berpikir mandiri.
pendidikan matematika sebagai suatu
Belajar mempertahankan diri sendiri
cara
dan
memerlukan
mengklarifikasi pemahaman. Respon
Selanjutnya,
guru
dalam
kreativitas siswa dalam matematika,
siswa.
guru perlu memberikan soal- soal
Respon yang bersifat kritik yang
terbuka (open-ended) (Johar dkk,
merendahkan atau menjatuhkan siswa
2006) dan soal yang berbentuk
merupakan suatu hal yang harus
problem solving (Johar dan Afrina,
dihindari.
2011). Petrowski (dalam Horng dkk.,
menjelaskan
komunikasi esensial
adalah
dari
membagi
sangat
membentuk
ide
penting
tingkah
laku
Pemberian
pujian
kekuatan untuk
mendorong
merupakan suatu pemberian respon
2005)
yang efektif, tetapi perlu diperhatikan
prinsip untuk membangun
pemberian haruslah
pujian
tersebut
sungguh-sungguh
mengemukakan
lingkungan
besar.
beberapa
pembelajaran
yang
kreatif. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:
berarti bagi siswa. Pemberian pujian
(a) menyediakan kesempatan untuk
yang berlebihan dan tidak pada
memilih dan mengetahui berbagai
tempatnya akan membuat pujian itu
kemungkinan
tidak bermakna bagi siswa (Marliyah
mendukung berbagai usaha untuk
dkk, 2004). Pujian yang diberikan
berbuat atau menciptakan, dan (c)
secara tepat akan
mengimplementasikan
siswa
membuat
termotivasi untuk melakukan
yang
ada,
(b)
strategi
manajemen kelas yang tepat.
yang terbaik (Wright, 2002). Sebagai
Di negara lain, termasuk Belanda,
seorang
sejak kecil siswa sudah terbiasa
guru
(dalam
http://ideguru.wordpress.com/2010/0
menyampaikan
4/11/
tips-menumbuhkan-percaya-
percaya diri. Guru juga memberikan
diri-anak/) dijelaskan bahwa guru
beragam pujian langsung kepada
perlu menahan diri untuk cepat-cepat
siswa yang memberikan jawaban atau
turun
menunjukkan
tangan
melakukan
membantu
sesuatu.
anak
Membantu
(Wright,
pendapat
dengan
perkembangan 2002).
Berdasarkan
boleh- boleh saja, tapi tidak berarti
observasi penulis di sekolah dasar di
mengambil alih atau langsung ikut
Utrech Belanda pada bulan Oktober –
campur tangan tanpa dimintanya.
Desember 2011 dan Februari- Maret
Doronglah
dia
untuk
Upaya Guru…Rahmah Johar, Tuti Zubaidah, Neni Mariana 2011,
siswa
99
berlomba-lomba
untuk melakukan sesuatu tanpa harus
mengacungkan tangan dengan tertib
selalu bergantung pada bantuan orang
(tanpa bersuara) untuk memberikan
lain. Lembaga pendidikan, seperti
tanggapan terhadap masalah apapun
sekolah adalah sarana yang efektif
yang diajukan oleh guru, walaupun
untuk menumbuhkembangkan sikap
terkadang pendapat mereka belum
kemandirian seorang siswa (Azis,
sempurna. Kepada penulis yang saat
2011)
itu berperan sebagai guru yang baru
Berdasarkan uraian di atas,
masuk di kelas, mereka tidak malu-
Lembaga
malu menyampaikan pendapatnya.
Kependidikan
Hal ini berbeda dengan siswa di Aceh
bekerjasama dengan sekolah untuk
atau di Indonesia secara umum.
membantu
Sebenarnya potensi siswa kita tidak
pandang dan praktek mengajar guru
terlalu banyak berbeda, tetapi hanya
terhadap
pengembangan
kurang dilatih atau kurang diberi
siswa
melalui
semangat.
matematika
Berkaitan
dengan
Pendidikan
Tenaga
(LPTK)
guru
perlu
mengubah
cara
karakter
pembelajaran
agar
siswa
yang
kreativitas dan kemandirian, penulis
dihasilkan tidak menjadi “beban”
memberikan soal yang sama untuk
pemerintah kelak.
siswa kelas III SD di Aceh dan siswa
Untuk
mengubah
cara
kelas III SD di Utrecht, Belanda.
pandang terhadap pembaharuan dan
Hasilnya ragam jawaban siswa di
mempraktekkannya
Utrecht lebih banyak dibandingkan
intervensi atau masukan dari sejawat
dengan
Ketika
atau ahli sangat diperlukan. Banyak
menyelesaikan soal, siswa di Aceh
penelitian di luar negeri yang konsen
sering mengklarifikasi kepada guru
terhadap kolaborasi ahli dengan guru
hampir
yang
dalam menerapkan suatu inovasi.
dipilihnya untuk menyelesaikan soal,
Sebagai contoh, penelitian Alfieri
seperti “begini boleh bu?”, “Terus,
(1998) dalam rangka penyelesaian
bisa begini lanjutannya bu?” (Johar
studi S3 di Amerika menjelaskan
dan Afrina, 2011), sementara siswa di
bahwa “the transition to technology-
Utrecht berusaha dulu secara individu
based education and training is a
lalu dengan percaya diri mereka
huge change from the traditional
menyampaikan
kelas
classroom scenario where course
sekalipun jawaban mereka belum
material is transmitted face to face
sempurna.
from
siswa
di
setiap
Aceh.
langkah
di
Gejala
depan
ini
berkaitan
teacher
di
to
kelas,
student”.
dengan kemandirian siswa. Mandiri
Berdasarkan uraian ini Alfeiri dan
merupakan kemampuan seseorang
tim berkolaborasi dengan pengajar di
100
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOL 10, NOMOR 1, JANUARI 2016
kelas
untuk
pembelajaran
menerapkan
berbasis
Jenis
penelitian
ini
adalah
teknologi.
penelitian deskriptif untuk menganalisis
Selanjutnya dia menegaskan bahwa
upaya guru mengembangkan karakter
“To
siswa
improve
the
successful
chances
for
implementation,
melalui
matematika
pembelajaran
dengan
pendekatan
intervensions are planned during the
realistik. Subjek dalam penelitian ini
change process. Interventions will be
adalah enam orang guru, yang terdiri
based on the faculty’s knowledge and
dari empat orang guru di Banda Aceh
concerns about the innovation”.
dan dua orang guru di Surabaya.
Berdasarkan uraian di atas,
Penelitian dilaksanakan selama 5
adanya
antara
pertemuan untuk setiap kelas pada
sejawat atau ahli dari LPTK yang
bulan September sampai dengan
memahami
Oktober 2012. Guru yang dilibatkan
perlu
kolaborasi
tentang
pendekatan konsen
adalah guru dari sekolah mitra PMRI,
karakter
yaitu guru kelas 2 SD A Banda Aceh,
siswa di sekolah untuk membantu
guru kelas 2 SD B Banda Aceh, guru
guru mengubah cara pandang dan
kelas 2 SD C Surabaya, guru kelas 3
praktek mengajar di kelas dalam
SD A Banda Aceh, guru kelas 3 SD
rangka
pendekatan
B Banda Aceh, dan guru kelas 3 SD
untuk
D Surabaya. Namun dalam penelitian
mengembangkan karakter siswa. Dari
ini akan disajikan pembahasan untuk
sekian banyak karakter yang dapat
tiga orang guru yang terdiri dari guru
dikembangkan oleh guru, tulisan ini
kelas 3 SD A Banda Aceh, guru kelas
hanya
3 SD B Banda Aceh, dan guru kelas 2
matematika terhadap
realistik dan pengembangan
menerapkan
matematika
realistik
membatasi
pada
karakter
demokratis, kreatif, dan mandiri.
SD C Surabaya.
Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian pengembangan perangkat pembelajaran
matematika untuk
mengembangkan karakter guru dan siswa melalui pendekatan realistik, yang telah penulis lakukan bersama tim (Johar, dkk., 2012). Tujuan pada tulisan ini adalah menganalisis upaya guru mengembangkan karakter siswa melalui
pembelajaran
matematika
dengan pendekatan realistik. METODE
Sebelum guru menerapkan pendekatan
realitsik
untuk
meningkatkan karakter siswa, semua guru dilibatkan dalam workshop pada tanggal 28-29 Agustus 2012 tentang upaya yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan
siswa.
Selain
pemberian
karakter materi
secara teoretis, pada saat workshop juga dilakukan persiapan simulasi di sekolah, melaksanakan open lesson di
Upaya Guru…Rahmah Johar, Tuti Zubaidah, Neni Mariana
101
sekolah yang melibatkan seluruh
orang
peserta workshop (dosen, kepala
Setelah
sekolah,
pembelajaran,
guru,
dan
mahasiswa).
merekam
aktivitas
selesai
siswa.
pelaksanaan
semua
tim
yang
Setelah open lesson di sekolah semua
terlibat melakukan refleksi dengan
peserta workshop membahas temuan
guru
yang
temuan dan saran untuk pertemuan
diperoleh
dan
memberikan
untuk
mendiskusikan
saran untuk pembelajaran dalam
berikutnya.
rangka
karakter
peneliti meminta guru yang terlebih
siswa melalui pendekatan realistik.
dahulu mengungkapkan ketercapaian
Pada saat workshop juga dibahas
pembelajaran
lembar pengamatan karakter guru dan
dilaksanakan, kendala yang ditemui,
siswa untuk penelitian yang akan
dan rencana yang akan dilakukan
dilaksanakan.
untuk pertemuan berikutnya dalam
Data penelitian dikumpulkan melalui
hal mengembangkan karakter siswa
pengamatan dan wawancara terhadap
dan menerapkan pendekatan realistik.
guru dan siswa. Untuk memperoleh
Setelah itu observer yang mengamati
data
aktivitas
mengembangkan
yang
kredibel,
selain
Pada
setiap
hasil
yang
guru
refleksi,
baru
saja
memberikan
menggunakan lembar pengamatan,
tanggapan, masukan, ataupun saran,
peneliti merekam semua kegiatan
lalu diikuti oleh observer yang
pembelajaran menggunakan kamera,
mengamati karakter siswa. Di akhir
mengambil foto, dan mengumpulkan
refleksi peneliti juga mendiskusikan
hasil kerja siswa. Hasil rekaman
penerapan pendekatan realistik untuk
video ditranskrip lalu direduksi, lalu
mengajarkan materi pada pertemuan
dikelompokkan
berikutnya disertai dengan sumber
berdasarkan
komponen yang diamati berkaitan dengan
karakter
guru
belajar yang akan digunakan.
dalam
Materi yang diajarkan oleh
karakter
guru mengacu pada materi yang
demokratis, kreatif, dan mandiri.
terdapat pada buku yang ditulis oleh
Observer
dosen,
tim PMRI untuk kelas 2 dan kelas 3
mahasiswa S2, dan mahasiswa S1.
SD. Materi yang dipilih untuk kelas
Jumlah tenaga yang terlibat dalam
II SD adalah materi pada pertemuan
setiap pertemuan untuk setiap kelas
13, 14, 16, 17, dan 20. Materi ini
adalah 5 orang yang terdiri atas 1
dipilih
orang mengamati guru, dua orang
pengembangan strategi siswa dalam
mengamati masing-masing 2 siswa, 1
menjumlahkan bilangan dua angka
orang merekam aktivitas guru, dan 1
dengan menggunakan garis bilangan,
mengembangkan
terdiri
dari
karena
berkaitan
dengan
102
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOL 10, NOMOR 1, JANUARI 2016
yang selama ini jarang diterapkan
a) Peneliti
menambahkan
oleh guru di sekolah. Guru selama ini
suplemen buku PMRI yang
hanya menekankan kepada siswa
dapat digunakan oleh guru
strategi
untuk
menjumlah
bersusun
ke
bawah dan strategi ke samping. Padahal strategi ini tidak dapat mengembangkan
karakter
demokratis, kreativitas, dan mandiri siswa. Sedangkan untuk kelas 3 SD
mengembangkan
karakter siswa b) Peneliti
bersama
guru
mempersiapkan media untuk menunjang
pelaksanaan
pembelajaran
materi yang dipilih adalah materi pada pertemuan 20, 22, 23, 28, dan 29.
Materi
berkaitan
ini
dengan
dipilih
karena
pengembangan
strategi siswa dalam menentukan hasil perkalian dengan menggunakan
c) Peneliti
bersama
menyusun RPP yang berbasis karakter
berdasarkan
d) Peneliti bersama guru memilih nomor
splitting (pemisah) untuk perkalian
dikerjakan
dua angka, yang selama ini jarang
sekolah dan di rumah
diterapkan oleh guru di sekolah.
siswa
menghafal
tabel
perkalian
tanpa mendorong siswa untuk kreatif menemukan
hubungan
antar
perkalian secara bermakna. Untuk perkalian dua angka biasanya guru langsung
mengajarkan
algoritma
buku
panduan guru dari tim PMRI
hubungan antar perkalian dan strategi
Guru selama ini hanya meminta
guru
soal
yang
oleh
Instrumen
akan
siswa
di
pengamatan
karakter guru yang digunakan dalam
penelitian
dikembangkan
ini
oleh
telah peneliti
sehingga memenuhi kriteria valid (Johar,
2012).
Indikator
pengamatan karakter guru yang digunakan adalah sebagai berikut.
perkalian yang kurang bermakna bagi siswa, sehingga karakter demokratis, kreativitas, dan kemandirian siswa kurang
berkembang.
Walaupun
penelitian ini menggunakan buku yang ditulis oleh tim PMRI (penulis termasuk salah satu tim penulis buku),
namun
perlu
dilakukan
(1)
Karakter demokratis, meliputi: (a) Mendengarkan
pendapat/kritikan siswa (b) Menghargai
pendapat siswa (c) Memimpin
diskusi
beberapa penyesuaian. Penyesuaian
kelas
yang
(mengendalikan
berikut.
dimaksud
adalah
sebagai
negosiasi)
Upaya Guru…Rahmah Johar, Tuti Zubaidah, Neni Mariana (d) Menyepakati aturan
103
vi. Menemukan berbagai
kelas/kelompok
strategi penyelesaian (kelompok)
(e) Bersedia
melaksanakan setiap
vii. Mampu bekerja sendiri
hasil keputusan
(individu)
bersama
viii. Mampu memantau atau
(2) Karakter kreatif, meliputi:
menilai jawaban sendiri (individu)
(a) Menerapkan metode mengajar yang bervariasi (b) Menggunakan sumber
HASIL DAN PEMBAHASAN Seperti yang telah diuraikan pada
belajar yang bervariasi
bagian
(c) Memberikan feedback
mengelola
untuk
aspek pengamatan untuk karakter
(3) Karakter mandiri, meliputi:
(b) Mengatur
penelitian,
mengamati karakter guru terdapat 5
secara bervariasi
(a) Merefleksi
metode
demokratis, 3 aspek untuk karakter menilai tampilan secara kreatif, dan 10 mandiri aspek untuk karakter
atau waktu kelas
dan secara
mandiri (c) Memberikan motivasi agar siswa:
mandiri.
Namun
untuk
menyederhanakan hasil penelitian dan pembahasan,
beberapa
aspek
digabungkan.
Misalnya
aspek
menyepakati aturan kelas/kelompok dan bersedia melaksanakan setiap
i.
Menyampaikan
hasil keputusan bersama digabung
pendapat
menjadi „menyepakati dan bersedia
ii. Menanggapi
melaksanakan aturan kelas/kelompok.
pendapat teman iii. Menghargai pendapat teman
Berikut rangkuman upaya guru dalam mengembangkan karakter siswa yang didukung oleh saran/masukan tim peneliti di akhir setiap pertemuan.
iv. Bermusyawarah untuk mengambil kesimpulan/membuat keputusan v. Bersedia melaksanakan
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan
oleh
mengembangkan berbeda-beda
guru karakter
dan
untuk siswa
mengalamai
setiap hasil keputusan
peningkatan dari pertemuan pertama
bersama
sampai kelima, seperti uraian berikut.
104
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOL 10, NOMOR 1, JANUARI 2016 Untuk karakter demokratis,
pembelajaran. Dalam hal metode
guru mendengarkan kritikan siswa
mengajar, pada pertemuan 1, guru
terhadap
ataupun
cenderung
mereka
tanya jawab, pertemuan berikutnya
media
ketidaknyamanan rasakan
di
yang
kelas.
Guru
juga
sudah
mengandalkan
metode
menvariasikan
mendengarkan usulan siswa terhadap
mengajar
strategi
masalah
kelompok berpasangan, kelompok
ataupun kesepakatan memilih siswa
anggota 3-4 orang, tutor sebaya, dan
yang maju ke depan kelas. Guru
pemberian tugas. Begitu juga dengan
menghargai pendapat siswa dengan
pemberian feedback, ketiga guru
cara jawaban yang benar diberikan
kreatif memberikan feedback kepada
pujian sedangkan jawaban yang salah
siswa yang menjawab benar dan tidak
tidak langsung disalahkan, melainkan
langsung menyalahkan siswa yang
diajukan
memberikan jawaban yang keliru.
penyelesaian
pertanyaan klarifikasi menyepakati
pancingan jawaban. aturan
ataupun
Dalam kelas,
hal guru
seperti
metode
Untuk ketiga
guru
kekurangan
metode
karakter
diskusi
mandiri,
mampu
merefleksi
dan
kelebihan
menerapkan beberapa macam aturan
pembelajaran
kelas,
dibuat
karakter mereka, namun pada sesi
bersama oleh guru dan siswa. Namun
refleksi yang dilaksanakan segera
dalam penerapannya guru melakukan
setelah pembelajaran berlangsung,
secara bertahap. Di awal-awal aturan
pengamat
yang dibuat terkesan untuk menakut-
pertanyaan untuk memancing guru
nakuti/menggertak siswa seperti “ibu
merefleksi secara lebih menyeluruh.
akan ambil bintangnya jika tidak
Dalam hal mengatur waktu dan
tertib” tapi guru tidak melakukannya,
mengelola kelas, beberapa guru di
pada pertemuan berikutnya guru
pertemuan 1 kewalahan karena belum
betul-betul
ada kesepakatan yang dibuat serta
beberapa
aturan
konsisten
dengan
dan
juga
pengembangan
mengajukan
“mengambil tanda bintang, jika tidak
guru
tertib”. Bentuk sangsi lain yang
kemampuan
diterapkan guru dengan cara tidak
berakibat pada pengelolaan waktu
mendekati siswa yang kelompoknya
yang kurang baik. Pada pertemuan
tidak tertib. Untuk karakter kreatif,
berikutnya guru membuat rencana
ketiga guru mulai dari pertemuan 1
waktu yang akan digunakan serta
menggunakan sumber belajar yang
kesepakatan
bervariasi
sesuai
tujuan
belum
bisa awal
memprediksi siswa
pengelolaan
yang
kelas
Upaya Guru…Rahmah Johar, Tuti Zubaidah, Neni Mariana
105
dengan siswa. Beberapa pertemuan
dengan
menerapkan
siswa tidak tertib, guru melakukan
pendekatan
matematika
improvisasi secara mandiri untuk
realistik.
mengatasi masalah di kelas walaupun
b. Meminta guru agar menuliskan
tidak direncanakan secara tertulis dan
terlebih
tidak disarankan oleh tim peneliti. Dalam
hal
dahulu
alternatif
jawaban yang akan muncul dari
memotivasi
siswa agar memudahkan guru
pengembangan karakter siswa, guru
mengarahkan dan memotivasi
mempunyai cara tersendiri, misalnya
siswa
menggunakan kata-kata motivasi agar c. Mengingatkan
siswa
pendapat
teman,
bermusyawar
dalam mengembangan karakter
3)
demokratis,
untuk
berbagai
penyelesaian, 5) secara
mandiri,
mementau
atau
strategi
kreatif,
dan
agar
guru
mandiri.
mengambil/membuat keputusan, 4) menemukan
agar
menjadi teladan bagi siswa
1) berani menyampaikan pendapat, 2) menghargai
guru
d. Menyarankan
menggunakan gambar dengan
mampu bekerja mampu
ukuran yang lebih besar dan
menilai jawaban
diberi warna ketika digunakan
dan
6)
di depan kelas
sendiri. Upaya guru ini banyak direncanakan secara mandiri ketika
e. Menawarkan beberapa alternatif
mengajar di kelas.
pengelompokan
Seperti yang dijelaskan pada bagian
pengaturan
metode
kelompok
penelitian,
upaya
yang
siswa
kelas,
dan seperti
berpasangan,
dilakukan guru di atas tidak terlepas
kelompok dnegan anggota 3-4
dari
bentuk
orang, duduk dengan leter U,
masukan yang diberikan oleh tim
dan sebagainya. Jika kerjsama
peneliti kepada guru baik sebelum
dalam kelompok kurang efektif
melaksanakan
guru boleh mengganti anggota
intervensi
dalam
penelitian
maupun
setelah setiap pertemuan di kelas.
kelompok.
Jenis masukan yang diberikan oleh tim
peneliti
diantaranya
adalah
f.
Mengingatkan
guru
agar
Berdasarkan tabel di atas, dapat
sebagai berikut.
disimpulkan bahwa upaya yang a. Menyarankan menguasai
agar betul
guru
dilakukan
oleh
guru
untuk
tujuan
mengembangkan karakter siswa
pembelajaran pada buku PMRI
berbeda-beda dan mengalamai
106
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOL 10, NOMOR 1, JANUARI 2016 peningkatan
dari
pertemuan
ketiga guru mulai dari pertemuan 1
pertama sampai kelima, seperti
menggunakan sumber belajar yang
uraian berikut.
bervariasi
Untuk karakter demokratis, guru mendengarkan kritikan siswa terhadap
media
ketidaknyamanan rasakan
di
ataupun
yang
kelas.
mereka
Guru
juga
mendengarkan usulan siswa terhadap strategi
penyelesaian
masalah
ataupun kesepakatan memilih siswa yang maju ke depan kelas. Guru menghargai pendapat siswa dengan cara jawaban yang benar diberikan pujian sedangkan jawaban yang salah tidak langsung disalahkan, melainkan
sesuai
tujuan
pembelajaran. Dalam hal metode mengajar, pada pertemuan 1, guru cenderung
mengandalkan
metode
tanya jawab, pertemuan berikutnya sudah
menvariasikan
mengajar
seperti
metode
metode
diskusi
kelompok berpasangan, kelompok anggota 3-4 orang, tutor sebaya, dan pemberian tugas. Begitu juga dengan pemberian feedback, ketiga guru kreatif memberikan feedback kepada siswa yang menjawab benar dan tidak langsung menyalahkan siswa yang memberikan jawaban yang keliru.
diajukan pertanyaan klarifikasi menyepakati
pancingan jawaban. aturan
Untuk
ataupun
Dalam kelas,
hal guru
ketiga
guru
kekurangan
karakter
mandiri,
mampu
merefleksi
dan
kelebihan
menerapkan beberapa macam aturan
pembelajaran
kelas,
dibuat
karakter mereka, namun pada sesi
bersama oleh guru dan siswa. Namun
refleksi yang dilaksanakan segera
dalam penerapannya guru melakukan
setelah pembelajaran berlangsung,
secara bertahap. Di awal-awal aturan
pengamat
yang dibuat terkesan untuk menakut-
pertanyaan untuk memancing guru
nakuti/menggertak siswa seperti “ibu
merefleksi secara lebih menyeluruh.
akan ambil bintangnya jika tidak
Dalam hal mengatur waktu dan
tertib” tapi guru tidak melakukannya,
mengelola kelas, beberapa guru di
pada pertemuan berikutnya guru
pertemuan 1 kewalahan karena belum
betul-betul
ada kesepakatan yang dibuat serta
beberapa
aturan
konsisten
dengan
belum
dan
juga
bisa
pengembangan
mengajukan
“mengambil tanda bintang, jika tidak
guru
tertib”. Bentuk sangsi lain yang
kemampuan
diterapkan guru dengan cara tidak
berakibat pada pengelolaan waktu
mendekati siswa yang kelompoknya
yang kurang baik. Pada pertemuan
tidak tertib. Untuk karakter kreatif,
berikutnya guru membuat rencana
awal
memprediksi siswa
yang
Upaya Guru…Rahmah Johar, Tuti Zubaidah, Neni Mariana
107
waktu yang akan digunakan serta
menguasai
kesepakatan
pembelajaran pada buku PMRI
pengelolaan
kelas
betul
tujuan
dengan siswa. Beberapa pertemuan
dengan
menerapkan
siswa tidak tertib, guru melakukan
pendekatan
matematika
improvisasi secara mandiri untuk
realistik.
mengatasi masalah di kelas walaupun
b. Meminta guru agar menuliskan
tidak direncanakan secara tertulis dan
terlebih dahulu alternatif
tidak disarankan oleh tim peneliti. Dalam
hal
jawaban yang akan muncul dari
memotivasi
siswa agar memudahkan guru
pengembangan karakter siswa, guru
mengarahkan dan memotivasi
mempunyai cara tersendiri, misalnya
siswa
menggunakan kata-kata motivasi agar c. Mengingatkan guru agar
siswa
menjadi teladan bagi siswa
1) berani menyampaikan pendapat, 2) menghargai
pendapat
teman,
bermusyawar
dalam mengembangan karakter
3)
demokratis, kreatif, dan
untuk
mandiri.
mengambil/membuat keputusan, 4) menemukan
berbagai
penyelesaian, 5) secara
mandiri,
mementau
atau
strategi
d. Menyarankan agar guru menggunakan gambar dengan
mampu bekerja dan
6)
ukuran yang lebih besar dan
mampu
diberi warna ketika digunakan
menilai jawaban
di depan kelas
sendiri. Upaya guru ini banyak direncanakan secara mandiri ketika
e. Menawarkan beberapa alternatif
mengajar di kelas.
pengelompokan
Seperti yang dijelaskan pada bagian
pengaturan
metode
kelompok
penelitian,
upaya
yang
siswa
kelas,
dan seperti
berpasangan,
dilakukan guru di atas tidak terlepas
kelompok dnegan anggota 3-4
dari
bentuk
orang, duduk dengan leter U,
masukan yang diberikan oleh tim
dan sebagainya. Jika kerjsama
peneliti kepada guru baik sebelum
dalam kelompok kurang efektif
melaksanakan
guru boleh mengganti anggota
intervensi
dalam
penelitian
maupun
setelah setiap pertemuan di kelas.
kelompok.
Jenis masukan yang diberikan oleh tim
peneliti
diantaranya
adalah
f.
Mengingatkan
agar
kesepakatan hendaknya dibuat
sebagai berikut.
bersama a. Menyarankan
guru
agar
guru
siswa
Upaya Johar, Tuti Zubaidah, Neni Mariana 108 Guru…Rahmah JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOL 10. NOMOR 1, JANUARI97 2016
g. Menawarkan solusi jika siswa sulit konsentrasi, gaduh, rebut, dan tidak peduli agar karakter demokratis, kreatif dan mandiri menjadi menjadi berkembang Dari ketiga guru di atas, ada satu guru yang agak kesulitan menerapkan matematika
pembelajaran realistik
karena
terbiasa mengajar di kelas 6 SD yang
sifatnya
„pemberian
informasi‟. Selama ini guru tersebut
jarang
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan cara penyelesaian yanberbeda.
Pada
awal
pembelajaran hubungan antar perkalian, kedua guru kelas 3 masih sering terbalik dalam memahami
konsep
perkalian
sebagai penjumlahan berulang, Namun
setelah
menyadarinya, membantu
mereka
mereka
siswa
dapat
membuat
jaringan perkalian 6 di papan tulis.
Sebaiknya untuk merespon jawaban siswa seperti di atas guru mengajukan pertanyaan mereka
siswa
secara
mandiri,
membuat
pembelajaran
menentukan
hasil
kurang
memberikan perhatian terhadap hasil kerja
mandiri
penyebebnya
siswa. adalah
Salah
satu
karena
guru
kekurangan waktu memeriksa di kelas jawaban siswa yang beragam. Hal ini merupakan salah satu kelemahan jika soal yang diberikan menuntut jawaban yang beragam yang merupakan salah karakteristik dari
Untuk
yang
antar
berlangsung
masih
siswa
hubungan
akan dicapai. Namun, guru pada saat
matematika realistik.
beberapa
alasan
yang dibuat sesuai dengan tujuan yang
mengerjakan ada
siswa
perkalian tersebut sehingga bagan
satu
Ketika
kepada
pendekatan
menerapkan
realistik
dalam
pendekatan pembelajaran
perkalian
matematika, guru perlu mengubah cara
melalui penjumlahan berulang,
mengajar yang bersifat memberi tau
sepertinya
dan
bantuan
bukan hubungan
dengan antar
menuntut
menjadi
jawaban
tunggal
pembelajaran
yang,
perkalian seperti terlihat pada
menfasilitasi siswa dan jawaban benar
gambar berikut.
boleh
lebih
dari
satu
macam.
98 JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, 10, NOMOR 1, JANUARI 2016 Upaya Guru… Rahmah Johar, Tuti Zubaidah,NeniVOL Mariana 109 Perubahan ini memerlukan kerjasama
Pengembangan Matematika Indonesia Bandung.
anatar guru dengan ahli dari LPTK atau sejawat seperti yang dituliskan
Pendidikan realistic (IP-PMRI),
oleh Alfieri (1998). SIMPULAN Penerapan pendekatan realistik dalam pembelajaran matematika berpotensi untuk
mengembangkan
karekter
Aziz, H., A. (2011). Pendidikan Karakter Berpusat pada Hati. Jakarta Selatan: Almawardi Prima Horn, J-S., Hong, J-C., Lin, LJ.C., Chang, S-H., & Chu, H-C. (2005) Creative Teachers and Creative Teaching Strategies. International Journal of Consumer Studies, 29(4), 352-
demokratis, kreatif, dan mandiri siswa. Upaya guru untuk menerapkan inovasi ini memerlukan motivasi dari diri sendiri dan dukungan dari berbagai pihak, baik sekolah maupun LPTK yang
dapat
memberikan
dalam penerapan pendekatan realistik untuk pengembangan karakter siswa. Disarankan agar guru terus berupaya untuk
mengembangkan
358.
masukan
karakter
demokratis, kreatif, dan mandiri.
http://ideguru.wordpress.com/2010/0 4/1 1/tips-menumbuhkanpercaya- diri-anak/Tips Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak. Diakses tanggal 20 April 2011.
Selain itu secara bertahap guru juga
keras, dan lainnya, secara terpadu
Johar, R., Nurfadhilah, C., & Hanum, L. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Bahan Ajar. Universitas Syiah Kuala.
dalam pembelajaran matematika.
Johar,
perlu mengembangkan karakter yang lainnya seperti disiplin, teliti, kerja
DAFTAR PUSTAKA Alfieri, P. A. (1998). Stages of Concern of Defense Systems Management College Faculty about Tachnology-Based Education and Training. Disertasi. Faculty of Virginia Polytechnic Institute and State University. Amin, S.M., Julie, H. Johar, R. & Simanjorang, M. (2010). Buku Guru Matematika untuk Kelas I SD/MI. Institut
R. (2006). Pembelajaran Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi. Makalah disampaikan pada SEMILOKA Peningkatan Kualitas Mengajar Dosen di FKIP Unsyiah pada tanggal 3-4 Oktober 2006.
Johar, R. dan Amin, S.M. (2010). Buku Matematika PMRI Kelas I SD Sudah Terbit. Dalam Majalah PMRI Vol III No. 2 April 2010.
110 Guru…Rahmah JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOL 10, NOMOR 1, JANUARI99 2016 Upaya Johar, Tuti Zubaidah, Neni Mariana Johar, Rahmah dan Afrina, Marisa (2011) The Teachers‟ Efforts to Encourage the Students‟ Strategies to Find the Solution of Fraction Problem in Banda Aceh. In Proceeding of International Conference for School Effectiveness and th Improvement, January 4 till 7th, 2011, Limassol, Cyprus. Johar,
R. (2012). Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan Mat ematika Realistik Indonesia (PMRI). Makalah disampaikan pada Workshop Pen gembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Karakter melalui Pendekatan Realistik pada tanggal 28-29 Agustus 2012 di FKIP Unsyiah.
Johar, R., Zubaidah, T., & Mariana, N. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Matematika Berbasis Karakter melalui Pendekatan Realistik di PGSD. Laporan Penelitian Strategis Nasional. Unsyiah. Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Disponsori oleh BPMIGAS.
Mojica,
L.A. (2002). Compliment- Giving Among Filipino College Students: An Exploratory Study. Asia Pacific Education Review, 3(1) 115-124.
NCTM. (2000). Principle and Standards for School Mathematics: USA. Wright, Jim. (2002). Lesson 2: How to Give Compliments to Tutees. In www.interventioncentr al.org. Ziemba, L. (2007). Increasing Student Confidance and Knowledge through Student Presentation. In DigitalCommons@Uni versity of Nebraska – Lincoln in http://digitalcommons. unl.edu/m athmidsummative/30