PENERAPAN METODE TGT (Teams Games Tournament) MENGGUNAKAN SCRABBLE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO
SKRIPSI
Oleh : ANIK SUGIYARTI NIM : K4305003
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
i
PENERAPAN METODE TGT (Teams Games Tournament) MENGGUNAKAN SCRABBLE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO
OLEH: ANIK SUGIYARTI NIM : K4305003
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 ii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui dan untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Muzayyinah, M.Si
Joko Ariyanto, S.Si, M.Si
NIP. 19640406 199103 2001
NIP. 19720108 200501 1001
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk mamenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
: Rabu
Tanggal
: 10 Februari 2010
Tim Penguji Skripsi: Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Dra. Sri Widoretno, M. Si
Sekretaris
: Harlita, S. Si, M. Si
Anggota I
: Dra. Muzayyinah, M.Si
Anggota II
: Joko Ariyanto, S.Si, M.Si
...................... ..................... ......................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001 iv
......................
ABSTRAK
Anik Sugiyarti. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT (Teams Games Tournament) MENGGUNAKAN SCRABBLE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Januari 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi dengan penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament) menggunakan scrabble pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gondangrejo. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersiklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan dasar yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi, angket, wawancara, dan kajian dokumen. Validitas data menggunakan teknik triangulasi yaitu triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa peningkatan setiap indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi telah dapat mencapai target yang telah ditentukan. Target untuk indikator mengarahkan perhatian siswa pada kegiatan pembelajaran adalah 75%. Capaian persentase indikator mengarahkan perhatian siswa pada kegiatan pembelajaran sebesar 77,5%. Target untuk indikator keberanian mengemukakan permasalahannya adalah 70%. Capaian persentase indikator keberanian mengemukakan permasalahannya sebesar 75%. Target untuk indikator berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar adalah 70%. Capaian persentase indikator berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar sebesar 77,5%. Target untuk indikator usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran adalah 70%. Capaian persentase indikator usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran sebesar 75%. Target untuk indikator kemandirian belajar siswa adalah 70%. Capaian persentase indikator kemandirian belajar siswa sebesar 77,5%. Untuk mencapai target, penelitian dilakukan 2 siklus. Simpulan penelitian yang diperoleh adalah pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament) menggunakan scrabble dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi
v
MOTTO Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu, kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan. (Yunus:41)
Tanamkan dalam diri sebuah kalimat tasbih dalam setiapdetik, satu gagasan dalam setiap menit, dan satu karya dalam setiap jam.
Jalani hidup bagai air mengalir tanpa lupa usaha dan doa pada nya.
Dimana usaha, kesabaran dan doa menjadi jalan maka hanya kemenangan yang ada di akhir lintasan
Hidup adalah cita-cita, capailah!! (Penulis)
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk: ·
Allah SWT serta Nabi Muhammad SWA.
·
Kedua orangtuaku tercinta, bapak dan Ibu, terima kasih atas semua cinta, motivasi, nasihat, bimbingan, serta pengorbanan
yang tiada
batas dan tak lekang oleh waktu. ·
Kakakku tercinta, Mas Budi dan Mbak Rima, Mbak Nining dan Mas Juwari, terima kasih atas kasih sayang dan motivasi yang telah kalian berikan padaku selama ini.
·
Ponakanku tersayang, Geriel, Bima, dan Ganendra yang telah mengisi hari-hariku dengan canda tawa
·
Bu Yayin dan Pak joko, terimakasih atas bimbingan dan nasihatnya.
·
Saciku, terima kasih telah menemaniku baik suka maupun duka serta dukungannya selama ini.
·
Teman-teman ”Genk Motor” (Nurma, Ika, Rini, Isni, Sulis, Ambar, Kartika) atas kebersamaan yang telah kalian lakukan menjadi motivasi tersendiri bagiku
·
Teman-teman
seperjuangan
kebersamaannya selama ini. ·
Almamater
vii
Biologi
’05,
terima
kasih
atas
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul ”PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT (Teams Games
Tournament)
MENINGKATKAN
MENGGUNAKAN
PARTISIPASI
SISWA
SCRABBLE
UNTUK
TERHADAP
PROSES
PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO”dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui berbagai hambatan namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya hambatan yang ada dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dra. Muzayyinah, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan. 5. Joko Ariyanto, S.Si, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan. 6. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Gondangrejo yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 7. Guru mata pelajaran biologi kelas VIII E yang senantiasa membantu kelancaran penelitian dan kerja samanya. 8. Siswa siswi kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo.
viii
9. Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya memberikan support baik moral maupun spriritual. 10. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, Januari 2010
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGAJUAN
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
iii
HALAMAN PENGESAHAN
iv
HALAMAN ABSTRAK
v
HALAMAN MOTTO
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
vii
KATA PENGANTAR
viii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I. PENDAHULUAN
1
A.
Latar Belakang Masalah
1
B.
Perumusan Masalah
4
C.
Tujuan Penelitian
4
D.
Manfaat Penelitian
4
BAB II. LANDASAN TEORI
5
A.
Tinjauan Pustaka
5
1. Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)
5
Menggunakan Permainan Scrabble
B.
2. Partisipasi
10
Kerangka Berpikir
20
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
21
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
21
1. Tempat Penelitian
21
2. Waktu Penelitian
21
B.
Bentuk dan Strategi Penelitian
21
C.
Subjek dan Objek Penelitian
26 x
1. Subjek Penelitian
26
Data dan Sumber Data
26
1. Data Penelitian
26
2. Sumber Data
26
Teknik Pengumpulan Data
26
1. Observasi
26
2. Wawancara
27
3. Angket
28
4. Kajian Dokumen
29
F.
Validitas Data
30
G.
Analisis Data
30
H.
Prosedur Penelitian
32
BAB IV. HASIL PENELITIAN
37
A.
Deskripsi Lokasi Penelitian
37
B.
Deskripsi Permasalahan Penelitian
43
C.
Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori
53
D.
E.
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
74
A.
Simpulan
74
B.
Implikasi
74
C.
Saran
74
DAFTAR PUSTAKA
77
LAMPIRAN
79
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Kriteria Penghargaan Tim
10
Tabel 2.
Aspek-aspek dalam Observasi Partisipasi Siswa
34
Tabel 3.
Indikator Keberhasilan Tindakan
35
Tabel 4.
Persentase Hasil Observasi Prasiklus
40
Tabel 5.
Jumlah Jawaban Ya untuk Setiap Indikator pada Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
46
Tabel 6.
Persentase setiap Indikator pada Angket Partisipasi Siswa Siklus I
47
Tabel 7.
Persentase setiap indikator pada Angket Kepuasan Penggunaan Metode TGT (Teams Games Tournament) Siklus I
48
Tabel 8.
Jumlah Jawaban Ya untuk Setiap Indikator pada Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus II
57
Tabel 9.
Persentase setiap Indikator pada Angket Partisipasi Siswa Siklus II
58
Tabel 10.
Persentase setiap indikator pada Angket Kepuasan Penggunaan Metode TGT (Teams Games Tournament) Siklus II
59
Tabel 11.
Persentase setiap Indikator pada observasi Partisipasi Siswa
64
Tabel 12.
Persentase setiap Indikator pada Angket partisipasi Siswa
65
Tabel 13.
Persentase setiap Indikator pada Angket kepuasan penggunaan metode TGT (Teams Games Tournament) setiap siklus.
67
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Papan Scrabble
9
Gambar 2.
Papan Scrabble
9
Gambar 3.
Skema Hubungan Partisipasi Antara Guru dan Siswa.
14
Gambar 4.
Pola Aktivitas dan Partisipasi Siswa dalam\ Pembelajaran.
14
Gambar 5.
Kerangka Berpikir
20
Gambar 6.
Skema triangulasi
30
Gambar 7.
Komponen-komponen Analisis data: Model Interaktif
31
Gambar 8.
Skema prosedur penelitian
36
Gambar 9.
Diagram persentase untuk tiap Indikator pada Observasi Partisipasi Siswa Setiap Siklus
65
Gambar 10.
Diagram persentase untuk tiap Indikator pada Angket Partisipasi Siswa Setiap Siklus
66
Gambar 11.
Diagram Persentase Setiap Indikator Pada Angket Kepuasan Siswa Terhadap penggunaan metode TGT (Teams Games Tournament).
67
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A. INSTRUMEN DAN HASIL PENELITIAN Lampiran 1.
Silabus
79
Lampiran 2.
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
81
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
85
a. Bahan Diskusi Kelompok Siklus 1
89
b. Bahan Diskusi Kelompok Siklus II
98
Lampiran 3.
a. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Para Siklus b. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Siklus I c. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Siklus II
110
Lampiran 5.
Kisi-kisi Dan Hasil Angket Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Pada Siklus 1 dan Siklus 2
116
Lampira 6.
a. Kisi-kisi dan Hasil Test Kognitif Siklus I
126
b. Kisi-kisi dan Hasil Test Kognitif Siklus II
135
Lampiran 7.
Kisi-kisi dan Angket Kepuasan Metode TGT (Teams Games Tournament) Menggunakan Scrabble Pada Siklus I dan Siklus II
143
Lampiran 8.
a. Hasil Wawancara Dengan Guru Prasiklus
156
b. Pedoman Wawancara Guru
158
c. Hasil Wawancara Dengan Guru
159
d. Pedoman Wawancara Siswa
162
e. Hasil Wawancara Dengan Siswa
163
Lampiran 9.
Daftar Nama Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo
165
Lampiran 10.
Daftar Presensi Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo
166
Lampiran 11.
Daftar Nama Kelompok Siswa Kelas Kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo
167
Lampiran 4.
xiv
112 114
Lampiran 12.
Ringkasan Materi
168
Lampiran 13
Hasil Terminologi Pada Siklus I
176
Lampiran 14
Hasil Terminologi Pada Siklus II
177
LAMPIRAN B. DOKUMENTASI PENELITIAN Lampiran 15. a. Dokumentasi Penelitian Pra Siklus
184
b. Dokumentasi Penelitian Siklus I
185
c. Dokumentasi Penelitian Siklus II
187
LAMPIRAN C. PERIJINAN a. Surat Permohonan Observasi
189
b. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi
190
c. Surat Keputusan Ijin Penyusunan Skripsi
191
d. Surat Permohonan Research/Try Out
192
e. Surat Keterangan dari Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Gondangrejo
193
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Proses pembelajaran merupakan kegiatan interaksi guru dan siswa. Interaksi tersebut yaitu siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar senantiasa terjadi pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan antara guru dan siswa hendaknya mengacu pada peningkatan aktivitas dan partisipasi siswa. Guru tidak hanya melakukan kegiatan penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi guru diharapkan mampu membawa siswa untuk aktif dalam berbagai bentuk belajar, berupa belajar penemuan, belajar mandiri, belajar kelompok, belajar memecahkan masalah, dan sebagainya. Hasil observasi terhadap proses pembelajaran biologi kelas VIII E semester genap di SMP Negeri 1 Gondangrejo menunjukkan proses pembelajaran yang belum melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar, sehingga partisipasi siswa dalam proses pembelajaran belum optimal. Kegiatan siswa di dalam proses belajar mengajar lebih banyak mendengarkan dan menulis apa yang disampaikan oleh guru. Keterlibatan siswa masih kurang dan belum menyeluruh, hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu. Kurangnya keterlibatan siswa tersebut tampak dari perilaku siswa diantaranya; 12,5% siswa tampak melamun dan tidak fokus, 10% siswa bermain sendiri tanpa mempedulikan pelajaran, 55% siswa bicara sendiri dengan teman sehingga tidak memperhatikan pelajaran, usaha siswa untuk lebih mengetahui materi sebesar 0%, 23% siswa yang ikut serta dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar, 30% siswa melakukan kegiatan yang mengganggu proses pembelajaran, serta tidak ada siswa yang berani mengemukakan masalah yang bersangkutan dengan materi yang belum dipahami maka dapat dikatakan 0% sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
xvi
Alternatif
penyelesaian
masalah
yang
dapat
dilakukan
untuk
meningkatkan partisipasi siswa yaitu dengan menggunakan suatu metode yang tepat, sesuai dan cocok digunakan oleh siswa. Ketepatan metode sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Dengan adanya suatu metode yang tepat dalam pembelajaran diharapkan siswa mampu memahami dan menguasai materi. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode TGT (Teams Games Tournament) yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa. Metode pembelajaran TGT ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode yang lainnya karena mudah divariasikan dengan berbagai permainan dan media pembelajaran seperti komik, VCD, teka–teki silang, roda impian, kartu bridge, monopoli dan scrabble. Kelebihan TGT yang lain dapat meningkatkan rasa percaya diri, kekompakan hubungan antar anggota kelompok, waktu kegiatan belajar mengajar lebih singkat dan partisipasi siswa lebih optimal. Salah satu permainan yang digunakan dalam metode TGT ini adalah scrabble. Scrabble merupakan sarana permainan berupa permainan papan dan permainan menyusun kata yang dimainkan 2 atau 4 orang yang mengumpulkan poin berdasarkan nilai kata yang dibentuk dari keping huruf di atas papan permainan berkotak 15 kolom dan 15 baris. Kelebihan scrabble yaitu dapat mengetahui dan mengingat, mampu mengkoordinasikan anggota tuibuh seperti tangan dan kaki, dapat berfikir secara tepat dan teratur, lebih dapat merasakan dan menjalin hubungan interpersonal dan mampu menghasilkan ide yang sesuai konteks. Metode TGT menggunakan scrabble ini merupakan metode yang disertai permainan maka metode ini dianggap sangat menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa. Alasan penggunaan scrabble sendiri karena siswa belum banyak yang tahu tentang scrabble ini maka para siswa sangat tertarik dan ingin mengetahui bagaimana cara bermainnya dan dengan scrabble ini semua siswa diharuskan dapat menyusun kata-kata yang disertai dengan alasan yang benar berdasarkan materi yang dipelajari. Pelaksanaan TGT sendiri dibagi menjadi empat tahap pembelajaran yaitu presentasi kelas (penyampaian materi) oleh guru, belajar tim/diskusi, turnamen atau pertandingan dengan menggunakan scrabble, xvii
dan penghargaan tim. Belajar sambil bermain tidak selalu berakibat buruk pada prestasi belajar siswa karena penyajian materi melibatkan siswa aktif dalam belajar dan bermain bersama kelompoknya sehingga memberikan kontribusi pada meningkatnya keaktifan dan partisipasi siwa dalam pembelajaran. Materi yang digunakan dalam pembelajaran dengan menerapkan metode TGT menggunakan scrabble adalah zat adiktif dan psikotropika. Zat adiktif dan psikotropika merupakan masalah umum yang terjadi dalam kehidupan ini. Pelajaran mengenai zat adiktif dan psikotropika akan bermakna dan tidak mudah hilang dari ingatan siswa maka siswa harus mengetahui dengan berfikir dan berusaha sendiri. Metode TGT ini sangat menarik untuk siswa karena siswa akan berkompetisi dalam permainan sehingga menjadi wakil dari kelompoknya dan mendapatkan suatu penghargaan. Sistem permainan yang dipakai pada penelitian ini adalah scrabble. Permainan scrabble tersebut mempunyai perbedaan dalam hal konsep permainan, yaitu bila dalam permainan scrabble sesungguhnya adalah berlomba untuk mendapatkan poin tertinggi, tetapi permainan scrabble dalam penelitian ini adalah berlomba untuk menguasai pengetahuan. Dengan adanya permainan diharapkan siswa dapat tertarik dan tidak merasa bosan lagi dengan proses pembelajaran biologi serta dapat aktif dalam belajar biologi. Selain itu dapat mengarahkan siswa dalam suasana kerjasama sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa.. Berdasarkan uraian
latar belakang diatas maka dirumuskan judul
penelitian: ”PENERAPAN METODE TGT (Teams Games Tournament) MENGGUNAKAN PARTISIPASI
SCRABBLE
SISWA
UNTUK
TERHADAP
PROSES
MENINGKATKAN PEMBELAJARAN
BIOLOGI SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 1 GONDANGREJO”.
xviii
B. Perumusan Masalah Berdasarkan diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu apakah partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi dapat ditingkatkan dengan penerapan metode pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) menggunakan scrabble pada pokok bahasan zat adiktif dan psikotropika di kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo tahun ajaran 2008/2009?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran Biologi melalui penerapan metode pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) menggunakan scrabble pada pokok bahasan zat adiktif dan psikotropika di kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo tahun ajaran 2008/2009?
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Guru: Menyajikan sebuah pilihan untuk mengatasi masalah pembelajaran yang dapat diatasi melalui penerapan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dengan menggunakan Scrabble. 2. Siswa Memberikan pengalaman secara nyata kepada siswa melalui penerapan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dengan menggunakan Scrabble
sebagai
perangsang
munculnya
keberanian
bertanya
dan
menyampaikan pendapat. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar. 3. Sekolah Menyusun program peningkatan kualitas pembelajaran biologi pada tahap berikutnya.
xix
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1.
Metode Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) Menggunakan Permainan Scrabble Dalam penelitian ini menggunakan pembelajaran kooperatif metode TGT.
Metode TGT dikembangkan pertama kali oleh David De Vries dan Keith Edward (Slavin, 2008: 6). Metode TGT dalam penelitian ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif dimana pembelajaran kooperatif menurut Etin Solihatin dan Raharjo (2007:4) berpendapat bahwa ”Cooperatif learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen”. Nurhadi (2004: 112) mengatakan pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Effandi Zakaria dan Zanaton Iksan (2007) menyatakan bahwa “Cooperative learning is grounded in the belief that learning is most effective when student are actively involved in sharing ideas and work cooperatively to complete academic tasks”. Di sini Pembelajaran kooperatif merupakan suatu alasan yang dapat dipercaya bahwa pembelajaran tersebut sangat efektif ketika siswa
terlibat
aktif
dalam
bertukar
pendapat
dan
bekerjasama
untuk
menyelesaikan tugas akademiknya secara lengkap”. Mohamad Nur (2005: 10) mengemukakan bahwa metode pembelajarn TGT adalah teknik pembelajaran yang sama seperti STAD dalam setiap tahap pembelajarannya kecuali dalam satu tahap yaitu sebagai ganti kuis dan sistem skor perbaikan individu, TGT menggunakan turnamen permainan akademik. Dalam
xx
turnamen itu siswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain yang setara dalam kinerja akademik mereka yang lalu. Metode pembelajaran TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya
dan
mengandung
unsur
permainan
dan
reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Menurut Fengfeng Ke dan Barbara Grabowski menyatakan bahwa “TGT cooperation is more effective than interpersonal competition in facilitating positive maths attitudes, but not in promoting maths performance.” Pembelajaran kooperatif TGT sangat efektif untuk bersaing antar individu dan juga untuk memudahkan siswa berpikir positif dalam matematika tetapi tidak dapat memelihara pekerjaannya dalam pembelajaran matematika. Metode pembelajaran TGT
memiliki kelebihan dibandingkan dengan
metode yang lainnya karena mudah divariasikan dengan berbagai media pembelajaran seperti komik, VCD, teka – teki silang, roda impian kartu bridge dan scrabble. Kelebihan dari TGT yang lain dapat meningkatkan rasa percaya diri, kekompakan hubungan antar anggota kelompok, waktu kegiatan belajar mengajar lebih singkat dan keterlibatan siswa lebih optimal. Menurut Slavin (1991: 7) Teams Games Tournament memiliki kelemahan yaitu memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakan, bila terjadi persaingan yang negatif maka hasilnya akan buruk, bila ada siswa yang malas atau ada yangb ingin berkuasa dalam kelompok maka pembelajaran tidak berjalan dengan semestinya, dan adanya siswa yang tidak memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam kelompok belajar.
xxi
Menurut Slavin (2008: 166) komponen utama dalam pembelajaran TGT adalah: a. Presentasi Kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok. b. Kelompok (teams) Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. Setelah presentasi kelas kegiatan kelompok adalah diskusi antar anggota, saling membandingkan jawaban, memeriksa dan mengoreksi kesalahan konsep anggota kelompok. Kelompok merupakan komponen terpenting dalam pembelajaran TGT. Selama belajar dalam
kelompok masing-masing siswa bertugas
untuk
mempelajari lembar kerja yang diberikan oleh guru dan saling membantu apabila ada teman sekelompoknya yang belum menguasai materi pelajaran. Diskusi ini meningkatkan komunikasi dua arah antar siswa dan guru. c. Permainan (games) Scrabble Game yang digunakan dalam penelitian ini adalah scrabble. Scrabble merupakan sarana permainan berupa permainan papan dan permainan menyusun kata yang dimainkan 2 atau 4 orang yang mengumpulkan poin berdasarkan nilai kata yang dibentuk dari keping huruf di atas papan permainan berkotak 15 kolom dan 15 baris. Selain papan permainan dan keping huruf siswa harus memberi pernyataan/alasan yang dapat menguatkan kata- kata yang telah disusun.
xxii
Bermain Scrabble seperti sedang mengikuti acara kuis tebak kata yang berhadiah oleh karena itu saat permainan berlangsung suasana diusahakan kondusif dan semenarik mungkin. Permainan ini tidak ada bantuan huruf atau kisi-kisi jawaban, sehingga siswa harus menguasai materi pelajaran. Supaya dapat menyusun kata dengan benar, diperlukan koordinasi dan kerja sama kelompok sehingga kontribusi individu sangat menentukan keberhasilan tim. Penguasaan materi pelajaran dan partisipasi siswa merupakan modal untuk bertanding. Penguasaan materi yang luas dapat membantu siswa menjawab pertanyaan dengan mudah dan memungkinkan siswa menciptakan ide-ide yang brilian. Suasana yang menarik atau menyenangkan menyebabkan para siswa bersemangat dan dapat berpartisipasi secara optimal. Manfaat penggunaan media scrabble: 1) Kognitif,kemampuan mengetahui dan mengingat. 2) Motorik,kemampuan mengkoordinasikan anggota tuibuh seperti tangan dan kaki. 3) Logika,kemampuan berfikir secara tepat dan teratur. 4) Emosional/sosial,kemampuan merasakan da menjalin hubungan interpersonal. 5) Kreatif/imajinatif,kemampuan menghasilkan ide sesuai konteks. Anonim (2009: 1) Model permainan Scrabble pada penelitian ini pada dasarnya sama dengan bentuk permainan scrabble biasa yaitu untuk menguasai. Menguasai pada permainan scrabble kali ini adalah menguasai pengetahuanatau materi pelajaran. Adapun konsep bermain sambil belajar seringkali disalahkan oleh orang tua. Orang tua sering berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan menjadikan anak malas bekerja dan bodoh. Pendapat itu kurang bijaksana,karena beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa perminan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak. Penggunaan scrabble diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan partisipasi siswa akan materi zat adiktif. Belajar sambil bermain tidak selalu berakibat buruk pada prestasi belajar siswa karena penyajian materi melibatkan xxiii
siswa agar aktif dalam belajar dan bermain bersama kelompoknya sehingga memberikan kontribusi pada partisipasi siswa dalam belajar biologi khususnya pada materi zat adiktif dan psikotropika. Contoh papan scrabble seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Papan Scrabble
Gambar 2. Papan Scrabble Penguasaan materi pelajaran dan kreativitas siswa merupakan modal untuk bertanding dalam permainan ini. Dengan penguasaan materi yang luas siswa dapat menjawab pertanyaan dengan mudah sedangkan siswa kreatif memungkinkan ideide yang brilian. Adanya suasana yang menarik atau menyenangkan menyebabkan para siswa bersemangat dan memacu mereka untuk melakukan yang terbaik. xxiv
d. Tournament Tournament
adalah
saat
dimana
permainan
berlangsung
dan
dilaksanakan setelah guru memberikan presentasi kelas dan setiap tim telah mencoba permainan. Dalam tournament masing-masing siswa mewakili tim yang berbeda dan memainkan permainan Scrabble. Setelah tournament selesai maka dilakukan penilaian dan penghargaan. e.
Penghargaan Tim Menurut Slavin (2008: 175) berdasarkan skor rata–rata tim maka terdapat
tiga kriteria penghargaan tim yaitu tim baik, tim sangat baik, dan tim super. Kriteria penghargaan seperti Tabel 1. Tabel 1. Kriteria penghargaan tim Kriteria (rata – rata tim ) 40 45 50 (Slavin, 2008: 175)
Penghargaan Tim baik Tim sangat baik Tim super
Tim yang mendapat nilai tertinggi diberikan reinforcement atau penghargaan. Belajar mengajar menggunakan metode TGT, meskipun dilakukan secara berkelompok namun prestasi belajar yang diukur merupakan prestasi belajar individu. Dengan metode ini siswa akan terpacu untuk lebih siap belajar. Selain itu, guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang memantau kegiatan masing-masing kelompok, sehingga setiap siswa dalam kelompok dapat belajar dengan sungguh-sungguh.
2.Partisipasi Siswa a. Pengertian Partisipasi Siswa Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation yang berarti pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Kata partisipasi mempunyai pengertian yang luas. Menurut Suryosubroto (2002: 278-279) partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka
xxv
untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuantujuan, bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut. Keith Davis dalam Suryosubroto (2002: 279) menyatakan bahwa “Participation is defined as a mental and emotional involed at a person in a group situation which encourager then contribut to group goal and share responsibility in them”. Di sini partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam definisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosional individu. Pendapat tentang partisipasi juga disampaikan oleh Dimyati dan Mudjiono (2002: 26) mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Berdasarkan pendapat tersebut, partisipasi memiliki aspek-aspek yaitu kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi atau keterlibatan dalam suatu kegiatan. Kegiatan yang dimaksud disini adalah kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Adapun konsep partisipasi menurut Ensiklopedi Pendidikan adalah suatu gejala demokratis dimana orang diikutsertakan dalam perencanaan serta pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi lebih baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan (Suryosubroto, 2002: 279). Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi serta pisik anggota dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan, serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya. Dalam penelitian ini partisipasi yang dimaksud adalah partisipasi siswa yaitu keikutsertaan atau keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah, terutama dalam kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas. Hal apapun yang dipelajari siswa dalam kegiatan belajar, siswa harus mempelajarinya sendiri. Tidak ada seorangpun yang dapat menggantikannya. xxvi
Dewey dalam Martinis Yamin (2007: 82) mengemukakan prinsip Learning By Doing yaitu bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, siswa perlu terlibat dan partisipasi secara spontan. Keinginan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya mendorong keterlibatan siswa sacara aktif dalam suatu proses pembelajaran. Guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam pembelajaran. Peran serta siswa dan guru dalam pembelajaran aktif akan menciptakan suatu pengalaman yang bermakna. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 43), keterlibatan siswa di dalam belajar tidak hanya diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu, terutama adalah keterlibatan emosional, keterlibatan dalam kegiatan kognitif, dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai, dalam pembentukan sikap dan nilai, serta pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan. Berdasarkan pendapat di atas, keterlibatan siswa dalam pembelajaran mencakup dua hal pokok yaitu keterlibatan fisik dan psikis siswa. Keterlibatan secara fisik dapat dilihat dari kegiatan siswa seperti membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil kegiatan belajar dan kegiatan psikis yang lain. Lebih jauh Dimyati dan Mudjiono (2002: 42-43) juga mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung, siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Dalam
kegiatan
belajar
dan
pembelajaran
diharapkan
adanya
keterlibatan langsung dari setiap siswa. Adanya keterlibatan siswa secara langsung ini secara logis akan menyebabkan siswa memperoleh pengalaman atau berpengalaman.
xxvii
b. Manfaat Partisipasi Suryosubroto (2002: 282) mengemukakan manfaat prinsipiil dari partisipasi yaitu : (1) Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karena banyaknya sumbangan pikiran. (2) Pengembangan potensi diri dan kreativitas. (3) Adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang diberikan dan adanya perasaan diperlukan. (4) Melatih untuk bertanggung jawab serta mendorong untuk membangun kepentingan bersama. Lebih jauh Heidjrachman Ranupandojo dalam Suryosubroto (2002: 282) mengemukakan bahwa dengan dijalankannya partisipasi akan bisa diperoleh beberapa manfaat seperti bisa dibuatnya keputusan yang lebih baik (karena banyaknya sumbangan pikiran), adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang diberikan dan adanya perasaan diperlukan. Partisipasi dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan potensi diri dan kreativitas siswa, serta dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab terhadap proses dan hasil belajar yang dijalaninya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya partisipasi siswa dalam pembelajaran akan memberikan peranan yang penting bagi keberhasilan tujuan dari proses pembelajaran yang terkait. c. Pola Partisipasi Siswa Martinis Yamin (2007: 78-79) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan istilah yang menggambarkan peran yang lebih banyak terletak pada siswa, guru sebagai pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar dan tercapainya suatu indikator yang dikehendaki. Maka siswa sebagai aktor / subyek yang banyak berperan dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri, tidak hanya sebagai siswa pasif akan tetapi sebagai siswa yang juga berperan membuat perencanaan, pelaksanaan, dan tercapainya suatu hasil (output) yang bertitik tolak pada kreativitas dan partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran. Skema hubungan tersebut terlihat pada Gambar 3.
xxviii
Guru
Merangsang peran aktif dan partisipasi
Siswa
Gambar 3.Skema Hubungan Partisipasi Antara Guru dan Siswa. (Martinis Yamin, 2007 :79) Berdasarkan skema hubungan partisipasi antara guru dan siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran seorang guru diharapkan mampu menciptakan suatu kondisi belajar yang dapat merangsang peran aktif dan partisipasi siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung harus berpusat pada siswa, sehingga siswa ikut terlibat secara penuh di dalam kegiatan belajar yang dilakukan. Pola aktivitas dan partisipasi siswa ini dijelaskan lebih lanjut oleh Martinis Yamin (2007: 79) yaitu “Peran aktif dan partisipasi siwa dalam proses pembelajaran adalah untuk tercapainya suatu indikator dari kompetensi dasar yang telah dikembangkan dari materi pokok”. Pola aktivitas dan partisipasi siswa tersebut digambarkan dalam Gambar 4.
Peran Aktif dan Partisipasi Siswa
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Gambar 4.Pola Aktivitas dan Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran. (Martinis Yamin, 2007 :79) xxix
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru diharapkan mampu menemukan kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar) yang dikembangkan dari materi pokok pembelajaran. Selanjutnya dari kompetensi dasar yang diperoleh, akan dapat dijabarkan beberapa indikator yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan partisipasi tersebut merupakan penekanan pembelajaran kompetensi, dimana proses yang dilakukan menekankan tercapainya suatu tujuan (indikator) yang dikehendaki. d. Syarat Terjadinya Partisipasi Siswa Martinis Yamin (2007: 80-81) menjelaskan bahwa peran aktif dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan apabila tercipta suatu kondisi sebagai berikut : 1) Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa. 2) Guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar. 3) Tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar). 4) Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencipta siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep. 5) Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Menurut Gagne dan Briggs dalam Martinis Yamin (2007: 84) untuk menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui 9 aspek berikut ini : 1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa. 3) Mengingatkan kompetensi prasyarat. 4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan dipelajari. 5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. 6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. 7) Memberikan umpan balik (feed back). 8) Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur. 9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran.
xxx
Partisipasi siswa dapat terjadi apabila dalam proses pembelajaran tercipta suatu kondisi yang dapat merangsang tumbuhnya peran serta dan partisipasi siswa. Seorang guru diharapkan memiliki keterampilan dalam merangsang tumbuhnya partisipasi siswa. Dengan demikian peran serta dan keterlibatan siswa dalm proses pembelajaran akan meningkat, yang pada akhirnya kegiatan pembelajaran akan lebih berpusat pada siswa. e. Jenis-Jenis Partisipasi Siswa Ada beragam aktivitas dan partisipasi dalam proses pembelajaran yang dapat dilakukan, di antaranya menurut Paul D. Dierich dalam Martinis Yamin (2007: 84-86) adalah : 1) Kegiatan-kegiatan visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral) Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan instrupsi. 3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. 4) Kegiatan-kegiatan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket. 5) Kegiatan-kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. 6) Kegiatan metrik Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari dan berkebun. 7) Kegiatan-kegiatan mental Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. 8) Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Berdasarkan pendapat di atas, partisipasi siswa dalam pembelajaran mempunyai jenis-jenis kegiatan yang beragam. Partisipasi atau keterlibatan siswa dalam pembelajaran tersebut tidak hanya dalam hal keterlibatan fisik semata,
xxxi
tetapi juga mencakup keterlibatan mental dan emosional siswa dalam pembelajaran. f. Tingkatan Partisipasi Menurut Parietra Westra dalam Suryosubroto (2002: 283), tingkatan partisipasi dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu : (1) Tingkatan pengertian timbal balik artinya mengarahkan anggota agar mengerti akan fungsinya masing-masing dan sikap yang seharusnya satu sama yang lain. (2) Tingkatan pemberian nasihat artinya individu-individu disini saling membantu untuk pembuatan keputusan terhadap persoalan-persoalan yang sedang dihadapi sehingga saling tukar menukar ide-ide mereka satu persatu. (3) Tingkatan kewenangan artinya menempatkan posisi anggotanya pada keadaan mereka, sehingga dapat mengambil keputusan pada persoalan yang mereka hadapi. Pendapat lain dikemukakan oleh Jumrowi dalam Suryosubroto (2002: 283) yang menyatakan bahwa tingkatan partisipasi dibedakan menjadi tiga macam yaitu : (1) Partisipasi dalam proses perencanaan dan kaitannya dengan progam lain. (2) Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan. (3) Partisipasi dalam pelaksanaan. Dengan menyimak beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mengukur partisipasi siswa dapat dilihat dari seberapa jauh keterlibatannya dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Secara garis besar, tingkatan partisipasi mulai dari tingkat rendah yaitu berbagi informasi, konsultasi, lalu ke tingkat yang lebih tinggi yaitu kolaborasi dan pemberdayaan atau keikutsertaan.
xxxii
B. Kerangka Pemikiran Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas VIII-E SMP Negeri 1 Gondangrejo tahun ajaran 2008/2009 selama observasi dapat diketahui bahwa partisipasi siswa sangat kurang sehingga pembelajaran biologi masih rendah dengan input siswa kurang tanggap dalam pembelajaran. Hal ini ditandai dengan sering bermain sendiri dan kadang mengganggu teman yang lain, keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang, siswa jarang yang bertanya pada guru dan kurangnya diskusi antar siswa dalam kelompok maupun antar kelompok, sehingga siswa lebih dominan bersikap pasif dalam proses belajar mengajar, siswa cenderung kurang mandiri dalam mengerjakan sesuatu yang diperintahkan oleh guru. Selain hal tersebut juga kurangnya stimulus pembelajaran yang diberikan guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk melibatkan keikutsertaan atau partisipasi siswa dalam pembelajaran dan kurang bervariasinya metode pembelajaran yang digunakan. Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan efektif sehingga mampu meningkatkan daya serap siswa. Metode mengajar yang digunakan oleh guru sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memahami suatu konsep materi tertentu. Metode mengajar yang baik merupakan metode yang disesuaikan dengan materi yang disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia serta tujuan pembelajarannya sehingga dapat terlihat apakah metode yang diterapkan efektif. Mengingat kelemahan model pembelajaran konvensional yang berpusat pada aktivitas guru, tanpa melibatkan partisipasi siswa maka diperlukan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi siswa dan menghilangkan kejenuhan dalam belajar. Model pembelajaran yag dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) menggunakan scrabble yang mampu meningkatkan keterlibatan atau partisipasi siswa. Model pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan yaitu siswa dituntut aktif dalam proses belajar, serta dapat belajar sesuai kemampuan dan kecepatan yang dimiliki. Pada model pembelajaran ini, xxxiii
belajar dapat dilakukan sambil bermain. Pada metode TGT ini dilaksanakan melalui
4
tahap
yaitu
presentasi
guru,
tim(diskusi
kelompok),
tournament/permainan serta penghargaan tim. Sehingga dalam penyajian materi melibatkan siswa aktif dalam belajar dan bermain bersama kelompoknya sehingga mampu memberi kontribusi pada peningkatan partisipasi siswa. Metode pembelajaran TGT
memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode yang
lainnya karena mudah divariasikan dengan berbagai media pembelajaran seperti komik, VCD, teka – teki silang, roda impian dan kartu bridge. Kelebihan TGT yang lain dapat meningkatkan rasa percaya diri, kekompakan hubungan antar anggota kelompok, waktu kegiatan belajar mengajar lebih singkat dan partisipasi siswa lebih optimal. Penggunaan scrabble menjadikan kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan. Ketertarikan ini akan mempermudah pemahaman materi zat adiktif. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) dengan menggunakan scrabble akan lebih meningkatkan keterlibatan atau partisipasi siswa daripada metode pembelajaran konvensional yang cenderung berpusat pada guru tanpa melibatkan partisipasi siswa. Kerangka pemikiran seperti Gambar 5.
xxxiv
MASALAH v Keterlibatan/partisipasi siswa kurang v Siswa cenderung bersifat pasif v Siswa kebanyakan tidak mau menjawab pertanyaan dari guru v Siswa sibuk bermain sendiri v siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru v Tidak dapat mandiri dalam belajar
PENYEBAB v Metode yang digunakan kurang bervariasi v Media yang digunakan belum optimal
SOLUSI
METODE TGT MENGGUNAKAN SCRABBLE
1. 2. 3. 4. 5.
v
PROSEDUR Presentasi Tim(diskusi kelompok) Permainan menggunakan permainan scrabble Turnament antar tim Penghargaan tim
TARGET Partisipasi siswa meningkat
Gambar 5. Kerangka Berpikir xxxv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Gondangrejo Tahun ajaran 2008/2009. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2008/2009 dimulai pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2009. Pelaksanaan rencana kegiatan penelitian ini dilakukan secara bertahap, dengan tahap-tahap sebagai berikut : a. Bulan Februari – Juni 2009 : tahap persiapan meliputi pengajuan observasi di kelas,
pengajuan judul skripsi,, penyusunan proposal, seminar proposal,
perijinan penelitian, survei sekolah yang bersangkutan dan konsultasi instrumen penelitian. b. Bulan Juni – Agustus 2009 : tahap penelitian meliputi semua kegiatan yang dilaksanakan di lapangan yang meliputi uji instrumen penelitian dan pengambilan data. c. Bulan Agustus 2009 – selesai : tahap penyelesaian meliputi pengolahan data dan penyusunan laporan.
B .Bentuk Dan Strategi Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), karena bertujuan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelas dan atau meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas, sehingga solusinya dibuat berdasarkan kajian teori pembelajaran. Penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan
xxxvi
refleksi (reflecting). Namun sebelumnya, tahapan ini diawali oleh suatu tahapan Pra PTK. Tahap perencanaan mencakup persiapan segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi ajar, rencana pengajaran termasuk di dalamnya metode mengajar, media dan teknik atau instrumen observasi. Adapun solusi untuk mengatasi permasalahan adalah tindakan berupa penerapan model pembelajaran TGT
(Teams
Games
Tournament)
dilengkapi
dengan
scrabble
untuk
meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi pada pokok bahasan zat adiktif. Pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan dengan cara berkolaborasi bersama guru mata pelajaran yang bersangkutan. Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari semua perencanaan yang telah dipersiapkan sebelumnya berupa penerapan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dengan menggunakan scrabble. Skema dari papan scrabble adalah sebagai berikut:
A M S N
A
R
K
O
B
A
I
R
K
S
O
E
T
N
I N
A
B
C
D
E
L
M
N
O
P
W
Y
X
Z
F G xxxvii Q R
H
I
J
K
S
T
U
V
Keterangan Narkoba : merupakan zat adiktif yang sudah terkenal atau diketahui oleh banyak orang. Nikotin : salah satu zat adiktif yang ada di dalam rokok Asma : salah satu penyakit yang disebabkan oleh zat adiktif dalam rokok. Arsen : senyawa yang merugikan dalam asap rokok dan berfungsi sebagai racun tikus. 1. Alat dan Bahan: a. papan scrabble yang dibuat dari steroform b. membuat beberapa kotak atau bujur sangkar dan salah satu sisinya diberi huruf yang dimulai dari hurur A-Z. 2. Cara Bermain: a. Permainan dilakukan oleh 2 atau 4 orang pemain pada setiap tim, yaitu semua pemain memainkannya secara bergantian. b. Huruf-huruf diletakkan dalam kantung yang tidak tembus pandang atau sisi keping yang berhuruf diletakkan menghadap kebawah diatas permukaan yang rata. c. Pemain pertama ditentukan dengan mengambil sebuah keping yang terdapat didalam kantong, pemain yang berhasil mendapat huruf yang terdekat dengan huruf “A” mendapat giliran pertama sedangkan apabila keping kosong dianggap lebih superior dari huruf “A” tapi kalau diantara pemain ada yang sama hurufnya maka dimasukkan lagi dan pemain mengambil ulang. d. Masing-masing pemain mulai bermain dengan menempatkan huruf A-Z sesuai dengan gilirannya. e. Huruf-huruf tersebut disusun secara mendatar dan menurun. f. Setiap anak yang dapat menyusun kata dengan disertai alasan yang benar maka setiap hurur mendapat poin sesuai dengan huruf yang mereka susun.
xxxviii
g. Pemain yang tidak dapat menyusun kata yang disertai dengan alasan yang benar maka tidak mendapat poin. h. Pada waktu pemain menyusun kata yang menurut pemain lain salah maka pemain tersebut tidak mendapat poin dan permainan dilanjutkan oleh pemain yang lain. i. Permainan dilakukan dengan cara bergantian sampai batas waktu yang telah ditentukan. j. Pada akhir permainan yang menang sebagai juara atau pemenang adalah pemain yang mempunyai skor tertinggi. k. Pemain dengan poin tertinggi dari tim yang poin rata-ratanya tertinggi berhak maju ke final dan selanjutnya memainkan scrabble yang dibuat oleh guru dan pemenangnya akan membawa kemenangan pula pada timnya. Pelaksana dari tindakan adalah guru dan proses jalannya tindakan diamati oleh peneliti. Fase - fase pelaksanaan pembelajaran metode TGT untuk waktu 200 menit dan 40 siswa dengan 10 kelompok yang terdiri dari 4 anggota yang bersifat heterogen. Langkah-langkah dalam pembelajaran TGT
tiap
pertemuan yaitu: Pertemuan pertama untuk presentasi kelas, materi pelajaran di sampaikan melalui pengajaran secara langsung. Disini guru menyampaikan materi secara singkat dan menekankan pada apa yang akan di pelajari oleh siswa. Hal ini di lakukan untuk mendorong siswa supaya lebih siap belajar dalam mempelajari materi yang di pelajari. Presentasi kelas dalam TGT berbeda dengan pengajaran biasa karena dituntut adanya perhatian siswa yang lebih, karena apa yang akan di pelajarinya akan di terapkan dalam kuis dan skor kuis mereka akan membedakan skor kelompoknya. Pada fase ini dibatasi waktu 40 menit. Pertemuan kedua yaitu kegiatan kelompok yang berupa diskusi. Disini siswa harus aktif bertanya baik kepada teman sekelompok maupun kepada guru untuk materi yang belum jelas, karena bahan diskusi ini nantinya dijadikan bahan dalam permainan. Fase ini diberi waktu 15 menit. Kemudian dilanjutkan dengan permainan dan tournament, dimana pada penelitian ini menggunakan xxxix
permainan scrabble yang di buat oleh siswa. Permainan diberi waktu 65 menit. Siswa dikelompokkan dalam 10 kelompok masing – masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Tiap – tiap kelompok telah mempersiapkan papan permainan scrabble seperti yang sudah dijelaskan. Kemudian saling menukarkan scrabble antar kelompok dan memainkannya. Pada tiap kelompok yang terdiri dari 4 orang , masing-masing siswa bermain secara bergantian untuk menyusun kata yang diperkuat atau diberi alasan. Permainan dilakukan selama 65 menit, siswa dengan poin tertinggi berhak mewakili kelompoknya ke babak berikutnya. Demikian seterusnya sampai ada satu tim yang memperoleh poin tertinggi. Tim dengan poin tertinggi berhak mendapat penghargaan baik dari guru maupun tim lainnya. Pertemuan ketiga adalah penskoran dari hasil diskusi kelompok dan permainan yang nantinya menentukan kemenangan tim dan penghargaan untuk masing – masing kelompok. Penutup dimana guru menyimpulkan dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang telah dibuat serta dampaknya terhadap proses pembelajaran. Fokus yang mendapat perhatian khusus untuk diamati adalah partisipasi siswa dalam pembelajaran TGT dilengkapi scrabble. Tahap refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan dan memproses data yang diperoleh dari pengamatan. Refleksi dilakukan guru dan peneliti untuk menganalisis proses, hambatan, kelebihan dan kekurangan
dari
tindakan
yang
dilaksanakan
sehingga
dapat
menjadi
pertimbangan untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan untuk langkah selanjutnya. Keempat tahap dalam penelitian tindakan kelas ini adalah unsur yang membentuk sebuah siklus. Siklus ini dapat diikuti oleh siklus-siklus lain secara berkesinambungan. Siklus berikutnya dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil pada siklus sebelumnya. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di xl
lapangan. Kenyataan yang dimaksud adalah proses pembelajaran biologi sebelum dan sesudah diberi tindakan berupa penerapan model pembelajaran TGT dengan menggunakan scrabble.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo tahun ajaran 2008/2009 yang terdiri dari 40 siswa.
D. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif. Aspek kualitatif berupa data dari lapangan tentang pelaksanaan pembelajaran, hasil observasi berpedoman pada pemberian angket yang menggambarkan tentang keadaan peningkatan kualitas proses belajar mengajar di kelas. 2. Sumber Data Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi. Informasi guru dan siswa, tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran, dokumentasi atau arsip, yang antara lain berupa skenario pembelajaran, silabus, buku penilaian dan buku referensi mengajar.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi pengamatan, wawancara, dan angket yang masing-masing secara singkat diuraikan sebagai berikut: 1. Observasi/ pengamatan Pengamatan/observasi dilakukan terhadap guru dan siswa. Pengamatan terhadap kinerja guru diarahkan pada kegiatan guru dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan balik, dan melakukan penilaian xli
terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu, pengamatan terhadap siswa difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam pelajaran dapat dilihat dari 2 aspek yaitu aspek kesediaan memperhatikan (perhatian siswa) dan aspek berpartisipasi/ keterlibatan siswa (siswa aktif) yang kemudian dijabarkan menjadi 5 indikator yaitu siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran, keberanian mengemukakan permasalahan, berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar, usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran, dan kemandirian belajar siswa. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan berperan serta secara pasif. Pengamatan ini dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, kinerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung,dan jalannya proses belajar mengajar itu sendiri. Pengamatan dilakukan dengan mengambil tempat duduk paling belakang, sehingga dalam posisi tersebut dapat lebih leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar mengajar siswa di kelas. Observasi terdiri dari dua macam, yaitu observasi untuk siswa dan observasi untuk guru. Observasi untuk siswa adalah observasi sistemik dimana peneliti bersama guru telah merancang bentuk instrumen pengamatan yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran beserta aspek-aspek yang akan diteliti. Kerjasama ini sangat membantu peneliti dalam memfokuskan apa yang akan diteliti. Rancangan instrumen ini berupa lembar observasi psikomotorik yang berisi sikap siswa selama mengikuti pembelajaran dengan metode Teams Games Tournament menggunakan scrabble. Pengisian lembar observasi dengan cara menghitung jumlah siswa yang melakukan sikap negatif sesuai dengan kriteria yang ada dalam lembar observasi pada saat KBM berlangsung. 2. Wawancara atau diskusi Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Pelaksanaan wawancara ini dilakuakn sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya. Wawancara atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada. xlii
Diskusi antara guru dan peneliti dilakukan di sekolah. Dalam kegiatan diskusi itu, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut : 1).Meminta pendapat dari guru tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas, yang antara lain adalah mengungkap kelebihan dan kekurangan serta permasalahan lain yang berhubungan dengan kegiatan itu. 2). Mengemukakan catatan terhadap hasil pengamatannya terhadap KBM yang dilakukan guru sesuai dengan fokus penelitian, mengemukakan segi-segi kelebihan dan kekurangan. 3). Mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan baik guru maupun observer untuk menyamakan persepsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran biologi materi Zat Adiktif dan Psikotropika. Dengan perkataan lain, pada setiap kegiatan diskusi disepakati hal-hal yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan keefektifan tindakan yang berupa penerapan Metode Pembelajaran TGT menggunakan scrabble pada materi zat adiktif dan psikotropika. 3. Angket Angket yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah angket partisipasi dan angket kepuasan penerapan metode pembelajaran TGT. Pada angket partisipasi siswa dalam pelajaran dapat dilihat dari 2 aspek yaitu aspek kesediaan memperhatikan (perhatian siswa) dan aspek berpartisipasi/ keterlibatan siswa (siswa aktif) yang kemudian dijabarkan menjadi 5 indikator yaitu siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran, keberanian mengemukakan permasalahan, berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar, usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran, dan kemandirian belajar siswa. Sedangkan indikator pada angket kepuasan penerapan metode TGT antara lain kecocokan, kesesuaian, keefisienan, dan keefektifan penggunaan metode TGT. Angket diberikan pada siswa untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Angket yang diberikan pada penelitian ini adalah angket kepuasan penggunaan metode dan angket partisipasi siswa. Analisis informasi yang diperoleh dari angket tersebut dapat dipakai untuk xliii
mengetahui adanya peningkatan proses atau kegiatan pembelajaran sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran biologi pada pokok bahasan Zat Adiktif dan Psikotropika. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup yang sekaligus menyediakan
alternatif
jawaban
beserta
alasan
mereka
mengemukakan
jawabannya. Responden/ siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang mencerminkan isi kajian teori. Konsep alat ukur ini berisi kisi-kisi angket. Konsep selanjutnya dijabarkan dalam variabel dan indikator yang disesuaikan dengan tujuan penilaian yang hendak dicapai, selanjutnya indikator ini digunakan sebagai pedoman dalam menyusun item-item angket. Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Responden atau siswa hanya dibenarkan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan dan memberikan alas an mereka memilih jawaban tersebut. Dengan melihat dan mempertimbangkan hasil observasi awal dan capaian prosentase awal dari angket penelitian yang diberikan pada subyek penelitian, maka dalam penelitian yang dilakukan ini dapat dikatakan berhasil atau tercapai tujuan yang diharapkan, apabila masing-masing indikator yang diukur sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Apabila dalam setiap variabel yang diukur untuk tiap-tiap indikatornya sudah dapat mencapai target yang ditentukan, maka penelitian dapat dikatakan berhasil dan tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya. Sebaliknya, jika masih ada beberapa indikator dari masingmasing variabel yang diukur belum memenuhi target capaian maka dilakukan tindakan berikutnya untuk mencapai target yang telah ditetapkan. 4. Kajian dokumen Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai arsip yang digunakan dalam proses pembelajaran, misalnya dalam penelitian ini adalah hasil diskusi kelompok pada setiap siklus, nilai ulangan siswa, buku ajar yang digunakan, rencana pembelajaran, silabus penelitian serta presensi siswa.
xliv
F. Validitas Data Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk menjaga validitas data dalam penelitian yaitu teknik triangulasi. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian adalah triangulasi metode. Triangulasi metode adalah penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya (Sutopo, 2002: 81). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui angket, wawancara dan observasi. Skema triangulasi dalam penelitian seperti pada gambar 6. Skema triangulasi metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Angket
Data
Observasi
Sumber Data
Wawancara Gambar 6.skema triangulasi Sumber H.B Sutopo (2002:81)
G. Analisis Data Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan sejak awal sampai berakhirnya kegiatan pengumpulan data. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Proses analisis data menurut Miles dan Huberman dalam Sutopo (2002:91-92) mencakup tiga komponen utama, yaitu : reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan.
xlv
1. Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas. 2. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus. 3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan bermakna. Pada analisis data peneliti memfokuskan pada keaktifan berkomunikasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung yang diambil dengan menggunakan angket partisipasi siswa dan lembar observasi siswa. Indikator partisipasi siswa meliputi : siswa fokus terhadap materi pelajaran, pandangan siswa saat kegiatan belajar mengajar, siswa tidak melamun saat pelajaran berlangsung, siswa selalu siap saat mengemukakan pendapat, keikutsertaan siswa dalam persiapan proses,dan kelanjutan belajar, usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran, serta kemandirian belajar siswa. Penyajian datanya dalam bentuk uraian singkat, tabel, dan grafik untuk memudahkan peneliti dalam menyajikan data. Berikut skema model interaktif dalam analisis data:
Pengumpulan data
Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan-kesimpulan: Penarikan/ Verifikasi
Gambar 7. Komponen-komponen Analisis data: Model Interaktif (Miles dan Huberman, 1992: 20)
xlvi
H. Prosedur Penelitian Prosedur dan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart
dalam
Zainal Aqib (2006: 22-23) yang berupa model spiral yaitu dalam satu siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Langkah-langkah operasional penelitian adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Berdasarkan hasil identifikasi masalah dari kegiatan observasi yang telah dilakukan
sebelumnya,
terencana alternatif
pemecahan
masalah
dengan
menerapkan metode pembelajaran TGT dengan menggunakan permainan Scrabble pada saat tahap games atau tournament untuk meningkatkan komunikasi partisipasi siswa dalam pembelajaran Biologi. Pada tahap ini dilakukan penyusunan skenario pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran TGT, termasuk penyusunan silabus, rencana pengajaran dan papan permainan Scrabble yang berisi tentang materi pelajaran. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian juga disiapkan seperti angket, lembar observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi. 2. Pelaksanaan Tindakan yang telah direncanakan diimplementasikan oleh guru dalam bentuk pembelajaran TGT dengan menggunakan scrabble. Pelaksanaan tindakan diwujudkan dalam langkah-langkah pembelajaran yang sistematis. Secara garis besar, pembelajaran diawali dengan penyajian materi oleh guru dengan menggunakan media realita atau sebenarnya meliputi contoh zat adiktif pada rokok dan obat-obatan terlarang. Setelah itu siswa diekolompokkan dalam 10 kelompok masing – masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Tiap – tiap kelompok telah mempersiapkan papan permainan scrabble seperti yang sudah dijelaskan. Pada tiap kelompok yang terdiri dari 4 orang, masing-masing siswa bermain secara bergantian untuk menyusun kata yang diperkuat atau diberi alasan. Permainan dilakukan selama 65 menit,siswa dengan poin tertinggi berhak mewakili kelompoknya ke babak berikutnya. Demikian seterusnya sampai ada
xlvii
satu tim yang memperoleh poin tertinggi. Tim dengan poin tertinggi berhak mendapat penghargaan baik dari guru maupun tim lainnya. Langkah – Langkah pelaksanaan pembelajaran metode TGT (Teams Games Tournaments) untuk waktu 200 menit dan 40 siswa dengan 10 kelompok yang terdiri dari 4 anggota yang bersifat heterogen Langkah-langkah dalam pembelajaran TGT tiap pertemuan yaitu: Pertemuan pertama untuk presentasi kelas, materi pelajaran di sampaikan melalui pengajaran secara langsung. Disini guru menyampaikan materi secara singkat dan menekankan pada apa yang akan di pelajari oleh siswa. Hal ini di lakukan untuk mendorong siswa supaya lebih siap belajar dalam mempelajari materi yang di pelajari. Presentasi kelas dalam TGT berbeda dengan pengajaran biasa karena dituntut adanya perhatian siswa yang lebih, karena apa yang akan di pelajarinya akan di terapkan dalam kuis dan skor kuis mereka akan membedakan skor kelompoknya. Pada fase ini dibatasi waktu 40 menit. Pertemuan kedua yaitu kegiatan kelompok yang berupa diskusi. Disini siswa harus aktif bertanya baik kepada teman sekelompok maupun kepada guru untuk materi yang belum jelas, karena bahan diskusi ini nantinya dijadikan bahan dalam permainan. Fase ini diberi waktu 15 menit. Kemudian dilanjutkan dengan permainan dan tournament, dimana pada penelitian ini menggunakan permainan scrabble yang di buat oleh siswa. Permainan diberi waktu 65 menit. Siswa dikelompokkan dalam 10 kelompok masing – masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Tiap – tiap kelompok telah mempersiapkan papan permainan scrabble seperti yang sudah dijelaskan. Kemudian saling menukarkan scrabble antar kelompok dan memainkannya. Pada tiap kelompok yang terdiri dari 4 orang , masing-masing siswa bermain secara bergantian untuk menyusun kata yang diperkuat atau diberi alasan. Permainan dilakukan selama 65 menit, siswa dengan poin tertinggi berhak mewakili kelompoknya ke babak berikutnya. Demikian seterusnya sampai ada satu tim yang memperoleh poin tertinggi. Tim dengan poin tertinggi berhak mendapat penghargaan baik dari guru maupun tim lainnya. Pertemuan ketiga adalah penskoran dari hasil diskusi kelompok dan permainan yang nantinya menentukan kemenangan tim dan penghargaan untuk xlviii
3. Observasi Observasi
dilakukan
peneliti
selama
berlangsungnya
proses
pembelajaran. Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran.
Fokus
observasi yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran TGT dilengkapi scrabble diamati dengan bantuan lembar observasi. Selain itu observasi juga dilakukan pada keterlaksanaan sintaks pembelajaran yang dilakukan. Sebagai data pendukung observasi adalah angket dan hasil wawancara terhadap guru dan murid serta kajian dokumen yang ada. Data yang diperoleh diinterpretasi guna mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang dilakukan. Alokasi waktu observasi dan indikator yang diobservasi dapat dilihat pada table 2. Tabel 2. Indikator dalam Observasi Partisipasi Siswa. No . 1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah siswa
Indikator Siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran Keberanian mengemukakan permasalahannya Berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran Kemandirian belajar siswa Jumlah
4.Refleksi Pada tahap ini, menganalisis proses dan dampak dari pelaksanaan tindakan. Hasil analisis berupa kelebihan, kelemahan, ataupun hambatan dalam pelaksanaan tindakan dijadikan penentu keberhasilan tindakan dan langkah yang akan diambil selanjutnya. Menurut Mulyasa (2005: 131) dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas jika seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif. Dari segi ketuntasan belajar, keberhasilan kelas dicapai jika 85% dari jumlah siswa telah mencapai KKM. Untuk mengukur xlix
keberhasilan tindakan, peneliti merumuskan indikator-indikator ketercapaiannya. Partisipasi siswa dalam pembelajaran meliputi siswa bersedia memperhatikan pelajaran (perhatian siswa) dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (siswa aktif). Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap pembelajaran biologi pada kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo diperoleh beberapa data awal diantaranya siswa bersedia untuk memperhatikan pelajaran (perhatian siswa) 20% dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (siswa aktif) 10 %. Oleh karena itu indikator keberhasilan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Tabel 3. Indikator Keberhasilan Tindakan Konsep Partisipasi mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. (Dimyati dan Mujiono.2002:26)
Aspek 1.Kesediaan memperhatikan (perhatian siswa) 2. Berpartisipasi atau keterlibatan siswa (siswa aktif)
Indikator
Awal 55%
Akhir 75%
0%
75%
b. Berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar
5,8%
75%
c.Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran
0%
75%
d.Kemandirian belajar siswa (Nana Sudjana. 1996: 21)
35%
75%
Siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran (Slameto. 1991: 80) a.Keberanian mengemukakan permasalahannya
Apabila dalam pelaksanaan tindakan pada siklus pertama indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilakukan siklus kedua. Siklus ketiga dilaksanakan apabila terdapat hal-hal yang kurang berhasil siklus kedua. Tahap antara siklus satu dan siklus berikutnya adalah sama yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Urutan masing-masing tahapan jalannya penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
l
Identifikasi masalah Tindak Lanjut
Mengungkap permasalahan siswa pada saat pembelajaran biologi
Alternatif pemecahan Penerapan metode TGT Menggunakan scrabble pada Tournament
Refleksi Penyempurnaan Kekurangan/Kelebihan
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan pembelajaran dengan metode TGT menggu nakan scrabble pada Tournament
Evaluasi Hasil Belajar melalui Tes Kognitif
Observasi Pengamatan proses pembelajaran
SIKLUS I Gambar 8. Skema prosedur penelitian
li
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Gondangrejo yang beralamat di Jalan Raya Solo-Purwodadi Km 12 Gondangrejo, Karanganyar. SMP Negeri 1 Gondangrejo memiliki akreditasi A. Sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 1 Gondangrejo cukup menunjang pembelajaran di sekolah tersebut. Seperti adanya perpustakaan dan laboratorium. Meskipun cukup menunjang tapi belum dapat dikatakan lengkap. Terlihat dari laboratorium IPA (Fisika, Kimia, Biologi) yang belum terpisah, jumlah komputer OHP maupun LCD yang masih terbatas. SMP Negeri 1 Gondangbrejo mempunyai program-program untuk meningkatkan mutu sekolah agar menjadi sekolah unggulan/sekolah favorit, salah satunya yaitu meningkatkan sarana prasarana sekolah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar seperti : memiliki laboratorium IPA (Fisika, Kimia, Biologi) yang terpisah, penambahan jumlah komputer secara bertahap, memiliki laboratorium multimedia yang lengkap, perpustakaan yang lebih lengkap, dll. SMP Negeri 1 Gondangbrejo terdiri dari 18 kelas yaitu kelas VII ada 6 kelas, untuk kelas VIII ada 6 kelas dan untuk kelas IX terdiri dari terdiri 6 kelas. Penelitian dilakukan di kelas VIII E yang memiliki jumlah siswa sebanyak 40 siswa dengan perincian 22 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Adapun daftar nama siswa kelas VIII E dapat di lihat dalam Lampiran. Ruang kelas VIII E terletak di depan kelas VIII C dan disamping perpustakaan SMP Negeri 1 Gondangbrejo. Ruang kelas VIII E berukuran 8 x 7 x 5 meter kubik dengan berlantaikan keramik berwarna putih. Ruang kelas tersebut memiliki 1 buah papan tulis yang menempel pada bagian dinding depan kelas. Keadaan kelas waktu mendapatkan materi pelajaran dari guru siswa cenderung diam saja dan tidak tertarik terhadap materi yang disampaikan oleh guru hal ini dapat terlihat saat guru memberi pertanyaan siswa hanya diam saja dan harus ditunjuk baru siswa mau menjawab jadi keterlibatan siswa sangat
lii
rendah siswa cenderung diam serta mendengarkan penjelasan dari guru. Ada beberapa siswa yang sibuk bermain sendiri tanpa memperhatikan pembelajaran jadi peneliti mengambil masalah yang dominan yaitu kurangnya pertisipasi siswa yang ada di kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo.
B.
Pra Siklus
Pada awal penelitian atau pra siklus dapat diketahui melalui kegiatan observasi pada proses pembelajaran di kelas khususnya kelas VIII E. Observasi dilakukan selama 3 kali pertemuan, masing-masing dua jam pelajaran (80 menit) di kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo tahun ajaran 2008/2009. Untuk mengetahui keadaan awal serta mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas tersebut selain dengan observasi, untuk memperkuat data hasil observasi juga dilakukan wawancara dan penyebaran angket kepada seluruh siswa. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, halhal yang diobservasi yaitu sikap siswa dan guru selama proses pembelajaran serta metode pembelajaran yang digunakan., untuk wawancara dilakukan terhadap sejumlah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo dan guru mata pelajaran Biologi kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo. Pembelajaran biologi di kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo berlangsung 2 kali pertemuan per minggu, yaitu pada hari senin pada jam ke-8 (40 menit), dan pada hari kamis jam ke 1 dan 2 (80 menit).Hasil observasi terhadap proses pembelajaran biologi di kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo menunjukkan bahwa dari 40 siswa hanya terdapat 12,5% siswa tampak melamun dan tidak fokus, 10% siswa bermain sendiri tanpa mempedulikan pelajaran, 55% siswa bicara sendiri dengan teman sehingga tidak memperhatikan pelajaran, usaha siswa untuk lebih mengetahui materi juga 0%, 23% siswa yang ikut serta dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar, 30% siswa melakukan kegiatan yang mengganggu proses pembelajaran, serta tidak ada siswa yang berani mengemukakan masalah yang bersangkutan dengan materi yang belum dipahami maka dapat dikatakan 0% sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. liii
. Keantusiasan siswa yang dimaksud adalah siswa memperhatikan penjelasan dari guru dengan baik, mencatat hal-hal penting yang dapat membantu pemahaman materi dan aktif dalam kegiatan tanya jawab dengan guru selama pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut dapat dikatakan bahwa secara garis besar partisipasi siswa masih rendah, hal ini dapat dilihat dari besarnya Persentase siswa yang tidak memperhatikan pelajaran dan siswa hanya melakukan kegiatan yang dapat mengganggu pelajaran yaitu bermain dan berbicara sendiri dengan teman sehingga tidak menunjukkan kegiatan yang bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung pasif dan tidak antusias dalam pembelajaran. Pembelajaran yang berlangsung kurang kondusif dikarenakan mereka baru saja selesai istirahat, sehingga cenderung masih ingin bermain-main ataupun lelah karena bermain-main yang terlalu berlebihan. Oleh karena itu mereka cenderung pasif saat pelajaran. Kepasifan siswa semakin tampak saat guru memberi kesempatan untuk bertanya, dan mengemukakan permasalahan yang berhubungan dengan materi pelajaran, tapi respon yang diberikan siswa sangat minim. Partisipasi siswa dapat dirangsang oleh guru dengan cara mengarahkan perhatian dan keterlibatan siswa pada kegiatan pembelajaran yaitu dengan mengajukan banyak pertanyaan kepada siswa yang berhubungan dengan kehidupan seharihari. Perhatian dan keterlibatan siswa pada mulanya sangat baik ditunjukkan dengan kemauan siswa menjawab semua pertanyaan dari guru baik itu secara serempak ataupun secara individu. Di tengah proses pembelajaran, siswa mulai enggan menjawab pertanyaan dari guru maupun mengemukakan masalahnya, siswa hanya mau menjawab bila ditunjuk oleh guru. Di akhir pembelajaran, hanya ada beberapa siswa yang menjawab pertanyaan dari guru, sebagian siswa lainnya tampak bosan dengan pembelajaran yang berlangsung dan tampak bermain-main sendiri atau berbicara dengan temannya sehingga perhatian dan keterlibatan siswa menjadi berkurang. Dengan berkurangnya perhatian dan keterlibatan siswa maka dapat menunjukkan bahwa partisipasi siswa masih rendah. Data Persentase partisipasi siswa selama observasi dapat dilihat pada tabel 4.
liv
Tabel 4. Persentase Hasil Observasi Prasiklus No
Indikator
Obser vasi I (%)
Obser vasi II (%)
1. 2. 3.
Siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran Keberanian mengemukakan permasalahan Berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran Kemandirian belajar siswa.
52,5 0 17,5 0 30
4. 5.
42,5 0 30
Obser vasi III (%) 70 0 22,5
Obser vasi IV (%) 55 0 23,3
0 42,5
0 32,5
0 35
Pada hasil observasi yang ditunjukkan oleh tabel 4 bahwa untuk indikator 1 yaitu siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran pada observasi petama sampai ketiga mengalami kenaikan, hal ini disebabkan guru sudah mulai memperhatikan murid yang duduk dibelakang dengan guru sering melempar pertanyaan. Untuk indikator 2 yaitu keberanian mengemukakan pendapat dari observasi awal sampai observasi ketiga tidak ada satu murid pun yang mau mngemukakan pendapatnya mungkin siswa merasa kurang percaya diri tetapi kebanyakan siswa tidak begitu jelas menerima pelajaran jadi guru selalu memberi pertanyaan dengan menunjuk siswa supaya menjawab. Untuk indikator ke 3 yaitu berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar pada observasi kedua mulai meningkat tetapi pada observasi ketiga mulai menurun hal ini disebabkan kurang ketertarikannya siswa terhadap materi sehingga siswa merasa bosan sehingga antusiasme siswa tidak ada. Untuk indikator yang keempat yaitu usaha dan kreativitas siswa dari observasi awal sampai observasi ketiga tidak ada sama sekali karena siswa cenderung kreativitas yang dibuat tidak berhubungan dengan materi sehingga dapat mengganggu pelajaran. Kemudian untuk indikator yang kelima juga mengalami kenaikan dan penurunan, hal ini mungkin disebabkan karena siswa belum belajar sebelumnya dan juga dapat dipengaruhi oleh tingkat kesulitan pada soal. Selain observasi, identifikasi masalah juga dilakukan dengan wawancara dengan siswa dan guru mengenai proses pembelajaran di kelas. Hasil wawancara dengan beberapa siswa, diketahui bahwa penyebab rendahnya partisipasi adalah
lv
rasa malu dan kurang percaya diri dan bosan terhadap materi yang telah disampaikan. Ada juga siswa yang takut mengemukakan permasalahan karena dianggap cari perhatian kepada guru. Selain itu, ada siswa yang memikirkan halhal lain diluar materi pelajaran. Siswa juga mengatakan bahwa merasa bosan dengan metode yang digunakn guru yang kurang melibatkan siswa sehingga perhatian siswa tidak menjadi rendah. Kurangnya partisipasi siswa selama proses pembelajaran menyebabkan guru kurang mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa sehingga akan berdampak pada kesulitan dalam siswa dalam memahami materi pelajaran. Wawancara lebih lanjut dilakukan terhadap guru yaitu mengenai metode pembelajaran yang digunakan. Dari hasil wawancara dari guru diketahui bahwa metode yang digunakan belum bervariasi. Pengajaran oleh guru terfokus untuk menghabiskan materi yang terlalu banyak tanpa memperhatikan kondisi siswa sehingga partisipasi siswa rendah. Sementara menurut penuturan siswa, penyampaian materi pelajaran oleh guru lebih banyak dengan ceramah diselingi dengan tanya jawab yang berakibat pelajaran menjadi kurang menarik. Hasil wawancara dengan guru dan siswa menunjukkan metode pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik sehingga perhatian dan keterlibatan siswa rendah. Setelah mengadakan observasi dan wawancara secara langsung terhadap proses pembelajaran di kelas serta dengan melihat hasil angket dari siswa maka dapat dikatakan bahwa partisipasi siswa masih rendah pada saat proses pembelajaran di kelas, oleh karena itu langkah selanjutnya adalah melakukan diskusi dengan guru Biologi tentang alternatif
tindakan untuk pemecahan
masalah yang ada di kelas. Hasil dari diskusi tersebut adalah digunakannya metode pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments) menggunakan Scrabble sebagai alternatif metode pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran Biologi. Metode TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Sistem permainan yang dipakai pada lvi
penelitian ini adalah Scrabble. Permainan tersebut mempunyai perbedaan dalam hal konsep permainan,yaitu bila dalam permainan Scrabble sesungguhnya adalah berlomba mendapatkan poin tertinggi, tetapi permainan Scrabble dalam penelitian ini adalah berlomba menguasai pengetahuan. Pemilihan permainan ini didasarkan atas hasil observasi dimana terlihat 30 % siswa terlihat melakukan kegiatan yang mengganggu kegiatan pembelajaran seperti sibuk bermain sendiri atau tidak mengikuti pelajaran karena merasa jenuh dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung, ada yang bermain pesawat dari kertas, ada yang menggambar tokoh-tokoh kartun tanpa memperdulikan guru, dan ada yang membuat gulungan kertas untuk melempari temannya. Permainan yang mereka lakukan tidak mendukung materi pelajaran sama sekali, oleh karena itu dalam penelitian ini dipilih permainan Scrabble yang menggabungkan antara gambar dan kotak-kotak perminan yang menarik dan tentu saja mendukung materi pembelajaran. Dengan adanya permainan diharapkan siswa akan tertarik dan tidak merasa bosan lagi dengan proses pembelajaran biologi yang dilakukan sebelumnya serta dapat berpartisipasi dalam belajar biologi. Selain itu dapat mengarahkan siswa dalam suasana kerja sama sehingga dapat meningkatkan keterlibatan siswa baik antar siswa maupun antar siswa dan guru. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Keterlibatan siswa dapat terlihat dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu tugas dan saat kegiatan diskusi kelompok terkait dengan konsep, fakta, atau menilai informasi yang berkaitan dengan pelajaran. Partisipasi siswa dapat terwadahi dalam kegiatan kerjasama dalam kelompok tersebut, baik pada saat diskusi maupun permainan berlangsung. Sehingga siswa lebih memperhatikan dan dapat terlibat langsung, dengan meningkatnya perhatian dan keterlibatan siswa maka partisipasi dapat meningkat. Penggunaan metode pembelajarn TGT menggunakan Scrabble ini diharapkan dapat meningkatkan perhatikan dan keterlibatan siswa secara langsung sehingga diharapkan partisipasi dapat meningkat pada saat proses pembelajaran biologi berlangsung. lvii
C. Siklus I 1. Perencanaan Tindakan Siklus I Siklus I dilakukan 3 kali pertemuan dengan menerapkan metode pembelajaran TGT menggunakan Scrabble. Proses pembelajaran yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa yang dimaksud adalah partisipasi siswa dalam pembelajaran yang meliputi perhatian siswa pada kegiatan pembelajaran, keberanian mengemukakan masalah, keikutsertaan siswa dalam pembelajaran, usaha dan kreativitas siswa serta kemandirian siswa. Pada tahap perencanaan dilakukan penyusunan segala keperluan untuk pelaksanaan tindakan, yang meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Silabus untuk materi pokok Zat Adiktif dan Psikotropika dengan menerapkan metode pembelajaran TGT menggunakan Scrabble. 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi Zat Adiktif dan Psikotropika sesuai
dengan
tahap-tahap
pelaksanaan
metode
pembelajaran
TGT
menggunakan Scrabble.Mempersiapkan media permainan Scrabble untuk materi Zat Adiktif dan Psikotropika. 3) Lembar observasi partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi. 4) Angket partisipasi siswa dalam pembelajaran. 5) Angket kepuasan metode TGT menggunakan Scrabble
2. Pelaksanaan Siklus I Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari semua perencanaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pada siklus I, strategi pembelajaran cooperative learning metode TGT menggunakan scrabble diterapkan untuk materi zat adiktif dan psikotropika dan dilakukan sebanyak 3 kali tatap muka selama (5 x 40) menit, dengan sub materi pengertian,jenis dan dampak dari zat adiktif dan psikotropika selama 3 x 40 menit. Pertemuan ke-2 dengan sub materi ciri-ciri, pencegahan dan manfaat dari zat adiktif dan psikotropika selama 3 x 40 menit.
lviii
Pada pelaksanaan tindakan I, Pada awal kegiatan yang dilakukan guru di kelas adalah memberikan pengarahan pelaksanaan pembelajaran cooperative metode TGT (Teams Games tournamen) menggunakan scrabble. Pembelajaran diawali dengan pemberian apersepsi dan motivasi oleh guru untuk mengantarkan siswa pada materi pembelajaran.. Pada saat pembelajaran peran guru sebagai pemberi informasi dikurangi dan hanya berfungsi sebagai fasilitator, sedangkan siswa sebagai subjek yang belajar secara aktif dalam menemukan suatu konsep. Pembelajaran dilakukan dalam empat tahapan, yaitu presentasi guru, diskusi kelompok, turnament, dan penghargaan .Lembar kerja siswa digunakan untuk membantu siswa memahami tugas yang akan dilaksanakan. Sebelum guru melaksanakan presentasi maka guru membagi kelompok dalam membuat papan scrabble dan turnamen yaitu setiap kelompok terdiri dari 4 orang kemudian guru mengarahkan cara bermain dengan menggunakan scrabble. Setelah itu guru melakukan presentasi dengan diawali dengan pemberian apersepsi dan motivasi oleh guru untuk mengantarkan siswa pada materi pembelajaran. Penyajian materi oleh guru disampaikan dengan presentasi dari guru yang dilengkapi dengan contoh-contoh gambar yang berkaitan dengan meteri tersebut, siswa dipancing untuk lebih perhatian sehingga siswa selalu diberi pertanyaan agar siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru, dengan adanya jawaban dari siswa maka siswa dapat terlibat dan berpartisipasi secara langsung. Pada pertemuan kedua guru mengulang sedikit pokok materi yang telah dipresentasikan pada pertemuan sebelumnya, setelah itu siswa diberi suatu masalah yang berkaitan dengan materi sehingga dapat digunakan sebagai bahan diskusi. Kemudian siswa melakukan turnament atau permainan scrabble yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan poin tertinggi dengan cara setiap siswa dapat menyusun kata yang disertai dengan pernyataan yang sesuai dengan materi sehingga siswa mendapat poin dan poin yang terkumpul paling banyak maka siswa tersebut dapat mewakili kelompoknya untuk bermain dalam babak final dan apabila siswa tersebut dapat menang dengan poin yang tertinggi maka dia akan keluar menjadi pemenang dan berhak mendapat penghargaan dari guru lix
dengan adanya permainan scrabble tersebut maka keterlibatan siswa dapat terlihat dalam pembelajaran biologi. Pada pertemuan ketiga guru memberikan penghargaan dan guru mengulang lagi materi yang telah diberikan. Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum dipahami berkenaan dengan materi yang telah dipelajari. lalu guru membuat suatu lembar kerja siswa untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan siklus satu.
3. Observasi Siklus I Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan terhadap partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi dan keterlaksanaan sintaks pembelajaran cooperative metode TGT menggunakan scrabble. Observasi dan evaluasi pada siklus I dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi partisipasi siswa, angket partisipasi siswa, serta angket kepuasan siswa terhadap penggunaan metode TGT Berdasarkan observasi yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut: a. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus I Data observasi partisipasi siswa pada pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat disajikan pada tabel 5. Skor pada observasi partisipasi siswa mempunyai rentang antara 67,5%-75%. Persentase partisipasi siswa yang tertinggi adalah pada berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar. Persentase terendah terdapat pada item nomor 2 atau indikator ke 2, yaitu keberanian mengemukakan permasalahan. Persentase dari item tersebut hanya 67,5%, berarti keberanian siswa dalam mengemukakan masalah masih rendah. Siswa enggan menyumbangkan pendapat atau mengeluarkan masalah karena takut salah dan kurang rasa percaya diri. Siswa berpartisipasi (ikut serta)dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar di siklus I ini lebih baik dari sebelumya karena adanya tugas untuk membuat dan belajar dengan bermain scrabble merupakan hal baru bagi siswa. Siswa lebih aktif bertanya agar tidak terjadi kesalahan dalam bermain. Keinginan untuk menjawab pertanyaan dan selalu siap apabila disuruh menjawab oleh guru pun relatif lebih tinggi. lx
Keberanian siswa mengemukakan permasalahan pun sedikit meningkat. Keikutsertaan siswa dalam kegiatan, usaha dan kreativitas siswa serta kemandirian belajar siswa relatif menjadi meningkat. Dari hasil observasi secara umum partisipasi siswa di siklus I lebih baik dari sebelumnya, walaupun indikator 1 dan indikator 2 persentasenya masih di bawah target, yaitu hanya 70% dan 67,5%. Indikator kelima yang mencakup kemandirian belajar siswa memperoleh nilai terbaik yaitu 75% dan sudah mencapai target. Pembelajaran kooperatif metode TGT menggunakan scrabble membuat siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Metode yang dipilih guru membuat siswa berusaha untuk menemukan suatu kata yang disertai dengan pernyataan yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dan ikut serta dalam pembelajaran dan juga menimbulkan pembelajaran yang menyenangkan atau tidak membosankan. Tabel 5. Jumlah Jawaban Ya untuk Setiap Indikator pada Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus I Persentase NO Indikator Target capaian capaian 1 Siswa memperhatikan kegiatan 70% 75% pembelajaran 2 Keberanian mengemukakan 67,5% 70% permasalahannya. 3 Berpartisipasi(ikut serta) dalam 72,5% 70% kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar 4 Usaha dan kreativitas siswa dalam 72,5% 70% pembelajaran 5 Kemandirian belajar siswa 75% 70% Jumlah 357,5% Rata-rata 71,5% b. Hasil Angket Partisipasi Siswa Angket partisipasi siswa pada siklus I digunakan untuk mengetahui partisipasi siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Gondangrejo setelah menggunakan pembelajaran kooperatif metode TGT dengan Scrabble. Hasil angket partisipasi siswa untuk setiap indikator seperti pada tabel 6.
lxi
Persentase setiap indikator partisipasi yang didapat dari angket mempunyai rentang antara 71,25%-82,5% dengan rata-rata kelas sebesar 75,81% Hasil angket ini lebih tinggi daripada hasil observasi yang hanya mencapai 71,5%. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 6, indikator yang memperoleh nilai tertinggi adalah indikator kelima yaitu kemandirian belajar siswa yang mencapai 82,5%. Metode pembelajaran yang berbeda mempengaruhi siswa untuk mau mengikuti dan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan baik. Perhatian dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran juga menjadi naik. Tabel 6. Persentase setiap Indikator pada Angket Partisipasi Siswa Siklus I Persentase NO Indikator capaian Target capaian indikator 1 Siswa memperhatikan kegiatan 72,18% 75% pembelajaran 2 Keberanian mengemukakan 71,25% 70% permasalahannya. 3 Berpartisipasi(ikut serta) dalam 73,13% 70% kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar 4 Usaha dan kreativitas siswa dalam 80% 70% pembelajaran 5 Kemandirian belajar siswa 82,5% 70% Jumlah 379,06% Rata-rata 75,81% c. Hasil Angket Kepuasan Penggunaan Metode TGT (Teams Games Tournament) Angket kepuasan siswa terhadap penggunaan metode TGT (Teams Games Tournament) diisi siswa bersamaan dengan pengisian angket partisipasi yaitu pada pertemuan ketiga. Hasil angket kepuasan penggunaan Metode TGT (Teams Games Tournament) dapat dilihat pada tabel 7.
lxii
Tabel 7. Prsentase setiap indikator pada Angket Kepuasan Penggunaan Metode TGT (Teams Games Tournament) No Indikator Persentase (%) 1 Senang 88.75 2 Tidak bosan 86.25 3 Cocok/sesuai 86.25 4 Tugas ringan 79.375 5 Motivasi belajar bertambah 92.5 6 Mampu berpikir iritis 89 7 Berani berpendapat 89.5 8 Kerjasama 90 9 Terampil berbicara 89.375 10 Saling menghormati 90 11 Waktu 77.5 12 Cepat paham 86.25 13 Penguasaan konsep meningkat 88.125 Jumlah 1132.89 Rata-rata 87,15 Kepuasan siswa terhadap penggunaan pembelajaran berbasis lingkungan memiliki kisaran nilai 77,5%-92,5% dengan rata-rata sebesar 87,15%. Hasil angket ini menunjukkan bahwa siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament) menggunakan scrabble. Persentase tertinggi terdapat pada indikator ke 5, yaitu motivasi belajar bertambah. Siswa menjadi lebih tertarik dengan pembelajaran biologi dengan menggunakan metode tersebut. Indikator ke 8 dan ke 10 yaitu kerjasama dan saling menghormati dalam penerapan pembelajaran TGT menggunakan scrabble juga tinggi yaitu mencapai 90%, siswa lebih berpartisipasi dalam pembelajaran biologi dengan metode TGT menggunakan scrabble akan lebih menarik dan siswa lebih dapat memahami materi yang dipelajari dengan cepat. Harapan siswa akan pembelajaran kooperatif metode TGT menggunakan scrabble cukup memuaskan yaitu mencapai 75%. Berdasarkan persentase rata-rata kelas pada siklus I maka dapat diketahui bahwa siswa dapat menerima penerapan penbelajaran kooperatif metode TGT menggunakan scrabble dalam pembelajaran Biologi. Respon yang positif terlihat dari meningkatnya partisipasi siswa dalam pembelajaran. Walaupun
lxiii
merupakan hal baru bagi siswa namun siswa tetap berusaha menjalankan tugasnya dengan baik. 4. Refleksi Tindakan Pada Siklus I Tindakan berupa penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT menggunakan scrabble difokuskan pada peningkatan Partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata persentase indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran sebesar 70% yang dapat dilihat pada tabel 5. Hasil observasi pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan prasiklus. Berdasarkan observasi siswa pada siklus 1 ini setiap indikator mengalami peningkatan yaitu indikator siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran meningkat menjadi 70%, indikator keberanian mengemukakan permasalahannya meningkat menjadi 67,5%, indikator berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar meningkat menjadi 72,5%, indikator usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran meningkat menjadi 72,5%, dan indikator kemandirian belajar siswa meningkat menjadi 75%. Persentase indikator pada siklus I menunjukkan telah mencapai target yaitu untuk indikator berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar, usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran, dan kemandirian belajar siswa. Sementara untuk indikator mengarahkan perhatian pada kegiatan pembelajaran dan dalam keberanian mengemukakan permasalahannya hasilnya masih belum dapat mencapai target. Frekuensi siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran paling tinggi adalah saat kegiatan presentasi dari guru. Hal ini dikarenakan siswa merasa senang dapat menanyakan hal-hal yang belum diketahui kepada guru. Sementara frekuensi siswa dalam mengemukakan permasalahannya paling tinggi adalah saat kegiatan diskusi kelompok karena bisa bertanya kepada temannya sendiri apabila mengalami kesulitan. berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar paling sering adalah saat kegiatan kerja kelompok dan permainan. Hal ini disebabkan siswa dituntut aktif untuk menyusun setiap kata yang disertai pernyataan sehingga dapat menjadi tim pemenang. Untuk usaha dan lxiv
kreativitas siswa dalam pembelajaran dapat ditunjukkan pada hasil pembuatan scrabble yang dibuat oleh masing-masing kelompok. Demikian juga dengan kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada waktu permainan scrabble. Hasil frekuensi indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran mengindikasikan bahwa aspek kegiatan pembelajaran kooperatif metode TGT menggunakan scrabble pada siklus I yang paling banyak berpengaruh terhadap peningkatan indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran adalah kerja kelompok. Berdasarkan hasil observasi dan angket partisipasi siswa bahwa semua indikator meningkat, tetapi indikator yang meningkat berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, hasil indikator yang menunjukkan persentase paling tinggi adalah indikator kelima yaitu kemandirian belajar siswa yang dapat dilihat pada saat siswa mengerjakan soal pada akhir siklus, hal ini disebabkan siswa mampu menjawab pertanyaan dari soal-soal tersebut tanpa bantuan atau mencontoh dari temannya karena semua siswa sudah paham dan jelas tentang materi yang telah disampaikan oleh guru. Sedangkan persentase terendah pada indikator kedua yaitu dalam keberanian mengemukakan permasalahan, hasil ini menunjukkan
partisipasi
siswa
dalam
keberanian
mengemukakan
permasalahannya pembelajaran masih tergolong rendah. Masih sedikitnya siswa yang berani mengemukakan permasalahannya dapat dipengaruhi oleh sikap guru selama proses pembelajaran. Guru kurang mampu bersikap hangat dan demokratis, sehingga proses pembelajaran yang berlangsung cenderung kaku dan membosankan. Persentase untuk indikator 1 yaitu siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran sudah meningkat dan mencapai target. Hal ini guru sudah banyak melibatkan siswa karena guru sudah menyajikan materi dengan menggunakan gambar-gambar yang bersangkutan dengan materi sehingga siswa lebih tertarik untuk mengetahui tentang materi yang dijelaskan oleh guru dan dengan adanya ketertarikan siswa maka perhatian siswa dalam pembelajaran akan meningkat. Untuk persentase indikator yang ketiga juga mengalami peningkatan yang yang cukup tinggi, untuk indikator ketiga yaitu berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar dapat dilihat dari siswa membuat papan lxv
scrabble sampai siswa mendapat penghargaan, dengan metode TGT menggunakan scrabble ini sangat melibatkan siswa karena siswa diharuskan membuat papan scrabble, bermain yang mengharuskan siswa dapat menyusun kata-kata yang disertai dengan pernyataan dan siswa mempunyai tanggung jawab terhadap kemenangan kelompoknya, kelompok yang menang akan diberi penghargaan dari guru. Persentase untuk indikator yang keempat yaitu usaha dan kreativitas siswa juga mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari pembuatan papan scrabble yang telah dihasilkan oleh masing-masing kelompok. Dengan siswa membuat papan scrabble tersebut berarti suswa sudah berpartisipasi langsung dalam membuat tersebut walaupun hasilnya bervariasi tetapi dengan adanya variasi dalam pembuatan scrabble tersebut maka usaha dan kreativitas siswa dapat dilihat secara jelas. Dalam indikator ini persentase cukup tinggi karena yang pada awalnya siswa hanya sibuk sendiri dan membuat permainan yang tidak bermanfaat, pada metode TGT dengan scrabble ini siswa diharuskan membuat papan scrabble yang akan digunakan dalam permainan. Terkait dengan item angket yang persentase jawaban positifnya masih kurang dari 70%, dapat dianalisis alasan jawaban siswa untuk mengetahui penyebab persentase item tersebut kurang dari 50%. Item soal yang dimaksud terkait dengan indikator keberanian mengemukakan permasalahan dalam pembelajaran. Melalui beberapa alasan yang dituliskan siswa, diketahui bahwa siswa tidak berani mengemukakan pendapat saat guru menyampaikan pelajaran karena siswa takut salah, malu, menghormati guru, dan tidak bisa. Berdasarkan paparan data di atas, dapat diketahui beberapa hal yang merupakan temuan dalam proses pembelajaran yang diakibatkan adanya tindakan berupa penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT menggunakan scrabble. Berdasarkan hasil observasi partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat diketahui bahwa penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT menggunakan scrabble dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi. Peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran terlihat dari meningkatnya perhatian siswa, keterlibatan
siswa
dalam
pembelajaran, lxvi
keberanian
mengemukakan
pepermasalahan, usaha dan kreativitas juga meningkat serta kemandirian belajar siswa meningkat. Berdasarkan data pendukung yaitu angket partisipasi, perfomance guru, kepuasan metode, dan tes kognitif pada pembelajaran kooperatif metode TGT menggunakan scrabble diketahui bahwa guru berusaha menerapkan langkah-langkah sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat tetapi masih kesulitan mengefektifkan waktu pembelajaran sehingga terdapat langkah pembelajaran yang tidak terlaksana dengan baik. Beberapa kendala yang dihadapi selama pelaksanaan tindakan pada siklus I yaitu: a. Waktu pembelajaran kurang bisa dikelola dengan baik oleh guru sehingga terdapat langkah-langkah pembelajaran yang berjalan kurang maksimal b. Siswa masih kesulitan memahami tugas yang diberikan oleh guru sehingga dalam penerapan dengan metode tersebut kurang optimal dan diskusi dalam kelompok kurang berjalan dengan baik. c. Peran serta siswa dalam kegiatan diskusi dan permainan masih kurang efektif, karena siswa masih belum memahami permainan tersebut. d. Pada kegiatan presentasi oleh guru khususnya saat menyajikan materi dengan charta kurang menarik sehingga perhatian siswa sangat kurang. e. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran saat kerja kelompok belum optimal karena dijumpainya siswa yang tidak mau bekerja, acuh, mengantuk, dan bermalas-malasan. f. Pada kesempatan bertanya dan berpendapat yang diberikan guru kepada siswa, tidak ada siswa yang berani berpendapat maka guru harus guru harus menciptakan suasana menjadi lebih akrab dan hangat. Berdasar hasil observasi partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi, peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi telah ditunjukkan pada siklus I, tetapi belum sepenuhnya indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran mencapai persentase target yang ditentukan. Dalam rangka mencapai persentase capaian target, maka dilakukan tindakan untuk siklus berikutnya. Dengan melihat berbagai kendala yang dihadapi pada siklus I, maka dilakukan upaya perbaikan pelaksanaan lxvii
tindakan pada siklus II yang diharapkan dapat meningkatkan indikator partisipasi dalam pembelajaran agar mencapai persentase target.
D. Siklus II 1. Perencanaan Tindakan pada Siklus I I Pelaksanaan pembelajaran di siklus II masih menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT menggunakan scrabble. Materi yang dipelajari adalah tentang Zat Adiktif dan Psikotropika. Kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak 3 kali tatap muka (5 jam pelajaran). Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II menggunakan instrumen penelitian yang sama dengan instrumen penelitian yang digunakan pada siklus I. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa peran serta siswa dalam pembelajaran mulai meningkat, namun beberapa aspek di dalamnya belum mencapai target. Pada perencanaan tindakan siklus II terdapat beberapa perbaikan yang akan dilakukan agar proses pembelajaran lebih optimal, siswa lebih berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan lebih memaksimalkan perannya dalam observasi, diskusi serta dapat menampilkan suatu presentasi yang menarik sehingga partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat meningkat sesuai target. Perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II antara lain: a. Waktu pembelajaran kurang bisa dikelola dengan baik oleh guru sehingga terdapat langkah-langkah pembelajaran yang berjalan kurang maksimal maka diperlukan adanya pembatasan waktu untuk setiap langkah pembelajaran yaitu kegiatan presentasi, diskusi kelompok, turnament, dan penghargaan. b.Siswa masih kesulitan memahami tugas yang diberikan oleh guru sehingga dalam penerapan dengan metode tersebut kurang optimal dan diskusi dalam kelompok kurang berjalan dengan baik sehingga guru harus menjelaskan kembali cara bermain dengan menggunakan scrabble sehingga siswa dapat paham semua. c. Peran serta siswa dalam kegiatan diskusi dan permainan masih kurang efektif, karena siswa masih
belum memahami permainan tersebut sehingga guru
lxviii
harus menjelaskan kembali cara bermain dengan menggunakan scrabble sehingga siswa dapat paham semua. d.Pada kegiatan presentasi oleh guru khususnya saat menyajikan materi dengan charta kurang menarik sehingga perhatian siswa sangat kurang sehingga tampilan pada presentasi dibuat lebih menarik dengan ditambah bentuk asli yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. e. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran saat kerja kelompok belum optimal karena dijumpainya siswa yang tidak mau bekerja, acuh, mengantuk, dan bermalas-malasan disebabkan ada siswa yang belum paham tentang metode tersebut sehingga guru harus mengulang kembali cara bermain dengan menggunakan scrabble sehingga siswa dapat paham semua dan siswa tidak acuh lagi dan keterlibatan siswa dapat lebih muncul.dalam berlangsungnya proses pembelajaran. f. Pada kesempatan bertanya dan berpendapat yang diberikan guru kepada siswa, tidak ada siswa yang berani berpendapat maka guru harus guru harus menciptakan suasana menjadi lebih akrab dan hangat, sehingga siswa merasa nyaman dan tidak tegang serta adanya penghargaan atau reward terhadap siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran seperti menjawab pertanyaan dan mengemukakan permasalahan.
2. Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II Pembelajaran pada siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil refleksi kegiatan pembelajaran pada siklus I sehingga pelaksanaan tindakan pada siklus II tidak jauh beda dengan tindakan pada siklus I. Pertemuan pertama dimulai dengan presensi dari guru, disini siswa dijelaskan lagi tentang zat adiktif dan psikotropika pada sub materi
tentang
dampak/akibat, penyalahgunaan dan manfaat zat adiktif dan psikotropka. Pada tahap presentasi ini dilakukan selama 40 menit. Penyajian materi oleh guru disampaikan dengan presentasi dari guru yang dilengkapi dengan contoh-contoh gambar yang berkaitan dengan meteri tersebut, siswa dipancing untuk lebih perhatian sehingga siswa selalu diberi pertanyaan agar siswa menjawab lxix
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru, dengan adanya jawaban dari siswa maka siswa dapat terlibat dan berpartisipasi secara langsung. Pada pertemuan kedua guru mengulang sedikit sub pokok materi yang telah dipresentasikan pada pertemuan sebelumnya, setelah itu siswa diberi suatu masalah yang berkaitan dengan materi sehingga dapat digunakan sebagai bahan diskusi. Kemudian siswa melakukan turnament atau permainan scrabble yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan poin tertinggi dengan cara setiap siswa dapat menyusun kata yang disertai dengan pernyataan yang sesuai dengan materi sehingga siswa mendapat poin dan poin yang terkumpul paling banyak maka siswa tersebut dapat mewakili kelompoknya untuk bermain dalam babak final dan apabila siswa tersebut dapat menang dengan poin yang tertinggi maka dia akan keluar menjadi pemenang dan berhak mendapat penghargaan dari guru dengan adanya permainan scrabble tersebut maka keterlibatan siswa dapat terlihat dalam pembelajaran biologi. Pada pertemuan ketiga guru memberikan penghargaan dan guru mengulang lagi materi yang telah diberikan. Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum dipahami berkenaan dengan materi yang telah dipelajari lalu guru membuat suatu lembar kerja siswa untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan siklus dua. Pada akhir pertemuan ini juga akan dilaksanakan evaluasi dan pengisian angket. Untuk siklus dua ini pelaksanaannya hampir sama dengan siklus satu hanya saja disini waktu sangat diperhatikan sehingga hasilnya akan lebih maksimal dan partisipasi siswa dapat lebih terlihat.
3. Observasi dan Evaluasi Tindakan pada Siklus II a. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus II Pada siklus II perhatian siswa pada proses pembelajaran lebih baik. Hal ini ditunjukkan bahwa hasilnya naik menjadi 76,13% bahkan melampaui target, disini perhatian siswa lebih terfokus karena pada presentasi guru menampilkan materi yang lebih menarik sehingga siswa tidak merasa bosan. Siswa tidak hanya perhatian pada saat presentasi tetapi juga pada saat diskusi yang dilaksanakan. lxx
Setelah presentasi yaitu siswa lebih banyak bertanya kepada temannya sendiri atau kepada guru apabila mengalami kesulitan. Saat guru memberikan pertanyaan pun siswa juga sangat antusias dalam menjawab. Pada saat diskusi hampir semua ikut terlibat, terlihat adanya pembagian kerja yang baik antar anggota kelompok. Setiap siswa juga berusaha memberikan gagasan untuk memecahkan soal yang ada, tidak ada lagi siswa yang sibuk sendiri. Hal ini ditunjukkan siswa dengan siswa banyak yang mengemukakan pendapatnya tentang masalah yang diberikan oleh guru yaitu mencapai 75%. Disini siswa sangat antusias bertanya tentang masalah yang sedang dihadapi dan berusaha menjawab semua pertanyaan dari guru maupun dari temannya. Pada proses pembelalajaran ini siswa juga terlihat lebih berpartisipasi didalamnya yaitu ditunjukkan siswa pada persiapan, proses, dan kelanjuan belajar. Hal ini ditunjukkan dari usaha dan kreativitas siswa yaitu setiap kelompok membuat papan scrabble yang dugunakan untuk bermain, dan papan ini akan dapat dilihat hasilnya saat siswa berturnament dan dapat dilihat bahwa siswa sudah berusaha dengan semaksimal mungkin yaitu hasil pembuatan scrabble setiap kelompok sangat bagus dan pada tournament ini siswa sangat terlibat yaitu setiap siswa dapat menyusun kata yang disertai pernyataan bahkan pada siklus dua ini keikutsertaan siswa meningkat yaitu 77,5% serta usaha dan kreativitasnya pun meningkat menjadi sebesar 75%. Dengan adanya permainan ini materi yang telah disampaikan guru waktu presentasi lebih dapat dipahami dan hasil belajar pun lebih meningkat, disini siswa diberi soal oleh guru dan dapat dilihat kemandirian siswa sangat terjaga dengan baik, karena disini siswa menganggap soal yang diberikan guru terlalu mudah karena soal yang diberikan guru sudah dipelajari sehingga kemandirian siswa pun meningkat sebesar 77,5%.Hasil observasi partisipasi siswa tiap indikator disajikan dalam tabel 8.
lxxi
Tabel 8. Jumlah Jawaban Ya untuk Setiap Indikator pada Observasi Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus II Persentase Target NO Indikator capaian indikator capaian 1 Siswa memperhatikan kegiatan 77,5% 75% pembelajaran 2 Keberanian mengemukakan 75% 70% permasalahannya. 3 Berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan 77,5% 70% persiapan, proses, dan kelanjutan belajar 4 Usaha dan kreativitas siswa dalam 75% 70% pembelajaran 5 Kemandirian belajar siswa 77,5% 70% Jumlah 380,63% Rata-rata 76,13% Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa kelima indikator yang diteliti sudah mencapai target yaitu 75%. Persentase terendah ditempati oleh indikator 2, yaitu keberanian mengemukakan pendapat sebesar 75%. Perhatian siswa cukup tinggi yaitu mencapai 77,5%. Untuk berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar mencapai 77,5%, untuk usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran mencapai 75% serta kemandirian belajar siswa yaitu meningkat menjadi 77,5%.
b. Hasil Angket Partisipasi Siswa Angket partisipasi siswa pada siklus II digunakan untuk mengetahui informasi mengenai partisipasi siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Gondangrejo setelah menggunakan metode TGT menggunakan scrabble. Hasil angket partisipasi siswa untuk setiap indikator seperti pada tabel 9.
lxxii
Tabel 9. Persentase setiap Indikator pada Angket Partisipasi Siswa Siklus II Persentase Target NO Indikator capaian indikator capaian 1 Siswa memperhatikan kegiatan 81,39% 75% pembelajaran 2 Keberanian mengemukakan 81,25% 70% permasalahannya. 3 Berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan 82,5% 70% persiapan, proses, dan kelanjutan belajar 4 Usaha dan kreativitas siswa dalam 82,5% 70% pembelajaran 5 Kemandirian belajar siswa 83,75% 70% Jumlah 411,39% Rata-rata 82,28% Berdasarkan pada tabel 9. dapat diketahui bahwa partisipasi siswa dalam pembelajaran siklus II berkisar antara 81,39% - 83,75%, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 82,28%. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase indikator partisipasi siswa mengalami peningkatan sebesar 6,47% dari siklus I.
c. Hasil Angket Kepuasan Penggunaan Metode TGT (Teams Games Tournament) Angket kepuasan penggunaan metode TGT (Teams Games Tournament) diisi siswa bersamaan dengan pengisian angket partisipasi yaitu pada pertemuan ketiga pada siklus II. Hasil angket kepuasan penggunaan Metode TGT (Teams Games Tournament) disajikan dalam tabel 10. Hasil angket kepuasan penggunaan metode TGT (Teams Games Tournament) pada siklus II memiliki rentang nilai antara 79.38%-92.5% dengan rata-rata kelas sebesar 88,08%. Ini berarti bahwa pada siklus II siswa memberikan tanggapan yang lebih baik lagi terhadap penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament) menggunakan scrabble. Siswa memberikan tanggapan dengan melaksanakan pembelajaran sebaik-baiknya. Konsep-konsep didalam materi pelajaran lebih dapat dipahami karena siswa mengetahui banyak arti tentang semua kata yang ada dalam materi tersebut.
lxxiii
Tabel 10. Persentase setiap indikator pada Angket Kepuasan Penggunaan Metode TGT (Teams Games Tournament) No Indikator Persentase (%) 1 Senang 89.58 2 Tidak bosan 86.25 3 Cocok/sesuai 88.75 4 Tugas ringan 85 5 Motivasi belajar bertambah 92.5 6 Mampu berpikir iritis 89 7 Berani berpendapat 88.5 8 Kerjasama 90.5 9 Terampil berbicara 89.38 10 Saling menghormati 90 11 Waktu 79.38 12 Cepat paham 88.13 13 Penguasaan konsep meningkat 88.13 Jumlah 1145.1 Rata-rata 88.08 4. Refleksi Tindakan pada Siklus II Hasil observasi menunjukkan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan rata-rata presentase indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi sebesar 77,5% yang dapat dilihat pada tabel 8. Hasil observasi siklus II menunjukkan adanya peningkatan rata-rata sebesar 4,63% dibandingkan dengan siklus I. Secara keseluruhan persentase tiap indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil observasi pada siklus I menunjukkan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan masing-masing indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II, indikator siswa memperhatikan kegiatan
pembelajaran
mengemukakan
meningkat
permasalahannya
sebesar meningkat
7,5%,
indikator
sebesar
7,5%,
keberanian indikator
berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar meningkat sebesar 5%, indikator usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran meningkat sebesar 2,5%, dan indikator kemandirian belajar siswa meningkat sebesar 2,5%. Persentase capaian untuk semua indikator pada siklus II telah mencapai target yang ditentukan.
lxxiv
Tabel 8 menunjukkan siswa perhatian pada kegiatan pembelajaran paling sering adalah saat kegiatan presentasi. Bila dibandingkan dengan siklus I, frekuensi indikator siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran meningkat sebesar 77,5%. Hal ini dikarenakan siswa merasa senang dapat menanyakan halhal yang belum diketahui kepada guru. Sementara frekuensi siswa dalam mengemukakan permasalahannya juga meningkat menjadi 75% adalah saat kegiatan diskusi kelompok karena bisa bertanya kepada temannya sendiri apabila mengalami kesulitan Frekuensi Berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar paling sering adalah saat kegiatan kerja kelompok dan permainan yaitu meningkat tajam menjadi 77,5% adalah saat kegiatan tatap muka dengan guru, diskusi, dan permainan. Hal ini disebabkan siswa dituntut aktif untuk menyusun setiap kata yang disertai pernyataan sehingga dapat menjadi tim pemenang. Frekuensi indikator Untuk usaha dan kreativitas siswa juga meningkat menjadi 75% pada siklus II dalam pembelajaran ini dapat ditunjukkan pada hasil pembuatan scrabble yang dibuat oleh masing-masing kelompok. Hal ini di tunjukkan semakin bervariasinya scrabble tersebut , Demikian juga dengan kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada waktu permainan scrabble maka pada siklus II ini presentasenya juga meningkat menjadi 77,5%. Hasil frekuensi indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran mengindikasikan bahwa aspek kegiatan pembelajaran kooperatif metode TGT menggunakan scrabble pada siklus II yang paling banyak berpengaruh terhadap peningkatan indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran adalah kerja kelompok. Berdasarkan hasil observasi dan angket partisipasi siswa pada siklus II ini bahwa setiap indikator persentasenya lebih meningkat dan sudah mencapai target capaian bahkan ada yang melampaui target. Untuk indikator 1 yaitu siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran pada observasi mencapai 75% dan angket 81,39% jadi persentase untuk indikator 1 sudah melampaui
target, hal ini
disebabkan saat presentasi guru lebih jelas dan penjelasan dengan menggunakan gambar maka siswa akan labih perhatian pada pembelajaran karena siswa ingin
lxxv
tahu tentang hal-hal yang dijelaskan guru dari gambar-gambar yang digunakan oleh guru. Pada indikator kedua hasil observasi 75% dan angket 81,5%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kedua ini sudah mencapai target walaupun persentasenya paling rendah dibandingkan dengan indikator yang lainnya, pada siklus II indikator ini sudah meningkat tajam karena pada siklus I disebabkan oleh guru yang kurang demokratis dan hangat terhadap siswa maka pada siklus II ini guru mulai bersikap hangat dan demokratis, sehingga proses pembelajaran yang berlangsung cenderung tidak kaku dan santai sehingga semua siswa merasa tidak takut dan lebih percaya diri dalam mengemukakan permasalahannya sehingga keberanian mengemukakan permasalahan menjadi meningkat. Persentase indikator yang ketiga juga mengalami peningkatan yang yang cukup tinggi, untuk indikator ketiga yaitu berpartisipasi(ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar dapat dilihat dari siswa membuat papan scrabble sampai siswa mendapat penghargaan, dengan metode TGT menggunakan scrabble ini sangat melibatkan siswa karena siswa diharuskan membuat papan scrabble, bermain yang mengharuskan siswa dapat menyusun kata-kata yang disertai dengan pernyataan dan siswa mempunyai tanggung jawab terhadap kemenangan kelompoknya, kelompok yang menang akan diberi penghargaan dari guru. Persentase untuk indikator yang keempat yaitu usaha dan kreativitas siswa juga mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari pembuatan papan scrabble yang telah dihasilkan oleh masing-masing kelompok. Dengan siswa membuat papan scrabble tersebut berarti suswa sudah berpartisipasi langsung dalam membuat tersebut walaupun hasilnya bervariasi tetapi dengan adanya variasi dalam pembuatan scrabble tersebut maka usaha dan kreativitas siswa dapat dilihat secara jelas. Dalam indikator ini persentase cukup tinggi karena yang pada awalnya siswa hanya sibuk sendiri dan membuat permainan yang tidak bermanfaat, pada metode TGT dengan scrabble ini siswa diharuskan membuat papan scrabble yang akan digunakan dalam permainan.
lxxvi
Hasil indikator yang menunjukkan persentase paling tinggi adalah indikator kelima yaitu kemandirian belajar siswa yang dapat dilihat pada saat mengerjakan soal pada akhir siklus, hal ini disebabkan siswa mampu menjawab pertanyaan dari soal-soal tersebut tanpa bantuan atau mencontoh dari temannya karena semua siswa sudah paham dan jelas tentang materi yang telah disampaikan oleh
guru
dengan
menerapkan
pembelajaran
kooperatif
metode
TGT
menggunakan scrabble. Berdasarkan evaluasi dan analisis pada siklus II diketahui bahwa besarnya persentase partisipasi siswa sudah mencapai target yaitu sebesar 75%. Hasil observasi menunjukkan bahwa 77,5% ikut berpartisipasi dalam pembelajaran, data ini tidak sebanding dengan hasil angket partisipasi yang mencapai 82,28% . Hasil angket kepuasan penggunaan Metode TGT (Teams Games Tournament) pada siklus II menunjukkan persentase meningkat menjadi 88,08%, ini berarti pula telah mencapai target yang ditentukan yaitu 75%. Proses pembelajaran secara keseluruhan telah mencapai target minimal yang telah ditentukan, sehingga siklus dapat dihentikan. Tindak lanjut berupa perbaikan pembelajaran dapat dilakukan oleh guru biologi setelah penelitian sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukan guru menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus II menunjukkan gambaran kondisi pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Kegiatan pengamatan dan diskusi presentasi, diskusi, permainan dan penghargaan dalam pembelajaran perlu dilaksanakan terus menerus agar partisipasi siswa lebih meningkat dan disertai dengan hasil belajar atau prestasi siswa pun lebih meningkat. Dalam siklus II diperoleh hal-hal sebagai berikut: a.
Kemampuan guru menerapkan langkah-langkah pembelajaran dan mengelola waktu pembelajaran sudah lebih meningkat dibandingkan siklus I.
b.
Media yang digunakan sudah tepat karena siswa lebih dapat memahami materi yang telah dijelaskan.
lxxvii
c.
Persiapan scrabble yang digunakan dalam tournament dan persiapan cara bermainnya untuk siswa sudah tersedia dengan lengkap sehingga proses dapat berjalan lancar dan semua siswa dapat terlibat semua.
d.
Kegiatan presentasi yang dilakukan guru baik di awal maupun di akhir pembelajaran
sudah
mampu
membuat
siswa
berpartisipasi
dalam
pembelajaran secara menyeluruh. Sebagai tindak lanjut maka guru menciptakan suasana menjadi lebih akrab dan hangat, sehingga siswa merasa nyaman dan tidak tegang. e.
Siswa lebih berani mengemukakan permasalahannya saat diberi kesempatan oleh gurunya untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahaminya. Berdasarkan data hasil diatas dapat dilihat bahwa data variabel sebesar 70%
sudah dapat terpenuhi dalam 2 siklus.
E. Deskripsi Antar Siklus 1. Hasil Observasi Partisipasi Siswa Observasi secara khusus dilakukan terhadap partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang hasilnya dituliskan pada lembar observasi. Data hasil observasi secara keseluruhan ditunjukkan dalam tabel 11. Hasil observasi menunjukkan bahwa partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi senantiasa mengalami peningkatan. Sebelum menggunakan metode TGT menggunakan scrabble partisipasi siswa rendah, kemudian setelah diterapkannya metode TGT menggunakan scrabble pada siklus I partisipasi siswa naik menjadi sebesar 71,5%. Pada siklus II partisipasi siswa naik lagi sebesar 6% menjadi 77,5%. Pada siklus I siswa mulai merubah sistem pembelajaran mereka yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran aktif yang seluruh kegiatannnya berpusat pada siswa. Rata-rata partisipasi siswa masih relatif rendah karena siswa berada pada kondisi transisi dan penyesuaian dengan cara belajar yang baru.
lxxviii
Tabel 11. Persentase setiap Indikator pada observasi Partisipasi Siswa Aspek
Kesediaan memperhatikan ( perhatian siswa) Berpartisipasi atau keterlibatan siswa ( siswa aktif )
Indikator
Capaian (%) Pra
Siklus
Siklus
Siklus
I
II
55
70
77,5
0
67,5
75
23,3
72,5
77,5
0
72,5
75
35
75
77,5
Jumlah
120,3
357,5
380,63
Rata-Rata
24,3
71,5
76,13
Siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran
(Slameto. 1991: 80) Keberanian mengemukakan permasalahannya Berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar Usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran Kemandirian belajar siswa. (Nana Sudjana.1996:21)
Peningkatan persentase tiap indikator dalam lembar observasi partisipasi siswa dapat divisualisasikan dalam gambar 9. Dari 5 indikator yang diteliti yaitu Siswa
memperhatikan
kegiatan
pembelajaran,
keberanian
mengemukakan
permasalahannya, berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar, usaha dan kreativitas siswa dalam pembelajaran, serta kemandirian belajar siswa, nilai terendah diperoleh untuk indikator 3 yaitu berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar. Dari siklus 1 nilai tertinggi siswa memang terletak pada berpartisipasi (ikut serta) dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar untuk memperhatikan pelajaran. Nilai indikator 3 terus menempati urutan pertama pada siklus II.
lxxix
90 77.5
Persentase capaian
80
77.5 72.5
75
70
75 77.5
72.5 75
67.5
70 55
60
pra siklus
50 35
40
siklus 1 siklus 2
30
23.3
20 10
0
0
0 indikator 1
indikator 2
indikator 3
indikator 4
indikator 5
Gambar 9. Diagram persentase untuk tiap Indikator pada Observasi Partisipasi Siswa Setiap Siklus 2. Hasil Angket Partisipasi Siswa Hasil angket partisipasi siswa untuk setiap indikator pada siklus I dan II terlihat pada tabel 12. Hasil angket partisipasi siswa menunjukkan bahwa partisipasi
siswa
dalam
pembelajaran
senantiasa
meningkat
walaupun
peningkatannya tidak setinggi hasil observasi partisipasi siswa. Dari siklus 1 ke siklus II tejadi peningkatan sebesar 6,47%. Peningkatan persentase tiap indikator pada angket partisipasi siswa dapat divisualisasikan dalam gambar 10. Tabel 12. Persentase setiap Indikator pada Angket partisipasi Siswa Aspek Indikator Capaian (%) Siklus I Siklus II Kesediaan memperhatikan Siswa memperhatikan kegiatan 72,18 81,39 pembelajaran ( perhatian siswa) (Slameto. 1991: 80) Berpartisipasi atau Keberanian mengemukakan 71,25 81,25 keterlibatan siswa ( siswa permasalahan aktif ) Berpartisipasi (ikut serta) 73,13 82,5 dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar Usaha dan kreativitas siswa 80 82,5 dalam pembelajaran Kemandirian belajar siswa. 82,5 83,75 (DR.H.Nana Sudjana.1996:21) Jumlah 379,06% 411,39% Rata-Rata 75,81% 82,28%
lxxx
84
82.5 81.39
82
82.5
83.75 82.5
81.25 80
Persentase capaian (%)
80 78 76 74
73.13 72.18
72
71.25
70 68 66 64 indikator 1
indikator 2
indikator 3
siklus 1
indikator 4
indikator 5
siklus 2
Gambar 10. Diagram persentase untuk tiap Indikator pada Angket Partisipasi Siswa Setiap Siklus
3. Hasil Angket Kepuasan Penggunaan Metode TGT (Teams Games Tournament) Data hasil angket pada kepuasan penggunaan metode TGT (Teams Games Tournament). setiap siklus dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13 menunjukkan bahwa persentase setiap indikator pada angket kepuasan siswa terhadap penggunaan metode TGT (Teams Games Tournament). antara siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan meskipun tidak terlalu besar. Besarnya persentase rata-rata indikator pada siklus I adalah 87,15% mengalami kenaikan sebesar 0,93% menjadi 88,08% pada siklus II. Data persentase setiap aspek pada angket kepuasan siswa terhadap penggunaan metode TGT (Teams Games Tournament) dapat divisualisasikan dalam gambar 11.
lxxxi
Tabel 13. Persentase setiap Indikator pada Angket kepuasan penggunaan metode TGT (Teams Games Tournament) setiap siklus. No Indikator Persentase (%) Siklus I Siklus II 1 Senang 88.75 89.58 2 Tidak bosan 86.25 86.25 3 Cocok/sesuai 86.25 88.75 4 Tugas ringan 79.375 85 5 Motivasi belajar bertambah 92.5 92.5 6 Mampu berpikir iritis 89 89 7 Berani berpendapat 89.5 88.5 8 Kerjasama 90 90.5 9 Terampil berbicara 89.375 89.38 10 Saling menghormati 90 90 11 Waktu 77.5 79.38 12 Cepat paham 86.25 88.13 13 Penguasaan konsep meningkat 88.125 88.13 Jumlah 1132.89 1145.1 Rata-rata 87,15 88.08
100
Persentase
95 90 Siklus I
85
Siklus II
80 75 70 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Indikator
Gambar 11. Diagram Persentase Setiap Indikator Pada Angket Kepuasan Siswa Terhadap penggunaan metode TGT (Teams Games Tournament).
lxxxii
F. PEMBAHASAN Penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament) menggunakan scrabble ini peserta didik yang semula cenderung pasif diajak untuk bekerjasama dalam kelompok yaitu dengan cara bermain untuk mencari pengetahuan yang lebih banyak supaya tim atau kelompoknya menang dan mendapat penghargaan dari guru. Guru dan siswa berinteraksi satu sama lain melalui
presentasi
oleh
guru,
diskusi,
tournament/bermain,
pemberian
penghargaan terhadap kelompok yang menang kemudian dilakukan penarikan kesimpulan pada akhir pelajaran. Pembuatan papan scrabble dan bermain dengan menggunakan scrabble tersebut dibuat oleh siswa dan juga digunakan oleh siswa itu sendiri sehingga siswa lebih terlibat secara langsung, dengan keterlibatan siswa tersebut maka partisipasi siswa akan meningkat. Hasil observasi terhadap partisipasi siswa menunjukkan bahwa setelah menggunakan model pembelajaran berbasis lingkungan partisipasi siswa yang semula hanya rendah tetapi pada siklus I naik lebih dari 50% yaitu menjadi 71,5%. Pada siklus II partisipasi siswa naik lagi sebesar 6% menjadi 77,5%. Hasil ini diperkuat dengan hasil angket partisipasi siswa pada siklus II yang memiliki rata-rata indikator sebesar 82,28%. Pembelajaran kooperatif metode TGT menggunakan scrabble memberikan dampak yang baik bagi siswa. Siswa terlibat langsung yaitu dalam pembuatan papan scrabble dengan begitu maka usaha dan kreatifitas siawa dapat terlihat kemudian masing-masing siswa harus mengikuti permainan scrabble tersebut dan setiap siswa dituntut dapat menyusun kata sebanyak-banyaknya supaya menang dan mendapat penghargaan dari guru, dari interaksi tersebut siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri. Siswa sudah berpartisipasi dari awal sampai akhir pelajaran yaitu ditunjukkan dari pembuatan papan scrabble sampai siswa menang dan mendapat penghargaan dari guru yang semua itu dilakukan secara mandiri. Siswa berpartisipasi aktif dengan kemandiriannya karena siswa diharapkan dapat menyusun kata-kata yang disertai dengan pernyataan yang sesuai dengan materi dan menyusun kata sebanyakbanyaknya yang berbeda dengan temannya, sehingga dengan siswa dapat menyusun kata yang banyak maka siswa tersebut sudah mengumpulkan lxxxiii
pengetahuan yang banyak pula. Sehingga dari kegiatan-kegiatan tersebut maka partisipasi siswa dapat meningkat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa data yang diperoleh dari hasil angket, observasi menunjukkan ada kesesuaian hasil. Hal ini berarti bahwa data hasil penelitian tentang peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat dikatakan valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Menurut hasil wawancara dengan guru mengenai metode pembelajaran TGT menggunakan Scrabble sangat menarik perhatian siswa. Proses pembelajaran yang terdiri dari berbagai tahap ini menarik dan dapat meminimalisir sikap siswa yang pasif dan mengurangi kebosanan siswa dalam belajar. Upaya untuk membuat siswa lebih berpartisipasi dalam pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengikut sertakan siswa dalam persiapan, proses, dan kelajuan belajar supaya lebih terfokus dan terlibat langsung dalam pembelajaran. Lebih lanjut guru menuturkan dengan pembelajaran TGT menggunakan Scrabble, siswa dituntut aktif bekerja sama dan lebih berpartisipaasi dalam kerja kelompoknya pada saat diskusi dan permainan. Penerapan pembelajaran TGT menggunakan Scrabble dapat mengaktifkan belajar siswa baik aktif fisik saat permainan maupun berpartisipasi yang meliputi kegiatan peningkatan perhatian siswa, untuk mengemukakan pendapat, keikutsertaan dalam proses pembelajaran, usaha dan kreativitas siswa serta kemandirian siswa lebih meningkat. Keterangan mengenai hasil wawancara dengan guru dapat dilihat pada Lampiran 9. Hasil
wawancara
dengan
siswa
menunjukkan
mengemukakan pendapat, siswa cenderung lebih berani
bahwa
dalam
baik saat kegiatan
diskusi maupun saat kegiatan yang lain. Menurut informasi siswa, dengan pembelajaran TGT menggunakan Scrabble perhatian siswa lebih meningkat dan berpartisipasi/terlibat aktif dalam persiapan, proses, dan kelajuan dalam pembelajaran. Sementara keaktifan siswa dalam mengemukakan masalah, usaha, dan kreativitas
serta kemandirian paling banyak adalah saat kegiatan kerja
kelompok untuk berdiskusi dan permaian antar kelompok. Keterangan mengenai hasil wawancara dengan siswa dapat dilihat pada Lampiran 9.
lxxxiv
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian adalah teknik trianggulasi metode. Trianggulasi metode merupakan cara mengumpulkan data sejenis yang menggunakan teknik/metode yang berbeda yaitu observasi, angket dan wawancara. Teknik trianggulasi digunakan untuk menguji kemantapan dan kebenaran informasi yang diperoleh, sehingga dengan menggunakan teknik tersebut maka dapat diketahui ketercapaian masing-masing target untuk setiap indikator
partisipasi
siswa
dalam
pembelajaran
Biologi
yaitu
dengan
membandingkan persentase yang diperoleh masing-masing teknik pengumpulan data. Data yang diperoleh dari tiap-tiap teknik pengumpulan data baik dari hasil angket maupun observasi masing-masing menunjukkan adanya peningkatan setiap indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran. Kesesuaian peningkatan persentase indikator baik dari hasil angket maupun hasil observasi menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran melalui penerapan metode pembelajaran TGT menggunakan Scrabble sudah berhasil dan mendapat respon yang baik dari siswa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara baik terhadap siswa maupun guru yang menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan berupa penerapan metode pembelajaran TGT menggunakan Scrabble mampu menumbuhkan perhatian siswa, keikutsertaan siswa (berpartisipasi) dalam persiapan, proses dan kelanjutan belajar, keberanian mengemukakan masalah, usaha dan kreativitas serta kemandirian siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam metode pembelajaran TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks dan dapat menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan siswa dalam belajar. Dalam pengambilan suatu data masih terdapat kekurangan yaitu tidak semua indikator dapat diamati dalam setiap tahap pelaksanaan TGT karena setiap pelaksanaan TGT hanya terdapat beberapa indikator saja yang dapat diamati. Jadi semua indikator harus diamati dalam semua tahap pelaksanaan TGT yang sedang berlangsung sehingga dapat diperoleh data secara lengkap. lxxxv
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi, angket, maupun wawancara walaupun ada sedikit kekurangan tetapi data yang diperoleh menunjukkan adanya kesesuaian hasil. Hal ini mengindikasikan bahwa data hasil penelitian tentang peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat dikatakan valid. Jadi penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT menggunakan Scrabble dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi.
lxxxvi
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament) menggunakan scrabble dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gondangrejo tahun pelajaran 2008/2009.
B. Implikasi 1. Implikasi Teoretis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperluas cakrawala pengetahuan bagi para pembaca dan sebagai bahan referensi dalam penelitian lebih lanjut khususnya di SMP Negeri 1 Gondangrejo. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada pembelajaran biologi di SMP Negeri 1 Gondangrejo, yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat ditingkatkan dengan penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament) menggunakan scrabble.
C.
Saran
1. Kepada Kepala Sekolah a. Bimbingan dan motivasi perlu diberikan kepada guru IPA Biologi agar lebih baik dalam menerapkan metode pembelajaran TGT menggunakan Scrabble untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran Biologi. b. Perlu adanya pengawasan dan perhatian dalam pelaksanaan metode pembelajaran
TGT menggunakan Scrabble sehingga dapat meningkatkan
partisipasi siswa serta tercapai suasana Biologi.
lxxxvii
kondusif
dalam pembelajaran
2. Bagi Guru a. Pelaksanaan penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament) menggunakan Scrabble membutuhkan instruksi yang jelas agar dapat dimengerti oleh siswa dengan baik, oleh sebab itu guru hendaknya memberikan instruksi dan arahan yang jelas kepada siswa tentang pelaksanaan pembelajaran
kooperatif
metode
TGT
(Teams
Games
Tournament)
menggunakan Scrabble, agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan efektif. b. Penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament) menggunakan Scrabble membutuhkan pengelolaan waktu yang baik, sehingga guru sebaiknya mempersiapkan rencana pengajaran, alat, dan media pembelajaran dengan matang agar ketika proses pembelajaran berlangsung dapat berjalan seefektif mungkin. c. Hendaknya guru dapat menerapkan metode pembelajaran TGT menggunakan Scrabble dengan baik sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran Biologi. d. Agar dapat merangsang partisipasi siswa dalam pembelajaran, guru hendaknya lebih interaktif, demokratis, humoris, serta menciptakan suasana lebih akrab dan tidak kaku dengan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
mengungkapkan
semua permasalahan
yang dihadapi
sehingga
keterlibatan siswa dapat terlihat.
3. Bagi Siswa a. Hendaknya siswa memperhatikan instruksi yang diberikan oleh guru agar dapat melaksanakan pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament) menggunakan Scrabble dengan baik. b. Hendaknya siswa tidak malu dan tidak ragu untuk mengemukakan masalah bila terdapat hal-hal yang kurang dipahami terutama saat kegiatan tatap muka dengan guru.
lxxxviii
c. Kepada siswa yang mempunyai tingkat partisipasi yang rendah sebaiknya selalu mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan melaksanakan apa saja yang menjadi tugas utama sebagai seorang peserta didik. d. Kepada siswa yang sudah mempunyai tingkat partisipasi yang tinggi, sebaiknya terus ditingkatkan dengan cara mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan tertib serta tidak terpengaruh siswa lain yang memiliki tingkat partisipasi siswa yang rendah. e. Hendaknya siswa berani mengemukakan masalahnya sehingga peran serta siswa dapat terlihat baik saat presentasi oleh guru, diskusi, maupun saat tournament atau permainan.
4. Kepada Calon Peneliti e. Hendaknya menganalisis terlebih dahulu perangkat pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti untuk disesuaikan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung termasuk media pembelajaran, dan karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat penelitian tersebut dilakukan. b.
Hendaknya
penelitian
ini
dapat
digunakan
sebagai
referensi
pada
penelitianselanjutnya dengan mengaitkan aspek-aspek yang belum diungkap dan dikembangkan dari variabel-variabel yang telah disebutkan di depan.
Semoga hasil penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan penelitian yang lebih mendalam serta dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi para pendidik.
lxxxix
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Scrabble (online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Scrabble, diakses tanggal 4 Maret 2009)
Dimyati dan Mujiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Effandi Zakaria, Zanaton Iksan. 2007. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2007, 3(1) 35-39. promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics Education: A Malaysian Perspective. University kebangsaan, Selangor, Malaysia. Fengfeng Ke, Barbara Grabowski. 2007. British Journal of Educational Technology Vol 38 No 2 2007 249-259. Gameplaying for Maths Learning: Cooperatif or Not?. USA Martinis Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press. Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohedi. Jakarta : Universitas Indonesia Press Mulyasa. 2006. Implementasi Kurikulum 2004: PT. Rosda Karya Nana Sudjana. 1988. Cara Relajar Siswa Aktif Dalam Proses Relajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (pertanyaan dan jawaban). Jakarta: Grasindo Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Mat Sekolah UNESA. Slameto. 1991. Preses Belajar Mengajar Dalam Sistem kredit Semerter (SKS). Jakarta: Bumi Aksara. Slavin, E. Robert. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Nusa Media Slavin, E. Robert. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Nusa Media Solihatin, E dan Raharjo. 2005. Cooperative Learning (Analisis Model Pembelajaran IPS). Jakarta : Bumi Aksara.
xc
Sutopo, H.B. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Zainal Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Wida.
xci