Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 JUAI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Hendra Setiawan, M. Arifuddin Jamal, Abdul Salam M Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin Abstrak: Pembelajaran IPA di SMP Negeri 2 Juai masih berpusat pada guru dan jarang melakukan percobaan sehingga berdampak pada rendahnya keterampilan proses sains. Hal ini Mendorong peneliti untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Tujuan umum dalam penelitian adalah untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Tujuan khusus penelitian ini adalah mendeskripsikan: (l) keterlaksanaan RPP, (2) pencapaian hasil belajar produk siswa, (3) pencapaian keterampilan proses sains siswa. Jenis penelitian adalah PTK terdiri yang dari 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Juai. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar pengamatan, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) keterlaksanaan RPP model pembelajaran inkuiri terbimbing siklus I dan II adalah sangat baik, (2) ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA secara klasikal dari siklus I sampai dengan siklus II adalah mengalami peningkatan, (3) pencapaian keterampilan proses sains I dan II adalah mengalami peningkatan. Diperoleh Kesimpulan bahwa penggunaann model pembelajaran inkuiri terbimbing pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Juai. Kata kunci: Keterampilan proses sains siswa, inkuiri terbimbing, getaran dan gelombang. warga negara yang demokratis serta
PENDAHULUAN Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
(KTSP)
bertanggung jawab (BSNP, 2006:5).
yang
KTSP juga menuntut peserta didik
beragam mengacu pada standar nasional
berpikir ilmiah, menemukan konsep
pendidikan untuk menjamin pencapaian
sendiri serta melaksanakan penilaian
tujuan pendidikan nasional tersebut,
berbasis
KTSP
pencapaian
dikembangkan
berdasarkan
kelas.
Untuk
mendukung
tujuan
tersebut
prinsip-prinsip diantaranya peserta didik
pengembangan kompetensi peserta didik
memiliki
disesuaikan
posisi
sentral
untuk
dengan kebutuhan,
potensi,
mengembangkan kompetensinya agar
perkembangan,
dan
menjadi manusia yang beriman dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
lingkungan.
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
Proses belajar mengajar sesuai
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
KTSP 2006 diatur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005
27
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016
tentang Standar Nasional Pendidikan
kreativitas dan motivasi (Jihad & Haris,
yang
2004).
diperjelas
dengan
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19
Indikator
kebermaknaan
belajar,
Tahun 2007 Tanggal 23 Mei 2007
khususnya kebermaknaan sains (fisika)
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
pada
Dasar
menengah pertama (SMP) tersirat di
dan
Menengah.
Menurut
jenjang
pendidikan
peraturan tersebut mutu pembelajaran di
dalam
sekolah
dengan
pendidikan (KTSP) yaitu belajar sains
menggunakan model pembelajaran yang
merupakan cara mencari tahu tentang
mengacu
alam
dikembangkan pada
standar
proses,
kurikulum
sekolah
semesta
melibatkan peserta didik secara aktif,
pengetahuan,
demokratis,
konsep,
mendidik,
memotivasi,
tingkat
untuk
satuan
menguasai
fakta-fakta,
konsep-
prinsip-prinsip,
proses
mendorong kreatifitas, dan dialogis,
penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.
diharapkan siswa mencapai pola pikir
Dengan demikian, sebagai hasil belajar
dan kebebasan berpikir sehingga dapat
sains
melaksanakan aktivitas intelektual yang
kemampuan
berupa
berargumentasi,
berdasarkan pengetahuan sains yang
mengkaji,
dimilikinya melalui kerangka berpikir
berpikir,
mempertanyakan, menemukan,
dan
memprediksi
diharapkan
siswa
memiliki
dan
bertindak
berpikir
sains.
(Depdiknas, 2007).
Hasil wawancara dengan guru mata
Setiap orang mempunyai bakat dan
pelajaran IPA SMP Negeri 2 Juai Bapa
kemampuan yang berbeda-beda oleh
Adi Suriadi S, S.Hut menyebutkan
karena itu membutuhkan pendidikan
bahwa pembelajaran IPA di sekolah
yang berbeda-beda pula. Pendidikan
tersebut masih berpusat pada guru dan
bertanggung jawab untuk memandu
jarang melakukan percobaan/ praktikum.
(mengidentifikasi dam membina) dan
Model konvensional yang diterapkan
memupuk
dan
dalam pembelajaran biasanya mengikuti
meningkatkan). Dulu orang biasanya
pola guru membacakan bahan yang
mengartikan anak berbakat sebagai anak
disiapkan, siswa mendengar, mencatat
yang memiliki tingkat kecerdasan (IQ)
dengan
yang tinggi. Namun, sekarang, makin
menyelesaikan soal sesuai contoh guru.
disadari bahwa yang menentukan bakat
Hal ini mengakibatkan masih rendahnya
bukan hanya kecerdasan melainkan juga
keterampilan proses sains dan peran
(mengembangkan
aktif
28
teliti
siswa
dan
dalam
mencoba
pembelajaran
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016
sehingga berdampak pada rendahnya
keterampilan proses sains fisika siswa
hasil belajar siswa. Dari hasil ulangan
kelas VIII SMP Negeri 2 Juai dengan
harian yang dilaksanakan, hanya 4 orang
menggunakan
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Juai
inkuiri terbimbing”.
model
pembelajaran
yang tuntas diantara 20 siswa (KKM yang ditetapkan sekolah sebesar 60).
METODE PENELITIAN
Wawancara dengan salah satu siswi
Penelitian ini merupakan penelitian
kelas VIII SMP Negeri 2 Juai juga
tindakan kelas, karena digunakan untuk
menyebutkan hal yang sama bahwa
mengatasi adanya masalah di kelas VIII
pembelajaran fisika selalu dilaksanakan
SMPN 2 Juai yang berkaitan dengan
di
rendahnya keterampilan proses sains
kelas
serta
jarang
melakukan
praktikum.
dan hasil siswa dengan menerapkan
Bertolak dari permasalahan tersebut
model pembelajaran inkuiri terbimbing.
diperlukan sebuah strategi pembelajaran
Alur PTK ini menggunakan model
yang tidak kaku, monoton, apalagi
Hopkins.
terkesan sangat serius dalam proses
Subjek penelitian adalah peneliti
mengajar yang dapat meningkatkan
sekaligus sebagai guru dan siswa kelas
keterlibatan aktif siswa dikelas, serta
VIII SMP Negeri 2 Juai tahun ajaran
meningkatkan hasil belajar siswa dengan
2014/2015. Seluruh siswa berjumlah 20
menerapkan model inkuiri terbimbing.
orang. Penelitian ini dilaksanakan dari
Melalui inkuiri terbimbing siswa akan
bulan Februari s/d Mei 2015.
dirangsang untuk belajar aktif dan terlibat
langsung
yang
digunakan
untuk
proses
mengumpulkan data dalam penelitian ini
dapat
adalah dengan menggunakan lembar
meningkatkan kemampuan siswa dalam
pengamatan keterlaksanaan RPP dalam
memahami pelajaran yang dibahas, serta
kegiatan
dapat memperoleh informasi secara
keterampilan proses sains siswa dalam
mandiri, berlatih untuk berperilaku jujur,
kegiatan belajar mengajar, dan analisis
disiplin,
jawab,
hasil belajar siswa serta angket respon
bekerjasama dan berkomunikasi yang
siswa terhadap model yang diterapkan,
baik.
materi pelajaran, cara guru mengajar dan
pembelajaran
dalam
Teknik
sehingga
bertanggung
Berdasarkan latar belakang diatas
materi
maka peneliti tertarik untuk mengangkat sebuah
judu
belajar
yang
pembelajaran.
“Meningkatkan
29
mengajar,
disampaikan
lembar
selama
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016
Dari
data
hasil
penelitian
ini
Keterlaksanaan RPP
dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan
kualitatif.
kuantitatif
Data
akan
menggunakan
Keterlaksanaan pembelajaran tipe
yang
bersifat
inkuri terbibmbing adalah
dianalisi
dengan
atau
persentase,
sedangkan
tidaknya
pembelajaran
terlaksana tahap-tahap
berdasarkan RPP yang
data yang bersifat kualitatif berupa data
direkam dengan lembar pengamatan
yang berupa kata-kata atau kalimat yang
keterlaksanaan
dapat dikualifikasikan sesuai kriteria
dengan tidak baik, kurang baik, cukup
tertentu.
baik, baik, dan sangat baik dilihat
RPP,
dikategorikan
peningkatannya dari siklus I ke siklus berikutnya. Keterlaksanaan RPP pada
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah
dilakukan
penelitian,
siklus I dan II dapat dilihat pada tabel di
berikut deskripsi tentang pelaksanaan
bawah ini.
pembelajaran inkuiri terbimbing: Tabel 1. Keterlaksanaan Skenario Pembelajaran pada Siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pertemuan 1 Skor Kategori 3.6 sangat baik
Fase Pembelajaran Fase 1 Mengorientasikan siswa pada masalah Fase 2 Menyiapkan percobaan Fase 3 Membimbing peserta didik melakukan percobaan Fase 4 Membimbing peserta didik melakukan prediksi/abstraksi Fase 5 Membimbing peserta didik melakukan refleksi Penutup
3.6 3.6 3.0
sangat baik sangat baik Baik
Pertemuan 2 Skor Kategori 3.9 sangat baik 3.87 3.7
sangat baik sangat baik
3.25
baik
3.8
sangat baik
4,0
sangat baik
3.6
sangat baik
4,0
sangat baik
Tabel 2. Keterlaksanaan Skenario Pembelajaran pada Siklus 2 No. 1. 2. 3. 4. 5.
Fase Pembelajaran Fase 1Mengorientasikan siswa pada masalah Fase 2 Menyiapkan percobaan Fase 3 Membimbing peserta didik melakukan percobaan Fase 4 Membimbing peserta didik melakukan prediksi/abstraksi Fase 5 Membimbing peserta
Pertemuan 1 Skor Kategori 3.9 sangat baik
Pertemuan 2 Skor Kategori 4,0 sangat baik
4,0 3.85
sangat baik sangat baik
4 3.9
sangat baik sangat baik
3.5
sangat baik
3.7
sangat baik
4,0
sangat baik
4,0
sangat baik
30
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016
Lanjutan Tabel 2 6.
didik melakukan refleksi Penutup
4,0
Hasil belajar Hasil
belajar
adalah
sangat baik
4,0
sangat baik
Gambar 1.
Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I
Gambar 2.
Ketuntasan hasil belajar siswa siklus II
tingkat
pencapaian atau ketuntasan belajar siswa terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
dan
diukur
dengan
menggunakan tes hasil belajar yang delakukan
setelah
pembelajaran
kemudian dibadingkan dengan KKM dan dinyatakan dengan tuntas dan tidak tuntas. Ketuntasan hasil belajar pada siklus I, dan III dapat dilihat pada gambar 1 dan 2.
Keterampilan proses sains siswa
Ketuntasan Hasil Belajar siswa
Hasil
yang
didapat
pada
keterampilan proses sains siswa siklus I 5
Tuntas
dan II dapat dilihat pada tabel di bawah
[VALUE]
ini.
tidak tuntas
Tabel 3. Skor rata-rata keterampilan proses sains siswa siklus I No 1 2 3 4
Keterampilan proses sains yang diamati Mengidentifikasi variabel Melakukan percobaan Menganalisis data Menyimpulkan
Ratarata
Kategori
Reliabilitas
1,35 2,55 2,22 1,27
Kurang Cukup Cukup Kurang
89% 89% 93% 94%
Tabel 4 Skor rata-rata keterampilan proses sains siswa siklus II No 1 2 3 4
Keterampilan proses sains yang diamati Mengidentifikasi variable Melakukan percobaan Menganalisis data Menyimpulkan
Rata-rata 2,85 2,95 2,92 2,90
31
Kategori
Reliabilitas
Baik Baik Baik Baik
90% 93% 90% 93%
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no.1 Februari 2016
KESIMPULAN
baik sedangkan pada siklus II sudah
Dapat diuraikan temuan hasil penelitian
berkategori baik
sebagai berikut : (1) Keterlaksanaan pembelajaran
RPP inkuiri
DAFTAR PUSTAKA
model terbimbing
Ibrahim, M. dkk. (2010). Dasar-dasar proses Belajar Mengajar.Surabaya: Unesa University Press
pada siklus I dan siklus II secara umum sudah terlaksana dengan
Jihad, A. & Haris, A. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
baik yaitu pada siklus I pertemuan 1 didapat
rata-rata
3,6,
pada
pertemuan II 3,78. Dan pada siklus
Puskur Balitbang. (2014). Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
II pertemuan I 3,8 dan pada pertemuan II 3,9. (2) Pencapaian setelah
hasil
belajar
menggunakan
pembelajaran
inkuiri
siswa Sani, R.A. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
model
terbimbing
meningkat tiap siklus yaitu pada
_________. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. http://bsnp-indonesia.org/id/ wp content/uploads/ kompetensi/Panduan_Umum_KTS P.pdf. (diakses 25 mei 2015)
siklus I, ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal sebesar 26% (belum
mencapai
ketuntasan
klasikal), pada siklus II sebesar 84% (mencapai ketuntasan klasikal) (3) Pencapaian
keterampilan
proses
sains pada siklus I belum mencapai
35