BAB II MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat dipandang sebagai produk dan sebagai proses. Secara definisi, IPA sebagai produk adalah hasil temuantemuan para ahli saintis, berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori-teori. Sedangkan IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. IPA sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakekatnya IPA sebagai proses. Uraian di atas menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPA di SD yang perlu diajarkan adalah produk dan proses IPA karena keduanya tidak dapat dipisahkan. Guru yang berperan sebagai fasilitator siswa dalam belajar produk dan proses IPA harus dapat mengemas pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Ada beberapa prinsip pembelajaran IPA untuk SD yang harus diperhatikan oleh guru. Prinsip tersebut antara lain: 1. Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui pengalaman baik secara inderawi maupun non inderawi. 2. Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung, karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang
12
13
diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal pembelajaran. 3. Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan, maupun pengetahuan yang kita miliki. Pengetahuan yang demikian kita sebut miskonsepsi. kita perlu merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran. 4. Setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan konsep yang lain. Tugas sebagai guru IPA adalah mengajak siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari itu ke dalam fakta, data, konsep, simbol, dan hubungan dengan konsep yang lain. 5. IPA terdiri atas produk dan proses. Guru perlu mengenalkan kedua aspek ini walaupun hingga kini masih banyak guru yang lebih senang menekankan pada produk IPA saja. Perlu diingat bahwa perkembangan IPA sangat pesat. Guru yang akan mengembangkan IPA sebagai proses, maka akan memasuki bidang yang disebut prosedur ilmiah. Guru perlu mengenalkan cara-cara mengumpulkan data, cara menyajikan data, cara mengolah data, serta cara-cara menarik kesimpulan. Dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dijelaskan bahwa pembelajaran IPA di SD/ MI sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI
14
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1.
Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya;
2.
Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;
3.
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat;
4.
Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan;
5.
Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam;
6.
Meningkatkan
kesadaran
untuk
menghargai
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan;
alam
dan
segala
15
7.
Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut: 1.
Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan;
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas; 3.
Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana;
4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan bendabenda langit lainnya.
B. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Ada beberapa pendapat tentang model pembelajaran. Pertama, menurut Dahlan (1990) bahwa model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya. Kedua, model pembelajaran adalah suatu perencanaan
atau
pola
yang
digunakan
sebagai
pedoman
adalam
melaksanakan pembelajaran di kelas (Joyce dan Weil, 1986). Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan model pembelajaran merupakan kerangka perencanaan pembelajaran yang menggambarkan bagaimana suatu
16
prosedur sistematis yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Jika tujuan pembelajaran yang hendak dicapai berorientasikan kepada aktifitas siswa menemukan konsep, maka guru dapat menggunakan model pembelajaran inkuiri. Menurut Haury, D.L (Jarret.D, 1977), inkuiri adalah sekumpulan perilaku manusia yang dikategorikan sebagai persaingan dalam mengeksplanasi secara masuk akal fenomenafenomena alam yang terjadi di lingkungan. Fenomena ini menimbulkan kuriositas dan hal-hal yang belum diketahui manusia. Dari pernyataan tersebut, dapat dijelaskan bahwa inkuiri merupakan sejumlah aktivitas dan keterampilan yang terfokus kepada pencarian pengetahuan yang terjadi di sekitar yang belum diketahui. Sund dan Trowbridge (1973) membedakan pendekatan inkuiri menjadi dua bagian, yaitu pendekatan inkuiri terbimbing dan inkuiri tidak terbimbing. Dalam pendekatan inkuiri terbimbing guru mempunyai peranan lebih aktif dalam menentukan permasalahan dan mencari penyelesaiannya. Sedangkan pada inkuiri tidak terbimbing siswa lebih berperan aktif dalam mencari masalah dan penyelesaiannya. Model inkuiri terbimbing merupakan pendekatan instruksional, memberikan kerangka kerja, perencanaan dan implementasi
berpikir dengan
mengembangkan
keahlian
siswa
dan
mengakses sumber informasi secara efektif membangun pengetahuan. Model ini terencana secara seksama, benar-benar terkontrol yang bersifat instruksional dari guru memandu siswa melalui materi yang mendalam
17
(Kuhithau dan Carol, 2006). Ditinjau dari variasi pendekatan inkuir, model inkuiri terbimbing memiliki cirri dimana topic pembelajaran ditentukan oleh guru, pertanyaan dan materi pembelajaran juga ditentukan oleh guru, sedangkan desain dan prosedur pembelajaran dirumuskan bersama-sama oleh guru dan siswa, selanjutnya hasil atau analisis serta kesimpulan ditentukan oleh siswa. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing atau latihan inkuiri berasal dari suatu keyakinan bahwa siswa memiliki kebebasan dalam belajar. Model pembelajaran ini menuntut partipasi aktif siswa dalam inkuiri (penyelidikan) ilmiah. Siswa memiliki keingintahuan dan ingin berkembang. Inkuiri terbimbing
menekankan pada sifat-sifat siswa ini, yaitu memberikan
kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi dan memberikan arah yang spesifik sehingga area-area baru dapat tereksplorasi dengan lebih baik. Tujuan umum dari model inkuiri terbimbing adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan intelektual dan keterampilan-keterampilan lainnya, seperti mengajukan pertanyaan dan menemukan (mencari) jawaban yang berawal dari keingintahuan mereka (Agung, 2009) Model pembelajaran latihan inkuiri dikemukan oleh Richard Suchman (Jannah, 2008), ia menginginkan siswa untuk bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi, kemudian siswa melakukan kegiatan, mencari jawaban, memproses data secara logis, sampai akhirnya siswa mengembangkan strategi pengembangan intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan mengapa suatu fenomena bisa terjadi.
18
Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang berifikir lambat atau siswa yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai tinggi tidak memonopoli kegiatan oleh sebab itu guru harus memiliki kemampuan mengelola kelas yang bagus. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kuhithau dan Carol (2006), yang menjelaskan bahwa inkuiri terbimbing memiliki 6 karakateristik yaitu : 1.
Siswa belajar dengan aktif dan memikirkan sesuatu berdasarkan pengalaman
2.
Siswa belajar dengan aktif membangun apa yang telah diketahuinya
3.
Siswa mengembangkan daya piker yang lebih tinggi melalui petunjuk atau bimbingan pada proses belajar
4.
Perkembangan siswa terjadi pada serangkaian tahap
5.
Siswa memliki cara belajar yang berbeda satu sama lainnya
6.
Siswa belajar melalui interaksi sosial dengan lainnya
19
Inkuiri terbimbing biasanya digunakan terutama bagi siswa-siswa yang belum berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.. Pada tahaptahap awal pengajaran diberikan bimbingan lebih banyak yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan
tindakan-tindakan
yang
harus
dilakukan
untuk
memecahkan
permasalahan yang disodorkan oleh guru. Pertanyaan-pertanyaan pengarah selain dikemukakan langsung oleh guru juga diberikan melalui pertanyaan yang dibuat dalam LKS. Oleh sebab itu LKS dibuat khusus untuk membimbing siswa dalam melakukan percobaan dan menarik kesimpulan. Seperti halnya siswa SD kelas IV lebih cocok apabila diberikan pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing karena mereka masih dalam tarap baru mengenal pembelajaran dengan model inkuiri ini. Dalam implementasinya, pembelajaran inkuiri memiliki sintaks sebagai berikut: Tabel. 2.1. Sintaks Pembelajaran Inkuiri
No
Tahapan
Proses Inkuiri
1
Menyajikan pertanyaan atau masalah Membuat hipotesis
Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan. Guru membagi siswa dalam kelompok. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memproiritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
2
20
No
Tahapan
3
Merancang Percobaan
4
Mengumpulkan dan Menganilisis Data Membuat kesimpulan
5
Proses Inkuiri Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan. Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
Dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing, penyajian pelajaran diawali dengan penjelasan suatu peristiwa yang penuh teka-teki. Siswa secara individu akan termotivasi menyelesaikan teka-teki yang dihadapkan pada mereka dan membimbing mereka kepada suatu pencarian dan penyelidikan secara disiplin.
C. Keterampilan Proses Sains Tujuan mata pelajaran IPA dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka. Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Pengembangan keterampilan proses siswa dapat
21
dilatihkan melalui suatu kegiatan pembelajaran
yang menggunakan
pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti yang dikerjakan para ilmuwan, tetapi pendekatan keterampilan proses tidak bermaksud menjadikan setiap
siswa
menjadi
ilmuwan.
Pembelajaran
dengan
pendekatan
keterampilan proses dilaksanakan dengan maksud karena IPA merupakan alat yang potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa. Kepribadian yang berkembang merupakan prasyarat untuk melangkah ke profesi apapun yang diminati siswa. Proses dapat didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Dengan demikian Keterampilan Proses adalah pembelajaran yang menekankan pada pembentukan
keterampilan
memperoleh
pengetahuan
kemudian
mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan memperoleh pengetahuan
22
dapat dengan menggunakan kemampuan olah pikir (psikis) atau kemampuan olah perbuatan (fisik). Banyak pakar pendidikan yang mengklasifikasikan keterampilan proses IPA, diantaranya yang bergabung di dalam American Association for the
Advancement
of
Science
(1970)
mengklasifikasikan
menjadi
keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Keterampilan yang termasuk ke dalam keterampilan proses dasar antara
lain
:
observasi,
pengukuran,
menyimpulkan,
meramalkan,
menggolongkan dan komunikasi. Sedangkan keterampilan proses terpadu meliputi : pengontrolan variabel, intepretasi data, perumusan hipotesa, pendefinisian variabel secara operasional dan merancang eksperimen. Ilmu pengetahuan lahir dari pertanyaan dalam benak manusia tentang segala hal yang tampak, dirasakan dan/atau dialaminya. Dari pertanyaanpertanyaan itulah kemudian manusia mulai mencari-cari cara untuk mengungkap apa yang mereka saksikan, alami, dan/atau rasakan. Dalam mencari-cari jawaban atas pertanyaannya itulah maka para filsuf dan ilmuwan kemudian mulai berproses dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Ilmuwan-ilmuwan yang menemukan suatu yang baru, menurut pengamatan, tidak menguasai semua konsep dan fakta dalam suatu bidang ilmu, namun mereka mempunyai kemampuan dasar untuk mengembangkan konsep dan fakta yang terbatas itu, sehingga mereka mampu menciptakan dan menemukan sesuatu yang baru.
23
Kemampuan-kemampuan
dasar
yang
dimaksud
antara
lain
mengobservasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang waktu, membuat hipotesis, merencanakan penelitian atau eksperimen, mengendalikan verbal, menafsirkan data, membuat kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan, mengkomunikasikan (Conny Semiawan, 1987:1718 dalam Amarullah et. al, 2008). Dalam pembelajaran IPA, Keterampilan-keterampilan proses sains adalah keterampilan-keterampilan yang dipelajari siswa saat mereka melakukan inkuiri ilmiah (Nur:2002a,1), mereka menggunakan berbagai macam keterampilan proses, bukan hanya satu metode ilmiah tunggal. Keterampilan-keterampilan pengklasifikasian,
proses
penginferensian,
tersebut
adalah
peramalan,
pengamatan,
pengkomunikasian,
pengukuran, penggunaan bilangan, pengintepretasian data, melakukan eksperimen, pengontrolan variabel, perumusan hipotesis, pendefinisian secara operasional, dan perumusan model (Nur:2002). Selain itu melalui proses belajar mengajar dengan pendekatan keterampilan proses dilakukan dengan keyakinan bahwa sains adalah alat yang potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa, dimana kepribadian siswa yang berkembang ini merupakan prasyarat untuk melanjutkan kejalur profesi apapun yang diminatinya. Dalam menerapkan keterampilan proses dasar sains dalam kegiatan belajar mengajar, ada dua alasan yang melandasinya yaitu:
24
a. Bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka laju pertumbuhan produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pesat pula, sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Jika guru tetap mengajarkan semua fakta dan konsep dari berbagai cabang ilmu, maka sudah jelas target itu tidak akan tercapai. Untuk itu siswa perlu dibekali dengan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi dari berbagai sumber, dan tidak sematamata dari guru. b. Bahwa sains itu dipandang dari dua dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi
proses.
Dengan
melihat
alasan
ini
betapa
pentingnya
keterampilan proses bagi siswa untuk mendapatkan ilmu yang akan berguna bagi siswa dimasa yang akan datang, sehingga bangsa kita akan dapat sejajar dengan bangsa yang maju lainnya.
Bagi siswa, beberapa keterampilan proses dasar dimulai dengan keterampilan proses yang sederhana yaitu observasi atau pengamatan, perumusan masalah atau pertanyaan dan perumusan hipotesis. Untuk memperjelas keterampilan-keterampilan proses sains di atas maka dibawah ini akan dijelaskan secara singkat yaitu: (1) Pengamatan adalah penggunaan indera-indera
anda.
Mengamati
dengan
penglihatan
pendengaran,
pengecapan, perabaan, dan pembauan (2) Perumusan Hipotesis adalah perumusan dugaan yang masuk akal yang dapat diuji tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi. (Nur:2002).
25
Tabel 2.2. Indikator Keterampilan Proses Sains No 1
Aspek KPS Mengamati
Karakteristik 1) Menggunakan sebanyak mungkin indera 2) Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan memadai
2
Menafsirkan pengamatan
1) Mencatat setiap pengamatan 2) Menghubungkan hasil-hasil pengamatan 3) Menemukan sesuatu pola dalam satu seri pengamatan 4) Menarik kesimpulan
3
Meramalkan
1) Menggunakan pola-pola 2) Menggunakan alat dan bahan
4
Menerapkan konsep
1) Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi 2) Menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru
5
Merencanakan penelitian
1) Menentukan alat, bahan, dan sumber yang akan digunakan dalam penelitian 2) Menentukan Variabel-variabel 3) Menentukan Variabel yang harus dibuat tetap dan yang mana yang berubah 4) Menentukan apa yang akan diamati 5) Menentukan cara dan langkah kerja 6) Menentukan
bagaimana
cara
mengolah
hasil
pengamatan untuk mengambil kesimpulan 6
Berkomunikasi 1) Menyusun dan menyampaikan laporan 2) Menjelaskan hasil penelitian 3) Mendiskusikan hasil percobaan penelitian 4) Menggambarkan data dengan grafik,tabel atau diagram
7
Mengajukan pertanyaan
1) Bertanya untuk meminta penjelasan 2) Bertanya apa , bagaimana, dan mengapa 3) Mengajukan hipotesis
pertanyaan
yang
berlatar
belakang
26
D. Konsep Energi Bunyi Materi energi bunyi ini diberikan pada siswa kelas IV semester 2. Kita sering mendengar bermacam-macam bunyi di sekitar kita. Contohnya, bunyi ayam berkokok, kucing mengeong, kuda meringkik dan peswat terbang menderu. Kita juga sering mendengar suara orang berbicara, bernyanyi, tertawa, menangis atau menjerit. Bunyi-bunyi atau suara-suara yang kita dengar berbeda-beda. Bunyi ada yang bernada tinggi, ada pula yang bernada rendah. Bayangkan seandainya tidak ada bunyi atau suara ! apa yang dapat kita rasakan. Semua benda yang mengeluarkan bunyi disebut sumber bunyi. Sumber-sumber bunyi itu mempunyai energi. Bunyi terdengar keras, sedang dan lemah tergantung pada energi yang dimiliki bunyi itu. 1. Sumber Bunyi yang Terdapat di Lingkungan Kita Kita tentu telah mendengar bunyi alat-alat musik di bawah ini. Contoh, kita mendengar bunyi gitar. Gitar akan berbunyi apabila dawai atau senarnya dipetik. Berarti, sumber bunyi pada gitar tersebut terletak pada dawai atau senar. Berikut merupakan alat-alat musik yang menggunakan senar atau dawai :
27
Alat musik lainnya adalah :
Gambar. 2.1. Alat-alat musik 2. Bunyi Dihasilkan dari Benda yang Bergetar Karet gelang yang dipasangkan pada kaleng tanpa tutup atau pada kotak kemudian karet itu dipetik maka karet itu akan bergetar. Karet yang bergetar akan mengeluarkan bunyi. Demikian pula dengan tali, tambang, senar atau dawai yang bergetar pada kotak suara akan mengeluarkan bunyi. Karet gelang yang dipetik tadi bergerak dengan cepat. Begitu pula yang terjadi pada senar gitar, biola atau kecapi. Bunyi lainnya adalah suara kita. Jika kita bersuara atau berbicara, tenggorokan kita akan terasa bergetar. Coba rabalah tenggorokannmu saat kamu berbicara ! di dalam tenggorokan terdapat rongga suara yang memiliki dua pita. Pita-pita suara itu data digetarkan oleh udara yang berasal dari napas kita. Pita suara saat kita berbicara, fungsinya sama dengan senar gitar yang dipetik.
28
Satu getaran yaitu dari A ke B, terus ke C dan kembali ke A. sedangkan jarak AB atau AC disebut Amplitudo. Amplitudo disebut juga simpang getar yaitu jarak antara titik keseimbangan dengan titik terjauh suatu getaran.
B A
C Gambar. 2.2. Simpang getar
Banyak getaran pada suatu benda disebut freukensi. Suatu getaran dinyatakan dengan hertz atau cycle (dibaca : saikel). Frekuensi bunyi yang dapat terdengar oleh telinga manusia adalah
20-
20.000 hertz. Bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 hertz dan lebih dari 20.000 hertz tidak terdengar oleh manusia. Bunyi yang kurang dari 20 hertz disebut infrassonik sedangkan yang lebih dari 20.000 hertz disebut ultrasonik. 3. Kuat lemahnya bunyi ditentukan oleh simpang getar (Amplitudo) Apabila kita mendengar orang berteriak, maka bunyi yang ditimbulkan itu kuat. Akan tetapi, jika kita mendengar orang berbisik, maka bunyi itu lemah. Sama halnya dengan bend-benda lainnya, misalnya menabuh gendang. Apabila pukulannya pelan, bunyi yang ditumbulkan akan lemah. Suara atau bunyi yang kuat pada jarak yang jauh dari pendengar akan terdengar lemah. Jadi, jarak juga dapat mempengaruhi kuat atau lemahnya bunyi.
29
4.
Tinggi Rendahnya Bunyi Tinggi rendahnya bunyi ditentukan oleh banyaknya getaran per detik (frekuensi) sumber bunyi. Getaran benda ada yang cepat, artinya, jumlah getaran benda itu banyak dan akan menghasilkan bunyi yang tinggi. Namun demikian, ada pula getaran benda yang lambat, artinya jumlah getaran benda itu sedikit dan akan menghasilkan bunyi rendah. Hitungan frekuensi adalah berapa kali benda bergetar setiap detik. Tinggi rendahnya bunyi selain ditentukan dengan banyaknya getaran, ditentukan juga oleh jenis sumber bunyi. Seruling memiliki getaran lebih tinggi dari pada gong. Suara biola lebih tinggi daripada suara bas. Senar gitar terdiri dari beberapa ukuran, ada yang kecil, sedang dan besar. Setiap senar menimbulkan bunyi sendiri. Semakin kecil ukuran senar, semakin tinggi bunyinya. Berarti, semakin besar ukuran senar, semakin rendah bunyinya. Kuatnya suara pada gitar dipengaruhi pula oleh lubang pada kotak suara. Hal ini disebabkan udara dalam kotak itu bergetar. Peristiwa ikut bergetarnya benda oleh getaran benda lain disebut resonansi.
5. Perambatan Bunyi Kita dapat mendengar berbagai bunyi atau suara dan membedakannya. Mengapa kita dapat mendengar bunyi tersebut? Menurut para ahli, getaran bunyi yang sampai ke telinga terjadi melalui proses yang disebut perambatan. Getaran benda dapat merambat melalui benda padat, cair dan gas.
30
a. Bunyi merambat melalui benda padat Di bawah ini adalah percobaan yang dilakukan oleh dua orang anak untuk membuktikan bahwa bunyi merambat melalui benda padat. Anak yang satu mengetukkan tangannya di atas meja, anak yang lain mendengarnya di sudut meja yang sama.
Gambar. 2.3. Percobaan bunyi merambat melalui benda padat b. Bunyi merambat melalui udara Meskipun kita berada di dalam ruangan, kita dapat mendengar bunyi atau suara dari luar. Misalnya, pada pagi hari kita dapat mendengar suara ayam berkokok dari dalam kamar. Kita juga dapat mendengar bunyi bel sekolah dari dalam kelas. Hal itu menunjukkan bahwa semua bunyi atau suara yang kita dengar dari luar itu merambat melalui udara. c. Bunyi merambat melalui zat cair Pada gambar di samping, seorang anak sedang mencoba mendengar bunyi ketukan pensil pada gelas yang berisi air.
Gambar. 2.4. Percobaan bunyi merambat melalui zat cair
31
6. Pemantulan dan Penyerapan Bunyi Apabila kita berada di suatu ruangan kosong yang dikelilingi tembok dan berbicara bersama temanmu, akan terdengar seolah-olah ada orang yang menirukan pembicaraan kita. Mengapa demikian? Gelombang bunyi atau suara kita yang sampai di permukaan yang keras seperti tembok dan lainlain akan dipantulkan atau dikembalikan. Pantulan suara oleh dinding atau permukaan keras lainnya dapat menimbulkan gaung. Gaung adalah pantulan suara yang kurang jelas karena bercampur dengan suara asli. Ada lagi pantulan bunyi yang jelas. Contohnya apabila kita berteriak di muka tebing yang agak jauh, suara yang sampai ke tebing akan dipantulkan kembali dengan jelas sesuai dengan suara yang terdengar dengan jelas yang disebut Gema.
Gambar. 2.5. Contoh percobaan gaung dan gema