PENGGUNAAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONSEP KALOR DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Nurhasanah 1110016300032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama
: Nurhasanah
NIM
: 1110016300032
Fakultas/Jurusan : FITK/Pendidikan Fisika Jenis Penelitian
: Skripsi
Judul
: PENGGUNAAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONSEP KALOR DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING.
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk: 1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas penulisan karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/pengalih formatkan. 3. Mengolah dalam bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. 4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dari segala bentuk tuntutan hukum yng timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Jakarta, 11 Juli 2016 Yang menyatakan
Nurhasanah
ABSTRAK
Nurhasanah (1110016300032). “Penggunaan Tes Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa dalam Pembelajaran Konsep Kalor dengan Model Inkuiri Terbimbing”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa yang berkembang dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing. Penelitian ini dilakukan di MAN 2 Serang Model tahun ajaran 2015/2016. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas X.5 MIA yang berjumlah 32 orang sebagai kelas yang menggunakan instrumen tes keterampilan proses sains pada konsep kalor. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes keterampilan proses sains dalam bentuk non-tes berupa lembar observasi dan tes berupa subjektif (uraian). Tes keterampilan proses sains yang digunakan dalam penelitian ini meliputi mengajukan pertanyaan, mengamati (observasi), berhipotesis, merencanakan percobaan, menafsirkan (interpretasi), dan berkomunikasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek mengamati (observasi) merupakan aspek tertinggi dengan nilai persentase rata-rata sebesar 87.50%, sedangkan aspek merencanakan percobaan merupakan aspek terendah dengan nilai persentase rata-rata sebesar 69,44%. Berdasarkan rata-rata keterampilan proses sains siswa yang terukur berdasarkan lembar observasi sebesar 79,17% sedangkan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 77,19. Kata kunci: Keterampilan proses sains, konsep kalor, model inkuiri terbimbing.
iv
ABSTRACT
Nurhasanah (1110016300032). “Uses of Science Process Skills Test (KPS) Students in Learning Concept Heat with Guided Inquiry Models "." A thesis of Physics Education Program, Science Education Departement, Tarbiya and Teaching Sciences of Faculty ,Islamic State University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. This study aims to determine students' science process skills developed in guided inquiry learning activities on the concept of heat. This research was conducted in MAN 2 Serang Model year 2015/2016. The method used is descriptive method. The subjects were students MIA X.5 classes totaling 29 people as a class using science process skills test instrument on the concept of heat. Instruments in this research used test of science process skills test in type of subjective test (essay) and non-test in observation checklist type. Science process skills tests used in this study include asking questions, observing the (observation), hypothesize, experiment planning, interpreting (interpretation), and communicating. The observation show that the highest aspect with an average percentage of 87.50%, instead the planning aspect of the experiment is the lowest one the value of the average percentage is 69.44%. Based on the average science process skillsthat measured in observation checklistis 79,17%. Meanwhile,the average of student’s value is 77,19. Keywords: science process skills, heat concept, guided inquiry models.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Penggunaan Tes Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa dalam Pembelajaran Konsep Kalor dengan Model Inkuiri Terbimbing sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, baginda pejuang Islam Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman kebodohan menuju jaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Begitu juga kepada seluruh keluarganya, para sahabatnya, serta pengikut ajarannya yang setia hingga akhir jaman. Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini melibatkan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Dwi Nanto, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan dosen penasehat akademik. Terimakasih atas ilmu, saran dan dorongan semangatnya selama peneliti menyelesaikan sttudi di program studi pendidikan fisika.
4.
Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah membimbing, memberikan arahan, saran-saran yang bermanfaat, serta nasehat bagi penulis dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.
5.
Ibu Kinkin suartini, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah membimbing, memberikan arahan, saran-saran yang bermanfaat, serta nasehat bagi penulis dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.
vi
6.
Dra. Hj. Aida, selaku Kepala MAN 2 Serang yang telah memberikan kesempatan untuk penulis melaksanakan penelitian skripsi ini.
7.
Drs. Hardiwijaya, selaku guru bidang studi fisika kelas X MAN 2 Serang yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis di dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini.
8.
Seluruh siswa-siswi MAN 2 Serang, terutama kelas X MIA 5 yang telah bekerjasama dan membantu penulis di dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini.
9.
Secara khusus, penulis juga menyampaikan banyak terimakasih pada kedua orangtua tercinta, yaitu Ayahanda Samidin (Alm) dan Ibunda Rodiah yang senantiasa mengiringi langkah penulis dengan untaian doa, pengorbanan, serta dukungan motivasi dan materi dengan penuh keikhlasan dan harapan.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, mudah-mudahan bantuan, bimbingan, semangat doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan di akhirat kelak. Penulis menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, secara terbuka penulis menerima setiap kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai pijakan penulis ke depan menjadi lebih baik dari sekarang. Walaupun demikian, penulis tetap berharap semoga penelitian skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Jakarta,
Maret 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASYAH ...................................ii SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................iii ABSTRAK .........................................................................................................iv ABSTRACK ......................................................................................................v KATA PENGANTAR .......................................................................................vi DAFTAR ISI ......................................................................................................viii DAFTAR TABEL .............................................................................................xi DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xii DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1 B. Identifikasi Masalah ....................................................................4 C. Pembatasan Masalah ...................................................................4 D. Perumusan Masalah .....................................................................4 E. Tujuan Penelitian .........................................................................5 F. Manfaat Penelitian .......................................................................5
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...................................................................................6 A. Deskripsi Teoritis ........................................................................6 1.
Tes ........................................................................................6 a. Pengertian Tes ................................................................6 b. Fungsi Tes ......................................................................7 c. Jenis-jenis Tes ................................................................8
2.
Keterampilan Proses Sains ...................................................9 a. Pengertian Keterampilan Proses Sains ...........................9 viii
b. Tujuan Melatih Keterampilan Proses Sains ...................10 c. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains ...........................11 d. Karakteristik Butir Soal Keterampilan Proses Sains (KPS) ........................................................................................15 3.
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ........................................16 a.
Pengertian Pembelajaran Inkuiri ...................................16
b.
Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ........................................................................................18
c.
Sintak Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ......................20
d.
Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran inkuiri ........................................................................................21
4.
5.
Kajian Konsep Kalor ............................................................22 a.
Karakteristik Konsep Kalor ...........................................22
b.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kalor .............22
c.
Kompetensi Inti .............................................................22
d.
Kompetensi Dasar .........................................................23
e.
Peta Konsep Kalor .........................................................24
f.
Uraian Materi Kalor ......................................................25
Penelitian Relevan ................................................................31
B. Kerangka Berpikir .......................................................................33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................36 A. Waktu dan Tempat Penelitian .....................................................36 B. Metode Penelitian ........................................................................36 C. Subjek Penelitian ........................................................................36 D. Prosedur Penelitian .....................................................................36 1.
Tahap Persiapan ...................................................................36
2.
Tahap Pelaksanaan ...............................................................37
3.
Tahap Akhir ..........................................................................37
E. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................39 F. Instrumen Penelitian ....................................................................39 ix
1.
Tes Keterampilan Proses Sains (KPS) .................................39
2.
Lembar Observasi.................................................................40
G. Kalibrasi Instrumen Penelitian ....................................................40 1.
Validitas................................................................................40
2.
Reliabilitas ............................................................................41
3.
Tingkat kesukaran ................................................................42
4.
Daya Pembeda ......................................................................43
H. Teknik Analisis Data ...................................................................44 1.
Teknik analisis data lembar observasi ..................................44
2.
Teknik Analisis Data Tes Uaraian ........................................45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................47 A. Hasil Penelitian ............................................................................47 1.
Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains (KPS) ..............47
2.
Hasil Belajar Siswa ..............................................................54
B. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................55 1.
Pembahasan Hasil Penelitian pada Lembar Observasi.........56
2.
Pembahasan Hasil Tes Uraian Keterampilan Proses Sains (KPS) .................................................................................... 57
C. Keterbatasan Penelitian ...............................................................58
BAB V
PENUTUP………………………………………………………… 59 A. Kesimpulan…………………………………………………… 59 B. Implikasi ......................................................................................59 C. Saran…………………………………………………………… 60
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................61 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................64
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator ..........................................14 Tabel 2.2 Karakteristik Khusus Butir Soal KPS ................................................16 Tabel 2.3 Tahap Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ...........................................20 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS) .....................39 Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen ............................................................41 Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Korelasi (
.......................................................42
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen .........................................................42 Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran .............................................................43 Tabel 3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ............................................43 Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda .................................................................44 Tabel 3.8 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen ...................................................44 Tabel 3.9 Kategori Keterampilan Proses Sains (KPS) .......................................45 Tabel 4.1 Penilaian Hasil Observasi I Keterampilan Proses Sains (KPS) .........48 Tabel 4.2 Penilaian Hasil Observasi II Keterampilan Proses Sains (KPS) ........48 Tabel 4.3 Penilaian Hasil Observasi III Keterampilan Proses Sains (KPS) ......49 Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Hasil Observasi Tes KPS......................................50 Tabel 4.5 Ukuran Pemusatan Data Hasil Belajar Siswa ....................................52 Tabel 4.11 Pengkategorian Tes Hasil Belajar ..................................................... 52
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Konsep Kalor..........................................................................24 Gambar 2.2 Bagan Perubahan Wujud Benda .....................................................27 Gambar 2.3 Rambatan Kalor di Dalam Konduktor ........................................... 28 Gambar 2.4 Rambatan Kalor di Dalam Isolator ................................................ 29 Gambar 2.5 Angin Laut Dan Angin Darat terjadi Melalui Konveksi Alami Udara .....................................................................................................29 Gambar 2.6 Konveksi Paksa pada Sistem Pendingin Mobil ..............................30 Gambar 2.7 Bagan Kerangka Berpikir ...............................................................35 Gambar 3.1 Prosedur Penelitian.........................................................................38 Gambar 4.1 Diagram Rekapitulasi Data Hasil Observasi KPS..........................51
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................... 67 Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ............................................................ 85 Lampiran 3 Lembar Observasi .......................................................................... 101 Lampiran 4 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ..... 113 Lampiran 5 Uji Validitas Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ............... 125 Lampiran 6 Uji Reliabilitas Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ........... 126 Lampiran 7 Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ..... 127 Lampiran 8 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ...................................................................................................... 128 Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains .............................................................................................. 129 Lampiran 10 Kisi-Kisi Tes Uraian Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS) .......................................................................................................130 Instrumen 11 Tes Keterampilan Proses Sains .................................................... 137 Lampiran 12 Data Hasil Observasi Tes Keterampilan Proses Sains................. 142 Lampiran 13 Data Hasil belajar siswa Tes Keterampilan Proses Sains (KPS) .................................................................................................... 144 Lampiran 14 Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains (KPS) ........................ 145
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Selama ini pembelajaran dan pengukuran hasil belajar fisika di sekolah hanya memperhatikan aspek kognitif saja.1 Guru kurang melatih keterampilanketerampilan yang dimiliki siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Padahal hakekat fisika itu sendiri ialah sebagai produk dan proses.2 Hakekat fisika sebagai produk artinya sebagai hasil proses berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah ataupun bahan-bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan. Hakekat sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan untuk menemukan pengetahuan baru.3 Secara umum, pembelajaran fisika di sekolah lebih menekankan aspek produk sedangkan aspek prosesnya diabaikan. Siswa memperoleh pengetahuan berupa konsep, fakta atau prinsip berdasarkan informasi yang didapat dari guru. Siswa tidak dibiasakan untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Guru dianggap sebagai sumber pengetahuan sedangkan siswa hanya sebagai penerima pengetahuan. Seharusnya guru menjadi fasilitator dan motivator dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti yang diharapkan. Akibatnya pengetahuan tersebut hanya bersifat hafalan belaka bukan didasarkan pada aspek proses siswa. Padahal untuk menemukan konsep, fakta atau prinsip diperlukan suatu keterampilan proses.4 Keterampilan proses yang dimaksud adalah keterampilan proses sains. Guru harus mengukur dan mengembangkan keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan tes keterampilan proses sains. Keterampilan ini merupakan keterampilan atau kemampuan mendasar yang dimiliki oleh setiap siswa. 1
A. Rusmiyati , dan A. Yulianto, Peningkatan Keterampilan Proses Sains dengan Menerapkan Model Problem Based-Instruction, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5, 2009), h. 75. 2 Nuryani Y Rustaman, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), h. 103. 3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), cet VI, h. 137. 4
1
2
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan ilmuan untuk memperolah pengetahuan.5 Keterampilan-keterampilan atau kemampuan-kemampuan tersebut diantaranya: mengobservasi, membuat hipotesis, merencanakan penelitian (eksperimen), mengendalikan variabel, menginterpretasi atau menafsirkan data, menyusun kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan dan mengomunikasikan.6 Penggunaan tes keterampilan proses sains ini dapat dilakukan melalui kegiatan praktikum karena siswa diberi pengalaman langsung dengan objek yang sedang dipelajari. Selain itu, siswa juga diberi tes tertulis berupa soal uraian. Dengan kegiatan pembelajaran ini, diharapkan dapat melatih siswa memiliki keterampilan
berpikir
berdasarkan pengetahuan sains
yang dimilikinya.
Keterampilan berpikir siswa akan efektif jika keterampilan proses sains siswa dikembangkan dan dilatih karena keterampilan proses sains ini melibatkan keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial.7 Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat dalam keterampilan proses karena siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual terlibat dalam keterampilan proses karena melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Keterampilan sosial, siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses. Apabila keterampilan proses sains ini dikembangkan, siswa akan menemukan konsep dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keterampilan proses sains perlu diterapkan karena mempunyai beberapa alasan. Pertama, perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung secara cepat sehingga tidak mungkin lagi peran guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Kedua, siswa mudah memahami konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang konkret. Ketiga, penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen, penemuannya bersifat relatif. Keempat, proses belajar mengajar
5
Zulfiani, Dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h. 51. 6 Conny Semiawan, Pendekatan Proses Sains, (Jakarta: PT Gramedia Widiasmara, 1992), h.17. 7 Nuryani Y Rustaman, dkk. Op.Cit., h. 95
3
seyogyanya pengembangan konsep yang tidak pengembangan sikap dan nilai dalam diri siswa.8
dilepaskan
dari
Tes keterampilan proses sains dalam penelitian ini menggunakan konsep kalor. Kalor merupakan konsep yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada konsep ini siswa dituntut untuk melakukan beberapa percobaan. Percobaan ini seperti mengamati keadaan suhu akhir pada pencampuran zat yang suhu yang berbeda dengan menggunakan termometer, membuat hipotesis mengenai perpindahan kalor, mengkomunikasikan grafik hasil percobaan pada perubahan wujud benda. Dari beberapa pengamatan tersebut siswa diberi pengalaman langsung untuk menggabungkan interaksi siswa dengan objek belajar. Berkaitan dengan persoalan di atas, untuk menggunakan tes keterampilan proses sains ini perlu adanya suatu pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa. Pembelajaran ini menuntun siswa mengkonstruk sendiri pengetahuannya melalui proses penyelidikan. Salah satu
pembelajaran yang dimaksud
ialah
model inkuiri terbimbing (guided inquiry) yang merupakan aplikasi dari pembelajaran kontruktivisme. Pembelajaran ini akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori maupun prinsip yang dilihat dari lingkungan dengan bimbingan guru sehingga muncul sikap ilmiah pada diri siswa. Model inkuiri terbimbing (guided inquiry) dapat dirancang penggunaannya oleh guru berdasarkan kemampuan atau tingkat perkembangan intelektual siswa. siswa memiliki sifat yang aktif, sifat ingin tahu yang besar, terlibat dalam suatu situasi secara utuh dan reflektif terhadap suatu proses dan hasil-hasil yang ditemukan. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Tes Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa
dalam
Pembelajaran
Terbimbing”.
8
Conny Semiawan, Op.Cit. h.14
Konsep
Kalor
dengan
Model
Inkuiri
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalm latar belakang masalah, terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain: 1.
Secara umum pembelajaran fisika di sekolah masih menekankan pada hasil sedangkan proses seringkali diabaikan.
2.
Kegiatan belajar mengajar fisika relatif masih menekankan pada aspek hafalan bukan aspek proses.
3.
Siswa memiliki keterampilan-keterampilan mendasar, namun guru belum mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa.
C. Pembatasan Masalah Agar masalah yang diteliti tidak terlalu meluas, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu sebagai berikut: 1.
Tes keterampilan proses sains yang digunakan dalam penelitian ini menurut Nuryani Y. Rustaman yang meliputi mengamati (observasi), menafsirkan (interpretasi),
mengajukan
pertanyaan,
berhipotesis,
merencanakan
percobaan, dan berkomunikasi. 2.
Model inkuiri terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini menurut Eggen & Kauchak adalah menyajikan pertanyaan atau masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, melaksanakan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data serta membuat kesimpulan.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana deskripsi penggunaan tes keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing?”. Rumusan masalah di atas, secara operasional dapat dijabarkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1.
Aspek keterampilan proses sains apakah yang terukur paling tinggi dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing?
5
2.
Aspek keterampilan proses sains apakah yang terukur paling rendah dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing?
3.
Bagaimana rata-rata keterampilan proses siswa yang terukur setelah pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan tes keterampilan proses sains siswa secara deskriptif dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing. Secara spesifik tujuan dalam penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui aspek keterampilan proses sains apakah yang terukur paling tinggi dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing.
2.
Untuk mengetahui aspek keterampilan proses sains apakah yang terukur paling rendah dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing.
3.
Untuk mengetahui aspek rata-rata keterampilan proses siwa yang terukur setelah pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing.
F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat. Adapun manfaat penelitian ini antara lain: 1.
Dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa yang dimilikinya melalui model inkuiri terbimbing.
2.
Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika melalui penilaian sistematis dan berorientasi pada keterampilan berpikir.
3.
Dapat memberikan masukan pada guru tentang pengembangan instrumen penilaian
yang
berorientasi
keterampilan
berpikir
berorientasi pada pengembangan keterampilan proses sains.
khususnya
yang
6
BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA PIKIR
A. Deskripsi Teoretis 1.
Tes
a.
Pengertian Tes Tes berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah piring yang
digunakan untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain. Dalam perkembangannya, istilah tes diadopsi dalam psikologi dan pendidikan.1 Secara umum tes diartikan sebagai alat yang dugunakan untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat konten atau materi tertentu. Menurut Sudijono, tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes juga dapat diartikan sebagai alat pengukur yang mempunyai standar objektif, sehingga dapat dipergunakan secara meluas, serta betul-betul dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan psikis atau tingkah laku individu. Menurut Bruce, tes digunakan untuk mengukur banyaknya pengetahuan yang diperoleh individu dari suatu bahan pelajaran yang terbatas pada tingkat tertentu. Oleh karena itu, tes merupakan alat ukur yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan umumnya orang masih memandang bahwa indikator keberhasilan seseorang mengikuti pendidikan dilihat dari seberapa banyak orang menguasai materi yang telah dipelajari dalam suatu jenjang pendidikan tertentu.2 Menurut Norman, mengemukakan bahwa tes merupakan salah satu prosedur evaluasi yang komperhensif, sistematik, dan objektif yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam proses pengajaran
1
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009), h.2. Djaali dan Pujdi Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2004), h. 8. 2
7
yang dilakukan oleh guru.3 Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tes memiliki peranan sangat penting dalam dunia pendidikan. b. Fungsi Tes Secara umum ada beberapa fungsi tes di dalam dunia pendidikan, yaitu:4 1) Alat untuk mengukur prestasi belajar siswa Hal ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai siswa setelah menempuh proses belajar-mengajar dalam jangka waktu tertentu. Dalam kaitan ini, tes berfungsi sebagai alat untuk mengukur keberhasilan program pengajaran. Sebagai alat untuk mengukur keberhasilan program pengajaran, tes berfungsi untuk seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan dapat tercapai dan seberapa banyak yang belum tercapai serta menentukan langkah apa yang perlu dilakukan untuk mencapainya. 2) Berfungsi sebagai motivator pembelajaran Hampir semua ahli teori pembelajaran menekankan pentingnya umpan balik yang berupa nilai untuk meningkatkan intensitas kegiatan belajar. Thorndike mengemukakan bahwa siswa akan belajar lebih giat dan berusaha lebih keras apabila mereka mengetahui bahwa diakhir program yang sedang ditempuh akan ada tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka. Menurut Ebel, tes kadangkadang dianggap sebagai motivator ekstrinsik. Fungsi ini dapat optimal apabila nilai hasil tes yang diperoleh siswa betul-betul obyektif dan sahih, baik secara internal maupun eksternal yang dapat dirasakan langsung oleh siswa yang diberi nilai melalui tes. 3) Upaya perbaikan kualitas pembelajaran Dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran ada tiga jenis tes, yaitu tes penempatan, tes diagnostik, dan tes formatif. Tes yang dilaksanakan untuk keperluan penempatan bertujuan agar setipa siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas atau pada jenjang pendidikan tertentu dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara efektif karena sesuai dengan bakat dan
3 4
Ibid., h. 9. Ibid.
8
kemampuannya
masing-masing.
Evaluasi
diagnostik
dilaksanakan
untuk
mengidentifikasi kesulitan belajar siswa. Menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan siswa dan menetapkan cara mengatasi kesulitan belajar tersebut. Berhasil atau gagalnya suatu kegiatan pembelajaran dalam proses pendidikan pada suatu jenis atau jenjang pendidikan tertentu sangat dipengaruhi oleh apakah siswa mengalami kesulitan belajar atau tidak. Tes formatif pada dasarnya adalah tes yang bertujuan untuk mendapatkan umpan balik bagi usaha perbaikan kulaitas pembelajaran dalam konteks kelas. Kualitas pembelajaran ditentukan oleh intensitas proses belajar dalam diri setiap siswa sebagai subyek belajar sekaligus siswa. 4) Menentukan berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Untuk keperluan ini dikenal istilah tes sumatif. Tes sumatif yang dikenal dengan istilah summative test adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan materi pelajaran atau satuan program pengajaran setelah diberikan. Di sekolah, tes sumatif dikenal dengan tes ulangan umum.
c.
Jenis-Jenis Tes Dalam penjelasaan ini, hanya ada dua jenis tes yang akan dibahas yaitu tes
tertulis yang dibedakan menjadi 2 yaitu tes uraian dan tes objektif. 1) Tes uraian Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya
dalam
bentuk
menguraikan,
menjelaskan,
mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk yang sejenis yang sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata atau bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hal mengekspresikan gagasan melalui bahasa tulisan. Tes uraian ini dibedakan menjadi tiga yaitu uraian bebas, uraian terbatas dan uraian berstruktur.
9
2) Tes objektif Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi (dichotomously scored item) karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut objektif karena penilaianya objektif. Tes objektif menuntut siswa untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi. Tes objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu tes benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi jawaban singkat.5
2.
Keterampilan Proses Sains
a.
Pengertian Keterampilan Proses Sains Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran
yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannnya dalan kehidupan sehari-hari. Pengertian tersebut, termasuk di antaranya keterlibatan fisik, mental, dan sosial siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan.6 Pendekatan keterampilan proses sains (KPS) merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA. 7 Keterampilan proses sains dapat juga diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan tindakan dalam belajar sains sehingga menghasilkan konsep, prinsip, hukum maupun fakta. Mengajarkan keterampilan proses pada siswa berarti memberi kesempatan
kepada
siswa
untuk
melakukan
sesuatu
bukan
hanya
8
membicarakannya. Keterampilan ini dapat digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip atau teori. Konsep, prinsip atau teori yang
5
Zainal arifin. Op.Cit.,h. 135 E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional, (Bandung: PT Rosdakarya,2005), h. 99. 7 Nuryani Y. Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), h. 95. 8 Widayanto, Mengembangkan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa kelas X Melalui KIT Optik, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5, 2009, h. 2. 6
10
telah ditemukan atau dikembangkan ini akan memantapkan pemahaman tentang keterampilan proses tersebut. Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan yakni manual, intelektual, dan sosial. Sesuai dengan karakteristiknya sains yang berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya fakta, konsep, dan prinsip saja namun menekankan pada penemuan. Kemampuan siswa dalam menemukan konsep perlu dibekalkan dengan kegiatan pembelajaran yang berorientasi proses (student centered). Dalam hal ini guru dapat mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains. Terlatihnya siswa dalam menggunakan keterampilan proses ini akan memudahkan dalam menerapkan konsep sains dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Semiawan, dkk, keterampilan proses sains (KPS) perlu diterapkan karena mempunyai beberapa alasan. Pertama, perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung secara cepat sehingga tidak mungkin lagi peran guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Kedua, siswa mudah memahami konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang konkret. Ketiga, penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen, penemuannya bersifat relatif. Keempat, proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep yang tidak lepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri siswa.9
b. Tujuan Melatih Keterampilan Proses Sains Melatih keterampilan proses merupakan salah satu upaya yang penting untuk memperoleh keberhasilan siswa yang optimal. Materi pelajaran akan lebih mudah dipelajari, dipahami, dihayati, dan diingat dalam waktu yang relatif lama bila siswa sendiri memperoleh pengalaman langsung dari peristiwa belajar tersebut melalui pengamatan atau eksperimen.
9
h.17.
Conny Semiawan, Pendekatan Proses Sains, (Jakarta: PT Gramedia Widiasmara, 1992),
11
Menurut Muhammad, tujuan melatihkan keterampilan proses sains diharapkan sebagai berikut:10 1.
Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena dalam melatih keterampilan proses siswa dipacu untuk berpasrtisipasi secara aktif dan efisien dalam belajar.
2.
Menuntaskan hasil belajar siswa secara serentak, baik keterampilan produk, proses, maupun keterampilan kinerjanya.
3.
Menemukan dan membangun sendiri konsepsi serta dapat mendefinisikan secara benar untuk mencegah terjadinya miskonsepsi.
4.
Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian, dan fakta yang dipelajarinya karena dengan latih keterampilan proses, siswa sendiri yang berusaha mencari dan menemukan konsep tersebut.
5.
Mengembangkan pengetahuan teori atau konsep dengan kenyataan dalam kehidupan masyarakat.
6.
Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup di dalam masyarakat, karena siswa telah dilatih keterampilan dan berpikir logis dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan.
c.
Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu sama
lain sebenarnya tak dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam masing-masing keterampilan proses tersebut.11 Keterampilan proses yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran IPA, yaitu:12 1) Melakukan observasi 2) Menafsirkan hasil pengamatan 3) Mengelompokkan 4) Meramalkan
10
150.
11
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), Cet ke-6, h.
Nuryani Y. Rustaman, op.cit., h. 96. Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 53. 12
12
5) Keterampilan berkomunikasi 6) Hipotesis 7) Merencanakan percobaan atau penyelidikan 8) Menerapkan konsep atau prinsip 9) Mengajukan pertanyaan 10) Keterampilan menyimpulkan Melakukan observasi merupakan keterampilan yang dilakukan melalui kegiatan dengan menggunakan seluruh alat indera secara optimal, seperti telinga, mata, hidung, lidah dan kulit. Pengamatan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu ataupun tidak. Menafsirkan hasil pengamatan merupakan keterampilan mencatat hasil pengamatan dalam bentuk angka. Pengamatan tersebut siswa dapat menghubunghubungkan hasil pengamatan dan menemukan pola dalam suatu pengamatan. Setelah itu, siswa dapat menemukan kesimpulan sementara terhadap hasil observasi atau pengamatan. Mengelompokkan merupakan keterampilan mendasar dimana siswa memiliki kemampuan untuk mengklasifikasikan perbedaan dan persamaan antara berbagai obyek yang diamati. Termasuk kedalam jenis keterampilan jenis ini adalah
menggolong-golongkan,
membandingkan,
mengontraskan,
dan
mengurutkan. Meramalkan, merupakan kemampuan membuat prediksi atau perkiraan menggunakan pola-pola tertentu terhadap sesuatu yang mungkin terjadi sebelum dilakukan pengamatan. Meramalkan dalam sains tentu berbeda dengan meramalkan secara magis, karena meramalkan dalam sains tidak beradasarkan hal-hal yang sifatnya tahayul, tetapi berdasarkan teori/fakta yang sudah ada sebelumnya. Keterampilan
berkomunikasi
merupakan
kemampuan
dalam
menjelaskan hasil pengamatan. Bentuk komunikasi ini bisa dalam bentuk lisan, tulisan, grafik, tabel, diagram atau gambar. Jenis komunikasi dapat berupa paparan sistematik (laporan) atau transformasi parsial.
13
Hipotesis merupakan kemampuan yang mendasar dalam kerja ilmiah. Hipotesis sendiri adalah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan berdasarkan teori-teori/fakta-fakta yang ada. Kebenaran suatu hipotesis diuji melalui sebuah eksperimen. Oleh karena itu, suatu hipotesis ada kalanya benar dan ada kalanya tidak. Merencanakan percobaan atau penyelidikan merupakan keterampilan menentukan alat bahan yang diperlukan untuk menguji atau menyelidiki sesuatu, dalam lembar kerja siswa (LKS) tidak dicantumkan secara khusus alat-alat dan bahan yang diperlukan. Menerapkan keterampilan
konsep
menggunakan
atau
prinsip,
konsep-konsep
Keterampilan yang
telah
ini
meliputi
dipahami
untuk
menjelaskan peristiwa baru, menerapkan konsep yang dikuasai pada situasi baru atau menerapkan rumus-rumus pada pemecahan soal-soal baru. Mengajukan pertanyaan, Keterampilan ini sebenarnya merupakan keterampilan mendasar yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu masalah lebih lanjut. Setiap berhadapan dengan suatu masalah semestinya siswa mengajukan pertanyaan. Keberanian siswa untuk bertanya, harus ditumbuhkan guru dalam setiap pembelajaran. Keterampilan menyimpulkan, Keterampilan-keterampilan proses yang dipaparkan di atas menjadi kurang begitu bermakna bagi hasil belajar siswa, terutama dalam hal menguasai konsep, apabila tidak ditunjang dengan keterampilan menarik suatu generalisasi dari serangkaian hasil kegiatan percobaan atau penyelidikan. Tetapi perlu diingat bahwa untuk siswa pada pendidikan dasar, kesimpulan yang dibuat harus dibimbing guru secara proposional sesuai dengan tingkat usia mereka hingga pada akhirnya menyimpulkan secara mandiri.
14
Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator (Harlen 1992, Rustaman 2005)13 Keterampilan Proses Sains 1. Mengamati/observasi
2. Mengelompokkan/klasifiskasi
a. b. a. b. c. d. e.
3. Menafsirkan/interpretasi
f. a. b. c.
Indikator Menggunakan sebanyak mungkin indera Mengumpulkan/menggunakan faktafakta yang relevan Mencatat setiap pengamatan secara terpisah Mencari perbedaan, persamaan Mengontraskan ciri-ciri Membandingkan Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan Menghubungkan hasil-hasil pengamatan Menghubungkan hasil-hasil pengamatan Menemukan pola dalam satu seri pengamatan Menyimpulkan
4. Meramalkan/prediksi
a. Menggunaka pola-pola hasil pengamatan b. Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati
5. Mengajukan pertanyaan
a. bertanya apa, bagaimana, dan mengapa b. bertanya untuk meminta penjelasan c. mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis
6. Berhipotesis
a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah
7. Merencanakan percobaan/penelitian
a. Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan b. Menentukan variabel/faktor penentu c. Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat d. Menentukkan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja
13
Ibid., h. 56.
15
8. Menggunakan alat/bahan
a. Memakai alat/bahan b. Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan c. Menggunakan bagaimana menggunakan alat/bahan
9. Menerapkan konsep
b. Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru c. Menggunakan konsep pada pengalamn baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi a. Memeriksa/menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram b. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis c. Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian d. Membaca grafik atau tabel atau diagram e. Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah aau suatu peristiwa
10. Berkomunikasi
11. Melaksanakan percobaan Menurut Frunk, keterampilan proses sains (KPS) terdiri atas keterampilan proses tingkat dasar (basic science process skills) dan keterampilan proses terpadu (integrated science process skills). Keterampilan proses tingkat dasar terdiri atas enam keterampilan yakni observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi, dan interferensi. Keterampilan proses tepadu terdiri atas menentukan variabel, menyusun tabel data, menyusun garfik, memberi hubungan variabel, memproses data, menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan variabel secara operasional, merencanakan penyelidikan, dan melakukan eksperimen.14
d. Karakteristik Butir Soal Keterampilan Proses Sains (KPS) Nuryani Rustaman mengemukakan bahwa karakteristik butir soal KPS dibahas secara umum dan secara khusus. Secara umum pembahasan butir soal KPS lebih ditujukan untuk membedakan dengan butir soal biasa yang mengukur 14
Trianto, op. cit., h. 144.
16
penguasaan konsep. Secara khusus karakteristik jenis KPS tertentu akan dibahas dan dibandingkan satu sama lain, sehingga jelas perbedaannya.15 1) Karakteristik umum Secara umum butir soal KPS dapat dibedakan dengan butir soal penguasaan konsep. Butir-butir soal KPS memiliki beberapa karakteristik. Pertama, butir soal KPS tidak boleh dibebani konsep (nonkonsep burdan). Hal ini diupayakan agar butir soal tersebut tidak rancu dengan pengukuran penguasaan konsepnya. Konsep dijadikan konteks. Konsep yang terlibat harus diyakini oleh penyusun butir soal sudah dipelajari siswa atau tidak asing bagi siswa (dekat dengan keadaan sehari-hari siswa). Kedua, butir soal KPS mengandung sejumlah informasi yang harus diolah oleh responden atau siswa. Informasi dalam butir soal KPS dapat berupa gambar, diagram, grafik, data dalam tabel atau uraian, atau objek aslinya. Ketiga, seperti butir soal pada umumnya, aspek yang akan diukur oleh butir soal KPS harus jelas dan hanya mengandung satu aspek saja, misal interpretasi.
Keempat,
sebaiknya
ditampilkan
gambar
untuk
membantu
menghadirkan objek.16 2) Karakteristik Khusus Rustaman menyatakan karakteristik khusus butir soal KPS seperti terterapada Tabel 2.2.17 Tabel 2.2 Karakteristik Khusus Butir Soal KPS Aspek KPS
Keterangan
Observasi
Harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya
Interpretasi
Harus menyajikan sejumlah data yang menyajikan pola
Klasifikasi
Harus ada kesempata mencari/menemukan persamaan dan perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu untuk melakukan pengelompokkan, atau ditentukan jumlah kelompok yang harus terbentuk
15
Rustaman., op. cit., h. 194. Ibid. 17 Ibid. 16
17
Prediksi
Harus jelas pola atau kecenderungan untuk dapat mengajukan dugaan atau ramalan
Harus ada bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke Berkomunikasi bentuk penyajian lain, misalnya bentuk uraian ke bentuk bagan atau bentuk tabel ke bentuk grafik Berhipotesis
Dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variabel atau lebih, biasanya mengandung cara kerja atau menguji atau membuktikan
Merencanakan percobaan
Harus memberi kesempatan untuk mengusulkan gagasan berkenaan dengan alat/bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang harus ditempuh, menentukan perubah (variabel), mengendalikan peubah
Menerapkan konsep
Harus membuat konsep atau prinsip yang akan diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya
Mengajukan pertanyaan
Harus memunculkan sesuatu yang mengherankan, mustahil, tidak bias, atau kontradiktif agar responden atau siswa termotivasi untuk bertanya
3.
Model Inkuiri Terbimbing
a.
Pengertian Pembelajaran Inkuiri Kata “inquiry” dalam bahasa inggris berarti pertanyaan, memeriksa, atau
penyelidikan. Menurut Schmid, inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah merupakan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan.18 Menurut Gulo, pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analisis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.19 Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan 18
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif Dan Kreatif dalam Kelas (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2010), h. 85. 19 Trianto, Mode-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), Cet V, h. 135.
18
kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa adalah:20 1) Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi 2) Inkuiri berfokus pada hipotesis 3) Penggunaan fakta sebagai evidensi(informasi dan fakta). Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah kedalam waktu yang relative singkat. Salah satu prinsip utama inkuiri, yaitu siswa dapat mengonstruk sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya.21 Proses belajar mengajar, inkuiri ini digunakan sebagai metode pengajaran yang memungkinkan ide siswa berperan dalam investigasi yang akan dilakukan oleh siswa.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Menurut Carol C. Kuhlthau dan Ross J. Todd ada enam karakteristik inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yaitu:22 1) Siswa belajar aktif dan terefleksikan pada pengalaman Jhon dewey menggambarkan pembelajaran sebagai proses aktif individu, bukan sesuatu dilakukan untuk seseorang tetapi lebih kepada sesuatu itu dilakukan oleh seseorang. Pembelajaran merupakan sebuah kombinasi dari tindakan dan refleksi pada pengalaman. Deway sangat menekankan pembelajaran Hands On (berdasar pengalaman) sebagai penentang metode otoriter dan menganggap bahwa pengalaman dan inkuiri (penemuan) sangat penting dalam pembelajaran bermakna. 2) Siswa belajar pada apa yang mereka tahu
20
Ibid. Zulfiani, dkk. op.cit.,h. 119. 22 Carol Kuhlthau dan Ross J. Todd, 2006, “Guided Inquiry: A Framework For Learning Through School Libraries In 21” Century School” . 21
19
Pengalaman masa lalu dan pengertian sebelumnya merupakan bentuk dasar untuk membangun pengetahuan baru. Menurut Ausubel, faktor yang terpenting mempengaruhi pembelajaran adalah melalui apa yang mereka tahu. 3) Siswa mengembangkan rangkaian berpikir dalam proses pembelajaran melalui bimbingan Rangkaian berpikir kearah yang lebih tinggi memerlukan proses mendalam yang membawa kepada sebuah pemahaman. Proses yang mendalam memerlukan waktu dan motivasi yang dikembangkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang otentik mengenai objek yang telah digambarkan dari pengalaman dan keingin tahuan siswa. Proses yang mendalam juga memerlukan perkembangan kemampuan intelektual yang melebihi dari penemuan dan pengumpulan fakta. Menurut Bloom, kemampuan intelektual seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi membantu merangsang untuk berinkuiri yang membawa kepada pengetahuan dan pendalaman yang mendalam. 4) Perkembangan siswa terjadi secara bertahap. Siswa berkembang melalui tahap perkembangan kognitif, kapasitas mereka untuk berpikir abstrak ditingkatkan oleh umur. Perkembangan ini merupakan proses kompleks yang meliputi kegiatan berpikir, tindakan, refleksi, menemukan dan menghubungkan ide, membuat hubungan, mengembangkan dan mengubah pengetahuan sebelumnya, kemampuan serta sikap dan nilai. 5) Siswa mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran Siswa belajar melalui semua pengertiannya. Mereka menggunakan seluruh kemampuan fisik, mental dan sosial untuk membangun pemahaman yang mendalam mengenai dunia dan apa yang hidup didalamnya. 6) Siswa belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain Siswa hidup di lingkungan sosial dimana mereka terus menerus belajar melalui interaksi dengan orang lain di sekitar mereka. Orang tua, teman, saudara, guru, kenalan, dan orang asing merupakan bagian dari lingkungan sosial yang membentuk pembelajaran lingkungan pergaulan dimana mereka membangun pemahaman mengenai dunia dan membuat makna untuk mereka, Vigotsky
20
berpendapat bahwa perkembangan proses hidup bergantung pada interaksi sosial dan pembelajaran sosial berperan penting untuk perkembangan kognitif. Berdasarkan karakteristik tersebut, inkuiri terbimbing merupakan sebuah pembelajaran yang berfokus pada proses berpikir yang membangun pengalaman oleh keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Siswa belajar dengan membangun pemahaman mereka sendiri berdasarkan pengalaman-pengalaman dan apa yang mereka tahu. Selain itu, siswa juga belajar melalui interaksi dengan orang lain yang berperan penting dalam perkembangan kognitifnya.
c.
Sintak Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada penelitian ini tahapan pembelajaran yang digunakan mengadaptasi
dari tahapan pembelajaran yang dikemukakan oleh Eggen & Kauchak. Adapun tahapan pembelajaran inkuiri sebagai berikut.23 Tabel 2.2 Tahap Pembelajaran Inkuiri Fase
23
Perilaku guru
Menyajikan pertanyaan atau masalah
Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah ditulis di papan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok
Membuat hipotesis
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan
Merancang percobaan
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkahlangkah percobaan
Melakukan percobaan
Guru membimbing siswa informasi melalui percobaan
Trianto., op.cit., h. 141.
mendapatkan
21
Mengumpulkan dan menganalisis data
Guru memberi kesempatan pada kelompok untuk menyampaikan hasil percobaan data yang terkumpul
Memberi kesimpulan
Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
Menurut Sudjana menyatakan ada lima (5) tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri yaitu:24 1) Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa. 2) Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis. 3) Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk mencari jawaban hipotesis atau permasalahan. 4) Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi. 5) Mengaplikasikan kesimpulan.
d. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri Model pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan yaitu:25 1) Membantu siswa untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilam dalam proses kognitif. 2) Siswa memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya. 3) Membangkitkan motivasi dan gairah belajar siswa untuk belajar lebih giat lagi. 4) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing. 5) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada siswa dengan guru yang terbatas.
24
Trianto, Ibid., h. 142. Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012 ), Cet. III, h.79. 25
22
Adapun beberapa kelamahan dari model pembelajaran inkuiri yaitu:26 1) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik. 2) Keadaan kelas di kita kenyataannya gemuk jumlah siswanya makan metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan. 3) Guru dan siswa sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama maka metode inkuiri ini akan mengecewakan. 4) Ada kritik bahwa proses dalam metode inkuiri terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memerhatikan perkembangan sikap dan keterampilan bagi siswa.
4.
Kajian Konsep Kalor
a.
Karakteristik Konsep Kalor Materi kalor yang diajarkan di SMA pada kurikulum 2013 diajarkan di
kelas X. Sebelum memulai materi kalor, siswa dituntut untuk menguasai materi suhu karena materi ini saling berkaitan. Setelah itu siswa dapat mempelajari konsep kalor. Materi pokok yang dipelajari pada konsep di kelas X adalah kalor dan perubahan wujud, asas Black, serta perpindahan kalor. Siswa dapat mengaplikasikan konsep kalor ini dalam kehidupan sehari-hari seperti termos, setrika, memasak air dengan menggunakan panci logam, solder, terjadinya angin darat dan angin laut, oven microwave, radiasi panas dari tungku perapian dan masih banyak lagi.
b. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kalor Kompetensi inti dan kompetensi dasar kalor pada kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: 1) Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan 26
Ibid.
23
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 :
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
2) Kompetensi Dasar 3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan seharihari. 4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas, dan konduktivitas kalor.
c. Peta Konsep Kalor
Gambar 2.1 Peta Konsep Kalor
26
d. Uraian Materi Kalor Ketika suatu ketel air dingin diletakkan di atas kompor, temperatur air akan naik. Kita katakan bahwa kalor mengalir dari kompor ke air yang dingin. Ketika kedua benda yang temperaturnya berbeda diletakkan saling bersentuhan, kalor akan mengalir seketika dari yang panas ke yang dingin. Aliran kalor seketika ini selalu dalam arah yang cenderung menyatakan temperature. Jika kedua benda tersebut disentuhkan cukup lama sehingga temperatur keduanya sama, keduanya dikatakan dalam keadaan setimbang termal, dan tidak ada lagi kalor yang mengalir di antaranya. Sebagai contoh, ketika teermometer demam pertama kali dimasukkan ke mulut pasien, kalor mengalir dari mulut pasien tersebut ke thermometer; ketika pembacaan termometer berhenti naik, termometer setimbang dengan mulut orang tersebut dan temperaturnya sama.27 1) Kalor sebagai Transfer Energi Kalor mengalir dengan sendirinya dari suatu benda yang temperaturnya lebih tinggi ke benda lain dengan temperatur yang lebih rendah. Satuan yang umum untuk kalor, yang masih digunakan sekarang, dinamakan kalori. Satuan yang lebih sering digunakan dari kalori adalah kilokalori (kkal), yang besarnya 1000 kalori. Kadangkala satu kilokalori disebut Kalori (dengan huruf K besar).28 Dimana 1 kal = 4,186 J yang merupakan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 g air sebesar 1 Co. Jadi, kalor mengacu pada transfer energi dari satu benda ke yang lainnya karena adanya perbedaan temperatur.
2) Kalor Jenis Besar kalor Q yang dibutuhkan untuk mengubah temperatur zat tertentu sebanding dengan massa m zat tersebut dan dengan perubahan temperatur ∆T. Hal ini dapat dinyatakan dalam persamaan,29 …………………………………(2.1)
27
Douglas C Giancoli, Fisika, Edisi 5, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 488. Ibid., h.489. 29 Ibid., h.492. 28
27
di mana c adalah besaran karakteristik dari zat tersebut, yang disebut kalor jenis. Dimana kalor jenis durumuskan sebagai berikut: c = Q/m∆T, Keterangan: Q : kalor (Joule) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg °C) T : perubahan suhu benda (° C) Jadi, kalor jenis, c, dari zat didefinisikan sebagai energi (atau kalor) yang dibutuhkan untuk mengubah temperatur massa satuan zat sebesar 1 derajat.
3) Kapasitas kalor Kalor yang dibutuhkan 1 panci air agar suhunya naik 1° C disebut kapasitas kalor. Kapasitas kalor sebenarnya banyaknya energi yang diberikan dalam bentuk kalor untuk menaikkan suhu benda sebesar satu derajat. Pada sistem SI, satuan kapasitas kalor adalah JK-1. Namun, karena di Indonesia suhu biasa dinyatakan dalam skala Celsius, maka satuan kapasitas kalor yang dipakai dalam buku ini adalah J/°C. Kapasitas kalor dapat dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan: Q : kalor yang diserap/dilepas (J) C : kapasitas kalor benda (J/°C) T : perubahan suhu benda (°C)
4) Konservasi Energi Konservasi energi memainkan peranan penting: kehilangan kalor sebanyak satu bagian sistem sama dengan kalor yang didapat oleh bagian yang lain:30 …………(2.2) Pertukaran energi tersebut merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor. Dengan demikian, ketika kalor mengalir di dalam sistem yang terisolasi, 30
Ibid., h.494.
28
konservasi energi memberitahu kita bahwa kalor yang diterima oleh satu bagian sistem sama dengan kalor yang dikeluarkan oleh bagian sistem yang lain. Konservasi energi pada pertukaran kalor, seperti yang ditunjukkan oleh Persamaan (2.2), pertama kali diukur oleh Joseph Black (1728-1799), seorang ilmuwan Inggris. Oleh karena itu, Persamaan (2.2) dikenal sebagai asas Black.
5) Perubahan Wujud Zat Kecenderungan untuk berubah wujud ini disebabkan oleh kalor yang dimiliki setiap zat. Suatu zat dapat berubah menjadi tiga wujud zat, di antaranya cair, padat, dan gas. Perubahan wujud zat ini diikuti dengan penyerapan dan pelepasan kalor.
Gambar 2.2 Diagram Perubahan Wujud Zat a)
Kalor Penguapan dan Pengembunan Kalor penguapan adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk
menguapkan zat tersebut. Jadi, setiap zat yang akan menguap membutuhkan kalor. Adapun kalor pengembunan adalah kalor yang dilepaskan oleh uap air yang berubah wujud menjadi air. Secara matematis, kalor penguapan dan pengembunan dapat dituliskan sebagai berikut. …………………………(2.3) Keterangan Q : kalor yang dibutuhkan saat penguapan atau kalor yang dilepaskan saat pengembunan, m : massa zat, dan L : kalor laten penguapan atau pengembunan.
29
b) Kalor Peleburan dan Pembekuan Jika benda mengalami peleburan, perubahan wujud yang terjadiadalah dari wujud zat padat menjadi zat cair. Dalam hal ini, akan terjadi penyerapan kalor pada benda. Adapun perubahan wujud zat dari cair ke padat disebut sebagai proses pembekuan. Dalam hal ini, akan terjadi proses pelepasan kalor. Besarnya kalor yang dibutuhkan pada saat peleburan dan besarnya kalor yang dilepaskan dalam proses pembekuan adalah sama.
6) Perpindahan Kalor Kalor dapat merambat dengan tiga cara, di antaranya secara konduksi (hantaran), secarakonveksi (aliran), dan secara radiasi (pancaran). Berikut pembahasan mengenai setiap jenis perambatan kalor tersebut. a)
Perpindahan Kalor Secara Konduksi Perpindahan kalor yang tidak diikuti perpindahan massa ini disebut
konduksi.
Gambar 2.3 Rambatan Kalor di Dalam Konduktor
Kalor yang mengalir dalam batang per satuan waktu dapat dinyatakan dalam hubungan: …………………………………(2.4) Keterangan A : luas penampang lintang benda l : jarak antara kedua ujung, yang mempunyai temperatur T1 : ujung batang logam bersuhu tinggi T2 : ujung batang logam bersuhu tinggi k : konstanta pembanding yang disebut konduktivitas termal
30
: jumlah kalor yang merambat pada batang per satuan waktu per satuan luas. b) Perpindahan Kalor secara Konveksi Perambatan kalor yang disertai perpindahan massa atau perpindahan partikel- partikel zat perantaranya disebut perpindahan kalor secara aliran atau konveksi. Rambatan kalor konveksi terjadi pada fluida atau zat alir, seperti pada zat cair, gas, atau udara.
Gambar 2.4 Rambatan Kalor di dalam Isolator
Besarnya kalor yang merambat tiap satuan waktu, dapat dituliskan sebagai berikut.
: jumlah kalor yang berpindah tiap satuan waktu, A : luas penampang aliran, ΔT : perbedaan temperatur antara kedua tempat fluida mengalir, dan h
: koefisien konveksi termal. Perpindahan panas secara konveksi disebabkan oleh perbedaan massa jenis
pada fluida. Angin laut dan angin darat merupakan satu di antara contoh dari konveksi udara secara alami.
Gambar 2.5 Angin Laut dan Angin Darat Terjadi Melalui Konveksi Alami Udara
31
Selain terdapat proses konveksi alami, terdapat juga proses konveksi paksa. Dalam konveksi paksa, fluida yang telah dipanasi langsung diarahkan ke tujuannya oleh sebuah peniup (blower) atau pompa. Satu di antara contoh dari konveksi paksa yaitu pada sistem pendingin mobil,
Gambar 2.6 Konveksi Paksa pada Sistem Pendingin Mobil c)
Perpindahan Kalor Secara Radiasi Matahari merupakan sumber energi utama bagi manusia di permukaan ini.
Energi yang dipancarkan Matahari sampai di Bumi berupa gelombang elektromagnetik. Cara perambatannya disebut sebagai radiasi, yang tidak memerlukan adanya medium zat perantara. Semua benda setiap
saat
memancarkan energi radiasi dan jika telah mencapai kesetimbangan termal atau temperatur benda sama dengan temperatur lingkungan, benda tersebut tidak akan memancarkan radiasi lagi. Dalam kesetimbangan ini, jumlah energi yang dipancarkan sama dengan jumlah energi yang diserap oleh benda tersebut. Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Josef Stefan dan Ludwig Boltzmann, diperoleh besarnya energi per satuan luas per satuan waktu yang dipancarkan oleh benda yang bersuhu T, yakni …………………………(2.5) Keterangan W : energi yang dipancarkan per satuan luas per satuan waktu (watt/m2) σ : konstanta Stefan–Boltzmann = 5,672 × 10-8 watt/m2 K4 T : temperatur mutlak benda (K), dan e : koefisien emisivitas (0 < e ≤ 1) 5.
Penelitian Relevan
32
Sebagai acuan dalam penelitian ini, ada beberapa penelitian yang berhubungan dan kesemuanya mendapatkan hasil yang positif atau berhasil, berikut diantaranya: a)
Marnita (2013) dalam jurnal yang Berjudul “Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Pembelajaran Kontekstual pada Mahasiswa Semester I Materi Dinamika”. Pada penelitian ini menunjukkan
bahwa 1) Terjadi
peningkatan keterampilan proses sains mahasiswa melalui penerapan model pembelajaran kontekstual pada mahasiswa semester I materi dinamika, hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil belajar berupa keterampilan proses sains mahasiswa pada siklus I hanya tuntas hanya dua komponen keterampilan proses saja yaitu komponen “mengamati” dan “mengkomunikasikan”, sedangkan pada siklus II hasil belajar mahasiswa berupa keterampilan proses sains secara keseluruhan semua komponen keterampilan proses dapat tuntas. 2) Aktivitas dosen melalui penerapan model pembelajaran kontekstual pada mahasiswa semester I materi dinamika mengalami peningkatan. 3) Aktivitas mahasiswa melalui penerapan model pembelajaran kontekstual pada mahasiswa semester I materi dinamika juga mengalami peningkatan.31 b) Lalu Ria Suhardiman dan Asep Saepul Hamdi (2012) dalam jurnal Vol. 2. No. 1 yang berjudul “Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA (Fisika) Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Singaraja”. Berdasarkan analisis statistik, diperoleh hasil: Pertama, keterampilan proses IPA siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran inquiry lebih baik dibandingkan dengan keterampilan proses IPA siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional. Kedua, hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran inquiry lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional. Ketiga, keterampilan proses IPA dan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran inquiry lebih baik dibandingkan dengan keterampilan proses 31
Marnita, Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Pembelajaran Kontekstual pada Mahasiswa Semester I Materi Dinamika, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9, 2013, h. 43.
33
IPA dan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional.32 c)
Nita Nurtafita (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Metode Guided Inquiry Terhadap Keterampilan Proses Sains pada Konsep Suhu Kalor”. Masalah dalam penelitian ini adalah dalam proses pembelajaran fisika siswa hanya dituntut untuk menghafal rumus dan kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar sehingga siswa tidak memperoleh pengetahuannya sendiri. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode guided inquiry dalam pembelajarannya. Melalui metode ini didapatkan hasil bahwa metode guided inquiry berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep kalor. 33
d) Winda
Syafitri
(2010)
dalam
skripsinya
yang
berjudul
“Analisis
Keterampilan Proses Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri pada Konsep Sistem Koloid”. Masalah dalam penelitian ini adalah dalam pembelajaran kimia, siswa belum aktif dalam menemukan konsep sendiri, dalam mengembangkan keterampilan proses sains siswa belum dilatih, serta konsep materi hanya sebatas transfer informasi saja. Oleh karena itu, dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan inkuiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan keterampilan proses sains yang muncul dalam diri siswa melalui pembelajaran ini. Melalui pendekatan ini menunjukkan bahwa aspek yang muncul adalah aspek observasi, klasifikasi, prediksi, dan komunikasi.34 e)
Akinyemi Olufunminiyi Akinbobola dan Folashade Afolabi (2010) yang berjudul “Analysis of Science Process Skills in West African Senior Secondary School Certificate Physics Practical Examinations in Nigeria”. Berdasarkan penelitian dari 15 yang digunakan hanya muncul 5 keterampilan 32
Lalu Ria Suhardiman dan Asep Saepul Hamdi, Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Keterampilan Ptoses dan Hasil Belajar IPA (Fisika)siswa kelas VIII SMPNegeri Singaraja, Jurnal Teknologi Pendidikan, Program Studi Teknologi Pendidikan, 2012, h. 14. 33 Nita Nurtafita, “Pengaruh Metode Guided Inquiry Terhadap Keterampilan Proses Sains pada Konsep Suhu Kalor”, Skripsi UIN Jakarta, Jakarta, 2012. 34 Winda Syafitri, Analisis Keterampilan Proses Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri pada Konsep Sistem Koloid, Skripsi UIN Jakarta, Jakarta, 2010, tidak dipublikasikan.
34
proses sains yang muncul atau terkemuka yakni memanipulasi (17.20%), perhitungan (14,20%), menalar (13,60%), mengamati (12,00%) dan berkomunikasi (11,40%). Hasil penelitian juga menunjukkan tingkat persentase yang tinggi dari dasar (urutan bawah) keterampilan proses sains (62.80%) dibandingkan dengan yang terintegrasi (orde tinggi) keterampilan proses sains (37.20%). Hasil juga menunjukkan bahwa jumlah keterampilan proses dasar secara signifikan lebih tinggi dari keterampilan proses terintegrasi dalam Ujian praktis SMA Afrika Barat fisika di Nigeria.. 35 f)
Peggy Bricckman, dkk., (2009), yang berjudul “Effects of Inquiry-Based Learning on Student’ Science Skills and Confidence”. Masalah dalam peneltian ini adalah cara pembelajaran yang masih memakai cara tradisional sehingga kemampuan atau keterampilan siswa tidak berkembang. Oleh karena itu pembelajaran menggunakan “inquiry-based learning” untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan. Berdasarkan dari penelitian ini siswa memperoleh kepercayaan diri dalam kemampuan ilmiah, dibandingkan siswa yang menggunakan pembelajaran tradisional.36
B. Kerangka Berpikir Secara umum, pembelajaran fisika di sekolah lebih menekankan aspek produk sedangkan aspek prosesnya diabaikan. Siswa memperoleh pengetahuan berupa konsep, fakta atau prinsip berdasarkan informasi yang didapat dari guru. Siswa tidak dibiasakan untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Sehingga pengetahuan tersebut hanya bersifat hafalan belaka bukan didasarkan pada aspek proses siswa. Padahal untuk menemukan konsep, fakta atau prinsip diperlukan suatu keterampilan proses. Guru harus mengukur dan mengembangkan keterampilan proses sains yang siswa dengan menggunakana tes keterampilan proses sains. Keterampilan ini merupakan keterampilan atau kemampuan mendasar yang miliki oleh setiap 35
Akinyemi Olufunminiyi Akinbobola dan Folashade Afolabi, Analysis of Science Process Skills in West African Senior Secondary School Certificate Physics Practical Examinations in Nigeria, American-Eurasian Journal of Scientific Research, 2010, pp. 234. 36 Peggy Bricckman, dkk, Effects Of Inquiry-Based Learning On Student’ Science Skills And Confidence, International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, 2009, pp. 1.
35
siswa. Dengan kegiatan pembelajaran ini, diharapkan dapat melatih siswa memiliki keterampilan berpikir berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya. Keterampilan berpikir siswa akan efektif jika keterampilan proses sains siswa dikembangkan karena keterampilan proses sains ini melibatkan keterampilan kognitif atau intelektul, manual dan sosial.37 Berkaitan dengan persoalan di atas, untuk menggunakan tes keterampilann proses sains ini perlu adanya suatu pembelajaran yang
melibatkan keaktifan
siswa. Salah satu pembelajaran yang dimaksud ialah model inkuiri terbimbing (guided inquiry) yang merupakan aplikasi dari pembelajaran kontruktivisme. Pembelajaran ini akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori maupun prinsip yang dilihat dari lingkungan dengan bimbingan guru sehingga muncul sikap ilmiah pada diri siswa. Model inkuiri terbimbing (guided inquiry) dapat dirancang penggunaannya.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 2.7.
37
Nuryani Y Rustaman, op.cit., h. 95
36
Pembelajaran fisika di sekolah lebih menekankan aspek produk
sedangkan aspek prosesnya diabaikan.. Siswa tidak dilatih untuk menemukan konsep, fakta, atau prinsip pada
pembelajaran fisika Pengetahuan siswa hanya bersifat hafalan bukan diadasarkan pada
pengalaman belajar siswa. Keterampilan berpikir siswa akan efektif jika keterampilan proses siswa
dikembangkan. keterampilan proses sains dikembangkan maka siswa akan membentuk
konsep sendiri -
Keterampilan proses sains (KPS) siswa kurang berkembang
Tes keterampilan proses sains (KPS) dapat mengembangkan keterampilan siswa
Pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing (guided inquiry)
Keterampilan siswa berkembang Gambar 2.7 Bagan Kerangka Berpikir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di MAN 2 kota Serang pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2015.
B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang diupayakan untuk mengamati permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu. Metode ini berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan apa yang ada atau mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau kecenderungan yang tengah berkembang.1 Peneliti mendeskripsikan data apa adanya dan menjelaskan analisis data secara kuantitatif hasil tes yang diberikan kepada siswa. Oleh karena itu, penelitian ini berorientasi pada penggunaan tes yang proses penggunaannya dideskripsikan secara teliti.
C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.5 MIA di MAN 2 Serang pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas yang akan diterapkan instrumen penilaian keterampilan proses sains pada konsep kalor.
D. Prosedur Penelitian Agar semua dapat diperoleh dengan baik, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: 1
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, Pustaka Setia, 2011), h.100.
36
37
1.
Tahap Persiapan
a.
Membuat proposal penelitian
b.
Pengurusan surat izin penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
c.
Survei tempat sekolah untuk uji coba instrumen dan penelitian.
d.
Menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian. Perangkat penelitian yang dibuat adalah:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2) Lembar Kerja Siswa (LKS) 3) Instrumen tes Intrumen tes ini berupa soal tes urain untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa yang diberikan di akhir pembelajaran. 4) Intrumen nontes Intrumen ini berupa lembar observasi keterampilan proses sains (KPS) selama pembelajaran. e.
Menguji coba instrumen, menganalisis hasil uji coba instrument, dan memperbaiki instrument.
2.
Tahap Pelaksanaan
a.
Implementasi instrumen tes Keterampilan Proses Sains (KPS) dalam pembelajaran inkuiri terbimbing pada konsep kalor.
b. Posttest berupa tes uraian.
3.
Tahap Akhir
a.
Analisis data dari hasil penelitian
b.
Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari pengolahan data. Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian ini dapat
dilihat lebih jelas pada Gambar 3.1
38
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
-
Membuat proposal penelitian Mengurus surat izin Survei tempat peneltian Uji coba intrumen, analisis hasil uji coba intrumen dan perbaikan intrumen. - Menyusun perangkat pembelajaran seperti: RPP, LKS, lembar observasi KPS dan soal posttest.
Pelaksanaan tes keterampilan proses sains (KPS) dalam pembelajaran konsep kalor dengan menggunakan model inkuiri terbimbing.
Posttest
Tahap Akhir
Analisis data
Penarikan kesimpulan
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
39
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan nontes. Tes KPS diberikan diakhir (posttest) pembelajaran konsep kalor. Nontes yang digunakan adalah pedoman observasi untuk mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.2 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes Keterampilan Proses Sains (KPS) berupa tes uraian dan lembar observasi. 1.
Tes Keterampilan Proses Sains (KPS) Instrument tes Keterampilan Proses Sains (KPS) berupa
tes uraian
sebanayak 20 soal. Soal tersebut dibuat berdasarkan indikator aspek KPS yaitu: mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menafsirkan (interpretasi) dan berkomunikasi. Kisi-kisi instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS) dapat dilihat pada tebel 3.1 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS) No 1.
Aspek KPS Mengajukan pertanyaan
2. Berhipotesis 3.
Merencankan percobaan Menafsirkan/in terpretasi
4.
2
indikator a. Bertanya apa, bagaimana dan mengapa b. Bertanya untuk meminta penjelasan a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh penjelasan dari suatu kejadian a. Menentukkan alat/bahan yang akan digunakan a. Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan b. Menyimpulkan
Nomor Soal 1, 2*, 4*, 3 5*,6*, 7, 8* 9*, 10, 11, 12* 13*, 16 14*, 15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet.14, h.203.
40
5. Berkomunikasi
a. Membaca grafik atau tabel atau diagram b. Menggambarkan data hasil pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram
17*, 18 19, 20*
Keterangan: * soal yang valid
2.
Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains
yang dimiliki siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.
G. Kalibrasi Instrumen Penelitian Untuk instrumen tes keterampilan proses sains, sebelum tes diberikan kepada sampel penelitian, instrumen tersebut harus diuji cobakan dahulu diluar kelas sampel dengan tujuan untuk menguji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda instrumen tersebut. 1.
Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.3 Teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas suatu instrumen evaluasi adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :4 ∑ √* ∑
(∑ ) (∑ )
(∑ ) + * ∑
(∑ ) +
………… (3.1)
Keterangan : koefisien validitas : skor item skor total N : jumlah siswa
3 4
Ibid., h.211. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009). h.72.
41
Cara penafsiran harga koefisien korelasi yaitu membandingkan koefisien korelasi butir soal (rhitung) dengan koefisien korelasi product moment (rtabel). Butir soal dikatakan valid jika rhitung > rtabel pada taraf signifikan α = 0,05. rtabel untuk n = 29 adalah 0,367 yang artinya jika validitas soal ≥ 0,367 maka soal valid, begitu sebaliknya. Berikut merupakan hasil uji validitas dalam penelitian ini, sedangkan tabel analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5. Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Statistik Jumlah Soal Jumlah Siswa Nomor Soal Valid Jumlah Soal Valid
20 29 2,4, 5, 6, 8, 9, 12, 13, 14, 17, 20 11
2. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.5 Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen tes ini adalah rumus Alpha dengan rumus:.6
.(
/.
)
/
……...................…….…(3.2)
Di mana: r11
= reliabilitas yang dicari
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σσb2 = jumlah varians butir σt2
= varians total Klasifikasi untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas suatu tes dapat
dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut :
5 6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, op.cit., h.221. Ibid., h.239.
42
Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Korelasi ( Rentang 0,80 – 1,00 0,60 – 0,80 0,40 – 0,60 0,20 – 0,40 0,00 – 0,20
)
Kriteria Koefisien Korelasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Cara penafsiran harga koefisien reliabilitas yaitu membandingkan koefisien reliabilitas butir soal (r11) dengan rtabel. Instrumen soal dikatakan reliabel jika r11 > rtabel pada taraf signifikan α = 0,05. rtabel untuk n = 29 adalah 0,367 yang artinya jika reliabilitas soal ≥ 0,367 maka soal reliabel, begitu sebaliknya. Berikut merupakan hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini, sedangkan tabel analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6. Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen r11 Kesimpulan 3.
Statistik 0.796 Tingkat reliabel tinggi
Tingkat kesukaran Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dengan indeks.7 Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut.8
……..…………(3.3)
Penentuan klasifikasi indeks kesukaran suatu butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini.9
7
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h h.134. 8 Ibid., h.135. 9 Ibid.
43
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran Rentang Indeks Kesukaran
Kriteria Tingkat Kesukaran Sukar Sedang Mudah
Berikut merupakan hasil uji tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini, sedangkan untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7. Tabel 3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Kategori Soal Sukar Sedang Mudah Jumlah
Jumlah Soal 3 14 3 20
Persentase (%) 15 % 70 % 15 % 100 %
4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (menguasai materi) dengan siswa yang kurang pandai (kurang/tidak menguasai materi). Rumus untung menghitung daya pembeda soal adalah sebagai berikut.10 ̅
̅
………………...……… (3.4)
Keterangan: DP
= daya pembeda
XKA
= rata-rata kelas atas
XKB
= rata-rata kelas bawah
Skor maks
= skor maksimum
Penentuan klasifikasi daya pembeda butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini.11
10 11
Ibid., h.133. Ibid.
44
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda 0,40 0,30 – 0,39 0,20 – 0,29 0,19
Kriteria Daya Pembeda Sangat baik Baik Cukup, soal perlu perbaikan Kurang baik, soal harus dibuang
Berikut merupakan hasil uji daya pembeda soal dalam penelitian ini, sedangkan untuk tabel analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8. Tabel 3.8 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Kategori Soal Sangat baik Baik Cukup Kurang baik Jumlah
Jumlah Soal 6 0 7 7 20
Persentase (%) 30 % 0% 35 % 35 % 100 %
H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini berupa lembar observasi KPS dan tes uraian. 1.
Teknik analisis data lembar observasi Dalam teknik analisis lembar obsevasi yang akan dinilai adalah aspek dari
keterampilan proses sains berupa metode check-list. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui gambaran keterampilan proses sains pada saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun tahapan anlisisnya adalah sebagai berikut: a.
Menjumlahkan indikator dari aspek KPS yang diamati
b.
Menghitung persentase aspek KPS dalam kelompok dengan rumus
..………………..(3.5)
Data yang telah didapat dari hasil analisis data berupa lembar observasi kemudian dikonversikan dalam kategori nilai persentase dan dapat dilihat pada tabel 3.7.
45
Tabel 3.9 Kategori Keterampilan Proses Sains (KPS) Persentase 81-100 61-80 41-60 21-40 0-20 2.
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Teknik Analisis Data Tes Uaraian Pada penelitain intrumen tes uaraian ini adalah hasil dari jawaban siswa
terhadap intrumen tes fisika pada konsep kalor. Data dianalisis dengan cara sebagai berikut: a.
Skor yang diperoleh siswa yang menjawab dengan benar dapat menggunakan rumus penskoran sebagai berikut:
…………………(3.6)
b.
Menghitung persentase aspek KPS dengan menggunakan rumus
………………. (3.7)
Adapun untuk mencari kedudukan siswa dalam kelompok menggunakan langkah-langkah sebagai berikut a.
Mencari nilai tertinggi (Xmaks) dan terendah ((Xin)
b.
Mencari tentang dengan rumus:
Rentang = Xmaks- Xmin c.
……..…………..(3.8)
Mencari banyak kelas dengan rumus: Banyak Kelas : = 1 + 3,3 log n
…….………….. (3.9)
46
d.
Mencari interval Kelas (i) dengan rumus: ()
e.
………………….(3.10)
Membuat tabel distribusi Interval
fi
Jumlah
∑fi
xi
fi.xi
xi-x
(xi-x)2
fi(xi-x)2
∑(xi-x)2
∑ fi(xi-x)2
f. Mencari rata-rata mean ̅
∑(
)
….…………… (3.11)
∑
g. Mencari standar deviasi (SD), dengan rumus:
√
,
(
̅) -
….…………… (3.12)
h. Menentukan batas-batas kelompok 1) Kelompok atas Semua siswa yang mempunyai skor +1 SD 2) Kelompok sedang Semua siswa yang mempunyai skor antara -1 SD dan +1 SD 3) Kelompok bawah Semua siswa yang mempunyai skor -1 SD
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Berikut ini merupakan penjabaran hasil penelitian mengenai penggunaan tes keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa yang berkembang dalam pembelajaran konsep kalor denagn model inkuiri terbimbing. Tes keterampilan proses sains yang diukur pada penelitian ini meliputi mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, mengamati (observasi), menafsirkan (interpretasi) dan berkomunikasi. Tes keterampilan proses sains yang dilakukan berupa tes dan nontes. Data-data yang dideskripsikan merupakan data hasil lembar observasi tes keterampilan proses sains dan tes hasil belajar berupa uraian sebanyak 11 soal.
1.
Hasil Observasi Tes Keterampilan Proses Sains (KPS) Observasi dilakukan terhadap 32 siswa yang dibagi menjadi enam
kelompok dan dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Pada pertemuan pertama mengenai asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi, pertemuan kedua mengenai perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi dan pertemuan ketiga mengenai perubahan wujud benda. Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS) yang diukur pada observasi ini meliputi mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, mengamati (observasi), menafsirkan (interpretasi) dan berkomunikasi. Penilaian yang digunakan dalam penelitian ini, siswa menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sedangkan lembar observasi digunakan untuk memantau keterampilan siswa melalui kegiatan praktikum. Skala yang digunakan adalah 1 – 4 kemudian dikonversikan dalam kategori nilai persentase. Hasil penilaian obervasi I tes KPS dapat dilihat pada tabel 4.1
47
48
Tabel 4.1 Penilaian Hasil Observasi I Keterampilan Proses Sains (KPS)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 2,92 sehingga diperoleh prosentesenya sebesar 72,92%. Aspek pertama
yaitu mengajukan pertanyaan, diperoleh nilai rata-rata
Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 2,83 sehingga diperoleh persentase sebesar 70.83%. Aspek kedua yaitu berhipotesis, diperoleh nilai ratarata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 2,83 sehingga diperoleh persentase sebesar 70.83%. Aspek ketiga yaitu merencanakan percobaan, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 2,33 sehingga diperoleh persentase sebesar 58.33%. Aspek keempat yaitu mengamati (observasi), diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,33 sehingga diperoleh persentase sebesar 83.33%. Aspek kelima yaitu menafsirkan (interpretasi), diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,00 sehingga diperoleh persentase sebesar 70.00%. Aspek terakhir yaitu berkomunikasi, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,17 sehingga diperoleh persentase sebesar 70.83%. . Tabel 4.2 Penilaian Hasil Observasi II Keterampilan Proses Sains (KPS)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata KPS siswa sebesar 3,14 sehingga diperoleh persentasenya sebesar 78,47%. Aspek pertama yaitu
49
mengajukan pertanyaan, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,17 sehingga diperoleh persentase sebesar 79,17%. Aspek kedua yaitu berhipotesis, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 2,67 sehingga diperoleh persentase sebesar 66,67%. Aspek ketiga yaitu merencanakan percobaan, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 2,83 sehingga diperoleh persentase sebesar 70,83%. Aspek keempat yaitu mengamati (observasi), diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,50 sehingga diperoleh persentase sebesar 87,53%. Aspek kelima yaitu menafsirkan (interpretasi), diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,33 sehingga
diperoleh
persentase
sebesar
83,33%.
Aspek
terakhir
yaitu
berkomunikasi, diperoleh nilai rata-rata keterampilan proses sains (KPS) siswa sebesar 3,33 sehingga diperoleh persentase sebesar 83,33%.
Tabel 4.3 Penilaian Hasil Observasi III Keterampilan Proses Sains (KPS)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata keterampilan proses sains (KPS) siswa sebesar 3,44 sehingga diperoleh persentasenya sebesar 86,11%. Aspek pertama
yaitu mengajukan pertanyaan, diperoleh nilai rata-rata
Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,50 sehingga diperoleh persentase sebesar 87,50%. Aspek kedua yaitu berhipotesis, diperoleh nilai ratarata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,00 sehingga diperoleh persentase sebesar 75,00%. Aspek ketiga yaitu merencanakan percobaan, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,33 sehingga diperoleh persentase sebesar 83,33%. Aspek keempat yaitu mengamati (observasi), diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,67 sehingga diperoleh persentase sebesar 91,67% . Aspek kelima yaitu
50
menafsirkan (interpretasi), diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,50 sehingga diperoleh persentase sebesar 87,50%. Aspek terakhir yaitu berkomunikasi, diperoleh nilai rata-rata Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa sebesar 3,67 sehingga diperoleh persentase sebesar 91,67%.
2.
Rekapitulasi Data Hasil Observasi Tes Keterampilan Proses Sains (KPS) Berdasarkan hasil perhitungan lembar observasi tes KPS, maka diperoleh
data sebagai berikut: Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Hasil Observasi Tes KPS
Berdasarkan tabel 4.4, aspek pertama yaitu mengajukan pertanyaan, diperoleh nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar 3,17 sehingga diperoleh persentase sebesar 79.17% atau dikategorikan aspek keterampilan siswa baik. Aspek kedua yaitu berhipotesis, diperoleh nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar 2,89 sehingga diperoleh persentase sebesar 72.22% atau dikategorikan aspek keterampilan siswa baik. Aspek ketiga yaitu merencanakan percobaan, diperoleh nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar 2,78 sehingga diperoleh persentase sebesar 69.44% atau dikategorikan aspek keterampilan siswa baik. Aspek
keempat
yaitu
mengamati
(observasi),
diperoleh
nilai
rata-rata
keterampilan siswa sebesar 3,50 sehingga diperoleh persentase sebesar 87.50% atau dikategorikan aspek keterampilan siswa sangat baik. Aspek kelima yaitu menafsirkan (interpretasi), diperoleh nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar 3,28 sehingga diperoleh persentase sebesar 81.94% atau dikategorikan aspek keterampilan siswa sangat baik. Aspek terakhir yaitu berkomunikasi, diperoleh
51
nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar 3,39 sehingga diperoleh persentase sebesar 84.72% atau dikategorikan aspek keterampilan siswa baik. Dari semua aspek KPS diperoleh nilai rata-rata keterampilan siswa sebesar 3,17 sehingga diperoleh persentase sebesar 79.17% atau dikategorikan aspek keterampilan siswa baik. Data di atas dapat disajikan dalam diagram Gambar 4.1 di bawah ini.
persentase
Rata-rata Hasil Observasi Tes KPS 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
87.50 79.17
72.22
81.94
84.72
69.44
niilai ratarata
Gambar 4.1 Diagram Rekapitulasi Data Hasil Observasi KPS Berdasarkan Gambar 4.1, dari semua aspek KPS yang terukur terlihat bahwa aspek mengamati merupakan aspek yang tertinggi yang dicapai oleh siswa. Aspek merencanakan percobaan merupakan aspek yang terendah yang dicapai siswa. Tabel hasil observasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11.
3.
Hasil Tes Uraian Keterampilan Proses Sains (KPS) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap tes
KPS yang telah diberikan. Tes ini dirancang oleh guru. Aspek keterampilan proses sains yang diukur pada tes hasil belajar ini meliputi mengajukan pertanyaan, berhipotesis,
merencanakan
percobaan,
menafsirkan/interpretasi
dan
berkomunikasi. Tes yang digunakan berupa tes uraian yang diberikan di akhir
52
pembelajaran (posttest) sebanyak 11 soal kepada 29 siswa yang mengikuti tes. Hasil tes ini dapat dilihat pada Tabel 4. 5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Ukuran Pemusatan Data Tes Uraian KPS Data Banyaknya siswa Nilai tertinggi Nilai terendah Rentang Banyak kelas Interval Mean Standar deviasi
Hasil 29 94 60 34 6 6 77,19 9,29
Tabel 4.5 di atas diperoleh nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 94 sedangkan nilai terendah siswa sebesar 60. Rentang kelas yang diperoleh sebesar 34. Banyak kelas dan interval yang diperoleh adalah 6. Mean yang diperoleh dari hasil belajar siswa sebesar 77,19 sedangkan hasil standar deviasi yang diperoleh siswa sebesar 9,29. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka diperoleh kedudukan siswa. kedudukan siswa dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok atas, kelompok sedang dan kelompok bawah. Untuk pengkategorian tes hasil belajar ini dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6 Pengkategorian Tes Uraian KPS No 1 2 3
Skor 86.48 67.90 - 86.48 67,90
Kategori Siswa
Jumlah Siswa Persentase
Atas
5
17,24%
Sedang
17
58,62%
Bawah
7
24,14%
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, diperoleh kelompok atas yang mempunyai skor diatas 86.48 sebanyak 5 siswa dan diperoleh persentasenya sebesar 17.24%. Kelompok sedang, siswa yang mempunyai skor diantara 67.90 sampai 86.48 sebanyak 17 siswa dan diperoleh persentase sebesar 58,62%. Kelompok bawah,
53
siswa yang mempunyai skor 67.90 sebanyak 7 siswa dan diperoleh persentasenya sebesar 24,14%. Untuk hasil penelitian pada tes uraian KPS selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi. Keterampilan proses dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan sikap, nilai serta keterampilan. Aspek KPS yang diteliti pada penelitian ini meliputi meliputi mengajukan pertanyaan, mengamati (observasi), berhipotesis, merencanakan percobaan, menafsirkan (interpretasi), dan berkomunikasi. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada lembar observasi, dari semua aspek keterampilan proses sains siswa terdapat aspek tertinggi dan terendah. Aspek mengamati (observasi) merupakan aspek tertinggi dengan nilai persentase rata-rata sebesar 87.50%. Hal ini karena pada aspek ini siswa diajak atau berinteraksi langsung pada objek atau peristiwa sesungguhnya. Sehingga siswa merasa senang ketika kegiatan pengamatan (observasi). Selain itu, dalam pembelajarannya juga mengguanakan model inkuiri terbimbing. Model ini dapat menarik minat belajar siswa karena kegiatan pembelajaran seperti ini tidak bosan atau monoton.
Aspek merencanakan percobaan merupakan aspek terendah
dengan nilai persentase rata-rata sebesar 69,44%. Hal ini siswa kurang memiliki kesiapan sebelum melakukan percobaan. Selain itu, dalam pembelajarannya menggunakan model inkuiri terbimbing dimana sehingga siswa sulit dilakukan karena mereka belum terbiasa untuk terbiasa belajar mandiri. Mereka terbiasa mengandalkan guru dalam belajar. Hasil dari semua aspek KPS memperoleh ratarata persentase diperoleh sebesar 79,17% dan berdasarkan indikator keberhasilan, nilai tersebut dikategorikan baik. Untuk hasil penelitian pada lembar observasi tes Keterampilan Proses Sains (KPS) selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12.
54
1.
Pembahasan Hasil Penelitian pada Lembar Observasi Berikut akan dijelaskan data hasil penelitian pada masing-masing aspek
Keterampilan Proses Sains (KPS) a.
Aspek Mengajukan Pertanyaan Mengajukan pertanyaan merupakan keterampilan mendasar yang harus
dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu masalah lebih lanjut.1 Keterampilan proses sains pada aspek mengajukan pertanyaan ini menggunakan indikator sebagai berikut: 1) Bertanya untuk meminta penjelasan 2) Bertanya mengenai percobaan yang dilakukan. Pada aspek ini memiliki nilai persentase yang cukup tinggi. Hal ini karena mengajukan peranyaan merupakan hal yang mudah dilakukan oleh siswa. Terlihat pada saat penyajian masalah pada LKS dan siswa diminta untuk memberikan penjelasan, banyak siswa yang menjawab dengan cukup baik. Selain itu, terlihat pada saat percobaan berlangsung banyak siswa bertanya, tanpa ragu mengenai percobaan, tetapi masih banyak juga siswa yang masih ragu dan malu. untuk bertanya. Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa data hasil penilaian rata-rata pada aspek ini pada kelompok satu sampai kelompok enam sebesar 2,83 atau persentasenya sebesar 70,83%. Pada tabel 4.2, data hasil penilaian rata-rata kelompok satu sampai enam sebesar 3,17 dan menunjukkan peningkatan sebesar 8,33%. Hal ini menunjukan bahwa aspek keterampilan siswa semakin baik. Begitu pula pada tabel 4.3, keterampilan siswa pada aspek ini menunjukan peningkatan sebesar 8,33%. Dari semua data hasil penilaian rata-rata aspek keterampilan mengajukan pertanyaan diperoleh sebesar 3,17 atau persentasenya sebesar 79,19% atau aspek ini dikategorikan baik.
b. Berhipotesis Kemampuan membuat hipotesis adalah salah satu keterampilan yang sangat mendasar dalam kerja ilmiah. Hipotesis adalah suatu perkiraan yang 1
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), hal. 55.
55
berlasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu.2 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa data hasil penilaian rata-rata pada aspek ini pada kelompok satu sampai kelompok enam sebesar 2,83 atau persentasenya sebesar 70,83%. Pada tabel 4.2, data hasil penilaian rata-rata kelompok satu sampai enam sebesar 2,67 atau persentasenya sebesar 66,67%. Data ini menunjukkan adanya penurunan sebesar 0.16 atau persentasenya sebesar 4,13%. Hal ini dikarenakan adanya kelompok siswa yang tidak melakukan hipotesis pada LKS pada saat melakukan percobaan perpindahan kalor secara konveksi dan radiasi. Data ini bisa dilihat pada lampiran 11 tabel kedua. Pada tabel 4.3, data hasil penilaian rata-rata sebesar 3,00 atau persentasenya sebesar 75,00%. Walaupun adanya peningkatan kembali sebesar 8,33%, tetapi pada lembar observasi ini atau pada saat siswa melakukan percobaan perubahan wujud benda ada kelompok siswa yang tidak melakukan hipotesis. data ini bisa dilihat pada lampiran 12 tabel ketiga. Dari semua data hasil penilaian rata-rata aspek keterampilan berhipotesis diperoleh sebesar 2,83 atau persentasenya sebesar 70,19% atau aspek ini dikategorikan baik.
c.
Merencanakan Percobaan Sebelum siswa melakukan percobaan, siswa melakukan perencanaan
percobaan seperti, menentukan apa yang diamati baik diukur atau ditulis , menentukan alat dan bahan, cara dan langkah kerja dan lain sebagainya. Pada pertemuan pertama, aspek ini memperoleh persentase terendah sebesar 58.33%. Hal ini dikarenakan pada percobaan pertama (asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi) siswa terlihat masih terlihat bingung dan kurang faham dalam melakukan percobaan. Pada pertemuan selanjutnya, data hasil penilaian rata-rata kelompok satu sampai enam sebesar 3,17 dan menunjukkan peningkatan sebesar 12,50%. Hal ini menunjukan bahwa aspek keterampilan siswa semakin baik. Begitu pula pada pertemuan ketiga mengenai percobaan perubahan wujud benda, walaupun adanya peningkatan sebesar 8,33%, siswa masih kurang faham 2
h. 25.
Conny Semiawan, Pendekatan Proses Sains, (Jakarta: PT Gramedia Widiasmara, 1992),
56
memakai alat termometer. Aspek keterampilan ini merupakan aspek yang terendah yang dicapai siswa.
d. Observasi/Maengamati Mengamti merupakan salah keterampilan ilmiah yang mendasar. Mengamati tidak sama dengan melihat. Dalam mengamati (observasi) siswa harus mampu menggunaka seluruh inderanya meliputi melihat, mendengar, merasa, mengecap dan mencium. Keterampilan proses sains pada aspek mengamati menggunakan indikator sebagai berikut: 1) Menggunakan sebanyak mungkin indera 2) Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan. Aspek ini merupakan aspek tertinggi yang dicapai siswa. Hal ini terlihat pada saat percobaan, siswa sangat antusias dalam melakukan pengamatan. Berdasarkan hasil lembar observasi pada pertemuan pertama dan kedua, menunjukkan adanya peningkatan sebesar 4,17%. Begitu pula pada pertemuan ketiga, keterampilan siswa pada aspek ini menunjukan peningkatan yang sama. Adanya peningkatan keterampilan mengamati ini menunjukkan bahwa hampir semua siswa menggunakan sebanyak mungkin alat indera dalam melakukan suatu pengamatan. Dari semua data hasil penilaian rata-rata aspek keterampilan mengamati (observasi) diperoleh sebesar 3,50 atau persentasenya sebesar 87,50% atau aspek ini dikategorikan sangat baik. Hal ini karena siswa melakukan pengamatan sesuai dengan langkah kerja.
e.
Menafsirkan Seperti Aspek mengamati memiliki indikator, pada aspek menafsirkan
juga memiliki indikator yaitu: 1) Menghubungkan hasil-hasil pengamatan 2) Menemukan pola dalam suatu pengamatan 3) Menyimpulkan Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa data hasil penilaian rata-rata pada aspek ini pada kelompok satu sampai kelompok enam hanya sebesar 3,00
57
atau persentasenya sebesar 75,00%. Pada tabel 4.2, data hasil penilaian rata-rata kelompok satu sampai enam sebesar 3,33 dan menunjukkan peningkatan sebesar 8,33%. Hal ini menunjukan bahwa aspek keterampilan siswa semakin baik. Data ini bisa dilihat pada lampiran 12. Tabel 4.3, data hasil penilaian rata-rata kelompok satu sampai enam sebesar 3,33. Keterampilan siswa pada aspek ini menunjukan peningkatan lebih rendah yaitu sebesar 4,17%. Pada aspek keterampilan ini siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil pengamatan dan menghubungkan dengan konsep materi. Dari semua data hasil penilaian rata-rata aspek keterampilan mengajukan pertanyaan diperoleh sebesar 3,28 atau persentasenya sebesar 81,94% atau aspek ini dikategorikan sangat baik.
f.
Berkomunikasi Berkomunikasi dapat dilakukan melalui tulisan, gambar, (grafik atau
bagan), membaca dan berbicara (diskusi dan presentasi).3 Keterampilan mengomunikasikan pada aspek ini meliputi menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram, mendiskusikan hasil percobaan dan membandingkan data dengan kelopok lain dan menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis. Berdasarkan pada data hasil lembar observasi, pada percobaan pertama dan kedua menunjukkan adanya peningkatan sebesar 4,17%. Percobaan kedua dan ketiga menunjukkan peningkatan sebesar 8,33%. Adanya peningkatan ini menunjukkan aspek berkomunikasi mereka semakin baik. Pada aspek ini siswa bebas menyampaikan gagasan mereka sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan. Dari semua data hasil penilaian rata-rata aspek keterampilan mengajukan pertanyaan diperoleh sebesar 3,39 atau persentasenya sebesar 84,17% atau aspek ini dikategorikan sangat baik.
2.
Pembahasan Hasil Tes Uraian Keterampilan Proses Sains (KPS) Hasil belajar merupakan tingkat peguasaan siswa terhadap materi yang
telah diajarkan kepada siswa. Hasil belajar ini adalah salah satu tolok ukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini 3
Nuryani Y, Rustaman, op.cit., h. 101
58
adalah menggunakan model inkuiri terbimbing (guided inquiry) untuk mengukur dan mengembangkan keterampilan siswa melalui tes keterampilan proses sians. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Lutfi Eko Wahyudi, Z.A. Imam Supardi, dengan melatihkan keterampilan proses sains (KPS) dengan menggunakan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa.4 Hal ini sesuai dengan data tabel 4.5 diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 77,19 dan data pada tabel 4.6, yang menunjukkan bahwa kategori siswa kelompok atas sebesar 17,24%, kelompok sedang sebesar 58,62%, kelompok bawah sebesar 24,14%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki nilai yang baik. Berdsarakan pembahasan di atas, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keterampilan
proses
sains
siswa
yang
berkembang
dalam
pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing. Untuk itu, keterampilan ini perlu diberikan kepada siswa agar keterampilan dasar siswa berkembang dan siswa dapat berfikir efektif. Pembelajaran ini juga diharapkan siswa dapat menemukan pengetahuan berupa konsep, prinsip maupun terori dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian yang ditemukan pada penelitian ini adalah: a.
Pelaksanaan percobaan tidak diobservasi perindividu karena keterbatasan observer.
b.
Selama proses observasi ternyata muncul aspek lain yaitu aspek menggunakan alat/bahan.
c.
Waktu yang diberikan oleh guru kepada peneliti.
4
Lutfi Eko Wahyudi dan Z.A. Imam Supardi, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Di Sman 1 Sumenep, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013, h. 62.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1.
Berdasarkan hasil lembar observasi aspek keterampilan proses sains yang terukur paling tinggi dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing adalah aspek mengamati (observasi) dengan nilai persentase ratarata sebesar 87,50%.
2.
Berdasarkan hasil lembar observasi aspek keterampilan proses sains yang terukur paling rendah dalam pembelajaran konsep kalor dengan model inkuiri terbimbing adalah aspek merencanakan percobaan dengan nilai persentase rata-rata sebesar 69,44%.
3.
Rata-rata keterampilan proses sains siswa yang terukur berdasarkan lembar observasi sebesar 79,17% sedangkan rata-rata hasil tes uraian KPS siswa sebesar 77,19.
B. Implikasi Implikasi yang menjadi upaya peningkatan dan perbaikan pada penelitian ini adalah: 1.
Penggunaan tes keterampilan proses sains ini seharusnya lebih dapat mengembangkan keterampilan siswa dan dapat dijadikan bekal untuk kehidupan nantinya.
2.
Keterampilan proses sains dapat melatih keterampilan berpikir siswa yang efektif karena siswa dilatih untuk menemukan konsep dibandingkan menghafal konsep.
59
60
C. Saran Mengacu pada hasil kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1.
Sebelum melakukan tes KPS sebaiknya harus memperhatikan aspek KPS mana yang akan ditentukan.
2.
Tes keterampilan proses sains merupakan salah satu pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan siswa. Dengan demikian, tes keterampilan proses sains dan pembelajaran inkuiri terbimbing ini dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran dalam pembelajaran fisika.
3.
Pastikan bahwa siswa telah memahami cara kerja peralatan praktikum agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Khoiru, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi cetakan I. Jakarta: Prestasi Pustaka. Akinbobola, Olufunminiyi dan Afolabi, Folashade. 2010. Analysis of Science Process Skills in West African Senior Secondary School Certificate Physics Practical Examinations in Nigeria. American-Eurasian Journal of Scientific Research, , pp. 234. 6 Desember 2014 pukul 09.00 WIB. Amri, Sofan dan Ahmadi, Iif Khoiru. 2010. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakarya. Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta. ----------. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Bricckman, Peggy, dkk. 2009. Effects Of Inquiry-Based Learning On Student’ Science Skills And Confidence, International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, , pp. 1. Dahar, Ratna Wiliis. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Djaali dan Muljono, Pujdi . 2004. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan,. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Giancoli, Douglas C. Fisika Edisi 5 Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2001. K, Roestiyah N. 2008. Strategi Belajar Mengajar cetakan VII. Jakarta: Rineka Cipta. Kanginan, Marthen. Fisika 1 untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2006. Kuhlthau, Carol dan J, Ross. Todd. 2006. Guided Inquiry: A Framework For Learning Through School Libraries In 21” Century School”. 6 Desember 2014
61
62
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung, Pustaka Setia. Marnita, 2013. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Pembelajaran Kontekstual pada Mahasiswa Semester I Materi Dinamika, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Professional. Bandung: PT Rosdakarya, Nuh,
Usep.
2010.
Keterampilan
Proses
Sains,
http://fisikasma-
online.blogspot.com/ keterampilan-proses-sains.html, 01 Mei 2014. Nurtafita, Nita, 2012. Pengaruh Metode Guided Inquiry Terhadap Keterampilan Proses Sains pada Konsep Suhu Kalor. Jakarta: Skripsi UIN Jakarta, tidak dipublikasikan. Rustaman, Nuryani Y, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang. Semiawan, Conny. 1992. Pendekatan Proses Sains. Jakarta: PT Gramedia Widiasmara. Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Cetakan IX. Bandung: Kencana. Sudjana.1989. Metoda Statistika Edisi VI. Bandung: Tarsito. Suhana, Cucu . 2012. Konsep Strategi Pembelajaran Cetakan III. Bandung: PT. Refika Aditama. Suhardiman, Lalu Ria dan Hamdi, Asep Saepul. 2012. Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Keterampilan Ptoses dan Hasil Belajar IPA (Fisika)siswa kelas VIII SMPNegeri Singaraja, Jurnal Teknologi Pendidikan, Program Studi Teknologi Pendidikan. 5 Desember 2014. Syafitri, Winda. 2010. Analisis Keterampilan Proses Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri pada Konsep Sistem Koloid. Jakarta: Skripsi UIN Jakarta, tidak dipublikasikan. Trianto. 2014.
Model Pembelajaran Terpadu cetakan VI. Jakarta: PT Bumi
Aksara. Wahyudi, Lutfi Eko dan. Imam Supardi, Z.A . Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan Kalor Untuk Melatihkan
63
Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil Belajar Di Sman 1 Sumenep, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013.
64
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: MAN 2 Kota Serang
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: X / Genap
Materi Pokok
: Kalor
Konsep
: Asas Black dan Perpindahan Kalor secara Konveksi
Pertemuan
: Ke-1
AlokasiWaktu
: 3 x 45 menit
I.
Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3
: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
65
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 :
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
II.
Kompetensi Dasar 3.8
Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari.
4.8
Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas, dan konduktivitas kalor
. III. Indikator 1. Merencanakan percobaan mengenai asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi. 2. Berhipotesis mengenai peristiwa asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi. 3. Merencanakan percobaan untuk membuktikan prinsip asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi. 4. Melakukan percobaan untuk membuktikan prinsip asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi. 5. Mengamati percobaan asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi. dalam memecahkan masalah. 6. Berkomunikasi mengenai percobaan asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi. 7. Interpretasi/menafsirkan mengenai percobaan dalam membuktikan prinsip asas Black perpindahan kalor secara konveksi..
66
IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjawab pertanyaan dalam penyajian masalah mengenai peristiwa asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi. 2. Siswa dapat merencanakan percobaan mengenai asas black dan perpindahan kalor secara konveksi. 3. Siswa dapat berhipotesis mengenai peristiwa asas black dan perpindahan kalor secara konveksi. 4. Siswa dapat merencanakan percobaan untuk membuktikan prinsip asas black dan perpindahan kalor secara konveksi. 5. Siswa dapat melakukan percobaan untuk membuktikan prinsip asas black dan perpindahan kalor secara konveksi. 6. Siswa dapat mengamati percobaan asas Black dan perpindahan kalor secara konveksi dalam memecahkan masalah. 7. Siswa dapat mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan di depan kelas. 8. Siswa dapat menafsirkan/interpretasi dari hasil percobaan. V.
Materi Pembelajaran 1.
Kalor atau panas merupakan energi yang berpindah akibat adanya perbedaan suhu. Satuan SI untuk kalor adalah joule dan kilokalori. Kalor berhubungan dengan energi termal, kapasitas kalor, dan kalor jenis.
2.
Energi termal merupakan energi total yang dimiliki suatu benda, baik energi kinetik maupun energi potensial. Kapasitas kalor merupakan jumlah kalor yang dibutuhkan suatu benda dalam menaikkan suhu sebesar 1oC. Kalor jenis merupakan jumlah kalor yang dibutuhkan 1 kg benda dalam menaikkan suhu sebesar 1oC.
67
3.
Asas Black merupakan suatu prinsip pencampuran dua zat atau lebih suatu benda yang ditemukan oleh Joseph Black, yang berbunyi “Jumlah kalor yang dilepaskan suatu benda sama dengan jumlah kalor yang diserap oleh benda yang lain.”. Persamaan : Qlepas = Qterima
4.
Asas Black dimanfaatkan untuk mengetahui kalor jenis suatu benda.
5.
Konveksi adalah perpindahan kalor yang dilakukan oleh pergerakan fluida akibat perbedaan massa jenis.
6.
Laju kalor konveksi (Q/t) melalui suatu dinding adalah:
7.
Contoh konveksi dalam kehidupan sehari-hari di antaranya arus konveksi udara yang membawa asap bergerak ke atas,
dengan h adalah koefisien konveksi (J/m2sK)
sistem ventilasi udara di rumah, angin laut, dan angin darat.
VI. Model Pembelajaran : Model inkuiri terbimbing (guided inquiry)
VII. Kegiatan Pembelajaran Tahapan Pembelajaran Pendahuluan
Motivasi
Apersepsi
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa Membuka pelajaran dengan Berdoa sebelum belajar berdoa dan memfokuskan perhatian siswa serta memberikan motivasi untuk belajar Mengajukan pertanyaan Mengapa Menjawab pertanyaanyang kita harus mencampurkan air diberikan oleh guru panas dan air dingin jika kita
Alokasi waktu
15 menit
68
ingin mandi air hangat?” Menyampaikan tujuan pembelajaran Inkuiri terbimbing Menyajikan pertanyaan atau masalah
Membuat hipotesis Kegiatan Inti Merancang percobaan
Alokasi Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran waktu Guru Siswa Membentuk kelompok dan Membimbing siswa dalam menerima LKS membentuk kelompok sebanyak 6 kelompok dan membagikan LKS Menyajikan permasalahan yang Memahami permasalahan terkait Asas Blackdan yang terkait Asas Black dan perpindahan kalor secara perpindahan kalor secara konveksi yang terdapat dalam konveksi LKS Menyajikan pertanyaan berupa Menjawab pertanyaan hipotesis yang terdapat dalam hipotesis 100 LKS menit Menyediakan alat dan bahan Mengambil alat dan bahan percobaan Memberikan kesempatan pada menentukan langkahsiswa untuk menentukan langkahlangkah percobaan langkah percobaan
Melakukanpercobaan Mengumpulkan dan
Memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru
Melakukan percobaan Membimbing siswa melakukan percobaan mengenai asasBlack Membimbing siswa dalam diskusi Melakukan diskusi.
69
menganalisis data
kelompok Memberi kesempatan pada kelompok untuk menyampaikan hasilpercobaan data yang terkumpul.
Menyampaikan hasil
percobaan di depan kelas melalui perwakilan kelompok
Memberi kesimpulan
Penutup
Membimbing siswa dalam Memberikan kesimpulan membuat kesimpulan mengenai mengenai Asas Blackdan Asas Black dan perpindahan kalor perpindahan kalor secara secara konveksi konveksi Memberikan tes kepada siswa Menjawab soal-soal tes tentang materi yang telah yang diberikan oleh guru dipelajari secara tertulis atau lisan Menginfomasikan materi yang Memperhatikan informasi akan dipelajari pada pertemuan dari guru dan menutup selanjutnya dan menutup pembelajaran pembelajaran
VIII. Sumber Belajar 1. Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA (Jilid 1, Edisi 5). Jakarta :Erlangga. 2. Kanginan, Marthen. 2014. Fisika untuk SMA/MA kelas XI Semester 2 Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga. 3. Ruwanto, Bambang. 2007. Asas-asas Fisika SMA Kelas X Semester 2. Yogyakarta: Yudhistira.
20 menit
70
IX. Penilaian Pembelajaran 1. Pedoman Observasi KPS (terlampir) 2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Ciputat, Agustus 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fisika
Drs. Hardiwijaya……………………..
Peneliti
Nurhasanah
71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: MAN 2 Kota Serang
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: X / Genap
Materi Pokok
: Kalor
Konsep
: Perpindahan Kalor Konduksi dan Radiasi
Pertemuan
: Ke-2
AlokasiWaktu
: 3 x 45 menit
X.
Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3
: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
72
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 :
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
XI. Kompetensi Dasar 3.8
Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari.
4.8
Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas, dan konduktivitas kalor
. XII. Indikator 1.
Mengajukan pertanyaan mengenai peristiwa konduksi, dan radiasi.
2.
Merencanakan percobaan mengenai perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
3.
Berhipotesis mengenai peristiwa perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
4.
Merencanakan percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
5.
Melakukan percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
6.
Mengamati percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi
7.
Berkomunikasi mengenai percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
8.
Interpretasi/menafsirkan mengenai percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
73
XIII. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat menjawab pertanyaan dalam penyajian masalah mengenai peristiwa perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
2.
Siswa dapat merencanakan percobaan mengenai perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi
3.
Siswa dapat berhipotesis mengenai perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi
4.
Siswa dapat merencanakan percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
5.
Siswa dapat melakukan percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
6.
Siswa dapat mengamati percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
7.
Siswa dapat mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
8.
Siswa dapat menafsirkan/interpretasi dari hasil percobaan perpindahan kalor secara konduksi dan radiasi.
XIV. Materi Pembelajaran 1.
Kalor berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah.
2.
Ada tiga perpindahan kalor yakni konduksi, konveksi dan radiasi.
3.
Konduksi terjadi pada medium padat, sedangkan radiasi terjadi tanpa memerlukan medium.
4.
Contoh perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari, misalnya terjadi saat mencelupkan sendok logam ke kopi panas, memasak air atau makanan, terjadinya angin laut dan angin darat, panas matahari sampai ke bumi, saat menjemur pakaian, dan sebagainya.
74
XV. Model Pembelajaran : Model inkuiri terbimbing (guided inquiry) XVI. Kegiatan Pembelajaran Tahapan Pembelajaran Pendahuluan
Motivasi
Apersepsi
Inkuiri terbimbing Menyajikan pertanyaan atau masalah Kegiatan Inti
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa Membuka pelajaran dengan Berdoa sebelum belajar berdoa dan memfokuskan perhatian siswa serta memberikan motivasi untuk belajar Mengajukan pertanyaan Menjawab pertanyaanyang “Mengapa kita menggunakan diberikan oleh guru kain ketika mengangkat panci yang baru selesai digunakan Memperhatikan informasi untuk memasak?” yang disampaikan oleh Menyampaikan tujuan guru pembelajaran Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa Membentuk kelompok dan Membimbing siswa dalam menerima LKS membentuk kelompok sebanyak 6 kelompok dan membagikan LKS Menyajikan permasalahan yang Memahami permasalahan terkait perpindahan kalor secara yang terkait perpindahan konduksi, dan radiasi yang kalor secara konduksi, dan terdapat dalam LKS radiasi
Alokasi waktu
15 menit
Alokasi waktu
100 menit
75
Membuat hipotesis
Merancang percobaan
Melakukanpercobaan
Mengumpulkan dan menganalisis data
Memberi kesimpulan
Menyajikan pertanyaan berupa Menjawab pertanyaan hipotesis yang terdapat dalam hipotesis LKS Menyediakan alat dan bahan Mengambil alat dan bahan percobaan Memberikan kesempatan pada menentukan langkahsiswa untuk menentukan langkahlangkah percobaan langkah percobaan Melakukan percobaan Membimbing siswa melakukan percobaan mengenai perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi Membimbing siswa dalam diskusi Melakukan diskusi. kelompok Memberi kesempatan pada Menyampaikan hasil kelompok untuk menyampaikan percobaan di depan kelas hasil percobaan data yang melalui perwakilan terkumpul. kelompok Membimbing siswa dalam Memberikan kesimpulan membuat kesimpulan mengenai mengenai perpindahan perpindahan kalor secara kalor secara konduksi dan konduksi dan radiasi radiasi
76
Penutup
Memberikan tes kepada siswa Menjawab soal-soal tes tentang materi yang telah yang diberikan oleh guru dipelajari secara tertulis atau lisan Menginfomasikan materi yang Memperhatikan informasi akan dipelajari pada pertemuan dari guru dan menutup selanjutnya dan menutup pembelajaran pembelajaran
XVII. Sumber Belajar 1. Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA (Jilid 1, Edisi 5). Jakarta :Erlangga. 2. Kanginan, Marthen. 2014. Fisika untuk SMA/MA kelas XI Semester 2 Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga. 3. Ruwanto, Bambang. 2007. Asas-asas Fisika SMA Kelas X Semester 2. Yogyakarta: Yudhistira. XVIII. Penilaian Pembelajaran 1. Pedoman Observasi KPS (terlampir) 2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
20 menit
77
Ciputat,
Agustus 2015
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fisika
Drs. Hardiwijaya……………………..
Peneliti
Nurhasanah
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: MAN 2 Kota Serang
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: X / Ganjil
Materi Pokok
: Kalor
Konsep
: Perubahan Wujud Zat
Pertemuan
: Ke-3
AlokasiWaktu
: 3 x 45 menit
XIX. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3
: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
79
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 :
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
XX. Kompetensi Dasar 3.8
Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari.
4.8
Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas, dan konduktivitas kalor
. XXI. Indikator 1.
Merencanakan percobaan mengenai perubahan wujud zat.
2.
Berhipotesis mengenai pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat.
3.
Merencanakan percobaan pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat.
4.
Melakukan percobaan perubahan wujud zat.
5.
Mengamati percobaan perubahan wujud zat.
6.
Berkomunikasi mengenai percobaan perubahan wujud zat.
7.
Interpretasi/menafsirkan mengenai percobaan perubahan wujud zat.
80
XXII. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat menjawab pertanyaan dalam penyajian masalah mengenai peristiwa perubahan wujud zat.
2.
Siswa dapat merencanakan percobaan mengenai perubahan wujud zat.
3.
Siswa dapat berhipotesis mengenai pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat.
4.
Siswa dapat merencanakan percobaan perubahan wujud zat.
5.
Siswa dapat melakukan percobaan perubahan wujud zat.
6.
Siswa dapat mengamati percobaan perubahan wujud zat.
7.
Siswa dapat mengkomunikasikan hasil kegiatan percobaan di depan kelas.
8.
Siswa dapat menafsirkan/interpretasi dari hasil percobaan.
XXIII. Materi Pembelajaran 1. Perubahan wujud ada tiga wujud zat, yaitu padat, cair, dan gas yang dapat berubah karena pengaruh kalor. 2. Peristiwa mencair, menguap, dan menyublim dibutuhkan kalor, sedangkan pada peristiwa membeku, mengembun, dan mengkristal kalor dilepaskan. 3. Jumalah kalor yang diperlukan atau dilepaskan selama proses proses perubahan zat, ditulis:
.
4. Contoh peristiwa perubahan wujud di dalam kehidupan sehari-hari, misalnya es yang mencair, pembuatanes, air yang habis jika dimasak terus-menerus, embun pagi, kamper yang menyublim, pembuatan garam, dll.
XXIV. Model Pembelajaran : Model inkuiri terbimbing (guided inquiry)
81
XXV. Kegiatan Pembelajaran Tahapan Pembelajaran Pendahuluan
Motivasi
Apersepsi
Inkuiri Terbimbing Menyajikan pertanyaan atau masalah Kegiatan Inti Membuat hipotesis
Merancang
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa Membuka pelajaran dengan Berdoa sebelum belajar berdoa dan memfokuskan perhatian siswa serta memberikan motivasi untuk belajar Mengajukan pertanyaan “Apakah Menjawab pertanyaanyang yang akan terjadi jika air diberikan oleh guru dimasak terus-menerus di atas kompor? Mengapa hal tersebut dapat terjadi?” Menyampaikan tujuan Memperhatikan informasi pembelajaran yang disampaikan oleh guru
Alokasi waktu
15 menit
Alokasi Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran waktu Guru Siswa Membentuk kelompok dan Membimbing siswa dalam menerima LKS membentuk kelompok sebanyak 6 kelompok dan membagikan LKS Menyajikan permasalahan yang Memahami permasalahan yang terkait perubahan wujud zat yang 100 menit terkait perubahan wujud zat terdapat dalam LKS Menyajikan pertanyaan berupa Menjawab pertanyaan hipotesis yang terdapat dalam hipotesis LKS Menyediakan alat dan bahan Mengambil alat dan bahan
82
percobaan
Melakukan percobaan
Mengumpulkan dan menganalisis data
Memberi kesimpulan
Penutup
percobaan Memberikan kesempatan pada menentukan langkah-langkah siswa untuk menentukan langkahpercobaan langkah percobaan Melakukan percobaan Membimbing siswa melakukan percobaan mengenai perubahan wujud zat Membimbing siswa dalam diskusi Melakukan diskusi. kelompok Menyampaikan hasil Memberi kesempatan pada percobaan di depan kelas kelompok untuk menyampaikan melalui perwakilan kelompok. hasil percobaan data yang terkumpul.
Membimbing siswa dalam Memberikan kesimpulan membuat kesimpulan mengenai mengenai percobaan percobaan perubahan wujud zat perubahan wujud zat Memberikan tes kepada siswa Menjawab soal-soal tes yang tentang materi yang telah diberikan oleh guru. dipelajari secara tertulis atau lisan Menginfomasikan materi yang Memperhatikan informasi dari akan dipelajari pada pertemuan guru dan menutup selanjutnya dan menutup pembelajaran. pembelajaran
20 menit
83
XXVI. Sumber Belajar 1. Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA (Jilid 1, Edisi 5). Jakarta :Erlangga. 2. Kanginan, Marthen. 2014. Fisika untuk SMA/MA kelas XI Semester 2 Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga. 3. Ruwanto, Bambang. 2007. Asas-asas Fisika SMA Kelas X Semester 2. Yogyakarta: Yudhistira. XXVII. Penilaian Pembelajaran 1. Pedoman Observasi KPS (terlampir) 2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Ciputat, Agustus 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fisika
Drs. Hardiwijaya……………………..
Peneliti
Nurhasanah
85
LEMBAR KERJA Pertemuan SISWAke-1 Konsep Tujuan :
:
Asas Black dan Perpindahan kalor secara Konveksi Mengamati, berhipotesis, melakukan percobaan, interpretasi dan berkomunikasi dalam percobaan azas Black dan konveksi.
Hari / Tanggal : ................................. Kelompok
: .................................
Nama Anggota :
1.
4.
2.
5.
3.
6.
Alat dan bahan: Gambar
Nama Alat dan Bahan 2 botol bekas berwarna bening
Air panas
Air dingin
Pewarna merah
86
Pewarna biru
Termometer
Solatif
Fase 1 : Menyajikan masalah Ketika cuaca panas, pernahkah kamu merasa haus dan menginginkan sebuah minuman yang dapat menghilangkan rasa dahaga dan bagaimana cara mendapatkannya? Hal yang pasti kamu lakukan adalah mencampurkan air dengan air dingin sesuai dengan keinginanmu. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi?
Fase 2 : Hipotesis Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan berhipotesis Sebelum memulai percobaan, jawablah pertanyaan berikut:
1. Bagaimanakah dengan keadaan suhu akhir ketika air panas dan air dingin dicampurkan? ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ 2. Bagaiamanakah keadaan air ketika air panas
Fase 3 : Percobaan
diletakkan di atas air
dingin ataupun sebaliknya? Apakah bercampur? ...................................................................................................................................... ......................................................................................................................................
87
Langkah kerja I 1. Siapkan alat dan bahan 2. Campurkan pewarna merah pada air panas dan pewarna biru pada air dingin 3. Masukan ke dalam masing-masing botol 4. Catatlah suhu awalnya (air panas dan air dingin) 5. Letakan botol air dingin di atas botol air panas kemudian rekatkan dengan menggunakan solatif. 6. Hitung suhu akhir setelah dicampurkan 7. Catatlah hasil pengamatanmu Langkah kerja II 1. Ulangi langkah kerja I no. 1-3 2. Letakan botol air panas di atas botol air dingin kemudian rekatkan
dengan menggunakan solatif 3. Catatlah hasil pengamatanmu.
Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan keterampilan berkomunikasi Tabel Hasil Pengamatan Fase zat
Massa (gram)
Suhu awal ( )
Suhu campuran ( )
Air panas Air dingin
Fase 4 : Analisis Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati 1. Pada langkah kerja I dan II, apakah ada perbedaan antara pencampuran kedua warna? Jelaskan! ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. 2. Pada langkah kerja I, bagaimanakah kedua warna (air panas dan air dingin) setelah dicampur/digabungkan?
88
............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. 3. Dari
langkah
kerja
I,
bagaimana
keadaan
suhu
akhir
setelah
pencampuran/penggabungan? ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. 4. Pada langkah kerja I, air manakah yang melepas dan menyerap kalor? Bagaimanakah perbedaan keduanya! ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. 5. Pada langkah kerja I, jika kedua air tersebut melepas dan menyerap kalor, samakah jumlah kalor yang dilepas dan diterima itu? Jelaskan! ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................
Fase 5 : Kesimpulan Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan interpretasi Berdasarkan pada kegiatan yang telah dilakukan, simpulkan dari percobaan azas Black dan konveksi? ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. .................................................................................................................................
89
LEMBAR KERJA SISWA Pertemuan ke-2 Konsep Tujuan
: Perpindahan Kalor secaraKonduksi dan Radiasi :
Mengajukan pertanyaan, berhipotesis, mengamati, interpretasi dan berkomunikasi pada percobaan perpindahan kalor secara konduksi, dan radiasi
Hari / Tanggal : ................................. Kelompok Nama Anggota :
: ................................. 1.
4.
2.
5.
3.
6.
Konduksi Alat dan bahan: Gambar
Nama alat / bahan Kawat
Plastisin
Lilin
90
Korek api
Fase 1 : Menyajikan masalah Saat kamu menggoreng, Apakah kamu merasakan panas ketika memegang bagian ujung sodet? Padahal ujung sodet yang kamu pegang tidak bersentuhan langsung dengan minyak yang mendidih, melainkan ujung sodek yang lain. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Gambar 1. Peristiwa konduksi kalor saat Memasak dengan menggunakan sodet.
Fase 2 : Hipotesis Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan berhipotesis Sebelum memulai percobaan, jawablah pertanyaan berikut:
Gambar Kawat besi
Di
antara
ketiga
lilin
tersebut,
manakah
yang
akan
cepat
menghantarkan panas? Jelaskan! ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................
91
Fase 3 : Percobaan Langkah kerja I
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum! 2. Buatlah bulatan plastisin dan letakkan pada masing-masing ujung kawat besi ( 5 cm, 10 cm, 15 cm) 3. Panaskan alat konduksi bahan tersebut dalam pemanas spiritus 4. Amatilah bulatan plastisin mana yang cepat jatuh dari ketiga kawat tersebut bahan tersebut. Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan berkomunikasi Kawat I II III
Panjang
Waktu
Fase 4
Fase 4: Analisis Aspek KPS yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan interpretasi 1. Kawat besi mana yang lebih cepat melelehkan plastisin? Jelaskan! .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. ..............................................................................................................................................
2. Apa yang kamu rasakan ketika menyentuh ujung batang pada kawat tersebut? .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. ..............................................................................................................................................
3. Jelaskan bagaimana bergeraknya partikel dari batang logam yang dipanaskan bisa sampai ke bagian batang yang masih dingin! ..............................................................................................................................................
92
.............................................................................................................................................. ..............................................................................................................................................
4. Energi kalor berpindah dari suhu ……………… ke suhu ………………
Fase 5 Kesimpulan: Aspek KPS yang dinilai yaitu interpretasi Berdasarkan pada kegiatan yang telah dilakukan, simpulkan dari percobaan perpindahan kalor secara konduksi? ........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................
93
Radiasi Alat dan bahan: Gambar
Nama Alat dan Bahan
Karton berwarna hitam
Karton berwarna putih
Air
Lilin
Korek api
Fase 1 : Menyajikan masalah Bila kita berjalan pada siang hari di bawah terik matahari, Sering kali kita merasakan panasnya sinar matahari yang dipancarkan ke bumi. Warna pakaian yang kita kenakan sering berpengaruh terhadap panas yang di rasakan. Mengapa demikian?
94
Fase 2 : Hipotesis Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan berhipotesis Sebelum memulai percobaan, jawablah pertanyaan berikut:
Menurutmu diantara warna hitam dan warna putih, manakah warna
yang lebih mudah menyerap kalor? Apa Berikan hipotesismu! .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. Fase 3 : Percobaan ..............................................................................................................................
Langkah kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum! 2. Basahi karton hitam dan karton putih dengan sedikit air! 3. Panaskan karton di atas lilin yang menyala. 4. Perhatikan dan catat hasilnya!
Fase 4 : Analisis Aspek KPS yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan interpretasi 1. Apakah pada karton hitam atau karton putih, air lebih cepat mengering? Jelaskan! ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. 2. Manakah warna yang lebih cepat menghantarkan panas? Jelaskan! ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................
95
3. Setelah kamu melakukan percobaan di atas kamu dapat menjelaskan, mengapa pakaian ihram di anjurkan berwarna putih? ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................
Fase 5 : Kesimpulan Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan interpretasi Berdasarkan pada kegiatan yang telah dilakukan, simpulkan dari percobaan perpindahan kalor secara radiasi? ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... .......................................................................................................................................
96
LEMBAR KERJA SISWA Pertemuan ke-3 Konsep : Perubahan Wujud Zat Tujuan : Berhipotesis, merencanakan percobaan, melakukan percobaan,
mengamati,
berkomunikasi,
interpretasi pada percobaan perubahan wujud zat.
Hari / Tanggal : ................................. Kelompok
: .................................
Nama Anggota :
1.
4.
2.
5.
3.
6.
Alat dan bahan: Gambar
Nama alat dan bahan Es batu
Gelas kimia
Termometer
dan
97
Stopwatch
Kaki tiga
Pembakar / bunsen
Kasa
Korek api
Fase 1 : Menyajikan masalah Ketika memanaskan air, apakah air tersebut muncul uap? Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Gambar 1. Proses penguapan
Untuk memhaminya, marilakh kita melakukan hipotesis dan percobaan di bawah ini.
98
Fase 2 : Hipotesis Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan berhipotesis Sebelum memulai percobaan, jawablah pertanyaan berikut:
Fase 3 yang akan terjadi ketika suatu zat di tambah kalor secara terus Apa menerus? ................................................................................................................................ ................................................................................................................................ ................................................................................................................................
Fase 3 : Percobaan Langkah kerja 1. Susunlah peralatan yang sudah disiapkan seperti pada gambar.
2. Masukkan es batu ke dalam wadah dan ukurlah suhu awal es . 3. Panaskan es batu diatas pembakar Bunsen/spirtus sampai es mencair dan mendidih. 4. Catat suhunya setiap menit. 5. Catat hasil pengamatan dalam tabel pengamatan.
Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan berkomunikasi Tabel hasil pengamatan Menit keSuhu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
99
Fase 4 : Analisis Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan mengamati dan keterampilan berkomunikasi 1. Pada saat memanaskan es batu, apa yang terjadi pada es batu tersebut? ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. 2. apa yang menyebabkan es mencair atau air menguap? ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. 3. Buatlah dan jelaskan grafik hungungan waktu dengan suhu?
............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. 4. Lengkapilah tabel di bawah ini berdasarkan percobaan di atas? No
Wujud zat
1 2 3 4 5
Es Es dalam air air
Suhu (0C)
Lama pemanasan (menit)
keterangan Keadaan mula-mula Es mulai mencair Es telah mencair Mendidih Air menjadi uap
5. Jelaskan grafik di bawah ini berdasarkan tabel no.4?
100
........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ...........................................................................................................................................
Fase 5 : Kesimpulan Aspek KPS yang yang dilatihkan yaitu keterampilan interpretasi Berdasarkan pada kegiatan yang telah dilakukan, simpulkan dari percobaan perubahan wujud zat? ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... .........................................................................................................................................................
...................................................................................................................................... ......................................................................................................................................
101
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PERTEMUAN KE-1
Hari/ Tanggal : …….……………... Kelas
: …….……………...
Materi
: Asas Black dan Perpindahan Kalor Secara Konveksi
Berilah tanda check list ( ) pada kolom sesuai denganhasilpengamatan! Keterampilan No
Proses Sains
Kelompok
Skor 1
1
Mengajukan pertanyaan
2 3 4 1
2
Berhipotesis
2 3 4 1
3
Merencanakan Percobaan
2 3 4 1
4
Mengamati/ Observasi
2 3 4 1
5
Menafsirkan / Interpretasi
2 3 4
6
Berkomunikasi
1 2
1
2
3
4
5
6
102
3 4
Observer
(…….……………...)
103
Pedoman Penilaian Lembar Observasi Praktikum I No
Aspek Kteterampilan Proses Sains
Skor 1 2
1
Mengajukan pertanyaan
3 4 1 2
2
Berhipotesis
3 4 1
3
Merencanakan percobaan
2 3 4 1 2
4
Mengamati
3
4
1 5
Menafsirkan/ Interpretasi
2
Keterangan Penilaian Siswa tidak mengajukan pertanyaan Siswa bertanya mengenai langkah kerja percobaan Siswa bertanya mengenai langkah kerja percobaan dan hal-hal yang diamati Siswa bertanya mengenai langkah percobaan, hal-hal yang diamati dan analisis data Siswa tidak mengajukan hipotesis Siswa mengajukan hipotesis namun penjelasannya tidak tepat Siswa mengajukan hipotesis namun penjelasannya kurang tepat Siswa mengajukan hipotesis secara penjelasannya tepat Siswa tidak menentukan alat bahan dan langkah kerjasesuai dengan LKS Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja sesuai dengan LKS namun tidak tepat Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja sesuai dengan LKS namun kurang tepat Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja secara tepat Siswa tidak melakukan pengamatan Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai pencampuran/penggabungan larutan (air panas dan air dingin) dalam botol tanpa mencatat hasil pengamatan Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai pencampuran/penggabungan larutan (air panas dan air dingin) dalam botol dan mencatat hasil pengamatan namun kurang tepat Siswa melakukan pegamatan mengenai pencampuran/penggabungan larutan (air panas dan air dingin) dalam botol dan mencatat hasil pengamatan secara tepat Siswa tidak menuliskan kesimpulan hasil pengamatan Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil pengamatan tanpa menghubungkan konsep materi
104
3
4 1 2 6
Berkomunikasi
3 4
Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil pengamatan dan menghubungkan dengan konsep materi namun kurang tepat Siswa dapat menuliskan kesimpulan dan hasil pengamatan dan menghubungkan dengan konsep materi secara tepat Tidak menjelaskan hasil percobaan Siswa menjelaskan hasil percobaan namun tidak sistematis Siswa menjelaskan hasil percobaan secara sistematis namun tidak sesuai konsep Siswa menjelaskan hasil percobaan secara sistematis sesuai konsep
105
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PERTEMUAN KE-2
Hari/ Tanggal : …….……………... Kelas
: …….……………...
Materi
:Perpidahan Kalor secara Konduksi dan Radiasi
Berilah tanda check list ( ) pada kolom sesuai denganhasilpengamatan! Keterampilan No
Proses Sains
Kelompok
Skor 1
1
Mengajukan pertanyaan
2 3 4 1
2
Berhipotesis
2 3 4 1
3
Merencanakan Percobaan
2 3 4 1
4
Mengamati/ Observasi
2 3 4 1
5
Menafsirkan / Interpretasi
2 3 4
6
Berkomunikasi
1 2
1
2
3
4
5
6
106
3 4
Observer
(…….……………...)
107
Pedoman Penilaian Lembar Observasi Praktikum II
No
Aspek Kteterampilan Proses Sains
Skor 1 2
1
Menyajikan masalah
3 4 1 2
2
Berhipotesis
3 4 1
3
Merencanakan percobaan
2 3 4 1 2
4
Mengamati
3
4
5
Menafsirkan/ Interpretasi
1 2
Keterangan Penilaian Siswa tidak mengajukan pertanyaan Siswa bertanya mengenai langkah kerja percobaan Siswa bertanya mengenai langkah kerja percobaan dan hal-hal yang diamati Siswa bertanya mengenai langkah percobaan, hal-hal yang diamati dan analisis data Siswa tidak mengajukan hipotesis Siswa mengajukan hipotesis namun penjelasannya tidak tepat Siswa mengajukan hipotesis namun penjelasannya kurang tepat Siswa mengajukan hipotesis secara penjelasannya tepat Siswa tidak menentukan alat bahan dan langkah kerja Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja namun tidak tepat Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja namun kurang tepat Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja secara tepat Siswa tidak melakukan pengamatan Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai pembakaran kertas karton berwarna hitam dan putih tanpa mencatat hasil pengamatan Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai pembakaran kertas karton berwarna hitam dan putih dan mencatat hasil pengamatan namun kurang tepat Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai pembakaran kertas karton berwarna hitam dan putih dan mencatat hasil pengamatan secara tepat Siswa tidak menuliskan kesimpulan hasil pengamatan Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil pengamatan tanpa menghubungkan konsep
108
3
4 1 2 6
Berkomunikasi
3 4
materi Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil pengamatan dan menghubungkan dengan konsep materi namun kurang tepat Siswa dapat menuliskan kesimpulan dan hasil pengamatan dan menghubungkan dengan konsep materi secara tepat Tidak menjelaskan hasil percobaan Siswa menjelaskan hasil percobaan namun tidak sistematis Siswa menjelaskan hasil percobaan secara sistematis namun tidak sesuai konsep Siswa menjelaskan hasil percobaan secara sistematis sesuai konsep
109
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PERTEMUAN KE-3
Hari/ Tanggal : …….……………... Kelas
: …….……………...
Materi
: Perubahan Wujud Zat
Berilah tanda check list ( ) pada kolom sesuai denganhasilpengamatan! Keterampilan No
Proses Sains
Kelompok
Skor 1
1
Mengajukan pertanyaan
2 3 4 1
2
Berhipotesis
2 3 4 1
3
Merencanakan Percobaan
2 3 4 1
4
Mengamati/ Observasi
2 3 4 1
5
Menafsirkan / Interpretasi
2 3 4
6
Berkomunikasi
1 2
1
2
3
4
5
6
110
3 4
Observer
(…….……………...)
111
Pedoman Penilaian Lembar Observasi Praktikum III
No
Aspek Kteterampilan Proses Sains
Skor 1 2
1
Menyajikan masalah
3 4 1 2
2
Berhipotesis
3 4 1
3
Merencanakan percobaan
2 3 4 1 2
4
Mengamati
3
4 1 5
Menafsirkan/I nterpretasi
2 3
Keterangan Penilaian Siswa tidak mengajukan pertanyaan Siswa bertanya mengenai langkah kerja percobaan Siswa bertanya mengenai langkah kerja percobaan dan hal-hal yang diamati Siswa bertanya mengenai langkah percobaan, hal-hal yang diamati dan analisis data Siswa tidak mengajukan hipotesis Siswa mengajukan hipotesis namun penjelasannya tidak tepat Siswa mengajukan hipotesis namun penjelasannya kurang tepat Siswa mengajukan hipotesis secara penjelasannya tepat Siswa tidak menentukan alat bahan dan langkah kerjasesuai dengan LKS Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja sesuai dengan LKS namun tidak tepat Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja sesuai dengan LKS namun kurang tepat Siswa menentukan alat bahan dan langkah kerja secara tepat Siswa tidak melakukan pengamatan Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai pemanasan es menjadi uap tanpa mencatat hasil pengamatan Siswa hanya melakukan pegamatan mengenai pemanasan es menjadi uap dan mencatat hasil pengamatan namun kurang tepat Siswa melakukan pegamatan mengenai pemanasan es menjadi uap dan mencatat hasil pengamatan secara tepat Siswa tidak menuliskan kesimpulan hasil pengamatan Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil pengamatan tanpa menghubungkan konsep materi Siswa dapat menuliskan kesimpulan hasil
112
4 1 2 6
Berkomunikasi
3 4
pengamatan dan menghubungkan dengan konsep materi namun kurang tepat Siswa dapat menuliskan kesimpulan dan hasil pengamatan dan menghubungkan dengan konsep materi secara tepat Tidak menjelaskan hasil percobaan Siswa menjelaskan hasil percobaan namun tidak sistematis Siswa menjelaskan hasil percobaan secara sistematis namun tidak sesuai konsep Siswa menjelaskan hasil percobaan secara sistematis sesuai konsep
113 Lampiran 4 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains Aspek KPS
Indikator KPS
No
Soal
1.
Andi dan Ana memakai baju dengan warna yang berbeda. Ani memakai baju berwarna hitam sedangkan Ani memakai baju berwarna putih. Keduanya samasama pergi berbelanja pada siang hari. Berdasarkan warna baju yang mereka pakai, siapa yang merasa kepanasan? Megapa?
2.
Dalam perjalanan pulang sekolah Suci kehujanan, sesampainya di rumah Suci ingin membuat kopi hangat tetapi yang Suci temukan adalah kopi panas. Dimeja terdapat wadah A yang berisi air panas dan wadah B berisi air dingin. Untuk mendapatkan kopi hagat, wadah manakah yang harus dicampurkan supaya menghasilkan kopi hangat? Mengapa!
Bertanya mengapa mengenai peristiwa perpindahan kalor Mengajukan pertanyaan
Bertanya mengapa mengenai peristiwa asas Black
Pedoman Penskoran Jawaban: yang merasakan Jawaban benar, kepanasan adalah Andi kriteria lengkap = 4 Kriteria: Karena memakai baju Jawaban benar, warna hitam yang sifatnya kriteria kurang menyerap panas sedangkan warna lengkap =3 putih sifatnya memantulkan Jawaban benar, panas. warna hitam akan kriteria tidak ada = menyerap semua spektrum 2 cahaya. Inilah yang kemudian Jawaban salah = 1 membuat energi radiasi yang Tidak menuliskan diterima benda berwarna hitam jawaban = 0 menjadi lebih besar dibandingkan warna putih atau yang lainnya. Jawaban
Jawab: wadah B Kriteria: Wadah B yang berisi air dingin yang dicampurkan ke dalam kopi panas akan menerima kalor karena air dingin memiliki suhu yang rendah sedangkan kopi panas akan melepaskan kalor
Jawaban benar, kriteria lengkap = 4 Jawaban benar, kriteria kurang lengkap =3 Jawaban benar, kriteria tidak ada = 2
114
Bertanya untuk meminta penjelasan mengenai perubahan wujud benda
3
Bertanya mengapa mengenai peristiwa perpindahan kalor
4
Dalam kehdupan sehari-hari, ketika menjemur pakaian, biasanya seseorang membentangkan pakaian tersebut. Mengapa hal itu dilakukan? Jelaskann!
karena kopi memiliki suhu yang lebih tinggi.
Jawaban salah = 1 Tidak menuliskan jawaban = 0
Jawaban: karena untuk mempercepat proses penguapan air sehingga pakaian akan cepat kering.
Jawaban benar, kriteria lengkap = 4 Jawaban benar, kriteria kurang lengkap =3 Jawaban benar, kriteria tidak ada = 2 Jawaban salah = 1 Tidak menuliskan jawaban = 0
Kriteria : Ketika pakaian tersebut dibentangkan maka memperluas bidang pakaian tersebut sehingga proses penguapan akan semakin cepat.
Ketika menggoreng ikan, Yuni dan Sarah menggunakan pengaduk untuk membalikan ikan. Pengaduk yang dipakai Yuni terbuat dari bahan besi, sedangkan Sarah menggunakan pengaduk yang terbuat dari bahan kayu. Lama kelamaan siapakah yang kira-kira akan merasakan alat pengaduknya panas dan apa alasannya? Mengapa!
Jawaban: yang akan merasakan panas adalah Yuni Kriteria : Karena pengaduk yg dipakai Yuni sifatnya konduktor yaitu bisa menghantarkan panas sedangkan pengaduk yang dipakai Wilu sifatnya isolator yakni tidak dapat menghantarkan panas.
Jawaban benar, kriteria lengkap = 4 Jawaban benar, kriteria kurang lengkap =3 Jawaban benar, kriteria tidak ada = 2 Jawaban salah = 1 Tidak menuliskan
115 jawaban = 0
Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh penjelasan dari suatu kejadian mengenai perubahan wujud
5
Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh penjelasan dari suatu kejadian
6
Mencair merupakan salah satu peristiwa perubahan wujud benda. Pada kasus berikut: Hasan meletakan es krim yang massanya 200 gram dan suhunya -50C di dalam sebuah ruangan terbuka. Ruangan tersebut memiliki suhu sebesar 280C. Setelah beberapa saat kemudian, apa yang akan terjadi pada es krim tersebut? Berikan hipotesismu mengenai peristiwa tesebut!
Jawaban: Es akan berubah wujud dari padat menjadi cair.
Konduksi merupakan proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel. Pada peristiwa berikut: Doko mengaduk dua gelas kopi panas dengan menggunakan sendok yang terbuat dari logam besi. Kopi A menggunakan sendok makan sedangkan kopi B menggunakan sendok teh. Sendok manakah yang paling cepat menghantarkan panas? Berikan alasanmu!
Jawaban: yang paling cepat menghantarkan panas adalah sendok teh.
Kriteria : Hal ini disebabkan karena suhu ruangan lebih tinggi dibandingkan suhu es sehingga terjadi pertukaan energi.
Jawaban benar, kriteria lengkap = 4 Jawaban benar, kriteria kurang lengkap =3 Jawaban benar, kriteria tidak ada = 2 Jawaban salah = 1 Tidak menuliskan jawaban = 0
Berhipotesis
Kriteria : karena panjang sendok teh lebih pendek dibandingkan sendok makan sehingga sendok teh membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk menghantarkan kalor.
Jawaban benar, kriteria lengkap = 4 Jawaban benar, kriteria kurang lengkap =3 Jawaban benar, kriteria tidak ada = 2 Jawaban salah = 1 Tidak menuliskan
116 mengenai perpindahan kalor
jawaban = 0
7
Andi mempunyai tiga balon gas berukuran sama. Balon I, II dan III berturut-turut berwarna merah, putih dan hitam. Kemudian ketiga balon tersebut dilepasan secara bersamaan pada siang hari.
Jawaban: balon yang akan naik paling cepat adalah balon hitam.
Jawaban benar, kriteria lengkap = 4 Kriteria: Karena menyerap panas Jawaban benar, lebih banyak sehingga udara di kriteria kurang dalamnya lebih panas dan lengkap =3 mengembang. udara yang Jawaban benar, mengembang massa jenisnya kriteria tidak ada = lebih kecil = m/v > v pada udara 2 yang mengembang lebih besar, Jawaban salah = 1 massa udara di dalamnya tetap. Tidak menuliskan jawaban = 0
Gambar. Balon Manakah balon yang akan naik paling cepat? Berikan alasanmu! Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian azas Black
8
Sehabis berolahraga Andi merasa haus, tiba-tiba Andi menghadapi kondisi di mana hanya ada air panas. Di sekitar Andi ada dua gelas yaitu gelas A dan B. Untuk memudahkan supaya air tersebut cepat dingin gelas mana yang akan Andi pilih? Berikan hipotesismu!
Jawaban: Gelas B Kriteria: karena Gelas B yang lebih besar sehingga Kalor yang diserap atau diterima oleh gelas besar lebih banyak daripada gelas
Jawaban benar, kriteria lengkap = 4 Jawaban benar, kriteria kurang lengkap =3 Jawaban benar,
117 kecil; penurunan suhu air panas di kriteria tidak ada = gelas besar lebih banyak daripada 2 Jawaban salah = 1 di gelas kecil. Tidak menuliskan jawaban = 0 Gelas A Menentukkan alat/bahan yang akan digunakan mengenai percobaan azas Black
9
Merencanka n percobaan
10 Menentukkan alat/bahan yang akan digunakan mengenai percobaan perpindahan kalor
Gelas B
Di bawah ini merupakan tabel alat dan bahan percobaan: Tabel 1. Alat dan bahan
Berdasarkan tabel di atas, alat dan bahan apa sajakah yang digunakan dalam percobaan untuk membuktikan prinsip azas Black? Sebutkan! Di bawah ini merupakan alat dan bahan percobaan perpindahan: Tabel 2. Alat dan bahan
Jawaban: Terdapat empat kriteria jawaban sebagai berikut: Gelas kimia Air dingin Air panas Termometer
Empat kriteria jawaban benar = 4 Tiga kriteria jawaban benar = 3 Dua kriteria jawaban benar = 2 Satu kriteria jawaban benar = 1 Jawaban salah atau tidak di jawab = 0
Jawaban: Terdapat lima kriteria jawaban sebagai berikut: Sendok makan Sendok teh Margarine Lilin Korek api
Empat atau semua kriteria jawaban benar = 4 Tiga kriteria jawaban benar = 3 Dua kriteria jawaban benar = 2 Satu kriteria jawaban benar = 1
118
Gambar
Nama Alat dan Bahan
Kaleng timah
Gelas kimia
Termometer
Menentukkan alat/bahan yang akan digunakan
11
Gambar
Nama Alat dan
Jawaban salah atau tidak di jawab = 0
Bahan Air panas
Sendok teh
Margarin
Sendok makan
Lilin
Cat hitam kusam
Korek api
Berdasarkan tabel di atas, alat dan bahan apa saja yang dapat digunakan dalam percobaan untuk perpindahan kalor secara konduksi? Mengkristal merupakan perubahan wujud dari gas ke padat. Yuni ingin melakukan percobaan untuk melihat proses
Jawaban: Air garam
Lima kriteria jawaban benar = 5 Empat kriteria
119 dan menentukkan langkah kerja mengenai percobaan perubahan wujud
Menentukkan alat/bahan yang akan digunakan mengenai percobaan perubahan wujud
12
terbentuknya Kristal garam melalui perubahan wujud tersebut. Berdasarkan percobaan tersebut alat dan bahan apa sajakah yang dibutuhkan Yuni?
Es batu Gelas kimia Piring kaca Pembakar spirtus
Di bawah ini merupakan alat dan bahan percobaan perubahan wujud.
Jawaban: Terdapat enam kriteria jawaban sebagai berikut: Es batu Gelas kimia Pembakar Bunsen Kaki tiga Kasa
Gambar. Alat dan bahan
Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan Menafsirkan mengenai /interpretasi percobaan wujud benda
13
Berdasarkan gambar di atas, alat dan bahan apa saja yang dapat digunakan dalam percobaan perubahan wujud seperti mencair dan menguap? Perhatikan gambar di bawah ini. Sebanayak air 600 ml dipanaskan selama 40 menit air akan bekurang.
Jawaban: Peritiwa tersebut merupakan proses penguapan yakni dari cair menjadi uap.
Kriteria: Hal ini terjadi karena air menerima kalor akibat adanya perbedaan suhu sehingga volume
jawaban benar = 4 Tiga kriteria jawaban benar = 3 Dua kriteria jawaban benar = 2 Satu kriteria jawaban benar = 1 Jawaban salah atau tidak di jawab = 0 Empat atau semua kriteria jawaban benar = 4 Tiga kriteria jawaban benar = 3 Dua kriteria jawaban benar = 2 Satu kriteria jawaban benar = 1 Jawaban salah atau tidak di jawab = 0
Jawaban benar, kriteria lengkap = 4 Jawaban benar, kriteria kurang lengkap =3 Jawaban benar, kriteria tidak ada =
120 air berkurang.
2 Jawaban salah = 1 Tidak menuliskan jawaban = 0
Gambar. Proses pemanasan air
Menyimpulkan pengamatan mengenai perpindahan kalor
14
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Berikut ini merupakan data laju perpindahan kalor terhadap terhadap beberapa panjang kawat alumunium. Dimana luasnya sebesar 5 mm dan kenaikan suhunya 400C. (k = 200 J/sm0C). Kawat
A 10-1
B 1,5x10-1
C 2,0x10-1
D 2,5x10-1
400
266,7
200
160
Berdasarkan tabel di atas apa yang dapat kamu simpulkan?
Menyimpulkan pengamatan mengenai azas Black
15
Perhatikan tabel berikut:
Jawaban: Laju perpindahan kalor Jawaban benar, berbanding terbalik dengan kriteria lengkap = panjang kawat 4 Jawaban benar, kriteria kurang Alasan: Semakin panjang kawat lengkap =3 semakin kecil laju perpindahan Jawaban benar, kalor. kriteria tidak ada = 2 Jawaban salah = 1 Tidak menuliskan jawaban = 0
Jawaban: Suhu campuran berada diantara suhu air dingin dengan air panas. Kriteria: Jumlah kalor yang dilepas sama dengan jumlah kalor yang
Jawaban benar, ada empat kriteria = 7-8 Jawaban benar, ada tiga kriteria = 5-6 Jawaban benar,
121
Berdasarkan tabel di atas, apa yang dapat kamu simpulkan? (c= 4200 ⁄
Berkomunik
Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan mengenai perubahan wujud zat
16
Membaca grafik
17
0
C)
Perhatikan gambar di bawah ini:
Berdasarkan percobaan di atas, jelaskan hasil campuran gelas (a) dan (b) setelah 30 menit!
Perhatikan grafik di bawah ini
diterima sesuai dengan hukum azas Black . Pada percobaan I, massa air panas lebih besar dibandingkan massa air panas pada percobaan II dan III sehingga suhu akhir atau campuran yang dihasilkan akan lebih tinggi. Pada percobaan II, massa air dingin sama dengan massa air panas sehingga suhu akhir atau campuran di antara suhu percobaan I dan III. Pada percobaan III menghasilkan suhu akhir atau campuran lebih rendah dibandingkan percobaan I dan II karena massa air dingin lebih sedikit dibandingan massa air panas. Jawaban: Setelah 30 menit maka es akan mencair dan bercampur dengan air
ada dua kriteria =3-4 Jawaban benar, kriteria tidak ada = 2 Jawaban salah = 1 Tidak menuliskan jawaban = 0
Jawaban benar, kriteria lengkap = 4 Jawaban benar, Kriteria: Karena adanya kriteria kurang perbedaan suhu dari suhu tinggi lengkap =3 ke suhu rendah sehingga wujud es Jawaban benar, berubah menjadi air (mencair) kriteria tidak ada = dan bercampur. Hal tersebut 2 sesuai dengan azas Black Jawaban salah = 1 . Tidak menuliskan jawaban = 0 Menjelaskan 5 Jawaban:
122 asi
atau tabel mengenai perubahan wujud
Grafik di atas menunjukkan lima kurva perubahan wujud. Jelaskan bagian kurva I-V pada grafik tersebut?
Terdapat lima kriteria jawaban sebagai berikut: Pada kurva I, ketika sejumlah massa es yang suhunya dibawah 00C kemudian dipanaskan (diberi kalor), maka suhunya naik sampai sampai titik lebur es mencapai 00C. pada grafik ini terdapat satu wujud yaitu padat (es). Pada kurva II, ketika kalor terus ditambahkan maka terjadi proses peleburan (air menjadi uap). Pada kurva ini membutuhkan kalor laten dan pada tidak ada perubahan suhu sehingga grafiknya mendatar. Pada kurva III, suhu air akan naik kembali sampai titik didih 1000C dicapai. Pada kurva ini terdapat satu yaitu wujud cair (air). Pada kurva IV, titik didih suhu kembali tetap walau kalor terus ditambahkan, sampai semua air mendidih menjadi uap (wujud gas). Pada kurva ini juga membutuhkan kalor laten dan pada tidak ada perubahan suhu sehingga grafiknya mendatar. Pada kurva ini terdapat dua wujud, yaitu wujud cair (air) dan wujud gas.
kurva dengan benar = 9-10 Menjelaskan 4 kurva dengan benar = 7-8 Menjelaskan 3 kurva dengan benar = 5-6 Menjelaskan 2 kurva dengan benar = 3-4 Menjelaskan 1 kurva dengan benar = 1-2 Tidak menuliskan jawaban = 0
123 Pada kurva V, suhu air akan naik kembali jika kalor terus ditambahkan. Membaca tabel mengenai perubahan wujud benda
18
Hasan memanaskan 600 gram air selama 8 menit. Hasil pengamatan tabel sebagai berikut:
Jawaban:
Berdasarkan tabel di atas, gambarkan dan jelaskan besarnya kalor ( ) yang dibutuhkan dengan perubahan suhu ( ) dalam bentuk grafik? Kriteria: Ketika memanaskan air semakin banyak waktunya semakin tinggi kenaikan suhunya, dan semakin tinggi suhunya semakin banyak pula energi kalor yang diperlukan. Dengan demikian, perubahan suhu berpengaruh terhadap banyaknya energi kalor yang diperlukan. Jadi, kenaikan suhu zat sebanding dengan kalor yang dibutuhkan atau secara bentuk persamaannya Menggambarkan data hasil pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram pada
19
Berikut adalah tabel perubahan wujud zat
Jawaban:
Gambar. Perubahan Wujud
Skema Bagan Perubahan Wujud
Grafik benar, kriteria benar, lengkap = 5 Grafik benar, kriteria benar, kurang lengkap = 4 Grafik salah, kriteria benar, kurang lengkap =3 Grafik benar, tidak ada kriteria = 2 Jawaban salah = 1 Tidak menuliskan jawaban = 0
Ada tiga kategori =3 Ada dua kategori = 2 Ada satu kategori =1
124 perubahan wujud zat
Tidak menuliskan jawaban = 0
Berdasarkan tabel di atas, buatlah perubahan wujud zat kalor yang diserap dan kalor yang dilepas dalam bentuk skema bagan!
Menjelaskan grafik pada perubahan wujud
20
Perhatikan tabel di bawah ini No Waktu (menit) Suhu (0C) 1 0 20 2 1 28 3 2 36 4 3 44 5 4 52 Berdasarkan tabel di atas, gambarkan dan jelaskan grafik hubungan waktu dengan suhu pada proses pemanasan!
Kategori 1: melebur, membeku Kategori 2: menguap, mengembun Kategori 3: menyublim, mengkristal Jawaban:
Kriteria: Ketika memanaskan air semakin banyak waktunya semakin tinggi kenaikan suhunya sehinnga pada grafik di atas mengalami peningkatan .
Grafik benar, kriteria benar, lengkap = 5 Grafik benar, kriteria benar, kurang lengkap = 4 Grafik salah, kriteria benar, kurang lengkap =3 Grafik benar, tidak ada kriteria = 2 Jawaban salah = 1 Tidak menuliskan jawaban = 0
125 Lampiran 5 Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC jumlah Nilai maksimal r hitung r tabel n=29 keterangan
Uji Validitas Instrumen Keterampilan Proses Sains
1 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 73 4 0.411
2 0 3 2 3 4 2 1 3 3 2 1 3 3 4 1 2 3 3 1 2 1 4 2 3 3 2 2 2 4 69 4 0.453
3 2 2 3 1 4 2 2 3 1 1 2 3 3 2 2 1 2 2 2 1 0 4 2 3 3 3 2 2 3 63 4 0.276
4 4 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 95 4 0.578
5 3 3 2 2 4 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2 1 4 0 3 3 2 3 2 1 64 4 0.488
6 3 1 2 2 3 2 3 0 3 1 2 2 2 4 1 3 3 3 0 2 1 3 2 1 3 1 2 2 3 60 4 0.783
7 2 0 1 3 2 2 2 0 2 1 2 1 1 2 1 1 0 2 0 3 2 2 0 3 2 2 3 2 1 45 4 0.341
8 3 1 0 4 3 0 3 1 3 2 2 0 3 3 1 3 2 2 1 3 0 3 2 0 4 2 2 2 3 58 4 0.679
9 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 0 4 95 4 0.529
valid
valid
invalid
valid
valid
valid
invalid
valid
valid
Butir Soal (X) 10 11 3 2 2 0 1 0 3 0 0 3 2 0 3 0 2 1 2 2 3 2 2 0 3 2 2 2 2 3 1 2 0 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 0 3 0 2 0 2 3 0 2 0 2 2 0 3 0 53 38 4 5 0.108 0.316 0,367 invalid invalid
12 4 2 3 3 2 2 4 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 3 2 3 3 2 4 2 2 1 3 77 4 0.465
13 3 2 4 3 4 4 2 3 4 0 1 1 2 4 2 2 4 4 2 4 3 4 1 2 4 1 4 2 4 80 4 0.608
14 3 0 0 3 4 2 1 0 2 0 1 1 1 4 0 1 1 3 1 3 1 3 2 2 0 2 1 3 3 48 4 0.561
15 3 0 0 1 1 2 3 0 3 0 3 2 0 0 1 0 0 1 0 3 0 3 2 1 5 2 2 2 0 40 8 0.341
16 3 1 3 3 3 3 3 2 0 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 0 2 3 3 2 3 2 0 2 3 66 4 0.294
17 7 5 5 4 8 2 4 4 6 2 2 0 4 10 4 5 5 8 2 0 3 6 0 2 5 0 0 2 5 110 10 0.725
18 3 3 3 1 3 1 3 2 0 4 2 2 1 5 2 3 4 0 3 2 1 5 2 3 3 2 3 3 0 69 5 0.347
19 3 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3 3 3 3 3 0 3 0 3 3 3 72 3 0.284
20 5 4 4 3 4 2 3 3 3 5 2 0 3 5 3 3 4 0 3 4 2 5 3 3 5 2 4 4 0 91 5 0.457
valid
valid
valid
invalid
invalid
valid
invalid
invalid
valid
Skor Y
Y2
63 39 45 53 65 41 47 38 53 41 43 37 45 70 36 46 51 54 34 50 32 67 39 39 66 35 44 43 50
3969 1521 2025 2809 4225 1681 2209 1444 2809 1681 1849 1369 2025 4900 1296 2116 2601 2916 1156 2500 1024 4489 1521 1521 4356 1225 1936 1849 2500
126 Lampiran 6
Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC Var Jml Var r11 (rms Alpha) r tabel n=29 Ket
Uji Reliabilitas Instrumen Keterampilan Proses Sains
1 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3
2 0 3 2 3 4 2 1 3 3 2 1 3 3 4 1 2 3 3 1 2 1 4 2 3 3 2 2 2 4
3 2 2 3 1 4 2 2 3 1 1 2 3 3 2 2 1 2 2 2 1 0 4 2 3 3 3 2 2 3
4 4 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4
5 3 3 2 2 4 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2 1 4 0 3 3 2 3 2 1
6 3 1 2 2 3 2 3 0 3 1 2 2 2 4 1 3 3 3 0 2 1 3 2 1 3 1 2 2 3
7 2 0 1 3 2 2 2 0 2 1 2 1 1 2 1 1 0 2 0 3 2 2 0 3 2 2 3 2 1
8 3 1 0 4 3 0 3 1 3 2 2 0 3 3 1 3 2 2 1 3 0 3 2 0 4 2 2 2 0
9 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 0 4
0.330
1.101
0.862
0.493
0.813
0.995
0.899
1.596
0.778
Butir Soal (X) 10 11 3 2 2 0 1 0 3 0 0 3 2 0 3 0 2 1 2 2 3 2 2 0 3 2 2 2 2 3 1 2 0 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 0 3 0 2 0 2 3 0 2 0 2 2 0 3 0 0.933 1.293 28.722 0.796 0.367 Reliabel Baik
12 4 2 3 3 2 2 4 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 3 2 2 3 2 4 2 2 1 3
13 3 2 4 3 4 4 2 3 4 0 1 1 2 4 2 2 4 4 2 4 3 4 1 2 4 1 4 2 4
14 3 0 0 3 4 2 1 0 2 0 1 1 1 4 0 1 1 3 1 3 1 3 2 2 0 2 1 3 3
15 3 0 0 1 1 2 3 0 3 0 3 2 0 0 1 0 0 1 0 3 0 3 2 1 5 2 2 2 0
16 3 1 3 3 3 3 3 2 0 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 0 2 3 3 2 3 2 0 2 3
17 7 5 5 4 8 2 4 4 6 2 2 0 4 10 4 5 5 8 2 0 3 6 0 2 5 0 0 2 5
18 3 3 3 1 3 1 3 2 0 4 2 2 1 5 2 3 4 0 3 2 1 5 2 3 3 2 3 3 0
19 3 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3 3 3 3 3 0 3 0 3 3 3
20 5 4 4 3 4 2 3 3 3 5 2 0 3 5 3 3 4 0 3 4 2 5 3 3 5 2 4 4 0
0.601
1.547
1.591
1.887
0.921
6.956
1.744
1.330
2.052
Skor Y 63 39 45 53 65 41 47 38 53 41 43 37 45 70 36 46 51 54 34 50 32 66 39 39 66 35 44 43 47 111.820
127 Lampiran 7
Siswa N V Y E A R D I Q T CC G P C M AA K BB F J B W X H L O Z S U XKA XKB Skor Max DP Ket
Uji Daya Pembeda Instrumen Keterampilan Proses Sains
1 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2
2 4 4 3 4 0 3 3 3 3 2 4 1 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3 3 3 1 2 1 1
3 2 4 3 4 2 2 1 1 2 1 3 2 1 3 3 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 3 2 0
4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3
5 2 4 3 4 3 2 2 3 3 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 0 3 2 2 3 2 1 1
6 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 0 2 1 1 0 1
7 2 2 2 2 2 2 3 2 0 3 1 2 1 1 1 3 2 2 2 1 0 0 3 0 1 1 2 0 2
8 3 3 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 0 3 2 2 2 0 2 1 2 0 1 0 1 2 1 0
9 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 0 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3
10 2 2 2 0 3 2 3 2 2 2 3 3 0 1 2 0 2 2 2 3 2 3 2 2 3 1 0 1 1
2.875 2.143
3 2.000
2.375 2.286
3.750 2.571
2.875 2.000
3 0.857
2.125 1.286
3.125 0.714
3.875 2.714
2 1.429
Butir Soal (X) 11 3 0 3 3 2 2 0 2 2 2 0 0 3 0 2 2 0 0 0 2 0 0 0 1 2 2 2 2 1 1.875 1.429
12 3 3 4 2 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 2 3 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2
13 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 2 4 2 4 1 2 4 0 2 1 2 3 1 2 1 2 3
14 4 3 0 4 3 3 3 2 1 3 3 1 1 0 1 1 1 3 2 0 0 2 2 0 1 0 2 1 1
15 0 3 5 1 3 1 1 3 0 3 0 3 0 0 0 2 3 2 2 0 0 2 1 0 2 1 2 0 0
16 3 3 3 3 3 3 3 0 2 0 3 3 3 3 2 0 3 2 3 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2
17 10 6 5 8 7 8 4 6 5 0 5 4 5 5 4 0 2 2 2 2 5 0 2 4 0 4 0 2 3
18 5 5 3 3 3 0 1 0 4 2 0 3 3 3 1 3 2 3 1 4 3 2 3 2 2 2 2 3 1
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 0 0 3 3
20 5 5 5 4 5 0 3 3 4 4 0 3 3 4 3 4 2 4 2 5 4 3 3 3 0 3 2 3 2
3.250 2.286
3.750 2.000
2.750 1.000
2.125 0.857
2.625 2.000
6.750 2.143
2.500 2.143
3 1.714
3.750 2.286
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
8
4
10
5
3
5
0.183 Kurang baik
0.250 Cukup
0.022 Kurang baik
0.295 Cukup
0.219 Cukup
0.536 Sangat baik
0.210 Cukup
0.603 Sangat baik
0.290 Cukup
0.143 Kurang baik
0.089 Kurang baik
0.241 Cukup
0.438 Sangat baik
0.438 Sangat baik
0.158 Kurang baik
0.156 Kurang baik
0.461 Sangat baik
0.071 Kurang baik
0.429 Sangat baik
0.293 Cukup
Skor Y 70 67 66 65 63 54 53 53 51 50 50 47 46 45 45 44 43 43 41 41 39 39 39 38 37 36 35 34 32
128 Lampiran 8
Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC Rerata Skor Max TK Ket
Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Keterampilan Proses Sains
Butir Soal (X) 10 11 3 2 2 0 1 0 3 0 0 3 2 0 3 0 2 1 2 2 3 2 2 0 3 2 2 2 2 3 1 2 0 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 0 3 0 2 0 2 3 0 2 0 2 2 0 3 0
1 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3
2 0 3 2 3 4 2 1 3 3 2 1 3 3 4 1 2 3 3 1 2 1 4 2 3 3 2 2 2 4
3 2 2 3 1 4 2 2 3 1 1 2 3 3 2 2 1 2 2 2 1 0 4 2 3 3 3 2 2 3
4 4 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4
5 3 3 2 2 4 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2 1 4 0 3 3 2 3 2 1
6 3 1 2 2 3 2 3 0 3 1 2 2 2 4 1 3 3 3 0 2 1 3 2 1 3 1 2 2 3
7 2 0 1 3 2 2 2 0 2 1 2 1 1 2 1 1 0 2 0 3 2 2 0 3 2 2 3 2 1
8 3 1 0 4 3 0 3 1 3 2 2 0 3 3 1 3 2 2 1 3 0 3 2 0 4 2 2 2 3
9 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 0 4
2.517
2.379
2.172
3.276
2.207
2.069
1.552
2.000
3.276
1.828
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
0.629 Sedang
0.595 Sedang
0.543 Sedang
0.819 Mudah
0.552 Sedang
0.517 Sedang
0.388 Sedang
0.500 Sedang
0.819 Mudah
0.457 Sedang
12 4 2 3 3 2 2 4 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 3 2 3 3 2 4 2 2 1 3
13 3 2 4 3 4 4 2 3 4 0 1 1 2 4 2 2 4 4 2 4 3 4 1 2 4 1 4 2 4
14 3 0 0 3 4 2 1 0 2 0 1 1 1 4 0 1 1 3 1 3 1 3 2 2 0 2 1 3 3
15 3 0 0 1 1 2 3 0 3 0 3 2 0 0 1 0 0 1 0 3 0 3 2 1 5 2 2 2 0
16 3 1 3 3 3 3 3 2 0 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 0 2 3 3 2 3 2 0 2 3
17 7 5 5 4 8 2 4 4 6 2 2 0 4 10 4 5 5 8 2 0 3 6 0 2 5 0 0 2 5
18 3 3 3 1 3 1 3 2 0 4 2 2 1 5 2 3 4 0 3 2 1 5 2 3 3 2 3 3 0
19 3 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 3 3 3 3 3 3 0 3 0 3 3 3
20 5 4 4 3 4 2 3 3 3 5 2 0 3 5 3 3 4 0 3 4 2 5 3 3 5 2 4 4 0
1.310
2.655
2.759
1.655
1.379
2.276
3.793
2.379
2.483
3.138
5
4
4
4
8
4
10
5
3
5
0.262 Sukar
0.664 Sedang
0.690 Sedang
0.414 Sedang
0.172 Sukar
0.569 Sedang
0.379 Sedang
0.476 Sedang
0.828 Mudah
0.628 Sedang
Skor Y 63 39 45 53 65 41 47 38 53 41 43 37 45 70 36 46 51 54 34 50 32 67 39 39 66 35 44 43 50
129 Lampiran 9
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Keteampilan Proses Sains (KPS) Validitas
Reliabilitas
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nilai 0,411 0,453 0.276 0,578 0,488 0,783 0,341 0,697 0,529 0,108 0,316 0,465 0,608 0,561 0,341 0,294 0,725 0,347 0,284 0,457
Keterangan Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Invalid Invalid Valid Valid Valid Invalid Invalid Valid Invalid Invalid Valid
Nilai
0,796
Keterangan
Tinggi
Daya Pembeda Nilai 0,183 0,250 0,022 0,295 0,219 0,536 0,210 0,603 0,290 0,143 0,089 0,241 0,438 0,438 0,438 0,158 0,156 0,461 0,429 0,293
Keterangan Kurang baik Cukup Kurang baik Cukup Cukup Sangat baik Cukup Sangat baik Cukup Kurang baik Kurang baik Cukup Sangat baik Sangat baik Kurang baik Kurang baik Sangat baik Kurang baik Sangat baik cukup
Tingkat Kesukaran Nilai 0,629 0.595 0,593 0,819 0,552 0,517 0,388 0,500 0,819 0,457 0,262 0.664 0,690 0,414 0,172 0,569 0,378 0,476 0,828 0,628
Keterangan Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Mudah Sukar
Kesimpulan Tidak dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipakai Tidak dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Tidak dipakai Tidak dipakai Dipakai Tidak dipakai Tidak dipakai Dipakai
130 Lampiran 10 Kisi-Kisi Tes Uraian Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS) Aspek KPS
Indikator KPS
No
Soal
Jawaban
Bertanya mengapa mengenai peristiwa asas Black
1
Dalam perjalanan pulang sekolah Suci kehujanan, sesampainya di rumah Suci ingin membuat kopi hangat tetapi yang Suci temukan adalah kopi panas. Dimeja terdapat wadah A yang berisi air panas dan wadah B berisi air dingin. Untuk mendapatkan kopi hagat, wadah manakah yang harus dicampurkan supaya menghasilkan kopi hangat? Mengapa!
Jawab: wadah B yaitu air dingin
Bertanya mengapa mengenai peristiwa perpindahan kalor
2
Ketika menggoreng ikan, Yuni dan Sarah menggunakan pengaduk untuk membalikan ikan. Pengaduk yang dipakai Yuni terbuat dari bahan besi, sedangkan Sarah menggunakan pengaduk yang terbuat dari bahan kayu. Lama kelamaan siapakah yang kira-kira akan merasakan alat pengaduknya panas dan apa alasannya? Mengapa!
Jawaban: yang akan merasakan panas adalah Yuni
Kriteria: Wadah B yang berisi air dingin yang dicampurkan ke dalam kopi panas akan menerima kalor karena air dingin memiliki suhu yang rendah sedangkan kopi panas akan melepaskan kalor karena kopi memiliki suhu yang lebih tinggi.
Mengajukan pertanyaan
Pedoman Penskoran Jawaban benar, kriteria lengkap = 4 Jawaban benar, kriteria kurang lengkap =3 Jawaban benar, kriteria tidak ada = 2 Jawaban salah =1 Tidak menuliskan jawaban = 0
Jawaban benar, kriteria lengkap = 4 Kriteria : Karena pengaduk yg Jawaban benar, dipakai Yuni sifatnya konduktor yaitu kriteria kurang bisa menghantarkan panas sedangkan lengkap =3 pengaduk yang dipakai Wilu sifatnya Jawaban benar, isolator yakni tidak dapat kriteria tidak menghantarkan panas. ada = 2 Jawaban salah =1 Tidak
131 menuliskan jawaban = 0
Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh penjelasan dari suatu kejadian mengenai perubahan wujud
3
Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh
4
Mencair merupakan salah satu peristiwa perubahan wujud benda. Pada kasus berikut: Hasan meletakan es krim yang massanya 200 gram dan suhunya -50C di dalam sebuah ruangan terbuka. Ruangan tersebut memiliki suhu sebesar 280C. Setelah beberapa saat kemudian, apa yang akan terjadi pada es krim tersebut? Berikan hipotesismu mengenai peristiwa tesebut!
Jawaban: Es akan berubah wujud dari padat menjadi cair.
Konduksi merupakan proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel. Pada peristiwa berikut: Doko mengaduk dua gelas kopi panas dengan menggunakan sendok yang terbuat dari logam besi. Kopi A menggunakan sendok makan sedangkan kopi B menggunakan sendok teh. Sendok manakah yang paling cepat
Jawaban: yang paling cepat menghantarkan panas adalah sendok teh.
Kriteria : Hal ini disebabkan karena suhu ruangan lebih tinggi dibandingkan suhu es sehingga terjadi pertukaan energi.
Berhipotesis
Kriteria : karena panjang sendok teh lebih pendek dibandingkan sendok makan sehingga sendok teh membutuhkan waktu yang lebih
Jawaban benar, kriteria lengkap = 4 Jawaban benar, kriteria kurang lengkap =3 Jawaban benar, kriteria tidak ada = 2 Jawaban salah =1 Tidak menuliskan jawaban = 0
Jawaban benar, kriteria lengkap = 4 Jawaban benar, kriteria kurang lengkap =3 Jawaban benar, kriteria tidak ada = 2
132 penjelasan dari suatu kejadian mengenai perpindahan kalor
Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian asas Black
menghantarkan panas? Berikan alasanmu!
5
Sehabis berolahraga Andi merasa haus, tiba-tiba Andi menghadapi kondisi di mana hanya ada air panas. Di sekitar Andi ada dua gelas yaitu gelas A dan B. Untuk memudahkan supaya air tersebut cepat dingin gelas mana yang akan Andi pilih? Berikan hipotesismu!
Gelas A Menentukkan alat/bahan yang akan digunakan Merencanka mengenai n percobaan percobaan azas Black
6
sedikit untuk menghantarkan kalor.
Jawaban salah =1 Tidak menuliskan jawaban = 0
Jawaban: Gelas B
Jawaban benar, kriteria lengkap = 4
Kriteria: karena luas permukaan pada gelas B yang lebih besar sehingga kalor yang diserap atau diterima oleh gelas besar lebih banyak daripada gelas kecil; penurunan suhu air panas di gelas besar lebih banyak daripada di gelas kecil.
Gelas B
Di bawah ini merupakan tabel alat dan bahan percobaan: Tabel 1. Alat dan bahan
Jawaban: Terdapat empat kriteria jawaban sebagai berikut: Gelas kimia Air dingin Air panas Termometer
Jawaban benar, kriteria kurang lengkap =3 Jawaban benar, kriteria tidak ada = 2 Jawaban salah =1 Tidak menuliskan jawaban = 0 Empat kriteria jawaban benar =4 Tiga kriteria jawaban benar =3 Dua kriteria jawaban benar
133 =2 Satu kriteria jawaban benar =1 Jawaban salah atau tidak di jawab = 0
7
Menentukkan alat/bahan yang akan digunakan mengenai percobaan perubahan wujud
Menafsirkan Menemukan pola /interpretasi dalam suatu seri pengamatan
Berdasarkan tabel di atas, alat dan bahan apa sajakah yang digunakan dalam percobaan untuk membuktikan prinsip azas Black? Sebutkan! Di bawah ini merupakan alat dan bahan percobaan perubahan wujud.
Jawaban: Terdapat lima kriteria jawaban sebagai berikut: Es batu Gelas kimia Pembakar Bunsen Kaki tiga Kasa
Gambar. Alat dan bahan
8
Berdasarkan gambar di atas, alat dan bahan apa saja yang dapat digunakan dalam percobaan perubahan wujud seperti mencair dan menguap? Perhatikan gambar di bawah ini. Sebanayak air 600 ml dipanaskan selama 40 menit air akan bekurang.
Jawaban: Peritiwa tersebut merupakan proses penguapan yakni dari cair menjadi uap.
Empat atau semua kriteria jawaban benar =4 Tiga kriteria jawaban benar =3 Dua kriteria jawaban benar =2 Satu kriteria jawaban benar =1 Jawaban salah atau tidak di jawab = 0 Jawaban benar, kriteria lengkap = 4
134 mengenai percobaan wujud benda
Kriteria: Hal ini terjadi karena air menerima kalor akibat adanya perbedaan suhu sehingga volume air berkurang. Gambar. Proses pemanasan air
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Menyimpulkan pengamatan mengenai perpindahan kalor
9
Berikut ini merupakan data laju perpindahan kalor terhadap terhadap beberapa panjang kawat alumunium. Dimana luasnya sebesar 5 mm dan kenaikan suhunya 400C. (k = 200 J/sm0C). Kawat
A 10-1
B 1,5x10-1
C 2,0x10-1
D 2,5x10-1
400
266,7
200
160
Jawaban: laju perpindahan kalor berbanding terbalik dengan panjang kawat
Kriteria: semakin panjang kawat semakin kecil laju perpindahan kalor.
Berdasarkan tabel di atas apa yang dapat kamu simpulkan? Berkomunik asi
Membaca grafik atau tabel mengenai perubahan wujud
10
Perhatikan grafik di bawah ini
Jawaban: Terdapat lima kriteria jawaban sebagai berikut: Pada kurva I, ketika sejumlah massa es yang suhunya dibawah 00C kemudian dipanaskan (diberi kalor), maka suhunya naik sampai
Jawaban benar, kriteria kurang lengkap =3 Jawaban benar, kriteria tidak ada = 2 Jawaban salah =1 Tidak menuliskan jawaban = 0 Jawaban benar, kriteria lengkap = 4 Jawaban benar, kriteria kurang lengkap =3 Jawaban benar, kriteria tidak ada = 2 Jawaban salah =1 Tidak menuliskan jawaban = 0 Menjelaskan 5 kurva dengan benar = 9-10 Menjelaskan 4 kurva dengan benar = 7-8 Menjelaskan 3
135
Grafik di atas menunjukkan lima kurva perubahan wujud. Jelaskan bagian kurva I-V pada grafik tersebut?
Menjelaskan grafik pada perubahan wujud
11
Perhatikan tabel di bawah ini No Waktu (menit) Suhu (0C) 1 0 20 2 1 28 3 2 36
sampai titik lebur es mencapai 00C. pada grafik ini terdapat satu wujud yaitu padat (es). Pada kurva II, ketika kalor terus ditambahkan maka terjadi proses peleburan (air menjadi uap). Pada kurva ini membutuhkan kalor laten dan pada tidak ada perubahan suhu sehingga grafiknya mendatar. Pada kurva III, suhu air akan naik kembali sampai titik didih 1000C dicapai. Pada kurva ini terdapat satu yaitu wujud cair (air). Pada kurva IV, titik didih suhu kembali tetap walau kalor terus ditambahkan, sampai semua air mendidih menjadi uap (wujud gas). Pada kurva ini juga membutuhkan kalor laten dan pada tidak ada perubahan suhu sehingga grafiknya mendatar. Pada kurva ini terdapat dua wujud, yaitu wujud cair (air) dan wujud gas. Pada kurva V, suhu air akan naik kembali jika kalor terus ditambahkan.
Jawaban:
kurva dengan benar = 5-6 Menjelaskan 2 kurva dengan benar = 3-4 Menjelaskan 1 kurva dengan benar = 1-2 Tidak menuliskan jawaban = 0
Grafik benar, kriteria benar, lengkap = 5 Grafik benar, kriteria benar,
136 4 3 44 5 4 52 Berdasarkan tabel di atas, gambarkan dan jelaskan grafik hubungan waktu dengan suhu pada proses pemanasan!
Kriteria: Ketika memanaskan air semakin banyak waktunya semakin tinggi kenaikan suhunya sehinnga pada grafik di atas mengalami peningkatan .
kurang lengkap =4 Grafik salah, kriteria benar, kurang lengkap =3 Grafik benar, tidak ada kriteria = 2 Jawaban salah =1 Tidak menuliskan jawaban = 0
137 Lampiran 11 Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains (KPS) 1. Dalam perjalanan pulang sekolah Suci kehujanan, sesampainya di rumah Suci ingin membuat kopi hangat tetapi yang Suci temukan adalah kopi panas. Dimeja terdapat wadah A yang berisi air panas dan wadah B berisi air dingin. Untuk mendapatkan kopi hagat, wadah manakah yang harus dicampurkan supaya menghasilkan kopi hangat? Mengapa!
2. Ketika menggoreng ikan, Yuni dan Sarah menggunakan pengaduk untuk membalikan ikan. Pengaduk yang dipakai Yuni terbuat dari bahan besi, sedangkan Sarah menggunakan pengaduk yang terbuat dari bahan kayu. Lama kelamaan siapakah yang kira-kira akan merasakan alat pengaduknya panas dan apa alasannya? Mengapa!
3. Mencair merupakan salah satu peristiwa perubahan wujud benda. Pada kasus berikut: Hasan meletakan es krim yang massanya 200 gram dan suhunya -50C di dalam sebuah ruangan terbuka. Ruangan tersebut memiliki suhu sebesar 280C. Setelah beberapa saat kemudian, apa yang akan terjadi pada es krim tersebut? Berikan hipotesismu mengenai peristiwa tesebut!
138 4. Konduksi merupakan proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel. Pada peristiwa berikut: Doko mengaduk dua gelas kopi panas dengan menggunakan sendok yang terbuat dari logam besi. Kopi A menggunakan sendok makan sedangkan kopi B menggunakan sendok teh. Sendok manakah yang paling cepat menghantarkan panas? Berikan alasanmu!
5. Sehabis berolahraga Andi merasa haus, tiba-tiba Andi menghadapi kondisi di mana hanya ada air panas. Di sekitar Andi ada dua gelas yaitu gelas A dan B. Untuk memudahkan supaya air tersebut cepat dingin gelas mana yang akan Andi pilih? Berikan hipotesismu!
Gelas A 6. Di bawah ini merupakan tabel alat dan bahan percobaan: Tabel 1. Alat dan bahan
Gelas B
139 Berdasarkan tabel di atas, alat dan bahan apa sajakah yang digunakan dalam percobaan untuk membuktikan prinsip azas Black? Sebutkan! 7. Di bawah ini merupakan alat dan bahan percobaan perubahan wujud.
Gambar. Alat dan bahan Berdasarkan gambar di atas, alat dan bahan apa saja yang dapat digunakan dalam percobaan perubahan wujud seperti mencair dan menguap? 8. Perhatikan gambar di bawah ini. Sebanayak air 600 ml dipanaskan selama 40 menit air akan bekurang.
Gambar. Proses pemanasan air
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
140 9. Berikut ini merupakan data laju perpindahan kalor terhadap terhadap beberapa panjang kawat alumunium. Dimana luasnya sebesar 5 mm dan kenaikan suhunya 400C. (k = 200 J/sm0C). Kawat
A 10-1
B 1,5x10-1
C 2,0x10-1
D 2,5x10-1
400
266,7
200
160
Berdasarkan tabel di atas apa yang dapat kamu simpulkan? 10. Perhatikan grafik di bawah ini
Grafik di atas menunjukkan lima kurva perubahan wujud. Jelaskan bagian kurva I-V pada grafik tersebut?
141 Perhatikan tabel di bawah ini No Waktu (menit) Suhu (0C) 1 0 20 2 1 28 3 2 36 4 3 44 5 4 52 Berdasarkan tabel di atas, gambarkan dan jelaskan grafik hubungan waktu dengan suhu pada proses pemanasan!
142
Lampiran 12 Pengolahan Data Hasil Observasi Pertemuan I
Pengolahan Data Hasil Observasi Pertemuan II
Pengolahan Data Hasil Observasi Pertemuan III
143
Kesimpulan Data Hasil Observasi
144
Lampiran 13 Data Hasil belajar siswa Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)
145
Lampiran 14
HASIL POSTTEST KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) Perolehan nilai terkecil hingga nilai terbesar berdasarkan hasil tes uraian Keterampilan Proses Sains (KPS) dapat dilihat sebagai berikut:
60
62
64
64
66
66
66
70
72
72
74
74
74
77
77
79
79
81
81
81
83
85
85
85
87
89
91
94
94
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu: 1. Rentang : Xmaks- Xmin = 94 - 60 = 34 2. Banyak Kelas : = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 29 = 5.83
6
3. Interval Kelas (i) :
6
4. Daftar distribusi frekuensi hasil tes uraian Keterampilan Proses Sains (KPS) Interval 60 – 65 66 – 71 72 – 77 78 - 83 84 - 89 90 - 95
fi 4 4 7 6 5 3 29
xi 62.5 68.5 74.5 80.5 86.5 92.5
fi.xi 250 274 522 483 433 278 2238.50
5. Mean (x) Mean = Σ(fi.Xi) / Σfi = 2238.5/29= 77.190 6. Standar deviasi (S)
xi-x -14.690 -8.690 -2.690 3.310 9.310 15.310
(xi-x)2 215.786 75.510 7.234 10.958 86.683 234.407
fi(xi-x)2 863.144 302.040 50.640 65.750 433.413 703.220 2418.207
146
√
(
̅)
√
7. Batas-batas kelompok Batas kelompok bawah sedang adalah 77.190 – = 67.897 Batas kelompok sedang atas adalah 77.190 + = 86.483 Jadi a. Kelompok atas Semua siswa yang mempunyai skor 86.483 ke atas ada 5 orang b. Kelompok sedang Semua siswa yang mempunyai skor 67.897 dan 86.483 ada 17 orang c. Kelompok bawah Semua siswa yang mempunyai skor 67.897 ada 7 orang.