PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Prasyarat Mencapai Gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd)
Disusun Oleh:
WULAN SUSANTI 109016200011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA 2014
7
LEMBAR PENCESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimtring Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Laju Reaksi disusun
oleh Wulan Susanti, NIM 109016200011. Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan
Ilmu
Pengetahuan AIam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah
dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ihniah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, Marlet2A14
Yang mengesahkan,
Pembimbing II
Pembimbing I
14
fiu*lr^,r,^"A' a.
Burhanudin Milama. M.Pd
NIP: 19710528 200003 I
002
NrP. 19770201 200801
I 011
7
LE&{BAR FEHGESAtrAI{
Skripsi tre{*dut Pe*garatr
}{odd
P*rrtrelajara:r
l:rkxiri
T*rbimbing
Terhadap Keter*mpilan Proses S*ins Sisw,a peda &Iateri L*ju Reaksi dis*s*:r oleh Wulan Susanti N*mor lnduk fufa]:*sisrva 1t]9et16?0**1i, rJiajuk** tiepada Fakuitas limu Tarbiy:ah dan Keguruan UIli Srvarif Flida=1,"atullah Jakaria dan ieiah dinyatakan luius dalair-i Ujian fulunaq*sair aada ta*ggai 3 Aprit :tJi4 *i ha
Panitia Ujian Munaqosah Taaggai Ketua Panitia {Jurusa* Feadidikan iPAi BaiqHana Susanti" Iv{.Sc NiP. i970020? 20t083 2 0*1
Saloq'zot.r
Penguji I Tonih Feronrka- M.Pd NIP 19760i07 20050i 1 007
7q *tq
Pergu-ji 1l Salamah Aeu{rg. M4. Ph.D NIP. 1979CI6?4 2S0604 2 fi02
eT/
14-yq
l\l--*-;^t ,,i tvrLttS!tclttLlrr
I]ekan Fakuitas ilmu Tarbiy'ah dan Keguruan LliN S_varii Hidayatuiiah Jakarta L-'-'
Nurlene6i&li. MA. Ph.D NIF" 1959102S 168603 2 001
Dra"
Aprii
2U
I.i
SURAT PERhI-YATAAI\ KARYA ILMIAH Yang bertandatangan di bawah ini: Nama
Wulan Susanti
NIM
10901620001
Jurusan
Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia
Alamat
Jl. Raya Serang Km. 14"5 RT. 001104 Desa Cikupa, Kec. Cikupa,
1
Kel. Cikupa, Kab. Tangerang, Banten, 15710.
MEN-YATAKAI{ DENGAI{ SESUNCGUHI\TYA
Bahwa Skripsi yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Sisrya pada Materi Laju Reaksi adalah benar kwyasendiri dibawah bimbingan dosen
1.
:
Nama Pembimbing I
Dedi Irwandi, M.Si
NIP
197t0528 200003 1 002
Jurusan/ Program Studi
Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia
2. Nama Pembimbing II
Burhanudin Milama, M.Pd
NIP
19770241 200801 1 011
Jurusan/ Program Studi
Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia
Demikian surat pernyataan
ini
saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri.
.Takafta,
April 2014
WULAN SUSANTI
ABSTRAK Wulan Susanti, 109016200011, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 di SMAN 4 Kabupaten Tangerang. Metode yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain pretest-posttest control group desain. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing berjumlah 37 siswa. Pengambilan data menggunakan instrumen keterampilan proses sains. Analisis data menggunakan uji-t, data hasil perhitungan perbedaan rata-rata kedua kelas diperoleh thitung sebesar 6,13, sedangkan ttabel pada taraf signifikan 0,05 sebesar 1,99 atau thitung > ttabel. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi, diterima. Kata Kunci : Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Keterampilan Proses Sains, Materi Laju Reaksi.
ABSTRACT Wulan Susanti, 109016200011, Influence of the Guided Inquiry Learning Models on Students’ Science Process Skill on Accelerate Reaction Material. Skripsi, Program Study of Chemistry Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teachers’ Training of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. The aim of this research is to know the influence of guided inquiry learning models on students’ science process skill. This research was held at SMA Negeri (State Senior High School) 4 Regency Tangerang in November 2013. The writer used quasi experiment as the method with pretest-posttest control group design. The sample was taken by using purposive sampling technique. The total number of each research sample for eksperimental and control class are 37 students . The writer took the data by using science process skill test instrument. The writer used t-test as data analysis, the result of the mean of differences calculation between the two group are obtained the value of tcount was aqual to 6,13, while ttable on significant level 0,05 is aqual 1,99. It means that alternative hypotesis (Ha), which told there are an influence of guided inquiry learning models on students’ science process skill on accelerate reaction material has been accepted. Keyword: Guided Inquiry Learning Models, Science Process Skill, Accelerate Reaction Material.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Laju Reaksi”. Skripsi ini ditujukan sebagai prasyarat memperoleh gelar sarjana Strata I (S1) pada Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini mungkin tidak terlaksana tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya, yaitu kepada: 1. Dra. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dedi Irwandi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai pembimbing I yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran dan motivasi dalam membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Burhanudin Milama, M.Pd, selaku Dosen Pendidikan Kimia dan sebagai pembimbing II yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran dan motivasi dalam membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs. H. Shofa’i Adnan, M.M, selaku Kepala SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang. 6. Ricky Tony Rahayu, S.Pd, selaku Guru Kimia SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang.
i
7. Kedua Orangtua, kakak dan seluruh keluarga yang telah memberikan do’a, dukungan dan perhatian kepada penulis. 8. Syaikhu Mubarok, S.T, yang telah memberikan waktu, pemikiran, do’a dan semangat. 9. Teman-teman Program Studi Pendidikan Kimia 2009, atas segala bantuan dan kerjasama selama ini. 10. Siswa/i kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang, atas kerjasama selama proses penelitian. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang ikut terlibat selama penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan mohon maaf atas segala kekurangan yang ada di dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran yang membangun terhadap skripsi ini, agar dapat memperbaiki dalam menyusun karya tulis selanjutnya. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan membutuhkannya.
Jakarta, Maret 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR .....................................................................................
i
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................
5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................
5
D. Perumusan Masalah .............................................................................
5
E. Tujuan Penelitian .................................................................................
5
F. Manfaat Penelitian ...............................................................................
6
BAB II: KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik ................................................................................
7
1. Model Pembelajaran Inkuiri ...........................................................
7
a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri ..................................
7
b. Macam-macam Pembelajaran Inkuiri ......................................
9
c. Karakter Inkuiri ........................................................................ 10 d. Prosedur Operasional Pembelajaran Inkuiri ............................. 12 e. Kelebihan dan Kelemahan Inkuiri ............................................ 12 2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) ........... 13 a. Pengertian Inkuiri Terbimbing ................................................. 13 b. Karakteristik Model Inkuiri Terbimbing .................................. 14
iii
c. Tahap Pelaksanaan Inkuiri Terbimbing .................................... 15 3. Hakikat Keterampilan Proses Sains ............................................... 16 a. Pengertian Keterampilan Proses Sains ..................................... 16 b. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains ..................................... 19 c. Keterampilan Proses dan Indikatornya ..................................... 22 4. Hakikat Laju Reaksi ....................................................................... 24 a. Hukum Laju Reaksi Kimia ....................................................... 24 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi ...................... 26 B. Kerangka Berpikir ................................................................................ 28 C. Penelitian Relevan ................................................................................ 29 D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 30
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 31 B. Metode dan Desain Penelitian .............................................................. 31 1. Metode Penelitian ......................................................................... 31 2. Desain Penelitian .......................................................................... 31 C. Subjek Penelitian .................................................................................. 32 1. Populasi ......................................................................................... 32 2. Sampel ........................................................................................... 32 D. Variabel Penelitian ............................................................................... 32 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33 F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 33 G. Kalibrasi Instrumen .............................................................................. 35 1. Uji Validitas ................................................................................... 35 2. Uji Reliabilitas ............................................................................... 36 3. Uji Tingkat Kesukaran .................................................................. 38 4. Uji Daya Beda ............................................................................... 39 H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 40 1. Uji Normalitas ............................................................................... 40 2. Uji Homogenitas ............................................................................ 41
iv
3. Uji Hipotesis .................................................................................. 42 4. Teknik Analisis Kemampuan Keterampilan Proses Sains ............. 43 I. Hipotesis Statistik ................................................................................. 44
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .................................................................................... 45 1. Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .................................................................. 45 2. Hasil Postest Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .................................................................. 47 B. Analisis Data ........................................................................................ 49 1. Uji Prasyarat Analisis Data ............................................................ 49 a. Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest ............................... 49 b. Uji Homogenitas ..................................................................... 50 c. Pengujian Hipotesis Pretest ................................................... 51 2. Uji Prasyarat Analisis Data ........................................................... 52 a. Uji Normalitas Posttest .......................................................... 52 b. Uji Homogenitas Posttest ....................................................... 53 3. Pengujian Hipotesis Posttest ......................................................... 54 C. Pembahasan .......................................................................................... 55
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................... 63 B. Saran ..................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 64 LAMPIRAN – LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 : Matching Pretest-Posttest Control Group Design ........................ 32 Tabel 3.2 : Kisi-kisi Instrumen Soal Keterampilan Proses Sains .................... 34 Tabel 3.3 : Hasil Uji Validitas Instrumen ........................................................ 36 Tabel 3.4 : Kriteria Validitas Butir Soal .......................................................... 36 Tabel 3.5 : Kriteria Reliabilitas Butir Soal ...................................................... 37 Tabel 3.6 : Hasil Uji Realibilitas ...................................................................... 37 Tabel 3.7 : Kriteria Tingkat Kesukaran ........................................................... 38 Tabel 3.8 : Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen ............................................ 39 Tabel 3.9 : Kriteria Daya Beda ........................................................................ 40 Tabel 3.10 : Hasil Uji Daya Beda ...................................................................... 40 Tabel 3.11 : Kategori Keterampilan Proses Sains .............................................. 44 Tabel 4.1 : Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .................................................................. 46 Tabel 4.2 : Persentase Ketercapaian Pretest Aspek KPS Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ........................................................... 46 Tabel 4.3 : Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ............................................................ 48 Tabel 4.4 : Persentase Ketercapaian Posttest Aspek KPS Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ............................................................ 48 Tabel 4.5 : Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .............................................. 50 Tabel 4.6 : Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ............................ 51 Tabel 4.7 : Uji Kesamaan Rata-rata Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen .................................................................................... 51 Tabel 4.8 : Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ................................................................................... 53 Tabel 4.9 : Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ................................................................................... 53
vi
Tabel 4.10 : Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ................................................................. 54
vii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 : Keterampilan Proses Sains .......................................................... 19 Gambar 2.2 : Kerangka Berpikir ....................................................................... 28 Gambar 4.1 : Perbandingan Rata-rata Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ................................................................ 56 Gambar 4.2 : Persentase Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains Kelompok Eksperimen ................................................................ 60
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Kontrol) .................. 67 Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen) ........... 84 Lampiran 3 : Kisi-kisi Soal Keterampilan Proses Sains ................................... 94 Lampiran 4 : Jawaban dan Pedoman Penilaian Tes KPS .................................. 105 Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa .................................................................... 118 Lampiran 6 : Lembar Observasi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ................. 143 Lampiran 7 : Data Persentase (%) Ketercapaian Pretest Aspek KPS Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ...................... ... 147 Lampiran 8 : Data Persentase (%) Ketercapaian Postest Aspek KPS Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ...................... ... 152 Lampiran 9 : Data Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol ......................... 158 Lampiran 10 : Data Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen .................. 160 Lampiran 11 : Data Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol......................... 162 Lampiran 12 : Data Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen...................164 Lampiran 13 : Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol ..................... 166 Lampiran 14 : Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen ............... 170 Lampiran 15 : Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol .................... 174 Lampiran 16 : Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen ............. 178 Lampiran 17 : Data Uji Homogenitas Pretest ..................................................... 182 Lampiran 18 : Data Uji Homogenitas Posttest ................................................... 183 Lampiran 19 : Data Uji Hipotesis Pretest ........................................................... 184 Lampiran 20 : Data Uji Hipotesis Posttest .......................................................... 185 Lampiran 21 : Surat Izin Penelitian .................................................................... 186 Lampiran 22 : Surat Pernyataan Validasi ........................................................... 187 Lampiran 23 : Uji Referensi ............................................................................... 189
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Kimia sebagai bagian dari pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peranan penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Indonesia. Hal tersebut diperkuat dengan adanya Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), bahwa pembelajaran lebih mengutamakan pada kompetensi siswa.1 Secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional, dimana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Guru lebih suka menerapkan menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri (self motivation), padahal aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Oleh karena itu, perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.2 Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat. Menurut Wina rumusan tujuan pembelajaran mengandung unsur ABCD, yaitu Audience (siapa yang harus memiliki kemampuan), Behavior (perilaku kondisi dan situasi yang bagaimana subjek dapat menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajar yang telah diperoleh), Condition (dalam kondisi dan situasi yang bagaimana subjek 1
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2006). 2 Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2009), h. 5.
1
2
dapat
menunjukkan
kemampuan
sebagai
hasil
belajar
yang
telah
diperolehnya), dan Degree (kualitas atau kuantitas tingkah laku yang diharapkan dicapai sebagai batas minimal).3 Selama ini pengukuran hasil belajar IPA kebanyakan hanya mengukur pada aspek kognitif saja, sehingga guru yang mengajar hanya mengejar target nilai yang sudah ditetapkan. Seperti pada soal-soal ujian, hampir tidak pernah memunculkan soal-soal yang mengukur keterampilan proses.4 Tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi yang menggiring anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri. Seorang ilmuan yang sejati pada akhirnya akan mengakui bahwa ia hanya mendapat ide yang baik, konsep yang tepat, jika ia benar-benar menangani peralatan dan bahan penelitian. Kalau ilmuwan harus bertindak demikian apalagi anak yang masih selalu ingin mengadakan percobaan dengan benda, bahasa, dan situasi guna memahami dunia sekelilingnya. Kalau peranan guru sangat dominan, maka anak akan sedikit sekali belajar, anak tidak berminat, dan anak kehilangan motor penggerak tindakan atau motivasi.5 Untuk mengukur keterampilan proses yang dimiliki siswa, guru harus menggunakan metode yang tepat salah satunya adalah metode eksperimen yang terangkum dalam model pembelajaran inkuiri. Diperkuat dengan hasil penelitian Burak Feyzioglu bahwa terdapat hubungan yang positif antara keterampilan proses sains dengan kegiatan praktikum.6 Inkuiri merupakan implementasi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mencanangkan bahwa pembelajaran disajikan secara kontekstual dan mampu mengembangkan keterampilan proses siswa.
3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), Cet. 7, h. 88. 4 Nuryani, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang Press, 2005), h. 77. 5 Conny Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakata: Grasindo, 1992), h. 15. 6 Burak Feyzioglu, An Invvestigation of the Relationship between Science Process Skill with Efficient Laboratory Use and Sciens Achievement in Chemistry Education, (Journal of Turkish Science Education, 2009).
3
Dalam Standard for Science Teacher Preparation terdapat 3 tingkatan inkuiri, yakni, (1) Discovery/Structured Inquiry,(2) Guided Inquiry dan (3) Open Inquiry. Discovery/Structured Inquiry atau inkuiri terstruktur adalah tingkatan pembelajaran inkuiri dimana tindakan utama guru ialah mengidentifikasi permasalahan dan proses, sementara siswa mengidentifikasi alternatif hasil. Sementara tingkatan Guided Inquiry atau tingkatan pembelajaran inkuiri dimana tindakan utama guru ialah mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian masalah. Dan Open Inkuiri atau inkuiri terbuka adalah tingkatan pembelajaran inkuiri dimana tindakan utama guru ialah memaparkan konteks penyelesaian masalah kemudian siswa mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah.
7
Penggunaan tingkatan inkuiri tersebut harus disesuaikan dengan jenis materi yang akan dipelajari dan jenis jenjang pendidikan, agar tujuan penggunaan pembelajaran inkuiri tepat sasaran. Keterampilan proses sangat ideal untuk dikembangkan dalam pembelajaran IPA atau Kimia. Hal ini dikarenakan keterampilan proses tercermin dalam hakikat sains, yaitu sains sebagai proses dan produk. Namun, sangat sedikit guru yang mengembangkan keterampilan proses ini. Pengembangan keterampilan proses sains ini menghabiskan waktu yang lebih lama dibandingkan pembelajaran yang berorientasi pada ranah kognitif saja merupakan salah satu penyebab guru mengabaikan KPS ini. Sesungguhnya keterampilan proses sains ini merupakan kemampuan dasar untuk menjadi seorang ilmuwan yang akan mengembangkan IPTEK dan keterampilan proses sains ini juga dimiliki secara alami pada setiap orang. Jika keterampilan proses ini diasah, maka semakin banyak penerus bangsa yang akan menjadi ilmuwan besar. Keterampilan proses melibatkan keterampilan kognitif, manual dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena siswa menggunakan pikiran dalam merumuskan masalah atau menarik kesimpulan. Keterampilan manual 7
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains.(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 121.
4
terlibat karena siswa menggunakan alat dan bahan serta melakukan pengukuran. Keterampilan sosial terlibat karena siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan cara bekerja sama atau berkelompok. Materi Laju reaksi dalam Kimia adalah materi pelajaran yang memiliki konsep yang harus dikuasai siswa. Tidak dapat disangkal, bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada konsep itu sendiri, tetapi terletak pada bagaimana konsep itu dipahami oleh subjek pendidik. Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah. Kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki.8 Atas dasar itulah, konsepkonsep dalam materi laju reaksi harus dapat ditegaskan dengan melakukan pembuktikan dalam suatu percobaan praktikum. Praktikum tersebut dapat dilakukan dengan penerapan model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat digunakan sebagai alternatif
pembelajaran
dari
adanya
permasalahan
di
atas.
Model
pembelajaran ini memberikan kesempatan siswa untuk berperan dalam investigasi yang akan dilakukan oleh pembelajar atau siswa.9 Namun, perlu adanya penelitian mengenai seberapa besarkah pengaruh model pembelajaran tersebut dan apakah ada pengaruh secara signifikan keterampilan proses sains yang dikembangkan melalui pembelajaran tersebut. Atas dasar inilah penulis mengambil penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi.”
8 9
Trianto, Op. Cit.,, h. 5. Zulfiani, dkk., Loc. Cit.
5
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian singkat pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1.
Penggunaan pembelajaran konvensional yang kurang efektif dalam pembelajaran IPA.
2.
Kondisi pembelajaran yang tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih mengembangkan kebiasaan berpikir mandiri.
3.
Keterampilan proses sains sebagai kemampuan dasar siswa pada pembelajaran IPA tidak mejadi penilaian utama dalam evaluasi praktikum di sekolah.
4.
Pengukuran hasil belajar yang kebanyakan hanya mengukur aspek kognitif dan kurang memunculkan penilaian aspek keterampilan proses.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi.
D. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini difokuskan pada “Apakah terdapat pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi?”
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains pada materi laju reaksi.
6
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1.
Bagi siswa, dapat membantu dalam pembelajaran sains khususnya kimia dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan KPS siswa.
2.
Bagi guru, dapat dijadikan alternatif model pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sains.
3.
Bagi sekolah, dengan mengembangkan model-model pembelajaran yang lebih inovatif diharapkan dapat meningkatkan mutu kinerja guru dan kemampuan para siswanya.
4.
Bagi penulis, dapat mengetahui pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap KPS pada materi laju reaksi.
5.
Bagi para peneliti, dapat dijadikan masukan untuk melakukan penelitian sejenis dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan sains.
BAB II KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik 1.
Model Pembelajaran Inkuiri a.
Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang perilaku, yaitu
guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan.1 Menurut Joyce dalam Trianto, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Joyce juga menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam
mendesain
pembelajaran
untuk
membantu
sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
peserta
didik
2
Kata “inquiry” dalam bahasa Inggris berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Dapat diartikan bahwa inkuiri sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pembelajaran inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.3 Menurut Jerome Brumer dalam Trianto, bahwa siswa hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan 1
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Bandung: Raja Grafindo Persada, 2010), h. 131. 2 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Surabaya: Prestasi Pustaka, 2007), h. 5. 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), Cet. 7, h. 196.
7
8
prinsip-prinsip agar siswa memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri.4 Belajar menemukan merupakan cara belajar yang akan memberikan hasil yang terbaik. Selain itu, dilihat dari segi kepuasan secara emosional, sesuatu hasil menemukan sendiri nilai kepuasan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pemberian. Salah satu model pembelajaran penemuan ini adalah inkuiri. Hasil penelitian Schlenker dalam Trianto, bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi.5 Keterampilan yang dikembangkan dalam pembelajaran inkuiri yaitu merumuskan masalah atau mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Semua keterampilan tersebut merupakan bagian keterampilan proses sains. Salah satu prinsip utama inkuiri, yaitu siswa dapat mengkonstruks sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya.6 Menurut Rutherford dan Ahlgren dalam Zulfiani, menyatakan pengertian Scientific inquiry (inkuiri ilmiah) tidak begitu saja diambil dari konteks penyelidikan tertentu. Namun, inkuiri ilmiah lebih tepat dikaitkan dengan tahapan-tahapan tindakan para saintis yang mengarahkan mereka pada pengetahuan ilmiah. Walaupun inkuiri ilmiah seolah-olah dikaitkan dengan sebagian tindakan saintis profesional, namun setiap orang dapat melatih kemampuan inkuiri ilmiahnya dari segala sesuatu yang menarik dalam kehidupannya sehari-hari.7 Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri merupakan proses komunikasi dua arah antara guru
4
Trianto, Op. Cit., h. 26. Ibid., h.136 6 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains. (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 119. 7 Ibid., h. 120. 5
9
dan siswa dalam belajar dimana kondisi lingkungan pembelajaran sengaja dibuat agar siswa mampu berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
b. Macam-macam Pembelajaran Inkuiri Dalam Standard for Science Teacher Preparation terdapat 3 tingkatan inkuiri, yakni: 8 1) Discovery/Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur) Dalam
tingkatan
ini
tindakan
utama
guru
ialah
mengidentifikasi permasalahan dan proses, sementara siswa mengidentifikasi alternatif hasil. 2) Guided Inquiry Tahap guided inquiry mengacu pada tindakan utama guru ialah mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian masalah. Siswa diberikan kesempatan untuk bekerja
merumuskan
prosedur,
menganalisis
hasil
dan
mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru hanya berperan sebagai fasilitator. 3) Open Inquiry Tindakan
utama
pada
open
inquiry
ialah
guru
memaparkan konteks penyelesaian masalah kemudian siswa mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah. Lain halnya dengan yang dikemukakan oleh Alan Colburn, tentang pembagian inkuiri yaitu sebagai berikut:9
8 9
Ibid., h. 121. Alan Colburn, An Inquiry Primer, (California University:Science Scope, 2000), h. 42.
10
1) Structured Inquiry (Inkuiri terstruktur) Dalam inkuiri terstruktur, guru mengarahkan siswa dalam melakukan suatu percobaan dengan terlebih dahulu menentukan parameter dan prosedur kerja beserta bahan-bahan. 2) Guided Inquiry (inkuiri terbimbing) Guru
memberikan
suatu
tema
permasalahan
dan
memberitahukan bahan-bahan yang dibutuhkan, tetapi tidak memberikan prosedur kerja. 3) Free Inquiry (inkuiri bebas) Siswa memformulasikan suatu tema permasalahan dan menentukan sendiri alat, bahan beserta prosedur kerjanya. 4) Learning Cycle Siswa mengikuti panduan prosedur inkuiri. Kemudian guru mendiskusikan penemuan mereka. Dalam melakukan percobaan siswa sudah mengetahui konsep sehingga ia dapat menerapkannya dalam situasi baru.
c.
Karakter Inkuiri Hinrichsen dan Jarrett dalam Program Report The Northwest Regional Educational Laboratory menyatakan empat karakter inkuiri, yaitu:10 1) Koneksi Pada tahap ini: a) Siswa mampu menghubungkan pengetahuan sains pribadi dengan konsep komunitas sains. b) Dilakukan dengan diskusi bersama, eksplorasi fenomena. c) Guru mendorong untuk mendiskusikan dan menjelaskan pemahaman mereka bagaimana suatu fenomena bekerja, menggunakan contoh dari pengalaman pribadi, menemukan hubungan dengan literatur.
10
Zulfiani, Op. Cit., dkk., h. 122.
11
d) Proses
koneksi
melalui:
konsiliasi,
pertanyaan,
dan
observasi. 2) Desain Pada tahap ini: a) Proses melalui prosedur-materi b) Siswa membuat perencanaan mengumpulkan data yang bermakna yang ditujukan pada pertanyaan. Disini terjadi integrasi konsep sains dengan proses sains. c) Siswa berperan aktif mendikusikan prosedur, persiapan materi, menentukan variabel kontrol, pengukuran. d) Guru memantau ketepatan aktivitas siswa. 3) Investigasi Pada tahap ini: a) Proses melalui koleksi dan mempresentasikan data b) Siswa dapat membaca data secara akurat, mengorganisasi data dalam acara yang logis dan bermakna, dan memperjelas hasil penyelidikan. 4) Membangun pengetahuan Pada tahap ini: a) Proses melalui refleksi-konstruksi-prediksi b) Konsep yang dilakukan dengan eksperimen akan memberi arti yang lebih bermakna dan mampu berpikir kritis. Ia harus menghubungkan antara interpretasi data dengan interpretasi ilmiah yang diterima. c) Siswa dapat mengaplikasikan pemahamannya pada situasi baru yang mengembangkan inferensi, generalisasi, dan prediksi. d) Guru melakukan sharing pemahaman siswa
12
d. Prosedur Operasional Pembelajaran Inkuiri Prosedur operasional pembelajaran inkuiri adalah:11 1) Pelajaran dimulai dari mencari jawaban untuk pertanyaan yang menarik perhatian mereka. 2) Mencari
pertanyaan
alternatif
yang
berhubungan
guna
mendorong peningkatan pemahaman sehingga penyelidikan (investigasi) menjadi suatu peristiwa yang berkelanjutan. 3) Pertanyaan, penyelidikan, dan pelajaran secara langsung dan dengan seketika dihubungkan dengan aktivitas yang dilakukan dan dialami siswa. 4) Dalam penyelidikan satu masalah, dapat digunakan cara-cara yang berbeda, sehingga dalam kelas dan waktu yang sama terjadi banyak aktivitas yang berbeda. 5) Intervensi guru dalam proses pembelajaran sangat kecil, karena guru harus berperan sebagai: a) Pembantu dan fasilitator penyelidikan/investigasi siswa. b) Motivator,
penegak
disiplin
dan
manajer
kelas
(mengembangkan hubungan antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru). c) Pendengar yang baik, penilai dan lawan.
e.
Kelebihan dan kelemahan inkuiri Metode pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan sebagai berikut:12 1) Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
11 12
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2009) h. 56 Wina Sanjaya, Op. Cit., h.208.
13
2) Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 3) Merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 4) Strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa memiliki kemampuan di atas rata-rata. Adapun kelemahan dari metode pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: 1) Jika strategi pembelajaran inkuiri digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 2) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. 3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit untuk menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan. 4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
2.
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) a.
Pengertian Inkuiri Terbimbing Inkuiri terbimbing adalah pembelajaran yang direncanakan
dengan hati-hati, diawasi dan ditargetkan dari tim instruksional pustakawan sekolah dan guru kepada siswa, dipandu melalui kurikulum berbasis unit penyelidikan yang mendalam dan pemahaman yang mendalam dari topik mereka.13
13
Ross J. Tood, et. all., A toolkit and Handbook For Tracking and Assessing Student Learning Outcomes of Guided Inquiry Through The School Library. (Rutgers University: Institute for Museum and Library Service, 2005), h. 8.
14
Menurut Carol, Inkuiri terbimbing merupakan cara belajar yang efektif untuk mempersiapkan siswa berpikir secara mendalam tentang suatu pelajaran, sehingga mereka dapat berhasil dalam tes otentik. Inkuiri terbimbing menargetkan penilaian untuk peserta didik dari situasi yang dihubungkan ke dalam proses. Hasilnya, siswa memiliki arti dan penerapan pembelajaran dalam kehidupannya.14 Menurut Alan pembelajaran inkuiri terbimbing adalah suatu pembelajaran bersifat investigasi dimana guru hanya memberikan bahan dan permasalahan untuk diselesaikan. Siswa memutuskan sendiri bagaimana cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.15 Dari beberapa definisi mengenai di atas peneliti mengambil kesimpulan bahwa inkuiri terbimbing adalah meodel pembelajaran yang berfokus pada proses berpikir yang membangun pemahaman oleh keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Siswa belajar dengan membangun
pemahaman
mereka
berdasarkan
pengalaman
dan
pengetahuan yang telah ada dalam kognitifnya. Cara pandang inkuiri membantu pengembangan pola dan cara berpikir yang akan terus bertahan dan berkembang dalam perjalanan siswa sebagai pembelajar.
b. Karakteristik Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Carol membagi inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) ke dalam 6 karakteristik, yaitu:16 1) Siswa belajar aktif dan terefleksikan pada pengalaman 2) Siswa belajar berdasarkan pada apa yang mereka tahu 3) Siswa
mengembangkan
rangkaian
berpikir
dalam
proses
pembelajaran melalui bimbingan 4) Perkembangan siswa terjadi secara bertahap 5) Siswa mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran 14
Carol C. Kuhlthau, et. all., Guided Inquiry Learning in the 21st Century, (London: Libraries Unlimited, 2007). h. 4. 15 Alan Colburn, Loc. It. 16 Carol C. Kuhlthau, Op. Cit., h. 25.
15
6) Siswa belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain
c.
Tahap Pelaksanaan Inkuiri Terbimbing Menurut Carol terdapat tujuh langkah kegiatan inkuiri terbimbing (Guided Inqury), yaitu: 17 1) Inisisasi Guru memulai proses penyelidikan dengan menjelaskan materi yang akan dipelajari dengan cara membangun pemikiran siswa. Guru memotivasi siswa sebelum memulai topik pelajaran dengan harapan siswa tidak merasa tertekan dalammempelajari materi. 2) Seleksi Siswa memilih topik secara umum dan menyiapkan pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari. Topik-topik tersebut dapat dipilih berdasarkan kepentingan pribadi, persyaratan tugas informasi yang tersedia dan waktu yang diberikan. 3) Eksplorasi Siswa mencari informasi materi pelajaran dan mengidentifikasi cara yang mungkin dapat dilakukan dari berbagai sumber. Bagi kebanyakan siswa, ini adalah tahap yang paling sulit dari proses penelitian. 4) Formulasi Pada tahap ini, siswa diberikan waktu untuk membentuk informasi umum yang mereka temukan dalam berbagai konsep. Siswa perlu mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi yang didapat menjadi satu-kesatuan yang terfokus. 5) Koleksi Setelah membentuk konsep, siswa harus dapat memperluas materi dalam pengetahuan atau pemahaman yang baru. Kepercayaan diri dapat meningkatkan minat dan mengembangkan keahlian mereka. 17
Carol C. Kuhlthau, Op. Cit., h. 18.
16
6) Presentasi Tahap ini adalah puncak dari proses penyelidikan, siswa berbagi informasi yang didapat dengan orang lain. Kegiatan ini membentuk dasar penyelidikan untuk menilai informasi yang salah. 7) Penilaian Pada tahap ini siswa dan guru menilai apa yang telah dipelajari. Tahap ini adalah tahap merefleksikan proses penyelidikan untuk mengevaluasi proses yang telah dilakukan. Tahap ini merupakan
kesempatan
untuk
merefleksikan
proses
secara
keseluruhan.
3.
Hakikat Keterampilan Proses Sains a.
Pengertian Keterampilan Proses Sains Keterampilan
proses
melibatkan
keterampilan-keterampilan
kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.18 Keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang strategis, mendayagunakan semua daya (fungsi) diri siswa, bersifat generis (mendukung nilai tambah dan meningkatkan kreativitas), bersasaran utuh serta kemanusiaan, dan
18
Nuryani, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang Press, 2005), h. 78.
17
sekaligus meningkatkan sosialisasi diri siswa.19Menurut Dimyati keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan ketermpilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa.20 Dimyati menjelaskan beberapa alasan mengapa keterampilan proses diperlukan, yaitu:21 1) Keterampilan proses memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan. 2) Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Di sisi yang lain, siswa merasa bahagia sebab mereka aktif dan tidak menjadi pembelajar yang pasif. 3) Menggunakan
keterampilan
proses
untuk
mengajar
ilmu
pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produkilmu pengetahuan sekaligus. Keterampilan pembelajaran
proses
sains
yang berorientasi
(KPS)
merupakan
kepada proses
IPA.
pendekatan Jenis-jenis
keterampilan proses dalam pendekatan KPS dapat dikembangkansecara terpisah-pisah, bergantung metode yang digunakan.22 Keterampilan proses sains berkembang pada saat guru memahami hakikat belajar sains, yaitu sains sebagai proses dan produk. Keterampilan proses dapat dikembangkan melalui pengalaman langsung atau penemuan sendiri. Penemuan merupakan kegiatan inti dari pembelajaran inkuiri. Dalam pembelajaran inkuiri siswa akan diasah
19
Samana, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) dan Pertimbangan Metodologisnya, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 111. 20 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 4. h. 138 21 Ibid. 22 Nuryani, dkk., Loc. Cit.
18
keterampilan prosesnya, tetapi keterampilan proses tidak dapat dikembangkan hanya dalam satu kali pembelajaran. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan ilmuwan untuk memperoleh pengetahuan. Beberapa alasaan keterampilan proses sains diperlukan dalam pendidikan dasar dan menengah ialah: 23 1) Memiliki manfaat dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. 2) Memberi bekal siswa untuk membentuk konsep sendiri dan cara bagaimana mempelajari sesuatu. 3) Membantu siswa mengembangkan dirinya sendiri. 4) Sangat
membantu
siswa
yang
masih
berada
pada
taraf
perkembangan berpikir konkret. 5) Mengembangkan kreatifitas siswa. Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan manual, intelektual, dan sosial. Sesuai dengan karakteristik sains yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya fakta, konsep, prisip saja namun menekankan pada penemuan. Kemampuan siswa dalam menemukan konsep perlu dibekalkan dengan kegiatan pembelajaran yang beorientasi proses (student centered). Dalam hal ini guru dapat mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains. Terlatihnya siswa menggunakan keterampilan proses ini akan memudahkan dalam menerapkan konsep sains dalam kehidupan sehari-hari (pemecahan masalah). Peran guru dengan demikian adalah sebagai fasilitator.
23
Zulfiani, dkk., Op. Cit.., h. 51.
19
Gambar 2.1 Keterampilan Proses Sains
b. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses yang dikembangkan dalam kegiatan praktikum meliputi: 24 1) Observasi Observasi atau pengamatan meupakan keterampilan sains yang
mendasar.
Dalam
observasi
kita
dituntut
untuk
menggunakan seluruh indera, untuk melihat, mendengar, merasa, mengecap, dan mencium. Kegitan yang berhubungan dengan
observasi
meliputi
penghitungan,
pengukuran,
klasifikasi dan hubungan ruang waktu. 2) Pembuatan hipotesis Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Dalam kerja ilmiah, seorang ilmuwan biasanyamembuat hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen.
24
h. 17.
Conny Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: PT.Gramedia, 1992),
20
3) Perencanaan penelitian/eksperimen Eksperimen adalah usaha menguji atau mengetes melalui penyelidikan praktis. Dalam merencanakan penelitian, kita perlu menentukan alat dan bahan yang akan digunakan, objek yang akan diteliti, factor atau variable yang perlu diperhatikan, kriteria keberhasilan, cara dan langkah kerja, serta bagaimana mencatat dan mengolah data untuk menarik kesimpulan. 4) Pengendalian variabel Variabel adalah factor yang berpengaruh. Pengendalian variabel adalah suatu aktivitas yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit seperti yang dibayangkan.Yang penting adalah bagaimana guru melatih peserta didik untuk mengontrol dan memperlakukan variabel. 5) Interpretasi data Interpretasi data artinya menafsirkan data yang sudah didapatkan.
Data
yang
dikumpulkan
melalui
observasi,
penghitungan, pengukuran, eksperimen, dapat dicatat atau disajikan dalah bentuk table, grafik, histogram atau diagram. 6) Inferensi Guru melatih peserta didik dalam menyusun suatu kesimpulan sementara dalam proses penelitian yang dilakukan. Pertama-tama
data
dikumpulkan,
kadang-kadang
melalui
eksperimen terlebih dahulu, lalu dibuat kesimpulan sementara berdasarkan informasi yang dimiliki sampai suatu waktu tertentu. Kesimpulan tersebut bukan merupakan kesimpulan sementara yang dapat diterima sampai pada saat itu. 7) Peramalan Para ilmuwan sering membuat ramalan atau prediksi berdasarkan hasil observasi, pengukuran, atau penelitian yang memperlihatkan kecenderungan gejala tertentu.
21
8) Aplikasi Guru melatih siswa untuk menerapkan konsep yang telah dikuasai untuk memecahkan masalah tertentu, atau menjelaskan suatu peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki. 9) Komunikasi Setelah menemukan hasil penelitian, kita dituntut untuk menyampaikannya kepada orang lain. Bentuk komunikasinya berupa laporan penelitian, membuat paper, jurnal atau dapat dikomunikasikan secara lisan. Dimyati menjelaskan kegiatan-kegiatan yang menunjukkan penampakan dari keterampilan proses, yaitu:25 1) Mengamati Melalui kegiatan mengamati, siswa belajar tentang dunia sekitar yang fantastis. Siswa mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan pancaindra. 2) Mengklasifikasikan Siswa dapat memahami sejunlah besar objek, peristiwa, dan segala yang ada dalam kehidupan di sekitar kita, lebih mudah apabila menentukan berbagai jenis golongan. 3) Mengkomunikasikan Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain merupakan dasar untuk segala yang kita kerjakan. Grafik, bagan, peta, lambang-lambang,
diagram,
persamaan
matematik,
dan
demonstrasi visual, sama baiknya dengan kata-kata yang ditulis dan dibicarakan. 4) Mengukur Pengembangan
yang
baik
terhadap
keterampilan-
keterampilan mengukur merupakan hal yang terpenting dalam membina 25
observasi
Dimyati, Op. Cit., h. 141.
kuantitatif,
megklasifikasikan,
dan
22
membandingkan segala sesuatu di sekeliling kita, serta mengkomunikasikan secara tepat dan efektif kepada yang lain. 5) Memprediksi Suatu prediksi merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin dapat diamati. Untuk dapat membuat prediksi yang dapat dipercaya tentang objek dan peristiwa, maka dapat dilakukan dengan memperhitungkan penentuan secara tepat perilaku terhadap lingkungan kita. 6) Menyimpulkan Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui.
c.
Keterampilan Proses dan Indikatornya Nuryani menjelaskan indikator kegiatan siswa dalam setiap tahap keterampilan proses sains, yaitu: 26 1) Mengamati/Observasi a) Menggunakan sebanyak mungkin indera b) Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan 2) Mengelompokan/Klasifikasi a) Mencatat setiap pengamatan secara terpisah b) Mencari perbedaan, persamaan c) Mengontraskan ciri-ciri d) Membandingkan e) Mencari dasar pengelompokan atau penggolongan f)
Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
3) Menafsirkan/Interpretasi a) Menghubungkan hasil-hasil pengamatan b) Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan c) Menyimpulkan 26
Nuryani, dkk., Op. Cit., h. 86.
23
4) Meramalkan/Prediksi a) Menggunakan pola-pola hasil pengamatan b) Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati 5) Mengajukan Pertanyaan a) Bertanya apa, bagaimana dan mengapa b) Bertanya untuk meminta penjelasan c) Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis 6) Berhipotesis a) Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian b) Menyadari
bahwa
suatu
penjelasan
perlu
diujin
kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah 7) Merencanakan Percobaa/ Penelitian a) Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan b) Menentukan variabel/ faktor tertentu c) Menentukan apa yang diukur, diamati, dicatat d) Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja 8) Menggunakan Alat/ Bahan a) Memakai alat/bahan b) Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan c) Mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan 9) Menerapkan Konsep a) Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru b) Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi 10) Berkomunikasi a) Mengubah bentuk penyajian
24
b) Memberikan/menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel diagram c) Menyusun dan menyampaikan laporan secra sistematis d) Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian e) Membaca grafik atau tabel atau diagram f)
Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa
11) Melaksanakan Percobaan/ Eksperimentrasi
4.
Hakikat Laju Reaksi a.
Hukum Laju Reaksi Kimia Laju reaksi adalah berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi
untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.27 Laju atau kecepatan menunjukkan sesuatu yang terjadi per satuan waktu, misalnya per detik, per menit. Apa yang terjadi dalam reaksi kimia adalah perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi. 28 Untuk beberapa reaksi laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal sebagai hukum laju atau persamaan laju. a A + b B + ... → g G + h H + ... Dimana a,b, ..... merupakan koefisien reaksi. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju = k[A]m[B]n.. Dalam rumusan tersebut, lambang [A], [B] menunjukkan konsentrasi molar. Pangkat m, n, .... merupakan angka-angka bulat yang kecil, walaupun dalam beberapa kasus dapat berupa pecahan ataupun negatif. Penting untuk diingat bahwa tidak ada hubungan antara pangkat m, n, .... dengan koefisien reaksi a, b, ...i Bila dalam beberapa kasus
27
Yuliani, Intisari Kimia, (Jakarta: Laskar Aksara, 2012), h. 159. Ralph H. Petruci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, (Jakarta: Erlangga, 1987), h. 151. 28
25
keduanya identik (m = a, atau n = b), hal itu hanya suatu kebetulan, dan tidak dapat diharapkan. Pangkat-pangkat dalam persamaan laju dinamakan orde reaksi. Bila m = 1, reaksi merupakan reaksi orde pertama terhadap A. Bila m = 2, reaksi merupakan reaksi orde kedua terhadap B, dan seterusnya, total jumlah pangkat m + n + .... merupakan ordo reaksi total. Faktor k dalam persamaan disebut tetapan laju. Faktor tersebut merupakan sifat khas dari suatu reaksi, dan hanya tergantung pada suhu. Laju reaksi biasa dinyatakan dalam satuan mol per liter per satuan waktu, misalnya, mol L1
det-1 atau mol L-1 men-1. Satuan k tergantung dari orde reaksi.29 Laju reaksi dapat dinyatakan dengan berbagai cara, seperti
perubahan volume, perubahan massa, atau perubahan warna. Untuk sistem homogen, cara yang umum digunakan untuk menyatakan laju reaksi adalah laju pengurangan konsentrasi molar pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar produk dalam satu satuan waktu sebagai berikut.30 Reaksi: mR →n P
Dengan, R = pereaksi (reaktan) P = produk v = laju reaksi t
= waktu reaksi
𝜟 [R] = perubahan konsentrasi molar pereaksi 𝜟 [P] = perubahan konsentrasi molar produk = laju pengurangan konsentrasi molar salah satu pereaksi dalam satu satuan waktu.
29 30
111.
Ibid. Michael Puba, Sunardi, Kimia untuk SMA/MA kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2012), h.
26
= laju pertambahan konsentrasi molar salah satu produk dalam satuan waktu.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Menurut Michael faktor-faktor laju reaksi dapat dibedakan menjadi: 31 1) Luas Permukaan Semakin halus partikel dari suatu zat padat, maka total luas permukaannya akan semakin besar. 2) Konsentrasi Pereaksi Reaksi zat yang konsentrasinya lebih tinggi berlangsung lebih cepat daripada reaksi zat yang konsentrasi yang lebih kecil. 3) Tekanan Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari reaksi seperti itu juga dipengaruhi tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi. 4) Suhu Laju reaksi dapat juga dipercepat atau diperlambat dengan mengubah suhunya. 5) Katalis Katalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat itu sendiri tidak mengalami perubahan yang kekal (tidak dikonsumsi atau tidak dihabiskan).
31
Ibid., h. 113
27
Menurut Wirawan faktor-faktor laju reaksi dapat dibedakan menjadi: 32 1) Sifat Kimia Sifat
kimia
pereaksi
merupakan
hal
mendasar
yang
membedakan laju suatu reaksi dengan reaksi lainnya. 2) Pengaruh Konsentrasi Laju reaksi akan naik dengan bertambahnya konsentrasi pereaksi dan sebaliknya. 3) Pengaruh luas permukaan bidang sentuh. Semakin besar kemungkinan partikel-partikel untuk bertemu sehingga bereaksi dan laju reaksi semakin naik dan sebaliknya. 4) Pengaruh suhu Sebagian besar reaksi kimia akan berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi dan sebaliknya. 5) Pengaruh katalis Katalis adalah suatu zat yang dapat mengubah laju reaksi kimia tanpa mengalami perubahan secara kimiawi di akhir reaksi.
32
Wirawan, Super Kimia SMA, (Jakarta: Wahyumedia, 2010), h. 190
28
B. Kerangka Berpikir Kimia Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Reaksi 1. Konsentrasi 2. Luas Permukaan 3. Pengaruh Suhu 4. Pengaruh Katalis
1.
Guru lebih suka menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri. Keterampilan proses sains sebagai kemampuan dasar siswa pada pembelajaran IPA tidak menjadi penilaian utama dalam evaluasi praktikum di sekolah Pengukuran hasil belajar IPA hanya mengukur pada aspek kognitif saja sehingga guru yang mengajar hanya mengejar target nilai yang sudah ditetapkan.
2. 3.
4.
Model Pembelajaran yang efektif untuk membuat variasi suasana pola pembelajaran kelas dan memberi kesempatan siswa untuk berpikir mandiri. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Sains Siswa
Inisiasi
Observasi
Seleksi
Eksplorasi
Formulasi
Merencanakan Percobaan
Membuat Hipotesis
Koleksi
Presentasi
Interpretasi Data
Menggunakan alat dan bahan
Berkomunikasin ikasi
Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa yang Meningkat Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Penilaian
Menerapkan Konsep
29
C. Penelitian Relevan 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Memi Malihah dengan judul pengaruh model guided inquiry (inkuiri terbimbing) terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi, menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar kimia menggunakan inkuiri terbimbing lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan model konvensional.33
2.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Ummi Kalsum dengan judul penerapan model pembelajaran guided inquiry untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa di SMA Triguna Utama, Ciputat menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa semakin meningkat pada siklus I dan II.34
3.
Penelitian yang dilakukan oleh Endah Puspita Sari dengan judul pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inkuiri) terhadap keterampilan proses sains, menunjukkan bahwa thitung > ttabel, maka Ho ditolak. Dengan demikian model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap keterampilan proses sains.35
4.
Penelitian yang dilakukan oleh Remziye ERGÜL dkk. di Universitas Uludag Turkey dengan judul the effects of inquiry-based science teaching on elementary school students’ science process skills and science process skills and science attitudes, menunjukkan bahwa nilainilai kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol berdasarkan nilai rata-rata, baik kelas 4-6 dan kelas 7-8 memiliki keterampilan proses dan sikap terhadap ilmu pengetahuan. Hasil dari
33
Memi Malihah, Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi, (Skripsi tidak diterbitkan: FITK UIN Jakarta, 2012). 34 Ummi Kalsum, Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Untuk meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa. (Skripsi tidak diterbitkan: FITK UIN Jakarta, 2010). 35 Endah Puspita Sari, Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inkuiri) Terhadap Keterampilan Proses Sains, (Skripsi tidak diterbitkan: FITK UIN Jakarta, 2011).
30
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian serupa sebelumnya dilakukan.36 5.
Penelitian yang dilakukan oleh Elliot P. Douglas dengan judul use of guided inquiry as an active learning technique in engineering, menunjukkan bahwa survei dan data wawancara, ditemukan bahwa siswa memang
mengakui manfaat pembelajaran menjadi aktif, tetapi mereka merasa tidak nyaman tanpa adanya keterbukaan dalam penyediaan jawaban yang sebenarnya.37
D. Hipoteis Penelitian Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi (thitung < ttabel). Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi (thitung > ttabel).
36
Remziye ERGÜL dkk., The Effects of Inquiry-based Science Teaching on Elementary School Students’ Science Process Skills and Science Process Skills and Science Attitudes. (Uludag University, Turkey, 2011). 37 Elliot P. Douglas, Use of Guided Inquiry As An Active Learning Technique In Engineering, (Universitas of Florida, USA, 2009).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitan ini dilaksanakan di kelas XI Semester Ganjil pada tanggal 11 November 2013 sampai dengan 21 November 2013 bertempat di SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang, Jl. Raya Serang Km. 14,5 Cikupa Tangerang.
B. Metode dan Desain Penelitian Metode Penelitian
1.
Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design atau penelitian semu. Tujuannya untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan.1 Dalam penelitian ini terdapat kelompok kontrol, namun fungsi dari kelompok tersebut tidak dapat berperan penuh dalam mengontrol kelompok eksperimen. Kelompok kontrol hanya digunakan sebagai pembanding hasil yang diperoleh dari kelompok eksperimen. 2.
Desain Penelitian Desain yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan bentuk Matching Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam desain pengambilan kelompoknya tidak dilakukan secara acak penuh, hanya satu karekteristik saja, atau diambil dengan dipasangkan/dijodohkan.2 Dua kelompok dipilih berdasarkan nilai akademik, perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing diberikan kepada kelompok eksperimen.
1
Zainal Arifin, Model Penelitian Eksperimen, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.
74. 2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 8. h. 207.
31
32
Tabel 3.1 Matching Pretest-Posttest Control Group Design Kelompok
Tes Awal
Perlakuan
Tes Akhir
Eksperimen
O1
X
O2
Kontrol
O1
Keterangan : X
O2
: perlakuan berupa pemberian model inkuiri terbimbing
O1 : pemberian pretest O2 : pemberian posttest
C. Subjek Penelitian 1.
Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa/i SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang, Cikupa, Tangerang.
2.
Sampel Sampel yang digunakan adalah siswa/i SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang. Kelompok pertama adalah kelas dengan siswa/i yang diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing, dan kelompok kedua adalah kelas dengan siswa/i yang diberikan metode demonstrasi selama proses pembelajaran.
D. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu: 1.
Variabel independen (bebas) adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing dan tanpa model pembelajaran inkuiri terbimbing (dengan menggunakan metode lain yaitu demonstrasi). Variabel ini disimbolkan dengan huruf X.
2.
Variabel dependen (terikat) adalah keterampilan proses sains siswa. Variabel ini disimbolkan dengan huruf Y.
33
E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari tes keterampilan proses sains sebagai instrumen penelitian yang diberikan sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Jenis tes yang digunakan berupa tes uraian sebanyak 10 butir soal esai.
F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu tes tertulis. Tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) yang diberikan kepada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Bentuk tes tulis yang digunakan adalah tipe esai. Tes esai memiliki beberapa kelebihan, yakni tes esai dapat digunakanuntuk menilai hal-hal yang berkaitan erat dengan beberapa butir berikut:3 a.
Mengukur proses mental para siswa dalam menuangkan ide kedalan jawaban item secara tepat.
b.
Mengukur kemampuan siswa dalam menjawab melalui kata dan bahasa mereka sendiri.
c.
Mendorong siswa untuk mempelajari, menyusun, merangkai, dan menyatakan pemikiran siswa secara aktif.
d.
Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat mereka sendiri.
e.
Mengetahui seberapa jauh siswa telah memahami dan mendalami suatu permasalahan atas dasar pengetahuan yang diajarkan di dalam kelas. Desain pembelajaran kisi-kisi instrumen penelitian dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
3
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. 6, h. 101.
34
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal Keterampilan Proses Sains Indikator KPS
Sub Indikator
No. Soal Valid / Tidak Valid
Membedakan laju reaksi
Valid
dari perlakuan yang
1
berbeda.
8
Valid
Membuat
Menentukan hipotesis dari
2
Valid
Hipotesis
permasalahan
9
Tidak Valid
3
Valid
7
Tidak Valid
4
Valid
10
Valid
Membuat kesimpulan
5
Tidak Valid
berdasarkan data yang
11
Valid
disediakan.
15
Tidak Valid
Observasi
Menyebutkan alat dan bahan pada percobaan luas permukaan bidang Merencanakan Percobaan
sentuh. Menjelaskan langkah kerja dari percobaan pengaruh katalis terhadap laju reaksi. Menentukan dan menjelaskan penggunaan alat yang digunakan dalam percobaan
Menggunakan
pengaruh konsentrasi
Alat dan
terhadap laju reaksi.
Bahan
Menjelaskan cara penggunaan bahan praktikum pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
Interpretasi Data
35
Indikator
Sub Indikator
KPS
No. Soal Valid / Tidak Valid
Membuat grafik Berkomunikasi berdasarkan data yang disediakan.
Menerapkan Konsep
Valid
6
Valid
13
Menjelaskan penerapan
Valid
12
konsep laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari
Tidak Valid
14
G. Kalibrasi Instrumen Adapun tahapan analisis data hasil uji coba yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1.
Uji Validitas Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen4. Untuk menghitung validitas instrumen yaitu dengan cara menghitung koefisien validitas menggunakan rumus Korelasi Produk Moment5: rxy =
N X
N . XY X Y 2
X
2
N Y
2
Y
2
Keterangan : rxy
: koefisien antara variabel X dan variabel Y
X
: skor tiap item dari responden uji coba variabel X
Y
: skor tiap item dari responden uji coba variabel Y
N
: jumlah responden
Valid
atau
tidaknya
butir
soal
dapat
diketahui
dengan
membandingkan rxy dengan rtabel dengan product moment dengan α = 4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 6, h. 168. 5 Ibid., h. 170.
36
0,05. Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates versi 4.0. hasil uji validitas instrument tes dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Statistik Jumlah soal
15
Jumlah siswa
31
Nomor soal valid
1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13
Jumlah soal valid
10
Dengan menggunakan kriteria acuan untuk validitas butir soal, yaitu sebagai berikut : Tabel 3.4 Kriteria Validitas Butir Soal
2.
No.
Rentang
Kriteria
1.
0,8-1,00
Sangat tinggi
2.
0,6-0,79
Tinggi
3.
0,4-0,59
Sedang
4.
0,2-0,39
Rendah
5.
0,0-0,19
Sangat rendah
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas memiliki pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengambil data penelitian 6. Menurut Margono, perlunya menghitung reliabilitas karena dalam menghitung reliabilitas terdapat tiga aspek penting dari sebuah instrumen, yaitu kemantapan, ketepatab dan homogenitas. Oleh karena itu, instrumen yang reabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya.
6
Ibid., h. 178.
37
Dikarenakan bentuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal uraian, maka rumus yang digunakan adalah rumus alpha 7, sebagai berikut :
r = *(
)
+*
∑
+
Keterangan : r : reliabilitas instrumen K : jumlah soal ∑
: jumlah varian butir varian total
Adapun kriteria acuan untuk reliabilitas butir soal dapat dilihat di bawah ini : Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Butir Soal No.
Rentang
Kriteria
1.
0,8-1,00
Sangat tinggi
2.
0,6-0,79
Tinggi
3.
0,4-0,59
Sedang
4.
0,2-0,39
Rendah
5.
0,0-0,19
Sangat rendah
Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates versi 4.0. hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Hasil Uji Realibilitas Statistik rhitung Kesimpulan
7
Ibid., h. 196.
0,80 Tingkat reliabilitas sangat tinggi
38
3.
Uji Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran dimaksudkan untuk menyatakan bahwa butir soal yang mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus:8
Keterangan : P : Indeks kesukaran B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus tersebut, maka perhitungan tersebut diklasifikasikan sesuai dengan kriteria nilai yang ada. Untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal, digunakan kriteria tingkat kesukaran pada tabel berikut ini : Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran No.
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
Kriteria
1.
0,70
TK 1,00
Mudah
2.
0,30
TK 0,70
Sedang
3.
0,70
TK 0,30
Sukar
Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software anates versi 4.0. Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.8.
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet. 6, h. 208.
39
Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kategori Soal
Jumlah Soal
Prosentase (%)
Sangat sukar
-
-
Sukar
4
26,67
Sedang
11
73,33
Mudah
-
-
Sangat mudah
-
-
Jumlah
15
100
4. Uji Daya Beda Daya beda dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal mampu dijawah oleh setiap siswa. Daya beda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:9
D= Keterangan : D
: daya beda
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya peserta kelompok bawah PA
:
PB :
BA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar JA
BB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar JB
Sebagai acuan untuk mengklasifikasikan data hasil penelitian, maka digunakan kriteria sebagai berikut :
9
Ibid., h. 213.
40
Tabel 3.9 Kriteria Daya Beda No.
Rentang Nilai D
Kriteria
1.
D 0,20
Jelek
2.
0,20
D 0,40
Cukup
3.
0,40
D 0,70
Baik
4.
0,70
D
1,00
Baik sekali
Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan bantuan software anates versi 4.0. hasil perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.10. Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Beda Kategori Soal
Jumlah Soal
Prosentase (%)
Baik sekali
1
6,67
Baik
9
60
Cukup
3
20
Jelek
2
13,33
Jumlah
15
100
H. Teknik Analisis Data 1.
Uji Normalitas Uji normalitas data ini untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu liliefors10, dengan rumus: Lo = F (Zi) – S (Zi) Keterangan : Lo = Harga mutlak terbesar F (Zi) = Peluang angka baku S (Zi) = Proporsi angka baku Adapun langkah–langkahnya adalah sebagai berikut:
10
Sudjana, Metoda Statistik, (Bandung: Tarsito, 2005), Cet. 3, h. 466.
41
a) Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar b) Tentukan nilai
dengan :
Zt = Skor Baku Xi = Skor Data = Nilai Rata – rata S = Simpangan Baku Tentukan besar peluang untuk masing–masing nilai Zi dan sebut dengan F (Zi) dengan aturan, jika Zi > 0, maka F (Zi) = 0,57 (nilai tabel) dan jika Zi > 0, maka F (Zi) = 1 – (0,5 + nilai tabel).
c)
Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2, Z3,…, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1, jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Z1), maka:
d) Hitunglah selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya. e) Ambil nilai terbesar antara harga–harga mutlak selisih tersebut ini kita namakan Lo. f)
Memberikan interpretasi Lo, dengan membandingkan dengan Lt. Lt adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors.
g) Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah didapat. Apabila Lo < Lt, maka sampel berasal dari distribusi normal Kriteria pengujian : Jika L hit < L tab, berarti data berdistribusi normal Jika L hit > L tab, berarti data berdistribusi tidak normal
2.
Uji Homogenitas Uji homogenitas data ini adalah untuk mengatahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan
42
melihat keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher11, dengan rumus:
Keterangan : F = Uji Fisher S12= Variansi Terbesar S22= Variansi terkecil Adapun langkah–langkahnya adalah sebagai berikut: a) Hipotesis b) Bagi data menjadi kelompok c) Cari masing–masing kelompok nilai simpangan bakunya. d) Tentukan F hitung, dengan rumus:
e) Tentukan Kriteria pengujian Jika F Hitung < F Tabel maka Ho diterima, berarti varians kedua populasi homogen. Jika F Hitung < F Tabel maka Ho ditolak, berarti varians kedua populasi tidak homogen.
3.
Uji Hipotesis Setelah dilakukan perhitungan normalitas dan homogenitas maka dilakukan analisis data untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbandingan KPS yang menggunakan inkuiri terbimbing dengan yang menggunakan inkuiri terstruktur. Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunaan rumus uji t. yaitu:12
11 12
Ibid., h. 249. Sugiyono, Op. Cit., h. 273.
43
̅ ( √
)
̅
(
)
(
)
Keterangan : t
= Angka atau koefisien derajat perbedaan Mean kedua kelompok
̅
= Mean kelompok eksperimen
̅
= Mean kelompok kontrol = Jumlah siswa kelompok eksperimen = Jumlah siswa kelompok kontrol = Varian kelompok eksperimen = Varian kelompok kontrol
Kriteria Hipotesis, jika : to ≥ t-tabel, berarti Ha diterima dan Ho ditolak to ≤ t-tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan db = (N1+N2-2) dan taraf signifikansi α 0,05.
4.
Teknik Analisis Kemampuan Keterampilan Proses Sains Setiap
aspek
keterampilan
proses
sains
diukur
dengan
menggunakan jumlah butir soal tiap aspek keterampilan proses sains. Untuk mengetahui persentase ketercapaian kemampuan keterampilan proses sains, digunakan rumus sebagai berikut:
Persentase Keterampilan Proses Sains dikelompokkan dalam lima kategori. Kategori Keterampilan Proses Sains dapat dilihat pada tabel 3.11.
44
Tabel 3.11 Kategori Keterampilan Proses Sains
I.
Kategori
Persentase
Sangat Tinggi
90% - 100%
Tinggi
75% - 89%
Sedang
55% - 74%
Rendah
31% - 54%
Sangat Rendah
< 30%
Hipotesis Statistik Berdasarkan kerangka konseptual yang didukung oleh landasan teoritis, maka dapat dirumuskan hipotesis statistik. Rumus hipotesis statistik penelitian ini adalah: H0 = µA ≤ µB, maka Ho diterima, Ha ditolak Ha = µA > µB, maka Ha diterima, Ho ditolak Keterangan: H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi (thitung < ttabel). Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi (thitung > ttabel). Keterangan: µA = Nilai rata-rata kelompok eksperimen µB = Nilai rata-rata kelompok kontrol
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Berdasarkan data hasil pretest dan posttest kedua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pretest diberikan sebelum proses belajar mengajar pada konsep laju reaksi, sedangkan posttest diberikan setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi (kelas eksperimen) dan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi pada materi laju reaksi (kelas kontrol). Keterampilan proses sains (KPS) siswa diukur dengan menggunakan instrumen tes essai sebanyak 10 soal. Instrumen tes tersebut sebelumnya telah memenuhi kelayakan uji, meliputi uji validitas, uji reabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Sehingga instrumen tes tersebut layak digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains kimia siswa. Berikut ini data-data yang diperoleh dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
1.
Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Hasil perhitungan data pretest pada kelempok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan yang berbeda (Lampiran 13 dan 14) dapat dilihat pada Tabel 4.1
45
46
Tabel 4.1 Hasil Pretest Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. Pretest
Data
Kontrol
Eksperimen
Nilai Terendah
12
12
Nilai Tertinggi
24
24
Rata-rata
16,82
17,42
Median
19,25
19
Modus
18,83
18,93
Simpangan Baku
3,57
4,09
37
37
Jumlah Siswa
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen yaitu 16,82 dan 17,42. Simpangan baku hasil pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen yaitu 3,57 dan 4,09. Hasil persentase pretest keterampilan proses sains pada kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat di bawah ini: Tabel 4.2 Persentase (%) Ketercapaian Pretest Aspek KPS Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Aspek KPS
Pretest Kontrol
Kategori
Eksperimen
Observasi
32,43
Rendah
26,58
Berhipotesis
8,11
Merencanakan Percobaan Menggunakan Alat dan Bahan
24,32
17,12
Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah
16,22
21,62
16,22
Kategori Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah
47
Interpretasi Data Menerapkan Konsep
6,31
15,32
Berkomunikasi
9,12
Rata – rata
16,10
Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah
20,72
7,21
12,50
17,29
Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah
Tabel 4.2 menunjukkan rata-rata pretest keterampilan proses sains pada kelompok kontrol termasuk kategori sangat rendah yaitu 16,10, sedangkan untuk kelompok eksperimen termasuk kategori sangat rendah yaitu 17,29. Keterampilan proses sains yang paling tinggi pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen yaitu observasi secara berurutan masing-masing sebesar 32,43 dan 26,58. Keterampilan proses sains yang paling rendah pada kelompok kontrol yaitu interpretasi data sebesar 6,31 sedangkan keterampilan proses yang paling rendah pada kelompok eksperimen adalah menerapkan konsep sebesar 7,21. (Detail perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 7)
2.
Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol dan Eksperimen Hasil perhitungan data posttest pada kelempok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan yang berbeda (Lampiran 15 dan 16) dapat dilihat pada tabel 4.3.
48
Tabel 4.3 Hasil Posttest Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan Eksperimen. Posttest
Data
Kontrol
Eksperimen
Nilai Terendah
45
58
Nilai Tertinggi
82
97
67,30
83
Median
73
80,54
Modus
73,75
82,7
Simpangan Baku
10,33
10,17
37
37
Rata-rata
Jumlah Siswa
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen yaitu sebesar 67,30 dan 83. Simpangan baku hasil posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen yaitu 10,33 dan 10,17 Tabel 4.4 Persentase (%) Ketercapaian Posttest Aspek KPS Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen KPS
Posttest Kontrol
Kategori
Eksperimen
Kategori
Observasi
61,71
Sedang
71,62
Sedang
Berhipotesis
70,27
Sedang
81,98
Tinggi
76,35
Tinggi
96,62
40,54
Rendah
84,23
Merencanakan Percobaan Menggunakan Alata dan Bahan Interpertasi Data
Sangat 94,59
Menerapkan Konsep
Sangat
63,96
tinggi Sedang
tinggi Tinggi Sangat
96,40
72,07
tinggi Sedang
49
Berkomunikasi
76,69
Tinggi
82,09
Tinggi
Rata-rata
69,16
Sedang
83,57
Tinggi
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata posttest keterampilan proses sains pada kelompok kontrol termasuk kategori sedang (69,16), sedangkan untuk kelompok eksperimen termasuk kategori tinggi (83,57). Keterampilan proses sains yang paling tinggi pada kelompok kontrol yaitu interpretasi data (94,59), sedangkan kelompok
eksperimen
yaitu
merencanakan
percobaan
(96,62).
Keterampilan proses sains yang paling rendah pada kelompok kontrol yaitu menggunakan alat dan bahan (40,54) sedangkan keterampilan proses sains pada kelompok eksperimen yang paling rendah yaitu observasi (71,62). (Detail perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 8).
B. Analisis Data Tes Keterampilan Proses Sains 1.
Uji Prasyarat Sampel Setelah diperoleh data dari masing-masing kelompok, maka dapat dilanjutkan pengujian hipotesisnya, akan tetapi sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu terhadap data hasil penelitian seperti uji normalitas dan uji homogenitas. Beberapa prasyarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
a.
Uji Normalitas Pretest Hasil uji normalitas dilakukan uji Liliefors, hasil uji normalitas pada pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen disajikan pada Lampiran 9, 10 dan Tabel 4.5 sebagai berikut:
50
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Data N Lhitung Ltabel
Kontrol 37 0,1446 0,1500
Pretest Eksperimen 37 0,1492 0,1500
Kesimpulan Data Berdistribusi Normal
Berdasarkan Tabel 4.5 Dapat diketahui hasil pegujian untuk pretest kelompok kontrol diperoleh Lhitung= 0,1492. dari tabel harga kritis uji Liliefors taraf signifikan (α) = 0,05 untuk n = 37, maka didapatkan Ltabel = 0,1500. Karena Lhitung (0,1492) < Ltabel (0,1500) maka dapat disimpulkan bahwa data populasi hasil pretest kelompok kontrol berdistribusi normal. Sedangkan untuk pretest kelompok eksperimen diperoleh harga Lhitung= 0,1446 dengan Ltabel = 0,1500. dengan demikian Lhitung (0,1446) < Ltabel (0,1500) maka dapat disimpulkan bahwa data hasil pretest kelompok eksperimen berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Pretest Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Fischer. Syarat uji homogenitas ini yaitu: H0 diterima jika Fhitung < Ftabel, dan H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel Hasil uji homogenitas pada pretest disajikan pada lampiran 17 dan Tabel 4.6 sebagai berikut:
51
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelompok Kontrol Dan Kelompok Eksperimen Statistik 2
S Kontrol S Eksperimen Fhitung Ftabel Kesimpulan 2
16,70 12,77 1,31 1,74 Homogen
Berdasarkan Tabel 4.6 Dari hasil uji homogenitas untuk data pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh Fhitung = 1,31 dari tabel harga distribusi F dengan taraf signifikan (α) = 0,05 dengan jumlah siswa 74 (n1 = 37, n2 = 37), maka didapat harga Ftabel = 1,74. berdasarkan hasil diatas, maka Fhitung < Ftabel. Dengan demikian maka data pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diatas adalah homogen.
c.
Pengujian Hipotesis Pretest Uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil uji kesamaan rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada Lampiran 19 dan Tabel 4.7 sebagai berikut: Tabel 4.7 Uji Kesamaan Rata-rata Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Data Mean
Uji “t” Kontrol
Eksperimen
16,70
17,27
t hitung
0,61
t table
1,99
Kesimpulan
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
52
Berdasarkan hasil analisa pada Tabel 4.7 dengan uji-t pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada taraf signifikan 5% (0,05) dengan derajat kebebasan df = (n1 + n2) – 2 = (37 + 37) – 2 = 72 maka diperoleh ttabel = 1,99 dan thitung = 0,61. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis berikut: Ha = Tidak terdapat perbedaan hasil pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. H0 = Terdapat perbedaan hasil pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dimana, kriteria penerimaan dan penolakan H0 adalah: Terima H0 jika harga thitung < ttabel. Terima Ha jika harga thitung > ttabel. Berdasarkan kriteria diatas dari data hasil penelitian, maka kriteria hasil penelitian ini yaitu thitung < ttabel (0,61 < 1,99). Maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dari hasil diatas menunjukkan bahwa sampel layak untuk diberi perlakuan agar dapat mengetahui pengaruh perlakuan tersebut pada kelompok yang berbeda yaitu antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
2.
Uji Prasyarat Analisis Data a.
Uji Normalitas Posttest Hasil uji normalitas posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Lampiran 11, 12 dan Tabel 4.8 sebagai berikut:
53
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Posttest Kontrol Eksperimen 37 37 0,1188 0,0827 0,1500 0,1500
Data N Lhitung Ltabel
Kesimpulan Data Berdistribusi Normal
Berdasarkan tabel 4.8 Diketahui bahwa pada posttest kelompok kontrol memiliki Lhitung = 0,1188 dengan harga Ltabel = 0,1500, dengan demikian maka Lhitung < Ltabel. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil posttest kelompok kontrol berdistribusi normal. Adapun posttest kelompok eksperimen dengan Lhitung = 0,0827 dan Ltabel = 0,1500, dengan demikian Lhitung < Ltabel. Maka dapat disimpulkan bahwa data posttest kelompok eksperimen berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Posttest Hasil uji homogenitas posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada lampiran 18 dan Tabel 4.9 sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Statistik 2
S Kontrol S Eksperimen Fhitung Ftabel Kesimpulan 2
106,70 103,43 1,03 1,74 Homogen
Data hasil uji homogenitas untuk posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada Tabel 4.9 diperoleh Fhitung = 1,03 dari tabel harga distribusi F dengan taraf signifikan (α) = 0,05 dengan jumlah siswa 74 (n1 = 37, n2 = 37), maka didapat harga Ftabel = 1,74. Syarat uji
54
homogenitas ini yaitu: H0 diterima jika Fhitung < Ftabel, dan H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tersebut adalah homogen.
3. Pengujian Hipotesis Posttest Hasil uji kesamaan rata-rata posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada lampiran 20 dan Tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10 Uji Kesamaan Rata-rata Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Data Mean
Uji “t” Kontrol
Eksperimen
67,51
82,89
t hitung
6,13
t table
1,99
Kesimpulan
Terdapat perbedaan yang signifikan.
Hasil analisa pada tabel 4.10 dengan uji-t posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada taraf signifikan 0,05 dengan df = (n1 + n2) – 2 = 72 maka diperoleh ttabel = 1,99 dan thitung = 6,13. Berdasarkan hasil diatas maka kriteria hasil penelitian ini yaitu thitung > ttabel (6,13 > 1,99) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan demikian maka terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi.
55
C. Pembahasan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi. Berdasarkan pengujian prasyarat analisis data penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 4 Kabupaten Tangerang, diketahui bahwa data pretest dan posttest keterampilan proses sains berdistribusi normal dan homogen sehingga dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t. Berdasarkan pengujian hipotesis terhadap data pretest menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan proses sains yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan thitung lebih kecil dari ttabel, yaitu 0,61 < 1,99. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki keterampilan proses sains awal yang sama. Setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelompok eksperimen dan metode demonstrasi pada kelompok kontrol diperoleh skor rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Rata-rata posttest pada kelompok kontrol sebesar 83 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 67. Untuk melihat perbandingan rata-rata hasil posttest antar kelompok eksperimen dan kelas kontrol, perhatikan gambar dibawah ini:
56
90 80
Nilai rata-rata
70 60 50 40 30 20 10 0 Kontrol
Eksperimen Kelompok
Gambar 4.1 Perbandingan Rata-rata Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Gambar 4.1 secara keseluruhan menunjukkan kemampuan penguasaan keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dari pada siswa kelas kontrol yang menggunakan metode demonstrasi. Hal ini juga diungkapkan oleh Conny bahwa dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproseskan perolehan, anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.1 Pengujian hipotesis terhadap data posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan Uji-t diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan thitung > ttabel (6,13 > 1,99). Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan dalam penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi laju reaksi. Sesuai prinsip utama inkuiri bahwa siswa dapat 1
Conny Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992), h. 18.
57
membangun sendiri pemahamannya dengan melakukan aktifitas aktif dalam pembelajarannya.2 Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing telah membangun pemahaman siswa melalui pertanyaan, mendesain dan menghubungkannya dalam bentuk investigasi, kemampuan analisis dan mengkomunikasikan penemuannya. Siswa memikirkan kembali hipotesis yang telah dibuat mengadaptasi dan menguji coba pemahaman dan mampu menyelesaikan masalah. Sejalan dengan ungkapan Paidi, bahwa inkuiri terbimbing ditujukan untuk menumbuhkan kemampuan siswa dalam menggunakan keterampilan proses dengan merumuskan pertanyaan yang mengarah pada kegiatan investigasi, menyusun hipotesis, melakukan percobaan, mengumpulkan dan mengolah data, mengevaluasi dan mengkomunikasikan hasil temuannya dalam masyarakat belajar. Kegiatan inkuiri sangat penting karena dapat mengoptimalkan keterlibatan pengalaman langsung siswa dalam proses pembelajaran.3 Secara umum nilai hasil data posttest keterampilan proses sains kelompok eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi dari kelompok kontrol. Salah satu nilai hasil data posttest keterampilan proses sains yang terlihat sangat signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah keterampilan menggunakan alat dan bahan. Pada kelompok eksperimen keterampilan menggunakan alat dan bahan mencapai 84,23 sedangkan pada kelompok kontrol hanya mencapai 40,54. Perbedaan juga terlihat pada keterampilan merencanakan percobaan yaitu sebesar 96,62 untuk kelas eksperimen dan 76,35 untuk kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena siswa pada kelompok eksperimen terlibat langsung dalam merencanakan percobaan serta menggunakan alat dan bahan dalam kegiatan praktikum yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat. Sedangkan pada kelompok kontrol, siswa hanya melihat percobaan yang didemonstrasikan oleh guru, 2
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 119. 3 Paidi, Peningkatan Scientific Skill Siswa Melalui Implementasi Metode Guided Inquiry, Pada Pembelajaran Biologi. (FMIPA: Universitas Negeri Yogyakarta, 2005).
58
sehingga pemahamannyapun kurang mendalam dalam merencanakan percobaan serta
menggunakan alat dan bahan. Menurut Nuryani Y.
Rustaman bahwa keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman langsung, sebagai pengalaman belajar, dan disadari ketika kegiatannya sedang berlangsung. Melalui pengalaman langsung, seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Namun apabila dia sekedar melaksanakan tanpa menyadari apa yang sedang dikerjakannya maka perolehannya kurang bermakna dan memerlukan waktu lama untuk menguasainya.4 Perbedaan nilai hasil posttest paling rendah antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terlihat pada keterampilan interpretasi data yaitu sebesar 96,40 untuk kelas eksperimen dan 94,59 untuk kelas kontrol, hanya terpaut nilai sebesar 1,81. Hal itu dikarenakan kegiatan demonstrasi yang diberikan dapat mengajak siswa pada kelas kontrol untuk ikut mengamati, mengukur maupun memperkirakan perhitungan yang kemudian dapat mereka sajikan dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik dan diagram. Pada dasarnya kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol telah terlatih dalam menafsirkan data, sehingga kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan menginterpretasi atau menafsirkan data dengan baik. Interpretasi
data
dapat
dilatih
kepada
anak-anak
sesuai
jenjang
pendidikannya. Seperti yang dikemukakan oleh Conny bahwa semakin tinggi tingkat sekolah anak, latihan-latihan menginterpretasi data yang lebih sulit dapat diberikan kepada anak sesuai dengan tingkat berpikirnya.5 Berdasarkan hasil observasi mengenai aktifitas keterampilan proses sains pada saat pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran, khususnya keterampilan proses sains. Dalam kegiatan observasi yang dilakukan pada dua pertemuan diketahui bahwa keterampilan proses sains yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung sangat 4
Nuryani, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), h. 86. 5 Conny, Op. Cit., h. 30.
59
dinamis. Hal ini sejalan dengan karakteristik sains yang berhubungan dengan cara mengetahui sesuatu bukan hanya fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi menekankan pada penemuan. Zulfiani, dkk mengungkapkan bahwa kemampuan siswa dalam menemukan konsep perlu dilakukan dengan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada proses.6 Pengukuran keterampilan proses sains dalam penelitian ini menuntut siswa untuk menggunakan semua kemampuan yang dimiliki, baik itu kemampuan intelektual, fisik maupun sosial. Samana mengungkapkan, keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang strategis, mendayagunakan semua daya (fungsi) diri siswa, bersifat generis, bersasaran utuh serta kemanusiaan, dan sekaligus meningkatkan sosialisasi diri siswa.7 Hasil perbandingan antara posttest siswa yang menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan posttest siswa yang belajar dengan menerapkan metode demonstrasi dapat disimpulkan bahwa kelompok yang menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dari pada kelompok
yang
menerapkan
metode
demonstrasi.
Artinya
model
pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap keterampilan proses sains. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, demikian halnya dengan kimia. Pembelajaran
sains
dengan
model
pembelajaran
inkuiri
terbimbing
melibatkan siswa aktif dalam kegiatan laboratorium sehingga siswa memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai fakta dan konsep tentang materi yang dipelajari. Hal itu sesuai dengan ungkapan Roth dalam Nuryani yaitu melalui kegiatan praktikum, siswa melakukan observasi, membuat prediksi, membuat hipotesis, menganalisis data, dan membuat kesimpulan
6
Zulfiani, Op. Cit., h. 52. Samana, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) dan Pertimbangan Metodologisnya, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 111. 7
60
tentang konsep yang dipelajari melalui berbagai fakta langsung sehigga konsep tersebut menjadi lebih nyata dan bermakna bagi siswa.8 Aspek keterampilan proses sains yang diukur pada penelitian ini sebanyak tujuh aspek. Yaitu, aspek observasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, interpretasi data, menerapkan konsep dan berkomunikasi. Gambar dibawah ini menunjukkan peningkatan persentase keterampilan proses sains hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen.
pretest
posttes
96.62 71.62
26.58
16.22
96.4 84.23
81.98
82.09
72.07
21.62
16.22
20.72 7.21
12.5
Gambar 4.2 Persentase pretest dan posttest Keterampilan Proses Sains Kelompok Eksperimen Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa persentase keterampilan proses sains
tertinggi
adalah
merencanakan
percobaan,
interpretasi
data,
menggunakan alat dan bahan, berkomunikasi, berhipotesis, menerapkan konsep dan berhipotesis. Aspek keterampilan proses sains yang memiliki persentase tertinggi setelah diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing
8
Nuryani Rustaman, Strategi Pembelajaran Biologi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 9.6.
61
adalah merencanakan percobaan yaitu sebesar 96,62% dan persentase terendah adalah keterampilan berhipotesis yaitu sebesar 71,62%. Keterampilan proses sains observasi memiliki persentase terendah yaitu persentase pretest sebesar 26,58% dan posttest sebesar 71,62%. Meskipun peningkatan persentase hanya mencapai 71,62% setelah diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing, akan tetapi peningkatan persentase aspek observasi ini cukup tinggi, yaitu sebesar 45,04%. Adanya peningkatan pada aspek observasi menunjukkan bahwa siswa telah mampu menggunakan sebanyak mungkin inderanya untuk melakukan sebuah pengamatan dan juga mampu menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan. Keterampilan proses sains berhipotesis memiliki persentase pretest sebesar 16,22% dan posttest sebesar 81,98%, sehingga mengalami peningkatan sebesar 65,76% setelah diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Keterampilan berhipotesis dimunculkan pada tahap eksplorasi dimana siswa harus membuat dugaan sementara dari percobaan yang akan dilakukan. Hipotesis muncul berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan sebelumnya. Keterampilan
proses
sains
merencanakan
percobaan
memiliki
persentase pretest sebesar 26,58% dan posttest 96,62%, sehingga mengalami peningkatan 70,04%. Dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki kemampuan merencanakan percobaan yang lebih baik setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Adanya peningkatan pada aspek merencanakan
percobaan
menunjukkan
bahwa
siswa
telah
mampu
merencanakan penelitian dengan secara mandiri menentukan alat dan bahan yang akan digunakan, obyek yang akan diteliti, faktor atau variabel yang perlu diperhatikan, kriteria keberhasilan, cara dan langkah kerja, serta mencatat dan mengolah data untuk menarik kesimpulan. Keterampilan proses sains menggunakan alat dan bahan memiliki persentase pretest sebesar 16,22% dan posttest sebesar 84,23%, sehingga mengalami peningkatan persentase sebesar 68,01% setelah diberikan model
62
pembelajaran inkuiri terbimbing. Keterampilan menggunakan alat dan bahan sangat membantu siswa dalam melakukan percobaan. Siswa diharapkan dapat menggunakan alat dan bahan dengan tepat sesuai dengan kebutuhan dalam melakukan sebuah percobaan. Keterampilan proses sains interpretasi data memiliki persentase pretest sebesar 20,72% dan posttest sebesar 96,40%, sehingga mengalami peningkatan sebesar 75,68% setelah diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Keterampilan interpretasi data adalah salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai siswa. Dimana siswa dapat mencatat atau menyajikan data dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik atau diagram. Keterampilan proses sains menerapkan konsep memiliki persentase pretest sebesar 7,21 dan posttest sebesar 72,07 %, sehingga memiliki peningkatan persentase sebesar 64,86% setelah diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penerapan model inkuiri terbimbing siswa sudah mampu menggunakan konsep yang dipelajari pada situasi baru. Keterampilan proses sains berkomunikasi memiliki persentase pretest sebesar 12,50% dan posttest sebesar 82,09%, sehingga memiliki peningkatan persentase sebesar 69,59% setelah diberikan pembelajaran inkuiri terbimbing. Hal
ini
menunjukkan
bahwa
penemuannya kepada orang lain.
siswa
mampu
menyampaikan
hasil
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Hasil
penelitian
dapat
disimpulkan
bahwa
penerapan
model
pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan proses sains siswa dengan hasil uji-t data posttest menunjukkan bahwa thitung (6,13) lebih besar dibandingkan ttabel (1,99). Data posttest menunjukkan rata-rata keterampilan proses sains kelompok eksperimen termasuk kategori tinggi, sedangkan kelompok kontrol termasuk kategori sedang. Keterampilan proses sains pada kelas eksperimen yang paling tinggi yaitu keterampilan merencanakan percobaan dan paling rendah yaitu keterampilan berhipotesis.
B. Saran Model pembelajaran inkuiri terbimbing perlu diterapkan dalam proses pembelajaran
karena
model
pembelajaran
ini
dapat
meningkatkan
keterampilan proses sains siswa. Saran dari peneliti khususnya bagi peneliti berikutnya agar dapat mengembangkan model pembelajaran inkuiri terbimbing ini agar dapat mengukur aspek-aspek keterampilan proses sains siswa dari berbagai jenjang pendidikan.
63
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2011. Model Penelitian Eksperimen. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Colburn, Alan. 2000. An Inquiry Primer. California University: Science Scope. Dimyati. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Douglas, Elliot P. 2009. Use of Guided Inquiry As An Active Learning Technique In Engineering. Universitas of Florida: USA. ERGÜL, Remziye dkk. 2011. The Effects of Inquiry-based Science Teaching on Elementary School Students’ Science Process Skills and Science Process Skills and Science Attitudes. Uludag University: Turkey. Feyzioglu, Burak. 2009. An Invvestigation of the Relationship between Science Process Skill with Efficient Laboratory Use and Sciens Achievement in Chemistry Education. Journal of Turkish Science Education. Hakim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Kalsum Ummi. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Untuk meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa. (Skripsi tidak diterbitkan: FITK UIN Jakarta). Kuhlthau, Carol C., et. all. 2007. Guided Inquiry Learning in the 21st Century. London: Libraries Unlimited. Malihah, Memi. 2012. Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Laju Reaksi, (Skripsi tidak diterbitkan: FITK UIN Jakarta). Paidi. 2005. Peningkatan Scientific Skill Siswa Melalui Implementasi Metode Guided Inquiry Pada Pembelajaran Biologi. FMIPA: Universitas Negeri Yogyakarta. BSNP. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Kementrian Pendidikan Nasional).
64
65
Petruci, Ralph H. 1987 Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga Purba, Michael dan Sunardi. 2012. Kimia untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga. Puspita, Endah Sari. 2011. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inkuiri) Terhadap Keterampilan Proses Sains. (Skripsi tidak diterbitkan: FITK UIN Jakarta) Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: Raja Grafindo Persada. Rustaman, Nuryani, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang Press. Rustaman, Nuryani. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka. Samana. 1992. Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) dan Pertimbangan Metodologisnya. Yogyakarta: Kanisius. Sanjaya. Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Sarosa, Wirawan. 2010. Super Kimia SMA. Jakarta: Wahyumedia. Semiawan, Conny, dkk. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara. Syaodih, Nana. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tood, Ross J. et. all. 2005. A toolkit and Handbook For Tracking and Assessing Student Learning Outcomes of Guided Inquiry Through The School Library. Rutgers University: Institute for Museum and Library Service. Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Yuliani. 2012. Intisari Kimia. Jakarta: Laskar Aksara.
66
Zulfiani. dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Kontrol)
Nama Sekolah
: SMA NEGERI 4 KABUPATEN TANGERANG
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI IPA 5/Ganjil
Waktu
: 90 menit/pertemuan
A. Standar Kompetensi 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengarujinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. B. Kompetensi Dasar 3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. C. Indikator Indikator Kompetensi Dasar 3.1 :
Menghitung konsentrasi larutan (molaritas larutan)
67
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, luas permukaan, suhu, dan katalis) melalui percobaan.
Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
D. Tujuan Pembelajaran Kompetensi Dasar 3.1
Siswa dapat menghitung konsentrasi larutan (molaritas larutan).
Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang dapat menganalisis laju reaksi.
Siswa dapat menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reksi.
E. Materi Ajar Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahan waktu. Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain konsentrasi pereaksi, suhu, tekanan, katalis, dan luas permukaan bidang sentuh. Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi. Semakin besar konsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi antar partikel semakin banyak. Hal ini menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Demikian juga jika konsentrasi diperkecil. Tumbukan yang terjadi antar partikel menjadi berkurang. Dengan demikian laju reaksi menjadi semakin kecil. Apabila suhu reaksi ditingkatkan, maka akan menyebabkan partikel semakin aktif bergerak sehinga tumbukan ang terjadi akan semakin banyak. Akibatnya laju reaksi menjadi bertambah cepat. Sebaliknya, apabila suhu reaksi diturunkan, maka akan menyebabkan berkurangnya tumbukan antar prtikel. Hal ini berakibat pada menurunnya laju reaksi.
68
Kelajuan dari pereaksi dalam wujud gas dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi sehingga akan meningkatkan laju reaksi. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat, atau memungkinkan reaksi terjadi pada suhu rendah. Hal ini dapat terjadi karena perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis merupakan suatu zat yang ditambahkan pada reaksi, tapi tidak ikut bereaksi. Katalis dapat mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu. Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi. Semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak. Akibatnya laju reaksi semakin cepat. Begitu juga ketika luas permukaan diperkecil, maka tumbukan yang terjadi akan berkurang. Sehingga kecepatan laju reaksi akan berkurang pula.
F. Model Pembelajaran Demonstrasi, ceramah, diskusi, kerja kelompok, tanya jawab. G. Media Pembelajaran
Alat dan bahan demonstrasi, papan tulis, spidol
H. Skenario Pembelajaran Pertemuan Pertama Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal
Kegiatan Guru - Mengucapkan
salam
Kegiatan Siswa dan - Menjawab salam
mengkondisikan kelas
Karakter Siswa yang diharapkan - Religius - Komunikatif
69
Waktu 5 menit
- Mengecek kehadiran siswa
- Menjawab
ketika
namanya
dipanggil. Apersepsi
- Memotivasi
siswa
dengan - Beberapa
siswa
menjawab - Rasa ingin tahu
memberikan beberapa pertanyaan
pertanyaan
berkenaan laju reaksi.
konsentrasi larutan dan laju reaksi.
- Memotivasi
siswa
dengan - Menyimak
guru
penjelasan
tentang - Komunikatif
guru
memberikan contoh laju reaksi
mengenai contoh laju reaksi dalam
pada kehidupan sehari-hari: Hari
kehidupan sehari-hari.
ini kita akan mempelajari materi laju
reaksi.
Dalam
kehidupan
sehari-hari kita dapat mengetahui mengapa gula pasir lebih mudah larut dibandingkan dengan gula batu dalam volume pelarut yang sama? Mengapa demikian?? Kita juga sering mengalami mengapa makanan yang disimpan di lemari es akan lebih awet dari pada makanan yang hanya disimpan
70
- Pendengar baik
10 menit
yang
dalam ruang terbuka. Eksplorasi
- Sebelum kita memasuki materi - Menyimak penjelasan dari guru - Pendengar laju reaksi terlebih dahulu kita mengetahui
apa
itu
mengenai definisi kemolaran.
molaritas.
- Disiplin
Molaritas adalah jumlah mol suatu zat yang terlarut dalam tiap liter laruta, dengan satuan mol/L - Kemolaran
berkaitan
baik
dengan - Menyimak dan mecatat rumus
jumlah mol dan volume larutan.
kemolaran yang diberikan oleh
Hubungan ini dapat dituliskan
guru.
sebagai berikut.
Keterangan: M = kemolaran (mol L-1) V = volume larutan (mol) n = jumlah zat terlarut (mol) jika zat terlarut dinyatakan dalam
71
yang
40 menit
satuan gram dan volume larutan dinyatakan dalam mL atau cm3, kemolaran
dapat
dirumuskan
sebagai berikut. - Untuk memperkecil konsentrasi - Menyimak
penjelasan
guru
larutan, kita dapat menambahkan
mengenai pengenceran larutan dan
sejumlah
mencatat rumus pengenceran serta
pelarut.
menyebabkan
Pengenceran
volume
dan
kemolaran larutan berubah, tetapi
menyimak
Rumus pengenceran: V1 M1 = V2 M2 Contoh soal: ml
air
yang
soal
pengenceran yang diberikan guru.
jumlah zat terlarut tidak berubah.
Berapa
contoh
harus
dicampur dengan 100 ml larutan NaOH 0,5 M sehingga menjadi 0,2 M?
72
Jawab: Diket: V1 = 100 ml M1 = 0,5 M M2 = 0,2 M Misalkan volume air yang harus ditambahkan = x ml, maka volume akhir larutan, V2 = (100 + x) ml. V2 dapat ditentukan: V1 M1 = V2 M2 100 x 0,5 = (100 + x) x 0,2 50 = 20 + 0,2x x = 30/0,2 x = 150 Jadi
volume
air
yang
harus
ditambahkan sebanyak 150 ml. - Menjelaskan
perhitungan - Menyimak dan mencatat rumus
kemolaran jika yang digunakan
pengenceran larutan pekat yang
adalah larutan pekat, dengan cara
dijelaskan guru.
73
pengenceran
larutan
pekat.
Kemolaran larutan pekat dapat ditentukan jika kadar dan massa jenisnya diketahui, yaitu dengan menggunakan rumus:
dengan: M = kemolaran ρ = massa jenis kadar = % massa mm = massa molar - Menjelaskan definisi laju reaksi, mungkin ketika mendengar laju reaksi yang terpikirkan oleh kita
- Menyimak mengenai
dengan
definisi
beserta contohnya.
adalah kecepatan, atau sebuah perpindahan
penjelasan
waktu
tertentu. Namun dalam kimia laju
74
laju
guru reaksi
ini didefinisikan sebagai ukuran yang
menyatakan
perubahan
konsentrasi zat-zat pereaksi atau zat-zat hasil reaksi tiap satuan waktu. - Memberikan salah satu contoh pada laju reaksi. - X + Y → Z. Jika konsentrasi awal Y = 0,5 M dan setelah bereaksi dengan X selama satu menit konsentrasinya menjadi 0,2 M, maka tentukan laju reaksi tersebut terhadap Y! Jawab. [ ]
75
- Menjelaskan faktor-faktor yang - Menyimak
penjelasan
guru
dapat mempengaruhi laju reaski
mengenai faktor-faktor apa saja
yaitu:
yang dapat mempengaruhi laju
1. Suhu
reaksi.
2. Konsentrasi 3. Luas permukaan 4. Katalis Untuk
membuktikan
pengaruh
faktor-faktor tersebut terhadap laju reaksi, datang,
pertemuan ibu
yang
akan
akan
melakukan
demonstrasi
untuk
memperlihatkan kepada kalian. Elaborasi
- Menanyakan kepahaman siswa
- Menjawab
sesuai
pemahaman - Komunikatif
mereka masing-masing. - Mempersilahkan bertanya
hal-hal
siswa yang
10 menit
untuk - Menanyakan hal-hal yang kurang kurang
dimengerti.
dimengerti. Konfirmasi
- Memberikan tugas kepada siswa.
- Mengerjakan tugas yang diberikan
76
- Disiplin
20
1. Tentukan
massa
dari
CO(NH2)2 yang terdapat pada
oleh guru, dan mencoba untuk
- Bertanggungjawab
menyelesaikan.
- Komunikatif
500 mL larutan CO(NH2)2 0,2
- Jujur
M. Diketahui Mr CO(NH2)2 = 60 2. Larutan
NaOH
sebanyak
200
diencerkan larutan
0,5
mL hendak
hingga
NaOH
M
menjadi 0,2
M.
Tentukan volume air yang harus ditambahkan ke dalam larutan tersebut! 3. Hitung kemolaran asam sulfat 98%
jika
dikethui
massa
jenisnya 1,8 kg L-1! (Mm H2SO4 = 98) 4. Apa yang dimaksud dengan laju reaksi?
77
menit
- Meminta siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis. - Meminta
siswa
lain
- Siswa
menuliskan
jawaban
di
papan tulis. untuk
mengoreksi hasil jawaban yang
- Siswa lain mengoreksi jawaban yang diberikan oleh temannya.
diberikan oleh temannya di papan tulis. - Meminta
siswa
untuk
menyimpulkan pembelajaran hari
- Menyimpulkan pembelajaran hari ini.
ini. - Melengkapi
kesimpulan
yang
disampaikan oleh siswa.
- Mendengarkan
kelengkapan
kesimpulan yang dijelaskan oleh guru.
Kegiatan Akhir Penutup
- Memberikan tugas kepada siswa: 1. Mencari artikel tentang laju
- Memperhatikan
dan
mencatat
tugas yang diberikan oleh guru.
reaksi. 2. Memberikan 5 contoh laju reaksi pada kehidupan seharihari. - Mengakhiri pertemuan, berdoa dan
- Berdoa dan membalas salam.
78
- Disiplin - Religius
5 menit
mengucapkan salam.
Pertemuan Kedua Kegiatan
Kegiatan Guru
Pembelajaran Kegiatan Awal
- Mengucapkan
Karakter Siswa
Kegiatan Siswa
salam
yang diharapkan
dan - Menjawab salam
- Religius
mengkondisikan kelas
Waktu 5 menit
- Komunikatif
- Mengecek kehadiran siswa
- Menjawab
ketika
namanya
dipanggil. Apersepsi
- Menanyakan kepada siswa apakah - Menjawab pertanyaan guru.
- Disiplin
sudah menyelesaikan tugas pada
- Komunikatif
pertemuan sebelumnya.
- Pendengar
- Menjelaskan
faktor-faktor
yang - Menyimak
penjelasan
guru
dapat mempengaruhi laju reaksi
mengenai faktor-faktor laju reaksi
dalam kehidupan sehari-hari.
yang
“Dalam
kehidupan sehari-hari.
kehidupan
sehari-hari
sering kita menemukan bahwa makanan yang disimpan di dalam
79
dapat
ditemui
dalam
baik
- 10 menit yang
lemari es akan lebih awet dari pada makanan yang disi simpan di ruang terbuka bukan? Kemudian bahan makanan
yang
dipotong-potong
sebelum dimasak akan lebih cepat matang.
Itu
adalah
beberapa
kejadian yang membuktikan bahwa terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi.” - Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini, yaitu demonstrasi
percobaan
untuk
membuktikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi. Eksplorasi
- Melakukan demonstrasi percobaan - Menyimak dan
meminta
siswa
untuk
serta
dan
membantu
memperhatikan guru
untuk
mempersiapkan alat tulis untuk
melakukan demonstrasi percobaan
mencatat alat dan bahan serta
faktor-faktor yang mempengaruhi
langkah kerja yang dilakukan guru
laju reaksi.
80
- 50 menit
dalam
proses
demonstrasi
percobaan. - Melakukan demonstrasi percobaan pengaruh suhu terhadap laju reaksi dan meminta perwakilan siswa untuk membantu mengamati reaksi yang terjadi. - Melakukan demontrasi percobaan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dan meminta perwakilan siswa untuk membantu mengamati reaksi yang terjadi. - Melakukan demonstrasi percobaan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi dan meminta perwakilan siswa untuk membantu mengamati reaksi yang terjadi. - Melakukan demonstrasi percobaan pengaruh
katalis
terhadap
laju
81
reaksi dan meminta siswa untuk membantu mengamati reaksi yang terjadi. Elaborasi
- Menanyakan pemahaman siswa.
- Menjawab
sesuai
pemahaman
mereka. - Memberikan kesempatan kepada - Mengajuan siswa
untuk
mengajukan
pertanyaan. Konfirmasi
- Meminta
guru
- Komunikatif
- 10
- Rasa ingin tahu pertanyaan
untuk
hal
yang
kepada
menit
- Teliti
kurang
dimengerti. siswa
untuk
menyimpulkan pembelajaran hari ini. - Melengkapi kesimpulan yang sudah
- Menyimpulkan pembelajaran yang sudah diajarkan hari ini. - Memperhatikan
penjelasan
- Komunikatif - Pendengar
guru
- 10 yang
menit
baik
mengenai kelengkapan kesimpulan.
dibuat oleh siswa. Kegiatan Akhir Penutup
- Meminta siswa untuk membaca materi selanjutnya yaitu persamaan
- Mendengarkan
perintah
dengan seksama.
laju reaksi. - Mengakhiri pertemuan, berdoa dan
- Berdoa dan membalas salam.
mengucapkan salam.
82
guru
- Komunikatif - Religius
- 5 menit
I.
Sumber Belajar 1. Michael Purba dan Sunardi, Kimia untuk SMA/MA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2012. 2. Yuliani, Intisari Kimia, Jakarta: Laskar Aksara, 2012. 3. Ralph H. Petruci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jakarta: Erlangga, 1987.
J.
Penilaian 1. Kognitif (tes) 2. Afektif (keaktifan bertanya)
Tangerang,
November 2013
Mengetahui, Guru Bidang Studi
Kepala Sekolah
Drs. H. SOFA’I ADNAN, M.M
WULAN SUSANTI
NIP. 19540423 198101 1 002
83
LAMPIRAN 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah
: SMA NEGERI 4 KABUPATEN TANGERANG
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI IPA 3
Waktu
: 90 menit/pertemuan
A. Standar Kompetensi 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengarujinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. B. Kompetensi Dasar 3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. C. Indikator Indikator Kompetensi Dasar 3.1 :
Mengidentifikasi konsentrasi larutan (molaritas larutan)
84
LAMPIRAN 2
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, luas permukaan, suhu, dan katalis) melalui percobaan.
Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
D. Tujuan Pembelajaran Kompetensi Dasar 3.1
Siswa dapat mengidentifikasi konsentrasi larutan (molaritas larutan).
Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang dapat menganalisis laju reaksi.
Siswa dapat menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reksi.
E. Materi Ajar Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahan waktu. Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain konsentrasi pereaksi, suhu, tekanan, katalis, dan luas permukaan bidang sentuh. Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi. Semakin besar konsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi antar partikel semakin banyak. Hal ini menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Demikian juga jika konsentrasi diperkecil. Tumbukan yang terjadi antar partikel menjadi berkurang. Dengan demikian laju reaksi menjadi semakin kecil.
85
LAMPIRAN 2 Apabila suhu reaksi ditingkatkan, maka akan menyebabkan partikel semakin aktif bergerak sehinga tumbukan ang terjadi akan semakin banyak. Akibatnya laju reaksi menjadi bertambah cepat. Sebaliknya, apabila suhu reaksi diturunkan, maka akan menyebabkan berkurangnya tumbukan antar prtikel. Hal ini berakibat pada menurunnya laju reaksi. Kelajuan dari pereaksi dalam wujud gas dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi sehingga akan meningkatkan laju reaksi. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat, atau memungkinkan reaksi terjadi pada suhu rendah. Hal ini dapat terjadi karena perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis merupakan suatu zat yang ditambahkan pada reaksi, tapi tidak ikut bereaksi. Katalis dapat mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu. Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi. Semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak. Akibatnya laju reaksi semakin cepat. Begitu juga ketika luas permukaan diperkecil, maka tumbukan yang terjadi akan berkurang. Sehingga kecepatan laju reaksi akan berkurang pula.
F. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
G. Media Pembelajaran
Papan tulis, spidol
Alat dan bahan eksperimen
86
LAMPIRAN 2 H. Skenario Pembelajaran Pertemuan Pertama Tahapan Inkuiri Terbimbing
Kegiatan Guru - Mengucapkan salam mengkondisikan kelas - Mengecek kehadiran siswa. -
Inisiasi
-
-
Seleksi Eksplorasi
Kegiatan Siswa dan - Menjawab salam
Karakter Siswa yang diharapkan - Religius - Komunikatif
- Menjawab ketika namanya dipanggil. Membagi siswa menjadi 5 - Berkumpul dengan teman - Disiplin kelompok dan memerintahkan sekelompoknya. - Rasa ingin tahu untuk berkumpul dengan teman - Pendengar yang baik sekelompoknya. - Menerima LKS dan membantu Memberikan lembaran LKS I dan guru dalam pembagian LKS. LKS II, LKS I berjudul faktor konsentrasi dalam laju reaksi dan LKS II berjudul faktor suhu dalam laju reaksi. - Memperhatikan dengan Menjelaskan fenomena yang seksama. berkaitan dengan materi pelajaran yang akan dipelajari. Memerintahkan siswa untuk - Membuat rumusan masalah dan - Bertanggungjawab mebuat rumusan maslah dan membuat hipotesis. hipotesis sebelum melakukan percobaan. Memerintahkan siswa untuk - Memilih alat dan bahan yang - Disiplin merancang percobaan dengan sudah disedikan oleh guru. - Bertanggungjawab memilih alat dan bahan yang - Pendengar yang baik
87
Waktu
10 menit
5 menit
40 menit
LAMPIRAN 2
Formulasi
Koleksi
Presentasi
sudah disediakan. - Memerintahkan siswa untuk membuat langkah percobaan. - Membantu siswa dalam menyamakan pemilihan alat dan bahan serta langkah percobaan yang tepat. - Memerintahkan siswa untuk melakukan percobaan. - Mengawasi jalannya praktikum sekaligus membantu kelompok yang mengalami kesulitan. - Menginstruksikan kepada masingmasing kelompok untuk mencatat hasil percobaan. - Menugaskan kepada masingmasing kelompok untuk mengolah data dan membuat kesimpulan dari hasil kegiatan praktikum. - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. - Memerintahkan setiap kelompok untuk mencari informasi aplikatif yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. - Memerintahkan perwakilan setiap kelompok untuk
- Membuat langkah percoban. - Memperhatikan seksama.
guru
- Komunikatif - Kerjasama
dengan
- Melakukan percobaan. - Menanyakan beberapa hal yang kurang dimengerti.
- Mencatat hasil percobaan.
- Bertanggungjawab - Kerjasama
- Mengolah data dan membuat kesimpulan dari hasil kegiatan praktikum.
15 menit
- Mengajukan pertanyaan.
- Komunikatif - Kerjasama - Mencari informasi aplikatif - Bertanggungjawab yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari.
- Perwakilan mempresentasikan
88
kelompok - Komunikatif hasil - Pendengar yang baik
15 menit
LAMPIRAN 2
-
-
-
-
mempresentasikan hasil percobaannya. Mempersilahkan kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi kelompok yang sedang mempresentasikan hasil percobaannya. Memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok yang telah menampilkan presentasinya. Membimbing siswa dalam menyimpulkan materi yang dipelajari. Mengakhiri pertemuan, berdoa dan mengucapkan salam.
percobaannya. - Kerjasama - Kelompok lain bertanya dan menanggapi presentasi kelompok lain. - Menerima penghargaan diberikan guru.
yang
- Menyimpulkan materi yang - Komunikatif dipelajari. - Bertanggungjawab - Berdoa dan menjawab salam. - Religius
5 menit
Pertemuan Kedua Tahapan Inkuiri Terbimbing
Inisiasi
Kegiatan Guru - Mengucapkan salam mengkondisikan kelas - Mengecek kehadiran siswa. - Membagi kelompok
Kegiatan Siswa dan - Menjawab salam
Karakter Siswa yang diharapkan - Religius - Komunikatif
- Menjawab ketika namanya dipanggil. siswa menjadi 5 - Berkumpul dengan teman - Disiplin dan memerintahkan sekelompoknya. - Rasa ingin tahu
89
Waktu
10 menit
LAMPIRAN 2
-
-
Seleksi -
Eksplorasi
-
-
untuk berkumpul dengan teman sekelompoknya. Memberikan lembaran LKS III dan LKS IV, LKS III berjudul faktor luas permukaan dalam laju reaksi dan LKS IV berjudul faktor katalis dalam laju reaksi. Menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan dipelajari. Memerintahkan siswa untuk mebuat rumusan maslah dan hipotesis sebelum melakukan percobaan. Memerintahkan siswa untuk merancang percobaan dengan memilih alat dan bahan yang sudah disediakan. Memerintahkan siswa untuk membuat langkah percobaan. Membantu siswa dalam menyamakan pemilihan alat dan bahan serta langkah percobaan yang tepat. Memerintahkan siswa untuk melakukan percobaan. Mengawasi jalannya praktikum sekaligus membantu kelompok
- Pendengar yang baik - Menerima LKS dan membantu guru dalam pembagian LKS.
- Memperhatikan seksama.
dengan
- Membuat rumusan masalah dan - Bertanggungjawab membuat hipotesis.
- Memilih alat dan bahan yang sudah disedikan oleh guru. - Membuat langkah percoban. - Memperhatikan guru dengan seksama. - Melakukan percobaan. - Menanyakan beberapa hal yang kurang dimengerti.
90
5 menit
Disiplin Bertanggungjawab Pendengar yang baik Komunikatif Kerjasama 40 menit
LAMPIRAN 2
Formulasi
Koleksi
Presentasi
yang mengalami kesulitan. - Menginstruksikan kepada masingmasing kelompok untuk mencatat hasil percobaan. - Menugaskan kepada masingmasing kelompok untuk mengolah data dan membuat kesimpulan dari hasil kegiatan praktikum. - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. - Memerintahkan setiap kelompok untuk mencari informasi aplikatif yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. - Memerintahkan perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaannya. - Mempersilahkan kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi kelompok yang sedang mempresentasikan hasil percobaannya. - Memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok yang telah menampilkan presentasinya.
- Mencatat hasil percobaan.
- Bertanggungjawab - Kerjasama
- Mengolah data dan membuat kesimpulan dari hasil kegiatan praktikum.
15 menit
- Mengajukan pertanyaan.
- Komunikatif - Kerjasama - Mencari informasi aplikatif - Bertanggungjawab yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari.
- Perwakilan kelompok - Komunikatif mempresentasikan hasil - Pendengar yang baik percobaannya. - Kerjasama - Kelompok lain bertanya dan menanggapi presentasi kelompok lain. 15 menit - Menerima penghargaan diberikan guru.
91
yang
LAMPIRAN 2 - Membimbing siswa dalam - Menyimpulkan materi yang - Komunikatif menyimpulkan materi yang dipelajari. - Bertanggungjawab dipelajari. - Berdoa dan menjawab salam. - Religius - Mengakhiri pertemuan, berdoa dan mengucapkan salam. I.
Sumber Belajar 1. 2. 3.
Michael Purba dan Sunardi, Kimia untuk SMA/MA kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2012. Yuliani, Intisari Kimia, Jakarta: Laskar Aksara, 2012. Ralph H. Petruci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jakarta: Erlangga, 1987.
J. Penilaian 1. Kognitif (tes, laporan praktikum) 2. Afektif (keaktifan, diskusi, performance) 3. Psikomotor (keterampilan menyiapkan perlengkapan praktikum dan melakukan percobaan)
92
5 menit
LAMPIRAN 2 Tangerang,
November 2013
Mengetahui, Kepala Sekolah
Guru Bidang Studi
Drs. H. SOFA’I ADNAN, M.M
WULAN SUSANTI
NIP. 19540423 198101 1 002
93
LAMPIRAN 3
KISI-KISI SOAL KETERAMPILAN PROSES SAINS
Bidang Studi
: Kimia
Materi Pokok
: Laju Reaksi
Jumlah Soal
: 15
Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar
: 3.1 mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju
Tahap Inkuiri Terbimbing Inisiasi Seleksi
Indikator Pembelajaran
dan Menganalisis
Indikator Soal
Membedakan
Indikator
Nomor
KPS
Soal
laju Observasi
Soal
Skor Maksimal
Amatilah gambar percobaan berikut ini!
faktor-faktor yang reaksi dari perlakuan
1
mempengaruhi laju yang berbeda
94
3
LAMPIRAN 3 reaksi
melalui
percobaan.
Perbedaan apa yang tampak dari kedua gambar tersebut? Mengapa demikian? Jelaskan! Membedakan
laju Observasi
Amatilah gambar berikut!
reaksi dari perlakuan
8
yang berbeda
95
3
LAMPIRAN 3
Jelaskan perbedaan CO2 yang terbentuk dari kedua perlakuan di atas! Berikan pula alasannya! Menentukan hipotesis
Membuat
Seseorang akan melakukan penelitian tentang
dari hipotesis
2
permasalahan
pengaruh katalis berupa karbit (CaC2) terhadap tingkat kecepatan pematangan buah mangga. Rumusan masalah yang Ia buat adalah Apakah
96
3
LAMPIRAN 3 katalis karbit (CaC2) dapat berpengaruh terhadap tingkat kematangan buah mangga? Buatlah hipotesis dari permasalahan tersebut! Menentukan hipotesis
Membuat
Seseorang akan melakukan percobaan tentang
dari hipotesis
pengaruh suhu terhadap daya tahan makanan dari
permasalahan
9
kebusukan. Rumusan masalah yang dibuat adalah Apakah suhu berpengaruh terhadap laju
3
reaksi? Buatlah hipotesis dari permasalahan tersebut! Eksplorasi
Menganalisis
Menyebutkan
faktor-faktor yang dan
bahan
mempengaruhi laju percobaan reaksi percobaan.
melalui permukaan
alat Merencanakan
Sebutkan alat dan bahan apa saja yang
pada percobaan
diperlukan bila kamu ingin membuktikan bahwa
luas
3
bidang
luas
permukaan
batu
pualam
dapat
4
mempengaruhi laju reaksi?
sentuh. Menjelaskan langkah Merencanakan
Jelaskan langkah kerja dari percobaan yang
kerja dari percobaan percobaan
membuktikan katalis dapat mempengaruhi laju
pengaruh
katalis
7
terhadap laju reaksi.
97
reaksi!
5
LAMPIRAN 3 Menentukan
dan Menggunakan
Seseorang akan melakukan percobaan untuk
menjelaskan
alat dan bahan
mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
penggunaan
alat
yang
digunakan
dalam
percobaan
Alat apakah yang digunakan untuk mengukur 4
suhu? Jelaskan penggunaanya!
3
pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Menjelaskan
cara Menggunakan
Tujuan dari percobaan pengaruh luas permukaan
penggunaan
bahan alat dan bahan
terhadap laju reaksi adalah membuktikan bahwa
praktikum pengaruh
Formulasi
Menganalisis
luas permukaan. Bahan apa sajakah yang
katalis terhadap laju
digunakan untuk menghasilkan CO2? Jelaskan
reaksi.
cara penggunaannya!
Membuat
faktor-faktor yang kesimpulan mempengaruhi laju berdasarkan reaksi
10
Interpretasi
Dewi sedang melakukan uji coba penguraian
data
H2O2
data
dengan
menggunakan
katalis
3
untuk
mempercepat laju reaksi. Berikut data yang
melalui yang disediakan.
5
percobaan.
98
diperoleh:
4
LAMPIRAN 3
Bahan
Gelembung
H2O2
Sedikit gelembung
H2O2 + NaCl
Sedikit gelembung
H2O2 + FeCl3
Banyak gelembung
Buatlah kesimpulan berdasarkan data di atas! Membuat
Interpretasi
Andi melakukan praktikum mengenai pengaruh
kesimpulan
data
suhu terhadap laju reaksi, dan memperoleh data
berdasarkan
data
sbb:
yang disediakan. Percobaan
11
Temperatur (oC)
10 ml
20 ml
Waktu
HCl
Na2S2O3
reaksi
(M”)
(M)
(s)
1
27
2
0,2
18
2
37
2
0,2
9
3
47
2
0,2
4
Buatlah kesimpulan berdasarkan data di atas!
99
3
LAMPIRAN 3 Membuat
Interpretasi
kesimpulan
data
berdasarkan
Dibawah ini disediakan tabel prosedur dan hasil 15
data
pengamatan dari percobaan praktikum faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi.
yang disediakan.
Prosedur dan Hasil Pengamatan Prosedur 1.
Pengamatan
Pengaruh Konsentrasi Menyediakan 4 buah tabung reaksi, lalu Pita magnesium yang digunakan masingmengisi masing-masing tabung dengan pita masing berukuran 3x3 mm. Pada tabung pertama, reaksi berjalan lambat dengan waktu
magnesium.
Memasukkan HCl 0,5 M pada tabung 6342 detik. Pada tabung kedua, reaksi berjalan pertama, HCl 1 M pada tabung kedua, HCl agak lambat dengan waktu 397 detik. Pada 2 M pada tabung ketiga, dan HCl 3 M pada tabung ketiga, reaksi berlangsung sedang dengan waktu 183 detik. Sedangkan, pada
tabung keempat.
Mengamati keempatnya, mencatat waktu tabung keempat, reaksi berlangsung cepat yaitu dalam waktu 51 detik.
yang dibutuhkan sampai reaksi berhenti.
100
4
LAMPIRAN 3 2.
Pengaruh Suhu
Pada percobaan pertama, didapatkan suhu
Memasukkan larutan 15ml Na2S2O3 0,1 campuran
sebesar
290C.
laju
reaksi
M ke dalam 15ml larutan HCl 0,1 M yang berlangsung sangat lambat dengan waktu 888 detik. Pada suhu 400C, laju reaksi berlangsung
ditaruh di atas kertas bertanda X.
Mengamati sampai tanda X tidak terlihat lebih cepat dengan waktu 103 detik. Pada suhu 0 dari atas. Kemudian, menaikkan suhu 50 C, laju reaksi tidak jauh dengan percobaan
larutan Na2S2O3 menjadi 400C, 500C, dan sebelumnya yaitu dalam waktu 96 detik. Pada 0 600C lalu mempraktikkan sama seperti suhu 60 C, laju reaksi berlangsung paling cepat
dengan waktu 66 detik. Warna akhir larutan
Na2S2O3 yang tidak dipanaskan. Mengamati
juga,
sampai
tanda
X yaitu putih pucat.
menghilang. Mencatat suhu awal dan akhir. 3.
Pengaruh Luas Permukaan Menyiapkan 2 buah tabung reaksi. Mengisi Tabung pertama, membutuhkan waktu sampai tabung pertama dengan bongkahan batu laju reaksi berhenti selama 1020 detik. pualam
sebanyak
2
gram,
lalu Sedangkan, tabung kedua membutuhkan waktu 600 detik sampai laju reaksi berhenti.
menambahkan 1ml HCl 2M. Mengisi tabung kedua dengan gerusan batu pualam
sebanyak
2
gram,
lalu
101
LAMPIRAN 3 menambahkan pula 1ml HCl 2M. Mengamati laju reaksi keduanya. 4.
Pengaruh Katalis Menyiapkan
3
buah
tabung
reaksi, Laju reaksi pada tabung pertama berlangsung
kemudian mengisi ketiganya dengan 5ml selama 2 jam, 1 menit, 3 detik. Pada tabung larutan H2O2. Tabung pertama sebagai kedua selama 1 jam, 39 menit, 22 detik. Pada tabung ketiga selama 7 menit, 54 detik.
pembanding. Menambahkan tabung kedua dengan NaCl 0,1 M 2 tetes. Menambahkan
tabung
ketiga
dengan
FeCl3 0,1 M 4 tetes. Mengamati ketiganya. Buatlah kesimpulan dari masing-masing percobaan dan buatlah definisi laju reaksi berdasarkan hasil pengamatan yang telah didapatkan!
102
LAMPIRAN 3 Menafsirkan grafik Membuat dari data percobaan garis tentang faktor
grafik Berkomunikasi
Amati tabel berikut!
berdasarkan
faktor- data
yang
Nomor
Konsentrasi
Waktu
tabung reaksi
Larutan HCl
(s)
1
1M
193
2
2M
99
3
3M
27
yang disediakan.
mempengaruhi laju
6
reaksi.
4
Buatlah grafik garis dari data di atas! Dan buatlah kesimpulan dari data tersebut! Berkomunikasi
Amati tabel di bawah ini! Percobaan
13
Temperatur (oC)
10 ml
20 ml
Waktu
HCl
Na2S2O3
reaksi
(M”)
(M)
(s)
1
27
2
0,2
18
2
37
2
0,2
9
3
47
2
0,2
4
Buatlah grafik garis berdasarkan data tersebut! Dan
buatlah
tersebut!
103
kesimpulan
berdasarkan
data
4
LAMPIRAN 3 Koleksi
Menjelaskan penerapan
Menjelaskan konsep penerapan
laju reaksi dalam laju kehidupan hari.
reaksi
sehari- kehidupan
Menerapkan
Rani mendapat oleh-oleh dari mangga dari
konsep konsep
Paman, mangga tersebut sudah besar dan
dalam
berwarna hijau tua namum belum matang. Rani
sehari-
sudah tidak sabar untuk memakannya, Paman
hari.
12
menyarankan Rani untuk membungkus mangga
3
tersebut dalam wadah yang diberi kalsium karbida (karbit) agar cepat matang. Apakah kejadian tersebut terdapat hubungan dengan konsep laju reaksi? Jelaskan! Menjelaskan penerapan laju
reaksi
kehidupan
Menerapkan
Saat kita ingin membeli ikan di pasar atau
konsep konsep
supermarket terlihat jika ikan diletakkan dalam
dalam
14
sehari-
wadah yang diberi es. Apakah kejadian tersebut terdapat hubungan dengan laju reaksi? Jelaskan!
hari.
104
3
LAMPIRAN 4 Jawaban dan Pedoman Penilaian Tes KPS No. 1.
Soal
Jawaban dan Kriteria
Amatilah gambar berikut!
Skor
Jawaban : Terdapat perbedaan warna. Pada waktu yang sama gambar A menghasilkan larutan yang lebih keruh dibandingkan dengan gambar B. Itu dikarenakan larutan pada gambar A memiliki konsentrasi larutan yang lebih tinggi.
Jawaban benar dan alasan benar
3
Jawaban benar tetapi alasan salah
2
Jawaban benar tanpa alasan
1
Jawaban salah
0
Perbedaan apa yang tampak dari kedua gambar tersebut? Mengapa demikian? Jelaskan! 2.
Seseorang akan melakukan penelitian tentang pengaruh Jawaban : Terdapat pengaruh katalis karbit (CaC2) katalis berupa karbit (CaC2) terhadap tingkat kecepatan terhadap tingkat kecepatan pematangan buah pematangan buah mangga. Rumusan masalah yang Ia mangga. buat adalah Apakah katalis karbit (CaC2) dapat Hipotesisnya menyebutkan 2 variabel dengan berpengaruh terhadap tingkat kematangan buah mangga?
benar, dan hubungan kedua variabel tersebut benar Hipotesisnya menyebutkan 2 variabel dengan
Buatlah hipotesis dari permasalahan tersebut!
105
3
2
LAMPIRAN 4 benar, tetapi hubungan kedua variabel tersebut salah Hipotesisnya hanya menyebutkan 1 varibel yang
1
benar Jawaban salah atau tidak menjawab 3.
0
Sebutkan alat dan bahan apa saja yang diperlukan bila Jawaban : Serbuk pualam CaCO3, butiran pualam kamu ingin membuktikan bahwa luas permukaan batu CaCO3, kepingan pualam CaCO3, larutan HCl 2M, pualam (CaCO3) dapat mempengaruhi laju reaksi?
batang pengaduk, gelas ukur dan gelas kimia. Menyebutkan 4 alat dan bahan yang benar atau
4
lebih
4.
Menyebutkan 3 alat dan bahan yang benar
3
Menyebutkan 2 alat dan bahan yang benar
2
Menyebutkan 1 alat dan bahan yang benar
1
Jawaban salah atau tidak menjawab
0
Seseorang akan melakukan percobaan untuk mengetahui Jawaban : Termometer. Mencelupkan termometer ke pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Alat apakah yang dalam wadah yang berisi air untuk mengatur suhu digunakan
untuk
mengukur
suhu?
Jelaskan larutan HCl dan Na2S2O3 di dalam gelas kimia
penggunaanya!
sebelum dicampurkan. Menyebutkan alat dan cara penggunaanya
106
3
LAMPIRAN 4 Menyebutkan alat tetapi cara penggunaannya
2
kurang tepat.
5.
Menyebutkan bahan atau cara penggunaannya saja.
1
Jawaban salah atau tidak menjawab
0
Dewi sedang melakukan uji coba penguraian H2O2 Jawaban
:
FeCl3
merupakan
katalis
yang
dengan menggunakan katalis untuk mempercepat laju mempengaruhi cepatnya proses penguraian H2O2. reaksi. Berikut data yang diperoleh: Bahan
Katalis berpengaruh terhadap laju reaksi. Menjelaskan
Gelembung
H2O2
Sedikit gelembung
H2O2 + NaCl
Sedikit gelembung
H2O2 + FeCl3
Banyak gelembung
dan
4
Tidak menjelaskan hasil data atau hasil data salah
3
hasil
data
dengan
benar
dihubungkan dengan hipotesis yang benar
dan dihubungkan dengan hipotesis. Menjelaskan
hasil
data
dengan
benar
dan
2
dihubungkan dengan hipotesis, tetapi hipotesisnya Buatlah kesimpulan berdasarkan data di atas!
salah atau tanpa hipotesis Menjelaskan hasil data dan hipotesis tetapi kurang
1
tepat
107
Jawaban salah atau tidak menjawab
0
LAMPIRAN 4 6.
Amati tabel berikut!
1/t (m/s)
Nomor tabung
Konsentrasi
Waktu (s)
reaksi
Larutan HCl
1
1M
193
2
2M
99
3
3M
27
0.04 0.02 0 0
1
2
3
4
Konsentrasi HCl (M)
Buatlah grafik garis dari data di atas! Dan buatlah Terdapat pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Semakin tinggi konsentrasi maka laju reaksi semakin kesimpulan berdasarkan data tersebut! cepat.
Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan
4
variabel Y benar, data di grafik sesuai dengan data di tabel dan kesimpulan benar.
Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan
3
variabel Y benar, data di grafik salah atau tidak sesuai dengan data di tabel dan kesimpulan benar.
Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan variabel Y nya salah, data di grafik kurang tepat atau tidak sesuai dengan data di tabel dan kesimpulan kurang tepat..
108
2
LAMPIRAN 4
Bentuk grafik benar, penenmpatan variabel X dan
1
variabel Y nya salah, data di grafik salah atau tidak sesuai dengan data di tabel dan kesimpulan salah. 7.
Jawaban salah atau tidak menjawab
0
Jelaskan langkah kerja dari percobaan yang membuktikan Jawaban : katalis dapat mempengaruhi laju reaksi!
1. Siapkan 3 buah tabung reaksi dan diletakkan dalam rak tabung reaksi. 2. Mengisi 3 buah tabung reaksi dengan 10 ml H2O2. Tabung pertama sebagai pembanding. 3. Mengisi tabung reaksi kedua dengan 5 tetes NaCl. 4. Mengisi tabung reaksi ketiga dengan 5 tetes FeCl3. 5. Mengamati reaksi yang terjadi pada ketiga tabung tersebut.
109
Menjelaskan 5 langkah kerja dengan benar
5
Menjelaskan 4 langkah kerja dengan benar
4
Menjelaskan 3 langkah kerja dengan benar
3
LAMPIRAN 4
8.
Amatilah gambar percobaan berikut ini!
Menjelaskan 2 langkah kerja dengan benar
2
Menjelaskan 1 langkah kerja dengan benar
1
Jawaban salah atau tidak menjawab
0
Jawaban : Volume CO2 yang dihasilkan pada percobaan pertama lebih sedikit dari yang diperoleh pada percobaan kedua. Hal ini disebabkan oleh serbuk CaCO3 yang digunakan memiliki luas permukaan yang lebih besar dari butiran CaCO3. Sehingga laju reaksi pembentukan CO2 lebih besar. Jawaban benar dan alasan benar
3
Jawaban benar, tetapi alasan salah
2
Jawaban benar dan tanpa alasan
1
Jawaban salah
0
Jelaskan perbedaan CO2 yang terbentuk dari kedua perlakuan di atas! Berikan pula alasannya! 9.
Seseorang akan melakukan percobaan tentang pengaruh Jawaban : Suhu berpengaruh terhadap daya tahan suhu terhadap daya tahan makanan dari kebusukan. makanan dari kebusukan.
110
LAMPIRAN 4 Rumusan masalah yang dibuat adalah Apakah suhu Hipotesisnya menyebutkan 2 variabel dengan berpengaruh terhadap laju reaksi? Buatlah hipotesis dari
3
benar, dan hubungan kedua variabel tersebut benar Hipotesisnya menyebutkan 2 variabel dengan
permasalahan tersebut!
2
benar, tetapi hubungan kedua variabel tersebut salah Hipotesisnya hanya menyebutkan 1 varibel yang
1
benar Jawaban salah atau tidak menjawab
10.
Tujuan dari percobaan pengaruh luas permukaan Jawaban
:
HCl
dan
CaCO3.
0
Dengan
cara
terhadap laju reaksi adalah membuktikan bahwa luas mencampurkan larutan HCl dengan bongkahan, permukaan. Bahan apa sajakah yang digunakan untuk butiran atau serbuk CaCO3 didalam tabung reaksi. Menyebutkan bahan dan cara penggunaanya
menghasilkan CO2? Jelaskan cara penggunaannya!
Tidak
3 dan
2
Menyebutkan bahan atau cara penggunaannya saja.
1
Jawaban salah atau tidak menjawab
0
menyebutkan
semua
bahan
menyebutkan cara penggunaannya.
111
LAMPIRAN 4 11.
Andi melakukan praktikum mengenai pengaruh suhu Jawaban : Laju reaksi berlangsung paling cepat pada keadaan temperatut yang paling tinggi yaitu 47 oC.
terhadap laju reaksi, dan memperoleh data sbb:
Percobaan
Temperatur (oC)
10 ml
20 ml
Waktu
Semakin tinggi suhu maka semakin cepat gula dapat
HCl
Na2S2O3
reaksi
larut, laju reaksi semakin cepat.
(M”)
(M)
(s)
1
27
2
0,2
18
2
37
2
0,2
9
3
47
2
0,2
4
Menjelaskan
dan
3
Tidak menjelaskan hasil data atau hasil data salah
2
hasil
data
dengan
benar
dihubungkan dengan hipotesis yang benar
dan dihubungkan dengan hipotesis. Menjelaskan
Buatlah kesimpulan berdasarkan data di atas!
hasil
data
dengan
benar
dan
dihubungkan dengan hipotesis, tetapi hipotesisnya salah atau tanpa hipotesis. Jawaban salah atau tidak menjawab
12.
Rani mendapat oleh-oleh mangga dari Paman, mangga Jawaban : Ya. Di dalam buah terdapat zat kimia tersebut sudah besar dan berwarna hijau tua namum yang disebut etilin, zat alami tersebut yang berperan belum
matang.
memakannya,
Rani Paman
sudah
1
tidak
sabar
untuk dalam proses pematangan buah. Sedangkan karbit
menyarankan
Rani
untuk atau kalsium karbida (CaC2) yang bila terkena
membungkus mangga tersebut dalam wadah yang diberi air/uap yang mengandung air akan menghasilkan gas karbit atau kalsium karbida (CaC2) agar cepat matang. asetilin (tidak alami) yang menghasilkan panas dan Apakah kejadian tersebut terdapat hubungan dengan berfungsi sama seperti etilin sehingga buah cepat
112
0
LAMPIRAN 4 konsep laju reaksi? Jelaskan!
matang, dengan cara buah ditempatkan di tempat
3
tertutup.
2
Jawaban benar, alasan benar, dan jelas
1
Jawaban benar tetapi alasan kurang tepat
0
Jawaban benar tetapi alasan salah Jawaban salah atau tidak menjawab 13.
Amati tabel di bawah ini! Percobaan
Temperatur (oC)
Suhu 0C 10 ml
20 ml
Waktu
HCl
Na2S2O3
reaksi
(M”)
(M)
(s)
1
27
2
0,2
18
2
37
2
0,2
9
3
47
2
0,2
4
50 40 30 20 10 0 18
9
4
Waktu (detik)
Buatlah grafik batang berdasarkan data tersebut! Dan Terdapat pengaruh suhu terhadap laju reaksi. buatlah kesimpulan berdasarkan data tersebut! Semakin tinggi suhu maka laju reaksi semakin cepat.
Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan variabel Y benar, data di grafik sesuai dengan data di tabel dan kesimpulan benar.
113
Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan
4
LAMPIRAN 4 variabel Y benar, data di grafik salah atau tidak
3
sesuai dengan data di tabel dan kesimpulan benar.
Bentuk grafik benar, penempatan variabel X dan variabel Y nya salah, data di grafik kurang tepat
2
atau tidak sesuai dengan data di tabel dan kesimpulan kurang tepat..
Bentuk grafik benar, penenmpatan variabel X dan
1
variabel Y nya salah, data di grafik salah atau tidak sesuai dengan data di tabel dan kesimpulan
0
salah. 14.
Jawaban salah atau tidak menjawab
Saat kita ingin membeli ikan di pasar atau supermarket Jawaban : Iya, ikan-ikan yang dijual selalu diletakkan terlihat jika ikan diletakkan dalam wadah yang diberi es. dalam wadah yang diberi es supaya tahan lama dan Apakah kejadian tersebut terdapat hubungan dengan laju tidak cepat busuk. Temperatur yang sangat rendah reaksi? Jelaskan!
akan memperlambat laju reaksi pembusukan ikan atau memperlambat laju reaksi pembusukan ikan
114
yang disebabkan oleh bakteri-bakteri tertentu.
3
Jawaban benar, alasan benar, dan jelas
2
Jawaban benar tetapi alasannya kurang tepat
1
LAMPIRAN 4 Jawaban benar tetapi alasan salah
0
Jawaban salah atau tidak menjawab 15.
Prosedur dan Pengamatan Prosedur
1.
Pengamatan
Pengaruh Konsentrasi Menyediakan 4 buah tabung reaksi, lalu mengisi Pita magnesium yang digunakan masing-masing berukuran masing-masing tabung dengan pita magnesium.
3x3 mm. Pada tabung pertama, reaksi berjalan lambat
Memasukkan HCl 0,5 M pada tabung pertama, HCl 1 M dengan waktu 6342 detik. Pada tabung kedua, reaksi berjalan pada tabung kedua, HCl 2 M pada tabung ketiga, dan agak lambat dengan waktu 397 detik. Pada tabung ketiga, reaksi berlangsung sedang dengan waktu 183 detik.
HCl 3 M pada tabung keempat. Mengamati
keempatnya,
mencatat
dibutuhkan sampai reaksi berhenti. 2.
waktu
yang Sedangkan, pada tabung keempat, reaksi berlangsung cepat yaitu dalam waktu 51 detik.
Pengaruh Suhu Memasukkan larutan 15ml Na2S2O3 0,1 M ke dalam Pada percobaan pertama, didapatkan suhu campuran sebesar 0 15ml larutan HCl 0,1 M yang ditaruh di atas kertas 29 C. laju reaksi berlangsung sangat lambat dengan waktu
bertanda X.
888 detik. Pada suhu 400C, laju reaksi berlangsung lebih
0 Mengamati sampai tanda X tidak terlihat dari atas. cepat dengan waktu 103 detik. Pada suhu 50 C, laju reaksi
Kemudian, menaikkan suhu larutan Na2S2O3 menjadi tidak jauh dengan percobaan sebelumnya yaitu dalam waktu 0 400C, 500C, dan 600C lalu mempraktikkan sama seperti 96 detik. Pada suhu 60 C, laju reaksi berlangsung paling
115
LAMPIRAN 4 Na2S2O3 yang tidak dipanaskan.
cepat dengan waktu 66 detik. Warna akhir larutan yaitu putih
Mengamati juga, sampai tanda X menghilang. Mencatat pucat. suhu awal dan akhir. 3.
Pengaruh Luas Permukaan Menyiapkan 2 buah tabung reaksi. Mengisi tabung Tabung pertama, membutuhkan waktu sampai laju reaksi pertama dengan bongkahan batu pualam sebanyak 2 berhenti selama 1020 detik. Sedangkan, tabung kedua gram, lalu menambahkan 1ml HCl 2M.
membutuhkan waktu 600 detik sampai laju reaksi berhenti.
Mengisi tabung kedua dengan gerusan batu pualam sebanyak 2 gram, lalu menambahkan pula 1ml HCl 2M. Mengamati laju reaksi keduanya. 4.
Pengaruh Katalis Menyiapkan 3 buah tabung reaksi, kemudian mengisi Laju reaksi pada tabung pertama berlangsung selama 2 jam, ketiganya dengan 5ml larutan H2O2. Tabung pertama 1 menit, 3 detik. Pada tabung kedua selama 1 jam, 39 menit, sebagai pembanding.
22 detik. Pada tabung ketiga selama 7 menit, 54 detik.
Menambahkan tabung kedua dengan NaCl 0,1 M 2 tetes. Menambahkan tabung ketiga dengan FeCl3 0,1 M 4 tetes. Mengamati ketiganya.
116
LAMPIRAN 4 Buatlah kesimpulan dari data hasil percobaan di atas dan buatlah definisi laju reaksi berdasarkan hasil pengamatan yang telah didapatkan!
-
Terdapat pengaruh konsentrasi, suhu, laju reaksi dan katalis terhadap laju reaksi.
-
Laju reaksi merupakan perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap perubahan waktu.
4
Kesimpulannya dihubungkan dengan hipotesis dan definisi benar
3
Kesimpulannya tidak dihubungkan dengan hipotesis dan definisi benar.
2
Hanya menyebutkan kesimpulan atau definisi dengan benar.
1
Kesimpulan dan definisinya kurang tepat.
0
Jawaban salah atau tidak menjawab
117
118
LAMPIRAN 5
LEMBAR KERJA SISWA PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI Nama
:
Kelas
: XI .....
Kelompok
:
Anggota
:
TUJUAN PERCOBAAN Merancang suatu eksperimen untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi I.
TERMINOLOGI
Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satu satuan waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun. Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk. Cara yang umum digunakan untuk menyatakan laju reaksi adalah laju pengurangan konsentrasi molar pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar produk dalam satu satuan waktu sebagai berikut. Reaksi: R → P
Dengan,
R = pereaksi (reaktan) P = produk v = laju reaksi t = waktu reaksi
119
LAMPIRAN 5
𝜟 [R] = perubahan konsentrasi molar pereaksi 𝜟 [P] = perubahan konsentrasi molar produk = laju pengurangan konsentrasi molar salah satu pereaksi dalam satu satuan waktu. = laju pertambahan konsentrasi molar salah satu produk dalam satu satuan waktu. Laju suatu reaksi tentunya dipengaruhi faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan dari reaksi tersebut. Pada kegiatan eksperimen kali ini, Anda akan melakukan praktikum mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
II.
FENOMENA
Andi sangat gemar memelihara ikan hias air tawar di rumahnya. Sering sekali Andi mendapati bahwa ikan hias miliknya tidak dapat bertahan lama hidup di dalam aquarium. Suatu hari Andi pergi ke toko ikan, Andi menceritakan tentang ikan miliknya yang tidak dapat bertahan lama untuk hidup kepada penjual ikan. Penjual ikan mengatakan mungkin saja air ledeng yang digunakan masih memiliki kadar klorin yang tinggi sehingga menyebabkan ikan cepat mati. Penjual meyarankan kepada Andi untuk menggunakan kristal anti klorin agar mengurangi kadar klorin dalam air aquarium. Andipun membeli kristal anti klorin tersebut.
LAMPIRAN 5
120
Sesampainya di rumah, terlebih dahulu Andi membaca aturan pakai kristal tersebut. Pada aturan pakai tercantum, “1 sendok teh kristal anti klorin mampu menetralkan 60 liter air ledeng yang mengandung gas klorida, larutan tersebut tidak menyebabkan keracunan pada ikan hias dan tanaman”. Disanalah Andi tahu apabila konsentrasinya terlalu rendah maka larutan anti klorin tersebut tidak cukup kuat untuk mengurangi kadar klorin dalam air aquarium. Ternyata konsentrasi yang kuat atau rendah akan mempengaruhi kemampuan larutan anti klorin untuk mengurangi kadar klorin dalam air. Fenomena atau kejadian tersebut mempunyai kesamaan dengan praktikum yang akan Anda lakukan pada kali ini mengenai pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.
III. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan fenomena di atas, rumuskan masalah yang dihadapi oleh seorang rekan analit tersebut. Nyatakan dalam bentuk pertanyaan.
IV. HIPOTESIS Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan permasalahan di atas!
LAMPIRAN 5
121
V. RANCANGAN PERCOBAAN Untuk menguji kebenaran hipotesis yang Anda buat, rancanglah percobaan berdasarkan perintah-perintah yang ada! 1.
Alat Disediakan alat sebagai berikut: Pipet tetes Termometer Sendok Gelas kimia 50 ml Stopwatch Gelas ukur Penjepit kayu Kertas 4cm x 4cm Spidol Kaca arloji Pilihlah 6 alat di atas serta tentukan jumlahnya untuk melalukan percobaan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi !
2. Bahan Disediakan bahan sebagai berikut: Larutan CH3COOH Butiran gula pasir Larutan Na2S2O3 1 M, 0,5 M, 0,25 M NaHCO3 Larutan HCl 1 M, 0,5 M, 0,25 M NaOH
122
LAMPIRAN 5
Pilihlah bahan yang dapat digunakan dalam percobaan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi serta tentukan banyaknya bahan yang akan digunakan!
3. Langkah Percobaan Berdasarkan alat dan bahan yang telah Anda pilih, buatlah langkah-langkah percobaan untuk menguji pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi!
VI. HASIL PENGAMATAN Tulislah hasil pengamatan yang telah anda dapat pada tabel yang sudah disediakan! No. 1
Larutan
Larutan
HCl (M)
Na2S2O3 (M)
1M
1M
Waktu (s) (m/s)
123
LAMPIRAN 5
2
1M
0,5 M
3
1M
0,25 M
Larutan
Larutan
HCl (M)
Na2S2O3 (M)
1
1M
1M
2
0,5 M
1M
3
0,25 M
1M
No.
Waktu (s) (m/s)
VII. ANALISIS DATA Berdasarkan data hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan berikut! 1.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, tanda silang pada keadaan konsentrasi manakah yang dapat hilang lebih cepat? Jelaskan! ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________
2. Apa yang menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan tanda silang berbeda-beda? ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ 3. Berdasarkan data percobaan, buatlah grafik 1/waktu (sumbu Y) terhadap konsentrasi Na2S2O3 (sumbu X)!
LAMPIRAN 5
124
4. Berdasarkan data percobaan, buatlah grafik 1/waktu (sumbu Y) terhadap konsentrasi HCl (sumbu X)!
5. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi? ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________
VIII. KESIMPULAN Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah Anda lakukan!
125
LAMPIRAN 5
LEMBAR KERJA SISWA PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI Nama
:
Kelas
: XI .....
Kelompok
:
Anggota
:
TUJUAN PERCOBAAN Merancang suatu eksperimen untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi I.
FENOMENA
Pada suatu hari Jono membeli 2 susu cair botol di supermarket. Sesampainya di rumah, Jono memberikan 1 botol kepada adiknya yang bernama Toni. Toni sangat gemar minum susu. Ketika diberi susu oleh Jono, Toni langsung meminumnya, begitu juga Jono. Karena susu cair botol itu berukuran sedang, Jono dan Toni tidak dlangsung menghabiskannya, mereka berniat menyimpannya untuk diminum kembali. Jono menyimpan susu di dalam lemari es sementara Toni menyimpan di kamarnya. Keesokan harinya, Toni melihat Jono meminum susu yang kemarin disimpan di lemari es, Tonipun bergegas mengambil susu miliknya di kamar. Ketika diminum, Toni merasakan susu tersebut sudah tidak enak dan terasa agak asam. Padahal susu milik Jono masih terasa segar dan enak. Akhirnya Toni mengetahui bahwa, temperatur yang sangat rendah akan memperlambat proses pembusukan yang disebabkan oleh bakteri-bakteri. Ternyata temperatur atau suhu mempengaruhi cepat atau lambatnya proses pembusukan susu tersebut. Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan, coba kalian rumuskan pertnyaan pada rumusan masalah di bawah ini, jika kalian akan melakukan eksperimen di laboratorium tentang pengaruh suhu terhadap kecepatan atau laju reaksi!
LAMPIRAN 5
II.
126
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan fenomena di atas, rumuskan masalah yang dihadapi oleh seorang rekan analit tersebut. Nyatakan dalam bentuk pertanyaan.
III. HIPOTESIS Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan permasalahan di atas!
IV. RANCANGAN PERCOBAAN Untuk menguji kebenaran hipotesis yang Anda buat, rancanglah percobaan berdasarkan perintah-perintah yang ada! 4. Alat Disediakan alat sebagai berikut: Termometer Pipet tetes Sendok Gelas kimia 50 ml Gelas kimia 100 ml Baskom Stopwatch Gelas ukur Timbangan Kertas Spidol
LAMPIRAN 5
127
Pembakar Spritus Penjepit kayu Kaca arloji Pilihlah 8 alat di atas serta tentukan jumlahnya untuk melalukan percobaan pengaruh suhu terhadap laju reaksi !
5. Bahan Disedikan bahan sebagai berikut: Air panas NaCl Larutan Na2S2O3 0,2 M Air Larutan HCl 2 M Larutan gula NaOH Pilihlah bahan yang dapat digunakan dalam percobaan pengaruh suhu terhadap laju reaksi serta tentukan banyaknya bahan yang akan digunakan!
LAMPIRAN 5
128
6. Langkah Percobaan Berdasarkan alat dan bahan yang telah Anda pilih, buatlah langkah-langkah percobaan untuk menguji pengaruh suhu terhadap laju reaksi!
129
LAMPIRAN 5
V. HASIL PENGAMATAN Tulislah hasil pengamatan yang telah anda dapat pada tabel yang sudah disediakan! Larutan
Larutan
Suhu
Waktu
HCL (M)
Na2S2O3 (M)
(0C)
(detik)
1
2M
0,5 M
27 oC
2
2M
0,5 M
37 oC
3
2M
0,5 M
47 oC
No
Pengamatan
VI. ANALISIS DATA Berdasarkan data hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan berikut! 6. Apakah yang terjadi pada ketiga larutan tersebut? ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ 7. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, larutan manakah yang paling cepat menghilangkan tanda silang? Jelaskan! ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________
LAMPIRAN 5
130
8. Buatlah grafik pengaruh suhu terhadap laju reaksi dengan waktu sebagai sumbu X dan konsentrasi sebagai sumbu Y!
9. Bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi? ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ VII. KESIMPULAN Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah Anda lakukan!
131
LAMPIRAN 5
LEMBAR KERJA SISWA PENGARUH LUAS PERMUKAAN TERHADAP LAJU REAKSI Nama
:
Kelas
: XI .....
Kelompok
:
Anggota
:
TUJUAN PERCOBAAN Merancang suatu eksperimen untuk mengetahui pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi I.
FENOMENA
Shinta mengikuti Study Tour ke industri pembuatan semen. Disana Ia dan teman-teman dipandu oleh salah satu pegawai dari perusahaan semen tersebut. Tahap demi tahap pembuatan semen dijelaskan oleh pemandu. Namun, ada satu tahap yang membuat Shinta bertanya-tanya yaitu tahap penggerusan bongkahan batu kapur. Shinta pun bertanya kepada pemandu, “Bapak, mengapa terdapat tahap penggerusan bongkahan batu kapur? Untuk apa bongkahan batu kapur harus digerus terlebih dahulu?”. Pemandu pun menjawab, “Batu kapur mengalami proses penggerusan menjadi serbuk kapur agar lebih mudah bereaksi dengan bahan-bahan lain dari pembuatan semen ini”. Mengapa kapur harus digerus terlebih dahulu? Apa pula hubungannya dengan laju reaksi? Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan, coba kalian rumuskan pertanyaan pada rumusan masalah di bawah ini, jika kalian akan melakukan eksperimen di laboratorium tentang pengaruh luas permukaan (ukuran partikel) terhadap kecepatan atau laju reaksi.
LAMPIRAN 5
II.
132
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan fenomena di atas, rumuskan masalah yang dihadapi oleh seorang rekan analit tersebut. Nyatakan dalam bentuk pertanyaan.
III. HIPOTESIS Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan permasalahan di atas!
IV. RANCANGAN PERCOBAAN Untuk menguji kebenaran hipotesis yang Anda buat, rancanglah percobaan berdasarkan perintah-perintah yang ada! 7. Alat Disediakan alat sebagai berikut: Rak tabung Pipet tetes Label Labu erlenmeyer Tabung reaksi Batang pengaduk Stopwatch Gelas ukur Lumpang dan alu
LAMPIRAN 5
133
Pilihlah 7 alat di atas serta tentukan jumlahnya untuk melalukan percobaan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi !
8. Bahan Disedikan bahan sebagai berikut: Larutan gula Larutan HCl 2M Butiran gula pasir Serbuk pualam CaCO3 Butiran pasir Butiran pualam CaCO3 Serbuk garam Kepingan pualan CaCO3 Pilihlah bahan yang dapat digunakan dalam percobaan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi serta tentukan banyaknya bahan yang akan digunakan! (pilihlah larutan yang bersifat asam)
LAMPIRAN 5
134
9. Langkah Percobaan Berdasarkan alat dan bahan yang telah Anda pilih, buatlah langkah-langkah percobaan untuk menguji pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi!
135
LAMPIRAN 5
V. HASIL PENGAMATAN Tulislah hasil pengamatan yang telah anda dapat pada tabel yang sudah disediakan! No
Larutan
1
............... + serbuk pualam CaCO3
2
............... + butiran pualam CaCO3
3
............... + kepingan pualam CaCO3
Waktu (detik)
Pengamatan lain
VI. ANALISIS DATA Berdasarkan data hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan berikut! 10. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, adakah perbedaan waktu dari setiap larutan yang bereaksi? ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ 11. Dari percobaan yang telah dilakukan, larutan pada tabung reaksi manakah yang paling cepat bereaksi? ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________
LAMPIRAN 5
136
12. Dari percobaan yang telah dilakukan, larutan pada tabung reaksi manakah yang paling lambat bereaksi? ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ 13. Mengapa setiap larutan mempunyai waktu yang berbeda-beda untuk bereaksi? Apa sebabnya? ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ 14. Bagaimana pengaruh luas permukaan reaktan terhadap laju reaksi? ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________
VII. KESIMPULAN Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah Anda lakukan!
137
LAMPIRAN 5
LEMBAR KERJA SISWA PENGARUH KATALIS TERHADAP LAJU REAKSI Nama
:
Kelas
: XI .....
Kelompok
:
Anggota
:
TUJUAN PERCOBAAN Merancang suatu eksperimen untuk mengetahui pengaruh katalis terhadap laju reaksi I.
FENOMENA
Pada hari libur sekolah, Rani pergi bersama keluarganya ke rumah Paman. Rani senang karena disana Ia dapat melihat-lihat kebun buah mangga yang cukup luas milik Paman. Sesampainya disana, Rani kecewa karena belum bisa memetik buah mangga karena belum masuk musim panen. Melihat Rani kecewa, Paman memerintahkan Rani untuk memetik saja mangga yang agak besar dan berwarna hijau tua. Rani pun bertanya kepada Paman, “Bukankah mangga itu belum matang Paman?”. Paman menjawab, “Iya, nanti akan Paman buat mangga itu menjadi cepat matang dalam waktu beberapa hari”. Walaupun terlihat penasaran, Rani tetap memetik beberapa mangga itu. Paman membungkus mangga di dalam sebuah wadah yang sudah berisikan bongkahan batu berwarna putih. Rani bertanya, “Batu yang berwarna putih itu untuk apa Paman?”. Paman pun menjawab, “Ini adalah karbit atau kalsium karbida, digunakan untuk membuat mangga-mangga ini lebih cepat matang”. Dalam beberapa hari Rani berlibur di rumah Paman, mangga yang dibungkus beserta karbit itu pun matang dan Rani beserta keluarga dapat menikmatinya. Berdasarkan fakta yang telah diuraikan, coba kalian rumuskan pertanyaan pada rumusan masalah di bawah ini, jika kalian akan melakukan eksperimen di laboratorium tentang pengaruh katalis terhadap laju reaksi!
LAMPIRAN 5
II.
138
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan fenomena di atas, rumuskan masalah yang dihadapi oleh seorang rekan analit tersebut. Nyatakan dalam bentuk pertanyaan.
III. HIPOTESIS Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan permasalahan di atas!
IV. RANCANGAN PERCOBAAN Untuk menguji kebenaran hipotesis yang Anda buat, rancanglah percobaan berdasarkan perintah-perintah yang ada! 10. Alat Disediakan alat sebagai berikut: Gelas kimia 50 ml Pipet tetes Tabung reaksi Rak tabung reaksi Pembakar spritus Penjepit kayu Korek api
LAMPIRAN 5
139
Pilihlah 3 alat di atas serta tentukan jumlahnya untuk melalukan percobaan pengaruh katalis terhadap laju reaksi !
11. Bahan Disedikan bahan sebagai berikut: Gula batu 2 bongkahan Larutan H2O2 Butiran gula pasir Larutan NaCl 0,5 M Larutan FeCl3 0,5 M Pilihlah bahan yang dapat digunakan dalam percobaan pengaruh katalis terhadap laju reaksi serta tentukan banyaknya bahan yang akan digunakan!
LAMPIRAN 5
140
12. Langkah Percobaan Berdasarkan alat dan bahan yang telah Anda pilih, buatlah langkah-langkah percobaan untuk menguji pengaruh katalis terhadap laju reaksi!
141
LAMPIRAN 5
V. HASIL PENGAMATAN Tulislah hasil pengamatan yang telah anda dapat pada tabel yang sudah disediakan! No.
Bahan
1
H2O2
2
H2O2 + NaCl
3
H2O2 + FeCl3
Gelembung
VI. ANALISIS DATA Berdasarkan data hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan berikut! 15. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, perbedaan apakah yang sangat terlihat dari ketiga percobaan tersebut? ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ 16. Dari percobaan yang telah dilakukan, apakah fungsi dari penambahan NaCl dan FeCl3? ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ 17. Dari percobaan yang telah dilakukan, manakah yang berperan sebagai katalis yang paling baik? ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ 18. Bagaimana pengaruh katalis terhadap laju reaksi? ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________
LAMPIRAN 5
VII. KESIMPULAN Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah Anda lakukan!
142
143
LAMPIRAN 6
144
LAMPIRAN 6
145
LAMPIRAN 6
146
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7 Data Presentase (%) Ketercapaian Pretest Aspek KPS Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
1. Kelas Kontrol No.
Nama
1 ACHMAD FAUZY 2 AGNES ROZA MIRANDA 3 AGUS MARDIANSYAH ALIYSHA EKA 4 NOVARYANTI ANGEL PRISCILLA 5 CHRISTIE ANGGA GALIH 6 HERLYANTONO 7 ASEP INDRA MUSTOPA CENDY PUTRA 8 NURMAYADI 9 DEVI SRI ULINA 10 DIAN FITRI BASTARI 11 DINI KURNIA 12 EVA NURHAYATI 13 FEBRIAN ERICO HUTAPEA GILANG RIYADI 14 KUNTIARSO 15 HELLENA DASILVA
1 1 1 1
2 0 1 0
3 1 1 1
4 1 1 1
Pretest 5 1 1 1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
3
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0 2 0 1 1
1 0 0 0 0
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
0
0
1
0
0
1
Jumlah
Nilai
7 8 6
21 24 18
1
4
12
1
0
5
15
0
0
0
6
18
0
1
0
0
4
12
1
0
0
0
1
5
15
0 0 0 1 1
1 0 1 0 0
0 0 0 0 0
0 0 1 0 0
0 0 1 0 1
0 0 1 0 1
4 4 6 4 6
12 12 18 12 18
1
0
0
1
0
1
1
5
15
1
0
3
0
0
2
0
7
21
147
6 1 2 0
7 0 0 0
8 1 1 1
9 1 0 0
10 0 0 1
LAMPIRAN 7 BAGUR 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
HILDA MARITTA DEPPY JULIA ADITA LAILA JASMINE RIDWAN MAILANI NOVITA SARI MAULIDA FITRI MUHAMMAD APRIZAL NAZILAH FIRDHAUS AULIA NOVIYA RILIANTIKA NUR KHOLIFAH NUR PRATOMO PRALIZA ESPIATY PUTRI SAHARAH REZA RASYID SELVIANA HUTAMI PUTRI SISCA INGGRIT FITRIYANI SITI MAFTUKHA SITI WINDA ANGRAENI SYAFRIKA NURLIA NAFITRI TIFANY TAMARA DEWI WINDI LESTARI YOHANA PURBA YULIANTO ADI PURNOMO RATA-RATA NILAI
2 0 0 2 2 0
0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
0 1 0 0 0 0
1 0 2 2 0 2
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1
0 1 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0
5 4 5 6 4 5
15 12 15 18 12 15
3
0
1
1
0
1
0
0
0
0
6
18
1 0 1 2 1 1 2 2 2 2
0 0 1 0 0 1 0 1 2 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 1 1 0 1
1 0 0 0 2 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 1 1 0 1
0 1 1 1 0 1 0 0 0 0
5 4 6 7 4 7 6 7 6 6
15 12 18 21 12 21 18 21 18 18
3
2
1
1
0
1
0
0
0
0
8
24
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
1 1 1 1
0 0 1 0
1 1 0 3
0 0 0 0
0 0 0 0
2 0 1 0
0 1 1 1
6 5 6 7
18 15 18 21
0,90
6,31
37,84
8,11
24,32
33,33
148
9,46
27,03
15,32
8,78
LAMPIRAN 7
No. 1 2 3 4 5 6 7
Indikator KPS Observasi Membuat Hipotesis Merencanakan percobaan Menggunakan alat dan bahan Interpretasi data Berkomunikasi Menerapkan konsep Rata-rata
Nomor Soal
Rata-rata pretest
Kategori
1, 6 2 3 4, 7 8 5, 10 9
32,43 8,11 24,32 17,12 6,31 9,12 15,32 16,10
Rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah
2. Kelas Eksperimen No. 1 2 3 4 5 6 7
Nama
AFRINA KUSUMA DEWI ANNA ROSDIANA ANNISA DINDA YULISTARI AQIDATUL IZZAH ARGA PRABU SIWI ARIF KURNIAWAN ASRI NURMALASARI CHAMPTRIUS JABOE 8 BRAMONO 9 DEVI AYU SENA
1 1 2 1 1 1 2 1
2 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 0 1 1 1
Pretest 5 1 1 0 0 0 1 0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
149
Jumlah
Nilai
8 7 4 6 6 7 8
24 21 12 18 18 21 24
0
6
18
1
5
15
6 0 0 0 1 0 0 1
7 1 0 0 0 0 0 0
8 1 0 0 1 0 0 1
9 0 0 0 0 1 0 1
10 1 1 0 1 1 1 1
LAMPIRAN 7 10 DIO ERIAWANDI 11 ENI FEJRIANI EZER WEIZMAN 12 HAMONANGAN 13 FARHANSYAH PRATAMA 14 FIFI DESIYANTI TANJUNG FITRI FEBRIANTI 15 SEMBIRING 16 GERHANI PURNAMASARI 17 HARIS HUTAHAEAN HENDRO PRIMA 18 HUTABARAT 19 INTAN RATNA MELATI 20 INTEN KRISDAYANTI 21 LELYTA NABILA PINKAN 22 LINDA SAFITRI 23 MEGA MARTIANA LESTARI 24 MITA AMALIKA 25 NOVITA SYLVIANA 26 NURUL AZIZAH 27 PRATIWI EKA WULANDARI PUTRI PERDANA 28 NURZIKRIAH 29 REXA SETIA WIJAYA 30 ROHANA 31 SASKY EKA PUTRI 32 SHILVY PUTRI
0 1
0 1
1 1
1 0
1 0
0 1
0 0
1 0
0 1
0 1
4 6
12 18
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
4
12
3 2
0 1
1 0
1 0
0 0
0 0
0 0
3 0
0 1
0 1
8 5
24 15
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
4
12
1 3
1 1
1 1
1 1
0 0
3 1
0 0
0 0
0 0
0 0
7 7
21 21
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
5
15
2 2 1 1 0 1 1 1 1
0 0 0 2 0 0 0 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 1 0
0 2 0 0 1 2 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 1 0
0 0 0 1 1 0 1 0 1
6 8 4 6 4 6 4 5 5
18 24 12 18 12 18 12 15 15
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
5
15
1 1 1 1
1 0 0 0
0 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
0 0 1 0
0 0 0 0
1 2 2 0
0 0 1 0
1 1 0 0
6 7 8 4
18 21 24 12
150
LAMPIRAN 7 33 34 35 36 37
No. 1 2 3 4 5 6 7
SYAIF WIDA ASIHABBIDIN VERONITA NETTY SITORUS YAYAN TAUFIQ HIDAYAT YOPI RIANA YULINDA NUR FITRIANA RATA-RATA NILAI
Indikator KPS Observasi Membuat Hipotesis Merencanakan percobaan Menggunakan alat dan bahan Interpretasi data Berkomunikasi Menerapkan konsep Rata-rata
1 1 2 1 1
0 0 1 0 1
1 0 1 1 1
1 1 1 1 0
0 1 1 0 1
0 0 0 1 0
0 0 0 0 1
1 1 0 1 0
0 0 0 1 0
1 0 1 0 1
40,54
16,22
21,62
27,93
11,49
12,61
4,50
20,72
7,21
13,51
Nomor Soal
Rata-rata pretest
Kategori
1, 6 2 3 4, 7 8 5, 10 9
26,58 16,22 21,62 16,22 20,72 12,50 7,21 17,29
Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah
151
Sangat rendah
5 4 7 6 6
15 12 21 18 18
LAMPIRAN 8 Data Persentase (%) Ketercapaian Posttest Aspek KPS Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
1.
Kelas Kontrol
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama ACHMAD FAUZY AGNES ROZA MIRANDA AGUS MARDIANSYAH ALIYSHA EKA NOVARYANTI ANGEL PRISCILLA CHRISTIE ANGGA GALIH HERLYANTONO ASEP INDRA MUSTOPA CENDY PUTRA NURMAYADI DEVI SRI ULINA DIAN FITRI BASTARI DINI KURNIA EVA NURHAYATI FEBRIAN ERICO HUTAPEA GILANG RIYADI
1 2 3 1
2 0 2 2
3 3 4 3
4 3 3 2
Posttest 5 6 4 0 4 3 4 1
2
2
3
2
4
1
0
3
2
2
3
3
3
4
1
0
3
2
3
3
3
4
1
0
1
2
3
3
2
1
1
2
3
3
2
3 1 3 3
2 2 2 2
3 3 4 3
2 1 3 3
1
2
3
1
3
2
Jumlah
Nilai
18 24 19
55 73 58
4
23
70
2
4
25
76
3
2
1
22
67
0
2
2
2
18
55
1
0
3
2
1
18
55
4 2 3 4
1 2 3 3
0 0 0 3
3 3 3 3
2 2 2 2
4 1 4 1
24 17 27 27
73 52 82 82
3
4
2
0
3
2
4
24
73
2
4
1
0
3
2
1
19
58
152
7 0 0 0
8 3 3 3
9 2 2 2
10 1 0 1
LAMPIRAN 8
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
KUNTIARSO HELLENA DASILVA BAGUR HILDA MARITTA DEPPY JULIA ADITA LAILA JASMINE RIDWAN MAILANI NOVITA SARI MAULIDA FITRI MUHAMMAD APRIZAL NAZILAH FIRDHAUS AULIA NOVIYA RILIANTIKA NUR KHOLIFAH NUR PRATOMO PRALIZA ESPIATY PUTRI SAHARAH REZA RASYID SELVIANA HUTAMI PUTRI SISCA INGGRIT FITRIYANI SITI MAFTUKHA SITI WINDA ANGRAENI SYAFRIKA NURLIA NAFITRI TIFANY TAMARA DEWI WINDI LESTARI YOHANA PURBA
3
2
3
2
4
3
0
3
2
4
26
79
2 3 1 2 1 2
2 2 2 2 3 3
4 3 3 3 3 3
3 3 1 3 2 3
3 4 2 3 2 4
2 3 1 1 2 1
0 0 0 0 0 0
3 3 3 3 3 3
2 1 2 2 2 2
1 4 1 1 1 4
22 26 16 20 19 25
67 79 48 61 58 76
2
1
3
1
4
1
0
3
2
1
18
55
3 2 2 3 2 1
2 2 3 2 0 2
3 3 3 3 3 3
0 2 3 3 2 3
4 4 4 4 4 4
2 1 1 2 1 1
0 0 0 0 0 0
3 1 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2
4 4 4 3 1 1
23 21 25 25 18 20
70 64 76 76 55 61
3
2
3
2
4
1
0
3
2
4
24
73
2
3
3
3
4
1
0
2
2
4
24
73
3 3
2 2
3 3
3 1
4 4
3 2
0 0
1 3
1 2
4 4
24 24
73 73
3
2
3
3
4
3
0
3
1
4
26
79
2 1 3
3 2 3
3 3 3
3 1 1
4 1 4
1 1 3
0 0 0
3 3 3
2 2 2
4 1 4
25 15 26
76 45 79
153
LAMPIRAN 8 37
No.
YULIANTO ADI PURNOMO RATA-RATA NILAI
Indikator KPS
1
2
3
3
3
3
0
3
2
4
68,47
70,27
76,35
78,38
88,51
54,95
2,70
94,59
63,96
64,86
Nomor Soal
1
Observasi
2
Membuat Hipotesis
2
3
Merencanakan percobaan
3
4
Menggunakan alat dan bahan
5
Interpretasi data
8
6
Berkomunikasi
5, 10
7
Menerapkan konsep
Rata-rata posttest
Kategori
61,71
Sedang
70,27
Sedang
76,35
Tinggi
40,54
Rendah
94,59
Sangat tinggi
76,69
Tinggi
63,96
Sedang
69,16
Sedang
1, 6
4, 7
9 Rata-rata
154
24
73
LAMPIRAN 8 Kelas Eksperimen
2.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama AFRINA KUSUMA DEWI ANNA ROSDIANA ANNISA DINDA YULISTARI AQIDATUL IZZAH ARGA PRABU SIWI ARIF KURNIAWAN ASRI NURMALASARI CHAMPTRIUS JABOE BRAMONO DEVI AYU SENA DIO ERIAWANDI ENI FEJRIANI EZER WEIZMAN HAMONANGAN FARHANSYAH PRATAMA FIFI DESIYANTI TANJUNG FITRI FEBRIANTI SEMBIRING GERHANI PURNAMASARI HARIS HUTAHAEAN HENDRO PRIMA
1 2 3
2 3 3
3 4 4
4 3 3
Posttest 5 6 4 2 4 2
3
3
4
2
4
2
3
3
3
2 1 3 3
3 3 3 3
4 3 4 4
3 3 3 3
4 1 4 4
1 1 2 3
3 1 2 1
3 0 3 3
2
3
4
1
4
2
2
0 3 3
0 1 3
4 4 4
3 3 3
4 2 4
2 2 2
3
3
4
1
4
2
3
4
3
3
3
3
2
3
3 3 3
Jumlah
Nilai
30 32
91 97
4
31
94
2 3 2 3
3 4 4 4
28 20 30 31
85 61 91 94
3
2
1
24
73
1 0 3
3 3 3
2 2 2
2 4 4
21 24 31
64 73 94
0
0
3
2
4
24
73
2
3
2
3
2
4
28
85
3
3
3
3
3
3
3
30
91
4
3
4
2
3
3
2
4
30
91
3
4
3
2
1
3
3
2
4
28
85
3 3
4 4
3 3
4 4
3 3
3 3
3 3
2 2
4 4
32 32
97 97
155
7 3 3
8 3 3
9 2 3
10 4 4
LAMPIRAN 8 HUTABARAT 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
INTAN RATNA MELATI INTEN KRISDAYANTI LELYTA NABILA PINKAN LINDA SAFITRI MEGA MARTIANA LESTARI MITA AMALIKA NOVITA SYLVIANA NURUL AZIZAH PRATIWI EKA WULANDARI PUTRI PERDANA NURZIKRIAH REXA SETIA WIJAYA ROHANA SASKY EKA PUTRI SHILVY PUTRI SYAIF WIDA ASIHABBIDIN VERONITA NETTY SITORUS YAYAN TAUFIQ HIDAYAT YOPI RIANA YULINDA NUR FITRIANA RATA-RATA NILAI
2 3
1 3
4 4
1 1
4 4
2 2
3 2
3 2
2 2
1 4
23 27
70 82
2
3
4
3
4
2
3
3
2
4
30
91
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
29
88
2
3
4
3
4
3
3
3
2
4
31
94
3 2 2
2 1 2
4 4 4
3 1 3
2 4 4
1 2 2
3 3 3
3 3 3
2 2 3
1 4 1
24 26 27
73 79 82
2
3
4
3
4
1
3
3
2
4
29
88
1
3
4
3
4
2
3
3
2
2
27
82
2 2 3 3
3 3 0 0
3 4 4 4
1 1 3 1
4 4 4 2
1 2 2 0
3 3 3 3
3 3 3 3
2 2 2 2
4 4 1 1
26 28 25 19
79 85 76 58
3
1
4
3
2
2
3
3
2
4
27
82
2
2
4
3
4
2
3
3
2
1
26
79
2
3
4
3
3
2
3
3
2
4
29
88
3 1
3 3
4 3
1 3
2 3
2 3
3 3
3 3
2 2
1 3
24 27
73 82
78,38
81,98
96,62
82,88
85,81
64,86
85,59
96,40
72,07
78,38
156
LAMPIRAN 8
No.
Indikator KPS
Nomor Soal
Rata-rata posttest
Kategori
71,62
Sedang
1
Observasi
1, 6
2
Membuat Hipotesis
2
81,98
Tinggi
3
Merencanakan percobaan
3
96,62
Sangat tinggi
4
Menggunakan alat dan bahan
4, 7
84,23
Tinggi
5
Interpretasi data
8
96,40
Sangat tinggi
6
Berkomunikasi
5, 10
82,09
Tinggi
7
Menerapkan konsep
72,07
Sedang
82,57
Tinggi
9 Rata-rata
157
158
LAMPIRAN 9
Data Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol No.
Pretest (X)
X²
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
12 12 12 12 12 12 12 12 12 15 15 15 15 15 15 15 15 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 21 21 21 21 21 21
144 144 144 144 144 144 144 144 144 225 225 225 225 225 225 225 225 324 324 324 324 324 324 324 324 324 324 324 324 441 441 441 441 441 441
frek. Kumkur
9
17
29
35
Zi
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi)-S(Zi)|
-1,3160 -1,3160 -1,3160 -1,3160 -1,3160 -1,3160 -1,3160 -1,3160 -1,3160 -0,4765 -0,4765 -0,4765 -0,4765 -0,4765 -0,4765 -0,4765 -0,4765 0,3630 0,3630 0,3630 0,3630 0,3630 0,3630 0,3630 0,3630 0,3630 0,3630 0,3630 0,3630 1,2025 1,2025 1,2025 1,2025 1,2025 1,2025
0,0941 0,0941 0,0941 0,0941 0,0941 0,0941 0,0941 0,0941 0,0941 0,3169 0,3169 0,3169 0,3169 0,3169 0,3169 0,3169 0,3169 0,6417 0,6417 0,6417 0,6417 0,6417 0,6417 0,6417 0,6417 0,6417 0,6417 0,6417 0,6417 0,8854 0,8854 0,8854 0,8854 0,8854 0,8854
0,2432 0,2432 0,2432 0,2432 0,2432 0,2432 0,2432 0,2432 0,2432 0,4595 0,4595 0,4595 0,4595 0,4595 0,4595 0,4595 0,4595 0,7838 0,7838 0,7838 0,7838 0,7838 0,7838 0,7838 0,7838 0,7838 0,7838 0,7838 0,7838 0,9459 0,9459 0,9459 0,9459 0,9459 0,9459
0,1492 0,1492 0,1492 0,1492 0,1492 0,1492 0,1492 0,1492 0,1492 0,1426 0,1426 0,1426 0,1426 0,1426 0,1426 0,1426 0,1426 0,1421 0,1421 0,1421 0,1421 0,1421 0,1421 0,1421 0,1421 0,1421 0,1421 0,1421 0,1421 0,0605 0,0605 0,0605 0,0605 0,0605 0,0605
159
36 37
24 24
576 576
37
2,0420 2,0420
0,9794 0,9794
Lhitung = 0,1492 Ltabel = 0,1500 Jadi : Lhitung < Ltabel, sehingga sampel berdistribusi normal
1,0000 1,0000
0,0206 0,0206
160
LAMPIRAN 10
Data Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen No.
Pretest (X)
X²
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
12 12 12 12 12 12 12 12 12 15 15 15 15 15 15 15 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 21 21 21 21 21 21 24 24 24
144 144 144 144 144 144 144 144 144 225 225 225 225 225 225 225 324 324 324 324 324 324 324 324 324 324 441 441 441 441 441 441 576 576 576
frek. Kumkur
9
16
26
32
37
Zi
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi)-S(Zi)|
-1,2896 -1,2896 -1,2896 -1,2896 -1,2896 -1,2896 -1,2896 -1,2896 -1,2896 -0,5555 -0,5555 -0,5555 -0,5555 -0,5555 -0,5555 -0,5555 0,1786 0,1786 0,1786 0,1786 0,1786 0,1786 0,1786 0,1786 0,1786 0,1786 0,9126 0,9126 0,9126 0,9126 0,9126 0,9126 1,6467 1,6467 1,6467
0,0986 0,0986 0,0986 0,0986 0,0986 0,0986 0,0986 0,0986 0,0986 0,2893 0,2893 0,2893 0,2893 0,2893 0,2893 0,2893 0,5709 0,5709 0,5709 0,5709 0,5709 0,5709 0,5709 0,5709 0,5709 0,5709 0,8193 0,8193 0,8193 0,8193 0,8193 0,8193 0,9502 0,9502 0,9502
0,2432 0,2432 0,2432 0,2432 0,2432 0,2432 0,2432 0,2432 0,2432 0,4324 0,4324 0,4324 0,4324 0,4324 0,4324 0,4324 0,7027 0,7027 0,7027 0,7027 0,7027 0,7027 0,7027 0,7027 0,7027 0,7027 0,8649 0,8649 0,8649 0,8649 0,8649 0,8649 1,0000 1,0000 1,0000
0,1446 0,1446 0,1446 0,1446 0,1446 0,1446 0,1446 0,1446 0,1446 0,1432 0,1432 0,1432 0,1432 0,1432 0,1432 0,1432 0,1318 0,1318 0,1318 0,1318 0,1318 0,1318 0,1318 0,1318 0,1318 0,1318 0,0456 0,0456 0,0456 0,0456 0,0456 0,0456 0,0498 0,0498 0,0498
161
36 37
24 24
576 576
1,6467 1,6467
0,9502 0,9502
Lhitung = 0,1446 Ltabel = 0,1500 Jadi : Lhitung < Ltabel, sehingga sampel berdistribusi normal
1,0000 1,0000
0,0498 0,0498
162
LAMPIRAN 11
Data Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol No.
Posttest (X)
X²
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
45 48 52 55 55 55 55 55 58 58 58 61 61 64 67 67 70 70 73 73 73 73 73 73 73 73 76 76 76 76 76 79 79 79 79
2025 2304 2704 3025 3025 3025 3025 3025 3364 3364 3364 3721 3721 4096 4489 4489 4900 4900 5329 5329 5329 5329 5329 5329 5329 5329 5776 5776 5776 5776 5776 6241 6241 6241 6241
frek. Kumkur 1 2 3
8
11
13 14 16 18
26
31
35
Zi
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi)-S(Zi)|
-2,1795 -1,8891 -1,5018 -1,2114 -1,2114 -1,2114 -1,2114 -1,2114 -0,9210 -0,9210 -0,9210 -0,6306 -0,6306 -0,3401 -0,0497 -0,0497 0,2407 0,2407 0,5311 0,5311 0,5311 0,5311 0,5311 0,5311 0,5311 0,5311 0,8216 0,8216 0,8216 0,8216 0,8216 1,1120 1,1120 1,1120 1,1120
0,0146 0,0294 0,0666 0,1129 0,1129 0,1129 0,1129 0,1129 0,1785 0,1785 0,1785 0,2642 0,2642 0,3669 0,4802 0,4802 0,5951 0,5951 0,7023 0,7023 0,7023 0,7023 0,7023 0,7023 0,7023 0,7023 0,7943 0,7943 0,7943 0,7943 0,7943 0,8669 0,8669 0,8669 0,8669
0,0270 0,0541 0,0811 0,2162 0,2162 0,2162 0,2162 0,2162 0,2973 0,2973 0,2973 0,3514 0,3514 0,3784 0,4324 0,4324 0,4865 0,4865 0,7027 0,7027 0,7027 0,7027 0,7027 0,7027 0,7027 0,7027 0,8378 0,8378 0,8378 0,8378 0,8378 0,9459 0,9459 0,9459 0,9459
0,0124 0,0246 0,0145 0,1033 0,1033 0,1033 0,1033 0,1033 0,1188 0,1188 0,1188 0,0872 0,0872 0,0115 0,0477 0,0477 0,1086 0,1086 0,0004 0,0004 0,0004 0,0004 0,0004 0,0004 0,0004 0,0004 0,0435 0,0435 0,0435 0,0435 0,0435 0,0790 0,0790 0,0790 0,0790
163
36 37
82 82
6724 6724
37
1,4024 1,4024
0,9196 0,9196
Lhitung = 0,1188 Ltabel = 0,1500 Jadi : Lhitung < Ltabel, sehingga sampel berdistribusi normal
1,0000 1,0000
0,0804 0,0804
164
LAMPIRAN 12
Data Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen No.
Posttest (X)
X²
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
58 61 64 70 73 73 73 73 73 76 79 79 79 82 82 82 82 82 85 85 85 85 88 88 88 91 91 91 91 91 94 94 94 94 97
3364 3721 4096 4900 5329 5329 5329 5329 5329 5776 6241 6241 6241 6724 6724 6724 6724 6724 7225 7225 7225 7225 7744 7744 7744 8281 8281 8281 8281 8281 8836 8836 8836 8836 9409
frek. Kumkur 1 2 3 4
9
10 13
18
22
25
30
34
37
Zi
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi)-S(Zi)|
-2,4475 -2,1526 -1,8576 -1,2676 -0,9726 -0,9726 -0,9726 -0,9726 -0,9726 -0,6777 -0,3827 -0,3827 -0,3827 -0,0877 -0,0877 -0,0877 -0,0877 -0,0877 0,2073 0,2073 0,2073 0,2073 0,5023 0,5023 0,5023 0,7972 0,7972 0,7972 0,7972 0,7972 1,0922 1,0922 1,0922 1,0922 1,3872
0,0072 0,0157 0,0316 0,1025 0,1654 0,1654 0,1654 0,1654 0,1654 0,2490 0,3510 0,3510 0,3510 0,4651 0,4651 0,4651 0,4651 0,4651 0,5821 0,5821 0,5821 0,5821 0,6923 0,6923 0,6923 0,7873 0,7873 0,7873 0,7873 0,7873 0,8626 0,8626 0,8626 0,8626 0,9173
0,0270 0,0541 0,0811 0,1081 0,2432 0,2432 0,2432 0,2432 0,2432 0,2703 0,3514 0,3514 0,3514 0,4865 0,4865 0,4865 0,4865 0,4865 0,5946 0,5946 0,5946 0,5946 0,6757 0,6757 0,6757 0,8108 0,8108 0,8108 0,8108 0,8108 0,9189 0,9189 0,9189 0,9189 1,0000
0,0198 0,0384 0,0495 0,0056 0,0779 0,0779 0,0779 0,0779 0,0779 0,0213 0,0004 0,0004 0,0004 0,0214 0,0214 0,0214 0,0214 0,0214 0,0125 0,0125 0,0125 0,0125 0,0166 0,0166 0,0166 0,0235 0,0235 0,0235 0,0235 0,0235 0,0563 0,0563 0,0563 0,0563 0,0827
165
36 37
97 97
9409 9409
1,3872 1,3872
0,9173 0,9173
Lhitung = 0,0827 Ltabel = 0,1500 Jadi : Lhitung < Ltabel, sehingga sampel berdistribusi normal
1,0000 1,0000
0,0827 0,0827
166
LAMPIRAN 13 Data Hasil Penelitian Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol
1. Banyaknya data (n) = 37 2. Data pretest siswa kelas kontrol (pembelajaran konvensional) 12
12
12
12
12
12
12
12
12
15
15
15
15
15
15
15
15
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
21
21
21
21
21
21
24
24
3. Nilai terbesar
=
24
4. Nilai terkecil
=
12
5. Rentang data (R)
=
nilai terbesar – nilai terkecil
=
24 – 12
=
12
6. Jumlah interval kelas (k) =
1 + 3,3 log n
=
1 + 3,3 log 37
=
1 + 3,3 (1,568)
=
1 + 5,1744
=
6,1744
=
6
7. Panjang interval kelas (i)=
R k
=
12 6
=
2
167
8. Tabel distribusi frekuensi No.
Interval Kelas
F
X
Fx
X²
1 2 3 4 5 6 7
12 – 13 14 – 15 16 – 17 18 – 19 20 – 21 22 – 23 24 – 25
9 8 0 12 6 0 2
12,5 14,5 16,5 18,5 20,5 22,5 24,5
112,5 116 0 222 123 0 49 622,5
156,25 210,25 272,25 342,25 420,25 506,25 600,25
37
Jumlah
Batas Nyata Bawah Atas 11,5 13,5 13,5 15,5 15,5 17,5 17,5 19,5 19,5 21,5 21,5 23,5 23,5 25,5
Fkb Fka 37 28 20 20 8 2 2
9 17 17 29 35 35 37
Keterangan: F
: Frekuensi yang mengandung median
x
: Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median 9. Perhitungan nilai mean Rumus mean metode panjang Mx
fx
=
N
Keterangan: Mx
: Mean
∑fx
: Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
N
: Number of cases
Mx
=
fx N
168
=
622,5 37
= 16,82 10. Perhitungan nilai median
½N - fx b = fi
Mdn
i
Keterangan: Mdn
: Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N
: Number of Cases
fxb
: Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi
: Frekuensi dari interval yang mengandung median
i
: Panjang interval kelas
Letak Mdn = Kelas Median = 18 - 19 Mdn
½N - fx b = fi
i
= 17,5
18,5 - 8 2 12
= 17,5 + 1,75 = 19,25 11. Perhitungan nilai modus
1 = 1 2
M0
i
Keterangan: M0
: Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
1
:
selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
169
2
:
selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i
:
Panjang interval kelas
Kelas Modus = 18 - 19 M0
1 = 1 2
i
= 17,5 12 2 12 6
= 17,5 + 1,33 = 18,83
12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel SD SD
= STDEV (B5 : B41) = 3,57
13. Varians (S2) S2
= SD2 = (3,57)2 = 12,75
170
LAMPIRAN 14 Data Hasil Penelitian Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen
1. Banyaknya data (n) = 37 2. Data pretest siswa kelas eksperimen (model inkuiri terbimbing) 12
12
12
12
12
12
12
12
12
15
15
15
15
15
15
15
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
21
21
21
21
21
21
24
24
24
24
24
3. Nilai terbesar
=
24
4. Nilai terkecil
=
12
5. Rentang data (R)
=
nilai terbesar – nilai terkecil
=
24 – 12
=
12
6. Jumlah interval kelas (k) =
1 + 3,3 log n
=
1 + 3,3 log 37
=
1 + 3,3 (1,568)
=
1 + 5,1744
=
6,1744
=
6
7. Panjang interval kelas (i)=
R k
=
12 6
=
2
171
8. Tabel distribusi frekuensi No.
Interval Kelas
F
1 2 3 4 5 6 7
12 – 13 14 – 15 16 – 17 18 – 19 20 – 21 22 – 23 24 – 25
9 7 0 10 6 0 5
12,5 112,5 14,5 101,5 16,5 0 18,5 185 20,5 123 22,5 0 24,5 122,5
37
644,5
X
Fx
X² 156,25 210,25 272,25 342,25 420,25 506,25 600,25
Batas Nyata Bawah Atas 11,5 13,5 13,5 15,5 15,5 17,5 17,5 19,5 19,5 21,5 21,5 23,5 23,5 25,5
Fkb
Fka
37 28 21 21 11 5 5
9 16 16 26 32 32 37
Keterangan: F
: Frekuensi yang mengandung median
x
: Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median 9. Perhitungan nilai mean Rumus mean metode panjang Mx
fx
=
N
Keterangan: Mx
: Mean
∑fx
: Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
N
: Number of cases
Mx
=
fx N
172
=
644,5 37
= 17,42 10. Perhitungan nilai median
½N - fx b = fi
Mdn
i
Keterangan: Mdn
: Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N
: Number of Cases
fxb
: Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi
: Frekuensi dari interval yang mengandung median
i
: Panjang interval kelas
Letak Mdn = Kelas Median = 18 - 19 Mdn
½N - fx b = fi
i
= 17,5
18,5 - 11 2 10
= 17,5 + 1,5 = 19 11. Perhitungan nilai modus
1 = 1 2
M0
i
Keterangan: M0
: Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
1
:
selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2
:
selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
173
i
:
Panjang interval kelas
Kelas Modus = 18 - 19 M0
1 = 1 2
i
= 17,5 10 2 10 4
= 17,5 + 1,43 = 18,93
12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel SD SD
= STDEV (B5 : B41) = 4,09
13. Varians (S2) S2
= SD2 = (4,09)2 = 16,70
174
LAMPIRAN 15 Data Hasil Penelitian Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
1. Banyaknya data (n) = 37 2. Data pretest siswa kelas eksperimen (model inkuiri terbimbing) 45
48
52
55
55
55
55
55
58
58
58
61
61
64
67
67
70
70
73
73
73
73
73
73
73
73
76
76
76
76
76
79
79
79
79
82
82
3. Nilai terbesar
=
82
4. Nilai terkecil
=
45
5. Rentang data (R)
=
nilai terbesar – nilai terkecil
=
82 – 45
=
37
6. Jumlah interval kelas (k) =
1 + 3,3 log n
=
1 + 3,3 log 37
=
1 + 3,3 (1,568)
=
1 + 5,1744
=
6,1744
=
6
7. Panjang interval kelas (i)=
R k
=
37 6
=
6
175
8. Tabel distribusi frekuensi No.
Interval Kelas
F
X
Fx
X²
1 2 3 4 5 6 7
45 - 50 51 - 56 57 - 62 63 - 68 69 - 74 75 - 80 81 - 86
2 6 5 3 10 9 2
47,5 53,5 59,5 65,5 71,5 77,5 83,5
95 321 297,5 196,5 715 697,5 167 2489,5
2256,25 2862,25 3540,25 4290,25 5112,25 6006,25 6972,25
37
Batas Nyata Bawah Atas 44,5 50,5 50,5 56,5 56,5 62,5 62,5 68,5 68,5 74,5 74,5 80,5 80,5 86,5
Fkb
Fka
37 35 29 24 21 11 2
2 8 13 16 26 35 37
Keterangan: F
: Frekuensi yang mengandung median
x
: Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median 9. Perhitungan nilai mean Rumus mean metode panjang Mx
fx
=
N
Keterangan: Mx
: Mean
∑fx
: Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
N
: Number of cases
Mx
=
fx N
176
=
2489,5 37
= 67,30 10. Perhitungan nilai median
½N - fx b = fi
Mdn
i
Keterangan: Mdn
: Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N
: Number of Cases
fxb
: Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi
: Frekuensi dari interval yang mengandung median
i
: Panjang interval kelas
Letak Mdn = Kelas Median = 69 - 74 Mdn
½N - fx b = fi
i
= 68,5
18,5 - 11 6 10
= 68,5 + 4,5 = 73 11. Perhitungan nilai modus
1 = 1 2
M0
i
Keterangan: M0
: Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
1
:
selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2
:
selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
177
i
:
Panjang interval kelas
Kelas Modus = 69 - 74 M0
1 = 1 2
i
= 68,5 7 6 7 1
= 68,5 + 5,25 = 73,75
12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel SD SD
= STDEV (B5 : B41) = 10,33
13. Varians (S2) S2
= SD2 = (10,33)2 = 106,70
178
LAMPIRAN 16
Data Hasil Penelitian Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
1. Banyaknya data (n) = 37 2. Data pretest siswa kelas eksperimen (model inkuiri terbimbing) 58
61
64
70
73
73
73
73
73
76
79
79
79
82
82
82
82
82
85
85
85
85
88
88
88
91
91
91
91
91
94
94
94
94
97
97
97
3. Nilai terbesar
=
97
4. Nilai terkecil
=
58
5. Rentang data (R)
=
nilai terbesar – nilai terkecil
=
97 - 58
=
39
6. Jumlah interval kelas (k) =
1 + 3,3 log n
=
1 + 3,3 log 37
=
1 + 3,3 (1,568)
=
1 + 5,1744
=
6,1744
=
6
7. Panjang interval kelas (i)=
R k
=
39 6
=
7
179
8. Tabel distribusi frekuensi No.
Interval Kelas
1 2 3 4 5 6
58 - 64 65 - 71 72 - 78 79 - 85 86 - 92 93 - 99
F
X
Fx
X²
3 1 6 12 8 7 37
61 68 75 82 89 96
183 68 450 984 712 672 3069
3721 4624 5625 6724 7921 9216
Batas Nyata Bawah Atas 57,5 64,5 64,5 71,5 71,5 78,5 78,5 85,5 85,5 92,5 92,5 99,5
Fkb
Fka
37 34 33 27 19 7
3 4 10 22 30 37
Keterangan: F
: Frekuensi yang mengandung median
x
: Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median 9. Perhitungan nilai mean Rumus mean metode panjang Mx
fx
=
N
Keterangan: Mx
: Mean
∑fx
: Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
N
: Number of cases
Mx
= =
fx N
2489,5 37
= 67,30
180
10. Perhitungan nilai median
½N - fx b = fi
Mdn
i
Keterangan: Mdn
: Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N
: Number of Cases
fxb
: Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi
: Frekuensi dari interval yang mengandung median
i
: Panjang interval kelas
Letak Mdn = Kelas Median = 69 - 74 Mdn
½N - fx b = fi
i
= 68,5
18,5 - 11 6 10
= 68,5 + 4,5 = 73 11. Perhitungan nilai modus
1 = 1 2
M0
i
Keterangan: M0
: Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
1
:
selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
2
:
selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i
:
Panjang interval kelas
Kelas Modus = 69 - 74
181
M0
1 = 1 2
i
= 68,5 7 6 7 1
= 68,5 + 5,25 = 73,75
12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel SD SD
= STDEV (B5 : B41) = 10,33
13. Varians (S2) S2
= SD2 = (10,33)2 = 106,70
182
LAMPIRAN 17
DATA UJI HOMOGENITAS PRETEST No.
Kelompok
dk = n-1
1 2
Pretest Kontrol Pretest Eksperimen
36 36
Varians (S2) 12,77 16,70
Kesimpulan Homogen
Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen 1) Ha = Terdapat pengaruh varians 1 dengan varians 2 (tidak homogen) Ho = Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (homogen) 2) Ha = σ1 ≠ σ2 Ho = σ1 = σ2 3) Kriteria Pengujian a. Apabila Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians dua populasi homogen b. Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians dua populasi tidak homogen 4) Tentukan dk Pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil) dk1 = n-1 = 37-1 = 36 dk2 = n-1 = 37-1 = 36 5) Fhitung 6) Taraf signifikan (α) = 0,05 7) Tentukan nilai Ftabel Ftabel dengan dk pembilang 36 dan dk penyebut 36 pada taraf signifikan 5% adalah 1,74. Karena Fhitung < Ftabel (1,31<1,74) maka Ho diterima. 8) Kesimpulannya: Ho yang berbunyi : “Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2” diterima (homogen) Sebaliknya, Ha yang berbunyi: “Terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2” ditolak (tidak homogen)
183
LAMPIRAN 18
DATA UJI HOMOGENITAS POSTTEST No.
Kelompok
dk = n-1
1 2
Pretest Kontrol Pretest Eksperimen
36 36
Varians (S2) 106,70 103,43
Kesimpulan Homogen
Perhitungan Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen 9) Ha = Terdapat pengaruh varians 1 dengan varians 2 (tidak homogen) Ho = Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (homogen) 10) Ha = σ1 ≠ σ2 Ho = σ1 = σ2 11) Kriteria Pengujian c. Apabila Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians dua populasi homogen d. Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians dua populasi tidak homogen 12) Tentukan dk Pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil) dk1 = n-1 = 37-1 = 36 dk2 = n-1 = 37-1 = 36 13) Fhitung 14) Taraf signifikan (α) = 0,05 15) Tentukan nilai Ftabel Ftabel dengan dk pembilang 36 dan dk penyebut 36 pada taraf signifikan 5% adalah 1,74. Karena Fhitung < Ftabel (1,03<1,74) maka Ho diterima. 16) Kesimpulannya: Ho yang berbunyi : “Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2” diterima (homogen) Sebaliknya, Ha yang berbunyi: “Terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2” ditolak (tidak homogen)
184
LAMPIRAN 19 DATA UJI HIPOTESIS PRETEST No.
Kelompok
Jumlah Sampel 37 37
1 2
Nilai Varians thitung Rata-rata (S2) 16,70 12,77 0,63 17,27 16,70 0,63
Pretest Kontrol Pretest Eksperimen Perhitungan Uji Hipotesis
ttabel
Kesimpulan
1,99 1,99
Homogen
1. Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen a. Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Ha = Terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. b. Untuk dk = (n1 + n2) – 2 = (37 +37) – 2 = 72 Pada taraf kepercayaan (α) = 0,05 diperoleh ttabel = 1,99 c. Kriteria pengujian: Terima Ho jika harga thitung < ttabel Terima Ha jika harga thitung > ttabel d. Dari perhitungan diperoleh nilai hitung pretest siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol diperlihatkan dalam tabel di bawah ini. Nilai Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 16,70 17,27 Rata-rata 2 12,77 16,70 Varians (S ) 37 37 Jumlah Sampel Perhitungan: ̅ √
(
)
(
̅
= )
(
(
√
)
)
(
)
(
)
= √
=
√
( (
)
)
= = 0,61 Kesimpulan: Berdasarkan kriteria pengujian thitung < ttabel (0,61<1,99) maka Ho diterima.
185
LAMPIRAN 20 DATA UJI HIPOTESIS POSTEST No.
Kelompok
Jumlah Sampel 37 37
1 2
Nilai Varians thitung Rata-rata (S2) 67,51 106,70 6,15 82,89 103,43 1,99
Posttest Kontrol Posttest Eksperimen Perhitungan Uji Hipotesis
ttabel
Kesimpulan
1,99 1,99
Homogen
2. Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen e. Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil posttest antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Ha = Terdapat perbedaan hasil posttest antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. f. Untuk dk = (n1 + n2) – 2 = (37 +37) – 2 = 72 Pada taraf kepercayaan (α) = 0,05 diperoleh ttabel = 1,99 g. Kriteria pengujian: Terima Ho jika harga thitung < ttabel Terima Ha jika harga thitung > ttabel h. Dari perhitungan diperoleh nilai hitung posttest siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol diperlihatkan dalam tabel di bawah ini. Nilai Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 67,51 82,89 Rata-rata 2 106,70 103,43 Varians (S ) 37 37 Jumlah Sampel Perhitungan: ̅ √
(
)
(
̅
= )
(
(
√
)
= =
)
(
(
√ √
)
(
(
)
)
)
= = 6,13 Kesimpulan: Berdasarkan kriteria pengujian thitung > ttabel (6,13>1,99) maka Ho ditolak
186
LAMPIRAN 21
187
LAMPIRAN 22
188
LAMPIRAN 22
189
LAMPIRAN 23
190
LAMPIRAN 23
191
LAMPIRAN 23
192
LAMPIRAN 23
193
LAMPIRAN 23
194
LAMPIRAN 23