perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR PADA PELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh: WIWIN AMBARSARI K4306043
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertandatangan dibawah ini
Nama
: Wiwin Ambrsari
NIM
: K4306043
Jurusan/Progarm studi
: P MIPA/Pendidikan Biologi
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR PADA PELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SURAKARTA” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti ataudapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Agustus 2012
Yang membuat pernyataan
Wiwin Ambarsari
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR PADA PELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SURAKARTA
Oleh: WIWIN AMBARSARI K4306043
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Wiwin Ambarsari. PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP
KETERAMPILAN
PELAJARAN
BIOLOGI
PROSES
SISWA
KELAS
SAINS VIII
DASAR
SMP
PADA
NEGERI
7
SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2012. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains dasar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Penelitian menggunakan metode eksperimen semu (Quasi experimental research). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester I SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, sampel diambil dengan Cluster Random Sampling sejumlah dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen berjumlah 30 siswa dan kelas kontrol berjumlah 30 siswa. Uji keseimbangan kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilaksanakan dengan uji t untuk memenuhi persyaratan sebagai sampel. Data penelitian berupa keterampilan proses sains dasar siswa yang meliputi observsi, klasifikasi, mengukur, memprediksi, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.. Data keterampilan proses sains dasar diperoleh dari lembar observasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t dua sampel pada mini tab 16. Uji t dilakukan setelah dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas Anderson-Darling dan uji homogenitas Levene’s. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan prosees sains dasar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. Kata Kunci: inkuiri, inkuiri terbimbing, ketrampilan proses sains dasar, keterampilan proses, pembelajaran, biologi commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Wiwin Ambarsari. THE APPLICATION OF GUIDED INQUIRY APPROACH TO BASIC SCIENCE PROCESS SKILLS OF STUDENTS IN GRADE VIII SMP 7 SURAKARTA. Thesis, Surakarta: Theacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University of Surakarta, Mey 2012. The research’s objective is to determine the application effect of guided inquiry approach to science process-skills of students grade VIII Junior High School 7 Surakarta on the based of competency to describethe circulatory system of humans and around of health. The research uses quasi-experimental research method. The population in this study were all students of grade VIII first semester of SMP 7 Surakarta school year 2011/2012, samples were taken by Cluster RandomSampling amount of two classes namely control class and experimental class. Experimental class totaled 30 students and control class consist of 30 students. The Balance-ability test between experimental class and control class was hold by t-test to meet the requirement sample. The research data as student basic science process skills that include observation, classification, measurement, prediction, conclusion, and communication. The research data of basic science process skills outcomes derived from the observation sheet. Analysis of the data in this study uses twosample t-test on mini tab 16. T-test were selected after the test is a prerequisite Anderson-Darling normality test and Levene's homogeneity test. The results show that the application of guided inquiry learning give a significant influence on basic science process skills of students in grade VIII sMP 7 Surakarta. Keywords: inquiry, an inquiry guided, basic science process skills, process skill,education,biology
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit. Apa yang saya dengar, lihat, dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman lain, saya mulai paham. Apa ang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai (Siberman ).
Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil (Mario Teguh ).
Pengetahuan yang luas bukanlah segalanya, mempraktekan apa yang kita tahu itulah segalanya. Hidup ini bukanlah teori dan histori, tapi tentang mimpi dan realisi (Lulu Kemaludin).
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk:
Mamak, Mamak, dan Mamakku tersayang, wanita yang telah melahirkanku, merawatku, mendukungku, menyayangiku, dan selalu mendoakanku tanpa lelah.....yang telah sabar menunggu kelulusanku.....
Bapak, atas nasihat dan segala pengertian Bapak…terima kasih sedalam-dalamnya...
Mbak Ini, Mas Dwi dan Mbak Atun yang selalu mengingatkanku untuk kebaikanku, membantuku, dan mendukungku baik tenaga, biaya dan waktu....terima kasih....maaf selalu menguji kesabaran kalian....
To adiku yang tersayang....terima kasih atas bantuan dan sarannya....maaf belum bisa menjadi contoh yang baik.
Kevin
dan
Dito,
keponakan-keponakanku
tersayang....yang
selalu
menantikan
kepulanganku... aku sayang kalian...
Pak Met dan Pak Maridi, terima kasih atas bimbingan, waktu, dan nasehatnya…
Gege, HelyChan, Nyit-nyit, Yun dan T-wix terima kasih atas nasehat, ilmu, masa-masa yang tak terlupakan selama ini......kamu adalah guruku sekaligus temanku yang terbaik......
Vina, Linda, Decy, Mb Yun, Achi, Adi, Agus, paUs, Uzy, Ari Kating, Ank, Lylla, Puput, Peny, Eny, terimakasih atas saran, bantuan, dan semangat yang kalian berikan serta dukungan agar segera pendadaran....
Teman-teman seperjuangan Biologi Smart Generation 2006 Community, terima kasih atas kebersamaan dan perjuangan yang tak akan terlupakan. Semoga kebersamaan kita terjaga selama-lamanya.
Teman-teman Himabi 2008-2010 terimakasih atas kerja sama, semangat, dan dukungan agar segera pendadaran....Hidup HIMABI....
Teman-temanku di “Wisma Putri Permata Bunda” yang senantiasa saling mengingatkan dan berbagi pengalaman..
Teman-temanku di “Tisanda 1” yang senantiasa saling mengingatkan dalam kebaikan.
Teman-teman Pelpipodipo, terimakasih atas kebersamaan meski singkat
Orang-orang yang selalu menyemangatiku dan memotivasiku.....
P
ty, yang membatu menyelesaikan skripsi dan menemaniku everywhere and everytime.terimakasih atas kerja kerasnya....
Almamater.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Allah, sesungguhnya segala puji bagi-Mu. Syukurku yang hanya milik-Mu semoga memang terungkap dari hati, lisan, dan perbuatan kami. Engkau Yang Maha Rahman dan Rahim, dalam pangkuan-Mu, terhimpun seluruh kekuatan kami, dengan kekuatan itu kami memainkan melodi, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Izinkanlah kami menjadi penyambut cahaya-Mu yang tiada pernah pudar. Alhamdulillah dengan izin Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR PADA PELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SURAKARTA ”.Skripsi ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberi ijin dalam proses penyusunan skripsi. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Slamet Santosa, M.Si, selaku pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam menyelesaikan penelitian. 5. Dr. Maridi, M. Pd, selaku pembimbing II yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penelitian. commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Kepala SMP Negeri 7 Surakarta, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian. 7. Guru mata pelajaran biologi SMP Negeri 7 Surakarta, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam mengadakan penelitian. 8. Siswa-siswi SMP Negeri 7 Surakarta, khususnya kelas VIII. 9. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa tiada yang sempurna selain Allah SWT, maka skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh keterbatasan penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Surakarta,
Juli 2012
Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i HALAMAN PERNYATAAN...........................................................................ii HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................iii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................iv HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................v ABSTRAK ........................................................................................................vi HALAMAN MOTTO ...................................................................................viii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................ix KATA PENGANTAR.......................................................................................x DAFTAR ISI....................................................................................................xii DAFTAR TABEL ..........................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR.......................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1 B. Identifikasi masalah ................................................................................3 C. Batasan Masalah......................................................................................4 D. Rumusan Masalah ...................................................................................4 E. Tujuan Penelitian ....................................................................................4 F. Manfaat Penelitian ..................................................................................4 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka .....................................................................................6 B. Kerangka Berpikir.................................................................................18 C. Hipotesis................................................................................................19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................................20 1. Tempat Penelitian......................................................................20 2. Waktu Penelitian .......................................................................20 commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Populasi Dan Sampel ............................................................................21 1. Populasi Penelitian ....................................................................21 2. Sampel Penelitian......................................................................21 C. Teknik Pengumpulan Data....................................................................21 1. Variabel Penelitian ....................................................................21 2. Metode Pengumpulan Data .......................................................22 3. Teknik Penyusunan Instrumen ..................................................23 4. Analisis Instrumen.....................................................................24 D. Rancangan Penelitian ............................................................................29 E. Teknik Analisis Data.............................................................................29 1. Uji Prasyarat ..............................................................................29 2. Uji Kesetimbangan ....................................................................31 3. Uji Hipotesis..............................................................................32 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data.......................................................................................33 B. Pengujian Prasyarat Analisis.................................................................35 C. Pengujian Hipotesis...............................................................................38 D. Pembahasan Hasil Analisis Data...........................................................39 BAB V Simpulan, Implikasi, Dan Saran A. Simpulan ...............................................................................................47 B. Implikasi................................................................................................47 C. Saran......................................................................................................47 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1. Sintaks Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ..............................................9 2. Keterampilan Proses Dan Ciri-cirinya ..................................................17 3. Rangkuman Hasil Try Out Uji Validitas...............................................25 4. Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item .................................26 5. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas ...........................................26 6. Kriteria Tingkat Kesukaran...................................................................27 7. Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran ..................................27 8. Tingkatan Klasifikasi Daya Pembeda ...................................................28 9. Rangkuman Hasil Try out Uji Daya Beda.............................................28 10. Rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design.................29 11. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Awal......30 12. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kemampuan Awal ..31 13. Rangkuman Hasil Perhitungan t-test Kemampuan Awal...................... 32 14. Deskripsi Data Keterampilan Sains Proses Dasar pada Pelajaran Biologi...................................................................................................33 15. Hasil Uji Normalitas Keterampilan Proses Sains Dasar Biologi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen....................................36 16. Hasil Uji Homogenitas Keterampilan Proses Sains Dasar Biologi dengan Variasi Model Pembelajaran ....................................................38 17. Hasil Analisis Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Siswa...................................................39
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Diagram implementasi pendekatan inquiry/discovery............................8 2. Paradigma Penelitian.............................................................................19 3. Waktu Pelaksanan Kegiatan Penelitian.................................................20 4. Perbandingan Mean Keterampilan Proses Sains Dasar Kelompok Kontrol Dan Kelompok Eksperimen...................................34 5. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen.................................................35 6. Uji Normalitas Kelompok Kontrol........................................................36 7. Uji Homogenitas ...................................................................................37
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Silabus........................................................................................................54 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Konvensional ...................................55 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri 1 ...........................................60 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran inkuiri 2............................................69 5. LKS 1 .........................................................................................................78 6. LKS2 ..........................................................................................................80 7. Soal Teka-Teki Silang 1.............................................................................82 8. Soal Teka-Teki Silang 2.............................................................................83 9. Soal Ulangan Sistem Peredaran Darah ......................................................84 10. Soal Try Out Sistem Peredaran Darah .......................................................89 11. Kisi-Kisi Lembar Observasi....................................................................... 94 12. Lembar Observasi ......................................................................................95 13. Kriteria Penilaian Keterampilan Proses .....................................................96 14. Rangkuman Hasil Try Out .........................................................................99 15. Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, dan Tingkat Kesukaran Soal Kognitif ....................................................................................................100 16. Uji Prasyarat.............................................................................................103 17. Uji Kesetimbangan...................................................................................105 18. Nilai Awal Kelompok Kontrol.................................................................106 19. Nilai Awal Kelompok Eksperimen ..........................................................107 20. Hasil Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol......................................108 21. Hasil Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen ...............................109 22. Deskripsi Data..........................................................................................110 23. Uji Normalitas..........................................................................................111 24. Uji Homogenitas ......................................................................................112 25. Uji Hipotesis ............................................................................................113 26. Dokumentasi Foto Penelitian ...................................................................114 27. Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi............................................... 119 28. Surat Keputusan Dekan FKIP Tentang Izin Penyusunan Skripsi ............120 29. Permohonan Izin Research....................................................................... 121 commit to user 30. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian........................................122 xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bukanlah sesuatu yang statis melainkan sesuatu yang dinamis sehingga menuntut adanya suatu perbaikan yang terus menerus. Dunia pendidikan memiliki tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajarannya. Pendidikan tidak hanya ditekankan pada penguasaan materi, tetapi juga ditekankan pada penguasaan keterampilan. Siswa juga harus memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan proses dan prinsip keilmuan yang telah dikuasai, dan learning to know (pembelajaran untuk tahu) dan learning to do (pembelajaran untuk berbuat) harus dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran di sekolah sebagian besar masihmenggunakan metode konvensional yang berpusat pada guru. Penggunaanmetode konvensional tersebutmenyebabkan keterampilan siswa cenderung kurang optimal. Siswa kurang mandiri dan cenderung bergantung pada guru untuk mendapatkan materi pelajaran.Proses pembelajaran konvensional secara umum juga didominasi oleh beberapa siswa, sedangkan siswa yang lain cenderung diam. Permasalahan pada pembelajaran konvensional dapat diatasi dengan penerapan pembelajaran inovatif.Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa melalui pelibatan aktif siswa yang bersangkutan.Pembelajaran inovatif mampu membawa perubahan dalam proses belajar siswa karena siswa cenderung senang dengan pembelajaran yang memanfaatkan informasi dan teknologi yang terus berkembang. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dirancang suatu kegiatan belajar yang menarik bagi siswa (Isjoni, 2008: 7).Pembelajaran inovatif diharapkan mampu meningkatkan keterampilan peserta didik. Siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh kongkrit merupakan salah satu alasan yang melandasi perlunya diterapkan keterampilan proses sains. Keterampilan proses commit1to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 sains dibedakan dalam dua bagian besar, yaitu keterampilan proses sains dasar (basic skill), dimulai dari mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan, dan keterampilan proses sains terpadu (integrated skill), dari identifikasi variabel sampai dengan yang paling kompleks, yaitu eksperimen.Hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan keterampilan dalam
melihat,
menganalisis, dan memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja; dengan demikian aktivitas dan produk yang dihasilkan dari ativitas belajar ini mendapatkan penilaian. Inkuiri terbimbingmerupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi
suasana
pola
pembelajaran
kelas.
Pembelajaran
inkuiri
terbimbingmerupakan pembelajaran kelompok, siswa diberi kesempatan untuk berfikir mandiri dan saling membantu dengan teman yang lain. Pembelajaran inkuiri terbimbing membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan tanggung jawab dalam kelompok atau pasangannya. Pelaksanaaninkuiri terbimbingmeliputi lima tahap yaitu merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data,
menguji data berdasarkan data yang ditemukan, dan
membuat kesimpulan. Langkah pertama yaitu merumuskan masalah, guru membimbing siswa menentukan suatu masalah yang terkait dengan pelajaran yang disampaikan, kemudian siswa memikirkan sendiri jawabannya. Langkah kedua yaitu mengajukan hipotesis, guru membimbing siswa menemukan jawaban sementara atas masalah yang ditemukan. Langkah ketiga yaitu mengumpulkan data, siswa melakukan eksperimen sederhana.Langkah keempatmenguji data berdasarkan data yang ditemukan,siswa menguji hasil eksperimen dengan faktafakta dan teori yang terkait.Langkah kelima membuat kesimpulan siswa mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas dan membuat kesimpulan. Kelebihan
pembelajaran
inkuiri
antara
lain:
membantu
siswa
mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa, membangkitkan gairah pada siswa misalkan siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadangcommit to usersiswa untuk bergerak maju sesuai kadang kegagalan, memberi kesempatan pada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 dengan kemampuan, membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan, siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk belajar, strategi ini berpusat pada siswa, misalkan memberi kesempatan kepada mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide. Guru menjadi teman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang jawabanya belum diketahui.Relevan dengan latar belakang di atas judul yang dapat diangkat adalahPENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRITERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR PADA PELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SURAKARTA. B. Identifikasi Masalah Inkuiri merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk menemukan konsep pembelajaran sehingga akan berpengaruh pada keterampilan proses sains dasar siswa. Kegiatan belajar mengajar yang optimal diperlukan dalam memahami konsep, yakni melibatkan pengalaman intelektual, emosional, dan fisik. Hal ini berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus mampu memberi kesempatan kepada siswa untuk melibatkan diri pada proses belajar. Siswa akan memperlihatkan unjuk kerja melalui sejumlah keterampilan memproses dan memperoleh semua fakta, konsep, dan prinsip. Observasi yang dilakukan di SMP Negeri 7 Surakarta menunjukan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran biologi belum maksimal.Biologi merupakan matapelajaran yang bersifat hafalan dan menuntut pemahaman dalam setiap konsepnya.Kurang maksimalnya hasil belajar siswa disebabkan karena siswa sulit memahami konsep dalam materi pelajaran.Penggunaan metode pembelajaran yang tepat penting dilakukan untuk pemecahan masalah di atas. Pembelajaran inkuiri terbimbingmerupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pembelajaran di kelas. Inkuiri terbimbingmerupakan pembelajaran kelompok dimana siswa diberi kesempatan untuk berfikir mandiri commit user sehingga pembelajaran inkuiri dan bekerjasama dengan teman yangto lain,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 terbimbingdiharapkan dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa. C. Batasan Masalah 1. Subjek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas VIII semester I Tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini mengambil 3 kelas, dimana kelas pertama sebagai kelas kontrol, kelas kedua sebagai kelas tryout, dan kelas ketiga sebagai
kelas
yang
mendapat
perlakuan
berupa
penerapan
pembelajaraninkuiri terbimbing. 2. Objek penelitian yang digunakan adalah SMP Negeri 7 Surakartapada mata pelajaran biologi; Standar Kompetensi (SK) 1, memahami berbagai sistem dalam
kehidupan
manusia
dengan
Kompetensi
Dasar
(KD)
1.6,
mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. D. RumusanMasalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan,
bagaimana
pengaruh
pembelajaraninkuiri
terbimbingterhadap keterampilan proses sains dasar siswa? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang hendak dicapai
adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pembelajaran inkuiri
terbimbing terhadap keterampilan proses sains dasar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. F. Manfaat Penelitian Setelah perumusan masalah di atas diperoleh jawabannya, diharapkan penelitian dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang membuat siswa merasa tertarik untuk belajar Biologi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 2. Meningkatkan keterampilan proses sains dasar siswa dalam pembelajaran sains atau biologi. 3. Memberikan
masukan
kepada
guru
dalam
pemilihan
pendekatan
pembelajaran agar pembelajaran lebih berpusat pada siswa (student-centered) pada pokok bahasan Sistem Peredaran Darah Manusia. 4. Meningkatkan sumber daya pendidikan sehingga menghasilkan output yang berkualitas, dan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. 5. Menambah kepustakaan dalam bidang pendidikan dan menjadi acuan untuk diteliti lebih lanjut di jenjang pendidikan yang berbeda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1.
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
a. Pengertian Pendekatan inkuiri sains menurut pendapat Wenno (2008: 61), adalah sesuatu yang sangat menantang dan melahirkan interaksi antara yang diyakini siswa sebelumnya terhadap suatu bukti baru untuk mencapai pemahaman yang lebih baik, melalui proses dan metode eksplorasi untuk menguji gagasan-gagasan baru. Hal ini akan merujuk pada pengembangan sikap-sikap positif untuk mencari penjelasan, dan menghargai gagasan orang lain, terbuka pada gagasan baru, berfikir kritis, jujur, kreatif dan berfikir lateral. Pendapat tersebut senada dengan pendapat Sanjaya (2008a: 119) yang
menyatakan inkuiri sebagai proses
pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Inkuiri menurut Gulo (2004: 84-85) berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Hal tersebut didukung oleh Hidayatullah, (2011) yang menyatakan salah satu tujuan mengajar dan mendidik adalah menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas pembelajaran. Menurut Mulyasa (2006: 102) pangalaman belajar perlu dikembangkan untuk membentuk manusia yang berkualitas tinggi, baik mental, moral maupun fisik. Metode dan strategi belajar mengajar yang kondusif untuk hal tersebut perlu dikembangkan, misalnya metode inkuiri, discovery, problem solving, dan sebagainya. Pendekatan inquiry/discovery merupakan pendekatan mengajar yang menitikberatkan pengembangan cara berfikir ilmiah (Wenno, 2008: 61). Mulyasa (2005: 107) mengutip pendapat Widada (1994) yang menyatakan bahwa pendekatan inquiry disamping penyediaan lingkungan yang kreatif dalam commitpembelajaran, to user peningkatan aktivitas dan kreativitas guru dapat menggunakan 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 pendekatan. Peserta didik diberi kesempatan untuk menggunakan proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah, serta meningkatkan potensi intelektualnya melalui Inquiry approach. Pendekatan inquiry didefinisikan Sagala (2010: 196) sebagai pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah, pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah. Rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan, merupakan pembelajaran inkuiri yang disampaikan Sanjaya (2008b: 303). Proses pembelajaran mandiri paling baik diuji dari dua perspektif yang berbeda, tetapi sangat berhubungan yaitu: pertama, memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu; dan kedua, menggunakan pengetahuan dan keahlian, dalam urutan yang pasti, satu langkah yang logis mengikuti langkah yang lain (Johnson, 2009: 153-154). b. Tahapan-tahapan Secara umum proses inkuiri menurut Sanjaya (2008a: 119) dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu: 1. Merumuskan masalah; 2. Mengajukan hipotesis; 3. Mengumpulkan data; 4. Menguji data berdasarkan data yang ditemukan; dan 5. Membuat kesimpulan. Pendekatan inkuiri induktif, oleh Orlich, dkk (1998: 297), dapat dibedakan menjadi inkuiri terbimbing dan inkuiri tak terbimbing. Perbedaan diantara keduanya yaitu, data atau fakta, kemudian siswa membuat generalisasi dengan bantuan guru, disebut inkuiri induktif terbimbing. Jika siswa menemukan sendiri spesifiksi sebelum membuat generalisasi, maka dinamakan inkuiri induktif tak terbimbing. Tahapan-tahapan pada pendektan inquiry/discovery menurut Wenno (2008: 62) dapat dilihat pada Gambar 1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
Guru Memilih Tujuan Guru mengajukan pertanyaan yang dapat menumbuhkan siswa mengemukakan pendapat Guru menerapkan hipotesis/praduga jawaban untuk dikaji lebih lanjut (alternatif jawaban)
Secara spontan siswa menjelajahi informasi/data untuk menguji praduga baik secara individu atau pun secara kelompok
Siswa tidak banyak berusaha mencari informasi untuk membuktikan praduga
Guru membantu siswa/mendorong melakukan kegiatan belajar
Siswa menarik kesimpulan
Siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban/menarik kesimpulan
inquiry
Gambar 1. Diagram implementasi pendekatn inquiry/discovery (Wenno, 2008: 62) Memecahkan masalah merupakan bentuk lain pembelajaran inkuiri. Guru yang menerapkan metode pemecahan masalah akan menggunakan perspektif bahwa siswa-siswa akan mengusulkan penyelesaian masalah dan mengajukan rekomendasi ke arah apa yang harus dikerjakan agar terjadi perubahan, peningkatan, pembetulan, pencegahan atau situasi yang lebih baik. Hal-hal yang perlu distimulir dalam proses belajar melalui ‘inquiry’ menurut Roestiyah (2008: 80) yaitu otonomi siswa, kebebasan dan dukungan pada siswa, sikap keterbukaan, commit to user percaya pada diri sendiri dan kesadaran akan harga diri, self-concept, serta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 pengalaman inkuiri, terlibat dalam masalah-masalah. Sintaks Pembelajaran Inkuiri Terbimbing menurut Baskoro (2010), dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Tahap pembelajaran Tahap I Identifikasi dan penetapan ruang lingkup masalah
Kegiatan guru Guru memberikan masalah Guru membimbing merumuskan masalah
Kegiatan siswa Mengidentifikasi masalah dan merumuskan pertanyaan yang mengarah kepada kegiatan investigasi Membimbing siswa Merumuskan hipotesis merumuskan hipotesis yang akan diuji melalui investigasi Membimbing dan Melaksanakan memfasilitasi siswa eksperimen dan dalam merancang mengumpulkan data eksperimen untuk mengumpulkan data Membimbing siswa Menyusun argumen menginterpretasikan untuk mendukung data data dan menguji hipotesis Membimbing siswa Menjelaskan hubungan untuk membuat dan membuat induksi atau generalisasi melalui generalisasi induksi
Tahap II Perumusan hipotesis
Tahap III Pengumpulan data
Tahap IV Interpretasi data
Tahap V Pengembangan kesimpulan
Tahap VI Pengulangan
Membimbing serta meminta siswa untuk membuktikan kembali kebenaran generalisasinya
Mempresenrasikan hasil kegiatan eksperimenyang telah dilakukan.
(Baskoro, 2010) Sintaks atau aliran kegiatan belajar mengajar menurut Gulo (2004: 98) yaitu: tahap pertama, menghadapi stimulus (terencanaa atau tidak terencana); tahap kedua, menjajaki reaksi terhadap situasi yang terencana; tahap ketiga, merumuskan tujuan yang dipelajari dan mengorganisasikan kelas (merumuskan masalah, tugas kelas, peranan dan sebagainya); tahap keempat, belajar to user atau kelompok; tahap kelima menyelesaikan masalah secara commit independen
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 menganalisis proses dan kegiatan belajar; dan tahap keenam, evaluasi dan tindak lanjut. Prince dan Felder (2006) berpendapat bahwa deduktif adalah petunjuk kerja tradisional, dimulai dengan teori dan kemajuan penerapan teori tersebut. Pendekatan pembelajaran alternatif adalah lebih induktif. Topik diperkenalkan dengan menunjukkan observasi khusus, studi kasus atau masalah, sehingga membantu siswa untuk menemukan setelah keinginantahuan siswa meningkat. Metode pembelajaran induktif secara umum terdiri dari, pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek,
pembelajaran
berbasis sebab, pembelajaran diskoveri, dan (Just-in-Time Teaching) waktu pembelajaran. c. Kelebihan Amilasari dan Sutiadi (2008) menuliskan pendapatnya dalam jurnal peningkatan kecakapan akademik siswa SMA dalam pembelajaran fisika melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing, bahwa tiap aspek kecakapan akademik yang teramati mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kecakapan akademik siswa. Kuhlthau, dkk (2007) berpendapat dalam karya tulisnya berjudul Guided Inquiry: Learning in the 21st Century. Inkuiri terbimbing merupakan perencanaan, tujuan, penilaian, dan target yang jelas, guru yang menerapkan proses inkuiri dapat membimbing siswa untuk belajar penuh percaya diri. Inkuiri yaitu merencanakan dan membimbing perintah.
Pelajar
diharapkan
dengan mengarahkan, bukan dengan
mampu
menjelaskan
pengetahuannya
dan
mempraktekkan keterampilannya untuk memanfaatkan sumber belajar yang ada di sekitarnya. Baik dari dalam sekolah maupun dari luar sekolah, misalnya; perpustakaan sekolah, museum, dan internet. Metode pembelajaran inkuiri disamping mengantarkan siswa pada tujuan instruksional tingkat tinggi, tetapi dapat juga memberi tujuan iringan (nutrunant commit to user keterampilan untuk memproses secara effect) sebagai berikut: 1. memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 ilmiah
(mengamati,
mengumpulkan
dan
mengorganisasikan
data,
mengidentifikasikan variabel, merumuskan, dan menguji hipotesis, serta mengambil kesimpulan); 2. lebih berkembangnya daya kreativitas anak; 3. belajar secara mandiri; 4. lebih memahami hal-hal yang mendua; 5. perolehan sikap ilmiah terhadap ilmu pengetahuan yang menerimanya secara tentatif (Gulo, 2004: 101). Inkuiri adalah proses belajar mengajar yang memberikan dorongan kepada siswa untuk mengikuti keinginan dan ketertarikan kepada penemuan baru tentang cara kerja dunia (Klein, 2009: 21). Aktivitas inkuiri memberikan peluang yang cemerlang untuk membangun pengetahuan melalui diskoveri. Inkuiri sains tersusun dari proses diskoveri dengan mempraktekkan menghitung, menganalisis dan gambaran kesimpulan dari kejadian (Edelson, 2001). Zaini (2009) berpendapat bahwa seorang siswa akan mudah mengingat pengetahuan yang diperoleh secara mandiri lebih lama, dibandingkan dengan informasi yang dia peroleh dari mendengarkan orang lain. Belajar aktif menurut Zaini, dkk (2008) dapat mengajak peserta didik untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Hal tesebut di atas, sesuai dengan paham Belajar Aktif yang di sampaikan oleh Silberman (2001: 1-2) yang merupakan modifikasi dan pengembangan dari pernyataan Confusius. Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit. Apa yang saya dengar, lihat, dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman lain, saya mulai paham. Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai. Sumiati dan Asra (2008: 220) berpendapat bahwa dengan melakukan perbuatan dalam proses belajar dapat memungkinkan pengalaman belajar yang diperoleh bersifat lebih baik dan tersimpan dalam daya ingatan (memori) dalam jangka waktu lebih lama. Guru hendaknya menjelaskan dengan tindakan yang nyata, sehingga ilmu yang disampaikan lebih jelas, menarik, dan lebih meresap pada jiwa, pikiran, atau otak siswa daripada hanya dengan kata-kata. Suryobroto (2002: 201), ada beberapa kelebihan pembelajaran inkuiri commit to user antara lain: membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa, membangkitkan gairah pada siswa misalkan siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan, memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuan, membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan, siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk belajar, srategi ini berpusat pada anak, misalkan member kesempatan kepada mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide. Guru menjadi teman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang jawabanya belum diketahui. 2.
Keterampilan Proses Sains
a. Pengertian Joyoatmojo
(2006),
menyimpulkan
pendapat
beberapa
ahli
dan
menyatakan keterampilan-keterampilan atau kemampuan-kemampuan serta sikap seperti itu dapat menjadikan seseorang yang memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam penghadapi perubahan di sekitarnya, termasuk dalam pergaulan, dalam pekerjaan, maupun dalam suatu lembaga/organisasi. Seseorang yang sudah terlatih dengan keterampilan proses sains akan memiliki kepribadian yang jujur, dan teliti, sehingga mampu bersosialisasi dengan
masyarakat
lebih mudah.
Proses belajar mengajar hendaknya selalu mengikutkan siswa secara aktif guna mengembangkan mengamati,
kemampuan-kemampuan
menginterpretasikan,
siswa
meramalkan,
antara
lain
kemampuan
mengaplikasikan
konsep,
merencanakan dan melaksanakan penelitian, serta mengkomunikasikan hasil penemuannya (Suryosubroto, 1997: 73). Keterampilan proses dapat diartikan sebagai keterampilan yang dimiliki oleh para ilmuwan dalam memperoleh pengetahuan, dan mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan tersebut berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, serta perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai hasil tertentu, termasuk kreativitas. Keterampilan proses meliputi kemampuan olah pikir dan commit todkk user (2010: 7) mengemukakan pendapat kemampuan olah perbuatan. Martawijaya,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 Gagne yang menyatakan bahwa pengetahuan hanya dapat diperoleh jika seseorang memiliki kemampuan-kemampuan dasar tertentu. Kemampuan dasar yang dimasudkan itu adalah keterampilan proses yang dapat dibedakan atas keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terintegrasi. Keterampilan proses sains dapat diperoleh dan dikembangkan sekolah menengah diajarkan baik dalam teori dan praktis melalui pelatihan seperti terlibat dalam ilmu pengetahuan (Akinbobola dan Afolabi, 2010). Salah satu alasan yang malandasi perlunya diterapkan keterampilan proses yaitu, siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contohcontoh konkrit (Wenno, 2008: 66). Ango (2002), dari berbagai keterampilan proses yang berhubungan dengan ilmiah penyelidikan, beberapa keterampilan dapat dinilai sebagai keterampilan yang sangat dasar. Siswa harus diperkenalkan dengan keterampilan ini sejak dini dalam pengalaman sekolah karena sebagian besar dari mereka sukses dalam studi dipandu selanjutnya membutuhkan pemahaman dan penggunaan
yang
tepat. Keterampilan dasar
meliputi
keterampilan mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Pendapat yang senada disampaikan oleh Rauf, dkk dalam Jurnal Teknologi, Juni 2004 dengan judul Pemupukan Kemahiran Proses Sains di Kalangan Pelajar Tingkatan Dua di Sekolah Bestari. Dimyati dan Mudjiono (2002: 140), ada berbagai keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan dasar proses sains (basic skill), dimulai dari mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan, dan keterampilan terpadu proses sains (integrated skill), dari identifikasi variabel sampai dengan yang paling kompleks, yaitu eksperimen. Jenis keterampilan proses terintegrasi antara lain: 1. mengidentifikasi variabel; 2. menyusun tabel data; 3. menyusun grafik; 4. menggambarkan hubungan antara variabel-variabel; 5. memperoleh dan memproses data; 6. menyusun hipotesis; 7. merumuskan definisi operasional variabel;
8.
merancang
eksperimen/percobaan;
dan
9.
melakukan
eksperimen/percobaan (Martawijaya, 2010: 7). Hasil belajar bukan hanya berupa commit to user dan keterampilan dalam melihat, penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 menganalisis, dan memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja; dengan demikian aktivitas dan produk yang dihasilkan dari ativitas belajar ini mendapatkan penilaian (Sukmadinata. 2004: 179). Metode yang terbanyak menampilkan segi-segi keterampilan proses, menurut Djamarah (2000: 191) adalah metode diskusi, eksperimen dan pemberian tugas. Pengetahuan tentang cara-cara menguasai keterampilan tersebut akan mengubah arah dan intensitas motivasinya. Keterampilan yang kompleks dapat dipelajari secara bertahap. Analisis tugas yang kompleks menjadi keterampilanketerampilan bagian (part-skill), memungkinkan dikuasainya keterampilan tersebut. Jika penguasaan atas suatu keterampilan sudah tercapai, maka akan timbul rasa puas, yang pada gilirannya mendorong orang untuk mengulangi kegiatan tersebut, atau melanjutkannya ke tahap yang lebih kompleks (Suparno, 2001: 22). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyu (2009) memperlihatkan bahwa penggunaan alat peraga sederhana dalam pembelajaran sains SD mampu meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Sumber I Berbah Sleman Yogyakarta. Haris Mudjiman dalam Joyoatmojo, Universitas Sebelas Maret Surakarta (2006) mendefinisikan belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat dan motif untuk mengusai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Kemampuan-kemampuan atau keterampilan-keterampilan mendasar yang harus dilatih dalam keterampilan proses menurut pendapat Wenno (2008: 67), meliputi 1. observasi atau pengamatan; 2. perhitungan; 3. pengukuran; 4. klasifikasi; 5. pembuatan hipotesis; 6. perencanaan penelitian; 7. pengendalian variabel; serta 8. interpretasi data. Keterampilan proses dapat mengembangkan kemampuan
mengamati,
menaksir/menginterpretasikan,
menggolongkan/mengklasifikasikan,
meramalkan,
menerapkan,
merencanakan
penelitian, mengkomunikasikan (Sumantri dan Permana, 2001: 97-100; Hamalik, 2008: 150-151;
Usman, 2008: 42-43; Usman dan Setiawati, 1993: 78-79;
Nuryani, 2005: 80-81). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 b. Macam-Macam Keterampilan Proses Sains Dasar Observasi atau pengamatan adalah salah satu keterampilan ilmiah yang mendasar. Mengobservasi atau mengamati tidak sama dengan melihat. Dalam mengobservasi atau mengamati kita memilah-milahkan mana yang penting dari yang kurang atau tidak penting. Manusia mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan pancaindra: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa/pengecap (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 141). Keterampilan mengukur sangat penting dalam kerja ilmiah. Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditentukan sebelumnya (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 144). Dasar dari pengukuran adalah pembanding. Semakin tinggi tingkat sekolah anak, semakin rumit tugas-tugas pengukuran yang dapat diberikan kepadanya. Keterampilan mengklasifikasikan atau menggolong-golongkan adalah salah satu kemampuan yang penting dalam kerja ilmiah. Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 142143). Perbedaan dan persamaan antara benda-benda perlu dikenalkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Dasar klasifikasi perlu diperhatikan dalam membuat klasifikasi, misalnya menurut satu ciri khusus, tujuan, atau kepentingan tertentu. Memprediksi atau meramalkan menurut pendapat Usman dan Setiawati (1993: 79), yaitu mengantisipasi berdasarkan kecenderungan pola atau hubungan antar data atau informasi. Sependapat dengan Saputro, dkk (2000: 158), yang menyatakan, meramal adalah mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan terkaji pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan atas kecenderungan atau pola tertentu. Keterampilan memprediksi/meramal mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada, pendapat ini disampaikan oleh Nuryani (2005: 80). Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk to user berdasarkan fakta, konsep, dan memutuskan keadaan suatu objekcommit atau peristiwa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 prinsip yang diketahui (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 145). Keterampilan ini merupakan kemampuan untuk menyatakan hasil pertimbangan atau penilaian atas kondisi suatu objek atau segala peristiwa yang terjadi (Sumantri dan Permana, 2001: 99) Semua orang mempunyai kebutuhan untuk mengemukakan ide, perasaan, dan kebutuhan lain pada dirinya. Manusia mulai belajar pada awal-awal kehidupan bahwa komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan masalah. Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 143). Hal ini senada dengan pendapat Usman (2008: 43) yang menyatakan bahwa mengkomunikasikan, yaitu menyampaikan perolehan atau hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan, atau penampilan. c. Indikator Keterampilan Proses Sains Menurut Mulyasa (2006: 101), proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri perserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Indikator (ciri) bahwa telah terjadi keterampilan proses dalam proses belajar mengajar menurut Sriyono (1992: 3738) dapat dilihat pada Tabel 2.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 Tabel 2. Keterampilan Proses dan Indikatornya Keterampilan Proses Indikator a. Bertanya mengapa, apa, atau bagaimana. 1. Mengajukan b. Bertanya untuk meminta pendapat pertanyaan c. Bertanya yang berlatarbelakang hipotesis a. Mengumpulkan fakta yang relevan dan memadai. 2. Mengamati b. Menggunakan sebanyak mungkin indra a. Mencatat setiap pengamatan secara terpisah 3. Menafsirkan/ b. Menghubungkan pengamatan-pengamatan yang pengamatan terpisah c. Menemukan suatu pola dalam satu seri pengamatan a. Dengan menggunakan pola-pola (hubungan4. Meramalkan hubungan) mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum terjadi a. Menggunakan alat/bahan dan untuk memperoleh 5. Mengatur pengalaman langsung alat/bahan a. Menentukan alat, bahan dan sumber yang akan 6. Merencanakan dipakai untuk digunakan dalam penelitian penelitian b. Menentukan variabel-variabel c. Menentukan variabel yang harus dibuat sama, dan mana yang berubah d. Menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis e. Menentukan cara dan langkah-langkah kerja f. Menentukan bagaimana mengolah pengamatan a. Menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari 7. Menerapkan dalam suatu situasi baru konsep b. Menerapkan konsep pada pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang terjadi a. Menyusun dan menyampaikan laporan secara 8. Berkomunikasi sistematis b. Menjelaskan hasil penelitian c. Mendiskusikan hasil penelitian d. Menggamabarkan data dengan grafik, tabel, atau diagram (Sriyono, 1992: 37-38)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 B. Kerangka Berfikir Proses pembelajaran di sekolah sebagian besar masih menggunakan metode konvensional yang berpusat pada guru. Penggunaan metode konvensional tersebut menyebabkan keterampilan siswa cenderung kurang optimal. Siswa kurang mandiri dan cenderung bergantung pada guru untuk mendapatkan materi pelajaran. Proses pembelajaran konvensional secara umum juga didominasi oleh beberapa siswa, sedangkan siswa yang lain cenderung banyak diam. Perlu sebuah penerapan metode baru yang dapat melatih keterampilan proses sains dasar siswa dan dengan melibatkan siswa secara langsung dalam menemukan dan memahami konsep materi yang sedang dipelajari. Peneliti berharap dengan penggunaan pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa akan dapat lebih meningkatkan keterampilan proses sains dasar. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengaplikasikan pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan proses sains dasar dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran tersebut adalah inkuiri terbimbing, dimana langkah-langkah yang digunakan dalam penyajian materi dengan pembelajaran inkuiri terbimbing adalah tahap I identifikasi dan penetapan ruang lingkup masalah, tahap II perumusan hipotesis, tahap III pengumpulan data, tahap IV interpretasi data, tahap V pengembangan kesimpulan, dan tahap VI pengulangan. Pembelajaran inkuiri terbimbing menuntut adanya keterlibatan aktif siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran. Inkuiri terbimbing diharapkan pembelajaran akan menjadi lebih aktif dan terarah. Pemahaman terhadap materi akan lebih baik sehingga keterampilan proses sains dasar siswa dapat meningkat. Siswa akan belajar dengan benar-benar melakukan tindakan seperti observasi, diskusi dan eksperimen dengan disertai LKS yang diberikan. Guru disini hanya berperan sebagai fasilitator dan pengarah proses pembelajaran serta membantu siswa dalam menemukan makna dari apa yang dipelajari. Penerapan pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains dasar siswa pada pembelajaran biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 Berdasarkan kerangka berfikir tersebut, dapat digambarkan hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian dengan Gambar 2.
X0
Y
X0Y
X1
Y
X1Y
X
Keterangan: X : Pembelajaran : Pembelajaran konvensional (kontrol) X0 : Pembelajaran inkuiri terbimbing (eksperimen) X1 Y : Keterampilan proses sains dasar X0Y : Keterampilan proses sains dasar kelas kontrol X1Y : Keterampilan proses sains dasar kelas eksperimen Gambar 2. Paradigma Penelitian
C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas maka penulis dapat merumuskan hipotesis yang diuji: 1. Ada
pengaruh
penerapan
pembelajaran
inkuiri
terbimbing
keterampilan proses sains dasar siswa SMP Negeri 7 Surakarta.
commit to user
terhadap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 7 Surakarta kelas VIII semester 1 tahun pelajaran 2011/2012. SMP Negeri 7 Surakarta terletak kira-kira 1km sebelah utara kota Surakarta dengan alamat jalan Mr. Sartono No. 34 Banjarsari, Surakarta. 2. Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-tahap pelaksanaannya dapat dilihat pada Gambar 3.
Bulan Kegiatan
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agt
Sep
Okt
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
1. Persiapan Penelitian # permohonan bimbingan #pengajuan judul #pengajuan proposal #penyusunan instrumen #seminar proposal #perijinan penelitian 2. Pelaksanaan Penelitian #pengujian Instrumen #pengumpulan data 3.Analisis Data dan Pelaporan #analisis data #Penyusunan Laporan #Ujian dan revisi #penggandaan dan pengumpulan Laporan
Gambar 3. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian commit to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri atau keadaan yang mewakili seluruh populasi (Riduwan, 2009: 56; Slameto, 2002: 42). Sampel dalam penelitian adalah siswa dua kelas, yaitu siswa kelas VIII C sebanyak 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIII E sebanyak 30 siswa sebagai kelas kontrol. Try out dalam penelitian adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 7 Surakarta. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Cluster random sampling adalah cara pengambilan sampel dimana sampel dipilih secara acak dalam kelompok-kelompok tertentu. Pengambilan sampel dilakukan secara random dari tujuh kelas pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 7 Surakarta diambil dua kelas yaitu satu kelas sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas sebagai kelompok kontrol. C. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006: 118). Variabel penelitian terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu : a. Variabel bebas Variabel bebas merupakan variabel perlakuan yaitu variabel yang dipilih untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel bebas commitinkuiri to userterbimbing. dalam penelitian adalah pendekatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 b. Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel terikat dalam penelitian adalah keterampilan proses sains dasar siswa. 2. Metode Pengumpulan Data Penelitian menggunakan beberapa teknik pengambilan data yaitu: a. Teknik Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk
mengukur
keterampilan,
pengetahuan
inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150). Teknik tes digunakan untuk mengambil data kuantitatif keterampilan proses sains dasar siswa. Tes berupa tes objektif yaitu bentuk pilihan ganda. b. Teknik non tes 1) Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpukan data, berupa catatan-catatan dan menelaah dokumen sekolah yang berkaitan dengan objek penelitian. Data yang dikumpulkan adalah data nilai ulangan terakhir materi sebelumnya. Data tersebut digunakan untuk mengukur kesetimbangan awal antara siswa kelas kontrol dan siswa kelas eksperimen, serta diuji normalitas dan homogenitasnya. 2) Teknik Pengamatan (observasi) Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Pelaksanaan teknik dalam observasi menurut Spradley (1980) dalam Sutopo (2002: 65) dapat dibagi menjadi
observasi tak berperan sama sekali dan observasi
berperan. Objek penelitian yang diamati adalah proses belajar mengajar di kelas yang mencakup cara mengajar guru, kondisi kelas dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Teknik observasi ini digunakan untuk mengambil data sikap keterampilan proses sains dasar siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 3. Teknik Penyusunan Instrumen a. Pengukuran Ranah Kognitif Pengukuran ranah kognitif menggunakan teknik tes dengan langkahlangkah penyusunan tes sebagai berikut: 1) Pemilihan materi berdasarkan kurikulum dan Kompetensi Dasar 2) Pembuatan indikator dan tujuan pembelajaran ranah kognitif 3) Pembuatan alat ukur sesuai dengan indikator 4) Pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator 5) Soal-soal yang dibuat mencangkup enam tingkatan kemampuan yaitu C1 (mengingat), C2 (mengerti), C3 (memakai), C4 (menganalisis), dan C5 (menilai) dan C6 (mencipta). 6) Penyusunan item soal. 7) Pengujian kesahihan item menggunakan uji validitas dengan rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson dan uji reliabilitas dengan rumus Kuder Richardson (KR-20). 8) Pengujian tingkat kesukaran item soal objektif dan uji daya pembeda item soal. 9) Soal digunakan untuk posttest. b. Pengukuran Ranah Afektif Pengukuran ranah afektif menggunakan lembar observasi dengan pernyataan tertutup. Penilaian dilakukan oleh tiga observer dengan melakukan checklist (√). Ranah afektif menurut Karthwohl (1964) dalam Usman (2008: 3536) meliputi lima jenjang kemampuan yaitu 1) penerimaan, 2) pemberian respons, 3) penilaian, 4) pengorganisasian, dan 5) karakterisasi. Penilaian ranah afektif hanya pada jenjang ke lima yaitu karakterisasi nilai berupa karakter dan keterampilan sosial yang dijabarkan dalam tiap indikator dan tujuan pembelajaran ranah afektif. Uji kesahihan menggunakan triangulasi penyelidik dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data dengan membandingkan hasil pengamatan observer satu dengan yang lain (Moleong, 2002: 178) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 c. Pengukuran Ranah Psikomotor Pengukuran ranah psikomotor dengan menggunakan lembar observasi dengan pernyataan tertutup. Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap keterampilan siswa saat proses belajar mengajar berlangsung. Penilaian ranah psikomotorik meliputi penilaian keterampilan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dan penilaian dilakukan oleh tiga observer dengan tanda cecklist (√). Ranah afektif menurut Dave (1970) dalam Usman (2008: 36-37) meliputi lima jenjang kemampuan yaitu 1) peniruan, 2) manipulasi, 3) ketetapan, 4) artikulasi, dan 5) pengalamiahan. 4. Analisis Instrumen Penilaian ranah kognitif menggunakan bentuk tes objektif. Instrumen penilaian ranah afektif dan psikomotor menggunakan lembar observasi. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kualitas soal. Kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan statistik sebagai berikut: a. Validitas Menurut Margono (1997) dalam Zuriah (2006: 144), variabel didefinisikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai. Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai, pendapat ini disampaikan oleh Sudjana (2005: 12). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi validitas konstruk, isi, dan butir soal. Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson dalam Arikunto (2006: 170): rxy =
N xy x y {N x 2 x }{N y 2 y } 2
2
Keterangan : rxy : koefisien korelasi antara x dan y N : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen) x : skor untuk butir ke-i y : skor total (dari subyek uji coba) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Jika harga rxy< r
tabel,
maka korelasi tidak signifikan sehingga item
pertanyaan dikatakan tidak valid. Sebaliknya, jika rxy > r
tabel
maka item
pertanyaan dinyatakan valid. Hasil try out uji validitas tes kognitif secara lengkap disajikan pada Tabel 3 dan selengkapnya pada Lampiran 14 halaman 99. Tabel 3. Rangkuman Hasil Try Out Uji Validitas Instrumen Penelitian
Jumlah Item 35
Kognitif
Keputusan Uji Validitas Valid Invalid 32 3
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji validitas soal kognitif menunjukkan item yang valid sebanyak 32 item dan item invalid sebanyak 3 item. Validitas lembar observasi untuk penilaian hasil belajar ranah psikomotor dan afektif dilakukan dengan memanfaatkan pengamat atau penyelidik untuk pengecekan kembali derajat kepercayaan data (Moleong, 2002: 178). Pemanfaatan pengamat lain membantu mengurangi penyimpangan dalam pengumpulan data yaitu dengan membandingkan hasil pengamatan tiga observer. b. Uji Reliabilitas Sudjana (2005: 16) reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang sama. Reliabilitas instrumen diukur menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20) menurut Riduwan (2009:108) sebagai berikut: r11 =
∑
1−
Keterangan: r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan k = banyaknya item S = standar deviasi dari tes p = proporsi siswa yang menjawab item dengan benar q = proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 – p) ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q ∑St = Jumlah varians skor tiap-tiap item commit to user = Varians total St
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
Penilaian reliabilitas butir soal atau item dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Skala Penilaian Reliabilitas Butir Soal atau Item No 1 2 3 4 5
Skala 0,8 – 1,00 0,6 – 0,799 0,4 – 0,599 0,2 – 0,399 0,00 – 0,199
Keterangan Sangat Tinggi (ST) Tinggi (T) Cukup (C) Rendah (R) Sangat Rendah (SR)
Hasil try out uji reliabilitas soal tes kognitif secara lengkap disajikan pada Tabel 5 dan selengkapnya pada Lampiran 14 halaman 99.
Tabel 5. Rangkuman Hasil Try Out Uji Reliabilitas. Instrumen Penelitian Kognitif
Jumlah Item
Kriteria
35
Sangat Tinggi
Keputusan Uji Reliabilitas 0,904
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kognitif menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20) diperoleh r11 = 0,904 yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes kognitif tinggi. Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian reliabel atau memiliki ketetapan tinggi untuk digunakan. c. Indeks Kesukaran Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang menjawab benar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar atau bisa dikatakan bahwa soal yang baik adalah soal dengan kategori sedang. Untuk mengukur tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan rumus menurut Arikunto (2002: 209-210) :
P
B Js
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 Keterangan : P = tingkat kesukaran item soal B = jumlah siswa yang menjawab benar Js = jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes Kriteria tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kriteria Tingkat Kesukaran No 1 2 3
Nilai p 0,00 p < 0,30
Keterangan Sukar
0,30 p < 0,70 0,70 p 1,00
Sedang Mudah
Hasil try out uji taraf kesukaran tes kognitif secara lengkap disajikan pada Tabel 7 dan selengkapnya pada Lampiran 14 halaman 99.
Tabel 7. Rangkuman Hasil Try Out Uji Taraf Kesukaran Variabel Soal Sistem Peredaran Darah
Jumlah Soal 35
Kriteria Mudah Sedang 8 24
Sukar 3
Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran diperoleh soal yang mempunyai indeks kesukaran mudah sebesar 22,85%; sedang 68,57%; dan sukar sebanyak 14,28%.
d. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan yang berkemampuan kurang. Suatu soal yang mempunyai daya pembeda tinggi mengisyaratkan bahwa soal tersebut dapat membedakan siswa yang pandai dengan yang kurang pandai. Rumus yang to user digunakan untuk menentukan dayacommit pembeda adalah:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 D =
B B − = P − P J J
Keterangan : J : Jumlah peserta tes J : banyaknya peserta kelompok atas J : banyaknya peserta kelompok bawah Y : skor total (dari subyek uji coba) BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar Tingkatan klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Tingkatan Klasifikasi Daya Pembeda No Nilai D 0.0 – 0.20 1 0.20 – 0.40 2 0.40 – 0.70 3 0.70 – 1.00 4 Negatif 5 (Arikunto, 2002:218)
Keterangan jelek (poor) cukup (satisfactory) baik (good) baik sekali (excellent) butir soal dibuang
Hasil try out uji daya beda tes kognitif secara lengkap disajikan pada Tabel 9 dan selengkapnya pada Lampiran 14 halaman 99.
Tabel 9. Rangkuman Hasil Try out Uji Daya Beda Variabel
Soal Sistem Peredaran Darah
Jumlah Soal 35
Kriteria Negatif
Jelek
Cukup
Baik
-
3
21
11
commit to user
Baik sekali -
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 Tabel 9 menunjukkan bahwa hasil uji daya beda diperoleh soal yang mempunyai indeks deskriminasi baik sebesar 31,43%; cukup sebesar 60%; dan jelek sebesar 8,57%. Soal yang memiliki indeks diskrimitif jelek sebanyak 3 soal tidak dipakai (drop) dan 32 soal yang memiliki indeks diskrimitif cukup dan baik dipakai. D. Rancangan Penelitian Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen semu (Quasi
exsperimental research). Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen. Rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design ini dapat digambarkan pada Tabel 10. Tabel 10. Rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design Group Experiment Group (R) Control Group (R)
Treatment X -
Post Test T2 T2
Keterangan: X : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu dengan penggunaan pembelajaran konvensional dan pembelajaran inkuiri terbimbing. T2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. E. Teknik Analisis Data Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis perbedaan dua perlakuan dengan uji-t (t-test), dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Uji prasyarat Uji prasyarat sebelum t-test dilakukan yaitu uji Anderson-Darling untuk uji normalitas dan uji Levene’s untuk uji homogenitas. a. Uji Normalitas Perhitungan uji normalitas sampel menggunakan uji Anderson-Darling pada commit to user Minitab 16.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 1) Hipotesis H0 : µ1 = µ2 (sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal) H1 : µ1 ≠ µ2 (sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal) 2) Taraf signifikan (α) = 0,05 3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi α = 0,05, H0 diterima 4) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi α = 0,05, H0 diterima Hasil perhitungan uji normalitas kemampuan awal dengan menggunakan uji Anderson-Darling dapat dilihat pada Tabel 11 dan selengkapnya pada Lampiran 16 halaman 103. Tabel 11. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kemampuan Awal Kemampuan awal (kognitif, afektif, psikomotor)
p-value Kelompok Kelompok control eksperimen 0,202 0,281
Kriteria
Keputusan H0
p-value > 0,05
Diterima
Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan eksperimen memiliki p-value > 0,05 sehingga sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Perhitungan uji homogenitas sampel menggunakan uji Levene’s pada Minitab 16. 1) Hipotesis H0 : µ1 = µ2 (samua variasi homogen) H1 : µ1 ≠ µ2 (tidak semua variasi homogen) 2) Taraf signifikan (α) = 0,05 3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi α = 0,05, H0 diterima commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 4) Kesimpulan: a. Semua variasi sampel homogen jika H0 diterima. b. Tidak semua variasi homogen jika H0 ditolak. Hasil
perhitungan
uji
homogenitas
kemampuan
awal
dengan
menggunakan uji Levene’s dapat dilihat pada Tabel 12 dan selengkapnya pada Lampiran 16 halaman 103. Tabel 12. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kemampuan Awal Kemampuan awal (kognitif, p-value Kriteria Keputusan H0 afektif, psikomotor) 0,094 p-value > 0,05 Diterima
Berdasarkan Tabel 12 diketahui bahwa kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan eksperimen memiliki p-value > 0,05 sehingga sampel berasal dari populasi yang homogen. 2. Uji Kesetimbangan Uji kesetimbangan dilakukan pada saat kedua kelompok belum dikenai perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang. Seimbang yang dimaksud secara statistik, apakah terdapat perbedaan mean yang berarti dari dua sampel yang independen. Uji yang digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang adalah t-test.Perhitungan uji kesetimbangan sampel menggunakan t-test pada Minitab 16. 1) Hipotesis H0 : µ1 = µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama) H1 : µ1 ≠ µ2 (kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama) 2) Taraf signifikan (α) = 0,05 3) Keputusan uji untuk nilai probabiliti (p-value) lebih besar dari nilai commit to user signifikasi α = 0,05, H0 diterima.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 4) Kesimpulan: a. Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama jika H0 diterima. b. Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama jika H0 ditolak. Hasil perhitungan uji kesetimbangan 2 sample t-test dapat dilihat pada Tabel 13 dan selengkapnya pada Lampiran 17 halaman 105. Tabel 13. Rangkuman Hasil Perhitungan t-test Kemampuan Awal Kemampuan awal (kognitif, afektif, psikomotor)
p-value
Kriteria
0,846
p-value > 0,05
Keputusan H0 Diterima
Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan eksperimen memiliki p-value > 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa sampel yang berasal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama.
3. Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian menggunakan 2 sample t-test pada Minitab 16 dengan hipotesis sebagai berikut: Ho
: Keterampilan proses sains dasar pada penerapan pendekatan inkuiri terbimbing sama dengan keterampilan proses sains dasar siswa pada penerapan metode konvensional Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta Mata Pelajaran Biologi Tahun Ajaran 2011/2012.
Ha
: Keterampilan proses sains dasar pada penerapan pendekatan inkuiri terbimbing berbeda dengan keterampilan proses sains dasar siswa pada penerapan metode konvensional Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta Mata Pelajaran Biologi Tahun Ajaran 2011/2012. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains Dasar pada Pelajaran Biologi Data hasil penelitian dalam pembelajaran biologi berupa keterampilan proses sains biologi siswa pada materi sistem peredaran darah pada manusia yang meliputi melihat, menggolongkan, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, maupun mengkomunikasikan. Data tersebut diambil dari dua kelas sebagai 1 kelompok kontrol dan 1 kelompok eksperimen dengan jumlah sampel 60 siswa dari kelas VIII C dan VIII E SMP N 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Kelas VIII E sebagai kelompok kontrol dengan pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional berjumlah 30 siswa. Kelas VIII C sebagai kelompok eksperimen dengan pembelajaran pendekatan inkuiri terbimbing berjumlah 30 siswa. Data penelitian mengenai keterampilan proses sains dasar siswa pada pokok bahasan sistem peredaran darah pada manusia dari 1 kelompok kontrol pada siswa kelas VIII E dengan sampel sebanyak 30 siswa dan 1 kelompok eksperimen pada siswa kelas VIII C dengan sampel sebanyak 30 siswa. Hasil deskripsi data keterampilan proses sains dasar pada pelajaran biologi secara lengkap disajikan pada Lampiran 22 halaman 110 dan terangkum pada Tabel 14. Tabel 14. Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains Dasar pada Pelajaran Biologi Hasil Statistik Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen (Konvensional) (Inkuiri Terbimbing) 21,578 23,722 Mean 2,157 2,349 Standart Deviasi 4,651 5,518 Variance 16 18,333 Minimum 25,667 27,667 Maximum 21,667 23,5 Median commit 30 to user 30 N 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 Tabel 14 memperlihatkan rata-rata keterampilan proses sains dasar siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Artinya ada peningkatan keterampilan proses sains dasar pada kelompok yang diberi perlakuan berupa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing. Standart deviasi dan variance pada kelompok eksperimen juga lebih tinggi daripada kelompok kontrol, artinya tingkat keragaman dan penyimpangan dari nilai rata rata-rata pada kelompok eksperimen lebih besar. Keragaman tersebut dapat dilihat juga dari rentang nilai maksimum dan minimum pada kelompok eksperimen yang lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Median atau nilai tengah pada kelas eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan dibandi kelas kontrol. Berdasarkan Tabel 14 dapat dibuat diagram batang perbandingan keterampilan proses sains dasar kelompok kontrol (pendekatan konvensional), kelompok eksperimen (pendekatan inkuiri terbimbing) pada Gambar 4.
Keterampilan Proses Sains Dasar 21,578
Kelompok Kontrol
23,722
Kelompok Eksperimen 18
19
20
21
Keterampilan Proses Sains Dasar
22
Gambar 4. Perbandingan Mean Keterampilan Proses Sains Dasar Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Gambar 4 menunjukkan menunju rata-rata keterampilan proses sains dasar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol baik dari aspek melihat, menggolongkan,
memprediksi,
mengukur,
menyimpulkan menyimpulkan,
maupun
mengkomunikasikan. Keadaan tersebut menunjukkan kan bahwa penerapan inkuiri commit to user terbimbing mampu meningkatkan keterampilan proses sains dasar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 1. Pengujian Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Populasi yang terdistribusi normal merupakan prasyarat dari uji hipotesis dengan t-test. Perhitungan uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Anderson-Darling pada minitab 16 yang terlihat pada Gambar 5 dan Gambar 6. Kriteria pengujian pada uji ini yaitu data berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika nilai probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai nyata α = 0,05. Hasil uji normalitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara lengkap disajikan pada Lampiran 22 halaman 111 dan terangkum pada Tabel 15.
UJI NORMALITAS KELOMPOK EKSPERIMEN Normal 99
Mean StDev N AD P-Value
95 90
Percent
80 70 60 50 40 30 20 10 5
1
20.0
22.5 25.0 skor eksperimen
27.5
30.0
Gambar 5. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
commit to user
23.72 2.349 30 0.616 0.099
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 UJI NORMALITAS KELOMPOK KONTROL Normal 99
Mean StDev N AD P-Value
95 90
21.58 2.157 30 0.481 0.215
Percent
80 70 60 50 40 30 20 10 5
1
15.0
17.5
20.0 22.5 skor kontrol
25.0
27.5
Gambar 6. Uji Normalitas Kelompok Kontrol
Berdasarkan grafik uji normalitas pada Gambar 5 dan Gambar 6, hasil uji normalitas keterampilan proses sains dasar pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terangkum pada Tabel 15.
Tabel 15. Hasil Uji Normalitas Keterampilan Proses Sains Dasar pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Uji Normalitas P-value Kriteria Keputusan Uji H0 Kelompok Kelompok Kontrol Eksperimen 0,215 0,099 p-value Diterima, keterampilan proses >0,05 Normal sains dasar
Tabel 15 menunjukkan bahwa hasil uji Anderson-Darling nilai probabilitas (p-value) lebih besar dari nilai signifikasi 0,05 sehingga keputusan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 uji H0 diterima. Berdasar dari hasil uji tersebut dapat diinterpretasikan bahwa semua sampel pada penelitian ini terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui bahwa variansi-variansi pada populasi sama atau homogen. Perhitungan uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Levene’s seperti terlihat pada Gambar 7. Kriteria pengujiannya adalah varians populasi baik yang diteliti dinyatakan homogen jika nilai probabilitasnya (p-value) lebih besar dari nilai siknifikasi α = 0,05. Hasil uji homogenitas keterampilan proses sains dasar siswa secara lengkap disajikan pada Lampiran 23 halaman 112 dan terangkum pada Tabel 16.
UJI HOMOGENITAS
kelompok
F-Test Test Statistic P-Value
eksperimen
Levene's Test Test Statistic P-Value
kontrol
1.5
kelompok
1.19 0.648
2.0 2.5 3.0 95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
3.5
eksperimen
kontrol
15.0
17.5
20.0
22.5
25.0
27.5
skor
Gambar 7. Uji Homogenitas commit to user
0.36 0.552
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 Berdasarkan uji homogenitas pada Gambar 7 dapat dilihat hasil uji homogenitas keterampilan proses sains biologi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada Tabel 16.
Tabel 16. Hasil Uji Homogenitas Keterampilan Proses Sains Dasar Biologi dengan Variasi Model Pembelajaran. Uji Homogenitas P-value Kriteria Keputusan Uji H0 keterampilan proses sains dasar
0,552
p-value > 0,05
Diterima, Homogen
Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p-value) untuk semua variasi berdasarkan model pembelajaran lebih dari nilai signifikasi 0,05 sehingga keputusan uji H0 diterima. Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa kedua sampel mempunyai variasi strategi pembelajaran yang homogen. Persyaratan uji hipotesis penelitian untuk data keterampilan proses sains dasar dapat menggunakan t-test. Karena sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogenitasnya terpenuhi. Oleh karena itu, pengujian hipotesis penelitian secara parametrik dapat dilakukan. 2. Pengujian Hipotesis Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis adalah tingkat signifikasi (α) : 0,05 atau 5% dengan daerah kritisnya yaitu Ho ditolak jika signifikasi probabilitas (p-value) < α (0,05). Hal ini berarti jika signifikasi probabilitas (p-value) < 0,05 maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan sebaliknya jika signifikasi probabilitas (p-value) > 0,05 maka hipotesis nihil diterima. a. Uji Hipotesis Hasil analisis pengaruh penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains dasar berdasarkan hasil perhitungan disajikan pada Tabel 17. Perhitungan uji hipotesis selengkapnya dapat dilihat pada commit to user Lampiran 24 halaman 113.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 Tabel 17. Hasil Analisis Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar Siswa t-test P-value Kriteria Keputusan Uji H0 0,001 P-value < 0,05 Ditolak, keterampilan proses Berbeda Nyata sains dasar
Berdasarkan Tabel 17 di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Harga p-value = 0,001 dan taraf signifikasi 5 %. Hal ini berarti jika signifikasi probabilitas (p-value) < 0,05 maka hipotesis nihil (Ho) berada pada daerah penolakan karena signifikasi probabilitas (p-value) < α (0,05). Perhitungan pada keterampilan proses sains dasar, HO ditolak sehingga Ha diterima pada keterampilan proses sains dasar antara kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen dengan pembelajaran inkuiri terbimbing berbeda nyata sehingga penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap keterampilan proses sains dasar pada mata pelajaran biologi. B. Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan hasil t-test diketahui bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap keterampilan proses sains dasar siswa. Hasil ttest pada kelas VIII C dan VIII E SMP N 7 Surakarta untuk keterampilan proses sains dasar pada Tabel 17 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendekatan konvensional dan
pendekatan inkuiri terbimbing terhadap
keterampilan proses sains dasar. Signifikan di sini berarti terdapat perbedaan aktivitas siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan yaitu penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran. Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung sebagian besar hanya duduk saja sebelum menggunakan pendekatan inkuiri. Ketpichainarong dkk, (2010) menyatakan prestasi siswa dalam mendapatkan pengetahuan dan keterampilan proses sains dasar yang ditemukan lebih tinggi di laboratorium penyelidikan bila dibandingkan dengan mereka dari gaya masak tradisional. Temuan ini diperkuat oleh orang-orang dari Minderhout dan Loertscher (2007) dalam Ketpichainarong dkk, (2010) yang mengembangkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 penyelidikan
proses
dipandu
berorientasi
belajar
untuk
meningkatkan
pengetahuan konten, dan kemampuan siswa. Berdasarkan data observasi setelah menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran bertambah aktif terlihat dari siswa melakukan kegiatan mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan materi pembelajaran. Belajar aktif menurut Zaini, dkk (2008) dapat mengajak peserta didik untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Siswa pun terlatih untuk bertanya dan berusaha menjawab pertanyaan melalui proses diskusi. Pendapat tersebut didukung oleh Ristanto (2010) yang menyatakan terdapat perbedaan pengaruh pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dengan multimedia dan lingkungan riil terhadap prestasi belajar biologi materi pokok
ekosistem. Pembelajaran dengan lingkungan
riil
memberikan pengaruh terhadap prestasi yang lebih positif dibandingkan dengan multimedia. Pembelajaran dengan menerapkan lingkungan riil sebagai wahana dalam belajar ekosistem cenderung lebih baik daripada menggunkan multimedia. Siswa pada kelas eksperimen tampak lebih teliti dalam melaksanakan percobaan, siswa merasa tertarik dengan percobaan tersebut. Saat guru atau siswa memberikan penjelasan maka siswa lain mencatat hal-hal penting yang di sampaikan. Keterampilan proses sains dapat diperoleh dan dikembangkan sekolah menengah diajarkan baik dalam teori dan praktis melalui pelatihan seperti terlibat dalam ilmu pengetahuan (Akinbobola dan Afolabi, 2010). Pembelajaran inkuiri terbimbing juga menyediakan waktu bagi siswa untuk memperoleh pengalaman belajar langsung. Zaini (2009) berpendapat bahwa seorang siswa akan mudah mengingat pengetahuan yang diperoleh secara mandiri lebih lama, dibandingkan dengan informasi yang dia peroleh dari mendengarkan orang lain. Pembelajaran biologi memerlukan kegiatan eksperimen agar siswa lebih paham dan lebih mengerti sesuatu yang sedang dipelajari. Siswa dapat belajar untuk bertukar pikiran dengan temannya saat proses diskusi dan saling melengkapi satu sama lain. Kelompok hanya terdiri dari 4 hingga 5 siswa commityang to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 membuat mereka berlatih untuk bekerja sama. Eksperimen yang dilakukan mengenai komposisi darah serta alat peredaran darah. Siswa dengan menggunakan plastisin membuat replika komponen-komponen darah. Siswa diharapkan dapat memahami ciri-ciri sel darah manusia dengan eksperimen komponen darah. Eksperimen yang kedua mengenai alat peredaran darah. Siswa melakukan eksperimen menghitung denyut nadi setelah melakukan berberapa macam aktivitas. Siswa diharapkan dapat memahami ciri-ciri alat peredaran darah manusia dengan eksperimen menghitung denyut nadi. Sumiati dan Asra (2008: 220) yang berpendapat bahwa dengan melakukan perbuatan dalam proses belajar dapat memungkinkan pengalaman belajar yang diperoleh bersifat lebih baik dan tersimpan dalam daya ingatan (memori) dalam jangka waktu lebih lama. Proses penyelidikan dianggap sebagai proses terbuka yang berarti siswa memiliki pertanyaan mereka sendiri dan mencari jawaban sendiri (Kim & Chin, 2008). Sedikit demi sedikit kelompok siswa berkomunikasi dengan lebih efektif dan meningkatkan kemampuan mereka untuk alasan dan memecahkan masalah bersama-sama berbasis tugas (Piliouras dkk, 2006.).
Pendekatan inkuiri
terbimbing lebih banyak berpusat pada siswa dibandingkan aktivitas pada pendekatan konvensional. Pendapat Hsieh dan Wu (2005) dalam Lu dkk, (2007) menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran sains tidak hanya untuk memperoleh penjelasan ilmiah yang ada, tetapi yang lebih penting, untuk membentuk penjelasan ilmiah melalui proses penyelidikan. Penjelasan mengenai hasil percobaan oleh siswa, berarti siswa datang untuk memahami bahwa pengetahuan ilmiah di mana-mana dalam hidup siswa, dan dengan merefleksikan pengetahuan siswa,
siswa
secara
bertahap
membentuk
konsep-konsep
ilmiah
dan
mengembangkan keterampilan untuk melakukan penyelidikan ilmiah. Siswa belajar untuk saling percaya berbagi sumber daya lain, dan memenuhi tanggung jawab mereka. Anak-anak yang memiliki keterampilan lebih dalam belajar juga menyebabkan mereka yang lemah dengan keterampilan untuk belajar dan menyelesaikan tugas bersama-sama dengan sikap positif (Lu dkk, 2007). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 Hasil penelitian Bilgin (2009) menunjukkan bahwa siswa dalam kelompok eksperimen memiliki pemahaman yang lebih baik tentang asam dan konsep dasar; dan sikap yang lebih positif terhadap instruksi inkuiri terbimbing. Implikasi dari pandangan konstruktivis untuk ilmu kelas termasuk penggunaan yang banyak dari kegiatan laboratorium investigasi, ruang lingkungan yang menyediakan pelajar keterlibatan
kognitif
aktif
dengan
tingkat
tinggi,
penggunaan
strategi
pembelajaran kooperatif, dan masuknya item tes yang mengaktifkan lebih tinggi tingkat proses kognitif (Mansour, 2009). Tujuan mendasar dari pendidikan sains menurut (Akinoglu, 2008) adalah untuk memungkinkan siswa untuk mengamati lingkungan alami mereka dan untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk memahami dan menjelaskan baik diri mereka sendiri dan lingkungannya. Konsep sains yang dipelajari siswa akan lebih kokoh jika mereka melakukan proses (konstruksi) pengetahuan tersebut. Science project sebagai sebuah strategi pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa, sehingga bukan hanya proses sains saja yang berkembang, tapi juga aspek sikap dan produk sains (Dahniar, 2006). Kesulitan siswa dalam memahami materi pokok panas dapat diatasi dengan diterapkan pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri dengan setting kelompok kooperatif. Model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas dalam hal bertanya, mengemukakan pendapat/ide serta mendengarkan dengan aktif. Selain itu juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pokok panas (Suryanti dkk, 2006). Penelitian yang dilakukan Haryono (2006) menyimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah bentuk pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam rangkaian proses belajar mengajar guna mengarahkan siswa pada proses konstruksi
pengetahuan
secara
mandiri.
Proses
pembelajaran
dirancang
sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep, teori, dan sikap tertentu melalui proses sains secara mandiri. Berdasarkan temuan tersebut, disarankan kepada para guru untuk lebih memahami tentang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 makna belajar bagi siswa yang selanjutnya berimplikasi pada pelaksanaan fungsi sebagai pembelajar. Belajar bagi siswa supaya dipahami sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan atau pengetahuan yang dilakukan oleh siswa secara mandiri atau bersama-sama dengan orang lain. Mengajar dapat diartikan sebagai kegiatan partisipasi guru dalam membangun pemahaman siswa, bukan sekedar transfer informasi dari guru kepada siswa. Konteks inilah yang menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis keterampilan proses mengarahkan pada pembentukan pengetahuan oleh siswa sebagai hasil dari proses pencarian dan penemuannya sendiri. Berarti fungsi guru dalam proses pembelajaran di kelas/sekolah lebih sebagai manajer yang mengelola aneka sumber belajar yang ada, dan sebagai fasilisator bagi terjadinya proses belajar bagi siswa. Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan yang mampu menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dibandingkan pendekatan konvensional. Pada pendekatan inkuiri siswa lebih banyak melakukan aktivitas dalam belajar dibandingkan pada pendekatan konvensional dan mampu meningkatkan keterampilan proses sains dasar aktivitas inkuiri memberikan peluang yang cemerlang untuk membangun pengetahuan melalui diskoveri. Inkuiri sains tersusun dari proses diskoveri dengan mempraktekkan menghitung, menganalisa dan gambaran kesimpulan dari kejadian (Edelson, 2001). Sementara pada kelas kontrol, yang terjadi adalah siswa berdiskusi kelas. Pembelajaran diskusi kelas didominasi oleh beberapa siswa sedangkan siswa yang lain cenderung diam. Berdasarkan analisis variansi dan uji lanjut setelah analisis variansi, Asminah (2007) menyimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dari inkuiri training terhadap prestasi belajar fisika fluida statis, serta perbedaan pengaruh antara siswa yang memiliki aktivitas tinggi dan siswa yang memiliki aktivitas rendah terhadap prestasi belajar fisika fluida statis adalah prestasi belajar siswa yang memiliki aktivitas tinggi lebih baik dari siswa yang memiliki aktivitas rendah. Penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengan berbantuan commit multimedia to userdapat meningkatkan minat dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 pemahaman siswa kelas X-I semester 2 SMA N14 Semarang (Wahyudin dkk, 2010). Sukarsih (2010) menyatakan terdapat perbedaan motivasi belajar antara metode pembelajaran inkuiri dan ekspositori. Metode pembelajaran Inkuiri lebih baik dari pada pembelajaran ekspositori untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa di D III Kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya. Terdapat perbedaan prestasi belajar antara penggunaan metode pembelajaran inkuiri dan metode pembelajaran ekspositori belajar. Metode pembelajaran Inkuiri lebih baik dari pada pembelajaran ekspositori untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa di D III Kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya. Simpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Kurnianto dkk (2010) adalah model praktikum Fisika sederhana mekanika fluida yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan menyimpulkan dan mengkomunikasikan konsep Fisika adalah praktikum Fisika sederhana mekanika fluida berbasis inkuiri. Saran yang dapat diberikan, model pembelajaran dengan kegiatan praktikum Fisika sederhana berbasis inkuiri digunakan sebagai salah satu model pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menyimpulkan dan mengkomunikasikan bagi siswa. Suryobroto (2002: 201), menyatakan ada beberapa kelebihan pembelajaran inkuiri antara lain: membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan
dan
penguasaan
keterampilan
dan
proses
kognitif
siswa,
membangkitkan gairah pada siswa misalkan siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan, memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuan, membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan, siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk belajar, strategi ini berpusat pada anak, misalkan memberi kesempatan kepada mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide. Guru menjadi teman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang jawabannya belum diketahui. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 Suatu pendekatan dapat dilihat keefektifannya, jika kualitas pembelajaran menggunakan pendekatan yang baru lebih bagus dari pendekatan yang sering diterapkan dalam pembelajaran dilihat dari perbandingan hasil belajarnya. Pendekatan yang biasanya diterapkan pada pembelajaran adalah pendekatan konvensional sebagai kelas pembanding/kontrol. Pendekatan yang digunakan sebagai perlakuan dalam penelitian ini adalah pendekatan inkuiri terbimbing. Amilasari dan Sutiadi (2008) mengemukakan bahwa tiap aspek kecakapan akademik yang teramati mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kecakapan akademik siswa. Perhitungan dilakukan melalui uji -t untuk keterampilan proses sains dasar diperoleh bahwa pendekatan yang efektif adalah pendekatan inkuiri terbimbing. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rini (2009) yang menyatakan bahwa pembelajaran sejarah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jatilawang dengan menggunakan metode pembelajaran inquiry lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran sejarah yang tidak diberikan metode pembelajaran inquiry. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan dengan uji t. Berkaitan uji hipotesis diketahui ada perbedaan yang signifikan antara keterampilan proses sains dasar yang diberi metode pembelajran konvensional dengan yang diberi metode pembelajaran Inquiry. Hal ini ditunjukkan dengan harga p-value = 0,001 dan taraf signifikasi 5 %. Hal ini berarti jika signifikasi probabilitas (p-value) < 0,05 maka hipotesis nihil (Ho) berada pada daerah penolakan karena signifikasi probabilitas (p-value) < α (0,05). Berarti bahwa terdapat perbedaan signifikan, HO ditolak sehingga Ha diterima pada keterampilan proses sains dasar antara kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen dengan pembelajaran inkuiri terbimbing berbeda nyata sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap keterampilan proses sains dasar pada mata pelajaran biologi. Penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan bahwa pendekatan inkuiri commit to user terbimbing yang melibatkan proses secara ilmiah melalui eksperimen untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 membuktikan kebenaran suatu materi yang dipelajari mampu meningkatkan keterampilan proses sains dasar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains dasar pada pelajaran biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut: Penerapan pembelajaran pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan proses sains dasar pada pelajaran biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. B. IMPLIKASI 1. Implikasi Teoretis Hasil penelitian dapat diterapkan secara teoretis sebagai bahan kajian dan referensi pada penelitian sejenis. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam memberi
pembelajaran
biologi
dengan
menerapkan
pembelajaran
yang
mengaktifkan siswa sehingga mampu mengoptimalkan keterampilan proses sains dasar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. C. SARAN Berdasarkan simpulan dan dengan memperhatikan keterbatasan penelitian tersebut di atas, saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Kepada Guru Diharapkan guru mata pelajaran biologi dapat menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan proses sains dasar siswa.
commit46to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 2. Kepada Siswa Siswa disarankan membiasakan diri untuk berani menyampaikan ide, berpikir kritis, melakukan diskusi, mencari solusi untuk memecahkan suatu permasalahan baik sendiri maupun kelompok seperti pada pendekatan inkuiri. 3. Para Peneliti Perlu diadakan penelitian sejenis pada materi pokok lain dan jenjang pedidikan yang berbeda (SD, SMP, dan Perguruan Tinggi) sehingga dapat diketahui kemanfaatan hasil penelitian biologi dalam dunia pendidikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 DAFTAR PUSTAKA Akinbobola, A. O., & Afolabi, F. (2010). Analysis of Science Process Skills in West African Senior Secondary School Certificate Physics Practical Examinations in Nigeria. Amerika Eurasia Jurnal Ilmiah Penelitian, 5 (4), 234-240. Akinoglu, O. (2008). Assessment Of The Inquiry-Based Project Implementation Process In Science Education Upon Students’ Points Of Views. International Journal of Instruction January. 1(1), 1-12. Amilasari, A. dan Sutiadi, A. (2008). Peningkatan Kecakapan Akademik Siswa Sma Dalam Pembelajaran Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Jurnal Pengajaran MIPA, FPMIPA UPI. 12 (2), 1-8. Ango, M. L. (2002). Mastery of Science Process Penguasaan Proses Sains Skills and Their Effective Use in the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context. International Journal of Educology, 16 (1), 11-30. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Asminah, D. R. (2010). Pembelajaran Fisika Dengan Metode Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Training Ditinjau Dari Kemampuan Awal Dan Aktivitas Siswa. Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Baskoro, A. P. (2010). Pengembengan Perangkat Pembelajaran Sains Biologi SMP Berbasis Inkuiri Terbimbing Dipadu Kooperatif STAD serta Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi, Metakognisi, Penguasaan Keterampilan Proses Sains Pada Siswa Berkemampuan Akademik Atas dan Bawah. Disertasi, Program Doktor Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang. Bilgin, I. (2009). The Effects Of Guided Inquiry Instruction Incorporating A Cooperative Learning Approach On University Students’ Achievement Of Acid And Bases Concepts And Attitude Toward Guided Inquiry Instruction. Scientific Research and Essay, 4 (10), 1038-1046. Dahniar, D. (2006). Science Project sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan keterampilan proses sains di SMP. Jurnal pendidikan inovatif, 2(1), 35-39. Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar Dan Pembelajaran.jakarta: PT Rineka Cipta. Djamarah, S. B. (2000). Guru Dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 Edelson, D. C. (2001). Learning-for-Use: A Framework for the Design of Technology-Supported Inquiry Activities. Journal of Research in Science Teaching, 38(3), 355-385. Gulo. W. (2004). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. Hamalik, O. (Ed). (2008). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Haryono. (2006). Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Pendidikan Dasar, 7(1), 1-13. Hidayatullah, F. M. (2011). “Menjadi Guru Sejati”. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Himpunan Mahasiswa Pendidikan Biologi (HIMABI) FKIP, Universitas Sebelas Maret, 19 Maret. Isjoni. (2008). Model-Model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pelajar.
Pustaka
Johnson, E. B. (2009). Contextual Teaching And Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan Dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Centre. Joyoatmojo, S. (2006). Belajar Mandiri: Bekal Untuk Menapak Jalan Menuju Belajar Sepanjang Hayat. Makalah disajikan pada kuliah perdana bagi mahasiswa baru jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmi Pengetahuan Alam, hlm.1-20. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret. Ketpichainarong, W., Panijpan, B., Ruenwongsa, P. (2010). Enhanced Learning of Biotechnology Students by an Inquiry-Based Cellulase Laboratory. International Journal of Environmental & Science Education . 5 (2), 169187. Kim, M., & Chin, C. (2008). Pre-Service Teachers’ Views On Practical Work With Inquiry Orientation In Textbook-Oriented Science Classrooms. International Journal of Environmental & Science Education. 6 (1), 2337. Klein, J. I. (2009). Project-Based Learning: Inspiring Middle School Students to Engage in Deep and Active Learning. New York: NYC Department of Education. Kuhlthau, C. C., Maniotes, L. K., & Caspari, A. K. (2007). Guided Inquiry: Learning in the 21st Century. Libraries Unlimited. 1-5. Diakses pada tanggal 15 September 2011. Kurnianto, P., Dwijananti, P., & Khumaedi. (2010). Pengembangan Kemampuan Menyimpulkan Dan Mengkomunikasikan Konsep Fisika Melalui Kegiatan Praktikum Fisika Sederhana. J. Pend. Fis. Ind., 6 (1), 54-59. Lu, C., Hong, J., & Tseng, Y. (2007). The Effectiveness Of Inquiry-Based Learning By Scaffolding Students To Ask “5 Why” Questions. Jurnal Pendidikan. 1-26. Diakses pada tanggal 8 November 2007. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 Mansour, N. (2009). Science Teachers Beliefs and Practices: Issues, Implications and Research Agenda. International Journal of Environmental & Science Education, 4 (1), 25-48. Martawijaya, M. A., Iis., Mardiana., & Heriyati., A. (2010). “Discovery Dalam Pendidikan”. Makalah disampaikan pada Mata Kuliah Perspektif dan Inovasi Pendidikan, Program Studi S3 Ilmu Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Makasar. Moleong, L. J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. (2005). Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. __________.(2006). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasi dan Inovasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nuryani, R. (2005). Stratgi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press. Orlich, D. C., Harder, R. J., Callahan, R. C., & Gibson, H. W. (1998). Teaching Strategies A Guided to Better Instruction. Boston: Houghton Mifflin Company. Piliouras P., Kokkotas P., Malamitsa K., Plakitsi K., & Vlaxos I. (2006). Collaborative Inquiry In Science Education In Greek Elementary Classroom: An Action Research Program.University of Athens Greece. Diakses pada tanggal 6 Mei 2006. Prince, M. J., & Felder, R. M. (2006). Inductive Teaching and Learning Methods: Definitions, Comparisons, and Research Bases. California: J. Engr. Education, 95(2), 123–138. Rauf, R. A. A., Johar, A. R., Halim, L., & Ariffin, S. R. (2004). Pemupukan Kemahiran Proses Sains Di Kalangan Pelajar Tingkatan Dua Di Sekolah Bestari. Jurnal Teknologi, 40E(02), 19–32. Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Muda. Bandung: Alfa Beta. Rini, E. S. (2009). Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Pada Mata Pelajaran Ips Sejarah Kelas VIII SMP Negeri 1 Jatilawang. Paramita 19(2),191-200. Ristanto, R. H. (2010). Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing Dengan Multimedia Dan Lingkungan Riil Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Dan Kemampuan Awal .Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Roestiyah, N. K. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sanjaya, W. (2008a). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis commit to user Kompetensi. Jakarta: Prenata Media Group.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 Sanjaya, W. (2008b). Kurikulum Dan Pembelajaran, Teori Dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenata Media Group. Saputro, S., Abidin, H. Z., & Sutama, I. W. (2000). Strategi Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang. Silberman, M. (2001). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: YAPPENDDIS. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sriyono. (1992). Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sukarsih, R. I. (2010). Perbedaan Pengaruh Antara Pembelajaran Inkuiri Dan Pembelajaran Ekspositori Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Patologi .Tesis, Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sukmadinata, N. S. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sumantri, M., & Permana, J. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana. Sumiati & Asra. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Suryanti., Widodo, W. & Rokhim, A. (2006). Pembelajaran Kontekstual Sebagai Upaya Mengatasi Kesulitan Siswa Kelas V SD Laboratorium Unesa dalam Memahami Materi Panas. Jurnal Pendidikan Dasar,7(1), 50-60. Suryasubrata, S. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suryobroto, B. (2002). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Suryosubroto, B. (1997). Proses Belajar-Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sutopo, H. B. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Usman, U. M. (2008). Menjasi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Usman, U. M. & Setiawati, L. (2008). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wahyu, Y. (2009). Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil BelajarMelalui to user Penggunaan Alat Peraga commit Sederhana Dalam Pembelajaran Sains Kelas V
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 Di SDN Sumber I Berbah Sleman Yogyakarta. Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta. Wahyudin, Sutikno, & Isa, A. (2010). Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat Dan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 58-62. Wenno, I. H. (2008). Strategi Belajar-Mengajar Sains Berbasis Kontekstual. Yogyakarta: Inti Media. Zaini, H. (2009). Strategi Pembelajaran Aktif Implementasi Dan Kendala Di Dalam Kelas. Makalah disajikan pada Seminar Dan Lokakarya Nasional ‘Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Aktif Learning Menuju Profesionalisme Guru, Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret. Zaini, H., Munthe, B., & Aryani, S. A. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani. Zuriah, N. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
commit to user