BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sejalan dengan meningkatnya pembangunan yang diikuti dengan pertumbuhan dan perekembangan perekonomian Indonesia, kebutuhan energi nasional juga semakin meningkat. Penyediaan energi nasional saat ini sangat terbatas karena sumber energi utama bahan bakar fosil yaitu minyak, gas dan batubara yang sifatnya dapat diperbarui semakin berkurang emisi gas rumah kaca semakin banyak yang berakibat meningkatnya pemanasan global dan berdampak pada perubahan iklim. Dalam Kebijakan Energi Nasional yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No.5 Tahun 2006, salah satu kebijakan utamanya adalah konservasi energi. Adapun salah satu tergetnya adalah menurunkan elastisitas energi sebesar kurang dari satu pada tahun 2025. Elastisitas energi adalah perbandingan antara pertumbuhan energi terhadap pertumbuhan ekonomi. Elastisitas energi adalah salah satu indicator konservasi energi, semakin kecil nilai elastisitas energi berarti semakin efisien. Salah satu upaya yang paling cepat untuk mengatasi keterbatasan pasokan energi dan penurunan gas rumah kaca yang sesuai denagan kebijakan energi nasional adalah dengan melakukan langkah-langkah konservasi energi antara lain melalui audit energi dan implementasi hasil-hasilnya. Peluang konservasi energi di Indonesia sangat besar. Dari hasil survai bahwa sektor industri mempunyai potensi penghematan sekitar 10-30%. Beberapa perusahan telah melakukan upaya peningkatan efisiensi energi terutama berkaitan dengan penggantian peralatan dan pengoperasian peralatan. Namun demikian dalam
penerapannya
masih
banyak
dijumpai
hambatan
karena
belum
dilakukannya audit energi dan penerapan efisiensi energi dilakukan berdasarkan perkiraan saja. Disamping itu maslah pendanaan merupakan hambatan yang cukup besar dalam melakukan upaya efisiensi energi
Untuk mengatasi permasalahan di atas, pada tahun 2003 pemerintah meluncurkan program kemitraan konservasi energi. Program kemitraan ini merupakan kesepakatan sukarela antara pihak industri yang berminat dalam implementasi konservasi energi dengan pemerintah, lembaga finansial dan pemasok peralatan hemat energi untuk melakukan audit energi dan implementasi rekomendasi hasil-hasilnya. Dalam hal ini pemerintah menyediakan pelayanan audit energi secara gratis kepada perusahaan yang telah mendatangani surat komitmen untuk dilakukan audit energi dan penurunan gas kaca. Program kemitraan ini merupakan insentif dari pemerintah untuk mendorong sektor industri melaksanakan program konservasi energy dan Industri dapat melakukan audit energy sendiri.
1.2 Tujuan Penelitian Secara umum audit energi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
penggunaan
energi,
serta
rasional
dalam
pemakaian
dan
pengoperasiannya. Dengan penggunaan energi yang efisien, efektif, dan rasional tentunya tanpa mengurangi kualitas, produktivitas, dan kenyamanan kerja. Maksud konsultan dari kegiatan audit energi di sektor industri adalah membantu peserta program kemitraan konservasi energi untuk dapat melaksanakan penghematan energi melalui bantuan teknis audit energi dari pemerintah dalam hal ini DJLPE (Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi). Tujuan dari Audit Energi di sektor industri adalah mengindentifikasi peluang-peluang penghematan energi dan memberikan rekomendasi langkahlangkah penghematan energi yang dapat ditindaklanjuti oleh pihak manajemen perusahaan sekaligus menyusun studi kelayakannya jika hasil audit energi merekomendasikan manajemen perusahaan untuk melakukan investasi berbiaya sedang (medium cost) atau tinggi (high cost) guna memperoleh penghematan energi atau dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Mengetahui gambaran menyeluruh tentang pemanfaatan energi pada industri meliputi. jenis, jumlah penggunaan energi, peralatan energi, intensitas energi,
profil beban penggunaan energi, kinerja peralatan energi
dan
peluang
penghematan energi (Energi Conservation Opportunity= ECOs) 2 Mengidentifikasi dan mengenali cara-cara untuk penghematan energi pada industri di objek lokasi yang ditentukan. 1.3 Manfaat Penelitian Kebijakan pemerintah dalam menaikan tarif dasar listrik merupakan salah satu alternatif upaya dalam mengatasi permasalahan energi listrik. Namun, kebijakan tersebut akan memberi dampak terhadap entitas-entitas lain khususnya
sektor
industri
yang
memanfaatkan
mesin-mesin
menjalankan kegiatan operasional seperti industri
dalam
farmasi, dimana
pengkondisian udara ruangan produksi , fasilitas air tidak boleh berhenti meskipun tidak ada kegiatan produksi. Hal ini untuk menjaga agar tidak tumbuh mikroba yang berdampak kualitas produksi. Jumlah energy listrik yang
dikeluarkan diluar proses produksi akan dimasukkan dalam Harga
Pokok Produksi ( HPP )
sehingga akan menurunkan daya saing
dan
menurunkan daya beli masarakat. Dengan dilakukan audit energy akan bermanfaat. 1. Bagi industry
akan dapat menekan biaya energi
sehingga dapat
meningkatkan daya saing 2. Bagi pemerintah,
dapat mengurangi beban subsidi listrik
serta
menghemat cadangan energy nasional . 3. Bagi penyedia Energy, dapat meningkatkan kualitas pelayanan dengan tidak ada lagi pemadaman
bergilir serta menunda pembangunan
pembangkit baru yang memerlukan investasi besar.
1.4 Perumusan Masalah Bersadarkan manfaat dan tujuan, maka dirumuskan masalah sbb, 1. Melakukan audit energy pada beberapa
kegiatan perusahaan , Proses
produksi antara lain : Data deskripsi pabrik. Pola penggunaan energi, Intersitas Konsumsi Energi. Sistem Manajemen Energi, Sistem Distribusi Energi dan Peralatan Pemanfaat Energi.
2. Melakukan analisa atau kajian terhadap data hasil audit energy untuk mendapatkan potensi penghematan energy dan langkah-langkah penghematan energi. 3. Rekomendasi langkah-langkah penghematan energi berdasarkan : a. Low cost/ No Cost
: Pay back period 1 tahun dan saving energy 5 - 15%
Atau
: 30% biaya pemakaian energy (energy cost )
b. Medium cost
: Pay back period 2-3 tahun dan saving energy 15 - 30%
Atau
: 30%-70% biaya pemakaian energy (energy
c. High cost
: Pay back period 3 tahun dan saving energy .
cost )
30 -50% Atau
: 70% biaya pemakaian energy (energy cost )
4. Menentukan prioriatas penerapan konservasi energy yang layak untuk dilaksanakan
studi
kelayakan
(feasibility
study)
berdasarkan
hasil
rekomendasi yang memerlukan biaya sedang atau biaya tinggi dan dikonsultasikan
dengan
manajemenn
perusahaan.
Penyusunan
studi
kelayakan (feasibility study) yang berisikan analisis tekno ekonomi, financial dan desain teknis. 5. Memberikan pelatihan efisiensi energy kepada tim teknis di masing-masing bagian pada perusahaan
1.5 Pertanyaan Penelitian 1. Apakah di PT Phapros dalam penggunaan energi ada korelasi terhadap produksi. 2. Apakah dalam pelaksanaan system manajemen energy dalam promosi konservasi energy sudah berjalan dengan baik ditinjau dari : a. Kebijakan manajemen energi b. Organisasi dan petugas energi c. Motivasi Staf d. Promosi konservasi Energi
e. Investasi penghematan Energi 3. Apakah di PT Phapros ada potensi
penghematan energi dengan
penggunaan peralatan listrik, mutu daya energi listrik, dan adanya evaluasi penggunaan energi .
1.6. Batasan Masalah Batasan-batasan masalah yang melingkupi penelitian ini antara lain : Pemanfaatan energi pada industri meliputi. jenis, jumlah penggunaan energi, peralatan energi, intensitas energi, peralatan energi dan
peluang
profil beban penggunaan energi,
kinerja
penghematan energi (Energi Conservation
Opportunity= ECOs)
1.7. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi teori tentang sejarah singkat berdirinya PT. Phapros, dasar teori konservasi energi . BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tahapan metodologi penelitian BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITAIN Pada bab ini berisi tentang pembahasan dan hasil penelitan audit energi awal, dan audit rinci, serta pencarian peluang penghematan energi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang rangkuman hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya serta saran-saran kedepan terkait hasil penelitian yang telah diperoleh serta rekomendasi peluang penghematan energi.