e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PENILAIAN PORTOFOLIO DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA SISWA KELAS III I Pt Astianawan1, I Wyn Wiarta2, Ni Nym Ganing3 1,2,3Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected], nyoman
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IIIC SDN 1 Ubud (2) meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan matematika melalui penerapan pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IIIC SDN 1 Ubud sebanyak 38 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes hasil belajar kompetensi pengetahuan dan tes kemampuan pemecahan masalah.Kemudian data dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Nilai rata-rata hasil belajar kompetensi pengetahuan matematika untuk pra siklus diperoleh sebesar 2,40(berada pada predikat B-). Setelah penerapan pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio, rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IIIC SDN 1 Ubud mencapai 2,46(berada pada predikat B-) pada siklus I dan 3,03 (berada pada predikat B+) pada siklus II. Kemampuan pemecahan masalah meningkat dari siklus I ke siklus II sebanyak 0,57. Rata-rata hasil belajar kompetensi pengetahuan mencapai 2,72(berada pada predikat B) pada siklus I dan 3,1 (berada pada predikat B+). Penguasaan kompetensi pengetahuan matematika tema Energi dan Perubahannya meningkat dari siklus I ke siklus II sebanyak 0,37. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan, penerapan pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan kompetensi pengetahuan matematika siswa kelas IIIC SDN 1 Ubud. Kata kunci : pendekatan saintifik, penilaian portofolio, kompetensi pengetahuan matematika.
pemecahan masalah,
Abstract This research aimed to (1) enhance the problem solving IIIC grade students at SDN 1 Ubud (2) increase the competence mastery of mathematical knowledge through the application of scientifically based approach to portfolio assessment. This research is a classroom action research conducted in two cycles. Subjects were students in grade IIIC SDN 1 Ubud many as 38 students. Collecting data in this reseach using the test results to learn and test the knowledge competency problem-solving abilities. Then the data were analyzed using quantitative descriptive analysis method. The average value of learning outcomes competences for pre-cycle mathematical knowledge obtained at 2.40 (currently on predicate B-). After implementation of a
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
scientific approach based portfolio assessment, the average problem-solving abilities IIIC grade students at SDN 1 Ubud reached 2.46 (currently on predicate B-) in the first cycle and 3.03 (currently on predicate B +) in the second cycle. Problem solving skills increased from the first cycle to the second cycle as much as 0.57. The average result of learning competencies of knowledge reached 2.73 (currently on predicate B) in the first cycle and 3.1 (currently on predicate B +). Competency mastery of mathematical knowledge in the theme of Energy and its amendment increases from the first cycle to the second cycle as much as 0.37. Based on the results of this study be concluded, the application of a scientific approach based portfolio assessment can enhance the problem solving competence and mastery of mathematical knowledge IIIC grade students at SDN 1 Ubud. Keywords: The scientific approach, portfolio assessment, problem solving, competence of mathematical knowledge.
PENDAHULUAN Perkembangan suatu negara dipengaruhi oleh keadaan sumber daya manusianya. Di dalam membangun suatu negara sangat memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa lepas dari peran lembaga pendidikan. Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap individu dan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Trianto (2009 : 1) menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat pengembangan, sehingga akan selalu terjadi perubahan secara berkesinambungan dalam bidang pendidikan sejalan dengan perubahan budaya kehidupan sebagai antisipasi kepentingan kedepannya. Secara umum, pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam bermasyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam usaha meningkatkan dan memperbaharui kualitas pendidikan. Salah satunya dengan diterapkannya kurikulum yang disesuaikan dengan karakteristik siswa khususnya pada tingkat sekolah dasar. Kurikulum merupakan salah satu indikator di dalam menentukan keberhasilan suatu pendidikan. Melalui kurikulum, rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Berkaitan dengan tersebut, dalam Permendikbud No. 81A Tahun 2013, kurikulum 2013 menjadi kurikulum yang terbaru dalam pendidikan di Indonesia. Penerapan kurikulum 2013 menghendaki perubahan menuju paradigma pembelajaran modern yang mengedepankan aktivitas siswa dalam mengontruksi pengetahuannya sendiri melalui kegiatan mengobservasi, menanya, mengumpulkan data, menganalisis data, dan mengkomunikasikan. Tujuan dari kurikulum 2013 adalah untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk aktif. Pada kurikulum ini siswa dituntut untuk menjadi subjek yang mencari pengetahuan sendiri, tidak lagi menjadi objek yang hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Dengan adanya perubahan kurikulum ini, tentu saja sejalan dengan perubahan berbagai standar dalam komponen pendidikan, baik dari standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan maupun penilaian. Mengingat kurikulum ini untuk mendorong siswa aktif dalam tiap pembelajaran, maka salah satu komponen nilai yang diperoleh oleh siswa tergantung pada siswa itu sendiri. Kurikulum yang berlaku dalam pendidikan akan mengatur proses pembelajaran, dengan kata lain pembelajaran yang diterapkan di kelas
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
sangat bergantung pada kurikulum yang berlaku. Kurikulum 2013 saat ini merupakan kurikulum yang di dalam proses pembelajarannya terlaksana secara tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran yang kemudian di buatkan sebuah tema sehingga dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna kepada siswa. Implementasi kurikulum 2013 perlu menggunakan pendekatan-pendekatan yang dapat memudahkan pencapaian tujuan. Pendekatan ini dilakukan agar siswa sebagai subjek dalam pengembangan karakter menjadi dekat dengan objek atau sasaran kegiatan yaitu implementasi nilai-nilai sehingga pelaksanaannya menjadi lebih jelas, mudah, dan hasilnya optimal (Darmayanti, 2014:50). Pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkontruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Kurniasih, 2014 :30). Pendekatan saintifik yang dimaksud untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal darimana saja, kapan saja, tidak bergantung pada searah dari guru. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dengan guru SDN 1 Ubud yaitu I Wayan Sukadana, S.Pd pada hari Selasa 10 November 2015, mengatakan terdapat beberapa kendala atau masalah yang dihadapi guru. Contohnya, yang terjadi saat guru membelajarkan materi tematik di kelas IIIC perolehan hasil belajar Matematika siswa terutama kompetensi pengetahuan masih kurang optimal, ini dapat dibuktikan dengan penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika sebelumnya masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dari 38
orang siswa, 20 orang siswa sudah mencapai KKM dan 18 orang siswa yang masih belum mencapai KKM. Ini memperlihatkan bahwa 47% siswa memiliki hasil belajar yang berada dibawah KKM. Hasil belajar siswa dikatakan tuntas bila memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 2,40. Kemampuan pemecahan masalah juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas IIIC. Kurang optimal keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal atau suatu permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran. Ketidak terampilan siswa dalam menyelesaikan soal matematika, terlihat dari kesalahan siswa dalam mengubah kalimat soal ke dalam kalimat matematika. Siswa menyelesaikan soal tanpa sproses yang sistematis. Kemampuan pemecahan masalah siswa berada pada nilai B-, dilihat dari masih banyak siswa yang mendapatkan nilai Bpada KD “menentukan strategi pemecahan masalah dengan mengurangi, menambah, dan menukarkan sejumlah uang” muatan Matematika pada semester sebelumnya. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dalam dunia kerja. Karena dengan belajar matematika, siswa akan belajar bernalar secara kritis, kreatif dan aktif. Bidang studi matematika merupakan salah satu komponen pendidikan dasar dalam bidang-bidang pengajaran. Matematika memiliki bahasa dan aturan yang terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis, dan struktur atau keterkaitan antar konsep yang kuat. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberi kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberi dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Susanto, 2012 : 184-185). Selain hal tersebut, juga dipengaruhi oleh karakteristik dan kemampuan yang dimiliki siswa selama proses pembelajaran 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
berlangsung. Pada hakikatnya pembelajaran tidak hanya memahami dan menguasai apa dan bagaimana suatu terjadi untuk hasil belajar saja, tapi juga memberi pemahaman dan penguasaan tentang mengapa hal itu terjadi. Beranjak dari permasalahan itu, pembelajaran pemecahan masalah menjadi sangat penting diajarkan pada siswa. Agar menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi yang handal dalam menyelesaikan masalah, maka diperlukan strategi, metode, dan model pembelajaran pemecahan masalah (Wena, 2013 : 52). Masalah adalah sesuatu yang timbul akibat adanya “rantai yang terputus” antara keinginan dengan cara mencapainya. Suatu soal yang prosedur pemecahannya telah diketahui oleh siswa maka soal tersebut merupakan soal rutin atau bukan masalah. Sedangkan soal yang dianggap suatu masalah bagi siswa jika prosedur pemecahannya belum diketahui dan mempunyai minat untuk memecahkannya. Pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika ini harus terus dikembangkan dan ditingkatkan penerapannya di sekolah-sekolah, termasuk di sekolah dasar. Dengan pemecahan masalah matematika ini siswa melakukan kegiatan yang dapat mendorong berkembangnya pemahaman dan penghayatan siswa terhadap prinsip, nilai dan proses matematika. Berdasarkan hal tersebut, guru diharapkan mampu mengaplikasikan kurikulum 2013 di dalam kegiatan pembelajaran. Upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan Pendekatan Saintifik berbasis Penilaian Portofolio. Untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran maka salah satu penilaian yang digunakan adalah penilaian portofolio. Portofolio merupakan kumpulan hasil karya yang dimiliki siswa (baik yang berbentuk tertulis, maupun berbagai penampilan yang tersimpan rapi), yang menggambarkan perkembangan belajar yang dihasilkan siswa di dalam kelas maupun di luar kelas selama mengikuti program pembelajaran, berdasarkan indikator dan kriteria yang ditetapkan. Portofolio dapat digunakan oleh guru untuk menunjukan kepada orang tua
siswa bukti-bukti kemajuan siswa, bukti prestasi, keterampilan, dan sikap siswa (Trianto, 2009 : 276). Penilaian portofolio adalah mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam mengkontruksi dan merefleksikan suatu tugas atau karya dengan mengoleksi atau mengumpulkan bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dikontruksi oleh siswa sehingga hasil kontruksi dapat dinilai dan diukur oleh guru. Tujuan Penelitian ini adalah: (1) untuk meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah siswa kelas IIIC SDN 1 Ubud melalui Penerapan Pendekatan Saintifik Berbasis Penilaian Porofolio. (2) untuk meningkatkan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Matematika siswa kelas IIIC SDN 1 Ubud melalui Penerapan Pendekatan Saintifik Berbasis Penilaian Porofolio. METODE PENELITIAN Pada metode penelitian yang dipaparkan adalah jenis penelitian, model penelitian, cara pengumpulan data, latar tempat sampai dengan waktu penelitian. Subjek merupakan orang ataupun sekelompok orang yang menjadi perhatian utama. Berikut adalah pemaparan mengenai latar penelitian dan karakteristik subjek dalam penelitian ini. Latar pada penelitian ini meliputi tempat dan waktu pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Ubud, Kecamatan Ubud. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mana PTK adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk memecahkannya dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari tindakan tersebut (Sanjaya,2013: 149). Jenis PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK Pola Kolaboratif, pola ini biasanya inisiatif untuk pelaksanaan PTK dari pihak luar yang berkeinginan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran (Sanjaya,2013:160). Peranan guru dalam penelitian ini adalah sebagai anggota tim 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
peneliti, yang berfungsi melaksanakan tindakan seperti yang dirancang oleh tim peneliti. Dengan demikian guru tidak memiliki kesempatan yang luas untuk melakukan tindakan, sebab baik perencanaan maupun bagaimana mengimplementasikan tindakan tidak ditentukan oleh guru sendiri, melainkan oleh tim peneliti. Penelitia ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IIIC SDN 1 Ubud sebanyak 38 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan tes hasil belajar kompetensi pengetahuan dan tes kemampuan pemecahan masalah. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Model yang dipilih dalam penelitian ini adalah model PTK menurut Kurt Lewin. Model ini adalah model yang mendasari model-model lainnya yang berangkat dari model action research. Kurt Lewin (dalam Sanjaya,2013:154) menjelaskan bahwa ada empat hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan yakni perencanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus menerus. Pada tahap perencanaan tindakan akan dilakukan dalam rangka mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran. Dalam penelitian ini karena melibatkan tema di dalamnya, 1 siklus dalam penelitian akan diberikan dalam 1 subtema yang terdapat Matematika di dalam pembelajaran di Tema Energi dan Perubahannya. Observasi adalah pengematan yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas tindakan atau mengumpulkan informasi tentang berbagai kelemahan (kekurangan) tindakan yang telah dilakukan dan refleksi adalah kegiatan analisis tentang hasil observasi hingga memunculkan program atau perencanaan baru. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. (Arikunto,2013:67). Jenis tes yang digunakan ada dua yaitu : tes objektif berupa Pilihan Ganda Biasa (PGB) untuk
menukur penguasaan kompetensi pengetahuan, dan tes uraian untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa. Untuk mendapatkan data yang akurat perlu disusun suatu alat ukur yang valid. Maka untuk mendapatkan alat ukur yang valid disusun tes kemampuan pemecahan masalah dan tes hasil belajar kompetensi pengetahuan matematika yang telah disusun sesuai dengan kurikulum. Selanjutnya agar memenuhi validitas isi, dilakukan konsultasi kepada dosen di lingkungan UNDIKSHA dalam bidang Matematika untuk menelaah apakah konsep materi yang diajukan telah memadai atau tidak sebagai sampel tes. Analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Agung (2012:67) menyatakan bahwa metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum. Penelitian ini melibatkan tiga variabel, yaitu satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan kompetensi pengetahuan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan yaitu 2 kali pertemuan proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan tes akhir siklus. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan kompetensi pengetahuan matematika siswa melalui penerapan pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio. Selanjutnya data-data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah (1) rata-rata ketuntasan kemampuan pemecahan masalah minimal berada pada kriteria tinggi yaitu B+ (3,01-3,33), (2) rata-rata 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
ketuntasan penguasaan kompetensi pengetahuan Matematika minimal berada pada kriteria tinggi B+ (3,01-3,33).
(R<15), maka sebaiknya data tersebut disusun ke dalam table distribusi frekuensi tunggal. Pada siklus I rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan matematika mencapai 2,73 yang berada pada predikat B dan pada siklus II aktivitas rata-ratanya mencapai 3,1 yang berada pada predikat B+. Peningkatan juga terjadi pada kemampuan pemecahan masalah siswa, pada siklus I rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa mencapai 2,46 yang berada pada predikat B- dan pada siklus II rata-ratanya mencapai 3,03 berada pada predikat B+. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan kompetensi pengetahuan matematika tema Energi dan Perubahannya siswa kelas IIIC SDN 1 Ubud pada siklus I dan siklus II tersaji pada tabel 1.
Penelitian ini akan direncanakan dalam 4 bulan dari bulan Desember 2015 sampai dengan Maret 2016. Penelitian dimualai dari evaluasi proposal penelitian sampai dengan ujian skripsi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian tindakan kelas pada siklus I dan II maka dapat dihitung peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan kompetensi pengetahuan matematika siswa kelas IIIC SDN 1 Ubud. Berdasarkan perhitungan rentangan, bahwa data tersebut sebaiknya disusun ke dalam tabel distribusi frekuensi tunggal, karena jika suatu data memiliki rentangan (R) lebih kecil atau sama dengan 15 Tabel 1. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Penguasaan Kompetensii Pengetahuan Matematika Tema Energi dan Perubahannya Siswa Kelas IIIC SDN 1 Ubud Pada Siklus I Dan Siklus II Variabel Siklus I Siklus II Peningkatan Kemampuan Masalah
Pemecahan
2,46
3,03
0,57
Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Matematika
2,73
3,1
0,37
Perbandingan peningkatan dari data tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik 1. Grafik Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Matematika Siswa Kelas IIIC SDN 1 Ubud
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
tema Energi dan Perubahannya siswa kelas IIIC SDN 1 Ubud. Peningkatan ini tidak terlepas dari penerapan pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio yang dilaksanakan secara optimal. Dalam pendekatan saintifik terdapat lima langkah dalam pembelajarannya yaitu mengamati, menanya, mengasosiasi, mengumpulkan informasi dan mengkomunikasikan. Disamping penerapan pendekatan saintifik, dalam proses pembelajaran juga dipadukan dengan penilaian portofolio. Pembelajaran dengan menggunakan penilaian portofolio memungkinkan siswa melakukan penilaian terhadap dirinya mengenai sejauh mana siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan melalui pengamatan hasil karyanya. Melalui pelaksanaan langkah-langkah pada pendekatan saintifik dengan melakukan penilaian portofolio kepada siswa, akan merangsang siswa untuk memecahkan masalah yang tentunya berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Selain mengoptimalkan langkahlangkah pendekatan saintifik dengan melakukan penilaian portofolio tersebut, siswa juga diberikan LKS yang berisi soalsoal pemecahan masalah untuk melatih kemampuan pemecahan masalah siswa. Penggunaan media dalam pembelajaran, pemberian reinforcement, dan menciptakan suasana kelas yang kondusif juga dilakukan untuk mengoptimalkan penerapan pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio. Dengan upaya tersebut, kemampuan pemecahan masalah siswa dapat meningkat dan berdampak positif terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan matematika siswa. Rata-rata kemampuan pemecahan masalah, penguasaan kompetensi pengetahuan matematika yang telah mencapai indikator keberhasilan diperoleh dengan adanya perbaikan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan setelah dievaluasi dan direfleksi pada masingmasing siklus. Setiap kendala yang ditemukan dicarikan solusi agar pelaksanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya dapat lebih baik.
3,5
3
2,5 Penguasaan Kompetensi Pengetahuan Matematika
2
1,5 Kemampuan Pemecahan Masalah
1
0,5
0 Siklus I
Siklus II
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan yaitu 2 kali pertemuan proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan tes akhir siklus. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan kompetensi pengetahuan matematika siswa melalui penerapan pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio. Selanjutnya data-data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis yang telah ditetapkan sebelumnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 3 kali pertemuan yakni 2 kali pertemuan proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan tes akhir siklus. Pelaksanaan pembelajaran pada masing-masing siklus telah berlangsung dengan baik. Hasil penelitian yang diperoleh melalui penerapan pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan kompetensi pengetahuan matematika
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa 2,46 dan rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan matematika siswa 2,73. Hal ini menunjukkan belum tercapainya indikator keberhasilan, sehingga dilanjutkan ke siklus II. Belum tercapainya indikator keberhasilan tersebut disebabkan oleh beberapa kendala yang terjadi selama pelaksanaan siklus I yaitu siswa masih bingung dan belum terbiasa memecahkan permasalahan matematika dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah, siswa masih malu bertanya dan mengungkapkan pendapat dalam diskusi menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu, dalam kegiatan diskusi terdapat beberapa siswa yang membuat keributan sehingga dapat mengganggu siswa lain yang sedang berdiskusi. Untuk menindaklanjuti permasalahan yang muncul pada siklus I, dilakukan diskusi dengan guru mitra untuk mencari solusi perbaikan pelaksanaan tindakan yang dapat diterapkan pada siklus selanjutnya. Dari hasil diskusi, didapatkan beberapa solusi perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II, diantaranya dengan melakukan tindakan perbaikan seperti memberikan penjelasan secara berulang dan memberikan tugas kepada siswa untuk menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Memberikan bimbingan atau arahan kepada siswa untuk tetap menjaga ketertiban kelas. Bagi siswa yang membuat keributan dalam kegiatan diskusi maupun dalam proses pembelajaran, guru akan bertindak dengan cara mengurangi nilai dari masing-masing siswa tersebut. Dengan demikian, siswa akan mampu mengendalikan dirinya untuk tidak membuat keributan disetiap kegiatan pembelajaran. Agar siswa memiliki keberanian dalam mengemukakan pertanyaan maupun jawaban, guru mendorong atau memancing siswa dengan memberikan penghargaan berupa tambahan nilai yang dapat membuat siswa lebih termotivasi dan percaya diri. Dengan bantuan guru mitra yang selain sebagai pengamat juga turut membantu dalam
proses bimbingan, siswa yang mengajukan pertanyaan dapat lebih cepat mendapatkan konfirmasi jawaban atas pertanyaan yang diajukannya. Berdasarkan tindakan perbaikan terhadap pelaksanaan siklus II, kemampuan pemecahan masalah siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata 3,03. Peningkatan juga terjadi pada penguasaan kompetensi pengetahuan matematika siswa dengan rata-rata 3,1. Secara umum, pada pelaksanaan siklus II tidak ada lagi kendala-kendala seperti pelaksanaan siklus I dan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sudah tercapai. Peningkatan yang terjadi pada rata-rata kemampuan pemecahan masalah ini disebabkan karena siswa sudah terlatih dan terbiasa memecahkan permasalahan matematika dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah. Dengan demikian, siswa menjadi semakin tekun dan antusias dalam mengerjakan soal-soal yang penyelesaiannya menggunakan langkahlangkah kemampuan pemecahan masalah matematika yaitu mulai dari memahami masalah, merencakanan penyelesaian masalah, melaksanakan penyelesaian masalah, dan mengecek kembali apa yang sudah dilaksanakan. Dalam proses pembelajaran yang menggunakan penilaian portofolio siswa menjadi termotivasi dalam mengembangkan kemampuan pemecahan masalahnya dalam menyelesaikan suatu permasalahan untuk dikumpulkan sebagai bukti. Faktor lain yang menyebabkan meningkatnya kemampuan pemecahan masalah yaitu siswa aktif dalam bertanya maupun mengemukan pendapat serta menjawab pertanyaan dari guru. Sehingga dengan hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Hasil belajar pengetahuan matematika siswa dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Siswa juga lebih cepat mendapatkan konfirmasi jawaban mengenai hal-hal yang kurang dipahaminya melalui bimbingan dari guru maupun guru mitra dan siswa lebih 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
termotivasi dan antusias dalam mengikuti kegiatan diskusi. Sehingga dengan adanya motivasi dari dalam diri siswa tersebut, dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan matematika. Berdasarkan paparan di atas, penerapan pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan penguasan kompetensi pengetahuan matematika siswa kelas IIIC SDN 1 Ubud. Karena pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio memiliki kesesuaian dengan implementasi yang pembelajaran yang menggunakan kurikulum 2013. Mencermati peningkatan yang terjadi baik ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan kompetensi pengetahuan matematika siswa dengan penerapan pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio memberikan kontribusi positif untuk peningkatan kualitas pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, penerapan pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan kompetensi pengetahuan matematika siswa kelas IIIC SDN 1 Ubud Tahun Ajaran 2015/2016.
Ubud. Berdasarkan data pada siklus I menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan matematika tema Energi dan Perubahannya mencapai 2,73 berada pada predikat B. Pada siklus II rata-rata sudah mencapai 3,1 berada pada predikat B+. Hal ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan matematika tema Energi dan Perubahannya Bertolak dari hasil penelitian, dapat diajukan saran, yaitu (1) diharapkan kepada siswa kelas IIIC SDN 1 Ubud untuk selanjutnya lebih memperhatikan dan memahami tentang pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio yang diberikan guru dalam proses pembelajaran. (2) diharapkan kepada guru kelas IIIC SDN 1 Ubud untuk menerapkan pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio sebagai salah satu alternatif dalam melaksanakan pembelajaran yang inovatif yang dalam pelaksanaanya sesuai dengan kurikulum 2013 yang berlaku yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan penguasaan kompetensi pengetahuan matematika siswa pada tema Energi dan Perubahannya. (3) diharapkan kepada kepala sekolah agar mengkoordinasikan guru-guru untuk lebih mendalami atau memahami kurikulum yang ada terkait dalam pembelajarannya di dalam kelas dalam hal ini yaitu pembelajaran dengan penerapan pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa (1) penerapan pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IIIC SDN 1 Ubud. Berdasarkan data pada siklus I menunjukkan bahwa ratarata kemampuan pemecahan masalah mencapai 2,46 berada pada predikat B-. Pada siklus II rata-rata sudah mencapai 3,03, berada pada predikat B+. Hal ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IIIC SDN 1 Ubud. (2) penerapan pendekatan saintifik berbasis penilaian portofolio dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan matematika pada tema Energi dan Perubahannya siswa kelas IIIC SDN 1
DAFTAR PUSTAKA. Agung, A.A Gede.2005.Metode Penelitian Pendidikan. Singaraja : UNDIKSHA -----------------------.2012.Metode Penelitian Pendidikan. Singaraja : UNDIKSHA Aisyah, Nyimas. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Depdiknas Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta : Dikti 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Erawadi, Gusti Ayu Nyoman. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Basede Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa Sma. Singaraja : UNDIKSHA Jihad, Asep dan Abdul, Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Kurniasih, Imas.danBerlin, Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013.Jakarta : Kata Pena Maeni, Sri Inten.2010.Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Heuristik Vee dan Pembelajaran Aigoritmik terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ditinjau dari Bakat Numerik pada siswa Kelas X SMA Negeri 1 Ubud. Singaraja : UNDIKSHA Peraturaturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Tersedia pada http://www.scribd.com/doc/23733229 6/Salinan-Permen-No-81a Tahun2013#scribd (diakses pada tanggal 20 Desember 2014) Purwanto.2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Puspadewi, Rahayu. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Ikrar Berorientasi Kearifan Lokal Dan Kecerdasan Logis Matematis Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika.Singaraja : UNDIKSHA
10