e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TOMPKINS DENGAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS III SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DI SD GUGUS IV DESA BONDALEM KECAMATAN TEJAKULA KABUPATEN BULELENG I Gusti Ngurah Teja Laksana1, Ni Nyoman Garminah2, I Kadek Suartama 3 1
Jurusan PGSD, 2Jurusan PGSD, 3Jurusan TP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk, Untuk mengetahui perbadaan keterampilan menulis antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Tompkins dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas III semester 2 SD Gugus IV Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah quasi exsperimen dengan rancangan post-test only control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III semester 2 SD gugus IV Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2015/2016. Sebanyak 42 orang siswa dipilih sebagai sampel yang ditentukan dengan teknik random sampling, yaitu data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan menulis karangan deskripsi antara siswa yang mengikuti pembelajara menggunakan metode Pembelajaran Tompkins cenderung tinggi dengan Mo > Me > M (87,5 > 85 > 80,72), dan siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional cenderung rendah dengan Mo < Me < M ( 71,26 < 71,95 < 74,50). Terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan menulis karangan deskripsi antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Tompkins dan siswa yang mengikuti pembelajaran secara kompensional. Hal ini dapat dilihat hasil uji hipotesi menggunakan uji-t, dengan thitung lebih besar dari ttabel (thitung = 3,436 > ttabel = 2,021). Dengan demikian, metode Pembelajaran Tompkins berpengaruh terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas III semester 2 SD gugus IV Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2015/2016. kata kunci: Pembelajaran Tompkins, media gambar seri, keterampilan menulis karangan deskripsi. ABSTRACT This study aims to, To know perbadaan writing skills among students who use learning models Tompkins with students who use conventional learning in class III semesters 2 SD Cluster IV District of Tejakula Buleleng in the academic year 2015/2016. This research is a quasi exsperimen to draft a post-test only control group design. The study population was all students of class III semesters 2 SD group IV District of Tejakula Buleleng in the academic year 2015/2016. A total of 42 students have been selected as the sample is determined by random sampling technique, ie the data were analyzed using descriptive statistics and inferential statistics (t-test). The results showed that there are significant differences in the skill description essay writing among students who take pembelajara using Tompkins Learning methods tend to be high with Mo> Me> M (87.5> 85> 80.72), and students following the conventional learning tends low by Mo <Me <M (71.26 <71.95 <74.50). There are significant differences in essay writing skills among students who take the description of learning teaching methods and students following Tompkins learning kompensional. It can be seen the test results hipotesi
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 using t-test, with thitung greater than ttable (t = 3.436> table = 2.021). Thus, the learning method Tompkins effect on essay writing skills description semester of third grade students 2 SD group IV District of Tejakula Buleleng in the academic year 2015/2016 keywords: Tompkins Learning influence with the media image series against essay writing skills descriptions.
PENDAHULUAN Pendidikan Bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan, di sekolah dengan adanya pendidikan bahasa Indonesia siswa akan dafat menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Melalui bahasa, siswa akan lebih mudah untuk menyampaikan keinginan, pendapat, maupun perasaannya kepada orang lain. Selain itu, siswa juga akan lebih mudah memahami gagasan yang disampaikan secara lisan maupun tertulis. Mengingat namanya yang begitu penting, maka peran sudah sewajarnya pendidikan Bahasa Indonesia diajarkan sekolah termasuk di sekolah dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting yang perlu diajarkan kepada siswa sejak di bangku SD. Salah satu tujuan pembelajaran tersebut adalah untuk menguasai, memahami, dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Salah satu keterampilan dari keterampilan tersebut adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis oleh para ahli pengajaran bahasa ditempatkan pada tataran paling tinggi dalam proses pemerolehan bahasa, Widodo (dalam Artawan 2009:3) tentunya karena keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif yang hanya dapat di peroleh sesudah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Hal ini pula yang menyebabkan keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dianggap paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan bebahasa lainnya. Meskipun keterampilan menulis itu sulit, tetapi peranannya sangat penting, anak dalam kehidupa idividu maupun kelompok. Kegiatan menulis dapat di temukan dalam
aktivitas manusia setiap hari, seperti menulis surat, laporan, buku, artikel, dan sebagainya. Dapat dikatakan, bahwa kehidupan manusia hampir tidak terpisah dari kegiatan menulis. Bahkan Tarigan (dalam Artawan, 2009) menyatakan bahawa kemauan suatu bahasa dapat dilihat dari maju tidaknya komunikasi tulis bangsa itu. Dari hasil observasi di temukan bahwa dari 9 sekolah dasar yang ada di gugus IV kecamatan Tejakula. Minat siswa baik yang menyangkut minat tulis, maupun minat untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia semakin tampak menurun ini dapat dilihat dari hasil keterampilan menulis siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan siswa kelas III semester 2 di SD N 9 Bondalem. Dari 22 orang siswa kelas III, hanya 8 orang menunjukkan keterampilan menulis yang sudah memenuhi kriteria keberhasilan. Namun keterampilan menulis siswa lainnya masih belum memenuhi kriteria keberhasilan. Itu terlihat dari nilai keterampilan menulis siswa masih dibawah rata-rata atau belum memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang di tentukan. Berdasarkan data yang diperoleh, ada 2 sekolah dasar yang berada di bawah KKM, yaitu SD N 9 Bondalem dengan KKM 62, dan SD N 7 Bondalem dengan KKM 63, dapat di ketahui sekitar 68% siswa mendapat nilai dibawah standar KKM yaitu 62. dan sekitar 32% siswa kelas III Semester 2 yang mampu mencapai standar KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia yang ditetapkan SD N 9 Bondalem, dan 30% siswa kelas III Semester 2 yang mampu mencapai standar KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia yang ditetapkan SD N 7 Bondalem. Melihat permasalahan tersebut, maka perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang melibatkan 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 peran siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif adalah model pembelajaran Tompkins dalam menulis karangan, karena model pembelajaran Tompkins ini, siswa menempati posisi sangat dominan dalam proses pembelajaran dan terjadinya kerjasama dan saling tukar pikiran dalam kelompok.
kreativitas guru dalam mengembangkan model-model pembelajaran. Bagi Peneliti Lain hasil penelitian ini diharapkan dapat menggugah peneliti lain untuk melaksanakan penelitian sejenis, maupun penelitian lainnya. Aktivitas menulis tidak hanya dilihat dari segi hasil, tetapi juga dilihat sebagai suatu proses. Melalui pendekatan proses, siswa belajar bagaimana menulis. Hoskisson dan Tompkins (dalam Farris 1993) menyatakan bahwa menulis adalah kegiatan yang berulang dan melingkar, penulis bergerak maju mundur melalui serangkaian tahapan, yang secara umum meliputi pramenulis, menyusun draf, merevisi, mengedit. Dengan pendekatan proses, siswa bertanggung jawab terhadap tulisannya dan tidak bergantung pada umpan balik guru. Khaerudin Kurniawan (Tompkins 1990: 73) menyatakan bahwa berdasarkan pendekatan proses, aktivitas menulis dilakukan melalui beberapa tahapan, yakni: Prewriting, Drafing, Revising, Editing, dan Publishing. Khaerudin Kurniawan (Tompkins 1990: 73) menguraikan tahapan-tahapan proses menulis sebagai berikut. Pramenulis (Prewriting) Yakni tahap persiapan menulis. Pada tahap ini, siswa memilih topik, mengumpulkan dan mengorganisasikan ide, mengidentifikasi pembaca, mengidentifikasi tujuan, dan memilih bentuk tulisan yang sesuai dengan pembaca dan tujuan. Penyususnan Draf Tulisan (Drapting) Tahap kedua dalam proses menulis adalah menulis draf. Dalam proses menulis, siswa menulis dan menyaring tulisan mereka melalui sejumlah konsep. Perbaikan (Revising) selama tahap perbaikan, penulis menyaring ide-ide dalam tulisan mereka. Siswa biasanya mengakhiri proses tulisan begitu mereka mengakhiri dan melengkapi draf kasar. Penyutingan (Editing) penyuntingan merupakan penyempurnaan tulisan sampai bentuk akhir. Sampai tahap ini, fokus utama adalah pada isi tulisan siswa dengan fokus berganti pada kesalah mekanik. Pemublikasian
Model pembelajaran Tompkins terdiri atas lima aspek yaitu: Prewriting, Drafting, Revising, Editing, dan Publishing. Dengna menggunakan kelima aspek tersebut, siswa dapat memahamin tahapan dalam menulis karangan dengan menggunakan model pembelajaran Tompkins. dirumuskan permasalahannya sebagai berikut. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar bahasa indonesia yang signifikan pada keterampilan menulis karangan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Tompkins dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas III semester 2 SD Gugus IV Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk mengembangkan model-model pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia di SD. Manfaat Praktis Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan menulis siswa melalui penggunaan model pembelajaran Tompkins khususnya, Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dan juga dapat digunakan sebagai referensi untuk merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Bagi Sekolah. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan berharga untuk sekolah, khususnya bagi kepala sekolahapa dapat menyalurkan
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 (Publishing) Pada tahap akhir proses penulisan, siswa mempublikasikan tulisan mereka dan menyempurnakannya dengan membaca pendapat dan komentar yang diberikan teman atau siswa lain, orang tua dan komunitas mereka sebai penulis. Pada tahap publikasi siswa mempublikasikan hasil penulisannya melalui kegiatan berbagai hasil tulisan (sharing).
tidak menggunakan skor pre test. Populasi adalah “keseluruhan objek dalam suatu penelitian” (Agung, 2010:47). Populasi dalam penelitian ini adalah 9 Sekolah Dasar yang termasuk ke dalam gugus IV Kecamatan tejakula Kabupaten Buleleng, yang terdiri dari SD N 1 Bondalem, SD N 2 Bondalem, SD N 3 Bondalem, SD N 4 Bondalem, SD No. 5 Bondalem, SD N 6 Bondalem SD N 7 Bondalem SD N 8 Bondalem, dan SD N 9 Bondalem. Tabel Distribusi Populasi Penelitian No. Kelas Jumlah Siswa Populasi Kelas 3 1 SD N 1 Bondalem 40 Kelas III 2 SD N 2 Bondalem 25 Kelas III 3 SD N 3 Bondalem 17 Kelas III 4 SD N 4 Bondalem 16 Kelas III 5 SD N 5 Bondalem 17 Kelas III 6 SD N 6 Bondalem 42 Kelas III 7 SD N 7 Bondalem 20 Kelas III 8 SD N 8 Bondalem 15 Kelas III 9 SD N 9 Bondalem 22 Kelas III Total Populasi 214
Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantra atau pengantar”. Ibrahim (dalam Tegeh, 2008) mendefinisikan “ media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga mendapat merangasang pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Contoh media pembelajaran antara lain: gambar, bagan, film, vidio, komputer dan sebagainya. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SD 9 Bondalem dan 7 Bondalem Gugus IV, Desa Bondalem, Kecamatan tejakula, Kabupaten Buleleng pada rentang waktu semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 Penelitian ini dilakukan pada semester genap. Hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh setelah proses pembelajaran berlangsung. Tingkatan baik atau tidak baiknya hasil belajar bergantung pada proses pembelajaran yang dilakukan. Jika proses pembelajaran berjalan dengan efektif, sesuai dengan perencanaan dan berorientasi pada tujuan pembelajaran, maka hasil belajar juga akan optimal dengan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian semu (quasi exsperiment) karena peneliti hanya ingin mengetahui perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dan bukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar, sehingga dalam penelitian ini
Penentuan sampel kelas dilakukan dengan teknik random sampling. Teknik Random sampling hanya dapat dilakukan pada kelas yang memiliki kemampuan akademik yang setara. Oleh karena itu, untuk mengetahui kesetaraan kemampuan akademik pada populasi penelitian maka dilakukan uji-t terhadap data hasil
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III pada semester 2 (genap). Dari hasil observasi tersebut diperoleh 9 SD yang memiliki nilai rata-rata kelas tidak jauh berbeda, yaitu SD N 1 Bondalem, SD N 3 Bondalem, SD N 8 Bondalem, SD N 7 Bondalem, dan SD N 9 Bondalem. Selanjutnya terhadap data hasil belajar Bahasa Indonesia semester 2 pada ke 5 SD kelas III tersebut dilakukan uji kesetaraan yang dianalisis dengan uji beda rerata (uji-t). Dari hasil uji-t yang dilakukan diperoleh 4 SD yang memiliki kemampuan akademik setara, yaitu SD N 2 Bondalem, SD N 5 Bondalem, SD N 7 Bondalem, SD N 9 Bondalem (hasil uji kesetaraan terlampir pada lampiran 7). Langkah selanjutnya ialah melakukan teknik random sampling terhadap keempat sekolah tersebut. Dari teknik random sampling diperoleh 2 SD yakni SD N 9 Bondalem dan SD N 7 Bondalem sebagai sampel penelitian. Rubrik penilaian tes hasil belajar yang dipergunakan untuk menentukan skor setiap item (nomor soal) adalah sebagai berikut. Tabel Rubrik Penilaian Hasil Belajar Keterampilan Menulis No Aspek yang Skor Dinilai maksimal 1 Isi gagasan 30 yang 2 dikemukakan Organisasi isi 25 3 Struktur tata 20 bahasa 4 Gaya : pilihan 15 struktur dan diksi 5 Ejaan dan tanda 10 baca Jlm 100
eksperimen dan kelas kontrol. Pemberian tes akhir ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar Bahasa Indonesia siswa setelah mendapat perlakuan. Metode pengumpulan data adalah “cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data” Arikunto (2005:100). Data yang diperlukan adalah data hasil belajar bahasa Indonesia siswa. Untuk mengumpulkan data hasil belajar tersebut, dalam penelitian ini digunakan metode tes. Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan materi terhadap cakupan meteri yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pembelajaran tertentu Poerwanti (2008:1-5).Sugiyono, (2011:172) menyatakan bahwa, “Suatu instrumen penelitian akan dikatakan baik jika memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”. Uji coba instrument penelitian dilakukan untuk mendapat gambaran secara empirik apakah instrumen tersebut layak digunakan sebagai instrument penelitian. “Instrumen dapat dianalisis dengan menggunakan uji: validitas tes, reliabilitas tes, taraf kesukaran tes, dan daya pembeda tes” Arikunto (2005:170). Validitas tes berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. “Sebuah tes dikatakan valid atau sahih jika tes tersebut dapat mengukur dan mampu menyingkap objek yang hendak diukur (ketepatan alat ukur dengan hal yang diukur)” (Agung, 2010). Reliabilitas alat ukur adalah ”keterandalan alat ukur atau keajegan alat ukur. Artinya, suatu tes dikatakan memiliki reliabilitas tinggi, jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap/ajeg” (Agung, 2005). Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach khususnya untuk instrumen yang skor butirnya non-dikotomis. Metode yang digunakan menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis
Menerapkan perlakuan, kegiatan ini dilakukan dengan menerapkan metode Pembelajaran Tompkins di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di kelas kontrol. Materi pembelajaran dan alokasi waktu pembelajaran pada kedua kelas adalah sama. Mengadakan tes akhir (posttest), dilaksanakan pada kelas
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 statistik deskriptif dan statistik inferensial. Koyan (2007:14) menyatakan bahwa, “median atau nilai tengah adalah nilai yang menunjukan bahwa di bawah dan di atas nilai tersebut, masing-masing terdapat 50% nilai (data)”. Kriteria pengujian data berdistribusi normal jika 2 hitung <
test dari 22 orang siswa kelompok eksperimen. Tabel Data post –test Siswa yang diajarkan dengan metode Pembelajaran Tompkins RESPONDEN SKOR (X) KELOMPOK EKSPERIMEN 1 86 2 75 3 85 4 82 5 82 6 86 7 86 8 76 9 75 10 86 11 80 12 86 13 67 14 75 15 68 16 68 17 83 18 84 19 83 20 86 21 72 22 72 1743 Jumlah (X)
2 tabel, dengan taraf signifikansi 5%
dan derajat kebebasan dk = (k-1). Uji homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji F. Kriteria pengujian, jika Fhit ≥ Ftab maka sampel tidak homogen dan jika Fhit < Ftab maka sampel homogen. Pengujian dilakuakan dengan taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang V1 = n1 – 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut V2 = n2 – 1. Berdasarkan hipotesis penelitian (H1) yang telah diajukan pada landasan teori, maka dapat dirumuskan hipotesis nol (H0) yaitu, “ tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Tompkins dengan siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional pada siswa sekolah dasar kelas III semester 2 Gugus IV Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2014/2015”. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dalam penelitian ini adalah skor hasil belajar Bahasa Indonesia siswa sebagai akibat dari penerapan metode pembelajaran Tompkins pada kelompok eksperimen dan penerapan pembelajaran secara konvensional pada kelompok kontrol. Berikut ini data hasil penelitian tentang hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Data skor post-test hasil belajar Bahasa Indonesia terhadap 22 orang siswa kelompok eksperimen yang diajarkan menggunakan metode Pembelajaran Tompkins menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 86 dan skor terendah adalah 67. Sebelum menyajikan data dalam tabel distribusi frekuensi, terlebih dahulu ditentukkan kelas, rentangan, dan panjang kelasnya. Data skor post-
Adapun distribusi data skor post-test hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajarkan dengan metode pembekajaran Tompkins disajikan pada tabel. Tabel Distribusi Frekuensi Skor Post-test Siswa yang Diajarkan dengan Metode Pembelaaran Tompkins Nilai Interval Tengah F fk f(x) x 67 – 70 68,5 1 1 68,5 71 – 74 72,5 3 4 226,5 75 – 78 76,5 2 6 153 79 – 82 80,5 6 12 483 83 – 86 84,5 10 22 845 Jumlah (∑)
6
22
1776
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Mean, median, modus hasil belajar Bahasa Indoneisa siswa kelompok eksperimen yang diajarkan menggunakan metode pembelajaran Tompkins selanjutnya disajikan ke dalam grafik poligon. Tujuan penyajian data ini adalah untuk menafsirkan sebaran data hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelompok eksperimen. Hubungan antara mean (M), median (Md), dan modus (Mo) dapat digunakan untuk menentukan kemiringan kurva poligon distribusi frekuensi. Apabila data di atas divisualisasikan ke dalam bentuk kurva, maka tampak pada gambar.
metode pembelajaran Tompkins, terlebih dahulu menentukan Mi dan SDi. Mi = ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) = ½ (86 + 0) = 43 SDi = 1/6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal) = 1/6 (86 – 0) = 14,33 skor hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen yang diajarkan manggunakan metode pembelajaran Tompkins dengan M = 80,72 berada pada kategori baik/tinggi. Data hasi belajar Bahasa Indonesia yang diperoleh melalui posttest terhadap 20 orang siswa yang diajarkan secara konvensional menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 86 dan skor terendah adalah 37. Data hasil belajar Bahasa indonesia kelompok kontrol Tabel Data Skor Post-test Siswa yang Diajarkan Secara Konvensional RESPONDEN KELOMPOK SKOR (X) KONTROL
12 10
Frekuensi
8 6 4
1
54
2
37
3
47
4
54
Gambar Grafik Poligon Data Skor Posttest Siswa Kelompok Eksperimen yang Diajarkan dengan Metode pembelajaran Tompkins
5
54
6
47
7
54
Berdasarkan kurva poligon di atas, diketahui median lebih kecil dari modus dan lebih besar dari mean (87,5 > 85 > 80,72). Dengan demikian, kurva di atas merupakan kurva juling negatif yang berarti sebagian besar skor siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran Tompkins cenderung tinggi. Kecenderungan skor ini dapat dibuktikan dengan melihat frekuensi relatif pada tabel distribusi frekuensi. Frekuensi relatif skor yang berada di atas rata-rata lebih besar dibandingkan frekuensi relatif skor yang berada di bawah rata-rata. Untuk menyusun tabel konversi dalam menentukan klasifikasi skor hasil belajar Bahasa Indonesia siswa dengan
8
37
9
46
10
46
11
37
12
47
13
54
14
86
15
75
16
47
17
57
18
72
19
47
2 0 67-7071-7475-7879-8283-86 Interval
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 RESPONDEN KELOMPOK KONTROL
data ini adalah untuk menafsirkan sebaran data hasil belajar Bahasa Indonesia pada kelompok kontrol. Hubungan antara mean (M), median (Md), dan modus (Mo) dapat digunakan untuk menentukan kemiringan kurva poligon distribusi frekuensi. Apabila data di atas divisualisasikan ke dalam bentuk kurva, maka tampak seperti pada gambar.
SKOR (X)
20
54 1052
Jumlah (X)
Distribusi data skor post-test hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajarkan secara konvensional disajikan pada tabel. Tabel Distribusi Frekuensi Skor Post-test Siswa yang Diajarkan Secara Konvensional f
Fk
f(x)
3 7 4 3 3 20
3 10 14 17 20
124,5 360,5 246 214,5 244,5 1490
7 6
Frekuensi
Nilai Interval Tengah (x) 37 – 46 41,5 47 – 56 51,5 57 – 66 61,5 67 – 76 71,5 77 – 86 81,5 Jumlah (∑)
8
5 4 3 2 1 0
37 - 46 47 - 56 57 - 66 67 - 76 77 - 86
Interval
Gambar Grafik Poligon Data Skor Post-test Siswa Kelompok Kontrol yang diajarkan secara konvensional. Berdasarkan kurva poligon di atas, diketahui mean lebih besar dari median, dan median lebih besar dari modus ( 74,27 > 71,95 > 71,26). Dengan demikian, kurva di atas merupaka kurva juling positif yang berarti sebagian besar skor siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional cenderung rendah. Kecenderungan skor ini dapat dibuktikan dengan melihat frekuensi relatif pada tabel distribusi frekuensi. Frekuensi relatif skor yang berada di bawah rata-rata lebih besar dibandingkan frekuensi relatif skor yang berada di atas rata-rata, skor hasil belajar siswa pada kelompok kontrol yang diajarkan secara konvensional M = 74,50 berada pada kategori cukup/sedang. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat disajikan hasil uji normalitas sebaran data post-test hasil belajar Bahas Indonesia kelompok eksperimen dan kontrol pada tabel. Tabel Rangkuman Hasil Uji Normalitas Distribusi Skor keterampilan menulis karangan deskripsi Siswa
Berdasarkan tabel di atas, dapat dideskripsikan modus (Mo), median (Md), mean (M), dari data skor post-test siswa kelompok kontrol yang diajarkan secara konvensional sebagai berikut. Tabel Distribusi Frekuensi Skor Post-test Siswa yang Diajarkan Secara Konvensional Nilai Interval Tengah (x) 37 – 46 41,5 47 – 56 51,5 57 – 66 61,5 67 – 76 71,5 77 – 86 81,5 Jumlah (∑)
f
Fk
f(x)
3 7 4 3 3 20
3 10 14 17 20
124,5 360,5 246 214,5 244,5 1490
Berdasarkan tabel di atas, dapat dideskripsikan modus (Mo), median (Md), mean (M), dari data skor post-test siswa kelompok kontrol yang diajarkan secara konvensional Mean, median, dan modus hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelompok kontrol yang diajarkan secara konvensional selanjutnya disajikan ke dalam grafik poligon. Tujuan penyajian
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
N o
1
2
Kelo mpok Data Hasil Belaj ar Posttest Ekspe rimen Posttest Kontr ol
χ2
7,487
4,727
terhadap Skor keterampilan menulis karangan deskripsi Siswa
Nilai Kritis dengan Taraf Signifika nsi 5%
Statu s
9,815
Norm al
9,815
Norm al
kriteria pengujian, jika 2 tab , maka data berdistribusi
normal. Sedangkan, jika hit tab , maka data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat, 2 diperoleh hit hasil post-test kelompok 2
2
eksperimen adalah 7,487 dan tab dengan taraf signifikansi 5% dan db = 3 2 adalah 9,815. Hal ini berarti, hit hasil post-test kelompok eksperimen lebih 2 2 2 kecil dari tab ( hit tab ), sehingga data hasil post-test kelompok eksperimen berdistribusi normal. 2 hit hasil post-test Sedangkan, kelompok kontrol adalah 4,727 dan 2 tab dengan taraf signifikansi 5% dan db = 3 adalah 9,815. Hal ini berarti, 2 hit hasil post-test kelompok kontrol 2
lebih kecil dari tab ( hit tab ), sehingga data hasil post-test kelompok kontrol berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan terhadap varians pasangan antar kelompok eksperimen dan kontrol. Uji yang digunakan adalah uji-F dengan kriteria data homogen jika Fhit < Ftab. Rangkuman hasil uji homogenitas varians antar kelompok eksperimen dan kontrol disajikan pada tabel. 2
2
Fhit
Post-test Kelompo k Eksperim en dan Kontrol
1,9 8
2,22
Status
Homogen
Berdasarkan tabel di atas, diketahui Fhit hasil post-test kelompok eksperimen dan kontrol adalah 1,25. Sedangkan Ftab dengan dbpembilang = 22-1=21 dbpenyebut = 20-1=19. Dengan taraf signifikansi 5% adalah 2,22 sehingga harga Fhit lebih kecil dari Ftab (Fhit = 1,98 < Ftab = 2,22). Ini berarti bahwa varian antar kelas metode pembelajaran Pembelajaran Tompkins dan pembelajaran konvensional adalah homogen. Berdasarkan uji prasyarat analisis data, diperoleh bahwa data hasil post-test kelompok eksperimen dan kontrol adalah normal dan homogen. Setelah diperoleh hasil dari uji prasyarat analisis data, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis penelitian (H1) dan hipotesis nol (H0). Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji-t sampel independent (tidak berkorelasi) dengan rumus polled varians dengan kriteria tolak H0 jika thit > ttab dan terima H0 jika thit < ttab. Rangkuman hasil perhitungan uji-t antar kelompok eksperimen dan kontrol. Berdasarkan tabel hasil perhitungan uji-t, diperoleh thit sebesar 4,831. Sedangkan, ttab dengan db= n1 + n2 -2 = 22 + 20 -2 =40 dan taraf signifikansi 5% adalah 2,021. Hal ini berarti, thit lebih besar dari ttab (thit = 3,436 > ttab = 2,021), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar Bahasa Indonesia antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode
Adapun
2 hit
Sumber Data
Ftab dengan Taraf Signifik ansi 5%
2
Tabel Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians dengan Uji F
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Pembelajaran Tompkins dan siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional pada siswa kelas III semester 2 SD Gugus IV Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil perhitungan uji-t
Pembelajaran Tonpkins membuat siswa memiliki tanggung jawab lebih, yaitu siswa harus menguasai setiap indikator materi dan konsep-konsep Bahasa Indonesia secara jalas, karena hanya dengan cara demikian siswa dapat menyusun/mengajukan soal yang baik. PENUTUP Berdasarkan rumusan masalah, tujuaan, hasil penelitian, dan pembahasan seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. keterampilan menulis karangan deskripsi siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode Pembelajaran Tompkins pada siswa kelas III semester 2 di SD No. 9 Bondalem cendrung tinggi. Hal itu sesuai dengan kurva pada grafik poligon, data hasil post-test kelompok eksperimen dengan Mo > Me > M (87,5 > 85 > 80,72) dan data termasuk ke dalam kurva juling negatif. Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional pada siswa kelas III Semester 2 di SD No. 7 Bondalem cenderung rendah. Hal ini sesuai dengan kurva pada grafik poligon, data hasil post-test kelompok kontrol dengan Mo < Me < M (71,26 < 71,95 < 74,50) dan data termasuk ke dalam kurva juling positif. Terdapat perbedaan yang singnifikan terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode Pembelajaran Tompkins dengan siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil anlisis uji hipotesis terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi menujukan bahwa ditemukan harga thit sebesar 3,436. Sedangkan, ttab (dengan db = n1 + n2-2 = 20 + 22-2 = 40 dan taraf signifikansi 5%) adalah 2,021. Hal ini berarti thit lebih besar dari ttab (thit =3,436 > ttab = 2,021) Dari rata-rata ( X ) hitung, diketahui X kelompok eksperimen adalah 80,72 dan X kelompok kontrol adalah 74,50. Hal ini berarti, X eksperimen > X
PEMBAHASAN Berdasarkan deskripasi data hasil penelitian, skor keterampilan menulis karangan deskripsi pada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan matode Pembelajaran Tonpkins menunjukan bahwa, Mo = 87,5; Md = 85; dan M = 80,72. Ini berarti rata-rata skor hasil belajar matematika siswa (M) 80,72 berada pada kategori baik/tinggi. Data skor keterampilan menulis karangan deskripsi siswa pada kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan metode Pembelajaran Tonpkins menunjukan bahwa sebagian besar skor siswa cenderung tinggi. Data tergambar pada grafik poligon kurva juling negatif dengan Mo > Md > M. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh dari beberapa faktor. Pertama, penerapan metode Pembelajaran Tonpkins yang efektif dan efisien membuat pembelajaran Bahasa Indonesia lebih bermakna, karena siswa tidak hanya sekedar dituntut dapat menyelesaikan atau memecahkan suatu soal atau permasalahan Bahasa Indonesia, namun siswa juga dituntut dapat menyusun soal atau pertanyaan sendiri lengkap dengan pemecahannya. Kebermaknaan ini telah berpengaruh positif terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi siswa. Kedua, penerapan metode Pembelajaran Tonpkins dapat melatih siswa berfikir kritis, kreatif, analitis dan produktif sehingga siswa terlatih tidak hanya dapat menyelesaikan persoalan yang ada namun juga dapat menciptakan persoalan/permasalahan Bahasa Indonesia baru, dengan demikian penguasaan siswa terhadap konsepkonsep Bahasa Indonesia menjadi lebih mantap. Ketiga, penerapan metode
10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 kontrol. Berdasarkan hasil temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Pembelajaran Tompkins berpengaruh terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas III Semester 2 SD Gugus IV Kecamatan Teakula Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016. DAFTARPUSTAKA Adnyana putra, ketut . 2003. “media gambar berseri dalam pembelajaran keterampilan menulis narasi”. Trsedia pada http;/www.undiksha.ac.id/image s/img/563.doc (diaksestanggal 5 januari2012)
Saleh Abbas (2006:125), http://anisolikhah.blogspot.co.id/ 2013/11/keterampilanmenulis.html Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dam pembelajaran. Jakarta; bumi angkasa. Khairil.
2011. “hakikat dan fungsi bahasa’. Tersedia pada http://khairilusman.wordpress.co m/2011/11/12/hakikat-danfungsi-bahasa/ (diakases tanggal12 januari 2012)
Muryani. 2009. “Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan melalui penggunaan media gambar seri di kelas v cibulan II desa cibulan kecamatan lebah sugih kabupaten majalengka”. Tersedia pada http://kdsumedang.upi.edu/berkas/propo sal MENINGKATKAN% 20KEMAMPUAN % 20SISWA%20DALAM%20MEN ULIS%20 KARANGAN%20MELALUI%20 PENGGUNAAN%20MEDIA%20 GAMBAR.pdf (diakses tanggal 5 januari 2012.
Kaherudin Kurniawan. Model Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Tingkat Lanjut” www.ialf.edu/kipbipa/papers/Ka herudinKurniawan.doc” Agung, A. A. gede. 2005 metodologi penelitian pendidikan. Singaraja; fakultas ilmu pendidikan ikip negeri singaraja. Arsyad, azhar. 2009.media pembelajaran. Jakarta; rajawali pers. Burhan Nurgiyantoro. (2010). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE. Rasana, I Dewa Putu Raka. 2009. Laporan Sabbatical Leave Model- Model Pembelajaran. Singaraja: DIPA PNBP FIP Undiksha.
Mulyati, yeti, dkk. 2008.keterampilan berbahasa Indonesia di SD.jakarta: unipersitas terbuka. Rosidi. Imron. 2009. Menulis…..siapa takut? Panduan bagi penulis pemula. Yogyakarta: kanisius. Rosita. 2010. “media gambar seri”. Tersedia pada http://www.seribd.com/doc/6106 1428/53/media-gambar-seri tanggal 5 januari 2012
Taksonomi Bloom (hasil belajar) Slameto 2003. https://rahmanboyanese.wordpr ess.com/2012/04/04/pengertianhasil-belajar/
Saran, dkk. 2007. Buku pedoman pelaksanaan program pengalaman lapangan (PPL). Singaraja: LPPL undiksha,
Slameto 2003 (Paktor Psikologis) https://azharm2k.wordpress.com /2012/05/09/definisi-pengertiandan-faktor-faktor-yangmempengaruhi-prestasi-belajar/
Solchan, dkk. 2008. Pendidikan bahasa Indonesia di SD. Jakarta: universitas terbuka
11
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Suharto & tata iryanto. 2011. Kamus bahasa Indonesia terbaru. Surabaya: penerbit indah Dimyati dan Moedjiono dalam http://library.um.ac.id/freecontents/index.php/buku/detail/b elajar-dan-pembelajaran-olehdimyati-dan-mudjiono29210.html
Sumantara yasa, I made. 2009. Pengguna media gambar berseri untuk meningkatkan kemampuan mengarang naratif siswa kelas v semester I SD. No. 1 penyabangan, kec. Gerokgak tahun pelajaran 2009/2010. Skripsi (tidak di terbitkan). Jurusan pendidikan sekolah dasar, FIP undiksha Undang-undang dasar 1945. Surabaya: Apollo lestari.
Widodo, rachmad. 2009. “pendalaman materi menulis di SD”. Tersedia pada http://wywld. Wordpress.com/2009/10/26/pen dalaman-materi-menulis-disd/#more-302 (diakses tanggal 5 januari 2012.
2009.
Wasito, sri.” Perubahan itu perlu: contoh karya ilmiah” tersedi pada http;//whasit. Blogspot. Com/2009/05contoh-karya ilmiah.html (diaksesn 5 januari 2012).
Tegeh,
12
I Made 2008. Media pembelajran, Malang: Universitas Negeri Malang.