UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS PENDAPATAN HOTEL X
LAPORAN MAGANG
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi
PUTI ALAIA M DJAMALUDDIN 1006712526
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK DESEMBER 2013 i Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalab basil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telab saya nyatakan dengan benar.
Nama NPM Tanda Tangan Tanggal
Alaia M Djamaluddin h 25}6 \ u
i 2014
ii
Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
HALAMAN PENGESAHAN
:::~J i p s i
ini diajukan oleh
~ ·a m a
: Puti Alaia M Djamaluddin : 100671 2526 : Akuntansi : Audit atas Pend apatan Ho tel X
. ·P:vl Program Studi udul Skripsi
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima se b a ga l ba gian persyaratan yang diperlukan untuk m emperoleh gelar Sa rj ana Ekonom i pada Program Studi Akuntan si, F a ku ltas Ekonomi, enive rs itas Indonesia
DEWAN PENGUJI
imbing
<:'
_2
: A.A.Ayu Ra tna Dewi, S.E. , Ms i., Ak.
Penguj i
.-\: ggo ta Penguji
: Kurnia Irwansyah Rais, S.E.,
( ~)
M.Ak~'"
: Nurul Husnah, S.E.,M.S.Ak
.e : 3, kan di: Depok : Januari 2014
iii
Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan tepat waktu. Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam laporan magang ini. Akan tetapi, penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya. Penulis menyadari bahwa laporan magang ini tidak akan dapat selesai tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, mulai dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan magang ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Mama dan Ayah, Fadia Sutan Aswar dan Eddy Mulyadi Djamaluddin, selaku kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan selama masa perkuliahan agar dapat selesai dengan baik. 2. Puti Alifa Djamaluddin, selaku adik penulis yang senantiasa memberikan dukungan selama masa perkuliahan. 3. Darryl Amatya Hendrawan, selaku orang terdekat penulis yang telah memberikan masukan, dukungan mental, serta menemani penulis selama pembuatan laporan magang. 4. Ibu A.A.Ayu Ratna Dewi, S.E., MSi., Ak. Selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, serta membimbing penulis dengan penuh kesabaran. 5. Ibu Wasilah S.E., Ak., M.E, selaku pembimbing akademis yang telah memberikan arahan dan nasihat selama masa perkuliahan. 6. Bapak X dan Ibu Y selaku dosen penguji yang telah menyediakan waktu, iv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
waktu, memberikan saran serta masukan pada saat sidang. Macca dan Charlie selaku manajer bisnis unit dalam Audit Manufacturing (MFG) KAP Osman, Bing, Satrio, dan Eny di Deloitte yang sudah memberikan kesempatan bagi pemulis untuk bergabung dan belajar dalam divisinya. -
Seluruh senior associate, associate 2, dan asso ciate 1 Audit Manufacturing
(MFG) KAP Osman, Bing, Satrio, dan Eny di Deloitte yang telah membimbing penulis dengan sabar selama magang berlangsung. Seluruh personil Hotel X yang telah memberikan penjelasan selama magang serta menjadi rekan diskusi penulis.
:o. Shafa
Tasya Kamila selalu teman seperjuangan selama masa perkuliahan dan
laporan magang yang senantiasa saling memberikan dukungan. 1. Kerabat FEUI, Gathrie, Anin, Chaca, Raina, Brena, Uthy, Afi, Toga, Ilin, dan lain
lain yang telah memberikan dukungan selama masa perkuliahan FEUI.
.-\khir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan magang ini .iapat memberikan kontribusi bagi ilmu akuntansi .
/ Penulis
v
Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
~
: 0: agai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
- ~ 0'0an ini:
: Puti Alaia Djamaluddin : 1006712526
: ~: =-- am Studi
: Akuntansi
: ::: artemen
: Akuntansi
.- .=--.': as
: Ekonomi
..:::': 5
Kary a
: Laporan Magang
:-::::".=pengernbangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada -_-=-'0: :-si as Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive r
<
: '
city Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
AUDIT ATAS PENDAPATAN HOTEL X :: : :::-"".2 . erangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
: - :: ~:.s ~:: usif ini Universitas Indonesia berhak meyimpan, mengalihmedia/ .-
-:
' :"-: 3.: ',
~
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
_: ::k sikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
_ . ~ ~ 3.:
; e:l list pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. . m yat aan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di: Depok Pada tan gal: Januari 2014 enyaJSlkan
pun ALAI
/
DJAMALlIDD vi
Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
ABSTRAK
Nama
: Puti Alaia Djamaluddin
Program Studi
: Akuntansi
Judul
: Audit atas Pendapatan Hotel X
Laporan ini membahas mengenai audit atas pendapatan yang diterapkan untuk Hotel X, sebuah hotel resor bintang lima berlokasi di Bali. Pembahasan meliputi sistem, siklus, dan proses audit atas pendapatan pada Hotel X. Hasil audit menunjukkan terdapat beberapa kesalahan pencatatan pendapatan dan kelemahan sistem pendapatan pada Hotel X. Akan tetapi, berdasarkan temuan dan solusi audit Hotel X, laporan keuangan Hotel X diberi opini wajar tanpa pengecualian. Kata kunci: Audit, hotel, pendapatan, sistem pendapatan, siklus pendapatan
vii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Nama
: Puti Alaia Djamaluddin
Program Studi
: Accounting
Judul
: Audit on Revenue for Hotel X
This report discusses the audit of revenue for Hotel X, a five-star resort hotel located in Bali. The discussion covers the system, the cycle, and the process of auditing for revenue at Hotel X. The audit results showed that there were some mistakes and weaknesses for the system and the revenue recording. However, based on the audit findings and solutions of Hotel X, the financial statements of Hotel X has been given as an unqualified opinion. Keywords: Audit, hotel, revenue, revenue system, revenue cycle
viii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... iii KATA PENGANTAR......................................................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH........................... vi ABSTRAK........................................................................................................ vii ABSTRACT.................................................................................................... viii DAFTAR ISI...................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xii DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv 1. PENDAHULUAN.......................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang........................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah.................................................................................... 3 1.3. Tujuan Pembahasan..................................................................................... 3 1.4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang...................................................... 3 1.5. Kegiatan Magang........................................................................................ 3 1.6. Sistematika Penulisan.................................................................................. 7 2. LANDASAN TEORI..................................................................................... 9 2.1. Pemahaman Pendapatan............................................................................... 9 2.1.1. Definisi Pendapatan........................................................................... 9 2.1.2. Pengakuan Pendapatan....................................................................... 9 2.1.3. Pengukuran Pendapatan.................................................................... 12 2.2. Pemahaman Perhotelan.....................................................................................13 2.2.1. Pengertian Hotel......................................................................................13 2.2.2. Istilah – istilah dalam Industri Perhotelan.....................................13 2.2.3. Gambaran Umum Aktivitas Perhotelan...................................................15 2.2.4. Fungsi yang Terkait Perhotelan...............................................................16 2.2.5. Klasifikasi Perhotelan..............................................................................20 2.3. Pemahaman Audit..............................................................................................24 2.3.1. Pengertian Audit......................................................................................24 2.3.2. Jenis Audit...............................................................................................24 2.3.3. Tujuan Audit Laporan Keuangan............................................................25 ........................................................ 2.3.3.1. Tujuan Audit Terkait Transaksi
ix Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
.....................................................................................................................................26 2.3.3.2. Tujuan Audit Terkait Saldo.........................................................27 2.3.3.3. Presentation and Disclosure-Related Audit Objectives..............28 2.3.4. Bukti Audit..............................................................................................28 2.3.5. Proses Audit...............................................................................................30 ....................................... 2.3.5.1. Perencanan dan Desain Pendekatan Audit .....................................................................................................................................30 ................... 2.3.5.2. Melakukan Pengujian Pengendalian dan Substantif Transaksi .....................................................................................................................................33 2.3.5.3. Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian Saldo Detail..........33 2.3.5.4. Menyelesaikan Audit dan Mengeluarkan Laporan Audit............33 2.3.6. Opini Auditor.............................................................................................34
3. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN KLIEN...................................... 36 3.1. Operasi Bisnis..................................................................................................36 3.2. Struktur Organisasi..........................................................................................36 3.3. Pihak Terkait....................................................................................................37 3.4. Pembiayaan......................................................................................................38 3.5. Kompetensi Inti, Tujuan, dan Strategi.............................................................38 3.6. Hukum dan Regulasi........................................................................................39 ...................................................................................................3.6.1. Prinsip Akuntansi .....................................................................................................................................39 ......................................................................................................................3.6.2. Pajak .....................................................................................................................................39 3.7. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan............................................................40 ................................................................................3.7.1. Penyajian Laporan Keuangan .....................................................................................................................................40 ....................................................3.7.2. Akun yang termasuk dalam Laporan Keuangan .....................................................................................................................................40 3.8. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing.................................................40 3.9. Pengakuan Pendapatan...................................................................................41
4. PEMBAHASAN.......................................................................................... 42 4.1. Sistem Pendapatan Hotel X..............................................................................42 4.2. Siklus Pendapatan Hotel X...............................................................................45 4.2.1. Pengelolaan dan Proses Pemesanan........................................................45 4.2.1.1. Pendapatan Kamar.....................................................................45 ........................................................................................ 4.2.1.2. Pendapatan F&B .....................................................................................................................................51 ................................................................. 4.2.1.3. Pendapatan atas Fasilitas Hotel .....................................................................................................................................52 4.2.2. Faktur Penjualan dan Penyesuaian.........................................................53
x Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
4.2.3. Kas, Kredit, dan Piutang.........................................................................54 4.2.4. Pengakuan Pendapatan dan Cut-off.......................................................56 4.2.5. Memelihara Master File Pelanggan........................................................57 4.3. Proses Audit Hotel X........................................................................................58 4.3.1. Perencaan dan Desain Pendekatan Audit Hotel X..................................58 4.3.2. Melakukan Pengujian Pengendalian & Substantif Transaksi Hotel X...61 4.3.3. Melakukan Prosedur Analitis, Sales Cut-Off Testing, dan Detil Saldo. .67 4.3.4. Menyelesaikan Audit dan Mengeluarkan Laporan Audit.......................74
5. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 76 5.1. Kesimpulan......................................................................................................76 5.2. Saran................................................................................................................79
DAFTAR REFERENSI.................................................................................. 80
xi Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Sistem Pendapatan Hotel X...............................................................42 Gambar 4.2 Bagan Pendapatan Kamar ..................................................................45 Gambar 4.3 Bagan Pengakuan Pendapatan dan Cut-Off......................................56
xii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Risiko Pengendalian Hotel X.................................................................62 Tabel 4.2 Design & Implementation (D&I) Testing..............................................65 Tabel 4.3. Prosedur Analitis Kamar.................................................................. 68 Tabel 5.1 Temuan untuk Audit atas Pendapatan pada Hotel X ...........................76
xiii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Revenue Trial Balance Lampiran 2: Print Out Arrival Report Lampiran 3: Credit Card Verification Lampiran 4: Daily Revenue Report Lampiran 5: General Cashier Report Lampiran 6: Struktur Organisasi Hotel X
xiv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pariwisata menurut UU No. 10/2009 adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Pariwisata memiliki peranan yang penting bagi perekonomian suatu negara. Hal ini dikarenakan pariwisata menghasilkan devisa negara yang besar dari segi pajak dan pendapatan. Karena peranannya yang penting, pengembangan industri pariwisata menjadi salah satu strategi untuk dapat meningkatkan perekonomian negara. Pengembangan industri pariwisata antara lain dilakukan dengan cara mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata sehingga banyak wisatawan/ turis mancanegara yang tertarik untuk berkunjung. Hal tersebut didukung dengan penyediaan jasa melalui pelayanan serta keramahan, seperti tempat tinggal/ hotel, makanan, dan minuman. Sebagai salah sub-sektor dari industri pariwisata, perhotelan merupakan sarana pokok dalam pengelolaan sub-sektor pariwisata dan dapat dikategorikan sebagai suatu pelayanan hospitality dari suatu wilayah. Pelayanan hospitality yang baik akan meningkatkan daya tarik pariwisatawan untuk berkunjung dan menetap di suatu wilayah. Berdasarkan perkiraan dari tingkat pariwisata global tahun 2012, Asia-Pasifik memiliki peningkatan pasar yang paling tinggi dengan angka pertumbuhan 15,2%, sedangkan Amerika, Timur-Tengah, dan Eropa secara berturut-turut memiliki angka pertumbuhan sebesar 11,7%, 5,5%, dan 1,6% (Smith, 2012). Karena tingkat
xv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
wisatawan yang tinggi dan peluang pasar yang besar di wilayah Asia-Pasifik, Indonesia sebagai bagian dari negara Asia-Pasifik memiliki peluang pasar yang besar dalam penyediaan sarana perhotelan sebagai tempat tinggal pariwisatawan manca negara. Peluang pasar yang besar di bidang perhotelan menjadikan Indonesia sebagai
salah satu target para investor asing untuk berinvestasi. Banyaknya investor asing yang berinvestasi pada industri perhotelan di Indonesia tercermin dengan banyaknya hotel-hotel internasional yang dibangun di Indonesia.
Menurut Keputusan Menteri Parpostel Nomor KM 94/HK103/MPPT 1987, hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan, minuman, serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil. Dalam mengelola hotel, dibutuhkan pendapatan yang memadai untuk pembiayaan operasional hotel.
Pendapatan hotel dicatat oleh masing – masing departemen. Departemen kamar mencatat pendapatan dari tamu yang menginap dan penggunaan di kamar hotel, departemen F&B mencatat penghasilan dari pembelian makanan dan minuman pada restoran hotel, dan departemen lainnya mencatat pendapatan yang diperoleh dari fasilitas – fasilitas hotel yang diberikan kepada tamu hotel seperti ruang rapat, spa, dan ballroom. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan hotel dan kepuasan pelanggan akan merefleksikan tingkat pendapatan yang dihasilkan (Lawrence, 2006). Sering terjadi penyalahgunaan kewenangan pihak hotel akibat kolusi yang menyebabkan pemanipulasian pendapatan dengan cara melebihsajikan atau merendahsajikan kas, piutang, atau piutang tak tertagih untuk menampilkan performa pendapatan yang lebih baik dari entitas lain. Selain itu, terdapat risiko – risiko terkait akun pendapatan seperti kesalahan pencatatan dan kesalahan klasifikasi akun-akun dalam siklus pendapatan. Hal tersebut dapat menyebabkan salah saji nilai pendapatan dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, xvi Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
dibutuhkan audit terhadap pendapatan untuk memastikan kewajaran nilai atas pendapatan dan memastikan bahwa pencatatannya telah memenuhi ketentuan – ketentuan PSAK Nomor 23 (Revisi 2010).
1.2 Perumusan Masalah Hotel X merupakan hotel internasional berbintang lima yang berlokasi di Bali. Sebagai cabang hotel ternama di tempat pariwisata utama Indonesia, tentu pendapatan yang dihasilkan oleh Hotel X tidaklah sedikit. Untuk memastikan kewajaran nilai atas pendapatan dan memastikan bahwa pencatatannya telah memenuhi ketentuan – ketentuan PSAK Nomor 23 (Revisi 2010), dibutuhkan audit terhadap siklus pendapatan.
1.3 Tujuan Pembahasan Tujuan penulisan laporan magang ini adalah menjelaskan proses audit atas akun pendapatan Hotel X yang merupakan cabang hotel internasional berbintang lima.
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Pada pelaksanaan program magang ini, penulis melaksanakan kegiatan magang di Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (KAP OBS & Eny) (member of Deloitte Touche Tohmatsu) yang beralamat di The Plaza Office Tower 32nd Floor, JL. M. H. Thamrin, Kav. 28 - 30, Jakarta, 10350. Penulis ditempatkan pada bagian Assurance Service divisi Manufacturing (MFG) yang berfokus pada enam sektor, yaitu aerospace & pertahanan, otomotif, kimia, hutan, kertas & packaging, logam, dan industri produk serta layanan jasa. Program magang dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yaitu sejak tanggal 17 Juni 2013 hingga 17 September 2013. 1.5Kegiatan Magang
xvii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Dalam kesempatan magang tersebut, penulis diposisikan sebagai junior auditor (internship) yang memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain mempersiapkan working paper untuk beberapa akun dengan baik dan benar sesuai standar yang berlaku, melakukan pengujian
pengendalian, substantif, analisa prosedur, serta
pengujian atas saldo (test of detail balances) untuk sebagian akun di neraca dan laporan laba rugi, termasuk pada akun-akun yang terdapat pada siklus penjualan, yaitu pendapatan dan piutang usaha, melaksanakan field work sesuai dengan program audit dan prosedur yang telah ditetapkan KAP OBS & Eny untuk tujuan tersebut, serta membantu tim auditor in-charge dalam mengumpulkan bahan materi serta mengevaluasi segala bukti-bukti yang ada. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu informasi laporan keuangan sehingga dapat membantu para pengambil keputusan/ user agar dapat mengambil keputusan yang baik.
Selama pelaksanaan magang, penulis berada di bawah bimbingan seorang senior-incharge serta pengawasan dari seorang manager yang bertanggung jawab atas klien yang diaudit. Penulis dipercaya untuk melakukan audit atas 3 (tiga) perusahaan atau klien yang bergerak pada sektor yang berbeda, yaitu: Klien pertama, PT L merupakan perusahaan multinasional berdomisili di Indonesia dan berpusat di Australia yang bergerak pada bidang konstruksi dan kegiatan kontrak pertambangan serta operasi penyewaan peralatan pertambangan. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 20 Desember 1974.
Klien kedua, Hotel X merupakan sebuah resor hotel internasional bintang lima yang berlokasi di Sanur, Bali, yang dimiliki oleh sebuah perusahaan Indonesia yang didirikan pada tanggal 9 Maret 1972 ("Pemilik Hotel X") dan dikelola oleh sebuah perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia ("Pengelola Hotel X").
Klien ketiga, Hotel M merupakan resor hotel internasional bintang tiga yang terletak di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, yang dimiliki oleh sebuah perusahaan Indonesia ("Pemilik Hotel Y"). Hotel ini dikelola dan dioperasikan oleh sebuah xviii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
perusahaan multinasional ("Pengelola Hotel Y").
Pekerjaan yang dilakukan penulis selama kegiatan magang antara lain:
Melakukan audit lapangan (field work audit)
Penulis melaksanakan prosedur audit dengan mencari bukti-bukti atas akun yang diaudit, termasuk meminta data ke klien serta wawancara (inquiry) atas akun tersebut dan tentunya melihat kesesuaian dengan prosedur audit yang telah ditetapkan dengan melakukan berbagai macam pengujian.
Menyiapkan working paper
Penulis menyiapkan alat untuk mendokumentasikan proses audit dan alat sebagai dasar yang digunakan untuk membuat laporan audit. Working paper yang disiapkan antara lain first pass untuk tahap planning dan pengujian-pengujian seperti tes kontrol, tes substantif, serta prosedur analitikal.
Mengirimkan konfirmasi
Penulis mengirimkan konfirmasi saldo atas akun-akun tertentu, seperti konfirmasi bank, konfirmasi piutang, konfirmasi hutang, konfirmasi modal, konfirmasi investasi, dan konfirmasi pemegang saham untuk mendapatkan angka yang akurat atas akun terkait.
Melakukan vouching
Penulis memeriksa kembali bukti-bukti atau dokumen pendukung atas akun-akun yang diaudit. Sebagai contoh, memeriksa bank statement untuk mencapai asersi manajemen keberadaan (existence), memeriksa invoice atas akun hutang untuk mencapai asersi manajemen kelengkapan (completeness).
Melakukan footing & cross footing
Penulis melakukan perhitungan kembali atas nilai dari suatu akun, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penjumlahan atau pengurangan total saldo.
xix Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Melakukan audit file check
Penulis memeriksa kelengkapan working papers dari tahap perencanaan hingga pengujian. Dengan begitu, apabila ada data yang kurang atau hilang dapat segera dilaporkan dan apabila ada kesalahan input pada data dapat segera di revisi/ koreksi.
Melakukan cash count
Penulis menghitung jumlah kas yang ada pada tanggal cash count untuk memperoleh keyakinan keakuratan jumlah akun kas yang tersaji di laporan keuangan klien pada tahun berjalan.
Melakukan stock take
Penulis melakukan stock taking atas persediaan F&B hotel pada tanggal pelaksanaan stock taking untuk memperoleh keyakinan atas keakuratan jumlah persediaan F&B yang tersaji di laporan keuangan klien pada tahun berjalan.
Melaksanakan night audit
Penulis melakukan night audit bersama dengan night auditor pihak hotel yang dilaksanakan pada malam hari pukul 00.00 WTA hingga pukul 00.40 WTA untuk memperoleh keyakinan keakuratan jumlah pendapatan harian hotel.
Membuat adjustment serta reclass
Penulis membuat adjustment jika terdapat angka selisih antara audited balance dengan client balance. Apabila selisih dianggap material, maka penulis akan membuat adjustment journal entries (AJE). Jika terdapat salah saji akun dalam laporan keuangan, maka penulis akan membuat reclass journal entries (RJE).
Membuat draft report
Penulis juga diberi kesempatan untuk melakukan pengeditan pada beberapa bagian draft report suatu klien.
Membuat audited annual report
Penulis diberi kepercayaan untuk membantu pembuatan beberapa bagian dari audited annual report suatu klien.
Proof-read
xx Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Melakukan pemeriksaan atas segala kebenaran kata, angka, huruf, dan penulisan dalam report yang telah di isu untuk selanjutnya diberikan kepada pengguna laporan keuangan. Pada pelaksanaan audit klien pertama, penulis melakukan audit selama 2 minggu. Penulis melanjutkan data yang tertunda pada audit sebelumnya, membantu untuk membuat beberapa komponen dari draft-report dan audited annual report serta melakukan tes substantif seperti melakukan inquiry dan meminta dokumen pendukungnya terhadap akun-akun seperti pendapatan, kas, pajak dibayar di muka. Sedangkan untuk pelaksaan audit pada klien kedua, penulis berkesempatan untuk melihat sebagian besar proses audit klien untuk siklus pendapatan dimulai dari audit interim hingga audit final yang dilaksanakan selama 6 minggu. Tanggung jawab penulis selama berada pada klien kedua yaitu mempersiapkan first pass, melakukan berbagai pengujian pada akun pendapatan, serta membuat proses akuntansi/ proses bisnis atas siklus pendapatan. Pengujian tersebut didukung oleh aktivitas observasi night audit, vouching, serta proof-read. Pelaksanaan audit pada klien ketiga dilaksanakan selama 3 minggu. Penulis juga berkesempatan untuk melihat sebagian besar proses audit klien untuk siklus pendapatan dimulai dari audit interim hingga audit final serta melakukan berbagai pengujian kontrol dan substantif terhadap akun pendapatan
Penulis memilih topik "Audit atas Pendapatan Hotel X" karena dalam kesempatan program magang ini penulis banyak melakukan analisis terhadap akun pendapatan. Selain itu, Hotel X menyajikan kelengkapan informasi yang tinggi. Dengan demikian, penulis mendapat pemahaman yang lebih mendalam dibandingkan klien lainnya.
1.6 Sistematika Penulisan Laporan akhir magang ini terdiri atas lima bab, yaitu:
BAB 1: PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang penulisan, permasalahan, tujuan penulisan
xxi Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
laporan magang, waktu dan tempat pelaksanaan magang, kegiatan magang, metode penulisan, dan sistematika penulisan laporan akhir magang.
BAB 2: LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang landasan teori dan konsep-konsep yang digunakan sebagai panduan dalam mengerjakan program magang, menganalisa masalah, dan mengajukan saran-saran pada perusahaan.
BAB 3: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN KLIEN
Gambaran umum berupa deskripsi mengenai bidang kegiatan perusahaan, susunan organisasi, cakupan aktivitas, bagaimana kegiatan dilakukan di perusahaan tersebut.
BAB 4: PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang pelaksanaan kegiatan magang. Bab ini juga membahas mengenai sistem, siklus, dan proses audit atas akun pendapatan Hotel X.
BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memberikan kesimpulan dari seluruh isi laporan dan juga saran-saran terkait dengan permasalahan yang ada.
xxii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemahaman Pendapatan 2.1.1
Definisi Pendapatan
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 23 (Revisi 2010), pendapatan didefinisikan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain). Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa. Tujuan pernyataan ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi tertentu. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2010)
2.1.2
Pengakuan Pendapatan
Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield secara umum, pedoman untuk pengakuan pendapatan cukup luas. Prinsip pengakuan pendapatan menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat realisasi (realized) atau dapat direalisasi (realizable) dan saat dihasilkan/ diperoleh (earned).
Pendapatan direalisasi (realized) apabila barang dan jasa ditukar dengan kas atau klaim atas kas (piutang). Pendapatan dapat direalisasi (realizable) apabila
xxiii Audit atas ..., Puti Alaia 9M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
aktiva yang diterima dalam pertukaran segera dapat dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui. Pendapatan dihasilkan/ diperoleh (earned) apabila perusahaan bersangkutan secara substansi telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapat hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan tersebut, yaitu ketika proses penghasilan laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai. (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2011)
PSAK 23 menerapkan kriteria pengakuan yang terpisah kepada setiap transaksi. Menurut PSAK 23 paragraf 13, pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi tersebut terpenuhi, yang mencakup: (Ikatan Akuntan Indonesia, 2010) -
Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah
memindahkan manfaat kepemilikan kepada pembeli. -
Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif
atas barang yang dijual. -
Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.
-
Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan
transaksi akan mengalir kepada perusahaan. -
Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi
penjualan dapat diukur dengan andal.
Untuk pendapatan yang berasal dari pemberian jasa, menurut PSAK 23 paragraf 19, bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi: -
Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
xxiv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
-
Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan diperoleh perusahaan -
Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat
diukur dengan andal -
Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk
menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal
Berdasarkan PSAK 23 paragraf 23, tingkat penyelesaian suatu transaksi dapat ditentukan dengan berbagai metode tergantung pada sifat transaksi. Metode tersebut dapat meliputi: -
Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan
-
Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai persentase dari
total jasa yang harus dilakukan -
Proporsi biaya yang terjadi hingga tanggal tertentu dibagi estimasi
total estimasi biaya transaksi
Terdapat empat macam transaksi terkait pengakuan pendapatan, yaitu: -
Pendapatan dari penjualan produk yang diakui pada tanggal penjualan
atau tanggal penyerahan barang kepada pelanggan. -
Pendapatan dari pemberian jasa yang diakui ketika jasa-jasa telah
dilaksanakan dan dapat ditagih. -
Pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva
perusahaan, seperti bunga, sewa, dan royalti, diakui sesuai dengan berlalunya waktu atau ketika itu digunakan. -
Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk yang diakui pada
tanggal penjualan.
Pada umumnya, pendapatan diakui pada tanggal penjualan karena hanya pada
xxv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
tanggal itulah terdapat pengukuran yang objektif mengenai pendapatan. Pengecualian waktu pengakuan pendapatan adalah:
Pendapatan diakui selama produksi Dalam kasus seperti ini, pengakuan pendapatan diperbolehkan sebelum kontrak jangka panjang diselesaikan. Menurut metode ini, pendapatan bisa diakui secara periodik berdasarkan persentase pekerjaan yang telah diselesaikan.
Pendapatan diakui pada akhir produksi Dalam kasus ini, pendapatan bisa diakui setelah siklus produksi selesai namun sebelum penjualan terjadi. Hal ini bisa saja terjadi ketika harga jual dan jumlah yang akan dijual sudah diketahui dengan pasti.
Pendapatan diakui setelah kas diterima Pendekatan
pengakuan
pendapatan
ini
digunakan
ketika
tidak
memungkinkannya pengakuan pendapatan pada saat terjadinya penjualan yang disebabkan oleh adanya ketidakpastian yang tinggi atas kolektibilitas kas dari hasil penjualan tersebut di masa depan. Hal ini biasanya terjadi pada penjualan yang dilakukan secara kredit.
Mengacu pada PSAK 23 paragraf 18, pendapatan dan beban sehubungan dengan suatu transaksi atau peristiwa tertentu diakui secara bersamaan. Proses ini biasanya mengacu pada pengaitan pendapatan dengan beban (matching revenue and expense).
2.1.3
Pengukuran Pendapatan
Menurut PSAK No. 23 paragraf 08, pendapatan harus diukur dengan nilai wajar yang diterima atau yang dapat diterima. Lalu dijelaskan lagi dalam PSAK No. 23 paragraf 09 bahwa jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan dalam persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai
xxvi Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2010)
2.2 Pemahaman Perhotelan 2.2.1
Pengertian Hotel
Menurut SK Menparpostel Nomor: KM 34/ HK 103/ MPPT 1987: “Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makanan dan minuman, serta jasa lainnya untuk umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan di dalam keputusan pemerintah.”
Menurut Darminto (2005): “Secara fisik, hotel adalah sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa ruangan yang digunakan oleh tamunya. Dalam perkembangannya, sebuah hotel saat ini bisa memiliki banyak sekali kamar hunian, baik yang berlokasikan di tempat keramaian tertentu, di alam pegunungan, atau bahkan di pinggir laut.”
2.2.2
Istilah – istilah dalam Industri Perhotelan
Berikut ini adalah istilah – istilah dalam industri perhotelan yang penting dan terkait dengan siklus penjualan dan pendapatan berdasarkan Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik untuk Industri Perhotelan: (Badan Pengawas Pasar Modal, 2002) a. Hotel Owner Merupakan para pemegang saham/ shareholders yang mengharapkan tanggung jawab baik dari manajemen hotel atas seluruh aspek pengelolaan
xxvii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
hotel termasuk masalah keuangan. Pihak tersebut berstatus sebagai pemilik hotel.
b. Hotel Operator Merupakan manajemen hotel yang mengelola kegiatan operasional seharihari dan bertanggung jawab pada operasi yang efisien dan menguntungkan bagi perusahaan mereka. c. Hotel Franchisor Pihak yang bertatus sebagai pemilik waralaba pengelolaan operasional kegiatan hotel dan berhak menjualnya kepada pihak lain, dalam hal ini hotel owner. d. City Ledger Bagian dari buku besar tambahan yang memuat rincian akun piutang usaha untuk tamu/ pihak lain yang tidak menetap/ menginap di hotel. e. Guest Ledger Bagian dari buku besar tambahan yang memuat rincian akun piutang usaha untuk tamu yang terdaftar dan menginap di hotel. f. Room Occupancy Tingkat hunian kamar yang dinyatakan dalam persentase dan bukan berupa jumlah kamar yang dihuni. g. Room Charge Istilah dimana setiap tagihan atas pemakaian jasa lain selain kamar akan dibebankan secara akumulatif ke tagihan kamar atas nama tamu yang bersangkutan. h. Reservation Card Dokumen yang digunakan untuk mencatat data tamu yang melakukan pemesanan kamar.
xxviii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
i. Registration Form Dokumen yang digunakan untuk mencatat data lengkap tamu yang menginap. j. Official Receipt Tanda terima resmi yang diberikan oleh pihak kantor kepada tamu yang melakukan pembayaran tunai. k. Miscellaneous Receipt Tanda terima yang digunakan untuk pembayaran bukan tunai atau dalam istilah perhotelan pembayaran yang dibebankan pada rekening kamar tamu yang bersangkutan. l. Rebate Receipt Tanda terima yang digunakan oleh front office untuk memotong atau mengeluarkan sejumlah biaya yang tidak seharusnya dibebankan kepada tamu karena kesalahan posting atas jumlah rekening tamu. m. Currency Exchange Report Tanda terima yang digunakan oleh pertugas kantor depan untuk setiap penukaran mata uang asing oleh tamu yang sedang menginap. n. Guest Card Kartu identitas sementara selama tamu menginap di hotel. Kartu tersebut digunakan untuk memasuki kamar serta penggunaan listrik kamar.
2.2.3
Gambaran Umum Aktivitas Industri Perhotelan
Berdasarkan Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal no. SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik untuk Industri Perhotelan, dijelaskan bahwa secara umum, ruang lingkup kegiatan sub-sektor industri perhotelan meliputi penyediaan jasa di bidang perhotelan dengan segala fasilitas dan sarana penunjangnya yang terdiri dari: (Badan Pengawas Pasar Modal, 2002) -
Akomodasi, yaitu ruang inap beserta seluruh kelengkapannya
xxix Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
-
Perkantoran, yaitu ruang kantor beserta fasilitas komunikasi
-
Apartemen, yaitu ruang huni permanen beserta kelengkapannya
-
Sarana rekreasi dan hiburan, seperti restoran, kafe, kolam renang,
pusat kebugaran, dan sauna -
Sarana penunjang lainnya, seperti area parkir, binatu, banquet, jasa
boga, pusat layanan kegiatan bisnis, dan transportasi Oleh karena seluruh kegiatan di atas pada umumnya terintegrasi dalam satu lokasi, pihak manajemen hotel biasanya menerapkan konsep responsibility center untuk mengukur dan mengakui pendapatan dan bebannya. Secara umum, pihak manajemen hotel membagi pengelolaan manajemen menjadi dua bagian, yaitu penyedia jasa selaku profit center dan pemelihara sarana dan prasarana selaku cost center. Dari segi status, pihak hotel dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pemilik hotel, pengelola/ operator hotel, dan franchisor hotel.
2.2.4
Fungsi yang Terkait dalam Pengelolaan Data Administrasi Tamu
dan Pendapatan Menurut Siti Mirhani (2003), fungsi – fungsi yang terkait dalam pengolahan data administrasi tamu adalah sebagai berikut: a. Reservationist Bertanggung jawab atas seluruh pemesanan kamar yang masuk ke hotel melalui berbagai macam metode dan sumber. b. Receiptionist Bertanggung jawab melayani tamu yang check-in dan check-out sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. c. Front Office Bertanggung jawab untuk mendata tamu hotel dan berperan sebagai sumber informasi bagi para tamu dan pihak manajemen. d. Kasir
xxx Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Bertanggung jawab untuk mengurusi administrasi tamu serta menerima nota atau bon atas pemakaian fasilitas hotel dan menyelesaikan pembayaran tamu. e. Manajer Bertanggung jawab untuk menerima laporan – laporan dari front office perbulan dan kemudian melakukan otorisasi dan cross-check ke masing – masing departemen. f. General Manager Bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas keuangan hotel untuk dipertanggung jawabkan kepada dewan direksi. g. Financial Controller -
Mengesahkan laporan keuangan untuk disetujui oleh general
manager. Selanjutnya general manager menyerahkannya kepada dewan direksi -
Mengawasi dan memastikan fungsi – fungsi akuntansi berjalan
lancar -
Mengawasi dan memastikan fungsi account receivable,
account payable, dan cashiering berjalan lancar -
Mengawasi dan memastikan keseluruhan fungsi cost control,
payroll, dan general administrative berjalan lancar -
Mengawasi dan memastikan fungsi purchasing, khususnya
dalam hal perolehan barang dan jasa telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan hotel -
Mengawasi permasalahan perpajakan dan legalitas yang
berhubungan dengan hotel -
Mengawasi kinerja sistem komputer hotel
-
Menyetujui pemasukan dan pengeluaran uang
-
Menyetujui permintaan barang dari departemen (goods
request) dan pengeluaran barang dari gudang (store room request)
xxxi Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
-
Memimpin seluruh sumber daya manusia bagian accounting
sesuai struktur organisasi -
Bertanggung jawab langsung kepada general manager
h. Chief Accountant -
Mensupervisi operasi akuntansi harian
-
Mempersiapkan
time
tables
untuk
melengkapi laporan bulanan dan work schedules -
Bertanggung
jawab
mempersiapkan
berbagai laporan bulanan yang dibutuhkan manajemen hotel -
Melaksanakan
analisis
keuangan
atas
laporan keuangan yang diserahkan kepada financial controller -
Memastikan
sub-ledgers
dan
bukti
pendukung disimpan dengan baik untuk kepentingan general ledger -
Menyimpan seluruh kontrak dan perjanjian
dan mensupervisi prosedur akuntansi yang dibutuhkan serta pembuatan buku besar akuntansi -
Melaksanakan tugas – tugas lainnya yang
dibutuhkan financial controller -
Mengawasi pekerjaan staf akuntansi
i. Account Receivable -
Memverifikasi penjualan tercatat sebagai piutang usaha dengan
sales vouchers, credit card sales vouchers, kupon, dan dokumen pendukung lainnya -
Memeriksa akurasi semua beban dan kredit yang terjadi dan
mempersiapkan account receivable rebate voucher jika dibutuhkan -
Memeriksa akurasi guest ledger dan city ledger
-
Mempersiapkan billing to customer
-
Memeriksa seluruh transaksi kartu kredit
-
Mempersiapkan laporan aging of accounts receivable
xxxii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
j. Night Auditor Secara umum tanggung jawab seorang night auditor adalah memastikan seluruh pendapatan hotel diakui secara benar dan lengkap serta dicatat dalam sistem buku besar. Selain itu, tugas dari night auditor adalah: -
Memverifikasi seluruh transaksi yang terjadi di front desk
didukung oleh dokumen bukti – bukti dan tanda tangan yang valid serta transaksi tersebut telah dicatat dan dialokasikan secara tepat ke sistem -
Menyiapkan night audit total summary dan balanced night
audit k. Income Auditor Secara umum tanggung jawab seorang income auditor adalah mengaudit seluruh pendapatan harian yang telah diterima hotel dan memastikan seluruh pendapatan relevan hotel seperti rooms, foor and beverage, dan pendapatan lainnya telah diakui dengan benar dan lengkap serta telah dicatat dalam general ledger system. Selain itu, income auditor juga bertugas untuk: -
Memverifikasi bahwa penjualan dari room department, food
and beverage department, dan other operation department yang telah ditelaah oleh night auditor telah benar -
Mencatat seluruh transaksi ke dalam revenue journal dan
membuat allowance journal jika terdapat penyesuaian -
Membuat journal entries dan journal voucher
l. General Cashier -
Mengatur perkumpulan kas dan cek harian dan merekonsiliasi
jumlah uang terkumpul dengan laporan sistem -
Melaksanakan pertukaran mata uang asing secara harian
dengan money changer resmi dan merekonsiliasi seluruh pertukaran mata uang dan perhitungannya dengan yang ada di front office
xxxiii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
-
Bertanggung jawab atas official receipt checking list
-
Mempersiapkan daily general cashier report
-
Mengawasi rate pertukaran mata uang harian dan memperbarui
kebijakan rate per hotel -
Menyeimbangkan petty cash disbursement dengan petty cash
float serta memastikan seluruh reimbursement sehingga seluruh petty cash selalu tersedia sesuai dengan kebijakan hotel -
Memastikan keamanan seluruh cek dan kas yang diterima
tersimpan di kotak pengamanan (custody)
2.2.5
Klasifikasi Perhotelan
Hotel dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa tipe/ kategori sebagai berikut: (Lawrence & Norman, 2008) a. Hotel berdasarkan kelas Tingkatan atau kelas hotel dibedakan atas tanda bintang. Semakin banyak jumlah bintang, maka persyaratan fasilitas dan pelayanan yang dituntut akan semakin banyak dan baik. Kriteria klasifikasi hotel berdasarkan bintang adalah sebagai berikut:
Bintang satu
Jumlah kamar standar dengan minimum 15 kamar, terdapat kamar mandi di dalam kamar, dan luas kamar minimum 20 m2
Bintang dua
Jumlah kamar standar dengan minumum 20 kamar, terdapat kamar suite minimum 1 kamar, terdapat kamar mandi di dalam kamar, luas kamar standar minimum 22 m2, dan luas kamar suite minimum 44 m2
Bintang tiga
Jumlah kamar standar dengan minimum 30 kamar, terdapat kamar suite minimum 2 kamar, terdapat kamar mandi di dalam kamar, luas
xxxiv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
kamar standar minimum 24 m2, dan luas kamar suite minimum 48 m2
Bintang empat
Jumlah kamar standar dengan minimum 50 kamar, terdapat kamar suite minimum 3 kamar, terdapat kamar mandi di dalam kamar, luas kamar standar minimum 24 m2, dan luas kamar suite minimum 48 m2
Bintang lima
Jumlah kamar standar dengan minimum 100 kamar, terdapat kamar suite minimum 4 kamar, terdapat kamar mandi di dalam kamar, luas kamar standar minimum 26 m2, dan luas kamar suite minimum 52 m2 b. Hotel berdasarkan plan
Full American Plan
Harga kamar sudah termasuk dengan tiga kali makan
Modified American Plan
Harga kamar sudah termasuk dengan dua kali makan, dimana salah satu diantaranya adalah makan pagi
Continental Plan
Harga kamar sudah termasuk dengan makan pagi
European Plan
Tamu yang menginap hanya membayar untuk kamar saja (room only) c. Hotel berdasarkan ukuran
Hotel kecil: jumlah kamar di bawah 150 kamar
Hotel sedang: jumlah kamar antara 150 sampai dengan 600
kamar.
Hotel besar: jumlah kamar diatas 600 (enam ratus) kamar.
d. Hotel berdasarkan lokasi
City hotel
Hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagian besar tamunya merupakan pelaku bisnis.
Resort hotel
xxxv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Hotel yang terletak di kawasan wisata, dimana sebagian besar tamunya tidak melakukan kegiatan bisnis, tetapi lebih banyak rekreasi. e. Hotel berdasarkan aspek bentuk bangunan
Cottage
Suatu bentuk bangunan yang dipergunakan untuk usaha pelayanan akomodasi dengan fasilitas-fasilitas tambahan lainnya. Fasilitas tambahan yang dimaksud bisa berupa peminjaman sepeda secara gratis, atau fasilitas dayung apabila cottage terletak di tepi danau.
Motel
Suatu bentuk bangunan yang digunakan untuk usaha perhotelan dengan sarana tambahan dengan adanya garasi pada setiap kamarnya. Motel pada umumnya bertingkat dua, bagian atas sebagai kamar, dan dibagian bawah berupa garasi mobil.
Inn
Suatu usaha perseorangan dengan mempergunakan sebagian dari rumah tinggalnya sebagai penginapan bagi setiap orang dengan perhitungan pembayaran harian. f. Hotel berdasarkan tujuan kunjungan
Business hotel
Hotel yang tamunya sebagian besar pelaku bisnis dengan penyediaan ruang-ruang pertemuan dan konvensi.
Tourism hotel
Hotel yang kebanyakan tamunya merupakan para wisatawan, baik domestik maupun manca negara.
Casino hotel
Hotel yang sebagain tempatnya berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berjudi. g. Hotel berdasarkan lamanya tamu menginap
Transit hotel
Menyediakan akomodasi dan fasilitas lainnya bagi pengunjung yang xxxvi Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
mengadakan perjalanan dalam jangka waktu yang relatif singkat. Umumnya terletak di kota-kota besar dan lokasinya berada di dekat stasiun atau transportasi terminal.
Semi residential hotel
Hotel dimana para tamunya menetap dengan waktu paling lama dua minggu. Pada umumnya semi residential hotel merupakan tipe hotel dengan target pasar wisatawan yang sedang berlibur.
Residential hotel
Menyediakan akomodasi untuk para pengunjung dalam jangka waktu panjang, tetapi tidak bertujuan untuk tinggal menetap. h. Klasifikasi berdasarkan wujud fisik
Produk nyata
Produk nyata atas hotel adalah lokasi dan fasilitas. Lokasi yang dibutuhkan wisatawan adalah lokasi yang strategis dan memiliki nilainilai ekonomis yang tinggi, seperti lokasi yang dekat dengan bandar udara, stasiun kereta api, pelabuhan, pusat bisnis, atraksi wisata sehingga memberikan kemudahan tamu untuk mengakses aktivitas lain diluar hotel, sedangkan fasilitas adalah penyediaan perlengkapan fisik yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan tamu serta dapat mempermudah tamu melaksanakan aktivitas selama tinggal di hotel. Fasilitas itu dapat berupa restoran dan bar, kolam renang, ballroom, playground, drug store, valet parking sevice, hotel transportation, serta kamar dengan perlengkapannya seperti air conditioning, colour TV within house movie and international chanel, safe deposit box, hot and cold water, laundry, minibar, international direct dialing telephone, private bathroom with bathtub and shower, tea & coffee making facility, hair dryer.
Produk tidak nyata
Produk tidak nyata pada hotel adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan dan pembentukan citra suatu produk dan hotel. Di xxxvii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
dalam bisnis perhotelan, produk intangible diberikan bersamaan dengan penjualan produk tangible. Rasa bersahabat, sopan santun, keramah tamahan, dan rasa hormat dari seluruh karyawan merupakan salah satu contoh produk intangible yang sederhana tetapi sangat berdampak pada pembentukan citra hotel. Agar fasilitas yang disediakan oleh hotel dapat berfungsi, maka harus disertai dengan pelayanan. Adapun pelayanan tersebut dapat berupa corak/ gaya pelayanan yang diberikan oleh para karyawan, waktu buka restoran, pelayanan kebersihan kamar, serta pelayanan dan penyajian makanan dan minuman di restoran. Pada era ini, persaingan bisnis perhotelan yang utama adalah kemampuan hotel untuk memberikan pelayanan yang terbaik. 2.3 Pemahaman Audit 2.3.1
Pengertian Audit
Audit adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat hubungan antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan, dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. (Arens & Loebbecke, 2009)
Jasa audit menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001) adalah satu dari jasa atestasi. Suatu perikatan atestasi adalah perikatan untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi (assertion) adalah suatu deklarasi, atau suatu rangkaian deklarasi secara keseluruhan oleh pihak yang bertanggung jawab atas deklarasi tersebut. Jadi, asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, xxxviii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
asersi merupakan pernyataan dalam laporan keuangan oleh manajemen sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2.3.2
Jenis Audit
Terdapat tiga jenis jasa audit, yaitu audit operasional, audit ketaatan, dan audit atas laporan keuangan. Audit operasional (operational audit) merupakan penelaahan efisiensi dan efektifitas atas bagian prosedur dan metode. Contoh audit operasional adalah pengevaluasian terhadap ketepatan proses transaksi atas
penggajian.
Audit
ketaatan
(compliance
audit)
bertujuan
mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti prosedur yang spesifik atau aturan tertentu yang telah ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Contoh audit ketaatan adalah memeriksa apakah perusahaan memenuhi ketentuan upah minimum. Audit laporan keuangan (financial statement audit) bertujuan menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. (Arens & Loebbecke, 2009)
2.3.3
Tujuan Audit Laporan Keuangan
SAS 1 (AU 110) menyatakan tujuan audit laporan keuangan yang dilakukan auditor independen adalah pernyataan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang bersifat material, posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas, untuk kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor menganggap cara yang paling efisien untuk melaksanakan proses audit adalah dengan memperoleh kombinasi antara keyakinan atas kelas-kelas transaksi dengan keyakinan atas saldo akun-akun yang terkait. Oleh karena itu, dalam melaksanakan proses audit, auditor harus dapat memenuhi tujuan audit pada transaksi dan saldo akun tertentu. Untuk setiap kelas transaksi, ada beberapa tujuan audit yang terkait transaksi (transaction-related audit objectives) yang harus terpenuhi sebelum auditor menyatakan bahwa transaksi tersebut telah dicatat dengan benar. Terdapat juga beberapa tujuan audit yang terkait saldo (balance-related audit objectives) untuk memastikan bahwa saldo telah xxxix Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
dicatat secara wajar. (Public Company Accounting Oversight Board, 1997)
Tujuan audit yang terkait atas saldo memiliki perbedaan dengan tujuan audit yang terkait transaksi. Perbedaannya terletak pada objek tujuan audit masingmasing. Tujuan audit yang terkait transaksi dilakukan atas terjadinya transaksi-transaksi tertentu, sedangkan tujuan audit yang terkait saldo dilakukan atas jumlah saldo akun-akun tertentu. Tujuan audit yang terkait transaksi memiliki enam komponen, sedangkan tujuan audit yang terkait saldo memiliki sembilan komponen. (Arens & Loebbecke, 2009) 2.3.3.1Tujuan
Audit
Terkait
Transaksi
(transaction-related
audit
objectives) Tujuan audit yang terkait transaksi ini dapat dijadikan sebagai kerangka kerja audit untuk membantu auditor dalam mengumpulkan bukti-bukti audit kompeten yang memadai atas kelas transaksi tertentu sesuai dengan standar kerja lapangan audit. Tujuan audit terkait transaksi terdiri dari:
Occurrence
Tujuan ini berguna untuk mengetahui bahwa transaksi-transaksi yang telah tercatat sebelumnya benar-benar terjadi pada waktu tertentu. Jika auditor menemukan transaksi yang tercatat sebenarnya tidak terjadi, perlu tindakan lebih lanjut seperti konfrimasi dan pemeriksaan ulang kepada klien.
Completeness
Tujuan ini berguna untuk mengetahui bahwa seluruh transaksi yang terjadi telah masuk dalam pencatatan klien sesuai dengan dokumen-dokumen pendukung. Jika terdapat salah satu transaksi yang belum tercatat, maka perlu ditindak lanjuti dengan cara konfirmasi kepada klien. Kelengkapan dan keberadaan menekankan pada perhatian audit (audit concern) yang
xl Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
bertentangan. Kelengkapan berhubungan dengan kemungkinan terjadinya understatement oleh klien, sedangkan keberadaan berhubungan dengan kemungkinan terjadinya overstatement oleh klien.
Accuracy
Tujuan ini berguna untuk mengetahui bahwa nilai transaksi telah dicatat secara benar dan akurat. Jika terdapat perbedaan antara nilai transaksi penjualan yang dicatat dengan nilai barang yang diantar dan tercantum pada dokumen pengiriman, maka tujuan ini belum terpenuhi.
Classification
Tujuan ini berguna untuk mengetahui bahwa transaksi-transaksi telah diklasifikasikan pada akun yang seharusnya.
Timing
Tujuan ini berguna untuk mengetahui bahwa transaksi dicatat pada tanggal terjadinya. Jika terdapat transaksi yang tidak dicatat pada tanggal terjadinya, maka tujuan ini belum terpenuhi.
Posting and Summarization
Tujuan ini berguna untuk mengetahui bahwa transaksi-transaksi tertentu telah dicatat ke buku besar yang benar dan disimpulkan secara tepat dan komprehensif. 2.3.3.2Tujuan Audit Terkait Saldo (balance-related audit objectives) Tujuan audit terkait saldo dijadikan sebagai kerangka kerja audit oleh auditor dalam mengumpulkan bukti-bukti audit kompeten yang memadai. Tujuan audit terkait saldo terdiri dari:
Existence
Tujuan ini berguna untuk memastikan bahwa catatan jumlah saldo pada
xli Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
suatu transaksi memiliki nilai transaksi yang sebenarnya.
Completeness
Tujuan ini berguna untuk mengetahui bahwa nilai-nilai transaksi yang seharusnya tercatat telah masuk dalam pencatatan.
Accuracy
Tujuan ini berguna untuk mengetahui bahwa nilai transaksi yang dicatat telah tercatat secara akurat dan benar serta sistematis.
Classification
Tujuan ini berguna untuk mengetahui bahwa nilai-nilai transaksi yang tercatat telah diklasifikasikan pada akun-akun yang seharusnya.
Cutoff
Tujuan ini berguna untuk mengetahui bahwa transaksi-transaki telah dicatat dengan benar sesuai dengan periodenya. Transaksi-transaksi yang paling mungkin tidak tercatat pada periode yang benar adalah transaksitransaksi yang terjadi dekat pada akhir periode akuntansi.
Detail Tie-in
Tujuan ini berguna untuk menentukan bahwa nilai-nilai yang tercatat pada laporan keuangan telah didukung dengan catatan pada general ledger atau master file yang telah dibuat sebelumnya oleh klien.
Realizable Value
Tujuan ini lebih menekankan pada bahwa nilai aset telah dicatat pada posisi netonya. Dengan kata lain, telah dikurangi dengan penurunan dari nilai perolehan (historical cost) ke nilai sebenarnya saat ini (realizable value).
Rights and Obligations
Tujuan ini berguna untuk mendukung tujuan keberadaan. Setiap aset harus dimiliki secara sah terlebih dahulu baru diakui dan dicatat. Begitu juga dengan kewajiban (liability). Rights selalu dikatikan dengan aset dan obligation dikaitkan dengan kewajiban (liability).
xlii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
2.3.3.3 Presentation and Disclosure-Related Audit Objectives Untuk memenuhi tujuan ini, auditor menguji dan memastikan bahwa setiap detil akun – akun neraca dan laporan laba rugi telah dilaporkan dengan benar dalam laporan keuangan.
2.3.4
Bukti Audit
Bukti audit merupakan hal mendasar yang diperlukan dalam proses audit. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001), bukti audit yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. Terdapat delapan cara perolehan bukti audit yang dapat digunakan auditor. Auditor dapat memilih kombinasi untuk perolehan bukti audit yang diperlukan dari delapan tipe bukti audit berikut: (Arens & Loebbecke, 2009)
Pemeriksaan fisik (physical examination)
Pemeriksaan fisik merupakan inspeksi atau perhitungan yang dilakukan auditor terhadap tangible asset. Pemeriksaan fisik merupakan salah satu bukti audit yang paling andal atas keberadaan sebenarnya seperti keberadaan aset.
Konfirmasi
Konfirmasi adalah penerimaan respon dari pihak ketiga yang independen mengenai kebenaran informasi yang ditanyatakan auditor, baik berbentuk lisan maupun tulisan. Bukti ini memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi karena berasal dari pihak ketiga secara langsung.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah penelusuran auditor atas dokumen dan catatan yang dimiliki oleh klien untuk menentukan informasi yang harus dicantumkan dalam laporan keuangan.
xliii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Prosedur analitis
Prosedur analitis dilakukan dengan membandingkan dan menghubungkan data laporan keuangan yang diaudit dengan data penting lainnya, seperti data tahun lalu, data industri, maupun data perusahaan lain yang sejenis.
Tanya jawab dengan klien (inquiry)
Tanya jawab merupakan proses perolehan informasi baik secara tertulis maupun lisan dari klien dalam menjawab pertanyaan yang diajukan auditor.
Perhitungan ulang (recalculation)
Perhitungan ulang mencakup pemeriksaan ulang atas perhitungan yang dilakukan klien untuk memeriksa kembali hasil ketepatan perhitungan klien.
Reperformance
Auditor independen melakukan tes atas prosedur akuntansi atau kontrol yang merupakan bagian atas akuntansi entitas dan sistem pengendalian internal.
Observasi
Observasi adalah penggunaan indera untuk mengukur aktivitas tertentu dari klien.
2.3.5
Proses Audit
Dalam melaksanakan audit, terdapat beberapa tahap yang harus dilaksanakan untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran nilai pada laporan keuangan. Agar tujuan audit dapat tercapai, terdapat empat tahapan proses audit, yaitu: (Arens & Loebbecke, 2009) 2.3.5.1Perencanaan dan Perancangan Pendekatan Audit Beberapa proses yang dilakukan pada perencanaan audit antara lain: (Arens & Loebbecke, 2009) a. Memahami lingkungan industri klien dan entitas bisnis Auditor perlu memahami lingkungan industri klien dan entitas bisnis agar dapat menjalankan audit serta menilai risiko bisnis dan risiko salah saji material dalam laporan keuangan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
xliv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
memahami lingkungan industri dan entitas bisnis adalah pemahaman lingkungan industri dan eksternal, pemahaman operasi dan proses bisnis, pemahaman manajemen klien dan pemerintahan, pemahaman strategi dan objektif klien, serta pengetahuan atas kinerja dan penilaian klien.
b. Memahami pengendalian internal dan menetapkan risiko pengendalian (control risk) Pemahaman atas pengendalian internal klien dibutuhkan auditor untuk menentukan
besarnya
pengendalian
risiko
yang
dimiliki
klien.
Pengendalian internal yang lemah akan memperbesar pengendalian risiko (control risk) dimana akan mempengaruhi besarnya bukti audit yang diperlukan dan prosedur audit yang dilakukan selama proses audit.
Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Comissions (COSO) mendefinisikan pengendalian internal sebagai sebuah sistem, struktur, atau proses yang diimplementasikan oleh direksi, manajemen, dan pihak-pihak di dalam perusahaan untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas tujuan pengendalian yaitu pelaksanaan operasi perusahaan yang efektif dan efisien, memperoleh keandalan dari pelaporan keuangan, kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku, serta mencegah aset perusahaan dari kehilangan maupun penyalahgunaan. Auditor harus memiliki pemahaman yang memadai atas pengendalian internal perusahaan untuk merencanakan audit dan menentukan luasnya pengujian yang akan dilakukan berdasarkan risiko pada perusahaan yang telah dianalisa. Pengujian pengendalian internal entitas mencakup pemahaman perancangan pengendalian internal yang ada dan penerapan terhadap perancangan tersebut. Perancangan dan penerapan pengendalian internal yang baik dan efektif akan mengurangi risiko salah saji sehingga dapat mengurangi jumlah sampel yang akan diambil untuk melakukan pengujian substantif. Menurut COSO, terdapat lima komponen pengendalian xlv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
internal, yaitu: (Wilkinson, Cerullo, Raval, & Wing, 2011)
Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Merupakan prosedur dan kebijakan manajemen tentang pentingnya fungsi pengendalian internal yang menetapkan corak suatu organisasi. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian.
Penilaian Risiko (Risk Assessment) Merupakan pengidentifikasian dan analisis risiko yang mungkin timbul dalam hubungannya dengan penyusunan laporan keuangan oleh manajemen. Penilaian risiko ini bertujuan untuk meminimalkan terjadinya kesalahan (errors) dan kecurangan (frauds). Proses penilaian risiko ini meliputi identifikasi faktor-faktor penyebab timbulnya risiko, juga membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko tersebut harus dikelola.
Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Kebijakan prosedur yang dibuat manajemen untuk meminimalkan risiko kesalahan (errors) dan kecurangan (frauds) guna mencapai tujuan perusahaan.
Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Merupakan pengidentifikasian dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
Pengawasan (Monitoring) Merupakan
penilaian
manajemen
secara
periodik
mengenai
pengendalian internal perusahaan. Memastikan bahwa pengendalian internal perusahaan berfungsi secara efektif atau perlu diadakan peningkatan dan perbaikan. Informasi hasil pengawasan dapat diperoleh dari laporan auditor internal atau tanggapan karyawan dari aktivitas pengendalian.
xlvi Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Pemahaman pengendalian internal dapat dilakukan dengan memahami manual standard operational procedure (SOP) dari suatu perusahaan/ organisasi yang sudah diotorisasi. Setelah itu, dapat dilakukan observasi terhadap aktivitas pengendalian perusahaan serta melakukan tanya jawab ke klien. Pengujian pengendalian internal dilakukan terhadap key controls seperti otorisasi dokumen, dokumen dan pencatatan yang prenumbered, pemisahan tugas, kontrol atas aset, penelahan oleh pihak independen, rekonsiliasi dan pembandingan, serta pemrosesan informasi.
c. Menetapkan materialitas dan menilai risiko salah saji Materialitas merupakan besaran kesalahan atau salah saji pada informasi yang dapat mempengaruhi pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan. Menetapkan batas materialitas diperlukan untuk menentukan jumlah sampel bukti audit yang dibutuhkan.
2.3.5.2 Melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi Tahapan selanjutnya adalah pengujian substantif, yaitu prosedur yang dirancang untuk menguji kesalahan atau kecurangan yang mempengaruhi penyajian saldo-saldo laporan keuangan yang wajar untuk mengetahui bahwa tujuan audit terkait transaksi sudah terpenuhi. Selain itu, auditor juga dapat melakukan pengendalian terhadap klien, seperti otoritas atas transaksi, pemisahan tugas atau wewenang, pembatasan akses, pengendalian fisik, dan cek independen. 2.3.5.3Melakukan prosedur analitis dan pengujian detil saldo Prosedur analitis bertujuan untuk menganalisis perubahan nilai suatu akun dalam suatu periode. Dengan melakukan prosedur ini, kita dapat melihat ketidakwajaran atau perubahan yang signifikan dalam kinerja klien. Prosedur
xlvii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
analitis mencakup perhitungan rasio dari data klien tahun berjalan untuk dibandingkan dengan rasio periode sebelumnya, data industrinya, data nonkeuangan, dan data lain yang berhubungan. Contoh dari prosedur analitis antara lain membandingkan penjualan, penagihan, piutang usaha, dan persentase laba. Pengujian detil saldo terfokus pada saldo akhir dalam buku besar, baik untuk laporan neraca dan laporan laba rugi.
2.3.5.4 Menyelesaikan audit dan mengeluarkan laporan audit Berbagai hal yang harus dilakukan auditor pada tahap ini antara lain: (Arens & Loebbecke, 2009)
Review contingent liabilities, yaitu kewajiban yang timbul di masa
mendatang akibat suatu aktivitas yang sudah terjadi dan nilainya tidak dapat dipastikan.
Review subsequent events, yaitu kejadian-kejadian yang terjadi setelah
tanggal neraca sebelum audit report dikeluarkan
Mendapatkan bahan bukti akhir, misalnya melakukan prosedur analitis
akhir, mendapatkan surat pernyataan klien, mengevaluasi asumsi going concern klien untuk satu periode ke depan
Mengisi daftar periksa audit yang bertujuan untuk memastikan hal-hal
yang belum terpenuhi sudah terpenuhi
Menyiapkan management letter yang berisi temuan dan rekomendasi
dari auditor
Mengkomunikasikan hasil audit kepada komite audit dan manajemen
klien
2.3.6
Opini Auditor
Setelah proses audit dilaksanakan, auditor akan mengeluarkan opini atas laporan audit klien. Laporan audit yang dikeluarkan akan menyatakan opini auditor atas laporan keuangan perusahaan. Jenis – jenis opini yang dapat
xlviii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
dikeluarkan adalah: (Arens & Loebbecke, 2009)
Unqualified Opinion
Unqualified opinion dapat diberikan jika syarat – syarat berikut sudah terpenuhi: -
Semua laporan (neraca, laporan laba rugi, statement of
retained earnings, dan laporan arus kas) sudah termasuk dalam laporan keuangan -
Bukti yang cukup sudah dikumpulkan dan auditor sudah
melaksanakan audit dengan memenuhi semua standar yang berlaku -
Laporan keuangan yang disajikan sudah memenuhi semua
standar -
Tidak ada kondisi yang membutuhkan paragraf penjelasan atau
modifikasi kata – kata dalam laporan
Unqualified with Explanatory Paragraph or Modified Wording
Opini ini diberikan jika audit membuktikan bahwa laporan keuangan sudah disajikan dengan wajar, tetapi auditor percaya bahwa laporan audit membutuhkan tambahan informasi. Kondisi – kondisi yang membuat laporan audit membutuhkan paragraf tambahan antara lain: -
Penerapan standar yang tidak konsisten
-
Ada keraguan mengenai keberlangsungan perusahaan
-
Auditor setuju dengan parktik yang tidak sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku -
Untuk memberikan penekanan pada suatu masalah seperti
transaksi related party yang signifikan atau peristiwa penting yang terjadi setelah tanggal pelaporan Laporan audit yang melibatkan auditor lain membutuhkan modifikasi kata – kata dalam pelaporan.
Qualified Opinion
Qualified opinion dapat terjadi karena batasan pada lingkup audit atau
xlix Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
tidak terpenuhinya suatu regulasi. Qualified opinion hanya bisa dikeluarkan jika laporan keuangan telah disajikan dengan wajar secara keseluruhan. Jika kondisi yang ada berdampak material, maka opini yang harus diberikan adalah adverse opinion atau disclaimer of opinion.
Adverse Opinion
Adverse opinion dikeluarkan jika auditor percaya bahwa laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan memiliki kesalahan yang material atau misleading sehingga laporan keuangan tidak disajikan dengan wajar.
Disclaimer of Opinion
Disclaimer of opinion dikeluarkan jika auditor tidak bisa mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan sudah disajikan dengan benar. Hal ini dapat terjadi karena pembatasan ruang lingkup audit atau hubungan yang tidak independen dengan perusahaan. Perbedaan antara adverse opinion dan disclaimer of opinion adalah disclaimer of opinion dapat terjadi karena kurangnya informasi, sedangkan adverse opinion terjadi karena laporan keuangan tidak disajikan secara wajar.
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN KLIEN
3.1 Operasi Bisnis Hotel X adalah sebuah hotel internasional berbintang lima di Sanur, Bali, yang
l Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
dimiliki oleh PT W ("Pemilik Hotel X") dan dikelola oleh PT H ("Pengelola Hotel X"). Hotel X mulai beroperasi secara komersial pada bulan November 1973. Hotel ini memiliki akses langsung dengan Pantai Sanur, 15 menit dari ibukota Bali – Denpasar, dan 40 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Fasilitas yang dimiliki yaitu, 386 kamar hotel dan suite, lima ruang pertemuan, lounge, kolam renang, restoran, bar, butik, layanan laundry & dry cleaning, layanan penitipan bayi, dokter on-call, jemput-antar bandara, transportasi, spa, dan sarana olahraga. Sumber pendapatan Hotel X berasal dari pendapatan kamar, F&B, dan departemen lainnya seperti spa dan outlet, sedangkan biaya timbul dari F&B, gaji, kebutuhan departemen, dan sewa.
3.2 Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antara tiap bagian baik secara posisi maupun tugas yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan (Timothy, 2008). Struktur organisasi Hotel X dipimpin oleh seorang General Manager. General Manager melakukan pengawasan terhadap direktur dari masing – masing departemen, yaitu kamar, penjualan, F&B, sumber daya manusia, engineering, dan keuangan. Departemen keuangan terdiri dari bagian kredit, sistem informasi, utang, dan piutang.
3.3 Pihak Terkait Perusahaan
melakukan
transaksi
terkait. Transaksi tersebut dilakukan
36
dengan entitas induk dan pihak berdasarkan
kesepakatan
kedua
pihak. Terdapat transaksi antara Hotel X dengan pihak terkait, yaitu: -
Berdasarkan perjanjian pengelolaan antara pemilik dan pengelola, Pengelola
Hotel X berhak menerima biaya variabel bulanan sebesar 1% dari pendapatan
li Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
kamar dan annual fixed group chain services expenses. -
Berdasarkan perjanjian manajemen antara pemilik dan manajemen, Pengelola
Hotel X berhak menerima biaya manajemen bulanan sebesar 15% dari laba kotor operasi hotel. -
Hotel X memiliki piutang dan utang kepada cabang hotel yang timbul dari
alokasi biaya untuk layanan yang diberikan atau diterima oleh Hotel X.
Selain transaksi dengan entitas induk dan pihak terkait, perusahaan juga melakukan transaksi dengan agen perjalanan. Transaksi tersebut dilakukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Secara umum, skema kesepakatan tersebut meliputi: a. Agen perjalanan membayar jasa akomodasi kepada hotel sesuai tarif yang telah disetujui, dikurangi dengan komisi agen 10% untuk wisatawan individu (1 – 9 orang) atau 13% untuk wisatawan kelompok (lebih dari 9 orang). b. Hotel harus menerima 30% dari total harga pemesanan kamar dalam waktu 7 hari setelah konfirmasi pemesanan agen perjalanan. Sisanya harus dibayarkan paling lambat 14 hari sebelum kedatangan. c. Apabila pemesanan dilakukan secara last minute (kurang dari 3 hari sebelum kedatangan), agen perjalanan harus membayar 100% dari total pemesanan dan mengirimkan bukti pembayaran kepada pihak hotel untuk mengkonfirmasi pemesanan tersebut. d. Apabila agen perjalanan membatalkan pemesanan: -
30-16 hari sebelum tanggal kedatangan, maka agen perjalan
kehilangan 30% dari total harga pemesanan kamar. -
15-8 hari sebelum tanggal kedatangan, maka agen perjalanan
kehilangan 50% dari total harga pemesanan kamar. -
7-3 hari sebelum tanggal kedatangan, maka agen perjalanan
kehilangan 90% dari total harga pemesanan kamar. -
Kurang dari 3 hari sebelum tanggal kedatangan, maka agen perjalanan
kehilangan 100% dari total harga pemesanan kamar.
lii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
e. Ketika terjadi pembatalan oleh agen perjalanan, komisi tetap diberikan sesuai ketentuan yang disepakati.
3.4 Pembiayaan Hingga Agustus 2012, operasi Hotel X didanai dari pendapatan sendiri. Seluruh utang/ pembiayaan digunakan untuk keberlangsungan bisnis.
3.5Kompetensi Inti, Tujuan, dan Strategi Kompetensi inti/ utama perusahaan adalah persediaan peralatan dan dukungan untuk segala aspek operasi yang diberikan oleh “Group Hotel X Internasional”. Selain itu, perusahaan juga memiliki karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi.
Terdapat perkembangan pasar yang signifikan di Bali, sehingga tujuan perusahaan adalah mempertahankan multi-segmentasi pasar. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan menggunakan strategi distribusi online. Selain strategi distribusi online, penyediaan fasilitas club/ bar juga merupakan strategi perusahaan untuk menarik pelanggan.
Segmen utama perusahaan adalah peristirahatan individual (individual leisure). Hal tersebut dikarenakan lokasi hotel yang terletak di kawasan wisata, sehingga sebagian besar tamu menginap untuk tujuan rekreasi, bukan untuk kegiatan bisnis. Selain itu, ketersediaan kamar yang terbatas membuat reservasi harus dilakukan jauh di muka, sehingga tidak cocok untuk pelaku bisnis. 3.6 Hukum dan Regulasi 3.6.1
Prinsip Akuntansi
Pencatatan perusahaan dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia, yaitu: a. Pendapatan dikenakan biaya dari total transaksi 21%, yaitu 11% pajak dan 10% biaya pelayanan (diatur dalam UU Ketenagakerjaan/ Peraturan liii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Menteri Tenaga Kerja RI No PER. 02/ MEN/1999.) b. Untuk hotel berbintang 3 dan lebih, pemberlakuan untuk biaya pelayanan diatur dalam Hukum Tenaga Kerja atau Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.PER 02/MEN/1999 dengan ketentuan sebagai berikut: -
7% (max) dari total biaya pelayanan harus dicadangkan. Alokasi 5% untuk kegiatan sosial dan olahraga (SSA) serta 2% untuk kehilangan dan kerusakan (L&B).
-
93% (max) dari jumlah biaya pelayanan yang dicadangkan harus didistribusikan kepada seluruh pekerja. Hotel diharuskan membayar biaya pelayanan untuk pekerjanya setiap bulan setelah biaya pelayanan sudah diterima dari pelanggan. Apabila tidak terdapat pembayaran dari pelanggan, hotel tetap diharuskan untuk membayar biaya pelayanan kepada pekerjanya. Perusahaan harus mencatat biaya pelayanan sebagai bagian dari pendapatan kotor.
c. Perusahaan harus mengumpulkan pajak daerah (PB1) 10% dari total pendapatan.
3.6.2
Pajak
Pajak yang harus dibayar perusahaan ke pemerintah daerah dan pusat adalah: a. Pajak daerah (PB1) yang merupakan 10% dari total pendapatan. b. Pajak penghasilan (PPh 23) yang merupakan 2% dari pendapatan jasa.
3.7 Dasar Penyusunan Laporan Keuangan 3.7.1
Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ("PSAK") No 1 (Revisi 2009), "Penyajian Laporan Keuangan"
liv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
yang diadopsi pada tanggal 1 Januari 2011. Laporan keuangan disusun menggunakan basis akrual dan pengukurannya disusun berdasarkan nilai historis, kecuali akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi terkait. Mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Indonesia Rupiah. Laporan arus kas menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan menggunakan metode langsung
3.7.2
Akun yang Termasuk dalam Laporan Keuangan
Laporan keuangan hotel dibuat berdasarkan akun yang berkaitan dengan operasional hotel. Akun tersebut ditentukan dan disetujui dalam perjanjian manajemen yang diberlakukan pemilik dan operator.
3.8 Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Sebagian besar tamu Hotel X berasal dari negara – negara di kawasan Eropa. Hal tersebut membuat transaksi pemesanan kamar banyak dilakukan menggunakan mata uang asing. Transaksi tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat sesuai kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Kurs yang digunakan adalah BI rate. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.
3.9Pengakuan Pendapatan Efektif 1 Januari 2011, perusahaan mengadopsi PSAK No. 23 (Revisi 2010) mengenai “Pendapatan”. Revisi atas standar tersebut tidak memiliki dampak
lv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
signifikan pada laporan keuangan yang disajikan Hotel X.
Pendapatan hotel atas kamar diakui berdasarkan guest occupancy aktual. Pendapatan hotel atas F&B diakui ketika pesanan telah disajikan. Pendapatan lainnya diakui setelah jasa diberikan atau berdasarkan perjanjian kontrak.
BAB 4 PEMBAHASAN
lvi Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
4.1 Sistem Pendapatan Hotel X MICROS
ISCALA
TRITON
OPERA
VING CARD
DATACOM
Keterangan:
DOCOMO PABX
Hotel X Interface Diagram Gambar 4.1 Sistem Pendapatan Hotel X Gambar 4.1 menerangkan berbagai macam sistem yang digunakan untuk menginput pendapatan yang dihasilkan oleh masing-masing departemen dengan penjelasan sebagai berikut: -
ISCALA merupakan sistem akuntansi Hotel X. Sistem ini menghasilkan jurnal, general ledger, dan laporan keuangan hotel.
-
OPERA adalah sistem untuk menyimpan seluruh data tamu serta aktivitas tamu hotel (guest folio), sehingga merupakan sumber informasi penerimaan/ pendapatan atas tamu (kamar, makanan, telepon, dan internet).
-
MICROS adalah sistem untuk menginput pendapatan F&B. Apabila pembayaran dilakukan oleh non tamu hotel, pencatatannya akan dimasukkan secara manual ke sistem ISCALA. Namun, apabila pembayaran dibebankan pada tamu hotel, pencatatannya ke sistem OPERA.
-
42
akan secara otomatis terintegrasi
DOCOMO adalah sistem untuk mencatat pendapatan atas penggunaan internet di kamar hotel. lvii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
-
DATACOM adalah sistem untuk mencatat pendapatan atas penggunaan telepon kamar hotel. Sewaktu tamu check-in, secara otomatis sistem OPERA mengirimkan data berupa nomor kamar dan nama tamu ke DATACOM agar saluran telepon dalam kamar tamu dapat diaktifkan. DATACOM kemudian mengirimkan data secara otomatis ke sistem PABX untuk pengaktifan koneksi saluran telepon. Pada akhirnya, DATACOM akan mengirimkan data tagihan telepon ke sistem OPERA yang berasal dari PABX.
-
VING CARD adalah sistem untuk membuka kamar hotel. OPERA mengirimkan data untuk mengaktivasi akses kartu yang terdiri dari nomor kamar dan lama waktu inap. Sewaktu tamu check-in, OPERA mengirimkan data tamu (contoh: nomor kamar, nama tamu, durasi waktu inap) ke sistem VING CARD secara otomatis. Dengan memasukkan nomor kamar pada sistem VING CARD, data tamu akan terinput pada kartu kamar.
-
TRITON adalah sistem untuk mencatat keluhan tamu. Sistem TRITON dapat menerima pesan pendek dari ponsel staf housekeeping berdasarkan keluhan pelanggan. Dengan penjelasan nomor dan data kamar tamu hotel yang didapatkan dari sistem OPERA, sistem TRITON secara rinci akan menugaskan staf pada bidang tersebut untuk mengatasi masalah yang dikeluhkan. (contoh: Apabila AC rusak, staf housekeeping akan memilih kategori dari keluhan pelanggan. Kemudian TRITON akan secara otomatis mengirimkan SMS kepada staf engineering.)
Sistem yang diterapkan oleh Hotel X memiliki aspek – aspek pengendalian sebagai berikut: -
Kelengkapan data dari MICROS ke ISCALA diperiksa secara manual oleh income auditor. Terdapat pemberitahuan pesan ketika ada data yang tidak lviii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
cocok antara MICROS dan ISCALA. -
Aplikasi OPERA membuat laporan data tamu yang diperbarui secara otomatis setiap satu jam dalam bentuk file pdf. Oleh karena itu, ketika ada gangguan terhadap sistem OPERA, petugas front office dapat menggunakan file yang dihasilkan OPERA untuk melakukan transaksi secara manual.
-
Terdapat prosedur back up secara berkala untuk seluruh sistem.
Namun, terdapat kelemahan sebagai berikut: -
Selama Januari – Mei 2012, income auditor memiliki akses untuk mengedit data dalam OPERA dan MICROS sebelum proses interfacing ke ISCALA. Namun sejak Juni 2012, berdasarkan rekomendasi auditor E&Y, akses untuk mengedit data dalam OPERA dan MICROS saat proses interfacing ke ISCALA hanya dibatasi untuk personel information system saja. Kelemahan ini akan menyebabkan income audit tidak dapat melakukan perubahan data apabila terdapat kesalahan pencatatan.
-
Akses untuk melakukan “print day book journal”, untuk menghasilkan/ membuat laporan pendapatan harian di ISCALA berdasarkan data dari OPERA dan MICROS hanya dapat dijalankan menggunakan user ID dan password income audit supervisor. Ketika income audit supervisor sedang tidak ada ditempat, ia akan memberitahukan user ID-nya dan password-nya kepada staf income audit lainnya. Kelemahan ini akan menyebabkan ketidakefektifan penggunaan user ID dan password income audit supervisor karena diketahui oleh staf income audit lainnya.
4.2 Siklus Pendapatan Hotel X Secara umum, terdapat lima tahap siklus pendapatan Hotel X, yaitu:
lix Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Pengelolaan dan proses pemesanan
Faktur penjualan dan penyesuaian
Pengelolaan kas, kredit, dan piutang
Pengakuan pendapatan dan cut-off
Pemeliharaan master-file pelanggan
4.2.1
Pengelolaan dan Proses Pemesanan
Pengelolaan dan proses pemesanan yang akan dibahas secara rinci adalah pendapatan kamar dan pendapatan F&B karena kedua pendapatan tersebut merupakan sumber utama penghasilan hotel.
4.2.1.1 Pendapatan Kamar Aktivitas pengelolaan dan proses pemesanan atas kamar dapat disimpulkan dalam flowchart sebagai berikut:
Reservasi pribadi/ melalui agen
Staf reservasi melakukan pemesanan
Tamu datang ke hotel
Front office meminta tamu untuk mengisi formulir registrasi & melakukan verifikasi kartu kredit
lx Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Hotel melakukan freeze pada kartu kredit tamu
Front office memperbarui status daftar tamu di hotel Gambar 4.2 Bagan Pendapatan Kamar
Reservasi
Sebelum tamu dapat menetap di hotel, tamu hotel harus membuat reservasi terlebih dahulu. Reservasi adalah proses perjanjian berupa pemesanan sebuah produk baik barang maupun jasa dimana pada saat itu telah terdapat kesepahaman antara konsumen dengan produsen mengenai produk tersebut namun belum ditutup oleh sebuah transaksi jual – beli (Lawrence & Norman, 2008). Reservasi hotel dimulai melalui prosedur registrasi yang dapat diakses pada website/ e-mail Hotel X atau website pihak ketiga (contoh: Expedia). Setiap reservasi yang dibuat kemudian dimasukkan ke dalam reserve system, yaitu database yang digunakan oleh Departemen Sales & Marketing untuk pengelolaan reservasi. Setiap perubahan pada detil reservasi dilakukan oleh Departemen Sales & Marketing atau front office pada reserve system. Data yang disimpan dalam reserve system kemudian dipindahkan ke dalam sistem OPERA yang digunakan oleh front office untuk pembuatan formulir registrasi. Formulir registrasi tersebut akan menjadi dasar pembuatan profil tamu hotel oleh front office. Profil tamu hotel memuat informasi mengenai nama tamu, alamat, email, nomor passport, dan waktu penginapan. Pada situasi tertentu, apabila informasi sudah dapat diperoleh dari Departemen Reservasi (via telepon atau email), registrasi dapat dibuat sebelum kedatangan tamu. Reservasi hotel dapat dilakukan secara pribadi atau
lxi Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
melalui agen perjalanan.
Tamu yang memesan kamar melalui agen perjalanan umumnya akan melakukan
pembayaran
langsung
ke
agen.
Setelah
melakukan
pembayaran, tamu akan mendapatkan voucher untuk check-in yang diberikan oleh agen. Pembayaran dapat dikenakan sebelum tamu check-in atau sesudahnya (bagi agen yang memiliki credit limit). Tarif yang dikenakan adalah harga yang diberikan oleh agen. Harga tersebut cenderung lebih murah dibandingkan dengan harga yang dipublikasikan di situs resmi hotel. Pada umumnya, departemen penjualan memiliki kesepakatan dengan agen – agen perjalanan. Kesepakatan dengan agen perjalanan dapat terkait dengan tarif kontrak, pembagian jatah kamar, maupun penawaran khusus. Kesepakatan yang berhubungan dengan tarif kontrak akan diperbarui setiap tahun dan untuk kesepakatan yang berhubungan dengan penawaran khusus akan diperbarui tergantung dengan situasi pasar. Kesepakatan dengan agen perjalanan akan ditandatangani oleh Director of Sales dan General Manager serta respresentatif dari agen perjalanan. Agen akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual ke tamu dengan harga khusus yang diperoleh dari hotel.
Reservasi pribadi dapat dibuat melalui tiga cara, yaitu walk-in, email, atau website Hotel X. Tamu akan dikenakan tarif normal sesuai dengan harga kamar yang dipublikasikan pada situs resmi hotel, kecuali apabila terdapat promo khusus yang diberikan langsung oleh hotel. Tarif harga tersebut akan diperbarui setiap tahun/ bulan, tidak dapat diprediksi, oleh Departemen Pendapatan.
Fasilitas Kredit/ Credit Limit
Agen perjalanan umumnya memberikan kontribusi besar bagi pendapatan lxii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar tamu hotel diperoleh melalui agen perjalanan. Oleh karena itu, perusahaan menyediakan fasilitas kredit kepada agen perjalanan tertentu yang dipandang sebagai wholesalers travel agent. Fasilitas kredit diberikan kepada agen yang dianggap memenuhi syarat untuk diberikan fasilitas kredit dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Proses pemberian dan persetujuan fasilitas kredit dimulai ketika agen perjalanan mengisi aplikasi kredit yang disebut "application for direct billing". Dalam formulir ini, agen perjalanan akan memberikan informasi yang relevan mengenai alamat penagihan dan nomor yang dapat dihubungi. Formulir tersebut kemudian dikirimkan kepada Departemen Manajemen Kredit. Setelah diterima oleh Departemen Manajemen Kredit, manajer kredit akan melakukan pemeriksaan agen perjalanan dengan cara menghubungi referensi kredit; trial cash basis, yaitu peninjauan likuiditas pembayaran agen perjalanan dalam tiga bulan terakhir oleh hotel; mewawancarai setidaknya tiga hotel yang memberikan fasilitas kredit pada agen perjalanan tersebut; dan melihat produktivitas dari agen perjalanan, seberapa banyak tamu yang dapat dibawa oleh agen perjalanan ke hotel.
Setelah dilakukan pemeriksaan atas agen perjalanan tersebut, manajer kredit akan membuat draft atas hasil pemeriksaan kredit dan menentukan keputusan atas pemberian/ penolakan fasilitas kredit. Jumlah pemberian fasilitas kredit yang diberikan didasari oleh penilaian manajemen hotel kepada perusahaan agen perjalanan atas prospek yang akan dihasilkan oleh agen serta rata-rata tarif pemberian kredit yang diberikan hotel lain kepada agen tersebut. Perolehan fasilitas kredit ini kemudian harus disetujui oleh manajer kredit, pengawas keuangan, General Manager, direktur keuangan, dan sales-marketing dalam surat persetujuan. Setelah itu, surat persetujuan tersebut akan dikirimkan ke perusahaan agen perjalanan. Daftar agen yang mendapat fasilitas kredit akan didata dalam
lxiii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
folio agen perjalanan. Setiap bulan, perusahaan akan mengadakan rapat atas kredit dan piutang yang dihadiri oleh manajer kredit, pengawas keuangan, dan direktur keuangan. Oleh karena pengendalian yang dilakukan secara rutin, sejauh ini perusahaan belum pernah mengalami masalah yang signifikan dalam penagihan piutang.
Check-in
Standar waktu check-in hotel adalah pukul 14:00, kecuali terdapat pengecualian. Pada saat tamu datang, front office akan meminta tamu untuk mengisi formulir registrasi (bagi tamu yang belum registrasi) dan meminta kartu kredit tamu serta verifikasi kartu kredit untuk melakukan pembayaran. Pihak Hotel X akan mengenakan biaya jaminan penginapan pada kartu kredit minimal Rp 2,000,000, tergantung pada durasi penginapan, sebagai jaminan apabila terjadi kerusakan atas fasilitas hotel atau pembelian minibar selama penginapan. Untuk tamu yang tidak memiliki kartu kredit, hotel akan meminta setoran tunai untuk deposit dan biaya jaminan. Deposit kas minimum yang harus dibayar tamu adalah tarif satu malam kamar. Setelah proses pembayaran berhasil dilakukan, front office akan memperbarui status tamu menjadi ”in-house” pada sistem OPERA untuk menandakan bahwa tamu telah check-in dan telah menjadi bagian dari pendapatan hotel. Setiap akun piutang akan dicatat pada guest ledger account. Pada akhir hari, apabila terdapat tambahan informasi tamu, front office akan memperbarui informasi tersebut pada bagian additional information di formulir registrasi.
Setiap malam hari, night auditor akan memverifikasi serta mencocokkan data pada sistem MICROS dan OPERA dengan dokumen pendukung seperti bill masing – masing transaksi dan guest folio. Jurnal pendapatan untuk tamu yang menginap di hotel pada hari tersebut adalah:
lxiv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Dr. A/R Guest Ledger
xxx
Cr. Revenue
xxx
Cr. Sevice Charge
xxx
Cr. Pb1
xxx
Selain itu, jurnal uang jaminan tamu dicatat sebagai berikut: Dr. Cash
xxx Cr. Deposit Payable
xxx
Apabila uang jaminan dibayar menggunakan kartu kredit, maka tidak ada jurnal karena tidak terdapat transaksi apapun. Pihak hotel hanya melakukan credit card freeze dan tidak membebankan biaya apapun.
Check-out
Standar waktu check-out hotel adalah pukul 12:00, kecuali terdapat pengecualian. Jurnal untuk tamu yang check-out setiap malam hari akan dicatat sebagai berikut: Dr. A/R City Ledger
xxx
Cr. A/R Guest Ledger
xxx
Pembayaran kamar hotel dapat dilakukan dengan kas atau kartu kredit. A/R City Ledger merupakan akun piutang yang beredar untuk tamu hotel yang sudah check-out, sehingga apabila pembayaran langsung dilakukan dengan kas pada saat check-out, maka jurnal yang dibuat adalah: Dr. Cash
xxx Cr. A/R City Ledger
xxx
Sedangkan, bagi tamu yang membayar kamar menggunakan kartu kredit, jurnal yang dibuat pada saat pelunasan kartu kredit adalah: Dr. Bank
xxx Cr. A/R City Ledger
xxx
Untuk pengembalian uang jaminan, apabila tidak terdapat biaya
lxv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
kerusakan/ pembelian minibar, maka jurnal yang dibuat adalah: Dr. Deposit Payable
xxx
Cr. Cash
xxx
Untuk uang jaminan yang menggunakan kartu kredit, maka kartu kredit tamu akan di unfreeze oleh pihak hotel.
Namun, bila terdapat pembelian minibar maka jurnal yang dibuat adalah: Dr. Deposit Payable
xxx (*)
Cr. Minibar Revenue Dr. COGS
xxx (*)
xxx Cr. Inventory
xxx
Apabila terjadi kerusakan, maka jurnal yang dibuat adalah: Dr. Deposit Payable
xxx (*)
Cr. Other Income Dr. Expense
xxx (*)
xxx
Cr. Inventory
xxx
(*) Sesuai biaya kerusakan/ pembelian minibar Apabila biaya kerusakan/ minibar dibayar menggunakan kartu kredit, maka biaya kerusakan/ minibar akan dibebankan pada kartu kredit tamu, dengan kata lain akan diubah menjadi A/R City Ledger.
Setiap minggu, kasir akan melakukan deposit ke bank. Jurnal yang dibuat adalah: Dr. Bank
xxx Cr. Cash
xxx
4.2.1.2 Pendapatan F&B Harga dan menu F&B ditentukan oleh koki lokal dan manajer F&B. Menu
lxvi Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
tersebut dipilih berdasarkan penjualan tahun berjalan. Manajer F&B dan koki akan mengirimkan 10 item menu penjualan F&B tertinggi kepada cost controller. Untuk penjualan F&B yang rendah, menu akan dihilangkan dan digantikan dengan menu baru.
Koki lokal dan manajer F&B merupakan personil yang bertanggung jawab untuk memperbarui harga/ merubah menu. Peninjauan dan kebijakan perubahan harga/ menu akan dievaluasi oleh cost controller, manajer keuangan, dan manajer F&B. Setelah itu, persetujuan perubahan harga/ menu dilakukan oleh General Manager secara informal/ lisan. Apabila sudah disetujui, manajer F&B akan berkoordinasi dengan manajer IT untuk memperbarui harga/ menu pada sistem MICROS. Harga/ menu yang belum diperbarui akan diberi stiker untuk sementara.
Pendapatan atas food & beverage Hotel X dicatat dalam sistem MICROS (Gambar 4.1). Jurnal pendapatan F&B apabila pembayaran makanan dan minuman dibayar oleh non tamu hotel adalah: Dr. Cash/ Bank (ATM)/ A/R City Ledger (Credit Card)
xxx
Cr. F&B Revenue
xxx
Cr. Sevice Charge
xxx
Cr. Pb1
xxx
Apabila pembayaran dibebankan kepada tamu hotel maka pencatatan pendapatan F&B akan dimasukkan dalam akun tamu.
4.2.1.3 Pendapatan atas Fasilitas Hotel Fasilitas Hotel X terdiri dari beberapa function room, yaitu ruang pertemuan dan ballroom. Ruangan tersebut berfungsi sebagai sarana untuk berbagai aktivitas seperti acara – acara kantor serta pernikahan. Sewaktu pelanggan melakukan deposit pembayaran untuk penggunaan fasilitas hotel, jurnal yang dibuat adalah:
lxvii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Dr. Bank
xxx Cr. Deposit Payable
xxx
Jurnal yang dibuat sewaktu pelayanan telah diberikan adalah: Dr. Deposit Payable
xxx
Cr. Revenue
xxx
Cr. Service Charge
xxx
Cr. Pb1
xxx
4.2.2 Faktur Penjualan & Penyesuaian (Invoicing & Adjustment) Front office mempersiapkan tagihan "proforma invoice" sehari sebelum check-out dan mengirimkannya kepada tamu untuk pengecekan. Hari berikutnya sewaktu tamu check-out, staf front office akan mencetak tagihan kembali atau "confirmation letter booking” untuk pemeriksaan ulang oleh tamu. Apabila tagihan tersebut benar, tamu menyelesaikan pembayarannya baik secara tunai maupun kredit dan menandatangani tagihan tersebut yang menyatakan persetujuan pembayaran. Bagi tamu yang melakukan pembayaran melalui agen, staf piutang akan mempersiapkan faktur berdasarkan guest folio/ master bill. Faktur dikirimkan kepada financial controller untuk ditinjau dan disetujui. Apabila financial controller telah menandatangani faktur tersebut, staf bagian piutang akan mengirimkan faktur tersebut ke agen perjalan terkait.
Apabila terdapat kesalahan dalam pemfakturan, staf piutang akan memeriksa penyebab kesalahan tersebut. Biasanya mereka akan menghubungi staf front office atau memeriksa kontrak dengan agen perjalanan. Kemudian, staf piutang akan membuat faktur baru dan melakukan penyesuaian. Penyesuaian tersebut harus disetujui oleh manajer kredit. Setelah penyesuaian disetujui, faktur tersebut akan dikirimkan ke agen perjalanan/ tamu.
lxviii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
4.2.2
Pengelolaan Kas, Kredit, dan Piutang
Setiap akhir shift, staf front office dan staf departemen pendapatan lainnya akan mempersiapkan dokumen pendukung dari transaksi kas, kredit, dan piutang dengan penjelasan sebagai berikut:
Transaksi Kas
Untuk transaksi yang dibayar secara kas, staf dari setiap departemen akan mempersiapkan remittance envelope. Remittance envelope berisi kas yang diterima dari setiap departemen. Pada bagian depan remittance envelope, terdapat spesifikasi uang yang diterima, seperti mata uang dan jumlah nominal. Setelah itu, remittance envelope akan dimasukkan kedalam kotak penyimpanan/ drop box disaksikan oleh seorang saksi mata yang bertindak sebagai pengawas. Keesokan paginya, general cashier akan mengambil remmittance envelope dari kotak penyimpanan/ drop box dan mempersiapkan general cashier report. Setelah itu, general cashier report dikirimkan ke income audit untuk diperiksa keakuratannya. Income auditor merekonsiliasi pencatatan penerimaan kas yang berasal dari tamu hotel, non tamu hotel, dan collection dengan uang fisiknya yang terdapat dalam remmitance envelope. Setelah diperiksa, junior accountant dan asisten direktur keuangan akan meninjau laporan tersebut. Apabila terdapat disperansi, kasir akan mengivestigasi perbedaan tersebut ke pihak terkait. Apabila catatan pada laporan sudah benar, income audit akan membuat jurnal pendapatan pada general ledger. Setiap minggu, general cashier akan melakukan deposit kepada bank.
Transaksi Kartu Kredit
Untuk transaksi yang dilakukan menggunakan kartu kredit, income audit akan menyatukan seluruh dokumen pendukung seperti faktur dan bukti transaksi kartu kredit untuk selanjutnya dikirimkan kepada night audit. Pada malam hari, night audit akan mencocokkan transaksi kartu kredit berdasarkan dokumen pendukung, faktur beserta bukti transaksi kartu kredit, dengan data
lxix Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
pada sistem OPERA dan MICROS. Keesokan paginya, dokumen pendukung akan dikirimkan kepada income audit untuk direkonsiliasi. Selanjutnya, rekonsiliasi akan diverifikasi oleh manajer kredit. Apabila terdapat disperansi, akan dilakukan tindakan investigasi atas perbedaan tersebut.
Piutang
Untuk mengetahui jumlah piutang yang beredar, perusahaan memeriksa updated bank statements setiap hari. Setelah itu, AR accountant akan membandingkan jumlah dana yang telah ditransfer pembayar pada bank statement dengan jumlah slip remittance yang diterima dari pembayar. Apabila jumlahnya sesuai, perusahaan akan memperbarui piutang yang beredar dan mencatat transaksi pada buku.
Asisten departemen keuangan akan menghitung provisi untuk bad debt expense setiap bulan. Hotel X mempunyai regulasi terkait provisi bad dept expenses (BDE) berdasarkan "Hotel Accounting & Operating Manual Policies & Procedures for Accounts Receivables", yaitu: -
Persentase yang dapat diterima umumnya direkomendasikan antara
3% -5% dari rata – rata tahunan saldo city ledger berdasarkan riwayat akun (tidak termasuk uang muka, sertifikat hadiah, serta kemungkinan piutang tak tertagih yang diidentifikasi dan masih harus dibayar). -
Cadangan untuk setiap kemungkinan piutang tak tertagih diidentifikasi
oleh direktur keuangan selama peninjauan A/R Aging. 4.2.3 Pengakuan Pendapatan dan Cut-off
Night audit mencocokkan data pada summary report dengan dokumen pendukung terkait
lxx Income audit memeriksa kelengkapan Audit atas ..., validitas Puti Alaiapendapatan M Djamaluddin, FE UI, 2013 dan
Universitas Indonesia
Night audit mengirimkan rekapitulasi hasil night audit dan dokumen terkait ke income audit
Income audit membuat jurnal pendapatan pada sistem ISCALA
Income audit supervisor mencetak laporan pendapatan harian General Manager meninjau dan menyetujui laporan pendapatan harian
Gambar 4.3 Bagan Pengakuan Pendapatan dan Cut-Off Setiap malam hari, night audit melakukan pemeriksaan terhadap hasil seluruh pendapatan pada hari tersebut dengan cara mencocokkan data yang tercatat pada summary report di MICROS, OPERA, ke dokumen pendukung terkait seperti guest folio, bill/receipt from outlets, dan manual restaurant & cashier. Keesokan paginya, rekapitulasi hasil dari night auditor beserta dokumen pendukung terkait akan dikirimkan kepada income audit. Income audit bertanggung jawab untuk memeriksa kelengkapan dan validitas pendapatan dengan cara memverifikasi bahwa pendapatan dari departemen kamar, F&B, dan departemen lainnya dengan rekapitulasi hasil dari night auditor telah
lxxi Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
benar. Apabila sudah benar, maka income audit akan membuat jurnal – jurnal atas pendapatan tersebut pada ISCALA dan mencetak daily revenue report/ laporan pendapatan harian. Laporan pendapatan harian kemudian ditinjau oleh General Manager untuk persetujuan. Laporan pendapatan harian yang telah disetujui akan didistribusikan kepada seluruh kepala departemen untuk keperluan masing-masing. 4.2.4 Memelihara Master File Pelanggan Master file pelanggan mempunyai 2 jenis database, yaitu tamu individu (walk-in) dan agen perjalanan. Master file pelanggan disimpan dalam sistem OPERA berupa guest history. Seluruh tambahan dan pengurangan informasi pelanggan dilakukan di bawah naungan Departemen Reservasi. Seringkali, penambahan dan pengurangan data master file pelanggan dilakukan oleh staf reservasi. Selama reservasi kamar, apabila data agen tidak terdapat dalam database, reservasinya tidak dapat diproses dan folio tamu baru harus dibuat. Tidak ada proses peninjauan ulang dan persetujuan untuk penambahan atau pengurangan dari master data pelanggan. Tidak terdapat formulir formal yang digunakan untuk membuat perubahan atau penambahan dalam data pelanggan baru. Perubahan pada master data pelanggan dapat diakses secara bebas oleh petugas reservasi.
Jika ingin melakukan perubahan status agen perjalan yang berdampak terhadap fasilitas kredit, dibutuhkan credit billing yang telah diisi oleh AR manager dan disetujui oleh General Manager serta financial controller. Setelah itu, manajer kredit akan melakukan perubahan status fasilitas kredit agen perjalanan.
4.3 Proses Audit Hotel Proses audit hotel terdiri dari empat tahap, yaitu:
lxxii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Melakukan perencanaan dan perancangan pendekatan audit
Melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi
Melakukan prosedur analitis, sales cut-off testing, dan detil saldo
Menyelesaikan audit dan mengeluarkan laporan audit
4.3.1 Perencanaan dan Perancangan Pendekatan Audit Terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan pada tahap perencanaan dan perancangan pendekatan audit, yaitu: a.
Perjanjian Kerjasama antara KAP dan Klien
Pada tahap permulaan sebelum kegiatan audit dilakukan, dibuat perjanjian kerjasama pada planning meetings antara KAP dan klien agar job duties yang diberikan oleh KAP kepada klien jelas. Dalam proses pembuatan perjanjian kerjasama tersebut, pihak KAP akan bertemu dengan pihak hotel serta internal auditor-nya (apabila ada) untuk melakukan analisa risiko dari ikatan kerjasama kedua belah pihak. Contoh analisa risiko yang dilakukan adalah wawancara atas fraud (fraud inquiries) kepada manajemen hotel dan background check/ first pass. Setelah dilakukan fraud inquiries dan background check/ first pass, tim dari KAP yang menangani klien tersebut akan melakukan engagement team discussion on fraud and error untuk menetapkan elemen dari laporan keuangan yang berpotensi memiliki material misstatements dikarenakan fraud, menganalisa bagaimana fraud tersebut dilakukan, dan menjelaskan bagaimana respon audit dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan elemen tersebut. Apabila seluruh proses sudah dilakukan dan kerjasama dengan klien dinilai tidak memiliki risiko yang tinggi, maka perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak akan ditandatangani oleh partner KAP dan General Manager (GM) Hotel.
Analisa risiko ikatan kerjasama kedua belah pihak tersebut mencakup pemahaman entitas bisnis dan lingkungan industri klien, karakteristik
lxxiii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
manajemen dan integritas, organisasi dan struktur manajemen, sifat bisnis, lingkungan bisnis, hasil finansial, relasi bisnis dan pihak terkait, pengalaman dan pengetahuan terdahulu, dan risiko kesalahan. Dari analisa risiko tersebut, tidak terdapat isu/ temuan yang tidak biasa/ abnormal.
b.
Memahami Lingkungan Industri Klien dan Entitas Bisnis
Untuk memahami lingkungan industri klien, maka dilakukan analisis terhadap lingkungan industri yang mencakup tren dan kondisi Indonesia dan tren daerah setempat dengan penjelasan sebagai berikut:
Tren dan Kondisi Indonesia
Pada tahun 2012, pemerintah terus menargetkan pertumbuhan yang kuat untuk kedatangan wisatawan, dengan target pertumbuhan sebesar 9%. Total kedatangan turis pada tahun 2012 sebesar 7,63 juta. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pemerintah untuk menarik turis sebesar 7,3 juta sampai dengan 7,7 juta. Kekuatan terhadap jumlah pendatang menandakan Indonesia sebagai salah satu negara pariwisata yang memiliki potensial untuk menarik banyak turis. Menurut informasi dari Badan Pusat Satistik (BPS) Negara tahun 2012, tingkat hunian hotel juga bertambah dengan rata – rata tahunan sebesar 50,6%. Pengeluaran wisatawan untuk tahun 2012 juga mengalami kenaikan sebesar 20,7% dengan total pengeluaran sebesar USD 7,6 triliun. Setelah dua tahun pertumbuhan yang kuat di tahun 2010 dan 2011, pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan kedatangan wisatawan sebesar 8,72 juta pada akhir 2015.
Tren dan Kondisi Daerah Setempat
Kawasan Bali merupakan daerah setempat Hotel X. Seperti yang diprediksi oleh stakeholders atas peningkatan jumlah kedatangan turis dan peningkatan investasi pada industri perhotelan, Bali terus mengalami pertumbuhan dibandingkan tahun – tahun sebelumnya. Bali Tourism Board berharap kedatangan turis meningkat pada tahun – tahun berikutnya. lxxiv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Menurut sebuah kelompok industri, pariwisata Bali mulai menerapkan fokus untuk pasar yang berbeda di tengah bencana seperti krisis keuangan global dan bencana alam di Jepang. Diversifikasi tersebut akan membuat pariwisata Bali lebih kokoh dalam menghadapi kemerosotan dalam satu atau dua negara target pasar.
Selain memahami lingkungan industri klien, perlu dilakukan pemahaman terhadap entitas bisnis klien agar auditor mendapat gambaran umum mengenai perusahaan klien yang akan diaudit. Seperti yang sudah dijelaskan pada bab 3, pemahaman terhadap entitas bisnis secara garis besar mencakup operasi bisnis, struktur organisasi, pihak terkait, pembiayaan, tujuan dan strategi, hukum dan regulasi, dasar penyusunan laporan keuangan, transaksi dalam saldo mata uang asing, dan pengakuan pendapatan Hotel X.
Dengan memahami lingkungan industri klien dan entitas bisnis, auditor dapat menentukan dan meninjau risiko atas transaksi keuangan, saldo akun, pengungkapan laporan keuangan, serta audit strategi yang digunakan untuk menghadapi risiko tersebut. Berdasarkan hasil analisis terhadap pemahaman tersebut, tidak terdapat risiko audit yang signifikan. c.
Memahami pengendalian internal proses bisnis dan menetapkan
risiko pengendalian (control risk) Dalam dunia bisnis, pendapatan merupakan salah satu akun yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan operasi perusahaan. Pendapatan pada umumnya bernilai signifikan karena akun ini memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menjalankan aktivitas perusahaan dan menjadi basis evaluasi atas berbagai macam item, seperti bonus dan kinerja. Oleh karena itu, auditor menetapkan presume risk untuk akun pendapatan. Secara umum risiko dalam bisnis hotel relatif sama, kecuali terdapat risiko tambahan dari analisa
lxxv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
pengendalian yang diterapkan hotel tersebut. Prosedur yang diterapkan KAP Deloitte dalam memahami risiko hotel berawal dari risiko – risiko yang mungkin terjadi, kemudian dilakukan evaluasi cara hotel mengatasi risiko tersebut. Berdasarkan narasi siklus pendapatan Hotel X, terdapat berbagai macam risiko signifikan yang dapat timbul terkait dengan pendapatan hotel (Tabel 4.1).
d.
Menetapkan Materialitas
Materialitas yang digunakan adalah 1,7% dari keseluruhan total pendapatan hotel. Angka tersebut merupakan professional judgment auditor terhadap klien.
4.3.2 Melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi Auditor harus merancang prosedur pengendalian dan substantif untuk mengatasi risiko yang teridentifikasi terkait setiap pernyataan relevan untuk saldo akun, kelas transaksi, atau pengungkapan. Prosedur substantif tersebut harus bergantung pada (1) risiko yang signifikan telah diidentifikasi dan (2) kontrol
Hotel
X
dapat
diandalkan.
Auditor
melakukan
design
&
implementation testing (D&I Testing) untuk menguji pengendalian dan journal entry testing (JET Testing) untuk menguji substantif transaksi.
a.
Design & Implementation Testing (D&I Testing)
Design & implementation testing (D&I Testing) merupakan prosedur pengujian pengendalian untuk mengevaluasi efektivitas desain dan implementasi pengendalian internal. Auditor mengevaluasi untuk memastikan bahwa pengendalian telah dirancang dan diterapkan dengan benar. D&I Testing dapat dilihat dalam Tabel 4.2.
lxxvi Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Tabel 4.1 Risiko Pengendalian Hotel X
lxxvii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Material account balance, class of transaction or disclosure
Risks Identified
Risk of material misstatement due to fraud?
Classification of risk
Relevant assertion(s)
Berdasarkan audit approach manual, auditor harus mengaggap bahwa terdapat specific risk atas salah saji material karena fraud yang berhubungan dengan pengakuan pendapatan: # Risiko 1 Pada operasi hotel:
No
Terdapat risiko bahwa pencatatan pendapatan kamar hotel dicatat pada periode yang tidak sesuai, dimana seharusnya pengakuan Pendapatan pendapatannya dicatat berdasarkan room occupancy aktual.
Significant Cut Off risk
Accuracy Occurrence Classification
Selain itu, ada risiko pendapatan diakui sebelum ada transfer kepemilikian atau penerimaan manfaat, dimana seharusnya pendapatan diakui sewaktu barang diterima atau jasa telah diberikan kepada pelanggan.
Material account balance, class of transaction or disclosure
Risks Identified
Completeness
Timing Posting & Summarization
Risk of material misstatement due to fraud?
Classification of risk
Relevant assertion(s)
# Risiko 2 Salahlxxviii saji akun pendapatan yang diebabkan oleh:
Yes
Significant Cut Off
Audit atas ..., Puti Alaiapada M Djamaluddin, FE UI, 2013 risk - Pencatatan pendapatan periode yang tidak tepat (contoh: pendapatan akhir tahun tidak
Universitas Indonesia
Completeness
b.
Journal Entry Testing
Dalam mengaudit entitas yang memiliki beberapa lokasi atau komponen, pertimbangan perlu diberikan dengan memilih jurnal dari berbagai komponen untuk membantu auditor dalam memastikan pengendalian yang baik dan menghindari risiko salah saji material akibat fraud. Pemilihan jurnal dilakukan dengan cara memperoleh populasi jurnal (data) dan merekonsiliasikan ke neraca saldo/ trial balance. Kemudian, dilakukan pengujian random pada klas spesifik dari jurnal dan penyesuaian lainnya. Jurnal yang diuji terkait akun pendapatan, yaitu:
Daily Room Revenue
Dr. Cash Clearing Account – Guest Ledger
xxx
Cr. Room Revenue – Permanent
xxx
Service Charge Allocation
Dr. Service Charge Expense
xxx
Cr. A/P Service Charge
xxx
Travel Agent Commission Overseas – WTP
Dr. TA Commission: Agency
xxx
Cr. ACC TA Commission
xxx
Tabel 4.2 Design & Implementation (D&I) Testing
Control Activity
Description of procedures planned to evaluate Design and determine Implementation of controls and procedures planned for interim, rollforward, and period-end
# Risiko 1: Operasi hotel
D&I Testing
Control:
Design:
Evaluation of D&I
lxxix Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Pendapatan dicatat berdasarkan night audit report (daily revenue report) yang sudah cocok/ sesuai dengan dokumen. Setelah merekonsiliasi report dengan summary persistem, laporan akan ditinjau oleh asisten departemen keuangan. Setelah itu, staf pendapatan akan mencatat jurnal pendapatan.
1. Mereview kebijakan pengakuan pendapatan apakah sudah sesuai dengan kebijakan PSAK. 2. Mewawancarai pihak manajemen apakah ada transaksi yang tidak biasa sehubungan dengan pengakuan pendapatan sepanjang tahun periode berjalan. 3. Memahami prosedur cutoff pendapatan dan memperoleh serta memeriksa dokumen – dokumen yang memadai sebelum dan sesudah 31 Desember 2012.
Effective
4. Memperoleh 1 sampel dari night audit # Risiko 2: Salah saji akun report, kemudian memastikan bahwa nilainya sudah tercatat secara akurat dan pendapatan dicatat pada periode yang tepat pada general ledger. Control: Barang atau jasa yang 5. Memperoleh 1 sampel dari guest bill/ diberikan sebelum atau sesudah periode akuntansi guest folio yang ditandatangani oleh direkonsiliasi/ diteliti untuk pelanggan dan memastikan bahwa guest memastikan pencatatan yang bill/ guest folio tersebut sudah tercatat lengkap dan konsisten pada secara benar. periode akuntansi yang Implementation Testing: seharusnya, termasuk Auditor memeriksa daily revenue report pemeliharaan dan pencatatan bertanggalkan 24 Agustus 2012 dengan faktur terkait. general ledger pada pendapatan kamar untuk tanggal yang sama dan dapat dipastikan bahwa jumlah yang tercatat sudah sesuai.
Control Activity
Description of procedures planned to evaluate Design and determine Implementation of controls and procedures planned for interim, rollforward, and period-end
Evaluation of D&I
Faktur disetujui berdasarkan Auditor memperoleh detil kamar hotel dan perbandingan untuk sumber memilih 1 sampel dari guest folio no.
lxxx Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
dokumen harga pemesanan dan pengiriman atau slip pemesanan/ pembayaran yang ditandatangani oleh tamu. Pendapatan dicatat berdasarkan night audit report/ income audit yang telah cocok/ sesui dengan housekeeping report.
124961 atas nama Ms. Denise Lai dan dapat dipastikan bahwa jumlah yang pada kedua dokumen tersebut sudah sesuai/ cocok. Guest folio telah ditandatangani oleh tamu sewaktu check-out dan pembayaran dilakukan melalui Visa.
Resort Center Payable
Dr. Activity Fees
xxx
Dr. Service Charge
xxx
Dr. Recreation Sales Tax
xxx
Cr. Payable Resort Center
xxx
Allocation Provision from Banguet
Dr. Other Income 1 Revenue
xxx
Dr. Food: Type 1
xxx
Dr. F&B Service Charge
xxx
Dr. VAT Output – F&B
xxx
Cr. A/P Third Party Pay – Misc. 1
xxx
Group Room Revenue
Dr. Accom: Transient
xxx
Cr. Accom: Group
xxx
Provision for Gold Passport Fund
Dr. GP Commission Rooms
xxx
Dr. GP Commission F&B
xxx
Cr. ACC GP Commission
xxx
lxxxi Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
4.3.3 Melakukan Prosedur Analitis, Sales Cut-Off Testing, dan Detil Saldo Auditor melakukan pemilihan sampel secara sistematis. Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diuji. Setelah auditor memilih sampel, dilakukan beberapa pengujian, yaitu prosedur analitis, sales cut-off testing, dan detil saldo. a.
Melakukan Pemilihan Sampel
KAP melakukan pemilihan sampel dengan metode monetary unit sampling. MUS merupakan metode pemilihan sampel secara sistematis. Digunakan metodologi khusus (classified) untuk memilih jumlah sampel. Setelah mengetahui jumlah sampel yang akan diuji, auditor menghitung interval untuk pemilihan sampel dengan cara membagi jumlah populasi terhadap jumlah sampel. Hasil dari pembagian tersebut akan diproses secara otomatis menggunakan metode MUS untuk memperoleh sampel yang akan diuji. b.
Prosedur Analitis
Prosedur analitis merupakan bagian dari pengujian substantif. Auditor melakukan prosedur analitis pada Hotel X untuk melihat perbandingan hasil nilai dari analisa pendapatan dengan nilai pendapatan buku. Prosedur analitis terdiri dari rasio, dibandingkan dengan angka dan anggaran tahun lalu yang bertujuan untuk melihat kewajaran atas nilai pendapatan. Jika semuanya terlihat wajar, maka hal tersebut merupakan bukti bahwa laporan keuangan tidak mengandung salah saji material. Terdapat dua prosedur analitis yang dilakukan terkait pengujian substantif pendapatan hotel, yaitu kamar dan biaya pelayanan dengan penjelasan sebagai berikut:
Kamar
Langkah auditor dalam melakukan prosedur analitis kamar adalah: -
Memperoleh monthly operating statement dari asisten departemen keuangan.
-
Menghitung estimasi atas saldo akun pendapatan kamar dengan
lxxxii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
formula berikut: Expected balance = Room available per month x Monthly occupancy rate x Average room rate -
Membandingkan angka dari estimasi saldo dan saldo buku.
-
Menetapkan batas perbedaan angka (threshold) antara estimasi saldo dan saldo buku dengan cara menghitung 45% dari nilai materialitas. Perhitungan tersebut merupakan professional judgment auditor terhadap klien. Apabila perbedaan angka tersebut melebihi batas perbedaan (threshold), maka perbedaan tersebut dianggap signifikan.
-
Menginvestigasi pihak terkait apabila terdapat perbedaan angka yang signifikan antara estimasi saldo dengan saldo buku.
Tabel 4.3 Prosedur Analitis Kamar Room Available Per Month
Occupancy Rate
Jan
11,873
84.97%
1,000,000
10,088,488,100
Feb
11,107
76.53%
904,846
7,691,360,297
Mar
11,873
77.82%
910,900
8,416,323,038
Apr
11,490
79.35%
961,398
8,765,368,406
May
11,873
77.88%
949,566
8,780,344,715
Jun
11,490
83.15%
1,011,597
9,664,731,984
Jul
11,873
87.88%
1,179,659
12,308,553,041
Aug
11,873
86.82%
1,279,852
13,192,714,416
Sep
11,490
79.90%
1,136,157
10,430,504,372
Oct
11,873
83.90%
1,035,527
10,315,349,419
Nov
11,330
74.13%
979,816
8,229,474,584
Month
Average room rate
Expected Room Revenue
lxxxiii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Dec
11,873
63.61%
1,140,429
Total estimasi saldo
8,612,993,428 116,496,205,801
Year End Testing Estimasi saldo
116,496,205,801
Saldo buku (Lampiran 1)
(117,465,651,618 )
Perbedaan
(969,445,817)
Threshold (45% x 2,160,000,000)
972,000,000
Berdasarkan hasil prosedur analitis kamar, perbedaan angka antara estimasi saldo dan saldo buku lebih kecil dari batas perbedaan angka (threshold). Dengan demikian, perbedaan tersebut dinyatakan tidak signifikan.
Biaya Pelayanan
Langkah auditor dalam melakukan prosedur analitis biaya pelayanan adalah: -
Melakukan prosedur analitis untuk menguji pencatatan service charge oleh perusahaan.
-
Membangun estimasi atas saldo akun biaya pelayanan dengan formula berikut: Expected balance = 10% x Total revenue which charged for service charge Catatan: 10% merupakan persentase biaya pelayanan
-
Membandingkan angka dari estimasi saldo dan saldo buku.
-
Menetapkan batas perbedaan angka (threshold) antara estimasi saldo dan saldo buku dengan cara menghitung 45% dari nilai materialitas. Perhitungan tersebut merupakan professional judgment auditor
lxxxiv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
terhadap klien. Apabila perbedaan angka tersebut melebihi batas perbedaan (threshold), maka perbedaan tersebut dianggap signifikan. -
Menginvestigasi pihak terkait apabila terdapat perbedaan angka yang signifikan antara estimasi saldo dengan saldo buku.
Tabel 4.4 Prosedur Analitis Biaya Pelayanan Year End Testing Revenue which charged for service charge: Room Revenue
(106,786,956,016)
F&B Revenue
(40,199,194,826)
Telephone Revenue
(253,182,036)
Business Centre Revenue HS Revenue
(87,239,609) (5,178,496,901)
Laundry Revenue
(456,699,530)
OOD Revenue
(602,084,353) TOTAL
Persentase Biaya Pelayanan
(153,563,853,271)
10%
Estimasi saldo (10% x 153,563,853,271)
(15,356,385,327)
Saldo buku
(15,357,467,766)
Perbedaan
1,082,439
Threshold
972,000,000
Berdasarkan hasil prosedur analitis biaya pelayanan, perbedaan angka
lxxxv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
antara estimasi saldo dan saldo buku lebih kecil dari batas perbedaan angka (threshold). Dengan demikian, perbedaan tersebut dinyatakan tidak signifikan.
c.
Sales Cut Off Testing
Auditor melakukan sales cut-off testing untuk memastikan bahwa pengakuan pendapatan dicatat pada periode yang benar. Langkah auditor dalam melakukan sales cut off testing adalah: - Melakukan pengujian cut-off dengan memilih sampel akun penjualan menggunakan random sampling untuk dua hari sebelum dan sesudah November 30, 2012 (hardclose) dan Desember 31, 2012 (year end). - Memeriksa detil – detil dokumen seperti guest ledger/ bill detail, guest folio, payment bill, daily revenue report, room reconciliation from front office, dan housekeeping report untuk memastikan bahwa pendapatan telah dicatat pada periode yang benar. - Membangun kesimpulan berdasarkan prosedur yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil sales cut-off testing, pendapatan telah dicatat pada periode yang benar. d.
Pengujian Detil Saldo (Test of Detail)
Pengujian detil saldo (test of detail) juga merupakan bagian dari pengujian substantif dengan menggunakan sampel seperti pada pengujian pengendalian. Namun, pengujian pengendalian hanya bertujuan untuk menilai efektivitas pengendalian, sedangkan pada saat tes detil atas saldo, selain bertujuan untuk menilai efektivitas pengendalian, juga bertujuan untuk menilai kebenaran angka/ unit moneternya. Aktivitas pengujian saldo detail yang diperiksa, yaitu pendapatan kamar, F&B, departemen lainnya, agen perjalanan, dan rebate dengan penjelasan sebagai berikut:
Test of Detail Pendapatan Kamar, F&B, dan Departemen Lainnya
lxxxvi Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Auditor melakukan test of detail pendapatan kamar, F&B, dan departemen lainnya untuk menilai kebenaran pencatatan angka/ unit moneternya. Langkah auditor dalam melakukan pengujian tersebut adalah: -
Memperoleh detil pendapatan untuk Jan – Des 2012.
-
Memilih sampel menggunakan MUS.
-
Memastikan bahwa total revenue per daily income audit report sudah sesuai dengan nilai yang tercatat pada daily general ledger.
-
Memastikan bahwa rooms occupied per front desk sudah sesuai dengan housekeeping report.
-
Memastikan nilai pendapatan dari guest folio sudah sesuai dengan tagihan faktur untuk agen perjalanan/ perusahaan kartu kredit.
-
Melacak penerimaan kas pada cashier report dan cash receipts journal.
Berdasarkan hasil test of detail, pencatatan pendapatan kamar, F&B, dan departemen lainnya sudah disajikan secara wajar.
Test of Detail Agen Perjalanan
Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa tarif pada faktur yang ditagih ke agen perjalanan sudah sesuai dengan tarif yang terdapat pada kontrak agen perjalanan. Test of detail agen perjalanan dilakukan dengan cara memperoleh lima sampel menggunakan professional judgement dari guest folio dan kontrak agen perjalanan. Berdasarkan hasil test of detail, tarif pada faktur yang ditagih ke agen perjalanan sudah sesuai dengan tarif yang terdapat pada kontrak agen perjalanan.
Test of Detail Rebate
Test of detail rebate dilakukan untuk menguji kebenaran angka/ unit moneter penyesuaian pendapatan. Penyesuaian disebabkan karena berbagai hal, yaitu kesalahan pencatatan tanggal, pencatatan ganda, kesalahan
pencatatan
nilai,
kerugian,
dan
kesalahan
klasifikasi
lxxxvii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
pendapatan. Langkah auditor dalam melakukan pengujian tersebut adalah: -
Memperoleh sampel penyesuaian pada akun pendapatan.
-
Memeriksa sebab dari penyesuaian pendapatan. Penyesuaian tersebut dapat disebabkan karena adanya overcharges, disputed charges, atau perubahan rate.
-
Meninjau dokumen pendukung terkait penyesuaian pendapatan dengan cara melacak transaksi pada guest folio dan general ledger.
Ketika terdapat penyesuaian, maka jurnal yang dibuat adalah: Dr. Revenue
xxx
Dr. Pb1
xxx
Dr. Service charge
xxx
Cr. City Ledger
xxx
Pada departemen kamar, penyesuaian disebabkan oleh: -
Kesalahan pencatatan tanggal reservasi kamar hotel. Hal tersebut tidak mengakibatkan overstated/ understated pada akun pendapatan.
-
Perhitungan ganda reservasi kamar hotel. Hal tersebut mengakibatkan pencatatan pendapatan menjadi overstated.
-
Kesalahan pencatatan nilai pendapatan yang disebabkan oleh sistem reservasi.
Kamar
yang
seharusnya
diberikan
seharga
USD
75/kamar/malam dicatat seharga USD 90/kamar/malam. Hal tersebut mengakibatkan pencatatan pendapatan menjadi overstated. -
Kesalahan pencatatan nilai pendapatan karena tidak memasukkan diskon agen perjalanan yang memesan kamar lebih awal dari bookdate. Hal tersebut mengakibatkan pencatatan pendapatan menjadi overstated.
-
Kesalahan pencatatan nilai pendapatan karena makan pagi yang seharusnya sudah termasuk dalam tarif kamar dibebankan lagi kepada
lxxxviii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
tamu. Hal tersebut mengakibatkan pencatatan pendapatan menjadi overstated. -
Kesalahan pencatatan nilai pendapatan karena tamu yang menginap dibebankan biaya inap yang lebih lama dari seharusnya. Hal tersebut mengakibatkan pencatatan pendapatan menjadi overstated.
Pada departemen F&B, penyesuaian disebabkan oleh: -
Kerugian paket malam, sehingga pendapatan diakui lebih sedikit dari yang seharusnya. Hal tersebut mengakibatkan pencatatan pendapatan menjadi understated.
-
Reklasifikasi makanan ke minuman. Hal tersebut tidak mengakibatkan overstated/ understated pada akun pendapatan. Secara total akun pendapatan sama, tetapi klasifikasinya salah.
-
Pencatatan pendapatan yang seharusnya dicatat dengan 20% diskon dicatat dengan harga normal. Hal tersebut mengakibatkan pencatatan pendapatan menjadi overstated.
Pada departemen lainnya (massage), terdapat penyesuaian yang disebabkan oleh kesalahan pencatatan tanggal. Hal tersebut tidak mengakibatkan overstated/ understated pada akun pendapatan.
4.3.4
Menyelesaikan audit dan mengeluarkan laporan audit
Tes tambahan dan bukti akhir dikumpulkan jika diperlukan untuk presentasi dan pemaparan dalam laporan keuangan. Berdasarkan salah catat yang didapatkan dari prosedur audit, jurnal pembetulan akan dibuat dan dipresentasikan kepada pihak manajemen.
Jurnal – jurnal pembetulan akan didiskusikan dengan manajemen. Manajemen dapat memilih untuk menerima atau menolak jurnal pembetulan. Akan tetapi, manajemen
lxxxix Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
dapat menolak jurnal pembetulan yang disarankan oleh auditor jika mereka dapat memberikan alasan yang kuat bahwa pencatatan yang dilakukan sudah benar.
Setelah jurnal penyesuaian disetujui, klien akan mencatat jurnal penyesuaian tersebut. Kemudian, KAP akan memberikan opini atas laporan keuangan klien berdasarkan temuan – temuan yang terjadi selama proses audit. Opini yang diberikan untuk laporan keuangan untuk periode tersebut adalah wajar tanpa pengecualian atau unqualified opinion.
xc Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Pelaksanaan audit untuk pendapatan dilakukan untuk memastikan bahwa pendapatan dicatat dengan nilai yang wajar dan pencatatannya telah memenuhi ketentuan – ketentuan PSAK Nomor 23 (Revisi 2010).
Hotel X menerapkan beberapa aspek pengendalian terhadap sistem pendapatannya. Namun, terdapat beberapa kelemahan yang menjadi pertimbangan auditor. Secara keseluruhan, kelemahan tersebut dapat diatasi dan tidak mempengaruhi hasil audit.
Siklus pendapatan Hotel X terdiri dari lima tahap, yaitu pengelolaan dan proses pemesanan; faktur penjualan dan penyesuaian; pengelolaan kas, kredit, dan piutang; pengakuan pendapatan dan cut-off; dan pemeliharaan master-file pelanggan. Secara keseluruhan, prosedur pencatatan pendapatan sudah benar dan pengakuan pendapatan sudah memenuhi ketentuan – ketentuan PSAK Nomor 23 (Revisi 2010).
Proses audit dimulai dari merencanakan dan merancang pendekatan audit. Setelah itu, auditor melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi. Selain itu, auditor juga melakukan prosedur analitis, sales cut-off testing, dan detil saldo. Setelah seluruh pengujian dilakukan, maka auditor akan menyelesaikan audit dan mengeluarkan laporan audit.
xci Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Audit atas pendapatan dilaksanakan dengan memeriksa dokumen pendukung untuk melihat kewajaran pencatatan atas pendapatan. Terdapat beberapa kesalahan pencatatan dan klasifikasi akun pendapatan. Namun manajemen Hotel X sudah melakukan koreksi terhadap kesalahan tersebut. Tidak ditemukan adanya hal yang menyimpang dan ketidakwajaran dalam audit atas pendapatan. Dalam penyelesaian audit, KAP memberi opini unqualified atau wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan Hotel X.
5.2 Saran Saran untuk Hotel X, yaitu: -
Sebaiknya akses pencetakkan laporan pendapatan harian dapat dilakukan oleh
seluruh staf income audit, sehingga memudahkan proses pelaporan pendapatan apabila income audit supervisor tidak di tempat. Namun laporan tersebut harus diotorisasi oleh income audit supervisor. -
Perlu dibentuk akun diskon untuk mencatat berapa nominal diskon yang
diberikan untuk tahun berjalan. Selain itu, akun ini berfungsi untuk menghitung pendapatan bersih dan memisahkan akun pendapatan dengan diskon yang diberikan. -
Sebaiknya Hotel X memberikan training/ pelatihan lebih untuk karyawan,
agar lebih teliti dalam melakukan pencatatan. -
Pencatatan atas penerimaan dan pembayaran service charge perlu
diungkapkan dalam laporan keuangan. Hal tersebut dikarenakan service charge merupakan pendapatan dan beban perusahaan, meskipun pada akhirnya saldo yang dihasilkan adalah nihil. -
Masalah ini merupakan masalah yang umum terjadi dalam audit, yaitu
mendapatkan dokumen pendukung untuk audit membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebaikanya Hotel X menyiapkan dokumen untuk audit lebih cepat. Hal ini membuat audit berlangsung lebih lama, sehingga laporan keuangan yang
xcii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
diterbitkan mendekati batas tanggal konsolidasi dengan perusahaan induk dan batas pelaporan BAPEPAM.
DAFTAR REFERENSI
Arens, Alvin A(2009). Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach – An Indonesian Adaption. Singapore: Pearson Education South Asia Darminto (2005). Industri Perhotelan. Surabaya: PT Erlangga Pustaka Ernest B. Horwath, Louis Toth, John D. Lesure (2007). Hotel Accounting 4th Edition. Florida: John Wiley & Sons. Ikatan Akuntan Indonesia (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 23 Revisi 2010: Pendapatan. Jakarta: IAI Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D. (2011). Intermediate Accounting Volume 1 IFRS edition. New Jersey: John Wiley & Sons. Lawrence, Norman (2006). Hotel Accounts and their Audit. London: The Institute of Chartered Accountants England and Wales, p. 30
xciii Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia
Smith J. Winston (2009). Travel Statistics. Georgia: Immigration & Nationality Services
xciv Audit atas ..., Puti Alaia M Djamaluddin, FE UI, 2013
Universitas Indonesia