KAJIAN POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN GENDER GAPOKTAN PUAP DI KOTA BENGKULU
Umi Pudji Astuti, Eddy Makruf, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km 6,5 Bengkulu ABSTRAK Wanita memegang peranan yang tidak kecil dan menentukan dalam keberhasilan usahatani dalam keluarga tani, khususnya pada kegiatan usaha pengolahan hasil pertanian. Untuk mengetahui peranan kelompok wanita tani pengolah hasil pertanian, khususnya dalam pola pengambilan keputusan dan strategi pemberdayaan gender, maka dikumpulkan data dan informasi melalui kegiatan survey. Kajian ini difokuskan pada peranan wanita dalam kegiatan usaha pengolahan, pengambilan keputusan, permodalan dan pemasaran hasil yang dilakukan di Kota Bengkulu. Tujuan penelitian : 1) mengetahui pola pengambilan keputusan dalam kegiatan usaha pengolahan hasil pertanian di Gapoktan PUAP, 2) mengetahui peran dan aktivitas produktif wanita tani Gapoktan PUAP, 3) memberikaan rekomendasi strategi pemberdayaan gender di Gapoktan PUAP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Peran waanita daalam pengambilan keputusan menentukan usahanya cukup dominan (66,2%); 2) Aktivitas produktif wanita tani di Gapoktan PUAP sebesar 82,24% sedangkan yang tidak memiliki kegiatan produktif sebanyak 17,86%; 3) Adanya kegiatan PUAP di Kotaa Bengkulu menunjukkan bahwa tingkat kesibukan wanita tani sudah cukup tinggi; 4) Fokus strategi pemberdayaan gender pada pada Gapoktan PUAP adalah menekan kelemahan internal wanita tani untuk meraih peluang yang ada.
Kata kunci : pengambilan keputusan, gender, strategi, pemberdayaan, PUAP
ABSTRACT Female have a significant role in succestory farming espesialy in agricultural processing. To identify the role of women farmers group of agricultural processing products, particularly in the pattern of decision making and gender of empowerment strategy, the data and information collected through surveys. This study focused on the role of women in the processing product, decision making, capital and marketing are carried out in the city of Bengkulu. Objective of research are : 1) determine the pattern of decision making in Gapoktan PUAP (activities the agricultural processing), 2) to know the roles and productive activities of women farmers in Gapoktan PUAP, 3) to give of recommendations on the gender empowerment strategies. The results showed that: 1) The womwn’s role determine its decision making is very dominant (66.2%), 2) productive activity of women farmers in Gapoktan PUAP by 82.24% while that has non productive activity as much as 17.86%; 3 ) There PUAP activities in the city of Bengkulu showed that the level of busyness of women farmers was quite high, 4) Focus on the gender empowerment strategies in Gapoktan PUAP is pressing the internal weakness of women farmers to grab the opportunities that exist. Key words: decision making, gender, strategy, empowerment, PUAP
PENDAHULUAN Kementrian
pertanian
mulai
tahun
2008
telah
melaksanakan
program
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) dibawah koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) dan berada dalam kelompok program pemberdayaan masyarakat. Melalui program PUAP, diberikan bantuan modal usaha berupa Bantuan Langsung Mandiri (BLM) sebesar Rp.100 juta per Gapoktan. PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha bagi petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang
dikoordinasikan
oleh
Gabungan
Kelompok
Tani
(Gapoktan).
Gapoktan
merupakan kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh Tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Melalui pelaksanaan PUAP diharapkan Gapoktan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani. Jenis usaha produktif yang dikembangkan dalam PUAP mencakup: (a) kegiatan budidaya (on-farm) di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan; dan (b) kegiatan non budidaya (off-farm) di bidang industri rumah tangga pertanian, pemasaran hasil pertanian skala mikro (bakulan dll) dan usaha lain berbasis pertanian (Pedum PUAP, 2011). Kondisi dalam kegiatan usahatani saat ini adalah sasaran program pembangunan pertanian adalah petani khususnya kaum pria, mulai dari akses permodalan, mengikuti pelatihan, pemasaran hasil. Sedangkan wanita tani biasanya membantu usaha suaminya, bahkan jarang sekali mendapat kesempatan akses ke luar. Permasalahan yang ada adalah seberapa besar wanita tani memiliki peluang untuk mengambil keputusan dalam usaha produktif keluarganya. Wanita
memegang
peranan
yang
tidak
kecil
dan
menentukan
dalam
keberhasilan usahatani dalam keluarga tani, khususnya pada kegiatan usaha pengolahan hasil pertanian. Untuk mengetahui peranan kelompok wanita tani pengolah hasil pertanian, khususnya dalam pola pengambilan keputusan dan strategi pemberdayaan gender, maka dikumpulkan data dan informasi melalui kegiatan survey. Kajian ini difokuskan pada peranan wanita bail dalam kegiatan usaha pengolahan, pengambilan keputusan, permodalan dan pemasaran hasil yang dilakukan di Kota Bengkulu. Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengetahui pola pengambilan keputusan dalam kegiatan usaha pengolahan hasil pertanian di Gapoktan PUAP; 2) Mengetahui peran dan aktivitas produktif wanita tani; dan 3) Memberikan rekomendasi strategi pemberdayaan gender di Gapoktan PUAP.
METODOLOGI
Lokasi dan Responden Pengkajian dilakukan di Kota Bengkulu pada minggu I bulan Agustus 2011, yang mewakili usaha agribisnis pengolahan hasil di Gapoktan PUAP. Responden dipilih secara acak sederhana dari anggota Gapoktan Mesra Jaya di Kelurahan Sawah Lebar Lama, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu. Jumlah responden sebanyak 30 petani yang mengusahakan pengolahan hasil. Jenis dan Sumber Data 1. Data primer •
Karakteristik petani
•
Analisa Usaha
•
Curahan tenaga kerja dlam usaha pengolahan (pria, wanita)
•
Pola pengambilan keputusan
•
Persepsi dan urgensi peran wanita dalam teknologi pengolahan
•
Aktivitas harian (produktif, social, non produktif)
Pengumpulan Data dilakukan melalui wawancara individu menggunakan daftar pertanyaan serta diskusi kelompok atau focus group disccuss (FGD). 2. Data sekunder •
Inventarisasi Usaha Gapoktan
•
Karakteristik wilayah
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan penelusuran pustaka khususnya PUAP, hasil-hasil pengkajian, publikasi, laporan, dan browsing internet. Analisis data Analisis data menggunakan metoda AHP (Analitycal Hierarchy Process), SWOT dan Deskriptif. Untuk mengetahui pola pengambilan keputusan analisis yang digunakan adalah Metode AHP terhadap pohon keputusan. Untuk mengetahui gambaran aktivitas wanita
dilakukan
secara
deskriptif,
sedangkan
pemberdayaan gender menggunakan analisis SWOT.
untuk
mengetahui
strategi
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Responden Jumlah responden survey sebanyak 28 orang anggota gapoktan, seluruhnya wanita. Sebanyak 19 orang responden merupakan wanita tani pengolah hasil pertanian (renggining, catering, kerupuk, kue tart, tempe, rempeyek, kopi bubuk, dan keripik pisang). Umur responden antara 30-58 tahun, tingkat pendidikan antara 3-16 tahun. 11 orang responden memiliki kegiatan produktif sebagai pedagang, penjahit, dan tukang urut. Umumnya responden melakukan usaha pengolahan hasil secara berkelompok, setiap 2 hari sekali, atau tergantung pesanan. Untuk usaha catering, pemilik modal menggaji pekerja antara Rp. 600.000 s/d Rp. 850.000 per bulan. Selain usaha pengolahan hasil, kaum wanita juga menambah pengahasilan keluarga dengan cara berdagang. Responden terlibat sejak tahapan penyediaan bahan baku, proses produksi, pasca panen, dan pemasaran hasil. Permodalan tidak menjadi hambatan utama, karena gapoktan memiliki dana untuk usaha yang dibantu Kementerian Pertanian melalui BLM-PUAP sejak tahun 2008 sebanyak 100 juta rupiah. Selain itu juga gapoktan mendapatkan fasilitas pinjaman dari BRI Cabang Bengkulu sebanyak 50 juta rupiah. Sampai saat akhir Juli 2011, total modal gapoktan mencapai sekitar 188 juta rupiah. Hasil Analisis Data Hasil pengolahan pohon keputusan “Pengambilan Keputusan dalam usaha pengolahan hasil” (Gambar 1), terlihat bahwa dalam usaha pengolahan hasil di Gapoktan Mesra Jaya, peranan wanita tani dalam memutuskan usahanya dominan yaitu sebesar 66,2%. Persentase keputusan pria sebesar 22,0%, sedangkan keputusan yang diambil berdasarkan hasil kesepakatan wanita dan pria 11,8%. Perbandingan tingkat peranan pria dan wanita disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Peranan Pria dan Wanita dalam Usaha Pengolahan Hasil di Gapoktan Mesra Jaya Kota Bengkulu. No 1 2 3 4 5 6
Uraian Penentuan jenis usaha Penyediaan modal Pembelian sarana produksi Kegiatan produksi Kegiatan pascapanen Pemasaran hasil
Pria 10,0 59,4 36,7 13,4 13,8 22,2
Persentase peranan (%) Wanita Pria dan Wanita 80,0 10,0 24,9 15,7 49,8 13,5 74,7 11,9 73,2 13,0 66,7 11,1
CR 0,00 0,05 0,09 0,01 0,00 0,00
Sumber : olah data primer Tabel 1 menunjukkan bahwa wanita tani berperan dominan pada hampir seluruh kegiatan usahatani sejak penentuan jenis usaha pengolahan sampai dengan pemasaran hasil. Kaum pria hanya berperan lebih besar pada penyediaan modal usaha (59,4%).
Tujuan (akar) Kriteria I (batang)
Pengambil keputusan usaha pengolahan hasil
Penentuan Jenis Usahatani
Penyedia n modal
Kriteria II
Alternati f (daun)
(0,229)
Pria (0,220)
Kegiatan Usahatani
Pembelia n saprodi
(0,173)
Wanita (0,662)
Produks/ budidaya (0,229)
Pasca panen (0,173)
Pria dan wanita
Gambar 1. Hasil penilaian pohon keputusan dengan AHP.
Peran Aktivitas Produktif Wanita Tani Hasil aanalisis secara diskriptif terhadap peran aktivitas produktif wanita tani di Gapoktan Mesra Jaya menunjukkan bahwa wanita tani melakukan aktifitas pengolahan hasil pertanian dengan memanfaatkan waktu luang pada pagi dan sore hari setelah mengurusi keperluan rumah tangganya, seperti menyiapkan makanan, mengurusi anak, dan membersihkan rumah. Umumnya kegiatan produktif dilakukan pada pagi hari antara pukul 10.00 s/d 12.00, apabila belum selesai maka akan dilanjutkan pada sore hari antara pukul 14.00 s/d 16.00. Pekerjaan dilakukan secara berkelompok atau sendiri-sendiri. Usaha pengolahan hasil secara berkelompok dilakukan 2 hari sekali.
Pemasara n hasil
(0,195)
Jumlah produksi disesuaikan dengan pesanan atau melihat kondisi pasar. Produk olahan dititipkan pada pedagang langganan atau dipasarkan sesuai pesanan. Keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, setelah dikeluarkan modal usaha. Secara rata-rata lamanya kegiatan per hari untuk kegiatan produktif adalah sekitar 5,5 jam, kegiatan sosial 6,5 jam, dan kegiatan non produktif 12 jam. Kegiatan sosial seperti mengurus keperluan rumah tangga, anak sekolah, dan perhimpunan kemasyarakatan/keagamaan. Sedangkan kegiatan non produktif seperti waktu tidur dan nonton TV. Tabel 2 menunjukkan pembagian waktu responden dalam kegiatan produktif, sosial dan non produktif. Tabel 2. Aktivitas Wanita Anggota Gapoktan Mesra Jaya Kota Bengkulu. No 1 2 3 4 5 6 Jumlah Ratarata
Produktif 0 3 4 6 8 9 154 5,5
Lama kegiatan (jam) Sosial Non produktif 12 12 9 12 8 12 6 12 4 12 3 12 182 336 6,5 12
Jumlah N 5 1 6 1 14 1 28 -
% 17,86 3,57 14,29 3,57 50,00 3,57 100,00 -
Tabel 2 menunjukkan bahwa 82,24% responden memiliki kegiatan produktif diantaranya 50% responden melakukan kegiatan produktif selama 8 jam per hari dan 14,29% selama 4 jam, sedangkan yang tidak memiliki kegiatan produktif sebanyak 17,86%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesibukan wanita tani di Gapoktan Mesra Jaya untuk kegiatan produktif sudah cukup tinggi. Strategi Pemberdayaan Gender Strategi pemberdayaan gender dirumuskan menggunakan analisis SWOT. Hasil penilaian rata-rata responden identifikasi faktor-faktor lingkungan strategis (Tabel 3). Untuk mengetahui validitas dan konsistensi pernyataan yang disusun dilakukan pengujian dua asumsi utama konsistensi kuesioner SWOT yaitu: (i) rata-rata nilai prioritas seluruh faktor dominan (S/O) > faktor non dominan (W/T), (ii) rata-rata nilai urgensi faktor non dominan (W/T) >
faktor dominan (S/O). Hasil perhitungan
konsistensi menunjukkan bahwa indeks prioritas faktor dominan (0,93)
>
faktor
prioritas non dominan (0,89), sedangkan indeks urgensi faktor non dominan (0,99) >
faktor dominan (0,96). Hal ini berarti bahwa indeks konsistensi penilaian kuesioner telah terpenuhi. Dengan kata lain data yang ditampilkan telah valid. Tabel 3. Penilaian Prioritas dalam Strategi Pemberdayaan Gender pada Gapoktan Mesra Jaya Kota Bengkulu . Uraian faktor-faktor lingkungan strategis Faktor Internal 1. Kemampuan wanita tani dalam pengelolaan program pembangunan pertanian 2. Partisipasi wanita dalam pelaksanaan program pembangunan pertanian 3. Partisipasi wanita dalam pelatihan 4. Peningkatan pendapatan wanita tani melalui program pembangunan 5. Kemampuan wanita tani dalam perencanaan kegiatan usahatani 6. Peran wanita tani dalam pelaksanaan kegiatan usahatani 7. Pengetahuan dan ketrampilan wanita tani 8. Peningkatan peran wanita tani dalam keluarga/masyarakat 9. Peran wanita tani dibandingkan pria dalam program pembangunan 10. Keberhasilan wanita tani dalam pelaksanaan program pembangunan 11. Kemampuan wanita tani dalam pencatatan kegiatan usahatani 12. Kemampuan wanita tani dalam evaluasi kegiatan usahatani 13. Produktivitas wanita tani Faktor Eksternal 1. Kesempatan wanita tani dalam program pemerintah 2. Pemanfaatan waktu luang wanita tani untuk kegiatan usaha produktif melalui program pemerintah 3. Lapangan pekerjaan terhadap wanita tani melalui program pemerintah 4. Peran kelompok wanita tani melalui program pemerintah 5. Dukungan masyarakat terhadap kepemimpinan wanita tani 6. Dukungan keluarga terhadap keikutsertaan wanita tani dalam program pembangunan 7. Persaingan peran pria dan wanita dalam program pembangunan 8. Pembinaan petugas terhadap wanita tani 9. Minat pembina membentuk kelompok wanita tani 10. Dorongan pemerintah terhadap Kemajuan kelompok wanita tani 11. Kemajuan kelompok wanita tani 12. Akses wanita tani terhadap modal usaha dan program pembangunan
Prioritas Nilai total
Median
Ket
74
S1
80
S2
79 79
S3 S4
75 76 74 79 63
S5 S6 S7 S8 W1
73,5
70
W2
71 73 73
W3 W4 W5
84 81
O1 O2
82
O3
84 78 78
O4 T1 T2
77 80 80 80 80 79
80,5
T3 T4 T5 T6 T7 T8
Analisis Faktor Strategis Analisis faktor strategis Internal (dan analisis faktor strategis eksternal disajikan pada
Tabel 4.
Analisis faktor strategis internal (Internal Strategic
Factors Analysis Summary / IFAS) adalah analisis yang menilai prestasi/kinerja yang merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan pemberdayaan gender. Analisis faktor strategis eksternal (External Strategic
Factors Analysis Summary /EFAS) difokuskan pada kondisi yang ada dan kecenderungan yang muncul dari luar, tetapi dapat memberi pengaruh terhadap pemberdayaan gender (Tabel 4.). Kombinasi faktor internal dan eksternal dapat digambarkan dalam diagram kuadran strategi pemberdayaan gender
yang
diarahkan pada kuadran III (Gambar 2). Tabel 4. Analisis Faktor Strategis Internal dan Eksternal Peranan Gender di Gapoktan Mesra Jaya Kota Bengkulu
Uraian Faktor Internal Kekuatan (S) S1. Kemampuan wanita tani dalam pengelolaan program pembangunan pertanian S2. Partisipasi wanita dalam pelaksanaan program pembangunan pertanian S3. Partisipasi wanita dalam pelatihan S4. Peningkatan pendapatan wanita tani melalui program pembangunan S5. Kemampuan wanita tani dalam perencanaan kegiatan usahatani S6. Peran wanita tani dalam pelaksanaan kegiatan usahatani S7. Pengetahuan dan ketrampilan wanita tani S8. Peningkatan peran wanita tani dalam keluarga/masyarakat Jumlah S Kelemahan (W) W1. Peran wanita tani dibandingkan pria dalam program pembangunan W2. Keberhasilan wanita tani dalam pelaksanaan program pembangunan W3. Kemampuan wanita tani dalam pencatatan kegiatan usahatani W4. Kemampuan wanita tani dalam evaluasi kegiatan usahatani W5. Produktivitas wanita tani Jumlah W Selisih skor (jumlah S – jumlah W)
Nilai ratarata prioritas
Bobot priorita s (B)
Ratarata urgensi (U)
Skor (B x U)
3,70
0,120
3,20
0,384
4,00
0,130
3,10
0,403
3,95 3,95
0,128 0,128
3,10 2,85
0,397 0,365
3,75
0,122
2,80
0,342
3,80
0,123
3,15
0,387
3,70 3,95
0,120 0,128
3,00 2,80
0,360 0,358
-
1,000
-
2,996
3,15
0,180
2,95
0,531
3,50
0,200
3,35
0,670
3,55
0,203
2,85
0,579
3,65
0,209
3,05
0,637
3,65 -
0,209 1,000
3,20 -
0,669 3,086 -0,090
Uraian Faktor Eksternal Peluang (O): O1. Kesempatan wanita tani dalam program pemerintah O2. Pemanfaatan waktu luang wanita tani untuk kegiatan usaha produktif melalui program pemerintah O3. Lapangan pekerjaan terhadap wanita tani melalui program pemerintah O4. Peran kelompok wanita tani melalui program pemerintah Jumlah O T1. Dukungan masyarakat terhadap kepemimpinan wanita tani T2. Dukungan keluarga terhadap keikutsertaan wanita tani dalam program pembangunan T3. Persaingan peran pria dan wanita dalam program pembangunan T4. Pembinaan petugas terhadap wanita tani T5. Dorongan pemerintah terhadap Kemajuan kelompok wanita tani T6. Kemajuan kelompok wanita tani T7. Akses wanita tani terhadap modal usaha dan program pembangunan Jumlah T Selisih skor (jumlah O – jumlah T)
Nilai ratarata prioritas
Bobot priorita s (B)
Ratarata urgensi (U)
Skor (B x U)
4,20 4,05
0,254 0,245
3,10 3,20
0,787 0,784
4,10
0,248
3,15
0,781
4,20
0,254
3,05
0,775
3,90
1,000 0,141
3,05
3,127 0,430
3,90
0,141
3,05
0,430
3,85
0,139
3,05
0,424
4,00 4,00
0,145 0,145
3,30 3,05
0,479 0,442
4,00 3,95
0,145 0,143
3,25 3,10
0,471 0,443
-
1,000
-
3,119 0,008
Peluang (O)
0,3 K-III
0,2
(-0,090; 0,008)
K-I
0,1
Kelemahan (W)
Kekuatan (S) -0,3 -0,2
-0,1
0,1
K-IV
0,2
0,3
K-II Ancaman (T)
Gambar 2. Diagram kuadran strategi pemberdayaan gender.
Pada Gambar 2. terlihat bahwa letak titik strategi pada diagram kuadran strategi berada pada Kuadran III (strategi W-O). Pada kuadran ini pemberdayaan gender memiliki peluang dikembangkan, namun posisi wanita tani masih lemah sehingga tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal. Fokus strategi pemberdayaan gender pada posisi ini ialah menekan kelemahan internal wanita tani untuk meraih peluang yang ada. Arahan strategi dapat dirumusan dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks ini menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi pemberdayaan gender yang terlihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Matriks SWOT strategi pemberdayaan gender. FAKTOR INTERNAL
FAKTOR EKSTERNAL Peluang (Opportunities): O1. Besarnya kesempatan wanita tani dalam program pemerintah O2. Pemanfaatan waktu luang wanita tani untuk kegiatan usaha produktif melalui program pemerintah O3. Terbukanya lapangan pekerjaan terhadap wanita tani melalui program pemerintah O4. Peningkatan peran kelompok wanita tani melalui program pemerintah Ancaman (Threats): T1. Kurangnya dukungan masyarakat terhadap kepemimpinan wanita tani T2. Dukungan keluarga terhadap keikutsertaan wanita tani dalam program pembangunan belum optimal T3. Persaingan peran pria dan wanita dalam program pembangunan T4. Pembinaan petugas terhadap wanita tani kurang T5. Minat pembina membentuk kelompok wanita tani rendah T6. Lemahnya dorongan pemerintah terhadap Kemajuan kelompok wanita tani T7. Akses wanita tani terhadap modal
Kekuatan (Strengths): S1. Kemampuan wanita tani dalam pengelolaan program pembangunan pertanian S2. Adanya partisipasi wanita tani dalam pelaksanaan program pembangunan S3. Adanya partisipasi wanita tani dalam pelatihan S4. Peningkatan pendapatan wanita tani melalui program pembangunan S5. Kemampuan wanita tani dalam perencanaan kegiatan usahatani S6. Kuatnya peran wanita tani dalam pelaksanaan kegiatan usahatani S7. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan wanita tani S8. Peran wanita tani dalam keluarga/ masyarakat semakin baik Strategi S-O: 1. Memanfaatkan partisipasi wanita untuk menunjang keberhasilan program pemerintah 2. Peningkatan produktifitas dan pendapatan wanita tani melalui usaha ekonomi produktif
Kelemahan (Weaknesses): W1. Kurang optimalnya peran wanita tani dibandingkan pria dalam program pembangunan W2. Keberhasilan wanita tani dalam pelaksanaan program pembangunan masih kurang W3. Lemahnya kemampuan wanita tani dalam pencatatan kegiatan usahatani W4. Lemahnya kemampuan wanita tani dalam evaluasi kegiatan usahatani W5. Produktivitas wanita tani masih rendah
Strategi S-T: 1. Pelaksanaan penyuluhan tentang pentingnya peranan wanita tani 2. Pembinaan pemerintah yang terfokus pada penguatan peran kelompok wanita tani 3. Fasilitasi untuk meningkatkan akses wanita tani dalam program pemerintah
Strategi W-T: 1. Meningkatkan kemampuan wanita tani melalui berbagai pelatihan ketrampilan 2. Mendorong aktifitas produktif wanita tani dalam program pemerintah
Strategi W-O: 1. Mendorong pemberdayaan gender dengan penumbuhan dan pengembangan kelompok wanita tani 2. Meningkatkan produktivitas dan pendapatan kelompok wanita tani melalui pembinaan usaha ekonomi produktif
usaha dan program pembangunan masih kurang
KESIMPULAN 1. Pola pengambilan keputusan dalam kegiatan usaha pengolahan hasil pertanian di Gapoktan PUAP menunjukkaan bahwa peranan wanita tani dalam memutuskan usahanya ccukup dominan (66,2%), sedangkan pria (22,0%), dan keputusan yang diambil berdasarkan hasil kesepakatan wanita dan pria (11,8%). 2. Aktivitas produktif wanita tani di Gapoktan PUAP sebesar 82,24% diantaranya 50% responden melakukan kegiatan produktif selama 8 jam per hari dan 14,29% selama 4 jam, sedangkan yang tidak memiliki kegiatan produktif sebanyak 17,86%. 3. Adanya kegiatan PUAP di Kotaa Bengkulu menunjukkan bahwa tingkat kesibukan wanita tani sudah cukup tinggi. 4. Pemberdayaan gender di Gapoktan PUAP memiliki peluang untuk dikembangkan, namun posisi wanita tani masih lemah sehingga tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal. 5. Fokus strategi pemberdayaan gender pada pada Gaapoktaan PUAP ialah menekan kelemahan internal wanita tani untuk meraih peluang yang ada.
DAFTAR PUSTAKA BBP2TP, 2010. Petunjuk teknis Outcome Based Monitoring and Evaluation (OBMNE). Penerapan dalam pengembangan usaha agribisnis perdesaan. BBP2TP. Badan Litbang Pertanian. 21 hlm. Hendayana Rachmat dan Syahrul Bustaman. 2009. Fenomena lembaga keuangan mikro dalam prespektif pembangunan ekonomi perdesaan. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Ishak.A. 2011, Strategi Pengembangan LKM-A sebagai Sumber Permodalan Petani pada Gapoktan Penerima Dana BLM-PUAP di Kota Bengkulu, Program Study Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan, Universitas Bengkulu. Bengkulu Kementrian Pertanian. 2011. Pedoman umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). 41 hlm.