EDISI 49 • TAHUN V • 30 APRIL 2011
SUARA PEMEGANG SAHAM
Perayaan Pertama Ulang Tahun Ke-13
Perusahaan Perseroan Kepada Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara”. HUT Kementerian BUMN yang bertema ‘Lebih Solid Lebih Baik, Kita Bersama Markas Kuat’ ini, menurut Pak Zam, bertujuan sebagai sarana untuk memupuk kebersamaan dan silaturahmi. “Acara ini dari kita, oleh kita dan untuk kita,” ujarnya.
DARI KITA UNTUK KITA M. Zamkhani, Ketua Panitia HUT Kementerian BUMN memulai acara dengan menyampaikan laporan dan membacakan sejarah Kementerian BUMN. Pak Zam, begitu panggilan sang Ketua Panitia, menyatakan tanggal 13 April sebagai hari jadi Kementerian BUMN, karena pada tanggal itu di tahun 1998, telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 1998 tentang “Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan Selaku Pemegang Saham atau Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada
MENEMBUS SEKAT Menteri Negara BUMN dalam sambutannya menyambut baik acara ini. “Acara ini akan memupuk soliditas dan solidaritas untuk mendukung tugas-tugas rutin, disamping memupuk talenta di bidang kesenian dan olahraga,” katanya. Meskipun ia menangkap masih adanya ‘sekat pembatas’ antar unit Eselon I, namun diharapkan acara ini dapat menembus ‘sekat’ tersebut. “Karenanya, acara kebersamaan perlu sering kita lakukan,” sarannya. [Tbk]
foto: Abror Rizki
Ya, usia Kementerian BUMN persis menginjak 13 tahun di tanggal 13 April 2011 lalu. Dan tanggal 15 April 2011, sebuah pentas berdiri di halaman parkir belakang Kementerian BUMN. Itulah penanda sebuah perayaan pertama atas kelahiran organisasi yang membawahi 142 BUMN di negeri ini.
TARI GENDING Sriwijaya mengawali prosesi perayaan HUT Kementerian BUMN, sore itu, tak lama setelah Menteri Negara BUMN, Mustafa Abubakar, hadir di tempat acara. Sebelum acara resmi bergulir, beberapa lagu telah didendangkan para artis Kementerian BUMN untuk ‘memanaskan’ acara tersebut.
Sampaikan kritik dan saran terkait BUMN dan KBUMN melalui sms:
2866
LAYANAN PERMASALAHAN TEKNOLOGI INFORMASI
021-38900136 atau 1016 (internal)
Mematikan CPU dan monitor sebelum meninggalkan kantor akan menghemat listrik dan komputer lebih awet
FOKUS UTAMA Perayaan Pertama Ulang Tahun Ke-13 1
SOSOK TOKOH PAK MIS’AT: Yang Penting, Ikhlas Aja 4
REKAM PERISTIWA TINDAK LANJUT KOMITMEN: Janji Investasi Satu Pintu 7
Perayaan Yang Unik,Meriah dan Bersahaja 2
DARI REDAKSI Lifetime Achivement, Menteri Nyanyi dan Perubahan UU BUMN 5
NOTA KESEPAHAMAN: Semangat Sinergi Menyelamatkan Djakarta Lloyd 7
ASPIRASI DI HARI ULTAH Menjadikan Markas Kuat 2 WAWASAN KITA Urgensi Perlunya Perubahan UU BUMN 3
HATI BICARA Kripik Pisang Bu Wasiyati 6
SINERGI BUMN SE-JAWA BARAT: Gebyar Pasar Murah 8
RESENSI BUKU Bisakah Membaca 1 Halaman/Detik 6
SINERGI: Penandatanganan MoU dan PKS Sinergi 37 BUMN 8
2
BULETIN BUMN • EDISI 49 • TAHUN V • 30 APRIL 2011
Perayaan Yang Unik, Meriah dan Bersahaja Acara HUT Kementerian BUMN Jumat sore itu dirayakan dengan unik dan dibaluri dengan kebersahajaan. Menjadikan acara tersebut tidak sekadar seremonial belaka. LIHAT SAJA, makanan yang disuguhkan di acara tersebut. Hampir semuanya adalah makanan-makanan khas, seperti rujak buah Mbah Witno, Selendang Mayang Engkong Sidiq, Bakwan Malang Spesial, Kopi Jawa Sarinah (a Cup of Java Sarinah), Teh Walini PTPN VIII, Soto Kudus Spesial, Serabi Solo 5 Rasa dan aneka rebusan. Acara itu juga menjadi semacam ‘reunian’, karena sekitar 20 orang direksi BUMN yang sejatinya adalah pegawai Kementerian BUMN yang sedang ditugaskan di ‘pasukan’ juga hadir dalam acara ini. Selain itu, hadir juga Dirut PT Danareksa dan PT Sarinah, BUMN yang secara lokasi berada dekat dengan Kementerian BUMN. MENTERI MENYANYI Tak kalah unik dan menariknya, hari itu Menteri Negara BUMN, Mustafa Abubakar menyanyikan sebuah lagu kesukaannya di atas panggung. Judul lagu yang dipopulerkan oleh Elvis Presley itu: “Can’t Help Falling in Love”. Seusai menyanyi, Menteri bilang hikmah yang ia rasakan: batuk yang dirasakannya beberapa hari ini seketika hilang. “Bahkan
kaki saya yang keram pun nggak terasa sakit lagi,” akunya. Ya, nyanyian lagu cinta Pak Menteri juga membuat suasana perayaan HUT Kementerian BUMN jadi lebih meriah. Apalagi, itu terhitung kali pertama Pak Menteri menyanyi di depan pegawai Kementerian BUMN. PENYAMPAIAN ASPIRASI Ada lagi peristiwa menarik dalam perayaan tersebut. Empat pegawai Kementerian BUMN, yakni Erwin Fajrin, Ibnu Najib, Hera Zera dan Purwanto secara bergantian menyampaikan aspirasinya mewakili keanekaragaman pegawai Kementerian BUMN (lihat: Menjadikan Markas Kuat). Terhadap aspirasi, permintaan dan cetusan hati empat pegawai tersebut, Pak Menteri langsung memberikan respon. “Semua permintaan dan aspirasi tersebut, realisasinya disesuaikan dengan kemampuan dan skala prioritas,” katanya. PEMBERIAN PENGHARGAAN Di samping itu, pada acara tersebut diberikan penghargaan Lifetime Achivement untuk Bu Mis’at atas segala jasanya mengikuti sejarah Kementerian
BUMN dengan suguhan makanan dan minuman serta kehangatan dan kekeluargaannya. “Ini adalah sebuah ucapan terima kasih,” kata Pandu Djajanto, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis, yang juga Ketua BAPORSI KBUMN. Sayang, Bu Mis’at sedang sakit dan diwakili oleh Pak Mis’at. Selanjutnya, di sesi terakhir acara tersebut, diberikan penghargaan pada para pemenang pertandingan olah raga antar unit yang telah dilakukan dari 28 Maret-15 April 2011. Tim Sekretariat berhasil jadi Juara Umum karena jadi juara pertama untuk pertandingan Tenis Meja dan Bulutangkis. Khusus untuk futsal, PP Dirganeka meraih Juara Pertama. Dalam pertandingan catur simultan melawan Master Nasional (MN) Johan Gunawan yang diikuti 25 pegawai, ada dua pegawai Kementerian yang mengalahkannya, yakni Anton Napitupulu (Biro Hukum) dan Syarifuddin (Deputi Industri Strategis). Hari itu, begitu banyak keunikan dan kemeriahan yang terjadi. Semoga itu selalu menyemangati gerak langkah Kementerian BUMN ini dalam menunaikan tugasnya sebagai Pemegang Saham. [Tbk]
ASPIRASI DI HARI ULTAH
Menjadikan Markas Kuat
Di HUT Kementerian BUMN ke-13, empat pegawai Kementerian BUMN menyatakan aspirasinya. Buletin BUMN mencatat aspirasi mereka.
ERWIN FAJRIN (STAF HUMAS) SAYA MEWAKILI pegawai baru yang masuk awal tahun 2010. Ada beberapa keinginan dan masukan kami. Mengingat lokasi kerja yang umumnya jauh dengan tempat tinggal, kami minta agar bus jemputan diaktifkan lagi. Kami juga minta Kementerian memberikan fasilitas rumah dinas dengan pembiayaan dicicil. Kami juga minta Koperasi kita memberikan pinjaman dengan bunga ringan. Sekarang bunganya mencapai 12% laiknya bunga bank. Kami harap bunganya bisa jadi 6 %, syukur-syukur bisa jadi 1%. Toh keuntungannya kembali untuk kita semua. Kami siap mendukung Komitmen Pak Menteri terhadap reformasi birokrasi.
Kementerian BUMN, dapat terwujud dalam 4 huruf BUMN. B artinya Bijak, kami berharap Kementerian BUMN menjadi institusi yang bijak berdasarkan analisa dan penelitian guna menjaga wibawa dan kredibilitas kita sebagai pembina BUMN. U artinya Unggul dalam melakukan terobosan berdasar potensi riil yang ada, sehingga mampu sebagai penghela perekonomian Nasional. M artinya Maju dengan SDM yang bekerja keras dan bekerja cerdas dan diterapkannya reward & punishment secara adil. N artinya Negara, sebagai pilar tempat kita bekerja.
IBNU NAJIB (PLT. KASUBBID RISET) Kepada pimpinan kami, terima kasih atas inspirasi yang wawasan yang kami terima selama ini. Kami berharap peran
HERA ZERA (KASUBBID INDUSTRI STRATEGIS DAN MANUFAKTUR IIA2) Saya mewakili golongan wanita aktif yang bekerja di Kementerian BUMN, mengharapkan support agar dapat memberikan fasilitas bagi Ibu-Ibu yang memiliki anak balita yang harus disusui.
Kami menginginkan adanya keseimbangan hidup normal, karena seringkali kami kekurangan waktu secara kualitas dan kuantitas dalam menyeimbangkan kehidupan kantor, sosial dan keluarga. PURWANTO (KABAG SDM) Saya termasuk golongan yang sudah menikmati berbagai perubahan, sejak jadi Direktorat tahun 1973. Saya ingat Pak Sofyan Djalil yang bercita-cita jadi Menteri terakhir karena berharap Kementerian BUMN akan jadi institusi bisnis yang besar (berbentuk holding). Sementara ini, jumlah SDM kita sangat terbatas, sehingga kita masih memberdayakan pegawai non PNS. Untuk itu kita butuh merekrut PNS baru. Terkait rencana Reformasi Birokrasi, itu sangat membutuhkan dukungan pimpinan. Dengan pelaksanaan reformasi tersebut saya yakin ‘markas’ akan menjadi lebih kuat. [tbk]
BULETIN BUMN • EDISI 49 • TAHUN V • 30 APRIL 2011
3
wawasan
kita
Urgensi Perlunya Perubahan UU BUMN Oleh: Wahyu Hidayat
foto: seno
Keberadaan BUMN sebagai perwujudan Pasal 33 ayat 2 UUD 1945 mengamanatkan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak wajib dikuasai negara, merupakan latar belakang lahirnya Undang-Undang BUMN No 19 Tahun 2003. DENGAN TUGAS konstitutional ini, Negara mengatur seluruh penguasaan ekonomi melalui dua cara yaitu regulasi sektoral dan kepemilikan negara terhadap BUMN. BUMN memiliki peranan penting dan strategis yakni sebagai pelaksana peran pelopor sektor usaha di mana swasta belum tertarik untuk menggelutinya, pengelola bidang usaha strategis, pelaksana pelayanan publik, sebagai penyeimbang kekuatan swasta besar, dan salah satu sumber penerimaan negara serta turut membimbing ekonomi lemah. Maksud pemerintah untuk mengundangkan UU No 19 Tahun 2003 adalah untuk menciptakan sistem, pengelolaan, pengawasan dan pertanggungjawaban BUMN berlandaskan prinsip efisiensi, efektivitas dan kemandirian berdasar sistem korporasi, sehingga BUMN terhindar dari tindakan-tindakan eksploitasi di luar asas dan mekanisme korporasi yang sehat. Selain itu juga ditata dan dipertegas lembaga dan posisi wakil pemerintah sebagai pemegang saham, dan memperjelas hubungan BUMN dengan lembaga pemerintah lainnya sebagai regulator. Tak kalah pentingnya adalah pengaturan soal privatisasi dan halhal lain yang mendukung penyehatan dan pemberdayaan BUMN. Sejak lahirnya UU BUMN tersebut, kinerja BUMN terus meningkat. Begitu pula kontribusi dan peran BUMN dalam perekonomian nasional. Secara umum, kinerja BUMN terus menunjukkan pertumbuhan positif setiap tahunnya. Bila ada penurunan dividen, hal tersebut lebih disebabkan kebijakan penetapan payout ratio yang lebih moderat untuk mendukung investasi BUMN. PERMASALAHAN MENGGANJAL Walau terjadi perubahan fundamental pada kinerja BUMN setelah adanya UU BUMN No 19 tahun 2003 tersebut, masih terdapat hal-hal yang mengganjal dan jadi permasalahan pelaksanaan UU BUMN. Permasalahan itu yakni antara lain: Pertama, pengertian kekayaan negara yang dipisahkan menjadi multitafsir karena tidak ada kesamaan persepsi di kalangan instansi dan lembaga negara. Kedua, modal Perum tidak terbagi atas saham sehingga sulit membedakan antara kekayaan Perum dengan kekayaan negara yang dipisahkan.
Ketiga, pengertian Menteri BUMN sendiri yang menimbulkan kerancuan karena secara prinsip kedudukan Menteri dapat sebagai pemegang saham atau pemilik modal dan sekaligus juga sebagai pejabat publik. Keempat, rumusan mengenai pengertian Persero, PT yang sahamnya dimiliki oleh Negara sebesar >50%–<51% tidak dapat dikategorikan sebagai BUMN, padahal kontrol terhadap PT seperti itu masih berada di tangan Negara sebagai pemegang saham mayoritas. Kelima, terkait istilah privatisasi, seringkali diartikan sebagai penyerahan kepemilikan saham kepada masyarakat. Hal tersebut kurang sejalan dengan protokol pasar modal yang mengartikan go private sebagai pengembalian saham publik kepada kepemilikan subjek hukum perdata tertentu. Karenanya, istilah “privatisasi” perlu diubah dengan istilah yang sesuai dengan maksud “privatisasi” dalam konteks BUMN. Keenam, tak kalah pentingnya, perlu adanya perlakuan khusus terhadap BUMN dengan banyaknya peraturan perundang-undangan yang ikut mengatur BUMN. Setidaknya, ada 15 UU lain yang ikut mengatur BUMN yang mengakibatkan ketidakpastian hukum dalam penerapan ketentuan perundang tersebut dalam pembinaan dan pengelolaan BUMN. Ketujuh, sumber Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN juga jadi permasalahan. Dalam UU BUMN, sumber penyertaan modal negara disamakan antara penyertaan dalam rangka pendirian, penambahan penyertaan modal dan penyertaan pada PT yang belum ada saham Negara. Ini menimbulkan komplikasi hukum karena ternyata terdapat sumber penyertaan modal yang tidak dapat diterapkan dalam konteks penyertaan pada semua kondisi, seperti penyertaan dari konversi hutang tidak dapat dilakukan dalam rangka “pendirian BUMN.” Kedelapan, perlu penegasan pemberlakukan sistem pengelolaan PT terhadap pengelolaan Persero, karena dalam UU BUMN, terdapat beberapa materi yang diadopsi dari UU PT yang lama, sehingga dengan adanya perubahan UU PT (UU 40/2007) beberapa ketentuan tersebut menjadi tidak relevan. Kesembilan, perlu penegasan Menteri BUMN sebagai wakil Negara selaku pemegang saham. Dalam UU BUMN, ditegaskan bahwa Menteri BUMN adalah Menteri yang ditunjuk sebagai
pemegang saham, sedang dalam UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ditegaskan bahwa Menteri Keuangan diberi kuasa sebagai pengelola kekayaan negara yang dipisahkan. Kedua ketentuan itu menimbulkan ketidakpastian hukum, sehingga seakan-akan terdapat dualisme wakil pemerintah sebagai pemegang saham. Kesepuluh, Persoalan pemeriksaan eksternal pun menjadi agenda dalam perubahan UU BUMN ini. Selama ini tidak tegas peraturan mengenai siapa yang berwenang mengaudit BUMN, sehingga sering timbul dualism dalam pemeriksaan BUMN, baik yang dilakukan oleh BPK maupun yang dilakukan KAP. Kesebelas, UU BUMN juga diharapkan dapat mengatur adanya sinergi BUMN agar tidak lagi muncul keragu-raguan dalam pelaksanaan sinergi antar BUMN, yang dapat menghambat peningkatan kinerja BUMN. Keduabelas, Di samping itu, UU BUMN juga akan menegaskan bahwa piutang BUMN bukan piutang Negara sehingga itu juga akan berdampak pada upaya peningkatan kinerja BUMN. SISTEM KORPORASI Selain hal-hal di atas, yang patut jadi perhatian adalah apapun hal yang menjadi alasan urgen perubahan UU BUMN, itu semua harus kembali pada tujuan perubahan UU BUMN itu sendiri yaitu untuk menegakkan, pengelolaan dan pengawasan BUMN berdasarkan sistem korporasi yang sehat dan prinsip-prinsip pengeloaan badan usaha pada umumnya. Kemudian, UU BUMN yang baru nanti diharapkan dapat memberikan kepastian hukum bagi pengelolaan dan pengawasan BUMN yang sudah terharmonisasi dengan peraturan perundang-undangan lainnya. Akhirnya, perubahan UU BUMN akan lebih meningkatkan kualitas kinerja dan integritas, profesionalitas, serta akuntabilitas dalam sistem, pengelolaan dan pengawasan BUMN guna menghasilkan badan usaha yang tangguh dalam iklim persaingan usaha di tingkat lokal maupun global.
Dicuplik dari presentasi Staf Ahli Menteri Negara BUMN Bidang SDM dan Teknologi Kementerian BUMN dalam Seminar Perubahan UU BUMN, 4 April 2011.
sosok
tokoh
4
BULETIN BUMN • EDISI 49 • TAHUN V • 30 APRIL 2011
PAK MIS’AT
Yang Penting, Ikhlas Aja
foto: Seno
Semula, redaksi Buletin ingin mewawancarai Bu Mis’at yang pada acara perayaan HUT Kementerian BUMN ke-13 lalu memperoleh penghargaan Lifetime Achivement. Namun, karena Bu Mis’at saat itu masih sakit, kami pun mewawancarai Pak Mis’at. Bisa dibilang ia adalah ‘orang belakang layar’ dari bisnis yang dijalankan Bu Mis’at.
KETIKA BERTEMU Pak Mis’at sore itu, tentu saja kami menanyakan keadaan Bu Mis’at. Pak Mis’at menjelaskan bahwa Bu Mis’at saat ini sedang demam dan tulang-tulangnya lemas di usianya yang menginjak 57 tahun. “Kalau jalan puyeng,” katanya. Karenanya, hingga saat ini (paling tidak, hingga wawancara ini diadakan, red), penjualan makanan dan minuman Bu Mis’at di lantai M, tidak beroperasi. Memang, sosok Bu Mis’at adalah sosok yang sentral dalam usaha kuliner yang melayani pegawai Kementerian BUMN itu. Ketika kami melonggok ke warung Bu Mis’at, yang ada hanya kesunyian. Hanya ada gelas, piring dan alat-alat masak yang teronggok rapi. Umumnya, pegawai Kementerian hanya tahu nama panggilan Bu Mis’at. Tidak ada yang tahu, nama beliau sebenarnya adalah Siti Rosita. Sekarang, Bu Mis’at sedang berada di rumah salah satu anaknya, Jujuk (pernah diperbantukan di salah satu unit di Kementerian BUMN, red). MASUK DEPKEU TAHUN 1965 Pak Mis’at yang lahir di Jakarta, 7 April 1936 itu, dulunya juga pegawai Departemen Keuangan. Artinya, saat ini usianya sudah 75 tahun. Ia masuk Departemen Keuangan tahun 1965, dengan bekal ijazah Sekolah Rakyat (SR). Pertama kali ia ditempatkan di Depot Pusat Obligasi Negara. “Kantornya di kota, dekat kantor Pos,” katanya memerinci. Depot tersebut berada di bawah pengawasan Ditjen Anggaran. Kala itu ia menjadi staf bagian tata usaha. “Sekarang, gedungnya sudah dijual,” katanya. Kemudian ia pindah ke Direktorat Pangan dan selanjutnya pindah ke Direktorat Moneter Dalam Negeri. Tahun 1993 Direktorat tersebut menjadi Direktorat Jenderal Pembinaan BUMN.
SEJAK DI DIREKTORAT MONETER Riwayat berdagang di kantor, sudah dimulai Pak Mis’at sejak di Direktorat Moneter tersebut. Pak Mis’at tidak ingat persis tahun berapa ia memulai usaha dagang di kantor ini. Namun dari ceritanya, besar dugaan ia memulai usaha tersebut sekitar tahun 1973 atau 1974. “Mulanya saya taro aja di meja,” katanya. Ya, makanan ringan seperti kacangkacang atau roti dan kue lainnya tidak perlu ia jagai. “Siapa yang mau beli, tinggal ambil dan taro uangnya di sana,” ujarnya lagi. Ketika ditanya kenapa ia jualan makanan di kantor, Pak Mis’at bilang, ia melihat itu dibutuhkan pegawai. Ia sering melihat banyak pegawai yang pulang sore dan bahkan malam. “Karenanya butuh yang nyediain makanan kecil itu,” katanya. Ia memang tidak menyediakan waktu untuk berdagang, karena tidak punya waktu untuk berkonsentrasi dengan dagangannya. Sebagai staf, ia sering disuruh mengantar surat dinas kemana-mana. Kala itu ia sering bolak-balik ke kantor Departemen Keuangan, mengantar surat atau mengambil alat-alat tulis kantor. “Saya disebut staf penghubung juga,” katanya. Selain itu, ia dipercaya mengurus jatah beras pegawai ke Departemen Keuangan pusat. “Kalau dulu tahun 60-an, jatah beras itu dicampur bulgur, nggak beras semua,” katanya mengenang. Meskipun barang dagangannya tidak diawasi, Pak Mis’at tidak terlalu ambil pusing. Ada pegawai yang bayar dan ada yang tidak. “Yang penting, saya ikhlas aja,” katanya. Meskipun demikian, ternyata hasilnya juga ada. “Ya, dapat sekedar untuk ongkos-lah,” katanya. Artinya, uang modal dagangnya berputar juga. Dengan modal awal yang ia akui sekitar 300–400ribu rupiah, biasanya ia membeli kue atau kacang dan roti di Pasar Senen, pagi-pagi, sebelum ke kantor. Sedang Indomie atau Supermie dibeli di tempat lain. Tempatnya berdagang biasanya di Lantai 2, Gedung C Departemen Keuangan. BANYAK ANAK, BANYAK JATAH BERAS Dalam perkembangannya, ia pun mengajak istrinya untuk mengawasi dagangan makanan kecilnya itu. Kala itu, istri pertamanya yang bernama Muhani menjalankan bisnisnya. Karena Pak Mis’at juga mengurus jatah beras tersebut, ia jadi termotivasi memiliki anak banyak. “Karena semakin banyak anak, semakin banyak jatah beras,” alasannya jujur. Dulu itu, setiap orang dalam tanggungan pegawai Depkeu mendapatkan jatah beras 10 kg/orang. Alhasil, karena anaknya 7 orang, Pak Mis’at tiap bulan mendapat jatah beras 90 kg atau hampir satu kuintal. Ia pun menjelaskan nama ketujuh anaknya, yakni Miswan, Mislani, Dahlan, Ahmad, Ruruk, Tuti, dan Nur. Dari tujuh anaknya itu, Ruruk yang akrab dipanggil Mbak Ruk-lah hingga saat ini masih membantu dagangannya di Kementerian BUMN. Tahun 1977, ia menikahi Siti Rosita sebagai istri kedua, yang kemudian menemaninya berdagang di kantor. Sedang istri pertamanya, Muhani, berkeinginan untuk di rumah saja. “Waktu itu belum ada larangan punya istri lebih dari satu,” katanya menjelaskan. Ketika dinikahi, Siti Rosita sudah memiliki 2 anak, yaitu Jujuk dan Irfan. Selanjutnya, lahir empat anak lagi, yakni Ali, Ita, Eva, dan Lia. “Nama anak saya itu memang tiga-tiga huruf, supaya gampang dihafalin,” ujarnya. Semua anaknya itu, saat ini sudah berkeluarga. Bahkan, tak jauh-jauh, di antara mantunya, ada yang jadi pegawai di Kementerian BUMN yakni Rudi Kristanto, Staf di Kedeputian Industri Strategis dan Engkus, Staf Biro Umum. Tahun 2005, istri pertamanya, Muhani berpulang ke rahmatullah. SETIA DENGAN KEMENTERIAN BUMN Ketika pensiun tahun 1992, Pak Mis’at diminta oleh Pak Yasin untuk tetap membantu di kantor. Sebagaimana dimaklumi, tahun 1993, Direktorat Moneter tersebut kemudian menjadi Direktorat Jenderal Pembinaan BUMN.
Pak Mis’at dan keluarganya selalu setia dengan perubahan yang terjadi dengan Ditjen Pembinaan BUMN. Ketika Ditjen itu bertransformasi menjadi Kementerian BUMN di tahun 1998 serta pegawainya pindah ke Gedung 16 lantai, ia pun ikut pindah. Atas kebaikan Pak Yasin, ia pun mendapat ruang di lantai 13, sebagai tempat baginya untuk berjualan. Ia pernah ditanya oleh orang Itjen tentang ruangan tersebut. “Saya bilang, tanya aja ke Pak Yasin,” katanya. Selanjutnya, untuk lebih mengembangkan usahanya, maka usaha Pak Mis’at dilakukan dalam lindungan Koperasi Prabunara. “Sejak itu, usaha saya dekat-dekat dengan koperasi,” katanya. Usaha jus dulunya sempat booming (banyak permintaan), walau sekarang perkembanganya biasabiasa saja. Sedangkan personil yang terus setia menyediakan makanan dan minuman tersebut selain Bu Mis’at, ya Mbak Ruk itu. Memang dalam perjalanannya, ada sejumlah kerabat dekat yang pernah
5
bekerja di tempatnya, namun tidak bertahan lama. “Kebanyakan nggak kuat, dan balik semua,” cerita Pak Mis’at. Banyak pengalaman menjual makanan di Kementerian BUMN ini. Ia bercerita, ada pegawai yang membayar kontan, ada yang membayar seminggu sekali, dan ada pula yang menarok uang. “Bahkan ada juga yang mau meminjamkan uangnya,” katanya. Ia memang menginginkan agar usahanya ini berkembang. Namun sepertinya, ia hanya pasrah saja. “Saya hanya berdoa untuk itu,” katanya. Sampai saat ini, Pak Mis’at belum pernah mendapatkan bantuan dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) untuk mengembangkan usahanya. Malah, sebenarnya ia minta agar ada keringanan membayar biaya listrik, air dan kebersihan yang saat ini masih menjadi kewajibannya.”Tapi saya sih yang penting dikasih tempat udah syukur,” katanya lagi.
diri karena saya sudah tua,” ujarnya. Namun, ternyata saat ini, Pak Mis’at masih diminta sebagai tokoh panutan di lingkungannya. Sebenarnya, menilik perjalanan hidupnya, pantas saja Bu Mis’at mendapat penghargaan Lifetime Achivement tersebut karena mendapat dukungan penuh dari Pak Mis’at. Melihat perjalanan hidupnya, ia dan keluarganya sesungguhnya adalah bagian dari keluarga besar Kementerian BUMN yang eksistensinya dirasakan oleh banyak pegawai. Semoga selalu sehat, Pak Mis’at dan keluarga. [rudi rusli]
JADI KETUA RT Sebenarnya, Pak Mis’at tidak lagi menjalankan usaha dagangnya ini. Yang dilakukannya sehari-hari adalah datang pagi-pagi ke Kementerian BUMN, lalu berbenah. Sekitar jam 9 atau setengah 10, ia balik lagi ke rumah. Di lingkungan rumahnya, di Ancol Selatan, rupanya Pak Mis’at adalah seorang Ketua RT 05 RW 03, Jakarta Utara. Tahun 20032006 ia jadi Sekretaris RT, lalu tahun 2006-sampai sekarang menjadi Ketua RT, dalam dua periode. “Anak-anak dan mantu minta saya mengundurkan
dok. pribadi
dok. pribadi
BULETIN BUMN • EDISI 49 • TAHUN V • 30 APRIL 2011
dari
redaksi
BARANGKALI, PAK Mis’at yang mewakili Bu Mis’at dalam menerima penghargaan Lifetime Achivement di acara perayaan ulang tahun Kementerian BUMN, pertengahan April lalu, tidak begitu tahu persis apa makna Lifetime Achivement itu sendiri. Mungkin ia tak peduli dengan nama penghargaan itu. Namun, tentu ia merasakan, kehadirannya selama ini dihargai Kementerian BUMN. Dapat dikatakan, penghargaan Lifetime Achivement tersebut merupakan bagian dari kegiatan Kementerian BUMN yang berkesan di bulan April 2011 ini, paling tidak menurut catatan Redaksi Buletin BUMN ini. Itulah sebabnya, Sosok Tokoh kali ini langsung mengalami penyesuaian. Ketika mendapat kabar Bu Mis’at masih sakit, redaksi pun berupaya mewawancarai Pak Mis’at. Luar biasa, walaupun usianya sudah kepala tujuh, namun daya ingatnya masih bagus. Pembawaannya ramah, apa adanya dan bersahaja. Memang, ia adalah tokoh belakang layar dari usaha kuliner yang dijalani oleh Bu Mis’at. Sepertinya adagium ini cocok untuknya: “di belakang istri yang baik, ada suami yang bijaksana.” Selain itu, yang menarik juga untuk dicatat di bulan April ini adalah momentum Pak Menteri menyanyi untuk pertama kalinya di depan pegawai Kementerian BUMN. Agaknya, panitia perayaan HUT Kementerian BUMN ke-13 perlu diberi acungan jempol karena bisa menyuguhkan momen berharga tersebut.
dok. pribadi
Lifetime Achivement, Menteri Nyanyi, dan Perubahan UU BUMN Satu lagi momen berharga di bulan April ini, yakni sudah ditabuhnya genderang sosialisasi perubahan UU BUMN. Dari meja Redaksi, kami berharap, perubahan UU BUMN dapat dilakukan dalam tempo ‘yang sesingkat-singkatnya’, dan setelah itu segera diikuti dengan revisi aturan UU lainnya yang dipandang menghambat dan melemahkan BUMN secara sistematik. Tentu saja itu tak semudah diucapkan. Karena usaha revisi UU tersebut sudah barang tentu bukan pekerjaan ringan. Diperlukan langkahlangkah yang melibatkan banyak elemen bangsa ini sehingga semua yang dicita-citakan itu bisa terwujud. [Pemimpin Redaksi]
hati
bicara
6
BULETIN BUMN • EDISI 49 • TAHUN V • 30 APRIL 2011
Kripik Pisang Bu Wasiyati (Catatan Seorang Sahabat)
Bermula dari pasca lebaran tahun lalu, saya mencicipi kripik pisang yang tersisa di dalam toples seorang teman.
Ibu Wasiyati ini sering menjadi tempat diskusi saya dan sering memberikan siraman rohani pada saya kala berdiskusi.. Karena jatuh cinta pada kripik pisang Bu Wasiyati, saya pun langsung memesan dan sampai saat ini alhamdulillah menjadi salah satu pelanggan tetap Bu Wasiyati.
Oleh: Lily Chairiah
SISA LEBARAN katanya. Hmmm, enak juga. Garing dan kriuk-kriuk. Saya pun tertarik untuk memesan kripik pisang renyah tersebut. Ternyata yang menyediakan pesanan kripik pisang tersebut adalah seorang sahabat saya, ibu Wasiyati.
resensi
Saking topnya kripik ini, jangan heran, hampir di setiap lantai dan di setiap sudut kantor Kementerian BUMN, anda bisa melihat kripik pisang bu Wasiyati di toples yang bertutup hijau. Bahkan, tamu yang datang ke ruangan saya, jika mencicipi kripik pisang Ibu Wasiyati ini pasti langsung ketagihan dan tidak berhenti mencoba….hmmm. Dan hebatnya lagi, pesanan kripik datang hari ini, kadang-kadang Ibu Wasiyati tidak nagih-nagih uangnya sampai berhari-hari. Aduh Bu, kalau begini bisa rugi dong ibu... Bakat wirausaha Bu Wasiyati ternyata sudah sangat terlihat. Maka sebagai sahabat, saya mendoakan Bu Wasiyati semoga suatu saat beliau bisa menjadi pengusaha yang sukses. Mudah-mudahan usaha kripik pisangnya bisa maju pesat, tidak hanya di kantor Kementerian BUMN, namun juga di tempat-tempat lainnya. Anda belum pernah mencoba? Silahkan coba. Penulis, Kabid Restrukturisasi dan Pengembangan UsahaI Kedeputian Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis.
buku semua membawanya ke jawaban-jawaban yang dibutuhkannya sehingga bisa menguasai teknik membaca buku satu halaman per detik atau Bacakilat.
Mungkin anda pikir itu hanya sebuah gurauan atau sebuah impian belaka. Bayangkan, bilamana anda bisa menguasai teknik ini, tentu akan meningkatkan produktivitas, dan kreativitas anda. Buku Bacakilat karya Agus Setiawan menjanjikan hal itu. PESATNYA PERKEMBANGAN dunia tentunya menuntut kegigihan kita untuk terus mengupdate pengetahuan dan perkembangan agar kita bisa berada di barisan depan gelombang transformasi dan inovasi yang menentukan kesuksesan dan kegagalan. Untuk itu, kemampuan membaca cepat –dan tentu saja dengan pemahaman yang tinggiadalah salah satu kunci keterampilan yang perlu dikuasai. Membaca sebenarnya bukan sekedar merangkai huruf-huruf menjadi kata, kata jadi kalimat, untuk mendapatkan makna. Membaca, dalam lingkup lebih luas, sebenarnya adalah dialog intens yang terjadi antara pembaca buku melalui media baca dan penulis. Agus Setiawan dalam pengantarnya menyatakan bahwa ia memulai dengan adanya dorongan dan kemauan mempelajari teknik membaca cepat. Ia melakukan riset dan membaca banyak buku. Ia berkeyakinan, hal tersebut sangat mungkin terjadi. Itu
Agus memulai bukunya ini dengan keyakinan bahwa otak manusia memiliki potensi yang luar biasa. Ketidaktahuan kita tentang kemampuan otak selama ini menyebabkan kita belum bisa menggunakannya dengan baik. Di samping itu, Agus menemukan riset dari sebuah buku bahwa mata manusia memiliki kemampuan untuk menangkap seratus juta bis informasi per detik. Bacakilat adalah sebuah teknik membaca yang mengabungkan semua kemampuan alami diri secara holuistis untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Teknik ini melibatkan antara lain pikiran sadar dan pikiran bawah sadar, kekuatan mata manusia yang luar biasa dan kapasitas memori manusia yang bisa dibilang tidak terbatas. Menurut Agus, BacaKilat bisa dikuasai semua orang. Semakin muda usia seseorang,
semakin mudah ia menguasainya. Namun bukan berarti semakin tua semakin sulit. Dari banyak alumni di usia pensiun yang mengikuti workshop-nya, ternyata mereka pun dapat mempraktikkannya dengan baik. Itu semua karena kita semua dilahirkan dengan potensi yang sama, otak dengan jumlah neuron yang sama, mata yang sama dan kapasitas yang sama. Buku ini dibagi atas tiga bagian, yakni sekilas tentang membaca, tentang Sumber Daya untuk menguasai Bacakilat dan Teknik Bacakilat. Buku yang ditulis Agus Setiawan ini merupakan buku yang sangat berharga dan layak dibaca, dipelajari, dipahami, dan dipraktikkan untuk meningkatkan kemampuan membaca. Satu hal yang membedakan Agus dengan penulis membaca cepat yang lain adalah, ia telah menyelenggarakan pelatihan Bacakilat, baru kemudian menuliskan metodenya ke dalam buku ini. Dengan demikian, teknik yang dijelaskannya telah teruji dan diterima publik. Hal lain, beberapa kesaksian dari beberapa orang bisnis juga merekomendasi buku ini. Apalagi untuk anda yang hobi membeli buku, namun tidak sempat untuk membacanya. [Tbk/rr]
Selamat Ulang Tahun Sri Mariastati Tumik Kristianingsih Fanita Meilisa Suyitno Affandi Parlindungan Situmorang Imam Bustomi Laris Siringo-ringo Ferry Andrianto Noor Ida Khomsiyati Annas Abdillah M Fadjar Judisiawan Miftachul Huda HS Riyanto Prabowo Mukhamad Taufiq
1Mei1964 1 Mei 1966 1 Mei 1987 2 Mei 1954 3 Mei 1956 3 Mei 1970 5 Mei 1960 7 Mei 1973 8 Mei 1971 8 Mei 1985 9 Mei 1971 10 Mei 1959 13 Mei 1971 14 Mei 1970
Susi Meyrista br Tarigan Ranap Palma Martinus Mabel Manuntun Simanjuntak Rudi Rusli Erriek Yodya Asriza Abdul Hadi Polman Erwin Fajrin Rafi Rakhmadhan Djasriadi Sinur Simbolon Kusnul Sholikhah Sri Nastiti
14 Mei 1976 15 Mei 1972 17 Mei 1968 18 Mei 1955 19 Mei 1971 19 Mei 1974 23 Mei 1958 23 Mei 1964 23 Mei 1987 27 Mei 1985 28 Mei 1956 28 Mei 1961 29 Mei 1983
BULETIN BUMN • EDISI 49 • TAHUN V • 30 APRIL 2011
7
rekam
peristiwa
TINDAK LANJUT KOMITMEN
Janji Investasi Satu Pintu Dalam rangka menindaklanjuti Komitmen Retreat Pemerintah (Pusat dan Daerah) dan BUMN di Bogor tanggal 21-22 Februari 2011, Kementerian BUMN telah membentuk Tim Tindak Lanjut Komitmen Kementerian BUMN dan BUMN. Tim tersebut telah melakukan serangkaian dialog bersama dengan Pemerintah Daerah dan BUMN, antara lain dilaksanakan di Surabaya tanggal 6 April 2011. DIALOG YANG dilaksanakan di Hall Room A lantai 2 Hotel JW Marriot Surabaya tersebut membicarakan proyek-proyek infrastruktur di koridor Jawa. Dari Kementerian BUMN, hadir dalam kesempatan itu Wahyu Hidayat (Staf Ahli Bidang SDM dan Teknologi), Harry Susetyo Nugroho (Staf Ahli Bidang Tata Kelola BUMN). Hadir juga perwakilan Pemerintah Provinsi di Koridor Jawa (DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat) dan 30 BUMN. MENEGASKAN KOMITMEN Wahyu Hidayat menegaskan, Kementerian BUMN telah berkomitmen untuk mendukung Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), melalui peningkatan Capital Expenditure (Capex), dan melaksanakan berbagai program pro rakyat. Wahyu juga menyampaikan, upaya pemenuhan komitmen ini dilakukan dengan mekanisme korporasi. “Dan tetap berada dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku.” katanya.
Dalam kesempatan itu, masing-masing perwakilan Pemerintah Provinsi yang berada di koridor Jawa menyampaikan paparannya. Ahmad Hariadi, Deputi Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup mengurai berbagai permasalahan DKI terkait dengan risiko geografis dan overload penduduknya akibat urbanisasi, banjir dan adanya perubahan iklim (climate change). “Kami sedang merencanakan pembangunan MRT (Mass Rapid Transit) yang diperkirakan akan dioperasionalkan tahun 2016. Saat ini, feasiblitity study sudah selesai. Juga dilakukan penambahan pembangunan jalan tol,” ujarnya. Ia menjanjikan, investasi BUMN di DKI akan dilakukan satu pintu. “Supaya dapat dimonitor perkembangannya lebih terkendali dan lebih baik,” katanya. MASALAH KLASIK Perwakilan dari Pemda Jawa Barat, Jawa Timur dan Jateng pun dalam paparannya menyampaikan berbagai rencana pembangunan infrastruktur di daerah masing-masing. Bahkan, Prasetyo Hadi (Sekwilda Bidang Ekonomi dan Pemerintah Provinsi Jatim) mengungkapkan juga berbagai permasalahan umum yang dihadapi dalam mengembangkan kawasan Industri yakni masalah kepastian hukum, perpajakan tidak konsisten menetapkan kriteria NJOP, pelayanan fasilitas dan legalitas usaha belum terintegrasi dan terbatasnya penyediaan utilitas (seperti listrik, gas dan air). Dalam diskusi, terungkap juga bahwa permasalahan yang muncul masih klasik, yakni masalah perizinan dan penyediaan/pembebasan lahan. Untuk itu, disepakati adanya Person In Charge (PIC) yang jelas dalam memudahkan komunikasi selanjutnya, di samping harus ada prioritas pembangunan dari masing-masing klaster pembangunan di masing-masing daerah. “Juga perlu adanya keterbukaan database yang bisa diakses oleh BUMN dalam ikut berperan serta dalam pembangunan di masing-masing daerah di koridor Jawa,” ujar Wahyu Hidayat. [Tbk]
Sesuai arahan Menteri Negara BUMN, Mustafa Abubakar agar perusahaan milik negara dapat bersinergi, PT Semen Padang pada tanggal 1 April 2011 lalu telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan PT Djakarta LIoyd (Persero) tentang angkutan kontainer semen, di Kementerian BUMN. Hadir pada kesempatan itu Deputi Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik Sumaryanto Widayatin, dan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Privatisasi Pandu A. Djajanto.
NOTA KESEPAHAMAN
Semangat Sinergi Menyelamatkan Djakarta Lloyd PENANDATANGANAN MoU itu dilakukan Dirut PT Semen Padang Widodo Santoso dengan Dirut PT Djakarta LIoyd, Syahril Japarin, disaksikan Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar.
Dirut PT Semen Padang Widodo Santoso dalam sambutannya mengatakan, PT Semen Padang merasa sangat berbahagia dan beruntung dapat menjalin kerjasama dengan PT Djakarta Lloyd (Persero), sesama BUMN.“Kita menyadari begitu besarnya potensi kekuatan yang dihasilkan apabila seluruh BUMN bersinergi. Semangat ini yang ditularkan Bapak Menteri kepada kita perwakilan BUMN melalui Instruksi Meneg BUMN No. Kep-109/MBU/2002 tentang Sinergi Antar BUMN,” katanya. MENGURANGI SUSUT SEMEN Widodo mengatakan, PT Semen Padang memiliki cakupan pasar di seluruh propinsi di Pulau Sumatera, Jawa Barat, DKI dan Jateng. Memiliki Packing Plant di Aceh, Belawan, Batam, Dumai, Tj Priok dan Ciwandan. Sekitar 70% distribusi adalah melalui angkutan laut. Oleh karena itu, jaminan pasok dan kontrol kualitas bukan hanya di mulut pabrik, tetapi juga
menyentuh ke jasa transportir. Menurutnya, penggunaan angkutan kontainer diyakini dapat mengurangi susut semen serta menjaga kualitas kemasan. Oleh karena itu, PT Semen Padang menyambut baik gagasan untuk menjalin kerjasama dengan PT Djakarta Lloyd (Persero). “Harapan kami, ke depan MoU ini agar segera kita wujudkan melalui Perjanjian Kerja dan segera direalisasikan,” katanya. PENYELAMATAN DJAKARTA LLOYD Sebelumnya, di Gedung Kementerian BUMN digelar rapat dalam rangka penyelamatan dan penyehatan PT Pelayaran Samudera Djakarta LIoyd (Persero) yang dipimpin Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar. Agenda rapat itu salah satunya menyangkut sinergi BUMN dalam rangka penyelamatan dan penyehatan PT Pelayaran Samudera Djakarta LIoyd. Menurut Widodo, sinergi antar-BUMN merupakan program pemerintah dalam meningkatkan daya saing perusahaan. Sejalan dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor 5 Tahun 2008 tentang pengadaan barang dan jasa di lingkungan BUMN. [Humas PT Semen Padang/Tbk]
rekam
peristiwa
8
BULETIN BUMN • EDISI 49 • TAHUN V • 30 APRIL 2011
SINERGI BUMN SE-JAWA BARAT
foto-foto: Seno
Gebyar Pasar Murah BUMN
Sejumlah BUMN yang berlokasi di Jawa Barat bersinergi melaksanakan penjualan paket sembako murah, Minggu 3 April 2011 lalu, bertempat di PT INTI Jl. Moh Toha Bandung. KORDINATOR ACARA Pasar Murah tersebut, Dikdik Kusnandi W (PTPN VIII) berharap, dengan diselenggarakannya Pasar Murah BUMN 2011 ini, diharapkan dapat membantu terciptanya stabilitas harga di pasar dan membantu masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah untuk membeli bahan kebutuhan pokok dalam jumlah memadai, kualitas baik dan harga terjangkau.
Sementara itu Harry Hartelan (PT Pupuk Kujang) selaku Ketua Penyelenggara menyampaikan, kegiatan ini adalah untuk membantu meringankan beban yang dihadapi masyarakat saat ini terutama bagi lapisan masyarakat menengah ke bawah. “Harga paket sembako yang dijual di sini jauh lebih murah 30-35 persen dari harga pasar, namun dengan kualitas yang baik,” katanya. Ini terlihat dari harga paket sembako yang dijual di acara ini, yakni Rp 30.000 yang terdiri atas 3 kg beras, 1 kg gula pasir dan 1 liter minyak sayur.
7.000 paket. “Sebelumnya, kami melaksanakan di berbagai wilayah yaitu di Karawang, Subang, Purwakarta, Bandung, Cianjur dan Sukabumi sebanyak 14.600 paket sehingga jumlah seluruhnya kami menjual 21.600 paket,” ujarnya.
PUNCAK ACARA Pasar Murah tahap pertama tersebut telah dilaksanakan sebelumnya di berbagai daerah di Jawa Barat oleh BUMN-BUMN di lokasinya masing-masing dan acara Gebyar Pasar Murah BUMN di awal April tersebut merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Pasar Murah itu.
Kegiatan yang terselenggara atas kerjasama sinergi seluruh BUMN di Jawa Barat tersebut semoga dapat bermanfaat dan dirasakan masyarakat. Dari catatan redaksi, BUMN yang telibat dalam gebyar Pasar Murah itu antara lain PTPN VIII, PT Pupuk Kujang, Perum Jasa Tirta II, Bio Farma, PERURI , TELKOM, PT Pos Indonesia, PT Sang Hyang Seri, PT Pindad, PT INTI, PT KAI, PT Dirgantara Indonesia, PT LEN dan PT Indah Karya.[Humas PT Pupuk Kujang/Tbk]
Harry Hartelan mengemukakan, untuk gebyar pasar murah disini panitia telah menyiapkan
Pasar murah ini merupakan salah satu kegiatan CSR BUMN sehingga diharapkan dapat menolong daya beli masyarakat, utamanya golongan ekonomi menengah ke bawah, akibat melonjaknya harga bahan kebutuhan pokok.
SINERGI
Penandatanganan MoU dan PKS Sinergi 37 BUMN Peristiwa penandatanganan MoU terbanyak terjadi pada tanggal 30 Maret 2011 lalu, di di Kantor Kementerian BUMN lantai 21. Sebanyak 37 BUMN bersepakat melakukan penandatanganan kerjasama sinergi yang disaksikan Menteri Negara BUMN, Mustafa Abu Bakar.
DENGAN TEMA “Tumbuh dan Berkembang Secara Efisien Melalui Sinergi”, kerjasama yang dilakukan antara perusahaan BUMN ini dilakukan dalam bentuk pemanfaatan sumber daya masing-masing perusahaan. Menurut Menteri Negara BUMN, Mustafa Abubakar, pelaksanaan sinergi BUMN ini akan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan bisnis dan operasional BUMN. “Sinergi BUMN juga dapat meningkatkan daya saing BUMN dalam menghadapi iklim persaingan yang semakin ketat dan meningkatkan kontribusi pendapatan BUMN untuk Negara,” kata Menteri. BUKAN SEKEDAR WACANA Mustafa Abubakar menekankan bahwa kerjasama antara BUMN ini akan terus dikembangkan, terlebih dengan adanya Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor 5 tahun 2008 tentang pengadaan barang dan jasa di lingkungan BUMN. “Kerjasama ini bukan sekedar wacana,” tandasnya. Seluruh BUMN yang hadir tersebut menyepakati 39 bentuk kerjasama sinergi, terdiri dari 35 Memorandum of Understanding (MoU) dan 4 Perjanjian Kerja Sama Sinergi. Kerjasama tersebut antara lain pengembangan layanan
komunikasi data (Telkom-Kimia Farma), peningkatan potensi sinergi BUMN dalam trading & distribution (Telkom-Kimia Farma), dan pengembangan solusi e-apotik (TelkomIndofarma). Selain itu, ada juga kerjasama ICT antara PT Telkom dengan BRI, BTN, PNM, Askrindo, Perum Perumnas, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII dan PT Dahana. Kerjasama yang cukup menarik adalah pengembangan Single Ticketing (TITAM) yang melibatkan Telkom, PT KAI, PELNI, ASDP, DAMRI, Garuda, dan BNI. Telkom juga bekerja sama dengan Angkasa Pura II dalam penyediaan layanan Electronic Point of Sales (e-POS) di lokasi Bandara Soekarno Hatta, meliputi penyediaan, pemeliharaan dan modernisasi fasilitas e-POS. Selain itu, ditandatangani juga kerjasama antara PT Pelindo II dengan Pemprov Sumbar dalam pengembangan dan penataan pelabuhan MEDIA SILATURAHIM Sinergi, menurut Mustafa Abubakar, juga dapat menjadi media silaturahim sesama keluarga besar BUMN, dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana saling memperkenalkan produk, layanan dan kapabillitas masing-masing BUMN. “Sehingga produk dan layanan tersebut dapat saling digunakan sesama BUMN, dengan tetap memperhatikan aspek kualitas dan harga yang
kompetitif sehingga BUMN dapat tumbuh dan berkembang secara efisien, serta mampu memberi kontribusi maksimal bagi kemajuan bangsa dan negara,” ujar Menteri Negara BUMN. [Tbk]
SUSUNAN KEPENGURUSAN BULETIN BUMN Pelindung: Menteri Negara BUMN Pembina: Sekretaris Kementerian BUMN, Kepala Biro Umum dan Humas Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Mahmud Husen Pemimpin Redaksi/Ketua Tim: Rudi Rusli Tim Editor: Teddy Poernama, M. Khairur Roziqin, Ferry Andrianto Dewan Redaksi Dan Desain Grafis: Riyanto Prabowo, Sandra Firmania, Erwin Fajrin, Sentot Moelyono Sekretariat: Sahala Silalahi (Koordinator), Umi Gita Nugraheni, Hendra Gunawan, Nur Wahid, Sutarman. Alamat Redaksi: Lantai M Gedung Kementerian BUMN (Biro Umum dan Humas), Jl. Medan Merdeka Selatan No.13, Jakarta Pusat 10110. Telp: 021-2312373, Fax: 021-2311224 E-mail:
[email protected], Website: www.bumn.go.id Redaksi menerima kontribusi tulisan dari pegawai Kementerian BUMN, karyawan BUMN atau pihak lain yang relevan dengan semangat Buletin Kementerian BUMN, dengan syarat diketik rapi dengan spasi ganda, maksimal 2.000 karakter (setengah halaman), dengan disertai identitas diri penulis. Setiap tulisan yang dimuat merupakan pendapat pribadi penulis.