Uji Tuntas HAM sebagai alat advokasi pelanggaran HAM oleh korporasi Iman Prihandono, Ph.D Fakultas Hukum, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia email:
[email protected]
Apakah kebijakan HAM tersedia untuk umum? Standar HAM internasional apa yang dijadikan acuan? Apakah perusahaan telah memenuhi kriteria minimum acuannya? Apakah kebijakan HAM menyebutkan bahwa hak asasi yang diterapkan perusahaan terhadap pekerja, partner bisnis dan pihak-pihak lain juga terkait dengan operasi, produk dan layanannya? Apakah standar HAM yang ada telah disetujui oleh jajaran senior perusahaan (CEO/Direktur)? Apakah perusahaan telah mengkomunikasikan standar HAM ini? Apakah perusahaan memiliki klausula HAM dalam kontrak yang dibuat dengan partner bisnisnya?
Matriks skala prioritas
Sebagai organisasi masyarakat sipil, potensi dampak HAM apa yang dapat anda analisa? Apakah perusahaan mengakui adanya potensi dampak tersebut? Departemen apa dalam perusahaan yang bertanggung jawab atas uji tuntas HAM ini? Apakah perusahaan telah mengembangkan proses penilaian atas dampak HAM? Jika iya, bagaimana perusahaan merespon permintaan tentang potensi dampak HAM dan strategi pencegahannya? Apakah perusahaan memiliki itikad baik untuk mengkomunikasikan potensi resiko HAM? Apakah penilaian yang dilakukan sudah mencakup identifikasi penmegang hak dan pemangku kepentingan yang mungkin terkena dampak operasi suatu perusahaan?
Apakah perusahaan telah berkonsultasi dengan para pihak yang berpotensi terkena dampak HAM? Apakah perusahaan sudah mengkomunikasikan dampak yang mungkin terjadi secara terus menerus? Apakah pihak-pihak yang berpotensi terkena dampak HAM serta pemangku kepentingan telah dilibatkan dalam proses penyusunan penilaian dampak HAM dan tindakan pencegahannya? Bagaimana perusahaan yang menindaklanjuti temuan dari analisis dampak HAM? Apakah para pemegang hak yang berpotensi terkena dampak HAM dan para pemangku kepentingan sepakat bahwa prosedur uji tuntas telah memperhitungkan saran dan masukan yang diberikan?
Apakah perusahaan sudah melacak efektifitas rencana kerja yang disusun untuk mengatasi dampak negatif? Apakah perusahaan telah melacak dampak yang timbul pada kelompok tertentu (perempuan, anak-anak, masyarakat adat)? Apakah evaluasi yang dilakukan sudah mempertimbangkan pemegang hak yang terkena dampak? Apakah perusahaan telah merevisi rencana kerja berdasarkan hasil evaluasi?
Apakah perusahaan telah berpartisipasi dalam setiap proses pemulihan? Apakah perusahaan menjalankan perannya untuk menyediakan bentuk pemulihan secara langsung bagi para pemegang hak yang terkena dampak? Apakah bentuk pemulihan yang disediakan perusahaan (permintaan maaf, kompensasi, penghentian kegiatan atau pemutusan hubungan kerja)? Apakah pemulihan yang dilakukan perusahaan telah sesuai dengan kehendak para pemegang hak yang terkena dampak? Apakah perusahaan telah menjalankan mekanisme penanganan keluhan bagi pihak-pihak yang terkena dampak negatif dari aktivitas bisnis perusahaan?
Apakah mekanisme penanganan keluhan telah dijalankan secara efektif oleh perusahaan? Apakah perusahaan mendapatkan kritikan terkait efektifitas penanganan dari pihak-pihak dan/atau para stakeholder yang terkena dampak? Bagaimana penilaian para pihak/ stakeholder yang terkena dampak terhadap proses pemulihan keadaan yang dilakukan perusahaan? Apakah proses pemulihan keadaan menghasilkan perubahan kebijakan HAM di perusahaan secara keseluruhan?
Respon perusahaan Apakah perusahaan memiliki itikad baik untuk melakukan komunikasi terkait penyelesaian dampak negatif HAM? Apakah perusahaan menanggapi permintaan para pemegang hak & perwakilan sah suatu kelompok tentang penjelasan komperehensif tentang cara penyelesaian masalah HAM? Apakah perusahaan melaporkan bagaimana upaya penyelesaian dampak HAM berat?