UJI DAYA HASIL 13 GALUR CABAI IPB PADA TIGA UNIT LINGKUNGAN
Oleh: S. ANDRA MASTAUFAN A24070011
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
RINGKASAN S. ANDRA MASTAUFAN. Uji Daya Hasil 13 Galur Cabai IPB pada Tiga Unit Lingkungan. Dibimbing oleh MUHAMAD SYUKUR dan SRIANI SUJIPRIHATI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi 13 galur cabai IPB, mendapatkan galur dengan daya hasil yang tinggi, dan memiliki tingkat adaptasi yang baik pada lingkungan tanam yang berbeda. Pengujian dilakukan dengan menanam galur terpilih pada tiga unit lingkungan yang berbeda, yaitu Bogor1 (Bogor dengan curah hujan rendah), Bogor2 (Bogor dengan curah hujan tinggi), dan Boyolali. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Tersarang dua faktor dengan 3 ulangan. Faktor utama adalah kondisi lingkungan tanam dan sebagai anak petak adalah 17 genotipe cabai yang diuji. Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 2010 – Januari 2011 di Kebun Percobaan Leuwikopo, Dramaga, Bogor, dan kebun petani di Boyolali. Genotipe yang digunakan adalah 13 galur cabai, terdiri atas IPB001004, IPB002001, IPB002003, IPB002005, IPB002046, IPB009002, IPB009004, IPB009015, IPB009019, IPB015002, IPB015008, IPB019015, dan IPB120005, serta 4 varietas komersial sebagai pembanding, yaitu Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula. Data dari tiga unit lingkungan kemudian dianalisis gabungan. Analisis stabilitas terhadap karakter hasil dilakukan dengan menggunakan metode Additif Main Effect and Multiplicative Interaction (AMMI). Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
lingkungan
dan
genotipe
memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap hampir semua peubah kuantitatif yang diamati, yaitu lebar daun, panjang daun, diameter batang, tinggi tanaman, lebar tajuk, bobot 1 000 biji, hari berbunga, hari berbuah, diameter buah, bobot buah, tebal kulit buah, panjang buah, bobot buah total, dan produktivitas. Peubah produksi per tanaman dianalisis secara terpisah per lingkungan, dan didapatkan bahwa pada lingkungan Bogor1 dan Boyolali, terdapat pengaruh yang sangat nyata. Pada lingkungan Bogor2, didapatkan bahwa perlakuan lingkungan, genotipe, maupun interaksi keduanya tidak memberikan pengaruh.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa galur IPB120005 dan IPB001004 memiliki potensi hasil yang tinggi (14.34 ton/ha dan 13.04 ton/ha). Hasil analisis stabilitas menunjukkan bahwa galur IPB002003, IPB009004, dan IPB015008 bisa dikategorikan sebagai galur yang stabil. Galur IPB009019 merupakan galur yang spesifik lingkungan pada Bogor2, sedangkan galur IPB001004 dan IPB120005 merupakan galur yang sesuai untuk lingkungan Boyolali.
UJI DAYA HASIL 13 GALUR CABAI IPB PADA TIGA UNIT LINGKUNGAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh: S. ANDRA MASTAUFAN A24070011
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
LEMBAR PENGESAHAN Judul
: UJI DAYA HASIL 13 GALUR CABAI IPB PADA TIGA UNIT LINGKUNGAN
Nama
: S. Andra Mastaufan
NIM
: A24070011
Menyetujui, Dosen Pembimbing Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Muhamad Syukur, SP, MSi.
Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS
NIP 19720102 200003 1 001
NIP 19551028 198303 2 002
Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc.Agr NIP 19611101 198703 1 003
Tanggal lulus :
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Desa Wotsogo, Kabupaten Tuban, pada tanggal 29 Oktober 1989 sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan bapak Masueb dan ibu Suparti. Penulis memulai pendidikan formal saat bersekolah di TK Dharma Wanita pada tahun 1994. Penulis melanjutkan pendidikan di SDN Wotsogo 02 hingga tahun 2001, kemudian menempuh pendidikan di SMPN 01 Jatirogo. Pada tahun 2007, penulis menyelesaikan studi di SMAN 01 Jatirogo, dan pada tahun yang sama mulai tercatat sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB melalui jalur USMI. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura pada tahun 2008-2009. Penulis pernah menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Dasar Pemuliaan Tanaman, Teknik Pemuliaan Tanaman I, dan Genetika dan Pemuliaan Tanaman.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian dan skripsi dengan judul “Uji Daya Hasil 13 Galur Cabai IPB pada Tiga Unit Lingkungan.” Penelitian ini merupakan rangkaian dari perakitan cabai merah bersari bebas yang dilakukan oleh tim pemuliaan cabai bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini yaitu: 1. Dr. Muhamad Syukur, SP, MSi. dan Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan penulis arahan selama penelitian hingga penyusunan skripsi. 2. Dr. Ir. Maya Melati MS, MSc. Selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini. 3. Suparti SPd dan Masueb SPd, selaku kedua orang tua penulis. 4. Dr. Ir. Sandra Arifin Aziz MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan selama penulis tercatat sebagai mahasiswa. 5. Dr. Rahmi Yunianti SP, MSi yang telah memberikan masukan selama penelitian berlangsung. 6. Nurwanita Ekasari Putri SP, MSi, Siti Marwiyah SP, MSi, Swisci Margaret SP, MSi, Abdullah bin Arif SP, MSi, Novita Fardilawati SP, Tiara Yudilastari SP, Abdul Hakim SP, Mochamad Suwarno SP, Ricki Susilo, dan Rara Puspita Dewi Lima Wati yang telah membantu penulis selama penelitian. 7. Undang SP, Pak Darwa, Vitria Puspitasari R. SP, dan M. Ridha Alfaribi Istiqlal SP yang sangat membantu pelaksanaan penelitian di lapang. 8. Wahyu Kaharjati SP dan Anisa Rachmi Ayu Rihana yang telah membantu ketersediaan data lingkungan Boyolali. Bogor, Agustus 2011 Penulis
DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN ....................................................................................... Latar Belakang ................................................................................ Tujuan............................................................................................. Hipotesis .........................................................................................
1 1 2 2
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. Botani dan Morfologi Cabai ............................................................ Syarat Tumbuh Cabai...................................................................... Pemuliaan Tanaman Cabai .............................................................. Interaksi Genetik x Lingkungan dan Analisis Stabilitas ................... Lingkungan Tanam .........................................................................
3 3 4 4 5 6
BAHAN DAN METODE ............................................................................ Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................... Bahan dan Alat................................................................................ Metode Penelitian ........................................................................... Pelaksanaan Penelitian .................................................................... Pengamatan.....................................................................................
7 7 7 7 8 10
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... Kondisi Umum................................................................................ Karakter Kualitatif .......................................................................... Karakter Kuantitatif ........................................................................ Rekapitulasi F-hitung dan Koefisien Keragaman ............................. Lebar daun dan Panjang Daun ......................................................... Diameter Batang, Tinggi Tanaman, Lebar Tajuk ............................. Bobot 1 000 biji .............................................................................. Umur Berbunga dan Umur Berbuah ................................................ Diameter Buah, Bobot per Buah, Tebal Daging Buah, dan Panjang Buah .................................................................................. Karakter Mutu Buah Cabai Segar .................................................... Karakter Produksi ........................................................................... Analisis Stabilitas............................................................................
13 13 15 21 21 22 24 28 30 32 37 39 41
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 45 Kesimpulan ..................................................................................... 45 Saran............................................................................................... 45 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 46 LAMPIRAN ............................................................................................... 48
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman Teks
1. Penampilan Bentuk Kanopi, Warna, dan Bentuk Batang 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding................................
15
2. Penampilan Bentuk Daun, Bentuk Tepi Daun, dan Bentuk Ujung Daun 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding........
16
3. Penampilan Bentuk Warna Daun dan Tekstur Daun 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding................................
17
4. Penampilan Warna dan Jumlah Mahkota dan Warna dan Jumlah Anther 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding......
18
5. Penampilan Tekstur Kulit Buah, Bentuk Ujung Buah, Warna Buah Muda, dan Warna Buah Tua 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding ........................................................................
19
6. Rekapitulasi F-hitung dan Koefisien Keragaman..................................
21
7. Rataan Lebar Daun 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di Tiga Unit Lingkungan..................................................
22
8. Rataan Panjang Daun 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di Tiga Unit Lingkungan..................................................
23
9. Rataan Diameter Batang 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di Tiga Unit Lingkungan .................................
25
10. Rataan Tinggi Tanaman 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di Tiga Unit Lingkungan .................................
26
11. Rataan Lebar Tajuk 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di Tiga Unit Lingkungan..................................................
28
12. Rataan Bobot 1 000 biji 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di Tiga Unit Lingkungan .................................
29
13. Rataan Umur Berbunga 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4Varietas Pembanding di Tiga Unit Lingkungan ..................................
30
14. Rataan Umur Berbuah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di Tiga Unit Lingkungan..................................................
31
15. Rataan Diameter Buah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di Tiga Unit Lingkungan .................................
33
16. Rataan Bobot per Buah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di Tiga Unit Lingkungan .................................
34
17. Rataan Tebal Daging Buah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di Tiga Unit Lingkungan .................................
35
18. Rataan Panjang Buah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di Tiga Unit Lingkungan .................................
37
19. Karakteristik Mutu Buah Cabai Segar 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding .........................................................
38
20. Produksi 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding .........................................................................................
40
21. Analisis Ragam Model AMMI 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di Tiga Unit Lingkungan...........................
42
22. Analisis AMMI pada 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding .........................................................................................
43
Lampiran 1. Data Komponen Cuaca Daerah Dramaga, Bulan Maret 2010Januari 2011.........................................................................................
49
2. Data Curah Hujan Daerah Sawit-Boyolali, Bulan Agustus – Desember 2010 ....................................................................................
49
3. Sidik Ragam Lebar Daun 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding ..................................................................
49
4. Sidik Ragam Panjang Daun 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding ........................................................................
50
5. Sidik Ragam Diameter Batang 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding ........................................................................
50
6. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding ........................................................................
50
7. Sidik Ragam Lebar Tajuk 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding ........................................................................
51
8. Sidik Ragam Bobot 1 000 biji 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding ........................................................................
51
9. Sidik Ragam Umur Berbunga 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding ........................................................................
51
10. Sidik Berbunga Umur Berbuah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding ........................................................................
52
11. Sidik Ragam Diameter Buah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding ........................................................................
52
12. Sidik Ragam Bobot per Buah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding ........................................................................
52
13. Sidik Ragam Tebal Daging Buah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding ........................................................................
53
14. Sidik Ragam Panjang Buah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding ........................................................................
53
15. Sidik Ragam Bobot Buah Total 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding ........................................................................
53
16. Sidik Ragam Produktivitas 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding ........................................................................
54
17. Produktivitas 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding .........................................................................................
54
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman Teks
1. Bentuk Kanopi Cabai ...........................................................................
10
2. Bentuk Daun Cabai ..............................................................................
11
3. Gejala Penyakit yang Menyerang Tanaman Cabai................................
14
4. Diagram Biplot AMMI ........................................................................
44
Lampiran 1. Tanaman Cabai Galur IPB001004........................................................
55
2. Tanaman Cabai Galur IPB002001........................................................
56
3. Tanaman Cabai Galur IPB002003........................................................
57
4. Tanaman Cabai Galur IPB002005........................................................
58
5. Tanaman Cabai Galur IPB002046........................................................
59
6. Tanaman Cabai Galur IPB009002........................................................
60
7. Tanaman Cabai Galur IPB009004........................................................
61
8. Tanaman Cabai Galur IPB009015........................................................
62
9. Tanaman Cabai Galur IPB009019........................................................
63
10. Tanaman Cabai Galur IPB015002........................................................
64
11. Tanaman Cabai Galur IPB015008........................................................
65
12. Tanaman Cabai Galur IPB019015........................................................
66
13. Tanaman Cabai Galur IPB120005........................................................
67
14. Tanaman Cabai Varietas Pembanding Gelora.......................................
68
15. Tanaman Cabai Varietas Pembanding Tit Super...................................
69
16. Tanaman Cabai Varietas Pembanding Tombak ....................................
70
17. Tanaman Cabai Varietas Pembanding Trisula ......................................
71
PENDAHULUAN Latar Belakang Cabai merupakan tanaman hortikultura yang banyak dikembangkan di Indonesia. Cabai memiliki kelebihan dibandingkan dengan sayuran lainnya karena bisa digunakan sebagai penambah rasa (rempah-rempah) pada makanan. Sebagai sayuran, cabai mengandung serat, vitamin, dan mineral yang sangat diperlukan oleh manusia. Cabai di Indonesia biasa dikonsumsi secara segar maupun olahan. Tanaman ini memiliki banyak kegunaan, mulai dari sayuran hingga fungsi biofarmaka. Cabai memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi, dilihat dari tingginya angka produksi cabai yang tercapai per tahun. Pada tahun 2005, produksi cabai nasional mencapai 1 058 023 ton, kemudian berfluktuatif pada tahun-tahun berikutnya menjadi 1 185 057 ton pada 2006, 1 128 792 pada 2007, 1 153 060 ton pada 2008, dan 1 378 727 ton pada 2009 (BPS, 2010a). Di Indonesia, ada tiga provinsi yang menjadi sentra produksi cabai, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, dengan total produksi pada tahun 2009 masing-masing mencapai 315 569 ton, 220 929 ton, dan 243 562 ton (BPS, 2010b). Kebutuhan cabai selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun mengingat jumlah penduduk dan tingkat konsumsi per kapita terus meningkat. Selain itu, perluasan penggunaan cabai sebagai bahan baku industri membuat peningkatan produksi cabai perlu segera dilakukan. Peningkatan produksi cabai bisa dilakukan melalui beberapa cara, yaitu penggunaan varietas cabai berdaya hasil tinggi, perluasan areal tanam, dan perbaikan berbagai teknik budidaya lainnya. Penggunaan varietas berdaya hasil tinggi dapat menjadi cara yang dipilih untuk mengingkatkan produksi cabai. Dengan luasan lahan dan teknik budidaya yang sama, penggunaan varietas berdaya hasil tinggi bisa memberikan hasil panen yang lebih besar. Varietas berdaya hasil tinggi merupakan salah suatu tujuan utama dalam proses pemuliaan tanaman. Salah satu tahapan dalam proses pemuliaan tanaman adalah evaluasi daya hasil dan stabilitas. Evaluasi stabilitas galur cabai dilakukan dengan menanam
pada kondisi lingkungan yang berbeda-beda, sehingga bisa melihat pengaruh lingkungan terhadap daya hasil galur cabai. Galur cabai yang unggul akan memiliki nilai produksi yang tinggi pada kondisi lingkungan yang berbeda-beda, artinya galur tersebut memiliki daya adaptasi yang baik. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengevaluasi 13 galur cabai IPB. 2. Mendapatkan galur-galur cabai yang memiliki daya hasil yang tinggi dan lebih baik daripada varietas pembanding. 3. Mendapatkan galur cabai yang memiliki daya adaptasi yang baik pada lingkungan yang berbeda. Hipotesis 1. Terdapat minimal satu galur tanaman cabai yang memiliki daya hasil lebih tinggi daripada varietas pembanding. 2. Terdapat minimal satu galur yang memiliki daya adaptasi yang baik pada tiga lingkungan yang berbeda.
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai merupakan sebutan untuk mewakili semua spesies dari genus Capsicum. Berdasarkan penggunaannya, cabai bisa dibedakan menjadi sayuran, rempah-rempah, obat herbal, atau tanaman hias di beberapa bagian di dunia.Cabai memiliki berbagai macam kenampakan, bentuk, ukuran, dan warna. Berdasarkan karakteristik bunga dan buah, cabai budidaya (Capsicum spp.) dibagi menjadi lima spesies utama, yaitu C. annuum, C. frutencens, C. chinense, C. pendulum, dan C. pubenscens (Ali, 2006). Di Asia, tiga spesies yang disebutkan pertama merupakan spesies yang paling banyak dikembangkan. Tanaman cabai yang paling banyak dikenal di Indonesia adalah cabai merah, memiliki nama latin Capsicum annuum L. Cabai diduga berasal dari daerah Colombia, mengingat fakta yang ada bahwa genus Capsicum memiliki keragaman morfologis yang sangat luar biasa di daerah ini (Barrera et al., 2005). Cabai merah (C. annuum) memiliki tingkat keragaman yang sangat tinggi, namun umumnya merupakan tanaman semusim yang tumbuh berupa terna atau menyemak, dengan tinggi 0.5 – 1.5 m, tegak, dengan percabangan lebat, dan ditanam sebagai tanaman semusim. Akar tunjang cabai sangat kuat, dengan banyak akar samping. Batang cabai biasanya bulat, dengan diameter hingga 1 cm. susunan daun cabai adalah alternate berupa daun tunggal, dengan variasi yang tinggi. Tangkai daun hingga 10 cm, panjang daun berukuran 10-16 cm, lebarnya 5-8 cm. Tepi daunnya umumnya rata dengan warna daun hijau muda hingga hijau tua (Poulos, 1994). Buah cabai menggantung atau tegak, merupakan buah beri dengan biji yang banyak.Buah kadang tumbuh tunggal pada tiap buku, meskipun beberapa jenis menunjukkan adanya buah yang lebih dari satu. Saat perkembangan buah, kulit buah berkembang lebih cepat daripada plasenta biji, sehingga buah yang terbentuk akan berongga.
Biji cabai berbentuk pipih,
biasanya kuning pucat, bulat telur, dengan 150-160 butir tiap gram (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).
Syarat Tumbuh Cabai Cabai merupakan tanaman
daerah dengan iklim hangat yang tidak
terpengaruh panjang hari, meskipun
beberapa jenis menunjukkan reaksi
fotoperiodik. Penanaman cabai di Indonesia meliputi daerah dengan agroklimat dan sistem penanaman yang berbeda-beda (Mustafa et al., 2006). Cabai mampu bertahan pada lingkungan dengan naungan hingga 45 %, meskipun hal tersebut akan menunda pembungaan. Cabai tumbuh baik pada tanah berlempung yang teririgasi dengan baik dengan pH 5.5-6.8 (Poulos, 1994). Tanah yang baik untuk penanaman cabai adalah tanah yang berstruktur remah atau gembur, subur, dan banyak mengandung bahan organik (BBPPTP, 2008). Cabai dapat hidup pada daerah dengan ketinggian antara 0 – 1200 m dpl, yang artinya tanaman ini toleran terhadap dataran tinggi maupun dataran rendah. Cabai secara tradisional dibudidayakan pada areal dengan kisaran suhu yang lebih luas jika dibandingkan dengan paprika yang dikategorikan tanaman iklim sejuk (Gniffke, 2004). Cabai mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi yang lebih hangat daripada paprika, namun pembentukan buah tidak terjadi dengan baik ketika suhu malam diatas 24 o
C. Suhu yang baik bagi cabai adalah antara 20-30 oC. Ketika suhu dibawah 15 oC
atau melebihi 32 oC untuk waktu yang cukup panjang, pertumbuhan dan potensi hasil biasanya akan menurun (Berke et al., 2005). Pemuliaan Tanaman Cabai Pemuliaan tanaman adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan untuk merakit suatu varietas dengan kemampuan yang lebih baik dan dapat diterima oleh petani sebagai pengguna. Dalam melakukan pemuliaan tanaman dibutuhkan sumber daya genetik yang memiliki keragaman sehingga bisa dihasilkan variasi yang akan dilakukan seleksi. Tujuan akhir suatu kegiatan pemuliaan tanaman adalah dihasilkannya suatu varietas unggul. Pemuliaan cabai pada awalnya berkembang untuk merakit kultivar paprika. Pemuliaan untuk cabai pedas baru berkembang pada akhir-akhir ini (Sanjaya et al., 2002). Sebagai komoditas hortikultura yang penting, kini pemuliaan cabai mulai dikembangkan ke arah cabai merah, mengingat potensi pengembangannya yang lebih besar.
Pengembangan varietas cabai diarahkan untuk tujuan akhir didapatkannya varietas hibrida atau varietas bersari bebas (Open Pollinated Variety / OPV). Varietas unggul cabai merah di Indonesia masih mengarah ke aspek produksi yang tinggi, karena produktivitas cabai nasional yang masih rendah, yaitu sekitar 4 ton/ha (Kirana, 2006). Untuk meningkatkan produktivitas cabai, salah satu solusinya adalah menggunakan benih bermutu dari varietas unggul. Benih hibrida memiliki kelebihan dibandingkan dengan benih bersari bebas, antara lain produktivitas yang lebih tinggi dan lebih seragam. Kelemahan benih hibrida adalah harganya yang jauh lebih mahal dan biji yang didapatkan dari tanaman hibrida tidak bisa digunakan sebagai benih pada musim tanam berikutnya. Perbedaan harga benih hibrida dengan benih bersari bebas cukup tinggi, hal ini disebabkan proses pembuatan benih hibrida yang relative lebih sulit sehingga memerlukan biaya produksi yang lebih tinggi. Interaksi Genetik x Lingkungan dan Analisis Stabilitas Tanaman Salah satu kriteria supaya varietas bisa dikatakan unggul adalah jika varietas tersebut mampu beradaptasi secara baik pada kondisi lingkungan yang beragam. Suatu parameter yang paling mudah diamati untuk menilai tingkat adaptasi suatu genotipe adalah dengan melihat kenampakan visual atau kondisi fenotipenya. Hal tersebut sejalan dengan tulisan Sujiprihati et al. (2006), yang menyatakan bahwa tingkat adaptasi tanaman bisa diukur dari penampilan tanaman, yang tergantung kepada genotipe, lingkungan, dan interaksi genotipe dan lingkungan. Untuk mengetahui tingkat adaptasi tanaman bisa dengan melakukan pengamatan visual secara langsung kepada genotipe yang dievaluasi. Untuk mengetahui tingkat adaptasi secara akurat dan terstruktur dilakukan pengujian multi lingkungan, yang terdiri atas multi musim dan multi lingkungan. Saraswati et al. (2006), menyatakan bahwa pengujian multi lingkungan dilakukan untuk melihat daya adaptasi dan stabilitas dalam mempertahankan penampilan potensi hasil di berbagai lokasi. Genotipe yang stabil dan adaptif akan menunjukkan kemampuan tumbuh yang sama pada kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Pertumbuhan yang sama pada lingkungan yang berbeda menunjukkan bahwa
pengaruh genetik tanaman memiliki proporsi yang lebih besar terhadap penampilan tanaman jika dibandingkan dengan pengaruh lingkungan atau interaksi genetik dan lingkungan. Zen (2007) menyatakan bahwa nilai kontribusi galur yang rendah terhadap komponen varians interaksi Genotipe dan Lingkungan (interaksi G x L) sebesar 15 % menunjukkan bahwa galur tersebut lebih stabil daripada galur dengan nilai G x L sebesar 23 %. Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan Saraswati (2006), bahwa ketidakstabilan hasil suatu kultivar di berbagai lingkungan biasanya menunjukkan interaksi yang tinggi antara faktor genetik dan lingkungan. Lingkungan Tanam Kondisi lingkungan tanam dalam budidaya tanaman bisa dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan musim dan lokasi. Budidaya tanaman pertanian pada musim tanam yang berbeda-beda akan memberikan hasil atau harga yang lebih baik (Berke, 2005). Pengaruh lain dari musim tanam adalah dari segi kondisi faktor lingkungan abiotik seperti radiasi matahari, kadar air tanah, suhu harian, dan faktor lainnya. Pada musim kemarau, suhu harian dan radiasi surya akan meningkat, namun akan diiringi oleh turunnya kelembaban. Kafidazeh (2008), menyatakan bahwa peningkatan suhu mampu menyebabkan turunnya daya kecambah polen cabai secara drastis. Suhu yang tinggi menyebabkan menurunnya jumlah buah yang terbentuk dan memperkecil ukuran buah cabai (Gniffke, 2004). Penanaman pada lokasi yang berbeda akan memberikan pengaruh berupa perbedaan kondisi agroklimat, sehingga berdampak terhadap pertumbuhan tanaman budidaya. Menurut Hartuti dan Sinaga (2006) umur panen cabai sangat bervariasi, salah satunya disebabkan oleh perbedaan lokasi penanaman. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sujiprihati et al. (2006), bahwa tanaman yang dibudidayakan di dataran tinggi memiliki pertumbuhan vegetatif yang lebih lama, sehingga umur panen yang ada juga lebih lama.
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mencakup tiga unit lingkungan. Lingkungan Bogor1 dan Bogor2 dilaksanakan pada bulan Maret – Agustus 2010 dan September 2010 – Januari 2011 di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB Dramaga dan di Laboratorium Genetika dan Pemulian Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Lingkungan Boyolali dilaksanakan dari bulan Agustus – Desember 2010 bertempat di lahan petani di Boyolali. Penulis tidak melaksanakan sendiri untuk lingkungan Boyolali, namun oleh tenaga lapang yang sudah terlatih. Bahan dan Alat Alat yang digunakan meliputi tray semai, cangkul, koret, ember, gayung, sprayer, timbangan, gelas ukur, jangka sorong, penggaris, dan kantong plastik. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 13 galur cabai yaitu IPB001004, IPB002001, IPB002003, IPB002005, IPB002046, IPB009002, IPB009004, IPB009015, IPB009019, IPB015002, IPB015008, IPB019015, dan IPB120005. Galur tersebut merupakan galur cabai generasi lanjut hasil pemuliaan Tim Pemuliaan Cabai Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Tetua yang digunakan sebagai bahan persilangan terdiri dari beberapa golongan, yaitu cabai besar, cabai rawit, dan cabai keriting. Disamping itu juga digunakan 4 varietas komersial sebagai pembanding yaitu Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula. Sarana produksi cabai yang digunakan adalah media semai, pupuk kandang, pupuk daun, pupuk NPK mutiara, urea, SP-18, KCl, ajir bambu, tali rafia, akarisida berbahan aktif
Difocol 51 %, insektisida butiran berbahan
Karbofuran 3 %, insektisida berbahan aktif Profenofos 50 %, fungisida berbahan aktif Mancozeb 45 %, fungisida berbahan aktif Propineb 70 %, dan bakterisida berbahan aktif Streptomisin sulfat 20 %. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Tersarang dua faktor dan tiga ulangan. Faktor utama adalah lingkungan tanam yang terdiri dari tiga taraf,
yaitu Bogor1, Bogor2, dan Boyolali. Faktor kedua sebagai anak petak adalah 17 genotipe cabai yang diuji, terdiri atas 13 galur cabai IPB dan 4 varietas komersial sebagai pembanding. Setiap lingkungan terdapat 51 satuan percobaan dengan masing-masing terdapat 20 tanaman Model matematis untuk analisis gabungan antar lokasi adalah: Yijk = + i + i/j + k + ()ik + ijk dimana: Yijk = nilai peubah yang diamati
= nilai tengah populasi
i
= pengaruh lingkungan ke-i
i/j
= pengaruh ulangan ke-i dalam lingkungan ke-j
k
= pengaruh genotipe ke-k
()ik = pengaruh interaksi lingkungan ke-i genotipe ke-k ijk
= pengaruh galat pada ulangan ke-i, lingkungan ke-j, dan genotipe ke-k
i
= 1, 2, 3
j
= 1, 2, 3
k
= 1, 2, 3, ..., 17 Analisis data pengamatan kuantitatif menggunakan analisis ragam
(ANOVA) pada taraf 5 % untuk melihat perbedaan diantara perlakuan. Jika hasil pengujian menunjukkan beda nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Dunnett pada taraf 5 %. Analisis stabilitas dilakukan pada karakter hasil dengan menggunakan metode Additive Main Effect and Multiplicative Interaction (AMMI). Hasil analisis stabilitas AMMI ditampilkan dengan menggunakan biplot untuk melihat galur-galur yang stabil pada tiga unit lingkungan atau spesifik pada lingkungan tertentu. Pelaksanaan Penelitian Penyemaian Penanaman cabai dilakukan dengan metode indirect planting, artinya benih cabai disemaikan terlebih dahulu sebelum ditanam di lapang. Benih disemai dalam tray semai 72 lubang yang diisi media tanam organik. Tiap lubang tray semai diisi dua benih. Seminggu setelah penyemaian dilakukan penyulaman untuk
benih yang tidak tumbuh. Pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiraman jika media mulai kering. Jika terdapat serangan OPT, dilakukan pengendalian dengan pestisida maupun secara manual. Setelah tanaman berusia 2 minggu, dilakukan penyemprotan pupuk daun dan pupuk kocor setiap minggu pada hari yang berbeda. Bibit cabai siap dipindah ke lahan setelah berusia 1.5 – 2 bulan, setidaknya tanaman memiliki setidaknya 4 - 6 daun sejati. Pengolahan Lahan Lahan disiapkan 2 minggu sebelum tanam. Pupuk dasar berupa pupuk kandang dengan dosis 20 ton /ha. Tanah diolah sehingga bercampur dengan pupuk kandang, kemudian dibuat bedengan dengan ukuran lebar 1 m, panjang 5 m, jarak antar bedeng 50 cm, tinggi bedeng 30 cm. Bedeng ditutup dengan mulsa plastik hitam perak setelah ditaburi dengan pupuk urea, SP-18 dan KCl, kemudian dibuat lubang tanam 50 cm x 50 cm. Penanaman Bibit Bibit yang telah dikeluarkan dari tray semai kemudian ditanam di bedengan sebatas posisi daun kotiledon. Bibit yang telah ditanam segera diberi insektisida butiran dan ditancapkan ajir bambu dan diikat dengan tali rafia dengan ikatan yang membentuk angka 8. Waktu penanaman dilakukan pada sore hari agar tidak terjadi penguapan yang berlebih. Pemberian insektisida butiran untuk mencegah serangan ulat tanah. Bibit yang selesai ditanam kemudian disiram agar tidak layu. Pemeliharaan Pemeliharaan
yang
dilakukan
meliputi
penyulaman,
penyiraman,
penyiangan gulma, pewiwilan, pengocoran, pengikatan ke ajir, dan pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan penyulaman dilakukan maksimal satu minggu setelah tanam. Penyiraman dilakukan apabila kondisi tanah mulai kering. Penyiangan gulma dilakukan secara manual. Satu minggu setelah penanaman, dilakukan pewiwilan pada tanaman, agar tidak tumbuh cabang air yang akan menggangu pertumbuhan tanaman. Pemeliharaan lainnya adalah pengocoran, yang dilakukan seminggu sekali dengan larutan NPK mutiara dengan dosis 10 g/liter. Setelah tanaman tumbuh besar, dilakukan pengikatan kembali ke ajir agar
tanaman tumbuh tegak. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara teratur secara terpadu. Pemanenan Panen dilakukan setelah buah berwarna merah setidaknya 75 %. Data yang digunakan bukan merupakan data panen per petak, sehingga hanya tanaman contoh yang buahnya dipanen untuk kemudian ditimbang. Panen dilakukan dua kali seminggu untuk menghindari buah cabai busuk karena terserang antraknosa ketika berada di lahan. Pengamatan Karakter yang diamati adalah karakter kualitatif dan kuantitatif. Karakter yang diamati disesuaikan dengan karakter tanaman yang diperlukan untuk pelepasan varietas. Pengamatan yang dilakukan merujuk kepada deskripsi cabai berdasarkan International Plant Genetic Resources for Chili (IPGRI, 1995). Cara pengamatan masing-masing karakter adalah: Karakter kualitatif: 1. Bentuk kanopi (tegak, kompak, atau kompak), diamati setelah panen pertama.
Gambar 1. Bentuk Kanopi Cabai. 3. Menyebar, 5. Kompak, 7. Tegak 2. Bentuk batang (bulat, bersudut, atau pipih), diamati setelah panen pertama. 3. Warna batang (hijau, hijau dengan garis ungu, ungu, atau lainnya), diamati sebelum tanaman dipindah ke lapang.
4. Bentuk daun (delta, oval, atau lanset), diamati setelah panen pertama, bentuk dari rata-rata 10 daun dewasa.
Gambar 2. Bentuk Daun Cabai. 1. Delta, 2. Oval, 3. Lanset 5. Warna hijau daun (hijau muda, hijau, atau hijau tua), diamati ketika tanaman sudah dewasa. 6. Bentuk tepi daun (rata, agak bergelombang, atau bergelombang), diamati pada daun yang telah dewasa dan berukuran maksimum. 7. Bentuk ujung daun (runcing atau tumpul), diamati pada daun yang telah dewasa dan berukuran maksimum. 8. Tekstur permukaan daun (halus, agak kasar, atau kasar) , diamati pada daun muda yang telah mencapai ukuran maksimum 9. Warna mahkota (putih, kuning muda, kuning, kuning hijau, ungu dengan warna dasar putih, ungu) 10. Jumlah mahkota (helai), diamati pada kisaran jumlah mahkota yang ada pada. 11. Warna anther (putih, kuning, hijau, biru, ungu muda, ungu) , diamati setelah bunga mekar namun belum terjadi anthesis kelopak. 12. Jumlah anther (buah), diamati pada kisaran jumlah anther yang ada. 13. Bentuk ujung buah (runcing, tumpul, atau berlekuk), diamati sebagai rataan pada 10 buah. 14. Tekstur kulit buah (halus, agak kasar, atau kasar), diamati ketika buah sudah dewasa. 15. Warna buah muda (hijau cerah, hijau, atau hijau gelap), diamati ketika buah masih muda dan belum memasuki kematangan. 16. Warna buah tua (merah cerah, merah, atau merah gelap), diamati ketika buah telah mencapai kematangan penuh.
Karakter kuantitatif: 1. Lebar daun (cm), diukur rata-rata 10 daun yang telah berukuran maksimum pada percabangan utama pada titik terlebar. 2. Panjang daun (cm), diukur rata-rata 10 daun yang telah berukuran maksimum pada percabangan utama pada titik terpanjang. 3. Diameter batang (cm), diukur pada pertengahan batang sebelum dikotomus setelah panen pertama. 4. Tinggi tanaman (cm), diukur dari pangkal batang sampai titik tumbuh tertinggi setelah panen pertama. 5. Lebar tajuk (cm), diukur setelah panen pertama. 6. Bobot 1 000 butir biji (g), berasal dari konversi penghitungan bobot 100 butir biji yang diulang sebanyak tiga kali. 7. Umur berbunga (HST), diukur dari mulai pindah tanam hingga 50 % populasi tanaman berbunga. 8. Umur berbuah (HST), diukur dari mulai pindah tanam hinga 50 % populasi tanaman berbunga 9. Diameter buah (cm), rata-rata diameter 10 buah pada titik terlebar yang berasal dari panen kedua. 10. Bobot per buah (g), rata-rata bobot 10 buah yang berasal dari panen kedua. 11. Tebal daging buah (mm), rata-rata tebal daging 10 buah pada titik tertebal yang berasal dari panen kedua. 12. Panjang buah (cm), rata-rata panjang 10 buah mengikuti bentuk buah yang berasal dari panen kedua 13. Bobot buah total per tanaman (g), ditimbang buah yang ada selama 8 minggu panen. 14. Produktivitas tanaman (ton/ha), dihitung dengan rumus: Produktivitas=
/
/
(Komunikasi pribadi dengan Dr. Muhamad Syukur)
%
%
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini meliputi tiga unit lingkungan yang berbeda, yaitu Bogor1 (mewakili dataran rendah beriklim kering), Bogor2 (mewakili dataran rendah beriklim basah), dan Boyolali (mewakili sentra produksi cabai). Data klimatologi untuk lingkungan 1 dan 2 (Bogor1 dan Bogor2) didapatkan dari Badan Klimatologi dan Geofisika Dramaga (Tabel Lampiran 1), sedangkan data curah hujan untuk lingkungan Boyolali didapatkan dari kantor Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali. Unit lingkungan Bogor1 dilakaksanakan pada bulan Maret–Agustus 2010, curah hujan terendah terjadi pada bulan April, dengan curah hujan 42.9 mm, dengan curah hujan tertinggi pada bulan Mei 2010, yaitu mencapai 303.4 mm. Curah hujan pada bulan April 2010 yang sangat rendah berdampak sangat besar kepada kondisi tanaman. Cekaman kekeringan yang sangat ekstrim pada saat pembungaan menyebabkan banyak tanaman yang gagal berbuah, karena bunganya rontok akibat kekurangan air. Moss (1984), menyatakan bahwa kekurangan air merupakan penyebab terbesar kehilangan hasil pada tanaman pertanian. Penyiraman yang dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore), tidak banyak membantu sehingga tanaman tetap layu. Hal tersebut diperparah dengan kenaikan suhu dari rata-rata 25.68 oC menjadi 27.1 oC. Penelitian di lingkungan Bogor2 dilaksanakan pada bulan September 2010-Januari 2011. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan September (curah hujan 601.0 mm), sedangkan terendah terjadi pada bulan Desember 2010 (curah hujan 177.3 mm). Distribusi curah hujan selama musim penanaman memiliki kecenderungan bahwa di awal penanaman, saat terjadi pertumbuhan pertumbuhan vegetatif, curah hujan sangat tinggi, sehingga kebutuhan air tercukupi dengan baik. Ketika tanaman berada dalam fase generatif, curah hujan menurun sehingga berada di kisaran 200 mm/bulan, sehingga masih cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman, namun tidak terlalu lembab sehingga serangan penyakit antraknosa tidak terlalu tinggi. Nilai rataan suhu harian berkisar antara 25.0 (Nopember) – 25.5 (Desember) oC. Kelembaban udara pada awal musim tanam di
lingkungan an Bogor2 cukup tinggi, yaitu 84 – 86 %, disertai curah hujan sebesar 436.20 – 601.00 mm/bulan. Pada pertanaman terjadi serangan penyakit senthik, yang disebabkan oleh cendawan Choanephora cucurbitarum. Penyakit ini terutama banyak menyerang galur IPB002001 dan IPB002005. 02005. Serangan penyakit ini menyebabkan cabang dan ranting busuk dan mati. Penelitian di lingkungan Boyolali dilaksanakan pada bulan Agustus AgustusDesember 2010. Curah hujan yang tercatat setiap bulan berkisar antara 138.00 – 260.00 mm, dengan rataan 263.00 mm/bulan. Curah hujan yang paling menonjol adalah pada bulan keempat penanaman, sebesar 336.00 mm, ketika ketika tanaman mulai berada dalam fase awal produksi. Akibat yang muncul adalah banyaknya buah yang busuk terserang antraknosa, meskipun bobot total buah tidak terlalu terpengaruh. Organisme
pengganggu
tanaman
(OPT)
utama
yang menyerang
pertanaman meliputi Colletotrichum Coll spp (penyebab penyakit antraknosa), Virus Gemini (penyakit menguning) menguning), lalat buah (Bactrocera dorsalis)) dan kutu daun (Aphidae). Bosland dan Votava (2000), menyatakan bahwa gejala gejala yang paling umum adalah pertumbuhan yang kerdil, keriting, atau daunnya daunnya terpelintir, adanya gejala mozaik berwarna kuning cerah, penurunan jumlah daun dan buah, serta berkurangnya hasil.
Gambar 3. Gejala Penyakit yang Menyerang Tanaman Cabai A. Penyakit Keriting Kuning, B. Layu Bakteri, C. Senthik, D. Antaknosa
Karakter Kualitatif Karakter kualitatif merupakan karakter yang dikendalikan oleh satu atau beberapa gen. Karakter kualitatif sedikit sekali dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sehingga pengamatan karakter ini dilakukan hanya sekali. Karakter kualitatif pada genotipe yang diuji menunjukkan adanya perbedaan dengan varietas pembanding. Dari 16 karakter kualitatif yang diamati, hanya karakter warna batang dan bentuk batang yang tidak menunjukkan perbedaan, yaitu semua genotipe memiliki warna batang hijau dengan bentuk batang bulat (Tabel 1).
Tabel 1. Penampilan Bentuk Kanopi, Warna, dan Bentuk Batang 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding yang Diuji Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula
Bentuk Kanopi
Bentuk Batang
Warna Batang
Kompak Kompak Tegak Kompak Kompak Kompak Kompak Kompak Tegak Menyebar Tegak Kompak Kompak Kompak Menyamping Kompak Menyamping
Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat
Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
Karakter pertama yang menunjukkan adanya perbedaan adalah karakter bentuk kanopi. Galur IPB002003, IPB009019, dan IPB015008 memiliki kanopi yang berbentuk tegak, sedangkan galur IPB015002 berbentuk menyamping, sama dengan varietas pembanding Trisula dan Tit Super. Galur lain yang diuji memiliki bentuk kanopi yang sama dengan varietas pembanding Gelora dan Tombak, yaitu kompak. Bentuk kanopi merupakan gambaran secara umum penampilan tanaman
di lapang. Tanaman dengan bentuk kanopi yang menyebar, yaitu IPB015002, Tit Super, dan Trisula dahan dan rantingnya akan melengkung ketika dipenuhi buah, sehingga mudah patah jika ukuran batangnya kecil. Bentuk daun galur IPB002001 dan IPB009015 adalah sama dengan varietas Tombak, yaitu delta, sedangkan IPB002046 merupakan satu-satunya galur dengan bentuk daun lanset. Galur lain memiliki bentuk daun yang sama dengan varietas Gelora, Tit Super, dan Trisula, yaitu oval (Tabel 2). Tabel 2. Penampilan Bentuk Daun, Bentuk Tepi Daun, dan Bentuk Ujung Daun 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula
Bentuk Daun
Bentuk Tepi Daun
Bentuk Ujung Daun
Oval Delta Oval Oval Lanset Oval Oval Delta Oval Oval Oval Oval Oval Oval Oval Delta Oval
Rata Rata Agak Bergelombang Agak Bergelombang Agak Bergelombang Agak Bergelombang Agak Bergelombang Rata Rata Rata Rata Rata Agak Bergelombang Rata Bergelombang Agak Bergelombang Agak Bergelombang
Tumpul Tumpul Runcing Runcing Agak Runcing Runcing Runcing Agak Runcing Runcing Agak Runcing Agak Runcing Runcing Tumpul Agak Runcing Agak Runcing Runcing Agak Runcing
Tabel 2 menunjukkan adanya perbedaan bentuk tepi daun pada galur-galur yang diuji. Galur IPB002003, IPB002005, IPB002046, IPB009002, IPB009004, dan IPB120005 memiliki bentuk tepi daun yang agak bergelombang, serupa dengan varietas pembanding Tombak dan Trisula. Galur lainnya memiliki bentuk tepi daun yang rata, serupa dengan varietas Gelora. Tit Super merupakan satusatunya pembanding dengan bentuk tepi daun yang bergelombang, berbeda dengan genotipe lainnya.
Tabel 2 juga menunjukkan bahwa galur IPB001004, IPB002001, dan IPB120005 memiliki bentuk ujung daun yang tumpul, berbeda dengan semua pembanding. Galur IPB002046, IPB009015, IPB015002, dan IPB015008 memiliki bentuk ujung daun yang agak runcing, serupa dengan varietas pembanding Gelora, Tit Super, dan Trisula. Galur lainnya memiliki ujung daun yang runcing, serupa dengan varietas pembanding Tombak. Tabel 3 menunjukkan perbedaan warna dan tekstur daun diantara galur dan varietas yang ditanam. Galur IPB002003 dan IPB009015 merupakan genotipe yang memiliki warna daun hijau, berbeda dengan 11 galur lainnya dan 4 varietas pembanding yang memiliki warna daun hijau tua. Tabel 3. Penampilan Warna Daun dan Tekstur Daun 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula
Warna Daun Hijau Tua Hijau Tua Hijau Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua Hijau Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua Hijau Tua
Tekstur Daun Halus Halus Halus Agak Kasar Agak Kasar Halus Halus Halus Agak Kasar Agak Kasar Halus Halus Halus Agak Kasar Kasar Kasar Agak Kasar
Tekstur daun genotipe yang diuji dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu halus, agak kasar, dan kasar. Galur yang memiliki permukaan daun yang halus adalah IPB001004, IPB002001, IPB002003, IPB009002, IPB009004, IPB015008, IPB019015, dan IPB120005, sedangkan IPB002005, IPB002046, IPB009019, dan IPB015002 memiliki permukaan daun yang agak kasar, serupa
dengan varietas pembanding Gelora, Tombak, dan Trisula. Varietas Tit Super merupakan satu-satunya genotipe yang berdaun kasar. Karakter lain yang diamati adalah warna dan jumlah mahkota serta warna dan jumlah anther. Semua genotipe yang ditanam, baik galur yang diuji maupun varietas pembanding memiliki warna mahkota yang sama, yaitu putih (Tabel 4). Warna anther bunga cabai terbagi menjadi dua, yaitu ungu dan biru muda. Galur yang memiliki warna anther biru muda adalah IPB002003, IPB009002, dan IPB019015, serupa dengan varietas Tombak. Sepuluh galur lain memiliki kesamaan warna anther dengan tiga varietas pembanding lainnya, yaitu ungu. Tabel 4. Penampilan Warna dan Jumlah Mahkota dan Warna dan Jumlah Anther 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula
Warna Mahkota Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih
Jumlah Makota 5 5-6 6 5-6 5 5-6 5-6 5-6 5-6 5-6 5-6 5-7 5-7 5 5-6 5-6 5-6
Warna Anther Ungu Ungu Biru Muda Ungu Ungu Biru Muda Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu Biru Muda Ungu Ungu Ungu Biru Muda Ungu
Jumlah Anther 5 5-6 6 5-6 5 5-6 5-6 5-6 5-6 5-6 5-6 5-7 5-7 5 5-6 5-6 5-6
Setiap genotipe yang diuji memiliki mahkota dan anther dengan jumlah yang sama dalam setiap buah (Tabel 4). Galur IPB001004 dan IPB002046 memiliki jumlah mahkota dan anther yang sama dengan varietas pembanding Gelora, yaitu 6 buah tiap kuntum bunga. Galur IPB002001, IPB002005, IPB009002, IPB009004, IPB009015, IPB009019, IPB015002, dan IPB015008
memiliki jumlah mahkota dan anther yang sama dengan Tit Super, Tombak, dan Trisula, yaitu berkisar antara 5-6 buah dalam satu bunga. Galur IPB019015 dan IPB120005 memiliki kisaran jumlah mahkota dan anther yang lebih lebar, yaitu 57 buah/bunga. Galur IPB002003 memiliki jumlah mahkota dan anther yang selalu 6, berbeda dengan semua genotipe lainnya. Karakter kualitatif terakhir yang bisa dijadikan pembeda adalah tekstur kulit buah, bentuk ujung buah, warna buah muda, dan warna buah masak, yang bisa dilihart pada Tabel 5. Tekstur kulit buah digolongkan menjadi tiga, yaitu halus, agak kasar, dan kasar. Tit Super merupakan satu-satunya genotipe yang berkulit kasar, sedangkan kulit agak kasar terdapat pada galur IPB002001, IPB002003, IPB009002, IPB019015. Sembilan galur lainnya memiliki tekstur kulit yang halus, sama seperti varietas Gelora, Tombak, dan Trisula. Tabel 5. Penampilan Tekstur Kulit Buah, Bentuk Ujung Buah, Warna Buah Muda, dan Warna Buah Masak 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula
Tekstur Kulit Buah Halus Agak Kasar Agak Kasar Halus Halus Agak Kasar Halus Halus Halus Halus Halus Agak Kasar Halus Halus Kasar Halus Halus
Bentuk Ujung Buah Tumpul Runcing Runcing Runcing Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Runcing Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Runcing Runcing Tumpul Runcing
Warna Buah Muda Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Tua Hijau Muda Hijau Hijau Tua Hijau Muda Hijau Muda Hijau Hijau Tua Hijau Tua Hijau Hijau Tua
Warna Buah Masak Merah Merah Merah Tua Merah Merah Cerah Merah Merah Cerah Merah Merah Cerah Merah Merah Merah Merah Cerah Merah Merah Tua Merah Cerah Merah
Karakter bentuk ujung buah yang diamati bisa dibedakan menjadi dua, yaitu tumpul dan runcing. Galur IPB002001, IPB002003, IPB002005, dan IPB009019 memiliki ujung buah yang runcing, serupa dengan varietas Gelora, Tit Super, dan Trisula. Galur lainnya memiliki ujung buah yang berbentuk tumpul, serupa dengan varietas Tombak. Warna kulit buah muda digolongkan menjadi tiga, yaitu hijau muda, hijau, dan hijau tua. Warna kulit hijau muda terdapat pada galur IPB009015, IPB015008, dan IPB019015. Galur IPB009004 dan IPB015002 memiliki warna kulit buah muda hijau tua, sama dengan varietas Gelora, Tit Super, dan Trisula.Galur lainnya memiliki warna buah muda yang sama dengan varietas Tombak, yaitu hijau. Warna buah matang merupakan karakter kualitatif terakhir yang diamati. Karakter ini dibagi menjadi tiga, yaitu merah cerah, merah, dan merah tua. Warna merah cerah terdapat pada galur IPB002046, IPB009004, dan IPB009019, serupa dengan varietas Tombak. Warna merah tua terdapat pada galur IPB002003 dan varietas Tit Super. Galur lainnya dan varietas Gelora dan Trisula saat matang berwarna merah.
Karakter kuantitatif Rekapitulasi F-hitung dan Koefisien Keragaman Berdasarkan rekapitulasi sidik ragam (Tabel 6), lingkungan dan genotipe memberikan pengaruh yang nyata terhadap hampir semua karakter kuantitatif yang diamati, kecuali pada karakter produksi di lingkungan Bogor2. Interaksi antara perlakuan lingkungan dan genotipe memberikan pengaruh yang sangat nyata, kecuali untuk karakter lebar tajuk dan produksi di lingkungan Bogor2. Tabel 6. Rekapitulasi F-hitung dan Koefisien Keragaman No.
Peubah
1 Lebar Daun 2 Panjang Daun 3 Diameter Batang 4 Tinggi Tanaman 5 Lebar Tajuk 6 Bobot 1 000 biji 7 Umur Berbunga 8 Umur Berbuah 9 Diameter Buah 10 Bobot Buah 11 Tebal Daging Buah 12 Panjang Buah 13 Bobot Buah Total 14 Produktivitas No. Peubah 15 Produksi (Bogor1) 16 Produksi (Bogor2) 17 Produksi (Boyolali)
KTLingkungan 6.07** 225.15** 72.10** 18.79** 6 942.51** 61.68** 790.97** 5 310.74** 276.41** 848.28** 1.59** 256.22** 5 186 266.00** 5 186 266.00** KTUlangan 8 476.32* 4 631.12tn 40 700.33**
KTGenotipe 0.45** 2.22** 5.06** 658.19** 354.65tn 2.21** 33.12** 290.83** 40.79** 23.48** 0.55** 16.62** 52 756.94** 52 756.94** KTGenotipe 7 869.07** 27 291.52tn 104 172.93**
KTGxL 0.19** 1.02** 1.81** 210.79** 251.08tn 1.21** 17.31** 244.18** 5.86** 9.94** 0.34** 4.70** 43 292.54** 43 292.54** KTModel 7 936.55** 24 813.54tn 97 120.42**
KK (%) 7.42 7.64 8.70 8.32 18.42 14.63 9.14 2.02 5.15 9.40 8.39 7.48 26.08 26.08 KK (%) 41.77 26.70 17.60
Keterangan: * berbeda nyata pada taraf 5 %, ** berbeda nyata pada taraf 1 %, dan tn tidak berbeda nyata.
Nilai koefisien keragaman (KK) yang didapatkan berkisar antara 2.02 % (karakter umur berbuah) hingga 41.77 % (karakter produksi pada lingkungan Bogor1). Gomez dan Gomez (1995) menyebutkan bahwa nilai KK menunjukkan tingkat ketepatan dan merupakan indeks yang baik dari keadaan percobaan. Nilai KK yang semakin tinggi menunjukkan bahwa tingkat validasi suatu percobaan akan semakin rendah.
Lebar Daun dan Panjang Daun Karakter lebar daun dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, genotipe cabai, dan interaksi antara keduanya. Rataan lebar daun cabai yang ditanam di tiga lingkungan adalah 3.24 cm. Tanaman di lingkungan Bogor1 memiliki nilai rataan lebar daun yang paling kecil, yaitu 2.90 cm, lebih kecil jika dibandingkan dengan Bogor2 (3.23 cm). Pertanaman di Boyolali memiliki daun yang paling lebar dibandingkan dengan dua lingkungan lainnya, yaitu sebesar 3.24 cm (Tabel 7). Tabel 7. Rataan Lebar Daun 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di Tiga Lingkungan Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula Rata-rata
Bogor1 2.95 3.30b 2.59c 2.62c 2.80c 2.63c 3.40bd 3.28b 2.14abcd 2.59c 3.61abd 2.53ac 2.76c 3.09 2.69 3.38 2.86 2.90C
Lebar Daun (cm) Bogor2 Boyolali c 3.13 3.60 3.27 3.68 3.32 3.35 2.78c 3.79 c 2.85 3.66 2.93c 3.40 3.55 3.59 3.16c 3.55 3.23 3.36 3.09c 3.53 3.79 3.46 3.06c 3.77 c 2.89 3.82d 3.54 3.68 3.21 3.66 3.92 3.73 3.22 3.33 3.23B a3.59A
Rata-Rata 3.23c 3.42 3.09ac 3.06ac 3.10ac 2.99c 3.51d 3.33c 2.91c 3.07ac 3.62bd 3.12c 3.15c 3.43 3.19 3.68 3.14 3.24
Keterangan : - Angka yang diikuti dengan huruf a, b, c, dan d pada kolom yang sama, berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett pada taraf 5 %. - Angka yang diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %.
Galur IPB001004, IPB009002, IPB009015, IPB009019, IPB019015, dan IPB120005 memiliki lebar daun yang lebih kecil jika dibandingkan dengan varietas Tombak (3.68 cm), namun tidak berbeda dengan ketiga varietas pembanding lainnya. Galur IPB002003, IPB002005, IPB002046, dan IPB015002 lebih sempit jika dibandingkan dengan varietas Gelora (3.43 cm) dan Tombak.
Daun galur IPB015008 lebih lebar daripada varietas pembanding Tit Super (3.19 cm) dan Trisula (3.14 cm). Daun galur IPB009004 lebih lebar jika dibandingkan dengan varietas Trisula, namun tidak berbeda dengan ketiga pembanding lainnya. Lingkungan budidaya, genotipe, dan interaksi keduanya memberikan pengaruh terhadap ukuran panjang daun cabai. Cabai yang ditanam di Boyolali memiliki daun yang lebih panjang (11.62 cm), lebih besar daripada tanaman yang ditanam di Bogor2 (8.42 cm) maupun Bogor1 (7.66 cm). Data mengenai panjang daun disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Rataan Panjang Daun 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di Tiga Lingkungan Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula Rata-rata
Bogor1 7.49 8.33 6.63a 7.00 8.56 7.44 7.75 7.91 6.26a 6.8 8.76 7.04 7.89 8.93 7.32 8.47 7.64 7.66C
Panjang Daun (cm) Bogor2 Boyolali 9.01 12.07d ac 7.12 12.05d 8.05a 10.80abc a 8.01 11.91d 8.89 11.68 a 10.91ac 8.24 8.98 11.49 7.57a 11.49 8.91 11.28 a 7.62 11.18 9.29 11.54 12.35d 7.83a 8.06a 12.27d 10.10 12.04 7.87 11.75 8.97 11.89 8.54 10.81 8.42B 11.62A
Rata-Rata 9.52 9.17a 8.49ac 8.97a 9.71 8.87a 9.40 8.99a 8.82a 8.53ac 9.86 9.07a 9.41 10.36 8.98 9.78 9.00 9.23
Keterangan : - Angka yang diikuti dengan huruf a, b, c, dan d pada kolom yang sama, berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett pda taraf 5 %. - Angka yang diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %.
Genotipe yang memiliki daun paling panjang adalah varietas pembanding Gelora, dengan panjang daun 10.36 cm. Daun galur IPB002001, IPB002005, IPB009002, IPB009015, IPB009019 dan IPB019015 lebih pendek dibandingkan varietas Gelora, namun tidak berbeda dengan ketiga pembanding lainnya. Galur
IPB002003 dan IPB015002 lebih pendek jika dibandingkan dengan Gelora dan Tombak, namun tidak berbeda dengan dua pembanding lainnya. Galur IPB001004, IPB002046, IPB009004, IPB015008, dan IPB120005 tidak menunjukkan perbedaan pada karakter panjang daun dengan keempat pembanding (Gelora: 10.36 cm; Tit Super: 8.98 cm; Tombak: 9.78 cm; dan Trisula: 9.00 cm). Lebar dan panjang daun menentukan luas areal efektif daun yang berfungsi sebagai tempat pelaksanaan fotosintesis. Brown (1984) menyatakan bahwa permukaan daun menerima cahaya dan menyerap karbon dioksida selama proses fotosintesis berlangsung. Dengan demikian, semakin luas permukaan daun, diharapkan laju fotosintesis yang terjadi semakin besar. Diameter Batang, Tinggi Tanaman, dan Lebar Tajuk Diameter batang dipengaruhi oleh lingkungan tanam, genotipe, dan interaksi keduanya. Diameter batang paling besar terdapat pada tanaman yang dibudidayakan di lingkungan Bogor2, yaitu 11.87 mm, lebih besar dibandingkan dengan Bogor1 (10.01 mm) dan Boyolali (9.66 mm), seperti yang bisa dilihat pada Tabel 9. Galur IPB015002 memiliki diameter batang sebesar 8.69 mm, lebih kecil dibandingkan dengan keempat varietas pembanding: Gelora (11.31 mm), Tit Super (10.55 mm), Tombak (11.07 mm), dan Trisula (10.72 mm). Galur IPB001004, IPB009002, dan IPB009019 memiliki diameter batang yang lebih kecil daripada dengan Gelora, namun tidak berbeda dengan tiga pembanding lainnya. Galur IPB002005 memiliki diameter batang yang lebih kecil jika dibandingkan dengan Gelora dan Tombak, namun tidak berbeda dengan Tit Super dan Trisula. Galur IPB019015 memiliki batang yang paling besar, berbeda dengan Tit Super, namun tidak berbeda dengan ketiga pembanding lainnya. Galur lain yang diuji tidak menunjukkan perbedaan dengan keempat pembanding. Tanaman dengan diameter batang yang besar akan lebih kokoh sehingga jika tanaman tersebut berbuah lebat maka akan lebih kuat sehingga tidak mudah patah. Jika beban buah terlalu berat, maka batang atau dahan akan mudah patah, namun jika buah yang dihasilkan tidak terlalu berat, maka dahan atau ranting tanaman hanya melengkung. Kondisi tersebut terlihat di lapang pada galur
IPB015002. Tanaman tersebut memiliki diameter batang yang paling kecil diantara semua genotipe yang ditanam, sehingga ketika memasuki periode generatif, cabang beberapa tanaman menjadi melengkung dan bahkan patah. Tabel 9. Rataan Diameter Batang 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di 3 Lingkungan Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula Rata-rata
Bogor1 9.96 9.09a 9.98 9.39 10.19 9.55 9.69 10.50 9.72 8.15a 10.68 11.83 9.75 11.37 9.98 10.01 10.24 10.01B
Diameter Batang (mm) Bogor2 Boyolali 11.13 8.90 11.24 12.23abd 11.93 9.43 10.39 9.00 10.90 9.90 11.44 9.10 12.16 9.60 12.31 10.27 11.55 8.53c abcd 8.74 9.17 13.02 10.13 14.19 9.73 12.44 9.23 12.61 9.97 12.23 9.43 12.72 10.47 12.79 9.13 A 11.87 9.66B
Rata-Rata 10.00a 10.86 10.45 9.59ac 10.33 10.03a 10.48 11.03 9.94a 8.69abcd 11.28 11.92b 10.48 11.31 10.55 11.07 10.72 10.51
Keterangan : - Angka yang diikuti dengan huruf a, b, c, dan d pada kolom yang sama, berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett pada taraf 5 %. - Angka yang diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %.
Berdasarkan Tabel 10, genotipe cabai yang ditanam di Boyolali memiliki tinggi tanaman yang lebih besar (76.86 cm) jika dibandingkan dengan saat ditanam di lingkungan Bogor1 (68.21 cm) dan Bogor2 (65.16 cm). Galur IPB009004 dan IPB015008 memiliki tajuk yang lebih tinggi dibandingkan dengan semua varietas pembanding, masing-masing jika diukur dari permukaan tanah setinggi 81.85 cm dan 86.66 cm. Tanaman galur IPB001004, IPB002046, IPB009002, IPB019015, dan IPB120005 lebih tinggi dibandingkan varetas Tit Super (57.79 cm) dan Trisula (59.78 cm), namun tidak berbeda dengan Gelora (66.92 cm) dan Tombak (72.47 cm). Galur yang memiliki batang pendek adalah IPB002005 dan IPB015002, masing-masing setinggi 57.39 cm dan 57.90 cm,
lebih rendah daripada Gelora dan Tombak, namun tidak berbeda dengan Tit Super dan Trisula. Galur IPB002003, IPB009015, dan IPB009019 lebih rendah daripada ketiga pembanding kecuali Tombak. Galur IPB002001 tidak menunjukkan perbedaan tinggi tanaman dengan ketiga pembanding. Serupa dengan karakter sebelumnya, tinggi tanaman dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, genotipe, dan interaksi keduanya. Tabel 10. Rataan Tinggi Tanaman 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di 3 Lingkungan Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula Rata-rata
Bogor1 69.80d 58.56 72.64bd 60.09 81.71abcd 67.28d 77.76abd 89.49abcd 76.89abd 52.78 81.29abcd 68.74d 67.57d 62.00 56.22 64.45 52.32 68.21B
Tinggi Tanaman (cm) Bogor2 Boyolali b 68.18 73.20 54.40c 82.77abcd 79.81bd 77.07 45.09ac 67.00abcd 59.30 80.57abcd 65.77 77.83d 83.33bd 84.47abcd b 67.32 77.40 bd 76.02 72.53 39.71ac 81.20abcd 95.16abd 83.53abcd b 66.11 71.77 68.12b 80.87abcd 64.97 73.80 43.14 74.00 77.22 75.73 54.10 72.93 65.16B 76.86A
Rata-Rata 70.39bd 65.24 76.50abd 57.39ac 73.86bd 70.29bd 81.85abcd 78.07abd 75.15abd 57.90ac 86.66abcd 68.87bd 72.18bd 66.92 57.79 72.47 59.78 70.08
Keterangan : - Angka yang diikuti dengan huruf a, b, c, dan d pada kolom yang sama, berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett pada taraf 5 %. - Angka yang diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %.
Tinggi tanaman memiliki beberapa pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Tanaman yang tajuknya tinggi akan saling menaungi sehingga intensitas sinar matahari yang didapatkan akan lebih rendah karena fotosintesis yang akan terjadi akan lebih rendah pula. Hasil akhir yang akan didapatkan akan menurun sehingga produksinya tidak optimum. Kirana dan Sofiani (2007), menyatakan bahwa karakter tinggi tanaman juga berhubungan dengan ketahanan
lapang terhadap penyakit busuk buah (antraknosa), dimana buah dari tanaman yang lebih tinggi tidak menyentuh ke tanah sehingga dapat mengurangi percikan air dari tanah ke buah yang merupakan sumber infeksi jamur. Berdasarkan tabel rekapitulasi sidik ragam, lebar tajuk dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan genotipe, meskipun interaksi keduanya tidak nyata. Uji lanjut untuk karakter lebar tajuk tidak menunjukkan adanya galur yang berbeda dengan keempat pembanding. Jika dilihat nilai rataan umum, galur IPB019015 memiliki tajuk yang paling lebar, yaitu 89.39 cm, sedangkan tajuk paling sempit dimiliki oleh galur IPB002005, yaitu 65.26 cm. Hasil perbandingan antar lingkungan budidaya cabai (Tabel 11) menunjukkan bahwa ketika ditanam di lingkungan Bogor2, semua genotipe memberikan nilai rataan karakter lebar daun yang paling besar, yaitu 90.63 cm, jika dibandingkan dengan Bogor 1 (77.50 cm) dan Boyolali (67.36 cm). Lebar tajuk akan mempengaruhi efisiensi penentuan populasi tanaman tiap hektarnya. Tajuk yang lebar kurang efisien dengan penggunaan jarak tanam 50 cm x 50 cm ( ± 26 000 tanaman/ha), karena tajuk tanaman akan saling bertumpuk. Tajuk yang saling bertumpuk akan saling menaungi sehingga fotosintesis tidak bisa berlangsung di seluruh bagian tajuk. Bagian tajuk yang tidak mendapatkan sinar matahari langsung akan mengalami peningkatan kelembaban sehingga intensitas OPT terutama dari golongan cendawan akan mudah meningkat. Agar tanaman dengan tajuk lebar bisa tumbuh dan berproduksi optimal, perlu diberikan rekomendasi populasi yang lebih kecil. Tanaman dengan tajuk yang lebih sempit kepadatan populasi per hektar bisa ditingkatkan, sehingga produktivitasnya bisa ditingkatan.
Tabel 11. Rataan Lebar Tajuk 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di 3 Lingkungan Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula Rata-rata
Bogor1 69.23 65.84 88.54 66.07 90.79 82.75 79.97 74.32 74.65 61.03 83.16 93.36 90.22 67.00 79.29 80.08 71.26 77.50B
Lebar Tajuk (cm) Bogor2 Boyolali 90.77 62.80b 83.25 72.77acd 86.36 64.20b 69.06 60.63abc 85.02 66.57 93.94 66.17 93.58 71.17ad 68.12 67.30 90.54 65.73 127.93 70.27d 100.83 70.60ad 104.11 70.70ad 94.43 70.63ad 86.40 65.77 90.25 69.10 90.05 66.60 86.02 64.07 90.63A 67.36C
Rata-Rata 74.27 73.95 79.70 65.26 80.79 80.95 81.57 69.91 76.97 86.41 84.87 89.39 85.09 73.06 79.55 78.91 73.78 78.50
Keterangan : - Angka yang diikuti dengan huruf a, b, c, dan d pada kolom yang sama, berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett pada taraf 5 %. - Angka yang diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %.
Bobot 1 000 Biji Pengamatan karakter bobot 1 000 biji hanya dilakukan di dua lingkungan, yaitu Bogor1 dan Bogor2. Dari hasil pengamatan di dua lingkungan, terlihat bahwa ada pengaruh lingkungan, genotipe, dan interaksi keduanya terhadap nilai bobot 1 000 biji. Tanaman yang ditanam di lingkungan Bogor1 memiliki nilai yang lebih rendah daripada di Bogor2, dengan nilai rataan lingkungan sebesar 3.82 g dan 5.42 g (Tabel 12). Bobot 1 000 biji yang rendah dimiliki oleh IPB009002, yaitu 3.83 g, bersama sepuluh galur lainnya menunjukkan bahwa nilainya lebih rendah dibandingkan dengan Gelora. Galur IPB009004 dan IPB019015 memiliki biji yang cukup besar, masing-masing sebesar 5.41 g dan 5.27 g, sehingga bobot 1.000 bijinya lebih berat daripada Trisula, namun tidak berbeda dengan tiga pembanding lainnya.
Tabel 12. Rataan Bobot 1 000 biji 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di 2 Lingkungan Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula Rata-rata
Bogor1 3.44a 3.39a 3.32a 3.23a 5.34bcd 3.20a 4.82cd 3.86 4.38 2.32a 4.58cd 4.81cd 3.44 5.30 3.80 2.90 2.97 3.83B
Bobot 1 000 biji Bogor2 Boyolali a 4.71 5.32 4.43ac 5.28a a 4.94 4.47a 5.81 5.67 5.47 5.49 5.62 5.73 5.79 7.11 4.80 6.26 5.18 5.42A -
Rata-Rata 4.08a 4.36a 3.88a 4.26a 5.14a 3.83a 5.41d 4.76a 5.03a 3.91a 5.10a 5.27d 4.62a 6.39 4.30 4.58 4.07 4.62
Keterangan : - Angka yang diikuti dengan huruf a, b, c, dan d pada kolom yang sama, berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett pada taraf 5 %. - Angka yang diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %.
Bobot 1 000 biji benih akan berpengaruh langsung terhadap kebutuhan benih untuk tiap hektar. Benih yang lebih besar memiliki bobot 1 000 biji yang lebih besar pula, sehingga kebutuhan benih untuk budidaya dalam setiap satuan luasan budidaya akan lebih besar. Semakin besar kebutuhan benih, maka biaya yang dikeluarkan untuk pembelian benih juga semakin besar. Benih yang berukuran kecil juga memiliki kelemahan, yaitu kandungan kotiledonnya juga akan lebih kecil. Bosland dan Votava (2000), menyatakan bahwa ukuran benih mempengaruhi keseragaman pertumbuhan bibit cabai. Benih yang berukuran kecil tidak bisa menghasilkan bibit yang cukup besar untuk dipindah tanam ke lahan.
Umur Berbunga dan Umur Berbuah Umur berbunga tanaman cabai dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, genotipe, dan interaksi keduanya. Tabel 13 menunjukkan bahwa genotipe yang ditanam di lingkungan Bogor1 memasuki fase berbunga pada umur 25.23 hari setelah tanam (HST), lebih cepat jika dibandingkan dengan Bogor2 (29.10 HST) dan Boyolali (33.16 HST). Tanaman yang memiliki umur berbunga lebih lama bisa disebabkan oleh umur saat pindah tanam belum cukup. Tanaman yang masih muda memiliki tajuk yang masih rendah sehingga untuk mencapai ukuran siap berbunga diperlukan waktu yang lebih lama. Tabel 13. Rataan Umur Berbunga 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di 3 Lingkungan Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula Rata-rata
Bogor1 26.33c 22.33c 23.67c 22.67c 23.33c 26.33c 32.50abd 24.00c 23.33c 22.33c 25.67c 28.00c 22.00c 22.33 24.33 36.33 23.33 25.23C
Umur Berbunga (HST) Bogor2 Boyolali 28.67 33.00d 24.33 33.00d 32.00 34.00bcd 28.33 32.67d 29.00 35.00abcd 32.00 33.00d 32.33 33.33d 30.00 34.00bcd 32.00 34.33abcd 29.00 31.33ac 27.33 34.00bcd 30.33 33.00d 30.33 33.67bcd 28.00 33.00 24.00 32.33 31.67 32.67 25.33 31.33 B 29.10 33.16A
Rata-Rata 29.33c 26.56c 29.89c 27.89c 29.11c 30.44d 32.75abd 29.33c 29.89c 27.56c 29.00c 30.44d 28.67c 27.78 26.89 33.56 26.67 29.14
Keterangan : - Angka yang diikuti dengan huruf a, b, c, dan d pada kolom yang sama, berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett pada taraf 5 %. - Angka yang diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %.
Kegenjahan tanaman bisa ditentukan dengan melihat beberapa parameter, salah satunya adalah umur berbunga tanaman. Tanaman yang berbunga lebih cepat berarti lebih cepat memasuki fase generatif.
Umur berbunga galur IPB009004 adalah 32.75 HST, lebih lama jika dibandingkan dengan varietas Gelora (27.78 HST), Tit Super (26.89 HST), dan Trisula (26.67 HST), namun tidak berbeda dengan varietas Tombak (33.56 HST). Galur IPB009002 dan IPB019015 berbunga lebih lambat dibandingkan Trisula, namun tidak berbeda dengan Gelora, Tit Super, dan Tombak. Galur lainnya berbunga lebih cepat daripada Tombak, namun tidak berbeda dengan ketiga varietas lainnya. Galur yang cepat berbunga adalah IPB002001, yaitu saat berusia 26.26 HST, lebih cepat dibandingkan dengan varietas Tombak, meskipun tidak berbeda dengan dan 3 varietas pembanding lainnya. Karakter lain yang bisa menggambarkan kegenjahan tanaman adalah umur berbuah (Tabel 14). Karakter ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan genotipe. Data yang digunakan adalah data dari Bogor2 dan Boyolali. Tabel 14. Rataan Umur Berbuah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di 2 Lingkungan Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula Rata-rata
Bogor1 -
Umur Berbuah (HST) Bogor2 Boyolali 75.00abd 94.00d abd 75.67 95.00bd bcd 81.33 95.67bcd abd 78.33 92.67a 85.67bcd 96.67abcd abcd 104.67 93.00 82.33bcd 94.33bd 86.33bcd 95.00bd 80.33abd 96.00abcd bcd 85.67 92.00ac bcd 88.67 95.67bcd abd 76.67 94.00d 91.67bcd 95.67bcd 87.00 94.33 59.67 92.67 75.00 94.00 43.33 92.00 79.84B 94.27A
Rata-Rata 84.50abd 85.33abd 88.50bcd 85.50abd 91.17bcd 98.83abcd 88.33bcd 90.67bcd 88.17bcd 88.83bcd 92.17bcd 85.33abd 93.67abcd 90.67 76.17 84.50 67.67 87.06
Keterangan : - Angka yang diikuti dengan huruf a, b, c, dan d pada kolom yang sama, berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett pada taraf 5 %. - Angka yang diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %.
Data lingkungan Bogor1 tidak digunakan dalam penghitungan karena rentang nilai umur berbunga yang terlalu lebar akibat kekeringan. Ketika tanaman sedang mulai berbunga (bulan April 2010), terjadi kekeringan yang sangat parah, dimana curah hujan yang ada hanya 42.90 mm, sehingga bunga yang ada rontok dan tidak membentuk buah. Beberapa tanaman dalam satu genotipe yang berbunga lebih cepat berhasil membentuk buah, namun tanaman yang berbunga lambat mengalami rontok bunga sehingga tidak terbentuk buah. Rataan umur berbunga cabai yang ditanam di Bogor2 (79.84 HST) lebih rendah dibandingkan dengan Boyolali (94.27 HST), artinya tanaman yang ditanam di Bogor2 lebih cepat dipanen daripada yang ditanam di Boyolali. Galur IPB009002 dan IPB120005 memiliki umur berbuah yang lebih lama dibandingkan dengan keempat pembanding (98.83 HST dan (93.67 HST). Galur IPB001004, IPB002001, IPB002005, dan IPB019015 memiliki umur berbuah yang lebih lama daripada Tit Super dan Trisula, namun lebih cepat jika dibandingkan dengan Gelora (90.67 HST). Galur lainnya yang diuji menunjukkan umur berbuah yang lebih lambat jika dibandingkan dengan varietas Tit Super (76.17 HST), Tombak (84.50 HST), dan Trisula (67.67 HST). Galur yang rataan umum umur berbuahnya paling cepat adalah IPB001004, yang berbuah pada umur 84.50 HST. Hal ini disebabkan galur IPB001004 memiliki buah yang kecil, sehingga selang waktu pengisian buah antara umur berbunga hingga umur berbuah tidak terlalu lama. Tanaman yang memiliki umur berbuah yang lebih lama membutuhkan waktu yang lebih lama hingga siap dipanen. Semakin lama tanaman siap dipanen, periode akan berproduksi akan semakin lama sehingga meningkatkan biaya pemeliharaan. Lestari et al. (2007) menyatakan bahwa pada tanaman padi, varietas unggul yang memiliki umur lebih pendek dari umur varietas lokal sangat penting artinya bagi petani dalam menyusun pola pertanaman sepanjang tahun. Diameter Buah, Bobot Buah, Tebal Daging Buah, dan Panjang Buah Ukuran diameter buah dipengaruhi oleh genotipe cabai yang ditanam, kondisi lingkungan, dan interaksi keduanya. Lingkungan Bogor2 memberikan pengaruh terbaik terhadap ukuran diameter buah cabai, sehingga rataan
lingkungan Bogor2 sebesar 16.59 mm, lebih besar dibandingkan lingkungan Boyolali (13.11 mm) dan Bogor1 (12.18 mm). Tabel 15. Rataan Diameter Buah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di 3 Lingkungan Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula Rata-rata
Bogor1 11.07bcd 11.66bcd 10.34bcd 12.11c 12.70c 11.09bcd 10.31bcd 13.28c 10.51bcd 9.76abcd 12.30c 15.39abcd 10.58bcd 11.70 13.57 17.21 13.45 12.18C
Diameter Buah (mm) Bogor2 Boyolali 14.73bcd 10.13abcd 17.77ac 11.87abcd 12.71bcd 12.80abcd ac 18.78 12.50abcd abc 16.90 9.60abcd bcd 14.56 12.03abcd bcd 12.18 9.53abcd 17.14abc 12.70abcd ac 18.70 13.23abcd bcd 14.59 10.87abcd bcd 14.48 12.27abcd 20.15a 17.43abd bcd 15.50 14.37abcd 14.21 15.90 19.44 16.17 21.83 17.13 18.43 14.40 A 16.59 13.11B
Rata-Rata 11.98abcd 13.77bcd 11.95abcd 14.46bc 13.07bcd 12.56abcd 10.67abcd 14.37bcd 14.15bcd 11.74abcd 13.02bcd 17.66abcd 13.48bcd 13.94 16.39 19.83 15.43 13.96
Keterangan : - Angka yang diikuti dengan huruf a, b, c, dan d pada kolom yang sama, berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett pada taraf 5 %. - Angka yang diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %.
Galur IPB019015 memiliki diameter buah 17.66 mm, lebih besar dibandingkan dengan tiga varietas pembanding, yaitu Gelora (13.94 mm), Tit Super (16.39 mm), dan Trisula (15.43 mm), namun lebih kecil daripada Tombak (19.83 mm). Diameter buah galur IPB002001, IPB002005, IPB002046, IPB009015, IPB009019, IPB015008, dan IPB120005 lebih kecil dibandingkan Tit Super, Tombak, dan Trisula, namun tidak berbeda dengan Gelora. Galur lainnya lebih kecil jika dibandingkan dengan keempat pembanding. Karakter bobot per buah juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, selain juga oleh genotipe dan interaksi keduanya. Buah yang ditanam di lingkungan Bogor1, meskipun merupakan genotipe yang sama dengan di lingkungan Bogor2
dan Boyolali, menunjukkan ukuran yang jauh lebih kecil. Tabel 16 menunjukkan bahwa bobot per buah cabai yang ditanam di Bogor1, Bogor2, dan Boyolali berturut-turut adalah 4.15 g/buah; 10.49 g/buah; dan 11.76 g/buah. Tabel 16. Rataan Bobot Buah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di 3 Lingkungan Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula Rata-rata
Bogor1 4.10c 4.09c 3.04c 3.49c 6.41abc 4.67c 2.23c 3.61c 3.45c 2.67c 2.91c 4.60c 4.49c 3.88 2.96 9.51 4.37 4.15B
Bobot Buah (g) Bogor2 Boyolali 7.41abcd 10.93abcd 13.18ac 8.97abcd abcd 7.10 11.97b 10.75c 11.23abcd c 12.67 10.13abcd c 10.25 11.17abcd abcd 5.74 11.37abcd 8.97cd 11.73bc ac 13.79 11.93b bcd 8.04 9.53abcd bcd 8.08 12.47b 10.34c 13.17a cd 9.18 14.00acd 10.15 12.27 11.54 13.87 18.70 12.57 12.50 12.53 A 10.49 11.76A
Rata-Rata 7.48abcd 8.75c 7.37abcd 8.49cd 9.74c 8.69c 6.44abcd 8.10bcd 9.73c 6.75abcd 7.82bcd 9.37c 9.22c 8.76 9.45 13.59 9.80 8.80
Keterangan : - Angka yang diikuti dengan huruf a, b, c, dan d pada kolom yang sama, berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett pada taraf 5 %. - Angka yang diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %.
Galur IPB001004, IPB002003, IPB009004, dan IPB015002 memiliki buah yang ringan, lebih kecil daripada seluruh varietas pembanding. Galur IPB009015 dan IPB015008 lebih ringan daripada Tit Super, Tombak, dan Trisula, namun tidak berbeda dengan Gelora. Galur IPB002005 lebih ringan daripada Tombak dan Trisula, namun tidak berbeda dengan Gelora dan Tit Super. Galur yang memiliki rataan umum bobot buah terbesar adalah IPB002046 (9.74 g), namun tidak berbeda dengan Gelora (8.76 mm), Tit Super (9.45 mm), dan Trisula (9.80 mm), namun tetap lebih kecil daripada Tombak (13.59), seperti lima galur lainnya.
Ketebalan daging buah dipengaruhi oleh lingkungan, genotipe, dan interaksi keduanya. Tabel 17 menunjukkan bahwa genotipe yang ditanam di lingkungan Bogor2 memiliki ketebalan daging buah 2.21 mm, lebih besar dibandingkan dengan yang ditanam di Boyolali (1.09 mm). Tebal daging buah cabai yang ditanam di Bogor1 adalah 1.86 mm, tidak berbeda dengan Bogor2 dan Boyolali. Tabel 17. Rataan Tebal Daging Buah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di Tiga Lingkungan Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula Rata-rata
Bogor1 2.01 1.95 1.51ac 1.79a 2.18 1.70ac 1.67ac 2.05 2.00 1.61ac 1.76a 1.87 1.53ac 2.32 1.77 2.25 1.68 1.86AB
Tebal Daging Buah (mm) Bogor2 Boyolali c 2.09 1.61abcd 2.76b 1.65abcd ac 1.90 2.27bc c 2.14 1.61abcd b 2.59 1.43abcd 2.45b 1.72abcd acd 1.69 1.53abcd c 2.11 2.83abd b 2.55 2.51abcd 2.16c 1.63abcd c 1.98 1.76abcd c 1.97 2.67ad ac 1.93 2.27bc 2.45 2.39 1.77 2.67 2.70 2.76 2.33 2.17 2.21A 1.09B
Rata-Rata 1.90ac 2.12ac 1.90ac 1.85ac 2.07ac 1.95ac 1.63abcd 2.33bcd 2.36bd 1.80abcd 1.83abc 2.17c 1.91ac 2.38 2.07 2.57 2.06 2.05
Keterangan : - Angka yang diikuti dengan huruf a, b, c, dan d pada kolom yang sama, berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett pada taraf 5 %. - Angka yang diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %.
Galur IPB009004 dan IPB015002 memiliki daging buah yang lebih tipis (masing-masing 1.63 mm dan 1.80 mm) jika dibandingkan dengan semua pembanding (Gelora: 2.38 mm; Tit Super: 2.07 mm; Tombak: 2.57 mm; dan Trisula: 2.06 mm). Daging buah galur IPB009019 memiliki ketebalan 2.36 mm, lebih tebal daripada Tit Super dan Trisula, namun tidak berbeda dengan dua pembanding lainnya. IPB009015 lebih tebal daripada Tit Super dan Trisula,
namun lebih tipis daripada Tombak. IPB015008 lebih tipis daripada Gelora, Tit Super, dan Tombak, namun tidak berbeda dibandingkan dengan Trisula. Galur lainnya lebih tipis daripada Gelora dan Tombak, namun tidak jika dibandingkan dengan Tit Super dan Trisula. Ketebalan daging buah penting jika tujuan perakitan varietas cabai diorientasikan ke arah cabai sebagai bahan baku industri saus cabai. Semakin tebal daging buah cabai, maka jumlah juice yang akan didapatkan dari hasil pengolahan buah cabai segar semakin besar. Semakin besar volume juice yang didapatkan, jumlah bahan tambahan yang arus ditambahkan sebagai bahan baku akan semakin kecil. Seperti karakter kuantitatif lainnya, karakter panjang buah juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, genotipe, dan interaksi keduanya. Tanaman di Boyolali dan Bogor2 tidak memiliki panjang buah yang berbeda (13.22 cm dan 12.99 cm), namun keduanya lebih panjang dibandingkan di Bogor1, yaitu sepanjang 9.23 cm (Tabel 18). Galur IPB009004 dan IPB009015 memiliki rataan panjang buah 9.40 cm dan 9.55 cm, lebih pendek jika dibandingkan dengan keempat varietas pembanding (Gelora: 12.11 cm; Tit Super: 11.53 cm; Tombak: 12.93 cm; dan Trisula: 12.44 cm). Galur IPB002001 dan IPB015008 lebih kecil daripada Gelora, Tombak, dan Trisula, namun tidak berbeda dengan Tit Super. Buah dari galur IPB002046 lebih panjang daripada Gelora, Tit Super, dan Trisula, namun tidak berbeda dengan Tombak. Galur IPB002003, IPB002005, IPB015002, dan IPB019015 lebih pendek daripada Tombak, namun tidak berbeda dengan ketiga pembanding lainnya. Buah IPB009002 lebih panjang daripada Tit Super, namun tidak berbeda dengan tiga pembanding lainnya. Hanya galur IPB009019 yang panjang buahnya tidak berbeda dengan keempat pembanding. Galur IPB120005 memiliki buah yang panjang, yaitu 14.63 cm, lebih panjang dibandingkan dengan Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula.
Tabel 18. Rataan Panjang Buah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di Tiga Lingkungan Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula Rata-rata
Bogor1 9.80 8.23c 8.86 8.61 12.40b 11.52b 5.81acd 7.14c 8.77 9.07 6.47c 9.68 12.98abd 9.65 6.99 11.53 9.39 9.23B
Panjang Buah (cm) Bogor2 Boyolali bcd 11.02 13.68d 12.93d 11.08abcd d 12.10 13.83d d 12.40 12.90abc ab 15.56 13.27abd 14.49 13.71d abcd 9.96 12.42abc abcd 9.93 11.56abcd a 14.99 13.46abd 12.49abc 12.51d cd 11.67 14.47acd d 13.26 11.54abcd 14.57 16.34abcd 12.68 14.00 13.59 14.02 13.81 13.45 15.36 12.56 12.99A 13.22A
Rata-Rata 11.50c 10.75acd 11.60c 11.30c 13.74abd 13.24b 9.40abcd 9.55abcd 12.41 11.36c 10.87acd 11.50c 14.63abcd 12.11 11.53 12.93 12.44 11.81
Keterangan : - Angka yang diikuti dengan huruf a, b, c, dan d pada kolom yang sama, berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett pada taraf 5 %. - Angka yang diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %.
Karakter Mutu Buah Cabai Segar Karakter mutu buah cabai merah segar dipengaruhi oleh beberapa parameter, yaitu keseragaman warna, bentuk, dan ukuran buah, kadar kotoran, panjang buah, dan ukuran garis tengah pangkal buah (BSN, 2011). Dari beberapa parameter tersebut, yang bisa digunakan sebagai kriteria dalam pengklasifikasian mutu cabai merah adalah panjang buah dan diameter pangkal buah. Hal tersebut karena panjang buah dan diameter pangkal buah dipengaruhi langsung oleh kondisi genetis tanaman, sedangkan keseragaman buah dan kadar kotoran lebih banyak ditentukan oleh teknis budidaya tanaman. Karakter
panjang
buah
menunjukkan
bahwa
galur
IPB002046,
IPB009002, IPB009019, dan IPB120005 termasuk ke dalam Mutu I, karena panjang buahnya melebihi 12 cm (Tabel 19), serupa dengan varietas pembanding
Gelora, Tombak, dan Trisula. Galur lain yang diuji memiliki panjang buah yang berkisar antara 9-11 cm, sehingga diklasifikasikan sebagai Mutu II berdasarkan karakter panjang buah. Karakter lainnya yang bisa digunakan sebagai pembeda mutu adalah diameter pangkal buah. Dari 13 galur yang diuji, galur IPB019015 memiliki diameter pangkal buah 1.77 cm, sehingga merupakan satu-satunya galur yang digolongkan sebagai Mutu I, serupa dengan varietas Tit Super (1.64 cm), Tombak (19.83 cm), dan Trisula (15.43 cm). Galur yang bisa digolongkan ke dalam Mutu II adalah IPB002001, IPB002005, IPB002045, IPB009015, IPB009019, IPB015008, dan IPB120005, serupa dengan varietas pembanding Gelora. Galur yang termasuk ke dalam Mutu III adalah IPB001004, IPB002003, IPB009002, IPB009004, dan IPB015002. Tabel 19. Karakteristik Mutu Buah Cabai Segar 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula
Panjang Buah Mt I Mt II Mt III v v v v v v v v v v v v v v v v v
Diameter Pangkal Mt I Mt II Mt III v v v v v v v v v v v v v v v v v
Keterangan mutu : Panjang buah (Mutu I: >12 cm; Mutu II: 9-11 cm; Mutu III: <9 cm), Diameter pangkal (Mutu I: >1.5 cm; Mutu II: 1.3-1.5 cm; Mutu III: <1.3 cm)
Karakter Produksi Produksi merupakan tujuan utama dalam budidaya cabai. Pada penanaman multi lingkungan, diharapkan lingkungan memberikan pengaruh yang sangat terbatas atau bahkan tidak ada terhadap kemampuan produksi tanaman. Tabel 20 menunjukkan rataan rentang nilai rata-rata karakter produksi yang bervariasi pada tiga lingkungan. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kondisi optimum bagi pertumbuhan galur yang diuji (Saraswati et al., 2006). Ketika tanaman tumbuh pada lingkungan dengan suplai faktor tumbuh yang optimum, maka produksi akan tinggi, namun ketika faktor tumbuh sangat terbatas, maka akan terjadi penurunan produksi yang besar. Tanaman seperti ini bisa dikategorikan memiliki daya adaptasi yang rendah. Hasil produksi cabai di tiga lingkungan menunjukkan bahwa karakter produksi dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, genotipe, dan interaksi keduanya. Tabel 20 menunjukkan bahwa pada lingkungan Bogor1, rataan seluruh populasi menunjukkan bahwa tiap tanaman mampu menghasilkan total buah sebanyak 111.21 g/tanaman, lebih kecil jika dibandingkan lingkungan Bogor2 dan Boyolali. Lingkungan Bogor2 dan Boyolali
menghasilkan produksi buah cabai segar
sebanyak 511.76 g/tanaman dan 493.33 g/tanaman, namun keduanya tidak berbeda berdasarkan uji statistika. Galur IPB019015 memiliki kemampuan produksi 232.66 g/tanaman, lebih besar jika dibandingkan dengan varietas pembanding Gelora (51.28 g/tanaman), Tit Super (66.87 g/tanaman), dan Trisula (117.73 g/tanaman), namun tidak berbeda dengan pembanding Tombak (126.56 g/tanaman) ketika ditanam di lingkungan Bogor1. Galur IPB120005 berproduksi 192.74 g/tanaman, lebih tinggi jika dibandingkan dengan Gelora dan Tit Super, namun tidak berbeda dengan varietas Tombak dan Trisula. Sebelas galur lain yang diuji tidak menunjukkan produksi yang berbeda dengan keempat pembanding. Uji ragam pada lingkungan Bogor2 pada taraf 5 % tidak menunjukkan adanya perbedaan sehingga tidak dilakukan uji lanjut. Kisaran rataan produksi per pohon adalah 332.23 g/tanaman (IPB002001) hingga 691.19 g/tanaman (IPB009019). Galur IPB002001 menghasilkan produksi yang rendah karena terserang penyakit senthik (Cnoaephora cucurbitarum) yang menyebabkan
busuknya hampir keseluruhan tajuk, sehingga tidak terjadi pembungaan dan pembentukan buah. Tabel 20. Produktivitas Pembanding Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula Rata-rata
13
Galur Cabai
IPB yang Diuji dan 4 Varietas
Produktivitas (g/tanaman) Bogor1 Bogor2 Boyolali Rata-Rata abcd 82.94 498.75 946.43 509.37abcd 80.19 332.24 478.17 296.87 132.67 439.28 474.77 348.90 100.58 406.82 635.33abcd 380.91 59.24 587.26 484.60 377.03 123.73 590.29 579.10abd 431.04ad 57.50 627.63 545.10abd 410.07a d 154.89 438.57 505.73 366.40 59.93 691.19 306.87 352.66 154.81 414.41 405.50 324.90 96.31 434.80 418.23 316.45 452.23 418.19a 232.66abd 569.67 ab abcd 192.74 615.71 872.00 560.15abcd 51.28 467.14 310.03 276.15 66.87 523.80 317.73 302.80 126.56 573.93 384.57 361.68 117.73 488.40 270.13 292.09 371.66 111.21B 511.76A 493.33A
Produktivitas (ton/ha) 13.04abcd 7.60 8.93 9.75 9.65 11.03ad 10.50a 9.38 9.03 8.32 8.10 10.71a 14.34abcd 7.06 7.75 9.26 7.48 9.51
Keterangan : - Angka yang diikuti dengan huruf a, b, c, dan d pada kolom yang sama, berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett pada taraf 5 %. - Angka yang diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada taraf 5 %.
Galur yang berproduksi tinggi di lingkungan Boyolali adalah IPB001004, IPB120005, dan IPB002005, yaitu berturut-turut menghasilkan 946.43 g/tanaman, 872.00 g/tanaman, dan 635.33 g/tanaman. Keempat galur tersebut berproduksi lebih besar daripada keempat varietas pembanding (Gelora (310.03 g/tanaman), Tit Super (317.73 g/tanaman), Tombak (384.57 g/tanaman), dan juga Trisula (270.13 g/tanaman)). Kemampuan produksi galur IPB009002 (579.10 g/tanaman) dan IPB009004 (545.10 g/tanaman) lebih tinggi jika dibandingkan dengan varietas Gelora, Tit Super, dan Trisula, namun tidak berbeda dengan Tombak. Galur IPB009015 berproduksi 505.73 g/tanaman, lebih tinggi jika dibandingkan dengan varietas Trisula, namun tidak berbeda dengan tiga pembanding lainnya.
Produksi per tanaman dihitung dengan menggabungkan angka produksi yang didapatkan dari tiap lingkungan (Bogor1, Bogor2, dan Boyolali). Galur yang memiliki produksi rataan yang tinggi adalah IPB001004 dan IPB120005, masing-masing berproduksi 509.37 g/tanaman dan 560.15 g/tanaman, lebih tinggi dibandingkan dengan keempat pembanding. Galur lain yang berproduksi cukup tinggi adalah IPB009002, IPB009004, dan IPB019015, dengan produksi berturutturut 431.04 g/tanaman, 410.07 g/tanaman, dan 418.19 g/tanaman. Galur IPB009002 berproduksi lebih tinggi dibandingkan Gelora dan Trisula, namun tidak berbeda dengan Tit Super dan Tombak. Galur IPB009004 dan IPB019015 berproduksi lebih tinggi dibandingkan Gelora, namun tidak berbeda dengan tiga pembanding lainnya. Nilai bobot buah per tanaman bisa dikonversi menjadi produktivitas per hektar. Besar angka produktivitas berbanding lurus dengan produksi per tanaman. Bobot buah per tanaman merupakan rataan dari tanaman contoh yang ada di lapang, sehingga nilai ini mampu mewakili keseluruhan populasi. Galur yang memiliki produktivitas tinggi adalah IPB120005, dengan yaitu 14.34 ton/ha, dan IPB001004, dengan kemampuan produksi 13.04 ton/ha, lebih tinggi dibandingkan dengan keempat pembanding (Gelora: 7.06 ton/ha; Tit Super: 7.75 ton/ha; Tombak: 9.26 ton/ha; dan Trisula: 7.48 ton/ha). Kemampuan produksi galur IPB120005 dan IPB001004 juga melebihi rata-rata produktivitas cabai merah nasional pada tahun 2009 sebesar 5.89 ton/ha (BPS, 2010). Galur lain yang berproduksi cukup baik adalah IPB009002, IPB019015, dan IPB009004 (masing-masing 11.03 ton/ha, 10.71 ton/ha, dan 10.50 ton/ha). Analisis Stabilitas Analisis stabilitas dilakukan dengan model Additive Main effect and Multiplicative Interaction (AMMI). Hasil analisis stabilitas AMMI ditampilkan dengan menggunakan biplot. Berdasarkan hasil analisis ragam gabungan keseluruhan karakter, diketahui bahwa pada peubah bobot total, lokasi dan interaksi antara lokasi dan genotipe memberikan pengaruh yang nyata (Tabel Lampiran 14). Hal tersebut memungkinkan untuk dilakukan analisis stabilitas AMMI, untuk karakter bobot buah total.
Hasil penguraian biliniear terhadap matriks pengaruh interaksi dari data bobot buah total menunjukkan nilai singular (vektor ciri) sebesar 611.59 dan 299.56. Berdasarkan nilai tersebut maka banyaknya komponen yang dapat dipertimbangkan untuk model AMMI adalah komponen pertama dan komponen kedua. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Komponen Utama Interaksi (KUI) I dapat menjelaskan 80.65 % dari keragaman yang ada, sedangkan KUI II dapat menjelaskan 19.35 % dari keragaman. Berdasarkan nilai kontribusi tersebut, maka terlihat bahwa kedua komponen tersebut dapat menjelaskan keragaman pengaruh interaksi sebesar 100 %. Hasil analisis ragam (Tabel 21) menunjukkan bahwa seluruh pengaruh utama (lingkungan dan genotipe) dan pengaruh interaksi antara lingkungan dan genotipe berpengaruh sangat nyata pada nilai peluang nyata 0.0001. Hasil ini menunjukkan bahwa karakter produksi cabai sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan genotipe. Adanya interaksi antara lingkungan dan genotipe berarti genotipe tertentu akan berproduksi dengan baik jika ditanam di lingkungan tertentu, namun tidak begitu halnya jika ditanam di lingkungan yang lain. Tabel 21. Analisis Ragam Model AMMI 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding di Tiga Lingkungan Sumber Keragaman Lingkungan Ulangan/Lingkungan Genotipe Genotipe*Lingkungan IAKU1 IAKU2 Galat Total
Derajat Bebas 2 6 16 32 17 15 95 151
Jumlah Kuadrat 5 216 347.00 108 332.80 845 615.30 1 384 428.00 1 122 110.00 269 205.20 891 738.80 8 446 472.00
Kuadrat F-hitung Tengah 2 608 173.00 144.45** 18 055.46 1.92** 52 850.96 5.63** 43 263.69 4.61** 66 006.48 7.03** 17 947.01 1.91* 9386.72
Keterangan : AKU1 : Analisis Komponen Utama 1; AKU2 : Analisis Komponen Utama 2 ** : berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 % * : berpengaruh nyata pada taraf 5 % tn : tidak berpengaruh nyata
Jika dilihat dari sumbangan keragaman yang diberikan oleh masingmasing pengaruh terlihat bahwa pengaruh lingkungan merupakan penyumbang keragaman produksi terbesar, kemudian disusul oleh interaksi genotipe dan
lingkungan sedangkan pengaruh genotipe memberikan sumbangan keragaman terkecil. Dengan demikian tingkat produksi cabai akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan tanam dan jenis genotipe yang dibudidayakan. Berdasarkan metode postdictive success diperoleh satu KUA nyata yaitu nilai F hitung 7.03 (Tabel 21). Berdasarkan metode predictive success diperoleh bahwa model AMMI2 memiliki nilai RMSPD terkecil yaitu sebesar 123.77. Oleh karena itu, banyaknya komponen model yang digunakan untuk model AMMI diperoleh bahwa AMMI2 merupakan model terbaik. Model AMMI2 mampu menerangkan keragaman pengaruh interaksi sebesar 100 %. Tabel 22. Analisis AMMI pada 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Label IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula Bogor1 Bogor2 Boyolali
DIM1 15.4197 3.5496 0.6098 6.9132 -1.1888 1.0465 -0.0144 1.3638 -9.1271 -1.4176 -0.7002 -4.0148 9.2528 -4.3440 -5.4401 -5.0115 -6.8969 -7.5021 -12.4842 19.9862
DIM2 3.8009 -5.3994 -3.7518 -2.4707 5.0171 2.9398 6.9970 -4.5434 7.6460 -6.1091 -2.7055 -3.4479 2.8287 -0.2611 1.2084 0.9024 -2.6.514 -13.1202 11.1071 2.0131
Gambar 4. Diagram Biplot iplot Ammi Gambar 4 menunjukkan biplot antara komponen 1 dengan komponen 2 untuk data produksi cabai. Biplot tersebut dapat digunakan untuk mengetahui adanya dua kelompok, yaitu kelompok genotipe stabil dan kelompok genotipe spesifik. Suatu genotipe enotipe dikatakan stabil jika genotipe berada dekat dengan sumbu koordinat utama atau berada dalam elips. Galur-galur yang stabil adalah IPB002003, IPB009004, 09004, dan IPB015008. Galur yang spesifik lingkungan adalah galur yang berada jauh dari sumbu utama namun berdekatan dengan garis lingkungan. Dengan demikian maka galur yang spesifik lingkungan adalah galur IPB009019, IPB001004, dan IPB120005. IPB12 Galur IPB009019 09019 cocok pada lingkungan Bogor2, sedangkan galur IPB0 IPB001004 dan IPB120005 0005 spesifik pada lokasi Boyolali.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Galur cabai IPB120005 dan IPB001004 memiliki rataan bobot buah total yang tinggi di tiga lingkungan, lebih tinggi dari varietas pembanding Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula. Kondisi lingkungan Bogor 2 dan Boyolali baik untuk ditanami cabai, karena nilai produksi per tanaman lebih tinggi jika dibandingkan dengan Bogor1. Galur cabai yang stabil adalah IPB002003, IPB009004, dan IPB015008, sedangkan galur yang spesifik lingkungan adalah IPB009019 untuk lingkungan Bogor2, dan IPB001004 dan IPB120005 untuk lingkungan Boyolali. Saran Galur IPB002003, IPB009004, dan IPB015008 bisa dipertimbangkan untuk dilepas sebagai varietas baru.
DAFTAR PUSTAKA Ali, M. 2006. Chili (Capsicum spp.), Food Chain Analysis: Setting Research Priorities in Asia: A Synthesis. p. 1-56. in Ali, M. (ed.). Chili (Capsicum spp.), Food Chain Analysis: Setting Research Priorities in Asia. Technical Bulletin No. 38. AVRDC, Taiwan. Barrera, L. Q., M. C. Garcia, M. C, Giraldo, L. M. Melgarejo. 2005. Isozyme chacarteristization of Capsicum accessions from the amazonian colombian collection. Revista Colombiana de Biotecnologia VII (1): 59-65. Berke, T., L. L. Black, N. S. Talekar, J. F. Wang, P. Gniffke, S. K. Green, T. C. Wang, and R. Morris. 2005. Suggested Cultural Practices for Chili Pepper. AVRDC pub #05-620. AVRDC, Taiwan. BPS.
Produksi Sayuran di Indonesia. 2010a. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=55 ¬ab=15. [28 September 2010].
BPS.
2010b. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Cabai, 2009. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=55 ¬ab=14. [28 September 2010].
BBPPTP. 2008. Teknologi Budidaya Cabai Merah. BPPP, Lampung. 25 hal. Bosland, P. W., and P. Votava. 2000. Peppers: Vegetable and Spice Capsicums. CAB International, USA. 204 p. Brown, R. H. 1984. Growth of the Green Plant. p. 153-174. in. Tesar, M. B. (ed.). Physiological Basis of Crop Growth and Development. American Society of Agronomy, Inc., USA. BSN. 2011. Standar Mutu SNI Cabai Merah Segar. BSN, Jakarta. 10 hal. IPGRI 1995. Descriptor for Capsicum (Capsicum spp.). IPGRI, AVRDC, CATIE, Italy. Gniffke, P. 2004. Development of Heat-Tolerant, Disease-Resistant Sweet Peppers. p. 16. in. Proceedings of the APSA-AVRDC Workshop. AVRDC, Taiwan Gomez, K. A. and A. A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. (Terjemahan). E. Samsudin dan J. S. Baharsjah. UI Press, Jakarta. 485 hal. Kafidazeh, N., J. Carapetian, and K. M. Kalantari. 2008. Effects of heat stress on pollen viability and pollen tube growth in pepper. Res. J. Biol. Sci. 3(10): 1159-1162. Kirana, R. 2006. Perbaikan daya hasil varietas lokal cabai melalui persilangan antar-varietas. Zuriat 17(2): 138-145.
Kirana, R. dan E. Sofiari. 2007. Heterosis dan heterobeltiosis pada persilangan 5 genotip cabai dengan metode dialil. Jurnal Hortikultura. 17(2): 111-117. Lestari, A. P., H. Aswidinnoor, dan Suwarno. 2007. Uji daya hasil pendahuluan dan mutu beras 21 padi hibrida harapan. Bul. Agron. 35(1): 1-7. Moss, D.N. 1984. Photosynthesis, Respiration, and Photorespiration. p.131-152. in. Tesar, M. B. (ed.). Physiological Basis of Crop Growth and Development. American Society of Agronomy, Inc., USA. Mustafa, U., M. Ali, and H. Kuswanti. 2006. Indonesia. p. 145-196. in. Ali, M. (ed.). Chili (Capsicum spp.); Food Chain Analysis: Setting Research Priorities in Asia. Technical Bulletin No. 28. AVRDC, Taiwan. Poulos, J. M. 1994. Capsicum sp. p. 136-140. In: J. S. Siemonsa and K. Piluek (eds.). Plant Resources of South-East Asia 8: Vegetables. Prosea Foundation, Bogor. Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. 1999. Sayuran Dunia 3: Prinsip, Produksi, dan Gizi. Penerbit ITB, Bandung. 320 hal. Sanjaya, L., G. A. Wattimena, E. Guharja, M. Yusuf, H. Aswidinnoor, dan P. Stam. 2002. Keragaman ketahanan aksesi Capsicum terhadap antraknose (Colletrotichum capsici) berdasarkan penanda RAPD. Jurnal Bioteknologi Pertanian. 7(2): 37-42. Saraswati, M., A. N. Oktafian, A. Kurniawan, dan D. Riswandi. 2006. Interaksi genotipe x lingkungan, stabilitas dan adaptasi jagung hibrida harapan Unpad di 10 lokasi di Pulau Jawa. Zuriat 17 (1): 72-85. Sujiprihati, S., M. Syukur, dan R. Yunianti. 2006. Analisis stabilitas hasil tujuh populasi jagung manis menggunakan metode Additive Main Effect Multiplicative Interaction (AMMI). Bul. Agron. 34(2):93-97. Sujiprihati, S., M. Syukur, dan R. Yunianti. 2006. Penampilan karakter kuantitatif dan stabilitas hasil tujuh genotipe jagung manis di empat lokasi. Gakuryoku 12(2): 143-146. Zen, S. 2007. Stabilitas hasil galur baru padi sawah preferensi konsumen Sumatera Barat. Agritop 28(1): 1-5.
LAMPIRAN
Tabel Lampiran 1. Data Komponen Cuaca Daerah Dramaga, Bulan Maret 2010Januari 2011 Temperatur Rata-Rata (ºC) Maret 2010 26.0 414.50 April 2010 27.1 42.90 Mei 2010 26.7 330.90 25.9 Juni 2010 303.40 25.8 Juli 2010 270.40 Agustus 2010 25.8 477.60 September 2010 25.3 601.00 25.4 Oktober 2010 436.20 Nopember 2010 25.0 284.30 Desember 2010 25.5 177.30 25.4 Januari 2011 202.70 Sumber : Stasiun Klimatologi Dramaga, 2011 Bulan
Curah Hujan (mm)
Kelembaban Udara Rata-Rata (%) 86 77 84 86 84 84 84 86 82 83 83
Tabel Lampiran 2. Data Curah Hujan Daerah Sawit-Boyolali, Bulan Agustus– Desember 2010 Curah Hujan (mm)
Jumlah Bulan Hari Hujan (hari) Agustus 2010 7 138.00 September 2010 11 294.00 10 Oktober 2010 288.00 Nopember 2010 11 336.00 Desember 2010 12 260.00 Sumber : Kantor Kecamatan Sawit - Boyolali, 2011
Rata-Rata Curah Hujan / Hari (mm) 19.71 26.73 28.80 30.54 21.67
Tabel Lampiran 3. Sidik Ragam Lebar Daun 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Lingkungan 2 Ulangan/Lingkungan 6 Genotipe 16 Lingkungan*Genotipe 32 Keterangan: KK = 7.42 % ** * tn
Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah 12.14 6.07 0.45 0.07 7.17 0.45 0.19 6.24
: berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 % : berpengaruh nyata pada taraf 5 % : tidak berpengaruh nyata
F-hitung 105.12** 1.29tn 7.76** 3.37**
Tabel Lampiran 4. Sidik Ragam Panjang Daun 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Lingkungan 2 Ulangan/Lingkungan 6 Genotipe 16 Lingkungan*Genotipe 32 Keterangan: KK = 7.64 % ** * tn
Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah 450.30 225.15 10.55 1.76 2.22 35.58 1.02 33.57
F-hitung 452.34** 3.53** 4.47** 2.04**
: berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 % : berpengaruh nyata pada taraf 5 % : tidak berpengaruh nyata
Tabel Lampiran 5. Sidik Ragam Diameter Batang 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Lingkungan 2 Ulangan/Lingkungan 6 Genotipe 16 Lingkungan*Genotipe 32 Keterangan: KK = 8.70 % ** * tn
Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah 144.20 72.10 1.60 0.27 81.01 5.06 1.81 57.80
F-hitung 86.13** 0.32tn 6.05** 2.16**
: berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 % : berpengaruh nyata pada taraf 5 % : tidak berpengaruh nyata
Tabel Lampiran 6. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Lingkungan 2 Ulangan/Lingkungan 6 Genotipe 16 Lingkungan*Genotipe 32 Keterangan: KK = 8.32 % ** * tn
Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah 3 758.72 18.79 674.76 112.46 658.19 10 531.10 210.79 6 745.12
: berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 % : berpengaruh nyata pada taraf 5 % : tidak berpengaruh nyata
F-hitung 55.25** 3.31** 19.35** 6.20**
Tabel Lampiran 7. Sidik Ragam Lebar Tajuk 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Lingkungan 2 Ulangan/Lingkungan 6 Genotipe 16 Lingkungan*Genotipe 32 Keterangan: KK = 18.42 % ** * tn
Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah 13 885.02 6 942.51 3 613.85 602.31 354.65 5 674.34 8 034.44 251.08
F-hitung 33.22** 2.88* 1.70tn 1.20tn
: berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 % : berpengaruh nyata pada taraf 5 % : tidak berpengaruh nyata
Tabel Lampiran 8. Sidik Ragam Bobot 1 000 Butir Biji 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Lingkungan 1 Ulangan/Lingkungan 4 Genotipe 16 Lingkungan*Genotipe 16 Keterangan: KK = 14.63 % ** * tn
Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah 61.68 61.68 2.62 0.66 35.31 2.21 1.21 19.35
F-hitung 135.14** 1.44tn 4.83** 2.65**
: berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 % : berpengaruh nyata pada taraf 5 % : tidak berpengaruh nyata
Tabel Lampiran 9. Sidik Ragam Umur Berbunga 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Lingkungan 2 Ulangan/Lingkungan 6 Genotipe 16 Lingkungan*Genotipe 32 Keterangan: KK = 9.14 % ** * tn
Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah 1 581.93 790.97 288.35 48.06 33.12 530.00 17.31 554.07
: berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 % : berpengaruh nyata pada taraf 5 % : tidak berpengaruh nyata
F-hitung 111.46** 6.77** 4.67** 2.44**
Tabel Lampiran 10. Sidik Ragam Umur Berbuah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Lingkungan 1 Ulangan/Lingkungan 4 Genotipe 16 Lingkungan*Genotipe 16 Keterangan: KK = 2.02 % ** * tn
F-hitung Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah 5 310.74 5 310.74 1 711.52** 60.08 15.02 4.84** 290.83 93.73** 4 653.31 244.18 78.69** 3 906.92
: berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 % : berpengaruh nyata pada taraf 5 % : tidak berpengaruh nyata
Tabel Lampiran 11. Sidik Ragam Diameter Buah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Lingkungan 2 Ulangan/Lingkungan 6 Genotipe 16 Lingkungan*Genotipe 32 Keterangan: KK = 5.15 % ** * tn
Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah 552.81 276.41 8.52 1.42 40.79 652.63 5.86 187.58
F-hitung 534.06** 2.74* 78.81** 11.33**
: berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 % : berpengaruh nyata pada taraf 5 % : tidak berpengaruh nyata
Tabel Lampiran 12. Sidik Ragam Bobot per Buah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Lingkungan 2 Ulangan/Lingkungan 6 Genotipe 16 Lingkungan*Genotipe 32 Keterangan: KK = 9.40 % ** * tn
F-hitung Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah 1 696.56 848.28 1 240.62** 13.97 2.33 3.41** 23.48 34.34** 375.71 9.94 14.54** 318.16
: berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 % : berpengaruh nyata pada taraf 5 % : tidak berpengaruh nyata
Tabel Lampiran 13. Sidik Ragam Tebal Daging Buah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Lingkungan 2 Ulangan/Lingkungan 6 Genotipe 16 Lingkungan*Genotipe 32 Keterangan: KK = 8.39 % ** * tn
Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah 3.19 1.59 2.43 0.40 0.55 8.78 0.34 10.87
F-hitung 53.76** 13.65** 18.53** 11.46**
: berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 % : berpengaruh nyata pada taraf 5 % : tidak berpengaruh nyata
Tabel Lampiran 14. Sidik Ragam Panjang Buah 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Lingkungan 2 Ulangan/Lingkungan 6 Genotipe 16 Lingkungan*Genotipe 32 Keterangan: KK = 7.48 % ** * tn
Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah 512.43 256.22 25.89 4.32 16.62 265.93 4.70 150.37
F-hitung 328.20** 5.53** 21.29** 6.02**
: berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 % : berpengaruh nyata pada taraf 5 % : tidak berpengaruh nyata
Tabel Lampiran 15. Sidik Ragam Bobot Buah Total 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Lingkungan 2 Ulangan/Lingkungan 6 Genotipe 16 Lingkungan*Genotipe 32 Keterangan: KK = 26.08 % ** * tn
Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah 5 186 266.12 2593133.06 107 615.52 17 935.92 52 756.94 844 110.99 43 292.54 1 385 361.33
: berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 % : berpengaruh nyata pada taraf 5 % : tidak berpengaruh nyata
F-hitung 276.03** 1.91** 5.62** 4.61**
Tabel Lampiran 16. Sidik Ragam Produktivitas 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Sumber Keragaman db Lingkungan 2 Ulangan/Lingkungan 6 Genotipe 16 Lingkungan*Genotipe 32 Keterangan: KK = 26.08 % ** * tn
Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah 5 186 266.12 2 593 133.06 107 615.52 17 935.92 52 756.94 844 110.99 43 292.54 1 385 361.33
F-hitung 276.03** 1.91** 5.62** 4.61**
: berpengaruh sangat nyata pada taraf 1 % : berpengaruh nyata pada taraf 5 % : tidak berpengaruh nyata
Tabel Lampiran 17. Produktivitas 13 Galur Cabai IPB yang Diuji dan 4 Varietas Pembanding Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009004 IPB009015 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB120005 Gelora Tit Super Tombak Trisula Rata-rata
Bogor1 2.12 2.05 3.40 2.57 1.52 3.17 1.47 3.97 1.53 3.96 2.47 5.96abd 4.93ab 1.31 1.71 3.24 3.01 2.85B
Bogor2 12.77 8.51 11.25 10.41 15.03 15.11 16.07 11.23 17.69 10.61 11.13 14.58 15.76 11.96 13.41 14.69 12.50 13.10A
Boyolali 24.23abcd 12.24 12.15 16.26abcd 12.41 14.82abd 13.95abd 12.95d 7.86 10.38 10.71 11.58 22.32abcd 7.94 8.13 9.84 6.92 12.63A
Rata-Rata 13.04abcd 7.60 8.93 9.75 9.65 11.03ad 10.50a 9.38 9.03 8.32 8.10 10.71a 14.34abcd 7.06 7.75 9.26 7.48 9.51
Keterangan : - Angka yang diikuti dengan huruf a, b, c, dan d, berturut-turut berbeda nyata dengan Gelora, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett taraf 5 %. - Angka yang diikuti huruf kapital yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan degan taraf 5 %.
Gambar Lampiran 1. Tanaman Cabai Galur IPB001004 Nama Galur : IPB001004 Bentuk Kanopi : Kompak Bentuk Batang : Bulat Warna Batang : Hijau Bentuk Daun : Oval Warna Daun : Hijau Tua Bentuk Tepi Daun : Rata Bentuk Ujung Daun : Tumpul Tekstur Permukaan Daun : Halus Warna Mahkota : Putih Warna Anther : Ungu Bentuk Ujung Buah : Tumpul Tekstur Kulit Buah : Halus Warna Buah Muda : Hijau Warna Buah Tua : Merah Jumlah Mahkota (helai) : 5 Jumlah Anther (buah) :5 Hari Berbunga (HST) : 29.33 ± 3.74 Hari Berbuah (HST) : 84.50 ± 10.54 Diameter Batang (mm) : 10.00 ± 1.07 Tinggi Tanaman (cm) : 70.39 ± 5.41 Lebar Tajuk (cm) : 74.27 ± 16.61 Panjang Daun (cm) : 9.52 ± 2.13 Lebar Daun (cm) : 3.23 ± 0.35 Bobot per Buah (g) : 7.48 ± 3.13 Panjang Buah (cm) : 11.50 ± 2.27 Tebal Kulit Buah (mm) : 1.90 ± 0.29 Diameter Buah (mm) : 11.98 ± 2.23 Bobot 1 000 Biji (g) : 4.08 ± 0.85 Produksi per Tanaman (g) : 509.37 ± 382.38 Produktivitas (ton/ha) : 13.04 ± 9.79
Gambar Lampiran 2. Tanaman Cabai Galur IPB002001 Nama Galur : IPB002001 Bentuk Kanopi : Kompak Bentuk Batang : Bulat Warna Batang : Hijau Bentuk Daun : Delta Warna Daun : Hijau Tua Bentuk Tepi Daun : Rata Bentuk Ujung Daun : Tumpul Tekstur Permukaan Daun : Halus Warna Mahkota : Putih Warna Anther : Ungu Bentuk Ujung Buah : Runcing Tekstur Kulit Buah : Agak Kasar Warna Buah Muda : Hijau Warna Buah Tua : Merah Jumlah Mahkota (helai) : 5 hingga 6 Jumlah Anther (buah) : 5 hingga 6 Hari Berbunga (HST) : 25.56 ± 5.27 Hari Berbuah (HST) : 84.50 ± 10.69 Diameter Batang (mm) : 7.19 ± 1.55 Tinggi Tanaman (cm) : 65.24 ± 13.38 Lebar Tajuk (cm) : 74.27 ± 9.56 Panjang Daun (cm) : 9.17 ± 2.44 Lebar Daun (cm) : 3.42 ± 0.42 Bobot per Buah (g) : 8.75 ± 3.95 Panjang Buah (cm) : 10.75 ± 2.09 Tebal Kulit Buah (cm) : 1.62 ± 0.52 Diameter Buah (mm) : 10.21 ± 3.10 Bobot 1 000 Biji (g) : 4.36 ± 1.12 Produksi per Tanaman (g) : 296.87 ± 187.70 Produktivitas (ton/ha) : 7.60 ± 4.86
Gambar Lampiran 3. Tanaman Cabai Galur IPB002003 Nama Galur : IPB002003 Bentuk Kanopi : Tegak Bentuk Batang : Bulat Warna Batang : Hijau Bentuk Daun : Oval Warna Daun : Hijau Bentuk Tepi Daun : Agak Bergelombang Bentuk Ujung Daun : Runcing Tekstur Permukaan Daun : Halus Warna Mahkota : Putih Warna Anther : Biru Muda Bentuk Ujung Buah : Runcing Tekstur Kulit Buah : Agak Kasar Warna Buah Muda : Hijau Warna Buah Tua : Merah Tua Jumlah Mahkota (helai) : 6 Jumlah Anther (buah) :6 Hari Berbunga (HST) : 29.89 ± 5.46 Hari Berbuah (HST) : 88.50 ± 8.02 Diameter Batang (mm) : 7.62 ± 1.33 Tinggi Tanaman (cm) : 76.50 ± 7.33 Lebar Tajuk (cm) : 79.70 ± 14.02 Panjang Daun (cm) : 8.49 ± 1.87 Lebar Daun (cm) : 3.09 ± 0.40 Bobot per Buah (g) : 7.39 ± 3.92 Panjang Buah (cm) : 11.60 ± 2.22 Tebal Kulit Buah (cm) : 1.21 ± 0.38 Diameter Buah (mm) : 8.11 ± 1.37 Bobot 1 000 Biji (g) : 3.88 ± 0.75 Produksi per Tanaman (g) : 348.90 ± 182.67 Produktivitas (ton/ha) : 8.93 ± 4.68
Gambar Lampiran 4. Tanaman Cabai Galur IPB002005 Nama Galur : IPB002005 Bentuk Kanopi : Kompak Bentuk Batang : Bulat Warna Batang : Hijau Bentuk Daun : Oval Warna Daun : Hijau Tua Bentuk Tepi Daun : Agak Bergelombang Bentuk Ujung Daun : Runcing Tekstur Permukaan Daun : Agak Kasar Warna Mahkota : Putih Warna Anther :Ungu Bentuk Ujung Buah : Runcing Tekstur Kulit Buah : Halus Warna Buah Muda : Hijau Warna Buah Tua : Merah Jumlah Mahkota (helai) : 5 hingga 6 Jumlah Anther (buah) : 5 hingga 6 Hari Berbunga (HST) : 27.89 ± 5.78 Hari Berbuah (HST) : 85.50 ± 7.92 Diameter Batang (mm) : 6.89 ± 1.14 Tinggi Tanaman (cm) : 57.39 ± 11.39 Lebar Tajuk (cm) : 65.26 ± 10.36 Panjang Daun (cm) : 8.97 ± 2.27 Lebar Daun (cm) : 3.06 ± 0.56 Bobot per Buah (g) :8.49 ± 3.78 Panjang Buah (cm) :11.30 ± 2.11 Tebal Kulit Buah (cm) :1.36 ± 0.28 Diameter Buah (mm) : 10.71 ± 3.27 Bobot 1 000 Biji (g) : 4.26 ± 1.14 Produksi per Tanaman (g) : 380.91 ± 233.29 Produktivitas (ton/ha) : 9.75 ± 5.97
Gambar Lampiran 5. Tanaman Cabai Galur IPB002046 Nama Galur : IPB002046 Bentuk Kanopi : Kompak Bentuk Batang : Bulat Warna Batang : Hijau Bentuk Daun : Lanset Warna Daun : Hijau Tua Bentuk Tepi Daun : Agak Bergelombang Bentuk Ujung Daun : Agak Runcing Tekstur Permukaan Daun : Agak Kasar Warna Mahkota : Putih Warna Anther : Ungu Bentuk Ujung Buah : Runcing Tekstur Kulit Buah : Halus Warna Buah Muda : Hijau Warna Buah Tua : Merah Cerah Jumlah Mahkota (helai) : 5 Jumlah Anther (buah) :5 Hari Berbunga (HST) : 29.11 ± 5.33 Hari Berbuah (HST) : 91.17 ± 6.34 Diameter Batang (mm) : 7.36 ± 0.71 Tinggi Tanaman (cm) : 73.86 ± 11.79 Lebar Tajuk (cm) : 80.79 ± 13.33 Panjang Daun (cm) : 9.71 ± 1.80 Lebar Daun (cm) : 3.10 ± 0.47 Bobot per Buah (g) : 9.74 ± 2.76 Panjang Buah (cm) : 13.74 ± 1.65 Tebal Kulit Buah (cm) : 1.64 ± 0.54 Diameter Buah (mm) : 10.19 ± 3.20 Bobot 1 000 Biji (g) : 5.14 ± 0.51 Produksi per Tanaman (g) : 377.03 ± 259.40 Produktivitas (ton/ha) : 9.65 ± 6.64
Gambar Lampiran 6. Tanaman Cabai Galur IPB009002 Nama Galur : IPB009002 Bentuk Kanopi : Kompak Bentuk Batang : Bulat Warna Batang : Hijau Bentuk Daun : Oval Warna Daun : Hijau Tua Bentuk Tepi Daun : Agak Bergelombang Bentuk Ujung Daun : Runcing Tekstur Permukaan Daun : Halus Warna Mahkota : Putih Warna Anther : Biru Muda Bentuk Ujung Buah : Tumpul Tekstur Kulit Buah : Agak Kasar Warna Buah Muda : Hijau Warna Buah Tua : Merah Jumlah Mahkota (helai) : 5 hingga 6 Jumlah Anther (buah) : 5 hingga 6 Hari Berbunga (HST) : 30.44 ± 4.80 Hari Berbuah (HST) : 98.83 ± 7.65 Diameter Batang (mm) : 7.30 ± 1.32 Tinggi Tanaman (cm) : 70.29 ± 7.81 Lebar Tajuk (cm) : 80.95 ± 13.58 Panjang Daun (cm) : 8.87 ± 1.67 Lebar Daun (cm) : 2.99 ± 0.39 Bobot per Buah (g) : 8.69 ± 3.13 Panjang Buah (cm) : 13.24 ± 1.59 Tebal Kulit Buah (cm) : 1.44 ± 0.41 Diameter Buah (mm) : 8.95 ± 1.70 Bobot 1 000 Biji (g) : 3.83 ± 0.83 Produksi per Tanaman (g) : 431.04 ± 244.41 Produktivitas (ton/ha) : 11.03 ± 6.26
Gambar Lampiran 7. Tanaman Cabai Galur IPB009004 Nama Galur : IPB009004 Bentuk Kanopi : Kompak Bentuk Batang : Bulat Warna Batang : Hijau Bentuk Daun : Oval Warna Daun : Hijau Tua Bentuk Tepi Daun : Agak Bergelombang Bentuk Ujung Daun : Runcing Tekstur Permukaan Daun : Halus Warna Mahkota : Putih Warna Anther : Ungu Bentuk Ujung Buah : Tumpul Tekstur Kulit Buah : Halus Warna Buah Muda : Hijau Tua Warna Buah Tua : Merah Cerah Jumlah Mahkota (helai) : 5 hingga 6 Jumlah Anther (buah) : 5 hingga 6 Hari Berbunga (HST) : 32.75 ± 1.67 Hari Berbuah (HST) : 88.33 ± 6.62 Diameter Batang (mm) : 7.60 ± 1.47 Tinggi Tanaman (cm) : 81.85 ± 5.59 Lebar Tajuk (cm) : 81.57 ± 14.62 Panjang Daun (cm) : 9.40 ± 1.96 Lebar Daun (cm) : 3.51 ± 0.21 Bobot per Buah (g) : 6.44 ± 4.04 Panjang Buah (cm) : 9.40 ± 2.97 Tebal Kulit Buah (cm) : 1.17 ± 0.24 Diameter Buah (mm) : 7.81 ± 1.28 Bobot 1 000 Biji (g) : 5.41 ± 0.61 Produksi per Tanaman (g) : 410.07 ± 293.33 Produktivitas (ton/ha) : 10.50 ± 7.51
Gambar Lampiran 8. Tanaman Cabai Galur IPB009015 Nama Galur : IPB009015 Bentuk Kanopi : Menyebar Bentuk Batang : Bulat Warna Batang : Hijau Bentuk Daun : Delta Warna Daun : Hijau Bentuk Tepi Daun : Rata Bentuk Ujung Daun : Agak Runcing Tekstur Permukaan Daun : Halus Warna Mahkota : Putih Warna Anther : Ungu Bentuk Ujung Buah : Tumpul Tekstur Kulit Buah : Halus Warna Buah Muda : Hijau Muda Warna Buah Tua : Merah Jumlah Mahkota (helai) : 5 hingga 6 Jumlah Anther (buah) : 5 hingga 6 Hari Berbunga (HST) : 29.33 ± 5.81 Hari Berbuah (HST) : 90.67 ± 4.84 Diameter Batang (mm) : 7.95 ± 1.26 Tinggi Tanaman (cm) : 78.07 ± 11.74 Lebar Tajuk (cm) : 69.91 ± 6.83 Panjang Daun (cm) : 8.99 ± 1.99 Lebar Daun (cm) : 3.33 ± 0.29 Bobot per Buah (g) : 8.10 ± 3.63 Panjang Buah (cm) : 9.55 ± 2.01 Tebal Kulit Buah (cm) : 1.48 ± 0.46 Diameter Buah (mm) : 10.56 ± 2.16 Bobot 1 000 Biji (g) : 4.76 ± 1.08 Produksi per Tanaman (g) : 366.40 ± 204.44 Produktivitas (ton/ha) : 9.38 ± 5.23
Gambar Lampiran 9. Tanaman Cabai Galur IPB009019 Nama Galur : IPB009019 Bentuk Kanopi : Tegak Bentuk Batang : Bulat Warna Batang : Hijau Bentuk Daun : Oval Warna Daun : Hijau Tua Bentuk Tepi Daun : Rata Bentuk Ujung Daun : Runcing Tekstur Permukaan Daun : Agak Kasar Warna Mahkota : Putih Warna Anther : Ungu Bentuk Ujung Buah : Runcing Tekstur Kulit Buah : Halus Warna Buah Muda : Hijau Warna Buah Tua : Merah Cerah Jumlah Mahkota (helai) : 5 hingga 6 Jumlah Anther (buah) : 5 hingga 6 Hari Berbunga (HST) : 29.90 ± 6.17 Hari Berbuah (HST) : 88.17 ± 8.86 Diameter Batang (mm) : 7.38 ± 1.43 Tinggi Tanaman (cm) : 75.15 ± 5.06 Lebar Tajuk (cm) : 76.97 ± 12.08 Panjang Daun (cm) : 8.82 ± 2.21 Lebar Daun (cm) : 2.91 ± 0.60 Bobot per Buah (g) : 9.73 ± 4.84 Panjang Buah (cm) : 12.41 ± 2.93 Tebal Kulit Buah (cm) : 1.60 ± 0.33 Diameter Buah (mm) : 10.18± 3.63 Bobot 1 000 Biji (g) : 5.03 ± 0.95 Produksi per Tanaman (g) : 352.66 ± 276.88 Produktivitas (ton/ha) : 9.03 ± 7.09
Gambar Lampiran 10. Tanaman Cabai Galur IPB015002 Nama Galur : IPB015002 Bentuk Kanopi : Menyebar Bentuk Batang : Bulat Warna Batang : Hijau Bentuk Daun : Oval Warna Daun : Hijau Tua Bentuk Tepi Daun : Rata Bentuk Ujung Daun : Agak Runcing Tekstur Permukaan Daun : Agak Kasar Warna Mahkota : Putih Warna Anther : Ungu Bentuk Ujung Buah : Tumpul Tekstur Kulit Buah : Halus Warna Buah Muda : Hijau Tua Warna Buah Tua : Merah Jumlah Mahkota (helai) : 5 hingga 6 Jumlah Anther (buah) : 5 hingga 6 Hari Berbunga (HST) : 27.56 ± 5.41 Hari Berbuah (HST) : 88.83 ± 3.82 Diameter Batang (mm) : 5.94 ± 0.56 Tinggi Tanaman (cm) : 57.90 ± 18.50 Lebar Tajuk (cm) : 84.41 ± 52.64 Panjang Daun (cm) : 8.53 ± 2.08 Lebar Daun (cm) : 3.07 ± 0.46 Bobot per Buah (g) : 6.75 ± 3.16 Panjang Buah (cm) : 11.36 ± 1.86 Tebal Kulit Buah (cm) : 1.31 ± 0.39 Diameter Buah (mm) : 8.48 ± 2.29 Bobot 1 000 Biji (g) : 3.91 ± 1.78 Produksi per Tanaman (g) : 324.90 ± 147.86 Produktivitas (ton/ha) : 8.32 ± 3.79
Gambar Lampiran 11. Tanaman Cabai Galur IPB015008 Nama Galur : IPB015008 Bentuk Kanopi : Tegak Bentuk Batang : Bulat Warna Batang : Hijau Bentuk Daun : Oval Warna Daun : Hijau Tua Bentuk Tepi Daun : Rata Bentuk Ujung Daun : Agak Runcing Tekstur Permukaan Daun : Halus Warna Mahkota : Putih Warna Anther : Ungu Bentuk Ujung Buah : Tumpul Tekstur Kulit Buah : Halus Warna Buah Muda : Hijau Muda Warna Buah Tua : Merah Jumlah Mahkota (helai) : 5 hingga 6 Jumlah Anther (buah) : 5 hingga 6 Hari Berbunga (HST) : 29.00 ± 4.64 Hari Berbuah (HST) : 92.17 ± 3.97 Diameter Batang (mm) : 8.24 ± 1.74 Tinggi Tanaman (cm) : 86.66 ± 10.10 Lebar Tajuk (cm) : 84.47 ± 16.29 Panjang Daun (cm) : 9.86 ± 1.42 Lebar Daun (cm) : 3.62 ± 0.21 Bobot per Buah (g) : 7.82 ± 4.17 Panjang Buah (cm) : 10.87 ± 3.57 Tebal Kulit Buah (cm) : 1.31 ± 0.15 Diameter Buah (mm) : 9.34 ± 1.19 Bobot 1 000 Biji (g) : 5.10 ± 0.86 Produksi per Tanaman (g) : 316.45 ± 177.91 Produktivitas (ton/ha) : 8.10 ± 4.55
Gambar Lampiran 12. Tanaman Cabai Galur IPB019015 Nama Galur : IPB019015 Bentuk Kanopi : Kompak Bentuk Batang : Bulat Warna Batang : Hijau Bentuk Daun : Oval Warna Daun : Hijau Tua Bentuk Tepi Daun : Rata Bentuk Ujung Daun : Runcing Tekstur Permukaan Daun : Halus Warna Mahkota : Putih Warna Anther : Biru Muda Bentuk Ujung Buah : Tumpul Tekstur Kulit Buah : Agak Kasar Warna Buah Muda : Hijau Muda Warna Buah Tua : Merah Jumlah Mahkota (helai) : 5 hingga 7 Jumlah Anther (buah) : 5 hingga 7 Hari Berbunga (HST) : 30.44 ± 2.65 Hari Berbuah (HST) : 85.33 ± 9.54 Diameter Batang (mm) : 9.00 ± 2.02 Tinggi Tanaman (cm) : 68.87 ± 4.15 Lebar Tajuk (cm) : 89.39 ± 15.80 Panjang Daun (cm) : 9.07 ± 2.53 Lebar Daun (cm) : 3.12 ± 0.61 Bobot per Buah (g) : 9.37 ± 3.82 Panjang Buah (cm) : 11.50 ± 1.57 Tebal Kulit Buah (cm) : 1.37 ± 0.43 Diameter Buah (mm) : 12.43 ± 2.16 Bobot 1 000 Biji (g) : 5.27 ± 0.51 Produksi per Tanaman (g) : 418.19 ± 189.10 Produktivitas (ton/ha) : 10.71 ± 4.84
Gambar Lampiran 13. Tanaman Cabai Galur IPB120005 Nama Galur : IPB120005 Bentuk Kanopi : Kompak Bentuk Batang : Bulat Warna Batang : Hijau Bentuk Daun : Oval Warna Daun : Hijau Tua Bentuk Tepi Daun : Agak Bergelombang Bentuk Ujung Daun : Tumpul Tekstur Permukaan Daun : Halus Warna Mahkota : Putih Warna Anther : Ungu Bentuk Ujung Buah : Tumpul Tekstur Kulit Buah : Halus Warna Buah Muda : Hijau Warna Buah Tua : Merah Cerah Jumlah Mahkota (helai) : 5 hingga 7 Jumlah Anther (buah) : 5 hingga 7 Hari Berbunga (HST) : 28.67 ± 6.18 Hari Berbuah (HST) : 93.67 ± 2.88 Diameter Batang (mm) : 7.71 ± 1.59 Tinggi Tanaman (cm) : 72.18 ± 6.85 Lebar Tajuk (cm) : 85.09 ± 14.43 Panjang Daun (cm) : 9.41 ± 2.18 Lebar Daun (cm) : 3.15 ± 0.52 Bobot per Buah (g) : 9.22 ± 4.14 Panjang Buah (cm) : 14.63 ± 1.54 Tebal Kulit Buah (cm) : 1.23 ± 0.35 Diameter Buah (mm) : 9.17 ± 2.27 Bobot 1 000 Biji (g) : 4.62 ± 1.59 Produksi per Tanaman (g) : 560.15 ± 316.49 Produktivitas (ton/ha) : 14.34 ± 8.10
Gambar Lampiran 14. Tanaman Cabai Varietas Pembanding Gelora Nama Varietas : Gelora Bentuk Kanopi : Kompak Bentuk Batang : Bulat Warna Batang : Hijau Bentuk Daun : Oval Warna Daun : Hijau Tua Bentuk Tepi Daun : Rata Bentuk Ujung Daun : Agak Runcing Tekstur Permukaan Daun : Agak Kasar Warna Mahkota : Putih Warna Anther : Ungu Bentuk Ujung Buah : Tumpul Tekstur Kulit Buah : Halus Warna Buah Muda : Hijau Tua Warna Buah Tua : Merah Jumlah Mahkota (helai) : 5 Jumlah Anther (buah) :5 Hari Berbunga (HST) : 27.78 ± 4.87 Hari Berbuah (HST) : 90.67 ± 4.23 Diameter Batang (mm) : 8.32 ± 1.58 Tinggi Tanaman (cm) : 66.92 ± 9.20 Lebar Tajuk (cm) : 73.06 ± 12.25 Panjang Daun (cm) : 10.36 ± 1.58 Lebar Daun (cm) : 3.43 ± 0.45 Bobot per Buah (g) : 8.76 ± 3.81 Panjang Buah (cm) : 12.11 ± 2.56 Tebal Kulit Buah (cm) : 1.67 ± 0.11 Diameter Buah (mm) : 9.17 ± 1.94 Bobot 1 000 Biji (g) : 6.39 ± 1.00 Produksi per Tanaman (g) : 276.15 ± 224.50 Produktivitas (ton/ha) : 7.06 ± 5.75
Gambar Lampiran 15. Tanaman Cabai Varietas Pembanding Tit Super Nama Varietas : Tit Super Bentuk Kanopi : Menyebar Bentuk Batang : Bulat Warna Batang : Hijau Bentuk Daun : Oval Warna Daun : Hijau Tua Bentuk Tepi Daun : Bergelombang Bentuk Ujung Daun : Agak Runcing Tekstur Permukaan Daun : Kasar Warna Mahkota : Putih Warna Anther : Ungu Bentuk Ujung Buah : Runcing Tekstur Kulit Buah : Kasar Warna Buah Muda : Hijau Tua Warna Buah Tua : Merah Tua Jumlah Mahkota (helai) : 5 hingga 6 Jumlah Anther (buah) : 5 hingga 6 Hari Berbunga (HST) : 26.89 ± 4.26 Hari Berbuah (HST) : 76.17 ± 18.10 Diameter Batang (mm) : 7.72 ± 1.53 Tinggi Tanaman (cm) : 57.79 ± 14.18 Lebar Tajuk (cm) : 79.55 ± 15.58 Panjang Daun (cm) : 8.98 ± 2.13 Lebar Daun (cm) : 3.19 ± 0.45 Bobot per Buah (g) : 9.45 ± 5.00 Panjang Buah (cm) : 11.53 ± 3.43 Tebal Kulit Buah (cm) : 1.27 ± 0.50 Diameter Buah (mm) : 11.54 ± 2.69 Bobot 1 000 Biji (g) : 4.30 ± 1.25 Produksi per Tanaman (g) : 302.80 ± 200.45 Produktivitas (ton/ha) : 7.75 ± 5.13
Gambar Lampiran 16. Tanaman Cabai Varietas Pembanding Tombak Nama Varietas : Tombak Bentuk Kanopi : Kompak Bentuk Batang : Bulat Warna Batang : Hijau Bentuk Daun : Delta Warna Daun : Hijau Tua Bentuk Tepi Daun : Agak Bergelombang Bentuk Ujung Daun : Runcing Tekstur Permukaan Daun : Agak Kasar Warna Mahkota : Putih Warna Anther : Biru Muda Bentuk Ujung Buah : Tumpul Tekstur Kulit Buah : Halus Warna Buah Muda : Hijau Warna Buah Tua : Merah Cerah Jumlah Mahkota (helai) : 5 hingga 6 Jumlah Anther (buah) : 5 hingga 6 Hari Berbunga (HST) : 33.56 ± 3.17 Hari Berbuah (HST) : 84.50 ± 10.56 Diameter Batang (mm) : 7.93 ± 1.71 Tinggi Tanaman (cm) : 72.47 ± 8.53 Lebar Tajuk (cm) : 78.91 ± 15.75 Panjang Daun (cm) : 9.78 ± 1.77 Lebar Daun (cm) : 3.68 ± 0.26 Bobot per Buah (g) : 13.59 ± 4.51 Panjang Buah (cm) : 12.93 ± 1.67 Tebal Kulit Buah (cm) : 1.74 ± 0.37 Diameter Buah (mm) : 14.69 ± 2.59 Bobot 1 000 Biji (g) : 4.58 ± 1.92 Produksi per Tanaman (g) : 361.68 ± 207.99 Produktivitas (ton/ha) : 9.26 ± 5.32
Gambar Lampiran 17. Tanaman Cabai Varietas Pembanding Trisula Nama Varietas : Trisula Bentuk Kanopi : Menyebar Bentuk Batang : Bulat Warna Batang : Hijau Bentuk Daun : Oval Warna Daun : Hijau Tua Bentuk Tepi Daun : Agak Bergelombang Bentuk Ujung Daun : Agak Runcing Tekstur Permukaan Daun : Agak Kasar Warna Mahkota : Putih Warna Anther : Ungu Bentuk Ujung Buah : Runcing Tekstur Kulit Buah : Halus Warna Buah Muda : Hijau Tua Warna Buah Tua : Merah Jumlah Mahkota (helai) : 5 hingga 6 Jumlah Anther (buah) : 5 hingga 6 Hari Berbunga (HST) : 26.67 ± 3.71 Hari Berbuah (HST) : 67.67 ± 26.67 Diameter Batang (mm) : 7.98 ± 1.77 Tinggi Tanaman (cm) : 59.78 ± 12.34 Lebar Tajuk (cm) : 73.78 ± 11.16 Panjang Daun (cm) : 9.00 ± 1.45 Lebar Daun (cm) : 3.14 ± 0.23 Bobot per Buah (g) : 9.80 ± 4.17 Panjang Buah (cm) : 12.44 ± 2.76 Tebal Kulit Buah (cm) : 1.41 ± 0.34 Diameter Buah (mm) : 11.11 ± 2.42 Bobot 1 000 Biji (g) : 4.07 ± 1.67 Produksi per Tanaman (g) : 292.09 ± 174.75 Produktivitas (ton/ha) : 7.48 ± 4.47