EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI REMBANG
OLEH DIMAS PURWO ANGGORO A34304035
PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN DIMAS PURWO ANGGORO. Evaluasi Daya Hasil Sembilan Hibrida Cabai Besar IPB di Rembang. (Dibimbing oleh MUHAMAD SYUKUR dan SRIANI SUJIPRIHATI) Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi daya hasil sembilan hibrida cabai besar IPB di Rembang. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat satu atau beberapa hibrida cabai besar IPB yang lebih baik dari varietas pembanding. Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Januari - Juni 2008, berlokasi di Rembang. Tanaman yang digunakan dalam percobaan ini terdiri atas sembilan hibrida cabai besar IPB yaitu hibrida IPB CH1, IPB CH2, IPB CH3, IPB CH4, IPB CH5, IPB CH6, IPB CH25, IPB CH28, dan IPB CH50 serta lima varietas hibrida pembanding yaitu Adipati, Biola, Gada, Hot Beauty, dan Imperial. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 14 perlakuan dengan 3 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F, kemudian jika terdapat perbedaan dilakukan uji lanjut dengan uji Dunnett pada taraf 5%. Berdasarkan pengamatan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif, cabai hibrida IPB CH1 dan IPB CH5 memiliki umur panen yang lebih cepat dari Adipati, Biola, Hot Beauty, dan Imperial. Cabai hibrida IPB CH50 memiliki tinggi tanaman lebih tinggi dari Biola, Gada, Hot Beauty, dan Imperial. Cabai hibrida IPB CH3 memiliki keunggulan pada peubah bobot per buah, panjang buah, diameter pangkal buah, dan tebal kulit buah. Cabai hibrida IPB CH3 di Rembang memiliki bobot buah per tanaman lebih besar dari Ciherang, Tajur, Leuwikopo, dan Boyolali. Cabai hibrida IPB CH3 tidak masuk dalam mutu I Standar Nasional Indonesia, karena memiliki panjang buah yang lebih panjang dan diameter yang lebih lebar dari standar SNI.
EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI REMBANG
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh Dimas Purwo Anggoro A34304035
PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
LEMBAR PENGESAHAN Judul
: EVALUASI DAYA HASIL SEMBILAN HIBRIDA CABAI BESAR IPB DI REMBANG
Nama
: Dimas Purwo Anggoro
NRP
: A34304035
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr Muhamad Syukur, SP. MSi NIP. 132 258 034
Prof. Dr Ir Sriani Sujiprihati, MS NIP. 131 284 838
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr Ir Didy Sopandie, MAgr NIP 131 124 019
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di kabupaten Rembang, Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 21 Juli 1986. Penulis sebagai anak pertama dari dua bersaudara, putra Bapak Sunarno dan Ibu Diyah Susilowati. Tahun 1992 penulis masuk sekolah dasar di SD Negeri Kutoharjo II Rembang. Pada tahun 2001 penulis menyelesaikan studinya di SLTP Negeri II Rembang, kemudian tahun 2004 penulis menyesaikan studinya di SMU Negeri II Rembang. Penulis diterima di IPB pada tahun 2004 melalui jalur USMI di Program Studi Hortikultura, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Tahun 2006 penulis menjadi asisten untuk mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Tahun 2007 penulis menjadi asisten untuk mata kuliah Dasar-dasar Agronomi. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Agronomi (Himagron) tahun 2006, juga Lembaga Dakwah Fakultas Pertanian (LDF A) tahun 2006 dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian (BEM A) tahun 2007.
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada suri tauladan Rosulullah Muhammad SAW yang mengajari dan memberi petunjuk umat ini. Skripsi dengan judul Evaluasi Daya Hasil Sembilan Hibrida Cabai Besar IPB di Rembang, merupakan uji multilokasi yang dilakukan untuk menguji hibrida cabai IPB yang akan dilepas sebagai varietas baru. Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan dan bantuannya, antara lain : 1. Dr Muhamad Syukur, SP. MSi dan Prof. Dr Ir Sriani Sujiprihati, MS, sebagai dosen pembimbing skripsi atas bimbingan dan arahannya. 2. Ir Ketty Suketi, MSi sebagai dosen penguji yang telah memberi saran untuk perbaikan skripsi ini. 3. Prof. Dr Ir Slamet Susanto, MSc sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan akademik. 4. Ayah, Ibu, dan Adik yang telah membantu dalam semangat dan do’a. 5. Bu Eca, Mas Tedy, dan Mbak Cici atas bantuan dan dukungannya. 6. Rekan-rekan seperjuangan (Wahyu, Sinta, Endah, Anita, Wulan, Novi, Rina, dan Nika) atas semangat dan bantuannya dalam percobaan. 7. Sahabat di Rembang (Fuad, Udin, Kak No, Bu Tutik, Mbak Nurul, Mas Robis dan Bilgis) atas kerja kerasnya membantu percobaan. 8. Sahabat di Wisma MADANI (Rangga, Wahyu, Fajri, Hendro, Didik, Triyadi, Kurnia, Irawan, dan Hernowo) atas hangatnya keluarga kecil. 9. Hortikultura angkatan 41 “Hortifamily” atas kebersamaan dan bantuannya selama empat tahun melukis kenangan indah. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan pertanian Indonesia dan semua pihak yang memerlukannya.
Bogor, Agustus 2008
Penulis
DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN ........................................................................................... Latar Belakang ............................................................................................ Tujuan ......................................................................................................... Hipotesis......................................................................................................
1 1 2 2
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. Botani Tanaman Cabai................................................................................ Syarat Tumbuh ............................................................................................ Pemuliaan Tanaman .................................................................................... Varietas Cabai Hibrida Pembanding........................................................... Standardisasi Cabai Merah..........................................................................
3 3 3 4 6 7
BAHAN DAN METODE ................................................................................ Waktu dan Tempat ...................................................................................... Bahan dan Alat............................................................................................ Metode Percobaan....................................................................................... Pelaksanaan Percobaan ............................................................................... Pengamatan .................................................................................................
8 8 8 8 9 10
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................ Kondisi Umum ............................................................................................ Analisi Ragam Karakter yang Diamati ....................................................... Umur Berbunga dan Umur Panen ............................................................... Lebar Daun, Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomus, dan Lebar Kanopi....... Bobot per Buah, Panjang Buah, Diameter Buah, dan Tebal Daging Buah. Bobot Buah per Tanaman, Bobot Buah Layak Pasar, dan Produktivitas.... Standar Mutu............................................................................................... Kadar Capsaicin .......................................................................................... Pengamatan Peubah Kualitatif ....................................................................
13 13 14 15 16 16 18 19 21 21
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................ 25 Kesimpulan ................................................................................................. 25 Saran............................................................................................................ 25 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 26 LAMPIRAN..................................................................................................... 28
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman Teks
1. Persyaratan Cabai Besar………………………...……………………...….
7
2. Rekapitulasi Uji F Peubah yang Diamati pada 14 Hibrida Cabai………… 14 3. Nilai Rataan Umur Berbunga dan Umur Panen…………..………………. 15 4. Nilai Rataan Lebar Daun, Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomus, dan Lebar Kanopi…………………………………………………………...………... 16 5. Nilai Rataan Bobot per Buah, Panjang Buah, Diameter Buah, dan Tebal Daging Buah……………………………………………….…...…………. 17 6. Nilai Rataan Bobot Buah per Tanaman, Bobot Buah Layak Pasar, dan Produktivitas………………………………………………………………. 19 7. Klasifikasi Panjang Buah Berdasarkan SNI………………………………. 20 8. Klasifikasi Diameter Pangkal Buah Berdasarkan SNI……………………. 20 9. Nilai Rataan Kadar Capsaicin…………………………………………….. 21 10. Peubah Kualitatif pada Daun dan Batang Cabai………………………….. 22 11. Peubah Kualitatif pada Bunga Cabai……………………………………… 23 12. Peubah Kualitatif pada Buah Cabai……………………………………….. 23
Lampiran 1. Sidik Ragam Umur Berbunga Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding……………………………………………………………...... 29 2. Sidik Ragam Umur Panen Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding……………………………………………………………….. 29 3. Sidik Ragam Lebar Daun Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding……………………………………………………………….. 29 4. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding……………………………………………………………….. 29 5. Sidik Ragam Tinggi Dikotomus Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding……………………………………………………… 30
6. Sidik Ragam Lebar Kanopi Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding……………………………………………………………….. 30 7. Sidik Ragam Bobot per Buah Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding……………………………………………………………….. 30 8. Sidik Ragam Panjang Buah Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding……………………………………………………………….. 30 9. Sidik Ragam Diameter Buah Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding……………………………………………………………….. 31 10. Sidik Ragam Tebal Daging Buah Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding……………………………………………………… 31 11. Sidik Ragam Bobot Buah per Tanaman Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding……………………………………………….. 31 12. Sidik Ragam Bobot Buah Layak Pasar Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding……………………………………………………… 31 13. Sidik Ragam Produktivitas Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding……………………………………………………………….. 32 14. Data Curah Hujan dan Hari Hujan di Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang Tahun 2008……………………………………………………... 32
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman Teks
1. Bentuk Daun Cabai .................................................................................... 11 2. Bentuk Buah Cabai .................................................................................... 12 3. Gejala Serangan Penyakit Layu Fusarium ................................................. 13 4. Gejala Serangan Hama pada Daun Cabai .................................................. 14 4. Buah Muda Cabai....................................................................................... 24
Lampiran 1. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH1 ............................................. 33 2. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH2 ............................................. 34 3. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH3 ............................................. 35 4. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH4 ............................................. 36 5. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH5 ............................................. 37 6. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH6 ............................................. 38 7. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH25 ........................................... 39 8. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH28 ........................................... 40 9. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH50 ........................................... 41 10. Tanaman dan Buah Adipati........................................................................ 42 11. Tanaman dan Buah Biola ........................................................................... 43 12. Tanaman dan Buah Gada ........................................................................... 44 13. Tanaman dan Buah Hot Beauty ................................................................. 45 14. Tanaman dan Buah Imperial ...................................................................... 46
PENDAHULUAN Latar Belakang Cabai (Capsicum annuum L.) bukan bahan pangan utama bagi masyarakat, namun komoditi ini tidak dapat ditinggalkan dan harus tersedia setiap hari dalam bentuk segar. Ketersediannya secara teratur setiap hari bagi ibu rumah tangga menjadi suatu keharusan. Konsumsi cabai dari tahun ke tahun semakin meningkat berkolerasi dengan peningkatan jumlah penduduk. Cabai banyak digunakan dalam bentuk segar. Oleh sebab itu penyediaan cabai dalam bentuk segar setiap hari sepanjang tahun perlu dirancang secara baik. Menurut data Departemen Pertanian (2007), produktivitas cabai merah tahun 2004 - 2006 yaitu 6.49, 6.39, 6.51 ton/ha. Menurut Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka (2007), produktivitas tersebut masih jauh dari target produksi yang ingin dicapai untuk cabai merah di Indonesia yaitu sebesar 15 - 20 ton/ha. Penyebab rendahnya produksi cabai adalah keterbatasan teknologi budidaya yang dimiliki petani kerena kurangnya informasi teknologi. Pulau Jawa memiliki tanah yang subur dibandingkan pulau lain di Indonesia, akan tetapi lahan pertaniannya semakin menyempit. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi cabai skala nasional dengan menggunakan varietas unggul hibrida. Perakitan varietas cabai hibrida dalam negeri dilakukan agar harga benih terjangkau, karakternya sesuai keinginan konsumen dan sesuai dengan kondisi lingkungan biotik dan abiotik di Indonesia. Sejak tahun 2000, Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB mulai merakit varietas cabai hibrida. Evaluasi perlu dilakukan terhadap hibrida hasil perakitan untuk mengetahui kesesuaian lokasi dan karakter yang mengacu pada pedoman pelepasan varietas Departemen Pertanian. Cabai hibrida hasil evaluasi diharapkan memiliki karakter unggul dan sesuai dengan permintaan produsen dan konsumen di Indonesia.
2
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hasil sembilan hibrida cabai besar IPB di Rembang.
Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah terdapat satu atau beberapa hibrida cabai besar IPB yang lebih baik daripada varietas pembanding.
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Cabai Tanaman cabai dikenal dengan nama botani Capsicum annuum L, termasuk ke dalam : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae
Genus
: Capsicum
Species
: Capsicum annuum L.
Famili Solanaceae merupakan famili yang cukup besar pada tanaman tropika, diantaranya tomat, terung dan kentang. Cabai tumbuh sebagai tanaman annual pada beberapa negara di dunia (Bosland dan Votava, 2000). Menurut Paulos (1994) cabai adalah tanaman herba. Umumnya tanaman cabai tumbuh tegak, percabangan banyak dan tinggi 0.5 – 1.5 m. Diameter batang tanaman cabai mencapai 1 cm. Warna buah cabai bervariasi hijau, kuning, atau bahkan ungu ketika muda, kemudian berubah menjadi merah, jingga, kuning. Prajnanta (2002) menyatakan bahwa tanaman cabai mempunyai akar tunggang kuat dan dalam sebagai akar utama dan akar lateral. Akar lateral mengeluarkan serabut-serabut akar menyebar ke samping. Menurut Bosland dan Votava (2000) bunga cabai termasuk bunga hermaprodit dan hypogynous. Diameter bunga cabai berkisar antara 10 - 15 mm. Buah umumnya mencapai tingkat kematangan 35 - 50 hari setelah polinasi. Buah cabai memiliki variasi ukuran, bentuk, warna, rasa dan tingkat kepedasan. Syarat Tumbuh Tanaman cabai tumbuh baik pada daerah dataran rendah maupun dataran tinggi, sehingga tanaman cabai memiliki daya adaptasi yang lebar. Di dataran tinggi, tanaman masih dapat tumbuh dengan baik, namun tanaman lebih rentan terhadap serangan penyakit (Prajnanta, 2002). Suhu yang optimum untuk pertumbuhan cabai sekitar 18 - 30 oC (Paulos, 1994).
4 Tanaman cabai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, dari tanah berpasir sampai tanah liat. Tanah jenis lempung berpasir dengan kandungan bahan organik tinggi dan drainase baik sangat sesuai untuk pertumbuhan tanaman cabai. Tanaman cabai tumbuh dengan baik pada pH 7 - 8 (Bosland dan Votava, 2000). Pertumbuhan tanaman cabai pada periode kering yang panjang mengakibatkan gugurnya bunga dan buah muda. Transpirasi yang terjadi sangat berlebihan, sehingga terjadi defisit air pada tanaman serta gugurnya bunga, tunas dan buah yang masih kecil. Intensitas curah hujan yang baik untuk tanaman cabai berkisar 600 – 1 200 mm per tahun. Pada saat berbunga tanaman cabai tidak tahan terhadap curah hujan yang tinggi karena akan menyebabkan gugur bunga (Paulos, 1994). Kabupaten Rembang memiliki luas wilayah 101 408 ha. Jenis tanah yang mendominasi Mediteran dan Grumusol. Rembang termasuk di daerah pesisir dengan iklim tropis, dengan ketinggian tempat 47 m dpl, curah hujan 1 252 mm/th (1995 - 2005). Temperatur minimum 22.6 oC dan maksimum 31.7 oC dengan ratarata 27 oC (Dinas Pertanian Kabupaten Rembang, 2007). Pemuliaan Tanaman Pemuliaan tanaman didefinisikan sebagai ilmu tentang perubahan susunan genetik
sehingga
diperoleh
tanaman
yang
menguntungkan
manusia
(Poespodarsono, 1988). Memuliakan tanaman merupakan suatu usaha untuk merubah sifat tanaman agar diperoleh tanaman yang lebih unggul dari pada jenis atau varietas yang sudah ada. Kegiatan pemuliaan tanaman terdiri atas tahapantahapan kegiatan yang berkesinambungan, diawali dengan melakukan koleksi plasma nutah. Dilanjutkan dengan seleksi plasma nutfah tersebut sesuai karakter yang diinginkan. Berdasarkan karakter tersebut dilakukan perluasan keragaman genetik, kemudian kembali di seleksi setelah itu dilakukan evaluasi terhadap hasil pemuliaan, sebelum hasil pemuliaan tersebut dilepas sebagai varietas. Varietas unggul hasil pemuliaan perlu dilepas oleh Menteri Pertanian sebelum disebarluaskan ke petani (Sutjahjo et al., 2006).
5 Hibridisasi merupakan salah satu cara untuk memperluas keragaman genetik. Hibridisasi adalah penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan genetiknya. Hibridisasi pada tanaman menyerbuk sendiri dilakukan dengan menyilangkaan dua tetua homozigot yang berbeda genotipenya. Hasil yang diharapkan dari proses hibridisasi adalah heterosis (Sutjahjo et al., 2006). Heterosis adalah penampilan yang melebihi nilai kedua tetuannya yang dihasilkan dari proses hibridisasi. Heterosis merupakan fenomena peningkatan F1 dibandingkan dengan induknya. Keunggulan yang terjadi antara lain peningkatan hasil panen, tanaman menjadi lebih genjah, perbaikan kandungan komposisi kimia buah dan keragaan morfologi buah (Daskalov, 1998). Dalam perakitan cabai hibrida dapat dilakukan dengan hibridisasi buatan (emaskulasi jantan), menggunakan mandul jantan (male sterility), dan mandul jantan sitoplasmik (cytoplasmic male sterility). Tahapan hibridisasi buatan yaitu: (1) bunga yang belum mekar dibuka dan dibuang anternya (bunga betina) pada tetua jantan, (2) polen dari bunga yang telah mekar (bunga jantan) diambil, kemudian dioleskan pada putik yang dijadikan sebagai tetua betina, setelah itu (3) bunga betina yang telah diserbuki ditutup dengan plastik. Persilangan tersebut sebaiknya dilakukan sebelum pukul 10.00 atau setelah pukul 15.00 ketika suhu udara dingin, kelembaban relatif dan turgor tanaman optimum, agar fruit set terjadi maksimum (Berke, 2000). Syarat pelepasan varietas menurut Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura (2004) sebagai berikut: (1) silsilah dan cara mendapatkannya jelas, (2) menunjukan keunggulan terhadap varietas pembanding, (3) baru, unik, seragam dan stabil, (4) tersedia deskripsi yang lengkap dan jelas, serta (5) ketersediaan benih penjenis. Untuk memenuhi persyaratan tersebut maka diperlukan pengujian mengenai musim dan multi lokasi. Dalam pengujian tersebut dilakukan uji multi lokasi minimal di tiga lokasi berbeda, pada musim hujan dan atau
musim
kemarau.
Pengujian
tersebut
keseragaman, kestabilan, dan kesesuaian lokasi.
bertujuan
untuk
mengetahui
6 Varietas Cabai Hibrida Pembanding Varietas cabai hibrida pembanding yang digunakan adalah Adipati, Biola, Gada, Hot Beauty, dan Imperial. Varietas cabai hibrida tersebut banyak digunakan oleh petani. Varietas Adipati baik ditanam di dataran rendah. Tanamannya vigor, dan berbuah lebat. Warna buahnya merah cerah, berkulit mulus-mengkilap, buah berukuran 15-16 cm x 1.6-1.7 cm, bertekstur padat dan pedas. Tanaman ini cocok di tanam dimusim hujan dan berpotensi hasil diatas 1 kg/tanaman. Buah dapat dipanen pada umur 90 - 100 Hari setelah Semai (HSS) dan tahan terhadap layu bakteri (East West Seed Indonesia, 2006). Varietas Biola baik ditanam di dataran rendah sampai sedang dengan ketinggian 0 - 600 m dpl. Ukuran buahnya 14.4 x 1.5 cm, warna buah merah cerah, berkulit halus dan mengkilap dengan tebal kulit 1.0 - 1.7 mm serta mempunyai rasa sangat pedas. Berat per buah ± 12 g, berat pertanaman ± 1.2 kg dan berpotensi hasil 20 - 22 ton/ha. Tanaman Biola F1 berbunga pada ± 44 HST dan dipanen pada ± 66 HST (Departemen Pertanian, 2006a). Varietas Gada cocok untuk dataran rendah – menengah. Ukuran buahnya 15 x 1.5 cm dan warna buahnya merah menyala. Jumlah buah cabai ini per kg 70 80 buah dengan potensi hasil 1 kg/tanaman. Umur panennya 90 - 95 HSS, tahan terhadap layu bakteri dan toleran antraknosa (East West West Seed Indonesia, 2006) Hot Beauty merupakan varietas yang benihnya diimpor dari perusahaan di Taiwan, Known-You seed. Tanamannya mampu beradaptasi baik didataran rendah maupun dataran tinggi. Panjang buahnya rata-rata 13 cm, diameter ratarata 1.4 cm, dan berat rata-rata 7.5 g. Cabai ini mulai dipanen pada 75 HST (dataran rendah) dan 90 - 100 HST (dataran tinggi). Hot Beauty agak tahan terhadap serangan penyakit dibanding hibrida cabai lainnya. Warna buah merah menyala saat masak dan rasanya cukup pedas (Departemen Pertanian, 2006b). Varietas Imperial merupakan tanaman dengan tipe pertumbuhan tegak. Ukuran buahnya 15.5 x 1.2 cm dengan buah besar, kulit buah merah, dan mengkilap saat masak. Potensi hasil Imperial adalah ± 25 ton/ha dengan umur panen mulai ± 73 HSS, tahan terhadap layu bakteri dan sangat tahan terhadap antraknosa (Benih Subur Intani, 2003).
7
Standarisasi Cabai Merah Standarisasi cabai merah (Capsicum annuum L.) meliputi definisi, istilah, klasifikasi, dan spesifikasi, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat mutu, syarat penandaan, cara pengemasan dan rekomendasi (Badan Standarisasi Nasional, 1998). Standar ini merupakan dasar pengujian dan sertifikasi mutu serta dapat digunakan untuk acuan pemulia tanaman atau produsen cabai termasuk petani. Syarat yang sesuai dengan variabel yang ditentukan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Persyaratan Cabai Merah Besar (Badan Standardisasi Nasional, 1998) Jenis Uji
Satuan
Keseragaman Warna Keseragaman
% %
Bentuk Keseragaman Ukuran Panjang Buah Garis Tengah Pangkal Kadar kotoran Tingkat Kerusakan dan Busuk
% cm cm % %
Persyaratan Mutu I Mutu II ≥95 ≥95 Seragam Seragam (98) (96) 98 normal 96 normal 14-12 1.7-1.5 1 0
11-9 1.5-1.3 2 1
Mutu III ≥95 Seragam (95) 95 normal <9 <1.3 5 2
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Selama pembibitan, bibit tumbuh dengan baik dan sehat. Daya berkecambah benih cukup tinggi dengan rata-rata 86%. Setelah bibit umur 5 minggu atau telah mempunyai 4-5 daun dilakukan transplanting. Penanaman dilakukan pada sore hari agar bibit tidak terkena sinar matahari terik. Pada proses penanaman banyak bibit yang mati, hal ini karena faktor lingkungan yang panas disertai hujan. Penyulaman dilakukan pada hari berikutnya atau paling lambat lima hari setelahnya. Pada masa vegetatif tanaman cukup mendapatkan air karena berada pada musim hujan sehingga tanaman tumbuh dengan baik dan pada masa generatif intensitas curah hujan berkurang, sehingga mengurangi jumlah bunga rontok dan mengurangi intensitas serangan penyakit serta tanaman berbuah optimal. Hama yang menyerang tanaman pada masa vegetatif antara lain belalang, jangkrik, trips, dan tungau. Penyakit yang menyerang pada masa vegetatif adalah layu fusarium. Hama yang menyerang pada masa generatif adalah lalat buah dan belalang. Penyakit yang menyerang pada masa generatif adalah antraknosa dan bercak cercospora, namun intensitas serangan hama dan penyakit masih rendah sehingga tanaman tumbuh baik
Gambar 3. Gejala Serangan Penyakit Layu Fusarium.
14
2
1
Gambar 4. Gejala Serangan Hama pada Daun Cabai. 1. Gejala Serangan Hama Tungau. 2. Gejala Serangan Hama Trips. Analisis Ragam Karakter yang Diamati Berdasarkan analisis ragam dapat dilihat bahwa perlakuan hibrida berpengaruh sangat nyata terhadap beberapa peubah yang diamati yaitu umur panen, tinggi tanaman, tinggi dikotomus, bobot per buah, panjang buah, diameter buah, tebal daging buah, bobot layak pasar, bobot total, dan produktivitas. Pengaruh perlakuan hibrida tidak berbeda nyata terhadap peubah umur berbunga, lebar daun, dan lebar kanopi. Koefisien keragaman berkisar antara 3-24% (Tabel 2). Tabel 2. Rekapitulasi Uji F Peubah yang Diamati pada 14 Hibrida Cabai. Peubah Umur Berbunga Umur Panen Lebar Daun Tinggi Tanaman Tinggi Dikotomus Lebar Kanopi Bobot per Buah Panjang Buah Diameter Buah Tebal Kulit Buah Bobot Buah per Tanaman Bobot Buah Layak Pasar Produktivitas Keterangan :
*
F-Hitung 1.68tn 7.45** 1.43tn 4.41** 6.10** 1.32tn 24.95** 28.00** 25.36** 7.99** 3.26** 3.18** 3.26**
berpengaruh nyata pada taraf 5%, berpengaruh nyata
**
Peluang 0.1266 0.0001 0.2124 0.0006 0.0001 0.2653 0.0001 0.0001 0.0001 0.0001 0.0050 0.0058 0.0050
KK (%) 6.74 3.89 8.19 8.84 6.27 12.11 9.25 4.56 5.33 7.70 23.71 23.91 23.71
berpengaruh nyata pada taraf 1% dan
tn
tidak
15 Umur Berbunga dan Umur Panen Umur berbunga sembilan hibrida cabai IPB tidak berbeda nyata dibandingkan semua varietas pembanding. Umur panen hibrida IPB CH1 (69.00 HST) dan IPB CH5 (66.00 HST) lebih cepat dibandingkan Adipati, Biola, Hot Beauty dan Imperial tapi tidak berbeda nyata dengan Gada. Hibrida IPB CH4 (70.00 HST) mulai panen lebih cepat dibandingkan Adipati, Biola, dan Hot Beauty tapi tidak berbeda nyata dengan Gada dan Imperial. Hibrida IPB CH3, IPB CH6, IPB CH25 dan IPB CH28 mulai panen lebih cepat dibandingkan Biola tapi tidak berbeda nyata dengan Adipati, Gada, Hot beauty, dan Imperial. Umur panen hibrida IPB CH3, IPB CH6, IPB CH25, dan IPB CH28 berturut-turut adalah 73.67, 71.76, 73.33, dan 74.00 HST. Hibrida IPB CH50 (80.33 HST) mulai panen lebih lambat dibandingkan Gada tapi tidak berbeda nyata dengan Adipati, Biola, Hot Beauty dan Imperial (Tabel 3). Tabel 3. Nilai Rataan Umur Berbunga dan Umur Panen. Hibrida IPB CH1 IPB CH2 IPB CH3 IPB CH4 IPB CH5 IPB CH6 IPB CH25 IPB CH28 IPB CH50 Adipati Biola Gada Hot Beauty Imperial
Umur Berbunga Umur Panen ---------------- (HST) -------------26.33 69.00abde 29.67 77.00 27.67 73.67b 29.00 70.00abd 27.67 66.00abde 27.00 71.67b 29.33 73.33b 27.67 74.00b 29.00 80.33c 29.00 77.67 30.67 82.00 26.67 71.00 30.67 78.00 27.00 77.00
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d, & e berturut-turut berbeda nyata dengan Adipati, Biola, Gada, Hot Beauty & Imperial berdasarkan uji Dunnett pada taraf 5%
16 Lebar Daun, Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomus, dan Lebar Kanopi Lebar daun sembilan hibrida cabai IPB tidak berbeda nyata dibandingkan semua varietas pembanding. Tinggi tanaman hibrida IPB CH50 (96.30 cm) lebih tinggi dibandingkan Biola, Gada, Hot Beauty, dan Imperial tapi tidak berbeda nyata dengan Adipati, sedangkan delapan hibrida IPB lainnya tidak berbeda nyata dengan semua varietas pembanding. Tinggi dikotomus sembilan hibrida IPB nyata lebih rendah dibandingkan Biola tapi tidak berbeda nyata dengan Adipati, Gada, Hot Beauty, dan Imperial. Lebar kanopi sembilan hibrida IPB tidak berbeda nyata dibandingkan semua varietas pembanding (Tabel 4). Tabel 4. Nilai Rataan Lebar Daun, Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomus, dan Lebar Kanopi. Hibrida
IPB CH1 IPB CH2 IPB CH3 IPB CH4 IPB CH5 IPB CH6 IPB CH25 IPB CH28 IPB CH50 Adipati Biola Gada Hot Beauty Imperial
Lebar Daun
Tinggi Tinggi Lebar Kanopi Tanaman Dikotomus ---------------------- (cm) -------------------------4.08 80.33 21.67b 77.80 b 4.39 75.17 25.82 83.73 3.96 76.80 23.47b 85.50 b 4.08 73.92 26.49 61.94 b 3.85 72.55 24.38 76.50 b 4.08 66.72 22.58 73.52 4.04 69.82 23.27b 78.13 b 4.04 68.67 22.83 78.28 bcde b 4.51 96.30 25.31 83.79 3.59 82.80 24.73 72.50 4.39 79.40 30.30 75.23 4.10 65.27 23.66 79.28 4.09 69.01 23.44 69.80 4.02 73.57 22.79 74.54
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d, & e berturut-turut berbeda nyata dengan Adipati, Biola, Gada, Hot Beauty & Imperial berdasarkan uji Dunnett pada taraf 5%
Bobot per Buah, Panjang Buah, Diameter Buah, dan Tebal Daging Buah Bobot per buah hibrida IPB CH3 (18.47 g) lebih besar dari semua varietas pembanding. Hibrida IPB CH4 (4.53 g) dan IPB CH5 (8.17 g) memiliki bobot per buah lebih rendah dari semua varietas pembanding. Hibrida IPB CH50 (17.00 g) memiliki bobot per buah lebih besar dari Adipati, Biola, Hot Beauty dan Imperial tapi tidak berbeda nyata dengan Gada. Hibrida IPB CH2 (14.47 g) dan hibrida
17 IPB CH28 (14.47 g) memiliki bobot per buah lebih besar dari Biola tapi tidak berbeda nyata dengan Adipati, Gada, Hot Beauty, dan Imperial. Hibrida IPB CH1, IPB CH6, dan IPB CH25 tidak berbeda nyata dibandingkan semua varietas pembanding (Tabel 5). Panjang buah hibrida IPB CH28 (16.26 cm) dan IPB CH50 (16.09 cm) lebih panjang dari Adipati, Biola dan Hot Beauty tapi tidak berbeda nyata dengan Gada, dan Imperial. Hibrida IPB CH1 (15.02 cm) dan IPB CH3 (15.11 cm) memiliki panjang buah yang lebih panjang dari Biola tapi tidak berbeda nyata dengan Adipati, Gada, Hot Beauty dan Imperial. Hibrida IPB CH4 (8.61 cm) memiliki panjang buah yang lebih pendek dari semua varietas pembanding. Hibrida IPB CH5 (12.48 cm) memiliki panjang buah yang lebih pendek dari Gada, Hot Beauty, dan Imperial tapi tidak berbeda nyata dengan Adipati dan Biola. Hibrida IPB CH2, IPB CH6, dan IPB CH25 memiliki panjang buah yang lebih pendek dari Gada. Panjang buah hibrida IPB CH2, IPB CH6, dan IPB CH25 berturut-turut adalah 14.35, 14.27, dan 14.56 cm (Tabel 5). Tabel 5. Nilai Rataan Bobot per buah, Panjang Buah, Diameter Buah, dan Tebal Daging Buah. Hibrida IPB CH1 IPB CH2 IPB CH3 IPB CH4 IPB CH5 IPB CH6 IPB CH25 IPB CH28 IPB CH50 Adipati Biola Gada Hot Beauty Imperial
Bobot per Buah (g) 12.63 14.47b 18.47abcde 4.53abcde 8.17abcde 12.33 13.83 14.47b 17.00abde 13.43 11.47 14.20 11.97 12.20
Panjang Buah
Diameter Tebal Daging Buah Buah ---------------- (cm) ----------------15.02b 1.65e 0.17 14.35c 1.69bde 0.18 b abcde 15.11 2.10 0.23abcde 8.61abcde 1.14abcde 0.13ab cde ac 12.48 1.30 0.16 c e 14.27 1.64 0.20cde c abcde 14.56 1.83 0.18 abd abde 16.26 1.76 0.17 16.09abd 1.82abcde 0.18 14.00 1.53 0.17 13.07 1.46 0.17 16.21 1.59 0.16 14.24 1.48 0.15 15.83 1.36 0.15
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d, & e berturut-turut berbeda nyata dengan Adipati, Biola, Gada, Hot Beauty & Imperial berdasarkan uji Dunnett pada taraf 5%
18 Diameter buah hibrida IPB CH3, IPB CH25, dan IPB CH50 lebih besar dari semua varietas pembanding. Diameter buah hibrida IPB CH3, IPB CH25, dan IPB CH50 berturut-turut adalah 2.10, 1.83, dan 1.82 cm. Hibrida IPB CH28 (1.76 cm) memiliki diameter buah yang lebih besar dari Adipati, Biola, Hot Beauty, dan Imperial tapi tidak berbeda nyata dengan Gada. Hibrida IPB CH2 (1.69 cm) memiliki diameter buah yang lebih besar dari Biola, Hot Beauty, dan Imperial tapi tidak berbeda nyata dengan Adipati dan Gada. Hibrida IPB CH1 (1.65 cm) dan IPB CH6 (1.64 cm) memiliki diameter buah yang lebih besar dari Imperial tapi tidak berbeda nyata dengan Adipati, Biola, Gada, dan Hot Beauty. Hibrida IPB CH5 (1.30 cm) memiliki diameter buah yang lebih kecil dari Adipati dan Gada tapi tidak berbeda nyata dengan Biola, Hot Beauty, dan Imperial. Hibrida IPB CH4 (1.14 cm) memiliki diameter buah yang lebih kecil dari semua varietas hibrida pembanding (Tabel 5). Tebal daging buah hibrida IPB CH3 (0.23 cm) lebih tebal dari semua varietas pembanding. Hibrida IPB CH6 (0.20 cm) memiliki daging buah lebih tebal dari Gada, Hot Beauty dan Imperial tapi tidak berbeda nyata dengan Adipati dan Biola. Hibrida IPB CH4 (0.13 cm) memiliki daging buah yang lebih tipis dari Adipati dan Biola tapi tidak berbeda nyata dengan Gada, Hot Beauty, dan Imperial. Hibrida IPB CH1, IPB CH2, IPB CH5, IPB CH25, IPB CH28, dan IPB CH50 tidak berbeda nyata dibandingkan semua varietas pembanding (Tabel 5).
Bobot Buah per Tanaman, Bobot Buah Layak Pasar, dan Produktivitas Pada peubah bobot buah per tanaman, bobot buah layak pasar dan produktivitas, sembilan hibrida IPB tidak berbeda nyata dengan semua varietas pembanding (Tabel 6). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa bobot buah per tanaman hibrida IPB CH3 di Rembang (1113.53 g) lebih besar dari pada Ciherang (289.83 g) (Dirgantara, 2007), Tajur (218.69 g) (Madhumita, 2007), Leuwikopo (418.41 g) (Mochamad, 2008), Boyolali (476.17 g) (Kaharjanti et al., 2008). Hasil produksi percobaan ini mencapai target produksi cabai merah dengan produktivitas berkisar antara 9-25 ton/ha. Menurut Direktorat Budidaya Sayuran dan Biofarmaka (2007), target produksi yang ingin dicapai untuk cabai merah di Indonesia pada jarak tanam (50 cm X 60 cm) yaitu sebesar 15-20 ton/ha.
19 Tabel 6. Nilai Rataan Bobot Buah per Tanaman, Bobot Buah Layak Pasar, dan Produktivitas. Hibrida IPB CH1 IPB CH2 IPB CH3 IPB CH4 IPB CH5 IPB CH6 IPB CH25 IPB CH28 IPB CH50 Adipati Biola Gada Hot Beauty Imperial
Bobot Buah per Tanaman (g) 751.84 846.33 1113.53 411.20 450.97 647.63 777.67 775.22 1062.27 730.77 755.83 742.62 801.17 748.74
Bobot Buah Layak Pasar (g/tanaman) 751.58 846.33 1112.50 411.06 450.02 647.63 777.67 774.78 1054.64 730.77 755.27 742.32 800.03 748.49
Produktivitas (ton/ha) 16.84 18.96 24.94 9.21 10.10 14.51 17.42 17.36 23.79 16.37 16.93 16.63 17.95 16.77
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d, & e berturut-turut berbeda nyata dengan Adipati, Biola, Gada, Hot Beauty & Imperial berdasarkan uji Dunnett pada taraf 5%
Standar Mutu Hibrida IPB CH5, Adipati dan Biola memiliki panjang buah mutu I, sedangkan IPB CH4 memiliki panjang buah mutu III berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Hibrida IPB CH1, IPB CH2, IPB CH3, IPB CH6, IPB CH25, IPB CH28, IPB CH50, Gada, Hot Beauty, dan Imperial tidak masuk dalam standar mutu yang ditetapkan karena memiliki panjang buah yang lebih panjang dari mutu I (Tabel 7). Hibrida IPB CH1, IPB CH2, IPB CH6, Adipati dan Gada memiliki diameter pangkal buah mutu I. Hibrida IPB CH5, Biola, Hot Beauty, dan Imperial memiliki diameter pangkal buah mutu II. Hibrida IPB CH4 memiliki diameter pangkal buah mutu III. Hibrida IPB CH3, IPB CH25, IPB CH28 dan IPB CH50 tidak masuk dalam standar mutu yang ditetapkan karena memiliki diameter pangkal buah yang lebih besar dari mutu I (Tabel 7). Bobot buah per tanaman merupakan salah satu peubah yang digunakan untuk memilih hibrida terbaik, karena bobot buah per tanaman dapat memberikan gambaran produktivitas per satuan luas. Hibrida IPB CH3 memiliki bobot buah per tanaman yang paling besar, namun demikian panjang buah dan diameter
20 pangkal buah tidak masuk dalam ketiga standar mutu yang ditetapkan oleh Badan Standadisasi Nasional karena lebih panjang dan lebih besar dari yang ditetapkan. Namun demikian hibrida IPB CH3 diminati oleh konsumen (masyarakat umum) yang tidak menetapkan SNI. Tabel 7. Klasifikasi Panjang Buah Berdasarkan SNI Hibrida IPB CH1 IPB CH2 IPB CH3 IPB CH4 IPB CH5 IPB CH6 IPB CH25 IPB CH28 IPB CH50 Adipati Biola Gada Hot Beauty Imperial
(>14) √ √ √
Panjang Buah (cm) Mutu I Mutu II (14-12) (11-9)
Mutu III (<9)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tabel 8. Klasifikasi Diameter Pangkal Buah Berdasarkan SNI Hibrida (>1.7) IPB CH1 IPB CH2 IPB CH3 IPB CH4 IPB CH5 IPB CH6 IPB CH25 IPB CH28 IPB CH50 Adipati Biola Gada Hot Beauty Imperial
Diameter Pangkal Buah (cm) Mutu I Mutu II (1.7-1.5) (1.5-1.3) √ √
Mutu III (<1.3)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
21 Kadar Capsaicin Zat capsaicin / capsacinoid merupakan zat yang menyebabkan cabai mempunyai rasa pedas. Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar capsaicin antara lain: genetik tanaman, kondisi cuaca, kondisi pertanaman, dan usia buah. Kadar capsaicin diuji menggunakan HPLC sesuai dengan standar proses industri (Bosland dan Votava, 2000). Menurut penelitian Dirgantara (2007), hibrida IPB CH4, IPB CH6 dan IPB CH5 memiliki tingkat kepedasan lebih besar dari semua varietas pembanding. Tingkat kepedasan hibrida IPB CH4, IPB CH6, dan IPB CH5 berturut-turut adalah 610.83, 413.47, dan 406.50 ppm (Tabel 9). Tabel 9. Nilai Rataan Kadar Capsaicin Hibrida
Kadar Capsaicin (ppm)
IPB CH1 IPB CH2 IPB CH3 IPB CH4 IPB CH5 IPB CH6 IPB CH25 IPB CH28 IPB CH50 Adipati Biola Gada Hot Beauty Imperial
379.76 370.54 377.66 610.83 406.50 413.47 166.65 387.18 367.74 360.63 192.60 351.24 368.69 383.98
Sumber: Dirgantara, 2007
Pengamatan Peubah Kualitatif Sifat kualitatif dikendalikan oleh gen sederhana. Sifat kualitatif dapat dibedakan secara tegas atau deskret yang tidak dapat diukur berdasarkan angka, sehingga mudah dikelompokkan (Poespodarsono, 1988). Secara umum peubah kualitatif pada sembilan hibrida IPB dan lima varietas pembanding tidak menunjukkan keberagaman. Hal ini disebabkan hibrida yang diuji merupakan
22 generasi F1 yang memiliki tingkat keseragaman yang tinggi, sehingga tanaman menunjukkan penampilan yang sama. Pada peubah daun dan batang cabai, sembilan hibrida IPB menunjukkan penampilan yang sama dengan semua varietas pembanding. Peubah tersebut yaitu warna daun hijau, bentuk daun lanset, tepi daun rata, ujung daun meruncing, dan warna batang hijau bergaris ungu (Tabel 10). Tabel 10. Pengamatan Peubah Kualitatif pada Daun dan Batang Cabai Hibrida IPB CH1 IPB CH2 IPB CH3 IPB CH4 IPB CH5 IPB CH6 IPB CH25 IPB CH28 IPB CH50 Adipati Biola Gada Hot Beauty Imperial
Warna Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
Daun Bentuk Tepi Lanset Rata Lanset Rata Lanset Rata Lanset Rata Lanset Rata Lanset Rata Lanset Rata Lanset Rata Lanset Rata Lanset Rata Lanset Rata Lanset Rata Lanset Rata Lanset Rata
Warna Batang Ujung Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing
Hijau garis ungu Hijau garis ungu Hijau garis ungu Hijau garis ungu Hijau garis ungu Hijau garis ungu Hijau garis ungu Hijau garis ungu Hijau garis ungu Hijau garis ungu Hijau garis ungu Hijau garis ungu Hijau garis ungu Hijau garis ungu
Pada peubah bunga cabai, sembilan hibrida IPB menunjukkan penampilan yang sama dengan semua varietas pembanding. Peubah tersebut yaitu warna tangkai bunga hijau, warna kelopak bunga hijau, warna mahkota bunga putih, jumlah helai mahkota berjumlah 5 dan 6, warna anter ungu, warna kepala putik kekuningan (Tabel 11). Pada peubah warna buah masak, bentuk buah, dan permukaan daging buah, sembilan hibrida IPB menunjukkan penampilan yang sama dengan semua varietas pembanding. Peubah tersebut yaitu warna buah masak merah, bentuk buah memanjang, permukaan daging buah semi kriting. Hibrida IPB CH1, Adipati, dan Gada menunjukkan penampilan warna buah muda hijau muda. Hibrida IPB CH6 menunjukkan penampilan warna buah muda hijau muda. Hibrida IPB CH2, IPB CH3, IPB CH4, IPB CH5, IPB CH25, IPB CH28, IPB
23 CH50, Biola, Hot Beauty, dan Imperial menunjukkan penampilan warna buah muda hijau (Tabel 12). Tabel 11. Pengamatan Peubah Kualitatif pada Bunga Cabai Hibrida IPB CH1 IPB CH2 IPB CH3 IPB CH4 IPB CH5 IPB CH6 IPB CH25 IPB CH28 IPB CH50 Adipati Biola Gada Hot Beauty Imperial
Warna Warna Warna Jumlah Warna Warna Tangkai Kelopak Mahkota Helai Anter kepala putik Mahkota Hijau Hijau Putih 5&6 Ungu Kekuningan Hijau Hijau Putih 5&6 Ungu Kekuningan Hijau Hijau Putih 5&6 Ungu Kekuningan Hijau Hijau Putih 5&6 Ungu Kekuningan Hijau Hijau Putih 5&6 Ungu Kekuningan Hijau Hijau Putih 5&6 Ungu Kekuningan Hijau Hijau Putih 5&6 Ungu Kekuningan Hijau Hijau Putih 5&6 Ungu Kekuningan Hijau Hijau Putih 5&6 Ungu Kekuningan Hijau Hijau Putih 5&6 Ungu Kekuningan Hijau Hijau Putih 5&6 Ungu Kekuningan Hijau Hijau Putih 5&6 Ungu Kekuningan Hijau Hijau Putih 5&6 Ungu Kekuningan Hijau Hijau Putih 5&6 Ungu Kekuningan
Tabel 12. Pengamatan Peubah Kualitatif pada Buah Cabai Hibrida IPB CH1 IPB CH2 IPB CH3 IPB CH4 IPB CH5 IPB CH6 IPB CH25 IPB CH28 IPB CH50 Adipati Biola Gada Hot Beauty Imperial
Warna Buah Muda
Warna Buah Masak Hijau Tua Merah Hijau Merah Hijau Merah Hijau Merah Hijau Merah Hijau Muda Merah Hijau Merah Hijau Merah Hijau Merah Hijau Tua Merah Hijau Merah Hijau Tua Merah Hijau Merah Hijau Merah
Bentuk Buah Memanjang Memanjang Memanjang Memanjang Memanjang Memanjang Memanjang Memanjang Memanjang Memanjang Memanjang Memanjang Memanjang Memanjang
Permukaan Kulit Buah Semi kriting Semi kriting Semi kriting Semi kriting Semi kriting Semi kriting Semi kriting Semi kriting Semi kriting Semi kriting Semi kriting Semi kriting Semi kriting Semi kriting
24
1
2
3
Gambar 5. Buah Muda Cabai. 1. IPB CH1 (hijau tua). 2. IPB CH28 (hijau). 3. IPB CH6 (hijau muda).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pengamatan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif, cabai hibrida IPB CH1 dan IPB CH5 memiliki umur panen yang lebih cepat dari Adipati, Biola, Hot Beauty, dan Imperial. Cabai hibrida IPB CH50 memiliki tinggi tanaman lebih tinggi dari Biola, Gada, Hot Beauty, dan Imperial. Cabai hibrida IPB CH3 memiliki keunggulan pada peubah bobot per buah, panjang buah, diameter pangkal buah, dan tebal kulit buah. Cabai hibrida IPB CH3 di Rembang memiliki bobot buah per tanaman lebih besar dari Ciherang, Tajur, Leuwikopo, dan Boyolali. Cabai hibrida IPB CH3 tidak masuk dalam mutu I Standar Nasional Indonesia, karena memiliki panjang buah yang lebih panjang dan diameter yang lebih lebar dari standar SNI. Saran Cabai hibrida IPB CH3 dapat segera dilepas sebagai varietas hibrida baru dan dikembangkan di dataran rendah.
DAFTAR PUSTAKA Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta. Badan Standardisasi Nasional. 1998. SNI No. 01-4480-1998: Cabai Merah Segar. Badan Standardisasi Nasional. http://agribisnis.deptan.go.id/layanan_info/ view.php?file=STANDARD-MUTU/standard-nasional/SNI_Horti/ Produk+segar/S-16+(horti).pdf&folder=MUTU-STANDADISASI [21 Juli 2008]. Benih Subur Intani, PT. 2003. Benih Awal Sebuah Kehidupan : Katalog 20032005. PT Benih Subur Intani. Surabaya. 96 hal. Berke, T. G. 2000. Hybrid Seed Production in Capsicum. p. 49-67. In: A. S. Basra (Ed.). Hybrid Seed Production in Vegetables. The Haworth Press Inc. New York. Bosland, P. W. and E. J. Votava. 2000. Peppers: Vegetable and Spice Capsicums. CABI Publishing. New York. 204 p. Daskalov, S. 1998. Capsicum. p. 498-511. In: S. S. Banga and S. K. Banga (Eds.). Hybrid Cultivar Development. Narosa Publishing House. New Delhi. Departemen Pertanian. 2006a. Keputusan Menteri Pertanian: Pelepasan Cabai Besar Hibrida Biola Sebagai Varietas Unggul. Departemen Pertanian. Jakarta. Departemen Pertanian. 2006b. Keputusan Menteri Pertanian: Pelepasan Cabai Besar Hibrida Hot Beauty Sebagai Varietas Unggul. Departemen Pertanian. Jakarta. Departemen Pertanian. 2007. Produktivitas Cabai Merah di Indonesia. Departemen Pertanian. http://www.deptan.go.id. [26 November 2007]. Dinas Pertanian Kabupaten Rembang. 2007. Potensi Pertanian Kabupaten Rembang. Dinas Pertanian. Rembang. 5 hal. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. 2004. Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura. Direktorat Perbenihan. Jakarta. 108 hal. Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka. 2007. Standar Operasional Prosedur Cabai Merah. Direktorat Jenderal Hortikultura. Jakarta. 93 hal. Dirgantara, H. I. 2007. Evaluasi Daya Hasil 11 Hibrida Cabai (Capsicum annuum L.) di Kebun Petani Ciherang. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 54 hal. East West Seed Indonesia, PT. 2006. Katalog Varietas Benih Sayuran Unggul. PT East West Seed Indonesia. Purwakarta. 60 hal.
27 Gomez, K. A and A. A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. (Terjemahan). E. Samsudin dan J. S. Baharsjah. UI Press. Jakarta. 698 hal. IPGRI.
1995. Descriptor For Capsicum (Capsicum spp.). http://www.ipgri.cgiar.org./publication/pdf/345.pdf#/search=’ipgri%20 capsicum%20descriptor [14 Januari 2008]
Kaharjanti, W., S. Sujiprihati, dan M. Syukur. 2008. Evaluasi Daya Hasil 11 Genotipe Hibrida Cabai Merah (Capsicum annuum L.) IPB di Boyolali. Makalah Seminar. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 6 hal. Madhumita. 2007. Evaluasi Karakter Hortikultura 11 Hibrida Cabai (Capsicum annuum L.) IPB di Kebun Percobaan Tajur. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 52 hal. Mochamad, T. K. 2008. Evaluasi Daya Hasil 11 Cabai Hibrida Harapan di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 54 hal. Paulos, J. M. 1994. Capsicum sp. p. 136-140. In: J. S. Siemonsa and K. Piluek (Eds.). Plant Resources of South-East Asia 8: Vegetables. Prosea Foundation. Bogor. Indonesia. Poespodarsono, S. 1988. Dasar-dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. PAU IPB. Bogor. 169 hal. Prajnanta, F. 2002. Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta. 161 hal. Sutjahjo, S. H., S. Sujiprihati, dan M. Syukur. 2006. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan Hortikultura. IPB. Bogor. 199 hal.
29 Tabel Lampiran 1.
Sumber Hibrida Ulangan Galat Total terkoreksi KK : 6.74%
db 13 2 26 41
Tabel Lampiran 2.
Sumber Hibrida Ulangan Galat Total terkoreksi KK : 3.89%
db 13 2 26 41
Tabel Lampiran 3.
Sumber Hibrida Ulangan Galat Total terkoreksi KK : 8.19%
db 13 2 26 41
Tabel Lampiran 4.
Sumber Hibrida Ulangan Galat Total terkoreksi KK : 8.84%
db 13 2 26 41
Sidik Ragam Umur Berbunga Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding JK 79.90 76.76 95.24 251.90
KT 6.15 38.38 3.66
F-hitung 1.68 10.48
Pr>F 0.1266 0.0005
Sidik Ragam Umur Panen Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding JK 810.00 113.76 217.57 1141.33
KT 62.30 56.88 8.36
F-hitung 7.45 6.80
Pr>F 0.0001 0.0042
Sidik Ragam Lebar Daun Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding JK 2.08 1.01 2.92 6.01
KT 0.16 0.51 0.11
F-hitung 1.43 4.52
Pr>F 0.2124 0.0207
Sidik Ragam Tinggi Tanaman Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding JK 2521.76 50.52 1142.56 3714.84
KT 193.98 25.26 54.86
F-hitung 4.41 0.57
Pr>F 0.0006 0.5698
30 Tabel Lampiran 5.
Sumber Hibrida Ulangan Galat Total terkoreksi KK : 6.27%
db 13 2 26 41
Tabel Lampiran 6.
Sumber Hibrida Ulangan Galat Total terkoreksi KK : 12.11%
db 13 2 26 41
Tabel lampiran 7.
Sumber Hibrida Ulangan Galat Total terkoreksi KK : 9.25%
db 13 2 26 41
Tabel Lampiran 8.
Sumber Hibrida Ulangan Galat Total terkoreksi KK : 4.56%
db 13 2 26 41
Sidik Ragam Tinggi Dikotomus Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding JK 184.70 1.67 60.55 246.92
KT 14.21 0.84 2.33
F-hitung 6.10 0.36
Pr>F 0.0001 0.7018
Sidik Ragam Lebar Kanopi Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding JK 1467.80 133.82 2229.05 3830.67
KT 112.91 497.35 55.52
F-hitung 1.32 0.78
Pr>F 0.2653 0.4686
Sidik Ragam Bobot per Buah Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding JK 454.86 16.39 36.47 507.71
KT 34.99 8.19 1.40
F-hitung 24.95 5.84
Pr>F 0.0001 0.0080
Sidik Ragam Panjang Buah Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding JK 154.77 12.89 11.06 178.71
KT 11.91 6.44 0.43
F-hitung 28.00 15.15
Pr>F 0.0001 0.0001
31 Tabel Lampiran 9.
Sumber Hibrida Ulangan Galat Total terkoreksi KK : 5.33%
db 13 2 26 41
Sidik Ragam Diameter buah Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding JK 2.38 0.07 0.19 2.64
KT 0.18 0.03 0.01
F-hitung 25.36 4.82
Pr>F 0.0001 0.0165
Tabel Lampiran 10. Sidik Ragam Tebal kulit Buah Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding Sumber Hibrida Ulangan Galat Total terkoreksi KK : 7.69%
db 13 2 26 41
JK 0.0182 0.0001 0.0040 0.0230
KT 0.001 0.000 0.000
F-hitung 7.99 0.28
Pr>F 0.0001 0.7546
Tabel Lampiran 11. Sidik Ragam Bobot Buah Total Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding Sumber Hibrida Ulangan Galat Total terkoreksi KK : 23.71%
db 13 2 26 41
JK 1371479.95 433625.03 840467.82 2645572.81
KT 105498.45 216812.51 32325.68
F-hitung 3.26 6.71
Pr>F 0.0050 0.0045
Tabel Lampiran 12. Sidik Ragam Bobot Buah Layak Pasar Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding Sumber Hibrida Ulangan Galat Total terkoreksi KK : 23.91%
db 13 2 26 41
JK KT 1357260.02 104404.61 427123.54 213561.77 852684.32 32795.55 2637067.89
F-hitung 3.18 6.51
Pr>F 0.0058 0.0051
32 Tabel lampiran 13.
Sumber Hibrida Ulangan Galat Total terkoreksi KK : 23.71%
db 13 2 26 41
Tabel lampiran 14.
Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni
Sidik Ragam Produktivitas Sembilan Hibrida Cabai dan Lima Varietas Pembanding JK 899.11 284.11 551.04 1734.27
KT 69.16 142.05 21.19
F-hitung 3.26 6.71
Pr>F 0.0050 0.0045
Data Curah Hujan dan Hari Hujan di Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang Tahun 2008 Curah Hujan (mm/bulan) 175 402 349 103 58 4
Hari Hujan (hari) 12 22 17 6 2 1
LAMPIRAN
33 Deskripsi IPB CH1
Gambar Lampiran 1. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH1 Nama Genotipe Warna Daun Bentuk Daun Tepi Daun Ujung Daun Warna Batang Warna Tangkai Bunga Warna Kelopak Bunga Warna Mahkota Bunga Jumlah Helai Mahkota Warna Anter Warna Kepala Putik Warna Buah Muda Warna Buah Masak Bentuk Buah Permukaan Buah Umur Berbunga (HST) Umur Panen (HST) Lebar Daun (cm) Tinggi Tanaman (cm) Tinggi Dikotomus (cm) Lebar Kanopi (cm) Bobot per Buah (g) Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) Tebal kulit Buah (cm) Bobot Total (g) Bobot Layak Pasar (g) Produktivitas (ton//ha)
: IPB CH1 : Hijau : Lanset : Rata : Meruncing : Hijau Bergaris Ungu : Hijau : Hijau : Putih : 5&6 : Ungu : Kekuningan : Hijau Tua : Merah : Memanjang : Semi Keriting : 26.33 : 69.00 : 4.08 : 80.33 : 21.67 : 77.80 : 12.63 : 15.02 : 1.65 : 0.17 : 751.84 : 751.58 : 16.84
34 Deskripsi IPB CH2
Gambar Lampiran 2. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH2 Nama Genotipe Warna Daun Bentuk Daun Tepi Daun Ujung Daun Warna Batang Warna Tangkai Bunga Warna Kelopak Bunga Warna Mahkota Bunga Jumlah Helai Mahkota Warna Anter Warna Kepala Putik Warna Buah Muda Warna Buah Masak Bentuk Buah Permukaan Buah Umur Berbunga (HST) Umur Panen (HST) Lebar Daun (cm) Tinggi Tanaman (cm) Tinggi Dikotomus (cm) Lebar Kanopi (cm) Bobot per Buah (g) Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) Tebal kulit Buah (cm) Bobot Total (g) Bobot Layak Pasar (g) Produktivitas (ton//ha)
: IPB CH2 : Hijau : Lanset : Rata : Meruncing : Hijau Bergaris Ungu : Hijau : Hijau : Putih : 5&6 : Ungu : Kekuningan : Hijau : Merah : Memanjang : Semi Keriting : 29.67 : 77.00 : 4.39 : 75.17 : 25.82 : 83.73 : 14.47 : 14.35 : 1.69 : 0.18 : 846.33 : 846.33 : 18.96
35 Deskripsi IPB CH3
Gambar Lampiran 3. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH3 Nama Genotipe Warna Daun Bentuk Daun Tepi Daun Ujung Daun Warna Batang Warna Tangkai Bunga Warna Kelopak Bunga Warna Mahkota Bunga Jumlah Helai Mahkota Warna Anter Warna Kepala Putik Warna Buah Muda Warna Buah Masak Bentuk Buah Permukaan Buah Umur Berbunga (HST) Umur Panen (HST) Lebar Daun (cm) Tinggi Tanaman (cm) Tinggi Dikotomus (cm) Lebar Kanopi (cm) Bobot per Buah (g) Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) Tebal kulit Buah (cm) Bobot Total (g) Bobot Layak Pasar (g) Produktivitas (ton//ha)
: IPB CH3 : Hijau : Lanset : Rata : Meruncing : Hijau Bergaris Ungu : Hijau : Hijau : Putih : 5&6 : Ungu : Kekuningan : Hijau : Merah : Memanjang : Semi Keriting : 27.67 : 73.67 : 3.96 : 76.80 : 23.47 : 85.50 : 18.47 : 15.11 : 2.10 : 0.23 : 1113.53 : 1112.50 : 24.94
36 Deskripsi IPB CH4
Gambar Lampiran 4. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH4 Nama Genotipe Warna Daun Bentuk Daun Tepi Daun Ujung Daun Warna Batang Warna Tangkai Bunga Warna Kelopak Bunga Warna Mahkota Bunga Jumlah Helai Mahkota Warna Anter Warna Kepala Putik Warna Buah Muda Warna Buah Masak Bentuk Buah Permukaan Buah Umur Berbunga (HST) Umur Panen (HST) Lebar Daun (cm) Tinggi Tanaman (cm) Tinggi Dikotomus (cm) Lebar Kanopi (cm) Bobot per Buah (g) Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) Tebal kulit Buah (cm) Bobot Total (g) Bobot Layak Pasar (g) Produktivitas (ton//ha)
: IPB CH4 : Hijau : Lanset : Rata : Meruncing : Hijau Bergaris Ungu : Hijau : Hijau : Putih : 5&6 : Ungu : Kekuningan : Hijau : Merah : Memanjang : Semi Keriting : 29.00 : 70.00 : 4.08 : 73.92 : 26.49 : 61.94 : 4.53 : 8.61 : 1.14 : 0.13 : 411.20 : 411.06 : 9.21
37 Deskripsi IPB CH5
Gambar Lampiran 5. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH5 Nama Genotipe Warna Daun Bentuk Daun Tepi Daun Ujung Daun Warna Batang Warna Tangkai Bunga Warna Kelopak Bunga Warna Mahkota Bunga Jumlah Helai Mahkota Warna Anter Warna Kepala Putik Warna Buah Muda Warna Buah Masak Bentuk Buah Permukaan Buah Umur Berbunga (HST) Umur Panen (HST) Lebar Daun (cm) Tinggi Tanaman (cm) Tinggi Dikotomus (cm) Lebar Kanopi (cm) Bobot per Buah (g) Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) Tebal kulit Buah (cm) Bobot Total (g) Bobot Layak Pasar (g) Produktivitas (ton//ha)
: IPB CH5 : Hijau : Lanset : Rata : Meruncing : Hijau Bergaris Ungu : Hijau : Hijau : Putih : 5&6 : Ungu : Kekuningan : Hijau : Merah : Memanjang : Semi Keriting : 27.67 : 66.00 : 3.85 : 72.55 : 24.38 : 76.50 : 8.17 : 12.48 : 1.30 : 0.16 : 450.97 : 450.02 : 10.10
38 Deskripsi IPB CH6
Gambar Lampiran 6. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH6 Nama Genotipe Warna Daun Bentuk Daun Tepi Daun Ujung Daun Warna Batang Warna Tangkai Bunga Warna Kelopak Bunga Warna Mahkota Bunga Jumlah Helai Mahkota Warna Anter Warna Kepala Putik Warna Buah Muda Warna Buah Masak Bentuk Buah Permukaan Buah Umur Berbunga (HST) Umur Panen (HST) Lebar Daun (cm) Tinggi Tanaman (cm) Tinggi Dikotomus (cm) Lebar Kanopi (cm) Bobot per Buah (g) Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) Tebal kulit Buah (cm) Bobot Total (g) Bobot Layak Pasar (g) Produktivitas (ton//ha)
: IPB CH6 : Hijau : Lanset : Rata : Meruncing : Hijau Bergaris Ungu : Hijau : Hijau : Putih : 5&6 : Ungu : Kekuningan : Hijau Muda : Merah : Memanjang : Semi Keriting : 27.00 : 71.67 : 4.08 : 66.72 : 22.58 : 73.52 : 12.33 : 14.27 : 1.64 : 0.20 : 647.63 : 647.63 : 14.51
39 Deskripsi IPB CH25
Gambar Lampiran 7. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH25 Nama Genotipe Warna Daun Bentuk Daun Tepi Daun Ujung Daun Warna Batang Warna Tangkai Bunga Warna Kelopak Bunga Warna Mahkota Bunga Jumlah Helai Mahkota Warna Anter Warna Kepala Putik Warna Buah Muda Warna Buah Masak Bentuk Buah Permukaan Buah Umur Berbunga (HST) Umur Panen (HST) Lebar Daun (cm) Tinggi Tanaman (cm) Tinggi Dikotomus (cm) Lebar Kanopi (cm) Bobot per Buah (g) Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) Tebal kulit Buah (cm) Bobot Total (g) Bobot Layak Pasar (g) Produktivitas (ton//ha)
: IPB CH25 : Hijau : Lanset : Rata : Meruncing : Hijau Bergaris Ungu : Hijau : Hijau : Putih : 5&6 : Ungu : Kekuningan : Hijau : Merah : Memanjang : Semi Keriting : 29.33 : 73.33 : 4.04 : 69.82 : 23.27 : 78.13 : 13.83 : 14.56 : 1.83 : 0.18 : 777.67 : 777.67 : 17.42
40 Deskripsi IPB CH28
Gambar Lampiran 8. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH28 Nama Genotipe Warna Daun Bentuk Daun Tepi Daun Ujung Daun Warna Batang Warna Tangkai Bunga Warna Kelopak Bunga Warna Mahkota Bunga Jumlah Helai Mahkota Warna Anter Warna Kepala Putik Warna Buah Muda Warna Buah Masak Bentuk Buah Permukaan Buah Umur Berbunga (HST) Umur Panen (HST) Lebar Daun (cm) Tinggi Tanaman (cm) Tinggi Dikotomus (cm) Lebar Kanopi (cm) Bobot per Buah (g) Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) Tebal kulit Buah (cm) Bobot Total (g) Bobot Layak Pasar (g) Produktivitas (ton//ha)
: IPB CH28 : Hijau : Lanset : Rata : Meruncing : Hijau Bergaris Ungu : Hijau : Hijau : Putih : 5&6 : Ungu : Kekuningan : Hijau : Merah : Memanjang : Semi Keriting : 27.76 : 74.00 : 4.04 : 68.67 : 22.83 : 78.28 : 14.47 : 16.26 : 1.76 : 0.17 : 775.22 : 774.78 : 17.36
41 Deskripsi IPB CH50
Gambar Lampiran 9. Tanaman dan Buah Cabai Hibrida IPB CH50 Nama Genotipe Warna Daun Bentuk Daun Tepi Daun Ujung Daun Warna Batang Warna Tangkai Bunga Warna Kelopak Bunga Warna Mahkota Bunga Jumlah Helai Mahkota Warna Anter Warna Kepala Putik Warna Buah Muda Warna Buah Masak Bentuk Buah Permukaan Buah Umur Berbunga (HST) Umur Panen (HST) Lebar Daun (cm) Tinggi Tanaman (cm) Tinggi Dikotomus (cm) Lebar Kanopi (cm) Bobot per Buah (g) Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) Tebal kulit Buah (cm) Bobot Total (g) Bobot Layak Pasar (g) Produktivitas (ton//ha)
: IPB CH50 : Hijau : Lanset : Rata : Meruncing : Hijau Bergaris Ungu : Hijau : Hijau : Putih : 5&6 : Ungu : Kekuningan : Hijau : Merah : Memanjang : Semi Keriting : 29.00 : 80.33 : 4.51 : 96.30 : 25.31 : 83.79 : 17.00 : 16.09 : 1.82 : 0.18 : 1062.27 : 1054.64 : 23.79
42 Deskripsi Adipati
Gambar Lampiran 10. Tanaman dan Buah Cabai Adipati Nama Genotipe Warna Daun Bentuk Daun Tepi Daun Ujung Daun Warna Batang Warna Tangkai Bunga Warna Kelopak Bunga Warna Mahkota Bunga Jumlah Helai Mahkota Warna Anter Warna Kepala Putik Warna Buah Muda Warna Buah Masak Bentuk Buah Permukaan Buah Umur Berbunga (HST) Umur Panen (HST) Lebar Daun (cm) Tinggi Tanaman (cm) Tinggi Dikotomus (cm) Lebar Kanopi (cm) Bobot per Buah (g) Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) Tebal kulit Buah (cm) Bobot Total (g) Bobot Layak Pasar (g) Produktivitas (ton//ha)
: Adipati : Hijau : Lanset : Rata : Meruncing : Hijau Bergaris Ungu : Hijau : Hijau : Putih : 5&6 : Ungu : Kekuningan : Hijau Tua : Merah : Memanjang : Semi Keriting : 29.00 : 77.67 : 3.59 : 82.80 : 24.73 : 72.50 : 13.43 : 14.00 : 1.53 : 0.17 : 730.77 : 730.77 : 16.37
43 Deskripsi Biola
Gambar Lampiran 11. Tanaman dan Buah Cabai Biola Nama Genotipe Warna Daun Bentuk Daun Tepi Daun Ujung Daun Warna Batang Warna Tangkai Bunga Warna Kelopak Bunga Warna Mahkota Bunga Jumlah Helai Mahkota Warna Anter Warna Kepala Putik Warna Buah Muda Warna Buah Masak Bentuk Buah Permukaan Buah Umur Berbunga (HST) Umur Panen (HST) Lebar Daun (cm) Tinggi Tanaman (cm) Tinggi Dikotomus (cm) Lebar Kanopi (cm) Bobot per Buah (g) Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) Tebal kulit Buah (cm) Bobot Total (g) Bobot Layak Pasar (g) Produktivitas (ton//ha)
: Biola : Hijau : Lanset : Rata : Meruncing : Hijau Bergaris Ungu : Hijau : Hijau : Putih : 5&6 : Ungu : Kekuningan : Hijau : Merah : Memanjang : Semi Keriting : 30.67 : 82.00 : 4.39 : 79.40 : 30.30 : 75.23 : 11.47 : 13.07 : 1.46 : 0.17 : 755.83 : 755.27 : 16.93
44 Deskripsi Gada
Gambar Lampiran 12. Tanaman dan Buah Cabai Gada Nama Genotipe Warna Daun Bentuk Daun Tepi Daun Ujung Daun Warna Batang Warna Tangkai Bunga Warna Kelopak Bunga Warna Mahkota Bunga Jumlah Helai Mahkota Warna Anter Warna Kepala Putik Warna Buah Muda Warna Buah Masak Bentuk Buah Permukaan Buah Umur Berbunga (HST) Umur Panen (HST) Lebar Daun (cm) Tinggi Tanaman (cm) Tinggi Dikotomus (cm) Lebar Kanopi (cm) Bobot per Buah (g) Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) Tebal kulit Buah (cm) Bobot Total (g) Bobot Layak Pasar (g) Produktivitas (ton//ha)
: Gada : Hijau : Lanset : Rata : Meruncing : Hijau Bergaris Ungu : Hijau : Hijau : Putih : 5&6 : Ungu : Kekuningan : Hijau Tua : Merah : Memanjang : Semi Keriting : 26.67 : 71.00 : 4.10 : 65.27 : 23.66 : 79.28 : 14.20 : 16.21 : 1.59 : 0.16 : 742.62 : 742.32 : 16.63
45 Deskripsi Hot Beauty
Gambar Lampiran 13. Tanaman dan Buah Cabai Hot Beauty Nama Genotipe Warna Daun Bentuk Daun Tepi Daun Ujung Daun Warna Batang Warna Tangkai Bunga Warna Kelopak Bunga Warna Mahkota Bunga Jumlah Helai Mahkota Warna Anter Warna Kepala Putik Warna Buah Muda Warna Buah Masak Bentuk Buah Permukaan Buah Umur Berbunga (HST) Umur Panen (HST) Lebar Daun (cm) Tinggi Tanaman (cm) Tinggi Dikotomus (cm) Lebar Kanopi (cm) Bobot per Buah (g) Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) Tebal kulit Buah (cm) Bobot Total (g) Bobot Layak Pasar (g) Produktivitas (ton//ha)
: Hot Beauty : Hijau : Lanset : Rata : Meruncing : Hijau Bergaris Ungu : Hijau : Hijau : Putih : 5&6 : Ungu : Kekuningan : Hijau : Merah : Memanjang : Semi Keriting : 30.67 : 78.00 : 4.09 : 69.01 : 23.44 : 69.80 : 11.97 : 14.42 : 1.48 : 0.15 : 801.17 : 800.03 : 17.95
46 Deskripsi Imperial
Gambar Lampiran 14. Tanaman dan Buah Cabai Imperial Nama Genotipe Warna Daun Bentuk Daun Tepi Daun Ujung Daun Warna Batang Warna Tangkai Bunga Warna Kelopak Bunga Warna Mahkota Bunga Jumlah Helai Mahkota Warna Anter Warna Kepala Putik Warna Buah Muda Warna Buah Masak Bentuk Buah Permukaan Buah Umur Berbunga (HST) Umur Panen (HST) Lebar Daun (cm) Tinggi Tanaman (cm) Tinggi Dikotomus (cm) Lebar Kanopi (cm) Bobot per Buah (g) Panjang buah (cm) Diameter buah (cm) Tebal kulit Buah (cm) Bobot Total (g) Bobot Layak Pasar (g) Produktivitas (ton//ha)
: Imperial : Hijau : Lanset : Rata : Meruncing : Hijau Bergaris Ungu : Hijau : Hijau : Putih : 5&6 : Ungu : Kekuningan : Hijau : Merah : Memanjang : Semi Keriting : 27.00 : 77.00 : 4.02 : 73.57 : 22.79 : 74.54 : 12.20 : 15.83 : 1.36 : 0.15 : 748.74 : 748.94 : 16.77
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Juni 2008, berlokasi di Rembang, Jawa Tengah. Rembang termasuk di daerah pesisir dengan iklim tropis, dengan ketinggian tempat 47 m dpl, rata-rata curah hujan 1 252 mm/th (1995-2005). Temperatur minimum 22.6 oC dan maksimum 31.7 oC dengan ratarata 27 oC (Dinas Pertanian Kabupaten Rembang, 2007). Bahan dan Alat Bahan tanaman yang digunakan dalam percobaan ini terdiri atas sembilan hibrida cabai besar IPB yaitu hibrida IPB CH1, IPB CH2, IPB CH3, IPB CH4, IPB CH5, IPB CH6, IPB CH25, IPB CH28, dan IPB CH50 serta lima varietas hibrida pembanding yaitu Adipati, Biola, Gada, Hot Beauty, dan Imperial. Bahan lain yang digunakan adalah furadan, pupuk kandang kotoran sapi, Urea, SP-36, KCl, dan pestisida. Alat yang digunakan adalah tray semai 72 lubang, mulsa plastik hitam perak, ajir, meteran, timbangan, cangkul, kored, jangka sorong, dan handsprayer. Metode Percobaan Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 14 perlakuan dengan 3 ulangan sehingga terdapat 42 satuan percobaan. Model statistik yang digunakan adalah: Yij = μ + αi +βj + εij Yij = nilai pengamatan yang diberikan oleh hibrida ke-i dan kelompok ke-j, μ = nilai tengah populasi, αi = pengaruh taraf ke-i dari faktor perlakuan, (1, 2, 3, ...14) βj = pengaruh kelompok ke-j, (1, 2, 3) εij = pengaruh galat umum percobaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F, jika uji F berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut dengan uji Dunnett pada taraf 5%.
9 Pelaksanaan Percobaan Benih cabai disemaikan dahulu pada tray semai yang berisi media tanam steril. Pada umur kurang lebih lima minggu selama persemaian atau bibit sudah mempunyai 3 - 4 helai daun, tanaman siap untuk dipindahkan ke lapang. Pengolahan lahan dilakukan dua minggu sebelum pindah tanam yaitu dengan menggemburkan tanah dan mengaplikasikan pupuk kandang 1 kg/lubang, dengan ukuran bedeng 1 x 10 m dan jarak tanam 0.5 x 0.5 m. Pupuk dasar Urea 200 kg/ha, SP-36 150 kg/ha dan KCl 150 kg/ha diberikan pada 5 hari sebelum tanam. Setelah itu bedengan ditutup dengan mulsa plastik hitam perak. Pemeliharaan tanaman cabai meliputi penyiraman, pengajiran, penyiangan, pewiwilan, pengendalian hama penyakit tanaman, dan pemupukan susulan. Pengajiran dilakukan untuk menopang tanaman saat berbuah lebat. Pengajiran dilakukan 3 hari setelah tanam. Ajir terbuat dari bambu dengan panjang 120 cm, ditancapkan 10 cm dari pohon, ditanam dalam tanah sedalam 20 - 30 cm dengan posisi miring keluar. Pengikatan tanaman pada ajir dilakukan pada umur 2 MST dengan tali rafia. Penyiangan dilakukan secara manual dua minggu sekali atau sesuai pertumbuhan gulma. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan tiap minggu, yaitu bila terlihat adanya gejala seranggan hama dan atau penyakit. Tindakan preventif dilakukan penyemprotan pestisida setiap minggu setelah tanam dengan insektisida atau fungisida secara bergantian, dengan dosis sesuai anjuran. Pestisida yang digunakan pada percobaan ini adalah Curacron, Kelthane, Anthracol, Dithane dan Prostiker sebagai perekat. Pemberian pupuk susulan dilakukan pada 4, 6, 8, dan 10 MST dengan NPK Mutiara 16-16-16 dengan dosis 10 g/liter. Cara pemberiannya adalah dengan menyiramkan larutan pupuk 250 ml per tanaman. Panen dilakukan terhadap buah cabai yang sudah 50% matang penuh. Pemanenan dilakukan secara bertahap sesuai tingkat kematangan buah pada tanaman.
10 Pengamatan Pengamatan dilakukan pada 10 tanaman contoh setiap satuan percobaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Peubah yang diamati mengacu pada pedoman penilaian dan pelepasan varietas hortikultura (Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2004), sedangkan cara pengamatannya berdasarkan International Plant Genetic Research Institute Chili Descriptor (1995) : 1. Umur mulai berbunga (HST): jumlah hari setelah transplanting sampai 50% populasi mempunyai bunga mekar. 2. Umur mulai panen (HST): jumlah hari setelah transplanting sampai 50% populasi mempunyai buah matang fisiologis. 3. Lebar daun (cm): diukur dari 20 daun dewasa saat 50% buah masak. 4. Tinggi tanaman (cm): diukur dari permukaan tanah sampai pucuk, setelah panen pertama. 5. Tinggi dikotomus (cm): diukur dari permukaan tanah sampai percabangan utama, setelah panen pertama. 6. Lebar kanopi (cm): diukur pada kanopi yang terlebar, setelah panen pertama. 7. Bobot per buah (g): rata-rata bobot 10 buah segar pada panen kedua. 8. Panjang buah (cm): rata-rata panjang 10 buah segar pada panen kedua. 9. Diameter buah (cm): diameter pangkal-tengah-ujung 10 buah segar pada panen kedua. 10. Tebal daging buah (cm): rata-rata tebal kulit 10 buah segar pada panen kedua. 11. Bobot buah layak pasar (g/tanaman): hasil pengurangan bobot buah per tanaman dengan bobot buah tidak layak pasar. 12. Bobot buah per tanaman (g): hasil jumlah bobot buah per tanaman contoh pada panen minggu ke-1 hingga ke-5. 13. Produktivitas (ton/ha):
11
Hasilnya dikonversi ke ha. 14. Warna Daun: kuning, hijau muda, hijau, hijau tua, ungu muda, ungu, variegata, dan lainnya. 15. Bentuk daun: delta, oval, dan lanset, diamati setelah 50% populasi mempunyai buah masak.
1
2
3
Gambar 1. Bentuk Daun. 1. Delta; 2. Oval; 3. Lanset 16. Tepi daun: rata, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit, dan berombak, diamati setelah 50% populasi mempunyai buah masak. 17. Ujung daun: runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang, terbelah, berduri diamati saat 50% populasi mempunyai buah masak. 18. Warna batang: hijau, hijau garis ungu, ungu dan lainnya, diamati setelah panen pertama. 19. Warna tangkai bunga: hijau muda, hijau, hijau tua saat anthesis. 20. Warna kelopak bunga: hijau muda, hijau, hijau tua saat anthesis. 21. Warna mahkota bunga: putih, kuning muda, kuning, ungu dengan dasar putih, putih dengan dasar ungu, ungu dan lainnya, diamati saat anthesis. 22. Jumlah helai mahkota: diamati saat anthesis. 23. Warna anther: ungu, ungu muda, diamati saat bunga mekar. 24. Warna kepala putik: diamati saat bunga mekar.
12 25. Warna buah muda: hijau muda, hijau, hijau tua saat berbuah. 26. Warna buah masak: putih, kuning, lemon, oranye pucat, oranye, merah terang, merah, merah tua, ungu, coklat, hitam, diamati saat buah masak penuh. 27. Bentuk buah: memanjang, bulat, segitiga, campanulate, blocky, diamati pada panen kedua.
1
2
3
4
5
Gambar 2. Bentuk Buah. 1. Memanjang; 2. Bulat; 3. Segitiga; 4. Campanulate; 5. Blocky 28. Permukaan kulit buah: halus, semi keriting, keriting diamati pada panen kedua.