UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz&Pav.)DALAM MELARUTKAN KALSIUM BATU GINJAL SECARA IN VITRO
ARTIKEL
Oleh ULFA DYAH KURNIAWATI NIM.050112A089
PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN AGUSTUS, 2016
UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz&Pav.)DALAM MELARUTKAN KALSIUM BATU GINJAL SECARA IN VITRO
ARTIKEL diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
Oleh ULFA DYAH KURNIAWATI NIM.050112A089
PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN AGUSTUS, 2016
Uji Aktivitas Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.) dalam Melarutkan Kalsium Batu Ginjal secara In Vitro Ulfa Dyah Kurniawati Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, Email :
[email protected]
ABSTRAK Latar Belakang : Penyakit batu ginjal merupakan penyakit gangguan saluran kemih, sedangkan batu ginjal adalah endapan yang terjadi karena pekatnya kadar garam dalam air seni yang terdapat dalam ginjal. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi penderita batu ginjal di Jawa Tengah menempati urutan ke-4 dari seluruh provinsi di Indonesia.Alternatif pengobatan yang dianggap praktis dan efisien adalah pengobatan tradisional.Daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.) mengandung senyawa flavonoid yang diduga dapat melarutkan serbuk batu ginjal.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun sirih merah dalam melarutkan kalsium batu ginjal secara in vitro. Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni (true experimental). Penelitian ini menggunakan daun sirih merah yang dibuat ekstrak dengan metode sokletasi. Serbuk batu ginjal yang mengandung kalsium direndam dalam 3 kadar ekstrak daun sirih merah. Kalsium batu ginjal yang larut ditetapkan kadarnya dengan metode spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 422,7 nm. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih merah dapat melarutkan serbuk batu ginjal yaitu pada konsentrasi 1% b/v adalah 42,53 mg/kg, konsentrasi 2% b/v adalah 55,31 mg/kg dan konsentrasi 4%b/v adalah 73,18 mg/kg. Simpulan : Ekstrak daun sirih merah konsentrasi 4%b/v memiliki efek yang paling besar dibandingkan konsentrasi 1%b/v dan 2%b/v dalam melarutkan kalsium batu ginjal secara in vitro. Kata kunci
:Daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.), flavonoid, kalsium batu ginjal, spekofotometer serapan atom.
Kepustakaan
: 32 (1987-2013)
ABSTRACT Background : kidney stone disease is a disease of urinary tract, while kidney stones are deposits that occur because of the thick salt levels in the urine in the kidney. Based on the results of the Health Research Association in 2013, the prevalence of kidney stones in Central Java in the 4th place of all the provinces in Indonesia. Alternative treatment considered to be practical and efficient is a traditional treatment. Red sirih leaves (Piper crocatum Ruiz&Pav.) contains flavonoids which is allegedly to dissolve calcium in kidney stones. Objective: this study aim to determine the activity of the extracted red sirih leaf in dissolving calcium in kidney stones by in vitro. Methods: the study was pure experimental research (true experimental). This study uses extracted red sirih leaves by the method of socletation. Powdered kidney stone calcium was soaked in 3 levels of extracted red sirih leaves. Soluble calcium of kidney stones by atomic absorption spectrophotometer method the wavelength of 422,7 nm. Result : the result showed that the extracted of red sirih leaves that could dissolve kidney stones at the concentration of 1% w/v was 42,53 mg/kg, the concentration of 2% w/v was 55,31 mg/kg and the concentration of 4% w/v was 73,18 mg/kg. Conclusion : the extracted red sirih leaves is the concentration of 4 w/v has bigger effect than the concentration of 1% w/v and 2% w/v in dissolving calcium in kidney stones by in vitro. Keywords
Bibliographies
: Red sirih leaves (Piper crocatum Ruiz&Pav.), flavonoids, calcium in kidney stones, spectrophotometer of atomic absorption. : 32 (1987-2013)
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki fungsi utama mempertahankan homeostasis dalam tubuh sehingga terdapat keseimbangan yang optimal untuk kelangsungan hidup sel (Smeltzer dan Suzzane, 2001). Ginjal mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit serta asam basa dengan cara menyaring darah melalui ginjal. Ginjal mengeluarkan sisa metabolisme seperti urea, kreatinin, asam urat dan zat kimia asing.Kegagalan ginjal dalam melakukan fungsi-fungsi vital ini dapat menimbulkan keadaan yang disebut uremia atau penyakit ginjal stadium akhir/terminal (Price dan Wilson, 2006).Salah satu masalah yang diakibatkan dari kegagalan ginjal tersebut adalah penyakit batu ginjal. Penyakit batu ginjal adalah penyakit gangguan saluran kemih, sedangkan batu ginjal adalah endapan yang terjadi karena pekatnya kadar garam dalam air seni yang terdapat dalam ginjal (Sunanto, 2005). Telah diketahui banyak cara untuk pengobatan batu ginjal misalnya dengan operasi maupun penyinaran. Namun cara tersebut dianggap kurang praktis dan efisien. Alternatif pengobatan yang sering terpilih adalah pengobatan tradisional, oleh karena itu banyak dilakukan penelitian tanaman-tanaman yang diduga mengandung zat aktif tertentu yang dapat melarutkan kalsium batu ginjal. Penelitian tentang pelarutan kalsium batu ginjal dengan menggunakan tanaman tradisional telah banyak dilakukan antara lain daun sambung nyawa (Mimih, 2008), daun sirsak (Triana, 1999),lobak (Rhapanus sativus) (Maryati dkk, 2009), meniran (Phyllanthus niruri,L.) (Sunaryo, 2010), tempuyung (Sonchus arvensis) (Cahyono, 1990) dan kacang panjang (Vigna sinervis ENDL) (Suparmi, 2008).Berdasarkan penelitian tersebut, zat berkhasiat yang dapat melarutkan kalsium batu ginjal adalah flavonoid.Flavonoid juga terdapat di dalam daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.).Menurut Sudewo (2010) daun sirih merah mengandung flavonoid, alkaloid, terpenoid, cyanogenic, glucoside, isoprenoid, nonprotein amino acid dan eugenol. Flavonoid adalah salah satu zat aktif dari tanaman obat tradisional yang mempunyai berbagai khasiat, salah satunya sebagai obat pelarut kalsium batu ginjal.Adanya kandungan flavonoid dalam daun sirih merah kemungkinan dapat melarutkan kalsium batu ginjal. Mekanisme aksi dari flavonoid sebagai obat pelarut kalsium batu ginjal yaitu dengan cara membentuk kompleks khelat yang stabil antara logam-logam dengan senyawa flavonoid yang mempunyai gugus hidroksi dan gugus karbonil (Pramono dkk, 1993). Penelitian tentang daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.) memang sudah ada, namun dalam pengobatan batu ginjal belum pernah dilaporkan.Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang efek pemberian ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.) sebagai pelarut kalsium batu ginjal.
2. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun sirih merah sebagai pelarut kalsium batu ginjal secara in vitro. b. Tujuan Khusus Mengetahui kadar ekstrak daun sirih merah yang optimal dalam melarutkan kalsium batu ginjal secara in vitro. B. METODE PENELITIAN 1. Alat dan Bahan Alat : pisau, kain hitam, ayakan no. 30 mesh, labu alas bulat, ekstraktor, kodensor, selang, labu takar, water bath, kertas saring, tabung reaksi, pipet tetes, spektrofotometri serapan atom, inkubator, erlenmeyer dan cawan penguap. Bahan : daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.), batu ginjal, etanol 70%, H2SO4 pekat, NaOH, H2SO4 encer dan aquadestilata. 2. Determinasi Tanaman Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Fakultas Sains Matematika Biologi Universitas Diponegoro Semarang untuk memastikan kebenaran tanaman. 3. Pembuatan Serbuk Daun Sirih Merah ( Piper crocatum Ruiz&Pav.) Daun sirih merah dicuci dengan air mengalir sampai bersih, ditiriskan, dikeringkan tanpa terkena sinar matahari secara langsung dengan ditutup kain hitam.Simplisia yang telah kering dihaluskan dengan blender dan diayak dengan ayakan 30 mesh. 4. Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Merah ( Piper crocatum Ruiz&Pav.) Pembuatan ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.) menggunakan metode sokletasi. Serbuk daun sirih merah di sokletasi menggunakan etanol 70% diperoleh ekstrak kemudian diuapkan dengan waterbath pada suhu 60° C sampai diperoleh ekstrak kental daun sirih merah. Kemudian dibuat konsentrasi ekstrak daun sirih merah dengan kadar 1% b/v, 2% b/v dan 4% b/v. 5. Pembuatan Serbuk Batu Ginjal Batu ginjal yang digunakan digerus halus dalam mortir dan diayak dengan ayakan 40 dan 60 mesh untuk mendapatkan ukuran partikel yang seragam. 6. Identifikasi Senyawa Flavonoid Sebanyak 0,1 gram sampel ditambahkan 3 tetes NaOH 0,1 N lalu diamati warnanya. Flavonoid akan memberikan warna kuning kecoklatan. Sebanyak 0,1 gram sampel ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat lalu diamati warnanya. Flavonoid akan memberikan warna jingga hingga krem (Harborne, 1987). 7. Identifikasi Kalsium Serbuk Batu Ginjal Serbuk halus batu ginjal ditambahkan H2SO4 encer terbentuk endapan putih. Endapan larut dalam H2SO4 pekat panas (Cahyono dan Suharjo, 2009).
8. Perendaman Serbuk Batu Ginjal 100 mg batu ginjal ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah diisi 10 ml dengan ekstrak daun sirih merah dalam berbagai konsentrasi. Tabung reaksi tersebut selanjutnya diinkubasi selama 4 jam pada suhu 37ºC dengan pengocokkan setiap 1 jam sekali, selanjutnya disaring dengan kertas saring. Hasil penyaringan yang diperoleh kemudian didestruksi sebelum dilakukan pengukuran kadar kalsium terlarut dengan spektrofotometer serapan atom dengan panjang gelombang 422,7 nm. 9. Analisis Data Data hasil penelitian diperoleh kadar kalsium yang terlarut dalam ekstrak daun sirih merah dianalisis dengan SPSS 19.0 for windows dengan taraf 95% kepercayaan. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Determinasi Tanaman Hasil determinasi tanaman Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.) adalah sebagai berikut: 1b-2b-3b-4b-12b-13b-14b-17b-18b-19b-20b-21b-22b-23b-24b-25b-799b800b-801b-802b-803b-804b-805b-807b-808b-809b-810b-811b-812b815b-816b-818a-819b (Famili 23 Piperaceae)Genus: Piper-Spesies: Piper crocatum Ruiz&Pav. Berdasarkan hasil determinasi tanaman dapat diperoleh kepastian bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.). 2. Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.) Hasil dari penyarian didapatkan ekstrak daun sirih merah kental berwarna hijau kehitaman sebanyak 17,4 gram. Hasil rendemen ekstrak daun sirih merah yaitu 17,4%, hasil rendemen dikatakan efektif apabila didapatkan >10%. Berdasarkan hasil rendemen yang didapat disimpulkan bahwa proses sokletasi daun sirih merah berlangsung maksimal. 3. Identifikasi Senyawa Flavonoid Hasil uji kualitatif flavonoid dengan NaOH menunjukkan terjadi perubahan warna dari hijau kehitaman menjadi kuning kecoklatan.Uji kualitatif flavonoid dengan H2SO4 pekat menunjukkan perubahan warna dari hijau kehitaman menjadi jingga.Perubahan warna ini menunjukkan daun sirih merah mengandung flavonoid. 4. Identifikasi Kalsium Batu Ginjal Identifikasi kalsium batu ginjal dengan menambahkan H2SO4 encer terbentuk endapan putih, endapan putih larut dengan ditambahkan H2SO4 pekat Hal ini membuktikan bahwa serbuk batu ginjal memiliki kandungan kalsium. 5. Perendaman Kalsium Batu Ginjal Ekstrak daun sirih merah dibuat menjadi 3 kelompok ekstrak konsentrasi 1%b/v, 2% b/v dan 4% b/v. Masing-masing konsentrasi ekstrak dibagi menjadi 5 tabung dengan volume 10 ml per tabung. 10 ml
ekstrak digunakan untuk merendam 100 mg serbuk batu ginjal pada suhu inkubasi 37oC selama 4 jam dan dilakukan pengocokan setiap 1 jam. Hal ini dimaksudkan agar kondisi percobaan dibuat sama dengan kondisi di dalam tubuh. Suhu inkubasi yang digunakan 37oC karena pada umumnya suhu tubuh manusia normal 37oC. Waktu inkubasi ditetapkan 4 jam karena frekuensi buang air kecil normal manusia sekitar 3-4 jam sekali dalam sehari. Sedangkan maksud dari pengocokan setiap 1 jam adalah diasumsikan bahwa batu ginjal dalam tubuh mengalami pergerakan. Batu ginjal di dalam ginjal mengalami gerakan akibat aliran air, aliran urin dan gerakan dari aktivitas tubuh manusia itu sendiri. Hasil perendaman disaring dengan kertas saring dan diambil filtratnya. Filtrat dari masing-masing kelompok konsentrasi ekstrak daun sirih merah dianalisis dengan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) pada panjang gelombang 422,7 nm yang merupakan panjang gelombang maksimum untuk analisis kalsium. Tabel I. Hasil Kelarutan Kalsium Batu Ginjal Ekstrak Daun Sirih Merah Kadar 1% b/v Kadar 1% b/v Kadar 1% b/v Kadar 1% b/v Kadar 1% b/v Kadar 2% b/v Kadar 2% b/v Kadar 2% b/v Kadar 2% b/v Kadar 2% b/v Kadar 4% b/v Kadar 4% b/v Kadar 4% b/v Kadar 4% b/v Kadar 4% b/v
Kalsium Terlarut (mg/kg) 46,29 35,96 32,39 51,50 46,52 56,26 43,00 62,18 47,50 67,63 76,65 63,70 75,20 80,10 70,27
Mean ± SD
42,53 ± 8,01
55,31 ± 10,15
73,18 ± 6,37
Berdasarkan tabel I. didapatkan rata-rata ekstrak daun sirih merah konsentrasi 4% b/v memiliki daya kelarutan yang paling tinggi diantara konsentrasi yang lain yaitu 73,18 mg/kg. Tabel II. Hasil Uji LSD Ekstrak Daun Sirih Merah Kelompok perlakuan Kadar 1% b/v vs Kadar 2% b/v Kadar 1% b/v vs Kadar 4% b/v Kadar 2% b/v vs Kadar 4% b/v
p-value 0,032 0,000 0,005
Kesimpulan Berbeda Signifikan Berbeda Signifikan Berbeda Signifikan
Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan ShapiroWilkdiperoleh bahwa semua data terdistribusi normal dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (P>0,05). Selanjutnya dilakukan uji homogenitas menggunakan Levene test didapatkan nilai signifikansi 0,567 (p >0,05) artinya bahwa data berasal dari populasi yang sama (homogen).Karena data yang didapat terdistribusi normal dan homogen maka dapat dilanjutkan ke uji ANOVA.Nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil analisis adalah 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing kelompok perlakuan memiliki rata-rata kalsium terlarut yang berbeda. Berdasarkan tabel II dapat diketahui bahwa ekstrak daun sirih merah kadar 1% b/v dibandingkan dengan kadar 2% bv, kadar 1% b/v dibandingkan dengan kadar 4% dan kadar 2% dibandingkan dengan kadar 4% menunjukkan nilai signifikansi (p<0,05) yang berarti berbeda signifikan, artinya bahwa kelompok kadar 1%, kadar 2% dan kadar 4% ekstrak daun sirih merah memberikan efek melarutkan kalsium batu ginjal yang berbeda. Daya melarutkan kalsium batu ginjal pada ekstrak daun sirih merah kemungkinan karena kandungan senyawa aktifnya yaitu flavonoid yang mempunyai mekanisme pembentukan kompleks antara gugus hidroksi karbonil dalam molekul flavonoid dengan ion kalsium penyusun batu ginjal, sehingga kalsium batu ginjal akan terlarut (Pramono dkk, 1993). D. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang uji aktivitas ekstrak daun sirih merah (Piper crocatumRuiz&Pav.) dalam melarutkan kalsium batu ginjal secara in vitrodapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ekstrak daun sirih merah(Piper crocatumRuiz&Pav.) dapat melarutkan kalsium serbuk batu ginjal secara in vitro. 2. Pemberian ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz&Pav.) dengan konsentrasi 4% b/v memiliki efek melarutkan kalsium batu ginjal yang paling besar yaitu 73,18 mg/kg. E. UCAPAN TERIMA KASIH Ketua Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Drs. Jatmiko Susilo, Apt., M.Kes, Dosen Pembimbing I Richa Yuswantina S. Farm., Apt., M. Si., Dosen Pembimbing II Nova Hasani Furdiyanti.,S.Farm.,MSc.,Apt., RSI Sultan Agung Semarang, Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri,Bapak Ibu saya tercinta serta teman-teman yang setia menemani saya. F. DAFTAR PUSTAKA 1. Smeltzer and Suzanne, C., 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth edisi 8. EGC. Jakarta. 2. Price, A. S., Wilson M. L., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis ProsesProses Penyakit. Alih Bahasa: dr. Brahm U. EGC. Jakarta.. 3. Sunanto, H. 2005. Musnahkan Penyakit dengan Tanaman Obat. Puspa Swara. Jakarta.
4. Mimih, K. R. 2008. Kelarutan Batu Ginjal (Kalsium Oksalat) dalam Fraksi Etil Asetat dan Fraksi Air Ekstrak Etanol 70% Daun Sambung Nyawa secara In Vitro. Skripsi. Universitas Pakuan. Bogor. 5. Triana Susilawati (1999). Daya Melarutkan Fraksi Etil Asetat dan Fraksi Air Daun Sirsak terhadap Batu Ginjal Kalsium In Vitro.Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 6. Maryati, Azizahwati dan Kadarsih.P. 2009. Aktivitas Sari Lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Kelarutan Batu Ginjal Kalsium secara In Vitro. Jurnal Bahan Alam Indonesia. 7. Sunaryo. 2010. Potensi Infusa dan Ekstrak Etanol Herba Meniran (Phyllanthus Niruri L.) terhadap Peluruhan Batu Ginjal Kalsium secara In Vitro. Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. 8. Cahyono, Agus Tri. 1990. Pengaruh Infus Daun Tempuyung dan Infus Daun Kumis Kucing terhadap Kelarutan Kalsium Batu Ginjal secara In Vitro.Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 9. Suparmi. 2008. Uji Kelarutan Batu Ginjal Kalsium oleh Infus Buah Segar Kacang Panjang (Vigna sinervis ENDL) secara In Vitro. Skripsi. FMIPA UII. Yogyakarta. 10. Sudewo, Bambang. 2010. Basmi Penyakit dengan Sirih Merah. Agromedia Pustaka. Jakarta. 11. Pramono S., Sumarno, Wahyuono S., 1993. Flavonoid Sonchus arvensis L. Senyawa Aktif Pembentuk Kompleks dengan Batu Ginjal Berkalsium. Warta Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta.
.