DAYA MELARUTKAN BATU GINJAL DENGAN INFUSA DAUN MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica L.) SECARA IN VITRO
ARTIKEL ILMIAH
Oleh : NINA NOFITA NIM. 050112a062
PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016
DAYA MELARUTKAN BATU GINJAL DENGAN INFUSA DAUN MANGGA ARUM MANIS (MANGIFERA INDICA L.) SECARA IN VITRO Nina Nofita Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, Email :
[email protected] ABSTRAK Latar Belakang : Batu ginjal adalah batu-batu kecil yang terbentuk di dalam ginjal akibat pengendapan yang terjadi di urin, bergerak turun ke saluran kemih. Daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) mengandung senyawa flavonoid diduga dapat digunakan sebagai obat tradisional peluruh kalsium batu ginjal. Tujuan : Untuk mengetahui daya melarutkan batu ginjal pemberian dengan infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.). Metode : Rancangan penelitian ini adalah eksperimental murni, terdiri dari 3 kadar yaitu 8% b/v, 9% b/v dan 10% b/v dengan perendaman 2, 4 dan 8 jam. Pengukuran kelarutan serbuk batu ginjal dengan metode gravimetri. Data hasil kelarutan serbuk batu ginjal dianalis menggunakan SPSS 17,0 for windows dengan uji ANOVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil : Penelitian menunjukkan infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) pada kadar 10% b/v dengan perendaman 8 jam memiliki efek paling besar melarutkan serbuk batu ginjal dengan rata-rata 78±8,4 %. Kesimpulan : Infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) memiliki efek melarutkan serbuk batu ginjal.
Kata Kunci
: daun mangga arum manis (Mangifera indica L.), penyakit batu ginjal, flavonoid
Kepustakaan : 29 (1963-2013)
ABSTRACT Background : Kidney stones are small stones that form in the kidney as a result of the precipitation that occurs in urine, moving down to the urinary tract. Arumanis mango leaves (Mangifera indica L.) contain flavonoids expected to be used as a traditional dissolving of calcium kidney stones. Purpose : To know the power of dissolving kidney stones by administering infusion of armanis mango leaves (Mangifera indica L.). Method : The study design was purely experimental, consisted of three levels of 8% w/v, 9% w/v and 10% w/v by soaking for 2, 4 and 8 hours. Measurement of solubility of powdered kidney stones used gravimetric method. Data from solubility of powdered kidney stones were analyzed by using SPSS 17.0 for windows with one way ANOVA test with the level of 95%. Result : Research showed that infusion of arumanis mango leaves (Mangifera indica L.) at levels of 10% w/v with soaking time for 8 hours had the greatest effect to dissolve powdered kidney stones with an average of 78 ± 8,4 %. Conclusion : Infusion of arumanis mango leaves (Mangifera indica L.) has an effect to dissolve powder kidney stones.
Keywords : Arumanis mango leaves (Mangifera indica L.), kidney stone, flavonoids. Literatures : 29 (1963-2013)
A. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Obat tradisonal bagi sebagian masyarakat merupakan pilihan utama untuk mengatasi berbagai penyakit, sementara bagi sebagian masyarakat lain, obat tradisional menjadi pilihan alternatif pengobatan. Sementara itu, alasan pemakaian obat buatan pabrik yang tidak diimbangi dengan kemampuan daya beli masyarakat. Namun di balik kenyataan tersebut, ada kecenderungan bahwa masyarakat modern sekarang mulai tertarik pada obat-obat tradisional, misalnya jamu. Alasannya, selain aman di gunakan, khasiat beberapa jenis obat tradisional tidak kalah di bandingkan dengan obat-obatan modern (Prapanza, 2003). Batu ginjal adalah batu-batu kecil yang terbentuk di dalam ginjal akibat pengendapan yang terjadi di urin bergerak turun ke saluran kemih (ureter). Batu ini dapat menyumbat saluran air kencing (urethra) dan sewaktu buang air kecil menyebabkan terasa nyeri serta sukar keluar (Nisma, 2012). Jenis batu ginjal dibedakan menjadi batu kalsium (kalsium oksalat dan kalsium fosfat), batu struvit, batu asam urat, batu sistin, dan batu sulfa. Sebagian besar batu ginjal (75-80%) mengandung kalsium, yang kebanyakan berupa kalsium oksalat (Bangash dkk, 2011). Prevalensi seseorang mengalami batu ginjal sepanjang hidupnya di perkirakan bervariasi antara 1-15%, dengan jumlah penderita laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan perempuan, dan umumnya didapatkan pada dekade ketiga sampai dekade kelima. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, bahwa prevalensi batu ginjal ≥ 15 tahun berdasarkan diagnosis dokter, Jawa Tengah berada di urutan ke 3 dari 33 provinsi di Indonesia dimana pada Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berada pada urutan tertinggi (Depkes RI, 2013). Pelarutan batu ginjal ini telah dilakukan beberapa penelitian dengan berbagai tanaman, salah satunya yaitu pengaruh penambahan fraksi etanol dan kloroform buah anggur biru (Vitis vinifera L.) tahun 2013 terhadap kelarutan kalsium batu ginjal dengan spektrofotometri serapan atom dimana disimpulkan bahwa fraksi etanol dan kloroform ekstrak etanol buah anggur biru mempunyai kandungan senyawa flavonoid yang mempunyai kemampuan dalam melarutkan kalsium batu ginjal secara in vitro. Fraksi etanol dengan konsentrasi 320µg/ml dapat melarutkan kalsium batu ginjal sebesar 3,3% sedangkan fraksi kloroform dengan konsentrasi 340µg/ml dapat melarutkan kalsium batu ginjal sebesar 2,2%. Daun mangga dilaporkan memiliki kandungan alkaloid, senyawa fenol, saponin, kaumarin, tanin, steroid, glikosid, triterponoid, dan flavonoid. Tanaman mangga (Mangifera indica L.) terutama daunnya, menurut penelitian yang telah dilakukan Ramesh Petchi R, dkk, daun mangga (Mangifera indica L.) memiliki khasiat sebagai analgetik, antiinflamasi pada
percobaan menggunakan tikus, dan antimikroba terhadap bakteri gram posotif, gram negatif, dan fungi. Tanaman mangga (Mangifera indica L.) adalah tanaman yang sudah sangat popular di dunia, berasal dari Asia Tenggara, dan merupakan salah satu tanaman buah yang tertua yang telah dibudidayakan di daerah tropis. Produk utama dari tanaman mangga (Mangifera indica L.) adalah buahnya yang biasa dikonsumsi dalam bentuk segar maupun berbagai produk olahannya. Tetapi selain buah, komponen lainnya yang juga berperan penting adalah daun mangga yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat alternatif. Dengan penjelasan diatas tentang pelarutan batu ginjal dan tanaman mangga (Mangifera indica L.) dimana dan tanaman mangga (Mangifera indica L.) mengandung flavonoid yang bisa melarutkan batu ginjal, sehingga pada penelitian kali ini memilih salah satu jenis mangga yaitu daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) diharapkan bisa melarutkan batu ginjal. 2. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah : a. Tujuan Umum Untuk mengetahui apakah infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) mempunyai daya melarutkan batu ginjal. b. Tujuan Khusus Untuk mengetahui kadar dan waktu perendaman infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) manakah yang efektif dalam melarutkan batu ginjal. B. METODE PENELITIAN 1. Alat dan Bahan a. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan penguap, beaker glass, erlenmeyer, batang pengaduk, kertas saring, kain flannel, corong kaca, ayakan no.40, neraca analitik, oven, inkubator, kompor, dan panci infusa. b. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun mangga arum manis, batu ginjal, dan senyawa kimia : asam sulfat, amoniak, dan aquadest 2. Prosedur Penelitian a. Determinasi Tanaman Daun mangga arum manis dideterminasi di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang. b. Pembuatan Simplisia Daun Mangga Arum Manis (Mangifera indica L.) dan Serbuk Batu Ginjal Daun mangga arum manis yang segar dikumpulkan dan dilakukan sortasi basah dengan cara dicuci dibawah air mengalir, dirajang kemudian
dikeringkan di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam dan dilakukan pengayakan hingga didapat derajat yang halus. Batu ginjal diserbuk dalam mortir, kemudian di ayak dengan ayakan no 40 sehingga diperoleh hasil serbuk yang homogen. c. Pembuatan Infusa Daun Mangga Arum Manis (Mangifera indica L.) Simplisia daun mangga arum manis di timbang sesuai bobot yang diinginkan (8, 9 dan 10 gram) dimasukkan ke dalam panci infusa yang berisi aquadest 100 ml, dipanaskan pada suhu 900C selama 15 menit yang terhitung mulai suhu mencapai 900C sambil sekali-sekali diaduk. Infusan tadi disaring selagi panas menggunakan kain flanel. d. Identifikasi Kualitatif Kalsium Batu Ginjal 1mg serbuk halus batu ginjal ditambahkan H2SO4 encer terbentuk endapan putih CaSO4. Endapan larut dalam H2SO4 pekat panas dan larut dalam ammonium sulfat (Cahyono, 2009) e. Identifikasi Falvonoid Infusa daun mangga arum manis ditambah H2SO4 pekat. Terbentuknya warna merah karena penambahan H2SO4 pekat menunjukkan adanya flavonoid (Harbone, 1987). f. Uji Daya Larut 100mg serbuk batu ginjal dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi infusa daun mangga arum manis sebanyak 10 ml, kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 2, 4, dan 8 jam. Setelah diinkubasi, larutan disaring menggunakan kertas saring Whatman 42. Dikeringkan di oven pada suhu 1050C selama 2 jam dan ditimbang hingga didapat bobot konstan. daya larut batu ginjal pada rebusan daun mangga arum manis dihitung dengan rumus : Daya larut batu ginjal (%) = (bobot batu ginjal awal-bobot batu ginjal akhir) x 100 Bobot batu awal g. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows. Data terdistribusi normal dan homogen dilanjutkan analisis two way anova pada tingkat kepercayaan 95%. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Determinasi Tanaman 1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15b-124a-121b-120a-119b109b- Famili 68. Aanacardiaceae)-1a-2a-Genus: Mangifera)(Species:Mangifera indica L)
2. Serbuk dan Infusa Daun Mangga Arum Manis (Mangifera indica L.) a. Serbuk b. Infusa Bagian tanaman yang digunakan tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua yaitu daun berwarna hijau tua. Serbuk yang dihasilkan halus dan berwarna hijau tua. b. Infusa Kadar infusa yang dibuat yaitu 8% b/v, 9%b/v, dan 10% b/v. Infusa yang dihasilkan berwarna kecoklatan. 3. Identifikasi Flavonoid Identifikasi flavonoid dalam infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) dilakukan dengan uji fitokimia dengan mereaksikan infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) ditambah dengan H2SO4 pekat sehingga terbentuk warna merah karena penambahan H2SO4 pekat yang berarti infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) positif mengandung flavonoid 4. Analisa Kualitatif Batu Ginjal Analisa kualitatif batu ginjal dilakukan dengan cara menambahkan H2SO4 encer pada 1 mg serbuk halus batu ginjal sehingga terbentuk endapan putih CaSO4. Endapan larut dalam H2SO4 pekat panas dan larut dalam ammonium sulfat (Cahyono,2009).
5. Hasil Akhir Persentase Tabel 1 Hasil Akhir Rata-Rata Persentase Kelarutan Batu Ginjal Waktu (jam) Konsentrasi (%) Mean ± SD (%) 8 20 ± 10 2 9 32 ± 8,4 10 42 ± 8,4 8 44 ± 5,5 4 9 52 ± 8,4 10 64 ± 5,5 8 56 ± 5,5 8 9 62 ± 4,5 10 78 ± 8,4 Dilihat dari hasil persentase kelarutan, rata-rata tertinggi terjadi pada konsentrasi 10% dengan lama perendaman 8 jam yaitu sebesar 78 ± 8,4%. Kemudian dilakukan uji normalitas dan homogenitas, uji anova dan uji post hoc test. 6. Uji Normalitas dan Homogenintas Uji ini dilakukan dengan Shapiro wilk sebagai uji normalitas dan Levene test sebagai uji homogenitas. Tabel 2 Uji Normalitas Shapiro Wilk Perlakuan Sig. Kesimpulan 2 0,220 Normal Waktu (jam) 4 0,52 Normal 8 0,57 Normal 8 0,099 Normal Kadar (% b/v) 9 0,105 Normal 10 0,755 Normal Hasil data menunjukan bahwa terdistribusi normal, dimana dikatakan normal jika nilai signifikasi >0,05. Kemudian pada uji homogenitas dengan Levene test ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 3 Uji Homogenitas Levene Test Perlakuan Sig. Kesimpulan Waktu (jam) 0,950 Homogen Kadar (% b/v) 0,925 Homogen Hasil data menunjukan bahwa homogen, dimana dikatakan homogen jika nilai signifikasi >0,05. Setelah didapat hasil normalisasi dan homogenitas dilanjutkan dengan uji anova. 7. Uji Anova Hasil dari uji normalitas dan homogenitas terbukti data terdistribusi normal dan homogen sehingga pengujian dilanjutkan dengan uji anova. Uji anova dilakukan dengan two way anova karena pada penelitian ini menggunakan dua parameter yaitu waktu dan konsentrasi.
Tabel 4 Uji Anova (two way anova) Parameter
F hitung
Signifikasi
Keterangan
Waktu
81,918
0,000
Berbeda bermakna
Konsentrasi
31,714
0,000
Berbeda bermakna
Hasil data menunjukan pada semua konsentrasi dan waktu perendaman terjadi perbedaan bermakna, dimana dikatakan berbeda bermakna jika nilai signifikasi <0,05. Kemudian dilanjutkan dengan uji post hoc test. 8. Uji Post Hoc Test Uji Post Hoc Test dilakukan dengan uji LSD untuk mengetahui perlakuan mana yang memiliki efek yang berbeda. Tabel 5 Uji LSD pada Waktu (jam) Perbandingan tiap Signifikasi Keterangan waktu (jam) 2 vs 4 0,000 Berbeda bermakna 2 vs 8 0,000 Berbeda bermakna 4 vs 8 0,000 Berbeda bermakna Tabel 6 Uji LSD pada Konsentrasi (% b/v) Perbandingan tiap Signifikasi Keterangan kadar ( % b/v) 8 vs 9 0,003 Berbeda bermakna 8 vs 10 0,000 Berbeda bermakna 9 vs 10 0,000 Berbeda bermakna Analisa uji LSD ini juga berdasarkan nilai signifikasi yang didapatkan, jika p>0,05 maka tidak ada perbedaan yang bermakna dan jika p<0,05 maka ada perbedaan yang bermakna. Hasil kelarutan tertinggi terjadi pada kadar 10% b/v pada waktu perendaman 8 jam yaitu 90% batu ginjal terlarut, sedangkan kelarutan terendah terjadi pada kadar 8% b/v pada waktu perendaman 2 jam yaitu 10% batu ginjal terlarut. Kelarutan tertinggi terdapat pada perendaman 8 jam, hal ini diduga karena adanya reaksi yang terjadi antara flavonoid dengan Ca yang berikatan, semakin lama perendaman batu ginjal diduga flavonoid akan semakin banyak mengikat Ca dan larut oleh infusa daun mangga arum manis. Kelarutan tertinggi juga terjadi pada konsentrasi 10% b/v, hal ini disebabkan karena kandungan senyawa flavonoid diduga lebih banyak daripada konsentrasi 8% b/v dan 9% b/v dan bisa diartikan bahwa yang paling bagus yaitu pada konsentrasi 10% dengan waktu pelarutan 8 jam, dari hasil penelitian tersebut bisa disimpulkan bahwa penelitian telah sejalan dengan teori.
D. SIMPULAN 1. Infusa daun mangga arum manis (Mangifera indica L.) terbukti mempunyai daya melarutkan batu ginjal 2. Hasil kelarutan tertinggi terjadi pada kadar 10% b/v pada waktu perendaman 8 jam yaitu 90% batu ginjal terlarut, sedangkan kelarutan terendah terjadi pada kadar 8% b/v pada waktu perendaman 2 jam yaitu 10% batu ginjal terlarut. E. UCAPAN TERIMAKASIH Seluruh civitas akademika STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, Ketua Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Selaku Dosen Pembimbing I Drs. Jatmiko Susilo, Apt., M.Kes, Dosen Pembimbing II Niken Dyah Ariesti, S.Farm., Apt., M.Si F. DAFTAR PUSTAKA 1. Cahyono, B., dan Suharjo, J, B. 2009. Batu Ginjal. Kanisius. Yogyakarta 2. Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta 3. Harborne. 1987. Metode Fitokimia. Edisi II. 1-94. Penerbit ITB. Bandung 4. Nisma, Fatimah. 2012. Pengaruh Kelarutan Ekstrak Etanol Buah Anggur Biru Terhadap Kelarutan Batu Ginjal secara in vitro. Laporan penelitian. Lemit UHAMKA. Jakarta.