Serambi Saintia, Vol. IV, No. 1, April 2016
ISSN : 2337 - 9952
TUMBUHAN ZINGEBERACEAE SEBAGAI OBAT-OBATAN Washikah Pendidikan Biologi Universitas Serambi Mekkah ABSTRAK Zingiberaceae secara umum dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai tumbuhan jahe-jahean. Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan antara lain sebagai bumbu masak, obat, bahan rempah-rempah, tanaman hias, bahan kosmetik, bahan minuman, bahan tonik rambut. Masyarakat dari berbagai etnis telah memanfaatkan suku Zingiberaceae sebagai bahan obat tradisional. Adapun bagian yang digunakan sebagai bahan obat sebagian besar adalah rhizome dari tanaman tersebut, sedangkan cara pengobatannya bermacam-macam antara lain direbus atau dibuat jamu dan diambil airnya untuk diminum, diambil sarinya dengan cara diparut kemudian diminum airnya atau dioleskan pada bagian tubuh yang diobati yaitu bagian perut, kening atau bagian lainnya dan ada juga yang langsung dimakan misalnya rhizome kencur. Kata Kunci: Zingiberaceae, Obat-obatan PENDAHULUAN Zingiberaceae secara umum dikenal oleh masyarakat indonesia sebagai tumbuhan jahe-jahean. Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan antara lain sebagai bumbu masak, obat, bahan rempah-rempah, tanaman hias, bahan kosmetik, bahan minuman, bahan tonik rambut, dan sebagainya ( Lawrence, 1964:428). Anggota suku ini memiliki ciri khas pada rizhomnya yang mengandung minyak menguap dan berbau aromatik. Zingiberaceae merupakan terna berumur panjang. Mempunyai rizhom yang membengkak seperti umbi dengan akar-akar yang tebal dan seringkali mempunyai ruang-ruang yang terisi dengan minyak menguap. Daun tersusun sebagai rozet akar atau berseling pada batang, bangun lanset atau jorong, bertulang menyirip atau sejajar. Tangkai daun beralih menjadi pelepah yang membelah kadang mempunyai lidah-lidah. Pelepah daun saling membalut dengan eratnya, sehingga kadang-kadang merupakan batang semu (Tjitrosoepomo, 1994:422). Zingiberaceae merupakan salah satu tumbuhan yang banyak ditemukan pada kawasan hutan tropis, terutama Indo-Malaya. Zingiberaceae ini belum diketahui secara pasti berapa jumlah jenisnya, menurut Pandey (2003), terdapat sekitar 50 persen dari total genera famili Zingiberaceae ini ditemukan di hutan tropis. Zingiberaceae dapat hidup dari dataran rendah sampai pada ketinggian lebih dari 2000 mdpl terutama di daerah dengan curah hujan yang tinggi. Menurut Larsen et al (1999), sejauh ini daerah yang kaya Zingiberaceae adalah wilayah Malesiana, Indonesia, Brunei, Singapura, Philipina dan Papua. Kita ketahui bahwa daerah yang luas seperti sumatra dan borneo masih sangat belum diketahui dan diselidiki lebih dalam lagi untuk flora gingernya. Oleh karena itu banyak jenis baru yang dipastikan akan ditemukan pada tahun yang akan datang. Masyarakat dari berbagai etnis telah memanfaatkan suku Zingiberaceae sebagai bahan obat tradisional . Adapun bagian yang digunakan sebagai bahan obat sebagian 35
Wasikhah
besar adalah rhizome dari tanaman tersebut, sedangkan cara pengobatannya bermacammacam antara lain direbus atau dibuat jamu dan diambil airnya untuk diminum., diambil sarinya dengan cara diparut kemudian diminum airnya atau dioleskan pada bagian tubuh yang diobati yaitu bagian perut, kening atau bagian lainnya dan ada juga yang langsung dimakan misalnya rhizome kencur (Kuntorini, 2005). Contoh jenis zingiberaceae yang bernilai ekonomi yaitu Hedychium coronarium Koen. Merupakan tumbuhan herba dalam rumoun yang padat, tinggi 1,5-3m, mempunyai rizhome yang pipih, berwarna putih dan lunak. Bunga majemuk besar dan berbunga terus-menerus sehingga sering digunakan untuk tanaman hias. Bunga berwarna putih dan berbau harum. Pangkal batang bila dikunyah akan mengeluarkan cairan yang dapat menyembuhkan sakit amandel atau tenggorokan. Batangnya sangat baik untuk membuat kertas (Hasliza, 1999). Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah Zingiberaceae dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat-obatan? 2. Penyakit apa saja yang dapat disembuhkan dengan tanaman Zingiberaceae? PEMBAHASAN Pengertian Zingiberaceae Zingiberaceae termasuk salah satu suku dari ordo Zingiberales yang semua anggotanya berupa herba perenial. Anggota suku ini mempunyai ciri khas pada rhizomnya yang mengandung minyak menguap atau berbau aromatik (Ernawati, 2001). Zingiberaceae merupakan tumbuhan herba perenial dengan rimpang yang mengandung minyak menguap hingga berbau aromatik. Batang di atas tanah, seringkali hanya pendek dan mendukung bunga-bunga saja. Daun tunggal, mempunyai sel-sel minyak menguap, tersusun dalam 2 baris , kadang-kadang jelas mempunyai 3 bagian berupa helaian tangkai dan upih, selain itu juga memiliki lidah-lidah, helaian biasanya lebar dengan ibu tulang tebal dan tulang-tulang cabang yang sejajar dan rapat satu dengan yang lain dengan arah yang serong ke atas, tangkai daun pendek atau tidak ada, upih terbuka dan tertutup, lidah-lidah pada batas antara helaian dengan tangkai atau antara helaian dengan upih (Tjitrosoepomo, 2002). Menurut Nurainas dan Yunaidi (2008:89) letak pembungaan Zingiberaceae terminal atau muncul langsung dari rhizom, atau dari ujung batang, mempunyai braktea primer yang tersusun saling tumpang tindih. Menurut Tjitrosoepomo, (2002:56), bunga terpisah-pisah, tersusun dalam bunga majemuk tunggal dan berganda, kebanyakan banci, zigomorf atau asimetrik, hiasan bunga dapat dibedakan dalam kelopak dengan 3 daun kelopak dan mahkota yang terdiri atas 3 daun mahkota yang berlekatan, pada bagian bawahnya membentuk suatu buluh dengan bentuk dan warna yang kadangkadang cukup atraktif, benang sari 1 dengan 3-5 benang sari mandul yang kadangkadang bersifat seperti daun mahkota, tangkai putik di ujung, tidak berbagi, bebas atau bergigi 2, bakal buah tenggelam, beruang 3, jarang dengan 2 tembuni diketiak atau beruang 1 dengan tembuni pada dinding atau pada dasarnya, buah kendaga yang berkatup 3 atau berdaging tidak membuka. Bakal biji banyak, biji bulat atau berusuk, mempunyai salut biji dan endosperm banyak. Berikut klasifikasi Zingiberaceae yaitu: 36
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 1, April 2016
ISSN : 2337 - 9952
Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) termasuk dalam famili temu-temuan (Zingiberaceae) dan satu famili dengan temu-temuan lainnya, yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), dan lengkuas (Lenguas galaga). Di sepanjang daerah tropis dan subtropis, famili Zingiberaceae terdiri atas 47 genera dan 1.400 spesies. Genus Zingiber melliputi 80 spesies yang salah satunya adalah jenis jahe yang paling penting dan memiliki banyak manfaat. Nama Zingiber berasal dari bahasa Sansekerta “Singaberi”. Kata “ Singaberi” dalam bahasa Sansekerta itu berasal dari bahasa Arab “Zanzibil” atau bahasa yunani “Zingiberi”. Berdasarkan taksonomi tanaman, jahe termasuk divisi Pteridophyta, subdivisi Angiosperma, kelas Monocotyledoneae, ordo scitaminiae, famili Zingiberaceae, dan genus Zingiber (Tim Lantera, 2002:78). Famili jahe-jahean (Zingiberaceae) memiliki anggota lebih dari 1.200 spesies yang hampir seluruhnya tumbuh dihutan-hutan tropis, terutama Asia tenggara. Di Borneo sendiri memiliki jahe lebih dari 200 spesies. Jumlah belum diketahui secara pasti dan masih belum dipublikasikan dan banyak dibutuhkan sampai pada tingkat obat generik. Genus Costus memiliki beberapa karakter yang berbeda dan ditempat ini dimasukan dalam famili tersendiri. Taman Nasional Gunung Malu merupakan daerah dengan kawasan hutan yang masih cukup luas dan kaya akan semua jenis tumbuhan begitu juga dengan jahe-jahean ( Poulsen, 2006:89). Ciri-ciri Tumbuhan Zingiberaceae Suku jahe-jahean (Zingiberaceae) mempunyai batang yang tumbuh dari rimpang. Rimpang ini tumbuh menjalar didalam tanah. Daun suku jahe-jahean (Zingiberaceae) mempunyai pelapah yang memeluk batang dan letak daunnya berseling atau tersusun spiral. Mahkota bunga suku jahe-jahean (Zingiberaceae) berjumlah tiga dan kelopak bunganya berbentuk tabung. Daun tersusun sebagai roset akar atau berseling pada batang, bangun lanset atau jorong, bertulang menyirip atau sejajar. Tangkai daun beralih menjadi pelepah yang membelah kadang-kadang mempunyai lidah-lidah. Pelepah daun saling membalut dengan eratnya, sehingga kadang-kadang merupakan batang semu (Gembong, 2005:76). Menurut Gembong (2002:78) suku Zingiberaceae berdaun tunggal mempunyai sel-sel minyak menguap, tersusun dalam dua baris. Kadang-kadang jelas mempunyai 3 bagian yang berupa helaian, tangkai, dan upih. Selain itu juga lidah-lidah pada batas antara helai daun dengan upih. Beberapa dari spesis Zingiberaceae ada yang memiliki bulu pada tangkainya dan bahkan pada helai daunya. Rambut yang demikian sangat khas sehingga sering digunakan dalam kegiatan pengelompokan. Pertulangannya juga selain sejajar dan menyirip ada yang melengkung. Antara helai daun dan upih sering ditemukan ligula, mulai yang berukuran panjang sampai yang berukuran kecil sampai kadang-kadang tidak ada. Semua bunga pada kelompok Zingiberaceae memiliki umur yang sangat pendek. Bunga-bunya sangat spesifik dan biasanya bisksual. Kalix membentuk pipa yang terdiri dari 3 helaian. Korola biasanya berbentuk seperti pipa juga yang terdiri dari 3 cuping, satu biasanya berukuran besar dan melindungi serta menutupi stamen. Pada jehe-jehean bisanya hanya memiliki kepala putik yang fertil. Sebenarnya memiliki lebih dari satu kepala putik namun kepala putik yang lain mengalami reduksi sehingga hanya merupakan putik tambahan pada bagian tepi. Kadang-kadang memiliki dua 37
Wasikhah
struktur yang lain di bagian samping yang disebut staminous, yang kadang-kadang berbentuk seperti daun mahkota dan helaian kalix. Benang sari ada yang banyak dan ada yang sedikit filamen di bagian atas dari kepala putik, yang mana memiliki banyak bentuk variasi. Bakal biji di bagian dalam, dengan kelenjar yang mengahasilkan madu untuk membatu penyerbukan. Penghubung antara kepala putik dan bakal biji, setelah serbuk sari berada di atas kepala putik, maka akan terbentuk tiga cela yang berukuran agak besar yang mana akan tumbuh rambut yang akan tumbuk kearah bakal biji dan sel sperma akan masuk melewati slit ini untuk membuahi sel telur. Bunga dari kelompok tanaman ini kebanyakan adalam bunga majemuk. Bunga ini bisanya tumbuh dari atas, bawah, dan ada yang tmbuh dari batang semu, atau perbungaan aksilar (Poulsen, 2006:79). Menurut Gembong (2002:tanpa halaman) bunga terpisah-pisah tersusun dalam bunga majemuk tungal atau berganda, kebanyakan banci, zigomorf, atau asimetrik. Hiasan bunga dapat dibedakan dalam kelopak dengan 3 daun kelopak dan mahkota yang terdiri atas 3 daun mahkota yang berletakan pada bagian bawahnya membentuk suatu buluh, dengan bentuk dan warna yang kadang-kadang cukup atraktif. Benang sari 1dengan 3-5 benang sari mandul yang kadang-kadang bersifat seperti daun mahkota. Bakal buah tenggelam, beruang 3, jarang 2 dengan tembuni di ketiak, atau beruang 1 dengan tembuni pada dinding atau pada dasarnya. Tangkai puti di ujung, tidak terbagi, bebas atau terdapat dalam suatu alur pada benang sari yang fertil, ada kalanya berbibir atau bergigi 2. Buah biasanya kering dan besar dan kadang-kadang membentuk 3 ruang. Buahnya memiliki variasi warna yang menarik, berambut atau berduri. Biji-biji biasanya coklat atau hitam yang terbungkus oleh arilus yang berwarna putih, orange, merah terang untuk menarik hewan untuk menyebarkan bijinya (Poulsen,2006:80). Menurut Ke (2000: tanpa halaman) buah Zingiberaceae biasanya menyerupai suatu kapsul yang gemuk seperti buah beri yang dengan beberapa biji atau banyak yang memiliki arilus. Menurut Gembong (2002:79) buahnya buah kendaga yang berkatup 3 atau berdaging tidak membuka. Biji bulat atau berusuk, mempunyai salut biji, endosperm banyak. Fungsi Utama Tumbuhan Zingiberaceae Fungsi utama tumbuhan zingiberaceae adalah sebagai tempat penyimpanan produk metabolisme (metabolit) tertentu. Rimpang menyimpan banyak minyak atsiri dan alkaloid yang berkhasiat sebagai pengobatan. Rizoma yang membesar dan menjadi penyimpanan cadangan makanan (biasanya dalam bentuk pati) dinamakan tuber (umbi batang). Berikut fungsi utama tumbuhan Zingiberaceae seperti dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Fungsi Tumbuhan Zingiberaceae No Nama Tubuhan 1 Jahe (Zingiber officinale)
2
Kunyit (Curcuma dosmetica)
3
Lengkuas (Alpinia galangal)
38
Fungsi Mengobati radang telinga tengah, mengobati dermatitis, mengobati hepatitis, mengobati impotensi Mengobati katarak, mengobati batu ginjal, mengobati radang ginjal, mengobati radang vagina, mengobati kelenjar prostat. Mengobati kemandulan, mengobati
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 1, April 2016
4
Kencur (Kaempferia galanga)
5
Kecombrang (Etlingera elatior)
6
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Lempuyang (Zingiber Aromaticum) Temu giring (Curcuma heyneane)
7 8
ISSN : 2337 - 9952
ejakulasi dini, Mengobati bau nafas (Halitosis), mengobati bronchitis. Menghilangkan bau badan, meningkatkan ASI dan membersihkan darah Mengobati rabun dekat, mengobati sembelit, mengobati radang pangkreas. Obat rematik, alergi, penambah darah, dan penambah nafsu makan. Mengobati radang vagina
Sumber, Soenanto, 2005. Pengertian Tanaman Obat Sejak diciptannya manusia di permukaan bumi, telah di ciptakan pula alam sekitarnya, dari sejak itu pula manusia mulai mencoba memanfaatkan alam sekitar untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan yang di hadapinya. Hal ini menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber alam khususnya tumbuhan zingiberaceae telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Upaya pengobatan dengan mempergunakan berbagai ramuan tanaman obat sudah dari dahulu dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, pemanfaatan tanaman obat sebagai upaya mencegah masalah kesehatan perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Secara sederhana tanaman obat dapat diartikan sebagai tanaman yang dapat di manfaatkan untuk penawar dalam mengobati suatu penyakit. Tanaman obat berasal dari tumbuhan yang mempunyai khasiat yang di ketahui secara ilmiah terbukti bermanfaat bagi kesehatan dan juga dari penuturan dan pengalaman orang tua terdahulu ( Murhananto, dkk. 2002 : 4 ). Pada umumnya yang dimaksud dengan tumbuhan obat yaitu semua jenis tumbuhan yang dapat di manfaatkan oleh orang, banyak khasiatnya untuk dijadikan bahan dalam mengobati suatu penyakit (Dalimarta, 2003 : 8 ). Tumbuhan Zingiberaceae Sebagai Tanaman Obat Beberapa macam tumbuhan zingiberaceae yang dapat digunakan sebagai obatobatan diantaranya jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma dosmetica), lengkuas (Alpinia galanga), kencur (Kaempferia galanga L), kecombrang (Nicolaia speciosa), temulawak (Curcuma xanthorrhiza), lempuyang (Zingiber aromaticum Vall), temu giring (Curcuma heyneane Val). Kandungan Kimia ( Bahan Aktif ) Kandungan kimia tumbuhan zingiberaceae. Setiap tumbuhan mempunyai kandungan kimia. Kandungan kimia ada yang berkhasiat sebagai obat ada juga yang bersifat sebagai racun Waluyono (2003 : 15). Kandungan kimia dari tumbuhan zingiberaceae ditunjukkan dalam tabel 2.1 berikut ini :
39
Wasikhah
Tabel. 2.2 Kandungan Kimia Tumbuhan Zingiberaceae No Nama Tumbuhan Kandungan Kimia 1 Jahe (Zingiber officinale) Rimpangnya mengandung minyak atsiri 2 – 3% dan minyak damar. Minyak atsiri terdiri dari zingeberin, Kaemferia, limonene, borneol, sineol, zingeberal, linalool, geranil, kavikol, dan shogaol. Sementara minyak damar mengandung zingeron, pati, damar, asam-asam organic, asam malat, asam oksalat, dan gingerin. (Maryani dan Suharmiati,2003:15) 2 Kunyit (Curcuma dosmetica) Kunyit mengandung senyawa kurkumoid, turmeron, dan zingeberin (Harmanto,2006:27 3 Lengkuas (Alpinia galangal) Lengkuas mengandung senyawa kimia seperti minyak atsiri, minyak terbang, seskuiterpen, pinen, gelagin, kamfer, dan alpine (Harmanto,2006:28) 4 Kencur (Kaempferia galangal) Kandungan kimia rimpang kencur terdiri dari pati 4 -14%, mineral 13 – 37% minyak atsiri 0,02%. Minyak atsiri berupa sineol, asam methyl kanil, dan pentadekaan, asam sinaod, etil ester,borneol, kamphene, paraeumarin, asam anisat, alkaloid, dan gom (Anonimous, 2005:21) 5 Kecombrang (Etlingera elatior) Kecombrang mengandung senyawa kimia adalah saponin, flavonoida, polifenol, dan minyak atsiri (Depkes, 1985). 6 Temulawak (Curcuma Temulawak terdiri dari fraksi pati, xanthorrhiza) kurkuminoid dan minyak atsiri 3 -12 % (Prasko,2011:8). Lempuyang (Zingiber Lempuyang mengandung senyawa 7 aromaticum) zerumbon, senyawa yang berkhasiat anti kejang, juga memiliki kandungan kimia limonen, yang berbau sedap dan bersifat mengeluarkan gas (karminatif) hasil pencernaan makanan (Heyne, 1987). 8 Temu giring (Curcuma Temu giring mengandung kimia flavonoid, heyneane) minyak atsiri, kurkumin, monoterpen, piperazin sitrat (Rukmini,1980:77). Penggunaan Tumbuhan Zingiberaceae sebagai Obat Meskipun kemajuan dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan terus berkembang pesat, namun penggunaan obat dari tumbuhan khususnya tumbuhan zingiberaceae oleh masyarakat terus meningkat. Departemen kesehatan RI pun berusaha memasyarakatkan kembali tumbuhan berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari program kesehatan yang memasyarakatkan tanaman obat keluarga yang di sebut apotik hidup ini 40
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 1, April 2016
ISSN : 2337 - 9952
keseluruhan masyarakat. Program ini berupa kegiatan menanami pekarangan dengan tanaman obat (Muslimah,1996). Contoh Penggunaan Tumbuhan Zingiberaceae sebagai Obat Salah satu penggunaan Zingiberaceae adalah mengobati panu. Panu disebabkan oleh infeksi jamur. Penyakit ini banyak dijumpai di daerah yang beriklim tropis dan daerah yang lembab. Akibat panu, muncul bercak-bercak pada kulit yang berwarna putih pucat dan bersisik ketika digaruk, penyakit ini mudah menular dan rasa gatalnya semakin menjadi bila penderita berkeringat. Kendati ia tidak termasuk penyakit berbahaya, tumbuhnya panu bisa mengganggu penampilan seseorang. Contoh 1 Ramuan obat yang biasa di gunakan untuk penyakit panu menurut Anonimous (2006 : 107) adalah sebagai berikut. Bahan-bahan : Satu ibu jari rimpang lengkuas. Cara membuat : Rimpang lengkuas dicuci, lalu diparut dan diperas airnya. Cara menggunakan : Obat ini digunakan dengan cara digosok pada tempat yang terinfeksi panu. Melangsingkan atau menyempitkan peranan setelah melahirkan. Sehabis melahirkan biasanya wanita mempunyai badan yang gemuk dan saluran peranakannya kendur. Untuk mengobatinya dapat digunakan ramuan dari tumbuhan yang berkhasiat yang biasa disebut obat kampung. Ramuan obat yang biasa digunakan untuk melangsingkan tubuh atau menyempitka peranakan yang sudah kendur adalah sebagai berikut : a. Ramuan 1 Bahan-bahan : Dua jari temu giring, dua jari kunyit, dua jari kencur, satu jari temulawak, sepuluh butir bunga cengkeh kering, satu sendok teh adas, dua batang kayu manis, jeruk nipis, madu, dan gula aren secukupnya. Cara membuat : Kupas semua bahan dan cuci hingga bersih. Temulawak, temu giring, kunyit, dan kencur ditumbuk, tetapi jangan terlalu halus. Semua bahan dicampurkan menjadi satu dan ditambahkan dua gelas air, lalu rebus sampai airnya tersisa satu gelas dan disaring. Air hasil saringan ditambah dengan perasaan jeruk nipis, madu dan gula aren secukupnya. Cara menggunakan : Ramuan ini diminum sekali sehari sebaiknya seperempat gelas pada sore hari. b. Ramuan II Bahan-bahan : Temu mangga. Cara membuat : Temu mangga dicuci. Cara menggunakan : Rimpang temu mangga segar dikunyah secara teratur setiap hari, atau sebagai lalap mentah. 41
Wasikhah c. Ramuan III
Lempuyang mempunyai beberapa sifat yang dapat menyembuhkan penyakit antara lain seperti anemia. Cara I : Lempuyang dicuci tapi jangan dikupas, lalu diparut. Beri gula aren secukupnya. Rebus dengan tiga gelas air, sampai airnya tinggal satu gelas. Setelah dingin minum sekaligus. Ulangi beberapa kali. Cara II : Dua buah lempuyang dicuci, dimemarkan, direbus dengan dua gelas air sampai airnya tinggal setengah. Diminum 2x sehari, masing-masing setengah gelas. Contoh :2 Mengobati alergi kulit Ramuan 1 Jahe merah 30 gram kering, cuka beras hitam 200 Ml, dan gula merah 40 gram. Cuci bahan ini lalu rebus dalam 400 ml liter air sampai tersisa setangahnya. Saring, lalu minum sekaligus (Resep: Hembing Wijayakusuma). Ramuan II Lengkuas merah 30 gram segar, brotoali 5 gram kering, daun mimba 8 gram kering atau 20 gram segar, dan sambiloto 20 gram kering atau 30 gram segar. Cuci semua bahan, rebus dalam 1 liter air sampai tersisas setengahnya, saring lalu minum sehari 3 kali. Ramuan III Rumput meniran 40 gram segar, sambiloto 25 gram segar atau 10 gram kering, kumis kucing 20 gram segar, dan temulawak 10 gram kering. Cuci semua bahan, lalu rebus dalam 1 liter air sampai tersisa setengahnya. Saring, lalu minum 3 kali sehari (Resep: Broto Sudibyo). PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Beberapa macam tumbuhan zingiberaceae yang dapat digunakan sebagai obatobatan diantaranya jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma dosmetica), lengkuas (Alpinia galanga), kencur (Kaempferia galanga L), kecombrang (Nicolaia speciosa), temulawak (Curcuma xanthorrhiza), lempuyang (Zingiber aromaticum Vall), temu giring (Curcuma heyneane Val). 2. Zingiberaceae dapat digunakan mengobati radang telinga tengah, mengobati dermatitis, mengobati hepatitis, mengobati impotensi . Mengobati katarak, mengobati batu ginjal, mengobati radang ginjal, mengobati radang vagina, mengobati kelenjar prostat. Mengobati kemandulan, mengobati ejakulasi dini. DAFTRAR PUSTAKA Anonimous. 2005. Profil Tanaman Obat di Kabupaten Sumedang. Pemerintah Kabupaten Sumedang. Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Anonimous. 2006. Obat Tradisional, id.wikipedia.org Dalimartha, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, jilid 3, Jakarta: Trubus Agriwidya 42
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 1, April 2016
ISSN : 2337 - 9952
Dewi, R. 2011. Jenis Tumbuhan yang di Manfaatkan Sebagai Obat Tradisional di Desa Kuala Iboh Kecamatan Labuhan Haji Barat Kabupaten Aceh Selatan. Banda Aceh: UNSYIAH. Ernawati, 2001. Tumbuhan Obat. http;//iptek.apjii.or.id/artikel/ttg tanaman Obat/unas/kunyit.pdf. Diakses tanggal 10 September 2008. Handayani, L. 2003. Tanaman Obat Untu Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan. Jakarta: Agromedia Pustaka. Berlian, E 1986. Ramuan Tradisional Untuk Mengatasi Aneka Penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka. Hazliza, N. 1999. Peranan Tumbuhan Dalam Melangsingkan Badan dan Menghilangkan Bau Badan Manusia. http;//pkukmweb.ukmmy/ahmad/tugasan/s2_99/a71685.htm.Diakses tanggal 10 September 2008. Kartasapoetra, G. 2004. Budidaya Tanaman Berkasiat Obat. PT Rineka Cipta, Jakarta. Kemper, K.J., 1999, Ginger (Zingiber officinale), The Center for Holistic Pediatric Education and Research, diakses di Longwood Herbal Task Force: http:/ www. mcp. edu/herbal/default.htm. Kuntorini, E, M. 2005. Botani Ekonomi Suku Zingiberaceae Sebagai Obat Tradi Sional Oleh Masyarakat di KotaMadya Banjarbaru. Skripsi SI (Tidak dipublikasikan). Program Studi Biologi. Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat. Kalimantan Selatan. Diakses tanggal 15 Agustus 2006. Lawrence, G, H, M. 1964. Taxonomi of Vascular Plants. New York: The Macmillan Company. Pp 428. Poulsen, A. D. 2006. Gingers of sarawak. Kota kinabulu: Natural History Publica Tion (Borneo). Rukmana, Rahmat., 2000, Usaha Tani Jahe, Yogyakarta, Kanisius. Rukmana, Rahmat. 1994. Kencur. Kanisius : Yogyakarta. Syukur, C. 2001. Agar Jahe Berproduksi Tinggi, Cegah Layu Bakteri dan Pelihara Secara Intensif. Jakarta:Penebar Swadaya. Hlm 3-4. Soenato, Hadi 2005, Musnahkan Penyakit dengan Obat Tradisional, Puspa Swara Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Cetakan 1. Yogya Karta: Gadjah Mada University Press. Hlm. 422. Yunaidi , S., Feby Nurhadiyanto Arief, Sabarijah WittoEng. 2003. Penggunaan Obat Tradisional Buatan Pabrik dalam Pengobatan Sendiri di Indonesia. Jurnal bahan alam Indonesia, Volume 2 Nomor4. Waluyono, 2003. Terapi Zona dan Ilmu ketokteran hewan. Buku pedoman praktek materi khusus.
43