TULISAN KE I MANUSIA DI DALAM NEGARA MODERN Sebuah eksposisi ringkas dari konsep Ferguson tentang kemunduran di dalam masyarakat modern komersial dan manusia terakhir dari Nietzchse
ZULFIQAR AWAN
DALLAS COLLEGE
FORTES ET ‘STRENUOS ETIAM CONTRA FORTUNAM INSISTERE SPEI; TIMIDOS ET ‘IGNAVOS AD DESPERATIONEM FORMIDINE PROPERARE Yang pemberani dan gagah tetap tekun walaupun melawan kemujuran; yang pemalu dan pengecut terburu-buru untuk putus asa melalui ketakutan sendirian. Tacitus
PENDAHULUAN Selama kursus sebulan, tiga tulisan berikutnya telah dipresentasikan kepada para muridmurid dari Dallas College, Cape Town. Tujuannya adalah untuk membantu generasi muda dalam memahami situasi saat ini dalam keseluruhannya. Melalui sebuah proses ‘melihat ke belakang, untuk melihat ke depan’ pemikiran dari panduan-panduan krusial telah disintesiskan dari dalam area-area politik, sejarah, psikologi, dan filosofi. Sebagai hasilnya, tulisan-tulisan ini merepresentasikan sebuah jalan pemikiran baru yang menyegarkan tentang manusia di dalam masyarakat. Demikian, awal dari pembukaan membutuhkan banyak reevaluasi. Sang pembaca muda dari tulisan ini harus berusaha untuk membaca dengan tenang, tanpa tergesa-gesa; dia harus tidak boleh membiarkan dirinya dan ‘kultur’ nya mengganggu kedalam bacaannya; dan akhirnya dia harus tidak boleh menantikan sebuah hasil yang konkrit. Zulfiqar Awan, Dallas College, Cape Town 2016
Pandangan terakhir dari jam hutang nasional menyingkapkan bunga hutang dari Afrika Selatan meningkat pada sebuah tarif ZAR 5,000 per detik (di Inggris jam hutang membacakan Pounds 1,375 per detik dan di Amerika Serikat US 15,275 per detik). Angkaangka mencemaskan ini memohonkan satu dari banyak pertanyaan-pertanyaan darurat yang harus dipertanyakan. Tipe orang seperti apa yang mempertahankan peningkatan tidak alami yang berkelanjutan setiap detiknya? Untuk memulai menjawab pertanyaan paling vital ini seseorang tidak dapat menganalisa manusia didalam isolasi. Manusia harus dapat dianalisa didalam hubungan sosial politik dimana dia beroperasi. Saya mengajukan bahwa dengan memahami manusia dalam relasi kepada permukaan dunia sosial-politiknya, ini akan menyingkapkan waktu tertentu dimana dia hidup. Saya mengajukan selanjutnya bahwa melalui ini seseorang dapat mengerti masyarakat seperti sesuai bergerak dalam sebuah aliran dan perubahan – melalui sebuah pola sosial alami dari lahir, tumbuh berkembang dan kemunduran. Kehendak saya adalah untuk menggunakan tiga panduan krusial untuk mengilustrasikan hal di atas. Yang pertama adalah cendikiawan Yunani, Polybius. Dia menyingkapkan, melalui pembelajaran besar nya dari Republik Romawi, cara kerja dari sebuah masyarakat yang alami dan spontan melewati di dalam dunia politik. Panduan kedua adalah sang pemikir penerangan Skotlandia, Adam Ferguson. Fergusan telah fokus kepada fase terakhir dari model Polybius (demokrasi) dengan mengidentifikasi variabel-variabel spesifik yang bertanggung jawab kepada degenerasinya. Panduan ketiga kita adalah intellektual German yang cerdas, Nietzsche. Kepada dia berbelok untuk memahami psikologi dari manusia (dari apa yang dia sebut sebagai ‘manusia terakhir’) yang berfungsi didalam fase terakhir. Secara singkat, kita mencakupi konsep dari waktu, aliran dan perubahan dengan Polybius, hubungannya kepada ide dari kemunduran secara politis dengan Ferguson dan psikologi manusia ini ditempa dengan Nietzsche. Polybius Polybius (200 SM – 118 SM) seorang sejarahwan Yunani. Dia dicari untuk mendidik elit Yunani dan Romawi dengan diskusi filosofis dalam bentuk-bentuk yang mana kota-kota mungkin mengambil dalam gaya mengikuti siklus. Polybius telah mengembangkan dari argumen Aristotel bahwa tiga bentuk dari pemerintah atau konstitusi ada : monarki (diatur oleh satu, aristokrasi (diatur oleh beberapa) dan demokrasi (diatur oleh banyak). Dia telah menambahkan dari setiap konstitusi merosot menjadi bentuk tidak sah – monarki ke tirani,
aristokrasi ke oligarki dan demokrasi ke oklokrasi (aturan gerombolan perusuh). Maka, siklus telah kembali baru dengan fase interim. Ian Dallas mengambil ini satu langkah lebih jauh dalam publikasi terakhirnya, ‘The Entire City’ dan telah menambahkan bahwa setiap fase dari siklus tersebut telah membentuk satu tipe tertentu dari psikologi manusia - sebuah perilaku yang berbeda. Kita melihat sebuah contoh dari siklus model tertentu ini telah terjadi dalam periode sejarah yang mana telah memberikan kita entitas politis saat ini dan diskors (tentu saja ditolak) yang mengiringi, Republik Romawi. Menurut dari salah seorang sejarahwan terkenal Roma, Titus Livy, permulaan dari kehebatan Roma berawal dari Raja Romulus. Setelah menyatukan rakyatnya bersama dengan hukum dan agama, dia telah membuat Senat untuk merundingkan segala urusan-urusan Negara. Para senator telah dipilih dari kelas tertentu dari kekayaan dan martabat; keturunan-keturunan mereka akan selanjutnya di panggil para patrician. Keturunan-keturunan Romulus telah memulai untuk menyalahgunakan kekuasaan dan pengaruh mereka, mencapai puncak dari masa kekuasaan dari Raja Lucius Tarquinius Superbus. Seorang manusia (Lucius Junius Brutus), dari kelas patrician, telah bangkit dan menentang tirani dengan mengasingkan keluarga kerajaan dan menemukan sebuah tatanan politis baru dan model, Republik. Selama berabad-abad Republik telah mengabadikan dan melindungi kebebasan-kebebasan dari para warga negaranya melalui sebuah interaksi dinamis yang dibangun kedalam konstitusi yang dicampur. Bagaimanapun, seperti peristiwa-peristiwa telah membeberkan, Negara Kota Romawi telah memperluas dalam laju cepat melemahkan pusat vitalnya, senat. Sebuah kelas oligarki baru telah muncul dan memusatkan kekuasaan di tangan dari beberapa individu, Caesar menjadi penerus langsung dari pola kekuasaan tersebut. Merebut kekuasaan secara tidak sah, Caesar telah menjadi diktator ‘rakyat’ seumur hidup. Dia lalu dibunuh dan memunculkan Republik ke sebuah akhir. Roma telah menjadi Kekaisaran Romawi yang baru terbentuk dibawah kekejaman dari Octavianus (Augustus). Bagian barat dari kekaisaran telah runtuh pada abad ke 5 M karena masa dari orang-orang Barbar Jerman telah bermigrasi ke lahan-lahan Romawi dari seberang batas utara Roma menyebarkan sebuah lapisan DNA baru. Siklusnya telah berakhir dan telah memulai kembali dengan ratusan dari Monarki-monarki lokal di Eropa.
Raja Romulus
Monarki
Raja Superbus Tarquinius
Tirani
Republik Brutus
Aristokrasi
Sulla, Marius, dan Pompei
Oligarki Militer
Caesar
Diktator ‘Rakyat’
Augustus
Kekaisaran seolah-olah sebuah Republik
Ini jelas bahwa awal dari kehebatan Roma, berawal dari sebuah monarki, lalu runtuh atau menjadi Kekaisaran. Lahir, tumbuh, dan lapuk dalam sejarah Roma, semua terlalu jelas untuk dilihat di dalam pola sosial Negara-negara Eropa yang telah berpengalaman dan melanjutkan untuk mengalami sejak dari permulaan Negara Modern (1500 M). Pada tahun 1648 M Perjanjian Westphalia telah ditandatangani di Eropa sebagai hasil dari Perang Tiga Puluh Tahun (1618-1648). Ini telah memberikan tanda dari fajar dari sistem nagara dunia saat ini. Untuk pertama kali Negara-negara independen yang berdaulat bermunculan, bebas dari kekuatan-kekuatan eksternal mencampuri dengan batas-batas mereka. Negara-negara Eropa pertama diatur secara individu oleh satu orang (sebuah Monark), dalam absolutism. Di jaman kita, Negara-negara yang sama ini (sekarang dalam skala internasional) semua adalah demokrasi-demokrasi – diatur oleh ‘banyak’. Dalam istilah-istilah Polybius, mereka sedang berada di akhir siklus. Pada poin ini, petunjuk kedua kita, Adam Ferguson, menjadi perlu untuk memahami variabel-variabel yang bertanggung jawab untuk degenerasi atau kemunduran di dalam masyarakat demokratis modern komersial. Adam Ferguson Adam Ferguson (1723-1816) adalah seorang Sejarahwan Skotlandia dan filsuf hebat yang telah menulis didalam periode sejarah yang diketahui sebagai Pencerahan (dia secara spesifik telah berkontribusi kepada debat pencerahan Skotlandia). Kita harus menanamkan dipikiran bahwa Ferguson sedang menulis di waktu ketika Negara Modern dan jaringan nya ke perbankan dan perdagangan adalah permulaan untuk membuat fondasi paling dasar yang mana Negara Modern kita yang sekarang bergantung. Walaupun seorang figur yang diabaikan, kontribusi Ferguson kepada debat-debat politik, filosofi, dan sejarah membuktikan
bahwa ia berharga bagi jaman kita. Saya berharap untuk fokus kepada satu aspek tertentu dari koleksi-koleksi karyanya, yaitu, identifikasi dia dari variabel-variabel yang bertanggung jawab untuk degenerasi dari sebuah konstitusi demokratis kepada bentuk yang tidak sah ocholokrasi. Ferguson dipandang divisi buruh sebagai kontributor utama dari kebobrokan dan, akibatnya, disintegrasi dari masyarakat melalui penciptaan intellektual kaku dan stratifikasi-stratifikasi sosial. Perhatiannya terletak di dalam pandangan-pandangan dia tentang bagaimana sistem kaku ini telah memfasilitasi penanggalan dari kekuasaan mental para pekerja yang mana telah meninggalkannya terbuka untuk pengawasan dan manipulasi oleh para superiornya. Ferguson telah percaya bahwa ketika seorang pekerja didalam Negara ini, ia kehilangan arti dari pengawasan terhadap takdirnya sendiri, dan bersama dengan para warga negaranya, takdir dari masyarakat dan pemerintah. Maka, menghina semangat sipil seperti membagikan kedalam kotak-kotak warga negara untuk dididik, bekerja dan bersosialisasi didalam zona spesifik yang terisolir dari mesin-mesin negara. Tipe dari individualisasi ekstrim ini dalam sebuah skala massa menggerogoti fondasi mendasar dari sebuah masyarakat sipil yang sehat dan berfungsi. Sebuah masyarakat dapat semua begitu mudah merosot kepada kemunduran sebagaimana para warga negara nya terlalu sibuk bekerja didalam zona-zona pribadi mereka sendiri. Ferguson telah percaya bahwa imperatif komersial baru dari jamannya telah terkikis sikapsikap komunal dan ikatan-ikatan, sembari divisi buruh telah memberikan kepada sebuah masyarakat birokratis yang terstruktur tinggi. Hari ini kita dapat melihat berlangsung di dalam tipikal lintasan seorang warga negara muda : dididik dalam disiplin yang spesifik untuk bekerja didalam pekerjaan yang spesifik maka mengasingkan nya dari berpartisipasi di dalam zona masyarakat sipil. Epicureanisme Ferguson telah melihat epicureanisme sebagai salah satu variabel-variabel mayor bertanggung jawab untuk kemunduran dari sebuah masyarakat yang sipil yang sehat dan penuh kehidupan. Kesimpulannya, sekali lagi, ditarik dari kajian analisa mendalam dari kebangkitan dan terminasi dari Republik Romawi. Ferguson telah mendekripsikan Epicureanisme sebagai dunia tanpa tuhan diperintahkan oleh kesempatan, mereduksi moralitas kepada hedonisme dan telah mengajarkan bahwa semua yang baik adalah pribadi dan bukan publik. Pengabdian terhadap ajarannya telah menghasilkan kecerobohan dan
kekacauan. Dalam dunia hari ini dengan insistensi atas gratifikasi instan di dalam zona-zona kenikmatan dan konsumerisme, warga negara dialihkan dari realitas. Dalam artian, ini adalah sebuah pelepasan sementara dari efek-efek psikologis negatif dari praktek negara didalam divisi buruh. Dalam bekerjasama, kedua variabel mempertahankan sebuah Negara absolutis sebagaimana kewarganegaraan nya diasingkan dari apa yang Machiavelli sebutkan sebagai ‘seni bernegara’ – seni dalam pemerintahan. Ektensi berlebihan dari Negara Ferguson juga telah melihat ektensi berlebihan sebagai sebab mayor yang lain dari korupsi. Dia telah membayangkannya sebagai ‘pertumbuhan kecil-skala komunitas menjadi impersonal, kota-kota dan kekaisaran yang ditidak dapat diatur. Dia percaya kepada kekuatan kenegaraan yang terlalu sentral dan organisasi, maka membuat sebuah kehilangan dari intimasi sosial. Ketika sebuah Negara di dalam ekpansi tidak ada akhir di luar negeri, ini melemahkan kerangka politis domestiknya dengan memfokuskan kepada kebijakankebijakan dan pemeliharaan dari daerah-daerah yang telah ‘dijajah’. Ini juga menghabiskan sebuah porsi besar dari keuangan (termasuk pajak-pajak yang dikoleksi) terhadap pemeliharaan dari mesin militer yang berekpansi. Uang yang secara normal seharusnya di habiskan kepada urusan-urusan domestic seperti kesehatan, pendidikan dan infrastruktur. Setelah memiliki hanya dengan mengeksplorasi variabel-variabel Ferguson, saya ingin membentuk sintesis dengan materi yang sudah kita punya dikemukakan oleh Polybius. Apa yang kita saksikan di dalam fase terakhir dari model Polybius adalah demokrasi dalam kemunduran atau degenerasi. Ferguson telah menyimpulkan bahwa variabel-variabel hadir didalam masyarakat, ini akan semuanya secara mudah condong terhadap kediktatoran militier (mari kita jangan lupa bahwa tentara berdiri adalah sebuah produk dari divisi buruh). Oleh karena itu, kita mudah terpengaruh kepada kediktatoran militer yang umumnya muncul didalam bagian terakhir dari fase tertentu ini ketika ketika sebuah masyarakat di tepi dari kekacauan sipil seperti Caesar di Roma dan Napoleon di Perancis. Hidup seperti sekarang di dalam masyarakat tekno-komersial yang tinggi, kita dapat mengenali variabel-variabel Ferguson yang diidentifikasi dan lebih pentingnya lagi pengalaman dari efek-efek yang mereka punya terhadap masyarakat dan manusia. Yang menuntun saya untuk mengenalkan kepada panduan ketiga kita, Friedrich Nietzsche, yang akan membuka untuk kita sebuah pemahaman dari psikologi dari manusia yang hidup di dalam fase terakhir.
Friedrich Nietzsche (1844-1900) Panduan ketiga kita, Nietzsche, adalah seorang pewaris dari kultur Jerman yang kaya dan canggih. Bahasanya, musiknya, puisinya, filosofinya, dan pemikiran politiknya bersama telah merepresentasikan semangat yang tinggi pada jamannya. Kesublimannya adalah hasil dari para intellektual Jerman yang menilai kembali karya-karya dari Yunani dan Romawi kuno dan mengenalkan mereka kembali kepada diskors intelllektual Eropa. Nietzsche dahulu hidup di era ketika modernitas adalah sebuah keadaan transisi. Hidup di tahap terakhir dari kesudahan dari Negara absolut (kekuasaan absolutis didalam ilusi dari kerangka demokratis), dia telah mempertanyakan sistem yang dasar dari fondasi politis dan filosofis bahwa Eropa Barat telah diwarisi selama lebih dari dua ribu tahun. Dia tidak sendirian dalam pertanyaan dan observasinya. Banyak dari para pemikir hebat dari periode ini dan sebelum Montesquieu, Ferguson, Holderlin dan Wagner, telah perhatian secara mendalam dengan prospek bahwa nalar, kemajuan, dan wujud materi ( tatanan borjuis baru ) mungkin menghancurkan dari jiwa manusia. Reevaluasi Nieztsche dari penerimaan fondasi manusia berfungsi didalam sebuah zona sosialpolitis tertentu menuntun ia untuk menyimpulkan bahwa masyarakat telah ditenggelamkan dalam ‘nihilisme’ dengan cara demikian membawa jalan kepada kreasi dari apa yang dia sebut dengan ‘manusia terakhir’. Ini adalah psikologi dari ‘manusia terakhir’ di fase terakhir dari siklus Polybius yang kita telusuri selanjutnya. Nietzsche telah menolak filosofi politis Hobbes tentang Negara (seperti Ferguson telah lakukan). Teori Hobbes dari Negara (apa yang di sebut ‘Leviathan’ – Negara hari ini) telah mengajukan bahwa badan warga negara memasuki kedalam sebuah kontrak sosial dengan Negara. Badan warga negara akan menyerahkan kemerdekaan yang diwariskan kepada Negara dalam kembalinya untuk keamanan. Filosofi Hobbes tentang ‘Leviathan’ telah membuktikan menjadi problematic untuk Nietzsche. Dia telah melihat penyerahan komplit dari tanggung jawab seorang kepada sebuah Negara artifisial sebagaimana berbahaya untuk kondisi manusia. Ini telah memotong nilai-nilai mendasar dari kemerdekaan yang terwaris di manusia, khususnya jika dalam konflik dengan keamanan Negara, contohnya dalam jaman ‘teror’ pengawasan negara telah menjangkau kedalam zona-zona pribadi dari badan warga negara.
Dari tulisan-tulisan awalnya, Nietzsche selalu secara publik memaki apa yang dia sebut ‘binatang buas dengan dua kepala dari industri kapitalisme dan Negara yang terpusatkan’. Dalam ‘Makanya Zarathustra berbicara’, Nietzsche merujuk kepada negara modern ‘idola baru’ dan ‘monster paling berdarah dingin dari semua monster darah dingin’. Dia meramalkan kedatangan dari ‘manusia terakhir’ sebagai hasil dari analisa mendalam dan merefleksikan kapada manusia di dalam masyarakat ‘borjuis’ dan negara kapitalis. ‘manusia terakhir’ Nietzsche ‘manusia terakhir’ Nietzsche adalah manusia demokratis modern didalam tahapan komplit dari diintegrasi. Semangat hidup, intellek melengking untuk memberikan arti dari darinya dan eksistensi, ambisi tinggi untuk melewati batas dari ketertarikan dirinya semata, hasrat untuk kesempurnaan, dan memiliki kerinduan untuk membuat sesuatu yang baru adalah beberapa dari kualitas-kualitas bebas yang vital dari
‘manusia terakhir’ Nietzsche adalah secara
keseluruhannya tidak dapat ditarik kembali. Di berada diantara tidak ingin untuk memerintah atau pun diperintah dan tidak memiliki rasa dari tugas publik ataupun partisipasi sipil. Keinginan untuk hidup telah dihilangkan dalam efek-efek tenang-mati rasa dari menikmati sedikit kenikmatan-kenikmatan, keadaan yang sedang dan keamanan negara – bentuk psikologis dari Negara Hobbesian yang sekarang (‘Leviathan’). Nietzsche telah membayangkan kekacauan mendasar, spontanitas, kebebasan dan semangat liar sangat mengilhami dalam manusia seperti menaklukkan dalam jurang modernitas. Manusia telah kehilangan diri sendirinya yang asli dan telah menetapkan untuk sebuah eksistensi yang bergantung kepada anti-penegasan yang mengatur dari prinsip-prinsip kehidupan dan nilai-nilai. Nietzsche telah melihat ‘manusia terakhir’ sebagai korup dan lemah karena negara modern dan masyarakatnya telah membuat manusia sebagai korban dari pembangunan berlebihan dari bagian-bagian rasional dengan harga keinginan manusia dan insting. Pernyataan kesimpulan Melalui secara ringkas menelusuri kontribusi-kontribusi spesifik yang dibuat dari para panduan kita : Polybius, Ferguson dan Nietzsche, kita telah sampai dalam pandangan yang lebih jelas dari manusia di jaman dimana kita hidup sekarang. Kerangka Polybius dari siklus politis alami yang menyediakan kita dengan alat untuk mengidentifikasi posisi kita sendiri didalam dunia peristiwa-peristiwa yang tidak terungkap. Sembari Ferguson, dalam
memfokuskan di fase demokratis, telah mengidentifikasi variabel-variabel yang bertanggung jawab untuk degererasi dari sebuah sistem politis yang sah ke dalam bentuk yang tidak sah. Akhir dari analisa Nietzsche tentang dampak psikologis fase terakhir ini terhadap manusia, kita telah dikenalkan kapada peramalannya tentang kedatangan dari ‘manusia terakhir’. Sebagai manusia-manusia berpikir, ini adalah imperatif untuk kita agar, di jaman kita, mengevaluasi kembali fondasi-fondasi mendasar dari permukaan dimana kita berfungsi. Kita harus mengevaluasi kembali mitos-mitos dari jaman kita sendiri (‘demokrasi sama dengan kebebasan’, ‘manusia adalah perhitungan dari semua hal-hal’,’kita tidak pernah berada lebih baik’, perangkap Oedipus dari Sophocles). Filosofi-filosofi yang terbentuk oleh mereka, sistem-sistem politis mendasar yang lahir dari filosofi-filosofi itu dan institusi-institusi yang bertanggung jawab untuk menyebarluaskan mereka di area-area pendidikan, media massa, kultur populer. Sekali telah direevaluasi kita akan tiba dalam pemahaman tentang sesuatu yang menakjubkan; bahwa semua yang diatas adalah untuk mempertahankan kenaikan per detik dari hutang nasional dan hutang pribadi kita. Untuk menjelaskan lebih lanjut, tipuan dari hutang internasional, nasional dan pribadi adalah difasilitasi oleh sebuah sistem moneter yang canggih dan kompleks. Sebuah beribu-ribu dari banyak kosa-kota baru dan struktur-struktur yang dirancang untuk keberlangsungannya. Disiplin-displin akademik yang baru telah didesain untuk mengajarkan ini. Personel dan para teknokrat telah dilatih untuk menjalankannya. Ini telah menjadi norma dari tidak pernah dipertanyakan. Ini bahkan punya mitos sendiri- ‘mitos dari kemajuan’!
Dallas, di buku ‘Kota yang Utuh’ telah melokasikan kebangkitan dari sistem-sistem ini yang berbasis kontrol pada permulaan dunia modern. Dia mengatakan : “Hobbes telah melihat dengan segera bahwa pertumbuhan korporat dari struktur-struktur yang memerintah sendiri telah terlibat, selangkah demi selangkah, akhir dari kekuasaan negara. Dengan logika yang keras kepala dia telah menunjukkan keluar bahwa korporasi sendirinya dimodel oleh negara dan itu adalah dalam poin tertentu para korporasi akan menyerahkan struktur-struktur negara yang tidak revelan dan oleh sebab itu berlebihan. Jika negara-negara berada di tawaran terakhir untuk bertahan hidup untuk mendirikan strukturstruktur negara super, seperti dengan Liga Bangsa-bangsa lalu Persatuan Bangsa-bangsa, NATO, versi-versi continental, seperti di Eropa dan Amerika Selatan, mereka akan hanya diskakmat oleh sebuah ikatan yang sama dari korporasi-korporasi rahasia dalam skala global. Abad dari bangsa-bangsa dan bangsa-bangsa digabungkan telah selesai.” (Dallas:Kota yang Utuh:2.116.Mormaer.Cape Town) Dengan sebuah beribu-ribu korporasi-korporasi super-nasional berjaring ke finansial, sebuah sistem terkunci yang dipaksakan kepada semua yang disebut Negara-negara ‘Independen’. Kedaulatan (apakah memang ada hal semacam itu?) tidak lagi ditemukan dalam sistem negara internasional. Kekuasaan, secara berangsur-angsur dalam periode waktu, telah bahwa ditransfer kepada sistem diatas dalam sebuah gaya yang canggih dan terkalkulasi. Kita tahu dengan mempelajari versi-versi bukan supermarket dari sejarah kekuasaan sebuah negara bertumpu diatas dua fondasi mutlak : kontrol dari keuangan (kekayaan) dan sebuah tentara (kekuatan). Hari ini negara-negara tidak mengatur keduanya. Sebuah contoh yang memhebohkan dari Uni Eropa akan membuatnya semakin jelas untuk kita. Dalam pembicaraan-pembicaraan yang hangat antara menteri keuangan Yunani, Yanis Varoufakis, dan para representatif dari Grup Eropa, Yanis terkejut bahwa setiap manusia yang berpikir dan rekoleksinya di pertemuan, dia mengatakan: “Untuk sekitar lima sampai sepuluh menit pertemuannya telah berhenti; para juru tulis, para offisial telah berbicara satu sama lain di telepon mereka; dan pada akhirnya beberapa offisial, beberapa ahli legal berbicara kepada saya, dan mengatakan kata-kata berikut: “Baiklah, Grup Eropa tidak pernah eksis didalam hukum; tidak ada perjanjian yang mana telah bersidang untuk grup ini.’ Lalu apa yang kita miliki ada sebuah grup yang tidak eksis yang telah memiliki kekuasaan terhebat untuk medeterminasi hidup-hidup orang Eropa. Ini tidak didapat dijawab oleh siapapun, memberikannya tidak memberikan eksistensi dalam hukum; tidak ada
menit-menit yang disimpan, itu rahasia. Jadi tidak ada warga negara yang tahu bahwa apa yang dikatakan didalam…ini adalah keputusan-keputusan dari hampir hidup dan mati, dan tidak ada anggota yang harus bertanggung jawab kepada siapapun.” (Yanis Varoukis:’Perjuangan kita untuk menyelamatkan Yunani’)
Ini adalah bentuk terkini dari sistem sosial-politis kita, didalam pelayanan dari sebuah kelas finansial yang tak terpilih. Mereka memiliki sebuah monopoli atas kekayaan dan kekuataankekuasaan. Bagaimana kita bisa sampai kepada poin ini? Ini adalah subyek yang akan saya kemukakan di tulisan selanjutnya. Terima kasih,
Zulfiqar Awan Dallas College, Cape Town
SETELAH TULISAN Harold Macmillan, Perdana Menteri Inggris selanjutnya, ketika ditanya oleh seorang jurnalis, ‘apa yang kira-kita dapat meledakkan pemerintahan tentu saja? Dia telah menjawab, “Peristiwa-peristiwa, anak lelaki kesayangan saya, peristiwa-peristiwa”.