TUGAS Wawasan Budaya Nusantara Dosen pembimbing : Ranang Agung S., SPd., M.Sn
Oleh : Helmy Yunica Andrean (13148141) Dimas Erdhinta Pratama Putra (13148142)
PRODI TELEVISI DAN FILM JURUSAN SENI MEDIA REKAM FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKAR
MANA Pengertian Mana “Mana” dikenal Untuk Pertama kali berkat R.H Codrington melalui bukunya, The Melanesians, tahun 1891. Menurut rumusannya, mana adalah suatu kekuatan supernatural, yaitu suatu alam gaib yang suci tempat beradanya kekuatankekuatan yang melebihi kekuatan-kekuatan yang telah dikenal manusia dalam alam sekitarnya dan yang dihadapi manusia dengan rasa keagamaan. Kekuatan tersebut sekali kali berbeda dengan kekuatan fisik, karena kekuatan tersebut merupakan kekuatan yang luar biasa, mengatasi kekuatan lahir, bersifat suci, dan mengandung khasiat baik dan buruk menurut keperluan serta menguasai kehidupan penganutnya. Jadi sesuatu yang mempunyai mana adalah sesuatu yang suernatural, sehingga menimbulkan kebenaran, ketakutan dan rasa hidmat, karena memiliki keistimewaan dan kekuatan tertentu. Di Indonesia, sesuatu yang dinamakan mana adalah sesuatu yang memuaskan. Tetapi ada pula yang beranggapan bahwa sesuatu itu kotor jika mengandung daya yang membinasakan atau membahayakan. Sesuatu yang mendatangkan kepuasa tadi disebut sebagai “keramat” di sini ditemukan arti baru lagi tentang dinamisme yaitu “keramat” dan “kotor”. Keduanya merupkan dua buah sisi dari hal yang sama. Dengan demikian di satu pihak mana mempunyai daya penolak karena orang takut kepada kekuatan yang tidak dapat dikuasainya itu, tetapi di lain pihak mana mempunyai daya tarik karena menimbulkan rasa hormat dan hidmat. Dua sisi itu adalah keramat, sebab apa yang disebut keramat ialah sesuartu yang luar biasa, istimewa, yang berganti-ganti menimbulkan rasa takut dan hormat, rasa benci dan cinta sekaligus. Sikap Manusia Terhadap Mana Sikap manusia primitif terhadap mana adalah hati-hati, awas. Segala perbuatan manusia yang berkenaan dengan “melepas tenaga” harus disingkiri, atau kalau tidak, arus dilakukan dengan hati-hati. Bersin, buang hajat, menangis, adalah termasuk perbuatan yang berbahaya sehingga harus dilakukan dengan hati-hati karena dalam perbuatan-perbuatan tersebut terdapat daya dalam diri manusia yang terlepas. Dalam hubungannya dengan benda, memecahkan pinggan yang terbuat dari tanah misalnya, adalah berbahaya, sebab pinggan tersebut mengandung daya kekuatan karena dibakar dalam api, dan daya itu akan terlepas jika pinggan tadi pecah. Sikap hati-hati manusia primitif terhadap segala sesuatu yang dianggap mengandung mana dinyatakan dengan “tabu”, seseorang bisa dikatakan tabu dalam arti orang tersebut harus berhati-hati, berbahaya, seperti pada wanita yang sedang hamil. Laki-laki yang sedang berperang. Bila sesuatu dikatan tabu berarti benda itu berbahaya sehingga harus dihadapi dengan sikap hati-hati.
Tempat dan Manfaat Mana Sebagai sesuatu kekuatan, mana akan tampak bila sudah jelas tempatnya. Pada dasarnya tidak ada mana yang terlepas dari tempat ia ada. Semua benda abstrak maupun konkrit bisa menjadi tempat bagi mana. Mana juga sealu berhubungan dengan orang atau benda, sehinggatidak pernah berdiri sendiri. Mana tidak pernah disembah, disucikan, dihormati atau ditakuti karena dianggap tabu shingga perlu dihindari. Pada suku tertentu, misalnya di Melanesia, mana selalu dihubungkan dengan hantu, ruh atau manusia. Jadi, mana tidak bisa dibatasi atau ditentukan tempatnya secara pasti, karena mana berada di segala tempat di mana-mana. Sifat mana adalah kuat, tidak dapat dilihat, tidak memiliki tempat yang tetap, tidak selalu baik atau buruk, dan kadang-kadang dapat dikontrol kadang-kadang pula tidak. Mana bisa bersifat baik dalam arti dapat membawa kebahagiaan atau keselamatan, dan bisa buruk dalam arti mencelakakan. Manusia yang percaya pada mana beranggapan bahwa semua hasil, nasib baik dan keberuntungan seseorang, adalah karena mendapatkanmanfaat dari mana yang dimilikinya. Adapun bencana terjadi karena arah dan tujuan yang jelek dari kekuatan tersebut. Jadi, daya gaib itu tidak akan terlaksana atau dirasakan manfaatnya tanpa campur tangan dari orang yang masih hdup. Untuk mendapatkan mana seseorang harus melakukan korban, menghidangkan sesaji, melakukan tari-tarian dan semedi. Bila man sudah menempat dalam diri seseorang, maka orang terebut akan mempunyai keistimewaan-keistimewaan yang menakjubkan. Biasanya orang yang seperti itu berasal dari kalangan kepala suku, pepmimpin perang atau saman (dukun). Seorang tokoh dalam sejarah Jawa, yaitu Ken Arok dianggap memiliki mana yang kuat. Jika orang melihat pahanya, ternyata paha tersebut bersinar. Oleh sebab itu ia selalu benang, beruntung dan keramat. Teori Tentang Mana Menurut Marett, manusia primitif sering kagum terhadap hal-hal dan peristiwaoeristiwa yang gaib yang tidak dapat diterangkan dengan akalnya yang terbatas. Kaarena itu timbul kepercayaan bahwa kekuatan gaib tersebut terdapat dalam segala hal yang sifatnya luar biasa, baik itu pada manusia, binatang, tumbuhtumbuhan, benda-benda alam lainnya. Kepercayaan semacam itu, dan emosi keagamaan yang timbul akbiat kepercayaan tersebut, tingkah laku dan upacara akibat emosi itu, oleh Marett disevut Preanimisme. Selanjutnya kekuatan mana dan kekuatan supernatural yaang dikonsepsualisasikan oleh Codrington dan Marett tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh Kruyt, yang mengadakan penelitian tentang suku di Selawesi Tengah. Manurut Kruyt manusia primitif percaya bahwa ada suatu zat halus yang memberi kekuatan hidup dan gerak kepada banyak hal di alam semesta ini. Zat halus adalah Zielstof, yang terutama ada pada bagian tertentu dari tubuh manusia, binatang, tumbuhtumbuhan dan benda-benda lainnya.Zielstof yang ada pada bagian tubuh manusia antara lain terdapat dibagian kepala, kuku, rambut, gigi dan ludah. Orang dapat menambah zielstof tersebut dengan minum darah. Adapun zielstof yang terdapat
pada binatang antara lain terdapat pada kunang-kunang, laba-laba, jangkrik, kupukupu, ular, tikus, dan harimau. Pada tumbuh-tumbuhan antara lain pada padi, nyiur, pohon aren, dan karet; sementara pada benda antara lain terdapat pada benda-benda pusaka. Dalam menghadapi segala yang mengandung zielstof tadi manusia harus bersikap hati-hati dalam berhubungan atau mempergunakannya, karena disamping dapat berguna juga berbahaya.
Romdhon, A. Singgih Basuki dkk.Agama-Agama Di Dunia.IAIN Sunan Kalijaga Press. Yogyakarta. Ini Adalah contoh benda mana karena keris dan akik masi di anggap mempunyai isi roh di dalamnya.
Keris : adalah sejenis pedang pendek yang berasal dari pulau Jawa, Indonesia. Keris purba telah digunakan antara abad ke-9 dan 14. Selain digunakan sebagai senjata,keris juga sering dianggap memiliki kekuatan supranatural
Batu Akik adalah sebutan untuk batu cincin yang bukan termasuk dalam kategori batu Mulia. Di masyarakat rumpun Melanesia (khusunya Indonesia dan Malaysia), batu Akik ini menyimpan misteri berbagai macam mitos terkait dengan keberadaannya sebagai batu alam, yang akhirnya bisa menjadi komoditi bisnis, baik bisnis supranatural maupun non supranatural.
MAGIS Magik (magis) secara etimologis berasal dari bahasa Inggris, yaitumagic yang berarti sihir, gaya tarik, gaib atau sulap, sedangkan orangnya disebut dengan Magician yang berarti tukang sihir atau pesulap. Magik merupakan suatu fenomen yang sangat dikenal dan dipahami, namun tampaknya sangat sulit untuk dirumuskan dengan tepat. Magik adalah kepercayaan dan praktek manusia untuk mempengaruhi kekuatan alam dan manusia, entah untuk tujuan baik atau buruk, dengan usaha-usaha dalam memanipulasi daya yang lebih tinggi. Mengetahui rahasia-rahasia penting, maka dapat menguasai dan mengontrol daya yang tak kelihatan, untuk kepentingan orang yang menjalankannya. Magik (magis) memang sudah menjadi fenomena sejak manusia ada, terutama tumbuh subur pada zaman batu tua (paleolithicum) sampai sekarang. Magik sejak dulu sudah berkembang pesat, terlebih ilmu sihir yang telah tersebar di kalangan masyarakat. Cerita ini dapat ditelusuri dalam rakyat Yunani Kuna, Mesir, India Kuno, Tiongkok Kuno bahkan bangsa-bangsa sebelumya, dimana ilmu sihir telah mempengaruhi kehidupan manusia. Zaman nabi Musa pun demikian, sudah harus berhadapan dan adu kemahiran dengan ahli ahli sihir. Pada waktu itu antara mukjizat dengan ilmu sihir diadu dan dipertontonkan di hadapan masyarakat. Media cetak maupun elektronik telah mengemas magik (magis), mulai dari dukun santet (yang terjadi di Banyuwangi Jawa Timur), pengobatan supranatural bahkan ada surat kabar yang mempunyai bandrol; Meteor “Harian Kriminal dan Metafisika” dan sejenisnya, semuanya sudah disajikan dan ditawarkan secara sistemetis dan terorganisir, sehingga praktek dari magik tidak dapat dihindari. Apalagi ketika dunia medis sudah tidak mampu lagi menangani dalam pengobatan, maka kebanyakan dari masyarakat larinya pada magik. Magik sebenarnya sudah mempunyai tempat dalam hati manusia, sehingga manusia sudah tidak merasa asing terhadap magik. Frazer mengatakan bahwa, magik (magis) sama sekali tidak berkaitan dengan agama yang didefinisikan sebagai suatu orientasi ke arah roh atau dewa-dewa yang melampaui susunan alam atau kosmos fisik. Ahli magik tidak memohon pada kuasa yang lebih tinggi, tidak menuntut untuk kepentingan makhluk yang tidak tetap dan suka melawan, juga tidak merendahkan diri di hadapan dewata yang hebat. Betapun besar kekuatan magik, sebagaimana yang dipercayai tidak semena-mena sifatnya atau tidak terbatas. magik hanya menguasai daya sesuai dengan hukum-hukum alam, sehingga ahli magik mempunyai kaitan lebih erat dengan ilmuan dari pada agamawan. Magik (magis) dianggap sebagai sesuatu rangkain kejadian yang pasti dan mengikuti aturan dengan sempurna, terbatasi oleh hukum-hukum yang tidak berubah, yang operasinya dapat diramalkan dan diperhitungkan dengan tepat, unsur-unsur spontanitas kebetulan dan musibah dikecualikan dari jalan alam. Magik (magis) juga dikaitkan dengan cara upacara khusus, daya yang menampakkan diri dalam fenomena alam dan kehidupan manusia. Artinya ahli magik menghubungkan dirinya dengan kekuatan supranatural yang melampaui alam manusia. Pendapat Frazer dipertegas oleh Malinowski bahwa magik (magis) biasanya digunakan untuk memenuhi maksud-maksud pribadi seseorang seperti; kematian seorang musuh, realisasi cinta dari laki-laki atau wanita yang diinginkan, penyembuhan penyakit,
tercapainya kemakmuran atau kemenangan dalam perang. Magik bertujuan mencapai hubungan dengan daya-daya alam yang pada hakekatnya bersifat manipulatif, yaitu dengan mengontrol daya-daya alam untuk kepentingan pribadi. Disinilah yang membedakan magik dengan agama, karena berusaha menjalin suatu hubungan komunal dengan makhluk-makhluk rohani (dewa-dewa) yang lebih dari sekedar daya-daya impersonal. Referensi Makalah® Kepustakaan: Michael Olson, Linguist, Versi 0.1, (PT Atlantis Programma Prima, t.th). Mariasusa Dhavamony, Fenomenologi Agama, (Kanisius, Yogyakarta, 1995). Umar Hasyim,Syetan Sebagai Tertuduh, (Bina Ilmu, Surabaya, 1985).
Ini adalah contoh barang magis
Jimat : benda yang disakralkan oleh pembuatnya atau pemakainya, dan juga dianggap meiliki kekuatan untuk melindungi pemakainya.
Pengertian sesajen Sesajen berarti sajian atau hidangan berupa makanan atau bunga-bungaan dan sebagainya yang disajikan kepada orang (Makhluk) halus atau roh. Sesajen memiliki nilai sakral di sebagian besar masyarakat kita pada umumnya.
ADAT/HADAT
Pengertian dan Istilah Adat Apa yang dimaksud dengan adat ? Istilah adat berasal dari bahasa Arab, yang apabila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia berarti “kebiasaan”. Adat atau kebiasaan telah meresap kedalam Bahasa Indonesia, sehingga hampir semua bahasa daerah di Indonesia telah menganal dan menggunakan istilah tersebut. Adat atau kebiasaan dapat diartikan sebagai berikut : “Tingkah laku seseoarang yang terus-menerus dilakukan dengan cara tertentu dan diikuti oleh masyarakat luar dalam waktu yang lama”. Dengan demikian unsur-unsur terciptanya adat adalah : 1. 2. 3. 4.
Adanya tingkah laku seseorang Dilakukan terus-menerus Adanya dimensi waktu. Diikuti oleh orang lain/ masyarakat.
Dan masih ada pengertian tentang adat itu sendiri Adat adalah aturan, norma dan hukum, kebiasaan yang lazim dalam kehidupan suatu masyarakat. Adat ini dijadikan acuan untuk mengatur tata kehidupan suatu masyarakat dan mengikat, adapun Adat itu sendiri terbagi dalam 4 (empat) pokok bagian, yaitu : 1.Adat Yang Sebenarnya Adat
Adat Yang Sebenarnya Adat adalah aturan hukum yang mengatur kehidupan manusia yang berasal dari penciptanya. Hukum yang tidak dapat ditawar-tawar, memang demikian adanya aturan tersebut dari tuhan pencipta manusia. Adat Yang Sebenarnya Adat ini tertuang dalam suatu ajaran agama. Dalam ajaran Agama Islam hukum tersebut diatur dalam Al-Qur’an dan Hadits. Didalam Al-Qur’an maupun Hadits tersebut diatur mengenai hal-hal yang dilarang dan diperbolehkan, dengan ganjaran bahwa suatu perbuatan tersebut Haram atau dihalalkan dalam Agama Islam. Inilah Adat Yang Sebenarny Adat yaitu hukum yang dibuat oleh Tuhan pencipta manusia dan seluruh alam.
2. Adat Yang Teradat
Adat Yang Teradat adalah aturan hukum atau kebiasaan yang tercipta dengan sendirinya. Demikian halnya dengan sanksi dari Adat Yang Teradat tersebut terjadi dengan sendirinya. Sebagai contoh : Orang yang meminjam suatu barang kepada orang lain, maka hukumnya dia harus mengembalikan pinjaman tersebut kepada orang tempat dia meminjam, sanksi yang tercipta dari peristiwa tersebut apabila orang yang meminjam tidak mengembalikan adalah : orang yang meminjam tersebut tidak akan dipercaya lagi untuk meminjam sesuatu kepada orang lain.
3. Adat Yang Diadatkan
Adat Yang Diadatkan adalah norma-norma, hukum-hukum yang menjadi kebiasaan kemudian disepakati dalam suatu permufakatan untuk dijadikan acuan dalam mengatur kehidupan masyarakat disuatu wilayah atau suatu negara. Dalam kehidupan Masyarakat Adat Lampung biasanya tiap-tiap persekutuan adat memiliki Piagem maupun Keterem yang dijadikan acuan masyarakat adat tersebut didalam kehidupan bermasyarakat, inilah yang dimaksud dengan Adat Yang Diadatkan.
4. Adat Istiadat
Adat Istiadat adalah kebiasaan dalam suatu masyarakat yang kemudian menjadi norma yang terus menerus dan berkembang. Adat Istiadat ini tidak memiliki sanksi dan hukuman, namun hanya berupaan celaan dan lain sebagainya. Sebagai contoh : Kebiasaan pada zaman dahulu dalam Masyarakat Lampung apabila serombongan pria dan serombongan wanita berjalan dimalam hari menuju suatu tempat atau kampung, maka rombongan wanita akan berjalan terlebih dahulu didepannya baru disusul, sebab pantang bagi seorang pria datang dengan selamat kecuali rombongan wanita tersebut terlebih dahulu telah sampai dengan selamat, dengan kata lain hal ini merupan wujud pertanggungjawaban seorang pria. Dalam contoh yang lebih sederhana adalah kebiasaan seorang anak atau orang yang lebih muda mencium tangan seseorang yang lebih tua darinya, hal ini dimaksud sebagai wujud penghormatan dan sopan-santul dalam masyarakat timur ataupun upacara-upacara adat yang menjadi kebiasaan seperti : Cukuran dsb.
Sumber :
http://harrisaszadha.blogspot.com/2010/05/4-pokok-pembagian-dan-pengertian-adat.html http://bowolampard8.blogspot.com/2011/08/pengertian-hukum-adat.html http://google.co.id