WAWASAN BUDAYA NUSANTARA “SUKU BATAK” Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Budaya Nusantara Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn
Disusun oleh : FERI JULLIANTO
NIM 14148107
GREGORIAN ANJAR P
NIM 14148136
PRODI TELEVISI DAN FILM JURUSAN SENI MEDIA REKAM FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1.1 Geografis dan Kependudukan ................................................................................ 1.2 Pengaruh Agama Islam dan Kristen ....................................................................... BAB II TIGA WUJUD KEBUDAYAAN SUKU BATAK ........................................ 2.1 Budaya Ide / Gagasan............................................................................................. 2.1.1 Adat Perkawinan ........................................................................................ 2.2 Budaya Tindakan 2.2.1 Bahasa Batak ............................................................................................. 2.2.2 Tari Tor-Tor .............................................................................................. 2.3 Budaya Artefak 2.3.1 Rumah Bolon ............................................................................................. 2.3.2 Pakaian Adat Suku Batak .......................................................................... 2.3.3 Piso Gaja Dompak..................................................................................... BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 3.2 Saran ....................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Geografis dan Kependudukan
Gambar 1Peta Lokasi Tanah Batak (Sumber : http://leoncrofftz.blogspot.com)
Provinsi Sumatera Utara beribukota Medan, Terletak antara 10 - 40 LU, 980 1000 B.T. Batas wilayahnya sebelah utara provinsi Aceh dan Selat Sumatera, sebelah barat berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat dan Riau, sedangkan sebelah Timur di batasi oleh Selat Sumatera. (Ucu Siti Nurmala,2012:5) Wilayah Sumatera Utara terdiri dari daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi serta pegunungan Bukit Barisan yang membujur ditengah-tengah dari Utara ke Selatan. Suku bangsa Batak dari Pulau Sumatra Utara. Daerah asal kediaman orang Batak dikenal dengan Daratan Tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Toba, Mandailing dan Tapanuli Tengah.
1.2 Pengaruh Agama Islam dan Kristen Awal mula penyebaran agama Islam didaerah Batak dilakukan oleh pedagang minangkabau yang mengawini perempuan Batak dan secara perlahan masyarakat Batak banyak yang memeluk agama Islam. Pada masa Perang Paderi di awal abad ke-19, pasukan Minangkabau menyerang tanah Batak dan
melakukan islamisasi besar-besaran atas Batak Mandailing dan Angkola. Akan tetapi perang Paderi gagal mengislamkan masyarakat bata, mereka lebih memilih Kristen Protestan. Kerajaan Aceh di utara juga banyak berperan dalam mengislamkan Batak Karo dan Pakpak. Sementara Simalungun banyak terkena pengaruh Islam dari masyarakat Melayu di pesisir Sumatera Timur. Adapun penyebaran agama Kristen dilakukan oleh seorang misionaris asal Jerman tahun 1861. Mereka menerbitkan buku tata bahasa dan kamus BatakBelanda dengan tujuan memudahkan penyebaran agama Kristen. Sasaran mereka adalah Batak Toba, Batak Karo, dan Simalungun. Saat penkristenan dilakukan, Batak Karo dan Toba dapat dikristenkan dengan cepat, sehingga pada abad ke-20 agama Kristen menjadi identitas budaya mereka. (kebudayaanindonesia.net, 2014)
BAB II TIGA WUJUD KEBUDAYAAN SUKU BATAK 2.1 Budaya Ide / Gagasan 2.1.1 Adat Perkawinan
Gambar 2:Adat Perkawinan (Sumber : http://jantrisitomorang.blogspot.com)
Perkawinan adalah salah satu hal yang sangat sakral, begitu juga seperti hanya prosesi adat perkawinan dalam suku Batak. Perkawinan adat batak juga memiliki dasar hukum dari perundang-undangan dan agama. Tata urutan prosesi adat perkawinan dalam suku Batak sebagai berikut: 1. Mangarasika adalah perkenalan antara kedua belah pihak keluarga, dengan cara keluarga laki-laki mengunjungi keluarga perempuan. 2. Marhori-hori dinding/ marhusip adalah proses lamaran yang dilakukan keluarga laki-laki ke keluarga perempuan. 3. Marhata Sinamot adalah proses kesepakatan pemberian mahar antara mempelai pria kepada mempelai wanita. 4. Martumpol adalah persetujuan pernikahan oleh kedua belah pihak otang tua atas rencana perkawinan anak-anak mereka didepan para saksi..
5. Martonggo Raja atau Maria Raj adalah upacara atau peryaan yang di selenggarakan oleh penyelenggara pernikahan adat. 6. Manjalo Pasu-pasu Parbagason adalah proses peresmian pernikahan oleh kepala adat. 7. Pesta unjuk adalah perayaan atas terselenggaranya pernikahan adat. 8. Mangihutampang adalah proses mengiring mempelai perempuan ketempat mempelai laki-laki dengan mengenakan kain Ulos yang di sediakan oleh pihak laki-laki. 9. Daulat ni si Panganon adalah acara makan-makan setibanya pengantin perempuan beserta rombongannya ke tempat pengantin laki-laki.
2.2 Budaya Tindakan 2.2.1 Bahasa Batak Bahasa yang digunakan oleh orang Batak adalah bahasa Batak. akan tetapi ada juga sebagian yang menggunakan bahasa Melayu. Setiap puak memiliki logat yang berbeda. Orang Karo menggunakan Logat Karo, sementara logat Pakpak dipakai oleh orang Batak Pakpak, logat Simalungun dipakai oleh orang Batak Simalungun, dan logat Toba dipakai oleh orang Batak Toba, Angkola dan Mandailing. Bahasa Batak merupakan bahasa yang dujunakan sebagai sarana komunikasi sehari-hari masyarakat batak di Sumatra utara. Kesantunan berhahasa dalam memulai pembicaraan/ tindak tutur bersalam mengikuti kepada siapa tutur itu ditujukan. Kesantunan tindak tutur akan berbeda dalam setiap hal seperti,
memohon,
berterimakasih,
berjanji,
dan
mendoakan.
(kebudayaanindonesia.net, 2014) 2.2.2 Tari Tor-Tor
Gambar 3:Tari Tor-Tor (Sumber : http://gosumatra.com)
Menurut Togarma Naibaho, pendiri Sanggar budaya Batak adalah Gorga, kata Tor-tor berasal dari suara hentakan kaki penarinya di atas
papan rumah adat Batak. Penari bergerak dengan iringan Gondang yang juga berirama mengentak."Tujuan tarian ini dulu untuk upacara kematian, panen, penyembuhan, dan pesta muda-mudi. Tarian ini memiliki proses ritual yang harus dilalui" (Mengupas Sejarah dan Makna Tari Tor-Tor, National Geographic Indonesia, 2012). Tari Tor-Tor memiliki tiga pesan ritual yang utama. Pesan yang pertama: takut dan taat pada Tuhan, maka sebelum memulai tari ini harus ada musik persembahan pada Yang Maha Esa. Pesan yang Kedua: yakni ritual untuk leluhur dan orang yang masih hidup yang dihormati. Yang terakhir: Pesan untuk setiap orang yang hadir dan menyaksikan dalam upacara.
2.3 Budaya Artefak 2.3.1 Rumah Bolon
Gambar 4:Rumah Bolon (Sumber : http://panduanrumah.com) Batak merupakan sebuah suku di Sumatera Utara. Suku ini memiliki rumah adat yang bernama Rumah Bolon. Bolon artinya besar, rumah adat ini sekaligus menjadi simbol status sosial masyarakat Batak yang tinggal di Sumatera Utara. Dulunya rumah ini ditinggali oleh para raja-raja di Sumatra utara. Rumah Bolon terdiri atas dua bangunan utama
yaitu ruma (tempat tinggal) dan sopo (lumbung padi). Keduanya saling berhadapan
dan dipisahkan oleh halaman yang berfungsi sebagai ruang kegiatan masyarakat. (kebudayaanindonesia.net, 2014) 2.3.2 Pakaian Adat Suku Batak
Gambar 5:Pakaian Adat Suku Batak (Ulos) (Sumber : http://kebudayaanindonesia.net)
Kain ulos merupakan bagian dari pakaian adat suku Batak. Ulos dikenal masayarakat Batak
pada
abad
14
sejalan
(kebudayaanindonesia.net, 2014)
dengan
masuknya
alat
tenun
dari
India.
Sebelum masuknya alat tenun di tanah Batak,
masyarakat Batak sama sekali belum mengenal kain Ulos. Kegunaan Ulos salah satunya dipakai sebagai selimut pada jaman dahulu dan pengantar wanita yang dari keluarga kaya bawa dua ragi untuk selimut yang dipergunakan sehari-hari. 2.3.3 Piso Gaja Dompak
Gambar 6:Piso Gaja Dompak (Sumber : http://kebudayaanindonesia.net)
Piso Gaja Dompak adalah senjata tradisional dari Propinsi Sumatera Utara (Batak) Piso, artinya pisau. (kebudayaanindonesia.net, 2014). Gaja Dompak artinya ukiran khas Suku Batak berbentuk Gajah yang bertengger di tangkai senjata. Piso Gaja Dompak hanya dimiliki oleh kalangan Raja-raja Batak dan Pangeran. Kegunaan fungsi Piso Gaja Dompak sebagai senjata/pisau untuk membunuh atau menusuk dengan bentuk yang runcing dan tajam.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Batak merupakan salah satu suku asli penghuni di sumatra utara, dengan tetap memegang kebudayan dan adat. Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak asli adalah Batak Karo , Pakpak, Toba , dan Simalung. Suku batak lebih didominasi oleh agama kristen dan islam. Dalam adat perkawinan suku batak memiliki urutan prosesi diantara proses Mangarasika, Marhori-hori dinding/ marhusip, Marhata Sinamot, Martumpol, Martonggo Raja, Manjalo Pasu-pasu Parbagason, Pesta unjuk, Mangihutampang, dan Daulat ni si Panganon. Bahasa yang digunakan masyarakat Batak adalah bahasa Batak dan sebagian menggunakan bahasa Melayu. Suku Batak memiliki tarian khas yakni Tari Tortor yang biasa ditarikan pada upacara kematian, panen, penyembuhan, dan pesta muda-mudi. Rumah adat suku Batak bernama Rumah Bolon yang berfungsi sebagai ruang kegiatan masyarakat. Kain Ulos merupakan salah satu bagian dari pakaian adat suku Batak yang memiliki kegunaan sebagai sebagai selimut pada jaman dahulu dan pengantar wanita yang dari keluarga kaya bawa dua ragi untuk selimut yang dipergunakan sehari-hari. Piso Gaja Dompak adalah senjata tradisional dari Propinsi Sumatera Utara (Batak) yang digunakan sebagai senjata/pisau untuk membunuh atau menusuk.
DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Suku Batak, Sumatera Utara (http://kebudayaanindonesia.net) diakses pada 7 Oktober 2015 (12.42) Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Sekilas tentang Piso Gaja Dompak (http://kebudayaanindonesia.net) diakses pada 7 Oktober 2015 (12.55)
Friska Berliana Pakpahan, Fungsi Komunikasi Antar Budaya Dalam Prosesi Pernikahan Adat Batak Di Kota Samarinda (Studi Kasus Empat Pasangan Berbeda Etnis Antara Etnis Batak dengan Etnis Jawa, Toraja, dan Dayak). Volume 1 Nomor 3, _____, 2013