TUGAS STRATEGI MANAJEMEN TEORI PERSAINGAN MICHAEL PORTER “PT UNILEVER INDONESIA”
OLEH : Famela Ruri Klaudia (012014031 )
DOSEN : Prof. DR Ir Rudy C Tarumingkeng, MF, PhD
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugerah serta kekuatan yang diberikanNya memampukan penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Dia juga yang mengatur dan menjadikan semua ini terselesaikan dengan indah pada waktunya. Makalah ini disusun guna memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk memenuhi nilai UAS (Ujian Akhir Semester) pada mata kuliah Strategi Manajemen dengan dosen pengajar Prof. Rudy C Tarumingkeng,PhD. Pada kesempatan kali ini, topik yang penulis bahas adalah ”Teori Persaingan Michael Porter Pada Perusahaan Unilever”. Isi makalah ini merupakan hasil pemikiran dari penulis dengan menggunakan teori yang penulis peroleh dari e-book dan silabus mata kuliah Prof. Rudy C Tarumingkeng,PhD serta dari sumber-sumber lainnya. Dalam penyusunan makalah ini, tentu masih terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi tercapai kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan membacanya dalam kegiatan belajar mengajar guna peningkatan ilmu pengetahuan terutama dalam mata kuliah Manajemen Strategi. Akhir kata semoga Tuhan Memberkati kita semua.
Hormat,
Penulis
1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
................................................................... 1
DAFTAR ISI
................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah
................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan
................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Teori Persaingan Michael Porter
................................................................... 5
2.2 Analisa Teori Persaingan Michael
................................................................... 7
Porter 2.3 Implementasi dan Pelaksanaan
................................................................... 11
Strategi 2.4 Program Pelaksanaan, Pengendalian
................................................................... 14
dan Evaluasi BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
................................................................... 16
3.2 Saran
................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
................................................................... 17
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai
Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Visi dari PT Unilever Indonesia adalah untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh kehidupan setiap orang Indonesia setiap harinya. Sedangkan misi dari PT Unilever Indonesia adalah bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari, membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang lain. Dapat menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya yang bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia. Serta senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami tumbuh dua kali lipat sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan Namun, bukan hanya PT. Unilever
yang memproduksi makanan ringan kepada
pelanggan di Indonesia. Tentunya banyak sekali kompetitor lainnya seperti PT Indofood, PT Mayora Indah, PT Danone, PT Ultra Prima Abadi dan banyak perusahaan lainnya yang juga bergerak di bidang yang sama. Tentu hal ini membuat perusahaan menjadi suatu ancaman besar terhadap segmen pasar mereka. Beberapa strategi yang hendaknya dilakukan perusahaan tersebut untuk memenangi persaingan dan dapat bertahan adalah menetapkan cara meningkatkan mutu produk yang dihasilkan dan pelayanan terhadap konsumen dengan baik yang dimana berani untuk mencoba cara-cara baru dan inovasi produk yang semakin baru lagi untuk menarik pelanggan, selain itu juga dengan menekan harga produk sehingga dapat mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya di pasar juga bisa menjadi salah satu strategi yang baik.
1.2
PERUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan makalah kali ini, penulis berusaha mengemukakan mengenai
5 Teori persaingan dari Michael Porter 3
1.3
Analisa 5 teori Persaingan Michael Porter di PT Unilever Indonesia
Strategi PT Unilever Indonesia menanggapi 5 teori persaingan Michael Porter
TUJUAN PENULISAN Penulisan makalah ini bertujuan agar pembaca mengetahui 5 teori persaingan Michael
Porter, dan juga analisa di dalam suatu perusahaan dan bagaimana satu perusahaan menanggapinya, dalam hal ini, penulis mengambil contoh PT Unilever Indonesia.
4
BAB II PEMBAHASAN 2.1
TEORI PERSAINGAN MICHAEL PORTER Didalam teori persaingan kita mengenal ada suatu teori dari Michael Porter yang
sangat terkenal pada saat menganalisis persaingan atau competition analysis. Teori tersebut sangat terkenal dengan istilah Porter Five Forces Model. Intinya sebenarnya Porter menilai bahwa perusahaan secara nyata tidak hanya bersaing dengan perusahaan yang ada dalam industri saat ini. Analisis yang biasa digunakan sebuah perusahaan adalah siapa pesaing langsung perusahaan tersebut dan akhirnya mereka terjebak dalam ”competitor oriented ”, sehingga tidak mempunyai visi pasar yang jelas. Dalamfive forces model digambarkan bahwa kita juga bersaing dengan pesaing potensial kita, yaitu mereka yang akan masuk, para pemasok atau suplier,para pembeli atau konsumen, dan produsen produk-produk pengganti. Dengan demikian, kita harus mengetahui bahwa ada lima kekuatan yg menentukan karakteristik suatu industri, yaitu : 1.
Intensitas persaingan antar pemain yg ada saat ini
2.
Ancaman masuk pendatang baru
3.
Kekuatan tawar menawar pemasok
4.
Kekuatan tawar menawar pembeli
5.
Ancaman produk pengganti
Kekuatan pertama yang biasanya menjadi fokus para pemasar adalah masalah intensitas rivalitas atau persaingan antar pemain dalam industri. Biasanya intensitas persaingan itu dipengaruhi banyak faktor, misalnya struktur biaya produk. Misalkan semakin besar porsi biaya tetap dalam struktur biaya , maka semakin tinggi intensitas persaingan. Hal ini disebabkan, setiap penjual memiliki tingkat break even point yang tinggi sehingga pada umumnya harus menjual produk dalam jumlah yang besar, dan bila perlu dilakukan “banting harga” agar bisa mencapai tingkat break even tersebut. Kedua, ancaman masuk dari pendatang baru, kekuatan ini biasanya dipengaruhi oleh besar kecilnya hambatan masuk ke dalam industri. Hambatan masuk kedalam industri itu contohnya antara lain : besarnya biaya investasi yang dibutuhkan, perijinan ,akses terhadap bahan mentah, akses terhadap saluran distribusi, ekuitas merek dan masih banyak lagi.
5
Biasanya semakin tinggi hambatan masuk , semakin rendah ancaman yg masuk dari pendatang baru. Ketiga adalah kekuatan tawar menawar pemasok atau supplier. Biasanya sedikit jumlah pemasok, semakin penting produk yang dipasok, dan semakin kuat posisi tawarnya. Demikian juga dengan kekuatan keempat yaitu kekuatan tawar menawar pembeli, dimana kita bisa melihat bahwa semakin besar pembelian, semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada umumnya akan membuat posisi pembeli semakin kuat. Kekuatan yang terakhir adalah soal produk–produk substitusi, seberapa banyak produk substitusi di pasar. Ketersedian produk substitusi yg banyak akan membatasi keleluasaan pemain dalam industri untuk menentukan harga jual produk. Tetapi perlu diingat bahwa di analisa porter mengenai hal ini bahwa sebuah segmen dianggap tidak menarik jika sudah berisi banyak pesaing yang kuat atau agresif. Segmen dianggap lebih tidak menarik jika segmen itu stabil atau menurun, jika kapasitas pabrik harus ditambah dalam skala yang besar, jika biaya tetap atau penghalang untuk keluar tinggi, atau jika harus menanggung resiko yang besar untuk tetap berada dalam segmen tersebut. Kondisi ini akan menimbulkan perang harga, perang iklan, dan peluncuran produk baru yang cukup sering serta akan membuat segmen menjadi segmen yang mahal untuk bersaing. Maka dari itu, PT Unilever berusaha untuk memiliki tingkat break even point yang tinggi sehingga biasanya harus menjual produk dalam jumlah yang besar, dan bila perlu dilakukan banting harga agar bisa mencapai tingkat break even tersebut sebagai salah satu manajemen strategi. Mempertahankan Loyalitas Konsumen dengan perbaikan pelayanan konsumen menjadikan strategi yang bisa juga dipakai ketika menghadapai ancaman seperti ini. Dengan adanya pendatang baru di dunia bisnis, maka hal ini juga menjadi salah satu ancaman bagi perusahaan manapun khususnya PT. Unilever sebagai perusahaan lama dalam menguasai pasar yang cukup lama pula karena datangnya pendatang baru/perusahaan baru ke dalam suatu industry akan membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut segmen pasar
6
maupun market share, seperti adanya pendatang baru yakni PT. Magfood Inovasi Pangan yang berdiri tahun 2001 lalu ini masih cenderung menguasai segmen pasar yang ada dalam jumlah kecil.
2.2
ANALISA TEORI PERSAINGAN MICHAEL PORTER PADA PT UNILEVER INDONESIA
1.
Ancaman dari Peserta Bisnis Baru Procter & Gamble Indonesia (P&G) adalah pendatang baru di industri Consumer
Goods di tanah air. Produk-produk P&G antara lain memiliki empat merek: Pantene, Rejoice Pro V, Head & Shoulders serta Ascends, yang dicanangkan buat merebut pasar Asia. Di perawatan wajah, ada Oil of Olay (dulunya Oil of Ulan). Di pembalut wanita, ada Whisper. Untuk perawatan bayi, ada Pampers. Sabun mandi: Camay, Zest. Obat-obatan bebas diterobosnya dengan Vicks Formula 44, Vicks Inhaler dan Vicks Vaporub. Pasar permen pun dijajakinya dengan Vicks (rasa mint dan rasa jeruk). Manajemen Strategi Perusahaan : Dalam
menghadapi para pendatang baru, unilever terus memperbarui dan
memperkenalkan produk-produk baru dengan tetap mempertahankan kemasan, bahan baku, dan kualitas yang baik. Selalu
mengikuti perkembangan trend di masyarakat, dan memenuhi kebutuhan
mereka. Maka dapat diketahui bahwa dalam hal ancaman pendatang baru, masih cenderung kecil bagi PT. Unilever sebagai satu ancaman yang serius di dunia bisnis yang dikelolanya. Hal ini mungkin disebabkan karena kekuatan pendatang baru biasanya dipengaruhi besar kecilnya hambatan masuk ke dalam industri. Hambatan masuk kedalam industri itu contohnya antara lain : besarnya biaya investasi yang dibutuhkan, perijinan ,akses terhadap bahan mentah, akses terhadap saluran distribusi, ekuitas merek yang dikenal masih kecil. Bisa juga karena waktu dan biaya yang diperlukan untuk memasuki dunia industri tersebut cenderung tinggi, membutuhkan pengetahuan spesialis menegnai produk-produk
7
makanan yang diproduksi, dan proteksi terhadap teknologi yang kurang baik. Biasanya semakin tinggi hambatan masuk , semakin rendah ancaman yg masuk dari pendatang baru. 2. Kekuatan Tawar Menawar Suplier PT. Unilever selama ini tidak mempunyai kendala terhadap minimnya pasokan atau hal yang berhubungan dengan pemasok disebabkan pemasok tidak cenderung menaikkan harga ataupun menurunkan kualitas produk yang dijual. walaupun perusahaan didominasi oleh hanya satu pemasok, tetapi PT. Unilever mampu memfragmentasikan para pembeli sehingga bisa saja mampu mempengaruhi harga, kualitas serta syarat-syarat penjualan yang ketat. Melihat kepada betapa mudahnya perusahaan menguasai harga kepada pemasok mempengaruhi pula kepada kekuatan dan kontrol yang diperlukan, switching cost dari satu pemasok ke pemasok lain dan sebagainya. Semakin sedikit pemasok yang ada, semakin besar harapan kepada pemasok, semakin penting produk yang dipasok dan semakin kuat tawar menawar terhadap pemasok tersebut. Ketika para pemasok terkonsentrasi atau terorganisasi, ketika hanya ada sedikit pengganti, ketika produk yang dipasok merupakan masukan penting, dan ketika biaya peralihan pemasok tinggi, dan ketika pemasok dapat berintegrasi untuk turun kelas, disitulah pemasok sudah mencapai titik kekuatannya sehingga menjadi ancaman daya tawar pemasok yang sangat besar. Pertahanan terbaik adalah dengan mencoba membangun hubungan yang sama-sama menguntungkan dengan pemasok atau menggunakan berbagai sumber pasokan yang baru. Salah satu pemasok dari produk unilever yaitu produk kecap bango adalah di daerah pedesaan Jawa, unilever mengajak kelompok tani kedelai hitam menjadi pemasok kecap bango. Selain itu, pembudidayaan dan pengolahan ikan air tawar untuk dijadikan bahan baku penyedap rasa royco. Bahan baku diperoleh dari jenis ikan yang sangat umum di Indonesia, namun pengolahannya perlu penanganan khusus agar hasilnya sesuai dengan yang ditetapkan.
Manajemen Strategi Perusahaan :
Melalui program manajemen kualitas pemsok (Supplier Quality Management Programme -SQPM) unilever mendorong para pemasok untuk menerapkan standar tertinggi dalam berbisnis. SQPM mencakup seluruh pemasok unilever termasuk pemasok lemasan, bahan baku hingga bahan parfum. Maksud program ini tidak hanya 8
pada peningkatan hubungan bisnis, tapi juga mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih baik. 3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Pangsa pasar Produk-produk unilever telah mencakup hampir seluruh lapisan masyarakat, yang muda maupun yang tua dan produk-produk unilever sudah dipercaya oleh seluruh masyarakat Indonesia. Produk-produk Unilever yang paling banyak disukai konsumen antara lain Sari Wangi (kategori the celup), Blue Band (kategori margarine) Buavita (kategori minuman sari buah) siap minum, Pond’s (kategori pelembab wajah), Lifebuoy (kategori sabum mandi padat), Vaseline (kategori hand & body lotion), Rexona (kategori deodorant), Clear (kategori shampoo), Pedsodent (kategori pasta gigi), Sunlight (kategfori sabum cuci piring) dan Molto (kategori pewangi dan pelembab pakaian). Semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada umumnya akan membuat posisi pembeli semakin kuat. Pembeli atau pelanggan telah dianggap menjadi salah satu factor yang penting dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan juga dengan mendapatkan pembeli atau pelanggan dalam jumlah yang besar, yang dapat diartikan bahwa perusahaan memenangkan persaingan dalam suatu industry dengan perusahaan lainnya. PT. Unilever memiliki beberapa pembeli seperti PT. Hero Supermarket Tbk, Carrefour, Ranch Market, dan lain-lain. Memang diakui bahwa kekuatan tawar pembeli disini cenderung stabil dikarenakan jumlah pembeli masih dapat dikendalikan dan mengingat betapa pentingnya setiap individu berperan dalam bisnis perusahaan. Tanpa adanya kesetiaan dari pelanggan maka akan sulit bagi perusahaan untuk bertahan dalam dunia industri. Maka dari itu penting bagi perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas produk serta pelayanan perusahaan agar kepuasan konsumen tetap terjaga sehingga pembeli tidak beralih kepada pesain lainnya yang kini mulai datang maupun mulai berkembang. Pembeli kapanpun bisa saja mejadi lebih terorganisasi atau terkonsentrasi yakni dimana daya tawar pembeli menjadi tumbuh dimana ketika produk yang dihasilkan PT. Unilever tidak dideferensiasikan, biaya peralihan pembeli rendah, atau ketika mereka dapat terintegrasi untuk naik kelas.
9
Untuk melindungi diri mereka sendiri, perusahaan dapat memilih pembeli yang mempunyai kekuatan paling rendah untuk bernegosiasi atau beralih pemasok. Pertahanan terbaik adalah dengan memberikan penawaran unggul yang tidak dapat ditolak pembeli yang kuat dengan memperhatikan laba terlebih dahulu Manajemen strategi perusahaan :
Secara proaktif mendengarkan kebutuhan konsumen
Menanggapi dengan serius setiap persoalan pelanggan, pembeli, dan masyarakat.
Selalu aktif mencari masukan, usulan, dan komentar para stakeholder, terutama dari masyarakat agar dapat menciptakan kontribusi perusahaan lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran.
4. Ancaman dari Produk Pengganti Kita bertanya-tanya seberapa banyak produk substitusi di pasar? Ketersedian produk substitusi yang banyak akan membatasi keleluasaan pemain dalam industri untuk menentukan harga jual produk. Begitu pula yang terjadi kepada PT. Unilever Indonesia yang mampu memproduksi makanan, kembang gula dan biskuit disamping produk substitusinya antara lain susu, teh, dan es krim PT. Unilever Indonesia sangat memperhatikan produk substitusi yang dapat mengancam produk yang telah ada di pasaran. Pasalnya produk yang kualitasnya sebanding dengan kualitas produl yang sudah ada dan juga produk yang harganya sebanding bahkan lebih rendah dari harga produk yang telah ada akan menjadi ancaman bagi perusahaan. Ini mempengaruhi konsumen untuk menemukan cara lain untuk mendapatkan produk yang sama percis. Bilamana substitusi terhadap produk perusahaan sangat mudah untuk dilakukan, maka kekuatan perusahaan akan menjadi sangat kecil. PT. Unilever Indonesia melihat bahwa semakin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh masing-masing produk pengganti, semakin ketat pembatasan laba dari suatu industry. Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk yang mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau kualitas yang lebih baik daripada produk industri atau dihasilkan oleh industry berlaba lebih tinggi dari PT. Unilever Indonesia dan hal ini yang sedang diusahakan oleh perusahaan tersebut Sehingga perusahaan harus memikirkan langkah-langkah yang strategis untuk menjaga kesetiaan pelanggan terhadap
10
produk. Namun kehadiran produk dan jasa subtitusi memberikan dampak terhadap penentuan harga produk karena banyaknya pesaing dan barang subtitusi. Produk-produk pengganti terhadap produk PT Unilever Indonesia yaitu produkproduk yang masih terbuat dari bahan-bahan alami. Seperti shampo nature, perawatan kulit dari buah-buahan atau bahan alami lainnya yang dibuat sendiri, minuman-minuman jamu seperti tolak angin, kuku bima. Manajemen strategi perusahaan :
Unilever harus meyakinkan konsumen bahwa bahan-bahan yang digunakan untuk membuat produk aman untuk dikonsumsi dan tidak membahayakan konsumen. Dan selalu memproduksi dan terus meningkatkan dalam aspek pemasaran agar produkproduk unilever selalu tersedia di segala penjuru daerah.
5. Ancaman dari Para Pesaing Pesaing utama unilever adalah Prector & Gamble dan Kraft Foods memiliki penjualan di kira-kira 140-150 negara yang berbeda pada tahun 2003 dan Nestle, termasuk saingan utama unilever, memiliki penetrasi pasar di hampir setiap negara di dunia. Pesaing-pesaing lainnya :PT Wings, PT Kao, PT Mandom, PT Johnson & Jhonson. Manajemen strategi perusahaan :
Unilever harus mampu memperluas operasinya ke 50 atau lebih negara-negara baru dan memusatkan kampanye iklan pada preteransi konsumen, bisa secara signifikan meningkatkan pangsa pasar dalam ekonomi global.
Unilever mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi trend dan kebutuhan konsumen dan kemudian memenuhi kebutuhan mereka.
2.3
IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN STRATEGI Kelima kekuatan bersaing menurut Porter diatas dapat dikategorikan sebagai faktor
eksternal. Definisi dari faktor eksternal perusahaan itu sendiri adalah lingkungan bisnis yang melengkapi operasi perusahaan yang memunculkan peluang dan ancaman. Faktor ini mencakup lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro, yang membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi ini hidup. Elemen-elemen dari Faktor eksternal tersebut adalah 11
pemegang saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal, pesaing, pelanggan, kreditur, serikat buruh, kelompok kepentingan khusus, dan asosiasi perdagangan. Lingkungan kerja perusahaan umumnya adalah industri dimana perusahaan dioperasikan. Lingkungan bisnis makro atau lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang. Perusahaan-perusahaan besar membagi membagi lingkungan sosial dalam satu wilayah geografis menjadi empat kategori, terdiri dari faktor ekonomi, sosiokultural, teknologi dan politik-hukum dalam hubungannya dengan lingkungan perusahaan secara keseluruhan. Sehingga apabila dilihat dari penjelasan mengenai definisi Faktor Eksternal perusahaan dikaitkan dengan 5 kekuatan bersaing Michael Porter, maka 5 kekuatan bersaing Porter merupakan Faktor Eksternal. Penjelasan lebih lanjut menganai analisis Faktor Eksternal adalah faktor ini dibagi menjadi dua, yakni Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats). Ancaman adalah suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-usaha perusahaan untuk mencapai daya saing strategis. Sedangkan peluang adalah kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan mencapai daya saing strategis. Namun, analisa faktor internal kerap kali menjadi poin penting dalam penyusunan strategi dalam suatu perusahaan. Karena kekuatan dan kelemahan dari suatu perusahaan merupakan suatu hal yang memang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh perusahaan sehingga mampu membangun dan memperbaiki serta mampu menghadapi segala permasalahan dan kondisi pasar yang ada. Analisa Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) pada PT Unilever Indonesia Peluang (Opportunity)
Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi ekonomi Indonesia, sebesar 6,3%.
Pertumbuhan ekonomi kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Tigginya kepuasan konsumen dapat dilihat dari prima indeks kepuasan konsumen
Tingginya dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat akan consumer goods, yakni 83%
12
Ancaman
Tidak stabilnya nilai tukar uang rupiah terhadap mata uang asing
Melemahnya daya beli konsumen
Maraknya penyelundupan dan pemalsuan produk dari China
Adanya tre perubahan gaya hidup masyarakat dari tradisional-nasional menjadi produk luar negri.
Produk pesaing dengan harga relatif rendah.
Analisa Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) pada PT Unilever Indonesia Kekuatan (Strength)
Strategi promosi produk PT Unilever Indonesia yang efektif dengan menampilkan model-model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk-produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam ikklan tersebut
PT Unilever Indonesia gencar di misi sosisal sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terjaga. Hal ini terlihat dengan pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendongkrak pertumbuhan penjualan di tengah pasar komoditi yang begitu kompetitif.
Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia
Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil dan termotivasi di segenap jajaran
Perencanaan yang baik dan kerja sama erat diantara pemasok, konsumer dan distributor untuk mengantar produk sampai di end customer.
PT Unilever Indonesia memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga mampu menjangkau ke wilayah yang jarang dijangkau oleh perusahaan lain.
Kelemahan
Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu
Jumlah karyawan yang berlebih
Birokrasi yang panjang karen akebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan
Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah 13
Ada empat komponen pokok bidang pemasaran yang dapat dikendalikan perusahaan yang kita kenal dengan sebutan 4P(Product, Price, Place, dan Promotion), termasuk pula kondisi persaingan : 1. Product Dalam strategi pemasaran, Unilever menciptakan brand masing-masing pada setiap produk, sehingga membagi pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux (untuk kecantikan wanita dengan segala manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy (Kesehatankeluarga) dan Dove (kecantikan). Unilever tidak saja menjawab kebutuhan pasarnya tetapi juga memastikan kempetitornya untuk berfikir beberapa kali sebelum menyemplungkan diri kekancah persaingan tersebut. 2. Price Memberikan potogan harga di tempat. 3. Place Pemasaran berskala besar seperti ini hanya satu daripada beragam program promosi yang dilakukan Unilever, promosi inter-personal langsung ke pelanggan juga dilakukan oleh Unilever dengan memberikan keuntungan khusus yang diberikan pada pelanggan setia pengguna produk Unilever. Dengan program pemasaran ini diharapkan Unilever dapat mencakup pangsa pasar yang luas. 4. Promotion strategi yang dapat dilakukan oleh PT. Unilever yaitu: periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan secara pribadi, pemasaran langsung.
2.4
PROGRAM PELAKSANAAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Agar sasaran yang ingin diraih dapat direalisasikan dengan strategi yang telah ditetapkan, strategi perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action). Pelaksanaan tidak akan efektif bila tidak didahului dengan perencanaan. Perencanaan yang baik minimal mengandung asas-asas untuk mencapai tujuan, realistis dan wajar, efisien serta merupakan cerminan dari strategi dan kebijakan perusahaan. Perencanaan yang masih dalam bentuk global hendaknya dibuat dalam bentuk yang lebih detail, misalnya dalam bentuk programprogram kerja. Jika program kerja telah disiapkan berikut sumber daya yang dibutuhkan, maka pelaksanaan kerja sudah dapat dimulai. Pengendalian atau pengawasan dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan hendaknya didasarkan pada rencana yang telah disepakati, sehingga sasaran tidak menyimpang atau keluar dari batas-batas toleransi. Tiga pengujian dapat digunakan untuk mengevaluasi pilihan strategi terbaik, yakni : 14
1. Goodness of Fit Test – Strategi yang baik harus benar-benar cocok terhadap kondisi industri dan kompetisi, peluang dan ancaman pasar, dan aspek lain dari lingkungan eksternal perusahaan. Pada sisi lain, ia juga harus selaras dengan kekuatan dan kelemahan sumber daya, kompetensi, dan kemampuan kompetitif perusahaan . 2. Competitive Advantage Test – Strategi yang baik harus mampu menigkatkan daya saing perusahaan. 3. Performance Test – Strategi yang baik harus mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Dua jenis peningkatan kinerja yang paling sering dikatakan mengenai kemampuan strategi adalah : meningkatkan profitabilitas serta meningkatkan kekuatan kompetitif perusahaan dan posisi pasar dalam jangka panjang.
15
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1
KESIMPULAN Didalam teori persaingan kita mengenal ada suatu teori dari Michael Porter yang
sangat terkenal pada saat menganalisis persaingan atau competition analysis. lima kekuatan yg menentukan karakteristik suatu industri, yaitu : Intensitas persaingan antar pemain yg ada saat ini, ancaman masuk pendatang baru, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, serta ancaman produk pengganti. Tiga pengujian dapat digunakan untuk mengevaluasi pilihan strategi terbaik, yakni : goodness of fit test, competitive advantage dan performance test.
3.2
SARAN Dari analisa diatas, beberapa hal yang dapat dilakukan oleh PT Unilever Indonesia
dalam kaitannya dengan Strategi Perusahaan jika dilihat dari Teori Persaingan Michael Porter adalah:
Dalam menghadapi para pendatang baru, unilever terus memperbarui dan memperkenalkan produk-produk baru dengan tetap mempertahankan kemasan, bahan baku, dan kualitas yang baik.
Selalu mengikuti perkembangan trend di masyarakat, dan memenuhi kebutuhan mereka.
Melalui program manajemen kualitas pemsok (Supplier Quality Management Programme -SQPM) unilever mendorong para pemasok untuk menerapkan standar tertinggi dalam berbisnis. SQPM mencakup seluruh pemasok unilever termasuk pemasok lemasan, bahan baku hingga bahan parfum. Maksud program ini tidak hanya pada peningkatan hubungan bisnis, tapi juga mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih baik.
Secara proaktif mendengarkan kebutuhan konsumen
Menanggapi dengan serius setiap persoalan pelanggan, pembeli, dan masyarakat.
Selalu aktif mencari masukan, usulan, dan komentar para stakeholder, terutama dari masyarakat agar dapat menciptakan kontribusi perusahaan lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran 16
Unilever harus mampu memperluas operasinya ke 50 atau lebih negara-negara baru dan memusatkan kampanye iklan pada preteransi konsumen, bisa secara signifikan meningkatkan pangsa pasar dalam ekonomi global.
Unilever mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi trend dan kebutuhan konsumen dan kemudian memenuhi kebutuhan mereka.
17
DAFTAR PUSTAKA
Analisa Five Forces Porter yang Powerful [Internet] http://ramadhaniansyah.blogspot.com/ [Diakses tanggal 24 Mei 2015]. Analisa
Persaingan
Industri
Michael
Porter.
[Intrnet]
http://darmadidurianto.net/2010/02/analisis-persaingan-versi-michael-porter/ [Diakses tanggal 24 Mei 2015] Ariningrum,
Lukeria.
2011. Ekonomi
Manajerial. [terhubung
berkala].
http://kekelukeria.wordpress.com/2011/10/05/5-kekuatan-dalam-persaingan/ [Diakses tanggal 24 Mei 2015] Diagram
5
Forces
Michael
Porter
[Internet].
Bersumber
dari
http://www.businessballs.com/portersfiveforcesdiagram.pdf [Diakses tanggal 23 Mei 2015] Implementasi Perencanaan dan Strategidari PT Unilever. [Internet]. Bersumber dari https://wantosvofckhe.wordpress.com/implementasi-rencana-starategi-pt-unileverindonesia/ [Diakses tanggal 24 Mei 2015]. Latar Belakang PT Unilever Indonesia. [Internet]. Bersumber dari http://www.unilever.co.id/ [Diakses tanggal 23 Mei 2015] Pelajaran
Strategi
Bisnis
dari
Michael
Porter.
[Internet].
http://strategimanajemen.net/2012/04/30/pelajaran-strategi-bisnis-dari-guru-michaelporter/ [Diakses tanggal 24 Mei 2015]. Porter's
Model
of
Industry
Rivalry
(Five Forces).
[Internet]
http://www.tutor2u.net/business/strategy/porter_five_forces.htm [Diakses tanggal 25 Mei 2015]. Teori Persaingan Michael Porter. [Internet]. Balance Power dalam Situasi Bisnis http://www.mindtools.com/pages/article/newTMC_08.htm [Diakses 24 Mei 2015] 18