TUGAS JURNAL Diajukan untukmemenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Bahasa Indonesia
Oleh
DEDEN PATUL MUIZ 10210907
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2011 - 2012
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRI PADA SISIWA KELAS VII SMPN 6 CIDAUN CIANJUR DEDEN PATUL MUIZ SMPN 6 CIDAUN CIANJUR ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap cara penulisan karangan argumentasi, aktivitas dan pola fikir siswa masih terlihat pasif dan rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis karangan argumentasi dikelas VII SMPN 6 Cidaun Cianjur. Untuk mengatsi hal tersebut maka dilaksanakan suatu penelitian dengan menggunakan metode inquiry . tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, penerapan metode inquiri, serta hasil pembelajaran pada konsep menulis karangan argumentasi dengan metode inquiri. Rrumusan masalahnya sebagai berikut : (a) Apakah pembelajaran mengarang argumentasi dengan menggunakan metode inquiri efektif bagi siswa kelas VII SMPN 6 Cidaun ? (b) Apakah siswa kelas VII SMPN 6 Cidaun mampu mengarang argumentasi dengan baik ? Metode inquiri adalah suatu metode bertanya. Bertanya yang baik, bukan asal bertanya. Pertanyaan harus berhubungan dengan apa yang dibicarakan.pertanyaan yang diajukan harus dapat dijawab sebagian atau keseluruhannya. Pertanyan harus dapat diuji dan diselidiki secara bermakna. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi. Klinger mengatakan dalam bukunya Arikunto (1998 : 196), bahwa mengobservasi adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk penerimaan data yang dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya, dan mencatatnya. Penulis menggunakan tes terstandar untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya prestasi siswa yang diteliti. Instrument penelitian yang digunakan berdasarkan metode penelitian yaitu :(1) Pre tes, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karanagn argumentasi. Tes ini berdasarkan materi pembelajaran menulis karangan argumentasi yang telah diajarkan sebelum menggunakan metode pembelajarn menulis karangan argumentasi dengan teknik inquiri.(2) Memberikan perlakuan kepada subjek peneliti. Perlakuan ini merupakan eksperimen model pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode inquiri.(3) Pos tes, dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode inquiri. Metode inquiri sangat efektip diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa smp negeri 6 cidaun. Hal ini dibuktika dengan hasil analisis uji t yang menunjukan t t hitung lebih besar dari t tabel aitu 6,7 > 1.33. hasil dari penelitian ini berartidapat memberikan pengalaman menulis yang menyenangkan sehingga akan dapat meningkatkan prekwensi keterampilan menulis. Metode inquiri pada pembelajaran menulis karangan argumentasi terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa, dibndingkan dengan hasil pembelajaran sebelum menggunakan metode inquiri. Hasil penelitian dibuktikan dengan adanya perubahab rata – rata hasil belajar menulis karangan argumentasi tanpa menggunakan metode inquiri sebesar 5,678 dan setelah menggunakan metode inquiri menjadi 7,571. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan kemampuan menulis karangn argumentasi pada siswa smp negeri 6 cidaun. Pada pemebelajaran menulis karangan argumentasi guru diharapkan dapat memebangun konsep awal sisiwa dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan berdasarkan pengalaman nyata siswa sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan pada siswa .
Kata kunci : pembelajaran, menulis karangan, argumentasi, inquiri
Pendahuluan Latar belakang msalah Menulis cerita merupakn aspek produktif, yaitu kemampuan memahami danmengeluarkan isi hati kepada seseorang secara tertulis. Karena itu, keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Karena hal di atas, bahasa yang digunakan oleh penulis harus baik dan mudah dimengerti oleh pembaca. Bila pembaca tidak berhasil maksud penulis, maka tulisan itu tidak komunikatif “komunikasi hanya akan berlangsung dalam arti yang sesungguhnya, bila pembaca dapat menangkap dan memahami pengertian – pengertian yang terkandung dalam lambang – lambang tertulis itu sebagaimana yang dimaksud oleh penulisnya” (Burhan, 1971 : 143). Akan tetapi, dalam kegiatan menulis tidak semua orang manpu menuangkan ide atau isi hati dalam bentuk tulisan dengan baik. Hanya orang – orang tertentu yang mampu menuangkan ide dalam bentuk tulisan yang baik, karena “keterampilan menulis atau mengarang tidak akan datang dengan sendirinya ,melainkan harus melalui latihan dan praktek yang sering dan teratur” (Tarigan, 1983 : 4). Dalam kesempatan ini, penulis akan menggunakan metode inquiri pada pengajaran mengarang argumentasi dan ditunjang dengan teknik latihan. Metode ini penulis gunakan dalam pengajaran mengarang argumentasi,karena metode ini dalam pelaksanaannya lebih menitikberatkan aktifitas siswa. Biasanya dalam pengajaran mengarang ( argumentasi ) kebanyakan siswa hanya mengenal atau memahami ciri dan unsur – unsur karangan argumentasi. Setelah itu, mereka berlatih mengarang sesuai dengan ciri dan unsure – unsure yang telah mereka pahami, tanpa mengetahui dan mengenal wujud karangan argumentasi yang sebenarnya terlebih dahulu. Pengajaran melalui metode inquiri justru sebaliknya. Siswa menganalisis karangan argumentasi sesuai dengan petunjuk guru. Mereka menganalisis karangan untuk mengetahui ciri – cirri dan unsur – unsur karangan argumentasi. Setelah itu, baru mereka berlatih mengarang. Dengan demikian, siswa diharapkan lebih memahami cirri dan unsure – unsure karangan argumentasi, karena mereka sendiri yang mencari , menemukan, dan menyimpulkannya. Hal ini sejalan dengan hakekat inquiri.” Inquiri mengandung proses – proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya : merumuskan problema, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan data, menarik kesimpulan, dan
sebagainya” (Sund dalam Suryobroto, 1986 : 43 ). Jadi, pengajaran melalui metode inquiri tidak teoritis dan lebih banyak melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Karena itulah, penulis menggunakan metode inquiri dalam pengajaran mengarang argumentasi ini.
Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan maslah sebagai berikut : a. Apakah pembelajaran mengarang argumentasi dengan menggunakan metode inquiri efektif bagi siswa kelas VII SMPN 6 Cidaun ? b. Apakah siswa kelas VII SMPN 6 Cidaun mampu mengarang argumentasi dengan baik ? Batasan masalah
. Sesuai dengan latar belakang masalah di
atas yang menjadi bahan penelitian penulis adalah bagian pertama, yaitu mengarang argumentasi, baik teori maupun praktek. Sedangkan masalah penelitiannya sebagai berikut : 1) Keefektifan menggunakan metode inquiri dalam pembelajaran mengarang argumentasi pada siswa kelas VII SMPN 6 Cidaun. 2) Kemampuan mengarang argumentasi siswa kelas VII SMPN 6 Cidaun. Tujuan penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yang dicapi ini adalah : a. Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran mengarang argumentasi dengan menggunakan metode inquiri pada siswa kelas VII SMPN 6 Cidaun. b. ingin mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran mengarang argumentasi. c. Ingin mengetahui penggunaan metode inquiri dalam pembelajaran mengarang argumentasi di kelas VII SMPN 6 Cidaun. Depinisi Oprasional Judul makalah ini adalah MENGARANG ARGUMENTASI DENGAN MNGGUNAKAN METODE INQUIRI
Kajian Teori Dan Metode Penelitian 2.1 Kajian Teori Agar tidak menimbulkan kesalah pahaman tentang istilah yang digunakan dalam judul proposal ini, maka istilah tersebut perlu di jelaskan. Adapun istilah yang digunakan dalam proposal ini aebagai berikut: a. Pembelajaran Pembelajaran (Intruction) dalam kaitannya dengan konsep belajar adalah sarana untuk meningkatkan terjadinya proses belajar dalam arti perubahan perilaku individu melalui proses mengalami sesuatu yang diciptakan dalam rancangan proses pembelajaran. b. Karangan Argumentasi Karangan argumentasi adalah paragraf yang menuangkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai ukti dan fakta (benar benar). Tujuannya adalah agar pembaca yakini bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti. c. Pengertian inquiri Inquiri adalah bertanya. Bertanya yang baik, bukan asal bertanya. Pertanyaan harus berhubungan dengan apa yang dibicarakan.pertanyaan yang diajukan harus dapat dijawab sebagian atau keseluruhannya. Pertanyan harus dapat diuji dan diselidiki secara bermakna. 1.2 Metode Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen. Wirasasmita (1988 : 38) membagi metode eksperimen menjadi dua, yaitu eksperimen yang sebenarnya (true experimental) dan eksperimen semu. experimental), sedangkan Cambell dan Stanley dalam Arikunto (1993 : 110) menyebutkan quasi experimental dengan istilah pre experimental design atau eksperimen yang tidak sebenarnya. Cambell dan Stanley membagi pre experimental design menjadi tiga, yaitu 1) On shot case studay, 2) pre tes dan pos tes, 3) static group comparison. Dalam penelitian ini akan dikaji pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode inquiri. Untuk mengetahui berhasil tidaknya metode inquiri dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, digunakan pre tes dan pos tes sehingga teknik pengumpulan data akan mudah dalam penelitian. Oleh karena itu, metode eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu atau quasi experimental. Dalam hal ini Sudjana (1989 :43) menegmukakan pendapatnya sebagai berikut : Praktek pendidikan dengan para siswa di kelas atau di ruangan dalam situasi interaksi antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, pengontrolan
yang ketat sulit dilakukan. Demikian pula perlakuan yang diberikan dalam eksperimen secara teratur, melakukan acak, pengukuran variable dan lain-lain selalu dapat dilaksanakan. Situasi kelas sebagai tempat mengkondisikan perlakuan tidak memungkinkan pengontrolan yang demikian ketat seperti yang dikehendaki dalam eksperimen sejati. Oleh sebab itu, perlu dicari atau dilakukan desain eksperimen dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada.
TABEL 5 REKAP KEADAAN KEMAMPUAN SISWA Tingkat Nilai F Keadaan Penguasaan Siswa Baik 3 Sudah 9 – 10 sekali berhasil Baik 16 7,5 – 8 Cukup 9 6–7 kurang 2 Belum 0–5 berhasil dari susunan nilai diatas, dapat kita ketahui nilai rata – rata yang diperoleh oleh siswa pada tes pertama (post tes) dan tes yang kedua (pre test) adalah dengan menggunakan mengemukakan rumus perhitungan sebagai berikut. M = Efx N Efx = jumlah keseluruhan nilai tes N = jumlah siswa yang di tes M = nilai rata – rata 1. mencari mean pre test dengan rumus Mx = Efx N M = 159 28 = 5,678 Dari tabel 4 diketahui bahwa fx = 5,678 dan N = 28 2. Mencari mean post test dengan rumus : My = Efy N M = 212 28 = 7, 571 Dari tabel 7 diketahui bahwa fy = 7,571 dan N = 28 3.. mencri selisih mean antara nilai rata – rata pre test dan post test Selisih mean = My – Mx = 7,571 – 5, 678 = 1,893 Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 4, maka diketahui bahwa nilai rata – rata siswa pada tes mengarang kesatu sebesar 5, 678 sedangkan pada test yang kedua nilai rata – rata sebesar 1, 893. Dengan kata lain, pada test mengarang dengan menggunakan metode inquiri ini menghasilkan penelitian tes kedua, nilai rata – rata siswa mengingkat sebesar 1, 893 atau sebesar persen. Peningkatan sebesar diperoleh dari perhitungan :
Peningkatan cara belajar = 0,05 x 28 x 0,95 Tabel = 0,133 x 100% = 1,33 4.3.perhitungan signifikan perbedaan data nilai antara tesmengarang I dengan mengarang II Perhitungan ini bertujuan untuk menyatakan ada tidaknya perbedaan dua nilai tersebut secara sepintas, tetapi harus mengujinya dengan perhitungan statistik langkah pendekatan penelitian penulisan mengambil analisis data esperimen untuk menganalisis hasil esperimen yng menggunakan pre test dan post test, maka testing segnifikan menggunakan t – tes dengan rumus . t = Md Ex2d N(n-1) Keterangan : t = harga t untuk sampel yang berkorelasi N = jumlah sampel Md = mean dari perbedaan pre test dan post test Ex2d = jumlah kuadrat depiasi Db = derajar di tentukan oleh N-1 Dengan rumus tersebut, dapat diketahui koepisien t yang akan menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar Taraf signipikasi sebesar 5 % (0,05) pada tingkat kepercayaan sebesar 95 % (0,95). Adapun langkah – langkah pengunaan t- test tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Mencari mean dari perbedaan hasil pre test dan post test Md = Ed N Ed = Mx – My = 7,571 – 5,678 = 1,893 Md = 1893 28 = 0,067 2. Mencari jumlah kuadrat deviasi dengan rumus Ex2d = Ed2 Ed2 N Md = 3,583 (1,893)2 28 = 3,583 – 0,127 Md = 3,456 3. Mencari kofisiean dengan rumus t = Md Ex2d
N (N-1) t = 0,067 3,456 28 (28-1) T = 0,067 3,456 756 T = 0,067 = 0,067 x 100% = 6,7 0,00456 4.4. pengujian hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan hasil penghitungan diatas t hitung dapatkan dibedakan dengan t tabel, dengan kriteria pengujian Jika t hitung > dari t table, maka hipotesis diterima Jika t hitung < dari t table, maka hipotesis diterima Dari tabel perhitungan diatas ternyata nilai t hitung 6,7 > t tabel sebesar 1,33. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi bahwa terdapat perbedaan segnipikan antara pre test dan post test dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode inquiri diterima.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji coba penulis dalam menerapkan metode inquiri pada pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa di kelas VII SMP Negeri 6 Cidaun. Penulis menyimpulkan sebagai berikut 1. Metode inquiri sangat efektip diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa smp negeri 6 cidaun. Hal ini dibuktika dengan hasil analisis uji t yang menunjukan t t hitung lebih besar dari t tabel aitu 6,7 > 1.33. hasil dari penelitian ini berartidapat memberikan pengalaman menulis yang menyenangkan sehingga akan dapat meningkatkan prekwensi keterampilan menulis. 2. Metode inquiri pada pembelajaran menulis karangan argumentasi terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa, dibndingkan dengan hasil pembelajaran sebelum menggunakan metode inquiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya perubahab rata – rata hasil belajar menulis karangan argumentasi tanpa menggunakan metode inquiri sebesar 5,678 dan setelah menggunakan metode inquiri menjadi 7,571. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan kemampuan menulis karangn argumentasi pada siswa smp negeri 6 cidaun.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhamad, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinir Baru. Bandung 1984. Ali Pandre, Imansyah, Didaktik Pendidikan Umum. Bandung 1982. Laraka, Cipta Loka, Teknik Mengarang. Kanistus Bandung. Halim, Amara, dkk, ssUjian Bahasa. Wira Nurbakti. Jakarta 1982.