TUGAS AKHIR STRATEGI PEMASARAN PADA BAITUL MAAL WATTAMWIL “SUMBER MULIA” KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
Disusun Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Keuangan Perbankan Islam
Oleh: LUGIYANTO 201 06 027
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI KEUANGAN PERBANKAN ISLAM D III
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2009
i
STRATEGI PEMASARAN PADA BAITUL MAAL WATTAMWIL “SUMBER MULIA” KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG
TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat Guna memperoleh gelar Ahli Madya Pada Program Studi Keuangan dan Perbankan Islam
Oleh : LUGIYANTO NIM : 201 06 027
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2009
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING 13 Agustus 2009 Hal
: Pengajuan Naskah Tugas Akhir Kepada : Yth. Ketua STAIN Salatiga Di – Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah diadakannya pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka tugas akhir saudara : Nama
: Lugiyanto
NIM
: 201 06 027
Judul
: “STRATEGI PEMASARAN PADA BAITUL MAAL WATTAMWIL “SUMBER MULIA” KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG”.
Dapat diajukan dalam sidang Munaqasyah. Demikian untuk menjadikan periksa. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Penguji / Pemb. Tugas Akhir
Faqih Nabhan,S.E.M.M. NIP. 19741230 200212 1 002
iii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Judul Tugas Akhir
: “STRATEGI PEMASARAN PADA BAITUL MAAL
WATTAMWIL “SUMBER MULIA” KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG” Nama
: LUGIYANTO
NIM
: 201 06 027
Program Studi
: Keuangan dan Perbankan Syari’ah
Telah dipertahankan di depan sidang Munaqasyah pada tanggal 20 Agustus 2009, dan dinyatakan Lulus, sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya.
Ketua
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo M.Ag NIP. 195827 198303 1 002
Drs. H. Muh. Saerozi, M.Ag. NIP. 19660215 199103 1 001
Dewan Penguji Penguji I
Penguji II
H. Agus Waluyo, M.Ag NIP. 19750211 200003 1 001
Faqih Nabhan, S.E, M.M NIP. 19741230 200212 1 002 Pembimbing
Faqih Nabhan, S.E, M.M NIP. 19741230 200212 1 002
iv
MOTO
“Senjata paling utama adalah do`a”
“Awali suatu perubahan dari jiwa kita sendiri”
“Belajarlah hidup dari kehidupan”
“Tidak ada kekayaan yang abadi di dunia ini kecuali bersyukur”
“Hidup adalah proses, jadi tidak ada yang tidak mungkin bila kita yakin” . “Tidak ada artinya kesuksesan kekayaan dan keberhasilan yang kita raih tanpa adanya do`a dan rasa syukur”
“Saat ini bukanlah akhir dari segalanya tetapi langkah awal dari segalanya”
v
PERSEMBAHAN
1. Bapak, ibu dan kakak-kakaku kalian adalah inspirasiku untuk maju. 2. Orang-orang yang telah mengenalku dan orang yang telah menyayangi aku. 3. Semua sahabatku yang selalu memberikan masukan berharga untukku. 4. Temen-temen seperjuanganku angkatan 2006.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang selalu terbentang luas samudera ilmu, mengungkap ketulusan keikhlasan dan kepatuhan yang terkandung dalam hati sanubari, memperteguh tonggak-tonggak benih iman yang tertanam jauh di dalam dada. Sholawat serta salam tercurahkan atas junjungan kita yang telah membawa lentera kehidupan dari kegelapan dunia menuju jaman yang terang dengan pancaran Nur Agama Islam, sebagai Uswatun Khasanah kita semua, yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nanti syafaatnya di dunia sampai akhirat nanti. Penulisan Tugas Akhir ini dalam rangka mendapat gelar Ahli Madya pada Program Studi Keuangan dan Perbankan Islam STAIN Salatiga. Atas terselesaikannya penulisan Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Agus Waluyo, M.Ag, selaku Kaprogdi DIII STAIN Salatiga. 3. Bapak Faqih Nabhan, SE, MM, selaku dosen pembimbing pada penulisan Tugas akhir. 4. Bapak Andi Setyawan A.Md, dan segenap karyawan BMT Sumber Mulia Tuntang yang selalu membimbingku. 5. Kelurga, sahabat, dan pihak-pihak yang telah menyayangi aku dan membantuku. 6. Semua adalah rantaian semangat hidupku.
vii
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bisa bermanfaat bukan hanya bagi penulis tetapi bagi juga pembaca.
Salatiga, 12 Agustus 2009 Penulis
LUGIYANTO NIM 201 06 027
viii
ABSTRAK Tugas akhir ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di BMT Sumber Mulia Tuntang dengan judul “Strategi Pemasaran pada Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Kec. Tuntang Kab. Semarang”. BMT Sumber Mulia Tuntang merupakan salah satu lembaga koperasi yang berbasis syariah. Secara garis besar bidang usaha yang dijalankan adalah penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat yang sesuai dengan prinsip syariah islam. Produk yang ditawarkan meliputi Si Rela, Si Suqur, Si Suka, Si Amanah. Sedangkan produk pembiayaannya adalah pembiaayaan Mudhorobah, pembiayaan Musyarakah, Bai Bitsaman Ajil, dan Qordul Hasan. Pembahasan tugas akhir ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan strategi pemasaran yang digunakan untuk memasarkan produk yang ada di BMT Sumber Mulia Tuntang. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dan strategi untuk mengatasinya. Untuk mengetahui pengaruh strategi terhadap perkembangan BMT Sumber Mulia Tuntang. Dalam hal ini, strategi pemasaran yang digunakan untuk mengembangkan lembaga keungan syariah BMT Sumber Mulia Tuntang, diperlukan suatu sarana yang efektif dan efisien dalam penyampaian informasi pada masyarakat mengenai lembaga keuangan syariah.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR..................................................ii HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR..............................................iii MOTTO............................................................................................................iv PERSEMBAHAN.............................................................................................v ABSTRAK........................................................................................................vi KATA PENGANTAR......................................................................................vii DAFTAR ISI.....................................................................................................x DAFTAR GAMBAR........................................................................................xii DAFTAR TABEL.............................................................................................xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN..........................................................................1 A.
Latar Belakang Masalah.......................................................1
B.
Rumusan Masalah.................................................................5
C.
Tujuan dan Kegunaan...........................................................5
D.
Metode Penelitian.................................................................7
E.
Sistematika Penulisan...........................................................8
PAPARANTEORITIS...................................................................10 A.
Telaah Pustaka......................................................................10
B.
Kerangka Teoritik.................................................................11
x
BAB III
BAB IV
BAB V
GAMBARAN UMUM...................................................................26 A.
Sejarah Berdirinya BMT Sumber Mulia Tuntang................26
B.
Visi dan Misi BMT Sumber Mulia Tuntang.........................27
C.
Struktur Organisasi...............................................................28
D.
Lokasi BMT Sumber Mulia Tuntang...................................35
ANALISIS......................................................................................37 A.
Data-data Diskriptif..............................................................37
B.
Analisa Data..........................................................................41
C.
Penggunaan Dana.................................................................44
D.
Saluran Distribusi.................................................................48
E.
Kendala Kendala...................................................................48
F.
Pengaruh Strategi terhadap Perkembangan BMT.................51
PENUTUP...................................................................................... A.
Kesimpulan...........................................................................53
B.
Saran-Saran...........................................................................55
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Sumber Mulia Tuntang…………………31
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Peranan dari sasaran produk…………………………………………..20 Tabel 4.1 Perkembangan Usaha BMT Tahun 2004-2006……………………….51 Tabel 4.2 Perkembangan Usaha BMT Tahun 2007-2008……………………….52 Tabel 4.3 Jumlah Dana Simpanan Anggota……………………………………..52
xiii
ABSTRAK Tugas akhir ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di BMT Sumber Mulia Tuntang dengan judul “Strategi Pemasaran pada Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Kec. Tuntang Kab. Semarang”. BMT Sumber Mulia Tuntang merupakan salah satu lembaga koperasi yang berbasis syariah. Secara garis besar bidang usaha yang dijalankan adalah penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat yang sesuai dengan prinsip syariah islam. Produk yang ditawarkan meliputi Si Rela, Si Suqur, Si Suka, Si Amanah. Sedangkan produk pembiayaannya adalah pembiaayaan Mudhorobah, pembiayaan Musyarakah, Bai Bitsaman Ajil, dan Qordul Hasan. Pembahasan tugas akhir ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan strategi pemasaran yang digunakan untuk memasarkan produk yang ada di BMT Sumber Mulia Tuntang. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dan strategi untuk mengatasinya. Untuk mengetahui pengaruh strategi terhadap perkembangan BMT Sumber Mulia Tuntang. Dalam hal ini, strategi pemasaran yang digunakan untuk mengembangkan lembaga keungan syariah BMT Sumber Mulia Tuntang, diperlukan suatu sarana yang efektif dan efisien dalam penyampaian informasi pada masyarakat mengenai lembaga keuangan syariah.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, segenap modal, potensi dan usaha telah dilaksanakan secara maksimal disertai berbagai kebijakan dan langkah-langkah yang dianggap tepat demi peningkatan kemampuan masyarakat agar berpartisipasi dengan bersandar pada kemampuan diri sendiri untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Namun tujuan pembangunan nasional dapat mengalami kegagalan apabila krisis nasional yagn melanda Indonesia tidak segera diatasi. Krisis nasional yagn diawali dengan krisis moneter yang merusak sendi-sendi perekonomian nasional, pada gilirannya telah turut menciptakan terjadinya krisis ekonomi, krisis politik, krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, krisis moral dan krisis perbankan nasional. Krisis nasional yang telah terjadi bersebut merupakan salah satu akibat dari dampak negatif krisis ekonomi internasional. Salah satu sub sektor perekonomian nasional yang terkena dampak langsung dari krisis ekonomi internasional adalah perbankan yang merupakan institusi atau lembaga yang mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang ekonomi. Kegiatan utama dari perbankan adalah menyerap dana dari masyarakat dan meyalurkan kembali kepada masyarakat. Dengan demikian dunia perbankan dapat menjembatani antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Perbankan dalam menjalankan fungsi
1
2
tersebut menerapkan prinsip ekstra hati-hati, terutama saat akan meyalurkan atau meminjamkan dana kepada masyarakat umum. Artinya bank hanya bersedia memberikan kredit bila kredit tersebut benar-benar terjamin keamanannya dan menguntungkan. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan jika bank memberikan penilaian kelayakan yang ketat pada setiap nasabah calon pengguna dana bank. Begitu ketatnya penilaian yang diterapkan bank sehingga hanya usaha-usaha yang sudah mapan saja yang dapat memperoleh kredit dari bank. Sebagai akibat kebijakan itu banyak kalangan ekonomi lemah tidak memperoleh kredit dari bank, karena para pedagang kecil mempunyai kelemahan-kelemahan yang justru termasuk didalam faktor-faktor yang dinilai oleh bank seperti manjemen, jumlah modal, pemasaran dan jaminan. Situasi seperti ini banyak dimanfaatkan oleh rentenir untuk menawarkan dana atau modal dengan prosedur dan syarat yang mudah, kepada pedagang kecil. Walaupun dengan bunga yang sanngat tinggi sekitar 20%-30% perbulan. Menyadari kesulitan yang dialami oleh golongan ekonomi
lemah
inilah
sebagian
dari
umat
Islam
telah
berupaya
memberdayakan ekonomi umat dengan mendirikan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Perkreditan Rakyat Syari`ah (BPRS). Keberadaan kedua lembaga keuangan tersebut meskipun telah menggunakan syari`ah Islam namun belum menjangkau lebih banyak kalangan ekonomi lemah oleh karena biaya opersionalnya tinggi. Kendala yang demikian tidaklah mengendorkan semangat para pemodal dan pengusaha perbankan dalam mengembangkn
3
usahanya. Dasar pengembangan usaha Bank Muamalat Indonesia dan Bank Perkreditan Rakyat Syari`ah bertujuan pada pemikiran bawa umat Islam adalah kelompok mayoritas dari penduduk Indonesia, dan oleh karena ini dapat dipandang sebagai potensi pasar yang sangat besar. Segmentasi pasar yang potensial ini perlu dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini menuntut pihak perbankan agar tidak hanya bearusaha menggali potensi pasar, tetapi melangkah lebih jauh untuk menguasai pasar tersebut dengan strategi pemasaran yang tepat . karena hanya dengan strategi pemasaran produk yang tepat itulah, maka bank akan adapt mempertahankan eksistensinya sebagai lembaga keuangan yang memiliki posisi starategis dalam sistem perekonomian Indonesia. Posisi starategis Bank yang dimaksud disini berkaitan erat dengan fungsi yang diemban, bukan saja fungsi ekonomi lemah. Hakikat dari fungsi sosial bank disini menunjukkan tanggung jawab moril perbankan untuk terus memperjuangkan peningkatan kualitas hidup golongan ekonomi lemah yang justru merupakan sebagian besar dari penduduk Indonesia. Keberhasilan Bank Muamalat Indonesia dan Bank Perkreditan
Rakyat
Syari`ah
dalam
perjuangan
diatas,
akan
dapat
menempatkan posisi Bank tersebut sebagai lembaga keuangan yang kokoh. Selain itu usaha Bank yang berpihak pada golongan ekonomi lemah dapat menegakkan citra Bank Islam yang tidak semata-mata berorientasi pada fungsi bisnis perbankan. Latar belakang masalah yang demikian mendorong penulis untuk menelaah lebih dalam strategi pemasaran produk perbankan yang ditawarkan
4
oleh Baitul Maal Wattamwil. Strategi pemasaran yang dikembangkan disini tercakup didalam kegiatan pemasaran untuk mencapai tujuan lembaga tersebut. Namun untuk melakukan pemasaran yang ideal tidaklah mudah, karena diperlukan strategi-strategi yang ideal pula. Menurut Phillip Khotler, pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan nama seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Dengan demikian agar suatu perusahaan dapat menguasai pasar dibanding dengan perusahaan lain, maka perusahaan tersebut harus mempunyai divisi pemasaran yang baik sehingga dapat melaksanakan strategi yang tepat demi tercapainya tujuan perusahaan. Apabila perusahaan tidak dapat melakukan strategi pemasaran dengan baik, maka perusahaan itu akan tersingkir dan gulung tikar. Adapun cara atau langkah yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk penerapan strategi pemasaran adalah dengan: 1. Teknik promosi 2. Peningkatan pelayanan 3. Inovasi produk baru Keseluruhan langkah-langkah diatas dapat dimasukkan dalam ruang lingkup strategi pemasaran. Disinilah pentingnya strategi pemasaran dalam menunjang kemajuan perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang dikemukakan diatas, maka tugas akhir ini penulis beri judul Strategi
5
Pemasaran Pada Baitul Maal Wattamwil (BMT) Sumber Mulia Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan tentang apa yang harus dilakukan berkenaan dengan strategi pemasaran. Adapun pembahasan masalah yang akan diteliti dapat penulis rumuskan sebagai berikut: 1. Strategi apakah yang digunakan dalam memasarkan produk-produk Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.? 2. Bagaimana strategi dan tehnik yang digunakan oleh BMT Sumber Mulia untuk meraih dana dari masyarakat? 3. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh BMT Suber Mulia?
C. Tujuan dan Manfaat Mengingat bahwa penulisan tugas akhir ini bersifat ilmiah, maka program tersebut memiliki tujuan dan manfaat ilmiah pula. 1. Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian dalam penulisan tugas akhir ini dapat diterangkan sebagai berikut: a. Tujuan umum memberikan informasi yang benar tentang keberadaan Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
6
b. Tujuan khusus: 1) Untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan Baitul Maal Wattamwil Sumber
Mulia Kecamatan
Tuntang
Kabupaten
Semarang. 2) Untuk membandingkan antara teori yang diterima dibangku kuliah dengan penerapan dalam praktek di lapangan. 3) Untuk mengetahui persyaratan dalam rangka menempuh ujian akhir program Studi Diploma III Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga 2. Manfaat Penulisan a. Bagi Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tugas akhir ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan ketika akan menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan strategi pemasaran pada masa yang akan datang. b. Bagi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, tugas akhir ini dapat menambah wawasan berfikir, serta meningkatkan pengetahuan para mahasiswa. Disamping itu tugas akhir ini dapat menambah koleksi bacaan di perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. c. Bagi masyarakat luas, tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dan pengetahuan sepanjang menyangkut segala sesuatu yang terkait dengan Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia
7
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dalam memperoleh nasabah baru. d. Bagi penulis, tugas akhir ini menambah wawasan untuk mengetahui sejauh mana strategi pemasaran yang diterapkan oleh Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dalam memperoleh nasabah baru.
D. Metode Penelitian 1. Tipe Penelitian Penelitian tugas akhir ini bertipe disikriptif, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan secara detail tentang obyek penelitian. 2. Jenis Data yang dibutuhkan Adapun data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini terdiri atas: a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian. b. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung misalnya berupa arsip, dokumen dan laporan lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian. 3. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan terdiri dari: a. Metode penelitian lapangan (Field Research) yang mencakup:
8
1. Wawancara (interview), yaitu teknik memperoleh data dengan cara melakukan Tanya jawab berdasarkan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan obyek. 2. Pengamatan (observasi), yaitu teknik memperoleh data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung tentang obyek penelitian. b. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu teknik memperoleh data melalui pencarian informasi dari literature yang ada hubungannya dengan kertas karya ini. 4. Teknik Analisis Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini menggunakan teknik analisa kulitatif. Adapun teknik kualitatif adalah suatu data yang diperoleh, ditafsirkan dan dijabarkan melalui kata-kata yang sistematis yang sesuai dengan teori-teori yang akhirnya bisa disimpulkan.
E. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Pada bab ini mempunyai lima pokok pembahasan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Paparan Teoritis
9
Pada bab ini memaparkan teoritis tentang konsep-konsep dasar manajemen, konsep-konsep dasar pemasaran, strategi pemasaran, dan bentuk-bentuk badan usaha. Bab III
Gambaran Umum Pada bab ini menyajikan tentang gambaran umum atau diskripsi BMT Sumber Mulia Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terdiri dari sejarah berdirinya BMT Sumber Mulia Tuntang, Visi dan Misi , Struktur organisasi , Lokasi BMT Sumber Mulia Tuntang .
Bab IV
Analisa Data Pada bab ini merupakan analisa data yang titemukan di BMT Sumber Mulia Tuntang yang terdiri dari data-data diskriptif, promosi yang dilakukan, melakukan perjanjian kesepakatan, proses produksi dan penjualan, penentuan harga, pengumpulan dana, penggunaan dana, strategi meraih dana, teknik meraih dana , saluran distribusi, kendala yang dihadapi, strategi mengatasi kendala.
Bab V Penutup Pada ini berisi tentang kesimpulan penulisan dan saran-saran.
10
BAB II PAPARAN TEORITIS
A. Konsep-Konsep Dasar Manajemen 1. `Pengertian Manajemen Menurut G.R Terry manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, mengerahkan dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia. (Winardi, 1977:4) Dari difinisi di atas terlihat bahwa G.R Terry telah menggunakan kata proses. Proses-proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen antara lain: a. Perencanaan berarti tindakan mendeterminasi sasaran-sasaran dan arah tindakan yang akan diikuti. b. Pengorganisasian adalah tindakan mendistribusi pekerjaan antara kelompok yang ada dan menetapkan dan memerinci hubunganhubungan yang diperlukan. c. Menggerakkan berarti merangsang anggota-anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dengan kemauan baik dan secara antusias.
11
d. Mengawasi berarti mengawasi aktivitas-aktivitas agar sesuai dengan rencana-rencana Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada dua hal alasan utama diperlukannya manajemen: 1) Memudahkan pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi. 2) Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaransasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihakpihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilih dan karyawan, kreditur, pelanggan, konsumen, suplyer, serikat kerja, asosiasi perdagangan, masyarakat dan pemimpin. 2. Fungsi-Fungsi Manajemen Menurut Edwin B. Flippo fungsi-fungsi manajemen terdiri dari empat buah fungsi yang meliputi fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Segenap fungsi ini dapat diterapkan dalam proses manajemen perusahaan. a. Perencanaan (Planning) Para manajer yang aktif menyadari bahwa bagian terbesar dari waktu mereka harus disediakan untuk perencanaan. Bagi manajer personalia, perencanaan berarti penentua program personalia yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah disusun untuk perusahaan itu. Dengan perkata lain, proses penentuan sasaran akan melibatkan partisipasi
12
aktif dan kesadaran penuh dari manajer personalia, dengan keahliannya dalam bidang sumber daya manusia. b. Pengorganisasian (Organizing) Apabila serangkaian tindakan telah ditentukan, organisasi harus disusun untuk melaksanakannya. Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Jika telah ditentukan bahwa fungsi-fungsi personalia tertentu
akan
membantu
kearah
tercapainya
sasaran-sasaran
perusahaan, maka manajer personalia harus menyusun suatu organisasi dengan merancang struktur hubungan antara pekerjaan, personalia, dan faktor-faktor fisik. c. Pengarahan (Directing) Fungsi pengarah secara sederhana adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya dan kekuasaan pimpinan serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan, seperti komunikasi, motivasi dan disiplin. d. Pengendalian (Controlling) Pengendalian adalah fungsi manajerial yang berhubungan dengan pengaturan kegiatan agar sesuai dengan rencana personalia yang sebelumnya telah dirumuskan berdasarkan analisis terhadap sasaran dasar organisasi. 3. Tujuan Manajemen Perusahaan
13
Tujuan manajemen perusahaan adalah memperoleh hasil akhir yang ingin dicapai melalui proses manajemen. Pada umumnya tujuan manajemen perusahaan dalam memproduksi baran-barang atau jasa-jasa merupakan suatu arah yang berkesinambungan. Tujuan itu perlu dirumuskan lebih dahulu karena beberapa alasan sebagai berikut: a. Tujuan bermanfaat ketika manajer harus membuat kebijakan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan. b. Tujuan berguna untuk mengkoordinasikan segala kegiatan. c. Tujuan itu akan menjadi titik rujukan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. d. Tujuan berguna untuk menentukan arah bagi kegiatan-kegiatan. Pertimbangan-pertimbangan ekonomi yang umumnya menjadi dorongan memulai usahanya adalah: 1) Keahlian yang memadai untuk mengelola kegiatan usaha. 2) Modal yang cukup untuk mendirikan usaha. 3) Jumlah permintaan konsumen yang cukup dan berarti terhadap barangbarang dan jasa-jasa. 4) Sumber-sumber ekonomi yang cukup dan mudah diperoleh. 5) Daya beli dalam bentuk uang cukup memadai.
B. Konsep-Konsep Dasar Pemasaran Konsep pemasaran (marketing consept) merupakan falsafah perusahaan yang menyatakan bahwa keinginan pembeli adalah syarat utama bagi
14
kelangsungan hidup perusahaan. Segala kegiatan perusahaan di bidang produksi, tehknik, keuangan dan pemasaran diarahkan pada usaha untuk mengetahui keinginan pembeli dan kemudian memuaskan keinginan tersebut dengan mendapatkan laba. Jadi bagian pemasaran mempunyai peran aktif sejak
dimulai
proses
produksi.
Semua
kegiatan
perusahaan
untuk
menghasilkan dan menjual barang didasarkan pada masalah pemasaran. Menurut Phillip Kotler (1999:15), menyebutkan bahwa kunci untuk meraih tujuan perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar, sasaran serta memberikan kepuasan secara lebih efisien dan efektif dari pada yang diberikan oleh pesaing. Dari penjelasan di atas dapat kita temui bahwa pandangan tentang pemasaran dalam suatu perusahaan telah mengalami perubahan, yang mulanya pemasaran dipandang tidak jauh dengan penjualan. Akan tetapi perusahaan mulai menyadari bahwa tehknik-tehknik penjualan yang baik tidak dapat mengimbangi kekeliruan yang diakibatkan karena memproduksi produk yang salah, dan bahwa memuaskan pelanggan adalah suatu kepentingan untuk memperoleh sukses. Pergeseran dramatis dari titik pandang produsen ke titik pandang konsumen ini merupakan komponen pokok dalam apa yang sekarang kita namakan konsep pemasaran.
C. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi
15
Pengertian strategi menurut Chandler (1962), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Menurut Andrews (1980) dan Chaffe (1985), strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti stakeholders Debtholders manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima biaya yang ditimbulkan oleh tindakan yang ditimbulkan oleh perusahaan. Menurut Poter (1985), strategi adalah alat yang sangat penting mencapai keunggulan bersaing. 2. Tipe-Tipe Strategi Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe yaitu: a. Strategi Manajemen Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, dan mengenai keuangan. b. Srategi investasi Strategi investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya: Apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan pengembangan pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan. c. Strategi bisnis
16
Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya: strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi yang berhubungan dengan keuangan. 3. Pengertian Strategi Pemasaran Strategi pemasaran menentukan yang akan diambil oleh perusahaan untuk memastikan bahwa masing-masing produk mempunyai peranannya. Lebih jelasnya pengertian strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada pasar target tertentu (Agus Maulana, 1990:157). 4. Macam-Macam Strategi Pemasaran Untuk mengetahui strategi pemasaran mana yang bermanfaat, organisasi atau perusahaan harus mengetahui apa jenis kebutuhan yang ingin dipengaruhinya. Kebutuhan Primer adalah kebutuhan akan bentuk atau kelas produk atau jasa dasar. Kebutuhan Selektif adalah kebutuhan akan produk atau merek perusahaan tertentu. Tidaklah mungkin suatu perusahaan atau organisasi yang akan berusaha untuk mempengaruhi kebutuhan primer kecuali jika hasilnya akan meningkatkan penjualan merek selain juga penjualan bentuk produk atau kelas produk (Agus Maulana, 1990:158). Dalam strategi pemasaran terdapat tiga macam diantaranya: a. Strategi Kebutuhan Primer
17
Strategi kebutuhan primer dirancang terutama untuk menaikkan tingkat permintaan akan bentuk atau kelas produk dari bukan pemakai yang sekarang dan dari pemakai yang sekarang. Ada dua pendekatan strategis yang mendasar untuk merangsang kebutuhan primer yaitu meningkatkan jumlah pemakai dan menaikkan tingkat pembelian. Strategi kebutuhan primer dalam menambah jumlah pemakai dengan strategi meningkatkan kesediaan membeli dengan menerapkan strategi program mengiklankan manfaat dari bentuk atau kelas produk dan menambah lini produk. Sedangkan untuk menigkatkan kemampuan membeli dengan menerapkan strategi program menurunkan harga, menyediakan pendanaan, dan menyediakan distribusi yang lebih luas. Dan dalam meningkatkan jumlah pembelian maka pola strategi yang diterapkan dengan mempromosikan penggunaan-pengunaan lain, merancang manfaat baru bagi pelanggan, menurunkan harga, membuat kemasan dalam berbagai ukuran, dan mendorong penggunaan produkproduk yang berkaitan. b. Strategi Kebutuhan Selektif Strategi kebutuhan selektif dirancang untuk memperbaiki posisi persaingan suatu produk, jasa, atau bisnis. Strategi kebutuhan selektif dapat dicapai dengan mempertahankan pelanggan lama atau dengan menjaring pelanggan baru. Adapun strategi untuk mempertahankan pelangan sebagai berikut:
18
1) Memelihara kepuasan, hal ini dapat dilakukan dengan program mengiklankan mutu dan keakraban, merancang produk, dan menyediakan pelayanan khusus. 2) Menyederhanakan proses pembelian, hal ini dapat dilakukan dengan program melaksanakan pengiriman yang cepat, menjamin perlindungan harga, menggunakan penjualan system, menawarkan sekumpulan produk dan menggunakan penjualan sumber tunggal. 3) Mengurangi daya tarik, hal ini dapat dilakukan dengan program menurunkan harga dan memudahkan perluasan system Adapun strategi menjaring pelanggan sebagai berikut: 1) Mengambil posisi berhadapan, hal ini dapat dilakukan dengan program menurunkan harga, memperbanyak iklan, menggunakan distribusi lebih luas, dan mengembangkan karakteristik yang istimewa pada atribut penentu. 2) Mengambil posisi berbeda, hal ini dapat dilakukan dengan program merancang dan mempromosikan manfaat yang khas serta menggunakan jalur distribusi, kemasan, pelayanan, harga yang khas. 3) Memilih strategi pemasaran yang terbaik, maka ada beberapa informasi yang perlu di perhatikan diantarannya yaitu: a. Strategi harus konsisten dengan sasaran produk.
19
b. Masalah dan peluang mengenai ketuhan pembeli, ukuran pasar, kemampuan, untuk memaksimalkan laba harus ditentukan dari analisis situasi. Dalam hal beberapa selektif infomasi diatas dalam mencapai pemasaran yang terbaik maka dapat diteliti lewat analisis persaingan. Dalam
hal
ini
pembahasan
masing-masing
selektif
dapat
dipertimbangkan dalam pembahasan sebagai berikut: a) Peran dari Sasaran Produk Sasaran produk membantu menentukan jenis dasar strategi yang diperlukan. Sebagai contoh, jika sasaran dibagian pasar adalah penting, maka strategi yang digunakan adalah strategi kebutuhan selektif dalam mempertahankan atau memperbesar bagian pasar. Adapun strategi pemasaran yang sesuai untuk berbagai susunan produk dapat dijelaskan dalam tabel berikut. Tabel 1.1 Peranan dari Sasaran Produk Sasaran produk Mencapai tingkat penjualan yang memadai (untuk bentuk atau kelas produk baru 2. Mencapai bagian pasar yang memadai (untuk merek baru) 3. Pertumbuhan bagian pasar 4. Memelihara bagian pasar 1.
•
Strategi Pemasaran yang Lazim Primer: Meningkatkan jumlah pemakai
•
Selektif: Penjaringan pelanggan
• •
Selektif: Penjaringan pelanggan Selektif: Mempertahankan pelanggan, atau Selektif: Menjaring pelanggan yang baru bagi pasar Selektif: Mempertahankan pelanggan, atau Primer: Menambah tingkat pembelian
• 5.
Maksimisasi arus kas
• •
20
6.
Memelihara kemampu labaan
•
7.
Panen
•
Selektif: pelanggan terbatas) Selektif: pelanggan minimum)
Mempertahankan (disegmen yang Mempertahankan (dengan usaha
(Sumber: Agus Maulana,1990:170). A. Bentuk-Bentuk Badan Usaha Pada umumnya bentuk badan usaha berdasarkan tanggung jawab pemiliknya dapat dibedakan menjadi lima jenis badan usaha yaitu: persekutuan komanditer, perseroan terbatas, firma, perusahaan perseorangan, koperasi. Berikut ini akan diuraikan satu-persatu pengertian tentang jenis-jenis badan usaha tersebut. 1. Perusahaan Perseorangan Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang diusahakan, dimiliki, dan dipimpin oleh satu orang. Dengan demikian pengusaha berfungsi sebagai pemilik dan pemimpin perusahaan. Modal perusahaan diperoleh dari milik pengusaha itu sendiri atau meminjam orang lain, tetapi peminjam tersebut menjadi tanggung jawab pengusaha itu sendiri. Dalam mengelola perusahaannya pemilik perusahaan mempunyai tanggung jawab tidak terbatas artinya jika perusahaan jatuh, bangkrut dan banyak memiliki hutang maka kekayaan pribadi harus digunakan untuk melunasi hutang. Kelebihan dari perusahaan perseorangang adalah: a. Laba perusahaan menjadi milik pengusaha itu sendiri. b. Pengusaha bebas menentukan kebijaksanaan perusahaan.
21
c. Rahasia perusahaan tidak mudah bocor. Sedangkan kelemahan perusahaan perseorangan adalah: a. Modal usaha relatif kecil, ini disebabkan karena sumber modal usaha hanya dari pemilik. b. Tanggung jawab pimpinan tidak terbatas sehingga jika perusahaan mengalami kerugian maka pemilik perusahaan harus menanggung semua hutang dan semua kerugian. c. Kebijakan perusahaan ditentukan sendiri oleh pengusaha secara bebas dan ini sering merugikan. 2. Firma Firma adalah persekutuan antara dua orang atau lebih untuk mendirika suatu perusahaan dengan satu nama dan semua anggotanya bertanggung jawab penuh atas perusahaan. Semua anggota firma berfungsi sebagai pengusaha, pemilik perusahaan dan pengurus perusahaan. Modal perusahaan diperoleh dari semua anggota. Jika modal diperoleh dari peminjam maka itu menjadi tanggungan bersama, oleh karena itu apabila salah seorang anggota firma meminjam uang atas nama perusahaan harus diketahui oleh anggota yang lain. Kelebihan
dari
perseroan
firma
adalah
perusahaan
dapat
menghimpun dana yang lebih besar karena dapat diperoleh dari beberapa orang dan masalah perusahaan dapat diatasi bersama. Sedangkan kelemahan perseroan firma adalah kecurangan seseorang anggota akan menimbulkan kerugian bagi anggota yang lain serta jika perusahaan
22
mengalami kerugian maka kekayaan pribadi dari anggota digunakan melunasi semua hutang 3. Persekutuan Komanditer Persekutuan komanditer adalah persekutuan dua orang atau lebih untuk mendirikan perusahaan. Seseorang atau beberapa orang diantaranya menjadi sekutu aktif, sedang yang lainnya menjadi sekutu pasif. Sekutu aktif adalah anggota yang bertindak sebagai pemimpin perusahaan. Ia bertanggung jawab penuh atas kelancaran perusahaan. Sekutu aktif mempunyai tanggung jawab tidak terbatas, ini berarti dalam mengurus perusahaan sekutu aktif tidak boleh mencampurkan kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan. Sedangkan sekutu pasif adalah anggota yang hanya menanamkan modal dan tidak ikut mengurusi perusahaan. Sekutu pasif mempunyai tanggung jawab terbatas, ini berarti jika perseroan mengalami kerugian maka sekutu pasif hanya menanggung sebesar modal yang ditanamkan dalam perusahaan. 4. Perseroan Terbatas Perseroan terbatas adalah suatu persekutuan atau perusahaan yang modalnya diperoleh dari saham, yang tiap-tiap saham besar nominalnya sama. Saham adalah surat berharga yang berfungsi sebagai tanda memiliki atau menanamkan modal pada suatu perusahaan. Menurut penjualan saham perseroan terbatas dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
23
a. Perseroan terbatas terbuka yaitu perseroan terbatas yang menjual sahamnya kepada masyarakat umum. b. Perseroan terbatas tertutup yaitu perseroan terbatas yang menjual sahamnya kepada kalangan terbatas, misalnya kepada keluarga.
5. Koperasi Dalam kehidupan perekonomian bangsa Indonesia koperasi merupakan gerakan ekomomi rakyat yang berasaskan kekeluargaan dan gotong royong. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, dikatakan bahwa koperasi adalah suatu badan usaha yang beranggotakan orangorang atau badan hukum koperasi dengan berlandaskan kegiatan yang berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi merupakan perwujudan dari Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1, koperasi dalam pengelolaan dan kepengurusannya dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Rapat Anggota Rapat anggota adalah badan tertinggi dalam suatu koperasi. Tugas dan rapat anggota adalah memilih atau memberhentikan pengurus koperasi serta mengawasi pengurus koperasi dalam menjalankan kegiatan. b. Pengurus Koperasi
24
Pengurus koperasi adalah mereka yang ditunjuk oleh rapat anggota yang bertugas menjalankan kegiatan sehari-hari. Berdasarkan uraian mengenai bentuk-bentuk badan usaha diatas, maka jelas bahwa Baitu Maal Wattamwil adalah sebuah lembaga keuangan yang berbentuk koperasi yang mengelola dana masyarakat dengan system bagi hasil sesuai dengan syariat islam. Dana yang terhimpun dari masyarakat dimanfaatkan yaitu dengan dipinjamkan pada masyarakat golongan ekonomi lemah bagi pengembangan usaha produktif masyarakat dalam bentuk pembiayaan.
25
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya BMT Sumber Mulia Tuntang Proses berdirinya BMT Sumber Mulia Tuntang bermual dari adanya program P3T (Penanggulangan Pengangguran Pekerja Terampil), yaitu suatu program penanggulangan pengangguran bagi para pemuda yang berpotensi tetapi belum mendapatkan pekerjaan. PINBUK (Pusat Inkubasi Usaha Kecil) Kabupaten Semarang sebagai lembaga yang memegang proyek tersebut mengarahkan sebagian dananya ke BMT dan sebagian lagi ke wirausaha mandiri. Pada bulan Juli tahun 1998 mulai dibicarakan perencanaan untuk mendirikan BMT Sumber Mulia yang terletak di Jalan Raya Salatiga-Semarang Km 1. Lokasi tersebut dipilih karena Kesongo waktu itu belum ada lembaga keuangan lain yang berdiri dekat dengan pasar, dan adanya kemudahan transportasi. Pada tanggal 26 Agustus 1998 diadakan rapat pembentukan koperasi yang pertama dan dihadiri oleh 24 orang dengan mengundang pejabat-pejabat di Departemen Koperasi Semarang. Pada tanggal 2 September 1998 dilanjutkan akta pendirian untuk memperoleh Hak Badan Hukum Koperasi. BMT Sumber Mulia disahkan sebagai unit usaha otonomi simpan pinjam oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dengan SK Nomor: 095/BH/KPK.II.T/IV/1999. Pada tanggal 2
26
September 1998 BMT Sumber Mulia Tuntang, resmi melakukan kegiatannya. Adapun tujuan pendirian BMT Sumber Mulia Tuntang: a. Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan lingkungan kerja pada umumnya. b. Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota dalam meningkatkan kesejahteraan kehidupan bermasyarakat. c. Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan menabung. d. Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal yang mudah dan cepat bagi anggota dan masyarakat pada umumnya dengan prinsip syari`ah islam. e. Memperkuat tawa-menawar, sikap amanah dan komunikasi yang efektif antar anggotanya.
B. Visi dan Misi BMT Sumber Mulia Tuntang Adapun Visi dan misi dari BMT Sumber Mulia Tuntang adalah sebagai berikut: Visi
:
Mewujudkan Lembaga Keuangan Syari`ah yang mampu mengembangkan ekonomi umat. Misi
:
a. Mutu pelayanan yang baik, resiko usaha yang minimal dan pengembalian yang maksimal.
27
b. Memupuk modal melalui pemberdayaan masyarakat, baik ekonomi kelas bawah maupun pemilik modal. c. Mencari keuntungan melalui usaha-usaha yang halal dengan pendistribusian laba yang merata dan adil. d. Mentasyarufkan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh kepada yang paling berhak. C. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan kewajiban dari suatu organisasi atau lembaga, baik lembaga formal maupun non-formal. Sehingga tugas, tanggung jawab, dan wewenang dari setiap bagian dapat diketahui dengan jelas. Sebelum penulis kemukakan struktur organisasi Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, terlebih dahulu kemukakan disini pengertian organisasi dan bentuk organisasi. a. Pengertian Organisasi Menurut Louis Allen, organisasi adalah suatu sistem mengenai pekerjaan-pekerjan yang dirumuskan dengan baik, masing-masing pekerjaan itu mengandung sejumlah wewenang, tugas dan tanggung jawab keseluruhannya disusun secara sadar untuk memungkinkan orang-orang dari badan usaha itu bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan mereka. (Sutarto, 1976:10)
28
Menurut William Schule, organisasi adalah suatu penggabungan dari orang-orang, benda-benda, alat-alat, perlenkapan, orang kerja dan segala sesuatu yang bertalian dengannya, yang dihimpun dalam hubungan yang teratur dan efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Sutarto, 1976:11) b. Bentuk Organisasi Bentuk organisasi dapat dibedakan sebagai berikut: 1) Bentuk Organisasi tunggal yaitu suatu organisasi yang puncak pimpinannya ada ditangan satu orang. Keuntungannya antara lain cepat
dan
tegas
dalam
mengambil
keputusan,
namun
kekurangannya ialah sering kali subyektifitas yang menonjol. 1. Bentuk organisasi jamak adalah suatu organisasi yang puncak pimpinannya ada di tangan beberapa orang sebagai satu kesatuan. Keuntungannya antara lain, obyektifitas lebih terjamin, terdapat pembagian tugas diantara para anggota pimpinan. Kelemahannya antar lain lamban, kurang tegas dan rasa tanggung jawab kurang. Demikian
halnya
Baitul
Maal
Wattamwil
Sumber
Mulia
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Struktur organisasi dianggap perlu dalam rangka menjalankan usaha untuk mencapai tujuan, karena dengan struktur organisasi yang baik akan membawa keuntungan, antara lain:
29
1) Pelaksanaan kerja lebih efisien dan menghemat waktu, biaya dan tenaga. 2) Mempermudah bagian kerja serta penempatan sesuai dengan keahliannya. 3) Perencanaan yang dibuat akan dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat sasaran. Penjelasan tugas masing-masing departemen berdasarkan bagan struktur organisasi Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Berikut ini disajikan skema struktur yang terdapat pada BMT Sumber Mulia Tuntang pada tahun 2009:
30
Rapat Anggota Tahunan
Badan Pengawas Ketua : Drs. H. Salimudin Anggota: Dimyati Anggota: Ahmadi
Dewan Syari`ah Ketua : K.H Zaeri Rosyidi Anggota: K.M Baedlowi Anggota: K. Mansuri
Pengurus Ketua : Ir. Pudjiono Sekre : M. Fauzi M.Ag Bend : Bambang S.L Manajer Andi S, A.Md
Ka. Baitul Tamwil Nanik Atiyani, A.Md
Kabag Pemasaran Sulistiyono S.E
Pemasaran Penagihan Mangsuri Muhajir Ahsan M. Farida Susiani S.P Ahmad Slamet
Ka. Baitul Maal Mansuri S.E
Kabag Operasional Nanik Atiyani, A.Md
Pembukuan/ Akuntansi Nanik Atiyani, A.Md Teller Siti Nur Hasanah
Adm. Pembiayaan Nanik Atiyani, A.Md Gambar 3.1: Struktur Organisasi BMT Sumber Mulia Tuntang
Adm dan Pengelo Data Nanik Atiyani, A.Md Penggalangan Dana Muhajir Ahsan M. Pemberdayaan Masyarakat Sulitiyanto S.E
31
Sumber: Wawancara dengan pegawai BMT Sumber Mulia, Farida S. S.P
Berdasarkan struktur diatas maka bentuk struktur organisasi yang digunakan Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang adalah bentuk lini atau garis. Berikut ini dikemukakan penjelasan tentang tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing: a. Rapat Anggota Memilih, mengangkat dan memperhentikan pengurus koperasi dalam menjalankan tugas-tugasnya. b. Dewan Syariah 1) Mengawasi seluruh kegiatan BMT dalam aspek syari`ah. 2) Memberikan persetujuan pemberian pembiayaan dalam skala besar. 3) Memberikan nasihat kepada manajer untuk menjalankan kegiatan operasional sesuai syari`ah islam c. Badan Pengawas 1) Mengawasi kegiatan operasional BMT. 2) Mengawasi produk-produk yang dikeluarkan BMT. 3) Mengawasi kinerja para pengelola, menilai apakah ada perilaku yang menyimpang selama menjalankan kegiatan operasional. d. Pengurus 1) Menyelenggarakan
rapat
pelaksanaan usaha BMT.
pengurus
untuk
mengevaluasi
32
2) Merancang rencana kerja dan rancangan anggaran pendapatan belanja BMT. 3) Mewakili BMT di dalam dan di luar pengendalian. 4) Menunjuk pengelola BMT yang profesional e. Manajer 1) Memimpin kegiatan BMT secara menyeluruh. 2) Melakukan koordinasi seluruh staf BMT. 3) Menyusun rancangan rencana kerja bulanan, triwulan, dan tahunan yang merupakan penjabaran dari kebijakan umum Dewan Syari`ah dan Rapat Anggota. f. Kepala Bagian Pemasaran 1) Membuat target pemasarang yang harus dicapai oleh bagian marketing. 2) Menilai kinerja para marketing. g. Kepala Bagian Operasional 1) Melaksanakan supervisi terhadap setiap layanan dan jasa BMT dari unit atau bagian yang berada di bawahnya. 2) Melakukan monitoring, evaluasi, review, terhadap pelaksanaan tugas. h. Kepala Bagian Pembiayaan 1) Menyusun perencanaan pembiayaan. 2) Menerima pembiayaan.
usulan
dan
melakukan
wawancara
analisa
33
3) Menganalisa proposal pembiayaan anggota. 4) Mengajukan persetujuan kepada manajer. 5) Memantau, membina dan mendata jumlah pengangsuran pembiayaan agar tidak macet. i. Pemberdayaan Masyarakat 1) Melakukan survey usaha dan pemahaman tentan karakter anggota. 2) Memantau dan membina usaha anggota pembiayaan. 3) Menyalurkan dana ZIS, kepada yang berhak berdasarkan hasil Rapat Anggota j. Pemasaran/Penggalian Dana 1) Melakukan kegiatan kerja dan promosi. 2) Mencari dan mengumpulkan sumber dana dari para anggota. 3) Melakukan penagihan ke setiap anggota yang diberi pembiayaan. k. Administrasi Pembiayaan 1) Menganalisa proposal pembiayaan anggota. 2) Mengajukan persetujuan pembiayaan kepada manajer. 3) Melakukan survey anggota pembiayaan baru. 4) Melakukan administrasi pembiayaan. 5) Melakukan penagihan di lapangan. 6) Melakukan pelayanan pencarian pembiayaan. l. Pembukuan / Akuntansi 1) Membukukan semua transaksi keuangan.
34
2) Membuat laporan keuangan secara periodik. 3) Mengadministrasikan seluruh dokumen yang berhubungan dengan bagian keuangan. 4) Melayani biaya gaji yang telah disetujui manajer. m. Teller 1) Bertindak sebagai penerima uang dan juru bayar. 2) Melayani penerimaan serta penarikan dana dari dan keanggota. 3) Melakukan pembayaran sesuai perintah manajer. 4) Menghitung bagi hasil seluruh transaksi yang berhubungan dengan kas. 5) Mengadministrasikan seluruh transaksi. 6) Membuat laporan transaksi perhari dan mencocokkan dengan uang kas yang ada.
D. Lokasi BMT Sumber Mulia Tuntang Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang terletak diantara jalan Salatiga-Tuntang tepatnya di Desa Kesongo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang di sekitar pasar tradisional Templek. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan pada saat pemilihan lokasi, sebagaimana halnya yang berlaku dalam penentuan tempat kedudukan suatu BMT antara lain:
35
1. Faktor
transportasi atau
pengangkutan.
Artinya
tersedia
fasilitas
transportasi yang memadai sehingga akan lebih memudahkan kelancaran komunikasi dan kelancaran kegiatan, menimbulkan efesiensi waktu dan biaya serta penghematan tenaga yaitu berada di tepi jalan raya sehingga mudah arus transportasi bagi nasabah Baitul Maal Wattamwil Tuntang. 2. Letak dan luas wilayah pelayanan akan dapat terjangkau apabila pemilihan dan penetapan tempat kedudukan adalah tepat dan strategis. Artinya tempat kedudukan berada di tengah-tengah wilayah pelayanan, cepat dikenal dan mudah dijangkau dengan fasilitas transportasi dari berbagai tempat. 3. Dengan dengan sumber tenaga kerja sehingga mudah dalam mencari tenaga kerja yang dibutuhkan. 4. Dekat dengan sumber-sumber ekonomi masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli barang dan jasa.
36
BAB IV ANALISIS DATA
A. Data-Data Diskriptif Bab ini berisi analisis tentang data-data penelitian BMT Sumber Mulia Tuntang. Adapun pembahasan hasil penelitian ini berkaitan dengan strategi pemasaran yang diterapkan oleh BMT Sumber Mulia. Analisis penulis lakukan meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Jenis-jenis produk BMT Sumber Mulia Usaha pembuatan produk perusahaan yang bergerak di bidang jasa adalah membuat contoh-contoh produk dan nama-nama produk yang dihasilkan secara perkiraan dapat memenuhi kebutuhan nasabah dengan pelayanan yang diberikan kepada nasabah tersebut. Sampai saat ini BMT telah mempunyai produk berbagai macam yaitu: a. Si Rela (Simpanan Sukarela) yaitu simpanan dari masyarakat kepada BMT Sumber Mulia dengan harapan akan memperoleh keuntungan ganda, karena simpanan ini dikelola dengan sistem bagi hasil dan sesuai dengan syari`ah islam dan dimanfaatkan bagi pengembangan kualitas hidup masyarakat golongan kecil. Adapun ciri-ciri simpanan sukarela antara lain: Jumlahnya tidak terbatas dalam penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan sewaktuwaktu selama kantor kas BMT masih dibuka. Bagi hasil keuntungan
37
dihitung atas dasar saldo rata-rata harian dan diberikan setiap bulan langsung menambah saldo simpanan yang ada. Adapun simpanan ini mengunakan akad titipan (wadiah). Adapun nasabah maupun BMT mendapat keuntungan bagi hasil,dengan perincian nasabah 30% dan bagi BMT 70%. b. Si Suqur (Simpanan Qurban) merupakan bentuk simpanan berkala mudharabah yaitu simpanan yang dikhususkan untuk persiapan pelaksanaan qurban. Simpanan ini hanya bisa diambil saat nasabah benar-benar hendak berkorban. Dengan pembatasan waktu dan pengambilan maka dana simpanan ini dengan sangat memudahkan pengelolaan dan pengawasan dana tersebut. Simpana ini menggunakan akad titipan (wadiah ).Adapun keuntungan bagi BMT maupun nasabah dengan nisbah 50% : 50% c. Si Suka (Simpanan Suka Rela) merupakan simpanan berupa deposito yang penarikannya hanya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan BMT. Simpanan pihak ketiga ini dengan harapan oleh BMT meminjamkan uang tersebut kepada calon debitur. Biasanya nasabah menyimpan uang tersebut untuk jangka tertentu dengan mengharapkan keuntungan yang besar berdasarkan kesepakatan bersama antara nasabah dengan BMT. Simpanan ini juga menggunakan akad titipan (wadiah). Adapun keuntungan bagi hasil antara pihak nasabah maupaun BMT 45% : 55%.
38
d. Simpanan Amanah terdiri dari Shodaqoh, Infaq, Wakaf, Sumber dana yang terkumpul nantinya akan dipergunakan untuk pinjaman kaum dhu`afa,
atau
mereka
yang
benar-benar
kesulitan
dan
membutuhkan.Adapun akad ini juga menggunakan akad titipan (wadiah). Tetapi tidak ada marhab atau bagi hasilnya. 2. Produk Pembiayaan Pembiayaan adalah penyediaan uang yang dapat dipersembahkan dengan pinjaman berdasakan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran imbalan. Jenis-jenis pembiayaan antara lain: a. Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan mudharabah adalah dana untuk pembiayaan modal kerja yang diberikan oleh BMT kepada anggota di mana pengelolaan usaha sepenuhnya diserahkan kepada anggota sebagai debitur. Keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha ini akan dibagi sesuai nisbah bagi hasil yang telah disepakati bersama. Dengan perincian pembiayaan 70% bagi nasabah dan 30% bagi BMT dan keuntungan bagi peminjam dapat membayar secara angsuran
tidak secara cash sehingga
meringankan bagi nasabah. b. Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan musyarakah merupakan kerjasama antara dua orang atau lebih para pemilik modal untuk membiayai suatu proyek. Apabila
39
memperoleh keuntungan, keuntungan tersebut dibagi menurut nisbah yang disepakati. Apabila mengalami kerugian ditanggung bersama sesuai besarnya modal masing-masing. Hal ini menunjukkan rasa keadilan dalam usaha yang dikembangkan. Pembiayaan ini juga menggunakan perincian 70% bagi nasabah dan 30% bagi BMT c. Bai Bitsaman Ajil Bai Bitsaman Ajil adalah pinjaman dana pembelian barang atau alat yang dipakai dalam melakukan usaha pembiayaan ini berakad jual beli, waktu pengembaliannya dilakukan dengan cicilan jangka waktu yang lebih panjang, dengan pembagian keuntungan dengan menaikkan harga dan diangsur secara rutin sesuai dengan kesepakatan dalam jangka
waktu
yang
telah
disepakati.
Peminjaman
ini
tidak
menggunakan mark-up, semisal: harga jual barang Rp. 100.000;00. kemudian di jual lagi kepada nasabah bahwa BMT memeinta keuntungan Rp. 20.000;00. dibayar atau diangsur dengan total Rp. 120.000;00. untuk dibayarkan kepada BMT. d. Qordhul Hasan Qordhul Hasan merupakan pembiayaan berakad ibadah, pembiayaan ini yang dikhususkan penggunannya secara sosial yang diberikan khusus pada kaum dhuafa untuk keperluan yang sifatnya sosial. Pembiayaan ini peminjam hanya berkewajiban mengembalikan modalnya saja tanpa tambahan apapun.
40
Adapun syarat-syarat pengajuan pembiayaan di BMT Sumber Mulia Tuntang sebagai berikut: 1) Telah menjadi nasabah BMT Sumber Mulia minimal satu bulan. 2) Mengisi formulir pembiayaan. 3) Menyerahkan fotocopy KTP. 4) Menyerahkan jaminan untuk pembiayaan Rp. 500.000,- ke atas B. Promosi yang dilakukan Setelah BMT membuat produk langkah selanjutnya adalah melakukan kegiatan promosi. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh BMT antara lain: 1. Membuat pamlet-pamlet atau brosur-brosur, yang berisi tentang alamat, bentuk BMT Sumber Mulia, produk-produk yang dihasilkan, dan syaratsyarat anggota nasabah BMT Sumber Mulia. 2. Mendatangi calon nasabah baru secara langsung dengan demikian masyarakat lebih tahu akan produk-produk yang ada di lembaga BMT Sumber Mulia. 3. Melakukan kegiatan-kegiatan promosi dalam acara pertemuan-pertemuan majlis taklim. C. Melakukan Perjanjian Kesepakatan Setelah adanya perjanjian antara nasabah dengan bagian perwakilan pemasaran dari BMT lain, maka perwakilan pemasaran memberitahukan kepada BMT bahwa telah ada perjanjian jual beli dengan pembeli. Kemudian BMT melakukan analisis penjualan melalui bagian marketing. Analisa ini dimaksudkan untuk menentukan harga beli produk yang dihasilkan oleh BMT
41
lain. Harga beli produk yang dimaksud disini adalah harga beli antara pihak BMT dengan pihak pengguna barang. D. Proses Produksi dan Penjualan Setelah ada kesepakatan antara pihak BMT dan nasabah, maka dilakukan kegiatan proses produk jasa yang dihasilkan. Dari pengadaan bahan baku, pembuatan produk dan jual produk. Misalnya, BMT Sumber Mulia juga ikut dalam menentukan pembuatan produk secara langsung dari menentukan warna, tulisan dan gambar. E. Penentuan Harga Penentuan harga dilakukan oleh Baitul Maal Wattamwil setelah diadakan perjanjian jual beli dan setelah mengadakan analisis. Analisis penjualan meliputi: 1. Biaya bahan baku yaitu biaya yang menyangkut pengadaan bahan baku, antara perawatan bahan baku, biaya transportasi, bahan baku serta biaya penyimpanan. 2. Biaya produksi yaitu biaya yang digunakan untuk memproses bahan baku menjadi produk. 3. Biaya tenaga kerja yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar tenaga kerja. Setelah melakuan analisis penjualan barulah BMT bisa menentukan harga jual produk. Penetapan harga jual produk ini bersifat tidak mutlak, yang berarti harga dapat berubah sesuai kesepakatan pelanggan atau nasabah dengan perwakilan pemasaran.
42
F. Pengumpulan Dana Usaha pengumpulan dana memerlukan sumber dana yang permanent. Berbicara mengenai sumber dana dari mana dana berasal atau diperoleh. 1. Jenis-jenis sumber dana bagi BMT yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan untuk dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu: a. Hutang, berupa: simpanan khusus, simpanan berjangka, dan simpanan biasa yang berasal dari masyarakat serta pinjaman dari sumber lain misalnya
dari
lembaga-lembaga
pemerintah
yang
mempunyai
keterikatan secara langsung maupun tidak langsung dengan BMT. Simpanan khusus adalah simpanan dari masyarakat yang dikelola oleh BMT dalam rangka penyelenggaraan kegiatan operasional lembaga, simpanan ini bersifat khusus yaitu bisa diambil maupun ditambah sesuai dengan kesepatan antara nasabah dengan BMT pada saat hendak meminjam. Simpanan berjangka adalah simpanan dari masyarakat umum yang menggunakan system bagi hasil yang baru dapat diambil sesuai kesepakatan pada waktu awal menyimpan. Simpanan biasa adalah simpanan dari masyarakat yang bersifat penambahan dan pengambilannya dapat dilakukan sewaktu-waktu selama jam kas kantor BMT masih buka dan masih melakukan transaksi. b. Modal sendiri berupa: 1) Simpanan khusus adalah simpanan yang berasal dari anggota BMT yang mempunyai kelebihan dana atau mempunyai dana tidak
43
terpakai, simpanan ini bersifat fleksibel yaitu dapat diambil sewaktu-waktu. 2) Simpanan wajib adalah simpanan yang berasal dari anggota BMT yang dibayarkan dan diwajibkan setiap bulan, besarnya simpanan ini setiap tahun bisa berubah sesuai dengan hasil rapat anggota tahunan. 3) Simpanan pokok adalah simpanan yang berasal dari setiap anggota BMT, pada waktu keanggotaan diakhiri merupakan suatu tagihan atas BMT sebesar jumlah tadi jika perlu dikurangi dengan tanggungan kerugian. 4) Dana cadangan adalah dana yang berasal dari sisa dalam pembagian hasil usaha yang dilakukan setiap tahun masa buku berakhir. 5) Hibah/Infaq/Shodaqoh adalah berasal dari masyarakat yang mempunyai uang untuk dihibahkan maupun diberikan secara cuma-cuma c. Dana titipan adalah dana yang berasal dari masyarakat yang dikelola oleh BMT dan dapat diambil sewaktu-waktu. G. Penggunaan Dana Penggunaan dana berhubungan erat dengan transaksi-transaksi keuangan Baitul Maal Wattamwil yang dapat mengakibatkan bertambahnya hatra tetap , berkurangnya modal dan kerugian . Dalam pengelolaan dana kelompok
,
pengurus
akan
dihadapkan
pada
persoalan
bagaimana
44
mendayagunakan dana yang tersedia seoptimal mungkin dan mengurangi resiko sekecil mungkin . Selain hal tersebut mengingat keberadaan Baitul Maal Wattamwil semata-mata sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan anggota maka penggunaan dana diarahkan untuk mengembangkan kehidupan sosial ekonomi anggota secara optimal. Berkenaan dengan hal tersebut,maka kaidah – kaidah pengelolaan dana yang digunakan pedoman antara lain sebagai berikut : 1) Aman artinya nasabah mendapat rasa aman terhadap simpanan yang dimiliki dari keragu-raguan terhadap bunga uang , karena di dalam masyarakat Islam bunga ada yang mengharamkan dan ada pula yang tidak mengharamkan . Sedangkan pengelolaan oleh Baitul Maal Wattamwil mendapatkan jasa yang dinamakan bagi hasil dan itu jelas kehalalnya. 2) Lancar artinya bias ditambah dan diambil sewaktu-waktu tanpa perlu pemberitahuaan apapun jika ada keinginan nasabah penyimpan untuk mengambil uang yang dimiliki . 3) Menghasilkan artinya nasabah mendapatkan bagian hasil dari Baitul Maal Wattamwil yang dibagikan dalam satu bulan sekali setiap tanggal 1 bulan berjalan . 4) Diutamakan untuk mengembangkan ekonomi anggota, kegiatan-kegiatan anggota BMT khususnya diwilayah kecamatan tuntang . Jenis-jenis penggunaan dana dapat dikelompokan sebagai berikut :
45
a. Penggunaan dana yang bersifat produktif, dalam arti dana harus dipakai untuk pembiayaan kepada anggota, dan atau untuk investasi dalam usaha sector riil . b. Penggunaan dana yang bersifat non produktif, artinya dana yang digunakan untuk biaya opersional yaitu sewa kantor, gaji karyawan, administrasi, konsumsi rapat, transport serta pembelian investaris ( meja, kursi, kendaraan ) c. Penggunaan dana untuk mengembangkan kelompok dan lingkungan, yang mencakup :Dana pendidikan ( pelatihan bagi pengurus, karyawan dan anggota ) serta dana sosial ( kesehatan , kematian ) d. Penggunaan untuk memenuhi kewajiban dan menanggulangi resiko Baitul Maal Wattamwil : 1. Pemberian bagi hasil kepada nasabah 2. Pembayaran kembali simpanan khusus / berjangka kepada penyimpan 3. Penambah dana cadangan 4. Jasa pinjaman dari pihak lain Resiko yang dimaksud diatas misalnya kurang lancarnya dana simpanan dari nasabah karena kurang maksimalnya pelayanan yang diberikan oleh Baitul Maal Wattamwil .Serta keengganan masyarakat untuk menabung karena jika mau mengambil uangnya dipersulit . e. Pembayaran bagian laba untuk anggota meliputi :
46
1. Pemberian Sisa Hasil Usaha kepada anggota pendiri Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Kecamatan Tuntang dan bonus bagi pengelola. Adapun perhitungan laba menggunakan rumus Laba berjalan = pendapatan – pengeluaran ( biaya ) Pendapatan antara lain terdiri dari : a) Bagian dari bagi hasil b) Uang pangkal anggota baru c) Biaya Administrasi yang dibayar oleh peminjam pada saat pinjaman dicairkan oleh Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Kecamatan Tuntang d) Pendapatan lain-lain, berupa pendapatan dari jasa-jasa lain diluar pendapatan operasional . Sedangkan pengeluaran ( biaya ) antara lain terdiri dari : 1. Biaya Operasional meliputi : biaya gaji,biaya bagi hasil yang dibayarkan kepada nasabah, biaya penyusutan aktiva tetap dan aktiva lancar . 2. Biaya lain-lain seperti uang transport pengelolan ,uang makan pengelolan dan premi. Adapun Manfaat Dana antara lain : a. Sebagai langkah untuk mengetahui jenis-jenis sumber dana dan keberadaan tiap-tiap sumber dana .
47
b. Dapat menentukan kebijakan tentang jenis sumber dana yang sebaiknya diupayakan untuk memenuhi kebutuhan dana Baitul Maal Wattamwil , serta skala prioritasnya. c. Membuat strategi dan tehnik dalam usaha mendapatkan dana sebanyakbanyaknya. d. Digunakan dalam rangka pemberian pinjaman kepada anggota untuk meningkatkan hasil yang diperoleh untuk membayar biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Baitul Maal Wattamwil . H. Strategi Meraih Dana Tumbuh dan berkembangnya Baitul Maal Wattamwil sangat bergantung pada kepercayaan dan motivasi masyarakat untuk menyimapan dan mengamankan dananya di Baitul Maal Wattamwil serta daya juang dan profesionalisme pengelolaan Baitul Maal Wattamwil .Kekuatan Baitul Maal Wattamwil sebagai lembaga keuangan akan semakin mantap dan kuat apabila Baitul Maal Wattamwil mampu menghimpun dana masyarakat atau lembaga lain serta dikelola secara profesional . Berikut ini strategi yang dilakukan oleh Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia dalam meraih dana dari masyarakat : 1. Mewujudkan bahwa Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia dikelola secara profesional, baik sumber dana manusia yang melayani maupun memberikan pelayanan kepada nasabah. 2. Meraih dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat, dalam hal ini para tokoh agama yang mempunyai pengaruh yang besar didalam masyarakat untuk
48
melakukan sosialisasi bahwa ada lembaga yang mengurusi uang dari masyarakat selain bank-bank umum lainnya. 3. Menanamkan pemahaman bahwa Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia adalah lembaga dari, oleh , dan untuk umat sebuah lembaga yang strategis untuk memberdayakan umat, baik ekonomi,pola piker dan ketaqwaan. 4. Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia mampu mendekati masyarakat muslim serta pengusaha muslim untuk menabung dan menggunakn dana di dan dari Baitul Maal Wattamwil. 5. Mewujudkan dan membuktikan bahwa simpanan dialokasikan untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat golongan menengah kebawah . 6. Bagi hasil simpanan bersaing dengan lembaga lain sejenis, sedangkan prosedur pembiyaan dan simpanan aman, udah, dan dikelola secara profesional . 7. Pengelolaan Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia berinisiatif untuk memberikan pelayanan yang mantap kepada anggota . 8. Membuktikan bahwa simpanan dana anggota aman dan pengelolaanya amanah. 9. Membuka
diri
menggalang
kerja
sama
dan
proaktif
sehingga
memungkinkan mendapat dana – dana dari lembaga lain. I. Teknik Meraih Dana Adapun teknik untuk meraih dana yang dilakukan oleh Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia yaitu :
49
1) Mengirimkan surat-surat, baik berisi informasi, laporan perkembangan, permohonan modal dan lain-lain, baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai hubungan kerjasama dengan Baitul Maal Wattamwil . 2) Aktif mengadakan pertemuan atau pengajian yang dapat menghimpun dana dari masyarakat langsung disekitar wilayah Kecamatan Tuntang . 3) Menyebarkan opini tentang ekonomi syari’ah, zakat, sodaqoh dan infaq kepada semua masyarakat dengan menyebarkan presentasi disetiap waktu dan kesempatan dikalangan masyarakat. 4) Melakukan pendekatan langsung ke calon anggota potensial yang bias memberikan kontribusi bagi Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia . 5) Penyebaran brosur,kalender dan formulir simpanan kepada anggota , calon anggota maupun masyarakat umum lainnya. 6) Menempelkan informasi Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia di tempat strategis seperti masjid, pasar dan lembaga islam. 7) Pembuatan proposal-proposal kerja sama dengan lembaga terkait . J. Saluran Distribusi Saluran distribusi yang dimaksud adalah saluran distribusi produk yang dihasilkan melalui kegiatan penentuan jumlah produk yang diperlukan oleh perusahaan dan penentuan nasabah . Saluran produk dilakukan oleh lembaga dalam rangka memuaskan keinginan konsumen .Ada tiga komponen pokok dalam salurn distribusi produk yaitu : a) Perusahaan sebagai subyek pembuat produk
50
b) Perwakilan pemasaran untuk memasarkan produk kepada pelanggan atau nasabah. c) Pelanggan atau nasabah adalah obyek pemakai produk. K. Kendala Yang dihadapi Adapun kendala yang dihadapi BMT Sumber Mulia, dapat dijelaskan sebagai berikut : a) Dalam hal komunikasi antar karyawan – karyawan atau pun dari manajer kekaryawan msih belum terbuka. b) Kurangnya kedisiplinan terhadap tanggung jawab jam kerja yang belum maksimal c) Dalam proses manajemen pengelolaan BMT masih bersifat kekeluargaan dan masih kurangnya profesionalisme. d) Adanya pinjaman-pinjaman yang membuat pendapatan yang diperoleh BMT Sumber Mulia Kecamatan Tuntang tidak sesuai dengan target yang dicanangkan . e) Kurangnya rasa hormat terhadap pimpinan maupun sesama karyawan . f) Kepercayaan profesionalisme dalam melayani nasabah terkadang kurang menghargai yang membuat nasabah kurang nyaman. L. Strategi Mengatasi Kendala Seperti yang telah diuraikan bahwa kendala yang dihadapioleh perusahaan terutama berkaitan dengan pemasaran.Berikut dikemukakan tentang strategi untuk mengatasi kendala yang timbul, yaitu : a) Perencanaan produk dan proses produksi
51
Kendala yang dihadapi dalam perencanaan produk adalah sedikit pelanggan atau nasabah yang mau memakai produk yang dibuat, karena kurang menarik. Kendala ini dapat diatasi dengan melakukan inovasi produk baru atau dengan tampilan baru yang lebih menarik bagi nasabah. b) Proses disribusi Kendala yang sering terjadi dalam proses distribusi adalah masalah transportasi,hal ini perlu diupayakan agar karyawan memiliki kendaraan sendiri yang melancarkan arus lalulintas didalam bekerja. c) Proses produksi jasa Kendala yang dihadapi perusahaan dalam proses produksi jasa adalah rendahnya produktifitas tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena karyawan terlalu jenuh dan lelah dalam bekerja .Sangatlah penting untuk mengatasinya perlu dilakukan dengan cara mengadakan pelatihan khusus serta mengadakan studi banding pada lembaga lain yang bergerak dalam bidang usaha yang sama.Kendala-kendala lainnya yang sering dihadapi oleh lembaga antara lain : 1. Pembayaran pinjaman yang kurang lancar Usaha untuk mengatasi pembayaran yang kurang lancar yaitu BMT Sumber Mulia Tuntang Kabupaten Semarang melakukan : a. Pembinaan debitur oleh bagian pemasaran . b. Membuat surat teguran atau pemberitahuan terhadap nasabah yang bermasalah .
52
c. Mengadakan silaturahmi kenasabah / kunjungan kelapangan d. Pencegahan
dengan
selektifitas
nasabah
yang
memiliki
kemampuan membayar yang tinggi . 2. Pembiyayan yang diragukan Langkah untuk mengatasi pembiyayan yang diragukan maka pihak BMT Sumber Mulia Tuntang Kabupaten Semarang bertindak dengan cara : a. Membuat surat teguran atau peringatan b. Kunjungan lapangan 3. Pembiyayan yang macet Untuk mengatasi pembiyaan yang macet maka cara yang ditempuh pihak BMT Sumber Mulia Tuntang Kabupaten Semarang adalah melakukan : a. Penyerahan tugas dari bagian pembukuan kepada bagian penagihan b. Penerbitan surat pemberitahuan yang berkaitan dengan para nasabah yang mengalami kemacetan pembayaran sebagai daftar prioritas dalam melakukan penagihan yang intensif dan rutin Usaha untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan penagihan dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu : 1. Simpati yang meliputi sopan, menghargai, menyanjung , dan memberi perhatian kepada keluarganya. 2. Empati yang meliputi sopan, menyelami keadaan nasabah, membangkitkan emosi, perasaan, kesadaran dan perenungan.
53
3. Menekan yang meliputi langsung secara pribadi dan keluarga atau tidak secara langsung , melalui pihak atasan dan pihak kepolisian . Sedangkan upaya penanganan pembiayaan bermasalah yang berkaitan dengan penyehatan ditempuh melalui cara : 1. Ditinjau kembali / Perjanjain Baru Cara ini bisa ditempuh untuk mengatasi pembiyaan yang diragukan oleh pihak BMT Sumber Mulia Tuntang Kabupaten Semaraang syarat-syarat yang diperlukan sebagai berikut : a. Potensi usahanya masih ada b. Kemampuan debitur masih rendah c. Perputaran uang kas yang dihadapi nasabah lancar d. Plafon yang diberikan tetap 2. Penetapan Kembali Cara ini dilakukan untuk mengatasi pembiyaan yang diragukan oleh pihak BMT Sumber Mulia Tuntang Kabupaten Semarang dengan memperhatikan : a. Potensi usaha dari debitur masih ada b. Kemampuan debitur masih ada c. Plafon yang diberikan berubah Perubahan yang dilakukan apabila BMT Sumber Mulia menempuh cara ini akan berhubungan : a. Jumlah plafon pembiyaan akan dikurangi b. Persyaratan diperketat
54
c. Jadwal angsuran dibuat sejelas-jelasnya d. Jangka waktu pengembalian diperpendek e. Jumlah angsuran yang dibebankan kepada debitur dibuat seringan ringannya 3. Di kondisikan semula Cara ini ditempuh apabila dalam diri debitur masih memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Potensi usaha masih ada b. Barang yang dipakai untuk usaha yang dimiliki masih memadai dan bernilai c. Perputaran uang kas dan manajemen masih sementara d. Plafon tetap Perubahan dapat dilakukan apabila Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Kecamatan Tuntang menempuh cara yang berkaitan dengan: a. Harga jual pembiyaan masih bernilai b. Agunan yang diberikan bertambah c. Kepemilikan usaha jelas d. Pengurus dari debitur mempunyai kemampuan manajemen yang tinggi e. Nama dan status perusahaan masih diperhitungkan pihak lain f. Perubahan debitur dilakukan dengan prosedur hukum
53
55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Strategi yang digunakan dalam memasarkan produk-produk BMT Sumber Mulia Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang melalui pembuatan brosur, mendatangi nasabah, system jemput bola,melalui majelis taklim, yang merupakan sarana yang efektif dan efisien dalam penyampaian informasi kepada masyarakat tentang sistem bagi hasil yang dijalankan Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. 2. Startegi yang digunakan oleh BMT Sumber Mulia dalam meraih dana dari masyarakat adalah : a. Mengelola dana dengan professional, baik sumber daya manusia yang melayani maupun memberikan pelayanan kepada nasabah. b. Meraih dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat untuk melakukan sosialisasi bahwa ada lembaga keuangan dengan system bagi hasil. c. Menanamkan bahwa BMT Sumber Mulia adalah lembaga dari, oleh, dan untuk umat, baik ekonomi, pola pikikr dan ketaqwaan.
56
3.
Kendala-kendala dan strategi untuk mengatasinya yaitu: a. Dalam hal komunikasi antar pengelola masih belum terbuka sehingga perlu diadakan metting setiap seminggu sekali atau sebulan sekali untuk menampung masukan-masukan dan memecahkan masalahmasalah yang dihadapi oleh pengelola. b. Kurangnya kedisiplinan terhadap tanggung jawab jam kerja yang belum maksimal. Untuk mengatasi hal itu perlu memberikan sanksi seuai dengan pelanggaran yang dilakukannya dan memberikan bonus terhadap karyawan yang disiplin tanpa mengurangi profesionalitas dalam bekerja. c. Adanyan pembiayaan yang macet membuat pendapatan yang diperoleh BMT Sumber Mulia tidak sesuai dengan target yang dicanangkan. Strategi untuk mengatasinya memberikan pembinaan terhadap debitur oleh bagian pemasaran, membuat surat teguran atau pemberitahuan terhadap nasabah yang bermasalah, mengadakan silaturahmi ke nasabah atau kunjungan ke lapangan dan pencegahan dengan selektifitas nasabah yang memiliki kemampuan membayar yang tinggi. d. Dalam
proses
manajemen
pengelolaan
BMT
masih
bersifat
kekeluargaan dan masih kurangnya profesionalisme. Kendala ini dapat diatasi dengan menjamin kesejahteraan karyawan dan memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. e. Pelayanan terhadap nasabah terkadan kurang menghargai yang berakibat nasabah kurang nyaman. Kendala ini dapat di atasi dengan
57
manajer selalu aktif memberikan nasihat kepada bawahannya untuk selalu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan selalu memotivasi bahwa nasabah adalah asset berharga bagi lembaga itu. B. Saran-saran 1. Untuk dapat menjalankan kegiatan keuangan yang baik maka perlu diperhatikan kelengkapan dan kekompakan para pengurus organisasi serta bila mungkin dikembangkan dengan banyak mengikuti pelatihan-pelatihan agar organisasi yang dijalankan dapat eksis san berjalan sesuai tujuan awal organisasi didirikan. 2. Berkaitan dalam hal promosi perlu adanya usaha-usaha lain yang dapat menarik calon nasabah baru, misalnya dengan pemasangan papan nama lembaga ditempat-tempat yang strategis supaya dapat menarik perhatian dari. masyarakat luas. 3. Perlu adanya perbaikan dalam hal melayani nasabah yang mau menyimpan atau ingin mendapatkan pinjaman yaitu dengan respon yang baik dan familiar sehingga nasabah merasakan betul bahwa pelayanan yang diberikan sesuai dengan slogan-slogan yang didengungkan oleh Baitul Maal Wattamwil Sumber Mulia Kecamatan Tuntang yaitu aman, mudah dan nyawan. 4. Ditingkatkan ketelitian pengelola dalam memeriksa, mensurvei calon nasabah
pengguna dana dari BMT Sumber Mulia supaya tidak terjadi
hal-hal diluar perhitungan dan yang tidak diinginkan yaitu untuk menekan
58
pinjaman-pinjaman bermasalah yang mengganggu kelancaran proses perencana awal yang akan dicapai.
59
DAFTAR PUSTAKA
A.B, Susanto, 1999, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Salemba, Jakarta. Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan Pengendalian, Jilid I, Erlangga, Jakarta. Lawrence, Jauch R , Glueck F. William, 1994, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, Erlangga, Jakarta. Ed. III. Masud, M, Manajemen Personalia, Erlangga, Jakarta, Ed.I. Cipt. Inggris, 1984. Maulana, Agus, 1990, Strategi dan Manajemen Pemasarang, Erlangga, Jakarta, Ed. II Ridwan, M, 2006, Sistim dan Prosedur Pendirian BMT, Citra Media, Yogyakarta. Sulistiyanto, 2002, Strategi Pemasaran, STIE AMA, Salatiga. Winardi, 1986, Asas-Asas Manajemen, Alumni, Bandung, Ed. VIII.
60