TUGAS AKHIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKLM)
TENTANG MEKANISME DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN RETRIBUSI UJI KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
Diajukan
O L E H
UMA DEVI 062 600 077
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menamatkan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PRODIP. III ADMINISTRASI PERPAJAKAN
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN PKLM INI DISETUJUI UNTUK DIPERSENTASIKAN
OLEH :
NAMA NIM PROGRAM STUDI
: : :
UMA DEVI 062 600 077 DIPLOMA – III ADMINISTRASI PERPAJAKAN
Ketua PRODIP – III Administrasi Perpajakan
Dosen Pembimbing
Supervisor
Drs. M. Husni Thamrin Nst. M. Si NIP. 131 930 630
Indra Efendi R, S.Sos NIP.
____________________ NIP.196401201993031003
DIKETAHUI DEKAN FISIP USU
PROF. DR. M. ARIF NASUTION. MA NIP. 131 757 010 Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini Telah Dipertahanlan di Depan Panitia Penguji Laporan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara
Pada Hari
:
Tanggal
:
Pukul
:
Tim Majelis Penguji
Ketua
:
Anggota
:
Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas
Rahmat Allah SWT, karena
berkat karunia, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini guna melengkapi syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Tentang
“Mekanisme dan Prosedur
Pemungutan Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai”. Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus ikhlas penulis menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pada pembaca guna penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas FISIP USU. 2. Bapak Drs. H.M. Husni Thamrin Nst. M.Si, selaku ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU. 3. Bapak Indra Efendi R, S.Sos selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi bimbingan dan pengarahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. 4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di lingkungan FISIP USU yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pelayanan serta kesungguhan penulis selama proses perkuliahan. Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
5. Seluruh pegawai di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. 6. Kepala dan seluruh pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Serdang Bedagai 7. Sahabat-sahabat saya yang selalu membantu saya dan menemani saya, buat Wulan, Maulana, Dian, Alin, Ricky, dan Mitha. 8. Seluruh teman-teman saya di kampus, tidak ada kalian tidak akan ramai setambuk 2006, thanks ya……. 9. Secara khusus penulis mengucapakasn terima kasih yang tak terhingga kepada: a. Kedua orang tua saya yang selama ini telah sangat banyak mendukung baik secara materi dan yang lainnya serta nasehat dan kasih sayangnya b. Buat Uwo, Om dan seluruh keluarga yang telah banyak memberi motivasi. c. Buat orang yang paling special yang ada dihatiku “Kiki” thanks ya dah dukung dan membantu aku untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Harapan penulis semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan mudah-mudahan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua. Amin.
Medan,
Oktober 2009 Penulis
Uma Devi
Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ......................................................................................
i
DAFTAR ISI ....................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
viii
DAFTAR BAGAN ...........................................................................................
ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah PKLM .................................................
1
B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...............
7
C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) .........
9
D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) .....................
9
E. Metode Pengumpulan Data ........................................................
10
F. Sistematika Penulisan ................................................................
11
GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN SEDANG BEDAGAI A. Sejarah Singkat Kabupaten Serdang Bedagai .............................
13
B. Keadaan Geografis Kabupaten Serdang Bedagai ........................
19
B.1. Geografi ...........................................................................
19
B.1.1. Letak ....................................................................
19
B.1.2. Batas-Batas ...........................................................
19
B.1.3. Luas Wilayah ......................................................
20
B.1.4. Pemerintahan ........................................................
20
C. Perkembangan Penduduk Dan Mata Pencaharian .......................
21
C. 1. Penduduk .........................................................................
21
C.2. Ekonomi ..........................................................................
22
C.3. Agama Dan Kepercyaan ...................................................
23
Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
C.4. Kehidupan Sosial Dan Budaya .........................................
23
C. 5. Penghasilan Utama ...........................................................
24
D. Perkembangan Penduduk Dan Mata Pencaharian .......................
25
D.1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai ..............................................
25
D.2. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai ..............................................
25
E. Uraian Tugas Dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kabupaten Sedang Bedagai .......................
62
E.1. Kedudukan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai ..............................................................
62
E.2. Tugas Pokok Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai .............................................................
62
E.3. Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai ............................................................................
62
E.4. Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai ..............................................................
BAB III
63
GAMBARAN DATA RETRIBUSI UJI KENDARAAN BERMOTOR A. Retribusi Uji Kendaraan Bermotor .............................................
64
A.1. Pengertian Retribusi Daerah ...............................................
64
A.2. Pengertian Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ....................
66
B. Dasar Hukum Retribusi Daerah Kabupaten Serdang Bedagai .....
70
C. Subjek Dan Objek Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ................
72
D. Mekanisme Retribusi Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor ...
73
D.1. Mekanisme Pemungutan Dan Pelaksanaan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ...................................................
73
D.2. Mekanisme Pembayaran Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ..........................................................................
78
Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
D.3. Mekanisme Penagihan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ...........................................................................
79
D.4. Mekanisme Pembetulan, Pengurangan Ketetapan, Penghapusan Atau Pengurangan Sanksi Administrasi Dan Pembatalan ................................................................
79
D.5. Mekanisme Penyelesaian Keberatan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor .........................................
80
D.6. Mekanisme Perhitungan Pengembangan Kelebihan Pembayaran Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ................
80
D.7. Mekanisme Penghapusan Piutang Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Yang Kadaluarsa ..............................
81
D.8. Penyidikan ........................................................................
82
D.9. Pemeriksaan .....................................................................
84
E. Proses Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Kabupaten Serdang Bedagai ......................................................
84
E.1. Prosedur Dan Penetapan Pelaksanaan Pengujian
BAB IV
Kendaraan Bermotor .........................................................
84
E.2. Aliran Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor ..........
86
E.3. Aliran Penerbitan Spjk/Spsk Perda No. 10 Tahun 1996 .....
87
F. Realisasi Penerimaan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ...........
89
ANALISA DAN EVALUASI A. Mekanisme Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor .....
90
B. Potensi Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Kabupaten Sedang Bedagai ......................................................................................
91
C. Hambatan Dan Upaya Dalam Mekanisme Pemungutan Uji Kendaraan Bermotor Kabupaten Sedang Bedagai ................
92
D. Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor .........
95
E. Realisasi Penerimaan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ...........
95
Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................
96
B. Saran .........................................................................................
97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel I
Nama dan jarak ibukota kecamatan ke ibu kota kabupaten 2005 ........
20
Tabel II
Heterogenitas Etnis Penduduk Kabupaten Serdang Bedagai ...............
21
Tabel III Jumlah Pegawai Negeri Sipil dan Tenaga Honorer Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai ..................................................
63
Tabel IV Realisasi Penerimaan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ...................
89
Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 : Struktur Organisasi Pendapatan Kabupaten Sedang Bedagai ...........
61
Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
DAFTAR BAGAN
Halaman Bagan I
Aliran Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor ...........................
87
Bagan II
Aliran Penerbitan SPJK/SPSK ...........................................................
88
Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BALAKANG MASALAH PKLM Untuk menunjang usaha pembangunan secara merata di Indonesia serta mendorong investasi secara besar-besaran, terutama pembangunan di daerah-daerah terpencil yang selama ini dirasakan terbelakang terhambat perkembangan, baik dalam rangka pembangunan dan pendayagunaan sumber daya alam. Tentunya akan berhadapan dengan berbagai persoalan, yang salah satunya adalah financial yang konsekuensi logis dimana dibutuhkan dana yang cukup besar disamping sumber daya manusia yang handal dan memadai sebagai modal besar pembangunan. Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai sub sistem pemerintah negara dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pemerintah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk mendorong penyelenggaraan otonomi daerah diperlukan kewenagan yang luas, nyata dan bertanggung jawab di daerah secara profesional, yang diwujudkan dengan peraturan pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah (UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 114). Hal ini sesuai dengan pentingnya unsur-unsur Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana Pemerintah Pusat memberi hak otonominya kepada provinsi, Kabupaten Kota dengan tujuan mampu mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri. Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
Adapun unsur-unsur Pendapatan daerah itu sendiri menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 157 tentang Pemerintahan Daerah terdiri atas: 1. Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari: a. Hasil Pajak Daerah b. Hasil Retribusi Daerah c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan d. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 2. Dana Perimbangan a. Dana Perimbangan sebagai mana yang dimaksud dalam pasal 159 yang terdiri dari : -
Dana Bagi Hasil
-
Dana Alokasi Umum
-
Dana Alokasi Khusus
b. Bagian Daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sector pedesaan, perkotaan dan perkebunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). c. Bagian Daerah dan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Kehutanan dan Penerimaan dari Sumber Daya Alam (SDA).
2 Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
3. Pinjaman Daerah a. Pemerintah dapat melalui manajemen dari sumber dalam negeri dan atau dari luar negeri untuk membiayai kegiatan Pemerintah dengan persetujuan DPRD. b. Pinjaman dari dalam negeri diberitahukan kepada Pemerintah dan dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah. 4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004).
Mengingat bahwa terbatasnya sumber-sumber pendapatan Daerah tersebut, kepada daerah diwajibkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan yang ada sesuai dengan Ketentuan Undang-undang yang berlaku. Mengoptimalkan sumber pendapatan yang ada sangatlah penting, agar penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah dapat berjalan dengan lancer. Maka untuk mengoptimalkan pelaksanaan Pendapatan Daerah, pemerintah telah menempatkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah . Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, Retribusi dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perizinan tertentu, yang mana tiga kelompok retribusi ini dapat dijalankan lagi pembagiannya sebagai berikut:
3 Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
1. Retribusi Jasa Umum a. Retribusi pelayanan kesehatan b. Retribusi pelayanan sampah dan Kebersihan c. Retribusi pelayanan biaya cetak kartu tanda penduduk dan akte kelahiran sipil d. Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat e. Retribusi pelayanan pasar f. Retribusi pengujian kendaraan bermotor g. Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum h. Retribusi penggantian biaya cetak peta i.
Retribusi pengujian kapal perikanan
j.
Retribusi alat Pemadam kebakaran
2. Retribusi Jasa Usaha a. Retribusi pasar dan pertokoan b. Retribusi tempat pelelangan c. Retribusi terminal d. Retribusi tempat khusus parkir e. Retribusi penginapan/pesanggrahan/villa f. Retribusi penyedotan kakus g. Retribusi rumah potong hewan h. Retribusi pelayanan pelabuhan kapal i.
Retribusi penyeberangan diatas air
j.
Retribusi pengolahan limbah cair
k. Retribusi penjualan produksi usaha daerah 4 Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
l.
Retribusi tempat rekreasi dan olahraga
m. Retribusi pemakaian kekayaan daerah 3. Retribusi Perizinan Tertentu a. Retribusi izin mendirikan bangunan b. Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol c. Retribusi izin gangguan d. Retribusi izin trayek
Adapun dari tiga kelompok Retribusi diatas yaitu Retribusi Jasa Usaha Umum adalah Retribusi Atas Jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Adapun kriteria dari jasa umum ini yaitu : 1. Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bukan bersifat Retribusi Jasa Usaha atau Retribusi Perizinan Tertentu. 2. Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. 3. Jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum. 4. Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi. 5. Retribusi
tidak
bertentangan
dengan
kebijakan
nasional
mengenai
penyelenggaraan.
5 Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
6. Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu sumber Pemdapatan Daerah yang potensial. 7. Pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan/atau kualitas pelayanan yang lebih baik. Salah satu jenis retribusi diatas yang juga mempunyai andil dan dapat dikembangkan sebagai salah satu sumber penerimaan oleh pemerintah daerah Kabupaten Serdang Bedagai guna Pembangunan daerahnya adalah Retribusi uji kendaraan bermotor. Karena, ekonomi masyarakat yang sebagian besar golongan menengah kebawah, maka sebagai alternatif masyarakat untuk beraktifitas dan/atau transportasi adalah kendaraan bermotor. Oleh karena banyaknya merk kendaraan bermotor belakangan ini yang dipasarkan, pemerintah daerah khususnya Kabupaten Serdang Bedagai harus ambil andil dalam pemasaran kendaraan bermotor hingga layak dipasarkan dan dipakai oleh konsumen. Secara teoritis praktik kerja lapangan bagi mahasiswa adalah kegiatan untuk mengaplikasikan teori-teori yang telah dipelajari untuk dapat dipraktikan dalam dunia kerja yang sesungguhnya dengan adanya praktik kerja lapangan mahasiswa dapat lebih mendalami tentang kondisi objektif dan penerapan peraturan-peraturan yang berlaku tentang retribusi daerah Kabupaten Serdang Bedagai bagi mahasiswa praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) dapat juga menambah pengalaman dan pengetahuan baru dalam memahami dunia kerja sesungguhnya. Dari pembahasan diatas tersebut, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan ingin mengetahui bagaimana pemungutan dan penghitungan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor terhadap penerimaan Pendapatan hasil Kabupaten 6 Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
Serdang Badagai yang dilakukan oleh kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Begadai yang dituangkan dalam sebuah laporan praktik kerja dengan judul “MAKANISME KENDARAAN
DAN
PROSEDUR
BERMOTOR
PADA
PEMUNGUTAN DINAS
RETRIBUSI
PENDAPATAN
UJI
DAERAH
KABUPATAN SERDANG BEDAGAI”.
B. TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dalam rangka menyelesaikan perkuliahan. PKLM tersebut mempunyai beberapa tujuan dan manfaat bagi mahasiswa, Universitas, maupun bagi instansiinstansi tempa PKLM berlangsung. Tujuan PKLM Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui mekanisme dan prosedur pemungutan retribusi uji kendaraan bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai sebagai salah satu sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah. 2. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam meningkatkan penerimaan dari kendaraan bermotor. 3. Untuk mengetahui peranan retribusi pengujian kendaraan bermotor terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Serdang Bedagai.
7 Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
Manfaat PKLM Manfaat PKLM bagi mahasiswa : 1
Mengaplikasikan teori yang sudah dipelajari dan diperoleh di bangku perkuliahan.
2
Belajar mengenai praktik pengujian dan pemungutan retribusi kendaraan bermotor.
3
Untuk menambah wawasan penulis khususnya dalam permasalahan retribusi pengujian kendaraan bermotor.
4
Untuk menghadapi dunia kerja yang akan datang bahkan menamatkan studi dari Universitas. Manfaat PKLM bagi Universitas Sumatera Utara :
1
Meningkatkan kerja sama Universitas Sumatra Utara khususnya program Diploma III Administrasi Perpajakan Fisip USU dengan Dinas Pendapatan Kabupaten Serdang Bedagai
2
Memberikan uji nyata teori dan praktik dalam perkuliahan khususnya menyangkut uji retribusi daerah.
3
Mempromosikan sumber daya Universitas.
4
Mendapat masukan saran untuk mengevaluasikan kurikulum. Manfaat bagi Dinas Pendapatan
1. Membina kerja sama antara lembaga pendidikan dengan instansi tersebut. 2. Mendapat kualitas dan kuantitas memperbaiki kendaraan bermotor. 3. Dapat menambah sumber-sumber ide baru.
8 Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
C. RUANG LINGKUP PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Adapun ruang lingkup PKLM yang akan dilaksanakan adalah 1. Mekanisme pelaksanaan pemungutan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Kab. Serdang Bedagai. 2. Prosedur Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. 3. Kendala-kendala yang dihadapi serta hambatan dalam pelaksanaan mekanisme dan prosedur pemungutan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Badagai.
D. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Yang menjadi metode PKLM ada Lima yaitu: 1. Tahap Persiapan Yaitu kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa sebelum melakukan PKLM, Pengajuan judul PKLM yang meliputi kegiatan seperti : Pemilihan Objek PKLM, pengajuan Proposal PKLM dan surat pengajuan judul. 2. Studi Literatur Yaitu kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelaah
buku-buku
literatur,
peraturan perundang
undangan dibidang
perpajakan Retribusi Daerah, majalah, surat kabar, catatan-catatan maupun bahasa tertulis yang berhubungan dengan Laporan PKLM.
9 Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
3. Observasi Lapangan Yaitu kagiatan studi mencari data dan informadi dengan mengikuti PKLM di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Serdang Bedagai, serta mempelajari laporan yang berhubungan dengan mejalah yang dibahas. 4. Pengumpulan Data Primer dan Skunder Data primer adalah data yang diperoleh dari observasi lapangan melalui wawancara. Data sekunder adalah informasi yang diperoleh dari studi literatur. 5. Analisis dan Evaluasi Data Yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengelompokkan data-data yang diperoleh selama pelaksanaan PKLM untuk dianalisa dan evaluasi data, sehingga memudahkan dalam penarikan kesimpulan secara jelas dan sistematis.
E. METODE PENGUMPULAN DATA Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data diatas adalah sebagai berikut: 1. Daftar pertanyaan (Interview Guide) Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada para pegawai dalam instansi yang bersangkutan untuk menambah objektifitas yang berkaitan dengan kebutuhan Penulis untuk melengkapi laporan ini. 2. Daftar Observasi (Optimal guide) Daftar studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan dalam pencatatan terhadap tiap fenomena yang menjadi objek penelitian.
10 Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
3. Daftar Dokumentasi (Optinal Guide) Dalam metode ini penulis meminta dokumen yang berhubungan dengan objrk PKLM. Dokumen tersebut berupa struktur organisasi, dan tingkat keberhasilan penerimaan Retribusi Terminal Angkutan Penumpang Umum dan Angkutan Barang.
F. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam penulisan laporan kerja Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini dibagi atas empat bab dan tiap-tiap bab dibagi atas beberapa Sub bab. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut.
BAB I. PENDAHULUAN Dalam bab ini memberikan gambaran mengenai keseluruhan isi dan laporan. Bab ini terdiri dari latar belakang PKLM, ruang, lingkup PKLM, Metode pengumpulan data sistematika penulisan.
BAB II. GAMBARAN
UMUM
DINAS
PENDAPATAN
DAERAH
KABUPATEN SERDANG BEDAGAI. Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Kabupaten Serdang Bedagai sebagai objek PKLM, Struktur Organisasi, dan Keadaan Geografis Kabupaten Serdang Bedagai, Uraian Tupoksi, Struktur Dispenda dan Gambaran Data Pegawai Dispenda.
11 Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
BAB III. GAMBARAN
DATA
PEMUNGUTAN
RETRIBUSI
UJI
KENDARAAN BERMOTOR Dalam bab ini menjelaskan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut dan kemudian dilakukan analisa data.
BAB IV. ANALISA DAN EVALUASI Pada bab ini penulisan menjelaskan data-data yang sudah dikumpulkan melalui proses analisa dan evaluasi.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini dan juga membuat sebuah kesimpulan dan pembahasan yang dituangkan didalam laporan ini dan juga membuat beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
12 Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.
BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN SEDANG BEDAGAI
A. SEJARAH SINGKAT KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Nama Serdang Bedagai diambil dari dua kesultanan yang pernah memerintah di wilayah tersebut yakni Kesultanan Serdang dan Padang Bedagai. Kesultanan Serdang dimulai ketika terjadi perebutan tahta kesultanan Deli setelah Tuanku Panglima Paderap (pendiri kesultanan Deli) mangkat pada tahun 1723. Tuanku Gandar Wahid, anak kedua Tuanku Panglima Paderap mengambil alih tahta dengan tidak memperdulikan abangnya Tuanku Jalaludin dan adiknya Tuanku Umar. Tuanku Jalaludin tidak bisa berbuat banyak karena cacat fisik, sementara Tuanku Umar terpaksa mengungsi ke wilayah Serdang. Melihat hal ini beberapa petinggi wilayah yakni Datuk Sunggal Serbanyaman, Raja Urung Sinembah, Raja Ulung Tanjong Morawa dan Kejuruan Lumu sebagai wakil Aceh menabalkan Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah Kejuruan Junjungan sebagai Sultan Serdang pertama pada tahun 1728. Wilayah kesultanan ini berpusat di Kampung Besar tempat dimana ibunya, Tuanku Ampunan Sampali tinggal. Tuanku Umar atau Raja Osman akhirnya tewas saat pasukan kerajaan Siak ingin menaklukan kerajaan-kerajaan Melayu di pesisir Sumatera Timur di tahun 1782. Makam Tuanku Umar sampai kini masih ada di tengah-tengah perkebunan Sampali. Kesultanan Serdang kemudian dilanjutkan oleh putranya Tuanku Ainan Johan Alam Shah. Sedangkan adiknya Tuanku Sabjana ditempatkan sebagai Raja 13
Muda di kampung Kelambir pinggir Sungai Tuan. Di bawah kepemimpinan Tuanku Ainan, Kesultanan Serdang mengalami perkembangan dengan melebarkan wilayah kekuasaan hingga ke Percut dan serdang Hulu. Kesultanan Siak memberi gelar “Sultan” pada Tuanku Ainan di tahun 1814. Istrinya adalah putri dari Raja Perbaungan, yakni Tuanku Sri Alam. Anak-anak Tuanku Ainan membuka dan membuka perkampungan-perkampungan baru. Tahun 1817, Tuanku Ainan mangkat dan diganti oleh putra keduanya, Tengku Sinar karena putra pertamanya Tengku Zainal Abidin tewas dalam pertempuran membantu mertuanya di Kampung Punggai Tengku Sinar di Kampung Punggai. Tengku Sinar kemudian diberi gelar Paduka Sri Sultan Thaf Sinar Basliar Shah. Pada zaman inilah Kesultanan Serdang mengalami kejayaan dengan perdegangan dan pemerintahan yang adil. Perjanjian dagang dengan Inggris dibuat tahun 1823. Tercatat ekspor ketika itu berjumlah 8.000 pikul terdiri lada, tembakau, kacang putih, emas dan kapur barus. Sedangkan Inggris memasok kain-kain buatan Eropa. Wilayah kekuasan sudah melebar mulai dari Percut, Padang Bedagai, Sinembah, Batak Timiur sampai Negeri Dolok. Sultan Serdang keempat adalah Tengku Muhammad Basyaruddin yang kemudian bergelar Paduka Sri Sultan M. Basyarauddin Syaiful Alam Shah. La ditabalkan di tahun 1850 sesaat setelah ayahandanya mangkat. Basyaruddin merupakan putra keempat Tuanku Ainan. Selama pemerintahannya, Kesultanan Serdang melebarkan wilayah jajahannya hingga ke Batubara (Lima Laras), seluruh Senembah dan menembus kawasan Karo dan Batak Timur.
14
Ketika pengaruh Belanda semakin kuat, Sultan Basyaruddin dengan tegas memihak pada Kesultanan Aceh dan melakukan perlawanan. Hal ini membuat ia diberi mandat sebagai Wajir (kuasa) Sultan Aceh dengan wilayah kewajirannya meliputi Langkat hingga Asahan. Sebagai wajir, ia menghadapi kedatangan ekspedisi Belanda yang dipimpin Netscher tahun 1862. Di sisi lain, Sultan Basyaruddin berusaha menjaga perdamaian dengan Kesultanan Deli yang memiliki hubungan akrab dengan Belanda. Namun peperangan dengan Kesultanan Deli sempat pecah ketika Serdang merebut kembali wilayah Denai. Demikian juga ketika Kesultanan Aceh mengirim 200 kapal perang untuk menyerang Kesultanan Deli dan Kesultanan Langkat, Sultan Basyaruddin turut membantu. Dalam melawan Belanda, Sultan Basyaruddin didukung oleh para raja dan orang-orang besar jajahannya seperti raja Kampung Kelambir: Raja Muda Pangeran Muda Sri Diraja M Takir, Wajir Bedagai: Datuk Putera Raja Negeri Serdang Ahmad Yudha, Wajir Senembah: Kejuruan Seri Diraja Sutan Saidi. Melihat perlawanan yang begitu kuat, akhirnya Belanda pada Agustus 1865 menurunkan ribuan pasukannya di Batubara dan Tanjung Balai. Penyerangan ini diberi sandi Ekspedisi Militer melawan Serdang dan Asahan. 30 September, pasukan Belanda sampai di Serdang dan langsung mengejar Sultan Basyaruddin yang bertahan di pedalaman, hingga akhirnya perlawanan tersebut dipatahkan pada 3 Oktober dan Sultan Basyaruddin ditawan Belanda. Belanda kemudian merampas tanah-tanah jajahan Serdang seperti Padang, Bedagai, Percut dan Denai. 20 Desember 1879, Sultan Basyaruddin mangkat di Istana Bogak, Rantau Panjang dan dimakamkan di dekat Stasiun Araskabu. Kesultanan Serdang diteruskan pada Tengku Sulaiman yang 15
saat itu masih dibawah umur, 13 tahun. Ia ditabalkan menjadi Paduka Sri Sultan Tuanku Sulaiman Syariful Alam Shah. Untuk menghindari kekosongan kekuasaan pamannya Tengku Mustafa bergelar Raja Muda Sri Maharaja diangkat sebagai Wali Sultan. Penabalan ini dilaksanakan di Istana Tanjung Puteri, Bogak, Rantau Panjang. Pengangkatan ini tidak serta merta diakui oleh Residen Belanda. Mereka memberi 3 syarat jika Sultan Sulaiman ingin diakui yakni: Serdang tidak menuntut daerah-daerah yang telah dirampas Belanda, penetapan tapal batas antara Deli dan Serdang serta Sultan harus tunduk pada kekuasaan Belanda. Namun Sultan Sulaiman tidak perduli. Tahun 1882, memaksa agar sebagian wilayah Senembah diserahkan kepada Deli dengan imbalan Deli akan menyerahkan kembali Negeri Denai. Sultan Sulaiman baru diakui pada tahun 1887 walau ia tetap tidak setuju atas tapal batas dengan Deli yang ditentukan Belanda. Tahun 1891 Kontrolir Belanda, Douwes Dekker memindahkan ibukota Kesultanan Serdang ke Lubuk Pakam karena Rantau Panjang selalu mengalami banjir. Namun Sultan Sulaiman tidak mau. Ia yang telah membangun istana Kota Galuh dan mesjid Sulaimaniyah di Persimpangan Tiga Perbaungan pada tahun 1886 justru pindah ke istana tersebut. Kota ini menjadi tandingan kota Lubuk Pakam karena sultan kemudian membangun kedai, pasar dan pertokoan sehingga ramai. Daerah-daerah taklukan Serdang yang dikuasai Belanda dijadikan perkebunan seperti di Denai, Bedagai, Senembah dan Percut. Seluruh perkebunan ini mengikat kontrak dengan Sultan Deli. Walau diakui namun kekuasaan sultan pelan-pelan dibatasi Belanda. Bahkan ketika pulang bertemu dengan Kaisar Jepang Tenno Heika Meiji Mutshuhito, tapal batas dengan Bedagai telah diperkecil Belanda. Belanda juga 16
menghapus jabatan-jabatan penting kesultanan setelah yang menyandangnya meninggal dunia. Di bawah pimpinan Sultan Sulaiman, kesultanan Serdang membangun 2.000 buah lahan persawahan lengkap dengan irigasinya. Kemduain di tahun 1903 didatangkan transmigran masyarakat Banjar untuk mengolahnya. Sultan jugam embuka pabrik belancan dan sabun di Pantai Labu serta membuka perkembunan tembakau di Kuala Bali. Bank dibangun Sultan di Bangun Purba sebagai penunjang roda perekonomian di Serdang. Di bidang pendidikan Sultan mendirikan sekolah Syairussulaiman di Perbaungan. Dalam buku Kronik Mahkota Kesultanan Serdang yang ditulis Tuanku Luckman Sinar Basarsyah. Sultan Sulaiman digambarkan orang yang anti Belanda. Misalnya Sultan Sulaiman adalah orang yang memperjuangkan agar rakyat yang tinggal di sekitar perkebunan tembakau konsesi dibenarkan mengerjakan lahan untuk tanaman padi saat areal perkebunan dibelukarkan. Untuk memastikannya ia membuat kodefikasi tentang Hak Adat Rakyat Penunggu di tahun 1922, hak ini membenarkan siapa saja yang memenuhi syarat untuk memperoleh hak jaluran. Sultan Sulaiman juga dikenal akrab dengan kesenian dan kebudayaan. Ia mendirikan teater “Indera Ratu” yang membawakan cerita-cerita Melayu, India dan Barat. Sekali setahun teater ini menggelar pertunjukan ke berbagai pelosok Serdang untuk menghibur rakyat secara gratis. Sultan juga menghidupkan teater tradisional “Makyong” dan wayang kulit jawa yang dihadiahkan oleh Sultan Hamengkubowono VIII. Biasanya kesenian ini digelar pada tiap hari raya di depan Istana Perbaungan. Saat perang dunia kedua, Jepang yang masuk ke Serdang melalui Pantai Perupuk Tanjung Tiram, Batubara. Namun pasukan ini terkejut ketika masuk ke 17
istana menemukan gambar Tenno Heika Meiji tergantung di dinding istana. Sejak itu hubungan Sultan Sulaiman dengan tentara pendudukan Jepang terjalin baik. Bahkan Sultan diberikan mobil dengan plat no. 1. Jepang juga berjanji tidak akan mengambil pekerja paksa dari Serdang dengan syarat Serdang harus menyuplai beras ke markasmarkas Jepang. Sultan Sulaiman juga segera mengibarkan bendera merah putih ketika mendengar proklamasi 17 Agustus 1945 melalui gubernur Sumatera Timur, TM Hassan, Sultan mengirimkan sebuah telegram kepada Presiden Soekarno yang menyatakan kesultanan Serdang serta seluruh daerah taklukannya mengakui kekuasaan pemerintah Republik Indonesia dan dengan segala kekuatan akan mendukungnya. Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatera Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar Negara Sumatera Timur (NST) yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk
negara
Republik
Indonesia.
Para
pendukung
NST
membentuk
permusyawaratan Rakyat se Sumatera Timur menentang kongres Rakyat Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional. Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan negara Republik Indonesia (NRI), sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur tidak bersedia. Akhirnya pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain UUDS Kesatuan yang berdasar dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan UUD 1945. Atas dasar 18
itu kesultanan Serdang masuk dalam kabupaten Deli Serdang. Karena Sumatera Timur dibagi atas 5 afdeling, salah satu diantaranya adalah Deli dan Serdang. Afdeling ini dipimpin oleh seorang Asisten Residen serta terbagi atas 4 (empat) onder Afdeling yaitu Beneden Deli beribukota di Medan, Bovan Deli beribukota di Pancur Batu, Serdang beribukota di Lubuk Pakam, Padang Bedagai beribukota di Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpin oleh seorang kontrolir. Hari Jadi Daerah Kabupaten Serdang Bedagai adalah pada tanggal 7 Januari 2004. Hari jadi sebagaimana dimaksud diatas ini wajib diperingati dan dirayakan oleh seluruh
instansi pemerintah dan swasta di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai
setiap tahunnya. Motto Daerah Kabupaten Serdang Bedagai adalah
“TANAH BERTUAH
NEGERI BERADAT”. Motto Daerah sebagaimana dimaksud diatas mengandung arti tanah yang subur, dan masyarakatnya beradat serta berbudi pekerti yang luhur.
B. KEADAAN GEOGRAFIS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI b.1. Geografi b.1.1. Letak Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 2057” Lintang Utara, 3016” Lintang Selatan, 98033” Bujur Timur, 990Bujur Barat. b.1.2. Batas-batas Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten yang berada di daerah provinsi Sumatera Utara dengan batas wilayah sebagai berikut : 19
-
Utara
:
Selat Malaka
-
Timur
:
Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun
-
Selatan :
Kabupaten Simalungun
-
Barat
Kabupaten Deli Serdang
:
b.1.3. Luas Wilayah Luas wilayah Kabupaten Serdang Bedagai berkisar 1.900,22 km2. b.2. Pemerintahan Yang terbagi atas 11 kecamatan dan masing-masing
kecamatan
terdiri dari 7 wilayah kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai. Tabel I Nama dan jarak ibukota kecamatan ke ibu kota kabupaten 2005
No.
Kecamatan Sub Regency
Ibukota Kecamatan Capital of District
Jarak Distance (Km)
1
Koratih
Koratih
32
2
Dolok Masihul
Dolok Masihul
51
3
Sipispis
Sipispis
28
4
Dolok Merawan
Dolok Merawan
22
5
Tebing Tinggi
Tebing Tinggi
15
6
Bandar Khalipah
Bandar Khalipah
25
7
Tanjung Beringin
Tanjung Beringin
7
8
Teluk Mengkudu
Teluk Mengkudu
9
9
Sei Rampah
Sei Rampah
0
10
Perbaungan
Perbaungan
19
11
Pantai Cermin
Pantai Cermin
20
20
C. PERKEMBANGAN PENDUDUK DAN MATA PENCAHARIAN c. 1. Penduduk Pada tahun 2003 jumlah Populasi Kabupaten Serdang Bedagai berdasarkan hasil laporan Kependuduk pada Bulan Juni berjumlah 432.385 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 48 per KM3 dan tingkat pertumbuhan mencapai 5,6% per tahun.Pada tahun 2003 jumlah Populasi Kabupaten serdang Bedagai Bedagai Sedangkan pada tahun 2004 menurut hasil P4B adalah 440.894 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk 4,40% pertahun. Kepadatan penduduk perkilometer menunjukan bahwa kecamatan Perbaungan menempati urutan tertinggi yaitu 187 jiwa per kilometer persegi, sedang Kecamatan Tanjung Beringin menempati urutan terendah yaitu 30 jiwa per kilometer persegi. Penduduk Serdang Bedagai bersifat Heterogenitas Etnis terdiri dari beberapa etnis diantarnya : Tabel II Heterogenitas Etnis Penduduk Kabupaten Serdang Bedagai No.
Etnis
Persentase
1
Suku Melayu
53%
2
Suku Jawa
22%
3
Cina/Tionghoa
12%
4
Suku Batak
8%
5
Suku Minang
1%
6
Lain-lain
4%
21
Dari tabel di atas di jelaskan bahwa penduduk Kabupaten Serdang Bedagai mayoritas berasal dari suku melayu yang menempati urutan tertinggi berkisar 53%, suku Jawa 22% dan suku minang merupakan urutan yang terkecil berkisar 1%. c. 2. Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai erat kaitannya dengan potensi sumber daya alam yang tersedia, dapat dilihat dari gambaran peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) setiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi mencapai 3,98% bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2002 yang berjumbelah 2,73%. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan pendapatan regional selama tahun 1996-2003 meningkat,berdasarkan harga riil Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)di tahun 2003 mencapai Rp. 1.404.913,95 dengan peningkatan rata-rata adalah 18,5% per tahun dan mencapai Rp. 2.771.353.51 di tahun 2003. Sedangkan Prodok Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan pada tahun 2003 mencapai Rp. 1.350.082,07. Secara rinci sektor-sektor perekonomian yang menunjang pertumbuhan ekonomi yang di maksud adalah : a. Pertanian dan pengairan (Irigasi) b. Pertambangan dan Penggalian c. Industri,Listrik dan Air Minum d. Perhubungan dan Parawisata e. Sektor Keuangan dan Harga
22
Dalam bidang ekonomi ini penulis hanya menggambarkan sector pertanian karena mayoritas penduduk Kabupaten Serdang Bedagai kurang lebih 75%hidup dalam sector pertanian sedangkan sisanya terdiri dari sector lainnya. Sayur-sayuran dan padi merupakan tanaman bahan makanan yang dalam pengembangannya mendapat perhatian dari petani di daerah ini. Hal ini dapat terlihat dalam usaha petani di dalam mengembangkan ekstensifikasi dan intensifikasi untuk menuju peningkatan produktifitas sekaligus meningkatkan produksi. Wilayah ini Kabupaten Serdang Bedagai yang memiliki luas 1.990,22km dengan luas persawahan 47.248,49ha dan sawah yang tidak diusahakan 3.875,85ha, pemukiman 45.473,07ha, huma dan tegal 82.998,43ha, padang peternakan 3.767,51ha, rawa-rawa yang tidak ditanami17.909,74ha, tambak/kolam 33,49ha, hutam tanam masyarakat 287,61ha, hutan Negara 327.383,05 ha, perkebunan swasta 222.227,35 dan lainnya 134.728 ha. c.3. Agama dan Kepercyaan Penduduk Kabupaten Serdang Bedagai sebagian besar umumnya memeluk agama Islam lebih kurang 75% yang didominasi oleh suku melayu, jawa dan serta batak, agama Budha dan Hindu yang didominasi oleh suku Tionghoa (Cina),dan Agama Kristen yang didominasi oleh suku Batak dan Jawa serta Tionghoa c.4. Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat didaerah Kabupaten Serdang Bedagai sebagian besar secara langsung masih memperlihatkan kehidupan sebagaimana lazimnya kehidupan masyarakat melayu. Msyarakat Serdang Bedagai sebagaimana masyarakat lainnya diseluruh tanah air juga memiliki kebudayaan tersendiri yang bersipat tradisional
23
serta juga memiliki cirri khas tersendiri bila dibandingkan dengan suku lain di Indonesia. Salah satu kebiasaan masyarakat Serdang Bedagai yang masih terkemuka sampai saat sekarang, dapat di lihat dalam prosesi pernikahan. Dalam prosesi ini sangat
jelas
terlihat
kebudayaannya
salah
satunya
dalam
menggunakan
pakaianpengantin masih tergambar melayu pengantin tersebut menggunakan keris yang di selipkan pada pinggang dan juga ada istilah tepung tawar yang di lakukan oleh ninik mamak keluarga tersebut. Kebiasan lain juga tak kalah yang ditonjolkan oleh suku Tionghoa yang berdomisili di Perbaungan pada tiap tahunnya suku Tionghoa tersebut akan melakukan Bakar Tongkang pada umumnya pelaksanaan tersebut juga sangat meriah dan bisa menghadirkan masyarakat Tionghoa dan didaerah-daerah untuk melihat prosesi tersebut. c. 5. Penghasilan Utama -
Perkebunan dan Agroindustri
-
Persawahan dan Tanaman Pangan Lainnya (Pertanian)
-
Perikanan /Nelayan (Fishery)
-
Peternakan (Livestock).
24
D. STRUKTUR
ORGANISASI
DINAS
PENDAPATAN
DAERAH
KABUPATEN SERDANG BEDAGAI d.1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Berdasarkan peraturan daerah kabupaten Serdang Bedagai Nomor 172/11 tahun 2005 tentang organisasi pajak dan retribusi
daerah serta
kedudukan protokoler dan keuangan pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Serdang Bedagai bahwa Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai adalah unsur pelaksana pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai di bidang pendapatan daerah yang dimpimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui sekretaris daerah. d.2. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Struktur organisasi akan menggambarkan secara jelas mengenai pembagia ndan pembatasan antara tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan setiap bagian dan tujuan organisasi itu dengan cara yang paling efektif dan egisien. Sturuktur organisasi ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja. Berikut uraian struktur organisasi dan kemudian menyajikan dalam bentuk bagan.
25
Susunan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Kabupaten Serdang Bedagai a. Kepala dinas b. Sekretaris c. Kepala sub bagian umum dan kepegawaian d. Kepala sub bagian keuangan dan perlengkapan e. Kepala sub bagian perencanaan program/akuntabilitas f. Kepala bagian pendapatan g. Kepala seksi pendapatan asli daerah h. Kepala seksi penetapan dan penadagihan PAD i.
Kepala bidang anggaran
j.
Kepala seksi perencanaan anggaran
k. Kepala seksi pengadilan anggaran l.
Kepala bidang pembendaharaan dan kas daerah
m. Kepala seksi perbendaharaan n. Kepala seksi kas daerah o. Kepala seksi akuntansi dan kekayaan p. Kepala seksi akuntansi daerah q. Kepala seksi kekayaan daerah r. Kepala bidang bagi hasil pajak dan penerimaan dan lain-lain s. Kepala seksi bagi hasil pajak pusat dan penerimaan lain-lain t. Kepala seksi bagi pajak propinsi dan penerimaan lain-lain u. Kepala bidang pengendalian dan operasional v. Kepala seksi pengawasan dan operasional w. Kepala seksi pengelolaan data.
26
KEPALA DINAS (1) Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai tugas membantu Kepala daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah di bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai fungsi : a. Menyiapkan konsep kebijakan daerah dan pelaksanaan kewenangan daerah serta pelaksanaan tugas-tugas dinas dibidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset; b. Merencanakan dan pelaksanaan pembangunan jangka menengah dan tahunan dibidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset; c. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk pembangunan kapasitas Pendapatan Daerah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan; d. Memberi perizinan tertentu dan pelaksanaan pelayanan umum; e. Menyusun dan mempersiapkan konsep standar dan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini; f. Membuat rincian tugas pokok dan fungsi jabatan dan stafnya masing-masing; g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleli Bupati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; h. Memberi masukan yang perlu kepada Bupati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
27
i.
Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, sesuai standar yang ditetapkan.
(3) Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai dispossisi atasan; b. Mendisposisisikan surat kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di bidang Pendapatan Daerah, Pengelolaan Keuangan dan Aset; e. Menyusun dan melaksanakan tugas di bidang Pengelolaan Keuangan Daerah; f. Melaksanakan koordinasi tugas-tugas pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset; g. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas-tugas pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset; h. Melaksanakan koordinasi tugas dengan instansi terkait baik horizontal maupun vertikal; i.
Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;
j.
Melaksanakan pemungutan Pendapatan Daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
k. Menyusun laporan Keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; l.
Mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;
m. Melakukan pengendalian pelaksaan APBD; 28
n. Memberi petunjuk teknis pelaksanaan system penerimaan dan pengeluaran kas; o. Menetapkan SPD; p. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama Pemerintah Daerah; q. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah; r. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkahlangkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku; s. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan; t. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3; u. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
(4) Untuk melaksanakan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini, Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dibantu oleh: a. Sekretaris; b. Kepala Bidang Pendapatan; c. Kepala Bidang Anggaran; d. Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah; e. Kepala Bidang Akuntansi dan Kekayaan; 29
f. Kepala Bidang Bagi Hasil Pajak dan Penerimaan lain-lain; g. Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional; h. Unit Pelaksana Teknis Dinas Dinas (UPTD); i.
Kelompok jabatan fungsional.
SEKRETARIS (2) Sekretaris mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam Bidang Umum dan Kepegawaian, Keuangan dan Perlengkapan serta Perencanaan Program dan Akuntabilitas. (3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Sekretaris mempunyai tugas; a. Menyusun dan memyempurnakan standar penyelenggaraan urusan umum, pengelolaan keuangan dan pemberdayaan pegawai; b. Merencanakan pengadaan kebutuhan internal maupun administrasif dinas, serta penyempurnaan peningkatan pengelolaan dan pengendalian atas pelaksanaan, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan; c. Merencanakan, mengelola dan meningkatkan pemberdayaan personil sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan; d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; e. Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
30
f. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, sesuai dengan standar yang ditetapkan. (4) Sekretaris mempunyai tugas ; a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Mengkoordinasikan penyusunan program dan penyelenggara tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif; e. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum; f. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian; g. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan; h. Melaksanakan pengelolaan administrasi perlengkapan; i.
Melaksanakdn pengelolaan admnistrasi program / Akuntabilitas;
j.
Melaksanakan pengawasan terhadap disiplin pegawai, budaya bersih, budaya kerja dan budaya tertib;
k. Mempersiapkan penyelenggaraan rapat dinas dan mempersiapkan surat tugas bagi pegawai yang akan melaksanakan perjalanan dinas; l.
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas;
m. Memelihara, merawat, menjaga dan mengawasi inventaris kantor; n. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol, merencakan kegiatan dan membuat laporan pelaksanaan tugas; 31
o. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkahlangkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku; p. Membuat laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan; q. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3; r. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan; (5) Untuk melaksanakan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini, Sekretaris dibantu oleh : a. Kepala sub bagian umum dan kepegawaian; b. Kepala sub bagian keuangan dan perlengkapan; c. Kepala sub bagian perencanaan program/akuntabilitas.
KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum; e. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian; f. Mengagendakan, menomori dan mendistribusikan surat masuk dan surat keluar; g. Memeriksa, meneliti dan mengarsipkan surat masuk dan surat keluar; 32
h. Mengkoordinir kebersihan lingkungan kantor dan keamanan kantor; i.
Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencakan kegiatan pelaksanaan tugas;
j.
Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
k. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan; l.
Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;
m. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN
Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas : a. Menerirna petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; c. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengawasi kegiatan pelaksanaan keuangan dan pengadaan barang/perlengkapan; d. Membantu Sekretaris melaksanakan pengelolaan penyusunan administrasi keuangan dan perlengkapan; e. Menyusun, memeriksa dan meneliti rencana anggaran belanja langsung dan tidak langsung;
33
f. Merencanakan usulan kebutuhan alat tulis kantor dan kebutuhan barang lainnya; g. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku; h. Membuat laporan realisasi fisik dan keuangan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset; i.
Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;
j.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Sekretaris.
KEPALA SUB BAGIAN PERENCANAAN PROGRAM/AKUNTABILITAS
Kepala Sub Bagian Perencanaan Program / Akuntabilitas mempuyai tugas : a. Memberi petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisi surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan larcar dan tertib; d. Penyusunan rencana program kerja untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang; e. Memonitoring pelaksanaan program, potensi dan pengolahan data serta pembuatan laporan bulanan, triwulan dan tahunan; f. Menyelenggarakan sosialisasi dan evaluasi pembinaan serta pemberdayaan pengendalian pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; g. Mengkoordinasikan dengan Kepala Bidang/Kasi terkait dalam perencanaan dan realisasi pelaksanaan kegiatan; 34
h. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku; i.
Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan;
j.
Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penelian dalam pelaksanaan DP3;
k. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan;
KEPALA BIDANG PENDAPATAN
(1) Kepala Bidang Pendapatan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Plendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam Bidang Pendapatan. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala Bidang Pendapatan mempunyai fungsi : a. Merencanakan pengadaan kebutuhan bidang pendapatan untuk menunjang administrasi pemungutan/penagihan pajak dan retribusi yang dikelola bidang pendapatan; b. Merencakan dan menyusun jadwal kegiatan/program 1 (satu) tahun anggaran dalam hal pendataan, pemuktahiran data dan berkoordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah serta kecamatan sebagai pengelola pendapatan; c. Merencanakan dan meningkatkan pemberdayaan personil dalam menunjang peningkatan penerimaan pendapatan;
35
d. Merencanakan dan membuat pencapaian target pendapatan 1 (satu) tahun anggaran pajak daerah dan berkoordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), kecamatan sebagai pengelola pendapatan; e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; f. Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan .qset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; g. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, sesuai standar yang ditetapkan. (3) Kepala Bidang Pendapatan mempunyai : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Mengkoordinir penyampaian formulir pendaftaran WP/WR kepada WP/WR dan dicatat dalam daftar rekapitulasi formulir pendaftaran; e. Mengkoordinir
penerimaan
dan
pemeriksaan
kelengkapan
formulir
pendaftaran WP/WR yang telah diisi WP/WR atau yang diberi kuasa dan membuat daftar induk WP/WR; f. Mengkoordinir pelaksanaan pendataan seluruh potensi Pendapatan Asli Daerah; g. Mengkoordinir penandatanganan kartu data Pendapatan Asli Daerah; 36
h. Melaksanakan koordinasi kepada instansi pengelolah Pendapatan Asli Daerah; i.
Mengkoordinir pelaksanaan pemutahiran data Pendapatan Asli Daerah sesuai dengan perkembangan dilapangan;
j.
Mengkoordinir pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah;
k. Mengkoordinir pembuatan SPTPD pajak dan SPTRD retribusi daerah; l.
Mengkoordinir pembuatan SKPD pajak dan SKRD Retribusi;
m. Mengkoordinir pelaksanaan penagihan berdasarkan SSPD dan SSRD; n. Mengkoordinir pembuatan laporan rekapitulasi penagihan berdasarkan SSPD dan SSRD; o. Mengkoordinir pembuatan rekapitulasi tunggakan berdasarkan SSPD dan SSRD yang tidak tertagih; p. Menyampaikan saran dan per+imbangan kepada atasan tentang langkahlangkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku; q. Membuat laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan; r. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3; s. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan; (4) Untuk melaksanakan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini, Kepala Bidang Pendapatan dibantu oleh : a. Kepala seksi pendataan pendapatan asli Daerah (PAD); b. Kepala seksi penetapan dan penagihan pendapatan asli daerah (PAD). 37
KEPALA SEKSI PENDATAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Kepala seksi pendataan pendapatan asli daerah mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Mengkoordinir penyampaian formulir pendaftaran WP/WR kepada WP/WR dan dicatat dalam daftar rekapitulasi formulir pendaftaran; e. Menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir Pendaftaran WP/WR yang telah diisi oleh WP/NR atau yang diberi kuasa dan membuat Daftar Induk WP/WR; f. Melaksanakan pendapatan seluruh potensi Pendapatan Asli Daerah; g. Menandatangani kartu data Pendapatan Asli Daerah; h. Melaksanakan koordinasi kepada instansi pengelola Pendapatan Asli Daerah; i.
Melaksanakan pemutahiran data Pendapatan Asli Daerah sesuai dengan perkembangan di lapangan;
j.
Melaksanakan intensifikasi/ekstensifikasi pajak dan retribusi;
k. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku; l.
Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi kepada atasan;
m. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan seba(lai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3; n. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan. 38
KEPALA SEKSI PENETAPAN DAN PENAGIHAN PAD
Kepala Seksi Penetapan dan Penagihan PAD mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar melaksanakan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Membuat SPTPD pajak dan retribusi daerah; e. Membuat rekapitulasi SPTPD pajak dan retribusi daerah; f. Membuat Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD); g. Membuat rekapitulasi SKPD dan SKRD; h. Melaksanakan koordinasi dengan instansi pengelolaan Pendapatan Asli Daerah; i.
Membuat SSPD dan SSRD;
j.
Membuat rekapitulasi SSPD dan SSRD;
k. Melaksanakan penagihan berdasarkan SSPD dan SSRD; l.
Membuat laporan rekapitulasi penagihan berdasarkan SSPD dan SSRD;
m. Membuat rekapitulasi tunggakan berdasarkan SSPD dan SSRD yang tidak tertagih; n. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku; o. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan;
39
p. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3; q. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
KEPALA BIDANG ANGGARAN
(1) Kepala Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam Bidang Anggaran. (2) Untuk melaksakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala Bidang mempunyai fungsi : a. Mengumpul, mengolah dan menyajikan bahan untuk penyusunan pedoman teknis dalam pengembangan dan peningkatan serta mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan anggaran keuangan diluar Sekretariat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai; b. Menyelenggarakan kegiatan pelaksanaan teknis administratif; c. Pengumpulan bahan penyusunan rencana penyusunan APBD dan P. APBD serta menyiapkan dan menyusun Nota Keuangan yang akan disampaikan kepada DPRD berdasarkan prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku; d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; e. Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
40
f. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, sesuai standar yang ditetapkan. (3) Kepala Bidang anggaran mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Menyusun rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; e. Melakukan pengendalian pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; f. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku; g. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan dan fungsinya kepada atasan; h. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3; i.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasa.
(4) Untuk melaksakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini, Kepala Bidang Anggaran dibantu oleh : a. Kepala seksi perencanaan anggaran; b. Kepala seksi pengendalian anggaran; 41
KEPALA SEKSI PERENCANAAN ANGGARAN
Kepala Seksi Perencanaan Anggaran mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi; b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Menyiapkan bahan-bahan dalam rangka penyusunan Rangcangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; e. Meneliti Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD); f. Menyiapkan anggaran kas dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah; g. Menyiapkan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku; h. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan; i.
Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;
j.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan
42
KEPALA SEKSI PENGENDALIAN ANGGARAN
Kepala seksi Pengendalian Anggaran mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Mempersiap dan menerbitkan Surat Penyediaan Dana (SPD) berdasarkan anggaran kas Satuan Kerja Perangkat Daerah; e. Membuat register penerbitan Surat Penyediaan Dana; f. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku; g. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan; h. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3; i.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
KEPALA BIDANG PEMBENDAHARAAN DAN KAS DAERAH
(1) Kepala Bidang Pemberdayaan dan Kas Daerah mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah.
43
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas daerah mempunyai fungsi : a. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan untuk penyusunan pedoman teknis dalam pengembangan pembinaan kegiatan perbendaharaan dan kas daerah; b. Penyelenggaraan kegiatan pelayanan teknis administratif keuangan dan membina perbendaharaan dan kas daerah; c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; d. Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas fungsinya; e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, sesuai standar yang ditetapkan. (3) Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Melaksanakan administrasi penatausahaan pengelolaan keuangan daerah; e. Melakukan pembinaan perbendaharaan dan pungolalaan ketatausahaan administrasi keuangan daerah; f. Melakukan pengujian terhadap dokumen Surat Perintah Membayar Uang (SPM-UP), Surat Perintah Membayar Ganti Uang (SPM-GU), Surat Perintah 44
Membayar Tambahan Uang (SPM-TU) dan Surat Membayar Langsung (SPM-LS) yang diajukan Satuan Kerja Perangkat Daerah; g. Menerbitkan dan menetapkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D); h. Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah oleh Bank atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk; i.
Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
j.
Menyimpan uang daerah dan melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola investasi daerah;
k. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat penggunaanggaran atas beban rekening kas umum daerah; l.
Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkahlangkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
m. Membuat laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan; n. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3; o. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan. (4) Untuk melaksanakan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini, Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah dibantu oleh : a. Kepala seksi perbendaharaan; b. Kepala seksi kas daerah.
45
KEPALA SEKSI PERBENDAHARAAN
Kepala Seksi Perbendaharaan mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Melaksanakan pengujian atas seluruh penagihan yang diajukan Suatu Kerja Perangkat Daerah; e. Menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D); f. Menerbitkan Surat Penolakan Penerbitan Surat Perintah Pencaian Dana; g. Melaksanakan pencatatan pada Register Surat Perintah Pencairan Dana dan Register Surat Penolakan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana; h. Menyiapkan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dibidang pengelolaan gaji pegawai; i.
Membuat dan mencetak daftar gaji pegawai dan menerbitkan SKPP;
j.
Menyiapkan Laporan Realisasi Gaji Pegawai setiap bulan;
k. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku; l.
Membuat laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan;
m. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3; n. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan. 46
KEPALA SEKSI KAS DAERAH
Kepala Seksi Kas Daerah mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai dengan disposisi atasan; b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Mengelola dan mengendalikan kas daerah dan Bank daerah; e. Melaksanakan pembayaran dan tagihan yang diajukan SKPD berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana; f. Membukukan seluruh penerimaan dan pengeluaran pada buku penerimaan dan pengeluaran g. Melakukan pencatatan pada Buku Bank dan Buku Pajak; h. Melaksanakan rekonsiliasi Bank; i.
Menyampaikan seluruh bukti asli penerimaan (Surat Tanda Setoran) dan bukti asli pengeluaran (Surat Perintah Pencairan Dana) dengan melampirkan Buku Kas Penerimaan dan Pengeluaran setiap hari kepada Seksi Akuntansi;
j.
Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang atasan langkahlangkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
k. Membuat laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan; l.
Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;
m. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan. 47
KEPALA BIDANG AKUNTANSI DAN KEKAYAAN (1) Kepala Bidang Akuntansi dan Kekayaan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam bidang Akuntansi dan Kekayaan. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala Bidang Akuntansi dan Kekayaan mempunyai fungsi : a. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan untuk penyusunan pedoman teknis dalam pengembangan pembinaan kegiatan perbendaharaan dan kas daerah; b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan teknis administratif keuangan dan membina perbendaharaan dar kas daerah; c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; d. Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai standar yang ditetapkan. (3) Kepala Bidang Akuntansi dan Kekayaan mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanakan tugas berjalan lancar dan tertib; 48
d. Mengkoordinir dan melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah; e. Melaksanakan penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; f. Melaksanakan penyusunan laporan realisasi pendapatan dan belanja setiap bulan dan laporan semester; g. Mengkoordinasikan
tentang
pelaksanaan
pengelolaan
barang
milik
daerah/kekayaan daerah; h. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pengadaan barang daerah, pelaksanaan pendistribusian barang daerah, pelaksanaan administrasi barang daerah dan pembuatan laporan barang daerah; i.
Mengkoordinasikan dan melaksanakan penelitian terhadap SPJ dan tata cara pembukuan terhadap pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang dikelola oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah dan tata cara penyusunan laporan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah;
j.
Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkahlangkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
k. Membuat laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan; l.
Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;
m. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
49
(4) Untuk melaksanakan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini, Kepala Bidang Akuntansi dan Kekayaan dibantu oleh : a. Kepala seksi akuntansi daerah; b. Kepala seksi kekayaan daerah. KEPALA SEKSI AKUNTANSI DAERAH Kepala Seksi Akuntansi Daerah mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisi surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Menyusun dan menyiapkan laporan bulanan, semester dan laporan keuangan Pemda dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; e. Melaksanakan
akuntansi
penerimaan
kas
dengan
membukukan
seluruh
penerimaan daerah berdasarkan Surat Tanda Setoran (STS); f. Melaksanakan akuntansi pengeluaran kas dengan
membukukan seluruh
pengeluaran berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D); g. Melakukan pembinaan tentang sistem dan prosedur akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD); h. Menyimpan dan mengarsipkan seluruh bukti yang sah Surat Tanda Setoran (STS) dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
50
i.
Melakukan penelitian terhadap kelengkapan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) dan melaksanakan verifikasi atas kelengkapan SPP-UP, SPP-GU dan SPP-TU yang disampaikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah dan SPP LS serta memberikan persetujuan penerbitan SP2D;
j.
Membuat dan menyampaikan surat tegoran kepada bendahara Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terlambat dalam penyampaian SPJ;
k. Mengadakan sosialisasi tentang tata cara pengelolaan keuangan daerah kepada Satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD); l.
Menyampaikan saran dan pertimbangan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
m. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan; n. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan SP-3; o. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan. KEPALA SEKSI KEKAYAAN DAERAH Kepala Seksi Kekayaan Daerah mempunyai tugas : a. Melaksanakan petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Melaksanakan pengelolaan barang milik daerah/kekayaan daerah;
51
e. Mengajukan usulan rencana kebutuhan barang serta aset yang menjadi milik Pemerintah Daerah dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah; f. Membuat berita acara pemeriksaan, penerimaan, penolakan, pengeluaran barangbarang serta meneliti dan memeriksa barang-barang yang dikeluarkan dari gudang; g. Melakukan pengawasan, menerima barang/gudang serta penyaluran barang yang menjadi aset daerah kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah; h. Menyusun kode lokasi barang atas aset Pemerintah Daerah; i.
Menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;
j.
Melaksanakan prosedur akuntansi aset dengan melakukan pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, penghapusan, pemindahtanganan, perubahan klasifikasi dan penyusutan terhadap aset;
k. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku; l.
Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan;
m. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan SP-3; n. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan.
52
KEPALA BIDANG BAGI HASIL PAJAK DAN PENERIMAAN LAIN-LAIN (1) Kepala Bidang Bagi Hasil Pajak dan Penerimaan lain-lain mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam bidang Bagi Hasil Pajak dan Penerimaan Lain-lain. (2) Untuk melaksanakan tugas seba aaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala Bidang Bagi Hasil Pajak dan Penerimaan lain-lain mempunyai fungsi : a. Penyusunan dan pelaksanaan tugas-tugas serta rencana jangka menengah dan aturan di bidang bagi hasil pajak pusat dan penerimaan lain-lain serta penatausahaan bagi hasil pajak pusat dan penerimaan lain-lain; b. Pelaksanaan
sosialisasi,
pembinaan,
pembinaan,
pemberdayaan
dan
pengendalian dalam penatausahaan bagi hasil pajak pusat dan penerimaan lain-lain; c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; d. Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; e. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, sesuai standar yang ditetapkan. (3) Bidang Bagi Hasil Pajak dan Penerimaun Lain-lain mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisikan surat kepada baawahan sesuai bidang tugasnya;
53
c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Melaksanakan koordinasi tugas pada Kasi Penatausahaan Bagi Hasil Pajak Pusat dan Lain-lain, serta Kasi Penatausahaan Bagi Hasil Pajak Propinsi dan Lain-lain; e. Melaksanakan koordinasi tentang Pajak Pusat dan Pajak Propinsi; f. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkahlangkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku; g. Membuat laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan; h. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3; i.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
(4) Untuk melaksanakan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini, Kepala Bidamg Bagi Hasil Pajak dan Penerimaan Lain-lain dibantu oleh : a. Kepala seksi bagi hasil pajak pusat dan penerimaan lain-lain; b. Kepala seksi bagi hasil pajak provinsi dan penerimaan lain-lain.
54
KEPALA SEKSI BAGI HASIL PAJAK PUSAT DAN PENERIMAAN LAIN-LAIN Kepala Seksi Bagi Hasil Penerimaan Lain-lain mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Menerima dan mendistribusikan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) Pajak Bumi dan Bangunan pedesaan dan perkotaan; e. Melakukan monitoring pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan, Perkotaan, Perkebunan, Pertambangan dan BPHTB; f. Membuat surat himbauan untuk pembayaran pendahuluan Pajak Bumi dan Bangunan perkebunan; g. Melaksanakan kegiatan intensifikasi dan ekstenfikasi Pajak Bumi dan Bangunan; h. Membuat laporan Pajak Bumi dan Bangunan ke Provinsi; i.
Menyampaikan saran dan pertimbang kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
j.
Membuat pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan;
k. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3; l.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
55
KEPALA SEKSI BAGI PAJAK PROVINSI DAN PENERIMAAN LAIN-LAIN Kepala Seksi Bagi Hasil Pajak Provinsi dan Penerimaan Lain-lain mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar petaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Mengkoordinasikan bagi hasil penerimaan Pajak Provinsi; e. Mencatat dan membukukan penerimaan Pajak Provinsi; f. Melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak-pajak bagi hasil provinsi; g. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku; h. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan; i.
Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;
j.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
KEPALA BIDANG PENGENDALIAN DAN OPERASIONAL
(1) Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset.
56
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional mempunyai fungsi : a. Melaksanakan pengendalian dan operasional pada bidang pendapatan, pengelolaan, keuangan dan aset; b. Melaksanakan penyuluhan bidang pendapatan asli daerah, pengelolaan keuangan dan aset; c. Membuat perencanaan tugas dan operasional; d. Sebagai koordinator Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); e. Melaksanakan kebijakan yang diberikan oleh atasan; f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; g. Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; h. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, sesuai dengan standar yang berlaku. (3) Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional : b. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; c. Mendisposisikan surat kepada bawanan sesuai bidang tugasnya; d. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;
57
e. Melaksanakan koordinasi tugas dengan Sekretariat dan semua bidang di linkgungan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asert serta Satuan Kerja Perangkat Daerah pengelola keuangan dan aset; f. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan-permasalahan yang timbul dalam bidang pendapaatan, pengelolaan keuangan dan aset; g. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkahlangkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku; h. Membuat aporan pertanggungjawaban tas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan; i.
Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DO-3;
j.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
(4) Untuk melaksanakan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini, Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional dibantu oleh : a. Kepala seksi pengawasan dan operasional; b. Kepala seksi pengolahan data.
KEPALA SEKSI PENGAWASAN DAN OPERASIONAL
Kepala Seksi Pengawasan dan Operasional mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;
58
c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset; e. Menganalisa mengevaluasi dan memonitoring tentang sistem pemungutan Pendapatan Asli Daerah dan PBB; f. Melaksanakan pendataan terhadap aset bergerak/tidak bergerak milik Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai; g. Mempersiapkan rencana program operasional/lapangan dengan Pendapatan Asli Daerah, Pajak Bumi dan Bangunan dan Aset; h. Melakukan pembinaan, penyuluhan dan sosialisasi mengenai Pendapatan Asli Daerah, Pajak Bumi dan Bangunan dan Aset; i.
Menyampaikan saran pertimbandan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;
j.
Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan;
k. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3; l.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
59
KEPALA SEKSI PENGOLAHAN DATA Kepala Seksi Pengolahan Data mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan; b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib; d. Mengumpulkan dan mengelola data tentang Pendapatan, Keuangan dan Aset; e. Membuat laporan realisasi pendapatan, keuangan dan aset; f. Membuat estimasi kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menyampaikan saran pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku; g. Menyampaikan saran pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku; h. Membuat laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan; i.
Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;
j.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
60
GAMBAR 1 : STRUKTUR ORGANISASI PENDAPATAN KABUPATEN SEDANG BEDAGAI KEPALA DINAS
AGUS TRIPRIYONO, SE, M.Si PEMBINA / (IV/a) NIP. 19640819 198503 1 003
SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
HUSNUL FATTA, SH, S.IP PEMBINA / (IV/a) NIP. 19640120 199303 1 003
KASUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN
KASUBBAG KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN
KASUBBAG PERENCANAAN PROGRAM/AKUNTABILITAS
SYAHRUL SIREGAR, SE PENATA MUDA Tk. I/ (III/b) NIP. 19761106 199803 1 005
BEBY ARDIANTI, SH PENATA MUDA Tk. I/ (III/b) NIP. 400049591
ABDUL AZIZ, BA PENATA Tk. I/ (III/d) NIP. 19560727 1998503 1 004
KABID PENDAPATAN
KABID ANGGARAN
KABID PERBENDAHARAAN DAN KAS DAERAH
KABID AKUNTANSI DAN KEKAYAAN
KABID BAGI HASIL PAJAK DAN PENERIMAAN LAIN-LAIN
KABID PENGENDALIAN DAN OPERASIONAL
Drs. BAHAGIA SEBAYANG PEMBINA / (IV/a) NIP. 19570101 198910 1 002
H. FUAD NASUTION, SE PENATA Tk. I / (III/d) NIP. 19571112 199003 1 005
MUKHTAR HENDRIANTO, SH PENATA Tk. I / (III/d) NIP. 400030746
M. ZUHRI LUBIS, SE, M. AP PENATA Tk. I (III/d) NIP. 400032861
Drs. BAMBANG SUMANTRI PEMBINA / (IV/a) NIP. 19620709 199111 1 001
ZULKIFLI, SH PEMBINA / (IV/a) NIP. 19590716 199111 1 001
KASI PENDATAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
KASI PERENCANAAN ANGGARAN
KASI PERBENDAHARAAN
MARATUA, SH PENATA Tk. I / (III/d) NIP. 19640312 198903 1 006
BINCAR, SH PENATA Tk. I / (III/d) NIP. 19650602 198603 1 003
SUBENO HADI PENATA / (III/c) NIP. 19561016 198002 1 001
KASI PENETAPAN DAN PENAGIHAN PAD
KASI PENGENDALIAN ANGGARAN
KASI KAS DAERAH
Dra. IRNA WIDIANI PENATA Tk. I / (III/d) NIP. 19670213 198603 2 002
MANSYURI HARAHAP PENATA Tk. I / (III/d) NIP. 19531110 1986002 1 003
KASI AKUNTANSI
KASI BAGI HASIL PAJAK PUSAT DAN PENERIMAAN LAIN-LAIN
KASI PENGAWASAN DAN OPERASIONAL
PAIRIN, S.Sos PENATA Tk. I / (III/d) NIP. 19581019 199012 1 001 KASI KEKAYAAN DAERAH
61
UPDT
KASI BAGI HASIL PAJAK PROVINSI DAN PENERIMAAN LAIN-LAIN
KASI PENGOLAHAN DATA
ILYAS PENATA Tk. I / (III/d) NIP. 19581231 198206 1 020
M. YAMIN, S.Sos PENATA / (III/c) NIP. 19631113 19871261 1 001
E. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SEDANG BEDAGAI
e.1. Kedudukan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Dinas Pendapatan Daerah Kabupatan Serdang Bedai merupakan unsut pelaksanaan pemerintah daerah kabupaten yang dipimppin oleh seorang kepala dinas yang bertanggungjawab kepada bupati melalui sekteratis daerah kabupaten. e.2. Tugas Pokok Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 172/11 tahun 2005 Dinas Pendapatan Daerah kabupaten Serdang Bedagai mempunyai tugas melaksanakan sebagai urusan tumah tangga daerah dalam bidang pendapatan dan tugas-tugas lain yang diserahkan kepala daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. e.3. Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan penyusunan rencana dan program peningkatan pendapatan asli daerah, serta pengembangan, pemantauan dan pengendalian operasional pajak daerah dan retribusi daerah; b. Pelaksanaan pendaftaran, pendataan registrasi dan pemeriksaan objek serta pemungutan pendapatan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Pelaksanaan pemeriksaan dokumen pajak dan retribusi daerah untuk penyajian data;
62
d. Melakuka pembukuan, penerimaan dan penagihan pajak dan retribusi daerah, melakukan pembinaan sumber penghasilan yang terdiri atas pajak dan rertribusi daerah dan pelaksanaan pengelolaan sumber-sumber lainnya; e. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan, organisasi dan ketatalaksanaan; f. Penyusunan program pelaksanaan, pengkajian, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi dan pengembangan serta penyuluhan pemungutan pendapatan daerah. (Perda No. 172/11 tahun 2005). e.4. Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Jumlah pegawai negeri
sipil di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah
kabupaten Serdang Bedagai sebagai tenaga ahli dan profesional dalam pelaksanaan tugas sebagai pengelola keuangan daerah dan terdapat juga tenaga honorer sebagai pembantu pada setiap bidang yang ada pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
Tabel III Jumlah Pegawai Negeri Sipil dan Tenaga Honorer Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai No.
Keterangan
Jumlah Pegawai
1
Pegawai Negeri Sipil
56
2
Tenaga Honorer
51
Jumlah
107
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai
63
BAB III GAMBARAN DATA RETRIBUSI UJI KENDARAAN BERMOTOR
A. RETRIBUSI UJI KENDARAAN BERMOTOR a.1. Pengertian Retribusi Daerah Dalam sejarah Pemerintah Daerah di Indonesia, sejak Indonesia merdeka sampai saat ini Pajak dan Retribusi telah menjadi sumber penerimaan yang dapat diandalkan bagi daerah. Sejak tahun 1948 berbagai Undang-Undang tentang Pemerintah Daerah dan Pertimbangan Keuangan antara pusat dan daerah telah menempatkan pajak dan retribusi daerah sebagai sumber penerimaan daerah, bahkan dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 pajak dan retribusi daerah dimasukkan menjadi pendapatan asli daerah. Latar belakang reformasi pajak dan retribusi daerah di Indonesia ini tidak terlepas dari pemberlakuan Undang-Undang Pajak dan Retribusi Daerah yang baru, yaitu Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 dan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000. Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 ini lahir sebagai upaya untuk mengubah sistem perpajakan daerah dan retribusi daerah yang berlangsung di Indonesia, yang selama ini banyak menimbulkan kendala baik dalam penetapan maupun dalam pemungutannya. Sedangkan lahirnya Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 merupakan sebagai penyempurnaan terhadap Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997. Untuk meluruskan pandangan dari masyarakat yang menyatakan kesamaan antara Pajak dan Retribusi merupakan pembayaran kepada pemerintah. Yang pada
64
dasarnya mempunyai perbedaan yang besar antara Pajak dan Retribusi Daerah. Oleh sebab itu perlu kiranya diketahui pengertian kedua jenis pungutan tersebut. Secara umum pengertian dari retribusi adalah pembayaran kepada negara yang dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa-jasa, atau dapat juga disebutkan sebagai iuran kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dan memperoleh kontraprestasi secara langsung dapat ditunjuk. Paksaan dalam pengertian ini bersifat ekonomis, karena siapa saja yang tidak merasakan sesuatu jasa langsung dari pemerintah, maka dia tidak dikenakan iuran tersebut. Sedangkan pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh negara berdasarkan Undang-Undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh wajib membayarnya dengan tidak dapat prestasi kembali langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan. Maka dari itu diambil pendapat dari beberapa pakar atau sarjana untuk menjelaskan pengertian retribusi tersebut : Menurut Prof. DR. P. J. A. Adrian (1964 : 1) Retribusi ialah suatu pungutan sebagai pembayaran untuk jasa yang oleh negara cara langsung diberikan kepada yang berkepentingan. Marihot P. Siahaan (2005 : 5) merumuskan Retribusi adalah pembayaran wajib dari masyarakat kepada negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara bagi penduduknya secara perorangan. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas terlibat bahwa ciri-ciri yang mendasar dari retribusi adalah : 65
1. Retribusi dipungut oleh negara (Pusat atau Daerah) 2. Dalam pungutannya terdapat paksaan secara ekonomis. 3. Adanya kontraprestasi yang secara langsung dapat ditunjuk 4. Retribusi dikenakan pada setiap orang atau badan yang menggunakan atau yang menikmati jasa-jasa yang disiapkan oleh negara. Jadi jelas terlihat sifat dari retribusi dalam hal kontraprestasinya yang dapat ditunjuk secara langsung, mengenai lapangan retribusi tidak ada pembatasan tentang lapangannya, tidak menutup kemungkinan negara (Pusat) dan daerah saling beriringan dalam hal pemungutan retribusi tersebut. a.2. Pengertian Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Retribusi daerah yang selanjjuntya disebut retribusi adalah pengutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan (Mardiasmo 14 : 2006). Retribusi jasa umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan (Mardiasmo 17 : 2006). Retribusi Uji Kendaraan Bermotor adalah Kegiatan Teknis yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah atau Unit yang ditunjuk, untuk memberikan jaminan agar kendaraan bermotor dalam keadaan layak jalan (Perda No. 36 Tahun 2002). Pemungutan retribusi daerah pada saat ini didasarkan pada Undang-Undangan No. 34 Tahun 2000 sebagai perubahan atas Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 dan 66
Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai No. 38 tahun 2005 tentang Retribusi Izin Usaha Angkutan Kendaraan Bermotor Umum dan Kendaraan Khusus. Serta mengatur beberapa istilah yang umum digunakan dalam hal retribusi daerah diantaranya : 1. Daerah otonom selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintah oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut azas otonomi dan tugas pembantu dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Peraturan daerah (Perda) adalah peraturan daerah provinsi dan/atau peraturan daerah kabupaten/kota. 4. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang perpajakan daerah. 5. Retribusi daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. 6. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas atau kemanfaatan lainnya dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 67
7. Retribusi jasa umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 8. Badan adalah suatu bentuk usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komenditer, perseroan lainnya, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga dan pensiun, bentuk usaha tetap (BUT) serta bentuk usaha lainnya. 9. Pungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek retribusi, penetuan bersarnya retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan retribusi kepada wajib retribusi sampai pengawasan penyetorannya. 10. Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) adalah surat keputusan yang menentukan besarnya retribusi yang terutang. 11. Surat Setorn Retribusi Daerah (SSRD) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh kepala daerah. 12. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menutur peraturan Perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaramn retribusi, termasuk pemungutan atau pemotongan retribusi. 13. Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD) adalah surat yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk melakukan penagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.
68
14. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpul
dan
mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiab retribusi yang berdasarkan peraturan perundang-undangan retribusi daerah. 15. Penyidikan Tidak Pidana di Bidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindak yang dilakukan oleh penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang retribusi daerah yang membuat serta menemukan tersangkanya. 16. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi. 17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Baray (SKRDLB) adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari pada retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang. 18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar (SKRDKB) adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang. 19. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKRDKBT) adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan. 20. Kendaraan Wajib Uji adalah setap kendaraan yang berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku Wajib Diujikan untuk menentukan kelaikan
69
jalan yaitu Mobil, Bus, Mobil Penumpang, Mobil barang kendaraan khusus serta kereta gandengan dan kereta tempel yang dioperasikan di jalan. 21. Pengujuan Kendaraan Bermotor adalah Kegiatan Teknis yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah atau Unit yang ditunjuk, untuk memberikan jaminan agar kendaraan bermotor dalam keadaan layak jalan.
B. DASAR HUKUM RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI 1. Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Pembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3209); 3. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undangundang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4346); 70
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Pembentukan Lembaga Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4389); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusar dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undangundang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 6, Tambahan
Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3258); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);
71
11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999 tentang Sistim dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah Retribusi Daerah dan Penerimaan Pendapatan Lain-lain; 12. Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.22-91 Tahun 2005 tanggal 21 Februari 2005 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Bupati Serdang Bedagai; 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.22.653 tanggal 1 Agustus 2005 tentang Pemberhentian Pejabat Bupati dan Pengesahan Pengangkatan Bupati Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara; 14. Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 172/11/DPRD/2005 tentang Organisasi, Pajak dan Retribusi Daerah serta Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Serdang Bedagai.
C. SUBJEK DAN OBJEK RETRIBUSI UJI KENDARAAN BERMOTOR Wilayah Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor adalah Wilayah Hukum Kabupaten Serdang Bedagai. Subjek Retribusi Uji Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan pengujian kendaraan bermotor dari Pemerintahan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. Objek Retribusi Uji Kendaraan Bermotor adalah pelayanan pengujian kendaraan bermotor meliputi :
72
a. Mobil Bus b. Mobil Penumpang c. Mobil Barang d. Kendaraan Khusus e. Kereta Gandeng f. Kereta Tempelan.
D. MEKANISME RETRIBUSI PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR d.1. Mekanisme Pemungutan dan Pelaksanaan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor 1.a. Mekanisme Pemungutan Setiap kendaraan bermotor yang dikenakan wajib uji dipungut biaya pengujian, komponen biaya pengujian kendaraan bermotor sebagai mana yang dimaksud adalah : a. Formulir pemeriksaan; b. Biaya uji; c. Pembuatan plat samping; d. Pengelolaan administrasi; e. Plat uji; f. Buku uji;
73
Besarnya tarif kendaraan bermotor dalam wilayah kabupaten Serdang Bedagai adalah : a. Mobil penumpang umum beroda tiga : -
Formulir pemeriksanaan
Rp.
2.000,-
-
Biaya uji
Rp.
5.000,-
-
Pembuatan plat samping
Rp.
2.000,-
-
Pengelolaan administrasi
Rp.
2.000,-
-
Plat uji
Rp.
4.000,-
-
Buku uji
Rp.
5.000,-
b. Mobil penumpang umum : -
Formulir pemeriksanaan
Rp.
4.000,-
-
Biaya uji
Rp.
12.000,-
-
Pembuatan plat samping
Rp.
4.000,-
-
Pengelolaan administrasi
Rp.
3.000,-
-
Plat uji
Rp.
4.000,-
-
Buku uji
Rp.
5.000,-
c. Mobil bus dan mobil barang : -
Formulir pemeriksanaan
Rp.
4.000,-
-
Biaya uji
Rp.
15.000,-
-
Pembuatan plat samping
Rp.
5.000,-
-
Pengelolaan administrasi
Rp.
4.000,-
74
-
Plat uji
Rp.
4.000,-
-
Buku uji
Rp.
5.000,-
d. Kereta tempel/gandengan : -
Formulir pemeriksanaan
Rp.
4.000,-
-
Biaya uji
Rp.
12.000,-
-
Pembuatan plat samping
Rp.
5.000,-
-
Pengelolaan administrasi
Rp.
4.000,-
-
Plat uji
Rp.
3.000,-
-
Buku uji
Rp.
5.000,-
e. Kendaraan khusus : -
Formulir pemeriksanaan
Rp.
4.000,-
-
Biaya uji
Rp.
17.000,-
-
Pembuatan plat samping
Rp.
5.000,-
-
Pengelolaan administrasi
Rp.
4.000,-
-
Plat uji
Rp.
4.000,-
-
Buku uji
Rp.
5.000,-
f. Biaya surat penentuan jenis dan sifat kendaraan bermotor (SPJK/SPSK) sebesar Rp.30.000,- (tiga puluh ribu rupiah); g. Pengujian ulang naik banding sebesar biaya pengujian kendaraan yang bersangkutan;
75
h. Setiap kendaraan yang dimutasikan keluar dikenakan biaya sebesar Rp. 25.000,- (dua puluh puluh lima ribu rupiah); i.
Setiap kendaraan yang melakukan numpang uji keluar dikenakan biaya sebesar Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah).
Sanksi-sanksi keterlambatan dalam pendaftaran uji yaitu : 1. Terhadap setiap keterlambatan pendaftaran uji dikenakan denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari sebesar biaya uji; 2. Bagi pemilik kendaraan bermotor wajib uji yang terlambat mengajukan kendaraannya untuk diuji, dikenakan denda keterlambatan sebagai berikut : g. Terlambat sampai dengan 1 (satu) bulan dikenakan denda 100% (seratus persen) dari biaya uji; h. Terlambat dari satu bulan 1 (satu) bulan sampai dengan 2 (dua) bulan dikenakan denda 200% (dua ratus persen) dari biaya uji; i.
Terlambat lebih dari 2 (dua) bulan sampai dengan 3 (tiga) bulan dikenakan denda 300% (tiga ratus persen) dari biaya uji;
j.
Terlambat lebih dari 3 (tiga) bulan sampai dengan 4 (empat) bulan dikenakan denda 400% (empat ratus persen) dari biaya uji;
k. Terlambat lebih dari 4 (empat) bulan sampai dengan 5 (lima) bulan dikenakan denda 500% (lima ratus persen) dari biaya uji; l.
Terlambat lebih dari 5 (lima) bulan sampai dengan 6 (enam) bulan dikenakan denda 600% (enam ratus persen).
76
m. Besarnya dendan keterlambatan untuk setiap tahunnya dikenakan denda sebesar 600% (enam ratus persen) dari biaya uji. 3. Setiap kendaraan yang dinyatakan tidak lulus uji dan yang telah ditentukan tanggal uji berikutnya oleh pejabat pemeriksa, jika tidak hadir tanpa unsur yang jelas melebihi waktu 1 (satu) bulan dari yang telah ditentukan dapat dikenakan denda sebagaimana yang telah ditentukan. 4. Setiap kendaraan wajib uji yang mengajukan permohonan mutasi wilayah pengujian keluar daerah terlebih dahulu memenuhi persyaratan administrasi pengujian kendaraan bermotor.
1.b. Mekanisme Pelaksanaannya Adapun mekanisme pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor yaitu : a. Pengujian berkala kendaraan bermotor dilaksanakan oleh dinas sesuai dengan pedoman teknis yang ditetapkan oleh menteri perhubungan b. Lokasi pengujian berkala kendaraan bermotor ditetapkan oleh bupati Serdang Bedagai c. Penyelenggeraan unit kendaraan bermotor yang didukung dengan peralatan uji mekanis dapat dilakukan kerjasama dengan melibatkan pihak ketiga atas persetujuan DPRD
77
d. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan sarana dan prasarana pengujian kendaraan bermotor serta tata cara kerjasama dengan pihak ketiga ditetapkan berdasarkan surat Keputusan Bupati.
d.2. Mekanisme Pembayaran Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Mekanisme pembayaran Retribusi Uji Kendaraan Bermotor : a. Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk sesuai waktu yang ditentukan dengan penggunakan SKRD, SKRD secara jabatan dan SKRD tambahan b. Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, maka hasil penerimaan retribusi harus disetor ke Kas Daerah selambatlambatnya 1 x 24 jam atau yang ditetapkan oleh Kepala Daerah. c. Apabila pembayaran retribusi setelah lewat waktu yang ditentukan maka wajib retribusi
tersebut akan dikenakan sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 2% sebulan untuk jangka waktu paling lama 12 bulan dengan menerbitkan STRD. d. Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai/lunas. e. Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk dapat memberi izin kepada wajib retribusi untuk mengangsur atau menunda retribusi terutang dalam jangka waktu tertentu dengan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. f. Pembayaran retribusi akan diberikan tanda bukti pembayaran g. Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan. 78
d.3. Mekanisme Penagihan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Apabila retribusi pengujian kendaraan bermotor tersebut telah jatuh tempo sebagaimana yang telah ditetapkan pemerintah daerah, maka kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk mengeluarkan Surat Teguran, peringaran dan surat lain yang sejenisnya sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi. Surat teguran tersebut dapat dikeluarkan setelah 7 (tujuh) hari jatuh tempo pembayarannya.
d.4. Mekanisme Pembetulan, Pengurangan Ketetapan, Penghapusan atau Pengurangan Sanksi Administrasi dan Pembatalan Dalam hal pembetulan SKRD dan STRD wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pembetulan kepada kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk yang dalam penerbiatannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung dan atau kekeliruan dalam penerapan Perundang-undangan Retribusi Daerah. Untuk masalah Pengurangan Ketetapan wajib retribusi juga dapat mengajukan
permohonan
pengurangan
atau
penghapusan
sanksi
administrasi berupa bunga atau kenaikan retribusi yang terutang kepada kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk, dalam hal penghapusan sanksi administrasi tersebut dikenakan karena kekhilafan wajib retribusi atau bukan karena kesalahannya. Untuk
pengujian
permohonan
penghapusan,
pembetulan,
pengurangan ketetapan dan pengurangan sanksi administrasi disampaikan
79
secara tertulis kepada kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk paling lama sejak 30 hari sejak diterimanya SKRD dan STRD dengan memberikan alasan yang jelas dan meyakinkan untuk mendukung permohonan yang diajukan. Keputusan atas Surat permohonan tersebut akan dikeluarkan paling lama 3 bulan sejak surat permohonan diterima.
d.5. Mekanisme Penyelesaian Keberatan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Untuk penyelesaian masalah keberatan dalam Retribusi Uji Kendaraan Bermotor, wajib Retribussi dapat mengajukan Surat Permohonan Keberatan atas SKRD dan STRD secara tertulis kepada kepala daerah yang atau pejabat yang ditunjuk dengan jangka waktu paling lama 3 bulan sejak tanggal SKRD dan STRD diterima oleh wajib retribusi. Permohonan keberatan akan diputuskan oleh kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk paling lama 6 bulan sejak tanggal surat permohonan keberatan diterima dan apabila dalam jangka waktu 6 bulan kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk tidak dapat memutuskan maka permohonan tersebut dianggap dikabulkan.
d.6. Mekanisme
Perhitungan
Pengembangan
Kelebihan
Pembayaran
Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Dalam hal perhitungan pengembalian pembayaran retribusi wajib retribusi dapat mengajukan permohonan secara tertulis kepada kepala
80
daerah atau pejabat yang ditunjuk oleh wajib retribusi tersebut, kelebihan pembayaran dapat langsung diperhitungkan terlebih dahulu dengan utang retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga oleh kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk. Apabila dalam perhitungan yang dilakukan terdapat kelebihan pembayaran, maka kelebihan tersebut dapat diperhitungkan dengan pembayaran retribusi selanjutnya. Dalam hal kelebihan pembayaran retribusi yang masih tersisa setelah dilakukan perhitungan dapat diterbitkan SKRDLB paling lama 2 bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi tersebut. Setelah SKRDLB tersebut diterbitkan maka kelebihan pembayaran tersebut dapat dikembalikan kepada wajib retribusi paling lama 2 bulan sejak diterbitkannya SKRDLB. Apabila dalam pengembaliannya kelebihan pembayaran tersebut lewat dari jangka waktu yang telah ditetapkan, maka kepala daerah akan memberikan imbalan
bunga 2% atas keterlambatan pengemablian
pembayaran kelebihan retribusi.
d.7. Mekanisme Penghapusan Piutang Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Yang Kadaluarsa Piutang retribusi yang telah melampaui
jangka waktu 3 tahun
dihitung sejak terutangnya retribusi, maka tidak mungkin untuk ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluarsa, maka piutang
81
retribusi tersebut dapat dihapuskan dengan mengacu pada keputusan kepala daerah tentang penghapusan piutang retribusi yang sudah kadaluarsa.
d.8. Penyidikan Dalam pelaksanaan pengenaan dan pemungutan retribusi daerah, sangat mungkin terjadi tindak pidana di bidang retribusi daerah. Hanya saja terjadinya tindak pidana tersebut tidak akan begitu saja diketahui, melainkan harus diselidiki oleh pejabat berwenang. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 secara tegas memasukkan penyidikan sebagai salah satu pasal yang harus dilaksanakan. Dalam melaksanakan tugas sebagai penyidik, pejabat yang ditujukan oleh kepala daerah melakukan berbagai tindakan yang dipandang perlu untuk menemukan tindakan pidana di bidang retribusi daerah. Adapun tindakan-tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Menerima, mancari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas. b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak retribusi daerah tersebut. c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi tersebut.
82
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi tersebut. e. Melakukan pengeledahan untuk mendapatkan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain,
serta melakukan penyitaan
terhadap bahan bukti tersebut. f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi. g. Menyuruh berhenti dan atau seseorang meninggalkan ruang atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang serta atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud diatas poin 5. h. Memotret seseorang yang terkait dengan tidak pidana di bidang retribusi daerah tersebut. i.
Menghentikan penyidikan; dan
j.
Melakukan tindak lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut hukum yang bertanggung jawab Sebelum
memberitahukan
melakukan dimulainya
penyidikan, penyidikan
penyidik dan
terlebih
dahulu
menyampaikan
hal
penyidikannya kepada penuntut umum melalui penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku. (UU No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana).
83
d.9. Pemeriksaan Pemeriksaan retribusi Daerah adalah suatu proses yang diperlukan dalam pemungutan retribusi untuk membuktikan kebenaran pelaksanaan retribusi yang diatur oleh undang-undang. Pemeriksaan dilakukan dalam rangka pengawasan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi atau tujuan lain dalam rangka melaksanakan peraturan perundangundangan retribusi daerah. Pemeriksaan retribusi daerah menghendaki kerja sama yang baik dari wajib retribusi yang diperiksa. Oleh karena itu wajib retribusi yang diperiksa wajib : a. Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek retribusi yang terutang b. Memberikan kesempatan untuk memasuki ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran proses pemeriksaan c. Memberikan keterangan yang diperlukan.
E. PROSES PEMUNGUTAN RETRIBUSI UJI KENDARAAN BERMOTOR KABUPATEN SERDANG BEDAGAI e.1. Prosedur dan Penetapan Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor Prosedur pemungutan dan penetapan retribusi uji kendaraan bermotor diantaranya adalah sebagai berikut :
84
b. Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor dilakukan atas permohonan yang bersangkutan dengan menunjukkan surat-surat sebagai keterangan kelengkapan kendaraan yang akan diuji sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku c. Terhadap kendaraan
bermotor yang
diuji dan telah dinyatakan memenuhi
persyaratan teknis laik jalan diberikan buku uji berkala kendaraan bermotor (BUBKB) dan tanda uji kendaraan bermotor d. Buku dan tanda uji berkala harus memiliki unsur-unsur pengaman e. Ketentuan mengenai bentuk, ukuran ukuran warna, bahan, spesifikasi teknis, susunan, hurup dan angka serta unsur pengamanan unsur uji, tand auji dan tanda samping ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat. f. Setiap pemilik kendaraan yang mengajukan pengurusan uji berkala pertama kali diwajibkan terlebih dahulu menyerahkan surat penetapan jenis kendaraan (SPJK) dan Surat Penetapan Sifat Kendaraan (SPSK). g. Setiap pemilik kendaraan wajib berkala ulangan yang akan merubah jenis, sifat dan bentuk kendaraannya telebih dahulu harus mendapat surat rekomendasi dari Dinas Perhubungan sebelum ditetapkan dalam SPJK dan atau SPSK. h. Untuk uji berkala uji ulangan permohonan pemilik kendaraan wajib uji harus sudah diajukan 1 (satu) bulan sebelum masa uji berakhir. i.
Kendaraan yang wajib uji yang beroperasi diluar kota dan atau kendaraan wajib uji dari luar kota yang beroperasi dalam kota bila mana masa ujinya telah berakhir dapat melakukan uji berkala di tempat pengujian terdekat dengan ketentuan :
85
-
Mengajukan
permohonan numpang uji oleh pemilik/pengusaha/pengurus
kendaraan tersebut; -
Membayar biaya uji kendaraan pada unit pengujian sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
-
Unit pengujian yang melakukan uji berkala terhadap kendaraan diwajibkan melaporkan hasil uji berkala kepada unit pengujian asal domisili kendaraan tersebut.
e.2. Aliran Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor Dalam pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor, pemohon/pemegang kendaraan wajib uji membawa kendaraannya beserta berkas surat kendaraan yang telah memenuhi persyaratan ke Dinas Kota/Kabupaten sesuai domisili kendaraan tujuan tempat pelaksanaan numpang uji berkala. Selanjutnya petugas dinas Kota/Kabupaten tempat pelaksanaan numpang uji berkala, menerima berkas permohonan. Selanjutnya melakukan pemeriksaan kelengkapan berkas surat pemohon, jika telah memenuhi persyaratan pemohon diminta untuk membayar biaya pengujian kendaraan bermotor yang sebagaimana telah ditetapkan. Selanjutnya petugas melakukan pemeriksaan kondisi teknis kendaraan, pengujian kendaraan bermotor atau numpang uji/mutasi uji dapat dilakukan didalam/diluar propinsi dan mengirimkan hasil uji kendaraan bermotor kepada Dinas Perhubungan/Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten/Kota tempat asal domisili kendaraan. Selanjutnya pemohon./pemilik kendaraan bermotor mendapatkan buku uji berkala, dalam waktu paling lama 2 (dua) hari setelah pelaksanaan pengujian kendaraan
86
bermotor tersebut, Dinas Kota/Kabupaten asal domisili kendaraan, untuk lebih jelas lihat bagan 1 (satu) tentang aliran pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor. Bagan I Aliran Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor Rekomendasi
Dalam Propinsi Sumatera Utara
Permohonan Uji Berkala
Numpang Uji/Mutasi Uji Pengujian
Pemohon/Pemilik Kendaraan Bermotor
Dinas Perhubungan/ DLLAJ Kab/Kota
Kendaraan Bermotor
BUKU UJI
sesuai Domisili
Numpang Uji/Mutasi Uji Rekomendasi
Keluar Propinsi Sumatera Utara
e.3. Aliran Penerbitan SPJK/SPSK Perda No. 10 Tahun 1996 Dalam pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor, pemohon/pemegang kendaraan wajib uji membawa kendaraannya beserta berkas surat kendaraan yang telah memenuhi persyaratan ke Dinas Kota/Kabupaten sesuai domisili kendaraan tujuan tempat pelaksanaan numpang uji berkala. Selanjutnya petugas dinas Kota/Kabupaten tempat pelaksanaan numpang uji berkala, menerima berkas permohonan. Selanjutnya melakukan pemeriksaan kelengkapan berkas surat pemohon, jika telah memenuhi persyaratan pemohon diminta untuk membayar biaya pengujian kendaraan bermotor yang sebagaimana telah ditetapkan. Selanjutnya 87
petugas melakukan pemeriksaan kondisi teknis kendaraan, kemudian dalam waktu paling lama 2 (dua) hari setelah pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor tersebut, Dinas Kota/Kabupaten asal domisili kendaraan, untuk lebih jelas lihat bagan 2 (dua) tentang penerbitan surat penentuan jenis kendaraan (SPJK)/surat penentuan sifat kendaraan (SPSK). Bagan II Aliran Penerbitan SPJK/SPSK
Koordinasi dengan Seksi Perizinan & Tarif Ditolak Proses Pengetikan PEMOHON
Pengecekan
Cek Fisik
Kepala Dinas P
Administrasi
Kendaraan
Propinsu Sumatera Utara
Penomoran /BKP
Sumber : Kantor Pendapatan Daerah Serdang Bedagai
88
F. REALISASI
PENERIMAAN
RETRIBUSI
UJI
KENDARAAN
BERMOTOR Tabel IV Realisasi Penerimaan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Target (Rp)
Realisasi (Rp)
2007
13.000.000
125.000.000
2
2008
13.000.000
1.200.000
3
2009
15.600.000
2.500.000
No.
Tahun
1
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kab. Serdang Bedagai Berdasarkan tabel diatas, realisasi penerimaan dalam tahun 2007 adalah Rp. 125.000.000 dan ditargetkan pada tahun tersebut sebesar Rp. 13.000.000,- sehingga persentasenya mencapai 60,69%. Pada tahun 2008 realisasi penerimaan sebesar Rp. 1.200.000 dan ditargetkan sebesar Rp. 13.000.000,- sehingga persentasenya menjadi 100.04%. Pada tahun 2009 realisasi penerimaan sebesar Rp. 2.500.000,- dan ditargetkan sebesar Rp. 15.600.000 sehingga persentasenya menjadi 67,15%. Jika dibandingkan kondisi antara target dan realisasi penerimaan setiap tahunnya, dimana tahun 2007 tidak dapat mencapai target dengan sempurna, tetapi pada tahun 2008 dan 2009 realisasi penerimaan melebihi target yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan sifat dari retribusi daerah yakni merupakan pungutan yang dibayar langsung oleh mereka yang menikmati jasa/pelayanan yang disediakan oleh pemerintah.
89
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
A. MEKANISME
PEMUNGUTAN
RETRIBUSI
UJI
KENDARAAN
BERMOTOR Pelaksanaan pemungutan retribusi uji kendaraan bermotor di Kabupaten Serdang Bedagai telah mengacu pada Peraturan Daerah No. 36 tahun 2002 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Pelaksanaan pemungutan hingga saat ini berjalan dengan baik, karena organisasi dinas pendapatan Serdang Bedagai telah melakukan perbaikan intern terhadap pegawai-pegawai dan memberikan insentif kepada pegawai yang bekerja dengan bik guna memotivasi agar pegawai tersebut bisa bekerja lebih maksimal untuk kedepannya. Langkah-langkah lain yang diambil oleh Dinas Pendapatan Daerah dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai instansi yang mengelola keuangan daerah dan pendapatan sudah sangat sempurna karena telah mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 172/11 tahun 2005 tentang organisasi, pajak dan retribusi
daerah serta
kedudukan protokoler dan keuangan pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Serdang Bedagai. Dalam mekanisme pemungutan retribusi uji kendaraan bermotor, Pemerintah Daerah memberikan kewenangan kepada Dinas Perhubungan Kabupaten Serdang Bedagai untuk melaksanakan dan menjalankan mekanisme pemungutan yang
90
nantinya dilakukan oleh pemohon dengan melampirkan syarat tertentu sesuai dengan undang-undang yang berlaku untuk dilakukan uji kendaraan bermotor.
B. POTENSI RETRIBUSI UJI KENDARAAN BERMOTOR KABUPATEN SEDANG BEDAGAI Sebagai daerah otonom yang mempunyai hak untuk mengatur rumah tangga sendiri tentunya tidak baik bila hanya menunggu dan mengharapkan dana dari pemerintah yang lebih tinggi kedudukannya, dalam melakukan fungsinya sebagai Pemeritah Daerah, untuk otonomi yang semakin matang inilah Pemerintah Pusat memberikan hak kepada Pemerintah Daerah untuk mencari sumber keuangan sendiri. Diantaranya adalah dengan mengadakan pungutan berupa Retribusi Uji Kendaraan Bermotor. Setiap daerah dapat memungut retribusi asalkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Daerah-daerah yang ada di Indonesia mempunyai retribusi yang berbeda-beda, karena harus disesuaikan dengan potensi yang ada pada masing-masing daerah. Seperti halnya Kabupaten Serdang bedagai yang memiliki retribusi dari bidang jasa umum yang retribusi uji kendaraan bermotor. Dimana retribusi tersebut merupakan salah satu penyumbang dalam pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Serdang Bedagai. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu pejabat Dinas Pendapatan Kabupaten Serdang Bedagai. Bapak H.Husnul Fatta, SH, S.IP selaku
91
sekretaris pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai adapun kutipan dari wawancara tersebut diantaranya : Masalah potensi Retribusi Uji Kendaraan bErmotor sangat menggembirakan, karena perkembangan yang terus meningkat dai Kabupaten Serdang Bedagai, serta kesadaran dari masyarakat yang sudah mulai meningkat, dan ketetapan yang digunakan telah mengacu pada Peraturan Daerah (Perda). Dari hasil kutipan wawancara tersebut dapat diambil satu kesimpulan, bahwa potensi retribusi uji kendaraan bermotor yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai sangat berpotensi untuk dikelola oleh pemerintah, karena perkembangan yang terus menerus meningkat dari tahun ke tahun. Serta didukung dengan pelaksanaan dari retribusi tersebut semakin hari semakin bertambah bahkan sampai saat ini telah mengacu sepenuhnya pada Undang-Undang Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati Rokan Hilir.
C. HAMBATAN DAN UPAYA DALAM MEKANISME PEMUNGUTAN UJI KENDARAAN BERMOTOR KABUPATEN SEDANG BEDAGAI Hingga saat ini pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor telah berjalan dengan baik, meskipun masih banyaknya kendala-kendala yang harus dibenahi. Adapun kendala-kendala yang dihadapi
oleh pemerintah daerah dan dinas
perhubungan selaku pelaksana adalah :
92
a. Dalam hal pendapatan Dalam hal ini, sosialisasi kesadaran masyarakat terhadap retribusi pengujian kendaraan bermotor sangat baik, tampak pada realisasi setiap tahunnya, rata-rata mengalami peningkatan. b. Dalam hal pelaporan Masalah pelaporan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai/Dinas Pendapatan Daerah yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan tidak mengalami hambatan karena data dan penetapan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Dalam hal penagihan Masalah penagihan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai/Dinas Pendapatan Daerah tidak mengalami kendala, karena wajib retribusi langsung menyetorkan retribusi terutangnya pada dinas pendapatan atau tempat yang ditentukan oleh kepala daerah. d. Dalam hal penghitungan Dalam hal penghitungan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor, hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai tidak mengalami hambatan karena didasari oleh Peraturan Daerah No. 36 tahun 2002 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dan juga telah mengacu pada Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi serta Surat Menteri Perhubungan Nomor AJ.4011/6/1/DRJD/2000 tanggal 31 Mei 2000 tentang penyelenggaraan pengujian berkala kendaraan bermotor.
93
e. Dalam hal pelaksanaan Dalam hal pelaksanaannya Pemerintah Daerah/Dinas Pendapatan Daerah sedikit mengalami kendala, karena kurangnya petugas/pengawas atau tenaga penguji yang memiliki klasifikasi tenaga penguji berkala kendaraan bermotor pada Dinas Perhubungan Serdang Bedagai. Dari permasalahan diatas yang selama ini dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai/Dinas Pendapatan Daerah, permasalahan yang sangat menonjol adalah masalah kurangnya tenaga penguji yang memiliki klasifikasi teknis penguji kendaraan bermotor. Untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi diatas, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai/Dinas Perhubungan Serdang Bedagai melakukan beberapa upaya guna meningkatkan kinerja yang efektif dan efisien.
Pemecahan Masalah : Untuk mengeliminir atau mengantisipasi permasalahan yang ada saat ini, perlu dilakukan langkah-langkah antara lain : b. Menambah tenaga teknis penguji yang memiliki klasifikasi pengujian kendaraan bermotor sehingga dapat benar-benar dipertanggungjawabkan dan secara teknis dapat mewujudkan keselamatan dan kelestarian lingkungan; c. Perlunya internal kontrol dan pembinaan dari pelaksanaan pimpinan unit PKB terhadap anggota pelaksana tugas, agar terciptanya kinerja yang efektif dan efisien;
94
d. Meningkatkan kemampuan tenaga penguji dibidang teknis administrasi melalui Diklat Teknis Administrasi PKB.
D. PROSEDUR
PEMUNGUTAN
RETRIBUSI
UJI
KENDARAAN
BERMOTOR Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 36 tahun 2002 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dinilai sudah sangat baik karena prosedur pemungutan retribusi tersebut pihak fiskus lapangan telah mengacu pada peraturan yang ada. Pada penetapan tarif Retribusi Uji Kendaraan Bermotor berdasarkan pada jenis mobil, jadi sangat jelas bahwa biaya pengujian kendaraan bermotor dipungut berdasarkan tarif yang sudah ditentukan Peraturan Daerah Nomor 36 tahun 2002 sudah sangat sempurna.
E. REALISASI
PENERIMAAN
RETRIBUSI
UJI
KENDARAAN
BERMOTOR Realisasi pemerintah Retribusi uji kendaraan bermotor tahun 2007 sampai dengan 2009 rata-rata tiap tahunnya memenuhi target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, hanya pada tahun 2007 realisasi penerimaan tidak bisa mencapai target yang telah ditetapkan hingga saat ini retribusi uji kendaraan bermotor terus meningkat, hal ini dapat berdampak sangat baik terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN 1. Dinas Pendapatan Daerah adalah unsur pelaksana pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dibidang pendapatan daerah yang dimpimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada bupati melalui sekretaris daerah. 2. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa dan pemberi izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan 3. retribusi Pengujian kendaraan bermotor adalah pembayaran serangkaian kegiatan mengujian dan/atau memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor kereta gandeng, kereta tempelan, dan atau kendaraan khusus oleh pemerintah daerah atau dinas yang ditunjuk kepada orang pribadi dan badan. 4. Dalam hal pelaporan, penagihan diserahkan kepada wajib retribusi (Self Assesment) sebagai wajib retribusi 5. Mekanisme pelaksanaan retribusi pengujian kendaraan bermotor di Kabupaten Serdang Bedagai hingga saat ini mengalami peningkatan hal ini dikarenakan dalam pelaksanaannya telah mengacu kepada Undang-Undang No. 34 tahun 2000, peraturan daerah No. 36 Tahun 2002.
96
B. SARAN Agar pelaksanaan terhadap Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor di kabupaten Serdang Bedagai dapat dilaksanakan dengan baik, dan memperoleh hasil yang optimal, maka yang dipoerhatikan oleh pemerintah daerah Serdang Bedagai maupun Dinas Pendapatan Daerah adalah : a. Diperlukan adanya penambahan staff dan pegawai pada dinas pendapatan daerah, dalam hal ini Retribusi Uji Kendaraan Bermotor dapat dilakukan dengan maksimal. b. Upaya para staff atau pegawai yang suda ada, dapat diharapkan untuk dapat terus meningkatkan kinerjanya agar lebih produktif dan terarah melalui pendidikan formal maupun pendidikan lainnya. c. Dinas Pendapatan Daerah perlu melakukan sosialisasi dan penyuluhan baik langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat mengenai retribusi daerah. d. Memperbaiki pelayanan yang ekstra dalam bentuk tempat pelayanan terpadu (TPT) kepada masyarakat guna mempermudah dalam mengurus pengujian kendaraan bermotor. e. Memangkas segala birokrasi yang mempersulit masyarakat dalam pengurusan pengujian kendaraan bermotor f. Menambah jumlah pegawai yang memiliki klasifikasi tenaga penguji sehingga hasil
pengujian
berkala
kendaraan
bermotor
benar-benar
dapat
dipertanggungjawabkan dan secara teknis dapat mewujudkan keselamatan dan kelestarian lingkungan. 97
DAFTAR PUSTAKA
Asri, MS, 2004, Kolaborasi Opini Guru Besar Hukum Administrasi Negara, Bina Mandiri Pers, Pekanbaru. Mardiasmo, 2006, Perpajakan Edisi Revisi 2006, Andi Yogyakarta. _________, 1995, Perpajakan Edisi 3, Andi Yogyakarta. Marihot P, 2005, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Rajawali Pers, Jakarta. Prabowo Yusdianto, 2004, Akuntansi Perpajakan Terapan, Grasindo Jakarta. Soedargo R, 1964, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, N. V. Eresco, Bandung. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah perubahan atas Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, Sinar Grafika dan Fokumedia. ________________, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Pertimbangan Keuangan Antara pemerintah Pusar dan Daerah perubahan atas UndangUndang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pertimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. ________________, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam Lingkuangan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092) ________________, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah. Peraturan Daerah Nomor 38 tahun 2005 tentang Retribusi Izin Usaha Angkutan Kendaraan Bermotor Umum dan Kendaraan Khusus. Peraturan Daerah Nomor 172/11/DPRD/2005 tentang Organisasi, Pajak dan Retribusi Daerah serta Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Serdang Bedagai
Sub Bagian Kepegawaian Dinas Pendapatan Daerah Jumlah Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai NO.
NAMA
NIP
PANGKAT/GOL
JABATAN
4 Pembina /(IV/a) Penata Muda Tk.. I/(III/b)
5 Sekretaris Kasubbag Umum dan Kepegawaian Staf Subbag Umum dan Kepegawaian Kasubbag Keuangan dan Perlengkapan Kasubbag Perencanaan Program /Akuntabilitas Staf Subbag Perencanaan Program/Akuntabilitas Setaf Bendahara Pengeluaran Setaf Bendahara Pengeluaran
1 1
2 H. HUSNUL FATTA, SH, S.IP
3 19640120 199303 1 003
2
SYAHRUL SIREGAR, SE
19761106 199803 1 005
3
PUTRI HANDINI, S.SOS
19810209 200604 2 019
Penata Muda /(III/a)
4
BEBY ARDIANTI, SH
400049591
PenataMuda Tk.I/(III/b)
5
ABDUL AZIZ, BA
19560727 198503 1 004
Penata Tk. I/(III/d)
6
RIKI HAMDANI
19820704 200312 1 001 Pengatur Muda /(II/a)
7
MARIYANTI DEWI NASUTION
19860415 200604 2 001 Pengatur Muda /(II/a)
8
RAHMANI
19850207 20070 1 2001 Pengatur Muda / (II/a)
9
MUHAMMAD ALI LUBIS, SE
19780117 200803 1 002
Penata Muda /(III/a)
Bendahara Barang
10 NOVANTY
19751104 200604 2 003 Pengatur Muda /(II/a)
Bendahara Penerima /Penyetor
11 SUARTO
1962053 0199403 1 001 Pengatur Tk. I / (II/d)
Bedahara Gaji
12 Drs. BAHAGIA SEBAYANG
19570101 198910 1 002
Pembina /(IV/a)
13 MARATUA, SH
19640312 198903 1 006
Penata Tk. I (/III/d)
14 ALFIAN HASIBUAN
19680327 200701 1 002 Pengatur Muda /(II/a)
15 Dra. IRNA WIDIANI
19670213 198603 2 002
Penata Tk. I / (III/d)
16 MARIADI, S.PdI
19800423 200604 1 014
Penata Muda /(III/a)
17 LUKMAN
19810419 200604 1 015
Pengatur Muda /(II/a
Kabid Pendataan Kasi Pendataan Pendapatan Asli Daerah Setaf Seksi Pendataan Pendapatan Kasi Penetapan Dan Penagihan PAD Setaf Seksi Penetapan Dan Penagihan PAD Setap Seksi Penetapan Dan Penagihan PAD
1
2
3
4 Pengatur Muda/(II/a)
18
RAHMI AGUSTIN GULTOM
19850815 200604 2 009
19
H. FUAD NASUTION, SE
19571112 198003 1 005 Penata Tk.I/(III/d)
20
BINCAR, SH
19650602 198603 1 003 Penata Tk. I/(III/d)
21
KOKO PRAMUDYA
19820118 200604 2 022
22
MANSUR HARAHAP
19531110 198002 1 003 Penata Tk.I/(III/d)
23
ASYUDI SAPTA BUDIANTO, SE
19780814 200604 1 007
Penata Muda/(III/a)
24
MUKHTAR HENDIRANTO, SH
400030743
Penata Tk.I/(III/d)
25
SUBENO HADI
19561016 198002 1 001
26
YULIDA ASMAR, S.Pd
19790706 200604 2 012
27
MUHAMMAD RIDWAN, SHI, S.AP 19790505 200604 1 016
28
SURATNO
19630807 198408 1 001
29
MISNARDI, SE
19800501 200701 1 004
30
NURMALIYANI HASIBUAN, S.Pd
19821212 200604 2 017
31
BISWAN SEPTIA T. LUBIS, SE
19770909 200604 1 003
32
ANGGRENEY SONDANG R, SE 19750409 200502 2 002
33
DEWI CHRISANTY LIMBONG, SE
19781210 200903 2 003
34
NURMAIDA E. SITORUS, AMd
19820123 200701 2 001
35
SHINTIA M SIAGIAN
19840821 200502 2 001
36
FAJAR HASANAH
19810217 200701 2 002
Penata /(III/c) Penata Muda/(III/a) Penata Muda/(III/a) Penata Muda/(III/a) Penata Muda/(III/a) Penata Muda/(III/a) Penata Muda/(III/a) Penata Muda/(III/a) Penata Muda/(III/a) Penata Muda/(III/a) Penata Muda/(III/a) Penata Muda/(III/a)
Pengatur Muda/(II/a)
5 Setap seksi penetapan dan penagihan PAD Kabid Anggaran Kasi perencanaan Anggaran Setaf seksi perencanaan Anggaran Kasi Pengendalian Anggaran Staf Seksi Pengendalian Anggaran Kabid Perbendaharaan dan Kas Daerah Kasi Perbendaharaan Staf Seksi Perbendaharaan Staf Seksi Perbendaharaan Staf Seksi Perbendaharaan Staf Seksi Perbendaharaan Staf Seksi Perbendaharaan Staf Seksi Perbendaharaan Staf Seksi Perbendaharaan Staf Seksi Perbendaharaan Staf Seksi Perbendaharaan Staf Seksi Perbendaharaan Staf Seksi Perbendaharaan
1
2
3
4
5
19810404 200604 2 029
Penata Muda/(III/a)
400032861
Penata/(III/c)
Staf Seksi Perbendaharaan Kabid Akuntansi dan Kekayaan Staf Bidang Akuntasi dan Kekayaan Staf Bidang Akuntasi dan Kekayaan Staf Bidang Akuntasi dan Kekayaan Staf Bidang Akuntasi dan Kekayaan Staf Bidang Akuntasi dan Kekayaan Kabid Bagi Hasil Pajak dan Penerimaan Lainlain Kasi Bagi Hasil Pajak Pusar dan Penerimaan Lain-lain Staf Seksi Bagi Hasil Pajak Pusat dan Penerimaan Lain-lain Staf Seksi Bagi Hasil Pajak Pusat dan Penerimaan Lain-lain Staf Seksi Bagi Hasil Pajak Pusat dan Penerimaan Lain-lain Staf Seksi Bagi Hasil Pajak Pusat dan Penerimaan Lain-lain Kasi Bagi Hasil Pajak Propinsi dan Penerimaan Lain-lain Kasi Bagi Hasil Pajak Propinsi dan Penerimaan Lain-lain Kasi Bagi Hasil Pajak Propinsi dan Penerimaan Lain-lain Kasi Bagi Hasil Pajak Propinsi dan Penerimaan Lain-lain Kabid Pengendalian dan Operasional Kabid Pengolahan Data Staf Seksi Pengolahan Data
37
SURIANI
38
M. ZUHRI LUBIS, SE, M.AP
39
SURIAWAN, SH.M.Si
19670507 199003 1 007
Penata Muda Tk.I/(III/b)
40
GIDION TARIGAN, SE
19830115 200604 1 003
Penata Muda/(III/a)
41
RISM CATHARINA R. SIRAIT,SE
19830612 200803 2 002
Penata Muda/(III/a)
42
JOKO SSURIADI, A.Md
19830523 200701 1 002
Pengatur/(II/c)
43
SILVIA SEPRIANA
19860930 200502 2 002
Pengatur Muda/(II/a)
44
Drs. BAMBANG SUMANTRI
19620709 199111 1 001
Pembina/(IV/a)
45
PAIRIN, S.Sos
19581019 199012 1 001
Penata Tk.I/(III/d)
46
ANDI, SE
19820511 200604 1 005
Penata Muda/(III/a)
47
NASRUDDIN, S.PdI
19781018 200604 1 011
Penata Muda/(III/a)
48
ANDRIAN RINALDY ASMADI,S.Sos
19810430 200502 1 002
Penata Muda/(III/a)
49
DORAN SIREGAR
19740601 200701 1 008
Pengatur Muda/(II/a)
50
ILYAS
19581231 198206 1 020
Penata Tk. I/(III/d)
51
YAYAH KOMARIAH, S.Pd
19611026 198703 2 003
Penata /(III/c)
52
SUWANDI
19640720 198703 1 007
Penata Muda/(III/a)
53
SAMSUDDIN
19620512 198611 1 001
Juru Tk. I/(I/d)
54
ZULKIFLI, SH
19590716 199111 1 001
Pembina /(IV/a)
55
M. YAMIN, S.Sos
19631113 198712 1 001
Penata /(III/c)
56
KHAIDIR RAHMAN, AKS
19600825 199103 1 003
Penata /(III/c)
Jumlah Tenaga honorer Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai
NO
NAMA
BAGIAN / BIDANG
1
ANITA ELVIANI, SE
Tenaga Kontrak (Bagian Sekretariat)
2
HERLIADI
Tenaga Kontrak (Bagian Sekretariat)
3
ISYANI
Tenaga Kontrak (Bagian Sekretariat)
4
Tenaga Kontrak (Bagian Sekretariat)
6
ALI IHSAN HAMIDI MUHAMMAD MAWARDI NST, SHI NURMAULINA NST
7
NONI KOMALASARI,SP
Tenaga Kontrak (Bagian Sekretariat)
8
SITI ANGGREINI.L.TOBING
Tenaga Kontrak (Bagian Sekretariat)
9
ERWIN, SH
Tenaga Kontrak (Bagian Sekretariat)
10
HERIANTO
Tenaga Kontrak (Bidang Pendapatan)
11
IRWANSYAH, SH
Tenaga Kontrak (Bidang Pendapatan)
12
Tenaga Kontrak (Bidang Pendapatan)
14
ROSMEI LINGGA HARUN ALRASYID DAMANIK, SE FITRI ARIHTA MANIHURUK
15
USMAN HALIL, SE
Tenaga Kontrak (Bidang Anggaran)
16
FITRIYANI
Tenaga Kontrak (Bidang Anggaran)
17
RIZA REBECCA MUTIK
Tenaga Kontrak (Bidang Anggaran)
18
BAMBANG ABRIYANTO
Tenaga Kontrak (Bidang Anggaran)
19
TETTY
Tenaga Kontrak (Bidang Anggaran)
20
SAHYUNI LUBIS
Tenaga Kontrak (Bidang Anggaran)
21
RONI JUNAIDI
Tenaga Kontrak (Bidang Anggaran)
22
WINTA LIANI SARAGIH, ST
Tenaga Kontrak (Bidang Anggaran)
23
ABDI SUROSO, SE
Tenaga Kontrak (Bidang Anggaran)
24
BORNOK SITUMORANG
Tenaga Kontrak (Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah)
25
GITA TRISNA ARMY, SE
Tenaga Kontrak (Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah)
26
ASYIFAH HARIYANTI NST, SH
Tenaga Kontrak (Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah)
5
13
Tenaga Kontrak (Bagian Sekretariat) Tenaga Kontrak (Bagian Sekretariat)
Tenaga Kontrak (Bidang Pendapatan) Tenaga Kontrak (Bidang Pendapatan)
27
ELINA
Tenaga Kontrak (Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah)
28
M. AKMAL
Tenaga Kontrak (Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah)
29
HAIRANI, A.MD
Tenaga Kontrak (Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah)
30
RABITHA’AH FAHMI
Tenaga Kontrak (Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah)
31
YUSMAINI
Tenaga Kontrak (Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah)
32
JUNITA SARI, SE
Tenaga Kontrak (Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah)
33
MERRY CRISTINE NABABAN
Tenaga Kontrak (Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah)
34
EDWARD SIANTURI
Tenaga Kontrak (Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah)
35
TRI WAHYUNI. A, AMD
Tenaga Kontrak (Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah)
36
RENI KHAIRANI NST
Tenaga Kontrak (Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah)
37
SORAYA DJAMAL, SE
Tenaga Kontrak (Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah)
38
CUT ERA MAYA SARI
Tenaga Kontrak (Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah)
39
CINTA RUMONTA HRP, SE
Tenaga Kontrak (Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah)
40
RICHI AMBRIYADI SARIFAH AINUN M. MARPAUNG KURNIA WAHYUNI
Tenaga Kontrak (Bidang Perbendaharaan Dan Kas Daerah)
41 42 43
Tenaga Kontrak (Bidang Akuntansi Dan Kekayaan) Tenaga Kontrak (Bidang Akuntansi Dan Kekayaan) Tenaga Kontrak (Bidang Akuntansi Dan Kekayaan)
45
FERRY HIDAYAT, SE MUHAMMAD ASRYADI ELHASTY WIKA NURTIANSYIH, A.MD
46
RINI PURWANI, A.MD
Tenaga Kontrak (Bidang Akuntansi Dan Kekayaan)
47
SRI ASTATI
Tenaga Kontrak (Bidang Akuntansi Dan Kekayaan)
48
EKA MAGDALENA
Tenaga Kontrak (Bidang Akuntansi Dan Kekayaan)
49
HERA RIYANTI
Tenaga Kontrak (Cleaning Service)
50
YENI APRIYANI
Tenaga Kontrak (Cleaning Service)
51
NOVRIADI MIRZA LUBIS
Tenaga Kontrak (Cleaning Service)
44
Tenaga Kontrak (Bidang Akuntansi Dan Kekayaan) Tenaga Kontrak (Bidang Akuntansi Dan Kekayaan)