TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASIA TENTANG PENYALAHGUNAAN NARKOBA
NAMA
:AFITA SOFIANA
NIM
:11.02.8041
KELOMPOK
:A
PROGRAM STUDY
:D3
JURUSAN
:MANAJEMEN INFORMATIKA
NAMA DOSEN
:Drs.M.KHALIS PURWANTO.MM
STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012 i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Penyalahgunaan Narkoba” dan dengan harapan semoga bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita semua agar lebih mengenal tentang apa itu narkoba sekaligus dampak apabila kita mengkonsumsi barang haram tersebut. Makalah ini juga sebagai persyaratan tugas akhir pada Mata Kuliah Pendidikan Pancasila.Semoga bisa bermanfaat bagi para mahasiswa, pelajar, dan tentunya untuk diri saya sendiri serta semua yang membaca makalah ini semoga bisa di pergunakan sebagai mana semestinya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii ABSTRAK ............................................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar belakang masalah...................................................................................1
1.2
Rumusan masalah ...........................................................................................2 1.2.1 Pengertian penyalahgunaan narkoba ....................................................2 1.2.2 Sebab penyalahgunaan narkoba ...........................................................2 1.2.3 Penanggulangan penyalahgunaan narkoba ...........................................3
BAB II KAJIAN TEORI 1.3
Pembahasan.....................................................................................................5 1.3.1 Historis .................................................................................................5 1.3.2 Sosiologis .............................................................................................6 1.3.3 Yuridis ..................................................................................................6
BAB III PENUTUP 1.4
Kesimpulan dan saran ...................................................................................9
1.5
Referensi ......................................................................................................10
iii
ABSTRAK
Masa remaja rentan mengalami masalah serta berperilaku resiko tinggi,seperti penyalahgunaan dan ketergantungan Narkotika,Psikotropika,dan Bahan Adiktif lainnya.Pada umumnya obat atau zat yang disalahgunakan adalah zat yang termasuk golongan obat psikoaktif (psychoactive drugs) yaitu obat yang dapat memberikan perubahan-perubahan pada fungsi mental (pikiran dan perasaan,kesadaran,persepsi tingkah laku )dan fungsi motorik Zat ini mempunyai fungsi untuk menimbulkan ketergantungan baik fisik maupun secara psikis atau kedua-duanya. Dalam usaha pencegaha penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba ,tokohtokoh masyarakat diharapkan untuk tampil sebagai factor utama dalam menggerakan masyarakat terutama pada orang tua, para remaja,sekolah,kelompok masyarakat dan organisasi-organisasi social disekitar lingkungan di sekitar lingkungan untuk mencegah
penyalahgunaan
Pencegahan
dalam
dan
peredaran
penyalahgunaan
elap
narkoba
narkoba
secara
dibagi
terpadu.
menjadi
tiga
yaitu;pencegahan primer yang bertujuan untuk mencegah seseorang agar tidak melakukan penyalahgunaan ;pencegaha ekunder bertujuan untuk mengidentifikasi adanya penyalahgunaan sedini mungkin seerta menghentikan penyalahgunaan ;dan pencegahan tersier yanmg bertujuan menghentikan atau menghambat agar sekuele yang didapat dari penyalahgunaan yang diinggalkan sekecil mungkin.
iv
LATAR BELAKANG MASALAH
Hubungan narkoba dengan generasi muda dewasa ini amat erat. Artinya amat banyak kasus kecanduan dan pengedaran narkoba yang di dalamnya terlibat generasi muda, khususnya remaja sekolah dan luar sekolah (putus sekolah). Menurut perhitungan pada pakar dan pers ada sekitar 4 juta orang yang terlibat narkoba. Bahkan narkoba sudah memasuki sekolah-sekolah. Jenis narkoba yang sering ditemukan adalah pil nipan dan daun ganja..mereka pasti sudah mengerti tentang bahaya mengkonsumsi narkoba, tapi mengapa mereka menggunakannya. Berkembangnya jumlah pecandu narkoba ditentukan oleh dua faktor, yaitu: 1. Faktor dari dalam diri meliputi : minat, rasa ingin tahu, lemahnya rasa ketuhanan dan ketidakstabilan emosi. 2. Faktor dari luar diri meliputi : gangguan psiko-sosial keluarga, lemahnya hukum terhadap pengedar dan pengguna narkoba, lemahnya sistem sekolah termasuk bimbingan konseling,dan lemahnya pendidikan tentang agama. Upaya pemberantasan permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba harus terus dilakukan dan keseriusan penegakan hukum terhadap pelakunya harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Walaupun para penegak hukum dan berbagai pihak terkait telah berusaha menanggulangi permasalahan tersebut dengan banyaknya pelaku yang ditangkap dan dijebloskan kedalam penjara baik itu pemakai, bandar, maupun pengedar narkoba, namun tetap saja bisnis yang menganiurkan dan menjanjikan uang ini merebak dengan pesat.
1
RUMUSAN MASALAH
A.Pengertian Penyalahgunaan Narkoba Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya (NARKOBA) merupakan suatu pola penggunaan yang bersifat patologik, berlangsung dalam jangka waktu tertentu dan menimbulkan disfungsi sosial dan okupasional. Sifat bahan yang seringkali disalahgunakan tersebut mempunyai pengaruh terhadap sistem syaraf pusat, sehingga disebut zat psikotropika atau psikoaktif. Terjadi perubahan gaya hidup di seluruh Indonesia, globalisasi, industrialisasi dengan disertai cepatnya arus informasi dan perpindahan penduduk, kecenderungan penyalahgunaan narkoba di Indonesia juga mengalami dampak perubahan drastis. Meskipun tidak tercatat sebagai data meningkatnya penyalahgunaan stimulan (ekstasi) terlihat nyata dikalangan kaum muda saat ini, yang rupanya menjadi jembatan menuju penyalahgunaan narkotika (putauw/heroin). Penyalahgunaan narkoba harus menjadi perhatian segenap pihak, disebabkan karena kecepatannya dalam menimbulkan ketergantungan serta kesulitan penanganan dan penyembuhan, terbukti dengan tingginya angka relaps (kambuh) tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.
B.Sebab Penyalahgunaan Narkoba 1. Faktor narkoba itu sendiri a. Tersedia dan mudah mendapatkannya b. Kasiat yang diinginkan yaitu menghilangan rasa sakit,menenangkan ,menidurkan dsb. c. Informasi yang berlebihan mengenai kasiat tersebut.
2
2. Faktor masalah dari siri sendiri a. Ingin tahu dan coba-coba b. Ingin diterima dan masuk dalam lingkungan tertentu, yang sudah biasa menyalahgunakan obat (narkoba). c. Ingin mendemonstrasikan kebebasan. d. Ingin memperoleh kenikmatan dari efek narkoba (obat) yang ada. e. Ingin mencapai ketenangan yang maksimal. f. Ingin melarikan diri dari suatu masalah. g. Ingin dapat menghilangkan rasa sakit atau ketidak nyamanan yang dirasa. h. Ingin dibilang dewasa dan modern/ mengikuti zaman. 3. Faktor masalah dilingkungan a. Masyarakat menerima penggunaan obat tertentu, bersikap masa bodoh dan kurangnya kontrol sosial. b. Mudahnya sarana komunikasi dan gencarnya informasi. c. Peranan keluarga (tidak harmonis, broken home, dsb). d. Peranan kelompok sebaya yang menyalahgunakan narkoba. e. Bergaul dengan penyalahguna dan pengedar. f. Bersekolah dilingkungan yang rawan dan sering terjadi penyalahgunaan narkoba. g. Bertempat tinggal dilingkungan peredaran dan penyalahgunaan narkoba. h. Kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anak.
C.Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu : a. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui
3
keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. Kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga. b. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 - 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, serta Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 - 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap. c. Tersier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.
4
BAB II PEMBAHASAN
A.Historis Narkotika berasal dari kata marke (Bahasa Yunani) yang berarti terbius sehingga menjadi patirasa atau tidak merasakan apa-apa lagi. Yang dimaksud dengan narcotic adalah a drug that dulls the sense, relieves pain, induces sleep, and can produce addiction in varying degrees. Karena itu,penggunan narkotika diluar tujuantujuan
pengobatan
dapat
menimbulkan
ketergantungan
(addiction/craving)
berdasarkan kaidah-kaidah ilmu kedokteran. Pada umumnya obat atau zat yang disalahgunakan adalah zat yang termasuk golongan obat psikoaktif (psychoactive drugs), yaitu obat yang dapat memberikan perubahan-perubahan pada fungsi mental (pikiran dan perasaan, kesadaran, persepsi tingkah laku) dan fungsi motorik. Zat ini mempunyai potensi untuk menimbulkan ketergantungan, baik fisik maupun secara psikis atau kedua-duanya. Selain zat mempunyai efek tertentu terhadap tubuh manusia dan salah satu efek yang terdapat pada golongan psikoaktif dan Narkotika adalah kemampuannya untuk menimbulkan ketergantungan, sehingga zat ini disebut zat yang dapat menimbulkan ketergantungan (dependence producing drugs) yaitu antara lain: a.
Alkohol misalnya minuman keras.
b.
Nrkotika misalnya morfin,heroin,dan Pethidine.
c.
Kanabis misalnya Marjuana atau ganja Penekanan susunan syaraf pusat misalnya Mandrak, Rohypnol, Magadon,
Nitrazepan, Sedatin (pil BK/pil anjing).Perangsang susunan syarat pusat misalnya Amfetamin,(yang pada akhir-akhir ini dengan dicampur dengan zat lain disebut sebagai Pil Escansy dan sebagainya).
5
B.Sosiologis Dalam usaha pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, tokoh-tokoh masyarakat diharapkan untuk tampil sebagai faktor utama dalam menggerakkan masyarakat, terutama para orang tua, para remaja, sekolah, kelompok masyarakat, dan oraganisasi-organisasi sosial di sekitar lingkungan untuk mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba secara terpadu. Potensi masyarakat khususnya tokoh masyarakat sesungguhnya mempunyai kekuatan strategis apabila digerakkan dalam upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Karena pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan masyarakat adalah upaya untuk memberi kekuatan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengidentifikasi dan memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan melakukan upaya-upaya untuk mencapai kebutuhan tersebut. Pendekatan ini dianggap relevan dalam mengatasi masalah narkoba di kalangan masyrakat karena: a. Masalah narkoba adalah masalah masyarakat yang membutuhkan perhatian dan jawaban
ikut terlibat dalam program-program yang mereka buat dan mereka
kembangkan sendiri dari masyarakat. b. Masyarakat setempat lebih mengetahui masalah lingkungan mereka sendiri daripada siapapun.
C.Yuridis Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika membagi narkotika menjadi tiga golongan, sesuai dengan pasal 6 : (1)
Narkotika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 digolongkan ke dalam: a. Narkotika Golongan I; b. Narkotika Golongan II; dan c. Narkotika Golongan III.
(2)
Penggolongan Narkotika sebagaimana dimaksud pada ayat(1) untuk pertama kali ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan merupakan
6
bagian yang terpisahkan dari Undang-Undang ini. (3)
Ketentuan mengenai perubahan penggolongan Narkotika sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Adapun
pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang
menyebutkan mengenai hal tersebut adalah pasal 55 dan 56 yaitu sebagai berikut : Pasal 55 :
Dipidana sebagai pembuat (dader) sesuatu perbuatan pidana : Ke-1
Mereka yang melakukan, yang menyuruh lakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan
Ke-2 Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan,ancaman atau penyesatan, atau dengan memberikan kesempatan,sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan.
Terhadap penganjur hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan sajalah yang diperhitungkan beserta akibat-akibatnya.
Pasal 56 :
Dipidana sebagai pembantu (medeplichtige) sesuatu kejahatan : Ke-1
Mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan
Sdilakukan. Ke-2
Mereka yang sengaja memberi kesempatan, sarana atau keterangan untuk melakukan kejahatan.
Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun berdasarkan asas lex specialis derogat lex generalis (undang-undang khusus lebih diutamakan daripada undang-undang yang bersifat umum) namun tidak semua undang-undang yang
7
bersifat umum tersebut tidak digunakan setelah ada undang-undang khusus yang mengaturnya, karena masih ada ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam undang-undang khusus, dan undang-undang yang bersifat umum mengatur mengenai ketentuan tersebut, seperti mengenai penyertaan dalam melakukan perbuatan pidana, di dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika tidak mengaturnya, namun di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) telah mengaturnya, maka Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dapat digunakan sebagai dasar ketentuan pidana dalam hal penyertaan dalam melakukan perbuatan pidana apapun juga termasuk masalah narkotika.
8
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi
muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini dikemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih.Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Terdapat 3 faktor penyalahgunaan narkoba yaitu faktor narkoba itu sendiri yang mudah
didapat,faktor masalah dari diri sendiri seperti ingin tahu dan coba-
coba serta faktor masalah dilingkungan seperti peranan keluarga (tidak harmonis, broken home, dsb).
Saran a. Kita harus memperbanyak pengetahuan tentang dampak dari penyalahgunaan narkoba sedini mungkin agar tidak terjerumus kedalam barang haram tersebut yang akan merugikan diri sendiri dan orang lain..Peran orang tua dan guru sangat penting dalam hal ini. b. Hindari pergaulan yang akan menjerumuskan kita kedalam penyalahgunaan narkoba c. Peran aparat penegak hukum dan pemerintah dalam menuntaskan semua masalah hukum yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba harus lebih ditingkatkan untuk mengantisipasi meluasnya pecandu narkoba dikalangan masyarakat dan remaja saat ini.
9
REFERENSI
http://www.bnpjabar.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=461:pe nyalahgunaan-narkoba&catid=48:artikel&Itemid=185 http://goyencute.blogspot.com/2008/04/faktor-penyebab-penyalahgunaannarkoba.html http://cplin-1984.blogspot.com/2011/01/penyalahgunaan-narkoba.html http://www.wikimu.com/News/DisplayNewsRemaja.aspx?id=5691
10
11