perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN PENDEKATAN TERHADAP PENCAHAYAAN ALAMI BUATAN DAN PENGHAWAAN SERTA DTINJAU ARSITEKTUR TROPIS
TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU ( S1 ) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
RATIH GUSDIYA YUSTINAWATI I0207118 Pembimbing : Ir. Suparno,MT Kahar Sunoko,ST,MT
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Sampul Depan Lembar Pengesahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Bagan BAB I
PENDAHULUAN I.1.Judul1 I.2 Latar Belakang Masalah3 I.2.1. .Budaya Baca Pada Masyarakat3 I.2.2. Minat Masyarakat Terhadap Perpustakaan3 I.2.3. Kualitas Kabupaten Karanganyar3 I.3.Permasalahan I.3.1. Permasalahan Umum5 I.3.2. Permasalahan Khusus5 I.4.Tujuan6 I.5. Sasaran6 I.6.Metoda & Strategi Pembahasan7 I.7 .Sistematika Penulisan9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. TINJAUAN PERPUSTAKAAN II.1.1.Perpustakaan Secara Umum II.1.1.1. Pengertian Perpustakaan10 II.1.1.2. Sejarah Perkembangan Perpustakaan12 II.1.1.3. Fungsi dan Peran Perpustakaan14 II.1.1.4. Pengelompokan Perpustakaan15 II.1.2. Kegiatan di dalam Perpustakaan II.1.2.1. Pelaku Kegiatan17 II.1.2.2. Kegiatan Dalam Perpustakaan18 II.1.2.3. Koleksi20 II.1.3. Peruangan didalam Perpustakaan21 II.1.4. Fasilitas pada Perpustakaan25 II.1.5. Standar-standar Perpustakaan Daerah/Kabupaten26 II.1.6. Preseden Perpustakaan Umum38 II.1.7. Kesimpulan Preseden Perpustakaan Umum46 II.2. TINJAUAN LOKASI II.2.1. Tinjauan Kabupaten Karanganyar47 II.2.1.1. Karakteristik Kabupaten Karanganyar48 II.2.2. Konsep Pengembangan Kabupaten Karanganyar 52 II.2.2.1. Aspek fisik dan wilayah52 II.2.2.2. Aspek Perekonomian53 II.2.2.3. Aspek Ketersediaan Prasarana Pendukung53
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
II.3. TINJAUAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KARANGANYAR
1
II.3.1. Perpustakaan Kabupaten Karanganyar secara umum53 II.3.1.1.Sejarah Perpustakaan Umum Kabupaten Karanganyar53 II.3.1.2. Data Umum II.3.1.2.1. Lokasi54 II.3.1.3. Data Khusus Perpustakaan55 II.3.1.4. Sumber Daya Manusia (SDM)56 II.3.2. Pelaku57 II.3.2.1. Pengunjung57 II.3.2.2. Pengelola58 II.3.3. Kegiatan58 II.3.4. Fasilitas60 II.3.5. Sarana dan Prasarana60 II.3.6. Koleksi 62 II.3.7. Ruang64 II.3.8. Permasalahan di Perpustakaan Kabupaten Karanganyar65 II.3.9.. Kesimpulan Tinjauan Perpustakaan Umum Karanganyar66
BAB III
PERPUSTAKAAN UMUMKABUPATEN KARANGANYAR
III.1. Perpustakaan Yang Direncanakan III.1.1. Pengertian
67
III.1.2. Fungsi, Visi dan Misi67 III.1.3.Lingkup Pelayanan68 III.2. Kegiatan Yang Direncanakan
71
III.3. Strategi Rancang Bangun 82
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN KARANGAYAR IV.1. ANALISIS PERUANGAN IV.1.1. Analisis Penentuan Konsep Peruangan 85 IV.1.1. Analisis Penentuan Konsep Peruangan85 IV.1.1.2. Kebutuhan Ruang 87 IV.2. ANALISA PENDEKATAN LOKASI DAN SITE IV.2.1. Analisa Penentuan Lokasi100 IV.2.1.1. Alternative Site101 IV.2.2. Analisis Pendekatan Pengolahan Site105 IV.3. ANALISIS PENDEKATAN PENAMPILAN BANGUNAN IV.3.1. Analisis Pendekatan Bentuk Massa119 IV.3.2. Analisis Pengembangan Elemen Fisik Bangunan121 IV.3.3. Analisis Pendekatan Fasade Bangunan122 IV.5. ANALISIS PENDEKATAN PENCAHAYAAN dan PENGHAWAAN IV.5.1. ANALISIS PENCAHAYAAN ALAMI124 IV.5.1.1. Pengertian Pencahayaan Alami124 IV.5.1.2. Komponen Pencahayaan Alami 125 IV.5.1.3. Aspek Perancangan yang Terpengaruh126 IV.5.1.4. Kealamian Pencahayaan Alami 130 IV.5.1.5. Keuntungan cahaya alami131 IV.5.1.6. Kerugian cahaya alami131 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IV.5.1.7. Konsep desain132 IV.5.1.8. Kebutuhan Pencahayaan Terhadap Manusia133 IV.5.1.9. Kesimpulan 135 IV.5.2. ANALISIS PENCAHAYAAN BUATAN 136 IV.5.2.1. Intensitas Pencahayaan Buatan136 IV.5.2.1.1. Contras138 IV.5.2.1.2. Glare ( cahaya yang menyilaukan)139 IV.5.2.1.3 Biaya ( Cost)140 IV.5.2.1.4. Warna 140 IV.5.3. System pencahayaan buatan141 IV.5.2.2. Kelebihan dan kekurangan cahaya buatan142 IV.5.2.3. Pantulan cahaya dan penyabarannya143 IV.5.2.4. Kesan cahaya buatan pada lingkungan144 IV.5.2.5. Konsep Model Desain Pencahayaan Buatan144 IV.5.2.7. Studi Kasus Pencahayaan Buatan145 IV.5.2.8. Kesimpulan Pencahayaan Buatan146 IV.5.3. ANALISIS PENGHAWAAN ALAMI147 IV.5.3.1. Prinsip-prinsip Dasat Aliran Udara 147 IV.5.3.2. Aliran Udara Melalui Bangunan148
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IV.5.4. PENGHAWAAN BUATAN151 IV.5.5. STUDI KASUS153 IV.5.6. Kesimpulan Studi Kasus155 IV.5.7. Konsep Desain Bangunan Tropis156 IV.5.8.Analisis
Pedekatan
Penyelesaian
Ssistem
Pencahayaan
dan
Penghawaan159 IV.6. ANALISIS PENDEKATAN PENENTUAN SISTEM UTILITAS164 IV.7. ANALISIS PENDEKATAN STRUKTUR,KONSTRUKSI BANGUNAN171
BAB V
KONSEP PERENCANAAN
DAN
PERANCANGAN
UMUMKABUPATEN KARANGANYAR V.1. KONSEP PERUANGAN175 V.1.1. Konsep Kebutuhan Ruang 175 V.1.2. Konsep Hubungan Ruang177 V.2.KONSEP SITE 179 V.3.KONSEP PENDEKATAN PENGOLAHAN SITE180 V.4.KONSEP PENDEKATAN PENAMPILAN BANGUNAN184 V.5. KONSEP PENYELESAIAN SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN184 V.6. KONSEP SISTEM UTILITAS190 V.7. KONSEP SISTEM STRUKTUR BANGUNAN192
commit to user
PERPUSTAKAAN
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Definsi dan Pengertian Judul Judul Perpustakaan Umum Kabupaten Karanganyar dengan Penekanan Pada Pencahayaan dan Penghawaan.
Definisi Perpustakaan Umum
: Dalam Kamus Indonesia ( KBBI ), Perpustakaan diartikan sebagai kumpulan buku dan umum diartikan sebagai untuk siapa saja,jadi dengan demikian frase peprustakaan
umuum
dapat
diartikan
sebagai tempat pengumpulan buku,sebagai tempat
membaca
referensi,sebagai
dan
tempat
mencari penyimpanan
koleksi. Perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai
koleksi
pribadi
perseorangan,
namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri. Arsitektur Tropis
:
Merupakan
karya
arsitektur
yang
commit to user memperhatikan aspek lengkungan tropis bertujuan mendapatkan kenyamanan alami
1
perpustakaan.uns.ac.id
2
yang
digilib.uns.ac.id berkelanjutan.
Arsitektur
tropis
merupakan aplikasi dari semua aspek respon arsitektur
seperti diatas terhadap
iklim tropis. Pencahayaan Alami
:Pemenuhan
kebutuhan
visual
berupa
cahaya untuk pennglihatan dapat ditempuh secara alami dengan bantuan sinar matahari ataupun secara bautan dengan bantuan lampu. Pencahayaan Buatan
:Cahaya
adalah
sebuah
pancaran
elektromagnetik, yang terlihat oleh mata kita. Penghawaan Alami
:Penghawaan alami atau ventilasi alami adalah pergantian udara secara alami (tidak melibatkan peralatan mekanis,seperti mesin penyejuk,uadara yang dikenal dengan air conditioner atau AC). Ventilasi dibutuhkan agar udara didalam ruangan tetap sehat dan nyaman.
Ventilasi
ventilasi
yang
alami
menawarkan
sehat,nyaman,dan
tanpa
energy tambahan. Penghawaan Buatan
:Penghawaan
buatan
penghawaanyang
adalah
melibatkan
peralatan
mekanik. Penghawaaan buatan sering juga dosebut
Pengkondisian
Conditioning)
yaitu
Udara
proses
(Air
perlakuan
terhadap udara di dalam bangunan yang meliputi
suhu,kelembaban,kecepatan,dan
arah angin,kebersihan,bau,serta distribusinya nuntuk menciptakan commit to user penghuninya.
kenyamanan
bagi
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
I.2. Latar Belakang 1.2.1. Budaya Baca Pada Masyarakat Masyarakat kota yang warganya tidak memahami dan menghargai sejarahnya,pola pikrnya hanya digunakan sendiri saja. Dalam hal seperti ini
jiwa
kebersamaan
antar
warga
untuk
menjaga
ketertiban,kebersihan,keamanan lingkungan dan memiliki bersama sangat sulit untuk berkembang. Sejarah faktual suatu kota atau negara berperan sebagai lambang idenitan serta pendukungnya dan berfungsi sebgai simbol identitas nasional sehingga berbicara tentang identitas bangsa tanpa mengacu pada sejarah nassional adalah omong kosong. (Prof.Dr.Santono Karto Dihardjo,Kompas 3 Agustus 1996) Bangsa Indonesia dalam sejarahnya dibesarkan oleh budaya tutur yang memang lebih mudah untuk dimengerti maksud seseorang ,dikarenakan
sudah
terbiasa dengan
hal semacam
itu
sehingga
menngesampigkan budaya tulis ini adalah faktor lain yang mennguatkan dimana orang menjadi enggan membaca (Asrul.seni.Kompas 25 april 2000) Hal ini juga yang menyebabkan manusia Indonesia kalah bersaing dengan negara lain dalam ilmu pengetahuan. Kebiasaaan membaca sebenarnya bisa digunakan oleh setiap generasi untuk memahami kondisi ketidakpastian (Yudhi,soenarto,kompas 25 April 2000) I.2.2. Minat Terhadap Perpustakaan Pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat masih sangat minim. Sehingga keberadaan perpustakaan kini masih dipandang sekedar ada antara boleh tersedia dan tidak. Hal ini menyebabkan kualitas dan kuantitas perpustakaan di Indonesia masih dibawah jauh dari harapan yang diidamkan. Pada hal dalam proses memajukan kecerdasan masyarakat di Indonesia keberadaannya perpustakaan amat sangat dibutuhkan dan begitu pentigngya.
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keberadaan perpustakaan umum di Indonesia masih sangat sedikit jumlahnya sungguh sangat ironis,mengingat kedudukan perpustakaan begitu penting dalam memberikan informasi bagi masyarakat tersebut. Perpustakaan nasional sampai saat ini masih terus menangggung beban melayani pengguna jasa perpustakaan
yang seharusnya dilayani
perpustakaan umum. Pada hal secara prinsip perpustakaan nasional merupakan perpustakaan untuk riset dan rujukan,bukan untuk melayani masyarakat umum.(Paul Permadi 16 januari 2000) Keberadaaan perpustakaan yang khusus juga masih memprihatikan karena masih 10 persen dari sekitar 1000 perpustakaan khusus yang ada di indonesian dapat dikatakan memadai. Dan itu pun baru setengah yang memanfaatkan jasa internet sebagai sistem pengakses,sisanya masih harus diperbaiki untuk kategori baik (hemandon,kompas). I.2.3. Kualitas Kabupaten Karanganyar Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki kualitas dan kuantitas dalam bidang pariwisata dan sumber daya alamnya. Dengan motto Intanpari (Industri Pertanian dan Pariwisata). Terletak + 14 km 28’ -°70’ BT dan 7°40’ - 110°disebelah timur kota Surakarta pada sekitar 110 46’ LS diketinggian rata-rata 511 meter dpl. Terdiri dari 17 kecamatan yang°7 sebagian besar merupakan sentra pertanian tanaman pangan, daerah indutri di Kecamatan Jaten dan pariwisata, dan dari ke 5 Kabupaten yang menjadi daerah penyangga Kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar dengan Luas + 77.378,6374 km2 merupakan daerah yang paling banyak memiliki aset wisata. Berbagai potensi
wisata
tersebar
dibeberapa
kecamatan
dan
mempunyai
karakteristik yang khas, mengutamakan wisata agro wisata, alam dan sejarah budaya. Beberapa pariwisata yang berada di Kabupaten Karanganyar diantaranya : I.2.3.1. Gunung Lawu I.2.3.2. Air Terjun Grojogan Sewu I.2.3.3. Wana Wisata Gunung Bromo commit to user I.2.3.4. Pemandian Air Hangat Cumpleng I.2.3.5. Pemandian Sapta Tirta Pablengan
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
I.2.3.6. Candi Cetho I.2.3.7. Candi Sukuh I.2.3.8.Pemandangan
Alam
Kebun
Teh
Kemuning
Ngargoyoso I.3. Permasalahan Perpustakaan sebagai tempat masyarakat yang bersifat pasif adalah bila kegunaannya dirasakan hanya perlu saja,padahal
perpustakaan
mempunyai manfaat yang penting sebagai sumber data dan sumber ilmu pengetahuan. Amatlah
sangat
penting usaha untuk mendekatkan
perpustakaan dengan para penggunanya sebagai salah satu kebutuhan pokok dari masyarakat tersebut. Perpustakaan sebagai sarana umum yang melayani publik dengan seluas-luasnya mewadahi hubungan antara masyarakat dan materi. Setiap hubungan tersebut bersifat khusus yang sangat diperlukan pemecahan yang khusus pula. Secara khusus perpustakaan harus dapat memenuhi persyaratan secara interior dan kenyamanan penggunanya. Pembahasan
arsitektural pada perpustakaan akan lebih ditekankan
pada penerapan konsep pencahayaan dalam hubungan dengan masalah menjaga keawetan koleksi sebagai syarat
interen perpustakaan tanpa
mengabaikan faktor lain (letak,tampilan bangunan ) sebagai faktor yang menarik minat orang,dan penerapan konsep pencahayaan dan penghawaan dalam hubungan dengan masalah sirkulasi udara,menjaga suhu ruang dalam
perpustakaan.
Hubungan-hubungan
yang
terdapat
dalam
perpustakaan memerlukan perlakuan desain pencahayaan dan penghawaan yang berbeda. Dengan memenuhi persyaratan yang ada,diharapkan timbul kesan yang berbeda pada masing-masing ruang diwadahi kegiatan yang berbeda. Kesan hangat pada ruang kegiatan yang mewadahi hubungan antar manusia,kesan formal yang tidak membosankan pada ruang kegiatan yang mewadahi hubungan antara manusaia dan koleksi perpustakaan.
I.3.1. Permasalahan Umum
commit to user Pendapat orang bahwa perpustakaan tempat yang membosankan
adalah menjadikan perpustakaan
kurang diminati masyarakat. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id
6
digilib.uns.ac.id
sangat berhubungan dengan minat baca masyarakat yang terkesan rendah menjadikan perpustakaan yang bersifat pasif. Yang seharusnya terjadi adalah mengoptimalkan perpustakaan yang dapat menjadi suatu fasilitas publik yang dekat
dengan
masyarakat,mendukung terciptanya suasana yag menyenangkan dalam pemanfaatan yang maksimal. I.3.2. Pemasalahan Khusus Bagaimana merancang dan membangun perpustakaan sebagai suatau tempat pengembangan ilmu pengetahuan,sumber data yang menarik,fasilitas yang aktif dan pelayanan akan kebutuhan minat baca yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan menekankan pada penerapan konsep pencahayaan dan penghawaan sebagai syarat melekat perpustakaan dan faktor lain yang menjadikan perpustakaan sebagai media yang mendidik,komunikatif dan menghibur. I.4. Tujuan Guna mengetahui dan memahami perencanaan dan perancangan gedung perpustakaan serta permasalahan yang dihadapi didalamnya yang di kaitkan dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi guna sebagai sumber data yang menarik,fasilitas yang aktif. Dan nantinya juga diharapkan dapat mengatisipasi akan kebutuhan buku-buku bacaan yang berkembang di masyarakat,sehingga kebutuhan akan minat baca masyarakat khususnya kebutuhan buku bacaan terfasilitasi dan tersedia di perpustakaan,dengan menekankan
pencahayaan dan penghawaan guna
untuk menjaga kenyamanan pengunjung,keawetan akan sumber data serta menjadikan perpustakaan sebagai media yang menddidik,komunikatif. I.5. Sasaran Sebagai suatu fasilitas umum yang melayani masyarakat dalam hal ini informasi dan sarana pendidikan maka penekannya didasarkan atas hal-hal yang berkaitan dengan kenyamanan, kenikmatan serta kepuasan commit to user pengguna jasa perpustakaan serta penjagaan dan perawatan sumber data perpustakaan.
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
I.6. Metodelogi Menentukan Main Idea Menentukan main idea sebagai ide/pemikiran awal mengenai obyek perncanaan dan perancangan. Main idea diperoleh dari adanya fenomenafenomena yang sedang terjadi. Main idea : Perpustakaan Umum Kabupaten Karanganyar dengan Pendekatan terhadap Pencahayaan Alami dan Buatan serta Tinjauan Arsitektur Tropis. Perpustakaan dengan menggunakan Arsitektur Tropis dalam proses perancangan dengan mengutamakan aspek kenyamanan. Menentukan Kata Kunci ( Kutub-Kutub) Dari main idea,kemudian ditentukan kata kunsi. Fungsi kata kunsi selain sebagai dasar (pegangan) perumusan konsep perencanaan dan perancangan,juga akan mempermudah dalam eksplorasi data. Eksplorasi dan Pengolahan Data 1. Eksplorasi Data Eksplorasi data merupakan upaya mencari dan mengumpulkan data-data baik data primer maupun data sekunder yang berkaitan dengan kata kunci dari main idea yang dibutuhkan dalam penyusunan konsep perencanaan dan perancangan. Eksplorasi data dilakukan dengan cara: a. Studi Literatur Studi yang bertujuan untuk mengumpulkan data sekunder yang telah diteliti oleh pihak lain melaluui studi kepustakaan maupun studi yanng telah dilakukan oleh berbagai instansi. Data sekunder tersebutu antara lain: ·
Teori-teori yang berkaitan tentang pembahasan
·
Arsitektur bangunan commit to user yang penting dalam sebuah bangunan dan kawasan.
8
perpustakaan.uns.ac.id ·
digilib.uns.ac.id
Artikel dari media masa yang berkaitan dengan pembahasan.
Media pengambilan data : ·
Gambar digital
·
Soft file dari internet
·
Catatan tertulis
b. Studi Komparasi Studi komparasi dilakukan untuk menambah background knowladge dengan membandingkan bangunan perpustakaan yang memilliki latar belakang hampir sama yang sudah ada dengan obyek perencanaan dan perancangan. Studi komparasi dapat dilakukan : ·
Jogja Library Center
·
Perpustakaan Karanganyar
·
Bellevue Library,Washington DC
·
Condoon Hall Library
c. Studi Lapangan Dilakukan untuk memperoleh data primer,antara lain : ·
Kondisi dan potensi fisik bangunan dan kawasan sekitar
·
Kondisi tata guna lahan,tata ruang dan masa dalam bangunan.
·
Kondisi fasilitas pendukung yang ada disekitar bangunan dan kawasan.
·
Aktivitas dalam bangunan dan kawasan sekitar
·
Keinginan
masyarakat
terhadap perncanaan dan
perancangan. Adapun cara pengumpulan data di lapangan antara lain : ·
Mengadakan pengamatan langsung pada bangunan commit to user perpustakaan.
9
perpustakaan.uns.ac.id ·
Wawancara
digilib.uns.ac.id
dengan
pelaku
kegiatan
di
bangunan
perpustakaan.
Media pengambilan data : ·
Gambar digital
·
Catatan tertulis
d. Survey Instansi Diallukan
untuk
mengumpulkan data-data sekunder
melalui
kunjungan ke instansi yanng mampu memberi data tentang obyek pembahasan,yaitu : ·
Kantor Arsip Karanganyar.
dan
Perpustakaan
daerah
Kabupaten
Media pengambilan data : ·
Gambar fotocopy dan catatan tertulis
I.7. Sistematika pembahasan 1. Pendahuluan 2. Tinjuan Pustaka Tentang tinjauan Perpustakaan secara umum,tinjauan Lokasi dan Tinjauan Keadaan perpustakaan Kabupaten Karanganyar 3. Pendekatan Konsep Perencanaan Kajian tentang perpustakaan yang direncanakan untuk Perpustakaan Kabupaten Karanganyar. 4. Analisa pendekatan konsep perancangan Analisa pendekatan konsep perancangan meliputi,Analisa pencahayaan dan
penghawaan,pemilihan
lokasi,pendekatan
perancangan
bangunan,pendekatan perancangan ruang dalam, dan pendekatan konsep pencahayaan dan penghawaan pada perpustakaan. 5. Konsep
perencanaan
dan
perancangan
perpustakaan
Kabupaten
Karanganyar Meliputi
prancangan
perancanngan
tapak
dan
lingkungan,penzoningan,konsep
bangunan,konsep commit to peerancangan user
perancangan sistem pencahayaan dan penghawaan.
ruang
dalam,konsep
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN TEORI
II.1. TINJAUAN PERPUSTAKAAN II.1.1.Perpustakaan Secara Umum II.1.1.1. Pengertian Perpustakaan Perpustakaan
menurut
buku
Encyclopedia,terbitan
1960
menyatakan pengartian : “ A library ( from lat.liber,”book”) is a collection of written or printed materials arrange and organized for the purpose of study and research of general reading or both”. Sesuatu peprustakaan dari bahasalatin “ buku” adalah himpunan bahan2 tertulis san tercetaka yang diatur dan di organisasikan untuk tujuan studi dan penelitian atan pembacaan umun atau kedua2anya. a. Perpustakaan menurut ukuran Encyclopedia Britanica,terbiatan tahn 1968 mentyatakan pengertian “a library (lat.liber,”book”) is a collection of written or printed materials (including film,slides,phonograph record and tapes ) organized for use. Suatu peprustakaan dari bahasa latin liber “ buku “ adalah himpunan bahan2 tertulis dan tercetak ataupun grafis lainnnya (termasuk film,slide,rekaman2 fonograf dan tepe ) yang teratur untuk digunakan. b. Suwondo Atmodjahnawi, SH Sifatnya: -
Perpustakaan adalah tempat pengumpulan pustaka atau kumpulan pustaka yang diatur dan disusun dengan sistem tertentu, sehingga tiap-tiap buku, tiap-tiap warkat dan tulisan jika sewaktu waktu diperlukan dapat diketemukan dengan mudah dan cepat
-
Peprustakaan adalah suatu koleksi buku-buku dalam suatu gedung atau bangunan yang mewadahinya, yang telah siap commit tobagi usersiapa saja yang memerlukannya. untuk dimanfaatkan 10
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Aktivitasnya: -
Perpustakaan adalah unit kerja yang berupa tempat penyimpanan koleksi bahan pustaka, yang diolah dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan oleh pemakainya dengan sumber informasi.
-
Perpustakaan
adalah
menyelenggarakan
suatu
kegitaan
satuan
organisasi
pengadaan,
yang
pengolahan,
pelestarian dan penyebarluasan serta pemanfaatan bahan pustaka
dengan
cara
tertentu
kepada
masyarakat
sekelilingnya guna penyelesaian tugas dan atau kepentigan pribadinya. c. Perpustakaan adalah tempat untuk melestarikan bahan pustaka sebagai sumber ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. (PP no.11 tahun 2001) d. Perpustakaan dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan buku-buku
dan
diorganisasikan
bahan-bahan dan
pustaka
diadministrasikan
lainnya untuk
dan
bacaan,
konsultasi, dan belajar. (Tjoen,1966). e. Perpustakaan berarti tempat, gedung yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca dan dipelajari. (KBBI,1992) f. Perpustakaan adalah lembaga pengumpulan koleksi, termasuk tulisan, cetakan, atau materi ausio visual yang kemudian dikelola untuk pelayanan belajar dan
peneliian
bagi
masyarakat umum. (Ensyclopedia Britanica,1960) g. Perpustakaan adalah tempat kumpulan buku-buku dan bentukbentuk
lainnya
diorganisasikan
atau dan
catatan
yang
diinterpretasikan
untuk
ditempatkan, memenuhi
kebutuhan yang beragam dari masyarakat akan informasi, pengetahuan, rekreasi dan rasa keindahan yang akan commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
h. dinikmati. Mereka datang karena tuntutan sosial untuk mendapatkan
pengetahuan
yang
diperlukan
dalam
perkembangan kebudayaan (Wallace, 1972). II.1.1.2. Sejarah Perkembangan Perpustakaan Sejarah perkembangan perpustakaan dimulai sejak 5000 tahun SM, yaitu sejak adanya rekaman gambar dan tulisan yang dibuat di atas lempengan tanah liat yang ditemukan di Mesopotamia. Sebuah perpustakaan dari abad 21 SM yang ditemukan setelah itu membuktikan bahwa lempengan-lempengan tanah liat itu dihimpun dalam waktu yang hampir bersamaan. Pada masa perkembangan itu pula dapat disebutkan beberapa perpustakaan kuno yang terkenal, yaitu yang didirikan oleh Raja Ramses III (Mesir, abad ke-13 SM) dan Raja Syria Sennacherib (Niniveh, abad ke-7 SM). Media rekaman atau dokumentasi yang digunakan terus berkembang.
Setelah
lempengan
tanah
liat
digunakan
di
Mesopotamia, orang Mesir menggunakan gulungan daun papirus, namun karena daun papirus mudah membusuk maka diganti dengan bahan kulit pada abad ke-5 M. Pada masa ini juga dikenal adanya velum, yaitu kertas kulit yang bermutu baik yang ditemukan oleh bangsa Cina pada abad ke-2 M, dan pada akhirnya banyak menggantikan kertas kulit setelah abad ke-15 M. Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan perpustakaan sejalan dan tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan peradaban manusia, dengan kata lain perpustakaan selalu berkembang seiring dengan kemajuan peradaban manusia, contohnya perkembangan perpustakaan tidak bisa lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan seturut dengan perkembangan jaman perpustakaan saat ini tidak hanya sebagai tempat untuk mencari informasi saja, tetapi juga sebagai tempat rekreasi, artinya perpustakaan saat ini lebih bersifat rekreatif. a. Sejarah Perkembangan Perpustakaan di Indonesia (Tjoen, 1966) Perkembangan perpustakaan di Indonesia sudah dimulai commitJika to user sejak jaman Majapahit. dibanding dengan perkembangan perpustakaan di Eropa dan Arab, perkembangan perpustakaan di
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Indonesia relatif lebih muda, karena perkembangan perpustakaan berkaitan dengan perkembangan peradaban dan sistem komunikasi antar manusia. Pada jaman penjajahan Belanda, didirikan perpustakaan yang bernama Bataviaach Genotschap Van Kunsten en Wetenschappen pada tanggal 24 April 1778. Perpustakaan ini merupakan yang tertua di Indonesia. Perpustakaan ini menampung materi-materi etnologi, antropologi, arkeologi, dan
seni budaya. Pada tahun
1950
perpustakaan tersbut berganti nama menjadi Perpustakaan Lembaga Kebudayaan Indonesia, kemudian di tahun 1962 diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dan berubah menjadi Museum Pusat. Sebelumnya, pada tahun 1908 di Indonesia telah berdiri penerbitan buku dalam bahasa daerah yang ebrnama Balai Pustaka. Tahun 1913 Pemerintah Belanda mengembangkan Volsbibliotheek atau Taman Bacaan untuk rakyat. Lembaga ini semacam perpustakaan umum, karena itu
dapat
disimpulkan
bahwa perkembangan
perpustakaan umum di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1913. Sejarah perkembangan perpustakaan di Indonesia tidak dapat terlepas dengan kota Yogyakarta sebagai bekas ibukota Negara Republik Indonesia. Perkembangan di Yogyakarta diawali pada waktu perpustakaan di Yogyakarta bernama Perpustakaan Negara RI tahun 1949) sampai dengan Perpustakaan Daerah sekarang ini (tahun 1989), yaitu sejak perubahan status Perpustakaan Daerah sebagai hasil satuan organisasi Perpustakaan Nasional. b. Sistem Pembinaan Perpustakaan di Indonesia Sistem
pembinaan
perpustakaan
di
Indonesia
diatur
berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 11 Maret 1981 No 0103/ 0/ 1981 tentang Pokok-Pokok Kebijaksanaan Pemerintah di Bidang Pembinaan dan Pengembangan suatu Sistem Nasional Layanan Perpustakaan. Menurut Keputusan Mendikbud tersebut, Sistem Layanan Perpustakaan berdasarkan faktor-faktor berikut: commit to user § Instansi pengelola dan tujuan penyelenggaraan § Jenis bahan perpustakaan yang disediakan
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ Sasaran dan ruang lingkup layanan. II.1.1.3. Fungsi dan Peran Perpustakaan Fungsi
adalah sebuah gedung tempat penyimpanan buku-buku.dan
memiliki fungsi lain yaitu: ·
Perpustakaan sebagai pusat pendidikan Peprustakaan memberikan kesempatan terhadap siswa untuk menambah pengetahuan atau untuk mempelajari kembali materi materi pelajaran yang telah diberikan oleh para guru mata pelajaran. mengembangkan dan menunjang pendidikan non formulir diluar sekolah dan universitas dan sebagai pusat kebutuhan penelitian.
·
Perpustakaan sebagai fungsi informasi Perpustakaaan berfungsi sebagai tempat mencari informasi yang berkenaan rasa ingin tau baik di kalangan sekolah siswa atau guru dan juga masyarakat umum.
·
Perpustakaan sebagai tempat rekreasi Perpustakaan sebagai tempat untuk memberikan kesemapatan terhadap masyarakat untuk menikmati bahan bacaan. Dengan
bahan-bahan
bacaan
yang
bersifat
hiburan
perpustakaan umum dapat digunakan oleh masyarakat pemakai untuk mengisi waktu luang. ·
Perpustakaan sebagai fungsi penelitian Perpustakaan berfungsi sebagai jawaban atas segala pertanyaan dan kesulitan
Selain fungsi,perpustakaan juga memilik peran,yaitu : 1. Merupakan
sumber
informasi,
pendidikan,
penelitian,
preservasi khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah an bermanfaat. 2. Merupakan
media
atau
jembatan
yang
berfungsi
menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu commit to user pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.
15
perpustakaan.uns.ac.id 3. Sebagai
sarana
untuk
digilib.uns.ac.id menjalin
dan
mengembangkan
komunikasi antar sesama pengguna serta antara penyelenggara dengan masyarakat. 4. Lembaga untuk mengembangkan minat baca dan budaya baca. 5. Sebagai fasilitator, mediator dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan dan megembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya. 6. Sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi penggunanya. Mereka dapat belajar secara otodidak, melakukan penelitian, menggali dan memanfaatkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan. 7. Sebagai pembimbing dan media konsulatatif terkait dengan fungsi perpustakaan secara umum. 8. Sebagai ukuran/barometer atas kemajuan masyarakat yang bisa dilihat diantaranya dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan. II.1.1.4. Pengelompokan Perpustakaan Kita mengenal beberapa jenis perpustakaan. Yang membedakan jenis-jenis perpustakaan tersebut adalah tujuan perpustakaannya, koleksi yang tersedia, masyarakat yang dilayani, badan atau pihak yang berwenang menyelenggarakan perpustakaan tersebut. IFLA
(Internasional
mengelompokkan
Federation jenis-jenis
of
Library
perpustakaan
Association) atas
:
1. Perpustakaan Nasional (National Library) -
Perpustakaan
nasional
adalah
perpustakaan
yang
diselenggarakan pada tingkat nasional yang berfungsi sebagai perpustakaan deposit, perpustakaan induk, pusat bibiliografi dan koordinasi kerjasama antara perpustakaan lainnya 2. Perpustakaan Umum (Public Library) -
commit to user Perpustakaan umum adalah lembaga layanan informasi dan bahan bacaan kepada masyarakat, oleh karena adanya
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masyarakat umum (yang tidak dibedakan lapisan, golongan, lapangan pekerjaan, dan lain-lain) yang akan menggunakan dan menjadi sasaran layanan perpustakaan. Perpustakaan umum
memiliki
tujuan
utama
yaitu
memberikan
kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik, menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, murah bagi masyarakat, serta membantu warga
untuk
mengembangkan
kemampuan
yang
dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. 3. Perpustakaan Perguruan Tinggi (University Library) -
Perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga perguruan tinggi induknya, bersama-sama dengan unit kerja bagian lainnya, tetapi dalam peranan yang berbeda. Bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan program Tri Dharmanya.
4. Perpustakaan Sekolah (School Library) -
Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah, oleh sekolah, dan untuk kepentingan proses belajar mengajar di sekolah. Dalam pelayanannya,
perpustakaan
mengakomodasi
berbagai
sekolah
harus
mampu
kebutuhan
siswa,
ataupun
pendidik dan dapat menunjang kurikulum baik yang berhubungan dengan kegiatan intrakurikuler maupun yang berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler 5. Perpustakaan Khusus (Special Library) -
Perpustakaan
khusus
diselenggarakan
oleh
adalah instansi
perpustakaan atau
lembaga,
yang baik
pemerintah maupun swasta yang berfungsi sebagai pusat commit to userserta sarana untuk memperlancar penelitian dan referensi pelaksanaan
tugas
instansi
atau
lembaga
yang
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bersangkutan. Perpustakaan khusus mempunyai tujuan untuk memberikan layanan informasi demi kepentingan dan kelancaran tugas lembaga induknya, karena perpustakaan khusus merupakan bagian dari suatu lembaga atau badan yang integral dari lembaga yang bersangkutan. Oleh karena itu, perpustakaan khusus mengkhususkan diri dalam mengumpulkan dan menyebarkan literatur bidang ilmu pengetahuan atau sekelompok bidang ilmu pengetahuan saja. Selain kelima jenis perpustakaan yang tersebut di atas, kita mengenal juga jenis-jenis perpustakaan yang lain yaitu : 6. Perpustakaan Wilayah -
Perpustakaan wilayah adalah merupakan unit pelaksana teknis
dari
Pusat
Pembinaan
Perpustakaan,
untuk
kelancaran usaha pembinaan perpustakaan-perpustakaan di daerah, pusat pembinaan
perpustakaan melimpahkan
sebagian wewenangnya kepada perpustakaan wilayah. 7. Perpustakaan Keliling -
Perpustakaan Keliling adalah semacam Peprustakaan umum yang melayani masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan perpustakaan umum. Dalam pelayanannya perpustakaan berkeliling di daerahnya mengunjungi pusat pemukiman masyarakat, pusat kepentingan pemakai. Pada hakekatnya merupakan usaha peningkatan peprluasan pelayanan perpustakaan wilayah atau perpustakaan Umum Daerah Tingkat II
II.1.2. Kegiatan di dalam Perpustakaan II.1.2.1. Pelaku Kegiatan II.1.2.1.1 Pengunjung Yakni seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak , remaja, dewasa, pelajar dan mahasiswa, masyarakat umum (segala commit to user profesi), laki-laki dan perempuan hingga kaum difabel.
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
II.1.2.1.2. Pengurus/Pegawai Perpustakaan -
Pimpinan/Kepala perpustakaan atau pemimpin unit-unit kerja di dalam
-
sebuah perpustakaan umum. - Pustakawan yang ada pada
Perpustakaan Tata Usaha
instansi pemerintah atau PNS disebut
sebagai
fungsional Pembinaan koleksi
Pelayanan Pengguna
sedangkan swasta
Pengadaan Bahan Koleksi
Layanan Peminjam
pejabat
pustakawan, pada
lembaga
cukup
disebut
pustakawan - Pegawai pelaksana teknis
Layanan Referensi Pengolahan Bahan Pustaka
kepustakawanan untuk
Layanan Informasi Perawatan Koleksi Gambar.Bagan 1 Struktur Organisasi Perpustakaan Sumber : Soeatminah, halaman 61
Pelaku kegiatan di atas (pengunjung dan pengelola) digunakan sebagai dasar perencanaan dalam perumusan konsep perancangan. Pengurus perpustakaan pada perpustakaan yang direncanakan nantinya disesuaikan dengan
pengurus/pegawai Kantor Arsip
dan
Perpustakaan
Daerah
Karanganyar karena perpustakaan yang direncanakan adalah perpustakaan milik pemerintah yang pengelolaanya dilakukan oleh pegawai pemerintah daerah. II.1.2.2.Kegiatan Dalam Perpustakaan II.1.2.2.1 Kegiatan Pengunjung Kegiatan utama yang dilakukan pengunjung meliputi kegiatan mendaftar, layanan informasi, meminjam atau mengembalikan bahan pustaka, penelusuran bahan pustaka, membaca bahan pustaka (cetak dan commit to user noncetak), diskusi, mengikuti seminar, melihat pameran.
perpustakaan.uns.ac.id
19
digilib.uns.ac.id
II.1.2.2.2 Kegiatan Pengurus/Pegawai Perpustakaan Terdapat tiga kelompok kegiatan kerja yang dilakukan pengurus perpustakaan, yakni : - Kelompok Pembinaan Koleksi Adalah semua kegiatan kerja yang berhubungan dengan bahan pustaka, meliputi pengadaan, pengolahan dan perawatan. - Kelompok Pelayanan Adalah semua kegiatan kerja yang berhubungan dengan jasa layanan, meliputi layanan peminjaman pustaka, layanan referensi, layanan informasi/penelusuran. - Kelompok Administrasi Adalah semua kegiatan kerja yang berhubungan dengan administrasi kantor di luar bidang kepustakawanan. II.1.2.2.3. Kegiatan Layanan Informasi Pelaksanaan layanan informasi kepada masyarakat meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : - Menyusun rencana operasional pelayanan informasi - Layanan sirkulasi - Layanan perpustakaan keliling - Layanan rujukan - Penelusuran literature - Layanan bahan pandang dengar - Menyediakan bahan pustaka - Bimbingan membaca - Bimbingan pemakai perpustakaan - Bercerita kepada anak-anak - Membina kelompok pembaca - Menyebarkan informasi terbaru/kilat - Menyebarkan informasi terseleksi commit to user - Membuat analisis kepustakaan
perpustakaan.uns.ac.id
20
digilib.uns.ac.id - Membuat pelayanan
informasi
statistik kepada
masyarakat Gambar.2.1. space informasi diperpustakaan yang melayani para pengunjung dan membantu pengunjung untuk mendapatkan informasi. Sumber.Petugas Perpustakaan di Jogja Library Center.
Kegiatan di atas, baik kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung, pengurus dan kegiatan layanan informasi dijadikan sebagai dasar perencanaan dalam perumusan konsep perpustakaan yang direncanakan. Namun tetap mempertimbangkan kegiatan yang berlangsung di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Karanganyar. Sistem pelayanan akses terbuka diterapkan pada perpustakaan yang direncanakan agar pengunjung lebih leluasa dan memudahkan dalam penelusuran pustaka. Dengan sistem ini juga lebih mempercepat pengambilan bahan pustaka, terutama jika jumlah pengunjung banyak. II.1.2.3. Koleksi II.1.2.3.1. Macam Koleksi Koleksi perpustakaan umum mencakup bahan pustaka tercetak seperti : buku, majalah dan surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik (kaset, video, piringan/disk) dan lain-lain. II.1.2.3.2. Pengelompokan Koleksi (Bahan Pustaka) - Kelompok bahan pustaka anak-anak - Kelompok bahan pustaka remaja - Kelompok bahan pustaka untuk pemuda dan orang dewasa - Kelompok bahan pustaka pandang dengar /audio visual(terekam dan elektronik) - Kelompok bahan pustaka rujukan (referensi) - Kelompok bahan pustaka berkala (majalah dan surat kabar) commit to user - Kelompok bahan pustaka braile - Kelompok bahan pustaka khusus, seperti lukisan, foto dan lain-lain
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Masing-masing kelompok bahan pustaka di atas mempunyai tempat tersendiri. Macam koleksi dan pengelompokannya di atas dijadikan sebagai dasar perencanaan dalam perumusan konsep perancangan perpustakaan yang direncanakan namun tetap disesuaikan dengan macam koleksi yang dimiliki Kantor
Arsip
dan
Perpustakaan
Daerah
Karanganyar.
Sehingga
pengelompokannya juga disesuaikan dengan macam koleksi yang dimiliki tersebut
Gambar.2.2. Koleksi buku,majalah atau surat kabar. Sumber.www.google.com/ruang perpustakaan
Gambar. 2.3. Koleksi buku,majalah atau surat kabar. Sumber.jogja library center
II.1.3. Peruangan didalam Perpustakaan II.1.3.1. Kebutuhan Ruang Untuk perpustakaan umum kabupaten atau kota, luas bangunan sekurang-kurangnya 200 m2 dengan luas tanah sekitar 2000 m2. Luas gedung atau ruangannya harus cukup menampung ruang koleksi bahan pustaka, ruang baca dengan kapasitas minimal 10 % dari jumlah masyarakat yang dilayani, ruang pelayanan, ruang kerja pengolahan dan administrasi. Menurut buku pedoman penyelenggaraan perpustakaan umum kota/kabupaten tahun 1999. Kebutuhan ruang perpustakaan umum kabupaten/kota meliputi : - Ruangan koleksi bahan pustaka berkapasitas sekurang-kurangnya 20.000 eksemplar dengan ruang baca dewasa dan pemuda berkapasitas
commit to user minimal 30 tempat duduk.
.
perpustakaan.uns.ac.id
22
digilib.uns.ac.id
- Ruangan koleksi bahan pustaka berkapasitas sekurang-kurangnya 10.000 eksemplar dengan ruang baca remaja berkapasitas minimal 30 tempat duduk. - Ruangan koleksi bahan pustaka berkapasitas sekurang-kurangnya 10.000 eksemplar bahan pustaka, dengan ruang baca anak-anak berkapasitas minimal 30 tempat duduk. - Ruang koleksi bahan pustaka rujukan (referensi) dengan ruang baca berkapasitas minimal 20 tempat duduk. - Ruang koleksi majalah dan surat kabar dengan ruang baca berkapasitas minimal 20 tempat duduk. - Ruang koleksi pandang dengar dengan ruang baca berkapasitas minimal 20 tempat duduk. - Ruang kerja pengolahan bahan pustaka. - Ruang kerja pengembangan koleksi. - Ruang kerja tata usaha. - Ruang kerja kepala perpustakaan. - Ruang pelayanan, lemari katalog dan lemari penitipan tas. - Lobi dan ruang pamer. - Ruang pertemuan dengan kapasitas sekitar 100 orang. - Gudang. - Kamar kecil/WC secukupnya. - Lapangan parkir dengan kapasitas sekurang-kurangnya untuk 20 buah mobil - Garasi khusus untuk 4 - 8 mobil keliling - Halaman dengan lingkungan hijau-taman. II.1.3.2. Tata Ruang Ruang-ruang di dalam perpustakaan umum ditata dengan pembagian kelompok berdasar usia tanpa harus terpisah oleh ruang yang berbeda. Perpustakaan umum menerapkan akses terbuka (open access) maka ruang koleksi dapat digabung dengan ruang baca. Ruang kerja pengolahan commit to user bahan pustaka dan ruang tata usaha harus dipisahkan dengan dinding,
perpustakaan.uns.ac.id
23
digilib.uns.ac.id
dengan ruang baca/koleksi, agar pelaksanaan pekerjaan pengolahan dan tata usaha tidak menggangu orang membaca di ruang baca/koleksi. Bentuk ruang yang paling efektif adalah bentuk bujur sangkar, karena paling mudah dan fleksibel dalam pengaturan perabot apalagi bila rak buku yang dimiliki banyak dan lalu lintas yang ramai. Bentuk ini juga paling baik dan mudah dalam pengaturan pencahayaan/ penerangan. II.1.3.3. Penerangan dan Ventilasi Ruang Penerangan harus diatur sehingga tidak terjadi penurunan gairah membaca atau membuat silau. Dapat dilakukan dengan cara menghindari sinar matahari langsung serta memilih jenis lampu yang dapat memberikan sifat dan taraf penerangan yang tepat dengan kebutuhan. ·
lampu pijar : memberikan cahaya setempat
·
lampu TL/PL/Fluorescent : memberikan cahaya yang merata
·
lampu sorot ; memberi cahaya yang terfokus pada obyek tertentu Ventilasi dalam perpustakaan harus diperhatikan untuk pengguna
atau orang di dalamnya dan bahan pustaka. Ada 2 macam sistem ventilasi : ·
Ventilas pasif
Gambar.2.4. ventilasi dengan penghawaan alami dari jendela. Bentuk jendela dan pintu yang memajang. Di perpustakaan ini khusunya pada lantai 2 menggunakan penghawaan alami dari luar,
Ventilasi yang didapat dari alam, caranya membuat lubang angin atau jendela pada sisi dinding yang berhadapan arah angin lokal. Luas lubang angin atau jendela diusahakan sebanding persyaratan dan fasilitas ruang (10 % dari luas ruang yang bersangkutan). Bila menggunakan ventilasi pasif sebaiknya rak tidak ditempatkan dekat jendela demi keamanan koleksi dan terhindar dari sinar matahari langsung.
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id ·
digilib.uns.ac.id
Ventilasi aktif Ventilasi aktif adalah menggunakan sistem penghawaan buatan yaitu menggunakan AC. Karena temperatur dan kelembaban ruang perpustakaan yang kontans dapat menjaga keawetan koleksi.
Gambar.2.5. Peruangan lanati 1 di Jogja Library Center yang menggunakan penghawaan aktif menggukan AC. Sumber.Jogja Library Center
Kebutuhan ruang di atas dijadikan sebagai dasar perencanaan dalam
perumusan
perpustakaan
yang
konsep
perancangan
direncanakan
agar
ruang-ruang
nantinya memenuhi
di
standart
perpustakaan umum kota/kabupaten. Namun untuk kapasitas ruang pertemuan, jumlahnya dinaikan menjadi 200 orang agar bisa menampung lebih banyak orang. Untuk parkir, diletakan di dalam bangunan (basement) bertujuan untuk mengurangi area perkerasan pada lahan untuk parkir. Tata ruang di atas dijadikan dasar perencanaan dalam perumusan konsep perancangan. Namun pada perpustakaan yang direncanakan nantinya, pembagian kelompok berdasarkan usia dibagi menjadi dua usia yakni anak dan dewasa. Pembagian ini didasarkan pertimbangan untuk mempermudah pelayanan kepada pengguna dan pengelompokan koleksi. Penerangan ruang dioptimalkan menggunakan pencahayaan alami, penerangan buatan pada sebagian besar ruangan menggunakan lampu fluorescent karena dapat memberikan cahaya yang merata sehingga dapat mendukung kegiatan utama di perpustakaan (membaca dan penelusuran koleksi). Sedangkan untuk ventilasi ruang dioptimalkan dengan penerapan ventilasi alami untuk mendukung konsep arsitektur tropis.
commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
II.1.3.4.Lokasi Penentuan
lokasi
perpustakaan
agar
dapat
maksimal
pemanfaatannya harus dapat memenuhi kriteria : - Dikenal masyarakat luas. - Berada ditempat yang luas tanahnya memungkinkan dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan perkembangan perpustakaan. Luas tanah harus cukup menampung bangunan gedung (dengan kemungkinan perluasan 10-15 tahun mendatang). - Berada di sekitar pusat kegiatan masyarakat seperti pusat pendidikan (sekolah),
pemerintahan,
pemukiman
maupun
tempat
berkumpul
masyarakat. - Merupakan gedung/satu ruangan utuh yang tidak bergabung dengan ruangan lain. - Mudah dicapai oleh masyarakat dari segala penjuru, pencapaian bisa dilakukan dengan kendaraan umum. - Cukup tenang dan aman untuk menghindari dari gangguan suara keras dan kegaduhan. Semua kriteria penentuan lokasi di atas nantinya dijadikan sebagai dasar
perencanaan dalam perumusan konsep perancangan agar lokasi
perpustakaan baru nantinya dapat lebih optimal pemanfaatannya dan strategis. Kriteria yang lebih diutamakan dalam penentuan lokasi yakni lokasi dipilih pada daerah yang cukup dikenal oleh masyarakat Karanganyar dan kemudahan dalam pencapaian (kemudahan akses). II.1.4. Fasilitas pada Perpustakaan ·
. Ruang Baca 24 jam dapat dipergunakan pemakai selama 24 jam sebagai ruang baca dan tempat belajar. Pemakai dapat membawa buku miliknya sendiri atau buku perpustakaan yang telah dipinjam sebagai bahan bacaan atau belajar.
·
Ruang
Pameran
Buku
Baru
Pemakai
dapat
mengikuti
perkembangan koleksi terbaru yang dimiliki perpustakaan melalui commit to user rak pameran buku yang terdapat di ruang baca koleksi.
perpustakaan.uns.ac.id ·
26
digilib.uns.ac.id
Ruang Baca Koleksi Ruangan yang dilengkapi sarana tempat baca yang nyaman dapat dimanfaatkan semua pemakai untuk membaca koleksi buku yang dimiliki perpustakaan. Pemakai dapat langsung mengambil buku yang akan dibaca dan meletakkan kembali ke tempat yang disediakan tanpa harus mengembalikan ke rak buku.
·
Ruang Referensi Ruang baca untuk koleksi referensi sebaiknya berada satu ruangan dengan ruang baca koleksi buku teks
·
Ruang Internet Di ruang internet tersedia beberapa unit komputer yang dapat digunakan untuk mengakses berbagai informasi baik dari dalam maupun dari luar negeri.
·
Ruang Diskusi Ruangan ini disediakan sebagai tempat untuk melakukan diskusi ataupun tempat belajar berkelompok
·
Ruang Audio Visual) Ruang audio visual memberikan tempat dan sarana yang nyaman untuk memanfaatkan koleksi AV dengan baik, didukung perangkat lunak dan keras memadai akan lebih mendorong pemakai untuk memanfaatkan koleksi AV dalam menunjang belajar dan mengajar.
·
Kantin Ruang kantin menyediakan makanan dan minuman yang dapat dinikmati pemakai, dengan sarana ini pemakai dapat menghemat waktu dalam memenuhi kebutuhan makan dan minum.
·
Ruang Santai Pemakai dapat melepaskan penat akibat belajar dan aktifitas lainnya dengan bersantai di ruangan ini. Dengan sarana ini diharapkan dapat memulihkan kejenuhan, kepenatan dan kelelahan.
·
Ruang Pertemuan Perpustakaan menyediakan sarana untuk keperluan seminar, rapat baik bersifat intern maupun ekstern. dan dapat dimanfaatkan oleh pengelola atau pegawai ,dan pengunjung yang akan melakukan pertemuan
II.1.5. Standar-standar Perpustakaan Daerah/Kabupaten Standar yang diterbitkan oleh perputakaan Nasional Republik Indonesia tahun 2002. Standar ini mencangkup hal-hal yang berkaitan dengan persyaratan pengelolaan perpustakaan tingkat kabupaten,dengan pembahasan meliputi : commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Definisi ·
Perpustakaan adalah institut / ulis,tercetak dan terekam sebagai lembaga
yang
menyediakan
koleksi
bahan
perpustakaan
tertulis,tercetak,dan terekam sebagai pusat sumber informasi yang diatur menurut system dan aturan yang baku dan didayagunakan untuk
keperluan
pendidikan,penelitian,dan
rekreasi,serta
intelektual bagi masyarakat. ·
Perpustakaan
kabupaten/kota
adalah
perpustakaan
yang
diselenggrakan oleh pemerintah daerah kabupaten /kota,yang mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan
pengembangan
peprustakaan di wilayah kabupaten/kota serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum. b. Organisasi dan manajemen ·
Organisasi -organisasi
perpustakaan
kelembagaannya
yang
harus
memiliki
ditetapkan
kepastian
berdasarkan
status
peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan keputusan kepala daerah yang berwenang serta memiliki kejelasan tentang kewenangan koordinasi,komunikasi
dengan
anggaran,pertanggung
jawaban
unit
kerja
kebijakan
lain,pengelolaan dan
pelaksanaan
program kegiatan perpustakaan. ·
System manajemen -
Harus
melaksanakan
fungsi
manajemen
yaitu
perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan dan pengawasan dalam semua kegiatan. -
Harus menetapka rencana strategis ( renstra lima tahunan) yang berorientasi pada keputusan pengguna.
-
Harus menyusun dan menetapkan tata tertib penyelenggaraan peprustakaan dengan pendekatan manajemen system mutu.
c. Sumber daya manusia ·
Keburuhan jumlah -
Perpustakaan secara proposional harus memiliki tenaga commit to user profosional,tenaga para profosional dan tenaga non profosional perpustakaan dengan rasio 1:2:4.
28
perpustakaan.uns.ac.id -
digilib.uns.ac.id
Harus menambah jumlah SDM sesuai dengan volume kerja perpustakaan.
·
Kebutuhan mutu -
Kualifikasi kepala perpustakaan adalah seorang pustakawan professional yang sekurang-kurangnya harus berpendidikan formal dan berijazah strata I ( S1) di bidang ilmu perpustakaan ,atau bidang lain ditambah pelatihan penyetaraan
bidang
perputakaan setara 728 jam atau menurut peraturan yang berlaku. -
Tenaga profosional perpustakaan sekurang kurangnya harus berpendidikan formal dan berijzah DII perpustakaan atau DII bidang lain atau menurut peraturan yang berlaku.
-
Tenaga professional peprustakaan terdiri dari 2 kategori,yaitu tenaga teknis perpustakaan dan tenaga administrasi pendukung perpustakaan.
-
Tenaga teknis peprustakaan,sekurang-kurangnya berpendidikan formal setingkat SMU ditambah pelatihan teknis perpustakaan minimal 480 jam atau menurut peraturan berlaku.
·
Kebutuhan pengembangan -
Perpustakaan harus memiliki kebijakan tertulis mengenai pengembangan sumber daya manusia perpustakaan sesuai dengan kebutuhan keahlian cakupan bidang tugasnya,baik dibidang kepustakawanan ataupun penjenjangan kedinasan.
-
Pengembangan sumber daya manusia dilakukan melalui pendidikan formal,pelatihan atau keikutsertaan secara aktif dalam berbagai seminar,lokakarya dan sejenisnya yang sesuai dengan substansi tugasnya.
-
Tanaga profosional dan para professional menjadi anggota asosiasi profesi perpustakaan.
d. Anggaran ·
Anggaran peprustakaan umum kabupaten / kota harus tersedia melalui APBD
·
commit to user Sumber anggaran perpustakaan umum kabupaten / kpta terdiri atas anggaran periodik dan anggaran aktifitas.
29
perpustakaan.uns.ac.id ·
digilib.uns.ac.id
Dapat menggali sumber anggran lainnya yang syah dan tidak mengikat
·
Setiap penerimaan dan pengeluaran anggran harus dipertanggung jawabkan menurut system dan mekanisme yang berlaku.
e. Safrana dan Prasana ·
Gedung perpustakaan umum b. Perpustakaan umum kabupaten /kota harus menempati gedung sendiri,dengan mengacu pada perhitungan. c. Lokasi gedung harus berada di pusat kegiatan masyarakat dan muadh dijangkau. d. Gedung perpustakaan umum kabupaten /kota harus mempunyai surruangangan-ruangan tersendiri dari : ruang koleksi,ruang surat kabar,ruang majalah,ruang pandang denngar,ruang kerja dan ruang rapat.
·
Perabot dan pearalatan e. Perabot perpustakaan umum kabupaten / kota mengacu kepada buku pedoman perabot peprustakaan umum yang diterbitkan oleh perpustakaan Nasional RI f. Peralatan
perpustakaan
umum
kabupaten
/ kota
mengacu kepada buku pedoman peralatan perkantoran sesuai dengan peraturan yang berlaku. g. Jumlah perabot dan peralatan perpustakaan umum kabupaten/kota disesuaikan dengan kebutuhan masingmasing. h. Peralatan
komunikasi
terdiri
dari
pesawat
telepon,faxximile,jaringan internet. f. Koleksi dan Pengolahan ·
Koleksi -
Jumlah koleksi perpustakaan umum kabupaten/kota 1000 judul 3 eksemplar dengan 2 eksemplar dilayankan 1 eksemplar koleksi tendon.
-
Jenis koleksi perpustakaan umum kabupaten/kota terdiri atas commit to user berbagai disiplin ilmu.
30
perpustakaan.uns.ac.id -
digilib.uns.ac.id
Bentuk koleksi perpustakaan umum kabupaten/kota terdiri atas koleksi karya cetak,karya rekam dan bentuk lain yang mengakomodasikan kebutuhan anak-anak.
-
Penambahan koleksi sekurang-kurangnya mencakup terbitan 5 tahun terakhir.
-
Harus memilki program penyiangan sekurang-kurangnya 5 tahun sekali.
-
Harus melanggan sekurang-kurangnya dua( 2 ) tan local surat kabar terbitan local dan atau nasional dan 3 (tiga) judul majalah.
·
Pengolahan -
Koleksi perpustakaan harus diolah dengan menggunakan AACR 2 dan diklarifikasikan dengan menggnakan Dewey Decimal Classification (DCC).
-
Harus mempunyai program perawatan koleksi bahan pustaka sekurang-kurangnya satu kali dalam 1 tahun.
g. Layanan ·
Harus
memiliki
kebijakan
program
yang mengarah
pada
pemanfaatan teknologi informasi untuk layanan perpustakaan. ·
Harus menyelenggarakan layanan bimbingan pengguna,anak anak,remaja,dewasa,rujukan,kunjunngan,jaringan
kerjasama
perpustakaan. ·
Perpustakaan keliling,terapung dan layanan paket( book loan)
·
Perpustakaan harus mempunyai statistic layanan.
h. Promosi Promosi ini berupa penerbitan terbitan berkala (newsletter,bulletin atau brosur) minimal dua kali setahun. Penerbitan kliping surat kabar setempat minimal 4 (empat ) kali setahun dan membuat visualisasi. i. Publikasi,publikasi ini berupa : ·
Penyelenggaraan
promosi
daerah,penyelenggaraan
jasa
program
kesiagaan ekstra
bagi
pemerintah
kurikuler,pusat-pusat
kesehatan masyarakat maupun organisasi sosial kemasyarakatan commit to user dan konfrensi pers.
31
perpustakaan.uns.ac.id ·
digilib.uns.ac.id
Penyelenggaraan pameran,lombalomba,pertunjukan,seminar,reklame,poster,bookma rk,baleho.
·
Penyelenggaraan promosi melalui media catak dan media elektronik.
·
Penyelenggraan
kampanye
minat
baca
di
sekolah,pusat
pemukiman,dan pusat kegiatan masyarakat. j. Multimedia Pada Perpustakaan Layanan perpustakaan di era digital telah
banyak
mengalami perubahan seiring dengan dinamika pengguna maupun pengelolaan peprustakaan yang semakin kompleks dan beragam. Perkembangan
bahan
pustaka juga semakin meningkat dan
mengarah kepada dokumen-dokumen multimedia yang menuntut manajemen layanan peprustakaan yang lebih jauh lebih dinamis dan kreatif. Tuntutan ini disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi
informasi
yang
memicu
pemanfatannya
dalam
meningkatkan manajemen dan layanan perpustakaan. Beberpa layanan multimedia dalam perpustakaan yang dikenal anatara lain : navigasi ruangn perpustakaan,interlibrary loan
(ILL)
suatu
system
peminjaman
antar
peprustakaan,penelusuran bahan pustaka,dan informasi produk cetak multimedia. Metode yang digunakan pada system multimedia diakomodir menggunakan model jaringan yang memungkinkan penelusuan satu atau lebih obyek dari berbagai jalur yang relevan dengan keinginan pengguna (www.ipb.ac.id) 1. Pengaruh
Teknologi
Informasi
dan
Multimedia
pada
Perpustakaan Saat ini pengembangan teknologi informasi telah memungkinkan penyimpanan dan perdayagunaan informasi dan pengetahuan yang lebih menarik,interaktif dan mudah dipahami melalui visualisasi multimedia yang meliputi teks,citra
suara,video,animasi/film. Penyajian bahan commit to user pustaka dalam bentuj multimedia ini telah mengubah
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
paradigm
belajar
dengan
membaca,melihat,mendenngar,mengamati. Lebih menjajikan lagi bahwa teknologi web (jaringan internet,ekstranet,dan intranet) maka dokumen multimedia tersebut dapat diletakkan pada beberapa situs web,sehibgga dapat digunakan oleh komunitas yang lebih luas dan tidak dibatasi dengan lokasi dan geografis. Disinilah lahirnya pustaka lintas dunia,dimana bahan pustaka serta layanannya dapat diakses oleh pengguna dimanapun mereka berada. 2. Manajemen
layanan
peprustakaan
Berbasis
Teknologi
Informasi Salah
satu
fungsi
vital peprustakaan
adalah
bagaimana menarik lebih banyak penggguna perpustakaan ,bagaimana menolong pengguna dalam mencari dan mendayagunakan bahan pustaka dan fasilitas perpustakaan dengan kesulitan yang minimal,menginformasikan bahan pusataka dan layanan baru,membangkitkan minat baca dan belajar,serta
menjangkau
masyarakat
luas.
Beberapa
aplikasi multimedia pada perpustakaan yang mendukung fungsi peprustakaan lain : a) Pemandu navigasi ruangan pustaka Gedung perpustakaan yang besar dengan berbagai
ruangan,seringkali
menyulitkan
pengguna baru. Belum lagi jika penataan ruang pustaka mengalami perubahan dan pengembangan. Terbetasanya petugas pada peprustakaan serta tanda ptunjuk ruangan dua dimensi masih belum memadai untuk membantu navigasi ruangan yang cepet dan obyektif. Navigasi ruangan
3
dimensi
dengan fasilitas animasi yang interaktif commit user dapattomengatasi kelemahan tersebut
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Sistem informasi bahan pustaka dan layanan baru. Koleksi bahan perpustakaan baru baik berupa
buku,jurnal
atau
CD
perlu
diinformasikan secara luas untuk terus mengupdate pengguna
koleksi
terkini
kepada
perpustakaan.dengan
berbasis
multimedia hal tersebut dapat dilakukan dengan praktis dan baik. c) System pelayanan penelusuran
berbasis
multimedia. Penelusuran bahan pustaka ataupun atau obyek informasi merupakan aktivitas yang cukup intensitas dalam suatu perpustakaan. Katalog perlu diakomodir dengan
system
multimedia
untuk
mendukung penelusuran dinamis secara d) kontekstual
sesuai
dengan
preferensi
pengguna, selain penggunaan catalog. II.1.5.1. Sistem pelayanan pada perpustakaan Pada umumnya perpustakaan memiliki dua jenis layanan, yaitu layanan tertutup (closed access) dan layanan terbuka (open access). a. Layanan Tertutup Layanan ini dilakukan dengan pertimbangan keselamatan koleksi. Koleksi yang dilayani secara tertutup biasanya adalah koleksi jurnal dan buku referensi (buku langka atau buku mahal). Dalam layanan tertutup ini pengunjung tidak boleh mengambil sendiri bahan pustaka yang diinginkan, akan tetapi diambilkan oleh petugas setelah mengisi formulir tertentu yang telah disediakan. Konsekuensi dari layanan ini adalah harus tersedianya katalog buku. Pengunjung dapat mencari buku yang diinginkannya melalui katalog ini. Dan di sini petugas juga harus mengajarkan pengunjung tentang kegunaan katalog. b. Layanan Terbuka commit to user Layanan ini pengunjung bebas untuk meminjam koleksi apa pun. Tentu saja setelah melalui proses administrasi yang telah
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dibuat oleh perpustakaan. Sistem simpan pinjam bahan pustaka dibuat supaya semua transaksi terkontrol untuk menghindari kemungkinan hilangnya bahan pustaka. Kedua macam sistim pelayanan tersebut mempunyai kelemahankelamahan dan keuntungan-keuntungan, atau dengan lain perkataan dapat disebutkan bahwa kedua sistim pelayanan tersebut mengandung nilai positif dan negatif OPENED ACCESS 1. Segi positif a. Tidak memerlukan banyak petugas b. Public lebih puas karena dapat melihat dan memilih sendiri pustaka yang dikehendaki dengan bebas c. Kartu katalog tidak harus segera dibuat dan diurutkan/difile bersamaan dengan shelving (penempatan pustaka dalam rak pustaka) 2. Sisi negatif a. Letak
pustaka-pustaka
dalam
rak
dapat
berpindah
tempat.tidak pada tempatnya, karena public yang belum mengetahui cara shelving, mengembalikan putsaka yang diihat pada waktu memilih pustaka yang dikehendaki, tidak pada tempat semua b. Resiko kehikangan pustaka lebih besar. CLOSED ACCESS 1.
Segi positif a. Pustaka selalu kelihatan rapi pada tempatnya, sehingga penemuan
kembali pustaka yang dikehendaki tidak
memakan waktu yang lama/dapat segera diketemukan b. Resiko kehilangan pustaka dapat diperkecil 2.
Segi negatif a. Memerlukan banyak petugas commit to user puas karen atidak dapat memilih b. Public tidak.kurang merasa langsung pustaka yang dikehendaki, sering apa yang
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dibayangkan mengenai pustaka yang dikehendaki tidak sesuai dengan kenyataannya. c. Kartu katalog harus segera dibuat dan difile bersamaan dengan shelving 2. Pola kegiatan yang terjadi dalam perpustakaan Pola kegiatan yang terjadi dalam perpustakaan adalah: a. Kegiatan Karyawan/staff meliputi: -
Kegiatan pengelolaan
-
Kegiatan administrasi
-
Kegiatan
pelayanan, baik pelayanan
pemakai
maupun teknis b. Kegiatan Pengunjung, meliputi : -
Pendaftaran diri menjadi anggota
-
Penitipan barang bawaan
-
Pengisian buku tamu
- Pencarian bahan pustaka (melalui katalog atau mencari langsung ke rak-rak buku yang tersedia) - Membaca, belajar - Peminjaman bahan pustaka - Pengembalian bahan pustaka - Bertamu
3. Macam ruang yang tercipta dari kegiatan di perpustakaan
Di Amerika hampir commit semua toperpustakaan diatur secara sama dan user teridiri atas:
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Circulation Desk. Circulation desk adalah tempat dimana bukubuku di checked out. Bila kita ingin mencari buku dan tidak ada pada tempatnya, maka kita bisa mencarinya pada circulation desk. 2. Reference Area. Dua bagian penting dari reference area adalah references books dan reference librarians. Reference books berfungsi memberikan informasi tentang berbagai subyek atau petunjuk dalam penelitian atau studi yang lebih jauh. Koleksi reference tidak boleh dibawa kemana-mana dan harus siap bagi siapapun untuk digunakan. Isinya
ialah
dictionaries,
:
almanacs,
encyclopedias,
atlases,
bibliographies,
handbooks
and
directories,
indexes
hingga
periodicals. 3. Card Catalog .The Card Catalog adalah index alpha betis dari buku-buku yang ada di perpustakaan. Card Catalog memberi informasi tentang buku apa dan dimana letakny. 4. Stacks .The stacks adalah satuan rak buku yang menyimpan koleksi umum perpustakaan tersebut. Ada stacks terbuka dan tertutup. 5. Reserve Room .Reserve room adalah ruangan untuk menyimpan buku sementara yang diambil dari stacs yang digunakan khusus untuk suatu mata kuliah. Bila dosen menganggap itu penting, maka buku teresbut bisa diambil dan disediakan untuk mahasiswanya untuk digunakan. 6. Current Periodicals. Current periodicals – baik majalah popular ataupun jurnal biasanya dipajang secara alfabetis atau dengan nomor pengingat. Berita-berita lama periodicals disusun, diikat dalam stacks. 7. Microforms. Microforms terdiri dari berbagai jenis bahan foto dalam bentuk film yang ukurannya sudah diperkecil. Berita-berita terdahulu dari surat kabar dan periodicals begitupun cetakan-cetakan yang diambil dari buku disimpan pada microforms. 8. Audiovisual Materials. Kalau perguruan tinggi anda tidak memiliki pusat media secara terpisah, maka audio material harus disimpan di perpustakaan anda. Koleksi disini terdiri dari rekaman, tapes, films, slides, dan media non-cetak lainnya. to user 9. Interlibrary loans.commit Bila perpustakaan kita tidak memiliki apa yang kita inginkan, kita bisa meminjam bahan tersebut dari perpustakaan
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lain lewat interlibrary loans. Ingat, bahwa memerlukan waktu beberapa minggu untuk memperoleh bahan tersebut lewat interlibrary loan services. 10. Other Services 4. Pengadaan Bahan Pustaka Koleksi perpustakaan dapat diperoleh dengan berbagai cara, diantaranya dengan pembelian, hadiah, dan tukar menukar. Dalam pemilihan bahan pustaka haruslah hati-hati supaya penambahan koleksi perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan. Berikut adalah cara-cara yang dapat ditempuh dalam usaha pengadaan serta pengembangan koleksi perpustakaan: a. Pembelian Pembelian dapat dilakukan langsung di toko buku, pameran, atau kepada penerbit. Untuk memilih atau menentukan buku apa saja yang akan dibeli bisa dilakukan melalui katalog terbitan yang biasanya dibagikan gratis oleh para penerbit, di situ biasanya dicantumnkan harga dan data bibiliografis buku dan uraian singkat tentang buku. b. Tukar menukar Walaupun tukar menukar sulit dilakukan, namun dapat dijadikan sebuah wacana dan kemudian dicoba. Hal itu dilakukan ketika sebuah perpustakaan memiliki koleksi buku melampaui kebutuhannya dengan cara menawarkan koleksinya kepada perpustakaan lain. Hal ini tetap bisa terjadi jika terjadi komunikasi yang baik antar perpustakaan umum. c. Hadiah Selain dengan cara membeli, menukar, bahan pustaka juga dapat diperoleh dari hadiah maupun sumbangan, baik dari perseorangan maupun instansi, atau kantor-kantor tertentu.
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
II.1.6. Preseden Perpustakaan Umum a.
Perpustakaan Provinsi Yogyakarta Badan Pemerintah dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DIY dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 7 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan dari adanya Perpustakaan ini antara lain: a. Tercapainya efektifitas pelaksanaan fungsi dan tugas lembaga b. Tercapainya
pengelolaan
dan
pemanfaatan
perpustakaan untuk menumbuhkan minat dan budaya baca. c. Tercapainya pengelolaan arsip yang optimal untuk meningkatkan fungsi arsip serta kualitas layanan kearsipan. d. Terwujudnya
koleksi
perpustakaan
dan
khasanah arsip sebagai citra budaya daerah e. Tercapainya peningkatan peran perpustakaan menjadi rumah belajar bagi masyarakat untuk meningkatkan kecerdasan dan daya saing f. Terselenggaranya kabu[aten/Kota
dalam
jaringan
sampai
rangka
mendukung
terwujudnya jaringan informasi perpustakaan dan kearsipan nasional g. Terwujudnya peran serta masyarakat untuk memberdayakan perpustakaan dan kearsipan Perpustakaan tersebut merupakan salah satu dari empat perpustakaan miliki Pemerintah daerah Istimewa Yogyakarta, untuk menunjang kegiatan dalam bidang akademis.
Meskipun bangunannya tak terlalu luas, commit to user Perpustakaan daerah (Perpusda) telah bertahan selama kurang lebih 60 tahun. Bahkan, sejak 2007 Perpusda telah
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengalami perbaikan luar biasa. Renovasi ini dilakukan karena bangunan perpustakaan yang tak layak untuk belajar. Kondisi ini diperparah dengan gempa tahun 2006 lalu yang merusak beberapa bagian perpustakaan. Sejak saat itu, perpustakaan tak beroperasi dan sementara dipindahkan ke gedung lainnya di Jl. Tentara Rakyat Mataram. Pada Maret tahun lalu, bangunan perpustakaan yang berlokasi di Jl. Malioboro No 175 ini selesai dipugar. Bangunan tersebut sudah berubah total. Ruangannya sudah terlihat lebih nyaman, full AC, dan koleksi yang memadai pula. Hanya saja, perlu diakui jika koleksi di perpustakaan ini didominasi oleh majalah dan koran harian, serta akses internet. Sedangkan koleksi buku-buku lebih lengkap tersedia di perpustakaan wilayah Badran. Yang menarik adalah belum lama ini ada fasilitas baru yakni Kyoto Corner. Di mana Kyoto adalah sebuah nama kota di Jepang yang
bekerjasama
dengan
pihak
pemerintah
dalam
mensuplai buku-buku langsung dari Kyoto dan juga memberikan ruang tersendiri di perpustakaan ini.
a.
b.
c.
d.
commit to user
Gambar 2.6 a. Kondisi Ruang Baca Lt.1 b. Kondisi Ruang Baca Lt.2 c. Interior Kyoto Corner d. Ruang Kyoto Corner (sumber: dokumentasi pribadi)
40
perpustakaan.uns.ac.id Dari gambaran
di atas
digilib.uns.ac.id mengenai perpustakaan provinsi
Yogyakarta, bisa diambil suatu nilai positif mengenai perletakan perpustakaan yang strategis akan memiliki pengaruh yang cukup besar. Malioboro dikenal sebagai area publik yang banyak dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara, ternyata di dalam area perbelanjaan ini terdapat sebuah pepustakaan yang menyimpan arsip-arsip sejarah maupun pusat informasi-informasi mengenai kota Yogyakarta dengan lengkap. Selain itu dapat juga dengan kerjasamanya dengan orang asing, mungkin contohnya di sini adalah Jepang, membuat warna tersendiri terhadap suatu perpustakaan. Dengan adanya Kyoto corner akan memungkinkan munculnya komunitas-komunitas yang memang tertarik dengan kebudayaan Jepang dan kemudian bisa melahirkan gagasan-gagasan ataupun ide kreatif. b.
Perpustakaan kota Yogyakarta
Gambar 2.7 Cafenet outdoor dan ruang baca Perpustakaan Kota Yogyakarta Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 2.8 Ruang baca pada perpustakaan kota Yogyakarta yang lain Sumber : Dokumentasi Pribadi
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Yogyakarta memiliki dua buah perpustakaan kota. Yang pertama seperti yang ditunjukkan gambar nomor 4.1 adalah perpustakaan yang berada pada jalan Suroto, sebelah Gramedia Jogja. Kondisi perpustakaan ini sudah cukup baik dibandingkan perpustakaan kota solo. Sudah dilengkapi dengan cafe net, hotspot area, ruang anak-anak, ruang referensi, dsb. Akan tetapi buku yang tersedia tidak terlalu banyak. Namun karena lokasinya yang strategis dan juga tempatnya yang nyaman, serta didukung dengan programprogram yang melibatkan masyarakat, perpustakaan ini mampu menarik minat masyarakat untuk berkunjung kesana. Dalam sehari ada ratusan pengunjung yang datang, data yang diperoleh adalah paling banyak 250 orang pernah datang ke tempat ini. Sedangkan gambar 5.1 adalah perpustakaan yang berlokasi di Jalan Tentara Rakyat Mataram. Koleksi perpustakaan ini sudah sangat lengkap dan dirasa bisa menampung kebutuhan masyarakat kota bahkan provinsi di bidang berbagai aspek ilmu. Di dalamnya juga terdapat fasilitas warnet yang digunakan masyarakat untuk media digital. Dari gambaran di atas bisa diambil nilai positif dari masing-masing perpustakaan kota Yogyakarta. Untuk perpustakaan di Jalan Suroto, terdapat fasilitas publik berupa cafenet. Dengan desain yang menarik dan juga akses
yang mudah
(area terbuka) maka membuat
perpustakaan ini banyak dikunjungi. Selain itu terdapat banyak acara yang mendukung perpustakaan tersebut, seperti lomba-lomba ataupun acara lain yang bekerjasama dengan perusahaan ternama maka membuat perpustakaan semakin banyak peminatnya. Untuk perpustakaan di Jalan Tentara Rakyat commit to user Mataram, bisa diambil hal-hal positif seperti dengan adanya fasilitas IT berupa ruang internet gratis maka membuat
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengunjung tidak hanya menikmati bahan bacaan berwujud buku namun juga bisa melakukan pembelajaran melalui internet. C. New Seattle Public Library New Seattle Public Library merupakan gedung perustakaan baru dari Seattle Public Library yang dibuka pada 23 Mei 2004, dengan pengunjung 8000 orang tiap hari. Koleksi yang ada berjumlah 1,45 juta meliputi koleksi buku, penerbitan pemerintah, koleksi periodikal, koleksi audio visual serta koleksi yang bisa diakses secara online. Arsitek principal adalah Rem Koolhaas dan Joshua Ramus of the Office of Metropolitan Architecture (OMA). Bangunan ini didesain bukan hanya menjadi ikon bangunan formal pemerintah namun juga fungsional, dilengkapi pelayanan lengkap yang user-friendly dan merupakan gabungan dari formal dan informal spaces. Koolhas melihat perpustakaan yang baru seperti sebuah “penjaga buku”, tempat untuk memperlihatkan informasi baru, sebuah tempat untuk gagasan, diskusi, refleksi sebuah kehadiran yang dinamis. Tampilan luar didominasi oleh kaca dan struktur baja diagonal yang membentuk massa segibanyak yang dinamis.
Gambar.2.8 Eksterior New Seattle Public Library
Interior perpustakaan jauh dari kesan “formal” perpustakaan pada umumnya dan terlihat lebih dinamis. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan warna cerah dan motif lantai dinamis serta suasana ruang baca yang lebih dinamis-tidak kaku. Ruang di dalam perpustakaan banyak “berisi” public space, yang memungkinkan aktivitas selain membaca bisa dilakukan. Seperti “ngobrol” atau bersantai. Namun juga tetap menyediakan tempat baca personal yang sifatnya commit to user lebih privat.
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar.2.9 Interior ruang baca kelompok-”ngobrol” (kiri) dan ruang baca personal (kanan) New Seattle Public Library Sumber : www.arcspace.com
Gambar.2.10 Penataan koleksi dinamis (kiri) dan penataan koleksi secara formal (kanan). Sumber: www.arcspace.com
Koleksi perpustakaan ditata secara formal (penataan koleksi pada perpustakaan pada umumnya) dan juga secara dinamis sehingga terlihat tidak kaku. Ruang-ruang seperti ruang untuk kegiatan anak/childrens terlihat dinamis dengan permainan warna dan gambar yang menarik, simpel tapi bagus. Penggunaan warna-warna terang dan mencolok pada interior membuat suasana ruang menjadi lebih dinamis-atraktif-tidak kaku seperti kebanyakan perpustakaan pada umumnya.
commit to user Gambar.11 Suasana interior dinamis Sumber : www.google.com
perpustakaan.uns.ac.id
44
digilib.uns.ac.id
D. Mount Angel Library Mount Angel library merupakan perpustakaan rancangan Alvar Alto yang didesain dengan style modern. Bangunan ini terletak di St.Benedict, Oregon yang selesai dibangun tahun 1970. Tampilan eksterior bangunan terlihat cukup dinamis walaupun masih terlihat formal. Tampilan eksterior terbentuk dari denah yang mirip dengan kipas, denah dibuat dengan mengikuti kontur pada tapak.
Gambar 2.12 Tampilan eksterior(atas), denah (tengah) dan potongan (bawah) Mount Angel Library Sumber : www.google.com
Dalam desainnya Alto menekankan pada pencahayaan, baik natural maupun artifisial. Seperti bentuk denah yang didesain dengan memperhatikan lintasan matahari untuk pemasukan cahaya alami melalui commit to user clerestori pada atap untuk menerangi ruang dalamnya. Interior ruang terlihat soft dengan warna-warna yang tidak terlalu mencolok.
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar.2.13. Clerestori yang menerangi ruangan dalam perpustakaan Sumber : www.google.com
Koleksi ditata dengan mengikuti bentuk denah dengan ruang baca disampingnya (lihat gambar 2.8). Ruang baca diletakan dekat dengan sumber cahaya, baik dekat jendela maupun clerestori untuk mendapat penerangan yang cukup, sebaliknya rak ditempatkan menjauh dari jendela agar koleksi tidak terkena sinar matahari langsung. Namun suasana perpustakaan masih terkesan formal.
Gambar.2.14 Ruang koleksi dan ruang baca Sumber : www.arcspace.com
E. Edinburgh University Library
Perpustakaan Universitas Edinburgh, salah satu perpustakaan yang paling penting dari Skotlandia. Hal ini terletak di Edinburgh. Perpustakaan Universitas dipindahkan pada tahun 1827 untuk William Playfair's Upper Perpustakaan di gedung kuliah. Koleksi di Universitas Edinburgh Old College commit to user pada tahun 1967 dipindahkan ke gedung berlantai delapan tujuan-dibangun
46
perpustakaan.uns.ac.id Perpustakaan
Utama
digilib.uns.ac.id di
George
Square.
Universitas ini didirikan oleh Royal Charter dari King James VI pada tahun 1580 (pra-tanggal yang University oleh tiga tahun), status universitas yang diberikan pada 1858 di bawah Universitas Skotlandia Act. Sampai 1708 staf pengajar terdiri dari empat bupati dan Kepala Sekolah, mantan mengambil kelas masingmasing melalui bagian tahun dari kurikulum seni seluruh logika, metafisika, etika dan fisika, yang mencakup unsur-unsur matematika dan astronomi. Sampai pertengahan abad ke-17, dimana dalam waktu perpustakaan harus telah melebihi 2 jilid 400-aneh tercantum dalam katalog rak Robert Lumsden's 1637, mengajar Cenderung komentar tentang Aristoteles.
II.1.7. Kesimpulan Preseden Perpustakaan Umum Perbedaan yang terlihat jelas antara dua perpustakaan pada bahasan di depan adalah citra/tampilan visual baik eksterior maupun interior yang terlihat. Citra perpustakaaan New Seattle Public Library lebih terlihat dinamis dan memperlihatkan citra kekinian dibandingkan dengan Mount Angel Library yang masih terlihat formal. Hal ini mungkin dikarenakan New Seattle Public Library merupakan bangunan baru yang didesain dengan lebih memperhatikan perilaku kaum urban saat ini. Desain perpustakaan ini seakan-akan ingin mencairkan suasana perpustakaan agar tidak terlihat kaku dan lebih dinamis. Dan juga ingin ”mengatakan” bahwa perpustakaan bukan hanya tempat penyimpanan buku dan baca saja. Namun juga enak dijadikan tempat hang-out dan ngobrol. Citra perpustakaan yang ingin ditampilkan pada perpustakaan yang direncanakan nantinya adalah citra perpustakaan kekinian. Hal ini bertujuan agar
masyarakat lebih respect dan tertarik berkunjung ke
perpustakaan. Pemilihan citra kekinian ini sebagai usaha untuk menyesuaikan kecenderungan sebagian besar masyarakat urban, yang cenderung lebih menyukai hal-hal yang ”berbau” kekinian atau moderen. commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
II.2. TINJAUAN LOKASI II.2.1. Tinjauan Kabupaten Karanganyar Sebagai Kabupaten yang berada di di Jawa Tengah,Karanganyar saat ini memiliki letak yang strategis,baik ditinjau dari letak geografis,sumber daya alam,sumber daya manusia maupun fungsinya. Adanya potensi sumber ada alam terutama pada hasil pertanian serta potensi yang paling menonjol di Kabupaten Karanganyar terletak pada obyek wisatanya,merupakan faktor yang akan mempengaruhi pola pemanfaatan ruang dan wilayah. Berbagai kegiatan pembangunan yang akan memanfaatkan ruang,perlu dukungan prasarana serta perlu dikendalikan perkembangannya sehingga tidak
menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan. Oleh sebab itu perlu adanya rencana tata ruang wilayah
di
Kabupaten
Karanganyar,serta
mewujudkan
keterpaduan,
keterkaitan,dan kesimbangan perkembangan antar wilayah serta keserasian antar sektor. Untuk mencapai hasil yang maksimal,maka rencana tata ruang perlu dilihat dari suatu proses yang dinamis. Dengan demikian maka rencana tata ruang selain bersifat mengarah ke perkembangan juga dituntut untuk dapat selalu peka terhadap adanya kecenderungan perkembangan lain yang sering sekali terjadi tanpa dapat diantisipasi sebelumnya. Melihat kenyataan tersebut,maka produk rencana tata ruang yang umumnya mempunyai dimensi waktu perencanaan 5-10 tahun atau lebih perlu mengalami evaluasi pada waktu tertentu. Tujuan utama dari proses evaluasi tidak lain untuk dapat menjaga aktualitas dari produk rencana yang bersangkutan sehingga perannya sebagai pedoman pembangunan wiyalah dapat terus dijalankan.
Gambar 2.15. Peta Kabupaten Karanganyar
commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
II.2.1.1. Karakteristik Kabupaten Karanganyar Bagi kabupaten Karanganyar yang memiiki karakteristik khusus karena wilayahnya terdiri dari kawasan pertanian,perkebunan,industri,pedesaaan,dan kawasan wisata mempunyai karakteristik yang khas, mengutamakan wisata agro wisata, alam dan sejarah budaya, maka selain rencana tata ruang wilayah kabupaten
dengan
wilayah
perencanaan
seluruh
wilayah
administrasi
kabupaten,diperlukan adanya rencana tata ruang yang lebih rinci khusus kawasan perkotaannya. Hal ini terutama untuk kawasan perkotaan,meskipun luasannya yang relatif
kecil dibandingkan
luasan
seluruh
wilayah
kota,memiliki
karakteristik,kemajuan dan perkembangan yanng sangat pesat. Sebagai penduduk yang terkonsentrasi di kawasan perkotaan beserta kegiatan sosial ekonomi yang semakin berkembang menurut persediaan sarana dan prasarana di kota yang semakin besar yang pada akhirnya membawa implikasi terhadap kebutuhan ruang. Permasalahan pemanfaatan ruang di kawasan perkotaanpun lebih kompleks karena beragamnya fungsi atau kegiatan utama kota yang perlu diwadahi. Perkembangan yang terjadi di wilayah perkotaan telah menunjukkan adanya suatu pola perkembangan yang cenderung menyimpang dari prediksi atau perkiraan dimana kondisi ini akan menjadi pertimbangan yang cukup penting pada perencanaan tata ruang kota Kabupaten Karanganyar.(RUTR Kabupaten Karanganyar 2010)
II.2.1.2. Issue Permasalahan dalam Pekerbangan Kabupaten Karanganyar Secara umum permasalahan mendasar yang akan dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan jangka pendek maupun jangka panjang Kabupaten Karanganyar adalah meliputi: Adannya limitasi dan kendala fisik Kabupaten Karanganyar,akibat kondisi topografi wilayah ada yang datar,bergelombang dan berbukit bukit,sehingga menjadi kendala bagi pengembangan kawasan perkotaan. Pertumbuhan penduduk yang tinggi yang semakin tinggi dan berkembang semakin pesat yang mengakibatkan kepadatan penduduk. Kondisi jaringan drainasse kota yang belum cukup optimal dibeberapa kawasan sehingga masih terdapat beberapa bagian kota atau kawsasan yang masih commit to userumum untuk melayani kebutuhan digenagi air. Terbatasnya fasilitas pelayanan
perpustakaan.uns.ac.id
49
digilib.uns.ac.id
masyarakat dan perkembangan kota yang harus dipenuhi karena semakin berkembanganya Kabupaten Karanganyar. Masalah ketenaga kerjaan / SDM,menyangkut masih tingginya tingkat pengangguran dan kecilnya tingkat penyerapan tenaga kerja dikarenakan masih rendahya kualitas dan kemandirian yang dimiliki setiap orang untuk mampu berkompetensi. Tuntutan terhadap Sumber Daya Manusia berkwalitas dan output produktivitas yang tinggi,efisien dan mampu bersaing secara sehat dalam persaingan ekonomi global. Kepadatan lalu lintas tiap kota karena semakin meningkatnya tingkat kendaraan atau transportasi. Persampahan yang menyangkut terbatasnya wadah pembuangan akhir dan dikhawatirkan akan dapat mencemari sumber daya air atau PDAM yang ada di kawasan kota. Masalah otonomi daerah,meliputi terbatasnya sumber-sumber penerimaan yang selama ini yang menjadi obyek pendapatan daerah,tuntutan terhadap kuantitas dan kualitas pelayanan yang cenderung meninngkat dan pengembangan kelembagaan pemerintahan pada tingkat terdepan. Pengembangan agrobisnis yang masih mengalami kendala,seperti sistem pengairan yang masih mengalami hambatan penyaluran,aksesibilitas yang masih kurang baik. Masalah longsor pada kawasan perbukitan terjadi di kawasan Wisata Tawangmangu,Ngargoyoso,Karanganpandan dan Matesih yan mengalami longsor tiap musim penghujan. Pengembangan sektor-sektor strategis yang memanfaatkan sumber daya alam sepeti pada sektor pertanian,perkebunan,industri dan perdagangan. Masalah limbah yang dikhawatirkan akan menjadi sumber polusi untuk air permukaan tanah.
II.2.1.3.. Visi dan Misi Pengembangan Kabupaten Karanganyar Dalam menyambut pembangunan kabupaten Karanganyar di masa yang akan datang,perlu disiapkan suatu visi pengembangan yang akan berfungsi sebagai acuan yang akan dicapai oleh kabupaten Karanganyar dimasa yang akan datang. Pada prinsipnya visi ini merupakan rumusan tentang perspektif pengembangan Kabupaten Karanganyar dimasa depan yang dihasilkan dari commit to user pemahaman tentang potensi dan permasalahan yang dihadapi Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id
50
digilib.uns.ac.id
Karanganyar. Dalam hal ini berdasarkan potensi yang dapat disimpulkan bahwa visi Kabupaten Karanganyar dalam jangka panjang adalah sebagai : VISI Karanganyar sebagai daerah yang maju, adil, makmur, berketahanan dan mandiri, dalam suasana tentram, dengan industri, pertanian dan pariwisata yang handal, didukung oleh masyarakat yang sehat jasmani dan rohani, berbudi luhur, demokratis, bersatu padu serta berkepribadian bangsa. Penetapan visi tersebut perlu menjadi motivasi bagi semua pihak untuk menentukan arah pembangunan Kabupaten Karanganyar dan sekaligus dapat di jadikan konsesus bersama antar seluruh perangkat pemerintah yang berada di wilayah kordinasinya dalam upaya merefleksikan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang. Penetapan sebagai Kabupaten dalam hal sentral jasa wisata,pertanian,industri dan perdagangan didasarkan atas pertimbangan bahwa jangka panjang menengah Karanganyar akan lebih berperan sebagai Kota jasa dan pertanian. Hal ini tidak kalah pentingnya adalah mengantisipasi iklim otonomi daerah yang segera dimana salah satu faktor penting adalah meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di daerah. Berkaitan dengan kebutuhan tersebut maka sudah saatnya Kabupaten Karanganyar dikembangkan lebih ke sarana pendidikan khususnya pada perkembangan dan kemajuan perguruan tinggi yang dapat menyiapkan SDM daerah yang semakin meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sedangkan misi pembangunan Kabupaten Karanganyar dalam jangka panjang adalah : MISI ·
Menjadikan Kabupaten Karanganyar sebagai daerah industri, baik industri menengah maupun industri kecil yang maju.
·
Menjadikan Kabupaten Karanganyar sebagai daerah pertanian yang berwawasan agrobisnis dan agroindustri dengan mengembangkan produk unggulan yang kompetitif.
·
Menjadikan Kabupaten Karanganyar sebagai daerah tujuan wisata commit to user utama di Jawa Tengah yang menarik wisman dan wisnus.
51
perpustakaan.uns.ac.id ·
digilib.uns.ac.id
Menjadikan Kabupaten Karangayar sebagai pusat Pendidikan dan Pengembangan SDM yang menguasai Iptek, berjiwa Imtaq, berkepribadian bangsa dan berwawasan kedepan.
·
Menjadikan masyarakat Kabupaten Karanganyar sejahtera lahir dan batin.
·
Mengembangkan sistem informasi yang selalu disesuaikan dengan perkembangan sarana telekomunikasi dan komunikasi sebagai media promosi yang efektif bagi potensi dan perkembangan daerah Kabupaten Karanganyar.
·
Meningkatkan upaya pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Serta terciptanya kondidi serta iklim yang mendukung terwujudnya Kabupaten Karanganyar sebagai sebagai sentral wisata,pertanian,industri dan perdangan melalui kebijakan perencanaan dan perancangan pembangunan secara terpadu baik di sektor pemerintahan,swasta dan masyarakat. Kondisi yang dimaksud adalah : ·
Tersedianya infrastruktur/prasarana di segala sektor yang dapat mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Karanganyar,termasuk infrastruktur prasarana yang bersifat strategis,yang diperlukan untuk terwujudnya
Kabupaten
wisata,pertanian,indutri
Karanganyar
dan
sebagai
perdagangan
baik
sentra dalam
jasa jangka
pendek,menengah dan panjang. ·
Terbentuknya
sistem
kelembagaan
pemerintahan
kabupaten
yang
demokratis dan transparan serta mampu dan mandiri,efektif dan efisien,serta aparat yang berkwalitas,bersih dan berwibawa yang mampu memberi pelayanan secara cepat dan tepat serta mampu melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap perkembangan dan pertumbuhan kabupaten sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. ·
Tersedianya tata guna lahan yang efektif dan antisifatif terhadap perubahan cepat di masa mendatang sesuai denngan pertumbuhan
·
ekonomi lokal,regional dan internasional. commitjasa to userjarinngan Tersedianya sentra-sentra lokal,regional,jasa
wisata
yang
dijadikan
modal sebuah
transportasi jasa
bisnis
perpustakaan.uns.ac.id
52
digilib.uns.ac.id
(hotel,restoran,pariwisata/rekreasi),pendidikan,kesehatan,sentra-sentra industri dan perdagangan sektor unggulan,serta kawasan pemukiman yang terpadu,berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
II.2.2. Konsep Pengembangan Kabupaten Karanganyar Pemahaman secara dalam terhadap potensi dan kendala pengembangan diperlukan untuk dapat melihat peluang yang dapat dikembangkan di wilayah perencanaan serta menyiapkan antisipasi kekurangan-kekurangan yang dihadapi. Dalam hal ini potensi pengembangan dapat diartikan sebagai sesuatu kecenderungan perkembangan yang besar pengaruhnya terhadap tumbuh dan berkembangnya kegiatan-kegiatan perkotaan yang pada akhirnya berdampak langsung pada kebutuhan dan penataan ruangan. Pemahaman terhadap potensi dan kendala pengembangan dirumuskan dalam 4 aspek pokok :
II.2.2.1. Aspek fisik dan wilayah Wilayah Kabupaten Karanganyar memiliki potensi ditinjau dari posisi Kabupaten Karanganyar yang terletak di antara obyek-obyek wisata dan Kota Surakarta yang termasuk kota penting dan bersejarah di Provinsi Jawa Tengah. Kondisi fisik Kabupaten Karanganyar
secara umum
menunjukan potensi yang cukup baik dalam mendukung pengembangan kegiatan masyarakat di kawasan Kabupaten Karanganyar agar lebih efisien. Sebagian besar lahan kosong di Kabupaten Karanganyar di manfaatkan untuk lahan pertanian atau lahan untuk bercocok tanam. Kondisi eksisting saat ini menunjukan konsentrasi kegiatan yang paling maju dan pesat di kota dan di kawasan wisata yaitu sebelah timur bagian Kabupaten Karanganyar. Kawasan kota yaitu sebelah selatan dan barat menunjukan pusat pemerintahan,pembangunan dan pendidikan yang tinggi. Wilayah utara menunjukan tingkat industri yang cukup tinggi,area persawahan dan pemukiman. Beberapa kawasan menunjukan daerah yang memiliki topografi yang bervariasi dan sebagian besar menunjukan kondisi yang cukup datar. Untuk itu di daerah perbukitan memberikan peluang untuk kawasan khusus. commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
II.2.2.2. Aspek Perekonomian Aspek
perekonomian
akan
sangat
menentukan
potensi
pengembangan kota karena berkait langsung dengan ketersediaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada serta pola dan tingkat aktivitas
penduduk
perkembangnan
dan
potensi
masyarakat.
Dalam
perekonomian
kondisi
kota
ini
indikator
ditunjukan
dengan
pertumbuhan dalam bidang wisata,pertanian dan perdagangan yang semakin
pesat
dan
semakin
maju
dan
ditunjang
oleh
sektor
kebudayaan,pendidikan dan sektor industri.
II.2.2.3. Aspek Ketersediaan Prasarana Pendukung Ketersediaan sarana pendukung kegiatan masyarakat di kota meruapakan salah satu aspek penting yang menunjukan aspek kemajuan pengembangan Kabupaten Karaganyar. Kabupaten Karanganyar sudah memilliki prasana yang cukkup baik meliputi jaringan jalan,sistem penyediaan air bersih,pelayanan – pelayanan masyarakat seperti pelayanan kesehatan,pendidikan dan keamanan. II.3. TINJAUAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KARANGANYAR 1
II.3.1. Perpustakaan Kabupaten Karanganyar secara umum II.3.1.1.Sejarah Perpustakaan Umum Kabupaten Karanganyar Perpustakaan Umum Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar diresmikan
oleh
Gubernur Jawa Tengah
(
Bapak
H.Ismail),pada tanggal 5 Juli 1985,dengan menempati ruangan di kompleks GOR Nyi Ageng Karang ( GOR Miini ),yang beralamatkan di jalan Lawu Karannganyar. Perpustakaan umum secara organisasional berada dibawah binaan Sub Bagian Perpustakaan pada Bagian Hukum,organisasi dan tatalaksana (HOT) Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Dati II Karanganyar.
1
Selanjutnya pada tahun 1989 bagian HOT dipecah menjadi bagian hukum commit to user
Tinjauan ini berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan wawancara kepada pegawai Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Karanganyar, yang dilakukan berulang kali mulai dari akhir tahun 2010hingga pertengahan tahun 2011.
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan untuk perpustakaan umum berada dalam Sub bagian Perpustakaan bagian organisasi dan tatalaksana sekretariat daerah Pemerintah Kabupaten Dati II Karanganyar. Dalam perkembangan berdasarkan Kepmendagri Nomor 56 tahun 1994 yang ditindaklanjuti dengan peraturan daerah Kabupaten Dati II Karanganyar Nomor 13 Tahun 1996 tentang pembentukan organisasi Tata Kerja
Perpustakaan
Umum
Kabupaten
Daerah
Tingkat
II
Karanganyar,sejak itu perpustakaan umum menjadi Unit Pelaksana Daerah (UPD). Dalam era otonomi daerah berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10
Tahun
2001,perpustakaan
Daerah
Dati
II
Kabupaten
Karanganyar,menjadi Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kabupaten Karanganyar. II.3.1.2. Data Umum II.3.1.2.1. Lokasi Lokasi Perpustakaan Umum Kota Karanganyar atau Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Karanganyar berada di Jl.Raya Lawu,Karanganyar tepatnya di Kelurahan Kepatihan Wetan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta. Batas-batas bangunan sebagai berikut : 1. Nama Perpustakaan
:
PERPUSTAKAAN
UMUM
KABUPATEN KARANGANYAR 2. Alamat
: Jl. LAWU Nomor 385 KARANGANYAR
Kode Pos
:57712
Telp/fax
: 0271-495632
E-mail
:
[email protected]
Website
:-
3. SK Pendirian Instansi / Lembaga : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
55
digilib.uns.ac.id
Perda Kabupaten Karanganyar Nomor 3 Tahun 2009
tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Karanganyar. 4. Kelurahan
: CANGAKAN
5. Kecamatan
: KARANGANYAR
6. Kabupaten/Kota
: KARANGANYAR
7. Provinsi
: JAWA TENGAH
8. Status Perpustakaan
: Instansi Pemerintah
9. Struktur Organisasi
: Ada
10. Jenis Perpustakaan
: Perpustakaan Umum
11. Nama Kepala Perpustakaan
: Dra. SRI WAHYUNI
12. Tahun Berdiri Perpustakaan
: 1985
13. SK Pendirian Perpustakaan
: SK Bupati Karanganyar No :
041/127/1985
II.3.1.3. Data Khusus Perpustakaan A. GEDUNG/RUANGAN a. Luas Tanah
: 300 m2
b. Luas Gedung/ruangan
: 200 m2
c. Luas Gedung/Area Baca
: 100 m2
d. Luas Ruang/Area Koleksi
: 100 m2
e. Luas Ruang/Area Referensi
: -
f. Luas Ruang/Area Multimedia
: - m2
g. Luas Ruang Pengolahancommit Bahan to Pustaka user
: 12 m2
h. Luas Ruang Pertemuan/Aula
: - m2
perpustakaan.uns.ac.id
56
digilib.uns.ac.id
i. Luas Ruang Pusat Data
: - m2
j. Jumlah lantai
: 1 lantai
II.3.1.4. Sumber Daya Manusia (SDM) 1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian : 1) PNS / Pegawai Tetap : 31 orang 2) Pejabat Struktural
: 5 orang
3) Pejabat Fungsional
:
- Pustakawan
: 1 orang
- Arsiparis
: 3 orang
4) Honorer
: 8 orang
2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Tugas / Fungsi : 1) Kepala Perpustakaan
: 1 orang
2) Tenaga Teknis Perpustakaan
: 7 orang
3) Tenaga Administrasi
: 13 orang
3. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan : 1. SD
:
- orang
2. SMP
:
1 orang
3. SMA/SMK
:
6 orang
:
- orang
:
- orang
commit to user 4. SMA/SMK + Diklat Perpustakaan 5. D II,III Perpustakaan
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. DI,II,III + Diklat Perpustakaan
:
- orang
7. DI,II,III Non Perpustakaan
:
3 orang
8. S1 Perpustakaan
:
- orang
9. S1 + Diklat Perpustakaan
:
2 orang
10. S1 Non Perpustakaan
:
12 orang
11. S2 Perpustakaan
:
- orang
12. S2 Non Perpustakaan
:
1 orang
13. S3 Perpustakaan
:`
- orang
14. S3 Non Perpustakaan
:
- orang
II.3.2. Pelaku Pelaku kegiatan di Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah Karanganyar dibedakan menjadi dua, yakni pengunjung dan pengelola. II.3.2.1. Pengunjung Komposisi pengunjung adalah pelajar SD, SLTP, SLTA, Mahasiswa, Pegawai dan Umum. Pengunjung terbanyak adalah kalangan masyarakat umum. 1. Jumlah Anggota Perpustakaan
:
-
Mahasiswa/pelajar
: 2988
-
Pegawai/dosen/guru
: 436
-
Masyarakat umum
: 2801
2. Jumlah Pengunjung /bulan
: 1030/bulan
3. Jumlah Peminjam/bulan
: 478
4. Jumlah anggota Perpustakaan Keliling Sumber :Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah Karanganyar, 2010
commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
II.3.2.2. Pengelola Kepala Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah Karanganyar
Kelompok Jabatan Fungsional
Seksi Pengelolaan Arsip
Sub. Bagian Tata Usaha
Seksi Teknis Perpustakaan
Seksi Pelayanan Pemakai Perpustakaan
Gambar.Bagan Struktur Organisasi Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Dati II Kabupaten Karanganyar. Sumber.Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Dati II Kabupaten Karanganyar,2011
Jumlah keseluruhan pegawai saat ini adalah 30 orang, dengan rincian sebagai berikut : Kepala
: 1 orang
Kelompok Jabatan Fungsional
: 5 orang
Sub. Bagian Tata Usaha
: 8 orang
Seksi Pengelolaan Arsip
: 5 orang
Seksi Teknis Perpustakaan
: 6 orang
Seksi Pelayanan Pemakai Perpustakaan : 7 orang II.3.3. Kegiatan II.3.3.1. Macam kegiatan Kegiatan di dalam perpustakaan dibagi menjadi dua,
yakni
kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung dan pengelola. ·
Kegiatan Pengunjung, meliputi
: mencari buku, membaca buku,
melakukan peminjaman dan pengembalian buku, mencari informasi, registrasi, fotokopi.
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id ·
Kegiatan Pengelola, meliputi
digilib.uns.ac.id :
kegiatan
pembinaan
koleksi,
kegiatan pelayanan kepada masyarakat dan kegiatan administrasi. II.3.3.2. Waktu kegiatan Kegiatan di perpustakaan berlangsung dari hari Senin-Sabtu. Jam Buka Perpustakaan : - Senin s/d Jumat
: Jam 07.30 s/d 20.00 WIB.
- Sabtu
: Jam 07.30 s/d 12.30
II.3.3.3. Kegiatan pelayanan dan sistem pelayanan Kegiatan
pelayanan
yang
dilakukan
kepada
pengunjung
perpustakaan meliputi kegiatan pelayanan sirkulasi (peminjaman dan pengembalian bahan pustaka), penelusuran pustaka, registrasi dan pelayanan informasi kepada pengunjung. Pelayanan: 1. Sistem Layanan
: Terbuka
2. Jenis Layanan
:
-
Sirkulasi
-
Referensi / rujukan
-
Bimbingan Pemustaka
-
Pendidikan Pemustaka
Sistem pelayanan yang diterapkan kepada pengunjung dibedakan menjadi dua, yakni : ·
Sistem pelayanan terbuka (open access) diterapkan pada ruang koleksi umum dan ruang koleksi berkala. Dengan sistem ini, pengunjung bisa memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang tersedia di ruang koleksi tanpa harus melalui/dilakukan oleh pegawai perpustakaan.
·
Sistem pelayanan tertutup (closed access) diterapkan pada ruang koleksi referensi. Yakni pencarian dan pengambilan bahan pustaka di ruang koleksi yang diinginkan pengunjung harus melalui/dilakukan oleh pegawai perpustakaan. commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
II.3.4. Fasilitas 1. Kendaraan 1) Roda 4 (empat)
: 1 buah
2) Roda 2 (dua)
: 2 buah
3) Lain-lain
:-
2. Perpustakaan Keliling 1) Roda 4 (empat)
: 3 buah ( 1 rusak)
2) Roda 2 (dua)
:-
3) Lain-lain
:-
3. Ruang Baca Pribadi
: tidak ada
4. Internet
: ada
5. TV Kabel
: ada
6. Warintek
: tidak ada
7. Wartel/Telp.Umum
: tidak ada
8. Kantin
: tidak ada
9. Mushola/tempat ibadah
: ada
II.3.5. Sarana dan Prasarana a. Rak Buku
:
10 buah
b. Rak Majalah
:
2 buah
c. Rak Surat Kabar
:
1 buah
d. Rak Audio visual
:
1 buah
e. Rak Katalog
:
2 buah
f. Rak Display
:
2 buah
g. Rak Penitipan barang
:
-
h. Filing Kabinet
:
6 buah
i. Meja Baca j. Study Carrel
commit to user : :
15 buah -
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
k. Meja Sirkulasi
:
1 buah
l. Meja Kerja
:
20 buah
m. Kursi baca
:
75 buah
n. Kursi Kerja
:
30 buah
0. Kursi tamu/sofa
:
2 buah
p. Komputer
:
7 buah
q. Mesin Ketik
:
4 buah
r. VCD/DVD Player
:
1 buah
s. Microreader
:
-
t. TV
:
2 buah
u. Locker
:
-
v. AC
:
5 buah
w. Kipas Angin
:
5 buah
z. Lain – lain sebutkan : 1) Kamera Digital
:
2) Handycam
: 1 buah
3) Alat Pemotong Kertas
: 1 buah
4) Mesin Foto Copy
: 1 buah
5) OHP
: 1 buah
6) Laptop
: 1 buah
7) Scanner
: 2 buah
8) LCD
: 1 buah commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
II.3.6. Koleksi Macam dan jenis koleksi yang dimiliki Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Karanganyar meliputi koleksi umum yang terdiri dari koleksi fiksi dan nonfiksi, koleksi referensi, koleksi khusus (Belanda), koleksi audiovisual (video, CD) dan koleksi periodikal ( majalah, surat kabar/koran, buletin). Berikut Jenis dan jumlah koleksi perpustakaan. a. Koleksi Tercetak
:
1. Buku a. Non Fiksi
:
6.330 judul 11.668
eks b. Referensi
:
704 judul
938
:
1.441 judul
2.886
:
-
judul -
:
-
judul -
:
4
judul
:
-
judul
:
2
judul
:
1
judul
eks c. Fiksi eks d. Braile eks e. Langka eks 2. Majalah a. Populer eks b. Ilmiah/jurnal eks 3. Surat Kabar a. Lokal eks b. Nasional eks
commit to user
1.200
63
perpustakaan.uns.ac.id 4. Terbitan Pemerintah
digilib.uns.ac.id :
2
5. Terbitan Daerah/lokal
:
2
6. Skripsi
:
5
7. Thesis
:
5
8. Disertasi
:
-
9. Laporan Penelitian
:
-
10. Brosur/Pamflet/leaflet
:
2
11. Peta
:`
3
12. Kliping
:
5
13. Permainan
:
6
14. Lukisan
:
-
15. Manuskrip
:
-
16. Blue print
:
-
17. Foto
:
-
judul
eks
b. Koleksi Terekam
:
1) Kaset Audio
:
2) Kaset Video
:
4 judul
3) CD ROM
:
14 judul
4) VCD/DVD
:
80 judul
5) Film
:
-
6)Mikro Film
:
7)Piringan hitam
:
8) Slide
:
8) e-book
:
9) e-jurnal
:
c. Cara Pengadaan Koleksi : a. Pembelian commit to user b. Hadiah/Hibah
-
4 judul
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Alat Seleksi : a. Bibliografi b. Katalog Penerbit c. Daftar buku toko buku d. Browsing internet Sumber :Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah Karanganyar Jumlah koleksi audiovisual dan periodikal
tidak terinventarisir.
Pengadaan koleksi perpustakaan diperoleh dari pembelian, pertukaran, hadiah dan sumbangan. Data mengenai pertambahan koleksi pertahun tidak diketahui secara pasti karena tidak terinventarisir secara jelas. Berikut data jumlah sumbangan pada tahun 2009 dan 2010. -
Sumbangan pada tahun 2009 = 329 eksemplar, 330 judul.
-
Sumbangan pada tahun 2010 = 2096 eksemplar, 1048 judul. Dari sini pertambahan jumlah koleksi pertahun dapat diasumsikan
sebagai berikut : Jika diambil pertambahan koleksi pertahun 2001 eksemplar dan jumlah koleksi
tahun
2010
ditetapkan
20.000-40.000
eksemplar.
Maka
pertambahan tiap tahun adalah sekitar 5 %. Jika pertahun buku yang hilang/rusak diasumsikan 0,5 % (berdasarakan Data buku hilang/rusak terhitung dari tahun 2001 s/d maret 2011). Maka pertambahan buku pertahun setelah dikurangi buku yang hilang atau rusak adalah 4,5 %. II.3.7. Ruang Lantai 1 berisi ruang pelayanan perpustakaan, ruang sirkulasi (peminjaman dan pengembalian koleksi), ruang penitipan tas, ruang koleksi umum dan periodikal, ruang koleksi referensi dan bahasa asing, kamar kecil/KM, gudang, parkir karyawan dan pengunjung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
65
digilib.uns.ac.id
II.3.8. Permasalahan di Perpustakaan Kabupaten Karanganyar Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, dibawah ini adalah beberapa permasalahan yang ditemui. 1. Ruangan terlalu sempit sehingga penataan perabot (rak buku)terlalu dekat. Hal ini menjadikan jalur sirkulasi (orang dan bahan pustaka) ”terbatas” sehingga menggangu pergerakan.
2. Jumlah ruangan yang ada sekarang ini tidak bisa menampung seluruh jumlah koleksi yang dimiliki maupun untuk penambahan fasilitas penunjang lainnya.
3. Perpustakaan Daerah Karanganyar tidak memiliki fasilitas penunjang seperti ruang pertemuan/seminar. 4. Luasan lahan sekarang tidak bisa mendukung perbaikan fasilitas perpustakaan di masa sekarang (melengkapi ruang) maupun masa mendatang (penambahan ruang). 5. Tampilan bangunan (interior dan eksterior) yang tidak representatif-tidak menarik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
66
digilib.uns.ac.id
6. Lokasi kurang strategis. Tidak berada pada rute pergerakan, pencapaian hanya bisa dengan kendaraan pribadi, kurang dikenal masyarakat. II.3.9. Kesimpulan Tinjauan Perpustakaan Umum Karanganyar Perlu dilakukan relokasi Perpustakaan Umum Kota Karanganyar agar fungsinya sebagai fasilitas publik yang informatif dan edukatif dapat terpenuhi.
commit to user
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR
III.1. PERPUSTAKAAN YANG DIRENCANAKAN III.1.1. PENGERTIAN Secara keseluruhan dapat diartikan bahwa perpustakaan sebagai ruang publik kota Surakarta merupakan upaya untuk memasyarakatkan perpustakaan itu sendiri. Dengan meletakkan perpustakaan di lokasi strategis akan membuat orang mudah untuk mengakses dan berkunjung. Kemudian perpustakaan dikembalikan menjadi sarana edutainment dan rekreatif yang membuat masyarakat mau untuk membaca sehingga akan meningkatkan minat baca. III.1.2. FUNGSI, VISI dan MISI 1. Fungsi Fungsi dari Perpustakaan yang direncanakan adalah untuk memberikan manfaat : a.
Edukatif Membantu untuk mengembangkan daya pikir, kreatifitas, dan penyaluran kegiatan secara positif pada masyarakat sehingga tercipta sumber daya manusia yang mumpuni.
b.
Informatif Peprustakaan ini merupakan wadah dari sumber informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat melalui koleksinya dibidang pustaka.
c.
Rekreatif Keberadaan
Peprustakaan
ini
dapat
dijadikan
alternatif
mendapatkan hiburan yang menyenangkan untuk mengisi waktu senggang. 2. Visi Terwujudnya sebuah perpustakaan sebagai ruang publik yang dapat commitminat to userbaca bagi masyarakat kabupaten menjadi wadah penampung Karanganyar pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. 67
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Misi a.
Sebagai sarana pendidikan , pusat informasi, dan ruang publik pada masyarakat kota Surakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
b.
Sebagai fasilitas kegiatan informasi, promosi dan distribusi bagi para pengusaha pustaka dalam memasarkan produknya
c.
Mengubah paradigma perpustakaan, dari bangunan dengan fungsi yang monoton dan kegiatan yang kaku menjadi sebuah bangunan yang menyenangkan untuk disinggahi dengan terobosan konsep baru yang memungkinkan pengunjung untuk tidak hanya sekedar memperoleh ilmu, namun juga merasa gembira & menikmati kegiatan mencari ilmu tersebut.
d.
Menarik dan menampung minat baca masyarakat, sehingga tersalurkan dengan benar pada jalur yang positif.
e.
Membantu memfasilitasi terbentuknya komunitas baru yang positif dalam bidang pustaka. Misal : komunitas pecinta sastra, komunitas bedah buku, dan lain sebagainya.
f.
Sebagai tempat rekreasi & refreshing yang mendidik.
III.1.3.LINGKUP PELAYANAN a. Tujuan Tujuan
dibangunnya Perpustakaan
dan
arsip
Kabupaten
Karanganyar sebagai pusat penyimpanan arsip,koleksi dan sebagai pusat pelayanan
masyarakat
dibidang
pendidikan
dan
hiburan
dengan
pemanfaatan pencahayaan penghawaan terhadap arsitektur tropis di Kabupaten Karanganyar : ·
Sebagai tempat yang memberikan pelayanan(peminjaman/fasilitas lain)
kepada masyarakat
Karanganyar akan
kebutuhan
ilmu
pengetahuan. ·
Untuk menampung segala arsip dan informasi milik Pemerintah Kota Karanganyar.
·
commit to user Memberikan wajah yang baru untuk sebuah perpustakaan sebagai fasilitas yang layak dan menyenangkan untuk dikunjungi karena
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersedia fasilitas-fasilitas yang berbasis teknologi maupun kegiatan edutainment. ·
Penataan peruangan dan bentuk peruangan dengan penerapan system pencahayaan dan penghawaan untuk mendukung kenyamanan perpustakaan
baik
dari
pengunjung
dan
pihak
pengelola
perpustakaan. ·
Menyediakan ruang publik yang bisa diakses kapanpun dan siapapun sebagai bentuk keterbukaan sebuah fasilitas perpustakaan dan pendukung kegiatan kreatif masyarakat kabupaten Karanganyar.
b. Skala pelayanan Perpustakaan Umum sebagai Pusat Pelayanan
di Kabupaten
Karanganyar memiliki skala pelayanan di tingkat Kabupaten. Di mana pelayanan terbuka bagi siapa saja baik orang tua, anak-anak, remaja, maupun difabel (Arsitek Data). c. Sistem pelayanan Pengunjung
yang
dapat
mengakses
koleksi
pustaka
perpustakaan untuk dibawa pulang adalah pengunjung yang telah mendaftar dan membayar biaya administrasi sebagai anggota perpustakaan. Keanggotaan perpustakaan berlaku selama satu tahun. Lebih dari itu, pengunjung harus memperbarui status keanggotaan mereka. Sedangkan untuk dapat masuk ke area perpustakaan dikenakan administrasi per orang, namun tidak berlaku bagi anggota perpustakaan. Perpustakaan yang menggunakan sistim campuran (mixed access) yaitu sistim pelayanan dimana pengunjung diberi kebebasan tetapi tidak penuh untuk mencari dan mengambil sendiri pustaka yang dikehendaki. Sistem pelayanan terbuka dipakai untuk pustaka-pustaka yang sifatnya umum baik berbahasa asing maupun Indonesia. Sedangkan sistem pelayanan tertutup digunakan untuk buku-buku khusus seperti buku-buku sejarah dan juga buku-buku pemerintah. Tentang kehilangan pustaka di atas berarti: commit to user - Hilang diambil orang yang ingin memiliki pustaka tersebut
70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
-
Hilang dalam peminjaman keluar
-
Hilang dalam arti pindah tempat (tidak sesuai dengan urutan shelving
Mengenai peminjaman dikenal dua macam peminjaman: -
Peminjaman ditempat (dibaca di perpustakaan) dengan menggunakan bon baca
-
Peminjaman keluar (dibawa pulang) dengan menggunakan kartu anggota
d. Koleksi Perpustakaan Pada dasarnya perpustakaan umum tidak mempunyai tugas mengoleksi buku-buku dari berbagai disiplin ilmu maupun fungsi sebagai kearsipan. Sebagai tempat yang memberikan jasa pelayanan sekaligus tempat berkomunikasi bagi semua kalangan masyarakat, perpustakaan umum melayani peminjaman koleksinya baik secara tradisional maupun menggunakan katalog. Berdasarkan Perpustakaan Arsip Daerah Kota Karanganyar, koleksi perpustakaan terdiri dari koleksi anak, koleksi umum, koleksi referensi, koleksi berkala, koleksi khusus (koleksi belanda). Namun untuk mendukung kebutuhan masyarakat saat ini, maka beberapa fasilitas akan ditambahkan. Pengadaan koleksi perpustakaan diperoleh dari pembelian, pertukaran, hadiah dan sumbangan. Buku-buku referensi: 1. Ensiklopedia 2. Kamus 3. Buku tahunan 4. Biografi 5. Bibliografi 6. Buku pegangan /pedoman 7. Buku petunjuk/direktori 8. Sumber sumber ilmu bumi 9. Indeks dan abstrak commit to user 10. Penerbitan pemerintah
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Koleksi: 1. Bahasa dan kasusastraan (nusantara) 2. Majalah (bhs asing, anak2, wanita, umum) 3. Koran Klasifikasi 1. Karya umum 2. Filsafat 3. Agama 4. Ilmu sosial 5. Bahasa 6. Ilmu pasti&pengetahuan alam 7. Ilmu pengetahuan praktis&ketrampilan 8. Kesenian, olahraga&permainan 9. Kesusteraan 10. Sejarah, geografi, biografi Untuk kemudian masing-masing klasifikasi akan dibagi lagi menjadi beberapa sub-tema agar memudahkan dalam pencarian katehori buku. Dan pada masing-masing klasifikasi akan disediakan ruang beserta fasilitas yang menunjang kegiatan-kegiatan di dalamnya selain hanya membaca dan meminjam.
III.2. KEGIATAN YANG DIRENCANAKAN a. Kegiatan Utama Kegiatan utama dalam perpustkaan adalah proses pinjam meminjam bahan pustaka yang terjadi antara pengunjung dengan dilayani oleh pihak pengelola dari perpustakaan serta bagaimana pengunjung menikmati bahan pustaka tersebut dengan selera mereka masingmasing
melalui
fasilitas
yang
telah
disediakan
oleh
pihak
perpustakaan. Selain itu perpustakaan juga menjadi pusat informasi mengenai Kabupaten Karanganyar dalam segala hal. b. Kegiatan Penunjang Perpustakaan memfasilitasi commitberbagai to user kegiatan penunjang yang dapat memberikan informasi lebih serta hiburan sekaligus bagi para anggotanya. Kegiatan tersebut yakni :
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Kegiatan Seminar, workshop, dll. Kegiatan seminar, workshop, dll dilakukan pada waktuwaktu tertentu guna membahas topik tertentu yang berkaitan dengan keperpustakaan dan iptek. Kegiatan ini diselenggarakan oleh perpustakaan bekerja sama dengan para ahli ataupun dilakukan bersama dengan masyarakat umum yang tentunya tertarik dengan dunia perpustakaan, informasi dan iptek. 2) Kegiatan Diskusi Kegiatan diskusi secara garis besar hampir sama dengan seminar, yang dapat dilakukan antar pengguna atau penggemar dunia perpustakaan dan iptek. 3) Pameran dan Bedah Buku Kegiatan
pameran
dilakukan
secara
rutin
untuk
menyediakan wadah bagi para penerbit agar dapat mempromosikan produksinya dan menarik minat masyarakat Surakarta untuk membeli buku. Selain pameran berupa buku ataupun komputer seperti yang sudah sering dan sukses diadakan di kota Solo, juga bisa
merupakan
pameran
siswa/mahasiswa/seniman/masyarakat,
karya dsb.
dari Sedangkan
para bedah
buku, dilakukan unuk mengenalkan sebuah judul buku baru dengan menghadirkan penulis dan pembicara yang berkompeten agar dapat berdiskusi langsung dengan masyarakat. 4) Perpustakaan tour Kegiatan ini dilakukan dengan bekerja sama dengan institusi pendidikan untuk melakukan tur bagi siswa sekolah dengan
mengunjungi
Perpustakaan.
Melalui
kegiatan
ini
diharapkan dapat menumbuhkan minat baca secara lebih dini kepada masyarakat sehingga dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap gerakan membaca. 5) Kegiatan komunitas Kegiatan ini merupakan wadah dari komunitas-komunitas yang ada di Karanganyar baik yang sudah terbentuk maupun yang commit user dimungkinkan untuk akanto terbentuk. Misalnya saja komunitas pecinta buku, komunitas pecinta kebudayaan Jepang, komunitas
73
perpustakaan.uns.ac.id pecinta
kebudayaan
digilib.uns.ac.id
Jawa,
komunitas
penulis,
komunitas
pustakawan, dll. Kegiatan ini diharapkan mampu menghidupkan suasana perpustakaan agar lebih inspiratif dan variatif. 6) Kegiatan Entertaining Selain memperoleh ilmu dan informasi dari pustaka yang menjadi koleksi perpustakaan. Perpustakaan memfasilitasi adanya cafe dengan suasana yang cozy , mini foodcourt untuk menikmati referensi bacaan yang dipinjam, atau sekedar berdiskusi ringan dengan komunitas pustaka yang terbentuk, dan juga pertokoan yang menjual barang-barang pustaka maupun cinderamata. Selain itu terdapat area untuk berjalan-jalan di mana sekitar jalan akan dijumpai beberapa pameran karya maupun seni. Dan yang pasti terdapat plasa/amphiteater yang serbaguna bisa dimanfaatkan masyarakat publik dengan anekaragam jenis kegiatan. c. Kegiatan Pengelola Kegiatan pengelola disini dimaksudkan untuk menjaga keeksistensian perpustakaan
untuk
kearah
depannya.
Sehingga
keberadaan
perpustakaan dapat terus di akses oleh masyarakat umum sebagai penampung minat baca. d. Kegiatan service Merupakan fasilitas vital yang dimilki Perpustakaan agar pengguna perpustakaan ini merasa aman & nyaman beraktivitas di dalamnya.
2. KELOMPOK KEGIATAN Kegiatan di dalam perpustakaan dikelompokan berdasarkan klasifikasi
kegiatan
yang
dilakukan
pengguna
perpustakaan
(pengunjung dan pengelola), sebagai berikut: ·
Kegiatan
penerimaan,
perpustakaan,
meliputi
duduk-diskusi,
:
datang-pergi/masuk-keluar
pertemuan
formal
maupun
nonformal, penyimpanan/penitipan barang. ·
Kegiatan informasi dan pelayanan perpustakaan, meliputi : commit to user pelayanan informasi dan registrasi , pelayanan peminjaman/pengembalian
pustaka,
pelayanan
referensi,
74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pelayanan koleksi khusus, pelayanan koleksi pandang dengar (audiovisual),
penelusuran
bahan pustaka melalui
katalog,
pembacaan cerita anak/mendongeng, membaca koleksi, diskusi, penyimpanan koleksi. ·
Kegiatan penunjang (ruang publik), meliputi : seminar, pameran, bowsing
internet,
makan-minum,
club/komunitas,
lomba,
workshop, jalan-jalan, duduk-duduk & pertunjukan. ·
Kegiatan pengelolaan oleh pegawai perpustakaan, meliputi : pengorganisasian, administrasi, pengadaan-pengelolaan-perawatan koleksi, pengelolaan-perawatan arsip, pertemuan formal pengelola, monitoring keamanan.
·
Kegiatan servis, meliputi : menaruh kendaraan/parkir, penerimaan dan pengiriman barang (loading-unloading), penyimpanan barang, monitoring keamanan, metabolisme, ibadah, mekanikal-elektrikal.
3. Pelaku kegiatan yang direncanakan Pelaku kegiatan di dalam perpustakaan dikelompokan menjadi dua, yakni pengunjung dan pengelola. Pengunjung perpustakaan yakni segala lapisan dan golongan masyarakat Kabupaten Karanganyar, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Pengunjung perpustakaan juga bisa berasal dari masyarakat di luar Kabupaten Karanganyar. Pengelola perpustakaan adalah pegawai Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Karanganyar, dengan pertimbangan bahwa Perpustakaan Sebagai Pusat Pelayanan masyarakat dibidang pendidikan dan hiburan ini adalah perpustakaan umum milik pemerintah daerah atau nonswasta yang pengelolaannya dilakukan oleh pegawai pemerintah daerah. Pengelola perpustakaan terdiri dari kepala/pimpinan perpustakaan, kelompok jabatan fungsional, sub.bagian tata usaha, seksi pengelolaan arsip, seksi teknis perpustakaan dan seksi pelayanan pemakai perpustakaan. 4. Frekuensi Kegiatan commit to user Frekuensi kegiatan dalam perpustakaan yang direncanakan dibagi dalam dua kategori pelayanan, yaitu :
75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Akses Materi Pustaka dan Pelayanan Informasi -
Untuk anak-anak
-
Senin – Jumat
: 08.00 – 17.00
Sabtu
: 09.00 – 16.00
Untuk umum Senin – Jumat
: 08.00 – 21.00
Sabtu
: 09.00 – 20.00
b. Akses Entertaining & ruang publik -
Fasilitas Hot spot, baik indoor maupun outdoor hanya berlaku ketika perpustakaan berada pada jam kerja masing-masing.
-
Area pameran dan ruang serbaguna hanya dibuka ketika perpustakaan berada pada jam kerja. Namun pada waktu-waktu tertentu, ketika ada acara khusus seperti bedah buku, seminar, dan lain sebagainya area ini dapat dibuka menyesuaikan waktu berlangsungnya acara.
-
Untuk fasilitas outdoor (openspace) dibuka selama 24 jam karena memang menyediakan ruang publik untuk masyarakat kota Surakarta.
5. Struktur Organisasi Menurut
Kantor
Arsip
dan
Perpustakaan
Daerah
Kabupaten
Karanganyar, struktur organisasi dari pengelolaan perpustakaan tersebut adalah sebagai berikut:
Kepala Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Karannganyar
Kelompok Jabatan Fungsional
Seksi Pengelolaan Arsip
Sub. Bagian Tata Usaha
Seksi Teknis Perpustakaan
Seksi Pelayanan Pemakai Perpustakaan
Bagan 3.1 Struktur Organisasi Perpustakaan Sumber : Kantor Arsip dan daerah Surakarta, 2011 commit to Perpustakaan user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Namun dengan adanya ruang publik yang tersedia dalam perpustakaan juga fasilitas-fasilitas penunjang lain yang lebih banyak dari Kanot Arsip dan Perpustakaan daerah Kabupaten Karanganyar, maka diperlukan pengelola untuk mengurusi hal-hal yang berguna untuk mengatur perijinan suatu kegiatan, pengawasan khusus, dan juga pengembangan area ruang publik yang ada. Untuk itu, menurut analisis tersebut, struktur organisasi pada perpustakaan yang direncanakan secara umum adalah sebagai berikut:
Kepala Perpustakaan Sekretaris
Kelompok Jabatan Fungsional
Seksi Pengelolaan Arsip&koleksi
Sub. Bagian Tata Usaha
Seksi Teknis Perpustakaan
Seksi Pelayanan Pemakai Perpustakaan
Humas& Pelayanan Umum
Masing-masing penjabaran fungsional seksi adalah sebagai berikut: Seksi Pengelola Arsip&Koleksi
Tenaga Kerja
Pengembangan Koleksi
Pengembangan Sarana
Pengembangan Program Kerja
Kepala Pustakawan Pelatihan Pustakawan Tata Usaha
Rumah Tangga
Keuangan
commit to user
Kepegawaian
77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Seksi Pelayanan Pemakaian Perpustakaan
Anak-anak
Referensi
Umum/Dewasa
Seksi Teknis Perpustakaan
Katalogisasi
Klasifikasi
Pemeliharaan
Bangunan
Koleksi
Seksi Humas dan Pelayanan Umum
Fasilitas Penunjang
Informasi&Elektronik
Cafe
Community Center
Toko Buku
Perpus Tour
Megaplex
Amphiteater
Komputer/Server
Bagan 3.2 Struktur Organisasi Perpustakaan Umum Kabupaten Karanganyar yang direncanakan Sumber : analisis pribadi
1. Bidang Strategi (bidang pengelolaan) Pengelolaan adalah kegiatan yang sifatnya memimpin, yang dilakukan oleh Kepala Perpustakaan dan meliputi pekerjaan: a. Perencanaan Merencanakan: -
Pembinaan dan pengembangan tenaga kerja
-
Pembinaan dan pengembangan koleksi perpustakaan commit to user Pembinaan dan pengembangan sarana perpustakaan
-
Pembinaan dan pengembangan pelayanan pemakai
78
perpustakaan.uns.ac.id -
digilib.uns.ac.id
Pembinaan dan pengembangan program kerja perpustakaan
b. Pengorganisasian -
Pendelegasian kewenangan sesuai dengan hak hak kewajiban
-
Hubungan kerja antar tenaga kerja
-
Lalulintas kegiatan kerja perpustakaan
-
Sistim pengelompokan kegiatan kerja
-
Hubunga kerja dengan unit kerja
c. Pengarahan -
Membuat pedoman kerja sebagai pegangan umum dari seluruh tenaga kerja dalam melaksanakan tugas pekerjaannya
-
Memberikan
contoh-contoh
dan
petunjuk
tentang
cara
mengerjakan tipa – tipa jenis pekerjaan secara umum -
Memberikan bimbingan kepada tenaga kerja bawahan dalam melaksanakan kerja sehari hari
-
Menetapkan kebijaksanaan tindakan yang tepat jika diperlukan
d. Pengkoordinasian -
Memberikan arah tujuan kegiatan kerja dari perpustakaan
-
Memberikan batas-batas luas dan isi kegiatan kerja apda setiap unit kerja
-
Memberikan kriteria bagi setiap kegiatan kerja
-
Memberkan penegasan hubungan antar bagian dalam mencapai tujuan seluruh kegiatan.
e. Pengawasan -
Mengawasi dan meneliti kegiatan kerja kelompok teknis
-
Mengawasi dan memilih kegiatan kerja pada kelompok pelayanan pemakai
-
Mengawasi dan memilih kegiatan kerja pada administrasi
2. Bidang struktural (bidang administrasi) a. Melimputi bidang perangkat lunak (software): TATA USAHA (SEKRETARIAT) -
Akta – akta
-
Kontrak-kontrak
-
commit to user Pendidikan pegawai Selain itu yang termasuk bidang tata usaha adalah:
79
perpustakaan.uns.ac.id -
Menetapkan pedoman format surat
-
Menetapkan sistim keluar surat
-
Menetapkan sistim penyimpanan surat
-
Melaksanakan kearsipan
-
Melaksanakan kegiatan humas menurut pedoman
-
Menyusun laporan
-
Membantu pimpinan dalam tata hubungan kantor
-
Mengatur kegiatan Humas
digilib.uns.ac.id
b. Meliputi bidang perangkat keras (hardware) RUMAH TANGGA 1) Perlengakapan -
Membuat perencanaan kebutuhan perlengakapan dan perabot perpustakaan baik dalam arti kwalitas dan kwantitas
-
Membuat perencanaan bentuk, ukuran, model bahan, dan perabot perpustakaan yang sesuai
-
Membuat sistim pencatatan barang perlengkapan dan perabot
-
Melaksanakan pengadaan dan pengecekan perlengkapan dan perabot
-
Melaksanakan pencatatan keluar masuknya perlengakapan dan perabot
-
Melaksanakan perlengkapan dan perabot
2) Keuangan -
Menetapkan pedoman prosedur kerja administrasi keuangan sesuai dengan pedoman yang lebih tinggi yang berlaku
-
Menetapkan sistim pembukuan
-
Melaksanakan pengadaan anggaran keuangan dari pos yang ditentukan
-
Melaksanakan pembagian pemakaian keuangan yang telah ditetapkan
-
Melaksanakan asministrasi pertanggungjawaban
-
Malaksanakan pencatatan dalam buku kas keuangan yang telah ditetapkan
commit to user
80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Kepegawaian -
Membuat perencanaan sistim pengembangan tenaga kerja baik kwantitatif maupun kwalitatif
-
Membuat perencanaan sistim pembinaan kesejahteraan tenaga kerja
-
Melaksanakan
administrasi
gaji,
tunjangan, dan
tambahan
pendapatan lain 4) Kerumahtanggan -
Memelihara, membersihkan, dan menjaga perlengakapn
-
Memelihara, membesihkan, dan menjaga perabot.
-
Memelihara, memebersihkan dan menjaga sarana ruang, gedung /halaman
-
Memelihara, membersihkan dan menjaga sarana transportasi
3. Bidang operasional (kelompok pustakawan) 1) Bidang pelayanan pemakai a. Sirkulasi koleksi: -
Menetapkan sistim peminjaman dan pengembalian koleksi
-
Menetapkan mcam-macam ukuran format kartu –kartu yang diapaki
-
Menetapkan
pedoman
prosedur
pencatatan
dalam
waktu, tata ruang &tata tertib
dalam
peminjaman dan pengembalian -
Menetapkan
peminjaman dan pengembalian -
Melaksanakan
tata
pencatatan
dalam
pelayanan
peminjaman dan pengembalian sehari-hari -
Melaksanakan pengaturan ruang
-
Melaksanakan pencatatan data sirkulasi
-
Menyiapkan data penagihan untuk pemakai yang terlambat mengambalikan
b. Pelayanan referansi -
Menjawab pertanyaan pertanyaa pemnakai yang berupa
-
jenis pertanyaan referensi commit to user Membatu pemakai dalam menggunakan koleksi refernsi
81
perpustakaan.uns.ac.id -
digilib.uns.ac.id
Merencanakan sistim pelayanan refrensi yang akan disajikan’merangsang pemakai untuk menggunakan koleksi referensi secara tepat guna sasaran
-
Menyelenggarakan pameran perpustakaan
c. Pendidikan pemakai -
Membuat perencanaan penyampaian
bahan. Metoda,
teknik2 dan sasaran usaha bimbingan pemakai -
Menetapkan tingkatan dan sistim penyampaian bimbingan yang sesuai.
d. Penyebarluasan (diseminasi) informasi -
membuat
perencanaan
dan
pelaksanaan
kerjasama
pemanfaatan informasi -
Memanfaatkan dan menyebrluaskan indeks informasi untuk pemakai
-
Memanfaatkan dan pmenyebrluaskan abstrak informasi untuk pemakai
4. Bidang pelayanan teknis a. Pembinaan koleksi -
Menetapkan standar kebutuhan akan koleksi
-
Menetapkan skala prioritas kebutuhan koleksi
-
Membuat perencanaan pembelian koleksi setiap tahun
b. Inventarisasi koleksi -
Menetapkan macam, dan ukuran buku inventaris
-
Menetapkan letak pengecapan tanda milik perpustakaan
-
Melakukan pencatatan koleksi dalam buku inventaris
c. Klasifikasi koleksi -
menetapkan sistim klasfiikasi
-
menetapkan panjang pendeknya notasi
-
menuliskan notasi pada tiap koleksi
d. Katalogisasi koleksi -
menetapkan sistim katalog yang diapaki commit to user mnetapkan macam katalog yang disajikan
-
menetapkan macam dan tempat penempelan label
82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Pemeliharaan koleksi -
mentepkan metoda pengawetan koleksi
-
melaksanakan pengawetan koleksi
-
menetapkan kriteria koleksi yang dianggap rusak
5. Bidang Humas dan Pelayanan Umum Melayani penggunaan, pemeliharaan, dan
pengembangan
fasilitas
penunjang berupa peruangan dengan pemanfaatan dan penerapan system pencahayaan dan penghawaan yang dimiliki oleh perpustakaan. Selain itu juga memberikan informasi baik pelayanan cara penggunaan maupun perawatan media elektronik yang informatif.
III.3. Strategi Rancang Bangun Bangunan perpustakaan yang direncanakan adalah bangunan yang memperhatikan system pencahayaan dan penghawaan yang disesuaikan dengan lingkungan Kabupaten Karanganyar yang beriklim tropis. Desain yang diterapkan merupakan pendukung konsep system pencahayaan dan penghawaan terhadapa arsitektur hijau yang diusung dalam bangunan perpustakaan. Hal ini di dukung dengan rancangan desain yang sesuai, sehinga antara kegiatan pendukung dan kegiatan penunjang tidak saling merugikan, namun dapat saling mendukung satu sama lain. Misalnya : untuk penyimpanan koleksi buku,untuk menjaga keawetan buku sesuai jenis buku dengan penerapan penggunaan system pencahayaan dan penghawaan yang cukup,ruang yang dipakai sangat memperhatikan temperature suhu melalui penggunaan pencahayaaan dan penghawaan. Beberapa strategi desain yang diterapkan pada perpustakaan adalah sebagai berikut : 1. Pemisahan Fungsional Dengan pertimbangan faktor usia, jenis bacaan yang kompeten, dan perilaku individu pada masing-masing unit, maka dilakukan pemisahan
fungsional
bangunan
antara
anak-anak
dan
umum(remaja&dewasa). Kemudian pembedaan lokasi pada commit tobacaan. user masing-masing kategori Begitu juga dengan area
83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hiburan/open space dan kantor pengelola, keberadaannya juga dipisahkan dari bangunan dengan fungsi utama. 2. Eksterior Eksterior bangunan dibuat dengan kesan formal dengan fasad bangunan memanjang guna untuk memaksimalkna penerimaan cahaya matahari dari pagi barat-timur,cahaya matahari siang timurbarat,ornamen yang bukaan,penataan
tidak terlalu ramai dan memaksimalkan
lansekep yang memberikan kesan nyaman.
Konsep ini merupakan cerminan perpustakaan yang menerapkan system pencahayaan dan penghawaan dengan lingkungan sekitar yang tropis. Untuk memperkuat penerapan sisten pencahayaan dan penghawaan yang di usung, maka ditambahkan elemen berikut: a. Penggunaan warna pada fasad Warna yang dipilih adalah warna yang dapat mendukung kesan ceria, nyaman dan santai. b. Secondary Skin Digunakan untuk lebih memperkuat ekspresi massa, sehingga dari fasad masyarakat sudah dapat menangkap kesan yang ingin ditampilkan oleh bangunan. c. Point Of Interest Pada
beberapa
titik
yang
merupakan
daerah
dengan
pertimbangan khusus diberi penonjolan desain (point of interst) agar bangunan perpustakaan menjadi lebih terekspos. 3. Interior Masing – masing unit pada perpustakaan mempunyai konsep interior yang berbeda sesuai dengan kegiatan dan usia user yang diwadahinya. 4. Public Space Area pulic space dbagi menjadi dua, yakni: a. Area open space (terbuka 24 jam) Terdiri dari communal space,ruang baca terbuka, dan taman commit to user b. Area semi open space (diakses saat perpustakaan buka)
84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Terdiri dari spot-spot area ruang baca, arcade perpustakaan (seperti pada konsep mal di Bandung), dan cafe&foodcourt 5. Landscape Untuk mendukung kenyamanan pengunjung baik dari interior yang menjadi bagian dari perpustakaan, maka dilakukan penataan landscape yang seimbang pada eksterior perpustakaan. Sehingga antara bangunan dan lingkungan terjadi suatu perpaduan yang harmonis. Selain itu, penataan landscape sjuga dimaksudkan sebagai desain bagi ruang outdoor pada perpustakaan yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan yang berhubungan dengan pustaka. Dan juga untuk mendukung system penghawaan alami pada perpustakaan.
commit to user
85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN KARANGAYAR
IV.1. ANALISIS PERUANGAN Konsep pengaturan ruang pada perpustakaan di Kabupaten Karanganyar didasarkan pada kegunaan para pelakunya dan merupakan faktor dari pencahayaan dan pengahawaan alami buatan yang berpengaruh pada faktor psikologi,kebosanan pembaca dan menjaga dari keawetan jenis koleksi. IV.1.1. Analisis Penentuan Konsep Peruangan V.1.1.1. Pelaku dan Kegiatan a. Pengelompokan pelaku 1) Pengelolaan Perpustakaan Pengelolaan perpustakaan adalah seorang atau sekelompok orang yang tersusun dalam organisasi yang diberi tugas,tanggung
jawab,wewenang
untuk
mnegelola
perpustakaan dalam suatu system manajemen sehingga mampu
memberikan
pelayanan
kepada
pengguna
perpustakaan . 2) Pengunjung perpustakaan Pengunjung perpustakaan adalah anggota atau badan anggota yang memanfaatkan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan
terhadap
bahan
pustaka.
Pengunjung
perpustakaan dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan karakteristik kegiatan dalam perpustakaan yaitu pengunjung dewasa dan anak-anak commit to user 85
86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Pola kegiatan pelaku 1) Pengelolaan perpustakaan
Keg.pengadaan bahan koleksi
datang
Keg.pengolahan bahan koleksi parkir
pergi
Keg. pelayanan Keg.penunjang
istirahat
Servis,mushol a,kafetaria,KM
keluar
2) Pengunjung perpustakaan -
Dewasa
datang
Seminar,pelatihan P
Pengembali an bahan pustaka
A r k
Loker,buku tamu, katalog
i r
pergi
-
Membaca buku koleksi Menikmati koleksim audiovisual Menggunakan akses internet
Servis,mushola ,kafetaria,KM
Peminjaman bahan pustaka
keluar
Anak-anak
datang
pergi
P A r k i r
Pengembali an bahan pustaka
Loker,buku tamu, katalog
Membaca koleksi anak Belajar sambil bermain Menikmati koleksi audio visual
Skema.1.kegiatan pengelolaan dan pengunjung perpustakaan Sumber:pemikiran
commit to user
Servis,mushola, kafetaria,KM Peminjaman bahan pustaka
keluar
87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IV.1.1.2. Kebutuhan Ruang Tabel.4.1. Analisis Kebutuhan Ruang a. Kelompok staff dan administrasi Pelaku
kegiatan
Kebutuhan ruang
Kepala
Bekerja
R.Kepala
perpustakaan
Perpustakaan
Staff utama
Rapat internal
R.Sekretaris
Sekretris
Rapat eksternal
R.Karyawan
Menerima tamu
R.Rapat Interen
Istirahat
R.Rapat Ekstern
Metabolisme
R.Arsip Lavatory Gudang
b. Kelompok kegiatan pengadaan bahan koleksi Pelaku
kegiatan
Kebutuhan ruang
Kepala bagian deposit Penyeleksian
R.Kepala Bagian
bahan pustaka Kepala
bagian Pemesanan
R. Karyawan
bilbiografi Karyawan perpustakaan Penerimaan
bahan R.Area Penerima
koleksi Asisten
Member identitas
gudang
Pelabelan
c. Kelompok ruang pengolahan bahan koleksi Pelaku Kabag.pengolahan pustaka
kegiatan bahan Shelcing commit to user
Staff.pengolahan bahan pustaka
Katalogisasi
Kebutuhan ruang R.Kabag peng.bhn.pstk R. Karyawan
88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Staff. Bidang preservasi
Pelayanan catalog
Staff.bidang transformasi digital
Perbaikan
R. Sorting
benda R. Perbaikan
pustaka Staff.bidang
layanan
dan
R. Katalogasasi
informasi Asisten Pengunjung
d. Kelompok ruang pelayanan Pelaku Staff
kegiatan bidang
pelayanan Bekerja
Kebutuhan ruang R.sirkulasi
koleksi Staff
pengawasandan Sirkulasi
R.pengawas
keamanan Asisten
Referensi
R.koleksi umum
Pengunjung
Membaca
R.koleksi referensi
Penggadaan
R.koleksi bacaan anak
Akses internet
R.koleksi terbitan berkala
Menyimpan
R.koleksi
barang
koleksi non print
audiovisual
R.audiovisual R.baca koleksi umum R.baca koleksi khusus R.baca outdoor R.display buku baru R.fotocopy R.internet R.loker Lavatory gudang commit to user
dan
89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Kelompok penunjang dan servis Pelaku
kegiatan
Kebutuhan ruang
Pengunjung
Seminar
Aula serbaguna
Pengelola
Pameran
Ruang duduk
Pihak lain yang menggunakan Ibadah
Exbilition hall
fasilitas Istirahat
Lobby
Parker
Gudang perlengakapan
Mainterance
Mushola
metabolisme
kefetaria Telepon box Area parkir R MEE Lavatory
3. Analisa Besaran Ruang Perhitungan besaran ruang berdasarkan : -
Luasan unit fungsi/standart (Neufert Architect Data/NAD,Time Saver/TSS)
-
Ruang gerak manusia
-
Dimensi manusia
-
Peralatan Setiap aktivitas membutuhkan adanya ruang pergerakan (flow),besarnya flow tergantung oleh tingkat kenyamanan dan jenis kegiatan: 5%-15%
= standart minimum sirkulasi utama
20%
= kebutuhan keleluasaan sirkulasi
30%
= tuntutan kenyamanan fisik
40%
= tuntutan kenyamanan psikologis
50%
= tuntutan spesifikasi kegiatan commit to user = keterkaitan dengan banyak kegiatan
70%-100%
90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Kelompok staff dan administrasi Kebutuhan
Analisa Besaran Analisis Ruang Program Ruang Tabel.4.2.
Luas
ruang R.kepala
(-) Ruang kerja =18 m2
18 m2
Ruang tamu kapasitas 5 orang =(5x0.8)=4m2
31 m2
perpustakaan
Flow 40% =0.4x(18+4)=8.8 m Total = 18+4+8.8=30.8 m 6 m2
R. sekretaris
Ruang kerja = 6 m
R. administrasi
Untuk 5 staff dilengkapi computer dan file 32 m2 cabinet = 5x4.46(NAD)=22.3 m Flow 40% = 0.4X22.3=8.92 m Total = 22.3+8.92=31.22 m
R.intern
18 m2
Kapasitas 10 orang = 10x0.8 =8 m Perabot = 1.5x3=4.5 m Flow 40% =0.4x(8+4.5)=5m Total = 8+4.5+5 =17.5 m
R.rapat ekstern
Kapasitas 15 orang = (15x0.8)=12 m Perabot =2x5 =10 m 31 m2
Flow 40% =0.4x(12+10) =8.8 m Total =12+10+8.8=30.8 m R.tunggu
Kapasitas 5 orang (5x0.8)=4 m 6 m2
Flow 30% =0.3x4 =12 m Total =4+1.2=5.2 m
9 m2
R. arsip
Asumsi 9 m
2 unit lavatory
Lav Pa (2 wastafel,2 closet,4 urinal,2 bak 38 m2 mandi
)=
(2xx0.35)+(2x0.9)+(4x0.39)+(2x1.12)=6.31 m Flow 30% =0.3x6.31=1.893 m commit to user Total =6..31+1.893=8.203 m
91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lav Pi (3 wastefel,3 closetl,1 bak ) =(3x0.35)+(3x0.9)+(3x1.125)=7.125 m Flow 30%=0.3x7.125=2.14 m Total =7.125+2.14 =9.265 m Gudang
Asumsi = 9 m
9 m2
b. Kelompok kehiatan pengadaan bahan koleksi Kebutuhan
Analisis besaran ruang
Luas
R kepala bagian + area kerja= 9.30 m (NAD)
14 m2
ruang R.kabag deposit
bahan Flow 40%=0.4x9.30 = 3.72 m
pustaka R
Total = 9.30+3.72= 13.2 m .kabag R.kepala bagian +area kerja=9.30 m (NAD)
bilbiography
14 m2
Flow 40% = 0.4x9.30=3.72 m Total = 9.30+3.72=13.2 m
R.karyawan
Untuk 6 orang = 6x4.46 m (NAD) = 26.76 m
39 m2
2 meja untuk inventarisasi = 2x9 =18 m Flow 30 % =0.3 x(26.76+18)=14.428 m Total = 26.76+18+13.428=58.188 m Gudang
Asumsi = 9 m
9 m2
c. Kelompok ruang pengolahan bahan koleksi Kebutuhan
Analisa besaran ruang
Luas
R.kabag
R.kepala bagian+area kerja =9.30 m(NAD)
14 m2
pengolahan
Flow 40 % = 0.4 x 9.30=3.72 m
pustaka
Total = 9.30+3.72 = 13.2 m
R.karyawan
Untuk 8 orang = 8x 4.46 m (NAD) = 35.68 m
ruang
47 m2
Flow 30 %= 0.3 x 35.68 = 10.704 m Total = 35.68+10.704= 46.384 m R.sorting
Meja =3 m commit to user 2 rak buku yang telah disortir= 3.4 m
9 m2
92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Flow 30% =0.3 x(3+3.4)=1.92 m Total = 3+3.4+1.92=8.32 m R.troli buku
8 m2
4 troli= 4x 1.32 m (NAD)= 5.28 m Flow 50% =0.5 x 5.28 =2.64 m Total = 5.28 + 2.64 = 7.92 m
R.penerbitan
2 meja untuk penjilidan = 2x 1.44 = 2.88 m
benda pustaka
1 mesin fotocopy =1.156 m (NAD) Meja
dan
mesin
cetak
=
31.7
47 m2
m
flow 30% =0.3x(2.88+1.156+31.7)=10.72 m Total = 2.88+1.156+31.7+10.72=46.456 m R. katalogasi
26 m2
3 workstation =3x4.46(NAD) = 13.38 m Material processing area = 6 m Flow 30 % =0.3%x(13.38+6)=5.814 m Total = 13.38+6+5.814=25.2 m
d. Kelompok ruang pelayanan Kebutuhan
Analisa Besaran Ruang
Luas
Satpam = 3 m
6 m2
Ruang R.Pengawas
Mesin pintu sensor buku =1.5 m Flow 20% =0.2 x(3+1.5)=0.9 m Total = 3+1.5+0.9=5.4 m R.Sirulasi
Meja sirkulasi dengan 3 komputer,2 mesin reserve scanning,1 mesin kasir,dan space untuk troli =(3x2.8+2x1.35+2x0.75)=12 .6 m(TSS)
147
Flow 20%=0.2 x 12.6=2.52 m
m2
Total = 12.6+2.52=15.12 m R.Koleksi
Jumlah buku yang ada pada perpustakaan daerah
umum
Kabupaten diprediksikan
Karanganyar
saat
ini
9538
jumlahnya
terus
bertambah.
Perpustakaan yang direncanakan mampu commit to user menampung hingga 50.000 eksemplar,dimuat 270
93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id m2
dalam 20 rak bersisi dua =20x(0.6x4)+24x(1.2x4)=48+115.2=163.2 m Flow 30% = 0.3x163.2 =48.96 m Total =163.2+48.96=212.16 m
Ruang
baca
untuk
100
pengunjung
=
100x2.3=230 m Flow 30 % = 0.3x230=69 m Total =230+69 =299 m R.Koleksi
Jumlah
buku
referensi
yang
ada
pada
referensi
perpustakaan daerah Kabupaten Karanganyar saat ini 1.007. Pada massa mendatang koleksi referensi mampu menampung bahan pustaka berukuran besar (peta,blueprint,gambar/naskah 71 m2 kuno dll),rak untuk kamus,masterplan dan ensiklopedia =15x(0.6x4.5)+15x(1.2x4)=40.5+72=112.5 m Flow 30%= 0.3x112.5=33.75 m Total =112.5+33.75=146.25 m Ruang baca untuk 90 pengunjung =90x2.3 m=207 m Flow 30%=0.3x207=62.1 m Total = 207+62.1=269.1 m
R.koleksi
4 rak buku koleksi anak = 8 m
bacaan anak Alat peraga =12 m Ruang
belajar
anak
kapasitas
15 22 m2
anak=15x2.3=34.5 m Flow 30%=0.3 x (8+12+34.5)=16.35 m Total = 8+12+34.5+16.35=70.85m R.koleksi
Tersusun dalam rak
terbitan
3x(0.6x3)+3x(1.2x3)=5.4+10.8=16.2 m
berkala
Flow 30%=0.3x16.2=4.86 m commit to user Total=16.2+4.86=21.06m Tempat baca kapasitas 24 orang =24x2.3=55.2 m
94
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72 m2
Flow 30%=0.3x55.2=16.56 m Total 55.2+16.56=71.76 m R.koleksi
Koleksi audiovisual adan koleksi nonprint
audio visual lainnya
tersusun
dalam
rak
dan koleksi =8x(0.8x5)+7x(1.2x5)=64 m nonprint
84 m2
Flow 30%=0.3 x 64=19.2 Total =64+19.2=83.2 m
R.Audio
R.operator =12 m
Visual
Ruang screen kapasitas 24 orang =24 x 0.8+12=31.2 m Kabin AudioVisual 14 orang =14x1.296=18.144 86 m2 m Flow 40%=0.4x(12+31.2+18.144)=24.54 m Total=12+31.2+18.144+24.54=85.88 m
R.Display
2 Rak asumsi @=2 m = 4 m
4 m2
buku baru R.Baca
Ruang baca kapasitas untuk 20 orang +
outdoor
taman=20x0.8+10=26 m
37 m2
Flow 40%=0.4x26=10.4 m Total=26+10.4=36.4 m R.Fotocopy
2 mesin fotocopy =2x1.156m=2.312 m(NAD) Meja 1.44 m rak untuk kertas-kertas 1.2 m
6 m2
Flow 30%=0.99 m Total =2.312+1.44+1.2+0.99=5.94 R.Internet
10 unit computer dalam koleksi=10x39=39 m 2 unit computer keliling = 2x3.176=7.342 m
74 m
Ruang servis = 6 m Flow 40% =0.4x(39+7.342+6)=21.056 m Total=39+7.432+6+21.056=73.396 m R.loker
4 lemari loker 4x1.2 m=4.8 m Flow 50%=0.5x4.8=2.4 m
2
Total =4.8+2.4=7.2 m commit to user unit Lav Pa(2 wastafel,2 closed,4urinal,2 bak mandi)
8 m2
95
perpustakaan.uns.ac.id lavatory
digilib.uns.ac.id
=(2x0.35)+(2x0.9)+(4x0.39)+(2x1.125)=6.31m Flow 30% =0.3x6.31=1.893 m Total 6.31+1.893=8.203 m Lav Pi (3 wastafel,3 closet,1 bak mandi)
38 m2
=(3xo.35)+(3x0.9)+(3x1.125)=7.125 m Flow 30%= 0.3 x 7.125=2.14 m Total 7.125+2.14=9.265 m Gudang
+ Asumsi 24 m
24 m2
troli buku e. Kelompok Penunjang dan Servis Kebutuhan
Analisa besaran ruang
Luas
ruang Aula serbaguna Kapasitas 100-150=100x1.5=150 m(NAD)
225 m2
Flow 50%=0.5x150=75 m Total =150+75=225 m Ruang
Meja persiapan dengan kursi untuk 6 orang
persiapan
Almari=6x2.3+4=17.8 m
Hall
Meja penerima 3 meja+kursi=3x2.5=7.5 m
18 m2
Ruang hall dengan bangku panel dll kapasitas 40 orang
132 m2
=(40x0.8)+(40x1.2)=80 m Flow 50% =0.5x(80+7.5)=43.75 m Total =7.5=80+43.75=131.25 m R.duduk
Untuk 15 orang15x0.8=12m Flow 30% =0.3 x 12=3.6 m
16 m2
Total = 12x3.6=15.6 m Telephone box
3 unit telephone box = 3x1.25=3.75 m
Gudang
Asumsi 9 m
9 m2
perlengkapan Lobby
Dengan tempat duduk dan meja = 60 m Papan – papan pengumuman info=4 m Ruangcommit securitytogates= user 2m Total luas = 66 m
66 m2
96
perpustakaan.uns.ac.id Mushola
digilib.uns.ac.id
Kapasitas 20 orang = 20x1.5 m= 30 m Flow 20% =0.2 x30= 6 m Tempat wudhu Pa = 8 m 60 m2
KM Pa = 4 m Tempat wudhu Pi =8 m KM Pi = 4 m Total = 30+6+8+4+8+4 = 60 m Kafetaria
Dapur,ruang
cuci,ruang
pendinginan,kasir=25 m 13 meja makan @4 kursi = 13x8.4 m= 109.5 175 m2 m Flow 40%=0.4x(25+109.5)=40.26 m Total = 25+109.5+40.26=174.46 m Area parkir
Berdasarkan data kunjungan perpustakaan daerah
Kabupaten
Karanganyar,jumlah
pengunjung =100 orang perhari. Diasumsikan 50% menggunakan nagkutan umum. 40% menggunakan motor = 40x2.5 m=100 488 m2 m 10% menggunakan mobil = 10x22.5m=225 m Flow 50%=0.5x(100+225) = 162.5 m Total = 100 +225+162.5 = 487.5 m R.MEE
Ruang genset,MDP=25 m
53 m2
Ruang pompa=28 m 2 unit lavatory
Lav Pa (2 mastafel,2 closet,4 urinal,2 bak mandi) =(2x0.35)+(2x0.9)+(4x0.39)+(2x1.125)=6.3 1m Flow 30%=0.3.x 6.31=1.893 m Total = 6.31+1.893=8.203 m commit to user 2 unit Lav Pi (3 wastafel,3 closet,1 bak
38 m2
97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mandi) =(3x0.35)+(3x0.9)+(3x1.125)=7.125 m Flow 30%=0.3x7.125=2.14 m Total = 7.125+2.14=9.265 m
Total kebutuhan ruang = 3188 Flow 30% = 0.3X3188=957 Total luasan ruang= 3188+957 = 4145 m a. Hubungan Ruang Pendekatan ini berdasarkan hubungan ruang. Hubungan ruang yang terjadi antara lain hubungan erat/dekat,hubungan tidak erat/tidak dekat,dan tidak berhungan. = erat
= tidak erat
berhubungan
commit to user
=tidak
perpustakaan.uns.ac.id
98
commit to user
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
99
commit to user
digilib.uns.ac.id
100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Program Ruang Ruang baca
Ruang terima
Servise
Audio visual
Bagian Pengadaan SE
Parkir
Staff / karyaawan
Lobby
Ruang koleksi
Aula Serbaguna
Pengolahan Bahan pustaka Katalog
Exhibition hall
Administrasi
Sirkulasi
Kafetaria
Lobby
Parkir Skema 2. Skema Program Ruang Sumber :dok.pribadi
ME
IV.2. ANALISA PENDEKATAN LOKASI DAN SITE IV.2.1. Analisa Penentuan Lokasi Penentuan lokasi bagi suatu fungsi bangunan tertentu memegang peranan penting dan dapat menjadi factor keberhasilan suatu fungsi. Perpustakaan dalam
suatu
Kabupaten/kota
sebagai
bagian
dari
sarana
pendidikan,memerlukan kriteria tempat dengan pertimbangan sebagai berikut : a. Sesuai dengan standar perpustakaan umum kabupaten/kota yang dikeluarkan oleh perpustakaan Nasional RI tahun 2002 pasal 5.1.2. “lokasi gedung harus berada di pusat kegiatan masyarakat dan mudah dijangkau”.
commit to user
101
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Sesuai dengan RUTRK Kanbupaten Karanganyar. Perkembangannya berada pada sektor pendidikan dan perkantoran. c. Luasan yang cukup untuk mendukung aplikasi system pencahayaan dan pengahawaan. d. Terdapat sarana utilitas kota. IV.2.1.1. Alternative Site Dari kriteria diatas terdapat 2 alternatif ,yaitu site dijalan Lawu Karanganyar dan site di bekas kantor DPU Karanganyar dijalan Nyi Ageng. a. Alternatif 1 site perpustakaan daerah Kabupaten Karanganyar yang berada di Jl.utama yaitu Jl.Lawu Karanganyar. N
Gambar. 4.2a.:Peta kawasan Kabupaten Karanganyar Jl.Lawu Sumber:pemikiran
Data site : 1) Berada di jalan utama yaitu Jl.Raya Lawu. 2) Lingkungan berupa sarana perekonomian,perkantoran,pendidikan,pertokoan dan permukiman. 3) Penerimaan sinar matahari dan aliran angin cukup optimal 4) Tersedia sarana utilita commit to user
102
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Alternatif 2 lahan bekas kantor DPU Kabupaten Karannganyar yang berada di jalan.Nyi Ageng Karan
Gambar. 4.2b.Peta kawasan Kabupaten Karanganyar Jl.Nyi Ageng Karang Sumber:pemikiran
Data Site : 1) Berada di pusat kota 2) Berupa lahan bekas kantor DPU Kabupaten Karanganyar. 3) Lingkungan
berupa
sarana
perkantoran,perekonomian,pemukiman. 4) Dapat di akses dari Jln.Lawu dan Jl.lingkungan/Jl.kampung 5) Penerimaan sinar matahari dan angin kurang optimal 6) Tersedia sarana utilitas. c. Penentuan Site Dasar pertimbangan Letak
terhadap
Alternatif 1
Alternatif 2
pusat 3
2
terhadap 2
2
Daya dukung pencahayaan 3
2
kegiatan Kesesuaian RUTRK
dan penghawaan alami Sumber.dok.pribadi
Berdasarkan pertimbangan kekurangan dan kelebihan dari kedua alternatif site yang terpilih,maka alternative pertama yang dipakai atau terpilih yaitu di Jl.Lawu.
commit to user
103
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Site Terpilih 1) Eksisting site
SITE
Gambar. 4.3a.eksisiting site terpilih Sumber:pemikiran
·
Letak di Jl.Raya Lawu
·
Merupakan lahan kosong berupa persawahan dan 1 warung makan.
·
Luas lahan
·
Batas-batas site
2) Potensi Site a. Daya Dukung lingkungan sekitar Eksisiting site berupa lahan kosong berupa persawahan,rumah makan dan 1 rumah warga. Dan bangunan disekitar site merupakan bangunan rendah max 2 lantai,sehingga pergerakan angiin didalam site optimal.
Gambar.4.3b.Lingkungan site berupa bangunan rendah dan berupa lahan persawahan. Sumber.Konstruksi Pribadi
b. Ketersediaan cahaya matahari Site berada pada daerahcommit tropis to belahan user bumi selatan dan memiliki dua musim. Ketersediaan cahaya matahari mampu mencukupi kebutuhan
104
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penerangan bangunan. Tabel.4.3 berikut adalah nilai rata-rata intensitas cahaya matahari pada site terpilih yang diukur selama 3 hari berturutturut : Tabel.4.3 Rata-rata intensitas cahaya pada site Waktu Pengukuran
Intensitas Cahaya
Pagi ( 09.00)
22.890 lux
Siang ( 12.00)
45.566 lux
Sore (16.00)
10.783 lux
Rata-rata
26.746 lux
Sumber.Pengukuran pada bulan mei 2011
c. Angin Site memiliki potensi pergerakan angin sepanjang tahun dengan fluktuasi yang relative kecil dari arah yang cenderung konstan,dengan lingkungan sekitar yang berupa lahan kosong persawahan. Space kosong untuk keluarnya angin dari
Space untuk massa bangunan Gambar. 4.3c.Angin yang bergerak pada site Sumber.Konstruksi pribadi
Space kosong untuk masuknya angin kedalam bangunan
Tabel.4.4 Rata-rata kecepatan angin,suhu dan kelembaban pada site Waktu
Kecepatan Angin
Suhu
Kelembaban
Pagi (09.00)
1.3 m/s
29.6 0 C
66.7 %
Siang (12.00)
1.8 m/s
30.80 C
61.1 %
Sore ( 16.00)
1.4 m/s
70.2 %
Rata-rata
1.5 m/s
28.90 C commit to user 29.80 C
Sumber.Pengukuran pada bulan mei 2011
65.9 %
105
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IV.2.2. Analisis Pendekatan Pengolahan Site 1. Analisis Pola Pergerakan Matahari Letak geografis yang ada pada iklim tropis mengakibatkan site banyak menerima sinar matahari sepanjang tahun. Berdasarkan dari data BMG Kabupaten Karanganyar,rata-rata penyinaran matahari lebih dari 65 % per hari. Sinar matahari dimanfaatkan sebagai sumber utama penerangan bangunan,dengan meminimalkan efek negatif yang dibawa sinar matahari. Agar cahaya matahari dapat dimanfaatkan secara optimal,diperlukan tata site yang mendukung,diantaranya penempatan massa bangunan yang tidak terlalu dekat dengan batas-batas site .(gambar dibawah). Pergerakan jarak ini dimaksudkan agar dalam perkembangannya sinar matahari tetap dapat dimanfaatkan sebagai sumber penerangan meskipun lingkungan sekitar terdapat beberapa bangunan tinggi 2 lantai.
Gambar.4.4a..pendektatan pemanfaatan sinar matahari. Sumber.Konstruksi Pribadi
2. Analisis Pergerakan Angin Angin dalam site merupakan udara bergerak yang melalui site,yang diketahui melalui pengukuran. Pengukuran dilakukan selama 3 hari berturutturut pada waktu pagi,siang dan sore hari. Rata-rata dari pengukuran tersebut diasumsikan sebagai angka konstan dari arah dan nilai kecepatan angin pada site,untuk kemudian digunakan dasar perencanaan. Space kosong untuk keluarnya angin dari
Space untuk massa commit to user bangunan Gambar4.4b .angin yang ada pada site Sumber.Konstruksi Pribadi
Space kosong untuk masuknya angin kedalam bangunan
106
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.4 Kecepatan angin pada site Posisi
Kecepatan Angin
Arah Angin
1.barat daya
1,6m/s
Dominan
dari
arah
tenggara 2timur laut
1,1m/s
Timur
3.tenggara
1,5m/s
Timur
4.selatan
1,5m/s
Timur
5.utara
1,5m/s
Timur
Sumber.Pengukuran pada bulan mei 2011
Agar angin yang berhembus pada site dapat dimanfaatkan sebagai penghawaan terhadap bangunan,diperlukan space kosong pada arah datang dan arah tuju angin,seperti terlihat pada gambar. Space kosong untuk keluarnya angin dari
Space untuk massa bangunan
Space kosong untuk masuknya angin kedalam bangunan
Gambar.4.4c.pembagian space berdasarkan pergerakan angin Sumber.Konstruksi Pribadi
1. Analisis Kebisingan Kegiatan membaca sebagai salah satu kegiatan yang urgen pada sebuah
perpustakaan
memerlukan
ketenangan,walaupun
skalanya
tergantung dari psikologi perseorangan. Kebisingan dalam site dapat terjadi dari arah jalan berupa suara kendaraan bermotor,klakson,dan aktivitas manusia.
commit to user
107
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Space kosong untuk memproduksi kebisingan
Area yang lebih tenang dimanfaatkan untuk massa bangunan
Gambar.4.4d.space untuk memproduksi bising Sumber.Konstruksi Pribadi
2. Analisis Pengolahan Tata Landscape Penataan landscape berupa taman dan vegetasi mengacu pada kontrol terhadap angin dan matahari agar pemanfaatannya sesuai dengan yang dibutuhkan oleh bangunan.Tujuan mendapatkan pola tata landscape yang mendukung
keberadaan
bangunan
“Perpustakaan
di
Kabupaten
Karanganyar ” dan memudahkan sistem sirkulasi. 1) Dasar Pertimbangan §
Mendukung karakter bangunan sebagai bangunan publik
§
Fungsi landscape dapat mendukung kegiatan
§
Kemudahan sirkulasi
§
Perencanaan
penghijauan
dan
sebagai
fungsi
peresapan air hujan. 2) Analisa Mengingat
bangunan
“Perpustakaan
Karanganyar” adalah bangunan
Kabupaten
perpustakaan yang
memanfaatkan pencahayaan penghawaan alami buatan serta penerapan arsitektur tropis
yang lebih
lingkungan
para
sekitar
untuk
pemanfaatan
pengunjung
yang
menginginkan suasana outdoor untuk itu sebagai penata landscape harus mempertimbangkan aspek tersebut diatas selain berbagai jenis vegetasi pendukung penataan landscape dibagi menjadi 2, yakni : commit to user
. Untuk itu
108
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Hard Landscape Penggunaan hardscape lanscape pada sebuah tapak dimanfaatkan sebagai pendukung kegiatan seperti jalur pedestrian dan kendaraan, memberikan perkuatan terhadap karakter dan estetika bangunan. Selain itu juga dimanfaatkan sebagai area tangkapan air hujan. Hardscape lanscape dapat berupa lantai penutup jalan dan street furniture (lampu jalan, tempat sampah dan lain-lain). Beberapa alternatif hardscape lanscape yang biasa digunakan: -
Perkerasan aspal
-
Tanah berumput
-
Perkerasan beton
-
Paving
-
Perkerasan kerikil
-
Taman
-
Tanah padat
§ Analisa: - Perkerasan aspal, baik untuk digunakan dalam
jalur-jalur
sirkulasi
kendaraan.
Memiliki kemampuan daya serap air hujan kecil. - Perkerasan beton, baik untuk jalur sirkulasi dengan beban berat seperti truk, bus dan lainlain. Memiliki daya serap air hujan sangat kecil. - Perkerasan kerikil atau batu alam, memiliki tekstur abstrak. Diaplikasikan pada jalur sirkulasi pedestrian. Memiliki daya serap air hujan cukup baik. - Tanah padat, memiliki daya serap air hujan yang baik sehingga biasa digunakan sebagai dasaran dari perkerasan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
109
digilib.uns.ac.id
- Tanah berumput, memiliki daya serap air hujan yang baik sehingga biasa digunakan sebagai tanah untuk taman. - Paving, mamiliki bentuk yang beragam dan bertekstur kasar. Baik untuk jalur sirkulasi pedestrian dan kendaraan. Daya serap air hujan baik karena pemasangannya diberi celah sebagai resapan air. - pavinggrass, baik untuk jalur sirkulasi pedestrian dan memiliki daya serap air hujan yang baik. - Taman, baik untuk mendukung estetika. Memiliki daya serap air sangat baik. § Produk - Jalur kendaraan menggunakan bahan aspal halus
sehingga
kenyamanan.
commit to user
dapat
memberikan
perpustakaan.uns.ac.id
110
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.5a : Jalur Pedestrian Sumber: www.fotosearch.com, 2011
Gambar 4.5b : Paving Grass Sumber: www.fotosearch.com, 2011
- Jalur pedestrian menggunakan pavingblock/ pavinggrass, dan batu alam. Pemakaian street furniture dengan desain yang dapat mendukung bangunan teknologi dan juga dapat memberikan nilai estetis yang memperkuat kara - kter
bangunan
seperti
penerangan
jalan/lampu jalan, sculpture, tempat sampah dan lain-lain. a) Softscape Landscape Softscape landscape meliputi vegetasi pada taman maupun jalur sirkulasi. Vegetasi memiliki fungsi bermacam-macam yaitu sebagai zona relaksasi dan zona hijau hunian, sebagai penyedia oksigen, sebagai filter terhadap suara, debu, udara dan bau, serta sebagai penahan air atau cadangan air saat musim hujan. commit to user
111
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ Analisa - Kebutuhan jenis vegetasi dalam desain, dikaitkan
dengan
jenis
kegiatan
yang
berlangsung didalamnya. - Tata
landscape
juga
berfungsi
dalam
menciptakan view yang menarik dalam suatu bangunan,
oleh
karenanya
pengaturan
landscape juga memperhatikan faktor view ke dalam site. - Vegetasi dimanfaatkan sebagai pagar site dengan jalan sekitar. § Produk Pemilihan jenis pohon sebagai vegatasi terpilih, dengan mempertimbangkan faktor fungsional dan estetika. Yaitu : - Vegetasi Peneduh Berfungsi sebagai peneduh di area parkir dan beberapa spot tempat baca. · Dasar Pertimbangan v Mudah tumbuh dalam segala kondisi v Batang kuat Altenatif ·
Pohon akasia mangnium
Gambar 4.5c:Pohon Akasia Sumber: www.fotosearch.com, 2011
Tidak toleran terhadap musim dingin dan naungan. Tumbuh commit to user baik pada tanah subur yang baik drainasenya tetapi tahan terhadap tanah yang tidak subur dan jelek drainasenya.
112
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pohon muda mudah terbakar. Pohon selalu hijau, tinggi hingga 30 m. Bebas cabang dapat lebih dari setengah tinggi pohon. ·
Pohon angsana
Gambar4.5d. Pohon Angsana Sumber: www.fotosearch.com, 2011
Perakarannya yang baik dan dapat mengikat nitrogen, mampu membantu memperbaiki kesuburan tanah. Karena tajuknya yang rindang, angsana kemudian juga populer sebagai tanaman peneduh dan penghias tepi jalan di perkotaan, khususnya di Asia Tenggara. Akan tetapi pohonpohon angsana yang ditanam di tepi jalan, kebanyakan berasal dari stek batang yang berakar dangkal, sehingga mudah tumbang. Lagipula, pohon-pohon peneduh yang sering mengalami pemangkasan akan menumbuhkan cabang-cabang baru (trubusan) yang rapuh dan mudah patah. ·
Kesimpulan:
Pohon yang dipilih adalah pohon akasia yang mudah tumbuh baik dalam kondisi tanah yang kurang mendukung serta sifat batang yang kuat. Serta lukisan pohonnya yang bebas cabang sampai setengah tinggi pohon, sehingga ruang dibawahnya dapat dimaksimalkan pemanfaatannya yaitu untuk parkir dan beberapa spot pada area baca.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
113
digilib.uns.ac.id
Vegetasi Pengarah Digunakan untuk membantu mengarahkan sirkulasi pada site, baik sirkulasi kendaraan maupun sirkulasi pejalan kaki. · Dasar Pertimbangan: v Analogi pohon v Kontekstual terhadap lingkungan · Alternatif v Pohon palem
Gambar.4.5e: Pohon Palem Sumber: www.artificialplanta.com, 2011
Merupakan jenis pohon bertajuk menarik dan sering digunakan sebagai tanaman pengarah pada lansekap. · Kesimpulan Vegetasi
yang
digunakan
tanaman
pengarah
pada
sebagai lansekap
adalah pohon palem karena memiliki tajuk
yang
ukurannya
lebih tidak
menarik
dan
mengahabiskan
banyak ruang. - Vegetasi Ground cover/ tanaman penutup tanah/ tanaman pelantai Tanaman pelantai adalah tanaman yang membentuk kesan lantai.
commit to user
Gambar 4.5g: Tanaman Pelantai (Rumput, Portulaka, Kacang hias) Sumber: www.google.com, 2010
114
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tanaman pelantai dimanfaatkan sebagai pengisi celah diantara hardscape pada plassa penghubung, area baca outdoor dan taman. Beberapa vegetasi yang cocok digunakan sebagai tanaman pelantai adalah : rumput, dan tanaman herba berbunga. Tanaman herba berbunga mempunyai fungsi ganda, yakni selain untuk menutupi tanah dari curahan air hujan langsung, tanaman hias bunga ini pun memberikan kesan semarak karena akan berbunga pada masanya. Portulaka dan kacang hias merupakanjenis tanaman hias bunga yang sering digunakan sebagai penutup tanah di taman..
Gambar 4.5h. Tanaman Perdu (Ketapang, Flamboyan) Sumber: www.google.com, 2011
- Vegetasi Perdu Merupakan
vegetasi
setinggi
manusia.
Tanaman perdu digunakan untuk mengisi dan menghias lansekap antar bangunan. Vegetasi yang dipilih adalah pohon ketapang dan flamboyan karena memiliki bentuk dan warna yang indah. -
Vegetasi Penghias Taman Untuk
memperindah
taman,
sekaligus
menambah estetika landscape digunakan vegetasi
penghias
taman.
Tanaman
penghias tidak hanya diletakkan outdoor namun juga indoor. Tanaman yang diilih untuk mengisi taman terutama taman indoor harus memiliki persyaratan keindahan commit to user untuk dilihat baik warna maupun bentuk serta aman.
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tanaman lavender adalah tanaman yang memiliki warna bunga dan bentuk daun yang indah. Sekaligus tanaman ini dapat berfungsi sebagai pengusir nyamuk. Karena manfaat itulah penggunaan lavender dapat mendukung kenyamanan pengunjung pada saat
beraktivitas
di
“Perpustakaan
Kabupaten Karanganyar”. Selain itu jenis tanaman penghias lainnya adalah melati, mawar dan aster.
Gambar 4.5i: Tanaman Penghias (Lavender, Melati, Mawar, Aster) Sumber: www.google.com, 2011
- Vegetasi Rambat Digunakan roof garden. Penggunaan roof
garden digunakan untuk meredam panas sinar matahari sehingga site tidak terlihat terlalu panas. Tanaman rambat yang dipilh adalah daun mendevila, alamanda, dan sirih gading. -
Berfungsi sebagai tanaman pembatas pada lansekap
yang
tidak
dibatasi
dinding
pemisah. Berdasar analisis pada site, ada commit to user dua tipe pembatas / pagar yang dapat
116
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
digunakan pada “Perpustakaan Kabupaten Karanganyar”. Yaitu: v Pagar
yang
terbentuk
dari
peninggian lantai site, dan ditanami oleh vegetasi sejenis rumput serta tanaman berbunga untuk estetika. Perletakan pagar tanaman ini untuk memperkuat
kesan
“welcome”
kepada lingkungan dan masyarakat bahwa banguan “Perpustakaan Kabupaten
Karanganyar”
bangunan
public.
Selain
adalah itu,
peninggian lantai yang tidak terlalu tinggi
tersebut,
tidak
akan
menghalangi pandangan orang pada view kedalam bangunan. Sehingga ekspos bangunan keluar dapat lebih maksimal. 3. Pencapaian Terdapat 2 alternatif pencapaian ke dalam site,yaitu melalui Jl.utama
yaitu
Jl.Lawu
dan
Jln.
Kampung
kauman.(gambar.),sementara pencapaian yang dibutuhkan berupa main entrance dan side entrance.
commit to user
117
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Alternatif 1
Jarak pencapaian kedalam site dari perrsimpangan sekitar 8m,hal ini untuk menghindari keramaian dan kebisingan.
Alternatif 2
Gambar.4.6a. Alternatif pencapaian ke dalam site Sumber.Konstruksi Pribadi
Tabel 4.5
Perbandingan alternatif pencapaian site Pertimbangan
Alternatif 1
Alternatif 2
Site ekspos
***
*
Keberadaan
kedatangan ***
**
pengunjung Kemudahan pencapaian
***
**
Sumber.Analisa
Berdasarkan perbandingan diatas maka alternatif 1 yang memiliki nilai lebih,dimanfaatkan sebagai main entrance (ke dua arah) bangunan,sedangkan alternatif 2 digunakan sebagai side entrance,(gambar) .
Dimanfaatkan sebagai SE in out Dimanfaatkan sebagai ME in out
Gambar.4.6b.peletakan entrance pada site Sumber.Konstruksi Pribadi
4. Orientasi
commit to user
Gambar.4.6c.alternatif orientasi pada site Sumber.Konstruksi Pribadi
118
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.6 Perbandingan Alternatif orientasi site Pertimbangan
Alternatif 1
Alternatif 2
Alternatif 3
Alternatif 4
Nilai ekspos
+++
++
+
-
Daya tangkap
+++
++
+
-
View
+++
++
+++
+
Sumber.Analisa
Berdasarkan potensi alternatif orientasi pada site,maka orientasi yang dapat dimanfaatkan adalah alternatif 1, 2 dan 3 Arah hadap ke Jl.kampung kauman dimanfaatkan sebagai second orientasi
Arah hadap ke Jl.lingkungan di sebelah selatan dimanfaatkan sebagai orintasi pendukung untuk bangunan
Arah hadap ke Jl.Lawu dimanfaatkan sebagai orientasi utama Gambar.4.6d. darah orientasi Sumber.Konstruksi Pribadi
5. Penzoningan
Dalam menentukan penzoningan,hal yang menjadi pertimbangan dan acuan antara lain : -
Program dan hubungan ruang secara makro
-
Pola pergerakan matahari
-
Analisa pergarakan angin Zona privat Zona servis
Zona semi privat
Zona semi publik
ME out
SE in out ME in
Zona publik Parkir Entrance
commit to user Gambar.4.6e.Penzoningan Sumber.Konstruksi Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id
119
digilib.uns.ac.id
IV.3. ANALISIS PENDEKATAN PENAMPILAN BANGUNAN IV.3.1. Analisis Pendekatan Bentuk Massa Dalam menentukan bentuk massa,pertimbangan utamanya adalah factor cahaya matahari dan perilakunya,serta pola pergerakan angin yang terjadi dalam site. Tujuannya agar tercipta bentuk massa yang mampu mengoptimalakan potensi cahaya matahahri dan angin dengan tetap meminimalkan damapak negative dari cahaya dan angin. a. Pendekatan bentuk
Dari hasil analisa sebelumnya,maka peletakan massa pada bagian tengah site dengan orientasi utama Jl.Lawu dan Jl.Kampung Kauman sebagai second orientasi
Gambar.4.7a.Pendekatan bentuk masa Sumber.Konstruksi Pribadi
Aplikasi hasil zoning site pada masa dasar bangunan. Zona servis
Zona pengelola Zona kegiatan pelayanan Zona penunjang Zona kegiatan utama
Setiap zona kegiatan yang ada memiliki kebutuhan ruang yang sesuai dengan kegunaan dan fungsinya. Sehingga dibutuhkan konfigurasi peletakan jenis pruangan yang mampu menerima pencahayaan dan penghawaan. commit to user
120
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Zona servis Zona pengelola
Zona pengunjung
Zona penunjang
Zona kegiatan utama
Berdasarkan pertimbangan matahari,maka susunan massa terbaik adalah memanjang sejajar dengan sumbu timur-barat Untuk memenuhi kebutuhan penghawaan,massa zone kegiatan utama,pengelola dan servis diputar. Bidang tangkap massa bangunan terhadap angin semakin besar pada sisi-sisi
Sudut bangunan membagi angin ke sisi-sisi bangunan Massa bangunan yang ditempatkan pada arah datang angin untuk mengoptimalkan penerimaan angin pada bangunan. Zona servis Zona pengunjung Zona pelayanan
Zona pengelola
Zona penunjang
Zona kegiatan utama
commit to user
121
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Pengembangan massa vertical. Unit pengembangan utama dikembangkan ke atas,pada lantai dasar merupakan staff penerima,sirkulasi dan pelayanan,untuk lantai atas dikembangkan sebagai ruang koleksi dan ruang baca
Kelompok penunjang dikembangkan vertikal ke atas lantai dasar dimanfaatkan sebagai exhibilition ,kefetaria,hospotan,sementara lantai diatasnya dimanfaatkan sebagai aula serbaguna.
Pada area pengelola dikembangkan vertikal untuk menampung segala kegiatan pengelolaan Kegiatan servis
Unit kegiatan penunjang (serba guna)
Kegiatan pengelola Exhibition hall dan unit kaferatia serta kegiatan penunjanng lainnya
Unit kegiatan membaca (ruang baca dan ruang koleksi)
Unit kegiatan penerimaan dan pelayanan
Gambar. 4.7b.Pengembangan massa vertikal Sumber.Konstruksi pribadi
IV.3.2. Analisis Pengembangan Elemen Fisik Bangunan Pengembangan elemen fisik pada bangunan mengacu pada pertimbangan antara lain : a. Elemen bangunan dikembangkan agar oenerimaan cahaya matahari dan angin ke dalam bangunan optimal. b. Elemen dikembangkan untuk mengontrol cahaya matahari dan angin agar penerimaannya sesuai dengan kebutuhan. commit to user
122
perpustakaan.uns.ac.id
Bagian paling atas dari bangunan dimanfaatkan untuk upper water reservoir
digilib.uns.ac.id Massa pada bagian atas bangunan berfungsi sebagai bidang perangkap angin cahaya matahari pada bagian atas bangunan
Kanopi sebagai entrance bangunan
Penempatan bukaan angin pada sisi bangunan yang bertekanan tinggi untuk mengoptimalkan penerimaan bangunan terhadap angin
Penempatan bukaan angin pada sisi bangunan yang bertekanan tinggi untuk mengoptimalkan penerimaan bangunan terhadap angin
Gambar. 4.8a.Pengembangan elemen bangunan Sumber.Konstruksi pribadi
IV.3.3. Analisis Pendekatan Fasade Bangunan Massa bangunan hasil dari proses anlisa sebelumnya
Edinburgh University Library
Public libraray sebagai saraba belajar masyarakat namun memiliki alat yang terbuka perwujudannya adalah dengan mudahnya bangunan dicapai dan bentuk yang geometris
commit to user
123
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar. 4.8b.Hasil pendekatan fasade bangunan Sumber.Konstruksi pribadi
IV.5. ANALISIS PENDEKATAN PENCAHAYAAN dan PENGHAWAAN ·
Pengertian Cahaya Cahaya didefinisikan sebagai bagian dari spektrum elektromagnetik yang sensitif bagi penglihatan mata kita. Cahaya adalah radiasi dimana mata kita merasa sensitif secara visual
terhadapnya. ·
Persyaratan Pencahayaan Aturan pencahayaan pada sebuah bangunan mensyaratkan kontrol pencahayaan yang diatu r dalam 2 cara : 1. Aturan listrik nasional mengharuskan tombol stop kontak di dekat setiap pintu pada rumah-rumah tinggal,termasuk rumah pribadi,apartemen,dan bangunan
umum. Hal ini
sangat penting untuk eselamatan dan kenyamanan. 2. Peraturan mengenai energi, seperti ASHRAE/IESNA 90.1 ( American Society Of
Heating,Refrigerating and Air
Conditioning Engineers/Illuminating Engineering Society of
North
America
dan
beragam
peraturan
daerah,mengharuskan tombol saklar pada setiap ruang bukan tempat tnggal tetapi tidak harus dipasang pada setiap sisi pintu. Hal ini penting commit to user untuk mengingatkan orang agar memadamkan lampu jika sudah tidak memerlukan lagi. Dalam banyak kasu s,tombol saklar harus bekerja secara
124
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
otomatis,seperti dengan sensor gerak. Sensor gerak itu sendiri mendeteksi kehadiran orang dan secara otomatis menyalakan lampu,adalah hal mungkin untuk mengantikan saklar biasa dengan saklar sensor gerak,yang membuat kontrol pencahayaan lampu tanpa harus 3. dan memastikan pemadaman lampu ketika orang tidak lagi berada di tempat itu. IV.5.1. ANALISIS PENCAHAYAAN ALAMI IV.5.1.1. Pengertian Pencahayaan Alami Pemenuhan kebutuhan visual berupa cahaya untuk pennglihatan dapat ditempuh secara alami dengan bantuan sinar matahari ataupun secara bautan dengan bantuan lampu. Kedua system tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihan dari system alami adalah penghematan biaya. Namun untuk mencapai system pencahayaan alami yang baik,diperlukan suatu rekayasa sehingga cahaya matahari yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal tanpa menimbulkan efek yang kurang menguntungkan seperti panas dan silau. Semakin berkurangnya sumber energy dunia menuntut suatu system penggunaan energy se-efisien mungkin. Dengan pertimbangan tersebut saat ini banyak ditemukan system yang memanfaatkan energy alternatif seperti matahari. Pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber pencahayaan pada bangunan perlu diupayakan sebagai upaya penghematan terhadap kelangkaan sumber energy. Beberapa hal yang terkait dengan sistem pencahyaan alami dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energy antara lain : 1. Cahaya Alami Cahaya alami yang digunakan untuk merancang pencahayaan alami bangunan meliputi cahaya matahari langsung dan cahaya pemantulannya. Ketersediaan cahaya alami tersebut di siang hari sebagai sumber energy anatara lain : commit to user
125
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Letak geografis Letak geografis suatu tempat (terutama jarak terhadap khatulistiwa atau derajat lintangnya) berpengaruh pada intensitas pencahayaan matahari. Semakin jauh dari khatulistiwa,maka pola penyinaran matahari tidak merata sepanjang tahun. Misalnya daerah di belahan bumi utara pada bulan desember mengalami siang hari yang lebih pendek dari belahan bumi selatan,karena matahari lebih banyak menyinari bumi selatan. b. Kondisi langit Yaitu jumlah atau jenis awan. Langit yang cerah dengan awan curumus akan menhasilkan difus paling baik untuk pencahayaan alami ( Clevand Salmon 1994 ) IV.5.1.2. Komponen Pencahayaan Alami Beberapa komponen berpengaruh pada pencahayaan di siang hari yaitu : a. Komponen langit Komponen langit yang dimaksud adalah cahaya dari langit yang langsung jatuh ke bidang horizontal di tempat terbuka. Besarnya komponen langit dipengaruhi oleh ukuran lubang cahaya,penghalang
yang
berada
diluar
bangunan,serta
penghalang yang berupa bagian dari bangunan,seperti pada gambar di bawah ini
Gambar. 4.9c..Komponen langit jendela dan Skylight Sumber.Evans 1987
b. Komponen refleksi luar Refleksi luar adalah cahaya-cahaya yang diperoleh melalui pantulan dan penghalang yang berada diluar bangunan. commit to user
126
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.9.d. Komponen refleksi luar Sumber.Evans 1987
Besarnya komponen refleksi luar dipenngaruhi oleh ukuran lubang cahaya,ukuran dan jenis penghalang,reflaktabsi cahaya dari permukaan penghalang,serta posisi titik terhadap bidang kerja. c. Komponen refleksi dalam Komponen refleksi dalam adalah komponen cahaya yang datang pada suatu titik bidang kerja melalui pantulan-pantulan permukaan didalam
ruangan. Cahaya yang dipantulkkan
tersebut dapat berupa cahaya langsung dari langit,maupun cahaya yang dipantulkan terlebih dahulu oleh permukaan luar. Besarnya komponen refleksi dalam dipengaruhi oleh reflaktansi cahaya dai semua permukaan dalam ruangan,ukuran ruangan dan lubang cahaya,seperti terlihat pada gambar.dibawah ini:
Gambar 4.9e. Komponen Refleksi dalam Sumber. Evans 1987
IV.5.1.3. Aspek Perancangan yang Terpengaruh Aspek-aspek perancangan yang terpengaruh dalam pemanfaatan matahari sebagai sumber pencahayaan alami antara lain : a. Orientasi dan tata massa bangunan Setiap tempat memiliki letak geografis yang dinotasikan commit to user dengan nilai derajat pada lintang maupun bujur. Letak geografis berpengaruh pada kaualitas dan kuantitas penyinarannya serta
127
perpustakaan.uns.ac.id
pembanyangannya. Orientasi dan
digilib.uns.ac.id tata massa bangunan
merupakan respon untuk memaksimalkan potensi alaam (cahaya matahari ) dan miminimalkan efek negative dari panas dan silau yang mengikutinya. Orientasi bangunan terhadap sinar matahri yang paling cocok dan menguntungkan adalah memanjang dari arah barat ke timur,sehingga cahaya tetap dapat dimanfaatkan tanpa menimbulkan dampak silau dan panas yang berlebihan.
Gambar4.10a. orientasi terbaik massa bangunan terhadap matahari Sumber. Donald Watson 1992
b. Modul bukaan dan pelindung sinar matahari Desain bukaan merupakan salah satu hal yang berpengaruh dalam hal perencanaan / perancangan pencahayaan alami pada bangunan.
Ukuran,posisi,material,dari
jendela
sangat
berpengeruh terhadap kualitas pencahayaan alami yang dihasilkan. 1. Ukuran bukaan Ukuran bukaan merupakan salah satu factor penting dalam mewujudkan pencahayaan alami dalam suatu ruang. Hal ini dikarenakan luas sempit bukaan dapat mempengaruhi kuantitas cahaya alami yang masuk ke dalam ruang.
commit to user
Gambar.4.10b. pengaruh besaran bukaan terhadap cahaya masuk 2. PosisiSumber. bukaanAnalisis Software DFcale www.squl.com
128
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Posisi bukaan pada bidang penerima mempengaruhi bagaimana cahaya akan didistribusikan ke dalam ruangan. Bukaan pada posisi rendah mempunyai keuntungan terhadap bidang tangkap cahaya yang dipantulkan pada permukaan tanah. Jendela dengan posisi
tengah
bidang,banyak
dipergunakan
untuk
mengkombinasikan view,untuk memasukkan cahaya dalam ruang, dan merupakan posisi optimal untk ventilasi. Bukaan (jendela) yang terletak pada posisi yang tinggi memungkinkan cahaya masuk lebih jauh ke dalam ruang. 3. Pelindung sinar matahari Pelindung sinar matahari pada dasarnya berfungsi untuk mengontrol sinar matahari. Saat ini banyak dijumpai jenis
dan
macamnya,seperti
tirai
/gordyn,jalusi,cermin,kerai dll yang dapat diatur sesuai kebutuhan. c. Pemilihan dan penggunaan material Glare atau silau merupakan salah satu dampak pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber pancahayaan. Didaerah tropika basah,sebagian radiasi panas matahari di serap oleh awan, tetapi cahaya menjadi lebih kuat dengan adanya pembiasan pada butir-butir air. Pemilihan dan penggunaan material menjadi salah satu langkah untuk mereduksi efek silau dari sinar matahari. Table 4.7 berikut adalah nilai-nilai pemantulan berbagai bahan dan jenis permukaannya: Table 4.7 Nilai pematulan dan penyerapan beberapa material Bahan dan kondisi
Penyerapan 0%
Pemantulan %
Alumunium foil
35-40
65-60
Cat warna kuning
50
50
Cat warna abu-abu muda
70-80
30-20
Cat warna hijau muda
50-60 commit to user
50-40
Cat warna merah muda
65-75
35-25
129
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Cat warna hitam
85-95
15-5
Cat warna putih mengkilat
20-30
80-70
Cat warna putih kapus
10-20
90-80
Semen
70-85
30-15
Aspal
85-95
15-5
Beton
60-70
40-30
Genteng merah
60-70
40-25
Tanah
70-85
30-15
Rumput
80
20
Kayu
85
15
Marmer
40-50
60-50
Pasir
70-90
20-10
Air
90-95
10-5
Bata merah
60-75
40-25
Sumber. G. Lippsmeier,1994 d. Strategi
Pemanfaatan
Pencahayaan.
Sinar
Pemanfaatan
Matahari sinar
Sebagai
matahari
bangunan,bukan berarti memasukkan
Sumber
pada
suatu
sebanyak-banyaknya
cahaya kedalam bangunan. Terhadap beberapa strategi untuk mendapatkan
pencahyaan
yang
baik
pada
bangunan
(Evans,1987) antara lain: a) Hindari sinar matahari langsung pada bidang kerja b) Sinar matahri langsung dapat digunakan pada area diluar bidang kerja c) Pantulkan sinar matahari dengan bidang pemantul(gambar 4.10c.)
Gambar.4.10c. sinar matahari dipantulkan bidang pemantul Sumber. Evans,1987.
commit to user
130
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Letakkan sumber cahaya pada bagian atas dan pantulkan ke bagian bawah,seperti pada gambar 4.10d.berikut:
Gambar.4.10d Sinar matahari dipantulkan bidang pemantul Sumber. Evans,1987.
e) Gunakan
filter
untuk
mengontrol
sinar
matahari
(gambar.4.10e.)
Gambar.4.10e .Filter pengontrol sinar matahari Sumber. Evans,1987.
f) Kombinasi dengan system pada bangunan
Gambar.4.10f. Kombinasi system pencahayaan Sumber. Evans,1987.
IV.5.1.4. Kealamian Pencahayaan Alami Cahaya alami masuk melalui jendela dapat berasal dari beberapa sumber yaitu sinar matahari langsung,langit cerah,awan atau pentulan permukaan bawah dan bangunan sekitar. Distribusi terang cahaya langit yang mendung,biasanya tiga kali commit to user lebih besar pada zenithnya disbanding pada horizonnya). walaupun iluminasi
dari
hari
mendung
cukup
rendahg
(500
–
2000
131
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
footcadle),masih tetap 10-15 kali lebih besar dari yang diperlukan di ruang dalam. Cahaya alami terdiri dari 2 komponen yaitu skylight dan sinar matahari langsung. Cahaya dari langit biru tersebar dan tingkat terangnya rendah,sementara sinar matahari langsung sangat langsung dan sangat terang. Karena ada potensi rasio terang dan kelebihan panas,kadang-kadang diasumsikan bahwa sinar matahari langsung harus dihindari dalam bangunan. Kadang dipercaya bahwa sinar matahari langsung hanya layak digunakan untuk pemanasan dengan sinar matahari. IV.5.1.5. Keuntungan cahaya alami Secara ekonomis ketersediaan
cahaya tidak terbatas dan lebih
efisien dan tanpa biaya. Masalah ini dapat diselesaikan dengann karakter desain yang dibutuhkan,tergantung iluminasi yang pada setiap letak tata titik
geografis selalu berbeda-beda. Metode yang baik untuk
mengurangi efek sinar matahari langsung dengan mewakili kaca yang mampu dapat menyerap sinar ultraviolet. Kombinasi anatara cahaya dan bayangan yang dihasilkan dapat membedakan anatara din dinding dan plafon menjadi suatu dasar pertimbangan untuk kejelasan desain fasade yang dihasilkan. Secara kwantitas cahaya matahari lebih menguntungkan ruangan karena cahaya yang diterma bida maksimal. IV.5.1.6. Kerugian cahaya alami Akibat dari sinar matahri yang terus menerus masuk dapat merusak koleksi perpustakaan dan juga radiasi yang ditimbulkan dapat merusak struktur warna benda yang lama kelamaan terlihat kusam. Jangka waktu yang ada hanya sebatas pada siang hari saja maka pada malam hari digunakan
cahaya
buatan.
Perubahan
intensitas
cahaya
dapat
menganggu si pembaca juga perbedaaan intensitas cahaya disetiap ruang yang berbeda diperlukan biaya struktur khusus yang mampu meredam commit to user iluminasi cahaya tersebut.
132
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IV.5.1.7. Konsep desain a. Tanpa pantulan Sumbernya langsung menuju target tanpa penghalang yang dapat menerangi obyek secara maksimal. b. Dengan pematulan Cahaya yang datang dipantulkan dahulu sebelim menuju obyek pada penghalang atau lantai dan menjadikannya penerangan tidak maksimal. c. Elemen peneduh Sun shanding diperlukan terutama pada jendela-jendela kaca di bagian timur dan bagian barat bangunan dimana menghadap kearah matahari secara langsung. Dan sebaiknya setiap bukaan sebagai jalan masuk cahaya yang ada dilengkapi dengan pelindung menginngat pertimbangan bila langit tertututp awan maka seluruh bidang langit merupakan sumber cahaya. Dan pada prinsipnya jenis elemen peneduh dapat dibagi menjadi tiga yaitu :elemen peneduh vertical,elemen peneduh horizontal,dan elemen peneduh kombinasi aantara keduanya. d. Warna pada bangunan Warna terbukti sangat berpengaruh terhadap psikologi manusia seperti
kesan
ringan,dingin,pasif,berat,mulia,setia,aktif,atau
hangat. Sebagai contoh
warna putih merupakan
warna
suci,bersih dan keadaan teretur yang mutlak. Ada warna terang dan ada warna gelap dimana setiap warnanya memberikan efek psikologis tertentu. Sehubungan dengan sifat warna sebagai elemen penyaring maka warna warna dapat dikelompokan berdasarkan kecerahan nilai permukaan (pemantulan) yang berkisar anatara 0% (warna hitam absolute) sampai 100% (putih) e. Jendela atap Skylight digunakan untukpengaturan sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan. Untuk atap yang menghadap utara cahaya commit to user dapat masuk secar tidak langsung akan menimbulkan kesejukan,dan juga pada bagian selatan cahaaya yang diterima
133
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lebih terang yang meruapakan faktor tetap akan memberikan model efek yang kuat. Sedangkan pada bagian timur dan bagian barat sinar langsung masuk kedalam ruangan yang dapat menyulitkan system desain kenyamanan penggunaanya IV.5.1.8. Kebutuhan Pencahayaan Terhadap Manusia Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia memerlukan cahaya untuk kebutuhan visualnya. Begitu pula kegiatan yang dilakukan oleh pengelola
perpustakaan
maupun
kegiatan
yang
dilakukan
oleh
pengunjung. Kebutuhan cahaya bergantung kepada jenis kegiatan yang diwadahi dalam suatu ruang. Table 4.8 berikut adalah stancar iluminasi atau kuat terang cahaya berdasarkan peruangannya. Tabel 4.8 Kebutuhan pencahayaan (iluminasi) untuk beberapa ruangan Jenis ruang
Iluminasi (LUX)
Koridor
30-50
Selasar
100
Dapur,kamar mandi
200
Perkantoran umum
300 atau lebih
Ruang gambar
500
Ruang siding
200
Ruang belajar
200-300
Papan tulis
500
Function room
300 atau lebih
Kantin
200
Foyer
200
Auditorium
100-200
Panggung
Sampai 500
Ruang pameran
200
Perpustakaan
200
Meja baca
300
Almari buku
100 commit to user Sumber : G.Triwulandari,2002 dalam Hadinoto Kusudiarso,1977
perpustakaan.uns.ac.id
134
digilib.uns.ac.id
Dari tabel diatas,maka secara umum perpustakaan membutuhkan cahaya yang cukup untuk digunakan. Cahaya dapat diperoleh secara buatan dengan lampu atau secara alami dengan memanfaatkan cahaya matahari. 1. Pengaruh Temperatur dan Kelembaban Pada Tubuh Manusia Pada dasarnya prinsip kesegaran ruangan ataupun pendinginan untuk mencapai kenyamanan,berpedoman pada zone dimana rata-rata tubuh manusia akam merasa nyaman (thermal comfort),dimana zone tersebut berkisar antara 24-28 C sampai 28,28 C dengan temperature bulanan sekitar 24-32 C. suhu diluar thermal comfort lebih memungkinkan manusia karena marasa kedinginan atau kepanasan. Tubuh manusia memiliki kemampuan untuk menyesuaiakan diri terhadap lingkungannya. Dalam lingkungan yang dingin,saluran darah akan mengerut untuk mengurangi panas yang diakibatkan oleh radiasi dari kulit. Oleh karena itu,permukaan kulit akan menjadi lebih dingin. Sebaliknya,dalam lingkungan yang panas saluran darah akan mengerut untuk mengembang sehingga radiasi dari kulit akan bertambah besar. Selanjutnya dalam lingkungan yang lebih panas,tubuh akan berkeringat dan proses penguappan keringat akan mendinginkan kulit. Sudah diketahui pula bahwa tubuh manusia sanggup mempertahankan temperature tubuh konstan dalam berbagai keadaaan,meski terbatas. (Triwulandari dalam Wiranto arismunanadar) Dengan keadaan diatas,maka manusia perlu berada pada zone thermal comfort pada saat melakukan aktivitas. Kegiatan membaca sebagai kegiatan pokok pengunjung perpustakaan dapat dilakukan dengan nyaman jika kondisi tubuh manusia bearada dalam thermal yang comfort. 2. Kebutuhan terhadap materi perpustakaan Dari pengertian,senua jenis, dan fungsi perpustakaan yang ada,berhubungan dengan bahan koleksi berupa buku dan data-data. Secara umum buku dan data adalah berbahan kertas dimana bahan kertas sangat sensitif terhadap kelembaban. Perbedaaan kelembaban yang ekstrim dapat menyebabkan rusaknya kertas serta terjadinya kerutan-kerutan pada setiap lembarnya apalagi bila didukung commit to oleh user temperature yang tinggi. Maka selain baik untuk bahan pustaka,temperature dan kelembaban yang Factor-
135
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
faktor yang menyebabkan perlunya pengkondisian temperature dan kelembaban bagi benda-benda pustaka anatara lain : 1) Meski ada buku-buku diproduksi dengan kertas kimiawi yang memiliki tingkat keasaman netral,sebagian besar buku-buku baru menggunakan kertas dengan kualitas yang berbeda,yaitu dengan tingkat keasaman yeng lebih tinggi. Hal ini akan membuat kertas menjadi lemah bila zat-zat asam pada kertas bereaksi dengan udara. 2) Faktor kedua adalah penggunaan serat alami untuk bahan kertas yang kurang tahan terhadap panas dan radiasi terhadap matahari. 3) Berdasarkan
sifat-sifat
kertas
diatas,maka
ruangan
penyimpanan bahan pustaka perlu dikondisikan agar bahan pustaka lebih tahan lama. Berdasarkan standart temperature yang dianjurkan untuk ruangan penyimpanan bahan pustaka berkisar antara 20-24°C. 4) Kelembaban
juga
menjadi
factor
utama
mempengaruhi bahan pustaka. Jika kelembaban
yang terlalu
tinggi dapat mempengaruhi derajat keasaman kimiawi kertas. Sedangkan jika terlalu rendah maka kertas akan menjadi sangat kering dan rapuh. Kelebaban standart untuk buku-buku dengan bahan kertas seperti hvs dan sejenisnya adalah berkisar antara 40-50 % sedangakan bila tercover maka sekitar 45-55%.sesuai akam membuat koleksi perpustakaan akan lebih awet. IV.5.1.9. Kesimpulan Pencahayaan alami : 1. Cahaya alami secara ekonomis ketersediaan tidak terbatas dan selalu ada dan lebih efisien tanpa biaya 2. Pencahayaan alami sangat diperlukan sekali sebagai alasan psikologi dan estetika,tetapi masalahnya pada kontrol dan hal ini dapat divariaskan untuk commit to user merncanakan sistem cahaya alami sesuai kebutuhan penggunaan yanng berbeda di peprustakaan.
136
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Kerugian yanng diakibatkan sinar mathari secara terus-terusan dapat merusak koleksi dan radiasi yang ditimbulkan dapat merusak struktur warna yang kelamaan menjadi kusam. Perubahan intensitas cahaya juga sangat mengganggu pembaca yang dapat menyilaukan akibat pergeakan sinar matahari. 4. Pemantulan cahaya sinar matahari dpat dihalangi dengan elemen2 penghalang yang melewati jendela seperti konsol dan elemen peneduh (vegetasi )terutama sinar yag datang dari arah timur dan barat yannng menjadikan penerangan obyrk tidak maksimal. 5. Warna pada bangunan memberikan kesan psikologis pembaca yang ringan,berat,dingin,pasif aktif dan hangat. IV.5.2. PENCAHAYAAN BUATAN IV.5.2.1. Intensitas Pencahayaan Buatan Standart-standart intensitas yang menjadi dasar kekuatan cahaya bautan dan intensitas ini diungkapkan pada sebuah intensitas yaitu LUX atau lumens/m2. Satuan ini dikenal di Amerika sebagai dasar ukuran pencahayaan. Pustakawan semestisnya membatasi pengamatan para pengunjung pada tingkat-tingkat tertentu secara langsung dan ini direkomendasikan oleh Iluminating Enggineering Soceity (IES). Jika seorang pustakawan menentukan penggunaan sebuah pencahayaan pada tempat yang privasi dengan membaca tegak lurus terhadap lantai yang tingginya 85 cm yang diatas normal. Maka seharusnya ada cahaya yang berasal dari sebuah sumber penguranganpengurangan pada kejauhan dan sinar diatas permukaan berubah-ubah sebagai kosinus dari sudut dimana untuk menjangkau permukaan dan mengetahui kekuatan sinar dari permukaan yang tidak banyak membantu keterangannya tersebut. Tabel 4.9: Rekomendasi Intensitas Pencahayaan Sumber. Godfrey Thompson,1974 Jenis peruangan Ruang majalah)
baca
Recomendasi cahaya (LUX) (Koran
dan 200 commit to user
Batas kilauan index 19
137
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Meja baca (referensi)
400
19
Catalog (referensi)
600
16
600
19
100
-
Rak buku Ruang
penyortiran
catalog 400
22
600
22
dan reparansi buku Ruang jilid
Tabel 4.10.: kebutuhan pencahayaan (illuminasi) untuk beberapa jenis penerangan. Sumber : standart penerangan buatan didalam gedung –gedung Jenis peruangan Staircase koridor
Iluminasi (lux) 30-50
Selasar
100
Jalan mobil
10
Dapur,kamar mandi
100
Perkantoran Ruang seminar Ruang baca Restoran Function room
300 atau lebih
Warna cahaya sedang
200-300
Warna cahaya sedang atau hangat
100 atau kurang
Warna cahay hangat
300 atau lebih 200
Hall
300
Warna cahaya sedang atau hangat
Sampai 500
Ruang pameran
200
Perpustakaan
200
Meja baca
300
Almari buku
50
Ruang koleksi
200
Ruang audio visual
Warna cahaya sedang atau hangat
200
Kantin
Panggung
Keterangan
Warna sejuk atau sedang atau hangat
300 atau lebih
Rekomendasi ini tentunya sangat umum dan tidak seharusnya di pergunakan secara kritis untuk variasi cahaya pada ruang baca diatas meja hanya digunakan dalam khusus dan juga perlu diperhatikan keperluan pada ruang-ruang commit to user anak-anak dan dewasa. Perlu di ingat bahwa kegiatan tersebut menerangkan keutamaan intensitas ketika lampu digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id
138
digilib.uns.ac.id
Kenaikan secara terus menerus tingkat cahaya di perpustakaan ini adalah bukti yang kuat dari penglihatan mata manusia tidak berubah di beberapa dekade ini,dan saat ini pandangan penglihatan pemnaca akan legang bila keadaan yang tidak mendukung. Kita mencoba untuk melupakan bahwa membaca tulisan diatas kertas putih adalah tidak sulit untuk membacanya,mata tidak akan rusak dengan cahaya yang kurang baik tetapi untuk mencari informasi jauh lebih efisien.
Gambar.4.11a. Pola sorotan menyebar Sumber. M.David Egan,1981
IV.5.2.1.1. Contras Kepenatan mata biasanya disebabkan oleh kilauan cahaya yang berlebihan. Gambar yang romantis pada ruangan yang gelap untuk pembaca merupakan situasi yang tidak sehat,tetapi memiliki arti ruang yang berbeda. Penelitian yang luas terhadap pencahayaan yang baik untuk sebuah kenyamanan pembaca cahaya seharusnya terus menerus masuk menerangi di sekeliling meja dan tepat diatas meja. Sebuah rasio pada sinar yang jauh ke buku kita kira-kira 3:1 antar halaman,sedangkan sinar yang jatuh ke atas meja kira-kira 5:1. Ketika halaman buku berwarna putih,sedangkan untuk cahaya meja seharusnya tidak berwarna terlalu gelap agar cahaya yang dipantulkan tidak terlalu menyilaukan. Mata manusia merespon secara langsung untuk merubah dari kemampuannya sendiri dan banyak bergantung pada tingkat adaptasi. Tingkat ini membuat mata menjadi berubah beberapa menit dari keberadaan cahaya. Peningkatan dari 20 lux ke 30 lux akan menghasilkan cahaya yang sama sebagai peningkatan dari 100 lux ke 150 lux.
Gambar.4.11b, Jenis-jenis commitlampu to user Sumber. www.google.com
139
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut penelitian Brock Arms : suatu kelompok pembaca buku telah mencoba untuk membaca pada 323 lux,kelompok lain dengan 538 lux dan 753 lux. Pada 30 menit akhir dari tugas yang sulit,tiga kelompok tersebut mempunyai kemajuan tingkat yang lebih baik dari cahaya. Tiap individu dalam percobaan diminta untuk menilai yang dia dapati dari penerangan yang paling nyaman untuk membaca.
Karakter
Lampu
Lampu
lampu
pijar
Lampu
Lampu
tungsten mercury
mercury sodium
sodium
tungsten
halogen
tek,tinggi
halide
tek.rendah tek.tinggi
8-18
17-22
35-55
65-85
120-175
Jam menyala
1000
2000
7500
6000
Colour
Baik
Efisiensi (Lumen
Lampu
Lampu
75-95
per
watt) Jumlah
baik
sedang sedang
6000
6000
Jelek
sedang
-
hangat
Rendering Colour
Hangat
hangat
sedang
sedang
Appearance Tabel.4.11 Jenis lampu dan karakternya Sumber. British standart institution.1973
IV.5.2.1.2. Glare ( cahaya yang menyilaukan) Ini tergantung dari bermacam-macam factor,ketajaman cahaya berasal dari sumber itu sendiri oleh bayangan,posisi dan jarak dari sumbernya dan jumlah dari masing-masing. Ini merupakan ada masalah dari cahaya yang menyilauakan di tempat yang terbuka. Karena dari pendapat orang paling banyak “Black wll” menunjukan bahwa sudut dimana sumber cahaya kelihatan sungguh menyilaukan dan ii harus mempuunyai solusi terbaik untuk menyelesaiakannya. Ketika cahaya didapat sama luasnya dengan pancarannya maka pemasangan lampu yang terbaik memberi kriteria yang jelas jarak penglihatan kurang lebih 1-4 level cahaya yang commitlampu to useryang terbentuk. dibutuhkan denngan pemaikaian cahaya
140
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pergerakan yang paling nyata dari sumber cahaya yang menyilaukan dengan secara langsung mencari sumber cahaya yang menurun. Pembuatan cahaya dari pemancaran yang lurus ini akan menjadikan suatu hal yang tidak berguna dalam menerangi permukaan yang vertikal pada padrz rak-rak buku. Bayangan yang mengelilingi sinar lampu pijar pada umumnya digunakan untuk mengontrol cahaya yang menyilaukan,tetapi akan ada kerugian akibat dari terbatasnya desain tuang dari efisiensinya.
Gambar.4.12a. Tipe Glare Sumber. M.David Egan 1961
IV.5.2.1.3 Biaya ( Cost) Untuk memudahkan efisiensi penerangan cahaya yang mahal,tidak hanya dalam biaya listrik tetapi juga dalam pengaturan perabotan. Tagihan dan ongkos. Misalnya cahaya lampu dapat dihitung 10% dari biaya pembuatan bangunan dan 25% dari ongkos biaya,ini sangat harus diperhatikan. Ketetapan dalam memasang sebuah lampu dihitung dengan satuan per watt. Kegunaan ventilasi dapat juga mengurangi beban listrik dan yang perlu juga diperhatikan adalah pemilihan jenis bola lampu yang mempunyai intensitas tinngi dengan biaya yang murah dan efisien. IV.5.2.1.4. Warna Warna dari cahaya sangat mempengaruhi lingkungannya,tetapi tidak mempunyai akibat terhadap pandangan mata. Warna cahaya tidak dijelaskan lebih mendetail dalam ilmu pengetahuan tetapi ini benar-benar subyektif dalam kehidupan manusia. Padangan manusia terhadap warnna dapat dirasakan dengan kesan yang diterima berupa panas dan dingin maka dari itu tidak ada jawaban dengan sendirinya. Tempat yang cerah dapt terlihat panas disetiap ruangan commit to user berwarna putih dan dingin jika berwarna redup.
141
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IV.5.3. System pencahayaan buatan Berdasarkan lokasinya dikenal tiga system pencahayaan.yaitu : 1. System pencahayaan merata System pencahayan merata ini memberikan illuminasi yang bersebar cukup seragam diseluruh ruangan. Dengan demikian tercipta kondiei visual yang merata utntuk seluruh ruangan. System pencahayaan seperti ini cocok bagi ruangan yang tidak mewadahi tugas-tugas visual yang khusus. Pada system pencahayaan ,merata ini sejumlah lampi(armature) ditempatkan secara teratur di langit-langit. 2. System pencahayaan terarah Pada system pencahayaan terarah perolehan cahaya hanya dari jurusajurusan tertentu. System ini cocok untuk penonjolan suatu obyek,untuk menciptakan bayangan agar bent7uk dan susunan menjadi lebih tegas,atau untuk menyoroti permukaan tertentu yang kemudian dipantulkan menjadi cahaya sekunder. System pencahayaan terarah dicapai dengan memakai lampu pelepasan listrik yang reflektornya doiarahkan,ataupun memakai spotlight. 3. System pencahayaan setempat Pada system penerangan setempat cahaya dikonsentrasikan pada tempattempat pelaksanaan tugas-tugas visual. System pencahayaan setempat dipakai dengan memakai sumber cahaya dilangit-langit yang sempit berkasnya(localized lighting),atau dengan memasang sumber cahaya tersebut langsung dekat tempat pelaksanaan tugas visual (local lighting). Tabel 4.12.: system penerangan berdasarkan pancaran flux cahaya Sumber : fisika bangunan System penerangan
Arah langsung ke biadang kerja
Dirrect lighting
90-100%
Semi dirrect lighting
60-90%
General diffuse lighting
40-60%
Semi-dirrect lighting
10-40%
Inderrect lighting
0-10% commit to user
142
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penyebaran cahaya dari suatu sumber cahaya bergantung pada konstruksi sumber cahaya itu sendiri dan pada konstruksi armature yang digunakan. Konstruksi armature tersebut antara lain ditentukan oleh: a. Cara pemasanganya pada dinding atau langit-langit b. Perlindungan sumber cahayanya c. Penyesuaian bentukannya dengan lingkungan d. Penyebaran cahayanya Sebagian besar cahaya yang ditangkap oleh mata tidak datang langsung dari sumber cahayanya,tetapi setelah dipantulkan oleh lingkungan. Karena besarnya
kuat
pencahayaan
(illuminasi)
pada
sumber-sumber
cahaaya
moder,cahaya langsung dari sumbernya biasanya akan menimbulkan efek silau. Factor-faktor yang menyebabkan kesilauan antara lain: a. Luminasi dari sumber cahaya b. Luminasi dari cahaya latar c. Ukuran dari sumber cahaya d. Posisi sumber cahaya dalam ruang pandangan IV.5.2.2. Kelebihan dan kekurangan cahaya buatan a. Kelebihannya ·
Lebih fleksibel maksudnya melakukann desain atau redesain interior
secara
berkala.
Memudahkan
utilitas
bangunan,mengeliminir perbedaan kedudukan ruang. ·
Mempunyai banyak pilihan baik pada warna,intensitas distribusi dan waktu penggunaanya.
·
Mudah dikendalika oleh orang perorangan atau kelompok.
b. Kekurangannya ·
Lebih banyak biaya dibandingkan cahaya alami
·
Perawatan dan perlengkapann lebih rumit dan mempunyai keahlian khusus. commit to user
143
perpustakaan.uns.ac.id ·
digilib.uns.ac.id
Warna yang dihasilkan dapat membiaskan presepsi terhadap keadaan sesungguhnya.
Gambar.4.12b. Perisai Lampu Sumber. M.David Egan 1961
“kerja sebagai permukaan sebagai perisai lampu yang berguna menyebarkan cahaya sekaligus mengurangi efek silau terhadap mata manusia. Permukaan bingkai dibuat arah vertikal berupa kisi-kisi dimana permukaan kisi-kisi ada yang tegak lurus dan melengkung seperti parabola. M.David Egan. IV.5.2.3. Pantulan cahaya dan penyabarannya
Gambar.4.12c.Penyebaran cahaya dengan menggunakan bingkai dan lensa Sumber. M.David Egan 1981
“factor yang mempengaruhi kualitas cahaya buatan adalah reflektor yang mempunyai sifat dan dipengaruhi kuat pendar cahaya,karakter material bidang pantul “. M.David Ega.
commit to user Gambar 4.12d.Cahaya menyebar disekeliling meja. Sumber. M.David Egan 1981
144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IV.5.2.4. Kesan cahaya buatan pada lingkungan Cahaya dapat digunakan untuk menciptakan kesan tertentu pada lingkungan. Beberapa cara sederhana adalah sebagai berikut : a. Kesan luas ruangan dapat dicapai dengan membuat intensitas penerangan dinding lebih tinggi dari pencahayaan umum ruangan b. Kesan jelas dapat dicapai dengan cahaya putih merata berintensitas tinggi,sumber cahaya terlihat (misalnya digabung di langit-langit),dinding berwarna terang,dan tidak berpola c. Kesan dapat dicapai dengan menghindari kesialauan. Sumber cahaya disembunyikan,redup,warna lembut,dan langit agak gelap d. Kesan ruang pribadi (private space) dapat dicapai dnngann meredupkan cahaya umum diruang bersangkutan seraya menambah terang di lokasi tertentu e. Kesan terlalu formal(kaku),menonton,dan membosankan dapat dikurangi dengan pencahayaan yang beragam/bervariasi f. Kesan tertekan dapat timbul diruang yang terlalu redup,berwarna gelap seperti coklat tua dan hitam g. Kesan menggairahkan dicapai dengan peneranngan yang berubahubah,bahkan berkelap-kelip dengan berwarna bergairah. h. Kesan membingungkan dapat erjadi bila penerangan tidak seragam i. Kesan efek gua dapat terjadi bila kontras antara peneranngan meja dengan ruang gelap di sekitarnya terlalu tinggi j. Kesan lorong gellap terjadi bila ruang dalam terang dan ruangn luar gelap seingga lampu akan terpantul pada kaca yang gelap. IV.5.2.5. Konsep Model Desain Pencahayaan Buatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
145
digilib.uns.ac.id
Gambar.4.13a Konsep desain Sumber. Edward T.Whide
IV.5.2.7. Studi Kasus Pencahayaan Buatan
Gambar4.14a.High Museum of art in Atlanta Sumber. Jonathan Glancey
Gambar 4.14b.Galery in Boston Sumber. Peter Tregenza & David Ice
Pada gambar 1 seperti ruang pamer yang menunjukan obyek pamer lampu disorotkan ke benda tersebut dengan intensitas tertentu agar obyak ditampilkan lebih dominan. Kesan yang diterima bahwa benda lebih eksklusif dengan background elemen yang dapat memantulkan cahaya bendanya dan sisi lain ruang terlihat gelap yang dapat membedakan area pamer dan yang bukan. Sedangkan pada gambar 2 sinar lampu disorotkan kelantai berharap cahaya dapat disebarkan ke seluruh ruangan yang memiliki intensitas lebih tinggi dari pada lampu yang disorotkan ke obyek gambar yang intensitasnya sedikit lebih rendah. Ruangan ini terlihat lebuh reduo yang ditunjukan agar ruangan lebih lembut dan akrab
Gambar.4.14d. Staatsgalerie in Stuttgart Gambar.4.14c. Country Court in Solvesborg Sumber. Peter Tregenza & David Loe commit to user Sumber. Peter Tregenza & David Loe
146
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada gambar kiri pintu masuk ke ruang perpustakaan dengan jelas diterangi oleh lampu yang intensitasnya lebih tinggi,dimaksudkan agar pengunjung dengan jelas dapat mencari atau mengarahkan keruang perpustakaan pencahayaan pada entrance dapat dikombinasikan dengan cahaya alami agar dapat membantu efisiensi cahaya buatan. Kombinasi pencahayaan tidak hanya pada sirkulasi masuk ruang pamer yang dapat digunakan juga,hanya saja bukaan untuk sinar matahari tidak secara langsung dipantulkan ke obyek hanya dibiaskan melalui elemen lantai,seperti pada gambar kanan. Untuk pencahayaan buatan sinar lampu yang menuju ke obyek dihalangi dengan fitler transparan agar sinar yang jatuh akan menyebar rata pada permukaan obyek dikarenakan jumlah obyek yang lebih dari satu dan intensitas sinar lebih rendah. Hal ini juga dipengaruhi target kwalitas ruang yang ingin dicapai terkesan lebih teduh dan dingin. IV.5.2.8. Kesimpulan Pencahayaan Buatan 1. Intensitas cahaya sangat dipengaruhi oleh fungsi ruang yang digunakan seperti ruang-ruang peminjaman dan pengembalian,lobby memiliki intensitas cahaya yang lebih tinggi agar seluruh ruang dapat disinari. Lain halnya dengan ruang baca hanya obyek baca saja yang disinari dengan intensitas tertentu agar pantulan sinar dari buku dan meja tidak menyilaukan mata. 2. Kepenatan mata biasanya disebabkan oleh kilauan cahaya,mata manusia merespon secara langsung untuk merubah dari kemampuannya sendiri adan banyak bergantung pada tingkat adaptasi 3. Cahaya yang menyilaukan memiliki beberapa factor yaitu ketajaman cahaya berasal dari sumber itu sendiri aleh bayangan,posisi dan jarak dari sumbernya dan jumlah dari pandangan masing-masing. 4. Warna
cahaya
sangat
mempengaruhi
lingkungannya,tetapi
tidak
mempunyai akibat terhadap pandangan mata. Pandangan mata manusia terhadap warna dapat dirasakan dengan kesan yang diterima berupa panas dan dingin maka dari itu tidak ada jawaban dengan sendirinya. 5. Factor yang mempengaruhi kualitas cahaya buatan tergantung reflektor yang mempunyai sifat dan dipengaruhi kuat penyebaran cahaya karakter to user material bidang pantul dancommit luas bidang pantul.
147
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IV.5.3. PENGHAWAAN ALAMI Penghawaan alami atau ventilasi alami adalah pergantian udara secara alami (tidak melibatkan peralatan mekanis,seperti mesin penyejuk,uadara yang dikenal dengan air conditioner atau AC). Ventilasi dibutuhkan agar udara didalam ruangan tetap sehat dan nyaman. Ventilasi alami menawarkan ventilasi yang sehat,nyaman,dan tanpa energy tambahan. IV.5.3.1. Prinsip-prinsip Dasat Aliran Udara a. Alasn mengapa udara bisa mengalir Uadara akan mengalir baik karena arus konveksi yang natural,yang disebabkan oleh adanya perbedaaan suhu atau juga karena adanya perbedaan tekanannya. b. Tipe-tipe aliran udara Ada
4
tipe
dasar
aliran
udaara
:
berdiri
atas
arus
berlapis(laminar),terpisah(separate),bergolak(turbulent),dan berputas(eddy). Aliran udara akan berubah dari lapisan-lapisan (laminar) ke arus ynag bergolak bila ia tersudut dengan obstruksi yang tajam,seperti halnya bangunan-bangunan.arus berpusar merupakan aliran udara memutar yang dipengaruhi oleh aliran udara berlapis atau bergolak.
Gambar.4.15a.Tipe aliran udara Sumber:Healthy,cooling,lighting
c. Kelembaban Karena udara mempunyai beberapa massa,pergerakannya akan cenderung berada dijalur yang lurus. Ketika dipaksa untuk mengubah arah alirannya,arus-arus dari udara tersebut akan mengikuti bentuk kurva dan tidak pernah membentuk sudut yang commit to user benar.
perpustakaan.uns.ac.id
148
digilib.uns.ac.id
d. Konservasi udara Karena udara tidak diciptakan mauoun dirusak pada tapak bangunan,udara yang sedang mendekati suatu bangunan harus setara dengan udara yang keluar dari bangunan itu. e. Area dengan tekanan udara yang tinggi dan rendah Ketika angin menghantam bagian dari mana arah angin bertiup dari suatau bangunan,ia akan memadatkan dan menciptakan tekanan positif (+). Pada saat yang sama udara akan terhisap dari sisi yang terhindar dari angin,sehingga menciptakan tekanan negative (-).
Gambar. 4.15b. Aliran udara disekitar bangunan Sumber:Healthy,cooling,lighting
f. Efek cerobong asap Efek cerobong asap akan bisa membuang udara dari bangunan melalui aksi konveksi yang alami. Efek cerobong asap ini akan membuang udara meskipun terhadap perbedaan suhu ruang dalam anatara 2 lubang yang sama. IV.5.3.2. Aliran Udara Melalui Bangunan Factor-faktor yang menentukan pola aliran udara yang melewati suatu bangunan adalah sebagai berikut: a. Kondisi tapak Bangunan,tembok,atau vegetasi yang berbatasan dengan tapak akan memberikan pengaruh yang besar pada aliran udara yang melewati suhu bangunan. b. Orientasi jendela dan arah angin Angin akan bekerja dengan baik pada orientasi timur-barat angin berada pada timur barat,biasanya orientasi matahari merupakan prioritas karena angin bisa diubah arahnya dengan lebih mudah dibangdingkan arah commit to user matahari.
149
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar. 4.16a.Dinding dan Vegetasi untuk mengubah arah aliran udara Sumber:Healthy,cooling,lighting
c. Lokasi jendela Ventilasi silang sangat efektif karena udara mengalir dari tekanan positif yang kuat ke area dengan tekanan negative pada dinding di depannya. d. Sirip dinding Sirip dinding( fin walls) dapat meningkatkan ventilasi melalui jendela yang terpasang pada sisi sama sebuah bangunan dengan cara mengubah distribusi tekanannya. Sirip dinding akan bekerja dengan sanngat baik untuk angin yang datang dengan sudut 45°. e. Overhang horizontal dan aliran udara Overhang horizontal yang terletak langsung diatas jendela akan menyebabkan arus udara menangis ke bagian plafon karena overhang yang solid akan mencegah tekanan positif yang berada di atasnya dari proses penyeimbangan tekanan positif di bawah jendela. f. Ukuran dan lokasi inlet outlet Ukuran lubang inlet yang lebih kecil daripada lubang outlet akan memaksimalkan kecepatan arus udara ruang dalam,dimana kecepatan tersebut mempunyai efek terbesar pada teknik yang nyaman. Lokasi inlet dan outlet sebaiknya pada ketinggian yang berbeda sehingga ketidak seimbangan tekanan selalu muncul dan arus udara dapat terus mengalir.
Gambar. 4.16c.Inlet dan Outlet Mempunyai ukuran yang sama Sumber:Healthy,cooling,lighting
commit to user
150
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Modifikasi interior ·
Dimensi ruang Panjang,kedalaman,tinggi dan ukuran interior rauang juga ikut mempengaruhi control gerakan udara. Panjang ruangan hanya berpengaruh
jika
panjang
bukaannya
sepanjang
ruangan
tersebut,sementara kedalaman ruangan hanya berpengaruh pada saat waktu pertukaran udara. Sedangkan pola dan kecepatan aliran udaranya tetap. Tinggi ruangan juga tidak mempengaruhi aliran yang menuju arah yang semakin tinggi. Control gerakan tidak dipengaruhi oleh dsalah satu dimensi saja,namun oleh keterkaitan antar dimensi. ·
Pembagian ruang Pembagian ruang dapat mempengaruhi pola gerakan udara didalam ruang,pengaruh terbesar adalah pengaruh terhadap kecepatan alirannya. Lokasi yang tepoat dari pembagian ruang mendapatkan gerakan udara lebih efektif. Setiap perubahan aliran uadara juga dapat mempengaruhi kecepatan aliran udara. Pembagian ruang lebih baik dilakukan pada ruang yang dekat outlet disbanding inlet untuk menghasilkan gerakan udara yang optimal.
·
Penambahan peralatan Kipas angin dilangit-langit menggerakan udara ke dalam ruangan supaya cepat keluar dan udara di luar masuk ke dalam ruangan. Pergantian udara ini dapat mengakibatkan kenyamanan bagi pengguna bangunan.
h. Vegetasi disekitar bangunan Vegetasi dapat mempengeruhi iklim mikro lingkungan ke dalam dan diluar bangunan. Vegetasi dapat menjadi penahan angin,penyaring debu,penahan
erosi,mengurangi
kebisingan,member
bayangan,meningkatkan kualitas udara. Vegetasi juga berguna bagi manusia dengan menimbulkan suatu rasa akan kesegaran dan kesejukan iklim mikro dari bangunan yang dipengaruhi oleh vegetasi yang berada di sekitar bukaan bangunan.
commit to user
151
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IV.5.4. PENGHAWAAN BUATAN Penghawaan buatan adalah penghawaanyang melibatkan peralatan mekanik. Penghawaaan buatan sering juga dosebut Pengkondisian Udara (Air Conditioning) yaitu proses perlakuan terhadap udara di dalam bangunan yang meliputi
suhu,kelembaban,kecepatan,dan
arah
angin,kebersihan,bau,serta
distribusinya nuntuk menciptakan kenyamanan bagi penghuninya. Didaerah tropis
lembab
yang
suhu
dengan
rata-rata
tinggi,pengkondisian
udara
(penghawaan buatan) diasosiasiakan dengan penyejukan udara oleh mesin penyejuk udara yang dikenal dengan Ari Conditioning (AC). IV.5.4.1. Tipe tipe AC Ada banyak tipe AC,namun secara gris besar dapat kita bagi sebagai berikut : a. AC unit §
Tipe paket tunggal,dikenal sebagai tipe jendela (windows type). Pada tipe iini seluruh badian AC ada dalam satu wadah. AC tipe ini dipasang dengan cara meletakkan mesin lanngsung menembus dinding.
§
Tipe paket terpisah,dikenal dengan type split(split type). Ac ini memiliki dua bagian terpisah yaitu unit dalam ruang (indoor unit) dan unit luar ruang (outdoor). Type terpiah ini dapat berupa tipe split tungal (single split unit,satu unit luar melayani sat unit dalam ruang) dan dapat berupa tipe split ganda ( multi split type,satu unit luar ruang melayani beberpa unit dalam ruang). Berdasarkan pemasanngnnya,tipe terpisah dapat dibagi lagi menjadi tipe langtlangt/dinidng (ceiling/wall type),tipe lantai(floor type),dan tipe kaset (cassette type).
b. AC terpusat (central AC) AC tipe besar yang dikendalikan secara terpusat untuk melayani satu gedung besar,baik yang pembagian ruang sederhana seperti took roti grosir besar,maupun pembagian ruang rumit seperti bangunan tinggi perhotelan dan perkantoran. AC sentarl melibatkan system jaringan distribusi udara commitsejuk to user (ducting) untuk memacu uadara ke dalam ruang dan kembali untuk diolah kembali.
152
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IV.5.4.2. Factor-faktor yang mempengaruhi beban penyejuk -
Radiasi matahari
-
Ventilasi
-
Jumlah pengguna
-
Dimensi ruang
-
Orientasi ruang terhadap lingkungan luar
-
Tebal dinding (nilai transmitan U dan absorbs radiasi matahari α
-
Warna dinding,plafon,dan lantai
-
Lebar jendela kaca
-
Sudut datang cahaya matahari terhadap dinding dan kaca. Tabel 4.13.:absobsi radiasi matahri pada pemukaan diding Sumber: fisika bangunan.
Bahan dinding
Absorbsi diding Cat dinding luar
Absorbs cat α
α Beton berat
0.91
Abu abu tua
0.91
Bata merah
0.89
Abu-abu biru tua
0.88
Beton ringan
0.86
Hijau medium
0.59
Aspal jalan setapak
0.82
Kuning medium
0.58
Hijau/biru
0.57
Kayu
permukaan 0.78
halus
medium
Beton ekspos
0.61
Putih
agak 0.30
mengkilap Atap putih
0.50
Putih mrngkilap
0.25
Cat alumunium
0.40
Perak
0.25
Alumunium
0.12
Permis putih
0.21
mengkilat Absorbsi permukaan dinding yang dicat adalah rata-rata dari absorbs bahan dan absorbsi cat. α=(α w+αP) I2 untuk daerah tropis,keseimbangan termal menjadi: Qi + Qs + Qc + Qv - Qm= 0 commit to userudara,rumus dapat ditulis : dan untuk memperoleh beban penyejuk Qm = Qi + QS + Qc + Qv
perpustakaan.uns.ac.id
153
digilib.uns.ac.id
IV.5.5. STUDI KASUS Mount Angel Library Arsitek : Alvar Aalto Lokasi : Helsinki,Finlandia Mount Angel Library direnovasi oleh arsitek ternama,Alvar Aalto. Aalto dipilih direktur perpustakaan yaitu Fn.Barnabas Reasoner pada awal tahun 1960an,yang kemudian menyetujui karena kecintaannya terhadap perpustakaan dan site Mount Angel Library. Arsitek dari Mount Angel Library menggambarkan semangat dan tujuan perpustakaan. pencahayaan alami bangunan menerangi bagian rak-rak buku. Cahaya alami ini berasal dari skylight dengan bentuk setengah lingkaran yang berada diatas area tangga. Bangunan dengan 3 lantai dan mezzanine ini selesai dikerjakan pada tahun 1970. Bagian dalam perpustakaan ini penuh dengan cahaya alami sampai lantai bawah. Mount Angel Library memiliki 200 kursi untuk para pembaca,30 kursi untuk ruang baca privat dan 40 kursi untuk ruang baca umum. Perpustakaan ini menyediakan ruang baca yang nyaman dengan 600 majalah,tempat mendengarkan musik dan ruang belajar kelompok,meja untuk belajar yang cukuo besar yang terlerak di lantai dasar, dan area baca disekeliling tangga yang diterangi cahaya alami. Koleksi perpustakaan ini berjumlah lebih dari 250.000 buku,terdiri dari 30% buku agama,10% filsafat,dan 60% buku sastra,sejarah,ilmu social dan lain-lain
Gambar. 4.17a :Interior Mt.Angel Library Sumber:www.google.com
Mount Angel Library terletak disisi utara pegunungan Abbey. Dilihat dari main entrance,bangunan terlihat pendek,kecil dan sederhana,tidak tampak diantara
commit to user bangunan yang mengelilinginya. Denah perpustakaan ini berbentuk kipas asimetris,dengan pola menyebar yang berawal dari loby menuju ke bagian
154
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
belakang dan turun 4 lantai ke lantai dasar menuruni gunung. Denah Mount Angel Library dirancang mengikuti lintasan matahari yang melesati site tersebut. Dengan arah seperti ini,maka pemanfaatan cahaya alami dapat maksimal dan kerugian yang ditimbulkan dari panas matahari diminimalisir.
Gambar. 4.17b :Denah Mt.Angel Library Sumber:www.google.com
Bagian belakang dari bentuk kipas menggunakan jendela jendela clerestory bear dan tinggi. Pusat ruang dikelilingi oleh skylight. Cahaya ini masuk dengan lembut sehingga menimbulkan kenyamanan dalam perpustakaan. Academic Bookshop Arsitek
: Alvar Aalto
Lokasi
: Helsinki,Finlandia Didesain melalui kompetensi tahun 1962,
Academic Bookshop memberikan cahaya yang terang dan atraktif. Cahaya berasal dari kaca skylight yang berbentuk prisma. Interior yang terang ini terduga dibalim fasad yang gelap,sehingga dapat membentuk suatu tempat yang lebih dari sekedar toko dengan baik.
Gambar. 4.17d :Eksterior Academic Bookshop Sumber:www.google.com
Took ini terdiri dari 3 lantai dengan void yang lebar. Dengan skylight yang berbentuk segitiga tak beraturan,cahaya dibawa smpai ke lantai dasar. Ketajaman dan bentuk yang macam-macam dari skylight sangatlah kontras dengan bentuk yang simple dan finishing dari tangga dan railing yang terbuat dari batu pualam berwarna putih. Warna putih dan ketajaman dapat berarti dingin,tetapi tidak berlaku bagi para pengunjung karena dengan suasana seperti itu malah memberikan kesan commit to user ramah dan nyaman.
155
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar. 4.17e :Interior Academic Bookshop Sumber:www.google.com
IV.5.6. Kesimpulan Studi Kasus Berdasarkan studi kasus dari beberapa bangunan diatas,dapat diambil suatu kesimpulan tentang pokok-pokok perancangan sebuah bangunan yang menekankan pada aspek pencahayaan dan penghawaan,sebagai berikut : a. Orientasi Bangunan Untuk memperoleh pencahayaan yang baik dan tanpa silau,maka bangyunan diorientasikan ke arah utara dan selatan. Karena pada arah ini matahari berada pada titik lintasan tertinggi. Sehingga kemungkinan penyinarannya langsung ke bangunan dapat dihindarkan. b. Denah Bangunan Denah bangunan sebaiknya memanjang kea rah timur-barat melintasi arah lintasan matahari dan ketebalan bangunannya tidak terlalu besar agar pemanfaatan sinar matahari dapat maksimal dan kerugian yang ditimbulkan dari panas matahari dapat diminimalisir. Jika tidak memungkinkan membuat denah yang tipis,maka dapat dibuat sebuah atrium ditengah bangunan untuk memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan. c. Pembagian Zone Kegiatan Penyimpanan buku (rak buku) terletak jauh dari bukaan/jendela yang dapat langsung memasukkan sinar matahari karena akan merusak kertas. Sebaiknya untuk ruang ruaatkan untuk ruang-ruang baca dapat diletakkan di dekat jendela agar pencahayaan alami dapat dimanfaatkan untuk kegiatan membaca. d. Penggunaan Komponen Pencahayaan Untuk mendapatkan pencahayaan alami yang maksimal,dapat digunakan commit to user skylight,roof monitor,dan jendela beberapa komponen pencahayaan seperti clerestories. Namun dalam pemasangannya diperhatikan bahwa sinar
perpustakaan.uns.ac.id
156
digilib.uns.ac.id
matahari yang datang sebaiknya dipantulkan terlebih dahulu ke permukaan yang berwarna terang agar penyebaran cahayanya dapat maksimal dan nyaman bagi mata. e. Warna Warna yang dipilih untuk eksterior,interior,mauoun furniture didalam bangunan sebaiknya tidak menimbulkan kesilauan dan kesan mononton bagi pengunjungnya. Untuk dinding dan plafon sebaiknya berwarna terang karena berfungsi sebagai pemantul cahaya. Sedangkan untuk lantainya sebaiknya berwarna gelap agar tidak menimbulkan kesilauan. IV.5.7. Konsep Desain Bangunan Tropis Strategi yang baik dalam desain adalah bagaimana mempertemukan kebutuhan-kebutuhan dalam menjawab ketiga permasalahan diatas yaitu hujan dan kelembaban,panas yang berlebihan,dan peredaran udara dalam bangunan. Dengan melakukan eksplorasi terhadap arsitektur tradisonal dan minimalis dapat dicermati bahwa jenis kontruksi keduany dapat dipakai kesemuanya adalah konstruksi ringan dan terbuka yang memang cocok diterapakan pada bangunan tropis. 1. Dinding ringan dengan bukaan Dinding pada iklim tropis lebih berfungsi sebagai pencegah hujan dan angin. Sedangkan untuk menjaga agar temperature dalam ruang sama dengan temperetur luar perlu diberikan peneduh atau tritisan karena dinding tanpa peneduh mempercepat naiknya temperature dalam ruang. Bukaan sebanyak mungkin diperlukan sebagai jalur peredaran udara pada bangunan. Apabila dipasang penyejuk udara (AC) sebaiknya dinding ringan dilengkapi dengan bahan pengisolasi panas.
2. Atap miring dengan kontruksi dua lapis Atap miring dengan konstruksi ringan sangat cocok pada bangunan tropis lembab. Jenis atap miring sangat bervariasi dari atap pelana sampai atap limas an. to user Atap miring sangatcommit cocok diterapkan pada daerah curah hujan yang relative tinggi dimana sangat berfunngsi mengalirkan hujan sebelum
perpustakaan.uns.ac.id
157
digilib.uns.ac.id
menembes ke dalam bahan bangunan. Sehubungan dengan hal tersebut bahan denngan daya rembes kecil,semakin kecil sudut miring atap yang dapat dibuat. Dari sudut pandang ekonomis kemiringan dengan sudut dengan sudut yang kecil sangat dianjurkan karena dengan demikian bahan yang digunakan lebih sedikit dan perluasan bangunan teras / beranda lebih mudah dilakukan. Tritisan yang lebar sangat baik untuk melindungi dinding dari radiasi matahari dan hujan tetapin perlu di ingat jenis ini tidak cocok diterapkan pada daerah berangin topan. Bidang atap sebelah utara dan selatan cocok untuk penempatan sun collector. Atap dengan konstruksi 2 lapis sangat cocok dipakai pada iklim tropis dengan fungsi utama lapisan luar adalah melindungi lapisan dalam radiasi matahari dan mengurangi penyerapan sendiri dengan pemantulan radiasi matahari sebanyak mungkin. Untuk itu warna dan kondisi permukaan atap luar ikut menentukan bagaimana atapp tersebut bekerja. Lapisan bawahnya merupakan kontruksi ringan misalnya langit-langit gantung yang berfungsi sebagai penyerap atau pengisolasi panas. Ruang diantaranya membantu pembuangan panas dengan bantuan venttilasi silang. Koeuigsberger dan Lynn melakukan studi perbandingan anatara penggunaan langit-langit gantung horizontal dangan lanngit-langit yang langsung berada dibawah usuk dan terbukti bahwa dengan langit-langit gantunng horizontal tidak memberikan perlindungan yang lebih baik apabila menggunakan ventilasi silang. Pada atap dua lapis lubang keluar udara terletak pada titik tertinggi. Disamping itu pengurangan radiasi panas pada ruang antara dapat diabntu dengan menggunakan foll alumunium pada bagian lapisan dalam. Foll alumunium akan memantulkan radiasi sekunder kemabali kelapisan luar dan lapisan luar akan menjadi sanngat panas akan tetapi tidak menimbulkan kerugian dengan adanya ventilasi udara. Alternatif lain adalah menggunakan wol kaca dengan ketebalan 2,5 cm. Pemasangan alat peredam dari bahan tertentu pada langit-langit sangat efektif untuk menghindarkan problem bising saat hujan deras. IV.5.7.1. Sistem Kerja Sun Colector to user Dari semua yangcommit telah dijelaskan,bagaimanapun juga matahari merupakan kawan yanga menguntungkan bagi iklim tropis disamping
158
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menjawab isu krisis energy dari
lingkungan hidup. kehharirannya
sepanjang tahun secara berlimpah memungkinkan perolehan energinya yang besar untuk keperluan bangunan penyediaan air panas,energy untuk memasak,dan sebagainya. Teknologi energy matahari dapat diterapakan pada sistem pemanasan air dalam bangunan. Sebuah atap seluas 100 m didaerah yang sedikit berawan pada penyinaran delapan jam menerima sekitar 500 kwh setiap hari. didaerah tropis setiap tahunnya dapat dimanfaatkan sekitar 2300 jam. Penyinaran matahari langsung terdapat antara garis 150 dan 350 lintang utara dan selatan. IV.5.7.2. Bahan Bangunan Tropis 1. Jenis bahan bangunan Pemilihan
material
yang
tepat
sangatlah
menunjang
penciptaan
kenyamanan bangunan. Klasifikasi bahan bangunan dan kegunaanya pada daerah tropis lembab dijabarkan sebagai berikut : a
Batu alam,tahan terhadap angin dan cuaca,tahan terhadap kerusakan mekanis,kerusakan biologis disebabkan oleh perusak organic
menyebabkan
perubahan
warna
dan
permukaan,kemampuan pengisolasian panas tinggi pada bahan yang berpori,terpengaruh oleh muai susut inti dan permukaannya dapat mengakibatkan kerusakan b Blok beton,terjadi perembeasan air apabila terjadi hujan terus menerus kemamupan peneyerapan panas sedanng,kemapuan penghantaran panas kecil,kemampuan pemantulan kecil pada permukaan yang tidak diolah,ytahan air dan tidak berpori. c
beton bertulang,tahan hujan dan tidak tembus angin,tahan api,tahan gempa,tahan terhadap gangguan teknis,kemampuan penyerapan panas
sangat
tinggi,kemampuan
penghantaran
panas
kecil,kemamupan pematulan rata-rata 40% d baja tahan karat,tahan hujan daan angin,kemampuan pemantulan sangat tinggi,terutama pada baja tahan karat yang licin,daya tahan
e
terhadap api kecil jika tidak menggunakan pelapis. commitpenghantaran to user alumunium kemapuan panas tinggi,kemampuan penyerapan panas tinggi,akan tetapi tidak berarti mengingat
159
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kemapuan bahan yang digunakan kecil,kedap udara dan tidak berpori,kemampuan pemantulan sangat baik sampai sekitar 85% tetapi
menimbulkan
kesilauan,tahan
terhadap
kerusakan
biologisntahan api dan gempa. f
kaca,kaca pelindung matahari memantulkan cahaya terdiri dari lapisan isolasi ganda dengan lapisan emas atau logam. Angka penetrasi radiasi anatar 30% sampai 70%. Sebagai alternative dapat dipakai foil pelindung matahari yang dibuat dari polyester yang dapat ditempelkan pada semua jenis kaca. Kaca fotokromatik adalah kaca yang disesuaikan dengan terangnya matahari dan efek silaunya melalui penambahan bahan kimia. Penyaringan bahaya matahari sampai 25%. Warna kaca putih sehingga problem kesilauan kecil. Sebagai alternative tersedia foil sintesis. Kaca isolasi adalah kepingan kaca yang dihubungkan dan kedap udara. Isolasi terhadap suara dan panas yang baik. Penggunaanya hanya mungkin pada ruangan berpenyejuk udara. Kaca juga sebagai pengaman misalnya tahan peluru.
g Fiberglass,material terbuat dari campuran fiberglass dan plastik yang memiliki kemampuan insulasi(penyekat) panas tinggi. IV.5.8.
ANALISIS
PENDEKATAN
PENYELESAIAN
SISTEM
PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN Ruang tertentu memiliki kebutuhan tingkat pencahayaan yang lebih besar dibandingkan dengan ruang lainnya. Kebutuhan terhadap kestabilan suhu,beban pendinginan suatu ruang berbeda dengan ruang lainnya. Perbedaan kebutuhan terhadap penerangan dan penghawaan suatu ruang,membutuhkan penyelesaian yang berbeda pula. Penyelesaian terhadap kebutuhan pencahayaan dan pennghawaan ruang pda perpustakaan yang direncanakan,diutamakan menggunakan system alami dan pencahayaan
buatan
menjadi
solusi
utama
untuk
ruang
yang
tidak
memungkinkan,akan diselesaikan dengan alat bantu (artificial). commit to user Tidak semua ruang dalam perpustakaan yang direncanakan dianalisa kebutuhan tingkat cahaya dan penghawaannya,hanya yang dianggap urgen dalam
160
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
suatu fungsi pperpustakaan,serta ruangan yang memerlukan persyaratan khusus yang akan diselesaikan system pencahayaan dan penghawaannya. Analisa penyelesaian system pencahayaan dan penghawaan meliputi : 1. Penentuan system yang digunakan Dalam menentukan system yang digunakan mempertimbangkan beberapa aspek antara lain : a. Tuntutan ruang b. Kegiatan serta perangkat yang diwadahi 2. Simulasi dan perhitungan dengan aplikasi software untuk penyelesaian system pencahayaan. 3. Untuk system penghawaan diselesaikan dengan skala kualitatif,mengingat angin dan kelembaban memiliki fluktuasi yang tinggi serta parameter yang rumit sehingga lebih kompleks untuk diprediksi. Penyelesaian system penghawaan berdasarkan prinsip desain dari teori tentang penghawaan.
Beberapa ruanng yang dilakukan analisa terhadap kebutuhan tingkat pencahayaan dan pengahawaannya antara lain : a. Ruang koleksi bahan pustaka Ruang koleksi bahan pustaka yang didominasi oleh kumpulan buku memiliki beberapa persyaratan ruang yang kaitannya dengan kebutuhan pencahayaan dan penghawaan ruang. Persyaratan tersebut antara lain : Tingkat pencahayaan minimal
: 100 lux
Suhu
: 20-24 0 C
Kelembaban
: 40-55 %
Direncanakan ditempatkan dalan 2 lantai sehingga perlantai. 1. Simulasi kebutuhan pencahayaan degan system alami
Gambar. 4.18a.Simulasi commit to userruang lokasi bahan pustaka Sumber.Konstruksi pribadi
161
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari simulasi diatas,ruang koleksi dengan memberikan 3 buah bukaan kondensasi 1,5x0.8m2 menghasilkan Daylight Faktor = 0,5 % dimana angka tersebut merupakan perbandingan antara cahaya diluar maupun dengan cahaya di dalam ruangan. Jika diketahui kuat terang cahaya luar (Eα) = 26746 lux.,maka cahaya yang terjadi dalam ruang koleksi bahan pustaka (Ei) DF =
Ei
Ei = 0,5 x 26746
Eα
= 133,73 lux
100
Dari simulasi dan perhitungan diatas,system pencahayaan alami mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan ruanng,sehingga system pencahayaan yang diaplikasikan pada ruang koleksi bahan pustaka adalah system pencahayaan alam. 2. System penghawaan Suhu dan penghawaan yang ada pada site berdasarkan pengukuran bila dibandingkan dengan kebutuhan ruang terdapat selisih seperti pada table 4,12 Tabel.4.15 Perbedaan site dengan standar Parameter
Nilai pada site
Nilai yang diburuhkan
Suhu
29.8 0 C
20-24 0 C
Kelembaban
65,9%
40-55 0 C
Sumber.Pengukuran dan standar perpustakaan
Agar nilai suhu sesuai dengan yang dibutuhkan,maka suhu yang ada pada site diturunkan dengan beberapa prinsip desain antara lain : -
Mengalirkan angin dalam bangunan melalui bukaan Adanya angin yang bergerak dapat mengurangi dampak dari suhu yang tinggi. Angin yang bergerak mampu membawa suhu yang panas meninggalkan ruang.
-
Menciptakan iklim mikro Iklim mikro dapat diuapayakan denngan pengaturan landscape seperti penataan taman,serta elemen lain yang mampu menurunkan suhu dalam lingkungan tersebut.
b. Ruang Baca Kegiatan membaca merupakan salah satu kegiatan utama dalam suatu commit to user perpustakaan. Agar pengunjung pperpustakaan merasa betah melakukan kegiatan tersebut diperlukan kondisi ruang yang menunjang,diantaranya
162
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tingkat pencahayaan dan penghawaan yang sesuai. Persyaratan ruang yang dibutuhkan oleh ruang baca antara lain : Tingkat pencahayaan : 300 lux Suhu (thermal comfort)
: 24-28 0 C
1) Pendekatan penyelesaian system penghawaan
Gambar.4.18b. Simulasi ruang baca Sumber.daylight factor calculation www.squl.com
DF =
Ei
x 100
Ei = 1,0 x 26746
Eo
= 267,46lux
100
2) Pendekatan penyelesaian system penghawaan Suhu yang ada pada site tidak terlalu jauh dari suhu yang dibutuhkan pada ruang baca,sehingga suhu yang ada cukup nyaman bagi pengunjung perpustakaan yang melakukan kegiatan membaca. c. Ruang Internet Ruang internet merupakan salah satu fasilitas yang ada dalam perpustakaan yang direncanakan. Ruangan ini didominasi oleh unit computer yang dihubungkan dengan modem sehingga dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dan juga alat untuk menjelajah dunis tanpa batas. Persyaratan ruang untuk computer dan manusia sebagai pelaku kegiatan antara lain : Tingkat pencahayaan
= 300 atau lebih = 24-28 0 C
Suhu (thermal comfort) 1) Pendekatan penyelesaian system pencahayaan
\
Gambar. 4.18c. Simulasi ruang internet Sumber.daylight factor calculation www.squl.com
commit to user DF =
Ei Eo
x 100
Ei = 1,2 x 26746 100
= 320,95 lux
163
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Pendekatan penyelesaian system penghawaan Komputer sebagai perangkat elektronik mengeluarkan suhu yang
dapat
mempengaruhi
suhu
ruangan
yang
menampungnya,apalagi bila computer tersebut menyala dalam waktu yang cukup lama. Tebel 4.16 Berikut adalah pengukuran terhadap suhu yang dapat dihasilkan satu unit computer. Tabel.4.16 Suhu yang dihasilkan dari sebuah unit computer Perangkat komputer
Suhu
Keterangan
Monitor
42.50 C
Udara
disekitar
monitor Fan cassing
34.20 C
Dengan angin 2,4 m/s
Fan power suplay
36.70 C
Dengan angin 2,2 m/s
Heatsink procesor
900 C
Processor dari sebuah computer
dapat
bekerja hingga suhu 900 Sumber.pengukuran terhadap computer berprocesor AMD,manual guidebook,MSI
Jika direncanakan dalam sebuah ruang internet terdapat 12 komputer,maka beban pendinginan terlalu berat bila harus ditempuh dengan penghawaan alami. Untuk ruang internet penghawaan ruang yang digunakan adalah penghawaan buatan dengan bantuan Air Conditioner. d. Ruang Aula serbaguna Aula serbaguna merupakan salah satu ruangan yang digunakan untuk berbagai kegiatan seperti seminar,pertemuan,presentasi dan sebagainya. Persyaratan ruang aula serbaguna antara lain sebagai berikut : Tingkat pencahayaan
= kondisional (variatif)
Suhu (thermal comfort)
= 24-280 C
Luas yang direncanakan
= 225 m2 commit to user
Pendekatan penyelesaian system pencahayaan
164
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Aula serbaguna membutuhkan pencahayaan yang dappat dikondisikan setiap saat. Saat kegiatan presentasi menggunkan media proyektor,kebutuhan tingkat pencahayaan ruang ini kecil. Namun saat ruangan digunakan untuk pertemuan atau lainnya,kebutuhan tingkat pencahayaannya lebih tinggi. Dengan tuntutan ruang yang semacam ini,penyelesaian system pencahayaan ruang aula serbaguna menggunakan system pencahayaan buatan dengan menggunakan lampu. IV.6. ANALISIS PENDEKATAN PENENTUAN SISTEM UTILITAS 1. Sistem Komunikasi Sistem komunikasi elektronik dalam bangunan diperlukan untuk menjembatani komunikasi agar user yang satu dengan yang lain didalam bangunan atau dengan lingkungan luar. a. Komunikasi eksternal Komunikasi ini bias terjadi antara pengelola dengan pihal luar atau pengunjung dengan pihak luar. Untuk pengelola yang melakukan komunikasi (biasanya formal) dengan pihal luar,diinstalasikan dengan system telepon PABX ( Private Auto Branch Exchange) dan WAN ( Wide Area Network). Sedangkan untuk pengunjung disediakan box telepon umum dan jaringan internet. b. Komunikasi internal Komunikasi
ini
meliputi
komunikasi
pengelola
dangan
pengunjung,atau komunikasi antar pengelola. Komunikasi antar pengelola dapat dilayani menggunakan system telepon dengan operator (PABX) dan LAN. Sementara itu,untuk komunikasi pengelola dengan pengunjung dapat dipergunakan intercorm atau speaker yang pada ruang diakses publik. Untuk komunikasi di luar bangunan menggunakan: § Alat telepon § Fax § Telex dan radio komunukasi PT. Telkom
Panel Kontrol
Operator
commit to user
Faks
SLJJ/SLI Skema 3: Analisa jaringan komunikasi sumber: konstruksi pribadi
Telepon Lokal
165
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. System Penyediaan Air Bersih Kebutuhan air bersih diperoleh dari PDAM. Sumur bisa menjadi alternatif air lain,sebab didaerah ini merupakan daerah perkantoran,pertokoan,pudat pemerintah dan pemukiman yang rata-rata sudah menggunakan fasilitas air bersih dari PDAM. Namun tidak sedikit juga para warga yang masih memanfaatkan air sumur untuk kebutuhan sehari-hari mereka. Tabel 4.17 Standar perhitungan kebutuhan air bersih pada bangunan Pedoman Cepat Untuk Perancangan Flat/Rumah tinggal
2 m2/hari/100m2
Institusi/Kantor
1m2/hari/100m2
Rumah sakit
1,5m2 /hari/100m2
Hotel
3m2/hari/ 100m2
Pertokoan
0,5m2/hari/100 m2
Sumber.utilitas bangunan Ir.Hatono Poerbo,M.arch
System distribusi air bersih 2 macam antara lain : a. Up Feed Distribution,yaitu : Air dari bak penampungan sementara (reservoir) bawah langsung dipompa ke atas disalurkan pada konsumen,dalam system ini pompa harus bekerja secara terus menerus. (skema 4.) Sumur
PDAM
Distribusi
P
Ground water Tank
Distribusi
P
M
Distribusi
b. Down Feed Distribution,yaitu :
Skema.4. System Up Feed Distribution Sumber.konstruksi pribadi
Air dari reservoir baeah dinaikkan ke reservoir atas ( upper water tank) dengan pompa,kemudian secara hokum grafitasi melalui pipa-pipa di distribusikan ke bagian/ruang-ruang yang membutuhkan (skema 5)
Sumur
PDAM
P
Upper Water Tank
Distribusi Ground water Tank
M commit to user
P
Skema. 5.System down Feed Distribution Sumber.konstruksi pribadi
Distribusi Distribusi
166
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Penentuan system distribusi yang digunakan Tabel 4.18 Perbandingan alternatif sitribusi yang digunakan Pertimbangan
Up Feed Distribution
Down Feed Distribution
Kemudahan instalasi
+
-
Kemudahan perawatan
-
+
Efisiensi
-
+
Sumber.Analisa
Dari analisa diatas,maka system ditribusi air bersih yang digunakan adalah system Down Feed Distribution
Ground Tank
sumur
Pompa Upper Tank
Distribusi
Air bersih
Gambar.4.19.sistem distribusi air bersih Sumber.konstruksi pribadi
3. System Pembuangan Air Kotor dan Air Bersih a. System pembuangan air kotor §
Air Kotor Air kotor merupakan air yang berasal dari area servis, dapur atau pantry dan lavatory. Pada “Perpustakaan Kabupaten Karanganyar” yang direncanakan akan digunakan sistem pengolahan limbah (WasteWater Treatment Plant) dari air commit to user kotor hingga dapat dimanfaatkan menjadi air bersih untuk kebutuhan jaringan pengaman
167
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kebakaran
(sprinkler
dan
hydrant)
dan
pembuangan
tinja
penyiraman halaman rumput. Sedangkan
untuk sistem
digunakan Sewage Treatment Plant (STP). Sama seperti halnya WWTP, pada pengolahan STP akan dihasilkan non-portable water, yaitu air bersih namun belum dapat dimium. Hasil
pengolahan pada WWTP dan STP yang tidak dapat digunakan akan dibuang atau diresapkan. Dapur
Penangkap lemak
Air kotor
WWTP
Tinja
STP
dimanfaatkan kembali
Bak penampung
Toilet
Skema 6.: Sistem Sanitasi Bangunan sumber: konstruksi pribadi
Sumur Resapan Riol kota
b. System pembuangan Air hujan Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah dan daerah yang terkena jatuhan air hujan. Untuk membantu penyerapan ke dalam tanah selain menggunakan lapangan rumput di sekitar bangunan, jalan-jalan yang ada dibuat dengan menggunakan bahan pavinggrass. Air hujan sekitar site
Air hujan dari atap
Pipa Vertikal
Bak kontrol
Selokan
Sumur Resapan
Skema 7.: Sistem Sanitasi Air Hujan sumber: konstruksi pribadi
4. System Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan commitsecara to userterpisah dari sampah-sampah lain cara memisahkannya dan ditempatkan yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang.
168
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri. Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara. Pemisahan sampah pada bangunan dilakukan oleh petugas servis yang kemudian diangkut menuju TPA (tempat pembuangan akhir). Sampah yang dapat didaur ulang
Bak penampung sampah daur ulang
TPA
Shaft sampah Bak penampung sampah non daur ulang
Sampah yang tidak dapat didaur ulang
5. Instalasi Listrik
Skema 8.: Analisa Pengelolaan Sampah sumber: Kontruksi pribadi
Instalasi jaringan listrik berfungsi sebagai sumber energy terhadap peralatan elektronik yang ada pada saat diperlukan,sumber tenaga alat-alat servise seperti pompa air dll. Beberapa persyaratan pengadaan instalasi listrik anatara lain : · Sumber tenaga listrik dekat dan mencukupi · System yang digunakan mudah dalam pelaksanaan · Jenis kabel yang digunakan aman dan awet ·
Kestabilan aliran arus listrik.
·
Kapasitas yang memadai.
·
Kemudahan distribusi.
Fasilitas jaringan listrik yang tersedia pada site adalah jaringan listrik dari PLN. Fasilitas ini digunakan sebagai sumber energy listrik utama,sebagai cadangan bila listrik dari PLN padam digunakan generator (genset). Instalasi listrik di dalam bangunan secara umum dibagi 2 jenis, yaitu: - Instalasi untuk penerang Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh jaringan peralatan penerangan baik di dalam maupun di luar bangunan. - Instalasi untuk power commit to user
169
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat elektronik lainnya seperti lift, AC, pompa dan sebagainya.
PLN
Meteran
Panel skunder
Distribusi
Panel skunder
Distribusi
Panel utama Genset
Skema 9.: Analisa penyediaan listrik PLN sumber: konstruksi pribadi
5. System Pengamanan Kebakaran Beberapa system pemadam kebakaran yang dikenal anatara lain : a. Fire Alarm Berfungsi secara otomatis dan memberitahukan adanya indikasi kebakaran dengan tanda bunyi bel dan lampu yang menunjukan lokasi kebakaran. Alat untuk mendeteksi secara dini adanya kebakaran antara lain heat detector (detector panas) dan smoke detector (detector asap) b. Fire Sprinkler Instalasi sprinkler menggunakan wet riser system yaitu saluran pipa berisi air bertekanan,sehingga apabila salah satu sprinkler head pecah karena adanya api,maka api secara otomatis akan dipancarkan dan pompa akan bekerja,radius pancaran sekitar 25-26 m2,jadi sprinkler headnya bisa dipasang dengan jarak tiap 8 meter. c. Halon System System ini penggunaannya dengan gas halon,tidak berbahaya bagi manusia,akan tetapi masih tergolong system mahal. d. Fire Extinguisher Merupakan system pencegahan kebakaran dengan jenis bahan padat dan gas (kombinasi) e. Outdoor Fire Hydrant Merupakan system eksternal berupa pipa yang dihubungkan dengan pipa PDAM untuk mendapatkan kapasitas sumber air serta takanan yang memadai. commit to user
170
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel.4.19 Perbandingan system pemadam kebakaran System yang digunakan
Kelebihan
Kekurangan
Fire alarm
Dapat mendeteksi dini
Instalasi dan perawatan yang rumit
Fire sprinkler
Bekerja secara otomatis
System yang rumit
Halon system
Tidak berbahaya
Mahal
Fire extinguisher
Efektif dan efisien
Pengisian setelah digunakan
Outdoor fire hydrant
Jangkauan luas
Memerlukan pipa tambahan
Dari beberapa pendekatan tersebut di atas dan pertimbangan perpustakaan erat kaitannya dengan kertasmdan air meupakan alat pemadaman yang kurang tepat,maka alternative terpilih adalah fire sprinkler dan fire extinguisher untuk ruang-ruang dalam dan fire hydrant untuk ruang luar. 6. System Penangkal Petir System penagkal petir memiliki fungsi penting untuk melindungi keselamatan bangunan terhadap kemungkinan terkena sambaran petir. Beberapa syarat penggunaan system penangkal petir antara lain : ·
Pemasanagan ditempatkan pada puncak/atap bangunan dan antenna komunikasi,serta bagian lain yang beresiko tersambar petir.
·
Kawat arde yang ditaman kedalam tanah degan kedalaman ± 2 m dari permukaan tanah
Beberapa system penangkal petir yang dikenal anatara lain : a. System faraday Menggunakan tiang-tiang kecil yang dipasang di atap dengan tinggi tiang sekitar 30 cm s/d 1 m dan jarak antar tiang sekitar 3-6 m,yang masingmasing tiang dihubungkan dengan seutas kawat(arde). Merupakan system yang banyaj digunakan pada bangunan pada umumnya,karena pemasangan dan pemeliharaannya tidak mempunyai resiko tinggi. b. System franklin System ini berupa tiang penangkal / split yang ditempatkan di bagian tertentu
pada
bangunan.
Banyak
di
aplikasikan
untuk
tower/menara/antenna karena sifatnya yang menangkal petir terfokus pada satu titik.
commit to user
171
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel.4.20 Perbandingan system penangkal petir System yang digunakan
Kelebihan
Kekurangan
System Faraday
Sifat perlindungan lebih baik karena Lebih mahal dibandingkan system aliran listrik langsung dihantarkan Franklin ke ground di tanah.
System Franklin
Harganya lebih murah dibandingkan Bila suatu system Faraday
processor
saat ion-ion pada tersebut
habis
atau
berkurang,maka daya perlindugan jadi menurun
Dari beberapa system penagkal petir tersebut,maka system Faraday lebih tepat digunakan pada massa bangunan. Sedangkan untuk tower/antenna komunikasi lebih bagus dengan system franklin,karena system ini memang cocok untuk jenis ini.
Gambar.4.21.aplikasi penangkal petir pada masa bangunan Sumber.konstruksi pribadi
IV.7.
ANALISIS
PENDEKATAN
STRUKTUR,KONSTRUKSI
BANGUNAN System struktur merupakan system yang menentukan mampu tidaknya suatu bangunan dapat berdiri. System struktur terdiri dari pondasi atau sub struktur,struktur badan bangunan atau super struktur dan struktur atap atau upper struktu. Antara pondasi,rangka dan atap saling mendukung atu dengan yang lainnya sehingga mampu menopang beban dan sidalurkan ke dalam tanah IV.7.1. Analisis Pendekatan Sistem Struktur dan Konstruksi 1. Pondasi /sub pondasi Dengan ketinggian bangunan yang relatif kecil dan jenis tanah yang tidak terlalu keras,alternatif pondasi yang commit to dapat user digunakan :
172
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Footplat Kelebihan pondasi ini antara lain mampu mendukung beban bangunan berlantai dan cocok untuk jenis tanah yang tidak terlalu keras. Penggunaan pondasi ini tidak menggali tanah terlalu dalam.
b. Sumuran Kelebihan pondasi ini mampu mendukung beban bangunan berlantai dan dapat digunakan pada berbagai jenis tanah. Kerugian pondasi ini adalah dimensi yang besar dan banyak membuang tanah galian
c. Tiang pancang Mampu mendukung beban bangunan berlantai banyak dan sosok untuk tanah yancukup keras. Kelemahan jenis ini adalah tiang pancang terbatas ragamnya sehingga teralau boros untuk bangunan rendah.
Dari alternatif pondasi diatas,terpilih pondasi footplat mengingat bangunan termasuk bangunan bertingkat rendah.
commit to user
173
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Struktur Badan Bangunan/Super Struktur Adalah bagian bangunan yang berada di atas tanaj sebagai struktur utama pendukung berat bangunan dan beban luar yang bekerja padanya. Beberapa system struktur yang sering digunakan antara lain : a. System struktur rangka System struktur ini menggunakan komposisi kolom dan balok sebagai penahan beban bangunan.
Gambar 4.23. Struktur rangka batang pada bangunan Sumber : konstruksi pribadi.
b. System struktur Bearing Wall System struktur ini mirip dengan permukaan bidang dimana seluruh dinding bangunan tersebut menjadi strukturnya,tidak ada kolom maupun balok seperti halnya rangka struktur. Struktur ini didukung dengan penggunaan material beton sebagai bakunya. Contoh aplikasi system struktur bearing wall adalah pada core-core bangunan tinggi/bertingkat banyak. Tabel.4.21 Perbandingan system struktur badan yang digunakan System
yang Kelebihan
Kekurangan
digunakan Saling mendukung antar unsurnya
Kemampuan menopang beban terbatas
Memiliki tingkat kekakuan yang sangat Biaya tinggi
yang
dikeluarkan sukup banyak
Sumber : Analisa
Dari pertimbangan diatas maka dipilih struktur rangka karena disamping cocok untuk banngunan bertingkat rendah,struktur ini mudah dalam pemasangan dan fleksibel. Dari massa bangunan yang ada,terdapat perbedaan lantai. Agar commit to user struktur efisien dalam menahan beban,diperlukan dilatasi strukrur pada manusia dan bangunan
174
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Struktur atap/upper struktur Adalah bagian yang umumnya berada pada bagian paling atas. Fungsi struktur atap adalah untuk menopang pelindung bangunan bagian atas. Untuk struktur atap terdapat beberapa alternatif struktur,yaitu : a. Struktur rangka baja Keuntungan dari struktur ini adalah mampu menahan beban dengan bentangan yang relatif besar. Kelemahan baja adalah sifatnya yang tidak tahan terhadap korosi.
Gambar 4.24. Struktur rangka baja Sumber : konstruksi pribadi.
b. Beton bertulang Struktur atap beton mampu menompang beban dengan bentangan besar,bagian atas dari struktur ini dapat dimanfaatkan sebagai area parker atau sarana utilitas (top reservoir). Kekurangan dari system ini adalah biaya uyang harus dikeluarkan cukup besar. Dari alternatif diatas,dipilih kombinasi antara keduanya.
commit to user
175
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V.1. KONSEP PERUANGAN V.1.1. Konsep Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Kelompok
staff
administrasi
Kebutuhan Ruang
Besaran Ruang ±31 m2
dab R.Kepala Perpustakaan R.Sekretaris
±6 m2
R.Tunggu
±6 m2
R.Rapat intern
±18 m2
R.Rapat Ekstern
±31 m2
R.arsip
±9 m2
Lavatory
±38 m2
Gudang
±9 m2
Ruang Kelompok Pengadaan R.Kabag deposit bahan pustaka
±14 m2
Bahan Koleksi
R.Kabag Bibiography
±14 m2
R.karyawan
±59 m2
Gudang
±9 m2
Kelompok Pengolahan Bahan R.Kabag Koleksi
pengolahan
Bahan
±14 m2
Pustaka
±47 m2
R.karyawan
±9 m2
R.sorting
±8 m2
R.Troli Buku
±47 m2
R.perbaikan benda pustaka
±26 m2
R.katalogisasi Kelompok Ruang Pelayanan
R.sirkulasi
±16 m2
R.Pengawas
±6 m2
R.Koleksi Umum
±213 m2
R.koleksi referensi
±147 m2
R.Koleksi bacaan anak
±71 m2
R.koleksi terbitan berkala
±22 m2
R.koleksi commitaudiovisual to user dan nonprint
±84 m2
R.audiovisual
±86 m2
175
176
perpustakaan.uns.ac.id
Kelompok Servis
Penunjang
digilib.uns.ac.id
R.baca koleksi umum
±299 m2
R.baca koleksi khusus
±279 m2
R.baca outdoor
±37 m2
R.display buku baru
±4 m2
R.fotocopy
±6 m2
R.internet
±74 m2
R.loker
±8 m2
Lavatory
±38 m2
Gudang Troli buku
±24 m2
dan Aula serbaguna
±225 m2
Ruang persiapan
±18 m2
R.duduk
±16 m2
Exhibilition hall
±132 m2
Gudang perlengkapan
±9 m2
Lobby
±66 m2
Mushola
±60 m2
Kafetaria
±175 m2
Telephone box
±4 m2
Area parker
±488 m2
R.MEE
±53 m2
Lavatory
±38 m2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
177
commit to user
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
178
commit to user
digilib.uns.ac.id
179
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
V.2. KONSEP SITE Site yang terpilih yaitu lahan Persawahan,lahan kosong,1 warung makan dan 1 rumah yang sudah lama tidak terpakai,yang terletak di Jln. Lawu Karanganyar
SITE
Gambar.5.1. eksisting site terpilih Sumber.Konstruksi pribadi
a. Terletak di Jl. Lawu Karanganyar b. Merupakan lahan persawahan dan warung makan serta rumah kosong. c. Luas lahan 7.200 m2 d. Batas –batas site : · Sebelah utara
: Jl.Lawu dan dealer Yamaha serta kawasan
pertokoan,pemukiman · Sebelah selatan
: kawasan persawahan n rumah penduduk
· Sebelah timur
: Pemukiman,persawahan,perkantoran
· Sebelah barat
:Jl.Kahuripan ,Rumah warga dan persawahan
e. Tersedia sarana utilitas kota f. Daya dukung lingkungan sekitar to user Eksisting site berupa lahan commit persawahan dan bangunan di site merupakan bangunan rendah,sehingga pergerakan angin dalam site optimal.
180
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Ketersediaan cahaya matahari Site berada pada daerah tropis belahan bumi selatan dan memiliki dua musim. Ketersediaan cahaya matahari mampu mencukupi kebutuhan penerangan bangunan. h. Angin Site memiliki potensi pergerakan angin sepanjang tahun fluktuasi yang relatif kecil dari arah yang cenderung konstan. V.3. KONSEP PENDEKATAN PENGOLAHAN SITE 1. Konsep Pemanfaatan Cahaya Matahari Agar cahaya matahari dapat dimanfaatkan secara optimal,massa bangunan ditempatkan tidak terlalu dekat dengan batas-batas site
Gambar.5.2. pendekatan pemanfaatan sinar matahari Sumber.Konstruksi pribadi
2. Konsep Pemanfaatan Angin Agar angin yang berhembus pada site dapat dimanfaatkan sebagai penghawaan terhadap bangunan,diperlukan space kosong pada arah datang dan arah tuju angin. Space kosong untuk keluarnya angin dari
Space untuk massa bangunan
Space kosong untuk masuknya angin kedalam bangunan
commit to user
Gambar.5.3. pembagian space berdasarkan pergerakan angin Sumber.Konstruksi pribadi
181
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Konsep Pengendalian Kebisingan Salah satu langkah yang ditempuh untuk mengurangi kebisingan adalah memberikan jarak antara sumber bising dengan ruang kegiatan.
Space kosong untuk memproduksi kebisingan
Area yang lebih tenang dimanfaatkan untuk massa bangunan Gambar.5.4.space untuk memproduksi bising Sumber.Konstruksi Pribadi
4. Konsep Tata Landscape Penataan
Landscape
dan
vegetasi
pada
“Perpustakaan
Kabupaten
Karanganyar” dimaksudkan agar mendukung kegiatan yang terjadi di dalamnya.
Untuk
mendapatkan
pencahayaan
yang
maksimal
dan
penghawaan yang maksimal serta mendapatkan iklim baca yang nyaman, dikondisikan lingkungan yang sejuk. Sehinga pemunculan kolam dan area hijau sangat penting, disamping perkerasan yang memang mutlak dibutuhkan. Untuk penataan landsacape dalam site, menggunakan material dan vegetasi sebagai berikut : §
Vegetasi
Penutup
Tanah
/
Ground
Cover,
menggunakan rumput dan tanaman berunga untuk menambah estetika.
Gambar 5.5: Tanaman Pelantai (rumput & portulaka )
commit to user
182
perpustakaan.uns.ac.id §
digilib.uns.ac.id
Vegetasi Rambat, dimanfaatkan untuk mempercanik roog
garden.
Menggunakan
daun
alamanda
&
mendevila.
Gambar 5.6: Tanaman Penghias(mawar & aster )
§
Sumber: www.google.com, 2011
Perkerasan pada landscape menggunakan : -
Kendaraan Bermotor Menggunakan aspal halus untuk memberikan kenyamanan
Gambar 5.7: Tanaman Rambat (alamanda & mendevila ) Sumber: www.google.com, 2011
-
Pedestrian Dimanfaatkan pada plasa penghubung yang letaknya diantara bangunan
“Solo
Happy
Book”, serta jalur penghubung antar bangunan dengan jalan lingkungan dan bangunan dengan bangunan. v Paving Grass v Paving Block & Batu Alam
commit to user
183
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Konsep Pencapaian Dimanfaatkan sebagai ME in out
Dimanfaatkan sebagai SE in out
Gambar.5.9.peletakan entrance pada site Sumber.Konstruksi Pribadi
Dimanfaatkan sebagai ME in out
6. Konsep Orientasi Bangunan
Arah hadap ke Jl.lingkungan di sebelah selatan dimanfaatkan sebagai orintasi pendukung untuk bangunan
Arah hadap ke Jl.kampung kauman dimanfaatkan sebagai second orientasi
Arah hadap ke Jl.Lawu dimanfaatkan sebagai orientasi utama
Gambar5.7.arah orientasi Sumber.Konstruksi Pribadi
7. Konsep Penzoningan Zona privat
Zona servis
Zona semi publik SE in out Zona semi privat
ME out
ME out
Zona publik Parkir Entrance
commit to user
Gambar.5.10.Penzoningan Sumber.Konstruksi Pribadi
184
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
V.4. KONSEP PENDEKATAN PENAMPILAN BANGUNAN Bentuk dasar dari bangunan adalah persegi,bujur sangkar.
1. Bentuk Massa Dasar
Bentuk tersebut lebih mudah dalam penerimaan cahaya dan angin dari luar. Membentuk sudut yang juga dapat menerima cahaya dengan cukup,yaitu 45o.dan dapat diolah dengan bentuk massa yang beranekaragam. Gambar.5.11..pendekatan bentuk Sumber.Konstruksi Pribadi
2. Penfembangan Massa Vertikal
3. Pengembangan Elemen Fisik Bangunan
Gambar.5.11.pengembangan massa vertikal Sumber.Konstruksi Pribadi
Terdiri dari beberapa massa bangunan/masa majemuk yang bentuk dasar berupa persegi panjang dan bujur sangkar. Dalam penataan masaa bangunan ditata dengan menggunakan konsep cluster menyebar. Massa terdiri dari 14 lantai. Gambar.5.12.pengembangan elemen bangunan Sumber.Konstruksi Pribadi
V.5.
KONSEP
PENYELESAIAN
SISTEM
PENCAHAYAAN
DAN
PENGHAWAAN Ruang tertentu memiliki kebutuhan tingkat pencahayaan yang lebih besar dibandingkan dengan ruang lainnya. Kebutuhan terhadap kestabilan suhu,beban pendinginan suatu ruang berbeda commit dengaantoruang user lainnya.
185
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Ruang Koleksi Bahan Pustaka Ruang koleksi bahan pustaka yang didominasi oleh kumpulan buku memiliki beberapa persyaratan ruang yang kaitannya dengan kebutuhan pencahayaan dan penghawaan ruang. a. System pencahayaan Dari simulasi dan perhitungan,system pencahayaan alami mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan ruang,sehingga system pencahayaan yang diaplikasikan pada ruang koleksi bahan pustaka adalah system pencahayaan alami. Untuk system pencahayaan pada ruang koleksi,menggunakan system pencahayaan buatan dan system pencahayaan alami dengan penggunaan pencahayaan buauatan dikhususkan pada penyimpanan koleksi 60% dan pencahayaan alami 40 %.
b. System pengahawaan Agar nilai suhu sesuai dengan yang dibutuhkan,ditempuh beberapa cara antara lain : ·
Mengalirkan angin dalam bangunan melalui bukaan Adanya angin yang bergerak dapat mengurangi dampak dari suhu yang tinggi. Angin yang bergerak mampu membawa suhu yang panas meninggalkan ruang.
·
Menciptakan iklim mikro Iklim mikro dapat diupayakan dengan pengaturan landscape seperti penataan taman,serta elemen lain yang mampu menurunkan suhu dalam lingkungan tersebut.
Untuk ruang baca penghawaan yang digunkan adalah penghawaan alami untuk pagi sampai sore hari sedangkan untuk malam hari cenderung dari ventilasi ventilasi,buven buven dan lubang lubang pada bukaan .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
186
digilib.uns.ac.id
2. Ruang Baca Kegiatan membaca merupakan salah satu kegiatan utama dalam suatu perpustakaan. Agar pengunjung perpustakaan merasa betah melakukan kegiatan tersebut diperlukan kondisi ruang yang menunjang,diantaranya tingkat pencahayaan dan penghawaan yang sesuai. a. Pendekatan penyelesaian system pencahayaan Dari simulasi dan perhitungan,system pencahayaan alami mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan ruang,sehingga system pencahayaan yang diaplikasikan pada ruang baca adalah system pencahayaan alami.
Untuk ruang yang diutamakan pencahayaan alami pada pagi sampai sore hari dan pencahayaan buatan pada malam hari samapai pukul 21.00.
b. Pendekatan penyelesaian system penghawaan Suhu yang ada pada site tidak terlalu jauh dari suhu yang dibutuhkan pada ruang baca,sehingga suhu yang ada cukup nyaman bagi pengunjung perpustakaan yang melakukan kegiatan membaca. Untuk ruang yang diutamakan penghawaaan alami dan tingkat penggunaan penghawaan buatan pada waktu dan ditentukan dari factor suhu yang sekiranya membutuhkan bantuan penghawaan buatan berupa AC.
3. Ruang Internet Ruangan ini didominasi oleh unit computer yang dihubungkan dengan modem sehingga dapat berfungsi sebagai alat komunikasi dan alat untuk menjelajah dunia tanpa batas.
commit to user
187
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Pendekatan penyelesaian system pencahayaan System pencahayaan alami mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan ruang,sehingga system pencahayaan yang diaplikasikan pada ruang internet adalah system pencahayaan alami. Pencahayaan di ruang internet in menggunakan pencahayaan alami dari bukaan perpaduan dari kaca dengan besi metal,dan juga kayu. ,untuk pencahayaan buatan hanya digunakan untuk penggunaan dimalam hari,karena perpustaan ini tutupnya sampai malam jam 21.00
b. Pendekatan penyelesaian system penghawaan Untuk ruang internet penghawaan yang digunakan adalah penghawaan buatan dengan bantuan Air Conditioner Untuk penyelesaian system penghawaan,ruangan ini menggunkan penghawaan alami pada pagi-sore hari,sedangkan untuk malam hari menggunakan bantuan AC. Karena mengingat juga factor keamanan dan kesehatan.
4. Ruang Aula Serbaguna Aula
serbaguna
membutuhkan
PT. Telkom
pencahayaan
Panel Kontrol
Operator
yang
dapat Telepon Lokal Faks
SLJJ/SLI Skema 5.1: Analisa jaringan komunikasi sumber: konstruksi pribadi
dikondisikan
setiap
saat.
Dengan
tuntutan
ruang
yang semacam
ini,penyelesaian system pencahayaan ruang aula serbaguna menggunakan system pencahayaan buatan dengan menggunakan lampu.
commit to user
188
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Penggunaan Material Pada Bangunan ·
Pada Bangunan utama Pada bangunan utama ini untuk system pencahayaan menggunakan jendela dengan full kaca,guna untuk menerima cahaya yang masuk dan keluar. Adanya teras juga digunakan untuk pemantulan sinar matahari yang diterima agar tidak terlalu silau. Pemakaian material diding dengan tekstur yang rata memudahkan penyinaran dan pemantulan baik didalam maupun diluar bangunan. Tekstur dinding yang rata,dengan bukaan jendela dan sun shading.
Penggunaan
sun
shading
disebelah
barat,timur,selatan
dan
utara
dimaksudkan agar cahaya dan angin dapat dioptimalkan dan tidak berlebihan untuk bangunan utama ini. Besi metal dengan ketebalan 2
kaca
Adanya lubang lubang – lubang pada sun shading yang kemudian lapisan keduanya merupakan kaca agar pencahayaan dan penghawaan yang diterima dapat dioptimalkan dengan baik.
·
Pada bangunan penunjang Bangunan ini merupakan bangunan jenis pelayanan yang langsung berhubungan dengan pengunjung atau masyarakat yang datang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id ·
189
digilib.uns.ac.id
Penggunaan material untuk ruang internet Material bahan dinding dengan tekstur halus,dengan lantai dari batu alam abu abu dengan maksud agar keselarasan dalam ruang tidak terlalu monoton. Penggunaan cat dinding yang lebih terang. Adanya bukaan pada sisi barat supaya cahaya dan angin dapat masuk secara optimal.
Bukaan pada sisi barat
Penggunaan lantai dari batu kali
Permainan ornament dan wallpaper dinding dengan warna terang.
·
Penggunaan material pada ruang Pameran Ruang pameran yang ditata sama dengan ruang internet,penggunaan material jenis lantai yang sama,tapi penggunaan jenis tatakan rak buat pameran menggunakan perpaduan antara tembok dan jenis batu kali yang ditata menyerupai meja dengan 2 trap yang dibentuk melingkar,hal ini memudahkan sirkulasi . Penggunaan cat tembok warna kuning dan hijau dimaksudkan untuk penerangan alami walaupun Cuma penggunaan pencahayaan alami tapi didalam ruangan tetap terang dan jelas Penataan ruang pameran dengan arah sirkulasi melingkar guna memudahkan akses dan sirkualasi baik udara atau cahaya yang masuk bias lebih optimal.
Penataan ruang baca dan koleksi anak,hamper sama dengan ruang ruang yang lain,hanya saja penataannya disesuaikan dengan fungsi dan penggunanya.
commit to user
190
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
V.6. KONSEP SISTEM UTILITAS 1. System Komunikasi System komunikasi menggunakan internal menggunakan speaker dan iterkom,sementara komunikasi eksternal menggunakan jaringan terlkom. 2. Sistem Penyediaan air Bersih Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur,dengan system distribusi down feed distribution
Sumur
Distribusi
P
PDAM
M
Upper Water Tank Ground water Tank
Distribusi
P
Distribusi
Skema.5.3 System down Feed Distribution Sumber.konstruksi pribadi
Ground Tank
sumur
Pompa Upper Tank
Distribusi
Gambar.5.13.sistem distribusi air bersih Sumber.konstruksi pribadi
Air bersih
3. System Pembuangan Air Kotor dan Air Hujan Dalam system pembuangan air kotor,dipisahkan antara limbag padat dan cair. Untuk limbah padat ditampung dalam septictank kemudian sumur resapan. Untuk limbah cair sebelum dialirkan ke roil kota diolah terlebih dahulu dalam bak penangkap lemak dan water treatment. Dapur
Penangkap lemak
Air kotor
WWTP
Tinja
STP
Bak penampung
Toilet
commit Skema 5.4: Sistem Sanitasi Bangunan sumber: konstruksi pribadi
to user
Sumur Resapan Riol kota
dimanfaatkan kembali
191
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Air hujan sekitar site
Air hujan dari atap
Pipa Vertikal
Bak kontrol
Sumur Resapan
Selokan
Skema 5.5: Sistem Sanitasi Air Hujan sumber: konstruksi pribadi
Sampah yang dapat didaur ulang
Bak penampung sampah daur ulang
TPA
Shaft sampah Bak penampung sampah non daur ulang
Sampah yang tidak dapat didaur ulang
Skema 5.6.: Analisa Pengelolaan Sampah sumber: Kontruksi pribadi
4. Instalansi Listrik Sumber utama energy listrik berasal dari PLN. Untuk cadangan digunakan genset. Skema instalansi listrik yang digunakan adalah sebagai berikut : PLN
Meteran
Panel skunder
Distribusi
Panel skunder
Distribusi
Panel utama Genset
Skema 5.7.: Analisa penyediaan listrik PLN sumber: konstruksi pribadi
5. System Pengamanan Kebakaran System pemadam
kebakaran
yang digunakan
adalah
extinguisher untuk internal dan fire hydrant untuk eksternal.
Gambar.5.14..pemadam kebakaran fire extinguisher Sumber.konstruksi pribadi commit to user
fire
192
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. System Penangkal Petir System penanagkal petir yang digunakan adalah system faraday pada massa bangunan. Sedangkan untuk tower/antenna komunikasi menggunakan system franklin.
Gambar.5.15.sistem penangkal petir faraday Sumber.konstruksi pribadi
V.7. KONSEP SISTEM STRUKTUR BANGUNAN 1. Pondasi/Sub Struktur Pondasi stau sub struktur yang digunakan adalah pondasi sumuran dan foot plat
Gambar.5.16.pondasi footplat Sumber.konstruksi pribadi
2. Struktur Badan Bangunan / Super Struktur Struktur badan bangunan yang digunakan adalah strutur rangka batang.
Gambar 5.17 Struktur rangka batang pada bangunan Sumber : konstruksi pribadi.
commit to user
193
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Struktur Atap/Upper Struktur Struktur atap atau struktur yang digunakan adalah struktur atap rangka baja dengan memanfaatkan bagian atasnya sebagai sarana penerimaan pencahayaan dan penghawaan.
+27. 0
N ok N ok + 2 7 .0 0
K ud a2 Ba ja R i ngan No k
2L . 60 .60 .5 Str ek stang Be sio\ 1 0
Pl at Bi hul 8mm
Kuda2 Baj a Ri ng an
2 L .4 0. 40. 3
2L. 60. 60.5
2L . 50 .50 .4
P lat B ihu l 8mm 2L. 40. 40.3
U N P. 15 0.7 ,5 .6 ,5. 10
+19. 5 0
2L. 50. 50.4
R i ng 20x30
+ 1 9 .5 0
G or ding U NP .150 .7, 5.6 ,5.10
R i ng 1 5/20
R in g20x30
D ak B eton Ri ng 15/20
Ko lo m 5 0x50
D ak Beton
+ 1 6 .0 0
R in g 15/ 1 5 K olom 50x50
R g. Kol eksi Um u m
S el asar
Lob by +12. 0
R g. Pe layanan
R . MESI N LIFT
M ushol a
Pl af ond
R in g15/ 15
HA L
+12. 0
+12. 0
Pl at L ant ai
+ 1 2 .0 0
+ 1 2 .0 0
Lobb y
+ 1 2 .0 0
Lobb y
+ 8 .0 0
12. 0 +
+ 1 2 .0 0
P la fond P lat La ntai
D in di ng 1/ 2 Bata AU DI TOR IU M
M ushol a
S el asar
+8. 0
+8. 00
Co re
R g. Pe layanan HA L
Jend el a Kaca Lob by +8. 0
+ 8 .0 0
+8. 0
AUD IT OR IUM 8. 0 +
D i ndin g1/ 2 Ba ta Jend ela Kaca
+ 8 .0 0
C ore
S lo of 4 0x60 Sl oof 40x60
R g. Kol eksi Umum R g. Pe layanan
Pon das i S umuran
P ondasi S umur an M ushol a
Foo t P lat Lob by +4. 0
S el asar
+4. 0
+ 4 .0 0
+4. 0
HA L
Lobb y
+ 4 .0 0
4. 0 +
F oot Pl at
+ 4 .0 0
+4. 00
R g. Kol eksi Anak R g. Pe layanan R g. Ko leksi B er kala Anak 0 .0 0
Lob by
S el asar
0. 0 0. 0
0. 00
Pi st on
commit to user
0. 0
HA L
P IS TON
0. 0
. 00 0
0 .0 0
perpustakaan.uns.ac.id
194
digilib.uns.ac.id
INTERIOR RUANG PENERIMA/RESEPTIONIST DI BAGUNAN UTAMA
INTERIOR RUANG PAMERAN DI BANGUNAN UTAMA
commit to user INTERIOR RUANG INTERNET DI BANGUNAN UTAMA
perpustakaan.uns.ac.id
195
commit to user
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
196
commit to user
digilib.uns.ac.id