TUBERKULOSIS ANAK DIAGNOSIS & TERAPI
TBC PADA ANAK • Masyarakat Kurang membahayakan karena sebagian besar tidak menular • Bagi anak cukup berbahaya karena dapat meyebabkan kematian dan kecacatan ( TB Otak, Tulang) • Adultosis • Cikal bakal TB pada dewasa
DIAGNOSIS SULIT GEJALA KLINIS LABORATORIUM RADIOLOGIS TIDAK SPESIFIK
BTA POSITIF SULIT (SPUTUM, BIOPSI BILASAN LAMBUNG)
UJI TUBERKULIN
INFEKSI TB
TB DWS
Sputum BTA/kultur MTB SULIT
TB ANAK
Berdasarkan : Uji tuberkulin Radiologis
Gejala dan tanda klinis
TRUE GOLD STANDARD
Sulit diinterpretasi
tidak spesifik Khan EA and Starke JR. Emerg Infect Dis 1995;1:115-23.
DIAGNOSIS TB ANAK TRUE GOLD STANDARD ??
PITFALL OVER/UNDER DIAGNOSIS OVER/UNDER TREATMENT
berbagai sistem skoring atau panduan sudah dibuat untuk skrining dan diagnosis TB anak TANTANGAN Mencari metoda diagnosis untuk TB anak yang lebih baik
Patogenesis inokulasi M tuberculosis
M tb dihancurkan
pagositosis oleh makrofag
M tb bertahan, replikasi
fokus primer Peneyebaran melalui saluran limfe
komplek primer
Uji tuberculin (+)
SAKIT TB
CMI (+)
komplikasi dari: (1)komplek primer, (2)limfogenik dan (3) hematogenik
meninggal sembuh
Masa inkubasi 2-12 mg
reaktivasi/ reinfeksi
Infeksi TB Imunitas optimal
Sakit TB
TB primer
TB post primer
Waktu setelah infeksi primer 2 – 3 bulan
Manifestasi Klinis
Demam pada awitan penyakit
6 – 24 bulan
TB Osteo-artikular
> 5 tahun
TB Ginjal
Konjunctivitis Fliktenularis
3 – 12 bulan
TB paru primer Meningitis TB Milier TB Efusi Pleural TB
Eritema nodosum
Uji Tuberkulin Positif
Timetable of Tuberculosis Donald PR et.al. In: Madkour MM, ed. Tuberculosis. Berlin; Springer;2003.p.243-64
Fokus simon
limfadenitis
limfangitis
Fokus primer
Focus Ghon
Kemajuan bidang biomolekuler, imunologi, kromatografi, uji laboratorIum lebih cepat dan lebih sensitif Hasilnya pada anak masih mengecewakan Khan EA and Starke JR. Emerg Infect Dis 1995;1:115-23.
MASALAH
DIAGNOSIS TB ANAK
INFEKSI TB versus SAKIT TB
infeksi - tanpa gejala sakit - tidak banyak menunjukkan tanda dan gejala - tidak spesifik
Interferon gamma release assay (IGRA) in diagnosis of pediatric tuberculosis Although IGRAs have been widely used for the diagnosis of latent and active tuberculosis in adults, a relative lack of validation studies in children has led to caution in their clinical interpretation. The agreement between the TST and IGRAs in non-BCG-vaccinated children is higher than that in BCG-vaccinated children. In the diagnosis of active tuberculosis in children, the TST and IGRAs have similar sensitivity
PENGAMBILAN SPESIMEN
Sputum sulit didapatkan >> TB Primer
MTB suputum (-) Kuman sedikit (tidak terdeteksi)
Prosentase positif kultur MTB Peneliti
Negara
Kultur MTB
1. Vallejo, et.al. (1994)
USA (Texas)
72% *
2. Ussery, et.al. (1996)
USA
24%
3. Lobato, et.al. (1998)
USA (California)
50%
2. Houwert, et.al. (1998)
South Africa (Tygerberg Hospital, Cape Town)
5%
3. Lobato, et.al. (2000)
USA (California)
20% **
4. Salazar, et.al. (2001)
Peru
37%
5. Schaaf, et.al. (2002)
South Africa (Western Cape Province)
20% **
6. Pramono, et.al. (2002)
Indonesia (RSCM, Jakarta)
38%
* Among infants < 12 months ** Among children < 5 years
Peran Uji Tuberkuln (TST) prevalensi malnutrisi, infeksi parasit & infeksi lain
immunosupresi anergi keterbatasan penggunaan uji tuberkulin Osborne CM et.al. Arch Dis Child 1995;72:369-74
Foto Rontgen Toraks Tidak selalu menolong mendiagnosis TB anak, utama pada anak kecil, dapat membingungkan Beberapa kasus : lesi radiologis luas pemeriksaan fisik sedikit sekali,bahkan tidak adanya kelainan Lebih membingungkan super infeksi bakteri pneumonia (+)
Osborne CM et.al. Arch Dis Child 1995;72:369-74
Biaya untuk diagnosis
keterbatasan alat diagnostik definitif, ketergantungan pada kriteria diagnostikmultipel diagnosis TB anak menjadi mahal
Alur transmisi Pasien TB dewasa
BTA(+)
BTA(-) kultur(+)
kultur(-) CXR (+)
65%
26%
17%
Pelacakan TB
Sentripetal Lacak sumbernya Dewasa Kontak erat Gunakan Chest-X Ray
Sentrifugal Lacak ‘korban’ lain Anak Kontak erat Gunakan Uji tuberkulin
Pelacakan TB Pasien TB dewasa
Sentrifugal
Sentripetal
Pasien TB anak
DIAGNOSIS TB ANAK • GEJALA KLINIS • UJI TUBERKULIN • RADILOGIS
PENDEKATAN DIAGNOSIS TB PADA ANAK Sistem Skor
Stegen Smith, Marquis Migliori dkk Papua NG Peru WHO Fourie IDAI, 2005
PERAN UJI TUBERKULIN DALAM DIAGNOSIS TB ANAK
Bukti infeksi kuman TB uji Tuberkulin positif • Sakit TB harus didahului oleh infeksi kuman TB • Sensitivitas dan spesifisitas cukup baik • Nilai tinggi pada skor TB •
Kalsifikasi TB
(ATS/CDC modified)
Klas
Kontak
Infeksi
Sakit
Tindakan
0
+
profilaks I
2
+
+
-
-
1
-
3
+
+
+
terapi
Profilaks II
Seting klinik Suspek TB
Bukti adanya infeksi TB Diagnosis TB
terapi
Uji Tuberkulin
positif lengkapi: Ro, lab
negatif Bukan TB
Cari etiologi lain
SKORING TB ANAK (IDAI-DEPKES) Parameter Kontak TB
0
1
2
3
Tidak jelas
_
Laporan klg, BTA (-) atau tidak jelas
BTA (+)
Uji tuberkulin
Negatif
BB/ status gizi
Positif (> 10 mm atau > 5mm pada imunosupresi)
_
_
_
BB/TB <90%G atau BB/U < 80%
Gizi buruk atau BB/TB < 70% atau BB/U < 60%
_
Demam tanpa sebab jelas
_
> 2 minggu
_
_
Batuk
_
> 3minggu
_
_
Pembesaran kelenjar limfe kolli, aksila,inguinal
_
> 1 cm, ,jumlah >1,tidaknyeri
_
_
Pembengkakan tulang/sendi panggul,lutut,falang
_
Ada pembengkakan
_
_
Foto Rontgen
Normal/
• Gambaran sugestif
CATATAN UNTUK SKOR DIAGNOSIS TB ANAK Diagnosis ditegakkan oleh dokter • jika dijumpai gambaran miluier, skropuloderma, langsung di diagnosis tuberkulosis • Berat badan dinilai saat datang (moment opname) • Demam dan batuk tidak ada respons terhadap terapi baku • Foto Rontgen toraks bukan alat diagnostik utama pada TB anak •
• Gambaran sugestif TB berupa : pembesaran kelenjar hilus atau para trakeal dengan/tanpa infiltrat; konsulidasi segemental/lobar; kalsifikasi dengan infiltrat; atelektasis; tuberkuloma. Gambaran milier tdk dihitung dalam skor karena diperlakukan secara khusus. • Semua anak dengan reaksi cepat BCG (≤ 7 hari), harus di evaluasi dengan sistem skoring TB anak. BCG bukan merupakan alat diagnosis • Diagnosis kerja TB anak ditegakkan bila jumlah skor ≥ 6 ( skor maksimal 14)
PENGOBATAN TBC ANAK
PENGOBATAN TUJUAN :
Reduksi secara cepat jumlah kuman
‘Sterilisasi: mencegah kekambuhan:
Fase Inisial (2 bulan) – intensif, eradikasi kuman Fase maintenans: (>4 bulan) – ‘menurunkan angka kekambuhan
PRINSIP PENGOBATAN Multi drug, BUKAN monoterapi Mencegah resistensi mencegah fall and rise phenomenon
Masing-masing OAT mempunyai karakter berbeda
Long term, kontinyu, tidak terputus
masalah adherence (kepatuhan) Diberikan setiap hari dan teratur
The ‘fall and rise’ phenomenon Jumlah kuman per ml sputum
108 107 106
Organisme sensitif
Organisme resisten
3
12
BTA + kultur +
105 104
103
BTA kultur +
102 101 BTA -
kultur -
100
0 Mulai terapi (INH saja)
6
9
minggu
15
18
WHO 78351
Toman K, Tuberculosis, WHO, 1979
Hipotesis pengobatan TB Pop A = multiplikasi cepat (cavitas)
A
Pop B = multiplikasi lambat (asam)
B
Pop D = dormant, tidak bermultiplikasi
C
0
Pop C = multiplikasi sporadis (kaseosa)
D D
1
2
3
4
5 bulan
Aktivitas bakteri & efek ‘sterilisasi’
6
Populasi bakteri Kavitas, ekstra sel
Intramakrofag
kaseosa
A
B
C
107 - 109
105 - 106
103 – 104
metabolisme & replikasi
Aktif/cepat
lambat
Sporadis / intermiten
keasaman (pH)
Netral / basa
asam
netral
INH, RIF, ETB
PZA, RIF, INH
RIF, INH
Loksi Jenis populasi
Jumlah
Yang lebih efektif
JENIS OAT INH(H) Rifampisin (R) Pirazinamid (Z) Etambutol Streptomisin
Rejimen OAT 2 bln
6 bln
9 bln
INH RIF PZA EMB SM PRED DOT.S !
12 bln
Dosis OAT Obat
Dosis harian (mg/Kg/hari)
Dosis 2 x /minggu (mg/Kg/dosis))
Adverse reactions
Isoniazid (INH)
5-15 (300 mg))
15-40 (900 mg))
Hepatitis, peripheral neuritis, hypersensitivity
Rifampisin (RIF)
10-15 (600 mg))
10-20 (600 mg)
Gastrointestinal upset,skin reaction, hepatitis, thrombocytopenia, hepatic enzymes, including orange discolouraution of secretions
Pirazinamid (PZA)
15 - 40 (2 g)
50-70 (4 g)
Hepatotoxicity, hyperuricamia, arthralgia, gastrointestinal upset
Etambutol (EMB)
15-25 (2,5 g)
50 (2,5 g)
Optic neuritis, decreased visual acuity, decreased red-green colour discrimination, hypersensitivity, gastrointestinal upset
Streptomisin (SM)
15 - 40 (1 g)
25-40 (1,5 g)
Ototoxicity nephrotoxicity
When INH and RIF are used concurrently, the daily doses of the drugs are reduced
PNAA, 2005
Kortikosteroid Anti-inflamasi prednison : oral, 1-2mg/kgBB/hari,
2-4 weeks, tap off Indikasi:
TB milier Meningitis TB Pleuritis TB dengan efusion pleura Peritonitis TB dengan asites
Formulasi OAT Isoniazid (H)
Masing-masing
Rifampisin (R) combi-packs
Pirazinamid (Z) Etambutol (E)
fixed dose comb
Combipack > 2 OAT terpisah tetapi dalam satu pack (wadah)
Fixed Dose Combination FDC: >2 obat dalam satu tablet dengan formulasi yang tetap Dosis sederhana patient friendly, doctor friendly Meningkatkan kepatuhan Menurunkan MDR (resistensi) Suplai lebih mudah Pemantauan lebih mudah
FDC (formulasi IDAI)
fixed dose combination
Masalah Utama
Adherence / KEPATUHAN
Masalah pengobatan (1) Faktor yang berperan : Waktu lama Obatnya banyak (tablet, puyer, sirup) Mahal Efek samping obat Perbaikan klinis saat awal pengobatan
Pelayanan kurang nyaman Sos-ek-bud
Putus obat resisten terapi GAGAL
Masalah pengobatan(2) Monoterapi Dokter: Salah persepsi: salah indikasi
Pasien/keluarga: Obat terlalu banyak (tablet, puyer, sirup) dana Efek samping obat
Monoterapi resistensi terapi GAGAL
Masalah pengobatan putus Kepatuhan Tidak teratur
MDR TB
monoterapi
Terapi GAGAL
Tenaga medis
pasien
Program Nasional GAGAL
Solusi pengobatan DOTS : Directly Observe Treatment Short-course FDC : Fixed Dose Combination yaitu
obat dalam satu tablet/kapsul dengan formulasi yang tetap (fixed)
>2
EVALUASI UTAMA : KLINS Pemeriksaan penunjang
Evaluasi Perbaikan klinis : BB meningkat Nafsu makan meningkat Gejala berkurang/menghilang (panas, batuk, dll)
Pemeriksaan penunjang : CXR : 2 / 6 bulan (atas indikasi) Darah tepi : LED Uji tuberkulin: TIDAK DIGUNAKAN sebagai evaluasi!
Perbaikan klinis : BB meningkat Nafsu makan meningkat Gejala berkurang/menghilang (panas, batuk, dll)
Pemeriksaan penunjang : CXR : 2 / 6 bulan (atas indikasi) Darah tepi : LED Uji tuberkulin: TIDAK DIGUNAKAN sebagai evaluasi!
Gagal Terapi Respons tidak adekuat : Analisis ulang diagnosis: TB atau BUKAN ?
Analisis aspek lain: nutrisi, penyakit lain MDR : sangat jarang pada anak
Pengobatan tidak teratur
Klasifikasi (ATS/CDC modifikasi) Klas
Kontak
Infeksi
Sakit
Terapi
0
+
2
+
+
-
-
1
-
Profilaksis II
3
+
+
+
Terapi
Profilaksis I
Profilaksis Primer Mencegah Infeksi TB Kontak (+), Infeksi (-) uji tuberkulin negatif Obat: INH 5 - 10 mg/kgBB/hari
Selama kontak ada: kontak harus diobati minimal 3 bulan
Ulang uji tuberkulin: Negatif: berhasil, stop INH Positif: gagal, lacak apakah infeksi atau sakit ??
Profilaksis sekunder Mencegah sakit TB: paparan (+), infeksi (+), sakit (-) Uji tuberkulin positif Populasi risiko tinggi
BALITA, Pubertas Penggunaan steroid yang lama Keganasan Infeksi khusus: campak, pertusis
Obat: INH 5 - 10 mg/kgBB/hari Lama: 6-12 bulan
KESIMPULAN • Penegakkan diagnosis masih merupakan
masalah utama pada TB anak • Sering terjadi, overdiagnosis, overtreatment pada TB anak • Dalam mendiagnosis TB anak perlu analisis kritis terhadap sebanyak mungkin fakta ( anamnesis, pemeriksaan fisik, uji tuberkulin dan radiologis) • Sistem skoring, banyak diajukan Indonesia Skoring oleh UKK Respirologi IDAI-Depkes
……. KESIMPULAN Prinsip pengobatan adalah obat kombinasi, waktu lama, pemberian setiap hari • Kombinasi obat RHZ ( 2RHZ, 4 RH), pada TB berat kombinasi 4-5 OAT • Evaluasi pengobatan utama adalah klinis •