TRUST NO TRASH “SAMPAH BUKAN WARISAN” Tim Peneliti IMPALA UB Fajri Anugroho, STP, M.Agr, Ph.D *) *)Pengajar Teknik Lingkungan, Universitas Brawijaya ABSTRAK Kehidupan manusia tidak terlepas dari lingkungan. Permasalahan lingkungan merupakan masalah yang banyak diperbincangkan belakangan ini. Sampah sebagai suatu indikator lingkungan mengenai pengelolaan green campuss. Universitas Brawijaya merupakan salah satu perguruan tinggi yang menerapkan konsep green campuss. Pengelolaan sampah tidak terlepas dari jenis sampah yang terbentuk. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil dan status keberlanjutan dari pengelolaan sampah di Universitas Brawijaya. Selain itu perlu penyusunan strategi pencegahan dan pengelolaan sampah berkelanjutan di Universitas Brawijaya. Pembagian penelitian dilakukan berdasarkan 17 fakultas, kantor, dan fasilitas umum yang terdapat di Universitas Brawijaya. Untuk mengetahui timbulan sampah yang terbentuk dilakukan perhitungan menggunakan metode SNI SNI 19-3964-1994. Penggalian informasi mengenai faktor timbulnya sampah dilakukan dengan menggunakan analisa faktor. Proses penyusunan strategi pengelolaan sampah dilakukan menggunakan metode AHP. Sampah yang terbentuk di Universitas Brawijaya mencapai 2,3 ton per hari dengan rata-rata setiap orang menghasilkan 35g/hari. Komposisi dominan sampah adalah organic (59%), kertas (19%), plastik (18%), sterofoam (1,71%), kaca (1%), logam (0,35%), lain-lain (0,94%). Pengelolaan sampah dapat dilakukan menggunakan metode zero waste untuk sampah plastic dan kertas, insenerasi untuk sampah undecompsible, dan kompos untuk sampah organic. Untuk mendukung pengelolaan yang terpadu perlu diperhatikan faktor manusia, kebijakan lingkungan, dan ketersediaan fasilitas. Kata Kunci : Sampah, Timbulan Sampah, AHP, green campuss
PENDAHULUAN Kehidupan manusia tidak terlepas dari lingkungan. Permasalahan lingkungan merupakan masalah yang banyak diperbincangkan belakangan ini. Kampus sebagai sebuah lingkungan untuk menuntut ilmu. Universitas Brawijaya (UB) merupakan perguruan tinggi yang menerapkan konsep green campus. Green Campus didasari pada sistem pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan lokasi yang bersifat ramah lingkungan. Konsep green campus melibatkan masyarakat kampus dan peran aktifit lingkungan yang berdampak positif bagi lingkungan, ekonomi, dan sosial (Arifin, 2011). Universitas Brawijaya menduduki peringkat 224 dalam kategori green campus (UI Green Metric, 2015). Sampah
merupakan salah satu indikator green campus. Manusia sebagai pihak penghasil sampah (Dwiyanto dan Bambang, 2011). Universitas Brawijaya dengan jumlah manusia 59.469 jiwa tidak terlepas dari sampah. Pengelolaan sampah mempunyai bobot 18% dalam green campus. Menurut UU No. 18 tahun 2008 pengelolaan sampah merupakan kegiatan sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah [Pasal 1 ayat (5)]. Pengelolaan sampah bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta sampah sebagai sumber daya [Pasal 4]. Untuk mengelola sampah, diperlukan volume sampah dan berat sampah untuk mengetahui perlakukan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian pengelolaan sampah Universitas
Brawijaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil dan status keberlanjutan dari pengelolaan sampah di Universitas Brawijaya, selain itu dalam penelitian ini juga akan disusun strategi pencegahan dan pengelolaan sampah berkelanjutan di Universitas Brawijaya. MATERI DAN METODE Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Juni 2016. Lokasi penelitian di Universitas Brawijaya Malang. Pembagian penelitian dilakukan berdasarkan 17 fakultas, kantor, dan fasilitas umum yang terdapat di Universitas Brawijaya. Metode pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data primer dan data sekunder. Data primer mencakup: 1) timbulan sampah; 2) alur pengangkutan sampah; 3) sistem pengelolaan sampah; 4) hasil penggalian pendapat atau informasi dari kalangan dinas kebersihan Universitas Brawijaya, pengelola sampah Universitas Brawijaya, pembentuk kebijakan Universitas Brawijaya, pakar persampahan, serta masyarakat Universitas Brawijaya. Data sekunder yang relevan dengan tujuan penelitian diambil dari berbagai sumber, seperti buku referensi, studi litelatur, informasi instansi, dan internet. Proses pengambilan data dilakukan sampling, wawancara, dan menyebarkan kuisioner kepada responden tidak terpilih dan terpilih. Timbulan sampah meliputi jenis dan jumlah kuantitas sampah harian menggunakan metode SNI SNI 19-39641994. Timbulan sampah dilakukan pada 13 titik sampel. Pengambilan sampel dilakukan pada tempat pembuangan sementara setiap fakultas. Responden tidak terpilih yang dimaksud adalah masyarakat Universitas Brawijaya yang langsung berperan serta dalam menciptakan dan mengelola sampah. Responden tidak terpilih ditujukan untuk menggali faktor yang berperan dalam mengelola sampah universitas. Penggalian data dilakukan dengan menggunakan analisis faktor. Responden terpilih dilakukan untuk mendapat jawaban secara tepat terkait dengan kebijakan pengelolaan sampah. Pencarian data untuk responden terpilih
menggunakan teori AHP untuk mendapatkan strategi pengelolaan sampah. Responden terpilih adalah rektorat Universitas Brawijaya, pengelola rumah kompos, dan eksekutif mahasiswa. PEMBAHASAN Sampah yang dihasilkan memiliki sistem pengelolaan tradisional. Sistem yang diterapkan di Universitas Brawijaya merupakan kumpul, angkut, dan buang. Pengolahan hanya dilakukan untuk sampah jenis organik dedaunan. Sampah jenis tersebut diolah menjadi pupuk dan dikonsumsi oleh pihak Universitas Brawijaya sendiri. Sampah organik jenis lainnya tidak dilakukan pengolahan dan dilimpahkan ke pihak dinas kebersihan dan pertamanan. Pengumpulan sampah dilakukan setiap hari. Proses pengumpulan dilakukan setiap pagi melalui dua rute pengangkutan. Rute pertama adalah Widyaloka-Soekarno Hatta dan rute kedua adalah Perpustakaan – Pertanian. Pengangkutan dilakukan di setiap tempat sampah dilalui dan tempat penampungan sementara setiap fakultas. Sampah dikumpulkan pada TPA Universitas Brawijaya. Sampah diangkut oleh dinas kebersihan dan pertamanan sebanyak 3 kali dalam satu minggu. TIMBULAN SAMPAH Sampah (SK SNI T-13-1990-F) merupakan limbah padat yang terdiri dari zat organic dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan wajib dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan (Fadhilah et al, 2011). Universitas Brawijaya dengan total masyarakat kampus 59469 menghasilkan sampah setiap harinya. Timbulan sampah merupakan banyaknya sampah yang dihasilkan manusia dalam suatu daerah. Pengukuran timbulan sampah menggunakan satuan volume dan berat. Pengukuran tersebut digunakan untuk mendesain sistem pengelolaan sampah, transportasi, dan desain tempat penampungan (Azkha, 2006). Sampah yang terbentuk di dalam kampus Universitas Brawijaya memiliki rata-rata rata-rata
timbulan sampah domestik Universitas Brawijaya untuk satuan volume adalah 0.011 liter/orang/hari dan untuk satuan berat adalah 35 gram/orang/hari. Bila dilihat berdasarkan satuan berat, Universitas Brawijaya tidak termasuk dalam strata timbulan sampah kota sedang. Tingginya timbulan sampah untuk masyarakat Universitas Brawijaya dikarenakan perbedaan tingkat konsumsi, gaya hidup, pendidikan dan pengetahuan mengenai sampah. Sampah yang terbentuk di Universitas Brawijaya mayoritas berasal dari fakultas (62%), kantor (22%), dan fasilitas umum (16%). Sampah fakultas memiliki peringkat terbesar sesuai dengan banyaknya fakultas yang dimiliki Universitas Brawijaya, yaitu 17 fakultas. Untuk perhitungan jumlah sampah, didapatkan sampah organik memegang persentase terbesar. Secara berurutan sampah yang mendominasi Universitas Brawijaya adalah sampah jenis organik (59%), kertas (19%), plastik (18%), kaca (1%), logam (0.35%), dan kriteria lainnya meliputi sampah jenis steroform (1,71%) dan kain dan karet sisanya. Tumbuhan yang berada di dalam kampus menyumbang sampah organik. Sampah kertas yang menjadi urutan kedua terdiri dari kertas penulisan tugas kuliah baik laporan dan paper dan kemasan kertas, tissue, dan struk belanja. Kondisi sampah kertas yang ada lebih besar dibandingkan sampah plastik. Sampah plastik yang terbentuk berasal dari bungkus makanan dan minuman. Sampah dengan persentase kecil adalah sampah kaca dan logam. Sampah jenis ini merupakan bungkus minuman. Minimnya sampah jenis kaca dan kaleng dapat disebabkan harga minuman yang terbungkus dalam kemasan tersebut memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan sampah makanan bungkus plastik. Masyarakat Universitas Brawijaya lebih memilih untuk membungkus makanan menggunakan kemasan steroform. Sampah jenis kain dan karet yang ditemukan memiliki persentase paling sedikit. Komposisi sampah dikarenakan gaya hidup dan kebiasaan dari masing-masing
golongan masyarakat tersebut hampir sama, seperti dalam penyajian makanan. Informasi tentang komposisi sampah dibutuhkan untuk penentuan luas areal tempat pembuangan sampah akhir (TPA) dan pengolahan sampah secara biologi seperti pengolahan composting. Komposisi sampah dibagi kedalam katergori sampah yang terdekomposisi (Pd) dan sampah yang tidak tedekomposisi (Pnd). Dengan demikian, untuk Universitas Brawijaya perbandingan sampah yang terdekomposisi dan tidak terdekomposisi ini adalah Pd : Pnd = 60% : 40%. ANALISA FAKTOR Berdasarkan 197 responden yang dilakukan, 94% masyarakat Universitas Brawijaya menganggap sampah merupakan masalah kampus. Keadaan lingkungan kampus yang masih sering dijumpai sampah yang berserakan. Sebanyak 89% masyarakat Universitas Brawijaya mengetahui permasalahan sampah termasuk dalam indikator perguruan tinggi menuju green campuss. Di sisi lain, 11% masyarakat Universitas Brawijaya tidak mengetahui masalah sampah dalam perhitungan green campuss. Hal ini menunjukkan, sosialisasi pihak rektorat Universitas Brawijaya yang masih kurang terhadap pertanyaan mengenai green campuss. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .957
N of Items 13
Nilai Cronbach’s Alpha yang di dapat berupa 0.957. Nilai Cronbach’s Alpha di atas 0.6 menunjukkan instrumen penelitian bersifat reliabel. Data yang diperoleh dalam analisis faktor dapat diandalkan. Permasalahan sampah di Universitas Brawijaya didapat diakibatkan oleh tiga komponen. Komponen yang dikaji dalam permasalah ini adalah komponen kebijakan lingkungan, manusia, dan fasilitas berperan dalam mengatasi masalah sampah yang
Tujuan
Faktor
Kebijakan Lingkungan Pengolahan sampah terpadu
Manusia
Fasilitas
Strategi Kebijakan penggunaan kertas Kebijakan pembatasan penggunaan botol plastik Reuse dan recycle Composting sampah organik Sosialisasi kebijakan Pengetahuan Sampah Perilaku Berwawasan Lingkungan Pemisahan Sampah Kesadaran membuang sampah Bertambahnya tempat sampah Memperluas TPA Sampah Pemasangan Plang Peringatan Sampah Pengangkutan berkala sampah
terjadi di lingkungan Universitas Brawijaya. Kebijakan lingkungan merupakan tindakan yang dilakukan pihak rektorat universitas untuk mencegah dan mengatur masalah sampah yang terbentuk. Komponen manusia merupakan aspek masyarakat Universitas Brawijaya yang berperan sebagai penghasil sampah. Masyarakat kampus memiliki peran dalam pencegahan, pembentukan, dan pengontrol jalannya pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pihak universitas. Komponen terakhir merupakan fasilitas. Fasilitas yang digunakan merupakan fasilitas yang berperan dalam proses pengelolaan sampah. Fasilitas yang dimiliki Universitas Brawijaya untuk melakukan pengelolaan sampah. Komponen kebijakan lingkungan, manusia, dan fasilitas dipecah menjadi 13 faktor yang berhubungan dengan pengelolaan sampah. Tiga belas faktor yang telah dibentuk, disebar kepada masyarakat Universitas Brawijaya untuk mengetahui persepsi faktor yang lebih penting dibanding faktor lainnya. Faktor yang mendapat nilai persepsi terendah merupakan perluasan tempat penampungan akhir sampah dan kebijakan penggunaan kertas. Faktor jenis dirasa tidak terlalu penting dengan faktor lainnya. Masyarakat Universitas Brawijaya menganggap tempat penampungan akhir sampah yang dimiliki universitas masih dapat menampung volume sampah yang dihasilkan. Universitas Brawijaya mempunyai 1 tempat penampungan akhir
Pengomposan
Reduce, Recycle, Reuse
Pengubahan Energi
sampah yang terletak di sebelah kiri Fakultas Pertanian. Tempat penampungan sampah yang ada, digunakan untuk menampung seluruh sampah yang terbentuk di Universitas Brawijaya setiap harinya sebelum diangkut Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang. Perluasan tempat penampungan akhir sampah dapat menimbulkan kesan untuk meningkatkan sampah yang terbentuk di Universitas Brawijaya. Faktor lainnya yang mendapat nilai terkecil adalah kebijakan penggunaan kertas. Kebijakan penggunaan kertas dirasa tidak terlalu penting. Kertas yang digunakan untuk menulis laporan ataupun tugas kuliah tidak perlu diatur jumlah atau pemakaiannya. Kebijakan penggunaan kertas dapat ditangani dengan bentuk digitalisasi untuk tugas yang akan dikumpulkan. Akan tetapi, penerapan digitalisasi tugas belum dapat berjalan mengingat bukti fisik tugas lebih mudah untuk dikoreksi. Penggunaan kertas dapat dilakukan dengan bijak dengan memanfaatkan kedua sisi kertas sebagai sebuah tempat menulis. Faktor yang mendapat nilai tertinggi merupakan kesadaran masyarakat Universitas Brawijaya untuk membuang sampah pada tempatnya. Masyarakat Universitas Brawijaya dituntut untuk membuang sampah pada tempatnya. Hal tersebut akan mengurangi sampah yang tercecer di jalan, tempat duduk, dan lantai. Kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya secara tidak langsung akan
membantu proses pengangkutan sampah menuju tempat penampungan akhir. Faktor ini mendapat dukungan dari faktor pengetahuan mengenai sampah yang berada pada urutan kedua. Perilaku membuang sampah tidak pada tempatnya merupakan cerminan dari pengetahuan masyarakat Universitas Brawijaya mengenai sampah rendah. Universitas Brawijaya perlu menerapkan sosialisasi mengenai sampah untuk meningkatkan pengertahuan masayarakat kampus mengenai sampah. Component Matrixa Component 1 A .682 B .770 C .849 D .882 E .880 F .883 G .862 H .857 I .898 J .835 K .651 L .722 M .861 Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted. Metode pengelolaan sampah yang dilakukan berada pada nilai tengah dari seluruh faktor yang ada. Nilai pengelolaan kompos memiliki nilai tertinggi, akibat tergolong metode yang lebih ramah lingkungan. Untuk penambahan fasilitas pengelolaan sampah berada pada nilai tengah seluruh faktor. Masyarakat Universitas Brawijaya menganggap fasilitas yang ada tidak perlu dilakukan penambahan. Akan tetapi, fasilitas pengelolaan sampah perlu dibenahi untuk mengurangi jumlah pembentukan dan penumpukan sampah yang berada di kampus Universitas Brawijaya.
AHP PENGELOLAAN SAMPAH
KEBIJAKAN LINGKUNGAN
MANUSIA
FASILITAS
PENGOMPOSAN
REDUCE, REUSE, RECYCLE
PENGUBAHAN ENERGI
AHP adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk menentukan urutan prioritas suatu rencana (Chamdra et al, 2015). Metode AHP digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah yang dapat dilakukan oleh Universitas Brawijaya. Pengelolaan sampah dilakukan untuk mereduksi dan mengolah sampah yang terbentuk di Universitas Brawijaya. Pengelolaan sampah menggunakan tiga komponen yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu Kebijakan Lingkungan, Manusia, dan Fasilitas. Berdasarkan hasil AHP, komponen manusia memiliki nilai dominasi terbesar (59,6%). Kebijakan lingkungan sebagai komponen kedua (30,4%) dan fasilitas sebagai komponen ketiga (10%). Manusia sebagai faktor dominan dalam pengelolaan sampah di Universitas Brawijaya. Pengetahuan manusia mengenai sampah merupakan awal pengelolaan sampah. Alternatif pengelolaan sampah yang dapat dilakukan oleh Universitas Brawijaya adalah, proses pengelolaan zero waste (55,1%), pengubah energy (34,1%), dan kompos (10,8%). Pemilihan alternatif dilakukan berdasarkan kebijakan lingkungan, manusia, dan fasilitas yang berada di Universitas Brawijaya. KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan : 1. Timbulan sampah yang dihasilkan di Universitas Brawijaya memiliki presentase 35gr/orang/hari atau 0,011 liter/orang/hari.
2.
Komposisi sampah terbesar yang dihasilkan Universitas Brawijaya adalah jenis sampah organik (59%), kertas (19%), plastik (18%), sterofoam (1,71%), kaca (1%), logam (0,35%), lain-lain (0,94%). 3. Faktor yang berpengaruh dalam terbentuknya samah di Universitas Brawijaya adalah faktor manusia yang terdiri dari pengetahuan mengenai sampah, faktor kedua yaitu kebijakan lingkungan dan ketersediaan fasilitas pendukung menjadi faktor ketiga. 4. .Pengelolaan sampah di Universitas Brawijaya dapat dibentuk menjadi sistem terpadu yang terdiri dari pengubah energy untuk sampah tidak terdekomposisi, sistem zero waste untuk sampah daur ulang, dan pengomposan untuk sampah organik. Pengelolaan samah dimulai dari pemisahan sampah saat samapah terbuang. SARAN Saran untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dapat dibandingkan jumlah presentase sampah berdasarkan musim hujan dan kemarau. Dari hasil penelitian sendiri, Universitas Brawijaya dapat mengadakan edukasi mengenai sampah melihat faktor manusia merupakan faktor tertinggi. Untuk proses pengelolaan sampah dapat dilakukan diawal degan pemisahan yang dilakukan oleh masyarakat kampus saat akan membuang sampah. Pegelolaan lebih lanjut dapat dilakukan untuk berdasarkan jenis sampah. DAFTAR PUSTAKA Azkha, Nizwardi. 2006. Analisis Timbulan, Komposisi, dan Karakteristik Sampah di Kota Pandang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 1 (1) : 14-18. Chamdra, Santhy, Marthen R. Pellokila, Ruslan Ramang. 2015. Analisis Teknologi Pengolahan Sampah di Kupang dengan Proses Hirarki Analitik dan Metode Valuasi
Kontingensi. Jurnal Manusia dan lingkungan. Vol. 22 (3): 350-356. Fadhilah, Arief, H. Sugianto, Kuncoro Hadi, Satriya W. Firmandhani, Titien W.Murtini, Edward E. Pandelaki. 2011. Kajian Pengelolaan Sampah Kampus Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Jurnal MODUL. Vol. 11 (2) : 62-71.