RELATIONSHIP BETWEEN SELF ESTEEM WITH TENDENCY TO DATING VIOLENCE THE STUDENTS REGULAR 1 AND REGULAR 2 CLASS OF 2009 IN INDUSTRIAL ENGINEERING FACULTY DIPONEGORO UNIVERSITY Triyas Wulan M, Frieda NRH, Dinie Ratri Desiningrum Psychology Faculty Diponegoro University Email:
[email protected],
[email protected] ABSTRACT Based on teen dating phenomenon, a lot happened dependence on their partners. Dependency here means emotionally dependent and always never dared to resist what it wants partner and fear of abandonment. Dating process can lead to positive effects and negative effects. One of the negative effects is dating violence. This study aims to determine the relationship between self esteem with tendency to dating violence students in Industrial Engineering Faculty in Diponegoro University. In the study population were regular students regular 1 and regular 2 class of 2009 majoring in Industrial Engineering Faculty Diponegoro University. Sample was90 persons obtained through cluster random sampling technique. Retrieval of data using propensity scale violence in courtship consisting of 29 aitem (α = 0,952) and self esteem scale consisting of 37 aitem (α = 0,950). Processing the data using Non Parametric Method Statistical Test Spearman Rank Correlation Coefficient, rxy = -0,434 obtained with a significance level of 0,000 (p<0,05). The existence of a negative sign on the correlation coefficient indicates the direction the relationship is negative meaning that the highet the tendency of self esteem in dating violence has declined. Conversely, the lower the self esteem then making trend in dating violence is increasing. Kata kunci: Self Esteem, Tendency to Dating Violence, Engineering Students.
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KECENDERUNGAN MELAKUKAN KEKERASAN DALAM PACARAN PADA MAHASISWA REGULER 1 DAN REGULER 2 ANGKATAN 2009 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN INDUSTRI UNIVERSITAS DIPONEGORO Triyas Wulan M, Frieda NRH, Dinie Ratri Desiningrum Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Email:
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Berdasarkan fenomena berpacaran pada remaja banyak terjadi ketergantungan pada pasangannya. Ketergantungan disini berarti tergantung secara emosional dan selalu menuruti serta tidak pernah berani menolak apa yang diinginkan pasangan dan takut ditinggalkan. Proses berpacaran itu sendiri dapat menimbulkan efek positif dan negatif. Salah satu efek negatifnya adalah terjadinya kekerasan dalam pacaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan kecenderungan melakukan kekerasan dalam pacaran pada mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Industri Universitas Diponegoro. Populasi dalam penelitian adalah mahasiswa reguler 1 dan reguler 2 angkatan 2009 Fakultas Teknik Jurusan Industri Universitas Diponegoro yang sedang dan pernah berpacaran. Sampel penelitian berjumlah 90 orang yang diperoleh melalui teknik cluster random sampling. Pengambilan data menggunakan skala kecenderungan melakukan kekerasan dalam pacaran yang terdiri dari 29 aitem (α = 0,952) dan skala harga diri yang terdiri dari 37 aitem (α = 0,950). Pengolahan data menggunakan metode statistik Non Parametrik Uji Statistik Koefisien Korelasi Spearman Rank, diperoleh rxy = -0,434 dengan tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05). Adanya tanda negatif pada koefisien korelasi menunjukkan arah hubungan yang negatif artinya semakin tinggi harga diri maka membuat kecenderungan melakukan kekerasan dalam pacaran semakin menurun. Sebaliknya, semakin rendah harga diri maka membuat kecenderungan melakukan kekerasan dalam pacaran semakin meningkat. Kata kunci: Harga Diri, Kecenderungan Melakukan Kekerasan dalam Pacaran, Mahasiswa Teknik.
terjadi dalam hubungan berpacaran
PENDAHULUAN Menurut
Havighurst
(dalam
dikaitkan dengan berbagai efek buruk
Hurlock, 2004, h. 10) salah satu tugas
dan menyediakan potensi yang lebih
perkembangan
parah dalam membentuk kekerasan
remaja
adalah
mencapai hubungan baru yang lebih
dalam
matang dengan teman sebaya dari jenis
Resseguie, 2007, h. 364).
kelamin apapun serta mempersiapkan
berpacaran
(Cornelius
&
Kartono dan Gulo (2000, h. 15),
perkawinan dan keluarga. Berpacaran
menjelaskan
bahwa
kekerasan
di masa remaja membantu individu
merupakan
dalam membentuk hubungan romantis
dikaitkan dengan perasaan-perasaan
selanjutnya hingga pernikahan pada
marah
masa dewasa (Santrock, 2003, h. 239).
berfungsi
istilah
atau
umum
permusuhan,
sebagai
suatu
yang yang motif
Proses berpacaran itu sendiri
melakukan respons berupa perlakuan
dapat menimbulkan efek positif dan
kasar, penghinaan dan frustrasi. Wolfe
negatif. Efek positifnya, Padgham dkk
(2009, h. 89), menjelaskan bahwa
mengatakan
kekerasan
bahwa
berpacaran
berpacaan
memiliki tujuan yaitu membentuk
disebabkan
rekreasi,
dan
memainkan peranan penting dalam
proses
pembentukkan strategi remaja untuk
sumber
keberhasilan,
dari
bagian
status dari
harapan
terjadi
sosialisasi pada masa remaja, proses
mencocokkan
belajar
mendapatkan
tentang
keakraban,
sarana
peran
diri
dan
penerimaan
gender
agar di
untuk eksperimen, dapat memberikan
lingkungannya terutama di masa awal
kebersamaan
remaja. Persepsi yang menjadi pelaku
memberikan mengenali
dalam
berinteraksi,
kontribusi proses
untuk
pembentukan
kekerasan lebih memungkinkan adalah laki-laki
dan
yang
mengalami
identitas, dan pacaran dapat menjadi
kekerasan
korbannya
sarana untuk memilih pasangan untuk
perempuan
hubungan yang luas hinggapernikahan
dengan stereotipe bias gender (Seelau
(Santrock, 2003, h. 239). Agresi yang
& Seelau, 2005).
hal
ini
adalah
berhubungan
Aspek kepribadian yang penting
yaitu perlakuan dari orang lain. Harga
dan harus dimiliki oleh remaja adalah
diri
harga diri
(Rohmah, 2004, h. 54).
berhubungan dengan banyak kejadian
Seseorang yang bermasalah dalam
di negara termasuk tingginya tingkat
harga diri pada umumnya gagal dalam
kehamilan
mengembangkan potensi diri secara
alkohol
penuh. Coopersmith (dalam Rohmah,
depresi, kecemasan sosial dan bunuh
2004, h. 55), menjelaskan bahwa harga
diri.
diri merupakan evaluasi diri yang
kelamin,
dirancang dan dilakukan individu yang
orientasi
sebagian besar berasal dari interaksi
tampaknya
dengan lingkungan dan perlakuan
(Twenge & Campbell, 2002, dalam
orang lain terhadap dirinya. Harga diri
Guindon 2010, h. 3).
digambarkan perkembangan
sebagai dan
yang
rendah
remaja, dan
telah
penyalahgunaan
narkoba,
Faktor-faktor ras,
terbukti
kekerasan,
seperti
tingkat
seksual
dan
sangat
jenis
ekonomi, sebagainya,
mempengaruhi
proses
Zillman (dalam Krahe, 2001, h.
kemampuannya
93) menyatakan bahwa orang-orang
sebagai faktor kunci dari kepribadian
yang
dan juga merupakan kebutuhan yang
memperlihatkan perilaku agresif lebih
mendasar dari manusia (Greenberg,
tinggi.
2008, dalam Guindon, 2010, h. 3).
menempatkan
Harga diri juga merupakan evaluasi
makhluk
diri yang dibuat oleh setiap individu,
sebagai makhluk kedua. Sampai saat
sikap
ini,
seseorang
terhadap
dirinya
rentan
secara
Struktur
emosional
budaya
patriarki
laki-laki
utama
ideologi
dan
sebagai perempuan
patriarkis
yang
sendiri dalam rentang dimensi positif
menetapkan bahwa kekuasaan relasi
hingga negatif (Baron dan Byrne,
gender berada di tangan laki-laki
2004, h. 173).
menjadi
White (dalam Guindon, 2010, h.
timbulnya
salah
satu
penyebab
kekerasan
terhadap
7) menjelaskan bahwa harga diri
perempuan (Brehm & Sharon, 2002,
memiliki dua faktor: faktor internal
h.356).
yaitu keberhasilan dan faktor eksternal
Bushman & Baumeister melakukan
penelitian mengenai harga diri dan
berhubungan dengan harga diri
kekerasan. Penelitian yang dilakukan
dan kekerasan dalam pacaran.
oleh kedua peneliti tersebut terjadi pertentangan
mengenai
rendah
harga
dan
harga
tinggi
2.
diri
Manfaat Praktis a. Menambah informasi bagi
disebut
remaja,
khususnya
sebagai pemicu terjadinya agresivitas
mahasiswa mengenai harga
atau
diri dan kekerasan dalam
kekerasan
(Bushman
&
Baumeister, 2002, h. 219-229).
pacaran. Informasi tersebut diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan
TUJUAN PENELIAN Tujuan dari penelitian ini
bagi
para
remaja
yang
agar
dapat
adalah untuk mengetahui hubungan
berpacaran
antara
pacaran dengan sehat dan
harga
diri
dengan
kecenderungan melakukan kekerasan
terhindar
dalam
dalam pacaran.
pacaran
Fakultas
Teknik
pada
mahasiswa
Jurusan
Industri
dari
kekerasan
b. Menambah
Universitas Diponegoro.
informasi
mengenai hubungan antara harga
diri
dengan
MANFAAT PENELITIAN
kecenderungan melakukan
Penelitian ini memiliki dua manfaat
kekerasan dalam pacaran
yaitu:
pada mahasiswa.
1.
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat
LANDASAN TEORI
memberikan sumbangan
informasi
dan
Kecenderungan
pemikiran
bagi
Kekerasan dalam Pacaran
psikologi, khususnya psikologi perkembangan,
psikologi
pendidikan dan psikologi sosial
Melakukan
Kecenderungan pendapat
Poerwadarminta
menurut (2007,
h.228) diartikan sebagai kecondongan (hati),
kesudian
atau
keinginan
(kesukaan) akan sesuatu. Menurut
pacaran, yang mana perilaku ini
Reputrawati, Murdijana & Susilawati
ditujukan untuk memperoleh kontrol,
(2000,
kekuasaan
h.
2)
kekerasan
dalam
berpacaran adalah tindakan menguasai yang
diwujudkan
secara
dan
kekuatan
atas
pasangannya.
fisik,
Murray
mendefinisikan
psikologis, seksual dan ekonomi oleh
kekerasan berpacaran sebagai tindakan
pasangan yang belum menikah, baik
yang disengaja (intentional), yang
laki-laki
atau
mengakibatkan
perempuan
yang
dilakukan dengan menggunakan taktik
penderitaan
fisik,
melukai dan paksaan fisik untuk
mental, seksual, dan ekonomi atas diri
memperoleh
pasangannya. Wallace (2002, h. 181)
kekuatan (power) dan kontrol (control)
menambahkan,
terhadap
terhadap pasangannya (dalam Journal
tindakan-tindakan
The University of Michigan Sexual
atau
Assault Prevention and Awareness
pasangan yang
kekerasan
adalah
disengaja
rangkaian
dan
mempertahankan
tindakan-tindakan yang menyebabkan
Center
luka atau penderitaan pada pasangan.
Handeyside, Nimeh & Cope, 2007, h.
Tindakan
berupa
542). Lebih lanjut dikatakan bahwa
tindakan fisik, emosional atau seksual,
perilaku ini tidak dilakukan atas
yang dapat terjadi pada laki-laki atau
paksaan orang lain, sang pelaku lah
perempuan, baik yang sudah menikah
yang memutuskan untuk melakukan
(married),
seperti
perilaku ini atau tidak, perilaku ini
suami istri (cohabitating) atau terlibat
ditujukan agar sang korban tetap
hubungan
bergantung
tersebut
hidup yang
dapat
bersama serius
(serious
Warkentin berpacaran
atau
Wickliffe,
terikat
Scott,
dengan
pasangannya.
relationship). menyebutkan
Burandt,
(2008, h. 34)
bahwa adalah
Berdasarkan penjelasan diatas
kekerasan
pengertian kecenderungan melakukan
kekerasan
kekerasan
dalam
pacaran
adalah
psikologis dan fisik yang dilakukan
keseluruhan disposisi untuk bertingkah
oleh salah satu pihak dalam hubungan
laku,
melakukan
ancaman
atau
tindakan kekerasan kepada salah satu
mengenai diri individu yang dianggap
pihak dalam hubungan berpacaran,
baik.
yang mana kekerasan ini ditujukan
Berdasarkan pendapat di atas
untuk memperoleh kontrol, kekuasaan
dapat diambil kesimpulan bahwa harga
dan
diri adalah penilaian individu tentang
kekuatan
Perilaku
ini
kekerasan
atas
pasangannya.
bisa
dalam
emosional,
fisik
bentuk
dirinya sendiri yang menunjukkan
dan
sejauh mana individu percaya bahwa
seksual.
dirinya mampu, berarti, berhasil, dan berharga dalam berhubungan dengan orang lain. Harga diri merupakan
Harga Diri Teori harga diri oleh Michener &
penilaian terhadap diri sendiri yang
Delamater (dalam Dayakisni, 2003, h.
bersifat positif dan negatif. Penilaian
69)
penjelasan
positif terhadap diri sendiri disebut
pembentukan
sebagai harga diri yang tinggi dan
atau perkembangan harga diri melalui
penilaian negatif terhadap diri disebut
pengalaman dalam keluarga, umpan
sebagai harga diri rendah.
dapat
mengenai
balik
memberikan pentingnya
terhadap
prestasi
dan
perbandingan sosial yang di terima
Hubungan
oleh remaja.
Kecenderungan
Worchel dkk (dalam Dayakisni, 2003, h. 69) menjelaskan bahwa harga
Harga
Diri
dengan
Melakukan
Kekerasan dalam Pacaran Dalam
hubungan
berpacaran,
diri merupakan komponen evaluatif
remaja dapat memberikan umpan balik
dari konsep diri, yang terdiri dari
dari prestasi yang meliputi kesuksesan
evaluasi positif dan negatif tentang
ataupun
dirinya
mempengaruhi
sendiri
yang
dimiliki
kegagalan harga
yang diri
akan remaja,
seseorang. Kartono (2000, h. 441)
ditekankan bahwa remaja memperoleh
mendefinisikan harga diri sebagai
harga diri dari pengalamannya sendiri
suatu bentuk penghargaan terhadap
terhadap
diri sendiri serta kesan seseorang
mencapai
apa
yang
tujuan
terjadi
serta
untuk
mengatasi
rintangan atau kesulitan, sedangkan
menyeluruh (Santrock, 2003, h. 336).
perbandingan sosial yang diperoleh
Harga diri merupakan salah satu aspek
remaja berasal dari perasaan yang
yang menentukan keberhasilan remaja
dimiliki remaja akan rasa mampu atau
dalam berinteraksi dengan lingkungan
berharga
dari
sosialnya. Melalui harga diri, proses
perbandingan akan prestasi orang yang
belajar, pengalaman serta interaksi
dikagumi, terutama dengan teman
dengan
sebayanya (Dayakisni, 2003, h. 70).
membentuk suatu penilaian positif
yang
diperolehnya
Mahasiswa yang memiliki harga
lingkungan,
remaja
dapat
dalam diri remaja berkaitan dengan
diri yang positif memiliki kemampuan
penghargaan
bersosialisasi atau beradaptasi yang
kemudian akan mempengaruhi cara
baik,
remaja menampilkan potensi yang
agar
dapat
diterima
oleh
lingkungannya yang baru. Adaptasi
atas
dirinya,
yang
dimilikinya.
sangat berperan, apabila mahasiswa
Worchel dkk (dalam Dayakisni,
mampu melewati proses adaptasi,
2003, h. 69) menjelaskan bahwa harga
maka
tidak
diri merupakan komponen evaluatif
yang
dari konsep diri, yang terdiri dari
mengarah pada keberhargaan dirinya.
evaluasi positif dan negatif tentang
Kemampuan
dirinya
mahasiswa
mengalami
memenuhi
tersebut
hambatan
sosial
mahasiswa kebutuhan
dalam sosialnya
dilakukan melalui proses membina
sendiri
seseorang.
Harga
yang diri
dimiliki merupakan
karakteristik dari kepribadian.
hubungan dengan berkomunikasi yang baik
serta
penyusaian
diri
yang
memadai. Proses penyesuaian yang
METODOLOGI PENELITIAN Variabel tergantung
(Y)
:
baik ini ditunjukkan dalam hubungan
Kecenderungan
berpacaran.
Kekerasan dalam Pacaran
Harga diri merupakan suatu hal yang
sangat
merupakan
penting,
evaluasi
diri
karena yang
Melakukan
Variabel bebas (X) : Harga Diri
Skala yang digunakan untuk mengukur
diri adalah penilaian pribadi yang
variable
dilakukan
tersebut
kecenderungan
adalah
skala
melakukan
kerasan
individu
perasaan
dalam pacaran dan skala harga diri.
berharga
mengenai atau
berarti
dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya.
Definisi Operasional Variabel 1. Kecenderungan
melakukan
kekerasan dalam pacaran, adalah keseluruhan
disposisi
bertingkah
laku,
untuk
melakukan
ancaman atau tindakan kekerasan kepada salah satu pihak dalam hubungan berpacaran, yang mana kekerasan
ini
ditujukan
untuk
memperoleh kontrol, kekuasaan dan kekuatan
atas
pasangannya.
Perilaku ini bisa dalam bentuk kekerasan emosional, fisik dan seksual. 2. Harga diri, merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan individu dalam memandang dirinya, yang diekspresikan melalui sikap menerima
atau
menolak,
yang
diindikasikan
oleh
besarnya
kepercayaan
individu
terhadap
kemampuan,
keberartian,
kesuksesan dan keberhargaannya atau dapat dikatakan bahwa harga
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknik Industri
Universitas
Semarang
S1
Diponegoro
angkatan
2009.
Mahasiswa (remaja akhir) dengan usia 18-21 tahun dan tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Industri Universitas Diponegoro Semarang S1 angkatan 2009 dan sedang berpacaran atau
pernah
berpacaran.
Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini
yaitu
teknik
cluster
random
sampling, yakni teknik pengambilan sampel
yang
dilakukan
dengan
melakukan pemilihan subjek penelitian berdasarkan kelompok, bukan subjek secara individual (Azwar, 2006, h. 87). Metode Analisis Data Analisis data dalam penelitian dilakukan
dengan
menggunakan
analisis uji asumsi dan uji hipotesis
dengan Statistical Package for Social
kekerasan
Science (SPSS) for Windows Release
semakin
versi 20.0.
semakin
dalam tinggi
pacaran
harga
rendah
yaitu
diri
maka
kecenderungan
melakukan kekerasan dalam pacaran. Nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah
signifikansi
menunjukkan
0,000
(p<0,05)
bahwa
terdapat
untuk mengetahui hubungan antara
hubungan yang signifikan antara harga
harga
kecenderungan
diri dengan kecenderungan melakukan
melakukan kekerasan dalam pacaran
kekerasan dalam pacaran. Berdasarkan
pada
hasil
diri
dengan
mahasiswa
Jurusan
Fakultas
Industri
Teknik
Universitas
Diponegoro.
tersebut,
yang
menyatakan ada hubungan negatif antara
Menggunakan analisis uji asumsi
hipotesis
harga
diri
dengan
kecenderungan melakukan kekerasan
dan uji hipotesis dengan Statistical
dalam
Package for Social Science (SPSS) for
angkatan 2009 Fakultas Teknik Jurusan
Windows Release versi 20.0, Hasil
Industri
yang diperoleh menggunakan metode
Semarang dapat diterima. Hasil penelitian
statistik Non Parametrik dengan teknik
ini membuktikan bahwa salah satu faktor
Korelasi Rank Spearman menunjukkan seberapa besar hubungan antara harga diri dengan kecenderungan melakukan kekerasan
dalam
koefisien
korelasi
dengan
tingkat
pacaran
melalui
sebesar
signifikansi
-0,434 0,000
pada
Universitas
mempengaruhi
melakukan
kekerasan
mahasiswa Diponegoro
kecenderungan dalam
pacaran
adalah harga diri.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
(p<0,05). Adanya tanda negatif pada angka
yang
pacaran
-0,434
menunjukkan
arah
hubungan yang negatif antara harga diri dengan kecenderungan melakukan
terdapat hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dengan kecenderungan melakukan kekerasan dalam pacaran yang ditunjukkan
angka
koefisien
korelasi
sebesar -0,434 dengan tingkat signifikansi
dimilikI
0,000 (p<0,05).
konflik dalam pacaran subjek tidak
Adanya tanda negatif pada angka
-0,434
menunjukkan
arah
hubungan yang negatif antara harga dalam
pacaran
yaitu
dihadapkan
pada
akan menggunakan kekerasan untuk menyelesaikannya dan dapat menjalin hubungan pacaran yang sehat. 2. Bagi Fakultas
diri dengan kecenderungan melakukan kekerasan
ketika
Pihak
fakultas
disarankan
untuk
dan
instansi
mendorong
semakin negatif harga diri maka
mahasiswa untuk dapat memanfaatkan
semakin
kecenderungan
harga diri yang dimiliki ke dalam
melakukan kekerasan dalam pacaran.
kegiatan-kegiatan yang positif seperti
Nilai
mengikuti organisasi yang ada di dalam
rendah
signifikansi
menunjukkan
0,000
(p<0,05)
bahwa
terdapat
hubungan yang signifikan antara harga diri dengan kecenderungan melakukan kekerasan
dalam
pacaran.
lingkup fakultas maupun universitas. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya a.
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik
Arah
kekerasan
semakin
disarankan
semakin
harga
rendah
diri
meneliti
kecenderungan
hubungan bersifat negatif, artinya tinggi
untuk
maka
melakukan dalam
untuk
pacaran mencermati
kecenderungan
faktor-faktor
melakukan kekerasan dalam pacaran.
berpengaruh
Sebaliknya, semakin rendah harga diri
kecenderungan
maka
kekerasan dalam pacaran, seperti
kecenderungan
kekerasan
dalam
melakukan
pacaran
lain
yang terhadap melakukan
proses belajar sosial, kesetaraan
akan
gender, dan efek media massa.
semakin tinggi
b.
Peneliti
selanjutnya
menggunakan
Saran
untuk
1. Bagi Subjek Subjek
diharapkan
dapat
mempertahankan
harga
yang
diri
pendekatan
pendekatan
memperbaiki
pengumpulan
dapat
data kualitatif
lain cara
dengan dan
memperbesar
jumlah
subjek
penelitian agar lebih representatif. c.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat
memperbaiki
alat
ukut
dengan lebih menelaah aitemaitem yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA Brehm, D. & Sharon, S. 2002. Intimate Relationships (3rd ed). New York: McGraw Hill. Baumeister, Bushman, & Campbell. 2000. Journal Self-Esteem, Narcissism, and Aggression: Does Violence Result From Low SelfEsteem or From Threatened Egotism. Iowa State University: Blackwell Publishers, Inc. Cornelius, T.L & Resseguie, N. 2007. Primary and Secondary Prevention for Dating Violence: A Review of The Literature. Journal Aggression and Violent Behavior, Vol. 12, pp. (364-375). Grand Valley State University, USA. Dayakisni, T. & Hudaniah. 2003. Psikologi Sosial. Malang: Universitas Muhammadiyah. Guindon, m. h. 2010. Self-Esteem Acros The Lifespan: Issue and Interventions. New York: Taylor and Francis Group, LLC. Hurlock, E.B. 2004. Psikologi
Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Alih bahasa: Istiwidayati & Soedjarwo. Jakarta: Erlangga. Kartono, K. & Gulo, D. 2000. Kamus Psikologi. Bandung: Mandar Maju. Krahe, B. 2001. Perilaku Agresif. Terjemahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rohmah, F.A. 2004. Pengaruh Pelatihan Harga Diri Terhadap Penyesuaian Diri Pada Remaja. Jurnal Humanitas. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. Vol. 1. No. 1 (5363). Santrock, J. W. 2003. Adolescense: Perkembangan Remaja. Edisi VI. Alih bahasa: Shinto & Sherly. Jakarta: Erlangga. Seelau, S. M., & Seelau, E. P. 2005. Gender Role Stereotypes and Perceptions of Heterosexual, Gay and Lesbian Domestic Violence. Journal of Family Violence, 20, 363370.