ANALISIS PENGARUH GENDER, HAK, KEWAJIBAN DAN TANGGUNGJAWAB AKUNTAN PUBLIK TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANGKATAN 2015 UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI Tri Sagitariyani ; Murtedjo Jl.Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530, Indonesia Telp.: (6221)53696969/53696999 E-mail :
[email protected]
ABSTRACT This research is aimed to obtain and analyze empirical data regarding the influence of gender, right, liability, and responsibility of a public accountant towards the interest of the accounting students in joining the PPAk, an additional level of education as a requirement before taking a job as an accountant. The subject of this research includes 100 students of 2015 batch in the accounting department of Bina Nusantara University. These students are chosen because they will eventually have to face PPAk or go directly to work, which explains the purposive sampling method in order to obtain the samples. The data is obtained by means of questionnaire and then analyzed with double regression system. Due to the fact that the independent variable affects several dependent variables the result shows that the right, liability, and responsibility of the public accountant have a significant influence on the interest of students of the 2015 batch in the accounting department of Bina Nusantara University. However one of the variables, the gender seems to be out of the question as it has no influence on the dependent variable. It can be concluded that there will be an increase in the interest of students of the 2015 batch in the accounting department of Bina Nusantara University in taking PPAk provided that there is a good perception regarding the right, liability, and responsibility public accountant. Keywords : Perception of students, Interest, Gender, Right And Duties Public Accountant, Responsibility Public Accountant.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh gender, hak akuntan publik, kewajiban akuntan publik dan tanggungjawab akuntan publik terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Penelitian ini dilakukan terhadap 100 mahasiswa akuntansi di Universitas Bina Nusantara Jurusan Akuntansi angktan tahun 2015. Karena angkatan 2015 adalah angkatan yang akan lulus pada tahun ini dan akan menghadapi pilihan akan langsung bekerja atau menempuh PPAk terlebih dahulu. Sampel diperoleh menggunakan teknik purposive sampling. Data penelitian diperoleh melalui kuesioner dianalisis menggunakan regresi berganda. Karena variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen lebih dari satu. Hasil penelitian menunjukkan variabel hak akuntan publik, kewajiban akuntan publik dan tanggungjawab akuntan publik berpengaruh secara signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi di Unversitas Bina Nusantara angkatan 2015 untuk mengikuti PPAk. Namun ada satu variabel yang tidak berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu variabel gender. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa minat mahasiswa akuntansi di Universitas Bina Nusantara angkatan 2015 untuk mengikuti PPAk akan meningkat dengan adanya persepsi yang baik tentang hak ,kewajiban dan tanggungjawab akuntan publik. Kata kunci Akuntan Publik
: Persepsi Mahasiswa, Minat, Gender, Hak Dan Kewajiban Akuntan Publik, Tanggungjawab
PENDAHULUAN Lulusan akuntansi dari perguruan tinggi se-Indonesia pada tahun 2010 mencapai angka 35.304. Jumlah ini meningkat drastis dari tahun-tahun sebelumnya, 24.402 lulusan (2009), 25.649 (2008), 27.335 (2007), dan 28.988 (2006). Namun lulusan program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) yang telah mendapatkan gelar Akuntan (Ak) berturut-turut hanya mencapai 833 (tahun 2007), 1227 (2008), 1313 (2009), 2175 (2010), 2146 (2011), 2172 (2012). Jumlah ini tentu sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah lulusan mahasiswa akuntansi dari seluruh Indonesia. Kondisi seperti ditunjukkan oleh data di atas dapat merupakan suatu peluang sekaligus hambatan bagi para mahasiswa yang saat ini sedang menempuh jurusan akuntansi. Akan menjadi peluang, jika kita mampu memanfaatkan keadaan tersebut dengan sebaik-baiknya. Pasar modal yang semakin berkembang dan pertumbuhan perekonomin akan menyebabkan kebutuhan pasar yang besar terhadap profesi akuntan. Namun, apabila pasar domestik tidak dapat memenuhi kebutuhan akan profesi akuntan ini ataupun jika kualifikasi yang di sediakan oleh pasar domestik tidak sesuai dengan kebutuhan internasional, maka tidak mustahil tantangan terbesar akan muncul dengan datangnya akuntan-akuntan dari negara lain yang dapat dengan mudah mengambil lahan pekerjaan kita. Penelitian ini didasari oleh penelitian Nainggolan (2013) yang meneliti pengaruh persepsi mahasiswa akuntansi mengenai undang-undang akuntan publik (hak, kewajiban dan sanksi) dan etika profesi akuntan publik terhadap persepsi mengenai pilihan kariernya sebagai akuntan publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada pengaruh persepsi mahasiswa akuntansi mengenai Undang-Undang Akuntan Publik(hak, kewajiban, dan sanksi) terhadap persepsi mengenai pilihan kariernya sebagai akuntan publik. Dengan penelitian ini penulis ingin melakukan pengujian kembali tentang pengaruh hak,kewajiban, dan tanggungjawab akuntan publik yang terdapat pada UU No.5 tahun 2011 tentang akuntan publik berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi, khususnya Universitas Bina Nusantara, Jakarta Barat. Penelitian ini juga akan menguji kemungkinan terjadinya perbedaan antara mahasiswa laki - laki dan perempuan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi. Identifikasi masalah penelitian adalah sebagai berikut: apakah gender,hak,kewajiban, dan tanggungjawab akuntan publik dalam UU No.5 tahun 2011 mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi?
Kerangka Teori dan Literatur Persepsi juga bisa diartikan sebagai suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberi makna bagi lingkungan mereka (Robbins, 1996 dalam Lara 2011). Sedangkan menurut Kotler (1990, dalam Lara 2011), persepsi adalah proses individu dalam memilih informasi, mengorganisir, menafsir masukan-masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang bermakna. Proses persepsi dimulai dari diterimanya rangsangan (stimulasi) oleh seseorang melalui alat penerimanya (panca indera), dilanjutkan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, rangsangan tersebut kemudian diinterprestasikan sehingga individu menyadari, mengerti, dan memahami apa yang diinderanya itu. Menurut Winkel (1996, dalam Puspitasari, 2011 dalam Wibowo 2012), mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang tersebut. Menurut Abror (1993, dalam Puspitasari 2011, dalam Wibowo 2012) minat mengandung unsur – unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Minat mengandung unsur kognisi artinya minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju oleh minat tersebut. Pengetahuan dan informasi mengenai profesi akuntan publik merupakan salah satu unsur minat seseorang untuk menjadi akuntan publik. Minat mengandung unsur emosi karena dalam partisipasi atau pengalaman disertai dengan perasaan tertentu. Perasaan seseorang terhadap pengalaman kerja orang lain menjadi akuntan publik dapat mempengaruhi minat orang
tersebut. Sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari unsur kognisi dan emosi yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat terhadap suatu bidang atau objek yang diminati.
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Pendidikan Profesi Akuntansi di Indonesia dalam Lara (2011) Keputusan Mendiknas Nomor 179/U/2001 menyebutkan Pendidikan Profesi Akuntansi adalah pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi setelah program ilmu Sarjana Ekonomi pada program studi akuntansi. Pendidikan profesi akuntansi bertujuan menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi keprofesian akuntansi. Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi berhak menyandang sebutan gelar profesi akuntan. Menurut Benny (2006, dalam Lara 2011) Selanjutnya mereka harus mendaftar ke departemen keuangan untuk mendapatkan nomor register.
Pengembangan Hipotesis Variabel Independen
Variabel Dependen
Gender (X1) Hak Akuntan Publik
Minat Mahasiswa Akuntansi untuk mengikuti PPAk
(X2) Kewajiban Akuntan Publik (X3)
(Y)
Tanggungjawab Akuntan Publik (X4) Gambar 1: Kerangka Pemikiran Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka peneliti mengembangkan hipotesis seperti pada halaman berikut: Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dalam Webster’s New World Dictionary seperti yang dikutip Umar (1999, dalam Nurainahlisnasari 2008 dalam Wibowo 2012), gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Dalam Women’s Studies Encyclopedia seperti yang dikutip Nurainahlisnasari (2008, dalam Wibowo 2012) menjelaskan bahwa gender adalah konsep kultural yang berupaya membuat perbedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Sehingga gender dalam hal tersebut mendefinisikan laki-laki dan perempuan dari sudut pandang non-biologis. Konsep gender berbeda dengan konsep jenis kelamin. Jenis kelamin merupakan istilah yang mengacu pada perbedaan ciri – ciri fisik diantara pria dan wanita. Sedangkan konsep gender mengacu
pada perbedaan nilai dan tingkah laku yang ada diantara pria dan wanita yang dipengaruhi oleh factor sosial dan budaya ( Umar, 1999 dalam Indiana dan Sri, 2006 dalam Wibowo 2012). Muartanto dan Martini (2003, dalam Nurainahlisnasari 2008, dalam Wibowo 2012) meneliti tentang persepsi etika bisnis dan etika profesi akuntan diantara akuntan pria dan akuntan wanita, mahasiswa dan mahasiswi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara persepsi akuntan pria dan akuntan wanita terhadap etika bisnis dan etika profesi akuntan. Demikian juga untuk mahasiswa dan mahasiswi tidak ada perbedaan signifikan dalam hal etika profesi akuntan. Selain itu, Nurainahlisnasari (2008, dalam Wibowo 2012) mengadakan penelitian tentang gender terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk antara mahasiswa pria dan mahasiswa wanita. Hasil penelitian tersebut menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara minat mahasiswa pria dan mahasiswa wanita untuk mengikuti PPAk. Pada penelitian ini, penulis ingin menguji kembali apakah gender mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti USAP dan menjadi Akuntan Publik. Sanders and Nelson, (2004 dalam Philip 2009) menyebutkan bahwa penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketidaksetaraan gender dalam pendidikan sains berkontribusi terhadap perbedaan antara kepentingan ilmu pengetahuan laki-laki dan perempuan dan prestasi. Dalam hal ini perbedaan gender sangat mempengaruhi minat seseorang untuk mengikuti ujian profesi akuntansi dan menjadi auditor. Karena perempuan akan sangat sulit untuk mencapai tingkat yang sama dengan laki – laki. Karena wanita setelah lulus dari jenjang pendidikannya cenderung akan dihadapkan beberapa pilihan diantaranya menikah dan mengurus anak. Berbeda halnya dengan laki – laki yang harus menjadi tulang punggung keluarga. Laki – laki dapat mencapai level yang lebih tinggi dibandingkan wanita. Seperti penelitian yang di lakukan Philip (2009) menunjukkan bahwa hambatan gender dalam masyarakat patriarki membuat sulit bagi perempuan untuk mencapai tingkat yang sama dengan laki-laki. Tanggung jawab antara keduanya dapat mencegah wanita dari mencapai pendidikan dan pengalaman kerja yang lebih tinggi di bandingkan laki - laki. Akibatnya, pilihan yang tersedia bagi perempuan sering antara pekerjaan atau merawat anak-anak. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan mungkin juga akibat dari diskriminasi di luar pasar tenaga kerja di lembaga-lembaga sosial lainnya. Oleh karena itu penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : H1: Minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi dipengaruhi oleh perbedaan gender. Di dalam pasal 24 UU No.5 tahun 2011 mengatur akan hak akuntan publik. Hak – hak yang diatur dalam pasal 24 UU No.5 tahun 2011 antara lain Akuntan Publik berhak memperoleh imbalan atas jasa yang diberikan pada kliennya. Kemudian dalam pasal 24 UU No. 5 tahun 2011 butir b membahas bahwa seorang Akuntan Publik berhak memperoleh perlindungan hukum sepanjang telah memberikan jasa sesuai SPAP. Kemudian dalam pasal 24 butir c UU No.5 tahun 2011 dibahas bahwa seorang auditor berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan pemberian jasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan. Di dalam pasal ini sangat menguntungkan bagi Akuntan Publik maka dari itu dengan adanya pasal 24 UU No. 5 tahun 2011 yang mengatur Hak Akuntan Publik akan mampu meningkatkan minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian profesi akuntan public dan menjadi akuntan publik. Terdapat banyak faktor yang menjadikan mahasiswa akuntansi memilih karir sebagai akuntan publik, yang merupakan hasil dari beberapa penelitian diantaranya gaji, lingkungan kerja, nilai sosial, pelatihan profesional, dll. Gaji sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan manusia dalam memilih pekerjaan (Milton, 1986:35 dalam Nainggolan, 2013). Gaji dipandang sebagai hal yang mendasar bagi seseorang yang ingin memulai berkarir. Penelitian Setiyani (2005:53 dalam Nainggolan, 2013) mengungkapkan bahwa gaji merupakan faktor yang sangat dipertimbangkan oleh mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karier. Pelatihan profesional berpengaruh terhadap pemilihan karier karena pelatihan dianggap sebagai sarana peningkatan keahlian yang efektif bagi individu yang ingin memulai karier (Handoko, 2001:103 dalam Nainggolan, 2013). Mahasiswa yang mempunyai persepsi searah atau setuju dengan isi undang-undang tersebut (meliputi hak dan kewajiban serta sanksi - sanksi pada Akuntan
Publik) akan lebih berminat untuk mengikuti PPA(Alimah, 2014). Oleh karena itu penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : H2: Hak – hak akuntan publik menurut pasal 24 pada UU No.5 tahun 2011 mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi. Dalam pasal 25 UU No.5 tahun 2011 mengatur tentang kewajiban Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik. Dimana dalam pasal 25 ayat 1UU No.5 tahun 2011 diatur tentang kewajiban Akuntan Publik diantaranya tentang akuntan publik wajib berhimpun dalam Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang diterapkan oleh Menteri. Akuntan publik wajib berdomisili diwilayah negara kesatuan Republik Indonesia dan bagi akuntan publik yang menjadi pemimpin KAP atau pemimpin cabang KAP wajib berdomisili sesuai dengan domisili KAP atau cabang KAP dimaksud. Akuntan Publik wajib mendirikan atau menjadi rekan pada KAP dalam jangka waktu 180 hari sejak izin Akuntan Publik yang bersangkutan diterbitkan atau sejak mengundurkan diri dari suatu KAP. Akuntan Publik wajib melaporkan secara tertulis kepada menteri dalam jangka waktu paling lambat 30 hari sejak menjadi akuntan publik, mengundurkan diri dari KAP dan merangkap jabatan yang tidak dilarang dalam Undang – Undang ini. Akuntan Publik Wajib menjaga kompetensi melalui pelatihan professional berkelanjutan. Akuntan Publik wajib berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, dan mempunyai integritas yang tinggi. Pada pasal 25 ayat 2 UU No.5 tahun 2011 membahas mengenai akuntan publik dalam memberikan jasanya wajib melalui Kantor Akuntan Publik (KAP). Akuntan Publik dalam memberikan jasanya wajib mematuhi dan melaksanakan SPAP dan kode etik profesi, serta peraturan perundang – undangan yang berkaitan dengan jasa yang berkaitan. Akuntan publik dalam memberikan jasanya wajib membuat kertas kerja dan bertangggung jawab atas kertas kerja tersebut. Akuntan publik dalam memberikan jasanya wajib mematuhi ketentuan mengenai syarat dan tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf d serta pelatihan perofesional berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf e diatur dalam Peraturan Menteri. Kewajiban – kewajiban yang diatur dalam pasal 25 UU No.5 tahun 2011 dapat mengurangi tindak penyimpangan yang dilakukan auditor. Sehingga akan banyak masyarakat yang mempercayai akuntan publik. Karena adanya kepercayaan dan kebutuhan yang tinggi pada Akuntan Publik maka akuntan publik sangat di butuhkan bagi instansi pemerintah maupun swasta. Penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan (2013) menunjukkan bahwa hak, kewajiban dan sanksi yang berada pada UU No. tahun 2011 tentang akuntan publik berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik. Hal tersebut juga didukung dengan penelitian yang dilakukan Alimah (2014) Mahasiswa yang mempunyai persepsi searah atau setuju dengan isi undangundang tersebut (meliputi hak dan kewajiban serta sanksi - sanksi pada Akuntan Publik) akan lebih berminat untuk mengikuti PPA. Oleh karena itu penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : H3: Kewajiban – kewajiban akuntan publik menurut pasal 25 pada UU No.5 tahun 2011 mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi. Pallak, Sogin, dan Van Zante (1974, dalam Cheng, Pi-Yueh, Lin, & Su, 2011) menunjukkan bahwa ketika tugas membosankan dievaluasi, evaluasi terakhir akan menurunkan ketidaknyamanan jika peserta merasa bahwa mereka bertanggung jawab pada tugasnya. Ketika seseorang melakukannya untuk dirinya sendiri, mereka akan berpikir bahwa mereka bertanggung jawab pada konsekuensi yang berkaitan dengan yang mereka lakukan. Oleh karena itu, perubahan sikap akan terjadi (Sogin & Pallak, 1976 dalam Cheng, Pi-Yueh, Lin, & Su, 2011). Ketika seseorang merasa tanggung jawab tugasnya sangat tinggi, sikap seseorang akan berubah positif. Ketika siswa berpartisipasi dalam pemeriksaan sertifikat dan bertanggung jawab atas konsekuensi, mereka mengalami ketidaknyamanan. Namun, perubahan sikap siswa yang sadar akan tanggungjawab mengurangi ketidaknyaman (Scher & Cooper, 1989 dalam Cheng, Pi-Yueh, Lin, & Su, 2011). Kemudian berdasarkan penelitian yang dilakukan Cheng, Pi-Yueh, Lin, & Su (2011) di Jepang menunjukkan bahwa tanggungjawab pada konsekuensi berpengaruh pada minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian sertifikasi. Berdasarakan penelitian yang dilakukan Alimah (2014) Mahasiswa yang mempunyai persepsi searah atau setuju dengan isi undang-undang tersebut (meliputi hak dan kewajiban serta sanksi - sanksi pada Akuntan Publik) akan lebih berminat untuk mengikuti PPA.
Dalam pasal 26 UU No. 5 tahun 2011 mengatur tentang Tanggung Jawab Akuntan Publik. Dalam pasal 26 UU No.5 tahun 2011 mengatur bahwa Akuntan Publik bertanggung jawab atas jasa yang diberikan. Beratnya tanggungjawab yang harus dipikul akuntan publik dapat menurunkan minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian profesi akuntan publik dan menjadi akuntan publik. Oleh karena itu penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H4: Tanggung jawab akuntan publik menurut pasal 26 pada UU No.5 tahun 2011 mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi akutansi.
METODOLOGI PENELITIAN Objek penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Jurusan Akuntansi angkatan 2015 Universitas Bina Nusantara, Jakarta Barat. Datapenelitian yang digunakan berupa data primer dan data sekunder dimana data primer tersebutdiperoleh berdasarkan kuesioner sedangkan untuk data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan atau data literature. Data yang digunakan pada riset ini adalah gabungan antara data kualitatif, berupadata yang berbentuk kata dan kalimat, serta data kuantitatif, berupa data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Sampel yang akan digunakan adalah mahasiswa-mahasiswi jurusan akuntansi angkatan 2015 yang mengambil peminatan audit. Dikarenakan adanya potensi mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan profesi akuntansi yangdapat memberikan gelar Ak, setelah program pendidikan S1 selesai. Untuk penentuan jumlah sampel,dimana dalam pengambilan sampelnya berupa stratified random sampling dan penulis menggunakanrumus Slovin, sebagai berikut: n=N/1+Ne2, di mana: N: populasi N: target sampel e: standard error Dalam penelitian ini pengumpulan sampel dilakukan melalui data primer yaitu kuesioner.Penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung kepada mahasiswa jurusan akuntansi. Kuesioneryang digunakan merupakan kuesioner yang dilakukan sebelumnya oleh Nainggolan (2015) dengan modifikasi. Dalam kuesioner tersebut terdiri beberapa bagian antara lain: hak, kewajiban, dan sanksi. Kemudian peneliti menambahkan dua variabel lagi yaitu variabel gender yang mengacu pada kuesioner Wibowo(2012)dan variabel dependen yaitu minat mahasiswa akuntansi yang mengacu pada kuesioner Widyastuti & Juliana (2004).
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 3 bulan dimana penelitian dilakukan di Universitas Bina Nusantara dan ditujukan kepada mahasiswa jurusan akuntansi yang mengambil peminatan audit. Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 20.00 dengan menggunakan metode regresi berganda. Variabel yang digunakan dalam metode ini terdiri dari variable independen yaitu: gender, hak akuntan publik, kewajiban akuntan publik, dan tanggungjawab akuntan publik sedangkan untuk variable dependen yaitu minat mahasiswa akuntansi mengikuti PPAk. Berdasarkan jumlah populasi data mahasiswa akuntansi yang mengambil pemintan audit sebanyak 130. Sampel yang telah disebarkan dan kembali pada mahasiswa akuntansi yang mengambil peminatan audit sebanyak 100 kuesioner.
Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam penelitian ini pengukuran validitas dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Dua puluh pertanyaan tersebut diuji validitasnya untuk mengukur apakah semua pertanyaan tersebut dapat secara tepat mengungkapkan
tingkat variabel hak akuntan publik, kewajiban akuntan publik, tanggungjawab akuntan publik dan minat mahasiswa akuntansi mengikuti PPAk. Uji reliabilatas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengukur variabel hak akuntan publik, variabel kewajiban akuntan publik, tanggungjawab akuntan publik dan variabel minat mahasiswa akuntansi mengikuti PPAk, seorang responden diberikan 20 pertanyaan. Uji reliabilitas ini dilakukan ketika semua pertanyaan telah memenuhi uji validitas. Ketika pengujian secara SPSS dilakukan, suatu variabel dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha > 0.60 (60%) (Sujarweni,2014:192). Berikut disajikan tabel yang berisi hasil pengujian validitas pada masing-masing variabel: Tabel 1 Uji Validitas pada Variabel Hak Akuntan Publik No.
Pertanyaan
r-hitung
r-tabel
Keterangan
1
Saya setuju dengan bunyi pasal 24 UU No.5 tahun 2011 tentang akuntan publik yang mengatur hak akuntan publik.Bahwa akuntan publik berhak memperoleh imbalan jasa, memperoleh perlindungan hukum sepanjang telah memberikan jasa sesuai dengan SPAP, dan memperoleh informasi, data, dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan pemberian jasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
0.523
0.164
Valid
2
Sebelum adanya Undang-Undang No. 5 tahun 2011 tentang akuntan publik pasal 24 yang mengatur hak akuntan publik, saya tertarik untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi.
0.539
0.164
Valid
3
Sesudah adanya Undang-Undang No. 5 tahun 2011 tentang akuntan publik pasal 24 yang mengatur hak akuntan publik, saya tertarik untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi.
0.564
0.164
Valid
Sumber : Olah Data SPSS Tabel 2 Uji Validitas pada Variabel Kewajiban Akuntan Publik No.
Pertanyaan
r-hitung
r-tabel
Keterangan
1
Saya setuju bahwa seorang akuntan publik harus berhimpun dalam Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Menteri.
0.576
0.164
Valid
2
Saya setuju bahwa seorang akuntan publik harus berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bagi Akuntan Publik yang menjadi pemimpin KAP atau pemimpin cabang KAP wajib berdomisili sesuai dengan domisili KAP atau cabang KAP dimaksud.
0.608
0.164
Valid
3
Saya setuju bahwa seorang akuntan publik harus menjaga kompetensi melalui pelatihan profesional berkelanjutan.
0.735
4
Saya setuju bahwa seorang akuntan publik harus berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, dan mempunyai integritas yang tinggi.
0.767
5
saya setuju bahwa seorang akuntan publik wajib memberikan jasanya melalui KAP
0.585
6
Saya setuju bahwa seorang akuntan publik wajib mematuhi dan melaksanakan SPAP dan kode etik profesi serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan jasa yang diberikan.
0.584
7
8
9
Saya setuju seorang akuntan publik wajib membuat kertas kerja dan bertanggung jawab atas kertas kerja audit. Sebelum adanya Undang-Undang No. 5 tahun 2011 tentang akuntan publik pasal 25 yang mengatur kewajiban akuntan publik, saya tertarik untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi Sesudah adanya Undang-Undang No. 5 tahun 2011 tentang akuntan publik pasal 25 yang mengatur kewajiban akuntan publik, saya tertarik untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi.
Sumber : Olah Data SPSS
0.164 0.164 0.164 0.164
Valid Valid Valid
Valid
0.667
0.164
Valid
0.447
0.164
Valid
0.652
0.164
Valid
No.
Tabel 3 Uji Validitas pada Variabel Tanggungjawab Akuntan Publik r-hitung
Pertanyaan
Dengan adanya pasal 26 yang mengatur tanggungjawab akuntan publik dalam UU No. 5 1 tahun 2011 saya merasa bahwa tanggungjawab akuntan publik sangat berat dan tidak tertarik mengikuti PPAk.* 2
Dengan adanya pasal 26 yang mengatur tanggungjawab akuntan publik dalam UU No.5 tahun 2011 profesi akuntan publik sangat berisiko dan tidak berminat mengikuti PPAk.*
Sebelum adanya Undang-Undang No. 5 tahun 2011 tentang akuntan publik pasal 26 yang 3 mengatur tanggungjawab akuntan publik, saya tertarik untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi. Sesudah adanya Undang-Undang No. 5 tahun 2011 tentang akuntan publik pasal 26 yang 4 mengatur tanggungjawab akuntan publik, saya tertarik untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi.
r-tabel
Keterangan
0.602
0.164
Valid
0.66
0.164
Valid
0.502
0.164
Valid
0.610
0.164
Valid
Sumber : Olah Data SPSS Tabel 4 Uji Validitas pada Variabel Minat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti PPAk No.
Pertanyaan
r-hitung
r-tabel
Keterangan
1
Pendidikan Profesi Akuntansi dapat membantu perkembangan Profesi akuntansi.
0.533
0.164
Valid
2
Saya tertarik untuk mengikuti PPAk karena PPAk dapat meningkatkan kualitas calon akuntan.
0.765
0.164
Valid
3
Saya tertarik untuk mengikuti PPAk karena PPAk dapat membantu mensukseskan karir dalam profesi akuntansi.
0.788
0.164
Valid
0.738
0.164
Valid
0.499
0.164
Valid
4 5
Saya tertarik untuk mengikuti PPAk karena PPAk merupakan saran untuk mendapatkan pekerjaan yang memberikan pembayaran finansial yang besar. Saya akan mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi segera setelah studi selesai.
Sumber : Olah Data SPSS Tabel 5 Uji Realibilitas Hak Akuntan Publik,Kewajiban Akuntan Publik, Tanggungjawab Akuntan Publik Dan Minat Mahasiswa Mengikuti PPAk Variabel Cronbach's N of Keterangan Alpha Items Hak Akuntan Publik
.721
Kewajiban akuntan .877 publik Tanggungjawab akuntan .784 publik Minat mahasiswa akuntasi mengikuti .848 PPAk Sumber : Olah Data SPSS
3 9 4 5
Reliabel Reliabel
Reliabel Reliabel
Hasil Pengujian Hipotesis Setelah diadakan pengujian validitas dan reliabilitas maka setelah itu dilakukan pengujian hipotesis pertama hingga keempat dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut: Minat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti PPAk = -132 + -1.544 Gender + 2.111 Hak Akuntan Publik + 5.850 Kewajiban Akuntan Publik + 2.993 Tanggungjawab Akuntan Publik. Pada halaman berikut disajikan tabel 6 yang memuat hasil Uji t :
Model
Coefficientsa Unstandardized Coefficients
B Std. Error (Constant) -.314 2.389 Tanggungjawab Akuntan .299 .100 Publik_X4 1 Kewajiban Akuntan Publik_X3 .374 .064 Hak Akuntan Publik_X2 .347 .164 Gender_X1 -1.001 .648 a. Dependent Variable: Minat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti PPAk_Y Sumber: SPSS 20
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
-.132
.896
.230
2.993
.004
.527 .189 -.118
5.850 2.111 -1.544
.000 .037 .126
Variabel gender (X1) menghasilkan koefisien -1.001 yang berarti setiap kenaikan variabel gender sebesar 1 maka minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk akan turun sebesar -100.1% dengan asumsi variabel yang lain tetap. Gender secara parsial mempunyai nilai sig = 0.126 (lebih besar dari α=5%). Ini berarti secara parsial gender (X1) tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap minat mengikuti PPAk. Hasil ini tidak mendukung dengan hipotesis pertama (H1) yang diajukan, dengan demikian hasil pengujian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Alimah dan Agustina (2014) tetapi sejalan dengan penelitian Wibowo (2012). Hal ini disebabkan karena baik lakilaki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti PPAk. Berdasarkan persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa koefisien hak akuntan publik adalah (X2) = 0.347 yang berarti setiap kenaikan variabel hak akuntan publik sebesar 1 maka minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk akan naik sebesar 34.7% dengan asumsi variabel lain tetap. Hak akuntan publik secara parsial mempunyai nilai sig = 0.037 (lebih kecil dari α=5%). Berdasarkan persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa koefisien kewajiban akuntan publik adalah (X3) = 0.374 yang berarti setiap kenaikan variabel hak akuntan publik sebesar 1 maka minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk akan naik sebesar 37.4% dengan asumsi variabel lain tetap. Kewajiban akuntan publik secara parsial mempunyai nilai sig = 0.000 (lebih kecil dari α=5%). Berdasarkan persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa koefisien tanggungjawab akuntan publik adalah (X4) = 0.299 yang berarti setiap kenaikan variabel hak akuntan publik sebesar 1 maka minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk akan naik sebesar 29.9% dengan asumsi variabel lain tetap. Tanggungjawab akuntan publik secara parsial mempunyai nilai sig = 0.004 (lebih kecil dari α=5%). Ini berarti secara parsial variabel hak akuntan publik (X2), kewajiban akuntan publik(X3), dan tanggungjawab akuntan publik (X4) terdapat pengaruh yang signifikan terhadap minat mengikuti PPAk. Hasil ini mendukung hipotesis kedua (H2), hipotesis ketiga (H3), dan hipotesis (H4) yang diajukan, hasil pengujian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Nainggolan (2013) dan juga Alimah dan Agustina (2014). Hal ini mungkin disebabkan karena mahasiswa akuntansi sudah banyak yang mengetahui mengenai hak akuntan publik yang terdapat pada UU no.5 tahun 2011 tentang akuntan publik. Sehingga mahasiswa akuntansi sudah mempunyai persepsi yang positif terhadap hak,kewajiban dan tanggungjawab akuntan publik yang terdapat pada UU no.5 tahun 2011.
PENUTUP Dari hasil analisa ada beberapa hal yang dapat diambil simpulannya yaitu: 1.Dari hasil pengujian hipotesis pertama disimpulkan bahwa gender tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi di Universitas Bina Nusantara angkatan 2015 untuk mengikuti PPAk. 2. Selanjutnya dari hasil pengujian hipotesis kedua disimpulkan bahwa hak akuntan publik mempunyai pengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi di Universitas Bina Nusantara angkatan 2015 untuk mengikuti PPAk. 3. Hal serupa juga terjadi pada pengujian hipotesis ketiga, ditarik kesimpulan bahwa kewajiban akuntan publik terhadap minat mahasiswa akuntansi di Universitas Bina Nusantara angkatan 2015 untuk mengikuti PPAk terdapat pengaruh signifikan. 4. Kemudian berdasarkan pengujian hipotesis terakhir yaitu hipotesis keempat ditarik kesimpulan bahwa tanggungjawab akuntan publik terdapat pengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi di Universitas Bina Nusantara angkatan 2015 untuk mengikuti PPAk.
Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan beberapa saran yang ditujukan kepada: 1.Mahasiswa yaitu dengan adanya sertifikasi akuntan dimana semua orang mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti PPAk dan mendapatkan gelar Ak, maka seorang mahasiswa seharusnya lebih meningkatkan kompetensinya sebagai akuntan publik. Supaya pada saat penerapan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) para akuntan Indonesia tidak kalah saing dengan para akuntan asing yang datang ke Indonesia. 2.Bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan pasal – pasal yang belum diuji dalam penelitian ini yang dapat meningkatkan minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. 3.Peneliti selanjutnya diharapkan mampu menambahkan sampel penelitian sehingga tidak terpaku pada mahasiswa di Universitas Bina Nusantara.
DAFTAR PUSTAKA Absara, Lara. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik(Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Undip Dan Mahasiswa Akuntansi Unika) Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang Alimah, N., & Agustina, L. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPA). Accounting Analysis Journal, 3(1). Diakses 9/05/2015 dari google scholar. Broyles, P. (2009). The gender pay gap of STEM professions in the united states. The International Journal of Sociology and Social Policy, 29(5), 214-226. Diakses 21/01/2015 dari doi:http://dx.doi.org/10.1108/01443330910965750 Cheng, Pi-Yueh; Lin, Mei-Lan; Su, Chia-Kai.(2015). Attitudes And Motivations Of Students Taking Professional Certificate Examinations. The International Journal of Sociology and Social Policy, Dari http://search.proquest.com/docview/909624679?accountid=38628. Diakses 15/02/2015 Nainggolan, Andreas Sofyan. 2013. “PengaruhPersepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Undang-undang Akuntan Publik dan Etika Profesi Akuntan Publik Terhadap Persepsi Mengenai Pilihan Kariernya Sebagai Akuntan Publik”. Skripsi`. Semarang: Fakultas Ekonomi UNNES. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Wibowo, Herwindo Hadi. (2012). Analisis Descriptif Minat Mahasiswa Akuntansi Menjadi Akuntan Publik. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,Depok Widyastuti, S., & Juliana. (2004). Pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa Akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi VII.
RIWAYAT PENULIS Tri Sagitariyani lahir di Gunung Kidul pada 25 Maret 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Nusantara pada 2015.