Transformasi Struktural, Penurunan Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan
Mohamad Ikhsan LPEM FEBUI
Beberapa indikator ekonomi dan sosial Tabel 1 Indonesia: Indikator Sosial Ekonomi 1960an - terkini Ekonomi PDB per kapita (2010USD) PDB per kapita (harga konstan dan 1960=100) PDB per Kapita (current USD) Konsumsi RT per kapita (2000 USD) Indeks Produksi Pangan (1961=100) Sosial Angka Harapan Hidup (tahun) Tingkat Kematian bayi (per 1000 kelahiran) Angka Kematian Kasar ( per 1000 orang) Tingkat Buta Huruf orang Dewasa (% penduduk) Expected Years of Schooling (tahun) Mean years of Schooling (tahun) Human Development Index (Indeks=100) Sumber: BPS, Bank Dunia dan UNDP Database
1960
1970
1980
1990
2000
2010 terkini*)
577 100 54 104 100
660 114 81 123 134
1096 190 517 178 193
1653 286 620 310 309
2143 371 773 477 385
3125 542 2951 648 603
3956 686 3605 671 na
45.1 128.1 20.1 57.1 na na na
51.8 102.5 14.6 39.1 na na na
57.8 75.7 10.6 28.8 8.7 3.1 42.3
62.1 54.1 8.4 15.9 10.4 3.3 48.1
65.7 37.6 7.4 10.1 11.1 4.8 54.3
68.9 25.8 7.0 7.4 12.0 5.8 61.3
69.1 22.8 6.9 na 12.9 7.9 68.9
Tren Indeks kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan 1976
1980
1990
1999
2005
2010
2014* (Sep)
2015 (Mar)
2016 (Maret)
2016 (Sept)
Indeks Gini (skala 0-100) Desa+Kota
34.0
34.0
32.0
32.0
32.0
37.8
41.4
40.8
39.7
39.4
Kota
35.0
36.0
34.0
33.0
34.0
38.2
43.3
42.8
41.0
40.9
Desa
31.0
31.0
25.0
250
27.0
31.5
33.6
33.4
32.7
31.6
Insidens Kemiskinan (Indeks Headcount %) Desa+Kota
40.08
28.56
19.63
23.4
16.0
13.3
11.0
11.2
10.9
10.7
Kota
38.79
29.04
10.67
19.4
11.7
9.9
8.2
8.3
7.8
7.7
Desa
40.37
28.42
23.58
26.0
20.0
16.6
13.8
14.2
14.1
14.0
Sumber BPS dan ravaliion * Indeks tertinggi (peak), Maret untuk semua tahun
• Indeks Ketimpangan mengalami penurunan setelah mencapai puncaknya pada September 2014. Penurunan terjadi baik di daerah pedesaan maupun di daerah perkotaan dalam poin persentase yang kurang lebih sama. • Namun indeks Gini per September 2016 masih lebih tinggi dibandingkan indeks Gini tahun 2010 baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. • Peningkatan ketimpangan ini menyebabkan insidens kemiskinan cenderung datar sejak tahun 2005 karena laju pertumbuhan konsumsi (juga pendapatan kelompok terbawah cenderung lebih lambat dibandingkan kelompok menengah dan atas.
Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan • Tingkat kemiskinan di pengaruhi oleh laju pertumbuhan ekonomi, pola pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan serta kondisi awal dari tingkat kemiskinan • Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi sangat kuat.
• Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan tidak jelas baik dari teori maupun empiris Sumber : de Janvry and Sadoulet (2106)
• Mengapa selama Orde Baru – kemiskinan turun drastis tetapi distribusi pendapatan relative stabil ditengah laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi? • Mengapa tren ini tidak berlanjut dalam era Reformasi (Post Orde Baru)? • Bagaimana peran transformasi structural dalam proses (1) dan (2) • Bagaimana kebijakan pemerintah merespon masalah ketimpangan ini?
Beberapa Pertanyaan Penting
Transformasi Struktural Periode
Laju Pertumb uhan Ekonomi per tahun
Tingkat Kemiskinan
• 1970-80 7.8 % -24% point
1970-80
Perub ahan Indeks Gini
Beberapa poin kebijakan
+1 Point
Broad based development approach, government led growth, oil wind fall digunakan untuk pembangunan sektor pertanian dan manusia
Peningkatan produktivitas pertanian, angka tingkat buta huruf turun
1980-90
6.4 %
-8.9 % point
-2 point
Broad based dilanjutkan. MFN mendorong industri padat karya pindah ke Indonesia. Competitiveness industri dijaga dengan manajemen real exchange rate
Transformasi ketenagakerjaan berlangsung lebih cepat
1990-97
7.4 %
- 3.1% point
+1 point
Stagnasi dalam produktivitas beras dan pangan. Temptation loopfroging ke industri padat modal. Overvaluation real exchange rate. Poor credit allocation di Bank BUMN
Transformasi ketenagakerja berlangsung cepat
1997-00
-2.7 %
+ 6.9% point
-1 point
Reformasi Ekonomi – UU Ketenagakerjaan baru diberlakukan
2000-05
4.7%
-7.4% point
0 point
Desentralisasi fiscal, sejumlah UU baru dilahirkan
TFP pertanian naik krn industri CPO
2005-10
5.7%
-2.7 % point
+5.8 point
Commodity boom sebelum krisis global pangan dan finansial
Stagnasi dalam industri mfg, dutch Disease?
2010-16
5.4%
-2.6% point
+1.6 point
Commodity boom
Dutch disease ?
Implikasi transformasi structural terhadap penduduk miskin: peningkatan produktivitas Produktivitas lahan naik secara dramatis akibat penggunaan input – pupuk Produktivitas lahan naik dari 1,6 ton per ha menjadi 4,5 ton per hektar 4.5
Harga riil beras terpelihara di Rp 800/kg Kesejahteraan Riil Petani Beras naik lebih dari 2 kali lipat dalam 10 tahun
1,400.0
1,200.0
3,750
1,000.0
800.0
600.0
400.0
1,333
200.0
Sumber : diolah dari BPS
Sep-80
Jan-79
Nov-79
Mar-78
Jul-76
May-77
Sep-75
Nov-74
Jan-74
Mar-73
May-72
Jul-71
Sep-70
Jan-69
0.0 Nov-69
2
1
2
Transformasi ketenagakerjaan
Transformasi Struktural: Perbedaan Upah Mendorong alokasi tenaga kerja Upah Sektoral dibandingkan thd upah sektor pangan
Distribusi ketenagakerjaan Pertanian
Mfg
Lainnya
73.6 62.2 56.4
54.7
54.4
44.1 43.4 36.1
38.36
45.2 41.8
35.1
49
48.8
38.3
38.4
30.45
53.9
55
32.8
31.9
19.2 7.2 1971
7.35 1976
7.5 1980
7.24 1985
10.2
1990
12.5
1995
13
2000
12.7
2005
12.8
2010
13.3
2015
1975
1980
2000
2005
Pertanian Tanaman Pangan
100
100
100
100
Pertanian Lainnya
136
159
142
134
Industri
222
218
183
217
Perdagangan
156
222
188
175
13.1
2016
Sumber : diolah dari BPS
Pasar kerja mengubah status kemiskinan dan distribusi pendapatan Sebelum tahun 1990
Upah Rp 800.000/4 = Rp 200.000/orang
Periode 1990-2000
Upah (Rp 800.000 + 1 x 1400.000)/4 = Rp 550.000
Perlambatan sektor manufaktur menghambat proses transformasi struktural Laju Pertumbuhan rata-rata per tahun Nilai Tambah Bruto Industri Manufaktur (HK 2010)
Pangsa Sektor Manufaktur thd PDB (%), 1980-2016
14.04
22.32 12.29
23.73
23.98 22.04
21.38
18.91 9.95
11.07 4.98
4.9 3.97
sumber: World Bank, World Development Indicator berdasarkan data BPS 1970-80
1980-90
1990-97
0 1997-00
2000-05
2005-10
2010-16
1980
1990
1997
2000
2005
2010
2016
Commodity boom dan sistem fiskal khususnya dari sisi spending menyebabkan gain pertumbuhan dinikmati oleh kelompok rumah tangga teratas
Sumber : Bank Dunia, Indonesia’s Rising Divide: Why Inequality is rising, why it matters and what can be done
Another structural issues: household size
Sumber : Bank Dunia, Indonesia’s Rising Divide: Why Inequality is rising, why it matters and what can be done
Apa yang harus kita lakukan?
Impact of inequality on growth: lebih kompleks lagi
Impact of inequality on per capita savings Sumber : de Janvry and Sadoulet (2106)
Impact of inequality on growth
Equality gain in asset distribution and efficiency gain: the inverse relation
Sumber : de Janvry and Sadoulet (2106)
Median-voter model with vote determined by income position
Impact of inequality on growth ECONOMICS Inequality Concentrated economic power
POLITICS Concentrated political power
STATE AND MARKET Changes in market and political rules Rent-seeking Tax advantages, decline in estate taxation Decline in competition Decline in restrictions on campaign contributions
Need government intervention to reduce inequality But pessimistic about loss of “audacity of hope” Political deadlock
The price of inequality, according to Stiglitz (2012) Sumber : de Janvry and Sadoulet (2106)
OUTCOMES Underinvestment in public goods Loss of opportunities for the poor Biases in justice Lack of accountability of large banks Economic crises Decline in TFP and GDPpc growth
Sumber : Bank Dunia, Indonesia’s Rising Divide: Why Inequality is rising, why it matters and what can be done
Key points: • Pola pertumbuhan ekonomi dan proses transformasi ekonomi penting untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi sekaligus mempercepat penurunan kemiskinan dan memperbaiki distribusi pendapatan. • Initial asset holding baik human capital maupun physical asset matter • Tetapi pemilikan asset tidak akan punya implikasi terhadap pertumbuhan, penurunan kemiskinan dan perbaikan distribusi pendapatan jika pasar faktor produksi (pasar kerja, pasar finansial) tidak bekerja dengan baik. • Social mobility juga penting khususnya dalam bidang ekonomi. • Kebijakan fiskal pemerintah memegang peran yang penting dalam 4 poin di atas.
Sumber : Bank Dunia, Indonesia’s Rising Divide: Why Inequality is rising, why it matters and what can be done
Sumber : Bank Dunia, Indonesia’s Rising Divide: Why Inequality is rising, why it matters and what can be done
Apa yang harus dilakukan pemerintah? Transformasi dalam sektor pertanian Pertanian: Fakta
• Pertanian tetap tempat orang miskin atau nyaris miskin menggantungkan hidup • Kebijakan harga justru menyulitkan orang desa keluar dari kemiskinan karena dominannya net consumers • Persoalan di padi bukan persoalan margin melainkan skala. Konsolidasi lahan tidak jalan. • Transformasi ketenagakerjaan dari padi ke high value added crops atau ke sektor lain merupakan kunci untuk meningkatkan kesejahteraan orang desa dan memperkecil ketimpangan pendapatan di desa • Incentive system untuk low value added crops ke high value added crops beda. Resiko cenderung lebih tinggi.
High value added crops lebih banyak menyerap tenaga kerja dan membayar upah lebih tinggi dibandingkan pangan Gambar 6 : Intensitas Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Tanaman (Manday/ha) 800
762
700
600
500
400 302
300
260
240
210
197
200 127 100
234
47
79
83
109
0
Sumber : diolah dari BPS
135
163
243
Harga beras cenderung meningkatkan kemiskinan Harga Relatif Beras terhadap Harga Umum, Jan 1969Rezim Proteksi Mei 2017 (1996-100)
Harga Beras Riil (Harga Beras Nominal dibagi dengan IHK, Rp 2012, axis kiri) dan Tingkat Kemiskinan Pedesaan (%, axis kanan) 1800
90
1600
80
1400
70
1200
60
1000
50
800
40
600
30
400
20
200
10
Sumber: Diolah dari BPS
Jul-16
Jan-14
Apr-15
Jul-11
Oct-12
Jan-09
Apr-10
Jul-06
Oct-07
Jan-04
Apr-05
Jul-01
Oct-02
Jan-99
Apr-00
Jul-96
Oct-97
Jan-94
Apr-95
Jul-91
Oct-92
Jan-89
Apr-90
Jul-86
Oct-87
Jan-84
Apr-85
Jul-81
600
Oct-82
0 Jan-79
2016
Apr-80
Tingkat Kemiskinan
2015
Jul-76
2014
Oct-77
2010
Rata-rata Harga Beras
800
Jan-74
Harga Beras
2002
1,000
Apr-75
1996
1,200
Jul-71
1984
Musim Kering 1972
Oct-72
1976
1,400
Jan-69
1969
y = 0.0472x - 575.68 R² = 0.6605
Apr-70
0
Elnino 1997
1,600
Transformasi ketenagakerjaan
Apa yang harus dilakukan pemerintah? Transformasi dalam sektor pertanian Determinan Value added crops
• Modal lebih besar terutama untuk modal kerja • Bibit yang baik • Pupuk dengan kualitas lebih baik khusus untuk organik • Infrastruktur • Organisasi kelembagaan • Asuransi untuk mengatasi fluktuasi harga
Kebijakan Pemerintah
• Hindari Bansos – Bansos mematikan entrepreneur di desa. • Perbaikan akses terhadap modal. • Perbaikan infrastruktur – jalan dan ICT • Mendorong sistem asuransi pertanian.
Transformasi ketenagakerjaan
2. Revitalisasi industri manufaktur Determinan
• Kepastian dalam regulasi ketenagakerjaan • Fleksibelitas dalam pasar kerja termasuk outsourcing • Fleksibelitas dalam hiring and firing. • Pembangunan kawasan industri • Sistem distribusi yang efisien • Macroeconomic stability
• Revisi UU Ketenagakerjaan untuk menciptakan kepastian dan fleksibilitas dalam pasar kerja • Fasilitas pembangunan kawasan industri • Perbaikan infrastruktur – jalan • Perbaikan manajemen kepelabuhanan
Terakhir: memperkuat sistem proteksi sosial Argumen
• Ada sekitar 7 persen rumah tangga near poor yang in-out di garis kemiskinan. Sistem proteksi sosial yang baik akan mengurangi persentasi kelompok ini • Switching threshold petani ke high value added crops memerlukan sistem proteksi social yang baik