TORTOR BATAK TOBA SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN GAMBAR ILUSTRASI DENGAN APLIKASI PHOTOSHOP CS3 Yohanda Sidabutar1*, Mangatas2* Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
Email:
[email protected] ABSTRAK Penciptaan ini bertujuan untuk menghasilkan karya gambar ilustrasi tortor Batak Toba, serta mendeskripsikan langkah-langkah penciptaan yang dilaksanakan. Skripsi ini menguraikan tentang pembuatan karya yang diciptakan dalam tugas akhir. Proses penciptaan karya akan dijelaskan mulai dari proses awal sampai dengan selesai. Hasil karya yang dicapai dari proses penciptaan ini berjumlah 10 karya dengan gerak tortor yang berbeda-beda dengan berukuran A3. Dalam penciptaan ini mulai dari karya 1 hingga 10 dapat terilustrasikan urutan gerak Tortor Sipitu Sawan hingga selesai. Pada penciptaan karya ini mulai dari karya 1 hingga 10 menggunakan prinsip desain center of point dimana penari merupakan pusat perhatiaannya. Dalam penciptaan karya ini, penulis menggunakan media komputer yang sebelumnya diawali dengan pembuatan sketsa secara manual menggunakan pensil, kemudian sketsa tersebut di scan dan dilanjutkan dengan teknik digital menggunakan media komputer yang memiliki Software Adobe Photoshop Cs3. Dalam Software ini menggunakan system layer untuk memudahkan proses editing dan memiliki fitur pewarnaan dan efek yang relative lengkap dan bervariasi sehingga penulis lebih leluasa menggunakan fitur-fitur yang tersedia dalam berkarya. Kata Kunci: Penciptaan, Ilustrasi, Tortor Sipitu Sawan, Photoshop Cs3 PENDAHULUAN Samosir adalah salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang memiliki pemandangan alam yang sangat indah, dimana samosir terletak
ditengah-tengah danau Toba yang terbentuk oleh letusan gunung berapi yang dahsyat dan menjadi danau vulkanik terbesar didunia sehingga
103
menjadi satu objek wisata yang banyak dikenal. Selain mempunyai keindahan alam, Samosir juga salah satu yang banyak mendapat warisan budaya dari leluhur etnis Batak. Etnis Batak mempunyai budaya yang sangat kaya pada bidang kesenian. Kesenian batak sangat kompleks, yang mencakup dari seni rupa, musik dan tari. Tari dalam etnis Batak disebut tortor.Tortor hampir menyatu pada setiap aktivitas kehidupan pada etnis Batak, sebab mulai dari kelahiran hingga kematian etnis Batak selalu berhubungan dengan tortor. Bagi masyarakat Batak Toba, tortor adalah bentuk seni tari yang bukan hanya sekedar tari, tetapi lebih luas dan kompleks lagi pengertiannya dalam kehidupan masyarakat Batak Toba. Tortor adalah tarian yang mempunyai pengertian dalam setiap geraknya. Tortor juga dilakukan sesuai dengan sistem kekerabatan dalam kehidupan masyarakat Batak Toba (Dalihan Na Tolu). Tortor pada dahulunya dilakukan pada adat dan religi. Tortor dilakukan untuk upacara yang sakral karena pada dahulu aktivitas manortor (menari) ditujukan untuk menghormati pencipta alam semesta dan manusia (Mula Jadi Na Bolon), arwah leluhur, maupun masyarakat sekeliling sesuai kedudukannya dalam Dalihan Na Tolu. Dalam setiap aktifitas manortor selalu diiringi dengan musik gondang sabangunan baik dalam kegiatan
upacara adat maupun religi dan juga harus dilengkapi dengan ulos kain tenun batak. Dari hasil paparan diatas, penulis tertarik untuk mengangkat tortor sebagai karya penciptaan dalam seni rupa. Dalam seni rupa pertunjukan tortor biasanya paling banyak diabadikan dalam seni photografi dan juga ada yang menjadikannya sebagai inspirasi dalam melukis. Pengangkatan tortor sebagai penelitian dalam seni rupa masih sedikit dan jarang ditemukan, terlebih lagi dalam penciptaan gambar ilustrasi. Ilustrasi merupakan cabang seni rupa dimana gambar-gambar yang dibuat bersifat menjelaskan atau menceritakan. Jenis ilustrasi yang sering dijumpai saat ini adalah kartun, karikatur, komik dan lain-lain. Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1 Tortor merupkan bentuk seni tari yang biasa disajikan dalam kegiatan adat ataupun pertunjukan. 2 Tortor merupakan warisan budaya yang cukup penting dan sudah seharusnya dilestarikan, karena nilainilai yang terkandung dalam kegiatan manortor memiliki nilai yang baik. 3 Dalam seni rupa pertunjukan tortor biasanya paling banyak diabadikan dalam seni photografi dan juga ada yang menjadikannya sebagai inspirasi dalam melukis.
104
4 Pengangkatan tortor sebagai penciptaan dalam seni rupa masih sedikit dan jarang ditemukan, terlebih lagi dalam penciptaan gambar ilustrasi. 5 Aplikasi photoshop cs3 sebagai media penciptaan karya ilustrasi. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka batasan masalah dalam penciptaan ini adalah sebagai berikut: 1. Penggambaran tortor Batak Toba sesuai dengan jenis tortornya dengan gambar ilustrasi. 2. Teknik penggambaran ilustrasi tortor Batak Toba dengan menggunakan aplikasi photoshop cs3. Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah: 1. Bagaimana penggambaran tortor Batak Toba dengan gambar ilustrasi? 2. Bagaimana penggambaran ilustrasi tortor Batak Toba dengan menggunakan aplikasi photoshop cs3? Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penciptaan yang ingin dicapai adalah untuk menghasilkan karya gambar ilustrasi tortor Batak Toba dengan kualitas gambar yang baik serta mendeskripsikan langkah-langkah yang dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi photoshop cs3 dalam karya ciptanya. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yaitu sebagai berikut:
1 Bagi masyarakat, untuk memperkenalkan seni tortor Batak Toba dalam bentuk gambar ilustrasi. 2 Bagi seniman, untuk menambah khasana ilmu dalam menciptakan karya ilustrasi dengan tema kebudayaan. 3 Bagi Fakultas, sebagai penelitian lanjutan bagi peneliti yang lain yang ingin meneliti permasalahan yang sama. 4 Bagi penulis, dapat menjadi pedoman bagi penulis sebagai puteri daerah untuk melestarikan dan mengembangkan hasil kebudayaan daerah.
KAJIAN TEORI A. Orientasi Teoritis 1. Tortor Batak Toba Tari dalam etnis Batak disebut tortor, tortor menggambarkan pengalaman hidup orang Batak dalam kehidupan keseharian, gembira atau senang, bermenung, berdoa, menyembah, menangis, bahkan keinginan dan cita-cita maupun harapan tergambar dalam tortor. Semua tarian mempunyai ciri khas masing-masing termasuk Tortor. Ciri khas tortor Batak yang pertama adalah mangurdot-urdot, yaitu menggerakkan tubuh naik turun dengan menekuk-nekukkan lutut. Ciri yang kedua adalah manerser, yaitu menggesekgesekkan, menggeser kaki sewaktu menginjak padi atau sewaktu
105
menari. Serser, adalah nama gerak tari (tortor) dengan menggerakkangerakkan telapak kaki ke kiri dan ke kanan. Ciri khas yang ketiga adalah mata tidak boleh liar, tetap menghadap ujung jari tangan atau hidung dan tidak boleh kelihatan mata yang putih. Cara manortor selalu dalam posisi sopan dan tangan tidak boleh melewati kepala hanya sebatas bahu, apabila hendak berjalan harus mangurdot-urdot terlebih dahulu baru jalan. Dari pertunjukan tortor, kita dapat a. Tortor Ondas Mangondasi b. Tortor Mula-mula c. Tortor Somba d. Tortor Mangaliat e. Tortor Hasahatan/Sitio-tio f. Tortor Hata Sopisik g. Tortor Diang-diang h. Tortor Malim i. Tortor Mulajadi Dari banyaknya jenis Tortor yang telah diterangkan di atas penulis tidak memungkinkan dapat menggambarkan semua jenis tortor tersebut dalam penciptaan karya penulis. Oleh karena itu dalam hal ini penulis memilih salah satu jenis tortor yang akan di gambarkan ilustrasinya yaitu tortor Sipitu Sawan. Penulis memilih tortor sipitu sawan karena menurut penulis tortor ini sangat menarik berbeda dengan jenis tortor lainnya, karena tortor ini menurut penulis memiliki tingkat kesulitan
belajar adat, norma, sopan santun dan memahami bagaimana kehidupan masyarakat Batak. Dalam berbagai aktivitas budaya tortor diekspresikan melalui penghayatan yang mendalam. Gerakan-gerakan tortor dilakukan dengan penghayatan dengan konsentrasi untuk tujuan yang diharapkan bahwa segala sesuatu yang diinginkan melalui gerakan tortor itu akan dikabulkan oleh Debata Mula Jadi Na Bolon. 2. Jenis-jenis Tortor Batak Toba j. Tortor Haro-haro k. Tortor Sibungka pikkiran l. Tortor Sibunga jambu m. Tortor Siboru n. Tortor Tunggal Panaluan o. Tortor Nasiarsiaran p. Tortor Sipitu Sawan q. Tortor Pangurason r. Tortor Elek-elek (lae-lae) yang tinggi dari jenis tortor lainnya dan juga ragam geraknya cukup banyak. 3. Pengertian Penciptaan Menurut L. H. Chapman dalam skripsi Ginting (2012:8) proses penciptaan itu terdiri dari 3 tahapan, yaitu: a. Tahapan awal adalah tahapan yang berupaya menemukan gagasan (inception of an idea) atau mencari sumber gagasan b. Tahapan kedua yaitu tahapan
106
penyempurnaan, mengembangkan dan memantapkan gagasan awal (elaboration and refinement), menyempurnakan. Artinya mengembangkan menjadi gambaran pravisual yang nantinya dimungkinkan untuk diberi bentuk atau wujud konkritlahiriah. Jadi gagasan yang muncul pada tahap awal, pada tahap berikutnya masih harus disempurnakan menjadi gagasan sedemikian rupa, sehingga nantinya pada kerja penuangan kedalam medium (bahan, dengan bantuan alat dan teknik tertentu), dengan mudah akan bisa memperoleh bentuk terminalnya. c. Tahapan terakhir adalah visualisasi kedalam medium (heention in a medium), Dengan memanfaatkan medium tertentu. Medium memang harus digunakan, jika kita ingin menuntaskan proses penciptaan sampai pada tahapan finalnya. Bisa saja terjadi bahwa sudah pada tahapan awal, si
seniman melibatkan peran medium, dalam kerangka menemukan gagasan, baik yang awal maupun yang dikembangkan pada tahapan berikutnya. Tidak jarang senimanseniman mengawali proses mencipta dengan membuat sketsa atau model awal. Sehubung dengan peran medium, harus kita ingat bahwa medium pada umumnya hanya berkedudukan sebagai sarana bagi si seniman untuk mengekspresikan gagasanya, (walau si seniman bisa mengacu kepada ungkapan medium is the message: pesan yang dibawa oleh medium adalah medium itu sendiri). Proses penciptaan diawali dengan penemuan gagasan atau ide dan kemudian gagasan tersebut disempurnakan sedemikian rupa untuk diterapkan dengan teknik dan medium yang digunakan. Ide atau gagasan, teknik dan medium adalah ketiga hal yang merupakan suatu kesatuan yang utuh dalam setiap penciptaan karya seni. Sebuah karya seni yang indah mempunyai dasar penciptaan dan landasan filosofi yang jelas. 4. Pengertian Gambar
107
Dalam Diksi Rupa (2011:109110) Menggambar pada tingkat paling sederhana adalah dasar bagi segala hal dalam seni rupa atau dianggap sebagai “mother of arts”. Gambar ternyata berdiri sebagai fakta kasat mata yang memperlihatkan pikiran dan rencana seniman di setiap wilayah kreativitasnya. Drawing/gambar pada garis besarnya memiliki tiga kegunaan. Pada tingkat pertama, gambar merupakan notasi (catatan) tentang benda atau situasi pada saat tertentu yang dianggap menarik oleh sipenggambar. Catatan, notasi maupun sketsa sebagai hasil gambar umumnya bermuatan garis yang sekaligus gambaran sekilas dan dikerjakan dengan tempo yang cepat. Kedua, gambar hadir dan membuktikan dirinya sebagai karya seni yang utuh dan berdiri sendiri. Pada fungsi ini gambar telah memperlihatkan kelengkapan peryataan seniman. Perlakuan gambar dalam fungsi ini kadang kerap pula dipadu dengan inovasi teknik lainnya, ketika gambar berpaduan dengan cerita/sastra dapat menjadi komik, ketika gambar berpaduan dengan sastra dan teknologi dapat menjadi animasi, maupun menjadi ilustrasi (baik sebagai gambaran cerita sampai pengganjal tulisan) serta berfungsi meramaikan demonstrasidemonstrasi di jalan. Ketiga,
gambar berfungsi sebagai media studi yang melandasi pekerjaan berikutnya seperti lukis, patung, arsitektur, ilmu pengetahuan atau lainnya. Pengaruh gambar pada fungsi ini sampai pula sebagai pembuka cakrawala ilmu pengetahuan. 5. Pengertian Ilustrasi Kata ilustrasi berarti pendamping, pengiring yang sifatnya selain menghias, juga membantu proses pemahaman terhadap suatu objek. Karena itu kata ilustrasi bisa dimasukkan dimana-dimana. Musik ilustrasi, berarti musik yang menghias dan membantu pemahaman terhadap sesuatu, seperti film layar lebar. Begitu juga dengan gambar ilustrasi berarti gambar yang menghias dan membantu pemahaman terhadap sesuatu, seperti cerita komik atau artikel. Menurut Webstian New Compact Format Dictionary ( Muharrar,2003:1) dalam skripsi Amran Gany bahwa istilah “ilustrasi diambil dari bahasa Inggris illustration dengan bentuk kata kerjanya to illustrate dan dari bahasa Latin illustrare yang berarti membuat terang”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilustrasi adalah: (1) gambar untuk memperjelas isi buku, karangan, (2) gambar, desain atau diagram untuk menghias (misalnya halaman
108
sampul), dan (3) keterangan (penjelasan) tambahan berupa a. Ilustrasi Cover Buku b. Ilustrasi Busana c. Ilustrasi Cergam (Cerita Bergambar) d. Ilustrasi Komik e Ilustrasi Karikatur 7. Aplikasi Adobe Photoshop Program aplikasi dalam grafis terdiri atas dua bagian yaitu aplikasi pengolah vector dan aplikasi pengolah bitmap. Program aplikasi vector digunakan untuk membuat gambar dalam bentuk vektor/garis serta menghasilkan kombinasi beberapa garis lurus, maupun garis lengkung, contoh aplikasinya adalah CorelDraw, Adobe Illustrator, Adobe Freehand, Xara Xtreme. Aplikasi pengolah bitmap digunakan untuk mengolah gambar/memanipulasi foto, contoh aplikasinya adalah Corel PhotoPaint, Adobe Photoshop, PhotoPerfect. Adobe Photoshop merupakan salah satu program untuk mengolah gambar atau foto dengan format bitmap. Fasilitas-fasilitas pada Adobe Photoshop tidak hanya berupa tool untuk memperbaiki pencahayaan maupun pewarnaan saja, akan tetapi juga tersedia tool untuk menambah efek-efek tertentu, menggabungkan dua gambar atau lebih, membuat teks efek yang sangat menarik dan lain
contoh, perbandingan. 6. Jenis-jenis Ilustrasi f Ilustrasi Kartun g Ilustrasi Periklanan h Ilustrasi Vinyet/vignette e Ilustrasi Mata Uang f Ilustrasi MajalahIlustrasi Denah i Ilustrasi Sketsa sebagainya. Dengan kata lain Adobe Photoshop merupakan program untuk membuat serta memperbaiki gambar bitmap dan menghasilkan karya seni yang menarik. B. Landasan Penciptaan Dalam menciptakan sebuah karya kita tidak terlepas dari imajinasi yang membantu kita pada tahapan terwujudnya karya. Pada saat kita akan menciptakan karya, kita harus menentukan tema. Hal ini diperlukan karena dengan ada tema maka pemikiran pencipta terbingkai pada tema, akibatnya penciptaan karya akan lebih terfokus. Selain itu, tema juga merupakan penghubung antar karya yang satu dengan karya yang lainnya. Penciptaan karya juga harus menggunakan unsur dan prinsip seni rupa seperti warna, keseimbangan serta faktor pendukung lainnya sehingga dapat menciptakan karya yang indah dan menarik. Dalam penciptaan karya seni ini, penulis menggunakan tema budaya tortor Batak Toba. Hal ini dikarenakan tortor Batak Toba merupakan warisan budaya yang sangat penting sehingga
109
layak dilestarikan dan juga pengangkatan tortor Batak Toba dalam penciptaan karya seni rupa masih jarang dijumpai, oleh karena itu penulis sangat tertarik dengan tortor, dan sebagai seorang mahasiswa seni rupa yang mengambil studi khusus ilustrasi penulis tertarik dengan tortor dijadikan sebagai sumber inspirasi dalam penciptaan gambar ilustrasi. Berdasarkan uraian tersebut, penulis mencoba untuk berkarya dengan mengangkat karakter tortor Batak Toba yang berfokus kepada tortor sipitu sawan sebagai sumber penciptaan dengan menggunakan aplikasi yang diolah melalui program Adobe Photoshop CS3, dengan cara seperti inilah salah satu cara untuk dapat menimbulkan rasa senang terhadap tortor Batak Toba serta dapat memberi motivasi pada pembaca untuk berkarya dengan tema Budaya yang ada di Indonesia.
dicetak atau diperint dengan hasil gambar yang jelas dan baik, atau sesuai dengan yang diharapkan yang berukuran A3 ( 270mm x 420mm ) 2. Alat Peralatan yang dapat digunakan dalam menciptakan Karya Desain Grafis komputer meliputi teknik manual dan teknik digital, karena pada awal penciptaan karyanya menggunakan gambar sketsa. Jadi dalam menciptakan karya Desain Grafis Komputer membutuhkan alat sebagai berikut: a. Pensil. Jenis pensil yang digunakan adalah 2B. b. Karet penghapus c. Pena. Jenis pena yang digunakan adalah drawing pen dengan ukuran 0,05 dan 0,1 mm. d. Komputer. Yang digunakan sebagai pengolahan gambar digital. e. Mesin Scanner. Alat pemindai yang digunakan sebagai media transfer gambar manual menjadi gambar digital yang ada dikomputer f. Printer. Alat yang digunakan untuk mencetak karya Desain Grafis Komputer ke media kertas A3 (270mm x 420mm)
METODE PENCIPTAAN A. Pemilihan Media,Alat dan Teknik 1. Media Media yang digunakan dalam karya ini adalah dengan menggunakan kertas print foto. Kertas print foto ini digunakan agar hasil karya yang sebelumnya diciptakan melalui komputer dapat
110
penciptaan karya ini, ide bisa didapat melalui melihat tortor sipitu sawan secara langsung, atau sekedar melihat gambar-gambar tortor sipitu sawan. Setelah menemukan ide dari karya yang akan dibuat barulah proses perealisasian ide dilaksanakan. 2. Tahap perancangan Setelah mendapat ide/gagasan mengenai tema, dan gaya gambar tokoh panortor (penari), penulis melanjutkan dengan membuat sketsa desain karakter, yaitu mengenai karakter panortor dengan jenis tortor sipitu sawan , dan warna-warna yang akan dipakai oleh karakter panortor (penari). 3. Tahap perwujudan a. Teknik Manual Pembuatan gambar dengan cara teknik manual dimulai dari pembuatan sketsa diatas kertas A4 menggunakan pensil, penghapus, pena dan lain sebagainya. Berikut adalah contoh cara pembuatan sketsa dengan teknik manual oleh penulis sendiri.
3. Teknik Penciptaan karya Desain Grafis Komputer yang penulis lakukan adalah menggunakan teknik manual serta digital yang dilakukan dengan cara terlebih dahulu membuat berbagai sketsa tentang gerak dari tortor Sipitu Sawan, dengan mengutamakan karakter panortor (penari). Selanjutnya proses pewarnaan, pembuatan background, berbagai macam efek yang ditimbulkan, ini semua prosesnya menggunakan media komputer dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS3.Teknik ini dilakukan dengan menggunakan alat mesin scanner sebagai pengubah gambar manual menjadi gambar digital dengan format jpg. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses modifikasi gambar kedalam tampilan yang berbeda, termasuk penambahan efek visual dan tekstur yang ada.
b. Teknik Digital
B. Tahapan penciptaan 1. Tahap mendapatkan ide/gagasan Tahapan ini dimulai dengan memikirkan ide-ide baru dalam memikirkan karya apa yang akan dibuat, untuk memperoleh ide tentu saja dapat diperoleh dengan berbagai cara, dan dalam
1) Langkah awal untuk memulai pewarnaan gambar menggunakan cara menscan gambar dari kertas karya kemudian menjadi gambar dalam bentuk digital dengan type jpeg.
111
2) Bukalah file gambar yang akan dikerjakan di program photoshop. Kemudian aktifkan layer background dan atur kepekatan warna pixel garis gambar (image>adjusment>curves ). Setelah itu atur kurva sampai pixel garis yang berwarna putih menjadi hitam, kemudian tekan ok. 3) Atur juga level garis secukupnya sampai pixel benar-benar berwarna hitam, tekan ok. 4) Masih aktif pada layer background, seleksi seluruh area gambar (select>All) dan pada path klik make work path kemudian copy (ctrl+c). selanjutnya buat layer baru dengan nama out line (garis luar) lalu ctrl+v pada layer tersebut. Kemudian pada path klik fill path dan pilih warna hitam. 5) Kembali pada layer dan nonaktifkan seleksi (select>deselect) atau (ctrl+d). 6) Untuk mewarnai objek, gambar diubah ke mode RGB. Aktifkan layer out line (garis), aktifkan juga layer background dan buat
layer baru dengan nama “warna”. Sekarang telah ada 3 layer. Perlu diingat layer out line (garis) harus berada pada posisi paling atas dan layer background berada pada posisi paling bawah. 7) Untuk menambah objek atau image lain, letakkan objek yang diinginkan pada layer baru atau layer background. 8) Seleksi bagian-bagian yang akan diwarnai, mulai dari pewarnaan kulit, pakaian, dan cawan, lakukan hal tersebut sampai pewarnaan seluruh gambar selesai 9) Setelah selesai proses pewarnaan, kemudian seleksi layer-layer dan satukan layer tersebut menjadi satu layer gambar penari dengan mengklik layer pilih merge layer. 10) Kemudian putar canvas menjadi bentuk landscape dengan memilih image kemudian pilih rotate canvas 11) Selanjutnya duplicate layer sebanyak tiga kali dengan mengklik kanan mouse pada layer kemudia pilih duplicate layer
112
12) Selanjutnya pembuatan background dengan meletakkan layer background pada bagian paling bawah. 13) Setelah selesai, gabungkan semua layer dengan cara (layer>flatten image ). Selanjutnya save as gambar dengan type jpg. Karya 1 “Mulamula”
HASIL PENCIPTAAN Berikut adalah hasil penciptaan gambar ilustrasi tortor sipitu sawan dengan teknik manual (sketsa) dan dilanjutkan dengan teknik digital melalui media scan, yang dilanjutkan dengan media komputer dan diolah dengan program aplikasi Adobe Photoshop Cs3.
Karya 3 “Manghunti Sawan”
Karya 4 “Manghunti Sawan 2”
Karya 2 “Maniop Sawan”
Karya 5 “Manjalo”
113
Karya 6 “Pangidoan” Karya 7 “Mangaraup”
Karya 8 “Marembas”
Karya 9 “Mamispis”
Karya 10 “Panutup”
KESIMPULAN Berdasarkan penciptaan yang telah dilakukan pada uraian terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan dalam penciptaan sebagai berikut: 1. Karya penulis merupakan bentuk alternatif lain dari penciptaan karya Tortor Sipitu Sawan dengan gambar
ilustrasi menggunakan aplikasi Photoshop Cs3. 2. Penciptaan ini sudah menghasilkan karya gambar ilustrasi dengan aplikasi Photoshop Cs3 bertema Tortor Sipitu Sawan beserta deskripsi langkah-langkah pembuatan karya. Karakter penari dibuat sesuai dengan penari Tortor
114
Sipitu Sawan yang dalam pembuatan karya penulis menyederhanakan bentuk, dikarenakan dalam pembuatan karya ini, penulis memfokuskan pada ragam gerak Tortor Sipitu Sawan. 3. Bentuk-bentuk gerakan yang dibuat dari seluruh karya ini sesuai dengan gerakan Tortor Sipitu Sawan. Hasil yang dicapai dari proses penciptaan ini berjumlah 10 karya dengan gerak yang berbeda-beda. Dalam penciptaan ini mulai dari karya 1 hingga 10 merupakan urutan gerak Tortor Sipitu Sawan hingga selesai. Masing-masing karya tersebut berukuran 270 x 420 mm (A3). SARAN Adapun saran bagi perkembangan penciptaan selanjutnya: 1. Bagi pembaca yang menggunakan media serupa hendaknya dapat menciptakan ide-ide baru dalam pengembangan karya bertema Tortor Batak Toba. 2. Bagi mahasiswa Seni Rupa, hendaknya menambah wawasan dalam berkarya, bereksperimen dan melihat perkembangan karya ilustrasi dan menciptakan karya yang bernuansa budaya. 3. Peneliti yang ingin melakukan penciptaan karya serupa dapat menjadikan penciptaan ini sebagai bahan perbandingan atau refrensi dan disarankan untuk melakukan penelitian dengan jumlah karya lebih besar data yang lebih rinci.
DAFTAR RUJUKAN Banden, I Made. 2001. Bentuk-bentuk seni, Metodologi penciptaan seni, kumpulan bahan matakuliah, Pps, ISI Yogyakarta: Yogyakarta. Dibia,
Wayan I Widaryanto, FX Suanda. 2006. Tari Komunal. Lembaga Pendidikan Seni Nusantara (LPSN). Jakarta.
Hartoko,Alfa.2015.Rahasia Cepat Mahir Photoshop Dan Coreldraw.Jakarta:PT Elex Media Komputindo. Hendratman,Hendi.2016.The Magic Of Adobe Photoshop.Bandung:Inform atika Bandung. Karo karo, Jamal.2016.Buletin Seni 2016 Taman Budaya Sumatera Utara.Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara UPT.Taman Budaya. Lumbantobing, M. Andar. 1996. Makna Wibawa Jabatan dalam Gereja Batak. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Sagala,Sofian.2008.Kartun-KarikaturIlustrasi.Medan:Universitas Negeri Medan.
115
.2013.Menggambar Ilustrasi 1.Medan.Universitas Negeri Medan.
Sketsa:Universitas BSI:Vol 2. No 1, Bandung. Destian, Sandi. 2015. Aplikasi Ilustrasi Desain Pada Kereta Api Argo Parahyangan Dengan Muatan Kearifan Budaya Lokal Jawa Barat. Jurnal Sketsa: Universitas BSI: Vol 2. No 1, Bandung.
Sahman, Humar.1993. Mengenal dunia seni rupa.IKIP Press: Semarang. Sembiring,Dermawan.2014.Wawasan seni.Medan:Universitas Negeri Medan. Simatupang, RM. 2016. Adat Budaya Batak Dan Biografi. Tangerang: Bornrich Publishing.
Dwi,
S.P,Soedarso.2006. Trilogi Seni,Penciptaan Eksistensidan Kegunaan Seni.Yogyakarta.ISI Yogyakarta.
Pramudya. 2015. Hubungan Kemampuan Menggambar Ilustrasi Secara Manual Dengan kemampuan Menggambar Ilustrasi Secara Digital. Jurnal Pendidikan Seni Rupa: Universitas Negeri Surabaya: Vol 3. No 3, Surabaya.
Susanto, Mikke. 2011. Diksi Rupa Kumpulan Istilah Dan Gerakan Seni Rupa. Yogyakarta: DictiArt Lab dan Djagad Art House
Ginting,Sri
Warneck, J. 2001. Kamus Batak Toba Indonesia. Diterjemahkan Oleh: P.Leo Joosten OFMCap. Medan: Bina Media.
juita. 2012.Visualisasi Karakter Feminim Dalam Karya Grafis Komputer Bertema Robot.Jurnal Seni Rupa, Medan.
Nurfauzya,
Itsnaini. 2016. Pengembangan Media Flip Chart Untuk Pembuatan Ilustrasi Busana Pada Mata Pelajaran Seni Rupa Di Madrasah MU’ALLIMAAT Muhammadyah Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Seni Rupa Edisi Januari: Universitas Negeri Yogyakarta, Yoyakarta.
Zainal, Abiding. 2011. Kirab Suci Pengguna Laptop.Yogyakarta: Mediakom. Abiogi, Gilang. 2015.Aplikasi Ilustrasi Komikal Pada Gaya Bobodaran Sunda Kang Ibing. Jurnal
116
Pertiwi, Ana. 2015. Gambar Ilustrasi Sampul Novel Harry Potter Karya J.K Rowling: Studi Bentuk Dan Makna. Jurnal Pendidikan Seni Rupa: Universitas Negeri Surabaya: Vol 3. No 2, Surabaya.
dengan teknik arsir. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Setiadi,
Ramadana,
Ariyan eka.2015.Narasi Seni Urban Dalam Penciptaan Seni Lukis.Jurnal Pendidikan Seni Rupa,Vol 3 No 3,197203. Witabora, Joneta. 2012. Peran Dan Perkembangan Ilustrasi. Jurnal Humaniora: Binus University: Vol 3. No 2, Jakarta Barat.
Rendi. 2011. “Tokoh Pewayangan Dalam Cerita Ramayana Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Karya Bergaya Kartun”.Skripsi. Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan, 2011.
Sinaga, A. B. 1977. “Martutu Aek Sebagai Permandian Orang Batak: Penghampiran Theologis.” Kertas Kerja dalam Lokakarya IRAPAS di Universitas HKBP Nomensen Pematang Siantar.
Y, Nuning. 2016. Komunikasi Visual Gambar Ilustrasi Tradisi Pada Naskah Tua Jawa Masa Kolonialisme. Jurnal Kajian Seni: Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa Dan Desain ITB: Vol 2. No 2, Bandung.
Sinaga,Sannur DF.2012.Tortor dalam pesta horja pada kehidupan masyarakat batak toba:suatu kajian struktur dan makna. Medan: Magister (s2) Penciptaan Dan Pengkajian Seni Universitas Sumatera Utara.
Afrilianasari. 2014. Pengembangan modul cetak gambar ilustrasi mata pelajaran seni rupa untuk peserta didik kelas viii smpn 6 magelang. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Amran. 2015. Legenda baturraden dalam gambar ilustrasi
117