Gesture
MAKNA GERAK TORTOR MANGONDAS DALAM UPACARA KEMATIAN SAUR MATUA PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KABUPATEN SAMOSIR RINDA TURNIP Prodi Pendidikan Tari
ABSTRACT Tortor Mangondas is an expression of sorrow that was created to meet the needs of indigenous meaningful honor the dead (and of the spirit / tondi man and tondi the first death) and is a communication between the real world and the other world (deceased) for application of this world can be given to the fathers and good luck / blessing of them can be given to people who live mainly heirs.This study aims to find out what the meaning contained in Tortor Mangondas in Toba Batak society. The theoretical foundation of this research uses one theory, the theory of meaning and understanding tortor mangondas and death ceremonies. Location and time the research was conducted in Samosir and time for two months, the sample population figures there are some dancers and artists as well as traditional leaders. The author conducted field observations, with video capture, documentation, and conduct interviews with sources, as well as complete the data through research at the Village Siopat bill Samosir The results based on the data that has been collected can be seen that Tortor Mangondas never appears solely as a form of dance in any society. But the motion-motion can still be explained the meaning of each movement performed. Tortor Mangondas created because someone who has died Saur matua not have a chance to talk to the family to deliver the parting words and all expressions hearts content. The social value as a society Batak Toba Mate Saur Matua whereby Tortor Mangondashasuhutan held with the objective of respect for parents and at the same time submit a request to Mulajadi Nabolon prayer.
Keywords: Meaning, Tortor Mangondas, death ceremony, Saur Matua
i
Gesture
Marboru, marpahompu sian anak,
PENDAHULUAN Samosir
marpahompu sian boru ” (anak laki-
merupakan salah satu kabupaten baru
laki dan perempuan sudah menikah
di Provinsi Sumatera Utara dengan
dan
wilayah administrasi pemerintahan
perempuan dan laki-laki). Tetapi
sebanyak sembilan kecamatan dan
sebagai umat beragama, hagabeon
seratus sebelas desa serta enam
(kesejahteraan karena berketurunan),
kelurahan
belum
Kabupaten
dengan
batas-batas
memiliki
tentu
cucu
dari
dimiliki
anak
seseorang.
wilayah
sebelah Utara berbatasan
Hagabeon merupakan kehormatan
dengan
Kabupaten
dan
karena lengkapnya keturunan. Anak-
Kabupaten Simalungun,
sebelah
anaknya yang sudah menikah juga
Selatan
berbatasan
dengan
sudah melakukan adat yang penuh
Kabupaten
Tapanuli
Karo
Utara
dan
atau
mangadati.
Jadi
tidak
Kabupaten Humbang Hasundutan,
sembarangan untuk masuk kedalam
sebelah Timur berbatasan dengan
saur matua. Saur matua disebut juga
Kabupaten Toba Samosir, sebelah
dengan acara sampe tua dan sahat
Barat berbatasan dengan Kabupaten
matua.
Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat (Sibarani,Sadar
Tortor
2006:1).Kematian
suatu
Mangondas
ekspresi
dukacita
yang
merupakan akhir dari perjalanan
diciptakan
hidup manusia. Seseorang disebut
kebutuhan
Saur matua, ketika meninggal dunia
menghormati yang meninggal (serta
dalam posisi “Titir Maranak, titir
roh/ tondi orang itu dan tondi yang
1
untuk
adalah
adat
yang
memenuhi bermakna
Gesture
duluan meninggal) dan merupakan
pada masyarakat Batak Toba di
sebagai komunikasi antara dunia
Kabupaten Samosir”.
nyata dan dunia lain(yang sudah Landasan Teoritis
meninggal) agar permohonan dari
Untuk
dunia ini dapat diberikan kepada
Tortor
dalam
Upacara
Mangondas
nenek moyang dan tuah/ berkat dari
Kematian
mereka dapat diberikan kepada orang yang hidup terutama ahli warisnya. Tortor Mangondas diadakan terhadap
membahas
Saur
Matua
Masyarakat
Batak
Kabupaten
Samosir
pada
Toba
di
penulis
menggunakan teori makna dari Curt
saur matua (na gabe)
Sachs dalam Anya Peterson Royce
dimana dia telah memiliki cucu dari
terjemahan
anak laki-laki dan cucu dari anak
F.X
Widaryanto
(2007:213-22).
perempuan. Tortor Mangondas salah satu bentuk pelestarian budaya dan
Lokasi Penelitian bentuk kesenian yang ada pada Tempat masyarakat
Batak
Toba
dilaksanakannya
yang penelitian adalah di Desa Siopat
menjadi fokus penelitian membuat Sosor Kecamatan Pangururan. penulis
merasa
tertarik
untuk
mengangkat tarian ini menjadi topik
Populasi dan Sampel
penelitian dengan judul “Makna
Populasi
gerak Tortor Mangondas dalam
Populasi dalam
Upacara Kematian Saur Matua
penelitian
ini, adalah penari dan beberapa tokoh seniman
2
dan
tokoh
adat
yang
Gesture
mengetahui Mangondas
tentang yang
Tortor
berdomisili
prosedur pemecahan masalah yang
di
diselidiki dengan menggambarkan
Kabupaten Samosir.
keadaan objek penelitian pada saat sekarang
Sampel
Waktu
Sampel dalam penelitian ini
Kabupaten yang
digunakan
Samosir. dalam
penelitian ini untuk mendapatkan
berjumlah 4 orang tokoh adat dan
data dibutuhkan adalah selama tiga
seniman yang ada di kabupaten
bulan yang akan dilaksanakan pada
Samosir
November 2015 sampai Februari 2016.
Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
Letak
yang dilakukan sebagai berikut :
Geografis
Kabupaten
Samosir
1. Observasi
Letak Geografis Kabupaten
2. Wawancara
Samosir terletak pada 20 24„ - 20
3. Kepustakaan
25„ Lintang Utara dan 980 21„ - 990
4. Dokumentasi
55„
5. Studi kepustakaan
BT.
Secara
Administratif
Wilayah Kabupaten Samosir diapit oleh tujuh Kabupaten, yaitu di
Teknik Analisis Data sebelah Utara berbatasan dengan Penulis
menganalisis
dan Kabupaten Karo dan Kabupaten
menguraikan
data-data Simalungun;
tersebutdengan
di
sebelah
Timur
menggunakan berbatasan dengan Kabupaten Toba
penelitiankualitatif
yaitu
sebagai Samosir; 3
di
sebelah
Selatan
Gesture
berbatasan Tapanuli Humbang
dengan Utara
dan
Hasundutan;
Kabupaten
seluas 144.455 Ha dan perairan
Kabupaten
danau seluas 110.260 Ha. Luas dan
dan
di
batas perairan di kawasan danau
sebelah Barat berbatasan dengan
Toba belum ada ketentuan yang
Kabupaten Dairi dan Kabupaten
pasti.
Pakpak Barat.
Samosir tepat berada dan dikelilingi
Kabupaten Samosir terletak
Namun
oleh
Danau
mengingat
Toba,
Pulau
secara
di wilayah dataran tinggi, dengan
proporsional luas perairan Danau
ketinggian antara 904 – 2.157 meter
Toba yang menjadi bahagian daerah
di atas permukaan laut, dengan
Kabupaten Samosir (sumber : Badan
topografi tanah yang beraneka ragam
Pusat Statistik Samosir).
yaitu datar, landai, miring dan terjal. Mata Pencaharian dan Sumber
Struktur tanahnya labil dan berada
Daya Alam
pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik.
Kabupaten
Mata pencaharian Masyarakat
Samosir
Batak Toba adalah sebagai petani
tergolong ke dalam daerah beriklim
rumah, martonun (menenun ulos),
tropis basah dengan suhu berkisar
nelayan.
antara 17 0C – 29 0C dan rata-rata kelembapan udara 85,04 persen.
Tahapan
Pelaksanaan
Upacara
Wilayah Kabupaten Samosir Adat Kematian Saur Matua luas wilayah Kabupaten Samosir Pelaksanaan Upacara Adat secara
keseluruhan
mencapai kematian
saur
matua
biasanya
254.715 Ha, terdiri dari daratan dilakukan berhari-hari dan
4
paling
Gesture
cepat minimal tiga hari karena seseorang
yang
mati
6. Mambuat Tua/mangait tua tu
saurmatua
siambirang
adalah orang yang lanjut usia dan dengan
demikian
anaknya
7. Mambuat Tua/mangait tua tu
tidak
siamun
berada dalam satu tempat. Untuk
8. Somba
Debata
menunggu anak-anaknya pulang dari
Nabolon
perantauan pelaksanaan upacara adat
9. Somba diraja
dilakukan
10. Massiuk
berhari-hari
maka
dilaksanakanlah upacara penguburan.
11. Manjujung harajaon
Mangalap Pande Dohot Pargonsi
12. Mangalap
Mulajadi
tondini
namate/mangalap sahala ni
Mangondas a. Pra Adat
na mate
b. Pelaksanaan adat
13. Mangait tua Demban tiar 14. Penghormatan terakhir
Mompo-Ulos saput-Ulos Sampe Tua a. Sanggul Marata
Makna Gerak
Tortor Mangondas
Tortor
Ragam gerak
mangondas
tidak
pernah nampak terjadinya semata-
1. Mangondasi
mata bermakna sebuah bentuk tari
2. Mangondas disimanjujung
dalam
3. Mangondas disiubeon
Tetapi gerak-geraknya masih bisa
4. Mangondas disimanjojak
dijelaskan makna dari setiap gerak
5. Mangondas disitangkingon
yang dilakukan. Biarpun tidak sama
masyarakat
Batak
Toba.
gerak peran hula-hula, dongan tubu,
5
Gesture
boru tetapi ketiga dalihan natolu ini
Berdasarkanuraian
yang
setidaknya melakukan ragam gerak
sudahdipaparkandapatdiketahuibahw
tersebut. Ragam gerak dibawah ini
a:
ada dalam saat tortor mangondas
1. Upacara
meskipun tidak secara berurutan.
salah
saurmatuaadalah
satu
kegiatan
dalam
upacara adat untuk kematian
PENUTUP
bagi masyarakat Batak Toba.
Kesimpulan Dari semua
Upacara ini dilakukan apabila yang
sudah
kematian yang terjadi pada
diteliti di lapangan, dapat diambil
orang
kesimpulan bahwa kematian saur
seluruhnya
adat yang dilakukan oleh masyarakat
menyelesaikan
tugas
sudah
dalam masyarakat Batak Toba
duniawinya
mulai yang terendah yaitu: 1) Mate di Bortian, 2) Mate Poso-
pelaksanaan upacara banyak hal-hal harus
diperhatikan
berumah
2. Ada 8 macam jenis kematian
mengurus anak-anaknya. Di dalam
yang
sudah
sudah mempunyai keturunan.
kemalangan dengan meninggalnya yang
sudah
tangga dan juga seluruhnya
Batak toba, ketika mereka mendapat
mereka
yang
uzurusianya, dimana anak-anak
matua, merupakan sebuah upacara
orangtua
tua
poso, 3) Mate Dakdanak, 4)
dan
Mate Bulung, 5) Mate Pupur
dipersiapkan agar jalannya upacara,
atau Mate Ponggol, 6) Mate
dan tujuan dari upacara itu sendiri
Punu
akan mendapat jawaban dari Tuhan
Mate
di
Paralang-
alangan, 7) Mate Mangkar, 8)
Debata Mula jadi nabolon. 6
Gesture
Mate Hatungganeon, 9) Mate
tari dalam masyarakat Batak
Sarimatua,
Mate
Toba. Tetapi gerak-geraknya
Saurmatua, 11) Mate Mauli
masih bisa dijelaskan, makna
Bulung
dari
3. Tortor
10)
Mangondas
adalah
untuk
gerak
yang
dilakukan.
suatu ekspresi dukacita yang diciptakan
setiap
Saran
memenuhi
Dari
kebutuhan adat yang bermakna
beberapakesimpulanhasilpenelitianda
menghormati yang meninggal
npembahasan,
(serta roh/tondi orang itu dan
saran-saran sebagaiberikut:
tondi yang duluan meninggal) dan
merupakan
makadapatdiajukan
1. Melihat
makna
gerak
sebagai
TortorMangondasdalamUpacar
komunikasi antara dunia ini
a Kematian Saur Matuapada
dan dunia lain ( yang sudah
masyarakat
meninggal) agar permohonan
memiliki peran yang sangat
dari dunia ini dapat diberikan
penting, diharapkan tradisi ini
kepada nenek moyang dan
tetap
tuah/berkat dari mereka dapat
salah satu identitas seni budaya
diberikan kepada orang yang
pada masyarakat Batak Toba.
hidup terutama ahli warisnya.
terjadinya
dilaksanakan
Toba
sebagai
2. Melihat pengaruh dan dampak
4. Tortor mangondas tidak pernah nampak
Batak
semata-
mata bermakna sebuah bentuk
perkembangan
zaman
yang
begitu
yang
dapat
deras
mempengaruhi generasi muda
7
Gesture
untuk berpaling dari tradisi
melihat
seni
TortorMangondasdalam
budayanya,
perlu
keberadaan
melakukan pembinaan untuk
Upacara
generasi muda. Generasi muda
Matuapada masyarakat Batak
diharapkan
Toba.
dapat
menggali/meneruskan Batak
Toba
tradisi
supaya
Kematian
Saur
4. Kepadaparaseniman,
tidak
khususnyasenimanBatak Toba
punah, dan tradisi Batak Toba
agar
tersebut dapat diorbitkan.
terusberkaryadanmenjagautuh
3. Tortor prinsip
Mangondas untuk
artinya
kesenian tradisi Batak Toba.
menghormati
5. Penulis sangat mengharapkan
orangtua agar anak (pinompar)
dukungan dari instansi terkait,
yang ditinggalkan mendapat
agar
umur
tradisi-tradisi
yang
panjang
dan
menerima berkat serta rejeki yang
berlimpah,
diharapkan dapat
muda
meneruskan
dan
melestarikan mempertahankan makna TortorMangondas,
peduli
terhadap
budaya
Batak
Toba demi melestarikannya.
maka
generasi
ikut
serta adanya gerak misalnya
mempelajari gerakannya, dan
8
Gesture
Matua pada masyarakat batak Toba di desa bangun I kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi “Medan : Universitas Negeri Medan.
DAFTAR PUSTAKA Anya, Peterson. 2007. Antropologi Tari. Terjemahan F.X Widaryanto. Bandung: STSI Press. Burhan
Nurwani. 2007. Pengetahuan Tari, Diktat Jurusan Sendratasik, FBS Universitas Negeri Medan.
Bungin.2010.Penelitian kualitatifJakarta:Kencana
Debora, Ester. 2012. Gondang Sabangunan pada Tortor Sigale-gale di Desa Tomok Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Skripsi. Universitas Negeri Medan : Medan.
Sihaloho, Nuriana, S, 2015. Penyajian Tortor dalam Upacara Pajonjong Baringin pada Masyarakat Batak Toba”Medan : Universitas Negeri Medan.
Fernandus, 2011. Struktur Tortor dalam Upacara Pernikahan Maasyarakat Batak Toba di Kecamatan Siborong-borong. Skripsi. Universitas Negeri Medan : Medan.
Purba,
Siagian, Afriyanti. 2010. MaknaTortorsibungaJambudalamGo ndangNaposo padaMasyarakat Batak Toba.Medan.UniversitasNegeriMeda n.
Hadeli. 2006. Metode Penelitian Kependidikan. Padang : Quantum Teaching. Langer, Suzane K. 2006, Problema Seni. Ter. F. X. Widaryant, Bandung: STSI PMSS.
Sibarani, Sadar, 2006, Raja Batak, Jakarta : Partano Bato. Simarmata, Golda, 2013. ”Husiphusip dalam tortor Hatasopisik pada masyarakat Toba kajian Interaksi Simbolik”Medan : Universitas Negeri Medan.
Koerantjraningrat, 2004. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Manik
Mauly. 2012. Mengenal Tradisi Gondang dan Tortor Batak Toba. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Krisman.2012”Eksistensi Sarune Bolon dalam pelaksanaan adat Saur 9
Gesture
Soedarsono, 1987. Tari-tari Indonesia. Jakarta : Direktorat Jenderal Kebudayaan.
DAFTAR ACUAN INTERNET http
Sukardi. 2003.MetodologiPenelitianKe pendidikan. Jakarta: BumiAksara.
: //id.wikipedia.org/wiki/Tortor _Batak_Toba
http://www.samosirkab.go.id/ https://balarmedan.wordpress.com/20 08/06/18/upacara-saur-matuakonsep%E2%80%9Dkematianideal%E2%80%9D-padamasyarakat-batak-studietnoarkeologi/
Tambunan,Betty.2008.Perkembanga n Tortor Batak Toba Tinjauan Terhadap Fungsi dan Bentuk Penyajian. Skripsi. Universitas Negeri Medan : Medan
http://www.hetanews.com/article/364 /saur-matua-dan-kematian-dalamadat-batak https://www.google.com/search?q=m akna+dari+manjalo+tua+ni+g ondang+pada+upacara+kemat ian+saur+matua&ie=utf8&oe=utf8&aq=t&rls=org.mozilla:enUS:official&client=firefoxbeta&channel=np&source=hp https://pungsin.wordpress.co m/tag/adat-saur-matua/
10