Fokus penelitian • Bagaimana dampak pengambil alihan Sampoerna oleh Philip Morris terhadap hubungan produksi maupun ruang2 yang tersedia utk perlawanan buruh baik yg bersifat kolektif maupun individu? • Bagaimana dinamika gender dalam proses ini? • Apa ruang yg dimiliki buruh untuk mengajukan protes?
Topik2 pembahasan • Mobilitas Modal: – Philip Morris Sampoerna dan MPS – Mengapa dan Bagaimana?
• Proses Produksi: – Bagaimana sistem subkontrak membentuk hubungan produksi di pabrik Sampoerna maupun MPSnya – Apa yg menjadi faktor2 yang dipergunakan utk mengontrol proses kerja dan buruh ?
• Dinamika Gender • Bagaimana angkatan kerja dibentuk ? • Bagaimana hubungan produksi dibentuk oleh hirarki kekuasaan maupun hubungan gender • Bentuk2 perlawanan maupun protes se-hari2 • Bagaimana buruh mengadaptasi ataupun mengadakan perlawanan baik kolektif maupun individual
Mobilitas Modal • Bulan Mei 2005, staf dan buruh Sampoerna kretek diberitahukan bahwa Philip Morris Indonesia (PMI), telah membeli 98% dari saham Sampoerna • Terutama protes dari berbagai organisasi buruh maupun LSM: – Januari 2013: Yang mengadu ke Kemenakertrans oleh beberapa Serikat Pekerja, di antaranya Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI), pada Januari lalu.
2005 • Saat Philip Morris mengambil alih Sampoerna thn itu, Sampoerna sdh memiliki 27 unit MPS yg mempekerjakan sekitar 41 000 buruh tersebar di seluruh Jawa. • Ini tdk termasuk lebih dari 20.000 buruh di pabrik2nya sendiri.
2015 • Pada akhir bulan Juni 2015, jumlah karyawan Sampoerna dan anak perusahaannya telah mencapai sekitar 29.800 orang. • Selain itu, Sampoerna juga bekerja sama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret (MPS) - Setiap MPS ratarata mempekerjakan 1.500 orang – 20 MPS di Jawa Timur, – 4 MPS di Daerah Istimewa Yogyakarta, – 12 MPS di Jawa Tengah – 2 MPS di Jawa Barat.
Mengapa Philip Morris? • Karena Philip Morris sebagai perusahaan tembakau terbesar di dunia sedang mengalami kesulitan di Eropa dan Amerika Utara, dan baru2 ini telah menutup beberapa pabrik di Eropa
Sistim subkontrak • Dua tingkatan produksi – Yang langsung di bawah management Sampoerna – Yang merupakan bagian dari ‘partnership’ dg Sampoerna [‘Third Party Operators’ (TPOs)]. Dalam hal ini disebut MPS (Mitra Produsen Sigaret) bisa terdiri dari usaha swasta, KUD ataupun pesantren.
• MPS menyediakan tanah, gedung pabrik dan infrastruktur • Sampoerna menyediakan peralatan, staf ahli utk melatih para buruh dan juga sebagian dari modal • Keuntungan dibagi sesuai dengan perjanjian.
Proses Produksi • Pengaturan dan penguasaan proses produksi itu sendiri: – Standardisasi pengorganisasian kerja – untuk SKT – terutama berlaku sistim borongan (giling, gunting, ngepak)
• Pengaturan dan pengendalian tenaga kerja: – siapa yang boleh bekerja di bagian yang mana – Penciptaan hirarki di tempat kerja (supervisor, mandor (pinggir, tengah); kepala regu; buruh giling, buruh gunting, buruh ngepak
Perbedaan Surabaya dan Jombang • SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut) – Kawasan industri – Buruh pabrik dari desa sekeliling maupun yang jauh – Banyak yg menyewa kamar dan kemudian membangun rumah, anak2 dititipkan nenek di desa
• Jombang (pesantren Shiddiqiyah) – Pabrik yg dikelilingi usaha pertanian – Buruh pabrik dari desa sekeliling – Kebanyakan pulang pergi
Buruh Sampoerna Rungkut • Buruh perempuan awalnya dari daerah sekeliling tapi kemudian lebih direkrut dari : Lamongan, Blitar, Pacitan, Nganjuk, Ngawi, Tulungagung, Mojokerto, Malang, Tuban, and Madiun
• Banyak yg sudah kerja lbh dari 10 thn (ada yg 17 maupun 21 thn) • Banyak perempuan yg sdh lbh tua mengatakan mrk ke Surabaya karena mau lari dari kawin paksa, atau sudah dikawin paksa tapi ingin lari dari suami mereka.
• Bagi para mandor justru karena buruh semua perempuan membuat upaya pengontrolan lebih sulit karena ‘gosip gampang beredar tidak karuan’. • Berbagai mekanisme diupayakan untuk menjaga keharmonisan antara mandor dan buruh di pabrik.
MPS Ploso, di Jombang • Banyak anggota keluarga di desa sekitar MPS Ploso masih terlibat dalam pertanian (padi, sayur2an dan tembakau) • Banyak orang2 muda yang juga telah bermigrasi ke Surabaya maupun kota2 lain di Jawa.
• Kepala dukuh mengatakan: “kehadiran MPS merupakan hal yg positif karena ini berarti ‘kaum wanita tidak perlu pergi terlalu jauh untuk bisa bekerja”. • Awalnya buruh diambil dari Ploso, tapi kemudian banyak juga buruh datang dari desa sekitar • Awalnya memang tinggal di kamar kontrakan dekat pabrik tp kemudian dg adanya sepeda motor, mereka pulang pergi supaya bisa tetap dengan keluarga
• Walaupun peran pesantren Shiddiqiyyah ada dalam struktur organisasi pabrik (komisioner MPS adalah ‘orang dalam’ atau disebut juga ‘Keluarga Cendana’) • Tetapi mereka tidak terlibat banyak dalam organisasi kerja karena hal ini sudah diatur oleh Sampoerna pusat.
Standardisasi proses kerja • secara umum bisa dikatakan bahwa walaupun ada perbedaan lokasi namun sistim produksi mengikuti model standard yang berlaku untuk semua MPS ataupun pabrik Sampoerna.
Untuk kedua lokasi • Mandor sekarang semua perempuan, karena takut ada persoalan macam2 (kedekatan fisik dsb). • mandor biasanya bertugas mengawasi satu kelompok yg terdiri dari 36 penggiling dan 12 penggunting.
• Dari sembilan ke tujuh jam sehari yg disebut sebagai Jam Kerja Normal (JKN, ‘normal work hours’) • Banyak yg mengeluh justru karena jam kerja dikurangi (yg berarti penghasilanpun berkurang) – biasanya 9 jam sehari.
Pemogokan • Sampoerna Rungkut pemogokan terjadi 1991, 1996, 2000 and 2003 and 2005. • MPS Ploso di Jombang: hanya dua kali: 2000 dan 2003. Sesudah itu tidak pernah lagi
Upaya2 utk mencegah protes buruh • Pendirian SB – Surabaya – SPSI – Jombang • Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan yg kemudian menjadi bagian dari SPSI • The Suara Karyawan diperkenalkan pada tahun 2010 di mana buruh bisa langsung menelpon ke nomor telpon SK kalau ada keluhan.
Hegemoni kekeluargaan (familial hegemony) • Pengadaan pertandingan2 siapa yang merupakan MPS terbaik (produktifitas dan kualitas) • Tahun 2012 the Jombang menduduki ranking ke 6 dari 38 MPS sedangkan MPS yg di Mojokerto mendpt ranking I.
Menjaga hubungan baik antara mandor dan buruh • mandor dari Surabaya, Pandaan atau Malang, yang melatih para buruh di pabrik2 MPS dan juga calon2 mandor. • Kalau ada keluhan dari buruh, maka mandor bisa ditransfer dari 1 unit ke unit lainnya atau dari 1 pabrik ke pabrik lainnya
Namun…Pengurangan tenaga kerja • Sejak 2006 Sampoerna Rungkut tidak merekrut buruh buruh ketika ada yang sudah pensiun atau keluar.
Kontrol dan Respons • Di Surabaya: – Setiap bulan ada evaluasi apakah kelompok telah mencapai target baik dalam jumlah maupun kualitas. Kalau satu orang saja tidak mencapai target seluruh kelompok akan kena – Setiap kelompok diberi nilai – dan nilai tersebut diumumkan dg mikrofon. – Kelompok yg mendapat nilai rendah akan langsung berteriak ‘huuuuuu’ dan akan mengomel diantara mereka: rokok kami bagus kok nggak dinilai tinggi!!
• di Jombang: – Pernah terjadi 1150 batang rokok dari satu kelompok ditolak karena ada batang2 yang dianggap tercemar (mengandung bahan bukan tembakau) – padahal buruh mengatakan itu sudah ada di tembakaunya – Buruh yg tidak bisa memenuhi target, akan memberikan sebagian tembakaunya ke buruh yg sudah bisa memenuhi (yg kemudian akan diberikan imbalan)
• Kalau ada buruh yg dianggap lintingannya terlalu banyak tembakaunya, maka ia bisa dituduh mencuri kertas. • Buruhnya mengatakan: ‘saya punya motivasi untuk kerja! Buat apa saya berangkat begitu pagi saat masih gelap dan juga pulang saat udah gelap juga, kalau nggak punya motivasi. Saya sekarang yg paling tua dan sebel dibilang mencuri kertas!!’
Kesimpulan • Mobilitas Modal, Proses Kerja dan Rantai Produksi- standardisasi dan bagaimana buruh dipengaruhi kesadaran bahwa pabrik mereka adalah bagian dari rantai subkontrak • Dinamika Gender – Hirarki yang dibentuk – perempuan dalam struktur hirarkis pabrik (berarti perempuan tidak homogen)
– Buruh tidak pasif tapi turut dalam kerangka hub produksi yg diciptakan pabrik walaupun tetap berusaha menciptakan ruang gerak sendiri
• Mengendalikan Protes Buruh – Bentuk Pengendalian: Paternalism perusahaan dan CSR – Respons Buruh yang juga kadang menjadi pertimbangan perusahaan