ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Program Keluarga berencana 2.1.1 Definisi Keluarga Berencana The International Conference on Population and Development (ICPD) 1994 menyatakan bahwa penggunaan alat kontrasepsi merupakan bagian dari hak reproduksi, yaitu bagian dari hak azasi manusia yang universal. Hak reproduksi yang paling pokok adalah hak setiap individu dan pasangan untuk menentukan kapan akan melahirkan, berapa anak dan jarak anak yang dilahirkan, serta memilih upaya untuk mewujudkan hak tersebut. Keluarga berencana adalah usaha untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka dibuatlah beberapa cara atau alternatife untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Beberapa cara tersebut kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Program Keluarga Berencana Nasional diatur dalam Undang-undang Nomor 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera (Sulistyawati, 2012). Keluarga Berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran, dengan mencanangkan
jumlah
keluarga dan pembatasan yang bisa dilakukan dengan pemggunaan alat kontrasepsi. Keluarga Berencana menurut World Health Organization (WHO) Expert Commite (1970) adalah suatu tindakan yang membantu individu atau
TESIS
13
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
pasangan suami untuk: (1) Mendapatkan objektif-objektif tertentu, (2) Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, (3) Mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, (4) Mengatur interval diantara kehamilan, (5) Mengontrol waktu kelahiran dalam hubungan dengan suami istri, (6) Menentukan jumlah anak dalam keluarga (Suratun, 2008). KB menurut Undang-undang (UU) No. 52 tahun 2009 pasal 1 (8) tentang perkembangan dan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujutkan keluarga yang berkualitas (Handayani, 2010). 2.1.2 Tujuan Program Keluarga Berencana Tujuan umumnya adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lainnya meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga (Sulistyawati, 2012). 2.1.3 Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana Ruang lingkup program KB mencakup sebagai berikut: 1. Ibu Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran, adapun manfaat yang diperoleh ibu adalah tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek, sehingga kesehatan ibu dapat terpelihara terutama kesehatan organ reproduksinya. Meningkatkan kesehatan mental dan sosial
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
yang memungkinkan adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak dan beristirahat yang cukup karena kehadiran anak tersebut memang di inginkan. 2. Suami Memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan hal memperbaiki kesehatan fisik dan mengurangi beban ekonomi keluarga yang ditanggungnya. 3. Seluruh keluarga Program KB dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan sosial setiap anggota keluarga, dan bagi anak dapat memperoleh kesempatan yang lebih besar dalam hal pendidikan serta kasih sayang orang tuanya (Sulistiyawati, 2012). 2.1.4 Definisi Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau “mencegah” sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Kontrasepsi ialah usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat
permanen.
Syarat
kontrasepsi
yang
ideal
antara
lain:
(1) Dapat dipercaya, (2) Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan, (3) Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, (4) Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus, (5) Tidak memerlukan motivasi terus-menerus, (6) Mudah pelaksanaannya, (7) Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, (8) Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
bersangkutan.Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara atau menetap, yang dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan alat/obat, atau dengan operasi (Wiknjosastro, 2008). Kontrasepsi adalah suatu alat, obat atau cara yang digunakan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau pertemuan antara sel telur dan sperma di dalam kandungan/rahim. Penggunaan kontrasepsi, pada umumnya keluarga mempunyai perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu menunda atau mencegah kehamilan, menjarangkan kehamilan, serta menghentikan/mengakhiri kehamilan atau kesuburan. Cara kerja kontrasepsi bermacam macam tetapi pada umumnya yaitu: 1. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi. 2. Melumpuhkan sperma. 3. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini bersifat sementara maupun bersifat permanen dan upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara, alat atau obat-obatan (Proverawati, 2010). 2.2 Metode Kontrasepsi Menurut Hartanto (2004), metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi: Metode sederhana dan metode modern 2.2.1 Metode Sederhana 1. Metode Sederhana Tanpa Alat (kalender, suhu basal, lendir serviks) 2. Metode Sederhana Dengan Alat (barrier, kimiawi)
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
2.2.2 Metode Kontrasepsi Dengan Metode Modern 1. Kontrasepsi Hormonal a. Kontrasepsi pil oral kombinasi b. Kontrasepsi pil oral Progestin c. Kontrasepsi suntikan kombinasi d. Kontrasepsi suntikan progestin e. Kontrasepsi implant 2. Kontrasepsi intra uterine Devices (IUD/AKDR). 2.2.3 Metode Kontrasepsi Mantap: MOW dan MOP 2.2.4 Beberapa ciri Kontrasepsi Menurut Hartanto (2004). Suatu kontrasepsi yang ideal meliputi: 1. Daya guna 2. Aman 3. Murah 4. Mudah didapat 5. Tidak memerlurkan motivasi terus menerus 6. Efek samping minimal 2.2.5 Persyaratan suatu metode kontrasepsi Menurut hartanto (2004), syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik ialah: 1. Aman/ tidak berbahaya 2. Dapat diandalkan 3. Sederhana 4. Murah
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
5. Dapat diterima oleh banyak orang 6. Pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi) 2.2.6 Metode Operasi Tubektomi (Metode Operasi Wanita-MOW/Kontap) 1. Definisi a. Tubektomi ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba fallopi wanita. Sedangkan vasektomi pada kedua vas deferens pria, yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat hamil atau tidak menyebabkan kehamilan lagi (Handayani, 2010). b. Tubektomi atau kontap wanita adalah suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat dan atau memotong pada kedua saluran tuba (Suratun, 2008). c. Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapat keturunan lagi. Jenis kontrasepsi ini bersifat permanen, karena dilakukan penyumbatan pada saluran telur wanita yang dilakukan dengan cara diikat, dipotong ataupun dibakar (Proverawati, 2010). 2. Indikasi a. Wanita pada usia >26 tahun b. Wanita dengan paritas >2 c. Wanita yang yakin telah mempunyai keluarga besar yang dikehendaki d. Wanita yang pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius e. Wanita pascapersalinan f. Wanita pasca keguguran g. Wanita yang paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
3. Kontraindikasi a.
Wanita yang hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
b. Wanita dengan perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya c. Wanita dengan infeksi sistemik atau pelvic yang akut d. Wanita yang tidak boleh menjalani proses pembedahan e. Wanita yang kurang pasti mengenai keinginan fertilitas di masa depan f. Wanita yang belum memberikan persetujuan tertulis 4. Efektifitas Hampir 100 % efektif 5. Keuntungan Menurut Proverawati (2010), tubektomi memberikan keuntungan non kontrasepsi yaitu: a. Penggunaan sangat efektif yaitu 0,5 kehamilan per 100 perempuan selama setahun pertama penggunaan b. Tidak mempengaruhi proses menyususi (breastfeeding). c. Tidak tergantung pada factor senggama d. Tidak ada efek samping dalam jangka waktu yang panjang 6. Keterbatasan Menurut
Proverawati
(2010)
metode
tubektomi
ini
juga
memiliki
keterbatasan-keterbatasan yang harus diperhatikan yaitu: a. Harus diperhatikan sifat mantap metode kontrasepsi ini (irreversible). b. Klien dapat menyesal di kemudian hari
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20
c. Resiko komplikasi kecil namun dapat meningkat apabila menggunakan anestesi setelah tindakan d. Rasa sakit atau ketidak nyamanan muncul dalam waktu pendek setelah tindakan e. Dilakukan oleh dokter terlatih, yaitu dokter spesialis ginekologi untuk proses laparaskopi f. Tidak melindungi diri dari IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS 7. Syarat-syarat melakukan tubektomi Persyaratan peserta tubektomi a. Syarat sukarela Calon peserta secara sukarela, tetap memilih kontap setelah diberi konseling mengenai jenis-jenis kontrasepsi, efek samping, keefektifan, serta setelah diberikan waktu untuk berpikir lagi b. Syarat bahagia Setelah syarat sukarela terpenuhi, maka perlu dinilai pula syarat kebahagiaan keluarga, Yang meliputi terikat dalam perkawinan yang syah dan harmonis, memiliki sekurang-kurangnya dua anak yang hidup dan sehat baik fisik maupun mental, dan umur istri sekitar 25 tahun (kematangan kepribadian). c. Syarat sehat Setelah syarat bahagia terpenuhi, maka syarat kesehatan perlu dilakukan pemeriksaan
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21
Seminar Kuldoskopi Indonesia pertama di Jakarta (18-19 Desember 1972) mengambil kesimpulan, sebaiknya tubektomi dilakukan pada wanita yang memenuhi syarat-syarat berikut a. Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup b. Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hdup c. Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup Pada konferensi Perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela Indonesia di Medan (3-5 juni 1976) dianjurkan paaa umur 25-40 tahun, dengan jumlah anak sebagai berikut: a. Umur antara 25-30 tahun dengan 3 anak atau lebih b. Umur antar 0-35 tahun dengan 2 anak atau lebih c. Umur antara 35-40 th dengan 1 anak atau lebih Umur suami hendaknya sekurang-kurangnya 30 tahun, kecuali apabila jumlah anak telah melebihi jumlah yang diinginkan pasangan suami istri Beberapa syarat menurut Proverawati (2010), hal yang perlu diperhatikan ketika akan menggunakan kontrasepsi mantap tubektomi yaitu: a. Usia lebih dari 26 tahun b. Jumlah anak (paritas) minimal adalah 2 dengan umur anak terkecil lebih dari 2 tahun c. Yakin telah memiliki besar keluarga yang sesuai dengan keinginanya dan pasangannya d. Pada kehamilan akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius e. Pasca persalinan dan atau pasca keguguran.
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
f. Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur pelaksanaan. Klien memiliki hak untuk berubah pikiran setiap waktu sebelum pelaksanaan prosedur ini, serta informed concent form harus ditanda tangani oleh klien sebelum prosedur pelaksanaan. 8. Macam-macam Metode Tubektomi a. Penyinaran Merupakan tindakan penutupan yang dilakuakn pada kedua tuba fallopi wanita yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak hamil atau tidak menyebabkan kehamilan lagi. Keuntungan penyinaran adalah kerusakan tuba fallopi terbatas, mordilitas rendah, dapat dikerjakan dengan laparoskopi, histerekopi Kerugiannya adalah memerlukan alat-alat yang mahal,memerlukan latihan khusus, belum ditentukan standarlisasi prosedur ini, potensi reversibel belum diketahui. b. Operatif Dapat dilakukan dengan cara: 1) Abdominal a) Laparotomi Tindakan ini tidak dilakukan lagi sebagai tindakan khusus guna tubektomi.Disini penutupan tuba dijalankan sebagai tindakan tambahan apabila wanita yyang bersangkutan perlu dibedah untuk keperluan lain. Misalnya, pada wanita yang perlu dilakukan seksio
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
sesarea, kdang-kadang tuba kanan dan tuba kiri ditutup apabila tidak diingikan kehamilan lagi. b) Laparotomi postpartum Laparoromi ini dilakukan satu hari postpartum. Keuntungannya ialah bahwa waktu perawatan nifas sekaligus dapat digunakan untuk perawatan pascaoperasi, dan oleh karena uterus masih besar, cukup dilakukan syatan kecil dekat fundus uteri untuk mencapai tuba kanan dan kiri. Syatan dilakukan dengan sayatan semi lunar (bualn sabit) di garis tengah distal dari pusat dengan panjang kurang-lebih 3 cm dan penutupan tuba biasanya diselenggarakn dengan cara Pomeroy. c) Minilaparotomi Laparotomi mini dilakukan dalam masa interval. Sayatan dibuat digaristengah diataas simfisis sepanjang 3 cm sampai menembus peritoneum. Untuk mencapai tuba dimasukkan alat khusus (elevator uterus) kedalam kavum uteri. Dengan bantuan alat ini uterus bilamana dalam retrofleksi dijadikan letak antefleksi dahulu dan kemudian didorong kea rah lubang sayatan. Kemudian, dilakukan penutupan tuba dengan salah satu cara. d) Laparoskopi Mula-mula dipasang cunam serviks pada bibir depan porsio uteri, dengan maksud supaya dapat meggerakkan uterus jika hal tersebut diperlukan saat laparoskopi. Sayatan sibuat dibawah pusat
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
sepanjang lebih dari 1cm. kemudian ditempat luka tersebut dilakukan pungsi sepanjang ronnga peritoneum dengan jarum khusus
(jarum
veres)
dan
melalui
jarum
itu
dibuat
pneumoperitoneum dengan memasukkan CO2 sebanyak 1-3 liter dengan kecepatan kira-kira 1 liter permenit. Setelah jarum veres dikeluarkan, troika dimasukkan dalam ronnga peritoneum bersama laparoskop, tuba dijepit dan dilakukan penutupan dengan kauterisasi. 2) Vaginal a) Kolpotomi Yang sering dipakai adalah kolpotomi posterior. Insisi dilakukan didindingvagina transversal 3-5 cm, cavum douglas yang terletak antara dinding depan rectum dan dinging belakang uterus dibuka melalui vagia untuk sampai di tuba. b) Kuldoskopi Rongga pelvis dapat dilihat melalui alat kuldoskop yang dimasukkan kedalam cavum douglas. Adanya laparoskopi transabdominal, maka kuldoskopi kurang mendapat perhatian/minat dan sekarang sudang jarang dikerjakan. Dalam posisi lutu dada kedua paha tegak lurus dan kedua lutut terbuka, suatu retractor perineal dimasukkan kedalam vagina. Bila fornik posterior terlihat seperti bagian kubah yang kecil, maka cavum douglas bebas dari perlekatan, lalu dilakukan oklusi tuba.
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25
3) Tanscervikal a) Histeroskopi Prinsipnya seperti laparoskopi, hanya pada histeroskopi tidak dipakai trokar, tetapi suatu vakum cervical adaptor untuk mencegah keluarnya gas saat dilatasi serviks/kavum uteri. b) Tanpa melihat langsung Pada cara ini operator tidak melihat langsung ke cavum uteri untuk melokalisir orificium tubae. c) Penyumbatan tuba secara mekanis Tubal clip penyumbatan tuba mekanis dipasang pada isthmus tuba fallopi 2-3cm dari uterus, melalui laparotomi, lapaoskopi, kolpotomi dan kuldoskopi. Tuba clips menyebabkan kerusakan lbih sedikit pada tuba fallopi dibandingkan cara okulasi tuba fallopi lainnya. Tubal ring dapat dipakai pada mini-laparotomi, laparoskopi, dan cara trans vaginal, dan dipasang pada ampula 2-3 cm dari uterus. d) Penyumbatan tuba kimiawi Zat-zat kimia dalam air, pasta, padat dimasukkan kedalam melalui servik ke uteri-tubal junction, dapat dengan visualisasi langsung ataupun tidak. Cara kerjanya adalah zat kimia akan menjadi tissue padat sehingga terbentuk sumbatan dalam tuba fallopi (Tissue Adhesive), zat kimia akan merusak tuba fallopi dan menimbulkan fibrosis (Sclerosing agent) (Handayani,2010).
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
2.3 Informasi dan Konseling Keluarga Berencana Kenyataan yang ada dilapangan tidak semua sarana kesehatan dapat dijangkau oleh masyarakat. Oleh karena itu tempat pelayanan konseling untuk melayani masyarakat yang membutuhkan dapat dilakukan pada dua jenis tempat pelayanan konseling berikut. 2.3.1 Konseling KB dilapangan (nonklinik) Dilaksanakan oleh petugas di lapangan yaitu Petugas Penyuluh Lapangan Keluarga berencana (PPLKB), Pembina Keluarga Berencana (PKB), Pos Pembina KB Desa (PPKBD), dan kader yang sudah mendapatkan pelatihan konseling standart. Tugas utama di pusatkan pada pemberian informasi KB, baik dalam kelompok kecil maupun secara perorangan. Adapun informasi yang diberikan mencakup hal sebagai berikut. 9. Proses dan manfaat perencanaan keluarga 10. Proses terjadinya kehamilan 11. Informasi berbagai kontrasepsi yang benar dan lengkap. 2.2.7 Konseling KB di klinik Dilaksanakan oleh petugas medis dan paramedis terlatih diklinik seperti dokter, bidan, perawat, serta bidan di desa. Pelayanan konseling dilakukan di klinik di upayakan agar di berikan secara perorangan diruangan khusus. Pelayanan konseling di klinik dilakukan untuk melengkapi dan sebagai pemantapan hasil konseling dilapangan , yang mencakup hal-hal sebagai berikut. 1. Memastikan informasi KB yang lebih rinci sesuai kebutuhan klien 2. Memastikan bahwa pilihan klien telah sesuai dengan kondisi kesehatannya
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
3. Membantu klien memilih kontrasepsi lain apabila kontrasepsi yang dipilih ternyata tidak sesuai dengan kondisi kesehatannya. 4. Merujuk klien apabila kontrasepsi yang dipilih tidak tersedia di klinik atau membutuhkan bantuan dari ahli medis jika ditermui masalah kesehatan lainnya. 5. Memberikan konseling pada kunjungan ulang untuk memastikan bahwa klien tidak mengalami keluhan dalam penggunaan kontrasepsi pilihannya (Sulistyawati, 2012). 2.3 Daftar Tilik Penapisan Klien Metode kontrasepsi Ireversibel (Sterilisasi wanita/MOW) Tabel 2.1 Daftar tilik penapisan klien Metode Kontrasepsi Ireversibel(MOW) No Keadaan klien Fasilitas rawat jalan 1 Keadaan umum Keadaan umum baik, (anamnesa dan tidak ada tanda pemeriksaan fisik) penyakit jantung, paru dan ginjal
Fasilitas rujukan DM tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah, atau tanda penyakit jantung, paru atau ginjal 2 Keadaan emosi Tenang Cemas, takut 3 Tekanan darah < 160/100 mmHg ≥ 160/100 mmHg 4 Berat badan 35-85 kg >85kg;<35 kg 5 Riwayat operasi Bekas SC (tanpa Operasi abdomen abdomen/panggul perlekatan) lainnya, perlekatan atau dapat kelainan pada pasien panggul 6 Riwayat radang panggul, Pemeriksaan dalam Pemeriksaan dalam ada kehamilan ektopik, normal kelainan apendiksitis 7 Anemia Hb ≥ 8 gr % Hb < 8 gr % (Sulistyawati, 2012).
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
2.4 Penatalaksanaan klinis 2.4.1 Waktu pelaksanaan tubektomi Menurut Suratun (2008), waktu pelaksanaan tubektomi yaitu: 1. Pasca persalinan, sebaiknya dalam jangka waktu 48 jam pasca persalinan 2. Pasca keguguran, dapat dilaksanakan pada hari yang sama dengan evakuasi rahim atau keesokkan harinya. 3. Dalam masa interval (keadaan tidak hamil), sebaiknya dilakukan dalam 2 minggu pertama dari siklus haid ataupun setelahnya, seandainya calon akseptor menggunakan salah satu cara kontrasepsi dalam siklus tersebut. 2.4.2 Persiapan pra operatif MOW/sterilisasi wanita Menurut Saifuddin (2010), persiapan pra operatif MOW yaitu: 1. Jelaskan secara lengkap mengenai tindakan MOW termasuk mekanisme 2. Pencegahan kehamilan yang dihasilkan dan efek yang mungkin terjadi 3. Berikan nasehat tentang cara menggunakan obat yang diberikan sesudah tindakan pembedahan 4. Berikan nasehat untuk perawatan luka bedah, kemana meminta pertolongan bila terjadi kelainan atau keluhan sebelum waktu kontrol 5. Anjurkan klien puasa sebelum operasi atau tidak makan dan minum sekurang kurangnya 2 jam sebelum operasi. 6. Datang ke klinik dengan diantar anggota keluarga atau ditemani orang dewasa. 7. Rambut pubis yang cukup panjang digunting pendek dan dibersihkan dengan sabun dan air serta dilanjutkan dengan cairan antiseptik
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
8. Tidak memakai perhiasan dan tidak memakai kosmetik 9. Menghubungi petugas setibanya di klinik 2.4.3 Perawatan dan pemeriksaan pasca operasi Perawatan dan pemeriksaan pasca operasi menurut Suratun (2008), yaitu: 1. Setelah tindakan pembedahan klien dirawat diruang pulih selama kurang lebih 4-6 jam 2. Bila dilakukan anestesi lokal, pemindahan klien dari meja operasi ke kereta dorong dan dari kereta dorong ke tempat tidur di ruang pulih dilakukan 2 orang perawat dengan mendekatkan kereta dorong kemeja operasi atau tempat tidur. Akseptor diminta untuk mengeserkan badan, bila klien memperoleh anestesi umum pemindahan pasien dilakukan oleh 3-4 orang 3. Selama diruang pulih klien diamati dan dinilai nadi, tekanan darah, suhu badannya, pernafasan tiap 15 menit pertama, tiap 30 menit pada 1 jam kedua dan selanjutnya tiap jam hingga pasien pulang. Rasa nyeri yang timbul yang mungkin memerlukan pengobatan analgetik, perdarahan dari luka dan kemaluannya. 4. Dua jam setelah tindakan dengan anestesi lokal klien di ijinkan minum dan makan, karena rasa mengantuk telah menghilang. 5. Dua jam setelah tindakan dengan anestesi lokal klien di ijinkan duduk dan latihan berjalan dengan ditemani keluarganya apabila pasien tidak pusing 2.4.4 Pemeriksaan 1. Pemeriksaan fisik umum sebaiknya mengidentifikasi adanya resiko untuk anesthesia dan semua faktor yang mungkin merupakan kontraindikasi atau
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30
menimbulkan komplikasi operasi , misalnya riwayat bedah abdomen atau kegemukan berlebihan. 2. Pemeriksaan panggul untuk menyingkirkan adanya patologi misalnya kista ovarium atau fibroid, harus dilakukan dan apabila diindikasikan juga dilakukan pemeriksaan apusan serviks (Glasier, 2005). 2.4.5 Penentuan waktu pelaksanaan operasi dan anjuran preoperasi 1. Sterilisasi dapat dilakukan kapan saja pada siklus menstruasi. Sebelum operasi harus
dilakukan
pemeriksaan
kehamilan
apabila
wanita
mengalami
keterlambatan menstruasi atau merasa dirinya hamil. 2. Kontrasepsi reversible sebaiknya dilanjutkan sampai saat operasi. Pil kombinasi tidak perlu dihentikan sebelum strelisasi karena resiko komplikasi tromboembolus dapat diabaikan. Apabila terdapat AKDR in situ maka alat tersebut harus dikeluarkan kecuali apabila operasi dilakukan pada pertengahan siklus dan telah terjadi hubungan intim dalam beberapa hari sebelumnya. 3. Sterilisasi segera setelah melahirkan atau aborsi lebih besar kemungkinan di sesali dan seperti telah dibahas sebelunnya memiliki resiko lebih banyak (Glasier, 2005). 2.4.6 Anjuran pascaoperasi 1. Insisi kulit yang ditutup dengan benang yang dapat diserap tidak memerlukan terapi lanjutan. Apabila digunakan klip atau benang yang tidak diserap maka alat-alat tersebut harus di angkat sebelum pasien dipulangkan, atau membuat janji untuk mengangkatnya dirumah. Luka operasi biasanya sembuh dalam 10 hari
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31
2. Mungkin terdapat sedikit memar dan rasa tidak nyaman di sekitar luka selama beberapa hari. 3. Gas yang tertinggal di rongga peritoneum sering menyebabkan rasa tidak nyaman di perut atau nyeri bahu selama 24 sampai 48 jam. 4. Sebagian besar wanita dapat kembali kerja dalam 48 jam setelah sterilisasi. 5. Penyembuhan luka mini laparatomi memerlukan waktu beberapa hari lebih lama dan pasien sebaiknya menghindari mengangkat benda berat selama sekitar 3 minggu. 6. Sterlisasi wanita dapat segera efektif dan aktivitas seksual dapat pulih saat pasangan menginginkan (Glasier, 2005). 2.4.7 Komplikasi 1. Operasi memiliki angka mortalitas operasi yang rendah yaitu < 8 per 100.000 operasi. 2. Kerusakan pembuluh darah atau kerusakan terhadap usus atau organ internal lain dapat terjadi selama tindakan dan biasanya diketahui saat operasi 3. Penyakit tromboembolus jarang tetapi lebih besar kemungkinannya untuk terjadi apabila dilakukan segera setelah melahirkan. 4. Kadang terjadi infeksi atau pengeluaran cairan dari luka operasi dan hal ini dapat ditangani secara simtomatis. 2.5 Sindroma pascasterilisasi wanita Merupakan berbagai gejala yang dilaporkan timbul setelah sterilisasi dan dianggap oleh wanita disebabkan oleh prosedur sterilisasi tersebut. Beberapa gejala mencakup nyeri abdomen, dispareunia, eksaserbasi sindrom pramenstruasi
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32
atau dismenore, dan masalah emosi atau psikoseksual. Laparaskopi gagal memperlihatkan adanya patologi. Suatu kajian terhadap literature dilakukan (Gentile,1998)
menyimpulkan
bahwa
sterilisasi
tidak
berkaitan
dengan
peningkatan risiko beberapa masalah ini kecuali pada wanita yang di sterilisasi sebelum usia 30 tahun dengan gejala-gejala mungkin manifestasi penyesalan (Speroff, 2003). Di bawah ini yang termasuk dalam sindroma pascasterilisasi wanita antara lain: 1. Fungsi haid, Efek terhadap fungsi haid kurang jelas dan oleh karena itu, lebih sulit dijelaskan. Penelitian yang pertama kali terkontrol baik untuk persoalan ini membuktikan tidak adanya perubahan dalam pola haid, volume atau nyeri haid. Sesudah itu para penulis yang sama melaporkan adanya peningkatan dismenore serta perubahan dalam pola haid ( Speroff, 2003). Pasca sterilisasi pada wanita setelah prosedur, wanita dapat mengeluh kram seperti nyeri menstruasi selama beberapa hari dan nyeri bahu. Hal ini terjadi sebagai akibat penggunaan gas karbon dioksida dan pemasangan klip. Wanita sebaiknya disarankan mencari pertolongan medis dengan segera jika mereka mengalami tanda-tanda kehamilan atau terlambat masa menstruasinya. Hal ini harus diselidiki guna menyingkirkan adanya kehamilan intrauterus dan ekstrauterus (Everett, 2007). 2. Lesi usus Akibat perlekatan adalah komplikasi yang sangat jarang (Glasier, 2005).
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33
3. Kehamilan ektopik Pernah dilaporkan pada 50% dari kegagalan setelah kauterisasi dan pada 4% setelah metode oklusif mekanis. Sebuah studi kolaboratif besar yang dilakukan di Amerika Serikat dan melibatkan lebih dari 10.000 wanita dilaporkan
pada
tahun
1996
(Peterson,
1996)
menyatakan
bahwa
kemungkinan kumulatif 10 tahun kehamilan ektopik adalah 7,3 per 1000 prosedur (Glasier, 2005). 4. Seksualitas Tidak ada efek yang merusak seksualitas secara spesifik akibat prosedur sterilisasi, kehidupan seksual biasanya justru terpengaruh positif. Banyak pasangan menjadi lebih tidak terhambat dan lebih spontan dalam bercinta ketika mereka tidak perlu khawatir akan kehamilan yang tidak diinginkan ( Speroff, 2003). 5. Reversibilitas Suatu tujuan konseling yang penting adalah untuk membuat pasangan membuat keputusan yang benar mengenai suatu keputusan ireversibel untuk menjadi steril. Partisipasi aktif kedua suami istri merupakan faktor penting sekali. Tidak semua pasangan bersedia menjalani sterilisasi; dalam satu seri, 2% wanita di Amerika serikat mengekspresikan penyesalannya pada satu tahun sesudahnya, dan 2,7% setelah dua tahun (Speroff, 2003). Pada dua tahun, beberapa faktor utama yang dikaitkan dengan penyesalan adalah usia kurang dari 30 tahun dan sterilisasi pada waktu yang nyaman sesuai yaitu seksio sesarea. Di eropa tempat sterilisasi lebih jarang
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34
dilakukan, faktor resiko penyesalan paling penting adalah pernikahan yang tidak stabil. Perubahan status pernikahan jelas merupakan alasan yang penting bagi keinginan untuk membalik sterilisasi (Speroff, 2003). Wanita muda dengan hubungan yang tidak stabil memerlukan perhatian khusus dalam konseling dan kedua pasangan harus berpartisipasi dalam konseling tesebut. Lebih lanjut, untuk banyak pasangan, oklusi tuba yang dilakukan pada waktu seksio sesarea atau segera setelah persalinan dan kelahiran yang sulit bukanlah waktu yang paling baik. Penting untuk mengetahui bahwa wanita yang disterilisasi diamati tidak memiliki angka masalah psikologis yang lebih besar dari pada yang diperkirakan (Speroff, 2003). 6. Nyeri luka bekas operasi Keluhan awal yang terjadi pada post operasi hanya bersifat rasa nyeri pada daerah sayatan dan infeksi yang terjadi sekitar 1-3% dan ini dapat ditanggulangi dengan antibiotik dan perawatan yang adekuat. Selain keunggulan dari tubektomi juga memiliki dampak negatif seperti dapat terjadi perdarahan dalam rongga perut atau terjadi infeksi daerah panggul, tetapi angka kejadian sangat jarang (Sarwono. 1996). 7. Infeksi luka Apabila terlihat infeksi luka obati dengan antibiotik bila terdapat abses lakukan drainase dan obati seperti yang terindikasi (Saifuddin, 2010). 8. Demam pasca operasi Obati infeksi berdasarkan apa yang ditemukan (Saifuddin, 2010).
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35
9. Luka pada kandung kemih Mengacu ke tingkat asuhan yang tepat, apabila kandung kemih atau usus luka dan diketahui sewaktu operasi, lakukan reparasi primer, apabila ditemukan pasca operasi di rujuk kerumah sakit yang tepat bila perlu (Saifuddin, 2010). 10. Hematoma (subkutan) Gunakan packs yang hangat dan lembab ditempat tersebut. Amati hal ini biasanya akan berhenti dengan berjalannya waktu tetapi dapat membutuhkan drainase bila ekstensif (Saifuddin, 2010). 11. Perdarahan superficial (tepi kulit atau subkutan) Mengontrol perdarahan dan obati berdasarkan apa yang ditemukan (Saifuddin, 2010). 12. Rasa berduka Pada ibu yang post tubektomi sementara waktu akan merasa berduka atau merasa kehilangan sesuatu dari tubuhnya disebabkan kurangnya pengetahuan tentang tubektomi atau tingkat pengetahuan/ pendidikan yang rendah. Metode dengan operasi tubektomi ini di jalankan atas dasar sukarela dalam rangka keluarga berencana. Konseling tentang berbagai alternative pengendalian kehamilan permanen dan sementara harus diberikan, konseling difokuskan untuk membicarakan rasa takut dan pemahaman yang keliru tentang tubektomi ini dan kenikmatan seksual menurun tidak benar kecuali hal tersebut disebabkan faktor psikis (Sulistyawati, 2012).
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36
13. Penyesalan Wanita yang menyesali keputusan mereka dan tanda-tanda kedukaan dan kehilangan sebaiknya diberi konseling pasca operasi meskipun konseling sebelum operasi seharusnya mengurangi masalah ini. Sterilisasi wanita harus dipertimbangkan ireversibel. Keberhasilan pengembalian kesuburan akan bergantung pada jenis prosedur yang digunakan saat wanita awalnya melakukan
steril,
usianya,
dan
ketrampilan
ahli
bedah
melakukan
pengembalian ini. Keberhasilan mencapai kehamilan setelah pengembalian berkisar antara 50 dan 90%, yang bergantung pada metode yang semula dipakai. Setelah pengembalian kesuburan, seorang wanita beresiko tinggi mengalami kehamilan ektopik, dengan 3-5% kehamilan adalah kehamilan ektopik (Belfield, 1997). 2.6 Aspek sosio-psikologi perilaku kesehatan Didalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Faktor internal tersebut antara lain: susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi dan belajar. Susunan saraf pusat memegang peranan penting dalam perilaku manusia, karena perilaku merupakan sebuah bentuk perpindahan rangsang yang masuk ke rangsang yang dihasilkan. Perpindahan dihasilkan oleh susunan saraf pusat dengan unit dasarnya yang disebut neuron. Neuron memindahkan beberapa energi di dalam impuls-impuls saraf. Impuls saraf indra pendengaran, pengelihatan, pembauan, dan perubahan disalurkan dari tempat terjadinya rangsangan melalui
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37
beberapa impuls saraf ke susunan saraf pusat. Impuls saraf pusat merangsang sel Beta pada otak kanan atau otak kiri tergantung pada jenis rangsangan. Berbagai perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indra pengelihatan, pendengaran, penciuman dan sebagainya. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku. Perilaku dapat juga timbul karena emosi. Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan kesehatan jasmani. Sedangkan keadaan jasmani merupakan hasil keturunan (bawaan). Dalam proses pencapaian kedewasaan pada manusia semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum perkembangan. Oleh karena itu, perilaku yang timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan. Belajar diartikan sebagai suatu perubahan perilaku yang dihasilkan beberapa praktik dalam lingkungan kehidupan. Barelson (1964) mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku terdahulu (Pratiwi, 2013). 2.7 Perilaku Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian,
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38
dan sebagainya, bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berfikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) maupun lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia. 2.7.1 Bentuk Perilaku Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subyek tersebut. Respons ini berbentuk dua macam, yakni: 1. Bentuk pasif adalah respons internal yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Misalnya seorang yang menganjurkan orang lain untuk mengikuti keluarga berencana meskipun ia sendiri tidak ikut keluarga berencana. Dari contoh tersebut orang telah mempunyai sikap yang positif untuk mendukung keluarga berencana meskipun mereka sendiri belum melakukan secara konkret terhadap hal tersebut. Oleh sebab itu perilaku mereka ini masih terselubung (covert behavior).
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39
2. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Misalnya pada contoh di atas orang pada kasus tersebut sudah ikut keluaga berencana dalam arti sudah menjadi akseptor KB. Oleh karena perilaku mereka ini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata maka disebut overt behaviour. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap adalah merupakan respons seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masih bersifat terselubung dan disebut covert behaviour. Sedangkan tindakan nyata seseorang sebagai respons seseorang terhadap stimulus (practice) adalah merupakan overt behavior (Notoatmodjo, 2010) 2.7.2 Perilaku kesehatan Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respons dan stimulus atau perangsangan. Respons atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau praktis). Sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri empat unsur pokok, yakni sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan. Dengan demikian secara lebih terinci perilaku kesehatan itu mencakup: 1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia merespons, baik secara pasif (mengetahui, bersikap dan mempersepsi) penyakit atau rasa sakit yang ada pada dirinya dan di luar dirinya, maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit atau sakit
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
tersebut. Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit, yakni: a. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion behavior). b. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior) adalah respons untuk melakukan pencegahan penyakit. c. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behavior), yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan, d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health rehabilitation behavior) yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit.(Notoatmodjo, 2010) . 2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respons seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional. Perilaku ini menyangkut respons terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan petugas kesehatan dan obat-obatannya yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas dan obat-obatan. 3. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior) yakni respons seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsur yang terkandung di dalamnya (zat gizi), pengelolaan makanan, dan sebagainya sehubungan kebutuhan tubuh kita.
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41
4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental health behavior) adalah respons seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. 2.8 Theory of Planned Behavior Theory of planned behavior (TPB) yang telah dikembangkan oleh Icek Ajzen (1988) merupakan pengembangan atas theory of reasoned action (TRA) yang dirancang untuk berhubungan dengan perilaku-perilaku individu. Di dalam TPB ditambahkan sebuah variabel yang belum diterapkan pada TRA yaitu control keperilakuan yang dipersepsikan (perceived behavioral control). Secara eksplisit, TPB mengenal kemungkinan bahwa tidak semua perilaku dilakukan secara penuh dibawah kendali individu maupun kelompok, sehingga konsep kontrol perilaku yang dipersepsikan ditambahkan untuk mengatasi perilaku-perilaku semacam ini. Apabila semua perilaku dapat dikendalikan secara penuh oleh individu maupun kelompok, dimana kontrol perilaku (behavioral control) mendekati maksimum, maka TPB kembali menjadi TRA. Teori ini memiliki tujuan dan manfaat antara lain adalah untuk meramalkan dan memahami pengaruh-pengaruh motivasional terhadap perilaku yang bukan dibawah kendali atau kemauan individu sendiri. Untuk mengidentifikasi bagaimana dan kemana mengarahkan strategi-strategi untuk perubahan perilaku dan juga untuk menjelaskan pada tiap aspek penting beberapa perilaku manusia . Teori ini menyediakan suatu kerangka untuk mempelajari sikap terhadap perilaku. Berdasarkan teori tersebut, penentu terpenting perilaku seseorang adalah
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42
intensi untuk berperilaku. Intensi individu untuk menampilkan suatu perilaku. Adalah kombinasi dari sikap untuk menampilkan perilaku tersebut dan norma subjektif. Sikap individu terhadap perilaku meliputi kepercayaan mengenai suatu perilaku, evaluasi terhadap hasil perilaku, norma subjektif, kepercayan normatif, dan motivasi untuk patuh (Sally,et al 2009). Jika seseorang mempersepsi bahwa hasil dari menampilkan suatu perilaku tersebut positif, ia akan memiliki sikap positif terhadap perilaku tersebut. Yang sebaliknya juga dapat dinyatakan bahwa jika suatu perilaku difikirkan negatif. Jika orang lain yang relevan memandang bahwa menampilkan perilaku tersebut sebagai sesuatu yang positif dan seseorang tersebut termotivasi untuk memenuhi harapan orang lain yang relevan, maka itulah yang disebut dengan norma subjektif yang positif. Jika orang lain melihat perilaku yang akan ditampilkan sebagai sesuatu yang negatif dan seseorang tersebut ingin memenuhi harapan orang lain tersebut, itu yang disebut dengan norma subjektif negatif. Sikap dan norma subjektif diukur dengan skala (misalnya skala Likert) menggunakan frase suka/tidak suka, baik/buruk, dan setuju/tidak setuju. Intensi untuk menampilkan perilaku tergantung pada hasil pengukuran sikap dan norma subjektif. Hasil yang positif mengindikasikan intensi berperilaku. Theory of Reasoned Action paling berhasil ketika diaplikasikan pada perilaku yang dibawah kendali individu sendiri. Jika perilaku tersebut tidak sepenuhnya di bawah kendali atau kemauan individu, meskipun ia sangat termotivasi oleh sikap dan norma subjektifnya, ia mungkin tidak akan secara
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43
nyata menampilkan perilaku tersebut. Sebaliknya, Theory of Planned Behavior dikembangkan untuk memprediksi perilaku yang sepenuhnya tidak di bawah kendali individu (Ajzen I, 1991). Perbedaan utama antara TRA dan TPB adalah tambahan penentu intensi berperilaku yang ketiga, yaitu perceived behavioral control (PBC). PBC ditentukan oleh dua faktor yaitu control beliefs (kepercayaan mengenai kemampuan dalam mengendalikan) dan perceived power (persepsi mengenai kekuasaan yang dimiliki untuk melakukan suatu perilaku). PBC mengindikasikan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh bagaimana ia mempersepsi tingkat kesulitan atau kemudahan untuk menampilkan suatu perilaku tertentu. Jika seseorang memiliki control belief yang kuat mengenai faktor yang ada yang akan memfasilitasi suatu perilaku, maka seseorang tersebut memiliki persepsi yang tinggi untuk mampu mengendalikan suatu perilaku. Sebaliknya, seseorang tersebut akan memiliki persepsi yang rendah dalam mengendalikan suatu perilaku jika ia memiliki control belief yang kuat mengenai faktor yang menghambat perilaku. Persepsi ini dapat mencerminkan pengalaman masa lalu, antisipasi terhadap situasi yang akan datang, dan sikap terhadap norma yang berpengaruh disekitar individu. Perceived Behavioral Control menunjuk suatu derajat dimana seorang individu merasa bahwa tampil atau tidaknya suatu perilaku yang dimaksud adalah di bawah pengendaliannya. Orang cenderung tidak akan membentuk suatu intensi yang kuat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia percaya bahwa ia
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44
tidak memiliki sumber atau kesempatan untuk melakukannya meskipun ia memiliki sikap yang positif dan ia percaya bahwa orang-orang lain yang penting baginya akan menyetujuinya. PBC dapat mempengaruhi perilaku secara langsung atau tidak langsung melalui intensi. Jalur langsung dari PBC ke perilaku diharapkan muncul ketika terdapat keselarasan antara persepsi mengenai kendali dan kendali yang aktual dari seseorang atas suatu perilaku. Theory of Planned Behaviour didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang rasional dan menggunakan informasi yang mungkin baginya, secara sistematis. Orang memikirkan implikasi dari tindakan mereka sebelum mereka memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu. Theory of Reasoned Action atau Theory of Planned Behaviour dimulai dengan melihat intensi berperilaku sebagai anteseden terdekat dari suatu perilaku. Dipercaya bahwa semakin kuat intensi seseorang untuk menampilkan suatu perilaku tertentu, diharapkan semakin berhasil ia melakukannya. Intensi adalah suatu fungsi dari beliefs dan atau informasi yang penting mengenai kecenderungan bahwa menampilkan suatu perilaku tertentu akan mengarahkan pada suatu hasil yang spesifik. Intensi bisa berubah karena waktu. Semakin lama jarak antara intensi dan perilaku, semakin besar kecenderungan terjadinya perubahan intensi. Karena Ajzen dan Fisbein tidak hanya tertarik dalam hal meramalkan perilaku tetapi juga memahaminya, mereka mulai mencoba untuk mengidentifikasi penentu dari intensi berperilaku. Mereka berteori bahwa intensi
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45
adalah suatu fungsi dari dua penentu utama, yaitu a) sikap terhadap perilaku dan b) norma subjektif dari perilaku. (Ajzen I, 2005). Sikap dianggap sebagai anteseden pertama dari intensi perilaku. Sikap adalah kepercayaan positif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu. Kepercayaan atau beliefs ini disebut dengan behavioral beliefs. Seorang individu akan berniat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu ketika ia menilainya secara positif. Sikap ditentukan oleh kepercayaan individu mengenai konsekuensi dari menampilkan suatu perilaku (behavioral beliefs), ditimbang berdasarkan hasil evaluasi terhadap konsekuensinya (outcome evaluation). Sikap tersebut dipercaya memiliki pengaruh langsung terhadap intensi berperilaku dan dihubungkan dengan norma subjektif dan perceived behavioral control. Norma subjektif juga diasumsikan sebagai fungsi dari beliefs yang secara spesifik seseorang setuju atau tidak setuju untuk menampilkan suatu perilaku. Kepercayaan yang termasuk dalam norma subjektif disebut juga kepercayaan normatif (normative beliefs). Seorang individu akan berniat menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia mempersepsi bahwa orang lain yang penting berfikir bahwa ia seharusnya melakukan hal itu. Orang lain yang penting tersebut bisa pasangan, sahabat, dokter, dan sebagainya. Hal ini diketahui dengan cara menanyai responden untuk menilai apakah orang lain yang penting tadi cenderung akan setuju atau tidak setuju jika ia menampilkan perilaku yang dimaksud. Masalah terkait TRA akan muncul jika teori tersebut diaplikasikan pada perilaku yang tidak sepenuhnya di bawah kendali seorang individu tersebut. TPB
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46
memperhitungkan bahwa semua perilaku tidaklah di bawah kendali dan bahwa perilaku-perilaku tersebut berada pada suatu titik dalam suatu kontinum dari sepenuhnya di bawah kendali sampai sepenuhnya di luar kendali. Individu mungkin memiliki kendali sepenuhnya ketika tidak terdapat hambatan apapun untuk menampilkan suatu perilaku. Dalam keadaan ekstrim yang sebaliknya, mungkin sama sekali tidak terdapat kemungkinan untuk mengendalikan suatu perilaku karena tidak adanya kesempatan, karena tidak adanya sumber daya atau ketrampilan. Faktor-faktor pengendali tersebut terdiri atas faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal antara lain ketrampilan, kemampuan, informasi, emosi, stres, dsb. Faktor-faktor eksternal meliputi situasi dan faktor-faktor lingkungan. Fishbein dan Ajzen menerangkan teori ini berangkat dari pandangan umum tentang dasar perilaku dengan memberikan perhatian pada niat, sikap, dan keyakinan. Selain itu menggolongkan model ini dalam upaya untuk mencari hubungan antara sikap dengan perilaku. Teori ini juga menemukan bahwa sikap terhadap perilaku spesifik merupakan prediktor yang lebih baik dan membedakan sikap terhadap obyek dan sikap terhadap obyek dan sikap terhadap perilaku yang berkaitan dengan obyek. Obyek dan perilaku terhadap obyek harus spesifik. Dengan kata lain dilakukan atau tidak dilakukannya suatu perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap dan norma subyektif semata, tetapi juga persepsi individu terhadap kontrol yang dapat
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47
dilakukannya yang bersumber pada keyakinannya terhadap kontrol yang dapat dilakukannya yang bersumber pada keyakinannya terhadap kontrol tersebut. Model teoritik dari Theory of Planned Behavior mengandung beberapa variabel sebagai berikut. 1. Latar belakang (background factors), seperti usia, jenis kelamin, suku, status sosial
ekonomi,
suasana
hati,
sifat
kepribadian,
dan
pengatahuan
mempengaruhi sikap dan perilaku individu terhadap sesuatu hal. Faktor latar belakang pada dasarnya adalah sifat yang hadir dalam diri seseorang. Di dalam kategori ini Ajzen memasukkan tiga faktor latar belakang yakni Personal, Sosial, dan informasi. Faktor personal adalah sikap umum seseorang terhadap sesuatu, sikap kepribadian (personality traits), nilai hidup (values), emosi, dan kecerdasan yang dimilikinya. Faktor sosial antara lain adalah usia, jenis kelamin (gender), etnis, pendidikan, penghasilan, dan agama. Faktor informasi adalah pengalaman, pengetahuan, dan ekpose dalam media. 2. Keyakinan perilaku atau behavioral beliefs, yang merupakan kepercayaan yang muncul dalam diri individu atas hasil dari suatu perilaku dan evaluasi mengenai hasil tersebut (beliefs strength and outcome evaluation) dari segi positif dan negatif, sikap terhadap perilaku dalam bentuk suka atau tidak suka pada perilaku tersebut. 3. Keyakinan Normatif (Normative Beliefs), merupakan kepercayaan yang muncul dalam diri individu tentang harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs and motivation to
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48
comply) yang berkaitan langsung dengan pengaruh lingkungan. Menurut Ajzen, faktor lingkungan sosial khususnya orang yang berpengaruh bagi kehidupan individu (significant others) dapat mempengaruhi keputusan individu. 4. Norma Subyektif (Subjective Norm) adalah sejauh mana seseorang memiliki motivasi untuk mengikuti pandangan orang terhadap perilaku yang akan dilakukannya (Normative Belief). Kalau individu merasa itu adalah hak pribadinya untuk menentukan apa yang akan dia lakukan, bukan ditentukan oleh orang lain disekitarnya, maka dia akan mengabaikan pandangan orang tentang perilaku yang akan dilakukannya. Norma subyektif (subjective norms) adalah persepsi yang dimiliki oleh individu mengenai pengaruh sosial dalam membentuk suatu perilaku tertentu (Ajzen, 1988). Norma subyektif merupakan pembentuk perilaku individu dimana pandangan yang dimiliki oleh orang lain berupa menyetujui atau menolak perilaku yang dilakukan oleh individu yang bersangkutan. Apabila orang lain setuju pada perilaku yang ditunjukkan individu, maka perilaku ini akan dilakukan terus menerus karena individu merasa bahwa perilaku yang dilakukan dapat diterima oleh masyarakat. Namun apabila perilaku yang ditunjukkan tidak diterima oleh orang lain, maka hal tersebut tidak akan diulangi lagi oleh individu. 5. Keyakinan bahwa suatu perilaku dapat dilaksanakan (control beliefs), yang merupakan kepercayaan atas semua hal yang dapat mendukung atau menghambat sebuah perilaku yang ditunjukkan (control beliefs) dan
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49
persepsinya mengenai seberapa besar hal-hal tersebut dapat mendukung ataupun menghambat perilaku yang ditampilkan (perceived power). diperoleh dari berbagai hal, pertama adalah pengalaman melakukan perilaku yang sama sebelumnya atau pengalaman yang diperoleh karena melihat orang lain (misalnya teman, keluarga dekat) melaksanakan perilaku itu sehingga ia memiliki keyakinan bahwa ia pun akan dapat melaksanakannya. Selain pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman, keyakinan individu mengenai suatu perilaku akan dilaksanakan ditentukan juga oleh ketersediaan waktu untuk
melaksanakan
perilaku
tersebut,
tersedianya
fasilitas
untuk
melaksanakannya, dan memiliki kemampuan untuk mengatasi setiap kesulitan yang menghambat pelaksanaan perilaku. 6. Persepsi kemampuan mengontrol (perceived behavioral control) yaitu keyakinan bahwa individu pernah melaksanakan atau tidak pernah melaksanakan perilaku tertentu, individu memiliki fasilitas dan waktu untuk melakukan perilaku itu, kemudian individu melakukan estimasi atas kemampuan dirinya apakah dia punya kemampuan atau tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan perilaku itu. 7. Niat untuk melakukan perilaku (Intention) adalah kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Niat merupakan fungsi dari tiga determinan dasar yaitu pertama sikap individu terhadap perilaku, kedua adalah persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang bersangkutan, dan yang
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50
ketiga adalah aspek kontrol perilaku yang dihayati. Dalam teori perilaku terencana, faktor utama dari suatu perilaku yang ditampilkan individu adalah niat untuk menampilkan perilaku tertentu (Ajzen, 2006). Niat diasumsikan sebagai faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku. Niat merupakan indikasi seberapa keras seseorang berusaha atau seberapa banyak usaha yang diakukan untuk menampilkan suatu perilaku. Sebagai aturan umum, semakin keras niat seseorang untuk terlibat dalam suatu perilaku, semakin besar kecenderungan ia untuk benar-benar melakukan perilaku tersebut. Niat untuk berperilaku dapat menjadi perilaku sebenarnya hanya jika perilaku tersebut ada di bawah kontrol individu yang bersangkutan. Individu tersebut memiliki pilihan untuk memutuskan menampilkan perilaku tertentu atau faktor ini mencerminkan kontrol aktual terhadap perilaku. Jika kesempatan dan sumbersumber yang dimiliki tersedia dan terdapat niat untuk menampilkan perilaku, maka kemungkinan perilaku itu muncul, sangatlah besar. Niat ditentukan oleh sejauh mana individu memilih sikap positif pada perilaku tertentu, dan sejauh mana kalau dia memilih untuk melakukan perilaku tertentu itu dia mendapat dukungan dari orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya. Teori perilaku yang direncanakan (Theory of Planned Behavior) menurut Ajzen (2006), memuat asumsi bahwa suatu tingkah laku ditampilkan karena alasan tertentu, yaitu bahwa seseorang berfikir mengenai konsekuensi tindakannya dan membuat keputusan yang hati-hati untuk mencapai hasil tertentu dan menghindari hal lain. Terdapat tiga aspek tingkah laku yang direncanakan
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51
keyakinan mengenai konsekuensi perilaku (behavior belief), keyakinan mengenai ekspektasi normatif dari individu lain (normative belief), dan keyakinan atau pemikiran bahwa ada kemampuan untuk mengontrol perilaku (control belief), dapat digambarkan sebagaimana gambar berikut: Behavioral Beliefs
Attitude Toward the Behavior
Normative Beliefs
Subjective Norm
Control Beliefs
Perceived Behavioral Control
Intention
Behavior
Actual Behavioral Control
Sumber: Azjen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes
Gambar 2.1 Model Theory of Planned Behavior Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek yang bersangkutan. Di dalam Theory of planned behavior, sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior) dipengaruhi oleh kepercayaan-kepercayaan perilaku (behavior beliefs) dimana kepercayaan ini merupakan kepercayaan yang dimiliki oleh individu akan hasil dari suatu dari perilaku dan evaluasi atau hasil yang dilakukan. Sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior) Fishbein yang dikutip oleh Aldi (2007), membedakan secara nyata antara kepercayaan terhadap obyek
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52
dengan sikap terhadap obyek. Sikap adalah kecenderungan seseorang merespon terhadap obyek dengan cara menilai apakah obyek tersebut baik atau buruk, menguntungkan atau merugikan. Dalam mengambil keputusan untuk melakukan suatu aksi, seseorang akan dipengaruhi oleh keyakinannya akan hasil yang diperoleh bila melakukan aksi tersebut. Kecenderungan reaksi ini dapat dalam bentuk suka atau tidak suka pada perilaku tersebut. Penilaian tentang akibat dari perilaku merupakan hubungan positif atau negatif.
TESIS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN .....
LILIK TRYAWATI