TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman berkeping satu. Dimana klasifikasi ilmiahnya adalah : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Lilopsida
Ordo
: Arecales
Famili
: Arecaceae
Genus
: Elaeis Jacq
Spesies
: Elaeis Guineensis
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah salah satu dari beberapa famili Aracacea dimana dahulu disebut sebagai Palmae. Tanaman ini berasal dari Nigeria Afrika Barat lalu kemudian berkembang ke Brazil Amerika Selatan. Namun pada kenyataannya tanaman ini justru tumbuh dan hidup lebih subur di luar daerah asalnya seperti Malaysia, Indonesia, Thailand dan Papua Nugini, karena mampu menghasilkan produksi per hektar yang jauh lebih tinggi. Tanaman ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1848, tepatnya di Kebun Raya Bogor. Kemudian sesudah tahun 1911, K Scahadt seorang berkebangsaan Jerman dan M. Adrien Hallet berkebangsaan Belgia mulai mempelopori budidaya tanaman ini. Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya
7
Universitas Sumatera Utara
8 menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Di Indonesia penyebaran kelapa sawit berada di daerah Aceh, pantai timur Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Varietas-varietas kelapa sawit dapat dibedakan menurut tipe buah, bentuk luar, tebal cangkang (tempurung), warna buah, dan ciri-ciri lain. Menurut warna buahnya E. Guineensis dipecah menjadi tiga bentuk : 1.
Nigrescens Nigrescens memiliki warna buah lembayung (violet) sampai hitam sewaktu muda, berubah menjadi merah kuning (orange) sesudah matang
2.
Virescens Virescens memiliki warna buah hijau waktu muda, menjadi merah kuning sesudah matang
3.
Albescens Albascens memiliki warna buah kuning waktu muda dan pucat tembus cahaya karena mengandung sedikit karoten
(Wikipedia, 2008). Buah kelapa sawit berbentuk bulat, berserabut dan berdaging. Warna tempurung buahnya kemerahan yang disebabkan oleh suatu zat pewarna yang disebut carolene. Setelah diolah, buahnya menghasilkan minyak kelapa sawit yang terbagi menjadi dua yaitu minyak sawit (palm oil) dan minyak inti kelapa sawit (kernel palm oil). Palm oil didapatkan dengan memproses daging buah sedangkan kernel palm oil diperoleh dengan memecah tempurung inti. Kedua jenis minyak ini tergolong kepada jenis minyak atau lemak yang dapat dimakan (eatable oil and fat). Minyak yang dihasilkan dalam pengolahan di
Universitas Sumatera Utara
9 perkebunan masih dalam bentuk kasar atau crude palm oil (CPO), sehingga tidak dapat dikonsumsi secara langsung. Supaya CPO dapat dikonsumsi maka harus melalui proses pengolahan lagi seperti pemurnian (refining), pemutihan (bleanching) dan pemisahan (fraksinasi).
Pencirian Bagian Tanaman Kelapa sawit termasuk kepada tanaman monokotil, dimana batangnya tumbuh lurus, dan pada umumnya tidak bercabang dan tidak memiliki kambium, tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila masak, berwarna merah kehitaman. Ciri-ciri fisiologi yang terdapat pada tanaman kelapa sawit adalah : 1.
Daun Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk dimana daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu tajam dan keras.
2.
Batang Batang tanaman kelapa sawit diselimuti oleh bekas pelepah hingga umur tanaman 12 tahun, setelah umur tanaman mencapai 12 tahun pelepah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip tanaman kelapa.
3.
Akar Akar tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
Universitas Sumatera Utara
10 4.
Bunga Pada bunga, bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan yang berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
5.
Buah Pada buah, buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu hingga merah tergantung bibit yang digunakan, buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelepah, buah terdiri dari tiga lapisan, yaitu : a. Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin b. Mesoskarp, daging serabut buah yang mengandung minyak dengan rendemen paling tinggi (tinggi rendahnya kandungan minyak sawit ini tergantung pada umur dan varietas tanaman kelapa sawit) c. Endoskarp, cangkang pelindung inti Pada biji bagian dalam buah sawit terdiri dari tiga lapisan : a. Endokarpium (kulit biji = tempurung), berwarna hitam dan keras b. Endosperm (kernel = daging biji), berwarna putih dan dari bagian ini akan dihasilkan minyak inti sawit setelah melalui ekstraksi c. Lembaga/Embrio
(Tim Penulis PS, 1994). Kelapa sawit biasanya mulai berbuah pada umur 3 sampai 4 tahun dan buahnya menjadi masak 5 sampai 6 bulan setelah penyerbukan dan pembuahan. Proses pemasakan buah kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya, dari hijau pada buah muda menjadi merah jingga waktu buah telah
Universitas Sumatera Utara
11 masak. Pada saat itu, kandungan minyak pada daging buah telah maksimal. Jika terlalu matang, buah kelapa sawit akan bebas dari tangkai tandannya. Hal ini disebut dengan istilah membrondol. Adapun bagian-bagian yang terpenting dari buah kelapa sawit adalah mesokarp (yang mengandung minyak kelapa sawit), dan inti sawit (yang mengandung minyak inti kelapa sawit). Perlu diketahui bahwa kelapa sawit mengandung sekitar 80% periscarp (lapisan serat daging) dan 20% buah yang dilapisi oleh kulit yang tipis. Rata-rata komposisi asam lemak bebas minyak kelapa sawit dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Komposisi asam lemak bebas minyak kelapa sawit Nama Asam Lemak Kaplirat Kaproat Laurat Miristat Palmitat Stearat Oleat Linoleat (Pasaribu, 2004).
Jumlah (%) 1,1-2,5 40-46 3,6-4,7 39-45 7-11
Peruntukan minyak sawit dapat digunakan untuk banyak ragam seperti bahan baku minyak goreng, margarin, sabun dan kosmetik. Hal ini dikarenakan keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya.
Pengolahan dan Mutu Kebutuhan mutu minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masing-masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran maupun aspek higienisnya harus lebih diperhatikan. Selain
Universitas Sumatera Utara
12 itu tinggi-rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pengangkutan dan pemrosesan (Tim PS, 2007). Panen pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan dan sistem pengangkutan dari pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH) kemudian dilanjutkan ke pabrik. Dalam pelaksanaan pemanenan, perlu diperhatikan beberapa kriteria tertentu, sebab tujuan panen kelapa sawit adalah memperoleh produksi yang baik dengan rendemen minyak yang tinggi. Karena kualitas minyak sangat dipengaruhi oleh cara pemanenannya, maka kriteria panen yang menyangkut matang panen, cara dan alat panen, rotasi dan sistem panen serta mutu panen harus diikuti. Pemanenan buah dari lapangan tidak terlepas dari kerusakan-kerusakan yang dialami buah. Kerusakan mekanis adalah jenis kerusakan yang paling sering terjadi yang diakibatkan oleh benturan, tekanan, dan gesekan dengan alat atau antar buah itu sendiri. Akibat kerusakan mekanis ini, kerusakan-kerusakan lainnya menjadi timbul seperti kerusakan mikrobiologis, kerusakan kimiawi, atau kerusakan biologis (Lubis, dkk, 1987). Tingkat efektivitas dan efisiensi pengolahan kelapa sawit juga dipengaruhi oleh derajat kematangan buah yang dapat diketahui melalui sortir buah sebelum diolah. Agar proses di pabrik kelapa sawit (PKS) dapat berjalan dengan efektif dan efisien maka perlu diterapkan standar kematangan buah yang dipanen.
Universitas Sumatera Utara
13 Tabel 2. Derajat kematangan buah yang telah distandarkan No 1 2 3
Fraksi buah Fraksi 00 (F-00) Fraksi 0 (F-0) Fraksi 1 (F-1)
4 5 6 7
Fraksi 2 (F-2) Fraksi 3 (F-3) Fraksi 4 (F-4) Fraksi 5 (F-5)
8 9 10
Brondolan Tandan kosong Panjang tangki TBS
Persyaratan 0,00 % <5,00 % 0,00 % >90,00 % 0,00 % <3,00 % <2,00 %
Sifat fisik Sangat mentah Mentah Kurang mentah Matang Matang Lewat matang Terlalu matang
Jumlah brondolan Tidak ada 1-12,5 % buah luar 12,5-25% buah luar 25-50 % buah luar 50-75 % buah luar 75-100 % buah luar Buah dalam ikut membrondol
9,50 % 0,00 % <2,5 cm
Dengan terpenuhinya persyaratan kematangan buah, diharapkan produk minyak dan inti sawit mempunyai kualitas yang baik dengan kehilangan minyak dan inti sawit rendah sehingga dicapai efektivitas yang tinggi. Sebagai acuan untuk mengetahui kualitas produk yang dihasilkan, perlu ditetapkan standar kualitas minyak dan inti sawit, dengan demikian bisa diketahui nilai efektivitas dan efisiensi suatu PKS. Tabel 3. Standar kualitas minyak dan inti sawit No
Karakteristik Minyak sawit 1 Kadar asam lemak bebas (%) 2 Kadar air (%) 3 Kadar kotoran (%) 4 DOBI (deterioritation of bleachability index) (%) Inti sawit 1 Kadar air (%) 2 Kadar kotoran (%) 3 Inti pecah (%) 4 Inti berubah warna (%) (Pahan, 2007).
Batasan <3,50 <0,10 <0,01 >2,40 <7,00 <6,00 <25,00 <40,00
Kematangan buah adalah aspek yang pengaruhnya paling menonjol terhadap kuantitas dan kualitas minyak. Kondisi buah matang bersifat kritis karena menyangkut jangka waktu yang sangat pendek. Sifat kritis tersebut menjadi lebih
Universitas Sumatera Utara
14 nyata lagi karena setelah buah melewati titik tepat matang kualitas minyak kelapa sawit mulai menurun, artinya dalam waktu singkat buah akan menjadi lewat matang. Panen lewat matang akan merugikan hal ini dikarenakan meningkatnya asam lemak bebas (ALB). Kandungan ALB atau free fatty acid (FFA) berkaitan erat dengan kualitas minyak kelapa sawit. Makin tinggi kandungan ALB, maka makin rendah kualitas minyak kelapa sawitnya. Maka dalam pelaksanaan panen dan pengangkutan buah ke pabrik perlu diusahakan segara agar kandungan ALB dipertahankan serendah mungkin (Satyawibawa, 2000). Kriteria kematangan optimal ditentukan pada saat kandungan minyak maksimal dan kandungan ALB dalam kondisi minimal. Pada saat ini kriteria umum yang digunakan adalah 2 brondolan untuk 1 kg tandan buah segar (TBS) untuk tanaman dewasa yang sudah berumur lebih dari enam tahun. Sedangkan untuk tanaman muda (3-5 tahun) adalah 1 brondolan untuk 1 kg tandan buah segar. Dengan kriteria demikian maka akan diperoleh TBS yang kematangannya optimal, yaitu 2 dan 3 dengan rendemen minyak 22,2%. Untuk memperoleh mutu panen yang baik maka selain perlu memperhatikan derajat kematangan buah karena kematangan berkaitan dengan rendemen minyak juga dipengaruhi oleh kandungan ALB. Derajat kematangan tandan dihitung berdasarkan jumlah (persentase) buah luar yang membrondol (Syamsulbahri, 1996). Untuk menentukan apakah mutu minyak itu termasuk baik atau tidak diperlukan standar mutu. Ada beberapa faktor yang menentukan standar mutu yaitu kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan ALB, serta warna dan
Universitas Sumatera Utara
15 bilangan peroksida. Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1% dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01%. Kandungan asam lemak bebas diusahakan sampai serendah mungkin (sekitar 2%), bebas dari warna merah dan kuning (harus berwarna pucat), tidak berwarna hijau, jernih dari kandungan logam, serta bebas dari ion logam (Sime, 1989). Dalam penentuan syarat mutu minyak kelapa sawit diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida dan ukuran pemucatan, semua faktor ini perlu dianalisis untuk mengetahui mutu minyak kelapa sawit (Naibaho, 1996). DOBI atau deoteration of bleachability index merupakan angka indeks derajat kepucatan, dimana angka DOBI minimal CPO adalah 2,8. DOBI itu sendiri merupakan angka perbandingan, yakni angka serapan absorben terhadap asam lemak bebas. Apabila dihubungkan dengan aspek kualitas berdasarkan DOBI, ada 5 kelas minyak sawit mentah (CPO). CPO dengan angka DOBI < 1,68, termasuk kedalam CPO yang memiliki kualitas yang buruk. Sementara itu CPO dengan angka DOBI antara 1,78 hingga 2,30 memiliki mutu yang kurang baik. Kemudian CPO dengan angka DOBI 2,30 hingga 2,92 mengindikasikan bahwa CPO ini memiliki mutu cukup baik. Angka DOBI 2,93 hingga 3,23 memperlihatkan indikasi CPO dengan mutu baik, dan angka DOBI diatas 3,24 berarti CPO memiliki kualitas yang sangat baik. Sementara itu kebanyakan negara tujuan ekspor menetapkan angka DOBI CPO yang dapat diterima harus memiliki angka DOBI lebih besar atau sama dengan 2,8. Angka DOBI minimal 2,8 yang diminta oleh pedagang CPO dunia, diambil dari ketentuan dalam Codex Allimentariurs Commision. Pada kenyataannya sampai saat ini, CPO Indonesia
Universitas Sumatera Utara
16 rata-rata memiliki angka DOBI dibawah 2,8, dan nilai ini dianggap nilai yang kurang baik. Beberapa pakar minyak sawit menyatakan bahwa rendahnya angka DOBI terjadi akibat rendahnya efisiensi proses dan teknologi minyak sawit mentah (CPO). Rendahnya efisiensi pengolahan dan teknologi terjadi akibat sistem teknologi dan perangkat mesin dalam pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit masih menggunakan acuan sistem teknologi lama. Akibatnya banyak buah sawit yang tersisa pada proses perontokan atau proses pemisahan secara mekanis antara sawit dan tandannya. Masalah lain yang dituding menjadi biang keladi rendahnya angka DOBI CPO adalah parameter kualitas CPO yang masih berpatokan pada asam lemak bebas (ALB) yang terkandung pada CPO maksimum 5%. Angka 5% ini sesuai dengan spesifikasi persyaratan mutu pada SNI crude palm oil (CPO) (Bintang, 2004). Hubungan antara rendemen dan kadar ALB minyak dengan derajat kematangan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hubungan Rendemen, ALB dan Derajat Kematangan Fraksi 0 1 2 3 4 5 (Sukamto, 2008).
Rendemen Minyak 16,0 21,4 22,1 22,2 22,2 21,9
ALB Minyak (%) 1,6 1,7 1,8 2,1 2,6 3,8
Dapat dikatakan bahwa tandan yang dikehendaki adalah dari fraksi 2 dan 3, yaitu rendemennya tinggi, sedangkan ALB cukup rendah. Fraksi 1 menghasilkan ALB rendah, dengan rendemennya rendah, dengan demikian dapat dikatakan buah
Universitas Sumatera Utara
17 kurang matang. Fraksi 0 atau 00 tidak disukai karena mentah. Fraksi 4 dan 5 adalah lewat matang, walaupun rendemennya tinggi, namun ALB juga tinggi. Tabel 5. Kandungan bahan-bahan yang merusak kualitas minyak kelapa sawit Bahan
ALB Kadar air Kadar kotoran
Sangat Rendah (%) < 2,0 < 0,1 < 0,005
Rendah
Sedang
Tinggi
(%) 2,0 – 2,7 0,1 – 0,19 0,005 – 0,001
(%) 2,8 – 3,7 0,2 – 0,39 0,01 – 0,025
(%) 3,8 – 5,0 0,4 – 0,6 0,026 – 0,05
Sangat Tinggi (%) > 5,0 > 0,6 > 0,05
Agar mutu buah tidak berubah hendaknya buah yang telah dipanen dan diletakkan di tempat pengumpulan hasil (TPH) segera diangkut ke pabrik. Tandan yang dibiarkan di atas truk juga akan merusak mutu. Tandan buah sawit yang diterima pabrik hendaknya memenuhi persyaratan bahan baku agar tidak menimbulkan kesulitan dalam proses ekstraksi minyak dan inti sawit. Sebelum buah diolah perlu dilakukan sortasi dengan penimbunan di loading ramp (Risza, 1994). Proses pengangkutan buah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 1.
Pengangkutan dari pohon yang dipanen ke tempat pengumpulan hasil (TPH)
2.
Pengangkutan dari TPH ke pabrik kelapa sawit Pengangkutan dari pohon ke TPH merupakan tugas pemanen atau tim
pemanen, sedangkan pengangkutan dari TPH ke pabrik dilakukan oleh petugas transport (Sunarko, 2007). Pengolahan tandan buah sawit (TBS) di pabrik kelapa sawit bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan memerlukan kontrol yang cermat, dimulai dari pengangkutan TBS atau brondolan dari TPH ke pabrik sampai dihasilkannya minyak sawit dan
Universitas Sumatera Utara
18 hasil sampingannya. Pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama pengolahan TBS di pabrik, yaitu : 1.
Minyak sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah, dan
2.
Minyak inti sawit yang dihasilkan dari ekstraksi inti sawit
(Tim Penulis PS, 1998). Dalam pabrik kelapa sawit terjadi serangkaian proses untuk menghasilkan minyak kelapa sawit. Pada umumnya proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dibagi menjadi 6 tahapan (stasiun), yakni : 1.
Stasiun penerimaan buah (Fruit Station)
2.
Stasiun rebusan (Sterilizing Station)
3.
Stasiun bantingan (Threshing Station)
4.
Stasiun press (Pressing Station)
5.
Stasiun pengolahan biji (Nut Cracking Station)
6.
Stasiun pemurnian minyak (Clarification Station)
(Mangoensoekarjo dan Haryono, 2003). Secara umum pengolahan kelapa sawit dimulai dari pengangkutan tandan buah segar beserta brondolan dari kebun ke tempat pengolahan. Kemudian tandan buah tersebut dimasukkan pertama kali ke dalam ketel perebus dengan tujuan untuk mencegah kenaikan kadar ALB serta memudahkan untuk pengolahan selanjutnya. Setelah direbus, selanjutnya buah sawit tersebut dirontokkan dari tandannya dengan alat penebah. Kemudian dilanjutkan pada tahap pemisahan bagian buah dari biji sawit (digesting) dengan menggunakan mesin peremas. Yang perlu dijaga dalam proses ini adalah jangan sampai daging buah menjadi bubur
Universitas Sumatera Utara
19 karena akan menyulitkan proses selanjutnya. Setelah proses digesting maka proses selanjutnya adalah pengempaan dengan menggunakan mesin kempa. Dari dalam mesin pengempaan tersebut minyak sawit dikeluarkan, namun masih belum murni. Sesudah tahap ini minyak sawit selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin pemurnian. Pada masing-masing unit proses pengolahan haruslah mendapat perhatian penuh dalam pengawasan dan pengoperasiannya. Dimana jika terdapat kelengahan dapat menyebabkan efisiensi pengolahan yang menurun, kualitas produksi akan semakin jelek, dan terjadinya stagnasi. Unit pengolahan yang kritis ialah unit yang mudah mengalami gangguan keseimbangan dan besar artinya terhadap kelangsungan proses. Tujuan dari pengendalian proses mutu minyak kelapa sawit ialah untuk mencegah terjadinya gangguan keseimbangan yang dapat mempengaruhi terhadap kelancaran kelangsungan proses lanjutan, sehingga dapat dicapai mutu yang diharapkan konsumen. Gangguan dapat terjadi karena pengaruh bahan baku atau oleh perlakuan proses pengolahan yang dapat terjadi mulai dari awal proses sampai dengan pada akhir proses Adapun tahap-tahap kritis yang ada pada pengolahan kelapa sawit adalah stasiun rebusan, pemipilan, pengepressan, klarifikasi, pemecah biji, pemisahan inti dan cangkang dan pengeringan inti (Hanafiah, 1994).
Pengendalian Mutu Tujuan pengendalian mutu adalah mewujudkan mutu yang sesuai dengan syarat-syarat yang dituntut oleh konsumen. Langkah pertama dalam kendali mutu adalah mengetahui apakah sebenarnya yang dimaksudkan oleh konsep tersebut.
Universitas Sumatera Utara
20 Adalah benar bahwa standar produksi dan analisis data serta sejenisnya sangat penting dalam kendali mutu. Metode pertama berdasarkan pengalaman adalah bersikap skeptis terhadap semua data. Jika kita memeriksa produk dan proses kerja di sekitar kita, kita menemukan bahwa tidak ada dua yang tepat sama. Kita dapat selalu menemukan perbedaan-perbedaan. Jika kita mempelajari sembarang produk, kita menemukan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi produksinya, termasuk bahan baku, peralatan, metode kerja, dan pekerja. Dalam kendali mutu kita harus mengerti arti pengendalian proses, menguasai prosesnya, yang merupakan kumpulan faktor penyebab, dan membentuk cara-cara membuat produk-produk yang lebih baik di dalam proses itu, menentukan tujuan yang lebih baik, dan mencapai hasilnya (Ishikawa, 1992). Pengendalian kualitas merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola, dan memperbaiki produk dan proses. Pengendalian kualitas menyediakan alat-alat offline untuk mendukung analisis dan pembuatan keputusan yang membantu menentukan apakah proses dalam keadaan stabil dan dapat diprediksi setiap tahapannya, hari demi hari, dan dari pemasok ke pemasok (Ariani, 2005). Perencanaan mutu yang benar menghasilkan kemampuan dalam proses untuk memenuhi tujuan mutu di bawah kondisi operasi tertentu. Pengendalian mutu terdiri dari mengukur performa mutu aktual, membandingkannya dengan suatu standar, dan melakukan tindakan atas setiap penyimpangan. Akhirnya, perbaikan mutu berada di atas pengendalian mutu. Perbaikan mutu berarti mencari cara untuk melakukan yang lebih daripada standar dan melakukan terobosan
Universitas Sumatera Utara
21 untuk tingkat performa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hasil akhir yang diinginkan adalah tingkat mutu yang bahkan lebih tinggi dari tingkat performa yang direncanakan. Dalam mengelola kualitas, rancangan konseptualnya adalah sama dengan yang digunakan dalam mengelola keuangan. Akan tetapi, langkah prosedurnya adalah khusus dan alat yang digunakan juga khusus (Tunggal, 1998).
Sistem Informasi Mengacu pada pendapat James B. Bower, dkk (2002) dalam bukunya Computer Oriented Accounting Informations System, maka sistem penghasil informasi atau yang dikenal dengan nama sistem informasi memiliki pengertian sebagai berikut : - Sistem informasi adalah suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan. - Pada dasarnya sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. Sistem informasi menerima masukan data dan mengolah data tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data file storage) ke dalam model sistem informasi. Dengan begitu, kegiatan pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya (Waljiyanto, 2003).
Universitas Sumatera Utara
22 Sistem informasi memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi, kualitas, manajemen, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah serta keunggulan kompetitif yang tentu saja berguna bagi kegiatan layanan (Kroenke, 1992).
Komponen Sistem Informasi Burch dan Grudnitski (1986) dalam Wahyono (2004) mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen. Sebagai suatu sistem, blok-blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasarannya. 1.
Blok masukan Pada blok masukan, input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi dimana inputan tersebut adalah metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan.
2.
Blok model Pada blok model terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3.
Blok keluaran Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
Universitas Sumatera Utara
23 4.
Blok teknologi Teknologi merupakan “kotak alat” (tool box) dalam sistem informasi. Teknologi
digunakan
untuk
menerima input, menjalankan model,
menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. 5.
Blok basis data Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis
data
yang
penyimpanannya.
baik Basis
juga data
berguna diakses
untuk atau
efisiensi dimanipulasi
kapasitas dengan
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (database management system). 6.
Blok kendali Supaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu diterapkan pengendalian didalamnya. Beberapa pengendalian dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun jika telah terlanjur terjadi dapat langsung diatasi. Untuk mengubah data menjadi informasi diperlukan tahap-tahap dimana
tahapan ini harus dilalui oleh setiap data yang masuk. Tahap-tahap tersebut adalah input data, proses data, penyimpanan data dan output informasi. Manusia sebagai pengelola sistem informasi merupakan salah satu bagian yang paling penting dari sistem informasi. Oleh karena itu, hubungan antara
Universitas Sumatera Utara
24 sistem informasi dengan pengelolanya sangat erat. Sistem informasi yang dibutuhkan sangat tergantung dari kebutuhan pengelolanya. Pengelola sistem informasi terorganisasi dalam suatu struktur manajemen (Wahyono, 2004).
Pemanfaatan Sistem Informasi Sistem informasi telah berkembang sedemikian pesatnya baik dari segi teknologi maupun manajemen pengoperasiannya. Dimana dalam proses penggunaan dan pengolahan informasi adalah mempertimbangkan informasi apa, untuk siapa, dan kapan harus disajikan (Wahyono, 2004). Pengembangan sistem informasi pertanian memerlukan dukungan data yang akurat, sistem informasi dan layanan data, serta informasi yang baik. Dengan sistem informasi yang baik, akan dapat dilakukan pemantauan dan penyebarluasan informasi pertanian secara cepat, akurat dan murah. Pengembangan sistem informasi juga diperlukan dalam membangun kegiatan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, program dan kegiatan pembangunan pertanian baik oleh departemen pertanian maupun swasta (Hanani, dkk, 2003).
Sistem Informasi Berbasis Komputer Pembagian sistem informasi menurut proses untuk mendapatkan informasi, dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem informasi manual dan sistem informasi otomatis. Sistem informasi manual artinya, semua proses untuk memproduksi informasi tidak menggunakan komputer atau mesin. Keuntungan utama dari sistem ini adalah fleksibilitas yang tinggi, dapat dengan cepat menyesuaikan bentuk-bentuk informasi dengan situasi yang diinginkan atau pada situasi yang
Universitas Sumatera Utara
25 tidak umum. Disamping itu, sistem ini mampu menjalankan semua fungsi dan kondisi tanpa batas. Kerugian dari sistem ini adalah kecepatan dalam memproduksi informasi sangat lambat dan tingkat kepercayaan pemakai terhadap informasi yang dihasilkan juga sangat kecil. Sedangkan sistem informasi otomatis melibatkan mesin atau komputer dalam memproduksi informasi, sistem ini juga dikenal dengan nama computer based system. Keuntungan dari sistem ini adalah kecepatan dan akurasi yang tinggi dan bisa mengerjakan proses tanpa intervensi dari manusia. Namun, sistem ini tingkat fleksibilitasnya agak rendah karena perlu pengadaptasian terhadap sistem (Mukhtar, 1999).
Basis Data Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak guna memanipulasinya. Basis data merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi para pemakai. Penerapan database dalam sistem informasi disebut dengan database system (Jogiyanto, 2000).
PHP & MySQL Web merupakan fasilitas hypertext untuk menampilkan data berupa teks, gambar, suara, animasi dan data multimedia lainnya. PHP hypertext preprocessor (PHP) merupakan salah satu script (perintah-perintah program) server-side. Situs web dikategorikan menjadi dua :
Universitas Sumatera Utara
26 1.
Web statis Web statis adalah web yang berisi/menampilkan informasi yang sifatnya statis (tetap). Disebut statis karena pengguna tidak dapat berinteraksi dengan web tersebut. Jika suatu web hanya berhubungan dengan halaman web lain dan berisi suatu informasi yang tetap maka web tersebut disebut statis.
2.
Web dinamis Web dinamis adalah web yang menampilkan informasi serta dapat berinteraksi dengan pengguna. Web yang dinamis memungkinkan pengguna untuk berinteraksi menggunakan form sehingga dapat mengolah informasi yang ditampilkan.
(Wahana Komputer, 2006) PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan hypertext markup language (HTML) untuk membuat halaman web yang dinamis. Maksud dari server-side scripting adalah sintak dan perintah-perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server akan tetapi disertakan pada dokumen HTML. Pembuatan web merupakan kombinasi antara PHP sendiri sebagai bahasa pemrograman dan HTML sebagai pembangun halaman web. Hampir seluruh aplikasi berbasis web dapat dibuat dengan PHP, namun kekuatan utama adalah konektivitas basis data dengan web. Dengan kemampuan ini akan didapatkan sistem basis data yang dapat diakses dari web. PHP menawarkan koneksitas yang baik dengan structured query language (SQL) dalam hal ini MySQL sebagai basis data (Sunarfrihantono, 2002). Salah satu kelebihan dari PHP adalah mampu berkomunikasi dengan berbagai database yang terkenal. Dengan demikian menampilkan data yang
Universitas Sumatera Utara
27 bersifat dinamis yang diambil dari database merupakan hal yang mudah untuk diimplementasikan (Kadir, 2008). MySQL adalah aplikasi database yang berjalan sebagai aplikasi service. Aplikasi service berjalan tanpa menampilkan antarmuka pada desktop atau pada taskbar. MySQL menyediakan beberapa aplikasi tambahan yang berfungsi sebagai antarmuka. MySQL server merupakan aplikasi yang berjalan sebagai service dalam suatu sistem operasi. Penggunaan MySQL untuk website dinamis telah didukung oleh beberapa macam bahasa pemrograman website, seperti active server page (ASP), PHP, dan Java. PHP merupakan bahasa pemrograman website yang sederhana namun handal. PHP merupakan proyek open source sehingga pemanfaatannya sangat popular dalam dunia web. Penggunaan PHP dan MySQL membutuhkan adanya suatu server yang menyediakan layanan web atau dikenal dengan istilah web server. PHP merupakan bahasa pemrograman yang ditanamkan atau disisipkan dalam halaman-halaman HTML biasa (Wahana Komputer, 2006). Web adalah media yang digunakan untuk menampung data teks, gambar, animasi dan suara, yang dapat ditampilkan melalui internet dan dapat diakses oleh komputer lain yang terhubung dengan internet. Untuk mendesain web, perlu memperhatikan hal-berikut : -
Jenis web yang akan dibangun (jenis isi atau konten yang akan ditampilkan)
-
Bentuk layout web (seni letak)
-
Tujuan atau sasaran pengguna web
-
Objek yang digunakan untuk menampilkan web (tabel, gambar, dan lainlain)
Universitas Sumatera Utara
28 -
Ukuran setiap file
-
Sistem pengoperasian atau update isi yang mudah.
(Madcoms, 2006).
Intranet Intranet merupakan jaringan pada komputer dalam perusahaan yang menggunakan komunikasi data standar seperti dalam internet, artinya semua fasilitas internet dapat digunakan untuk kebutuhan dalam perusahaan atau dalam suatu organisasi atau dengan kata lain, intranet dapat dikatakan ber-internet dalam lingkungan yang terbatas. Adapun fasilitas standar internet yang digunakan dalam intranet adalah standar protokol TCP/IP. Standar tersebut memungkinkan protokol jaringan melakukan komunikasi, menerima atau mengirimkan data ke terminal yang lain. Salah satu contoh bentuk protokol adalah HTTP (hypertext transport protocol). Komputer yang memakai HTTP dengan menggunakan perangkat lunak tertentu disebut dengan web server. HTTP bertanggung jawab atas distribusi dan kolaborasi dokumen yang ada di web server. HTTP merupakan dasar dari layanan world wide web (www) inter/intranet. Secara umum seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa teknologi yang digunakan antara intranet dan internet adalah sama. Namun demikian terdapat perbedaan antara internet dan intranet dilihat dari perspektif jangkauan dan penggunaannya, yakni : -
Lingkungan akses dan jangkauan
-
Cara teknologi yang digunakan untuk berkomunikasi
-
Tujuan dari terselenggaranya komunikasi
Universitas Sumatera Utara
29 Pada internet lingkungan adalah global, komunikasi lewat saluran telekomunikasi publik dan penggunanya bisa siapa saja tanpa membedakan posisi seseorang dalam kaitannya dengan isi informasi. Pada intranet cakupannya lebih terbatas, yakni di dalam organisasi, hubungannya antar kelompok kerja atau departemen di dalam perusahaan, penggunaannya oleh komunitas yang sudah ditentukan (Robbie, 2007).
Pelaporan Pelaporan berasal dari kata lapor yang berdasarkan kamus umum bahasa Indonesia (KUBI) artinya adalah memberitahukan; mengabarkan. Pelaporan adalah suatu bentuk pemberitahuan kepada pihak-pihak tertentu terhadap data yang diperoleh. Dasar-dasar proses pembuatan laporan terdiri dari beberapa tahap, yaitu : 1.
Merencanakan laporan Sebelum anda membuat laporan, anda harus mengidentifikasi dahulu informasi apa yang ingin ditampilkan dalam laporan, dan bagaimana cara menampilkannya. Sketsalah di atas kertas laporan yang ingin dibuat, dan dapatkan masukan umpan balik dari user. Hal tersebut akan sangat membantu anda untuk menghemat waktu di kemudian hari karna biasanya user akan menambahkan atau mengubah isi tampilan laporan yang lebih sesuai dengan keinginan mereka.
2.
Memulai sebuah desain laporan baru Setelah anda memiliki rancangan laporan di atas kertas dan mendapat persetujuan user, anda dapat mulai membuat file desain laporan.
Universitas Sumatera Utara
30 3.
Menspesifikasikan data yang ingin digunakan Anda harus mengetahui cara melakukan koneksi ke sumber data, dan membuat query untuk mengambil data yang sesuai dengan isi laporan yang diinginkan.
4.
Menata laporan Setelah
menspesifikasikan
data,
anda
harus
menentukan
cara
mempresentasikan data tersebut di laporan. Setiap user memiliki keinginan yang berbeda-beda untuk menvisualisasikan data tersebut. Sebuah laporan dapat menampilkan informasi secara tabular, dalam grafik, dalam bentuk daftar bertingkat, atau dalam serangkaian subreport. Cara pengorganisasian tata letak, laporan membantu pemakai untuk menangkap informasiinformasi penting dan mempermudah analisis. 5.
Memformat isi laporan Setelah anda menempatkan data ke dalam laporan, agar kelihatan profesional, anda harus mempercantik tampilannya. anda bisa mengubah ukuran teks, jarak antar baris, warna latar belakang, warna teks yang berbeda-beda tergantung pada nilainya, dan sebagainya.
6.
Merancang master page Sebuah master page memberikan spesifikasi ukuran halaman, orientasi, margin, header, dan footer. Hal itu sangat kritis bila laporan anda berada dalam format portable document format (PDF) yang ingin dicetak ke printer dengan keluaran yang profesional.
Universitas Sumatera Utara
31 7.
Menguji laporan Anda harus melihat dan menguji terlebih dahulu laporan yang telah didesain. Dengan demikian, anda dapat mengetahui apakah data yang diambil telah sesuai, dan tampilan keluarannya seperti yang diharapkan. Ketika merancang sebuah laporan, anda perlu memperhatikan dan
menguji environment di mana laporan tersebut akan dilihat karena environment berpengaruh terhadap tampilan sebuah laporan dan ketika dicetak. anda harus selalu mendesain untuk environment terakhir. Pendekatan itu meliputi pemilihan jenis, ukuran, dan warna font, ukuran halaman kertas, jarak antarbaris dan kolom, dan sebagainya. Sebagai acuan, ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: -
Mana yang lebih penting, dilihat on-line atau mencetak laporan? Ada perbedaan antara laporan yang dilihat secara on-line dan laporan yang ingin dicetak ke printer. Tentukan mana yang lebih penting, dan rancang untuk platform tersebut. Misalkan bila sebuah laporan lebih diutamakan untuk dapat di on-line, anda dapat menambahkan fitur interaktif, seperti hyperlink.
-
Laporan akan dilihat dalam bentuk HTML atau PDF? Penampilan laporan akan berbeda untuk format keluaran yang berbeda. Pembuatan halaman adalah perbedaan utama antara format HTML dan PDF. Sebuah laporan dalam PDF bisa terdiri dari beberapa halaman dengan ukuran yang tetap, sedangkan dalam HTML hanya satu halaman dengan ukuran yang bisa berubah.
Universitas Sumatera Utara
32 -
Apakah presisi sewaktu pencetakan laporan penting? Tentukan apakah ketepatan ukuran penting dalam laporan, misalnya untuk mencetak label surat, mencetak pada sebuah kertas dengan kop, atau mencetak tagihan pada kertas yang sudah ada polanya.
(Leonardo, 2006).
Proses Pembangunan Sistem Informasi Produksi dan Pengendalian Sistem informasi pengendalian/manajemen bukanlah hal yang baru, ruang lingkup sistem informasi
pengendalian sebenarnya tertuang pada kata
pembentukannya, yaitu “sistem”, “informasi” dan “pengendalian”. 1.
Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai satu tujuan
2.
Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada. Informasi bagi setiap elemen akan berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhannya masing-masing
3.
Pengendalian (manajemen) terdiri dari proses atau kegiatan yang dilakukan oleh pengelola perusahaan seperti merencanakan (menetapkan strategi, tujuan
dan
arah
tindakan),
mengorganisasikan,
memprakarsai,
mengkoordinir dan mengendalikan operasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sutedjo, 2002).
Universitas Sumatera Utara
33 Para analisis sistem dan pemograman yang bertugas menyusun suatu perancangan dan program sistem informasi harus memiliki orientasi yang berbasis perspektif pemakai. Untuk membangun sistem informasi yang besar dan kompleks, tim pembuat sistem perlu membuat model guna menggambarkan dan mengkomunikasikan secara sederhana rancangan sistem yang dibuatnya. Melalui pemodelan akan digambarkan aliran data yang akan di proses menjadi informasi dan aliran distribusinya secara sederhana, sehingga arus data dan informasi dapat terlihat secara jelas. Penggambaran pemodelan dapat menggunakan sistem flowchart atau blok diagram. Melalui penggambaran dapat dilakukan efisiensi aliran data dan informasi sehingga sistem menjadi lebih efisien (Gaspersz, 2001). Pada dasarnya sasaran dari sistem pengendalian adalah membuat keputusankeputusan yang ekonomis berkaitan dengan tindakan-tindakan yang diambil untuk mempengaruhi proses. Dimana hal ini berarti menyeimbangkan konsekuensikonsekuensi dari tindakan-tindakan yang diambil (Pall, 1987).
Rancang Bangun Sistem Dalam tahap rancang bangun sistem dapat dilakukan dengan menggunakan metode system develompment life cycle (SDLC) ataupun rapid application development (RAD). Rapid application development (RAD) sebagai salah satu alternatif dari system development life cycle yang belakangan ini seringkali digunakan untuk mengatasi keterlambatan yang terjadi apabila menggunakan metode konvensional. Adapun keunggulan yang bisa didapatkan dengan menggunakan metode ini adalah kecepatan, ketepatan, dan biaya yang relatif lebih rendah dibanding dengan
Universitas Sumatera Utara
34 metode konvensional. Di samping itu dengan melibatkan user pada proses desain menyebabkan kebutuhan user dapat terpenuhi dengan baik dan secara otomatis kepuasan user sebagai pengguna sistem semakin meningkat. Akan tetapi dalam menggunakan metode rapid application development perlu memperhatikan hal-hal penting seperti kesiapan tim, ruang lingkup sistem, kebutuhan user, dan kinerja sistem. Pada akhirnya, sebagai salah satu alternatif dari system development life cycle, maka rapid application development dapat dijadikan acuan untuk menghasilkan sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan user. Berdasarkan istilah system develompment life cycle-SDLC pembentukan katanya terdiri dari kata system, development, life, cycle dimana arti dari -
System, susunan; tata; kumpulan prosedur; kumpulan komponen; kumpulan dari berbagai hal untuk suatu tujuan.
-
Development, pengembangan; pembangunan; eksploitasi
-
Life, keawetan; hidup
-
Cycle, siklus; putaran; daur Jadi system develompment life cycle adalah metoda yang menyusun sistem
yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki susunan dalam suatu pengembangan untuk mencapai tujuan tertentu (YTSE, 2009). Adapun konsep system develompment life cycle adalah : 1.
Analisis Dalam tahap analisis ini, digunakan oleh analis sistem untuk :
Universitas Sumatera Utara
35 a.
Membuat keputusan apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem
b.
Mengetahui ruang lingkup pekerjaannya yang akan ditanganinya.
c.
Memahami sistem yang sedang berjalan saat ini
d.
Mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis ini adalah : -
Problem detection Tujuannya adalah mendeteksi sistem, apabila sistem saat ini semakin berkurang manfaatnya (memburuk). Hasil yang diperoleh adalah laporan pendahuluan tentang permasalahan yang terjadi dalam sistem.
-
Initial investigation Tujuannya adalah memberikan sistem saat ini dengan penekanan pada daerah-daerah yang menimbulkan permasalahan. Hasil yang diperoleh adalah penjelasan sistem saat ini.
-
Requirement analysis (determination of ideal systems) Tujuannya mendapatkan konsensus dari komunitas pemakai dari sistem informasi yang ideal. Sebuah penggantian sistem akan menimbulkan jarak antara sistem saat ini dengan sistem yang ideal (yang mengacu ke komputerisasi). Hasilnya adalah penjelasan kebutuhan analisis terhadap sistem.
Universitas Sumatera Utara
36 -
Generation of system alternatives Tujuannya menggali (explore) perbedaan dari alternatif sistem dalam mengurangi jarak (gap) antara sistem saat ini dengan sistem idealnya. Hasilnya adalah dokumen-dokumen tentang alternatif sistem yang akan digunakan untuk memperbaiki sistem.
-
Selection of proper system Tujuannya adalah membandingkan alternatif-alternatif sistem dengan menggunakan metodologi terstruktur, memilih alternatif sistem yang paling baik, dan menjualnya (sell) kepada management. Hasilnya adalah hasil-hasil dari studi sistem.
2.
Design Dalam tahap perancangan (design) bertujuan mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini adalah : -
Output design Tujuannya
memberikan
bentuk-bentuk
laporan
sistem
dan
dokumennya. Hasilnya dalam bentuk (forms) dari dokumentasi keluaran (output). -
Input design Tujuannya memberikan bentuk-bentuk masukan didokumen dan dilayar ke sistem informasi. Hasilnya adalah bentuk (forms) dari dokumentasi masukan (input).
Universitas Sumatera Utara
37 -
File design Tujuan memberikan bentuk-bentuk file-file yang dibutuhkan dalam sistem informasi. Hasilnya adalah bentuk (forms) dari dokumentasi file.
3.
Implementation Dalam tahap implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk : a.
Melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang sebenarnya dari sistem informasi yang akan dibangunnya atau dikembangkannya
b.
Mengimplementasikan sistem yang baru
c.
Menjamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah : -
Programming & testing Tujuannya mengkonversikan perancangan logikal ke dalam kegiatan operasi coding dengan menggunakan bahasa pemograman tertentu, dan mengetes semua program serta memastikan semua fungsi/modul program dapat berjalan secara benar. Hasilnya adalah coding program dan spesifikasi program.
-
Training Tujuannya memimpin (conduct) pelatihan dalam menggunakan sistem, persiapan lokasi latihan dan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan pelatihan (buku-buku panduan sistem). Hasilnya adalah rencana pelatihan sistem, modul-modul latihan dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
38 -
System changeover Tujuannya merubah pemakaian sistem lama ke sistem baru dari sistem informasi yang berhasil dibangun. Perubahan sistem merupakan tanggung jawab tim designer ke pemakai sistem (user organization). Hasilnya adalah rencana (jadwal dan metode) perubahan sistem (contract).
(Yogiyanto, 1995). Model RAD adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek/singkat/cepat. Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini. Model RAD mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu singkat yang dicapai dengan menerapkan : 1.
Component based construction (pemrograman berbasis komponen).
2.
Penekanan pada penggunaan ulang (reuse) komponen perangkat lunak yang telah ada.
3.
Pembangkitan kode program otomatis/semi otomatis.
4.
Multiple team (banyak tim), tiap tim menyelesaikan satu tugas yang selevel tapi tidak sama. Banyaknya tim tergantung dari area dan kompleksitasnya sistem yang dibangun. Model RAD merupakan siklus pengembangan yang ditempuh sangat
pendek dengan penerapan teknik yang cepat. Sistem dibagi-bagi menjadi beberapa modul dan dikerjakan beberapa tim dalam waktu yang hampir bersamaan dalam waktu yang sudah ditentukan. (Noertjahyana, 2002).
Universitas Sumatera Utara