TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah Kelapa Kelapa telah sejak zaman prasejarah dikenal dalam peradaban manusia, dan diketahui tumbuh di daerah tropis. Ada 3 teori menyatakan tentang daerah asal tanaman kelapa. Teori pertama memperkirakan bahwa kelapa adalah salah satu anggota genus Cocos seperti yang tumbuh di Amerika, dan daerah asalnya adalah lembah-lembah Andes di Columbia, Amerika Serikat. Dari sinilah pada zaman prasejarah kelapa menyebar dibawa oleh penjelajah-penjelajah di kawasan Pasifik. Teori kedua beranggapan bahwa kelapa berasal dari daerah pantai kawasan Amerika Tengah, dimana dengan perantaraan arus lautan terbawa dan menyebar ke pulau-pulau Samudera Pasifik. Teori ketiga menyatakan bahwa daerah asal kelapa adalah suatu kawasan di Asia Selatan atau Malaysia atau mungkin Pasifik Barat. Berlawanan dengan teori kedua, menurut teori ketiga ini dari kawasan terakhir itulah kelapa menyebar ke pantai-pantai barat benua Amerika, terutama pada daerah tropis (Warisno, 1998). Dengan mengamati pembudidayaan tanaman ini di daerah-daerah berperadaban tertua di dunia, dimana di Philipina dan Srilanka telah dikenal sejak 300 tahun sebelum Masehi dan di India telah pula dikenal sejak 3000 tahun yang lalu, maka diperkirakan bahwa kelapa pasti berasal dari daerah tropis sekitarnya. Pada akhirnya para peneliti berkesimpulan bahwa kelapa berasal dari kawasan yang sekarang kita kenal sebagai Malaysia-Indonesia. Dari kawasan inilah, baik arus laut maupun perantaraan manusia, kelapa menyebar ke daerah-daerah lain (Suhardiyono, 1988).
5 Universitas Sumatera Utara
6
Botani Kelapa Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, maka kelapa bisa digolongkan sebagai: Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Palmales
Famili
: Palmae
Genus
: Cocos
Species
: Cocos nucifera
Penggolongan varietas kelapa umumnya berdasarkan perbedaan-perbedaan umur pohon mulai berbuah, bentuk dan ukuran buah, warna buah serta sifat-sifat khusus yang lain (Suhardiman, 1999). Pada mulanya hanya dua varietas kelapa yang dikenal yaitu varietas dalam (tall variety) dan varietas genjah (dwarf variety). Kelapa varietas dalam diantaranya adalah kelapa dalam Afrika Barat (West African tall), kelapa dalam Bali, kelapa dalam Palu, dan kelapa dalam tenga. Sedangkan varietas genjah diantaranya kelapa genjah nias kuning (nias yellow dwarf), kelapa genjah malaya kuning (Malaya yellow dwarf), dan kelapa genjah malaya merah (Malaya red dwarf). Dengan berkembangnya ilmu pemuliaan tanaman, maka muncul lagi varietas baru, yaitu kelapa hibrida yang merupakan hasil persilangan antara varietas genjah (ibu) dengan varietas dalam (bapak) antara lain: 1. Varietas dalam Varietas ini terdapat di berbagai Negara produsen kelapa. Varietas ini berbatang tinggi dan besar, tingginya mencapai 30 m atau lebih. Kelapa
Universitas Sumatera Utara
7
dalam mulai berbuah agak lambat, yaitu antara 6-8 tahun setelah tanam. Umurnya dapat mencapai 100 tahun lebih. 2. Varietas genjah Tanaman kelapa varietas genjah berbatang ramping, tinggi batang mencapai 5 m atau lebih, masa berbuah 3-4 tahun setelah tanam, dan dapat mencapai umur 50 tahun. 3. Kelapa hibrida Kelapa hibrida diperoleh dari persilangan antara kelapa varietas genjah dengan varietas dalam. Salah satu hasil persilangan itu merupakan kombinasi sifat-sifat yang baik dari kedua jenis kelapa asalnya. (Rindengan, dan Hengky, 2004). Menurut warna kulit buahnya, tanaman kelapa dibagi menjadi tiga golongan utama sebagai berikut: 1. Kelapa hijau Warna kulit buahnya hijau dan buahnya dapat dimanfaatkan sebagai penawar racun. Kelapa jenis ini termasuk jenis kelapa dalam. 2. Kelapa coklat Warna kulit buahnya cokelat atau agak merah jingga dan bentuknya bulat. Kadar jenis minyak jenis ini cukup tinggi dan berumur dalam. 3. Kelapa kuning Warna kulit buahnya kuning, biasanya disebut kelapa gading dan banyak ditanam di pesisir pantai. Buahnya relatif kecil bila dibandingkan dengan jenis kelapa lain.
Universitas Sumatera Utara
8
Menurut daging buahnya (endosperm), kelapa dibagi menjadi dua bagian: 1. Kelapa normal Daging buahnya normal sebagaimana buah kelapa pada umumnya, dapat ditumbuhkan untuk bibit, dapat tumbuh dengan baik pada beberapa tempat jika sesuai dengan syarat-syarat tumbuhnya, dan dapat digunakan untuk keperluan masak. 2. Kelapa abnormal Daging buah berbutir-butir seperti daging buah rusak, tidak bisa digunakan untuk bibit karena buahnya akan membusuk (Warisno, 1998). Bagian-Bagian Tanaman Kelapa dan Kegunaannya Kelapa merupakan salah satu anggota keluarga Palmae. Kelapa dikenal sebagai tanaman serba guna karena seluruh bagian tanaman ini bermanfaat bagi kehidupan manusia. Berikut adalah bagian-bagian dan kegunaan dari tanaman kelapa 1. Batang Batang kelapa yang sudah tua dapat digunakan untuk bahan bangunan, jembatan, kerangka papan perahu, atau kayu bakar. Agar dapat digunakan sebagai bahan bangunan, batang kelapa dibelah dulu menjadi beberapa bagian. Kemudian dihaluskan menyerupai balok-balok atau silinder. 2. Daun Daun-daun yang muda sering dipakai sebagai hiasan janur atau bungkus ketupat. sedangkan daun yang tua dijadikan atap, lidinya untuk sapu, tusuk sate, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
9
3. Buah Buah kelapa terdiri atas: - sabut kelapa yang dapat dijadikan sebagai bahan baku industri, seperti: karpet, sikat, keset, bahan pengisi jok mobil, tali dan lain-lain selain itu sabut kelapa dapat dimanfaatkan juga sebagai pupuk dengan cara membakarnya terlebih dahulu. - tempurung kelapa dapat dimanfaatkan untuk berbagai industri seperti: arang tempurung dan karbon aktif yang berfungsi untuk mengabsorbsi gas dan uap. - daging buah dapat diolah untuk keperluan rumah tangga, seperti bumbu dapur, santan, kopra, minyak kelapa dan kelapa parut kering. - air kelapa dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Selain sebagai penyegar tenggorokan, juga dapat diolah menjadi sirup, nata de coco, dan lain-lain. (Piggott, 1964). Kondisi Perkelapaan di Indonesia Kelapa merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting bagi Indonesia disamping kakao, kopi, lada dan vanili. Komoditi ini telah lama dikenal dan sangat berperan bagi kehidupan bangsa Indonesia baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun aspek sosial budaya. Kelapa telah ditanam hampir di seluruh Indonesia dan luas arealnya terus meningkat. Namun yang menjadi sentral produksinya adalah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara,
Universitas Sumatera Utara
10
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, NTT, dan Maluku. Dari seluruh luas areal perkebunan kelapa, sekitar 97,4% dikelola oleh perkebunan rakyat yang melibatkan sekitar 3,1 juta keluarga petani, sisanya sebanyak 2,1 % dikelola perkebunan besar swasta dan 0,5 % dikelola perkebunan besar negara.Meskipun Indonesia memiliki areal kebun kelapa yang paling luas, tetapi produksinya hanya menduduki urutan kedua(Sukamto, 2001). Komoditas kelapa di Indonesia tengah mengalami masalah yang serius. Hal itu ditunjukkan dengan merosotnya ekonomi produk utama olahan kelapa seperti kopra dan minyak kelapa. Sebagian besar tanaman kelapa juga telah melewati umur produksi, sementara upaya pengembangannya jauh tertinggal dibandingkan dengan komoditas lain seperti kelapa sawit, kakao, dan karet. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut antara lain dapat ditempuh dengan menggali keserbagunaan tanaman kelapa. Pengembangan produk baru yang potensial harus diusahakan
melalui
penganekaragaman
produk
olahan
buah
kelapa
(Setiawan dan Sunarya, 2005). Pengupasan Sabut Kelapa Sabut kelapa merupakan bahan berserat dengan ketebalan sekitar 5 cm, dan merupakan bagian terluar dari buah kelapa. Pengupasan sabut kelapa hingga pada saat sekarang ini masih banyak yang menggunakan peralatan tradisional ataupun konvensional yaitu dengan menggunakan suatu alat yang berbentuk “linggis” terbuat dari besi ataupun kayu yang dipasang berdiri vertikal dengan matanya mengarah keatas, setinggi ± 80 cm di atas tanah. Cara pengupasannya adalah buah kelapa diangkat dengan kedua belah tangan, bagian tangkai
Universitas Sumatera Utara
11
menghadap ke depan. Dengan keras buah ditancapkan ke mata linggis, menembus sabut sampai batas tempurung. Tangan yang satu memegang ujung bagian sabut yang sudah terbelah dan tangan lainnya menekan buah ke bawah sedikit memutar. Dengan cara demikian sabut terkupas bagian demi bagian sampai habis. Pengupasan sabut kelapa dengan cara manual/tradisional ini memiliki kelemahan antara lain: operator yang mengupas sabutnya harus benar-benar berpengalaman dan memiliki tingkat ketelitian yang tinggi apalagi jika menggunakan alat yang terbuat dari besi serta kapasitas kerja manusia yang relatif terbatas dimana seorang pengupas berpengalaman dapat mengupas buah sebanyak 1500-2000 buah per hari (Suhardikono, 1988). Pengolahan Sabut Kelapa Pengolahan sabut kelapa dapat dilakukan dengan dua cara yakni: 1. Cara tradisional Pengolahan sabut kelapa menjadi serat secara tradisional banyak dilakukan di pedesaan. Serat yang diolah secara tradisional ini biasanya hanya digunakan untuk bahan pembuat sapu, keset, dan tali. Berikut adalah tahap-tahap pengolahannya. -
Perendaman Siapkan sabut kelapa yang akan diolah dan masukkan ke dalam kolam perendaman selama 1-3 bulan. Letakkan kayu atau bambu di atas tumpukan sabut. Kemudian cuci sabut yang telah direndam tadi sambil diremas-remas sampai bersih.
Universitas Sumatera Utara
12
-
Pemisahan serat Letakkan sabut pada kayu yang keras dan dipukul-pukul hingga lunak dan seratnya terpisah dari jaringan yang masih tertinggal.
2. Cara modern Pengolahan sabut kelapa secara modern menggunakan mesin yang berbentuk silinder yang berputar cepat dan didalamnya terdapat alat pemukul besi atau paku. Prinsip kerja mesin adalah memisahkan serat dan sekam. Berikut adalah tahapan pengolahannya. -
Pemotongan sabut Sabut dipotong membujur menjadi lima bagian. Kemudian ujung sabut dipotong atau dibuang.
-
Perendaman dan penirisan Kemudian rendam sabut dalam air sekitar 3 hari sampai gabusnya membusuk dan mudah terlepas dari seratnya, setelah itu ditiriskan selama beberapa jam.
-
Pemisahan serat Pemisahan serat secara modern, dilakukan dengan mesin pengurai. Sabut kelapa yang telah ditiriskan dimasukkan ke dalam mesin pengurai. Mesin ini dasar kerjanya sangat sederhana. Motor sebagai tenaga penggerak akan memutar roda yang berhubungan dengan silinder, sehingga silinder yang permukaannya dipenuhi dengan pakupaku atau gigi-gigi itu juga akan berputar. Kemudian sabut akan terurai menjadi serat dan gabus (serbuk serat). Kemudian serat yang telah terpisah dari gabusnya dimasukkan lagi ke dalam alat pemisah serat.
Universitas Sumatera Utara
13
Dari sini serat terbagi menjadi serat kasar dan halus. Proses selanjutnya adalah pengepakan serat kasar dan serat halus yang telah terpisah. Pengepakan menggunakan alat pengempa, sehingga kumpulan seratserat tersebut menjadi berbentuk segi empat. Pengepresan ini dilakukan untuk memudahkan pengangkutan (Suhardikono, 1988). Bentuk produk dari sabut kelapa yang diolah pada industri adalah serat panjang (bristle fibre), serat pendek (short fibre), abu atau gabus lembut (dust). Pada sebagian besar industri, karena jenis glondongan sabutnya sangat bervariasi serta karena keterbatasan peralatan, serat panjang dan serat pendek biasanya tidak bisa dipisahkan, kecuali ada perlakuan khusus (penyisiran). Pada peralatan pengolahan secara tradisional, pengolahan sabut kelapa dilakukan dengan cara direndam dahulu di dalam air selama beberapa hari, dengan maksud untuk melunakkan dan membusukkan gabus. Serat akan dapat dengan mudah dipisahkan dari gabus. Produk yang dihasilkan dengan cara ini hanya berupa serat, itupun dengan warna yang kurang bagus (agak kehitaman). Sekarang dengan perkembangan teknologi, sabut tidak perlu direndam melainkan langsung diolah dengan mesin, dan menghasilkan dua produk sekaligus, yaitu serat dan abu gabus (Subiyanto, 2000). Peranan Mekanisasi Pertanian Ilmu mekanisasi pertanian adalah ilmu yang mempelajari penguasaan dan pemanfaatan bahan dan tenaga alam untuk mengembangkan daya kerja manusia
Universitas Sumatera Utara
14
dalam bidang pertanian, demi untuk kesejahteraan manusia. Pengertian pertanian dalam hal ini adalah pertanian dalam arti yang seluas-luasnya (Sukirno, 1999). Peranan mekanisasi pertanian dalam pembangunan pertanian di Indonesia adalah: 1. Mempertinggi efisiensi tenaga manusia 2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani 3. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas serta kapasitas produksi pertanian 4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani, yaitu dari tipe pertanian untuk kebutuhan keluarga (subsistence farming) menjadi tipe pertanian perusahaan (commercial farming) 5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari bersifat agraris menjadi bersifat industri (Hardjosentono, dkk, 1996). Pemilihan tingkat teknologi alat dan mesin pertanian harus didasarkan pada : -
teknologi yang tepat guna, yang lebih sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat dengan lebih menekankan kepada appropriate technology
-
alat dan mesin pertanian yang akan dikembangkan harus dapat mendorong terbentuknya industri pembuatan alat dan mesin pertanian di dalam negeri.
(Rizaldi, 2006). Mekanisasi pertanian di Indonesia sudah sejak lama menjadi keharusan, oleh karena itu muatan teknologinya harus selalu diperkaya dan disesuaikan seiring dengan perkembangan lingkungan strategis nasional maupun global.
Universitas Sumatera Utara
15
Perkembangan
lingkungan
strategis
tersebut
diantaranya
adalah
adanya
perkembangan harga dan permintaan pangan dan energi yang semakin meningkat Perkembangan ketersediaan
mekanisasi bahan
bakar
pertanian yang
tentunya
dibutuhkan
harus untuk
ditunjang
dengan
mengoperasikannya.
Terhambatnya penggunaan peralatan dan mesin pertanian tersebut tentunya akan berdampak pada menurunnya kinerja sektor pertanian (Prastowo, dkk. 2009). Elemen Mesin Motor bensin Pada prinsipnya proses pembakaran pada mesin bensin sama dengan proses pembakaran pada mesin diesel. Pada mesin bensin, panas yang digunakan untuk membakar bensin diperoleh dari bunga api yang dihasilkan atau dipercikkan busi pada langkah akhir kompresi, sedangkan pada mesin diesel untuk membakar bahan bakar solar diperoleh dari suhu udara yang sangat tinggi pada akhir langkah kompresi (Boentarto, 2000). Proses teoritis motor bensin adalah proses yang berdasarkan siklus otto dimana proses pemasukan kalor berlangsung pada volume konstan. Beberapa asumsi yang digunakan adalah: - Kompresi berlangsung isentropik - Pemasukan kalor pada volume konstan dan tidak memerlukan waktu - Ekspansi isentropik - Pembuangan kalor pada volume konstan - Fluida kerja adalah udara dengan sifat gas ideal dan selama proses panas jenis konstan(Pudjanarsa dan Nursuhud, 2008).
Universitas Sumatera Utara
16
SpeedReducer Speedreducer adalah jenis motor yang mempunyai reduksi yang besar. Gearbox bersinggungan ke dalam motor, tetapi secara bersamaan rangkaian ini mengurangi kecepatan keluaran (output speed). Speedreducerdigunakan untuk menurunkan putaran. Dalam hal ini perbandingan speedreducerputarannya dapat cukup tinggi.
i=
𝑁𝑁1 𝑁𝑁2
dimana: i
= perbandingan reduksi
N1
= input putaran (rpm)
N2
= output putaran (rpm)
(Niemann, 1982). Poros Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros. Hal- hal yang perlu diperhatikan di dalam merencanakan sebuah poros adalah: 1. Kekuatan poros Suatu poros dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila
Universitas Sumatera Utara
17
diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban di atasnya. 2. Kekakuan poros Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu, disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut. 3. Putaran kritis Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagianbagian lainnya. Poros harus direncanakan hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya. 4. Korosi Bahan-bahan poros yang terancam kavitasi, poros-poros mesin yang berhenti lama, dan poros propeler dan pompa yang kontak dengan fluida yang korosif sampai batas-batas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi. 5. Bahan poros Poros untuk mesin biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin (Sularso dan Suga, 2004).
Universitas Sumatera Utara
18
Sproket Sproket adalah roda bergerigi yang berpasangan dengan rantai, track, atau benda panjang yang bergerigi lainnya. Sproket berbeda dengan roda gigi; sproket tidak pernah bersinggungan dengan sproket lainnya. Sproket juga berbeda dengan puli di mana sproket memiliki gigi sedangkan puli pada umumnya tidak memiliki gigi.Sproket yang digunakan pada sepeda, sepeda motor, mobil, kendaraan roda rantai, dan mesin lainnya digunakan untuk mentransmisikan gaya putar antara dua poros di mana roda gigi tidak mampu menjangkaunya (Anonimous, 2010). Rantai Rantai dipakai dalam hubungan antara roda gigi dari satu poros ke lain poros, yakni untuk mendapat putaran yang sama dalam jarak poros yang agak jauh, dimana diperlukan kekuatan gerakan poros seperti untuk kendaraankendaraan sepeda motor. Rantai sebagai transmisi mempunyai keuntungankeuntungan seperti: mampu meneruskan daya besar karena kekuatannya yang besar, tidak memerlukan tegangan awal dan lainnya lagi (Daryanto, 2007). Menurut Smith and Wilkes (1990), rantai kait dan rantai gulung merupakan dua tipe rantai yang lazim digunakan untuk pemindahan daya pada peralatan usaha tani. Rantai kait digunakan untuk daya yang relatif kecil dan kecepatannya relatif rendah. Rantai gulung digunakan secara luas pada mesinmesin usaha tani.
Universitas Sumatera Utara
19
Rantai dapat diterapkan dalam keadaan yang sangat bermacam-macam. Rantai ini sangat cocok untuk jarak sumbu besar antara poros roda dan kalau poros roda tidak boleh berputar satu sama lain. Rantai tidak dapat slip, karena itu rantai tidak memerlukan tegangan awal, sehingga poros dan blok bantalan tidak mengalami beban ekstra (Stolk dan Kross, 1986). Roda gigi Roda gigi(gear)merupakan komponen/ alat untuk menghubungkan satu poros ke lain poros dengan jumlah perputaran dan arah posisi sumbu yang berbeda (tegak lurus, menyudut maupun searah), dengan jumlah perputaran yang sama maupun yang berlawanan dan jumlah putaran yang sama maupun diperbesar atau diperkecil. Roda gigi dapat mengalami kerusakan berupa patah gigi, keausan atau berlubang-lubang permukaannya dan tergores permukaannya karena pecahnya selaput minyak pelumas, biasanya kekuatan gigi terhadap lenturan dan tekanan permukaan merupakan hal yang terpenting untuk diperhatikan (Daryanto, 2007). Transmisi roda gigi mempunyai keunggulan dibandingkan dengan sabuk atau rantai karena lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan tepat, dan daya lebih besar. Kelebihan ini tidak selalu menyebabkan dipilihnya roda gigi disamping cara yang lain karena memerlukan ketelitian yang lebih besar dalam pembuatan, pemasangan maupun pemeliharaannya (Sularso dan Suga, 2004). Bantalan Bantalan(bearing)berguna
untuk
menumpu
poros
dan
memberi
kemungkinan poros dapat berputar dengan leluasa (dengan gesekan yang sekecil
Universitas Sumatera Utara
20
mungkin). Beberapa macam bantalan, pada prinsipnya bantalan dapat digolongkan menjadi: -
Bantalan luncur
-
Bantalan gelinding
-
Bantalan dengan beban radial
-
Bantalan dengan beban aksial
-
Bantalan dengan beban campuran (aksial-radial)
(Maleev, 1991). Mekanisme Pembuatan Alat Dalam pekerjaan bengkel alat dan mesin, benda kerja yang akan dijadikan dalam bentuk tertentu sehingga menjadi barang siap pakai dalam kehidupan sehari-hari, maka dilakukan proses pengerjaan dengan mesin–mesin perkakas, antara lain mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, mesin frais, mesin skrap, mesin asah, mesin gerinda, dan mesin yang lainnya (Daryanto, 1993). Kekuatan, keawetan, dan pelayanan yang diberikan peralatan usaha tani bergantung terutama pada macam dan kualitas bahan yang digunakan untuk pembuatannya.
Dalam
pembuatannya
terdapat
kecenderungan
konstruksi
peralatan untuk meniadakan sebanyak mungkin baja tuangan dan mengganti dengan baja tekan atau baja cetak. Bilamana hal ini dilakukan dapat menekan biaya membuat mesin dalam jumlah besar. Keberhasilan atau kegagalan alat sering sekali tergantung pada bahan yang dipakai untuk pembuatannya. Bahan yang digunakan untuk pembuatan peralatan usaha tani dapat diklasifikasikan dalam logam dan non logam (Smith dan Wilkes, 1990).
Universitas Sumatera Utara
21
Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian Kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (contoh: ha. Kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat dikonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat atau mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi: Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW (Daywin, dkk., 2008). Analisis Ekonomi Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan. Sedangkan, biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang akan dihasilkan (Soeharno, 2007). Untuk menilai kelayakan finansial, diperlukan semua data yang menyangkut aspek biaya dan penerimaan usaha tani. Data yang diperlukan untuk pengukuran kelayakan tersebut meliputi data tenaga kerja, sarana produksi, hasil produksi, harga, upah, dan suku bunga (Nastiti, dkk, 2008).
Universitas Sumatera Utara
22
Biaya pemakaian alat (Rp/ jam) Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).
BT
+ BTT C....................................(1) Biaya pokok = x dimana : BT = total biaya tetap (Rp/tahun) BTT = total biaya tidak tetap (Rp/jam) x
= total jam kerja per tahun (jam/tahun)
C
= kapasitas alat (jam/satuan produksi)
1. Biaya tetap Biaya tetap terdiri dari : - Biaya penyusutan (metode garis lurus) D=
𝑃𝑃−𝑆𝑆 𝑛𝑛
....................................................................................... (2) /
dimana : D
= Biaya penyusutan (Rp/tahun)
P
= Nilai awal (harga beli/pembuatan) alsin (Rp)
S
= Nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)
n
= Umur ekonomi (tahun)
- Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan, besarnya: I=
𝑖𝑖(𝑃𝑃)(𝑛𝑛+1) 2𝑛𝑛
............................................................................. (3)
dimana : i
= Total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun)
Universitas Sumatera Utara
23
- Biaya pajak Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesin-mesin
dan
peralatan
pertanian,
namun
beberapa
literatur
menganjurkan bahwa biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya. - Biaya gudang/gedung Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5-1%, rata-rata diperhitungkan 1% nilai awal (P) per tahun. 2. Biaya tidak tetap Biaya tidak tetap terdiri dari : -
Biaya perbaikan dapat dihitung dengan persamaan : Biaya reparasi =
-
1,2%(𝑃𝑃−𝑆𝑆) 1000 𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗𝑗
.................................................. (4)
Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya.
-
Biaya bahan bakar adalah pengeluaran solar atau bensin (bahan bakar) pada kondisi kerja per jam. Satuannya adalah liter per jam, sedangkan harga per liter yang digunakan adalah harga lokasi.
(Darun, 2002). Break even point Break even point (BEP) umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing). Selanjutnya dapat berkembang sendiri (self
Universitas Sumatera Utara
24
growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol. Bila pendapatan dari produksi berada di sebelah kiri BEP maka kegiatan usaha akan menderita kerugian, sebaliknya bila di sebelah kanan BEP akan memperoleh keuntungan. Analisis BEP juga digunakan untuk : 1. Hitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha. 2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi untuk peralatan produksi. 3. Tingkat
produksi
dan
penjualan
yang
menghasilkan
ekuivalensi
(kesamaan) dari dua alternatif usulan investasi (Waldiyono, 2008). Manfaat perhitungan BEP adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan. Untuk menentukan produksi BEP maka dapat digunakan rumus sebagai berikut:
N=
F .......................................................................(5) (R − V )
dimana: N
: jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas (Kg)
F
:
biaya tetap per tahun (rupiah)
R
:
penerimaan dari tiap unit produksi (harga jual) (rupiah)
V
:
biaya tidak tetap per unit produksi. VN = total biaya tidak tetap per tahun (rupiah/unit) (Darun, 2002).
Universitas Sumatera Utara
25
Net present value Net present value (NPV) adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Identifikasi masalah kelayakan finansial dianalisis dengan menggunakan metode analisis finansial dengan kriteria investasi. NPV adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. Perhitungan NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan discount factor Secara singkat rumusnya : CIF – COF ≥ 0………………………………………(6) dimana : CIF
=
cash inflow
COF
=
cash outflow
Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan (dalam %) bertindak sebagai tingkat bunga modal dalam perhitungan-perhitungan Penerimaan (CIF)
= pendapatan x (P/A, i, n) + Nilai ahir x (P/F, i, n)...(7)
Pengeluaran (COF) = Investasi + pembiayaan (P/A, i, n)…………….....(8) Kriteria NPV yaitu : − NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan; − NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi proyek tidak menguntungkan; − NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang dikeluarkan. (Darun, 2002).
Universitas Sumatera Utara
26
Internal rate of return Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. IRR adalah suatu tingkatan discount rate, dimana diperoleh: B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Berdasarkan harga dari NPV = X (positif) atau NPV= Y (positif) dan NPV = X (positif) atau NPV = Y (negatif), dihitunglah harga IRR dengan menggunakan rumus berikut:
IRR = p % +
X x(q % − p %)( positif dan negatif ) X +Y
……………...(9)
dan
IRR = q% +
X x(q% − p%)( positif dan positif ) ………………..(10) X −Y
dimana : p= suku bunga bank paling atraktif q = suku bunga coba-coba ( > dari p) X = NPV awal pada p Y = NPV awal pada q (Purba, 1997).
Universitas Sumatera Utara