TINJAUAN PUSTAKA Faktor-faktor yana Mempenaaruhi Perilaku Konsumen
Di dalarn kehidupan,
manusia
rnengkonsumsi
produk-produk ekonomi
berbentuk sandang, pangan, servis peralatan dan sebagainya (Engel et a/,1994). Tindakan rnengkonsurnsi ini rnerupakan bagian integral dari perilaku rnanusia sehari-hari. Perilaku yang ditunjukkan dalarn rnernenuhi kebutuhan ekonomi tersebut dapat dirurnuskan sebagai perilaku konsurnen. Engel et a/, (1994) berpendapat bahwa perilaku. konsurnen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan rnanusia yang secara langsung terlibat dalarn usaha mernperoleh
dan
pengarnbilan
keputusan yang
tersebut.
Sehingga
pengambifan
menggunakan
jelas
keputusan
jasa
ekonomis
terrnasuk
rnendahului dan rnenentukan tindakan-tindakan
bahwa dan
barang-barang
perilaku
aktivitas
konsurnen
secara
fisik
adalah
yang
suatu
melibatkan
proses dalarn
mengevaluasi, mernperoleh, menggunakan atau dapat rnempergunakan barangbarang danlatau jasa. Perilaku konsumen dapat dilakukan oleh seseorang atau kelornpok individual yang tidak terlepas dari pengaruh konsurnen yang berkelompok atau industrial konsumen. Situasi umum yang terjadi dalarn suatu proses mengkonsurnsi barang atau jasa adalah bahwa seseorang melakukan pernbelian dengan inisiatifnya sendiri tetapi tidak jarang adanya pengaruh dari luar seperti kelompok referensi tertentu, keluarga yang secara bersama-sama terlibat dalarn proses pengarnbilan keputusan. Proses keputusan konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain pendapatan, rnotivasi, pengetahuan, sikap, keluarga, dan dernografi.
Pendaoatan Tingkat pendapatan akan mernpengaruhi pola pengeluaran dalam rurnah tangga, antara lain juga mempengaruhi pengeluaran untuk konsumsi barang danlatau jasa bagi anggota rumahtangga. Dalam penelitian kadang-kadang data pendapatan yang digunakan diproyeksikan dari data pengeluaran rurnahtangga. Candhury
(7996).
juga
menggunakan
pengeluaran
rumahtangga
sebagai
pendekatan pendapatan dengan alasan pengeluaran tersebut merupakan refleksi dari pendapatan dan surnberdaya rurnahtangga. Menurut Novitri (1992) pendapatan keluarga adalah jurnlah semua hasil perolehan yang didapat oleh anggota keluarga dalam bentuk uang sebagai hasil pekerjaan yang dinyatakan dalam pendapatan per kapita. Menurut
Sajogyo
(1987).
data
pengeluaran
rumahtangga
lebih
menggarnbarkan pendapatan rumahtangga meliputi penghasilan ditambah dengan hasil-hasil lain seperli pemakaian tabungan masa lalu, pinjaman dan pemberian. Data pengeluaran dapat menggambarkan pola konsumsi rumahtangga dalam mengalokasikan pendapatan yang biasanya relatif tetap ( Mohon 8 Wagner. 1981). Sedangkan rnenurut Magrabi (1997), pendapatan mengacu pada aliran sumberdaya yang diterima selama waktu yang diberikan. Pendapatan berbeda dengan kekayaan. stok sumberdaya yang dimiliki pada satu titik waktu. Pendapatan secara umum mengacu pada pendapatan uang yang diterima dari semua surnber selarna waktu yang diluangkan, dapat juga mengacu pada pendapatan riil. Motivasi
lndividu merupakan kesatuan yang terpadu dan terorganisasi dan bukan suatu benda mati yang bergerak hanya bila ada daya dari luar yang mendorongnya,
melainkan makhluk yang mempunyai daya-daya dalam dirinya untuk bergerak. Daya yang terdapat pada rnanusia untuk melakukan sesuatu tindakan dikenal dengan motivasi. Menurut Padmowihardjo (1994), bahwa motivasi berasal dari dua kata. yaitu "motif " dan "as; (action)". "Motif' berarti dorongan dan asi berarti usaha, sehingga motivasi berarti usaha yang dilakukan manusia untuk menimbulkan dorongan untuk berbuat atau melakukan tindakan. Setiap tindakan manusia pasti rnemiliki motif atau dorongan, dan motif atau dorongan ini ada di belakang setiap individu. Motif meliputi seluruh aktivitas mental yang dirasakan dan dialami yang rnernberikan kondisi hingga terjadinya perilaku. Motif rnerupakan kepribadian stabil yang memiliki suatu kecenderungan melakukan tindakan-tindakan tertentu dan berusaha mencapai tujuan-tujuan tertentu (Kartono & Gulo, 1987). Dengan dernikian bahwa motif merupakan daya dorong yang menggerakan manusia untuk bertingkah laku, dan di dalarn perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. lrwanto
et
a/, (1991) menyatakan bahwa rnotivasi adalah
penentu
(determinan) perilaku, dengan kata lain, motivasi adalah suatu konstruk teoritis rnengenai terjadinya perilaku. Handoko (1995) rnenyatakan bahwa rnotivasi sebagai suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan. menggerakkan dan rnengorganisasikan tingkah lakunya. Menurut Maslow (1994). motivasi merupakan suatu yang konstan. tiada akhir, berubah-ubah dan kompleks yang merupakan sesuatu yang hampir universal dari setiap keadaan tertentu. Selanjutnya, ia mengembangkan motivasi melalui pendekatan kebutuhan manusia, adapun pendekatan motivasi dari Maslow didasarkan pada: a) sernua rnanusia memiliki suatu kurnpulan motif yang sarna akibat pembentukan genetik dan interaksi sosial, b) beberapa motif rnerupakan kebutuhan dasar dari pada yang lain, c)
Kebutuhan dasar harus dipenuhi terfebih dahulu sebelum motif berikutnya, d) ketiga dasar terpenuhi, kebutuhan lain mulai muncul.
Self Actualization Esteem Belonginess Safety Psysiological
1)
Kebutuhan fisiologis adalah motif yang didorong oleh kebutuhan-kebutuhan yang paling dasar seperti rnakan, rninum, tidur dan seks. Kebutuhan ini harus dipenuhi paling tidak dalarn batas minimal sebelum meningkatkan pada pemenuhan kebutuhan berikutnya.
2)
Kebutuhan akan rasa aman, seperti keluarga berada di lingkungan yang stabil dan arnan
3)
Kebutuhan akan rasa memiliki, yaitu adanya keinginan untuk disayang, bersahabat dan penerimaan dalarn suatu kelompok
4)
Kebutuhan akan penghargaan, yaitu kebutuhan akan status, rasa dihormati, dihargai. Kebutuhan ini mencerminkan rasa berguna
5) Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan tertinggi dari hirarki kebutuhan Maslow, yang
mencerminkan hasrat yang
mencapai cita-cita
yang
didambakan
seseorang sebagai dirinya, mencapai prestasi yang tetiinggi dari dirinya yang dapat dicapai selama masa hidupnya. Diketahui pula bahwa dipenuhinya suatu kebutuhan akan mernuaskan kebutuhan yang berbeda pada waktu yang berbeda serta dapat pula memenuhi kebutuhan dalam tingkat yang berbeda. artinya mengkonsumsi suatu produk akan dapat mernenuhi beberapa kebutuhan sekaligus atau bila dikonsurnsikan pada
waktu yang berbeda akan rnernuaskan kebutuhan yang berbeda pula. Sehingga rnotivasi adalah kernauan untuk berbuat sesuatu sebaik-baiknya sesuai dengan keinginan atau tujuan, seseorang akan mernpunyai kernauan yang efektif jika memperhatikan
dengan
baik
lingkungannya
untuk
selanjutnya
menggunakan
sebagai bahan pertirnbangan dalam menetapkan tujuan atau keinginannya (Engel et
al, 1994). Dengan dernikian, bagi seorang pemasar perlu rnernenuhi motif mana yang paling rnernpengaruhi keputusan seseorang konsurnen
untuk
rnengkonsurnsi.
Berasal dari penemuan motif ini, maka dibuat suatu strategi pernasaran yang dapat mernpengaruhi perilaku konsurnen. Hal ini didukung dari hasil penelitian Wardhani (1994). bahwa motivasi sebagian besar bertujuan untuk rnemenuhi kebutuhan yang rnereka hadapi
rnernerlukan surnber-surnber inforrnasi .yang rnendorong untuk
bertindak. Adapun hasil penelitian Ngadimin (1998), antara lain rnenyirnpulkan bahwa faktor-faktor yang rnernpengaruhi rnotivasi adalah tingkat pendidikan, jumlah kebutuhan, persepsi dan pelayanan. Didukung dari
hasil
penelitian Sundari (1998),
bahwa
motif
utama
rnenabung sebagian besar adalah untuk memudahkan transaksi, sedangkan memilih bank sebagai ternpat rnenabung adalah karena kearnanan, lokasi dekat kantorltempat tinggal. Penaetahuan Pengetahuan merupakan reaksi manusia atas rangsangan yang ditimbulkan oleh alarn sekitarnya rnelalui persentuhan antara obyek dan indera. Menurut Suryasumantri (1995), pengetahuan pada hakekatnya rnerupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, yang secara langsung ataupun tidak
ikut memperkaya kehidupan. Sedangkan rnenurut Notoatmodjo (1993). pengetahuan merupakan hasil atau terjadi setelah orang melakukan persepsi terhadap suatu obyek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Sehingga jelas perjlaku seseorang yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Mempengaruhi pengetahuan konsurnen dengan informasi produk rnerupakan salah satu pendekatan yang dapat dipakai bagi seorang pernasar. Pengenalan ternuan baru dari suatu produk lama atau produk baru merupakan sarana untuk "rnendidik" konsurnen. Sesuai dengan hasil penelitian Sundari (1998). bahwa tingkat pengetahuan nasabah tentang tabungan menentukan keputusan untuk menabung. Sehingga jelas rnernpengaruhi konsumen dengan menampilkan keunggulan produk dibanding produk pesaing, untuk itu pernasar perlu rnengidentifikasikan informasi apa dari produk yang pernah disarnpaikan dan diketahui oleh konsurnen (Engel et a/, 1994). Selain itu dapat juga seseorang rnendapat pengetahuan dari orang lain melalui pendengaran atau informasi, melihat dan meraba. baik secara langsung maupun tidak langsung rnelalui alat-alat media cetak atau media elektronik lainnya. Adapun pengetahuan konsumen dapat diukur dengan cara memperhatikan aspekaspek berikut: Pengukuran Pengetahuan Produk: a) pengertian dan terminologi produk, b) atribut dan ciri-ciri produk, c) kesadaran akan rnerek. dan d) kepercayaan tentang produk Pengukuran Pengetahuan Pembelian: a) kepercayaan tentang ternpat mernbeli atau dirnana mendapatkan produk, dan b) pengaturan waktu pembelian Pengukuran Pengetahuan Pernakaian: a)
deskripsi langkah pemakai atau cara
mengoperasikan, dan b) ragam situasi tersedia untuk menggunakan produk (Engel et a/,1994).
Sikap Sikap rnerupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stirnulus/obyek. Sikap
rnerupakan suatu
kecenderungan untuk
rnengadakan
tindakan terhadap suatu cara yang menyatakan adanya tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi suatu obyek tersebut. Sehingga perilaku tidak sama dengan sikap dimana sikap merupakan sebagian dari perilaku rnanusia. Sikap akan membuat seseorang untuk mendekati atau rnenjauhi sesuatu dan sikap yang sudah positif terhadap sesuatu tidak selalu terwujud dalarn suatu tindakan nyata, karena disebabkan oleh : 1) sikap untuk terwujud dalarn suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. 2) sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan mengacu pada pengalaman orang lain, 3) nilai (values) di dalarn suatu masyarakat apapun selalu
berlaku
nilai-nilai
yang
rnenjadi
pegangan
setiap
orang
dalarn
rnenyelenggarakanhidup berrnasyarakat (Notoatmodjo, 1993 ). Menurut Kotler (1991) sikap adalah penilaian yang baik atau yang tidak baik. perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap obyek.
Sikap akan menernpatkan konsumen dalarn
kerangka berpikir akan menyukai atau tidak menyukai suatu obyek. Dengan demikian juga rnenyatakan bahwa sebuah sikap menggarnbarkan evaluasi kognitif yang abadi dari seseorang tentang sesuatu ha1 yang rnenyenangkan atau tidak rnenyenangkan, bergerak rnendekati atau rnenjauhinya. Pendapat Loudon 8 Della Bitta, (1984) sikap mernpunyai beberapa karakteristik penting yaitu rnernpunyai sebuah obyek, mempunyai arah yang jelas, intensitas dan tingkat. mempunyai struktur dan dapat dipelajari. Sikap rnerupakan produk dari
proses sosialisasi dimana
seseorang
bereaksi sesuai
dengan
rangsangan yang diterimanya dan sikapnya belurn tentu merupakan tindakan aktif.
tetapi rnerupakan predisposisi tingkah laku (Mar'at, 1984). Jadi sikap sebagai penentuan yang dilakukan individu atau merupakan pernyataan tentang seseorang yang menyukai atau tidak menyukai obyek atau stimulus. Adapun sikap seseorang terhadap obyek ditentukan oleh keyakinan terutama keyakinan yang bersifat evaluatif (evaluatif believe) dan perasaan seseorang terhadap suatu benda. Keyakinan (believe) dan perasaan (afektif) itu sendiri tidak begitu saja muncul dari dalam diri
seseorang tetapi terlebih
dahulu harus
rnempunyai pengetahuan (knowledge) tentang obyek tersebut (Rockeah, 1972). Sifat yang penting dari sikap adalah kepercayaan dalam memegang sifat tersebut. Mengerti tingkat kepercayaan yang dihubungkan dengan sikap adalah penting karena dua alasan, pertarna dapat mempengaruhi kekuatan hubungan diantara sikap dan perilaku, kedua kepercayaan dapat rnernpengaruhi kerentanan sikap terhadap perubahan (Engel et a/, 1994). Sesuai dengan.hasil penelitian Sundari (1998). bahwa sikap nasabah terhadap citra dan reputasi baik bank adalah positif dan sebagian besar nasabah dapat meyakini kekuatan dalam melaksanakan operasional perbankannya.
Keluarqa Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berhubungan
rnelalui
darah,
perkawinan
atau
adopsi.
Kelompok
kecil
ini
mempengaruhi seorang konsumen dalam rnengkonsumsi produk misalnya perananperanan dalam keluarga seperti orang tua, suami, istri, anak atau anggota lainnya memiliki tujuan yang spesifik bisa juga berfungsi ganda. Peranan para anggota keluarga ini terdiri dari peran sebagai inisiator, pemberi pengaruh, pengambil keputusan. pembeli, dan pemakai. Kornunikasi bagi pemasar dengan masing-
rnasing peranan dalarn keluarga perlu ditakukan diarahkan pada preferensi dan kriteria evaluasi individual (Engel eta/,1994). Bentuk umurn dari suatu keluarga atau rumah tangga adalah
untuk
rnernbelanjakan uang secara kesinarnbungan, keputusan terbentuk sebagai hasil saling rnernpengaruhi anggota keluarga dan berbeda bagi setiap jenis produk yang dikonsurnsi. dan keluarga secara signifikan untuk satu sarna lain. Oleh karena itu bentuk saling tergantung antara anggota keluarga adalah peranan yang rnuncul terdiri dari: 1) Stimulator, anggota keluarga yang rnernbawa ide pertarna kali, 2) Influential,
pendapatnya secara langsung atau tidak
langsung mernpengaruhi
keputusan untuk rnernbeli. 3) Experts, rnemberi inforrnasi tentang produk, pilihanpiiihan dan dimana dapat mernperoleh produk. 4) Decision maker, yang rnengarnbil keputusan apa yang akan dibeli. 5) Buyer rnelakukan pernbelian, pembayaran atau membawa produk ke rumah, 6) Konsurnen, anggota keluarga yang rnenggunakan produknya (Engel el al. 1994). Demoarafi.
Karakteristik dernografi rnerupakan faktor pendukung yang rneliputi: urnur. jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, dan pekerjaan. Karakteristik dernografi ini rnerupakan salah satu bagian dari perbedaan individu yang mernpengaruhi proses pengarnbilan keputusan konsumen, karena karakteristik demografi ini sering digunakan sebagai dasar untuk segrnentasi pasar, sebab sekelompok orang yang rnerniliki
karakteristik
dernografi
yang
sarna
kemungkinan
rnerniliki
perilaku
pembelian yang sarna pula (Engel et al, 1994).
Umur.
Urnur
merupakan
salah
satu
karakteristik
demografi
yang
mempengaruhi persepsi seseorang dalam rnembuat keputusan rnenerima segala
sesuatu sebagai ha1 baru dan dapat rnernpengaruhi selera seseorang terhadap beberapa barang dan jasa (Kotler, 1992). Dari hasil penelitian Sumartono (1998). menunjukkan bahwa terdapat pengaruh faktor usia terhadap proses pengarnbilan keputusan menjadi nasabah. dimana faktor usia ini mernpunyai pengaruh yang paling besar dibandingkan dengan pendidikan ataupun pendapatan. Jenis kelamin. Jenis kelarnin telah rnenjadi dasar segrnentasi pasar yang umum digunakan pada berbagai produk. Hal ini disebabkan karena ada perbedaan selera dan kesukaan antara pria dan wanita. Urnumnya pria dianggap lebih rnenyukai hal-ha1 yang bersifat keras dan sport, sedangkan wanita sebaliknya (Schiffrnan & Kanuk, 1994). Status ~erkawinan. Status perkawinan dapat. rnernpengaruhi proses
pengambilan keputusan seseorang, karena keluarga merupakan kelornpok kecil yang paling kuat dan lama pengaruhnya terhadap perilaku, dirnana keputusan rnernbeli ataupun merniliki suatu barang dan jasa sering dirundingkan bersarna antara seluruh keluarga. Pendidikan. Pendidikan rnerupakan kebutuhan dasar rnanusia yang sangat dibutuhkan untuk pengernbangan diri, serta salah satu faktor dalarn diri seseorang yang rnernpengaruhi prilaku. Keterbatasan pengetahuan karena rendahnya tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkah laku konsurnen dalarn mernenuhi kebutuhannya.
Sernakin tinggi
pendidikan sernakin
rnengembangkan pengetahuan dan
teknologi,
sehingga
rneningkat, makin rneningkat produktivitas sernakin keluarga
(BPS,
rnenunjukkan
1990).
bahwa
Didukung
terdapat
dari
hasil
pengaruh faktor
rnudah
menerirna
serta
produktivitas rnakin
meningkat kesejahteraan
penelitian
Surnartono
pendidikan
terdapat
(1998). proses
pengarnbilan keputusan nasabah bank. Meskipun tidak besar pengaruhnya, tingkat
pendidikan yang dicapai ini akan rnenentukan tingkat intelektualitas seseorang, yang pada dasarnya akan rnenentukan pilihan terhadap apa yang ditawarkan bank. Pekeriaan. Pekerjaan konsurnen dapat rnempengaruhi perilaku konsurnen. Perbedaan jenis pekerjaan, ternpat bekerja serta jam kerja rnernpengaruhi perilaku konsurnen. karena itu Kotler (1991) rnengernukakan, batlwa produsen berusaha rnengidentifikasi kelornpok pekerjaan yang rnempunyai rninat lebih baik dari rata-rata kelompok yang ada terhadap barang dan jasa yang diproduksinya. Perkembanaan Kartu Plastik Pengertian kartu plastik pada dasarnya adalah kartu yang diterbitkan oleh bank atau perusahaan tettentu yang dapat digunakan sebagai alat pernbayaran atas transaksi barang atau jasa atau rnenjarnin keabsahan cek yang dikeluarkan di sarnping untuk rnelakukan penarikan uang tunai (Siarnat, 1999). Penggunaan istilah kartu kredit sebenarnya menirnbulkan kerancuan karena istilah tersebut sering dirnaksudkan pula untuk jenis-jenis kartu lainnya yang tidak selalu berkaitan dengan fungsinya. Oleh karena itu istilah yang tepat digunakan adalah kartu plastik (plastic card).
Kartu plastik yang merupakan salah satu produk perbankan dewasa ini telah diterirna oleh masyarakat luas sebagai salah satu media pembayaran yang cukup disegani,
terutarna
kernudahan-kernudahan
yang
ditawarkan
kepada
para
pernegang kartu, jaringan penerirnaan yang tersebar di seluruh dunia dan rnasih banyak lagi keuntungan-keuntungan yang dapat dlrasakan bagi para pernakainya. Dalarn perjalanannya kartu plastik yang dewasa ini rnenyebar dunia rnenjadi rnasyarakat yang cash less, juga rnengalarni masa-rnasa yang sulit, dirnana kartu
plastik tersebut harus meyakinkan dunia bahwa kartu plastik merupakan salah satu media pernbayaran dan praktis dalam penggunaannya. Perkernbanaan Kartu Plastik d i lndonesia Usaha kartu plastik di lndonesia sendiri dengan rnasuknya Dinners club pada tahun 1973. American Express pada saat itu belurn memasuki pasar Indonesia, hanya saja menyediakan layanan kepada nasabahnya yang rnemiliki kartu terbitan dari luar Indonesia. Bank Central Asia (BCA) yang rnerupakan bank swasta nasional terbesar di lndonesia rnernasuki usaha kartu kredit pada tahun 1983 dengan diterbitkannya Master card dan setahun kemudian Bank Duta rnenerbitkan Visa. Bank Duta merupakan pelopor dalam menyediakan fasilitas kartu kredit pertama dengan penagihan dalam rnata uang rupiah (ICN. 1996). Melihat perkembangan kartu kredit di luar lndonesia dan deregulasi pernerintah indonesia memungkinkan bagi berkembangnya berbagai macam kartu plastik yang diselenggarakan oleh bank-bank yang ada di lndonesia antara lain: Bank lnternasional lndonesia pada tahun 1988 dengan Visa. Bank Bali dan Bank Danamon dengan Master cardnya, tidak pula ketinggalan Bank asing yang menempatkan kantor cabangnya di Jakarta yaitu Citibank dengan Visa. Macam Kartu Kredit Melihat dari cara pernbayaran dan fungsinya ada 4 macam kartu di dunia yaitu:
1) & 2) Visa dan Master card yang rnerupakan kartu kredit dengan
rnenyediakan fasilitas kredit dengan sistern pembayaran secara angsur atau sekaligus pada waktu jatuh tempo, 3) American Express yang dikenal sebagai "Charge c a d , dirnana tidak rnernberikan fasilitas kredit dan cara pembayarannya
harus sekaligus pada waktu jatuh tempo, 4) Dinners card terbatas sebagai kartu premium untuk intertainment dan travelling. Bila keernpat kartu tersebut dilihat dari jenisnya, secara umum kartu plastik dapat dikatagorikan menjadi 2 jenis yaitu Charge card (American Express dan Dinners clubs) dan Credit card (Visa dan Master card).
Dalam perkembangannya kartu kredit di Indonesia kian bertambah ragarnnya dengan adanya kartu kredit dan sekarang ini yang sedang gencar dipromosikan yaitu kartu debit
.
Keuntungan dan kerugian yang dapat ditimbulkan dari kartu kredit dan kartu debit akan dijabarkan pada bagian berikut: Kartu Kredit vs Kartu Debit Kartu kredit dan kartu debit merupakan dua buah kartu plastik yang rnerupakan produk perbankan yang cukup banyak beredar di pasar dewasa ini. Adapun keuntungan maupun kerugian yang ada pada kedua kartu tersebut adalah: Persamaan kartu kredit dan kartu debit. Persamaan kartu kredit dan kartu debit adalah: 1) rnemungkinkan para pemegang kartu untuk rnelakukan transaksi dimana saja dengan para pedagang melalui jaringan elektronik; 2) para pemegang kartu dapat mengarnbil uang tunai diternpat yang telah ditentukan; 3) para pemegang kartu tidak perlu rnernbawa uang tunai dalam jumlah yang besar; 4) dapat dijadikan kartu diskon, keanggotaan suatu perkumpulan dan identitas diri. Perbedaan kartu kredit dan kartu debit.
Perbedaaan antara kartu kredit
dan kartu debit antara lain: Pertama, para pemegang kartu debit rnerupakan nasabahlpernegang rekening pada suatu bank dan rnerniliki dana di dalamnya. sedangkan pernegang kartu kredit tidak selalu menjadi nasabah pada bank yang
mengeluarkan kartu kredit tersebut. Kedua. kartu debit tidak rnemberikan fasilitas kredit
kepada
para
pemegang
kartu,
sedangkan
pemegang
.kartu
kredit
mendapatkan fasilitas kredit sesuai dengan batas pemakaian seperti yang telah ditentukan oleh para bank pelaksananya. Ketiga. pendebitan terhadap rekening nasabah dilakukan bersamaan dengan waktu terjadinya transaksi antara pernegang kartu debit dan pedagang, lain halnya dengan kartu kredit, para pernegang kartu akan melakukan pembayaran atas pembelanjaan yang telah dilakukan pada waktu penagihan secara angsur rnaupun sekaligus. Keempat, jaringan penerimaan kartu debit tidak seluas kartu kredit. Hal ini disebabkan tiap bank yang rnenyelenggarakan kartu debit harus melakukan kerja sama langsung dengan para pedagangnya. sedangkan para bank penyelenggara kartu kredit melakukan kerjasamanya dengan
visa atau master card. Kelima, para pemegang kartu debit harus membayar iuran tahunan,
biaya adrninistrasi dan bunga
pada waktu
para
pemegang
kartu
rnenggunakan fasiiitas kredit yang diberikan. Kekuranqan-kekuranaan kartu kredit. Kekurangan kartu kredit dibandingkan kartu debit adalah: Pertama, pola belanja yang berlebihan yang terjadi pada para pemegang kartu debit tidak terjadi pada pernegang kartu kredit. Hal ini disebabkan para pernegang kartu debit tidak diberikan fasilitas kredit sehingga para pemegang kartu debit memiliki suatu batas pengeluaran yang disesuaikan dengan kernarnpuannya.
Kedua, jumlah kredit rnacet pada bank pelaksana kartu debit
relative lebih kecil dari para bank pelaksana kartu kredit. Hal ini disebabkan karena para pernegang kartu debit merupakan nasabah dari bank penyelenggara, sehingga kontrol terhadap aktivitas keuangan nasabah dapat dimonitor lebih cepat. Ketiga. persyaratan yang diperlukan untuk rnerniliki kartu debit tidak terlalu rurnit dan tidak
terlalu lama proses untuk rnernilikinya. Keernpat. para pemegang kartu kredit harus mernbayar iuaran tahunan dan biaya adrninistrasi atas keterlambatan pembayaran. Kelebihan-kelebihan kartu kredit. Kelebihan-kelebihan kartu kredit dibandingkan kartu debit antara lain: pertama, jaringan pene.rimaan yang mencakup hampir di seluruh dunia. Kedua, para pernegang kartu kredit dapat rnelakukan pernbelanjaan terlebih dahulu dan rnelakukan pernbayaran pada waktu penagihan baik dengan cara angsur maupun sekaligus. Ketiga, rnenyediakan fasilitas kredit. sehingga untuk rnernenuhi keperluan-keperluan yang sangat mendesak, misalnya biaya rurnah sakit. Keernpat, investasi yang dibutuhkan bagi bank penyelenggara untuk bekerja sarna dengan pemegang licence visa maupun master card relatif lebih keci[ dari pada investasi yang harus dilakukan terhadap kartu debit. Kelima, secara makro kartu kredit dapat mernacu pertumbuhan perekonomian suatu negara. Dengan pola konsurnsi yang rneningkat dikalangan rnasyarakat, rnaka secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan rnasyarakat lebih lanjut lagi, dengan jaringan penerimaan kartu kredit yang luas akan rnerupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing
untuk
berkunjung
di
Indonesia.
Keenarn, bagi bank
penyelengara, kartu kredit merupakan ladang baru yang rnesti digarap dengan baik dan rapi, karena pendapatan dari kartu kredit dapat rneningkatkan .kinerja bank dengan diperolehnya bunga, biaya administrasi kornisi dari merchant, biaya iuran tahunan dan masih banyak lagi. Dengan melihat kekurangan dan kelebihan, kartu kredit jelas rnerniliki nilai lebih dibandingkan dengan kartu debit baik bagi bank pelaksana rnaupun bagi para pernegang kariu.