TINJAUAN PUSTAKA
Standar adalah ketentuan atau karakteristik teknis tentang suatu kegiatan atau hasil kegiatan yang dirumuskan dan disepakati bersama oleh pihak-pihak yang berkepentingna sebagai acuan baku bagi kegiatan dan transaksi yang mereka lakukan. Indonesia memiliki standar sendiri yang telah dirumuskan oleh Badan Standardisasi Nasional yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI). Standar Nasional Indonesia (SNI) disusun untuk mendefinisikan ketentuan yang berhubungan dengan industri, perdagangan, kesehatan/keselamatan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta komunikasi internasional. Penyusunannya sebagai bagian dari proses perumusan SNI harus lengkap, berkesinambungan, tepat, jelas, menggambarkan kerangka perkembangan teknologi masa depan, lugas, tegas, tidak menimbulkan interpretasi lain dan mudah dipahami oleh pihal yang tidak berpartisipasi dalam perumusan SNI (BSN, 2000).
Japan Industrial Standard Jepang merupakan salah satu negara maju yang juga memiliki standar nasional sendiri untuk produk yang dihasilkan di negaranya. Badan yang mengatur tentang standardisasi di Jepang adalah Japanese Industrial Standards Committe (JISC). JISC terdiri dari banyak komite nasional dan memiliki peran utama dalam kegiatan standardisasi di Jepang. Tugas JISC adalah membentukan dan menetapkan Japanese Industrial Standard (JIS), administrasi akreditasi dan sertifikasi, partisipasi dan kontribusi dalam kegiatan standardisasi internasional, dan pengembangan standar pengukuran dan infrastrukstur teknis untuk standardisasi. Standardisasi industri merupakan standardisai di sektor industri dan 3
Universitas Sumatera Utara
4
di Jepang Japanese Industrial Standar ditetapkan sebagai standar industri nasional. Hal ini dilakukan agar Jepang dapat memastikan kenyamanan dalam kegiatan ekonomi dan sosial (mengamankan kompatibilitas), meningkatkan efisiensi produksi, jaminan keuntungan konsumen dan penyederhanaan transaksi, mempromosikan kemajuan teknologi (dukungan untuk menciptakan pengetahuan baru dan pengembangan/penyebaran teknologi baru), menjada keselamatan dan kesehatan dan pelestarian lingkungan (Japanese Industrial Standards Committe, 2005). Salah satu standar nasional di Jepang yang mengatur tentang kebijakan dalam kegiatan pengolahan produk panel yaitu papan serat adalah JIS A 5905:2003 yang telah direvisi dari JIS 5905 : 1994. Jumlah suatu Standar Industri Jepang (JIS) terdiri dari sebuah simbol huruf Inggris dan empat (4) atau lima (5) digit angka. Angka tersebut mungkin memiliki nomor bagian setelah 4-5 angka dan sebuah tanda hubung "-" Simbol huruf menunjukkan 19 bidang teknis seperti A untuk "Teknik Sipil dan Arsitektur", X untuk "Pengolahan Informasi." Dari angka tersebut, dua digit pertama menunjukkan sebuah divisi yang ditentukan sub-teknis daerah dan dua terakhir diberikan secara bebas. H 7501, misalnya, berarti area teknis "Bahan non-besi dan Metal" dan sebuah divisi
dari "bahan fungsional".
JIS juga
dikategorikan ke dalam tiga domain yaitu produk, metode dan dasar. Ada sekitar 4000, 1600 dan 2800 masing-masing standar.
Universitas Sumatera Utara
5
Symbol : JIS C 7501 The latter āCā shows technical area Letter Division Symbol A Civil Engineering and Architecture B Mechanical Engineering C Electronic and Electrical Engineering D Automotive Engineering E Railway Engineering F Shipbuilding G Ferrous Materials and Metallurgy H Nonferrous Materials and Metallurgy K Chemical Engineering L Textile Engineering M Mining P Pulp and paper Q Management System R Ceramics S Domestic Wares T Medical Equipment and Safety Appliances W Aircraft and Aviation X Information Processing Z Miscellaneous
The 4-digit number ā7501ā shows the lace in the JIS Division Domain Aspects Shape Substance Dimensions, (produscts) some Strusture Equipment 4000 items Instalation Components Physical characteristic Chemical characteristic Appearance Noise Function performance Capability (power) Durability Reliability Maintainability Safety, others Action (Methods) Operation some 1600 items Procedure Methods Basic some 2800 Unit items Terminology of language used, Symbols, Codes Systems progression Numerical values Conditioning Classification
Gambar 1. Klasifikasi bidang teknik standar JIS (JISC, 2005).
Standar Nasional Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki standar nasional yang mengatur tentang kegiatan atau hasil kegiatan sebagai acuan baku bagi kegiatan yang dilakukan. Perumusan standar nasional di Indonesia dilakukan oleh Badan Standardisasi Nasional Indonesia yang menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai standar nasional yang berlaku di Indonesia. Standar Nasional Indonesia (SNI) disusun untuk mendefinisikan ketentuan yang berhubungan
dengan
industri,
perdagangan,
kesehatan/keselamatan,
ilmu
pengetahuan dan teknologi serta komunikasi internasional. Penyusunannya
Universitas Sumatera Utara
6
sebagai bagian dari proses perumusan SNI harus lengkap, berkesinambungan, jelas, tepat, menggambarkan kerangka perkembangan teknologi masa depan, lugas, tegas, tidak menimbulkan interpretasi lain dan mudah dipahami oleh pihak yang tidak berpartisipasi dalam perumusan SNI (BSN, 2000). Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah dokumen berisi ketentuan teknis (aturan, pedoman atau karakteristik) dari suatu kegiatan atau hasilnya yang dirumuskan secara konsensus dan ditetapkan oleh Instansi terkait untuk dipergunakan oleh stakeholder dengan tujuan mencapai keteraturan yang optimum ditinjau dari konteks keperluan tertentu. RSNI adalah naskah standar sebelum menjadi Standar Nasional Indonesia (BSN, 2000). Struktur penomoran SNI terdiri atas serangkaian kode dengan arti tertentu yaitu berupa kode SNI, nomor unik, nomor bagian dan nomor seksi serta tahun penetapan. Kode SNI menyatakan bahwa dokumen tersebut adalah Standar Nasional Indonesia. Nomor unik merupakan identifikasi dari suatu standar tertentu yang jumlah digitnya sesuai dengan kebutuhan, minimal 4 digit dan dapat diawali dengan angka 0, kecuali untuk SNI adopsi identik, kode nomor unik sama dengan standar yang diadopsi. Nomor bagian merupakan identifikasi yang menunjukan nomor urut bagian dari suatu standar yang mempunyai bagian. Nomor seksi merupakan identifikasi yang menunjukkan nomor urut seksi dari suatu standar bagian tertentu. Tahun penetapan sebanyak 4 digit menyatakan tahun standar tersebut ditetapkan oleh BSN (BSN, 2000). Salah satu standar yang mengatur kegiatan produksi salah satu jenis produk panel kayu yaitu papan serat adalah SNI 01-4449-2006.
Standar ini
merupakan revisi dari SNI 01-4449-1998, Papan Serat Berkerapatan Sedang.
Universitas Sumatera Utara
7
Alasan revisi standar adalah beredarnya papan serat berkerapatan sedang, kerapatan rendah dan kerapatan tinggi. Selain itu, telah ada pengolahan sekunder papan serat kerapatan sedang, termasuk papan serat dekoratif. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis 79-01 Hasil Hutan Kayu yang telah disepakati dalam rapat teknis dan rapat konsesus nasional yang diadakan pada tanggal 30 September 2005 di Bogor (SNI, 2006).
Universitas Sumatera Utara