TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Tingkat Kemiskinan 5,57% Jumlah Penduduk Miskin 16.500 Jiwa Tingkat Kemiskinan 4,29% Jumlah Penduduk Miskin 8.000 Jiwa
Tingkat Kemiskinan 5,77% Jumlah Penduduk Miskin 10.000 Jiwa
Tingkat Kemiskinan 3,72% Jumlah Penduduk Miskin 7000 Jiwa
Tingkat Kemiskinan 4,40% Jumlah Penduduk Miskin 8.100
Tingkat Kemiskinan 7,26% Jumlah Penduduk Miskin 12.100 Jiwa
Tingkat Kemiskinan 7,43% Jumlah Penduduk Miskin 8.500 Jiwa
Sumber Data Kemiskinan Basis Data Terpadu TNP2K 2013
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Penanggung jawab Gubernur Ketua
Tugas TKPK : a. melakukan koordinasi penanggulangan kemiskinan:
Wakil Gubernur Wakil Ketua Sekda
b. mengendalikan kemiskinan:
Sekretaris Kepala Bappeda Wakil Sekretaris
pengoordinasian penyusunan SPKD Provinsi sebagai dasar penyusunan RPJMD Provinsi di bidang penanggulangan kemiskinan; pengoordinasian forum SKPD atau forum gabungan SKPD bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penyusunan rencana strategis SKPD; pengoordinasian forum SKPD atau forum gabungan SKPD bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penyusunan rancangan RKPD; pengoordinasian forum SKPD atau forum gabungan SKPD bidang penanggulangan kemiskinan dalam hal penyusunan rencana kerja SKPD; dan pengevaluasian pelaksanaan perumusan dokumen rencana pembangunan daerah bidang penanggulangan kemiskinan.
Kepala BPMPD
Sekretariat
Sekretaris Bappeda
pelaksanaan
penanggulangan
pengendalian pemantauan, supervisi dan tindak lanjut terhadap pencapaian tujuan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan agar sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah; pengendalian pemantauan pelaksanaan kelompok program penanggulangan kemiskinan oleh SKPD yang meliputi realisasi pencapaian target, penyerapan dana dan kendala yang dihadapi; penyusunan hasil pemantauan pelaksanaan program dan atau kegiatan program penanggulangan kemiskinan secara periodik; pengendalian evaluasi pelaksanaan program dan atau kegiatan penanggulangan kemiskinan; pengendalian penanganan pengaduan masyarakat bidang penanggulangan kemiskinan; dan penyiapan laporan pelaksanaan dan pencapaian program penanggulangan kemiskinan kepada Gubernur dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
1
PERKUAT KOORDINASI, TKPK PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG GELAR KONSOLIDASI Tim
Koordinasi
Penanggulangan
Kemiskinan (TKPK) Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
untuk
kesekian
kalinya melakukan Konsolidasi dengan TKPK
Kota/Kabupaten.
konsolidasi
Kegiatan
yang
bertujuan
memperkuat koordinasi dengan TKPK kota/Kabupaten Rakor
sebagai
TKPK
dilaksanakan
persiapan
2013. di
Kegiatan
Ruang
pertemuan
Bappeda Provinsi kepulauan Bangka Belitung pada hari Selasa, 11 Juni 2013 Kabid Fisik dan Prasarana, Kabid Sosial Budaya dan Kasubid kependudukan, tenaga kerja, dan kesejahteraan Rakyat BAPPEDA dan STATISTIK Prov. Kep. Bangka Belitung
yang
dihadiri
Kota/Kabupaten pendamping
dari
oleh
dan
TKPK
rekan-rekan
PNPM
Pedesaan,
PISEW dan PNPM Perkotaan.
Kepala Bidang Sosial Budaya BAPPEDA dan STATISTIK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Pak Asyraf mengatakan, Rapat tersebut bertujuan untuk menyusun agenda bersama baik di tingkat TKPK Provinsi maupun kota/kabupaten sekaligus menjalin silaturahmi antar TKPK Provinsi dengan TKPK Kota/Kabupaten. Sesuai Permendagri 42 tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah TKPK Provinsi mempunyai tugas: Melakukan koordinasi penanggulangan kemiskinan di provinsi; dan Mengendalikan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di provinsi. “Melihat peran tersebut maka perlu masukan dari TKPK kota/kabupaten dalam agenda Rakor TKPK Provinsi 2013.” tegas Asyraf. Oleh karena itu, agenda bersama koordinasi sangat berperan besar dalam efektifitas penanggulangan kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Adapun masukan dari TKPK kota/kabupaten adalah: Pertama, perlunya penguatan kelembagaan TKPK. Kedua, perlunya pembahasan bersama terkait dengan data RTS yang dikeluarkan TNP2K. Ketiga, perlunya melakukan perencanaan bersama di tingkatan kelurahan/desa (1 kelurahan/desa 1 perencanaan partisipatif). Keempat, perlunya disusun alat untuk monitoring dan evaluasi berikut jadwalnya. Kelima, pembahasan alih kelola dalam keberlanjutan program pemberdayaan. Keenam, agenda rakor besar dilakukan 4 kali dalam 1 tahun. Ketujuh, program satam emas sebaiknya dibawah kordinasi TKPK dan dijadikan pilot TKPK dalam sinergi program. Kedelapan, perlunya membentuk unit pendamping TKPK; Kesembilan, mengingat wilayah provinsi adalah kepulauan, maka Rapat koordinasi tidak hanya dilakukan di ibu kota Provinsi, tetapi juga dapat dilakukan di daerah (Pulau Belitung). TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
2
Banyaknya masukan yang diberikan menunjukkan adanya komitmen dari TKPK kota/kabupaten untuk serius membahas masalah kemiskinan. Sehingga tepat pukul 12.45 WIB tak terasa dengan diskusi dua arah yang dipandu oleh Kabid Sosial Budaya.
Adapun Simpulan hasil konsolidasi terdapat lima agenda Rakor besar TKPK dan Rakor kecil yang tentatif, terkait lima agenda rakor besar TKPK diantaranya: Pertama, membangun kesepahaman data PPLS 2011, pembahasan alih kelola keberlanjutan program pemberdayaan, Capaian Kinerja Kemiskinan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan Program Satam Emas. Kegiatan tersebut diagendakan awal Juli dan bertempat Di Pemprov Kep. Bangka Belitung; Kedua, Sinergi program Cluster 1, yang direncanakan di Belitung Timur dengan estimasi akhir Agustus; Ketiga, Sinergi Program Kemiskinan Cluster II; Keempat, Sinergi program Cluster III; Kelima, Evaluasi Program penanggulangan kemiskinan.
Harapan besar dari para peserta agar target capaian penurunan angka kemiskinan dapat berjalan maksimal dengan mengoptimalkan fungsi koordinasi TKPK.
TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
3
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
SOSIALISASI AGENDA TKPK BABEL 2013 KAWANAN BURUNG HINGGAP DI BATANG - DITIUP ANGIN DARI UTARA KOORDINASI DISUSUN SECARA MATANG - WUJUDKAN BANGKA BELITUNG SEJAHTERA
Pangkalpinang, TKPK Babel – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung termasuk dalam 4 urutan terendah angka kemiskinannya di Indonesia setelah DKI, Bali dan Kalimantan Selatan. Namun, kendati angka kemiskinannya yang jauh dibawah angka kemiskinan nasional, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serius dalam melakukan aktivitas penanggulangan kemiskinan. Rabu, 17 Juli 2013 bertempat di Ruang Pertemuan Lantai II Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diselenggarakan koordinasi lanjutan yang telah dilakukan di tanggal 18 Juni 2013 dengan agenda Sosialisasi Agenda Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) tahun 2013 dengan mengundang seluruh anggota TKPK yang mengacu pada SK Gubernur No:188.44/723/BPMPD/2010 tanggal 28 September 2010. TKPK menurut SK sudah ada dari tahun 2010, sekarang tahun 2013 sehingga secara umur sudah 3 tahun lamanya, sehingga di dalam rapat koordinasi ini perlu dievaluasi sudah sampai sejauh mana TKPK dalam menjalankan fungsinya, masalah yang dihadapi, sehingga TKPK bukan hanya sekedar SK saja tetapi punya agenda dan output yang jelas. Angka kemiskinan di Babel sekitar 5,37 % (sebesar 70,21 ribu orang) data terakhir bulan september 2012. dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan maret 2012 yang berjumlah 71,36 ribu orang (5,53 %), berarti jumlah penduduk miskin menurun sebesar 1,15 ribu dan persentasenya menurun sebesar 0,16 % orang. namun pemerintah daerah berupaya semaksimal mungkin untuk terus mengurangi jumlah kemiskinan dan provinsi Kepulauan Bangka Belitung sendiri di targetkan dalam RPJMD pada tahun 2014 harus mencapai angka 4.2 % dalam menurunkan angka kemiskinannya. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan Paparan Dari Kepala bappeda yang diwakili oleh Kepala Bidang Sosial Budaya “Dr. Arsyaf Suryadin, M.Pd”. Dalam paparannya diungkapkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi babel tahun 2012 hanya 5,70%. Angka tersebut dibawah angka Sumatera maupun Nasional, hal tersebut dikarenakan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti ikan didalam aquarium yang memiliki ketergantungan yang tinggi dari pihak luar.
Dalam paparannya Dr Arsyaf mengungkapkan bahwa terdapat 2 tugas utama TKPK diantaranya: a. melakukan koordinasi penanggulangan kemiskinan; b. mengendalikan Program Penanggulangan Kemiskinan. Sehingga dari tugas pokok yang ada harus diselaraskan dengan Prioritas Pembangunan 2012-2017. Di tahun 2013 ini TKPK mulai aktif menjalankan tugas yang diamanahkan di dalam Perpres 15 tahun 2010, dengan merancang agenda bersama TKPK Provinsi dengan Kota/Kabupaten dan dibahas dalam Rapat Teknis TKPK Provinsi yang sedang berjalan. Sosialisasi Agenda TKPK 2013 pun dilakukan dalam rangka membangun kesepahaman TKPK. Adanya peningkatan koordinasi TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan bahwa walaupun angka kemiskinan jauh dibawah angka nasional, tetapi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan komitmennya untuk serius dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan. Kita nantikan hasil agenda berikutnya yaitu Pelatihan Penyusunan SPKD tanggal 22-24 Juli 2013 di Bappeda Provinsi dan Kordinasi Lokakarya TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang akan dilaksanakan di Pulau Belitung tanggal 29-31 Juli 2013.
TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
4
PELATIHAN PENYUSUNAN SPKD TKPK PROVINSI dan KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Pangkalpinang, 22-24 juli 2013
Dalam menjalankan perannya sebagai pengkoordinasian penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD), Tim Kordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Provinsi menyelenggarakan Pelatihan penyusunan dengan mengundang narasumber dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Kemendagri, dan diikuti peserta dari TKPK kota/kabupaten beserta tim teknis TKPK Provinsi dan Konsultan PNPM.
Adanya
Laporan
Penanggulangan
Pencapaian
Kemiskinan
Daerah
(LP2KD) belum berdampak secara langsung terkait
dengan
kebijakan
maupun
penganggaran yang pro poor, sehingga materi menjadi
pelatihan
dinaikkan
penyusunan
kelasnya
SPKD,
sehingga
harapannya kualitas SPKD dapat dipayungi perda.
Outputnya
adalah
perubahan
kebijakan pro poor, maupun penganggaran
pro poor. Muhammad
Arif
Tasrif
(Tim
Advokasi
TNP2K) dalam sambutannya mengatakan adanya himbauan dari Sekretaris Eksekutif TNP2K,
tentang
penyusunan
SPKD, yang
evaluasi 2 tahun sebelumnya.
mengadakan
pelatihan
didasari
oleh
terakhir dari pelatihan
Pelatihan
Penyusunan
SPKD
dilakukan
selama 3 hari, secara nasional di Wilayah Sumatera yang sangat responsive sekali. Harapan
Agrement tentang
hasil
nya
adalah
(kesepakatan output
SPKD
Gentleman
tidak yang
tertulis akan
dihasilkan). Pelatihan penyusunan SPKD tidak Instan, tetapi berkelanjutan. Maksimal 6 bulan ada hasil.
TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
5
Angka
Kemiskinan
di
Bangka
Belitung
rendah di tahun 2011 yaitu 5,21% atau sekitar 69.220 Orang. Tetapi permasalahan
Posisi Relatif Tingkat Kemiskinan (%) ProvinsiSumber: Kepulauan Bangka Belitung 2012 BPS,
kemiskinan bukan masalah data statistik,
diolah Kab/Kota
kalau melihat 1 orang miskin di jalan, kita
Nasional (11,66%)
muncul empati. Apalagi 69 ribu. Secara tren
penduduk
miskin
perkotaan/pedesaan,”tegas Arif” TKPK Sudah sering melihat data, tetapi makana
seberapakah
tersebut
untuk
harusnya
pentingnnya
perencanaan? menjadi
Ini
yang
pertanyaan
Dari 69.220 orang data PPLS 2011 jumlah sebanyak 62.934
orang, hal ini
berarti bahwa tingkat kemiskinan di Bangka Belitung terendah di level kronis, yang tidak bisa
hanya
diselesaikan
dengan
pembangunan pasar, infrastruktur ataupun kegiatan
fisik
lainnya,
tetapi
perlu
pendekatan lebih misalnya melalui Diskusi Kelompok
terarah
(FGD),
Wawancara,
penggalian informasi langsung ke warga miskin.
Sehingga
tantangan
penanggulangan kemiskinan bukan hanya meletekkan
masyarakat
miskin
Kab. Kab. Kab. Bangka Belitung Bangka Barat
7,43 4,29
5,77 Kab. Bangka Tengah
Kab. Kab. Kota Bangka Belitung Pangkal Selatan Timur Pinang
data
bersama,“tegas Arif” Desil 1
3,72
Belitung melambat. Begitu juga dengan tren
4,40
di Bangka
7,26
angka kemiskinan
5,57
penuurun
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (5,37%)
sebagai
objek, tetapi sebagai pelaku utama. Dari 69.220 orang data PPLS 2011 jumlah Desil 1 sebanyak 62.934 orang, hal ini berarti bahwa tingkat kemiskinan di Bangka Belitung terendah di level kronis, yang tidak bisa hanya diselesaikan dengan pembangunan pasar, infrastruktur ataupun kegiatan fisik lainnya, tetapi perlu pendekatan
TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
pendekatan lebih misalnya melalui Diskusi Kelompok
terarah
(FGD),
Wawancara,
penggalian informasi langsung ke warga miskin.
Sehingga
tantangan
penanggulangan kemiskinan bukan hanya meletekkan masyarakat miskin sebagai objek, tetapi sebagai pelaku utama. Beberapa point penting dari hasil diskusi adalah: 1. Penanggulangan kemiskinan di Indonesia dilakukan Reformasi Kebijakan sehingga keluarlah Perpres 15 tahun 2010 tentang percepatan penanggulangan kemiskinan agar focus, lokus, desa mana yang termiskin dll. Selain itu adanya Reformasi kelembagaan yaitu Revitalisasi TKPK agar ada out put SPKD yang dihasilkan sehingga penanggulangan kemiskinan lebih terarah, kebijakan pro poor, anggaran pro poor. 6
2. SPKD alat untuk mensinergikan SKPD, lintas sektor untuk menangani masalah, memperjelas masalah dll. Muaranya adalah Rencana Aksi Daerah (RAD). Tidak cukup dengan memberi
Setelah diskusi, kemudian dilanjutkan dengan paparan dan praktek aplikasi analisis Data yang dilakukan oleh masing-masing kota/kabupaten. Point penting dalam paparan pak Arif adalah:
beras, beasiswa, jamkes, tetapi tambahan dengan memberdayakan dengan siapa, dimana,
1. MEMAHAMI KEMISKINAN
dan kenapa, selanjutnya intervensi. Dengan
2. MENGGAMBARKAN KONDISI KEMISKINAN DAERAH
membangun kelompok dan penguatan akses.
3. MENELUSURI DETERMINAN
3. Data BLSM mengacu dari data raskin (setiap
KEMISKINAN DAERAH
tahun dikirim ke pemerintah daerah untuk
4. MENGEVALUASI KEBERPIHAKAN
dikirim balik ke pusat, tetapi pengiriman baliknya
ANGGARAN DAERAH
masih kendala. Data yang sudah ada di rapatkan (Verifikasi) di
5. MENINJAU KEBIJAKAN TERKAIT
tingkat desa (musyawarah secara partisipatif)
6. MERUMUSKAN ISU STRATEGIS DAN RENCANA AKSI DAERAH
disepakati, dan dikirim balik lewat POS,
7. MERANCANG SISTEM PEMANTAUAN
maksimal 50 hari sudah berubah kartunya.
DAN EVALUASI YANG EFEKTIF
(Mekanisme baru yang dirancang TNP2K) Persoalannya bukan hanya kesalahan Data,
Selanjutnya akan diterbitkan buku pedoman
tetapi pada paradigma masyarakat awalnya
Strategi
dapat, tetapi sekarang tidak.
akan
4. Data PPLS 2011 (by name by addres) harus
Penanggulangan dikeluarkan
dari
Kemiskinan TNP2K
yang
bersama
Kemendagri.
dimiliki semua SKPD. Data tersebut bukan kitab suci, tetapi perlu dilakukan verifikasi lapangan musyawarah kelurahan/musyawarah desa (dalam Konteks Program), Data di bagikan ke Dinas masing-masing, kemudian verifikasi programnya.
Harapan besar terkait peningkatan kualitas SPKD kota/kabupaten maupun provinsi, sehingga SPKD yang disusun dapat menjadi acuan bersama SKPD maupun pihak lainnya sehingga terjadi perencanaa, kebijakan, penganggaran yang pro warga miskin.
TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
7
KOMITMEN BERSAMA DALAM PENENTUAN TARGET SASARAN WARGA MISKIN
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sangat serius dalam aktivitas penanggulangan Kemiskinan. Serangkaian Koordinasi telah dibangun bersama melalui rapat koordinasi yang telah dilakukan dengan orientasi membangun kesepahamam di dalam aktivitas penanggulangan Kemiskinan. Rakor lanjutan pun digelar di Pulau Belitung sesuai dengan hasil Rakor sebelumnya bahwa Rakor TKPK Provinsi tidak hanya dilakukan di Ibukota Provinsi. Tepatnya SeninRabu 29-31 Juli 2013, Rapat Koordinasi Akuntabilitas Data PPLS 2011 dan Evaluasi Program Kemiskinan sampai dengan Tahun 2012 dilaksanakan di Hotel Bahamas Belitung. Rakor dibuka oleh Asisten Pembangunan dan Kesra “Bapak Erwandi” yang lebih menekankan bahwa walaupun angka kemiskinan di Bangka Belitung kecil, tetapi Pemerintah Provinsi sangat serius dalam aktivitas penanggulangan kemiskinan. Selanjutnya Evaluasi Capaian Penanggulangan Kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung disampaikan oleh Kepala Bappeda dan Statistik Ir. Nazalyus MSi. Dalam paparannya hal penting yang disampaikan adalah 2 tugas utama TKPK yaitu sebagai Koordinasi dan Pengendalian. Sehingga TKPK kota/kabupaten dapat mempertajam rencana kerja yang lebih akurat. Terkait dengan Data PPLS 2011 sudah disampaiakn ke Kota/kabupaten sehingga akan mempermudah dalam penentuan target sasaran. Materi Selanjutnya Pemanfaatan Basis Data Terpadu Dan Peran Pemerintah Daerah Dalam Penanganan Kepesertaan Program Percepatan Dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4s) yang disampaiakan oleh Dr. Ardi Adji Sekretariat TNP2K. Aspek yang ditekankan adalah apabila di kota/kabupaten ada data penerima BLSM yang tidak tepat sasaaran maka sudah da mekanisme perubahan dengan melakukan Musyawarah Desa/ Musyawarah Kelurahan. Di hari Kedua dan ketiga dilanjutkan dengan Evaluasi Capaian penanggulangan kemiskinan 1 Kota 6 Kabupaten dan Diskusi terkait Tindak lanjut tim koordinasi penanggulangan kemiskinan.
TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
8
Paparan Dr. Ardi Adji Sekretari Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Diskusi dan Paparan Dari Kepala Bappeda 7 Kabupaten/Kota
Berdasarkan penyampaian materi dari para narasumber dan diskusi yang berkembang serta tema yang diangkat dalam penyelenggaraan Rapat Koordinasi Akuntabilitas Data PPLS 2011 dan Evaluasi Program Kemiskinan sampai dengan Tahun 2012 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2013 pada Hari Senin sampai dengan Rabu Tanggal Dua Puluh Sembilan sampai dengan Tiga Puluh Satu Bulan Juli Tahun Dua Ribu Tiga Belas Bertempat di Hotel Bahamas Jl. Patimura No.1 Air Saga, Tanjung Pandan, Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, maka dirumuskan hal-hal sebagai berikut:
Pertama, Menggunakan Data hasil Program Pendataan Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2011 sebagai data base untuk sasaran individu miskin, rumah tangga miskin dan kelompok masyarakat miskin bagi setiap program penanggulangan kemiskinan di setiap satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan pemerintah provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota. Kedua, Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) peserta Rapat Koordinasi Minimal membuat satu kegiatan yang intervensi sasaran kegiatannya yaitu individu miskin, rumah tangga miskin, kelompok masyarakat miskin dan desa tertinggal/kumuh.
TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
9
Ketiga, Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baik di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung maupun Kabupaten/Kota harus melakukan verifikasi data base Program Pendataan Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2011 terlebih dahulu, sebelum melakukan intervensi Program Penanggulangan kemiskinan. Keempat, Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten/Kota mengumpulkan data hasil musyawarah Desa dalam rangka untuk memperbaruhi data Program Pendataan Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2011 sebagai persiapan Pendataan Program Pendataan Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2014 dan disampaikan kepada Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Provinsi Kelima, Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten/Kota yang telah melaksanakan verifikasi data Program Pendataan Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2011 dapat menyampaikan hasil verifikasi ke Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Tingkat Provinsi. Keenam, Hasil musyawarah Desa dan hasil verifikasi dari Program Pendataan Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2011 dari Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten/Kota akan disampaikan bersama-sama ke Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat dan Provinsi.
Kedelapan, Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib membuat Laporan Program Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD). Kesembilan, Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten/Kota menyampaikan Laporan Program Penanggulangan Kemiskinan Daerah LP2KD dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) ke Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Tingkat Provinsi. Kesepuluh, Mensinergikan seluruh program penanggulangan kemiskinan antara Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Pemerintah Kabupaten/Kota dan steakholder dengan pembagian 3 klaster Kesebelas, Pendataan dari Badan Pusat Statistk (BPS) didorong untuk dapat mengukur Indikator-indikator pembangunan sampai level Kecamatan.
Ketujuh, Menyepakati untuk pelaksanaan Rapat Koordinasi per Klaster yaitu klaster I, Klaster 2, klaster 3 dan rapat evaluasi akhir tahun di tingkat Provinsi.
TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
10
TINGKATKAN SINERGI KLASTER II, TKPK BABEL GELAR LOKAKARYA TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kembali menggelar Rakor ke 5 di tahun 2013 bertempat di Ruang Rapat Bappeda Jln. Pulau Belitung No. 2 Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada Rabu-kamis, 25-26 September 2013 mulai Pukul 08.30 WIB dengan agenda Lokakarya dan Sosialisasi Review Program Penanggulangan kemiskinan berbasis Pemberdayaan Masyarakat (klaster II).
Acara Pembukaan, dari Kiri Kepala Sekretariat TKPK, Asisten III Sekretariat Daerah, Program Director OC II
Narasumber materi Kebijakan, dari kiri Ketua Pokja Klaster II, Kepala Sekretariat TKPK, Kepala bidang Ekonomi Bappeda, Kepala Bidang Cipta Karya DPU.
Pembukaan dihadiri oleh Asisten III Sekretariat Daerah mewakili Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang baru saja dilantik tanggal 23 September 2013. Dengan melakukan Lokakarya kali ini, diharapkan dapat menghasilkan suatu rumusan yang secara bersama-sama mampu diimplemtasikan dengan baik dalam rangka pembangunan di kepulauan Bangka Belitung yang kita cintai ini melalui percepatan penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat (Klaster II)” pesan Andri Wahyono disela-sela pembukaan Lokakarya Klaster II. Lokakarya tersebut dihadiri oleh Kepala Sekretariat TKPK, Wakil kepala Sekretariat, Pokja Kemitraan, Pokja Pengaduan Masyarakat, Ketua dan anggota kelompok Program klaster II, Klaster III, BUMN, Perbankan, Konsultan PNPM, Forum BKM Kota Pangkalpinang.
Menurut Agung Dwi Chandra, ST. MSE yang bertindak sebagai wakil TKPK Provinsi sekaligus moderator pelaksanaan lokakarya, ada 4 tema penting yang akan di bahas dalam lokakarya. Pertama, Sinergi perencanaan. Kedua, Sinergi Kelembagaan. Ketiga, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. Keempat, Alih kelola PNPM. Pertemuan ini merupakan tindaklanjut dalam Rakor TKPK I, yaitu perlunya dilakukan penajaman pembahasan per klaster, dan disampaiakan juga review dari hasil pertemuan TKPK II, yang salah satunya adalah dalam mempertajam sasaran program penanggulangan kemiskinan maka seluruh SKPD, Program wajib menggunakan data PPLS 2011 by name by addres yang sudah tersedia di TKPK, tinggal dari SKPD dan Program membuat Surat ke TKPK Provinsi untuk mendapatkan data tersebut. Hari Pertama Rabu 25 September 2013, dimulai dengan Pembukaan, Materi Kebijakan, dilanjutkan dengan Diskusi. Melihat antusias peserta, tek terasa diskusi sampai pukul 16.00 WIB. Hari kedua Kamis 26 September 2013 dilanjutkan dengan sosialisasi aplikasi KK dan Jiwa miskin untuk mendukung Penajaman sasaran Program penanggulangan Kemiskinan, kemudian dilanjutkan dengan membangun kesepakatan bersama, dan penutupan sampai pukul 14.00 WIB. Adapun kesepakatan yang sudah disepakati akan dijabarkan dalam kerangka operasionalnya, dan akan segera dilakukan pembahasan yang difasilitasi oleh Pokja Klaster II TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
11
Adapun hasil rumusan kesepakatan yang dihasilkan dari lokakarya ini sebagai berikut: Pertama, Koordinator Pokja Klaster II Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Baik di tingkat Provinsi maupun Kota/Kabupaten diseluruh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, berkewajiban mengkoordinir seluruh program pemberdayaan masyarakat baik yang berasal dari Pemerintah Pusat maupun Provinsi, Kota/Kabupaten; Kedua, Perlunya diadakan Rakor Rutin Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat yang difasilitasi Oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; Ketiga, Kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui PNPM Mandiri inti dan Sektoral, merupakan upaya penguatan masyarakat untuk berkontribusi aktif dalam proses pembangunan partisipatif mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan di seluruh wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; Keempat, Untuk Mendukung Integrasi yang lebih besar dari semua Program PNPM Mandiri semua fasilitator harus berkordinasi dalam proses perencanaan. Fasilitator PNPM Mandiri inti berperan sebagai kordinator dari semua program pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa/Kelurahan yang berkoordinasi dengan TKPK Provinsi dan TKPK kota/Kabupaten; Kelima, Bappeda dan BPMPD perlu melakukan review pedoman musrenbang; Keenam, Sesuai dengan Permendagri nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa, maka Setiap Desa wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat (RPJM Desa) yang merupakan dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan Desa, arah kebijakan keuangan Desa, kebijakan umum, dan program, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja; Ketujuh, Sesuai dengan Perpres 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, maka di dalam RPJM Desa wajib memuat Profil Kemiskinan Desa, Analisa Kemiskinan (Permasalahan Potensi Kebutuhan), Peta Kemiskinan, Program Penanggulangan Kemiskinan, Daftar Nama KK dan Jiwa Miskin; Kedelapan, Setiap Desa wajib menyusun Rencana Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat (RKP-Desa) yang merupakan dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutakhirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dan pihak kaum peduli dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan RPJM-Desa; Kesembilan, Sesuai dengan Perpres 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, maka di dalam RKP Desa Wajib memuat Daftar Prioritas Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan yang akan menjadi acuan bagi Program Penanggulangan Kemiskinan (Klaster I s/d IV); Kesepuluh, Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan maka setiap Kelurahan Wajib menyelenggarakan fungsi pemberdayaan masyarakat bersama dengan Lembaga Kemasyarakatan melalui Sistem Manajemen Pembangunan Kelurahan yang Partisipatif; Kesebelas, Berdasarkan Kesepakatan nomor 7 diatas maka setiap Kelurahan wajib menyusun Dokumen Perencanaan Pembangunan Kelurahan (5 tahunan) dan Rencana Pembangunan Tahunan Kelurahan yang dihasilkan melalui Kegiatan Perencanaan Partisipatif dan menjadi dasar dalam Musrenbang Kelurahan;
TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
12
Keduabelas, Penyusunan RPJM, RKP Desa dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Kelurahan (5 tahunan), Rencana Pembangunan Tahunan Kelurahan dibawah Koordinasi dan tanggung jawab Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa di Provinsi Kabupaten/Kota, dengan melibatkan kelembagaan masyarakat lain yang mempunyai kepedulian dan kemampuan dalam perencanaan partisipatif (BKM/LKM PNPM Mandiri Perkotaan, UPK PNPM Mandiri Pedesaan, KDS PNPM PISEW); Ketigabelas, RPJM, RKP Desa dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Kelurahan (5 tahunan), Rencana Pembangunan Tahunan Kelurahan disusun oleh Tim Perencanaan Partisipatif dengan melibatkan Aparat Desa/Kelurahan, LPM, dan Organisasi yang bergerak di bidang penanggulangan Kemiskinan (BKM/LKM,UPK, KDS) yang didampingi oleh Tim Fasilitator PNPM Mandiri Inti Sesuai dengan Wilayah masing-masing; Keempatbelas, Agar Tim Perencanaan Partisipatif dapat berjalan efektif, maka Kepala Desa/Lurah harus melakukan dukungan Fasilitasi, koordinasi; Camat melakukan dukungan Fasilitasi, Kordinasi dan pengendalian pelaksanaan Perencanaan Partisipatif di Desa/Kelurahan; Bappeda menyusun regulasi; Kelimabelas, Perlunya Penyusunan Mekanisme Perencanaan Partisipatif pada tingkat Desa/Kelurahan dan Kecamatan yang Terintegrasi dengan Sistem Perencanaan pembangunan Daerah yang memastikan keterlibatan berbagai unsur di masyarakat, Lembaga yang difasilitasi PNPM (LKM/BKM, UPK, KDS) dan lembaga lainya.; Keenambelas, Setiap Program yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar menghasilkan keluaran yang optimal maka dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi perlu berkoordinasi dan berkolaborasi dengan lembaga-lembaga yang pembentukannya difasilitasi oleh PNPM Mandiri, seperti: Lembaga/Badan Keswadayaan Masyarakan (LKM/BKM), Unit Pengelola Kegiatan (UPK) – Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD), Kelompok Diskusi Sektor (KDS); Ketujuhbelas, Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan; Permendagri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat; Permendagri Nomor 38 Tahun 2007 tentang Badan Kerjasama Antar Desa; dan organisasi yang difasilitasi Program PNPM; maka seluruh organisasi yang bergerak di bidang Pemberdayaan masyarakat wajib melakukan kordinasi baik ditingkatan Desa/Kelurahan, Kecamatan maupun kota/kabupaten dibawah Kordinasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; Kedelapanbelas, Terkait dengan poin 16, Tim Fasilitator inti harus menyiapkan menguatkan Kapasitas kader Pemberdayaan Masyarakat di lokasi dampingannya. Kesembilanbelas, Setiap Desa/Kelurahan lokasi PNPM Wajib Menyusun Pelaporan Realisasi Kegiatan penanggulangan Kemiskinan kepada Camat dengan tembusan ke Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, dan Tim Kordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten/Kota; Keduapuluh, Perlunya Pembentukan Tim Monitoring dan Evaluasi Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat melalui Pokja Klaster II Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat; Keduapuluhsatu, Rekapitulasi RPJM Desa dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Kelurahan bidang Penanggulangan Kemiskinan akan menjadi bagian dalam penyusunan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kota / Kabupaten yang akan menjadi Acuan dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah;
TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
13
Keduapuluhdua, Semua pelaku PNPM Mandiri baik tingkat Provinsi maupun Kota/Kabupaten perlu meningkatkan kualitas data dan pelaporan untuk evaluasi dan pelaksanaan dan pengambilan kebijakan dalam perbaikan pelaksanaan program. Untuk lebih mengefektifkan pengendalian terhadap PNPM, Laporan PNPM Mandiri disampaikan secara berjenjang kepada jajaran para pengelola PNPM Mandiri, Ketua Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat dan Ketua TKPK; Keduapuluhtiga,Dalam rangka persiapan alih kelola program terkait dengan: (1) sistem perencanaan partisipatif, (2) lembaga (LKM/BKM), (3) aset infrastruktur, dana bergulir dan SDM, TKPKD harus melakukan mendorong pemda menyiapkan perangkat regulasi yang dibutuhkan, termasuk regulasi Desa; Keduapuluhempat, Untuk meningkatkan efektifitas peningkatan pengelolaan aset-aset dari PNPM (Infrastruktur, Modal Bergulir dan Pranata Sosial), maka perlu langkah-langkah berikut: a. Kelurahan/Desa melaporkan data asset yang di fasilitasi PNPM ke BPMPD atau yang membidangi pengelolaan asset di Pemerintah Kabupaten/Kota; b. BPMPD atau yang membidangi pengelolaan asset di Pemerintah Kabupaten/Kota perlu melakukan identifikasi asset yang di fasilitasi PNPM; c. BPMPD atau yang membidangi pengelolaan asset di Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan Kordinasi Pembahasan alih kelola asset. Keduapuluhlima, Pelaku dan penerima manfaat prasarana dan sarana yang di fasilitasi PNPM harus memastikan agar pengelolaan dan pemeliharaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam petunjuk teknis program dan rencana tindak lanjut yang tertuang dalam proposal/usulan kegiatan yang sudah disepakati/disetujui.
Penutupan dan Tanda tangan Kesepakatan
TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
14
PEMPROV BABEL LUNCURKAN PROGRAM 1 MILYAR 1 KECAMATAN (SATAM EMAS) SEBAGAI PENYIAPAN ALIH KELOLA PNPM Pangkalpinang (02/10) – Bertempat di Hotel Aston Sol Marina, Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Rustam Effendi didampingi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) beserta Bupati/Walikota se-provinsi Babel melaunching Program SATAM EMAS. Program ini merupakan salah satu prioritas pembangunan provinsi Babel yang telah disusun dalam RPJMD 2012-2017. Program SATAM EMAS merupakan upaya dari pemerintah provinsi dalam rangka mempercepat pembangunan daerah dikabupaten/kota yang bertujuan untuk menciptakan pemerataan pembangunan di provinsi babel, meningkatkan kemampuan keuangan daerah guna mengatasi kesenjangan fiskal kabupaten/kota dalam melaksanakan pembangunan, mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran, membantu pelaksanaan urusan kebupaten/kota yang tidak tersedia atau kurang alokasi dananya. "Satu Milyar Satu Kecamatan merupakan upaya untuk mempercepat pembangunan di setiap kabupaten/kota, membantu keuangan kabupaten/kota yang mungkin tidak terakomodir dalam APBD Kabupaten/kota," ungkap Rustam Effendi. Pada acara Launching Program SATAM EMAS, Bupati/Walikota se-provinsi Babel melakukan penandatangan nota kesanggupan untuk melaksanakan program SATAM EMAS Tahun 2013 yang dilakukan oleh Bupati dan Walikota. “Dengan adanya komitmen dari seluruh pihak yang terkait saya berharap program ini dapat terlaksana dengan baik, mengingat hasil dari pelaksanaan program ini dapat langsung dinikmati oleh masyarakat” pesan Rustam Effendi.
Launching Program SATAM EMAS
Menurut Juaidi, Sekretaris Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Program SATAM EMAS ini merupakan kehendak dari Gubernur Eko Maulana Ali, Alm. yang berharap ada program yang langsung menyentuh ke Masyarakat seperti Program PNPM Mandiri dengan menggunakan nama khas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan mengandung makna yang filosofis. Akhirnya dicari nama yang khas yaitu SATAM EMAS yang merupakan singkatan dari Program Satu Milyar Untuk Tiap Kecamatan Menuju Pembangunan “Efektif, Merata, Adil Dan Selaras”. SATAM merupakan Batu unik berwarna hitam dengan urat-uratnya yang khas konon adalah hasil proses alam atas reaksi tabrakan meteor dengan lapisan bumi yang mengandung timah tinggi jutaan tahun silam. Sedangkan Emas adalah unsur logam yang bersifat lembek, mengkilap, kuning, berat, mudah dibentuk, dan ulet. Sehingga dikaitkan dengan nama program SATAM EMAS, Satam diistilahkan program yang turunnya dari atas dan emas penggaliannya dari bawah sehingga konsep yang ideal mempertemukan perencanaan top down dan bottom up. TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
15
Sosialisasi Program SATAM EMAS
Kelompok Sasaran Penerima Program SATAM EMAS adalah : a. Kepala Keluarga (KK) miskin sesuai dengan data base PPLS 2011 hasil verifikasi TKPK kota/Kabupaten. b. KK di luar data base hasil verifikasi Bappeda kota/kabupaten, dengan ketentuan apabila semua KK pada huruf (a) di atas telah terakomodir seluruhnya. Program SATAM EMAS Tahun 2013 dialokasikan sebesar Rp. 47.000.000.000 (Empat puluh Tujuh milyar melalui dana transfer Bantuan Keuangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kepada Kabupaten/Kota yang akan diberikan kepada 47 (empat puluh tujuh) Kecamatan.
Kegiatan yang boleh dibiayai dengan Program SATAM EMAS: a) bedah rumah maksimal sebesar Rp 30.000.000,00 (Tiga puluh juta rupiah) per unit rumah yang dibedah untuk membiayai pembelian bahan/material bangunan, upah tenaga kerja dan pajak yang secara teknis akan diatur lebih lanjut; b) penguatan modal bagi UMKM maksimal sebesar Rp 10.000.000,00 (Sepuluh juta rupiah) per pelaku usaha dan disalurkan melalui Koperasi dengan jenis bantuan dapat berupa uang dan/atau sarana/peralatan usaha; c) bantuan sarana dan prasarana pertanian dengan nilai maksimal Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah) per Kelompok Masyarakat; d) revitalisasi rumput laut dan/atau pengadaan prasarana tangkap sebesar Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) per unit bagi Kelompok Masyarakat dengan jenis bantuan berupa uang dan atau sarana/prasarana budidaya rumput laut dan/atau perikanan tangkap; e) Revitalisasi lada sebesar Rp 20.000.000,00 (Dua puluh juta rupiah) per hektar untuk pengadaan bibit, pupuk, tiang panjat (junjung) dan bahan pengendalian organisme pengganggu tanaman; Selain kegiatan diatas juga dapat digunakan untuk program strategis kecamatan yang memerlukan penanganan cepat; serta kegiatan prioritas lainnya yang tergambar dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012-2017. Dengan adanya Program SATAM EMAS maka kegiatan yang tidak terakomodir dalam BKM/LKM di tingkatan desa/kelurahan dapat diteruskan menjadi usulan ke tingkat Kecamatan sehingga sinergi program penanggulangan kemiskinan dapat terlaksana dengan baik yang tentunya didukung dengan perencanaan yang kuat. Tim PNPM Mandiri Perkotaan siap mengawal perencanaan partisipatif di tingkat kelurahan.” Tegas Hari Purnomo” Team Leader PNPM Mandiri Perkotaan OC II Babel dalam acara Sosialisasi Program SATAM EMAS di Bappeda Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 29 Oktober 2013. TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
16
LAUNCHING BUKU KEMISKINAN Rabu, 13 November 2013 bertempat di Auditorium Kantor Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dilaksanakan Peluncuran Buku Kemiskinan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Acara dihadiri dari TKPK Provinsi dan Kota/kabupaten. Setelah melalui pertemuan yang ke-sekian kalinya, Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) mengantisipasi kesalahan sasaran program penanggulangan kemiskinan dengan meluncurkan buku kemiskinan yang akan membantu berbagai pihak dalam peningkatkan efektifitas penanggulangan kemiskinan. Buku kemiskinan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang telah disusun akan mencakup dan menggambarkan sasaran individu miskin, Rumah tangga miskin dan kelompok masyarakat miskin by name by addres untuk program penanggulangan kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. selanjutnya dengan adanya data kemiskinan ini akan menjadi dasar dalam melakukan intervensi terhadap kebijakan melalui program terutama yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan di provinsi kepulauan bangka belitung yang terencana, bersinergi dan sistematis. Sehingga penetapan sasaran program yang dijalankan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan benar-benar mendorong atau mendukung dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama penduduk menengah kebawah dapat dicapai efektif dan maksimal. “Tegas Amirul yang mewakili
Gubernur”.
Keberhasilan pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam penanggulangan kemiskinan ini dapat dilihat pada penurunan angka kemiskinannya yang pada tahun 2012
berada pada angka 5,37 % dan pada tahun 2013 ini kita sudah berada diangka 5,21 % yang mengalami penurunan sebesar 0,16%. Pada RPJMD 2012-2017 Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menargetkan penurunan angka kemiskinannya diangka 4,2% pada tahun 2017. Keseriusan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dalam Penanggulangan Kemiskinan dapat dilihat dengan di luncurkannya Program Satu Milyar Tiap Kecamatan
Menuju Pembangunan Yang Efektif, Merata, Adil Dan Selaras (Satam Emas), yang sasaran programnya adalah Individu Miskin, Rumah Tangga Miskin Dan Kelompok Masyarakat Miskin yang bersumber dari data Program Pendataan Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011. “Ungkap
Yan Megawandi (Kepala Bappeda).” Melalui penyerahan simbolis kepada perwakilan Kepala Dinas, Buku kemiskinan ini diharapkan menjadi bagian penting SKPD, swasta maupun kelompok lainnya agar penanggulangan kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sesuai dengan target yang telah ditentukan.
TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
17
Penyusunan Rencana Aksi Daerah Program Penanggulangan Kemiskinan TA 2015
Berperahu Menuju Pulau Kalimoa, Didayung Sendiri Agar Melaju Perlu Dukungan Kepada Semua, Untuk Bangka Belitung Mandiri Dan Maju Kunci Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Terletak Pada Peningkatan Efektivitas Program Penanggulangan Kemiskinan, Baik Program Nasional Maupun Daerah. Ini Dapat Dicapai Jika Fungsi-Fungsi Koordinasi Dan Pengendalian Terhadap Pelaksanaan Program-Program Tersebut Dijalankan Secara Lebih Baik Khususnya Di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Oleh karena itu sinergitas mulai dari penyusunan perencanaan, penganggaran, monitoring dan evaluasi juga merupakan salah satu aspek penting yang harus kita perhatikan didalam percepatan penanggulangan kemiskinan. Hal ini disampaiakan Kepala Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung “YAN MEGAWANDI, SH, M.Si” dalam Pembukaan Acara Evaluasi Kinerja Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Tahun 2013 Serta Perencanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2014 Dan Tahun 2015 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Acara ini merupakan tindak lanjut dari serangkaian pertemuan koordinasi yang telah dilaksanakan selama tahun 2013 atau bisa dibilang ending dari pertemuan TKPK tahun 2013. Koordinasi terakhir tahun 2013 ini bertempat di Seratta Beach Resort Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang pada tanggal 14 November 2013. TKPK Provinsi dalam melaksanakan tugasnya selama tahun 2013 dengan baik, sehingga beberapa keluaran yang dihasilkan diantaranya adalah Buku Data Base Kemiskinan, Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD), dan Laporan Pencapaian Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD).
Hadir dari TNP2K sebagai Narasumber pertama yang dalam paparannya menyebutkan bahwa Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung baik jumlah maupun persentase penduduk miskin sudah rendah, bahkan jumlah penduduk miskinnya terkecil di Indonesia. Semakin rendah tingkat kemiskinan semakin sulit penanggulangannya. Hal tersebut dikarenakan penduduk miskin yang tersisa adalah penduduk miskin kronis dengan lokasi tempat tinggal yang menyebar. Sehingga dibutuhkan program yang lebih menyasar kepada individu/keluarga/rumah tangga miskin. Program daerah dalam penanggulangan kemiskinan perlu memperhatikan rumah tangga sasaran yang tidak saja rumah tangga miskin tetapi mencakup rumah tangga rentan miskin, namun jika sumberdaya terbatas maka prioritasnya adalah yang paling miskin. Hal ini tentuanya tidak lepas dari Peran TKPK. Tegas TNP2K. Tiga Hal yang penting dalam penguatan TKPK: 1. Penguatan Pokja-Pokja (RAKOR, Pemanfaatan Data-data kemiskinan maupun data sasaran penduduk miskin (BDT) dalam perencanaan, Kerjasama multipihak)
TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
18
2. Fungsi Monitoring dan Sistem Pengaduan Masyarakat (Informasi umpan-balik untuk perbaikan dan pengembangan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di daerah) 3. Penyusunan SPKD (Pemerintah Daerah mempunyai instrumen untuk memprioritaskan upaya percepatan penanggulangan kemiskinan di daerah melalui RPJMD) Paparan kedua merupakan belajar pengalaman dari TKPK Kabupaten Belitung Timur dengan keunggulan telah melakukan Validasi PPLS 2011 yang dipaparkan oleh Y. Restu. Kepala Daerah akan senang apabila mendapatkan laporan yang baik-baik, contohnya Laporan evaluasi raskin dengan Pembagian berjalan lancar dan cepat; Tidak terjadi protes, pengrusakan, atau kekerasan fisik; Suasana kondusif. Tetapi fakta yang terjadi adalah • 39 desa (100%) Menyampaikan berita acara penyelenggaraan musdes yang berisi pengajuan penggantian nama penerima KPS (kedinas sosial) • Belum ada desa yang menyampaikan Rekap KPS Pengganti (disertai KPS) ke kantor pos • 6 desa mengajukan penggantian KPS retur tidak dilengkapi berita acara Musdes yang sesuai (dilengkapi namun jumlahnya berbeda) • Belum ada desa yang menerbitkan SK-RTM • Instansi penyelenggara program belum memahami mekanisme penyelenggaraan P4S & KPS • Camat dan Kepala desa mengeluhkan lemahnya sosialisasi • Berkembang anggapan rendahnya kualitas ketepatan sasaran • Kepala desa menyepakati untuk Tidak Menarik KPS Hal tersebut terjadi karena : 1. Mekanisme pendataan yang kurang responsif 2. Belum terdapat kriteria terpadu (unified) 3. Tidak ada integrasi dan konsolidasi data yang telah digunakan untuk kepentingan analisis dan perencanaan penargetan lebih lanjut. Sehingga diperlukan Validasi data PPLS 2011. tegas “Restu”. Dalam menindaklanjuti fakta lapangan maka TKPK Kabupaten Belitung Timur melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyusun Payung Hukum & Strategi Penanggulangan kemiskinan 2. Menyusun Program Unggulan 3. Mengefektifkan Program – Sasaran (Data Terpadu & Penargetan) 4. Memperkuat TKPK dan Membangun TKPK Kecamatan-Desa Menindaklanjuti kedua paparan tersebut maka dilanjutkan dengan sesi diskusi mempertajam sasaran penanggulangan kemiskinan, yang di pandu oleh Agung Dwi Chandra, ST. M.SE. Diskusi dengan masing masing peserta yang mewakili masing-masing SKPD dalam menginventarisir Program dan Kegiatan di masing-masing SKPD yang mengarah pada sasaran Basis Data Terpadu by name, by addres PPLS 2011. Berdasarkan diskusi yang berkembang dalam penyelenggaraan Rapat Koordinasi Evaluasi Kinerja Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPKD) Serta Perncanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2014 dan 2015 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Hari Kamis Tanggal Empat Belas Bulan November Tahun Dua Ribu Tiga Belas Bertempat di Hotel Serrata Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, maka dirumuskan hal-hal sebagai berikut: 1. BPPKBPA sasaran (Kepala Keluarga Perempuan yang Miskin) Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Program Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Keluarga (baru) 2. DINAS PENDIDIKAN sasaran (Anak miskin
yang bersekolah SD,SMP, SMA atau sederajat; Persentase anak miskin yang tidak bersekolah S, SMP, SMA)
Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 12 Tahun Program Pendidikan Non Formal 3. DINAS KUMKM sasaran (Kepala keluarga
miskin yang bekerja di sektor Perdagangan)
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keungguklan Kompetitif Usaha Kecil Menengah 4. DISNAKERTRANS (Kepala Keluarga miskin
yang bekerja sebagai pekerja dan Bekerja Sendiri)
Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Program Peningkatan Kompetensi dan Perluasan Kesempatan Kerja (baru).
TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
19
5. DINAS PERTANIAN sasaran (Kepala keluarga
miskin yang bekerja di sektor Pertanian tanaman padi & palawija; perkebunan dan Peternakan)
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Program Pengembangan Peternakan 6. DINAS KEHUTANAN sasaran (Kepala keluarga
miskin yang bekerja di sektor Kehutanan/ pertanian lainnya)
Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan 7. DISTAMBEN sasaran (Rumah Tangga Miskin
Yang tidak memiliki listrik)
Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenaga Listrikan 8. DISBUDPAR sasaran (Kepala keluarga miskin
yang bekerja di sektor Hotel dan rumah makan; Kepala keluarga miskin yang bekerja di sektor Transportasi dan pergudangan)
Program Pengembangan SDM Sektor Perhubungan 9. DISKOMINFO sasaran (Kepala keluarga miskin
yang bekerja komunikasi)
di
sektor
Informasi
&
Program Pengembangan Komunikasi Informasi Media Masa 10. DINAS KESEHATAN sasaaran (balita umur 6-
24 bulan dari keluarga miskin mendapat makanan pendamping ASI; Rumah Tangga miskin yang tidak mempunyai tempat buang air besar; Individu miskin yang menderita penyakit kronis; individu miskin yang masuk kedalam katagori desil 1,2,dan 3)
Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin 11. DKP sasaran (Kepala keluarga miskin yang
bekerja di sektor Perikanan budidaya dan Perikanan Tangkap)
Program Pengembangan Budidaya Perikanan Program Pengembangan Perikanan Tangkap Program Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Produk Hasil Kelautan dan Perikanan
13. DISPERINDAG sasaran (Kepala keluarga
miskin yang bekerja di sektor Industri pengolahan dan bekerja sendiri)
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial Program Pengembangan Industri Berbasis Sumber Daya Alam (Agro dan Non Agro) 14. DINAS PU sasaran (Rumah Tangga miskin
yang mengunakan sumber air minum tidak terlindunggi)
Program Pengembangan Air Minum dan Air Limbah 15. DINKESOS sasaran (Kepala keluarga
miskin yang masuk dalam desil 1; Kepala Keluarga Miskin / pencari nafkah utama yang sudah atau berkeluarga; Kepala Keluarga Miskin yang menjadi Korban Bencana; Individu Miskin yang menjadi Korban Tindak Kekerasan; Rumah Tangga Miskin yang memiliki Usaha Mikro; Lansia Miskin; Individu miskin Cacat; Persentase individu miskin yang cacat dan lansia)
Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Program Rehabilitasi Sosial 16. BPMPD sasaran (Kepala Keluarga yang
masuk dalam desil1,2, dan 3)
Program Beras Miskin Gratis Program Pemberdayaan Sosial Budaya Masyarakat dan Usaha Ekonomi Desa/kelurahan Program Pengelolaan SDA Desa/kelurahan dan Pengembangan TTG 17. DISPORA sasaran (Pemuda Miskin) Pembentukan Wirausaha Muda Miskin Berkaitan dengan penentuan prioritas Kabupaten/kota untuk sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan di sepakati sesuai dengan bobot masing-masing jumlah penduduk miskin untuk intervensi Program. Pengawalan ke masing-masing SKPD akan selalu terus dilakukan oleh TKPK sehingga implemantasi dari hasil kesepakatan agar terlaksana dengan baik.
TKPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung - PNPM Mandiri Perkotaan
20