Tiga Strategi Khas Humas Strategi hubungan masyarakat selalu dirancang untuk mencapai tujuan klien. Kadangkadang tujuan tersebut diarahkan kepada pihak eksternal, memberikan informasi kepada pelanggan, pemasok dan pangsa pasar. Kadang-kadang pula, tujuan diarahkan kepada pihak internal, memberikan informasi kepada para pekerja tentang isu-isu pekerjaan atau pengembangan baru perusahaan. 1. Hubungan Media Juga disebut dengan istilah pemasaran media. Hubungan media memainkan peran yang besar dalam benyak program PR eksternal, meningkatkan jarak pandang dan kredibilitas perusahaan. Banyak program hubungan media harus “menjual” nilai informasi perusahaan, orang-orangnya, dan prosuk-produknya kepada komunitas editorial.
Sebagai permulaan, seorang praktisi PR perlu membina hubungan baik dengan media. Hubungan ini diperlukan untuk meyakinkan para editor dan wartawan bahwa klien mereka dapat menyediakan apa yang diinginkan oleh media: informasi yang dianggap informative dan berguna oleh publik. Salah satu cara praktisi PR melakukan hal ini bisang masing-masing. Sebagai contoh, bila perusahaan bergerak dibidang-bisnis keuangan, maka praktisi PR akan mengatur agar beberapa analis perusahaan diwawancarai di televisi dan surat kabar apabila kisah dimuatadalah tentang pasar saham.
Agar kisah itu dapat dipublikasikan , parkatisi PR harus menyesuaikan mereka dengan editor tertentu pada penerbit yang spesifik. Mengirimkan siaran pers yang persis sama kepada surat kabar harian, majalah perempuan, dan pers bisnis merupakan kegagagalan yang fatal. Praktisi PR yang terampil, belajar menulis dengan gaya yang berbeda untuk penerbit. Meeka harus
berusaha menemukan sebuah “sudut” dari kisah itu yang akan menjadi daya tarik bagi pembaca dari penerbit tertentu. Sebuah kisah yang baik dan sampai di meja editor harus mempunyai nilai berita, relevan, menarik, mendorong dan “siap cetak”. Tergantung pada tujuan klien, artikel yang dapat ditawarkan kepada media dapat meliputi riwayat kasus, tajuk karangan, kita dan bahkan kisah nyata. Para praktisi PR harus bekerja dalam batas waktu terakhir yang diterapkan media, menghargai integritas wartawan, bersikap terbuka kepada editor dan wartawan, berbicara dengan bahasa mereka, serta siap menjawab dengan cepat pertanyaan-pertanyaan mereka.
Alih-alih menyerahkan sebuah kisah kepada beberapa media, sebuah strategi alternatif adalah menawarkan kisah tersebut pada satu penerbit saja secara ekslusif. Sesuatu yang eksklusif akan membantu mengamankan penerimaan editorial. Dewasa ini, ketika media siaran sering kali “menyiarkan berita terlebih dahulu” sebelum media cetak memuatnya, membuat para editor surat kabar menyambut hingga kisah-kisah yang mengandung informasi latar belakang detail dan analisis yang tidak mungkin disiarkan secara utuh oleh TV dan radio, yang tidak mempunyai waktu pengudara (air time) yang cukup.
Sementara banyak siaran pers tetap mengunakan bentuk pemberitaan yang tradisional, banyak perusahaan dewasa ini menggunakan siaran berita video atau video news release (VNR), khususnya kisah-kisah yang direkam dalam pita video yang dapat segera diudarakan sebagai kisah-kisah berita. Pihak lain lebih suka mengeluarkan paket pers tradisional, dengan video rekaman perusahaan sendiri sebagai bagian dari paket tersebut.
Program hubungan media sudah dimulai jauh sebelum muncul bentuk katakata tertulis. Perusahaan tertentu atau strategi menetapkan posisi produk akan dilkembangkan untuk media yang berbeda. Sebuah kalender editorial yang menunjukan peluang kisah disepanjang tahun, akan digambarkan konsepnya. Media utama yang akan dihubungi dicatat dalam sebuah dafyar. Paket pers yang berisikan informasi media dan materi latar belakang akan disiapkan dan dimutahirkan.
Sebagai bagian dari program ini, prakrtisi PR juga akan mengumpulkan dan menganalisa liputan media klien.
2. Peristiwa khusus. Praktisi PR harus sangat kreatif, mengorganisasi peristiwa atau acara peluncuran produk, pameran dagang, perayaan ulang tahun perusahaan, malam dagang khusus, pembukaan pabrikl, resepsi dan acara-acara lain yang disponsori oleh perusahaan. Setiap peristiwa khusus mempunyai tujuan, taktik dan anggarannya sendiri. Sebuah tabel waktu dengan batas waktu yang kritis harus ditangani dengan saksama. Sebelumnya, peserta sasaran harus didaftar dengan baik sehingga ada cukup waktu untuk menyampaikan undangan. Materi pendukung harus disiapkan: brosur, survenir, paket, pers dan CD. Keperluan logistik lainnya juga akan sangat memusingkan: pengeras suara, hiburan, sinar laser, minuman dan makanan ringan, petunjukan, pameran, label nama, tempat parkir, dan keamanan, semuanya harus direncanakan sampai detail secara-kecilnya. Kadang-kadang harus dibuat produksi audiovisual yang rumit. Para staf perusahaan harus diberi penjelasan tentang acara itu-apa peran mereka dan persiapan apa saja yang mereka perlukan.
3. Hubungan pekerja Manajemen menggunakan PR secara internal untuk “menjual” perusahaan kepada para kekerjannya sendiri agar dapat membangun antusiasme, semangat kerja dan produktivitas, atau mengatasi sikap negatif tertentu terhadapa kebijakan perusahaan.
Bagaimana perusahaan mengetahui apa yang seharusnya dikatakan kepada pekerjanya?, pertama, praktisi PR akan membuat sebuah penelitian untuk mengetahui apa yang diketahui dan pendapat mereka tentang perusahaan, tujuan dan kebijaksanaannya, masalah-masalah yang dihadapi perusahaan, aset-aset keuangannya, serta isu-isu pekerjaan. Setelah hasil-hasil tersebut dianalisa
dan
dilaporkan
kepada
managemen,
selanjutnya
akan
mengembangkan sebuah rencana menyeluruh guna memperbaiki atau meningkatkan hubungan.
Buletin perusahaan, majalah, buku pegangan, buku manual operasi, maupun pesan-pesan yang ditampilkan di papan pengumuman, semuanya adalah aset PR bagi managemen. Pertunjukan film dan audiovisual (a/v) dapat membantu menjelaskan dan menjual kebijakan perusahaan. Acara-acara khusus, seperti makan malam dan dansa, seminar akhirnya minggu, dan piknik keluarga besar perusahaan, semuanya memenuhi kebutuhan taktis internal. Kesetiaan mengirim bunga kepada pekerja dan anggota keluarganya yang sedang dirawat di rumah sakit, menyediakan fasilitas penitipan dan perawatan anak bagi anak-anak pekerja, memberikan bantuan subsidi perumahan, program fasilitas kesehatan dan rumah sakit, program pensiun, pemberian diskon kepada para pekerja atas pembelian produk-produk perusahaan. (Sumber: Lwin, May dan Aitchison, Jim. 2005. Clueless in Public Relations. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer)
Dapatkan eBook gratis lainnya di blog: www.thedarmogandul.wordpress.com Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat Dar Almady