TIDAK MENGEJUTKAN : MAJAPAHIT ADALAH KERAJAAN BERCORAK HINDU
A. KAJIAN ARKEOLOGI PEMERINGKATAN SUMBER-SUMBER ARKEOLOGI PRASASTI
DATA ARKEOLOGIS (Monumen, Fitur, Artefak)
KARYA SASTRA
LEGENDA, MITOS, PENDAPAT AHLI
MAJAPAHIT A1. PRASASTI PRASASTI DARI JAMAN MAJAPAHIT
* Prasasti Waringin Pitu (1447 M) Prasasti Waringin Pitu mengungkapkan bentuk pemerintahan dan sistem birokrasi dari Kerajaan Majapahit yang terdiri dari beberapa kerajaan bawahan. Kerajaan bawahan tersebut dipimpin oleh seorang yang bergelar Bhre. 1. Bhre Kahuripan : Paduka Bhattara ring Kahuripan Rajasa Wardhana Dyah Wijaya Kumara. 2. Bhre Daha : Paduka Bhattara ring Daha Sri Bhattara Jayawardhani Dyah Jayeswari. 3. Bhre Tumapel : Paduka Bhattara ring Tumapel Singa Wikrama Wardhana Dyah Sura Prabawa.
MAJAPAHIT A1. PRASASTI PRASASTI DARI JAMAN MAJAPAHIT
* Prasasti Waringin Pitu (1447 M) Dalam Hindu, manifestasi Tuhan disebut dengan beberapa istilah : - “Bhattara” (Devanagari: भटर ; Bhaṭāra) adalah Tuhan dalam wujudnya sebagai pelindung. - Dewa (Devanagari: दे व) : Sinar suci Tuhan
PENGGUNAAN GELAR BHATARA JELAS MERUJUK PADA ISTILAH DALAM KEYAKINAN HINDU
MAJAPAHIT A1. PRASASTI PRASASTI DARI JAMAN MAJAPAHIT
* Prasasti Waringin Pitu (1447 M) Juga mencatat dua dharmmadhyaksa atau pemimpin urusan agama: 1.Dharmmadhyaksa ring Kasaiwan Dang Acaryya Iswara, Siddhantapaksa, penganut agama Siwa aliran Sidanta 2.Dharmmadhyaksa ring kasaugatan Dang Acaryya Sastraraja, boddhatarkka parisamapta, putus pengetahuan dalam ilmu mantik agama buddha
Istilah Dharma Adhyaksa dipakai hingga kini dalam organisasi Hindu Parishad
MAJAPAHIT A1. PRASASTI PRASASTI DARI JAMAN MAJAPAHIT
* Prasasti Singhasari (1351 M) Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah caitya atau candi pemakaman yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada. Paruh pertama prasasti ini merupakan pentarikhan tanggal yang sangat terperinci, termasuk pemaparan letak benda-benda angkasa. Paruh kedua mengemukakan maksud prasasti ini, yaitu sebagai pariwara pembangunan sebuah caitya.
MAJAPAHIT A1. PRASASTI PRASASTI DARI JAMAN MAJAPAHIT
* Prasasti Singhasari (1351 M) 1. / 0 / 'i śaka ; 1214 ; jyeṣṭa māsa ; 'irika diwaśani 2. kamoktan. pāduka bhaṭāra sang lumah ring śiwa buddha /’ ; /’ swa3. sti śri śaka warṣatita ; 1273 ; weśaka māsa tithi pratipā4. da çuklapaks.a ; ha ; po ; bu ; wara ; tolu ; niri tistha graha5. cara ; mrga çira naks.atra ; çaçi dewata ; bâyabya man.d.ala ; 6. sobhanayoga ; çweta muhurtta ; brahmâparwweśa ; kistughna ; 7. kâran.a wrs.abharaçi ; ‘irika diwaça sang mahâmantri mûlya ; ra8. kryan mapatih mpu mada ; sâks.at. pran.ala kta râsika de bhat.â9. ra sapta prabhu ; makâdi çri tribhuwanotungga dewi mahârâ 10. ja sajaya wis.n.u wârddhani ; potra-potrikâ de pâduka bha11. t.âra çri krtanagara jñaneçwara bajra nâmâbhis.aka sama12. ngkâna twĕk. rakryan mapatih jirṇnodhara ; makirtti caitya ri 13. mahâbrâhmân.a ; śewa sogata samâñjalu ri kamokta-
MAJAPAHIT A1. PRASASTI PRASASTI DARI JAMAN MAJAPAHIT
* Prasasti Singhasari (1351 M) 1. Pada tahun 1214 Saka (1292 Masehi) pada bulan Jyestha (Mei-Juni) ketika itulah 2. sang paduka yang sudah bersatu dengan Siwa Buddha. 3. Salam Sejahtera! Pada tahun Saka 1273 (1351 Masehi), bulan Waisaka 4. Pada hari pertama paruh terang bulan, pada hari Haryang, Pon, Rabu, wuku Tolu 5. Ketika sang bulan merupakan Dewa Utama di rumahnya dan (bumi) berada di daerah barat laut. 6. Pada yoga Sobhana, pukul Sweta, di bawah Brahma pada karana 7. Kistugna, pada rasi Taurus. Ketika sang mahamantri yang mulia. Sang 8. Rakryan Mapatih Mpu (Gajah) Mada yang dia seolah-olah menjadi perantara 9. Tujuh Raja seperti Sri Tribhuwanotunggadewi Mahara10. jasa Jaya Wisnuwarddhani, semua cucu-cucu Sri Paduka
MAJAPAHIT A1. PRASASTI PRASASTI DARI JAMAN MAJAPAHIT
* Prasasti Singhasari (1351 M) 11. Almarhum Sri Kertanegara yang juga memiliki nama penobatan Jñaneswara Bajra 12. Dan juga pada saat yang sama sang Rakryan Mapatih Jirnodhara yang membangun sebuah candi pemakaman (caitya) bagi kaum 13. Brahmana yang agung dan juga para pemuja Siwa dan Buddha yang sama-sama gugur
MAJAPAHIT A2. DATA ARKEOLOGIS (CANDI, ARTEFAK) 1. CANDI DARI JAMAN MAJAPAHIT
1. Candi Sukuh
Candi ini terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar-Jawa Tengah. Berbeda dengan candi-candi peninggalan kerajaan Majapahit lainnya, Candi Sukuh dianggap memiliki bentuk yang tidak lazim. Di sekitar reruntuhan bangunan ini banyak ditemukan objek Lingga dan Yoni. Dalam filsafat Hindu Lingga adalah simbolisasi atma atau roh, sedangkan yoni adalah simbolisasi shakti, kekuatan dan kesadaran atma
MAJAPAHIT A2. DATA ARKEOLOGIS (CANDI, ARTEFAK) 1. CANDI DARI JAMAN MAJAPAHIT
2. Candi Sawentar
RELIEF DEWA GANESHA
MAJAPAHIT A2. DATA ARKEOLOGIS (CANDI, ARTEFAK) 1. CANDI DARI JAMAN MAJAPAHIT
3. Candi KIDAL
Arca perwujudan dalam Candi KIDAL berupa SIWA MAHADEWA Disimpan di Royal Tropical Institute (Amsterdam)
MAJAPAHIT A2. DATA ARKEOLOGIS (CANDI, ARTEFAK) 1. CANDI DARI JAMAN MAJAPAHIT
MAJAPAHIT A2. DATA ARKEOLOGIS (CANDI, ARTEFAK) 1. CANDI DARI JAMAN MAJAPAHIT BEBERAPA ARGUMEN • RELIEF CANDI BERCORAK HINDU (SIWA, WISNU, GANECA, GHANA, atau cerita dari kitab ITIHASA) • PERUNTUKAN CANDI ADALAH SEBAGAI MONUMEN, ATAU TEMPAT PEMUJAAN HINDU • PERWUJUDAN TOKOH DALAM BENTUK PATUNG HANYA LAZIM DALAM AGAMA2 TIMUR
MAJAPAHIT A2. DATA ARKEOLOGIS (CANDI, ARTEFAK) 2. ARTEFAK DARI JAMAN MAJAPAHIT
SURYA MAJAPAHIT
MAJAPAHIT A2. DATA ARKEOLOGIS (CANDI, ARTEFAK) 2. ARTEFAK DARI JAMAN MAJAPAHIT
SURYA MAJAPAHIT
DEWA NASAWANGHA
MAJAPAHIT A2. DATA ARKEOLOGIS (CANDI, ARTEFAK) 2. ARTEFAK DARI JAMAN MAJAPAHIT
DEWA NASAWANGHA DALAM TEOLOGI HINDU Wisnu : merupakan penguasa arah utara (Uttara), bersenjata Chakra Sudarshana, wahananya Garuda, shaktinya Dewi Sri, aksara sucinya "A” Sambhu : merupakan penguasa arah timur laut (Ersanya), bersenjata Trisula, wahananya Wilmana, shaktinya Dewi Mahadewi, aksara sucinya "Wa" Iswara : merupakan penguasa arah timur (Purwa), bersenjata Bajra, wahananya gajah, shaktinya Dewi Uma, aksara sucinya "Sa” Maheswara : merupakan penguasa arah tenggara (Gneyan), bersenjata Dupa, wahananya merak, shaktinya Dewi Lakshmi, aksara sucinya "Na" Brahma : merupakan penguasa arah selatan (Daksina), bersenjata Gada, wahananya angsa, shaktinya Dewi Saraswati, aksara sucinya "Ba". Rudra : merupakan penguasa arah barat daya (Nairiti), bersenjata Moksala, wahananya kerbau, shaktinya Dewi Samodhi/Santani, aksara sucinya "Ma" Mahadewa : merupakan penguasa arah barat (Pascima), bersenjata Nagapasa, wahananya Naga, shaktinya Dewi Sanci, aksara sucinya "Ta” Sangkara : merupakan penguasa arah barat laut (Wayabhya), bersenjata Angkus/Duaja, wahananya singa, shaktinya Dewi Rodri, aksara sucinya "Si" Dewa Siwa : merupakan penguasa arah tengah (Madhya), bersenjata Padma, wahananya Lembu Nandini, senjata Padma, shaktinya Dewi Durga (Parwati), aksara sucinya "I" dan "Ya”
MAJAPAHIT A3. KARYA SASTRA KARYA SASTRA DARI JAMAN MAJAPAHIT
* Kitab Negarakertagama, karangan Mpu Prapanca * Kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular * Pararaton (?)
MAJAPAHIT A3. KARYA SASTRA KARYA SASTRA DARI JAMAN MAJAPAHIT
* Kitab Negara Kertagama “…… Demikianlah pujian pujangga sebelum menggubah sejarah raja, kepada Sri Nata Rajasa Nagara, raja Wilwatikta yang sedang memegang tampuk tahta. Bagai titisan Dewa-Batara beliau menyapu duka rakyat semua. Tunduk setia segenap bumi Jawa bahkan seluruh nusantara. Pada tahun 1256 Saka, beliau lahir untuk menjadi pemimpin dunia. Selama dalam kandungan di Kahuripan telah tampak tanda keluhuran. Bumi gonjang-ganjing, asap mengepulngepul, hujan abu, guruh halilintar menyambarnyambar. Gunung Kelud gemuruh membunuh durjana, penjahat musnah dari negara. Itulah tanda bahwa Sanghyang Siwa sedang menjelma bagai raja besar. Terbukti, selama bertakhta seluruh tanah Jawa tunduk menadah perintahnya……”
MAJAPAHIT A3. KARYA SASTRA KARYA SASTRA DARI JAMAN MAJAPAHIT
* Kitab Sutasoma Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa. Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali, Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal Berbeda-beda manunggal menjadi satu, tidak ada kebenaran yang mendua.
MAJAPAHIT A3. KARYA SASTRA KARYA SASTRA DARI JAMAN MAJAPAHIT
* Kitab Sutasoma BEBERAPA ARGUMEN
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa. Berbeda-beda manunggal menjadi satu, tidak ada kebenaran yang mendua. Bandingkan dengan Rg Weda I.164.46 “.. Ekam sad vipra bahudha vadanty agnim yarnam mata-risvanam ahuh..” Satu Kebenaran (Brahman) itu, (tetapi) orang bijaksana menyebut dengan banyak nama seperti Agni, Yama, Matarisavan. KONSEP “Banyak tetapi Satu” ditemukan dalam banyak sloka Weda, bahkan dapat dikatakan salah satu konsep dasar ajaran Hindu
MAJAPAHIT A3. KARYA SASTRA KARYA SASTRA DARI JAMAN MAJAPAHIT
* Kitab Pararaton “….Raden Wijaya anuli maring Dhatar amemengi. Tkeng Dhatar anulumpak ing parahu. Sanjata Daha mantuk. Raden yayi stri sira sang anom tulus kajarah maring Daha katur ing Siraji Jayakatong. Suka ingaturan moktranira Bhathara Siwa Buddha” (Raden Wijaya lalu ke Datar pada malam hari. Tiba di Datar lalu ia naik perahu. Pasukan Daha pulang. Raden Putri muda sudah ditawan dan dibawa ke Daha, diserahkan kepada raja Jayakatong. Senanglah dia diberitahu kematian Batara Siwa Budha)
MAJAPAHIT A4. PENDAPAT AHLI “Majapahit tetap bercorak Hindu Budha, tercermin dalam peraturan perundang-undangan dan sistem theologinya” (Hasan Djafar, Arkeolog UI) “Raden Wijaya bergelar Krtarajasa Djayawardhana Anantawikramotunggadewa. Djayawardhana itu jelas Hindu karena artinya keturunan Dewa Wisnu yang bertahta” (Agus Aris Munandar, Arkeolog UI) “Mata uang Islam itu kecil, dan itu (benda) bergerak. Bisa dibawa siapa saja. Mata uang Cina juga banyak (ditemukan di situs Trowulan), ribuan jumlahnya” (Arkeolog UI) “Bahkan, data dari Arab sendiri menyatakan ketika orang Arab datang ke Majapahit, itu menyatakan bahwa Raja Majapahit masih orang KAFIR” (Irawan DJoko Nugroho, Ahli filologi UGM)
B. MELIHAT MAJAPAHIT DARI KACAMATA HINDU BALI - Serat Dharmogandul (Mitologi Sabdapalon) Sabdapalon atau Sabdo Palon adalah tokoh legendaris yang dianggap sebagai penasehat Brawijaya V, penguasa terakhir yang beragama Siwa-Budha dari kerajaan Majapahit. Disebutkan bahwa Sabdapalon tidak terima saat Brawijaya digulingkan oleh tentara Demak yang beragama Islam. Ia lalu bersumpah akan kembali setelah 500 tahun, saat “orang jawa kehilangan jati dirinya” dan banyak bencana melanda, untuk mengembalikan kejayaan agama dan kebudayaan Jawa. Secara umum, banyak orang-orang Hindu yang mempercayai mitologi ini.
MAJAPAHIT
- “LELUHUR” ORANG HINDU BALI BERASAL DARI JAWA
Mpu Gnijaya 7 RSI (PASEK SANAK SAPTA RSI)
Mpu Semeru
Danghyang Bajrasatwa
DI JAWA
Danghyang Tanuhun/ Mpu Lampita
DI JAWA
Mpu Gana
Mpu Kuturan
Mpu Bharadah
MAJAPAHIT
- “LELUHUR” ORANG HINDU BALI BERASAL DARI JAWA Mpu Kuturan dikenal sebagai perancang pertemuan tiga sekte agama Hindu di Bali (Siwa, Budha, Bhairawa), yang disatukan di Samuan Tiga, Gianyar. Beliau pula yang merancang keberadaan desa pakraman desa adat serta Kahyangan Tiga - tiga pura desa (Pura Desa, Puseh dan Dalem) di Bali, yang sampai kini diwarisi masyarakat.
MAJAPAHIT
- “LELUHUR” ORANG HINDU BALI BERASAL DARI JAWA
Pura Lempuyang Madya : Pelinggihan Mpu Gnijaya
Pura Silayukti : Mpu Kuturan
Pura Dasar Bhuana Gelgel: Pelinggihan Mpu Gana
MAJAPAHIT
- “LELUHUR” ORANG HINDU BALI BERASAL DARI JAWA Pawalnya bangunan ini merupakan tempat peribadatan umat Hindu yang berupa punden atau candi atau pura. Tidak jauh dari pura Pemacekan ditemukan candi peninggalan Hindu semisal Candi Sukuh, Candi Cetho, dll. catatan sejarah, bangunan yang memiliki dominasi warna kuning dan merah ini pernah di bangun menjadi lebih megah dan mewah pada masa Pakoe Boewono XII. Keterlibatan raja dari Keraton Surakarta dalam pembangunan kembali Pura Pemacekan (Pura Pasek) ini adalah cukup beralasan, karena bila di lihat dari silsilah vertikal raja-raja yang yang terpampang di dinding bangunan Pura Pemacekan itu, di mulai dari kerajaan Singosari dimasa pemerintahan Ken Arok hingga raja Surakarta yang sekarang adalah masih memiliki ikatan darah persaudaraan dengan Ki Ageng Pasek atau di kenal dengan nama Pangeran Arya Kusuma ini karena merupakan salah seorang menantu Pangeran Brawijaya V (raja terakhir dari kerajaan Majapahit)
KESIMPULAN
•BERDASARKAN KAJIAN ARKEOLOGIS, DARI KESELURUHAN PEMERINGKATAN BUKTI-BUKTI ; •BERDASARKAN “PENINGGALAN HIDUP” YANG MASIH TERUS MENJADI NILAI-NILAI YANG DIANUT DAN BERKEMBANG DALAM MASYARAKAT HINDU BALI (HANYA UNTUK MENYEBUT CONTOH) HINGGA SAAT INI ;
MAJAPAHIT ADALAH KERAJAAN BERCORAK HINDU-BUDDHA
Abdhir gatrani cudhayanti, manah satyena cudhayanti, widyatapobhyam bhratatma, buddhir jnanena cudhayanti (Manawa Dharmasastra,V.109) Tubuh dibersihkan dengan air, Pikiran dibersikan dengan kejujuran, Atman dibersihkan dengan ilmu dan tapa, Akal dibersihkan dengan kebijaksanaan.